04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan tekhnologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang semakin maju maka Rumah Sakit pun dituntun berkembang selaras dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknolgi kedokteran serta pelayanan yang prima. Kepuasan pasien dan keluarga menjadi prioritas pelayanan di setiap lini. Demikian juga Rumah Sakit WARAS WIRIS memberikan pelayanan dengan mengedepankan pelayanan kepada kepuasan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga harus mengetahui hak-hak apa saja yang dimiliki serta kepuasan terhadap proses pengobatan maupun pelayanan di Rumah Sakit, kemudahan mencari informasi tentang penyakit atau fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit serta kewajiban Dokter dan Rumah Sakit harus dilaksanakan dengan benar sehingga kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan pengobatan tidak terjadi, privasi pasien serta pelayanan dapat terwujud dengan prima. Adanya tuntutan jalur hukum semakin memacu Dokter dan Rumah Sakit untuk melakukan proses perawatan pasien sesuai prosedur yang benar dan menghargai hak-hak pasien dan keluarga. Dengan demikian pasien dan keluarga merasa puas dan tidak dirugikan, Rumah Sakit semakin berkembang dan dapat melakukan pelayanan yang prima. B. Ruang Lingkup 1

description

Pedoman

Transcript of 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Page 1: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan tekhnologi dan tingkat pendidikan masyarakat dewasa ini yang

semakin maju maka Rumah Sakit pun dituntun berkembang selaras dengan perkembangan

zaman dan kemajuan teknolgi kedokteran serta pelayanan yang prima. Kepuasan pasien dan

keluarga menjadi prioritas pelayanan di setiap lini.

Demikian juga Rumah Sakit WARAS WIRIS memberikan pelayanan dengan

mengedepankan pelayanan kepada kepuasan pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga harus

mengetahui hak-hak apa saja yang dimiliki serta kepuasan terhadap proses pengobatan

maupun pelayanan di Rumah Sakit, kemudahan mencari informasi tentang penyakit atau

fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit serta kewajiban Dokter dan Rumah Sakit harus

dilaksanakan dengan benar sehingga kejadian yang tidak diharapkan atau kesalahan

pengobatan tidak terjadi, privasi pasien serta pelayanan dapat terwujud dengan prima.

Adanya tuntutan jalur hukum semakin memacu Dokter dan Rumah Sakit untuk

melakukan proses perawatan pasien sesuai prosedur yang benar dan menghargai hak-hak

pasien dan keluarga. Dengan demikian pasien dan keluarga merasa puas dan tidak dirugikan,

Rumah Sakit semakin berkembang dan dapat melakukan pelayanan yang prima.

B. Ruang Lingkup

Ruang lingkup hak pasien dan keluarga dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain

sasaran identifikasi hak pasien, menginformasikan hak pasien dengan cara yang baik,

mendukung dan memberikan hak pasien, edukasi staf tentang hak pasien, general dan

informed consent.

Identifikasi Hak Pasien :

1. Hak privasi yaitu mengidentifikasi harapan, kebutuhan dan keinginan pasien untuk privasi,

hormat pada setiap wawancara klinis, pemeriksaaan, prosedur atau pengobatan dan

transportasi.

2. Hak menentukan diri sendiri.

3. Hak mendapatkan perawatan yang optimal.

4. Hak untuk dilibatkan dalam pengobatan.

5. Hak mendapatkan pelayanan kerohanian, rumah sakit mengidentifikasi, menghormati,

mempraktikkan, memberikan pelayanan yang menghormati nilai dan kepercayaan pasien,

1

Page 2: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

merespon permintaan yang bersifat rutin atau kompleks serta permintaan untuk keperluan

dukungan agama dan spiritual pasien.

6. Hak keamanan barang milik pasien, rumah sakit menentukan tingkat tanggung jawabnya

terhadap barang milik pasien, pasien memperoleh informasi tentang tanggung jawab

rumah sakit dalam melindungi barang milik pasien, mengambil alih tanggung jawab dalam

keadaan pasien tidak mampu.

7. Hak perlindungan dari kekerasan fisik.

8. Hak bebas dari rasa nyeri.

General dan Informed Consent :

1. Persetujuan umum untuk rawat jalan dan rawat inap.

2. Kategori terapi atau tindakan yang membutuhkan informed consent.

3. Diberikan oleh operator atau staf terlatih.

4. Metode, cara dan bahasa yang dipahami pasien.

C. Batasan Operasional

Batasan operasional diperlukan untuk menghindari timbulnya salah pengertian atau salah

penafsiran terhadap istilah-istilah. Oleh karena itu penulis menggunakan penegasan istilah

agar ruang lingkupnya tidak terlalu luas dan terjadi persepsi serta pemahaman yang jelas.

1. Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan

hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.

Hak pasien menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang

Rumah Sakit pasal 32:

a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku

di Rumah Sakit.

b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa

diskriminasi.

d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar

profesi dan standar prosedur operasional.

e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien tehindar

dari kerugian fisik dan materi.

f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.

2

Page 3: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan

peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.

h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter

lain yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah

Sakit.

i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data-data medisnya.

j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan

medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko, dan komplikasi yang

mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya

pengobatan.

k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.

l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

m. Pasian berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya

selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan di Rumah Sakit.

o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap

dirinya.

p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama

dan kepercayaan yang dianutnya.

q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit

diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata

atau pidana.

r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar

pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh

seseorang atau suatu badan hukum.

Kewajiban Pasien:

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala aturan dan tata tertib

Rumah Sakit.

3

Page 4: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam

pengobatannya.

3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang

penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.

4. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban untuk melunasi semua biaya atas

jasa pelayanan Rumah Sakit / dokter.

5. Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah

disepakati / perjanjian yang telah dibuatnya.

3. Pasien, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, adalah orang yang sakit. Pasien dalam

praktik sehari-hari sering dikelompokkan menjadi:

a. Pasien dalam atau rawat inap, yaitu pasien yang memperoleh pelayanan tinggal atau

dirawat khusus pada suatu unit pelayanan kesehatan tertentu dengan cara menginap

dan dirawat di rumah sakit.

b. Pasien jalan atau luar atau rawat jalan, yaitu pasien yang hanya memperoleh

pelayanan kesehatan, biasanya pasien yang sudah sembuh tapi masih dalam perobatan

juga.

4. Keluarga Pasien

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu

kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.

Ayah:

- Ayah kandung

- Termasuk “Ayah“ adalah ayah angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan

pengadilan atau berdasarkan hukum adat.

Ibu:

- Ibu kandung

- Termasuk “Ibu” adalah ibu angkat yang ditetapkan berdasarkan penetapan pengadilan

atau berdasarkan hukum adat.

Suami:

- Seorang laki-laki dalam ikatan perkawinan dengan seorang perempuan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4

Page 5: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Istri:

- Seorang perempuan yang dalam ikatan perkawinan dengan seorang laki-laki

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- Apabila yang bersangkutan mempunyai lebih dari satu istri persetujuan atau

penolakan dapat dilakukan oleh salah satu dari mereka.

Wali:

- orang yang menurut hukum menggantikan orang lain yang belum dewasa untuk

mewakilinya dalam melakukan perbuatan hukum, atau orang yang menurut hukum

menggantikan kedudukan orang tua.

Induk semang:

- orang yang berkewajiban untuk mengawasi serta ikut bertanggung jawab terhadap

pribadi orang lain, seperti pemimpin asrama dari anak perantauan atau kepala rumah

tangga dari seorang pembantu rumah tangga yang belum dewasa.

5. Rumah Sakit adalah gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan

yang meliputi berbagai masalah kesehatan dan memberikan layanan, pengobatan,dan

perawatan bagi penderita berbagai penyakit yang dilengkapi dengan perlengkapan medis

yang lengkap dengan dokter dan perawatnya (kamus besar bahasa Indonesia)

Hak Rumah Sakit

a. Rumah Sakit berhak menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia

sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.

b. Rumah Sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,

insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

c. Rumah Sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka

mengembangkan pelayanan.

d. Rumah Sakit berhak menerima bantuan dari pihak lain sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

e. Rumah Sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.

f. Rumah Sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan.

g. Rumah Sakit berhak mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

h. Rumah Sakit berhak untuk mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan

Rumah Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan.

5

Page 6: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Kewajiban Rumah Sakit

a. Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit

kepada masyarakat.

b. Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti

diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan

standar pelayanan Rumah Sakit.

c. Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai

dengan kemampuan pelayanannya.

d. Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu

atau miskin.

e. Rumah Sakit wajib melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan

fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang

muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti

sosial bagi misi kemanusiaan.

f. Rumah Sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.

g. Rumah Sakit wajib menyelenggarakan rekam medis.

h. Rumah Sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain

sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-

anak, dan lanjut usia.

i. Rumah Sakit wajib melaksanakan sistem rujukan.

j. Rumah Sakit wajib menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar

profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan.

k. Rumah Sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai hak

dan kewajiban pasien.

l. Rumah Sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.

m. Rumah Sakit wajib melaksanakan etika Rumah Sakit.

n. Rumah Sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan

bencana.

o. Rumah Sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik

secara regional maupun nasional.

p. Rumah Sakit membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran dan

melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit (Hospital by laws).

6

Page 7: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

q. Rumah Sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas

Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.

r. Rumah Sakit memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan tanpa

rokok.

6. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi

spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di

luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Hak Dokter:

a. Dokter berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai

dengan profesinya.

b. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta berdasarkan hak

otonomi.

c. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan,profesi,dan etika.

d. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila misalnya

hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga kerja sama yang

baik tidak mungkin diteruskan lagi,kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib

menyerahkan pasien kepada orang lain.

e. Dokter berhak atas privasi.

(Berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau

tindakan yang melecehkan atau memalukan).

f. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang dirawatnya atau dari

keluarganya.

g. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam menghadapi pasien

yang tidak puas terhadap pelayanan.

h. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh Rumah Sakit maupun oleh

pasien.

i. Dokter berhak untuk mendapat imbalan atas jasa profesi yang diberikannya

berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah Sakit.

Kewajiban Dokter:

a. Dokter wajib mematuhi peraturan Rumah Sakit sesuai dengan hubungan hukum

antara dokter dengan Rumah sakit.

7

Page 8: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

b. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar pelayanan

kedokteran dan menghormati hak-hak pasien.

c. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain atau Rumah Sakit lain yang mempunyai

keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan atau pengobatan.

d. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat

berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.

e. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang penderita,

bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

f. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan,

kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

g. Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medik

yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya.

h. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap dan berkesinambungan

berkaitan dengan keadaan pasien.

i. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti

perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.

j. Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

k. Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbal

balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

l. Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak Rumah Sakit.

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor Y.M 0.2 .04.3.5.2504

tanggal 10 juni 1997 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter, dan

Rumah Sakit

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008

tentang Rekam Medis.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008

tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.

8

Page 9: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tim Hak Pasien dan Keluarga diketuai oleh seorang perawat yang memiliki pengetahuan

dan pengalaman di bidang hak pasien dan keluarga dibantu tim yang menjalankan fungsi

pemeliharaan fasilitas dan manajemen Hak Pasien dan Keluarga. Tim Hak Pasien dan

Keluarga terdiri dari sekretaris yang menjalankan koordinasi, pengarsipan dan mengevaluasi

program dan kegiatan Hak Pasien Keluarga. Dalam melaksanakan sosialisasi program kerja

di tiap unit pelayanan dibantu oleh masing-masing penanggung jawab sosialisasi lintas unit

yang terdapat di tiap ruangan baik rawat jalan maupun rawat inap, sehingga pemenuhan

kebutuhan hak dan keselamatan pasien dapat tercapai dengan memuaskan. Pelayanan

kerohanian juga dibantu oleh pemuka masing-masing agama yaitu Islam, Kristen, Katholik,

Hindu, Budha, dan Konghuchu.

Atas dasar tersebut maka diperlukan perencanaan Sumber Daya Manusia yang baik demi

tercapainya tujuan dan sasaran melalui strategi pengembangan konstribusi.

Kualifikasi sumber daya manusia dalam tim HPK adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tim Hak Pasien dan Keluarga

Nama Jabatan Kualifikasi

Formal & Nonformal

Tenaga Yang

Dibutuhkan

Ketua HPK Pendidikan Diploma III Keperawatan

dengan masa kerja lebih 5 tahun

1

Sekretaris HPK Karyawan tetap rumah sakit

Memiliki keterampilan dan pengetahuan

tentang surat-menyurat

1

Penanggung jawab

pelayanan kerohanian,

pendampingan pasien

kritis dan pelayanan tahap

terminal

Diploma III

Memiliki keterampilan dan pengetahuan

tentang pelayanan kerohanian,

pendampingan pasien kritis dan

pelayanan tahap terminal

1

9

Page 10: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Penanggung jawab

persetujuan tindakan

kedokteran (informed

consent) dan penolakan

tindakan kedokteran

Diploma III

Memiliki keterampilan dan pengetahuan

tentang persetujuan dan penolakan

tindakan kedokteran

1

Penanggung jawab

perlindungan kebutuhan

privasi, pemberian

informasi pelayanan dan

penyelesaian keluhan

Diploma III

Memiliki keterampilan dan pengetahuan

tentang perlindungan kebutuhan

privasi, pemberian informasi

pelayanan dan penyelesaian keluhan

1

Penanggung jawab

perlindungan harta dan

kekerasan fisik

Diploma III

Memiliki keterampilan dan

pengetahuan tentang perlindungan

harta dan kekerasan fisik

1

B. Distribusi Ketenagaan

Tim HPK berjumlah 6 orang dan sesuai dengan struktur organisasi tim HPK terbagi

menjadi ketua, sekretaris, Penanggung jawab pelayanan kerohanian, pendampingan pasien

kritis dan pelayanan tahap terminal, Penanggung jawab persetujuan tindakan kedokteran

(informed consent) dan penolakan tindakan kedokteran, Penanggung jawab perlindungan

kebutuhan privasi, pemberian informasi pelayanan dan penyelesaian keluhan, Penanggung

jawab perlindungan harta dan kekerasan fisik.

C. Pengaturan Dinas

BAB III

STANDAR FASILITAS

10

Page 11: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

1. Fasilitas dan Sarana

11

Page 12: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Setiap pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit WARAS WIRIS akan

dilayani oleh petugas mulai dari bagian penerimaan baik rawat jalan maupun rawat

inap.Informasi tentang hak dan kewajiban pasien, fasilitas layanan di Rumah Sakit

WARAS WIRIS sudah di dapat di bagian penerimaan, informasi lain mengenai

proses pemeriksaan,pelayanan medis maupun non medis akan didapat di unit-unit

terkait. Di masing-masing unit juga disediakan loker khusus untuk penyimpanan

barang berharga milik pasien, adanya CCTV di setiap unit terutama di lokasi yang

terpencil atau terisolasi, detektor asap di masing-masing unit, alarm kebakaran, dan

tersedianya apar di setiap unit.

2. Peralatan

Peralatan yang tersedia adalah formulir serah terima barang pasien, lembar

persetujuan tindakan, lembar penolakan tindakan, informasi hak dan kewajiban

pasien, buku tarif Rumah Sakit WARAS WIRIS , formulir permintaan pelayanan

kerohanian, CCTV di setiap unit dan lokasi yang terpencil atau terisolasi, apar di

masing-masing unit, bel pasien di setiap bed dan kamar mandi pasien.

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

12

Page 13: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

A. Tata Laksana Asesmen Hak Pasien dan Keluarga

Pengertian : pengkajian yang dilakukan oleh staf rumah sakit untuk mengidentifikasi

kebutuhan akan hak pasien dan keluarga.

Tujuan : Mengidentifikasi, melindungi dan meningkatkan hak pasien

Memberitahukan pasien tentang hak mereka

Melibatkan keluarga pasien, bila mungkin dalam keputusan tentang

pelayanan pasien

Mendapatkan persetujuan tindakan (informed consent)

Mendidik staf tentang hak pasien

Pelaksanaan : Semua pasien yang masuk di Rumah Sakit WARAS WIRIS

dilakukan asesmen tentang hak pasien dan keluarga

Hasil pengkajian hak pasien dan keluarga dicatat di rekam medik

Pasien dan keluarga mendapat pemenuhan kebutuhan privasi

Pasien dan keluarga mendapat perlindungan harta

Pasien dan keluarga mendapat perlindungan terhadap kekerasan

fisik

Pasien dan keluarga berhak menolak resusitasi dan pengobatan

Pasien dan keluarga memperoleh informasi hasil pengobatan

Pasien dan keluarga mendapat tanggapan akan keluhan

Pasien dan keluarga mendapat pelayanan kerohanian

B. Tata Laksana Pemenuhan Kebutuhan Privasi

Pengertian : Kerahasiaan informasi tentang data-data rekam medis pasien meliputi

identitas, diagnosis, riwayat penyakit, pengobatan, hasil pemeriksaan

penunjang, rencana tindakan oleh tenaga kesehatan dan rumah sakit.

Tujuan : Melindungi hak-hak privasi pasien secara optimal

Sebagai acuan bagi petugas rumah sakit dalam memberikan

pelayanan dan asuhan kesehatan

Pelaksanaan : Setiap pasien yang mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit

mempunyai satu data rekam medis yang disimpan di instalasi rekam

medis

Peminjaman dan pembukaan data rekam medis harus disetujui oleh

13

Page 14: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

pasien secara tertulis

Peminjaman data rekam medis untuk keperluan penelitian harus

seizin direktur rumah sakit secara tertulis

Informasi berkenaan dengan pasien hanya boleh diberikan kepada

pasien dan keluarga inti atau wali yang ditunjuk

Tidak memasang data informasi pasien yang dirawat di rumah sakit

secara terbuka

C. Tata Laksana Perlindungan Harta

Pengertian : Tata cara melindungi barang pasien pada saat dilakukan tindakan atau

terhadap pasien yang tidak mampu mengamankan barang miliknya

Tujuan : mengamankan harta atau barang pasien saat dilakukan pelayanan

kesehatan

Pelaksanaan : Staf menyediakan fasilitas pengamanan barang yaitu lemari dengan

kunci serta formulir serah terima barang

Staf bersama pasien atau keluarga melakukan serah terima barang

Barang disimpan oleh staf di lemari dan di kunci

Kunci dibawa penanggung jawab shift

Pengambilan barang oleh pasien dan keluarga dilakukan dengan

mencocokkan format serah terima barang dan ditandatangani kedua

belah pihak

D. Tata Laksana Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik

Pengertian : Tata cara melindungi pasien terhadap kekerasan fisik terutama pada

pasien usia lanjut, penderita cacat, anak-anak dan yang berisiko disakiti

oleh pengunjung, pasien lain maupun staf Rumah Sakit.

Tujuan : Keselamatan dan keamanan pasien terutama pada pasien usia lanjut,

penderita cacat, anak-anak dan yang berisiko disakiti.

Pelaksanaan : Staf melakukan asesmen dan mengidentifikasi pasien di rumah sakit

Untuk kelompok pasien yang berisiko ditempatkan sedekat mungkin

dengan kantor perawat

Memasang pengaman tempat tidur pasien dan memastikan bel

pasien mudah dijangkau dan berfungsi

14

Page 15: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Meminta anggota keluarga untuk menjaga pasien selama 24 jam

Perawatan di kamar bayi, pintu selalu dikunci dan kunci dibawa

oleh penanggung jawab shift

Staf melapor ke satuan pengamanan apabila menjumpai pengunjung

yang mencurigakan

Satuan pengamanan mempunyai wewenang menanyai setiap

pengunjung yang dianggap mencurigakan

Akses pintu masuk tiap-tiap unit dikunci pada jam 21.00 WIB

Pemberlakuan jam berkunjung

E. Tata Laksana Penolakan Resusitasi dan Pengobatan

Pengertian : Suatu pendapat pasien atau keluarga memberikan penolakan

pengobatan atau resusitasi setelah mendapat penjelasan dari dokter

penanggung jawab pasien

Tujuan : Pasien atau keluarga memahami dan mengerti tentang hak-haknya

dalam menolak resusitasi dan pengobatan serta risiko yang

diakibatkan dari keputusan tersebut

Staf rumah sakit menghormati hak pasien dan keluarga

Pelaksanaan : Pasien dewasa berhak menolak tindakan atas dirinya sendiri atau

pasien yang tidak bisa membuat keputusan terhadap dirinya (belum

cukup umur, gangguan kesadaran mental dan fisik) diwakilkan

kepada anggota keluarga atau wali yang ditunjuk secara hukum

dengan membuat pernyataan penolakan tindakan dan pengobatan

secara tertulis setelah mendapat penjelasan risiko yang diakibatkan

oleh dokter penanggung jawab pasien

Perawat mendokumentasikan keputusan pasien atau keluarga di

rekam medis 13.1

Perawat melaporkan kepada dokter penanggung jawab pasien

Apabila pasien atau keluarga menarik kembali keputusan penolakan

tindakan dan pengobatan, maka dilakukan secara tertulis

F. Tata Laksana Informasi Pelayanan dan Pengambilan Keputusan

Pengertian : Penyampaian informasi layanan kesehatan kepada pasien dan keluarga

baik informasi yang bersifat umum maupun yang berkaitan dengan

15

Page 16: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

penyakit, rencana pengobatan dan rencana tindakan

Tujuan : Pasien dan keluarga memahami, mengerti dan dapat mengambil

keputusan terhadap pelayanan kesehatan

Pelaksanaan : Bagian tempat penerimaan pasien dan informasi

Informasi yang diberikan bersifat umum, fasilitas rumah sakit, tarif

kamar perawatan, tarif pemeriksaan penunjang, daftar dokter yang

mempunyai surat izin praktek di rumah sakit, asuransi yang bekerja

sama dengan rumah sakit serta hak pasien dan keluarga

Instalasi rawat inap

Informasi yang bersifat umum, rencana pelayanan dan tindakan

keperawatan, biaya perawatan, persiapan operasi, dan prosedur

pemulangan pasien

Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter poli umum dan spesialis,

Dokter gigi, Dokter penanggung jawab pasien dan Dokter anestesi

Informasi tentang diagnosa penyakit, rencana pengobatan dan

tindakan, risiko, komplikasi, prognosis dan alternatif pengobatan

G. Tata Laksana Menanggapi dan Penyelesaian Keluhan

Pengertian : Suatu respon atau tindakan penyelesaian terhadap pernyataan atau

ungkapan rasa kurang puas terhadap pelayanan yang diberikan

Tujuan : Menciptakan pemahaman dan keyakinan bahwa keluhan dapat

diselesaikan dengan prosedur yang sudah ditetapkan dan memuaskan

Pelaksanaan : Staf mengidentifikasi dan melakukan pengkajian pada pasien

Staf mencatat keluhan pasien

Staf mengklarifikasi permasalahan dan mencari jalan keluar,

apabila masalah tidak dapat diselesaikan akan ditindaklanjuti oleh

kepala unit, pelayan pelanggan, Direktur. Pada tingkat Direktur

masalah tidak selesai akan ditindaklanjuti oleh konsultan hukum,

kepolisian dan terakhir di tingkat pengadilan.

H. Tata Laksana Pelayanan Kerohanian

Pengertian : Pendampingan keagamaan yang diperlukan pasien selama dalam proses

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Tujuan : Membantu pasien dan keluarga menghadapi masalah kesehatan

16

Page 17: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

dipandang dari sudut kerohanian

Memberikan fasilitas pelayanan doa sesuai dengan agama dan

kepercayaan pasien atau keluarga

Membantu pasien dan keluarga menghadapi sakratul maut atau

kematian, penyakit terminal

Memberikan ketenangan dan kenyamanan pasien dan keluarga

Pelaksanaan : Tim pelayanan kerohanian membuat jadwal dan mengatur kegiatan

pelayanan kerohanian

Staf mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pelayanan

kerohanian

Staf menghubungi petugas pelayanan kerohanian sesuai dengan

agama dan keyakinan pasien

Setelah pasien atau keluarga setuju, tim pelayanan kerohanian

mengatur dan menyiapkan kebutuhannya

BAB V

LOGISTIK

A. Penyediaan

17

Page 18: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

1. Lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga rangkap dua, satu untuk

diserahkan ke pasien, satu lembar untuk dokumen rekam medis

2. Lembar rencana pelayanan

3. Lembar serah terima barang

4. Lembar permintaan pelayanan kerohanian

5. Lembar persetujuan tindakan

6. Lembar penolakan tindakan

7. Loker penyimpanan barang pasien yang dititipkan di masing-masing unit

8. Pesawat telepon di masing-masing unit 24 jam

9. Kamera CCTV di masing-masing unit dan tempat yang terisolasi

10. Pesawat HT diberikan pada satuan pengamanan

11. Papan petunjuk dokter yang mempunyai surat izin praktik di rumah sakit

12. Apar pemadam kebakaran di masing-masing unit dan di setiap lobi rumah sakit

B. Pengelolaan

1. Pengelolaan lembar pemberian informasi kepada pasien dan keluarga, lembar rencana

pelayanan, lembar serah terima barang, lembar pelayanan kerohanian, lembar

persetujuan tindakan, dan lembar penolakan tindakan disediakan dan dikelola oleh

instalasi rekam medis rumah sakit.

2. Loker penyimpanan barang pasien dikelola oleh masing-masing unit.

3. Kamera CCTV dan pesawat HT dikelola oleh satuan pengamanan.

4. Apar pemadam kebakaran dikelola oleh unit teknisi.

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

18

Page 19: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien

lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang

berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari

insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan

lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan

Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan

akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan

pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya

program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien

Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan

pasien rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:

1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan

dan budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat

dan jelas tentang keselamatan pasien.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses

pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial

bermasalah.

4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat

melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada

KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit).

5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi

yang terbuka dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan

untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian

itu timbul.

19

Page 20: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan

informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada

sistem pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.

Standar tersebut adalah:

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan

program peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan

pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:

1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan

pasien rumah sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun

3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan

karyawan

5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di

atas

7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan

melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan

pasien rumah sakit

8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

dan kejadian tidak diharapkan.

20

Page 21: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Sasaran Keselamatan Pasien Tim Hak Pasien dan Keluarga di Rumah Sakit

WARAS WIRIS

1. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap

Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan identitas pasien

sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan

yang diterima oleh pasien.

2. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan

Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah penentuan identitas pasien rawat jalan

dengan tepat sejak awal pasien datang sampai dengan pasien pulang terhadap

semua pelayanan yang diterima oleh pasien.

3. Komunikasi yang Kurang Efektif

Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang tidak

menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm).

4. Angka Ketidakpatuhan Cuci Tangan

Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu atau 5 momen

cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci tangan

BAB VII

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

21

Page 22: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya

kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari

gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit

adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib

menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan

kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan melindungi karyawan dari

kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap

warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam

hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang

memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan

penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.

Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari

perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini tim HPK dan perlindungan terhadap Rumah

Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas rumah sakit.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk

menjamin:

a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam

keadaan sehat dan selamat.

b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.

c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan

pada tiga kelompok, yaitu :

a. Kondisi dan lingkungan kerja

b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan

c. Peranan dan kualitas manajemen

Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja

dapat terjadi bila :

- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus

- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi

- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas

atau terlalu dingin

- Tidak tersedia alat-alat pengaman

22

Page 23: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.

a. Perlindungan Keselamatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan

mengenai cara penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan

pengendalian infeksi yang sesuai dengan protokol jika terpajan.

Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum

mengenai penyakit tersebut.

Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus

menjaga fungsi saluran pernapasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik

dan menjaga kebersihan tangan.

b. Petunjuk Pencegahan infeksi untuk Petugas Kesehatan

Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan,

petugas harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai untuk

kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan Isolasi (berdasarkan penularan secara kontak,

droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.

Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit

menular yang sedang dihadapi.

Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk

memastikan agen penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari

kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan

intensif (IPI), ruang rawat anak, ruang bayi.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

23

Page 24: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan

ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria, serta standar yang akan digunakan untuk

mengukur mutu pelayanan. Dengan adanya tim HPK, diharapkan dapat meningkatkan dan

melindungi hak pasien dan keluarganya serta pasien memahami haknya selama mendapat

pelayanan kesehatan di rumah sakit secara menyeluruh, staf rumah sakit lebih menghargai

hak-hak pasien dalam proses pelayanan kesehatan. Indikator Mutu pada Tim HPK RS

WARAS WIRIS mengacu pada Pedoman Indikator Mutu RS WARAS WIRIS yaitu:

1. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap

Ruang Lingkup : Ketidaktepatan identifikasi pasien yang dirawat RS

Dimensi Mutu : Keselamatan pasien

Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap

Definisi Operasional : Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan

identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien

keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.

Kriteria Inklusi : - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir,

alamat, nomor RM)

- Ketidaktepatan pemilihan gelang identitas

- Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (antara

lain konfirmasi dengan pertanyaan terbuka)

Kriteria Eksklusi : -

Numerator : Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien

Denominator : Jumlah pasien yang menggunakan gelang identitas

Standar : 0 %

2. Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan

Ruang Lingkup : Ketidaktepatan identifikasi pasien rawat jalan di Rumah Sakit

Dimensi Mutu : Keselamatan pasien

Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien Rawat Jalan

Definisi Operasional : Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah penentuan identitas

pasien rawat jalan dengan tepat sejak awal pasien datang

sampai dengan pasien pulang terhadap semua pelayanan yang

diterima oleh pasien.

Kriteria Inklusi : - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir,

24

Page 25: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

alamat, nomor RM) pada berkas Rekam Medis

- Ketidaktepatan prosedur pemanggilan pasien (pemanggilan

dengan dua nama)

- Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien

(konfirmasi dengan pertanyaan terbuka)

Kriteria Eksklusi : -

Numerator : Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien

Denominator : Jumlah pasien rawat jalan pada bulan tersebut

Standar : 0%

3. Komunikasi Yang Kurang Efektif

Ruang Lingkup : Komunikasi lisan atau melalui telepon yang kurang efektif

antar pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil

pemeriksaan dan kondisi pasien.

Dimensi Mutu : Keselamatan pasien

Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan

yang efektif

Definisi Operasional : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang

tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back dan

Repeat Back (reconfirm)

Kriteria Inklusi : - Kesalahan Prosedur komunikasi lisan atau via telepon:

Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)

- Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur

SBAR

- Prosedur spelling atau ejaan tidak digunakan untuk obat

yang bersifat LASA atau NORUM

Kriteria Eksklusi : Komunikasi non lisan atau tertulis

Numerator : Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan atau via telepon

Denominator : -

Standar : 0%

(SBAR: Situation, Background, Assessment, Recommendation)

4. Angka Ketidakpatuhan Cuci Tangan

Ruang Lingkup : Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan

Dimensi Mutu : Keselamatan Pasien

25

Page 26: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Tujuan : Tercapainya Keselamatan Pasien melalui kegiatan mencuci

tangan.

Definisi Operasional : Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu

atau 5 momen cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci

tangan

Kriteria Inklusi : - Tidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan

- Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan

Kriteria Eksklusi : -

Numerator : Angka kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas

kesehatan

Denominator : -

Standar : 0%

BAB IX

PENUTUP

26

Page 27: 04a Pedoman Pelayanan HPK Noname

Dengan dikeluarkannya Pedoman Pelayanan Hak Pasien dan Keluarga ini maka setiap

petugas Rumah Sakit agar senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban pasien, dokter, dan

Rumah Sakit sebagai pedoman dalam lingkup kerjanya masing-masing dan dijalankan

sebaik-baiknya.

27