5.HPK

25
PERLINDUNGAN KONSUMEN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNGPURA HUKUM

description

5.HPK

Transcript of 5.HPK

  • PERLINDUNGAN KONSUMEN

    FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TANJUNGPURAHUKUM

  • PERLINDUNGAN KONSUMENPENGERTIAN(Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Th 1999)Segala Upaya Yang Menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

  • KONSUMEN* Orang Yg Memakai Brg Or Jasa :A. Utk diri sendiri, Keluarga, Orang lainB. Tdk Utk Diperdagangkan.

  • PELAKU USAHA* Setiap Orang / Badan Hukum Yg menjalankan kegiatan usaha (baik secara sendiri2 Or Bersama2) dalam berbagai bidang Ekonomi.

  • HAK KONSUMEN (Pasal 4 UUPK)hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa;hak untuk memilih barang dan/ atau jasa serta mendapatkan barang dan/ atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa;hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/ atau jasa yang digunakan;

  • Lanjutan hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif ;hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/ atau penggantian, apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya;hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

  • Hak Dasar Konsumen (secara keseluruhan)Hak atas keamanan dan keselamatanHak untuk memperoleh informasiHak untuk memilihHak untuk didengarHak untuk memperoleh kebutuhan hidupHak untuk memperoleh ganti rugiHak untuk memperoleh pendidikan konsumenHak memperoleh lingkungan hidup yg bersih dan sehatHak untuk mendapatkan barang sesuai dgn nilai tukar yg diberikannyaHak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yg patut

  • Kewajiban Konsumen (Pasal 5 UUPK)Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang dan/ atau jasa demi keamanan dan keselamatan Beriktikad baik dlm melakukan transaksi pembelian barang dan/ atau jasaMembayar sesuai dgn nilai tukar yg disepakatiMengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut

  • Hak Pelaku Usaha(Pasal 6 UUPK)Hak untuk menerima pembayaran yg sesuai dgn kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang dan/ atau jasa yg diperdagangkanHak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yg beriktikad tdk baikHak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dlm upaya penyelesaian hukum sengketa konsumenHak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwakerugian konsumen tdk diakibatkan oleh barang dan/ atau jasa yg diperdagangkanHak-hak yg diatur dlm ketentuan peraturan perundang2an lainnya

  • Kewajiban Pelaku Usaha(Pasal 7 UUPK)Beriktikad baik dlm melakukan kegiatan usahanyaMemberikan informasi yg benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaanMemperlakukan atau melayani konsumen secara benar, dan jujur serta tdk diskriminatifMenjamin mutu barang dan/ atau jasa yg diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/ atau jasa yg berlakuMemberi kesempatan kpd konsumen untuk menguji dan/ atau mencoba barang dan/ atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/ atau garansi atas barang yg dibuat dan/ atau diperdagangkanMemberi kompensasi, ganti rugi, dan/ atau penggatian apabila barang dan/ atau jasa yg diterima atau dimanfaatkan konsumen tdk sesuai dgn perjanjian

  • Prinsip2 Perlindungan KonsumenLet the buyer beware/ caveat emptorPelaku Usaha vs Konsumen, kedudukannya seimbangTdk perlu ada proteksi bagi konsumenPembeli wajib berhati2 (caveat emptor)UUPK : caveat emptor caveat venditor (pelaku usaha yg perlu berhati2)

  • The due care theory

    Pelaku usaha wajib berhati2 memasyarakatkan produknyaSelama berhati2, tdk dpt dipersalahkanScr a contrario: jika menggugat pelaku usaha, mk seseorang harus membuktikan pelaku usaha tdk berhati2.Sulit dibuktikan, pelaku usaha mudah berkelitkelemahan teori ini

  • The privity of contractPelaku usaha wajib melindungi konsumen, jika ada hubungan kontraktual antara merekaGugatan berdasarkan wan prestasi (contractual liability)Umumnya berupa kontrak standar, pelaku dapat menghilangkan kewajiban yg seharusnya dipikulnya

  • Kontrak bukan syaratThe privity of contract tdk dpt dipertahankan secara mutlakKontrak bukan lagi syarat utk menetapkan eksistensi hubungan hukumKontrak bukan syarat: hanya untuk transaksi barangTransaksi jasa: kontrak tetap dipersyaratkan

  • Proses BeracaraSmall claimGugatan yg dpt diajukan konsumenScr ekonomis: nilai gugatan kecilAlasan small claim diijinkan: * kepentingan konsumen tdk dpt diukur semata2 dari nilai kerugian konsumen * pintu keadaan terbuka bg siapa saja, termasuk konsumen kecil dan miskin * menjaga integritas badan2 peradilan

  • Class actionPeraturan MA No. 1 Th 2002, yi:Pengajuan gugatanOleh 1 org/ lebihMewakili kelompok org banyak Bg diri (diri) mereka sendiriKrn adanya kesamaan fakta&dasar hukum antara wakil dan anggotaUU No. 23 Th 1997 ttg UUPLHUU No. 18 Th 1999 ttg Jasa KonstruksiUU No. 41 th 1999 ttg KehutananUUPK Pasal 46 Ayat (1) Huruf (b)

  • Legal standing bagi LPKSM (NGOs legal standing)Hak gugat bagi lembaga ttt yg memiliki legal standing, disebut: hak gugat LSM (NGOs Legal standing)UUPK Pasal 46 Ayat (1) Huruf (c):LPKSM berbentuk badan hukum atau yayasan, yg tujuannya adlh utk kepentingan perlindungan konsumen (harus disebut dgn tegas)Pasal 1 Angka (9): LPKSM wajib terdaftar dan diakui pemerintah

  • Penyelesaian Sengketa Konsumen Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPK akan menimbulkan sengketa konsumen.

    Dengan demikian, pengertian sengketa konsumen adalah:Sengketa antara konsumen dengan pelaku usaha, karena pelaku usaha: menolak, dan/atau tidak memberikan tanggapan, dan/atau tidak memenuhi ganti rugi,atas tuntutan konsumen sebagaimana diatur dalam Pasal 19 UUPK

  • GUGATAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (Pasal 23 UUPK)

    Sengketa konsumen yang terjadi dapat diselesaikan melalui gugatan oleh konsumen sebagai berikut:Gugatan Penyelesaian Sengketa Konsumen PengadilanLitigationDi luar PengadilanNon litigation Badan Penyelesaian Sengketa KonsumenKonsiliasiMediasiArbitrase

  • Pihak Yang Dapat Mengajukan Gugatan (Pasal 46 UUPK)

    Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli warisnya

    b. Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama

    c. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)

    d. Pemerintah/instansi terkait

    PengadilanLitigationDi luar PengadilanNon-Litigation BPSKPengadilanLitigationApabila telah digugat melalui BPSK, gugatan ke pengadilan hanya dapat dilakukan apabila gugatan melalui BPSK dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau oleh para pihak yang bersengketa (Pasal 46 Ayat 4 UUPK)

  • Penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui BPSKGugatan Konsumenke BPSK

    PutusanBPSK21hariKerja Pelaku Usaha menerima putusan7 harikerjaPelaku Usaha wajibmelaksanakan putusan14harikerjaPara pihak dapat mengajukankeberatan PN21harikerjaPutusanPN14harikerjaMAPutusanMAf&m30hariBPSK menyerahkan putusannya kepadapenyidik sesuai Hukum Acara PidanaKeduanyaTIDAKdijalankan

  • Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)Ps 31 UUPK: Dalam rangka mengembangkan upaya perlindungan konsumen dibentuk Badan Perlindungan Konsumen Nasional

  • Fungsi dan Kedudukan BPKNPasal 33 UUPK:Memberikan saran dan pertimbangan kpd pemerintah dlm upaya mengembangkan perlindungan konsumen.KEDUDUKAN BPKNPasal 32 UUPKBPKN berkedudukan di JakartaBertanggung jawab kpd Presiden

  • Unsur Keanggotaan BPKN

    PemerintahPelaku usahaLPKSMAkademisi: berpendidikan tinggi dan anggota perguruan tinggiTenaga Ahli: berpengalaman di bidang perlindungan konsumen

  • UPAYA PERLINDUNGAN KONSUMENUpaya Perlindungan KonsumenSecara Non HukumStrategi Nir Aksi (Do Nothing Strategy)Ragam Aksi (Miscellaneous)Secara HukumPeraturan Perundang-undangan (Legislation)

    Peradilan (Litigation)Luar Peradilan (Non Litigation)Pengaturan Mandiri (Voluntary Self Regulation)