55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

48
MANAJEMEN MUTU RUMAH SAKIT Edward Nangoy 1006799565 Novi Diah Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Mei 2011

Transcript of 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Page 1: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

MANAJEMEN MUTU RUMAH SAKIT

Edward Nangoy 1006799565

Novi

Diah

Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Mei 2011

1. Pendahuluan

Page 2: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Organisasi Rumah Sakit disusun dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi Rumah

Sakit dengan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik (Godd Corporate Governance) dan

tata kelola klinis yang baik (Good Clinical Governance).

Dalam Undang Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 33

Ayat 1 dan 2 tersebut menyebutkan setiap rumah sakit harus memilikiorganisasi yang efektif,

efisien, dan akuntabel serta paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah

Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis,

satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umumdan keuangan.

tanggal 1 Januari 2010 telah berlaku implementasi modus keempat dalam era liberalisasi

perdaganan jasa bidang kesehatan untuk negara kawasan Asia Tenggara sesuai dengan

perjanjian kerjasama ASEANMutual Recognition Arrangement on Medical

Practitioners(MRA-MP).1 Ada 4tujuan dalamMRA-MP yakni:

1.mengatur mobilitas praktisi dokter di wilayahASEAN;

2. meningkatkan dan mengembangkan kerja sama pertukaran informasi

antar profesi medis;

3.meningkatkan mutu kualifikasi dan standar layanan dan;

4.kerjasama pendidikan dan pelatihan profesi medis

Pada tanggal 20 November 2008The Joint Commission Amerika Serikat

meluncurkanHealth care at the crossroads: Guiding principles for the

development of the hospital of the future2berdasarkan hasil rekomendasi

pertemuan tanggal 26-27 April 2007 di Lake Buena Vista Florida tentang

Rumah Sakit

1. Pengertian

Ada beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:

Page 3: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947) Rumah sakit adalah pusat

dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian

kedokteran diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Assosiation (1947) Rumah sakit adalah suatu

alat organisasi yang terdiri atas tenaga medis profesional yang

terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan

pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan,

diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

c. Menurut Wolper dan Pena (1997) rumah sakit adalah tempat dimana

orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat

dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan

tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.

d. Menurut UU No. 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakn pelayanan rawat inap, rawat jalan dan

gawat darurat.

2. Fungsi Rumah sakit

Menurut UU No. 44 Tahun 2009 fungsi rumah sakit adalah:

a. Penyelengaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

c. Penyelenggaraan pendidkan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperlihatkan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

I. Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Page 4: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan rumah sakit untuk

memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan

standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang

tersedia di rumah sakit dengan wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman

dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan

memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen.

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan, maka

fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap

perlu terus ditingkatkan agar menjadi efektif dan efisien serta memberi kepuasan

terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat. Dengan latar belakang diatas, maka

program pengendalian / peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama di

semua rumah sakit.

Faktor-faktor yang menentukan mutu pelayanan rumah sakit yaitu:

1. Keandalan yang mencakup dua hal pokok yaitu konsistensi kerja dan

kemampuan untuk dipercaya.

2. Daya tangkap yaitu sikap tanggap para karyawan melayani saat dibutuhkan

pasien.

3. Kemampuan yaitu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan

aagar dapat memberikan jasa tertentu.

4. Mudah untuk dihubungi dan ditemui

5. Sikap sopan, respek dan keramahan para pegawai.

6. Komunikasi yaitu memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa

yang dapat mereka pahami serta selalu mendengaran saran dan keluhan

pelanggan.

7. Dapat dipercaya dan jujur

8. Jaminan keamanan

9. Usaha untuk mengerti dan memahami kebutuhan pelanggan

10. Bukti langsung yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan

yang digunakan, representasi fisik dan jasa.

Page 5: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Dalam perkembangan selanjutnya, Parasuraman mengemukakan bahwa 10 faktor

yang mempengaruhi mutu tersebut dapat dirangkum menjadi 5 faktor pokok yaitu:

1. Tangibles; bukti langsung berupa fasilitas fisik, perlengkapan, sarana dan

penampilan pegawai.

2. Realibility; kehandalan yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

3. Responsiveness; daya tanggap yaitu keinginan para karyawan dalam

memberikan pelayanan dengan tanggap.

4. Assurance; jaminan mencakup pengetahuan, keterampilan, kemampuan,

kesopanan dan sikap dapat dipercaya dari para karyawan, bebas dari bahaya,

resiko dan keragu-raguan.

5. Empathy yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang

baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.

II. Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan garda terdepan pelayanan medis rumah

sakit tentunya dituntut pula melakukan program pengendalian / peningkatan mutu.

Ruang lingkup pelayanan Instalasi Gawat Darurat meliputi :

1. Pasien dengan kasus True Emergency

Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi

gawat dan terancam nyawanya, atau anggota badannya.(akan menjadi cacat) bila

yidak mendapat pertolonghan secerpatnya.

2. Pasien dengan False Emergency.

Yaitu pasien dengan :

Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat.

Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa atau anggota badannya.

Keadaan tidak gawat dan tidak darurat.

Kriteria pasien yang ditangani :

Page 6: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

1. Pasien Gawat Darurat

Pasien yang tiba–tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan

terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak

mendapat pertolongan secepatnya

2. Pasien Gawat Tidak Darurat

Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat,

misalnya kanker stadium lanjut

3. Pasien Darurat Tidak Gawat

Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam

nyawa dan anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal

4. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat

Misalnya pasien dengan ulcus tropium, TBC subkutis, dan sebagainya

5. Kecelakaan (Accident)

Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya

mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera (fisik, mental,

sosial)

Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :

Tempat kejadian :

a. Kecelakaan lalu lintas

b. Kecelakaan di lingkungan rumah tangga

c. Kecelakaan di lingkungan pekerjaan

d. Kecelakaan di sekolah

e. Kecelakaan di tempat – tempat umum lain seperti halnya : tempat

rekreasi, perbelanjaan, di arena olahraga, dll

Mekanisme kejadian :

Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar

baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi

Page 7: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Waktu kejadian :

a. Waktu perjalanan (traveling / transport time)

b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain, dll

Cedera

Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan

Bencana

Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia

yang mengakibatkan korban dan penderitaan manusia kerugian harta benda,

kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta

menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat

dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan

Instalasi Pelayanan Gawat Darurat melakukan pelayanan terus menerus selama 24

jam.Secara prinsip maka IGD hanya melakukan ”primary care” sedangkan ”definitive

care” dilakukan pada unit lain dengan cara kerjasama yang baik.

Standar ketenagaan:

NO NAMA JABATANKUALIFIKASI

KEBUTUHANPENDIDIKAN SERTIFIKASI PENGALAMAN KERJA

1Kepala Instalasi

Gawat Darurat

S1 Kedokteran

Umum

PPGD / ATLS /

ACLS

5 tahun di Manajemen

Rumah Sakit /

Institusi Kesehatan

1a Kepala Ruangan IGD D3 Keperawatan

PPGD / BLS /

BTLS / BCLS

Manajemen

Keperawatan

1b Dokter Jaga IGD Dokter UmumPPGD / ATLS /

ACLS

1c Perawat Pembimbing

(C.I )

D3 Keperawatan PPGD / BLS /

Page 8: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

BTLS / BCLS

1dPerawat Pelaksana

IGDD3 Keperawatan

PPGD / BLS /

BTLS / BCLS

1e Petugas Administrasi D3 FKM

Diutamakan yang

memiliki pengalaman

di bidang manajemen

perumahsakitan

1f Kasir dan MR IGD SLTA sederajat

1g Petugas MR IGD SLTA sederajat

1Pembantu Perawat SLTA sederajat

1i Staf Ambulance SLTA sederajat

1j Petugas Farmasi SAA

Diutamakan yang

telah berpengalaman

di Bidang Farmasi

Perumahsakitan

Pengaturan Jaga Dokter IGD

Pengertian

Adalah suatu tata cara pengaturan jadwal jaga bulanan dokter IGD RS agar pelayanan

dapat berlangsung dengan tertib, aman dan bertanggung jawab.

Tujuan

Agar dapat memberikan kejelasan serta keteraturan dokter jaga IGD, serta kemudahan

bagi para petugas IGD dan petugas RS yang lain dalam memberikan pelayanan.

Sehingga pelayanan secara keseluruhan dapat berjalan dengan tertib, lancar dan

bertanggung jawab.

Kebijakan

Page 9: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Pengaturan dokter jaga disusun dan ditetapkan oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat,

dengan mempertimbangkan jam kerja sesuai peraturan Depnaker. Serta dilaksanakan

oleh seluruh dokter jaga IGD

Prosedur

1. Kepala IGD memperhatikan jadwal jaga bulan sebelumnya untuk melihat kelebihan

atau kekurangan jam jaga dokter IGD dibulan sebelumnya.

2. Dokter jaga IGD dapat membuat permintaan jadwal jaga selama masih bisa di

akomodir dalam pelayanan IGD.

3. Kepala IGD / perwakilan dokter jaga IGD yang ditunjuk membuat draft jadwal jaga

dokter IGD 1 (satu) minggu sebelum jadwal diberlakukan.

4. Dalam waktu 3 hari setelah adanya draft jadwal jaga, dokter jaga IGD dapat

mengajukan keberatan draft jadwal jaga tersebut, selama dianggap tidak mengaggu

kelancaran pelayanan di IGD.

5. Kepala IGD menetapkan jadwal jaga IGD 3 (tiga) hari sebelum jadwal dilaksanakan.

6. Dokter jaga IGD diwajibkan melaksanakan jadwal jaga yang telah ditentukan

7. Bilamana dokter yang bersangkutan berhalangan hadir maka 2 (dua) hari

sebelumnya dapat menghubungi Kepala IGD untuk mengajukan dokter jaga

pengganti dengan mengisi form tukar jaga atau form cuti

8. Dokter jaga pengganti menanda tangani kesepakatan menerima tugas jaga dan

selanjutnya bertanggung jawab untuk bertugas di IGD sesuai dengan kesepakatan

dan diketahui oleh Kepala IGD

9. Dokter jaga IGD yang berhalangan hadir secara mendadak wajib memberitahu

dokter jaga IGD yang sedang bertugas untuk meneruskan tugas jaga IGD sampai

dokter jaga di IGD yang menggantikan datang dan juga memberitahu kepada Kepala

IGD.

10. Dokter jaga IGD yang sedang bertugas sanggup meneruskan jaga IGD bilamana tidak

ada seorangpun dokter jaga IGD lain yang sanggup menggantikan tugas jaga, dan

selanjutnya memberitahu kepada Kepala IGD

Page 10: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Unit Terkait: - Admission

Komite medis

Pengaturan Jaga Perawat IGD

Pengaturan Jadwal Jaga Dokter Konsulen

Pengaturan jadwal jaga dokter konsulen menjadi tanggung jawab Ka. Instalasi

Rawat.

Jadwal jaga dokter konsulen dibuat untuk jangka waktu 1 bulan, serta sudah di

edarkan ke unit terkait dan dokter konsulen yang bersangkutan 1 minggu sebelum

jaga dimulai.

Apabila dokter konsulen jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai

dengan jadwal yang telah di tetapkan, maka ;

*. Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke Ka.

Instalasi Rawat atau petugas administrasi medis paling lambat 3 hari sebelum

tanggal jaga,serta dokter tersebut wajib menunjuk dokter jaga konsulen pengganti.

*. Untuk yang tidak terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan

kepada ka.Instalsi Rawat atau ke petugas administrasi medis, dan di harapkan

dokter tersebut sudah menunjuk dakter jaga konsulen pengganti, apabila dokter

jaga pengganti tidak di dapatkan, maka Ka.Instalasi Rawat wajib untuk mencarikan

dokter jaga konsulen pengganti.

Standar Fasilitas

1. Fasilitas dan Sarana

IGD terdiri dari ruang tiase, ruang resusitasi, ruang tindakan bedah, ruang tindakan

non bedah, ruang observasi, ruang kebidanan dan ruang berduka.Ruang resusitasi

terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruangan tindakan bedah terdiri dari 3 (tiga) tempat

tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 9 (Sembilan) tempat tidur, ruang

observasi terdiri dari 1 (satu) tempat tidur, ruang kebidanan 1 (satu) tempat tidur dan

ruang berduka 1 (satu) tempat tidur.

Page 11: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

2. Peralatan

Peralatan yang tersedia di IGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat

darurat Departemen Kesehatan RI untuk menunjang kegiatan pelayanan terhadap

pasien Gawat Darurat.

a) alat-alat untuk ruang resusitasi :

1) Ambu bag ( 1 buah)

2) Brandcard fungsional ( 1 buah)

3) Defibrilator ( 1 buah)

4) Monitor EKG ( 1 buah)

5) Oxigen sentral lengkap dengan flowmeter ( 1 buah)

6) Laringoskope anak dan dewasa ( 1 set)

7) Oropharingeal air way (sesuai kebutuhan)

8) Infus set / transfuse set ( )

9) Trolly emergency yang berisi alat-alat

10) Stetoskop ( 1 buah)

11) Tensi meter ( 1 buah)

12) Thermometer ( 1 buah)

13) Spuit semua ukuran (masing-masing 10 buah)

14) Tiang infuse ( 1 buah)

15) Short spaint board

16) Gunting

b) Alat-alat untuk ruang tindakan bedah :

1) Hecting set (8 set)

2) Benang-benang / jarum segala jenis dan ukuran :

I. Cromic

Page 12: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

II. Mersilk

III. Premilene

3) Leukocrepe segala ukuran :

I. 7,5 cm x 4,5 m

II. 10 cm x 4,5 m

III. 15 cm x 4,5 m

4) Spalk segala ukuran

5) Lampu sorot

6) Kassa (1 tromol)

7) Dressing set (2 set)

8) Vena secti set (1 set)

9) Minor set (1 set)

10) Catheter set (1 set)

11) Aff hecting set (1 set)

12) Korentang dan Tempat (4 set)

13) Pinset bayonet kecil (2 set)

14) Margil forcep besar (1 set)

15) Magil forcep kecil (1 set)

16) Gunting gips

17) Gunting verban

18) Speculum hidung

c) Alat-alat untuk ruang tindakan non bedah :

1) Folly Cateter semua nomer (5 set)

2) Infuse set (1 buah)

3) Urine Bag ( 3 buah)

Page 13: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

4) NGT

I. Nomor 14 ( 3 buah)

II. Nomor 16 ( 3 buah)

III. Nomor 18 (3 buah)

5) Otoscope (1 buah)

6) Mesin EKG (1 buah)

7) Tensimeter ( 3 buah)

8) Stetoskop ( 2 buah)

9) Thermometer (1 buah)

d) Alat-alat untuk ruang observasi

1) Folly Cateter semua nomer (5 set)

2) Urine Bag ( 3 buah)

3) NGT

I. Nomor 14 ( 3 buah)

II. Nomor 16 ( 3 buah)

III. Nomor 18 (3 buah)

4) Infuse set (1 buah)

5) Stetoskop ( 2 buah)

6) Thermometer (1 buah)

7) Mesin EKG (1 buah)

8) Tensimeter ( 3 buah)

9) Monitor EKG

10) Elektroda EKG

e) Alat-alat untuk tindakan di ruang kebidanan

1) Partus set

Page 14: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

2) Infamwarmer

3) Hendscoon

4) Suction Central

5) Tensimeter

6) Timbangan bayi

7) Lampu penerang

f) Alat-alat dalam trolly emergency : elektroda EKG anak, elektroda EKG dewasa, face

mask adult, face mask pediatric, guedel no.1-6, O2 NRM, O2 conecting, O2 nasal

canul, O2 simple mask, resuscitator kit adult, resuscitator kit neonates,

resuscitator pediatric, suction cateter no.14,12,10,8.

g) Ambulance

Fasilitas dan sarana untuk ambulance:

a) Perlengkapan ambulance

AC (Air Conditioner)

Sirine

Lampu rotater

Sabuk pengaman

Stop kontak / sumber listrik

Lemari untuk alat medis

Lampu ruang pasien ambulance

Westafel

Tempat sampah

b) Alat Emergency dan Obat

Tabung oksigen 2 buah

Mesin suction

Stethoscope

Page 15: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Ambu bag

Tas emergency yang berisi :

Cairan infuse : RL, NaCl 0,9%, Dextros 10%.(masing-masing 1 buah)

Senter ( 1 buah )

Stetoskop ( 1 buah )

Tensimeter ( 1 buah )

Piala ginjal ( 1 buah )

Oropharingeal air way / guidel

Gunting verban ( 1 buah )

Tongue spatel ( 1 buah )

Reflex hammer ( 1 buah )

Plester ( 1 gulung )

Set infuse (makroset, mikroset)

IV chateter (no 18, 20, 22, 24)

Spuit semua ukuran

h) Pemeliharaan, perbaikan dan kalibrasi peralatan.

1) Tujuan

Supaya peralatan yang ada dapat digunakan dengan baik sesui dengan

fungsinya.

Supaya nilai / hasil yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan hasil

yang sebenarnya.

Supaya peralatan yang ada tetap terpelihara dan siap pakai.

Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan

terutama peralatan medis yang diperlukan.

Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD

Page 16: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

1. Pendaftaran pasien yang datang ke IGD dilakukan oleh pasien/keluarga atau yang

mengantar pasien di petugas registrasi IGD

2. Bila keluarga tidak ada petugas IGDbekerja sama dengan security untuk mencari

identitas pasien.

3. Petugas registrasi akan memberikan berkas rekam medis baru yang akan diisi oleh

dokter IGD dan perawat IGD, bila yang berobat adalah pasien lama, petugas

registrasi akan menelfon ke central rekam medis untuk di turunkan berkasnya.

Pada malam hari dan hari libur, petugas registrasi IGD yang langsung mengambil

berkas ke central rekam medis.

4. Bila pasien dalam keadaan gawat darurat, maka akan langsung diberikan

pertolongan di IGD, sementara keluarga/penanggung jawab melakukan

pendaftaran dibagian registrasi IGD.

Tata Laksana Pelayanan Triase IGD

1. Pasien/keluarga pasien mendaftar kebagian admission

2. Dokter jaga IGD melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap dan

menentukan prioritas penanganan.

Triase adalah system seleksi penderita yang menjamin setiap penderita untuk

mendapatkan pelayanan gawat darurat secara tepat dan akurat.

Gawat : mengancam nyawa.

Darurat : membutuhkan tindakan segera.

Tata laksanan umum :

1. Penderita yang masuk dalam system TRIASE segera dapat diarahkan ke ruang

periksa sesuai label, yang berdasarkan dari sifat kegawatan penyakit dan jenis

pertolongan yang dibutuhkan.

Page 17: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

2. Dalam penerapan lapangan ada beberapa jenis label , yaitu :

a. Biru : ke ruang resusitasi.

b. Merah : ke ruang bedah

c. Kuning : ke ruang observasi.

d. Hijau : ke ruang medik ( non bedah )

e. Hitam : mati waktu tiba ( ke ruang jenazah )

3. Petugas triase adalah dokter jaga IGD sebagai pelaksana harian dan atau perawat

pelaksana senior.

Tata Laksana Khusus

1. Penderita dengan label merah dalam ruang bedah , untuk dilakukan

pemeriksaan/tindakan :

a. Penderita dapat pulang dan atau kontrol di rawat jalan.

b. Penderita dapat rawat inap.

c. Penderita dapat dirujuk.

d. Apabila selama di ruang merah terjadi atau perlu sesuatu tindakan

emergensi resusitasi,maka penderita segera diarahkan ke ruang

resusitasi.

e. Apabila memerlukan tindakan observasi, maka penderita di arahkan ke

ruang observasi.

2. Penderita dengan label hijau masuk dalam ruang medic untuk dilakukan

pemeriksaan /tindakan.

a. Penderita dapat pulang dan atau control di rawat jalan.

b. Penderita dapat rawat inap.

c. Penderita dapat di rujuk.

d. Apabila terjadi emergensi segera diarahkan ke ruang resusitasi.

Page 18: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

e. Apabila memerlukan tindakan observasi, maka penderita dipindahkan ke ruang

observasi.

3. Penderita dengan label kuning, masuk dalam ruan observasi untuk dilakukan

tindakan observasi, selama observasi penderita di bawah pengawasan dokter

jaga saat itu, kemungkinan teknis :

a. Penderita dapat pulang dan atau control di rawat jalan.

b. Penderita dapat rawat inap.

c. Penderita dapat di rujuk.

d. Apabila terjadi emergensi segera diarahkan ke ruang resusitasi.

4. Penderita dengan label biru masuk dalam ruang resusitasi untuk segera dilakukan

tindakan resusitasi jantung pulmonal dan atau resusitasi otak/cairan dan lain

sebagainya. Bila perlu dapat dilakukan defibrilasi /cardioversi , dengan

kemungkinan teknis. :

a. Penderita dapat rawat inap

b. Penderita dapat dirujuk ( persyaratan rujuk terpenuhi )

c. Penderita meninggal, diarahkan ke ruang jenazah.

5. Penderita dengan label hitam pada kasus death on arrival (DOA ), masuk dalam

ruang jenazah, untuk selanjutnya diarahkan ke kamar jenazah.

Tata Laksana Informed Consent

1. Dokter IGD yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian informed

consent pada pasien/keluarga pasien disaksikan oleh perawat.

2. Pasien , atau keluarga pasien bila pasien dalam keadaan tidak sadar atau masih di

bawah umur menyetujui, informed consent diisi dengan lengkap disaksikan oleh

perawat.

3. Setelah diisi dimasukan dalam berkas rekam medis pasien.

Page 19: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Tata Laksana Transportasi Pasien IGD

1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulance RSUD Cengkareng sebagai

transportasi.maka perawat unit terkait menghubungi IGD.

2. Perawat IGD menuliskan data-data / penggunaan ambulance ( nama pasien ruang

rawat inap, waktu penggunaan & tujuan penggunaan).

3. Perawat IGD menghubungi bagian / supir ambulance untuk menyiapkan

kendaraan.

4. Perawat IGD menyiapkan alat medis sesuai dengan kondisi pasien.

Tata Laksana Pelayanan False Emergency

1. Pasien / keluarga pasien mendaftar dibagian registrasi IGD.

2. Dilakukan triase untuk penempatan pasien di ruang non bedah.

3. Pasien dilakukan anamnesa dan pemeriksaan tanda vital oleh perawat IGD.

4. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD.

5. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien kepada keluarga / penanggung jawab

pasien.

6. Bila perlu dirawat / observasi,pasien dianjurkan untuk ke bagian admission.

7. Bila tidak perlu dirawat, pasien diberikan resep dan bias langsung pulang.

8. Pasien dianjurkan untuk control kembali sesuai dengan saran dokter.

Tata laksana Pelayanan Visum Et Repertum

1. Petugas IGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian.

2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan ke bagian rekam medis.

3. Petugas rekam medis menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang

menanggani pasien terkait.

Page 20: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medis maka lembar yang asli

diberikan kepada pihak kepolisian.

Tata Laksana Death On Arrival IGD (DOA)

1. Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga IGD

2. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah

3. Dokter jaga IGD membuat surat keterangan meninggal

4. Jenazah dipindahkan/diserah terimakan ke ruangan kamar jenazah dari perawat

IGD ke petugas kamar jenazah.

Tata Laksana Sistem Rujukan IGD

Untuk alih Rawat:

- Perawat IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk

- Dokter jaga IGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit rujukan

mengenai keadaan umum pasien

- Bila tempat telah tersedia dirumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi supir

ambulance , atau bisa juga menghubungi ambulan 118 sesuai kondisi pasien.

Program pengendalian/peningkatan mutu IGD disusun berdasarkan sistematika sebagai

berikut:

1. Penetapan alur pelayanan teknis dan alur pelayanan administratif

2. Penetapan sistem pengadaan logistik dan fasilitas penunjang terkait

3. Penetapan Standar Pelayanan Medis dan Penunjang Medis (Penerapan Standar

Pelayanan Minimal, Indikator Mutu, dan penyusunan SPO)

4. Penetapan sistem rekruitmen dan pengembangan ketenagaan

5. Penetapan media monitoring layanan beserta standar layanan, meliputi :

Page 21: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

- Morning Report

- Ronde Pelayanan Medis

- Case Presentation

- Rapat Pekanan

- Rapat Bulanan

6. Pelaksanaan program MONEV (monitoring dan evaluasi) serta perumusan langkah

perbaikan / peningkatan mutu

7. Secara periodik perlu dilakukan studi banding untuk melihat layanan IGD rumah sakit

lain, baik rumah sakit pemerintah / PEMDA maupun swasta.

Kegiatan “Bench Marking” diatas diperlukan untuk memperluas wawasan staf IGD dalam

pengelolaan unit layanan terkait.

Sedangkan uraian sistematika program ”Pengendalian Mutu” diatas adalah sebagai

berikut :

1. Pembuatan atau Penetapan Standar Mutu, meliputi :

- Penetapan Standar Pelayanan Medik; khususnya pembuatan pada 10 kasus penyakit

terbanyak dan kasus kegawatdaruratan medik secara umum

- Penetapan Standar Asuhan Keperawatan

- Pembuatan atau penetapan SPO tindakan medis dan tindakan keperawatan

- Pembuatan atau penetapan SPO manajerial dan alur pelayanan

2. Sosialisasi Standar Mutu

Dalam langkah sosialisasi dimaksud menggunakan media, yaitu : surat, rapat rutin,

”morning report”

3. Menetapkan atau melaksanakan sistem Monitoring dan Evaluasi (MONEV)

Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi sejauh mana standar mutu

yang telah ditetapkan diatas terlaksana / dilaksanakan oleh petugas di lapangan.

Aplikasi kegiatan MONEV ini meliputi :

- Supervisi rutin; dilaksanakan oleh Ka. Instalasi IGD dan supervisi unit terkait

Page 22: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

- Morning report (harian)

- Rapat manajerial Rabuan dan Kamisan

- Rapat rutin bulanan

4. Ditetapkan ACTION PLAN terkait tindaklanjut dari kegiatan MONEV. Penetapan

dengan ”ACTION PLAN” ditentukan oleh temuan teknis dalam kegiatan Monitoring dan

Evaluasi. Dalam penerapan “ACTION PLAN” tersebut diharapkan mampu memfasilitasi

percepatan pencapaian standar mutu yang telah ditetapkan.

Standar pelayanan minimal IGD

1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, standar 100%

2. Jam buka pelayanan gawat darurat,standar 24 jam

3. Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat yang masih

berlaku, standar 100%

4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana, standar 1 tim

5. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat, standar ≤5 menit

terlayami, setelah pasien datang

6. Kepuasan pelanggan, standar > 70%

7. Kematian pasien ≤ 24 jam, standar ≤ 2/1000 (pindah ke pelayanan rawat

inap setelah 8 jam)

8. Khusus untuk RS Jiwa pasien dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam,

standar 100%

9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka, standar 100%

IV. Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan rawat inap adalah suatu kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di

rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan.Kategori pasien

Page 23: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi

ketat karena penyakitnya.

Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan

mengalami tingkat proses transformasi yaitu:

a. Tahap admission yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan

dirawat tinggal di rumah sakit.

b. Tahap diagnosis yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosisnya.

c. Tahap treatment yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam

program perawatan dan terapi.

d. Tahap inspection yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan

pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.

e. Tahap control yaitu setelah dianalisis kondisinya, pasien dipulangkan,

pengobatan diubah atau diteruskan. Namun dapat juga kembali ke proses

untuk didiagnosa ulang.

Menurut Jacobalis (1990) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit

dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah:

f. Penampilan keprofesian atau aspek klinis

Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan perawat dan tenaga

profesi lainnya.

g. Efisiensi dan efektifitas

Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya rumah sakit agar dapat

berdaya guna dan berhasil guna.

h. Keselamatan Pasien

Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien

i. Kepuasan pasien

Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental dan social pasien terhadap lingkungan

rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan, perhatian,

biaya yang diperlukan dan sebagainya.

Page 24: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik apabila:

a. Memberikan rasa tentram kepada pasiennya.

b. Menyediakan pelayanan yang benar-benar professional dari setiap strata

pengelola rumah sakit. Pelayanan ini bermula sejak masuknya pasien ke

rumah sakit sampai pulangnya pasien.

Dari kedua aspek tersebut dapat diartikan sebagai berikut:

a. Petugas peneima pasien dalam melakukan pelayanan terhadap pasien harus

mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan

penangannan segera.

b. Penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat pasien menaruh

kepercayan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar.

c. Penanganan oleh para dokter yang professional akan menimbulkan

kepercayaan pasien bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit

d. Ruangan yang bersih dan nyaman memberikan nilai tambah kepada rumah

sakit

e. Peralatan yang memadai dengan operator yang professional

f. Lingkungan rumah sakit yang nyaman.

Mutu pelayanan rawat inap biasanya bertolak ukur pada beberapa indikator

berikut sebagai cakupan pelayanan rawat inap, yaitu dengan menggunakan BOR,

ALOS, TOI, BTO, NDR, GDR dan beberapa prestasi yang pernah diraih beberapa

tahun belakangan ini.

a. BOR (Bed Occupancy Rate)

BOR adalah suatu prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu

tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat

pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal

adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X

Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%.

b. ALOS (AverageLength of Stay)

Page 25: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

ALOS adalah suatu gambaran mutu pelayanan yang menggambarkan rata-rata lama

rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat

efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan

pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih

lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus ALOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati).

c. TOI (Turn Over Interval)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur

tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini

memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya

tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3hari.

Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah

pasien keluar (hidup +mati).

d. BTO (Bed Turn Over)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur

pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu

tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-

50 kali.

Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur. TOI

dan BTO adalah indikator yang menggambarkan permintaan masyarakat

kepada RS karena kedua indikator ini berhubungan langsung dengan jumlah

pasien yang telah dilayani.

e. NDR (Net Death Rate)

NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah

dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan

gambaran mutu pelayanan di rumahsakit.Rumus NDR = (Jumlah pasien mati

> 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰.

f. GDR (Gross Death Rate)

Page 26: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup

+ mati)) X 1000 ‰ (Depkes RI, 2005).

Tatalaksana visite dokter

1. Dokter spesialis melakukan visit di ruang perawatan dimulai saat pasien masuk,

sampai selesai perawatan.

2. Dokter tersebut selama visit didampingi sebisa mungkin oleh dokter ruangan, dan

perawat yang bertugas mencatat semua instruksi dokter tersebut.

3. Selama visit, dokter selain memeriksa kondisi pasien juga memberikan kesempatan

pada pasien atau keluarganya, untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan

dengan penyakit dan penanganan pasien tersebut.

4. Setelah visit, dokter owner wajib memberikan instruksi tertulis dalam status dan

secara lisan kepada dokter ruangan dan perawat, dengan jelas.

5. Dalam penulisan resep untuk pasien tersebut, dokter ruangan mengingatkan

kepada dokter owner, agar menuliskan secara jelas dan terbaca. Hal ini untuk

menghindari kesalahan dalam persepsi terhadap resep tersebut, pada bagian

keperawatan rawat inap dan farmasi.

Tatalaksana pemulangan pasien rawat inap

1. Pasien yang direncanakan pulang dari dokter yang merawat, atau APS, segera

dipersiapkan oleh perawat ruangan kelengkapannya saat pulang, dan urusan

administrasinya.

2. Perawat ruangan memeriksa semua transaksi telah dimasukkan semua ke dalam

billing system pasien tersebut, termasuk diantaranya visit dan konsultasi dokter,

pemeriksaan penunjang, alat-alat kesehatan, serta obat-obatan yang dipakai

selama menjalani perawatan. Selama proses pemeriksaan tersebut perawat

ruangan harus berkoordinasi dengan bagian terkait (unit penunjang medis,

kasir/petugas billing), sehingga tidak ada transaksi yang terlewat.

Page 27: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

3. Setelah proses pengecekan telah selesai, perawat melakukan konfirmasi ke Kasir

Rawat Inap, kalau semua transaksi telah dimasukkan semua ke billing pasien.

Tatalaksana rujukan keluar

1. Pasien yang akan dirujuk ke luar RS, terlebih dahulu harus ditelusuri dengan jelas

sebabnya, dan harus dikomunikasikan terhadap keluarga pasien. Pasien dan

keluarga bebas memilih Rumah Sakit yang akan dituju.

2. Setelah jelas rumah sakit yang akan dituju, pihak RS menghubungi melalui telepon

untuk menanyakan tempat dan mendapatkan informasi mengenai biaya

perawatan, dan diketahui / disetujui keluarga pasien.

3. Jika ada tempat, dokter pasien yang bersangkutan / dokter ruangan /

dokter jaga IGD harusberbicara langsung dengan dokter di Rumah Sakit

yang dituju mengenai keadaan pasien. Jika tidak ada tempat pada Rumah

Sakit yang dituju, carikan Rumah Sakit lain, hingga mendapat tempat.

4. Buatkan surat pengantar / rujukan untuk pasien yang akan dirujuk oleh dokter

yang bersangkutan / dokter jaga / dokter IGD.

5. Setelah jelas, maka pasien dipersiapkan keperluan dan kelengkapannya, baik

secara klinis, administratif, serta resume medisnya, untuk merujuk ke tempat yang

dituju. Pasien / keluarga diharapkan menyelesaikan terlebih dahulu administrasi

Rumah Sakit, sebelum pindah ke Rumah Sakit lainnya.

6. Pasien yang dirujuk ke luar RS, harus didampingi oleh perawat dan ambulance dari

RS, sampai ke tempat tujuan.

7. Setelah pasien sampai ke tempat tujuan, perawat mengalihkan segala kelengkapan

pasien, dan menjelaskan secara detail tentang pasien tersebut..

8. Perawat dan ambulance setelah selesai menunaikan tugasnya, segera kembali ke

RS.

Standar pelayanan minimal rawat inap

Page 28: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

1. Pemberi pelayanan di rawat inap, standar dr. Spesialis, perawat minimal

pendidikan D3

2. Dokter penganggung jawab pasien rawat inap, standar 100%

3. Ketersediaan pelayanan rawat inap, standar anak, penyakit dalam,

kebidanan, bedah

4. Jam visite dokter spesialis, standar 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja

5. Kejadian infeksi pasca operasi, standar < 1,5 %

6. Kejadian infeksi nosokomial, standar < 1,5 %

7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/kematian,

standar 100%

8. Kematian pasien > 48 jam, standar < 0,24%

9. Kejadian pulang paksa, standar < 5 %

10. Kepuasan pelanggan, standar > 90%

11. Rawat inap TB

a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB, standar >

60%

b. Terlaksananya kegianan pencatatan dan pelaporan TB di RS, standar >

60%

12. Ketersediaan pelayanan rawat inap di RS yang memberikan pelayanan jiwa,

standar NAPSA, gangguan psikotik, gangguan neurotic dan gangguan

mental organik

13. Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri,

standar 100%

14. Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu ≤ 1 bln, standar

100%

15. Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa, standar < 6 minggu

V. Pelayanan Rawat Jalan

Standar pelayanan minimal rawat jalan

Page 29: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

1. Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis, standar 100% dokter

spesialis

2. Ketersediaan pelayanan, standar Klinik anak, Klinik penyakit dalam, Klinik

kebidanan, Klinik bedah

3. Ketersediaan pelayanan di RS Jiwa, standar Anak remaja, NAPZA, Gangguan

psikotik, Gangguan neurotic, Mental retardasi, Mental organic, Usia Lanjut.

4. Jam buka pelayanan, standar 08.00 s/d 13.00 setiap hari kerja kecuali Jumat

08.00 – 11.00

5. Waktu tunggu di rawat jalan, standar < 60 menit

6. Kepuasan pelanggan, standar > 90%

7. a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB, standar >

60 %

c. Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS, standar >

60%

VI. Pelayanan Bedah Sentral

Standar pelayanan minimal bedah sentral:

1. Waktu tunggu operasi efektif, standar < 2 hari

2. Kejadian kematian di meja operasi, standar < 1%

3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi, standar 100%

4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang, standar 100%

5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi, standar 100%

6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien

setelah operasi, standar 100%

7. Komplikasi anestesi karena overdosis, reaksi anestesi, dan salah penempatan

endotracheal tube, standar < 6%

VII. Pelayanan Persalinan, Perinatologi dan KB

Standar pelayanan minimal:

Page 30: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

1. Kejadian kematian ibu karena persalinan, standar: perdarahan < 1%, pre-

eklampsia < 10%, sepsis < 0,2%

2. Pemberi pelayanan persalinan normal, standar: dokter SpOG, dokter umum

terlatih (asuhan persalinan normal), bidan.

3. Pemberi pelayanan persalinan dengan penyulit, standar: tim PONEK yang

terlatih

4. Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi, standar: dokter

SpOG, dokter SpA, dokter SpAn

5. Kemampuan menangani BBLR 1500gr – 2500gr, standar: 100%

6. Pertolongan persalinan melalui seksio cesaria, standar: < 20%

7. Keluarga Berencana, standar: 100%

a. Presentasi KB (vasektomi & tubektomi) yang dilakukan oleh tenaga

kompeten dr. Sp.OG, dr.Sp.B, dr.Sp.U, dr.umum terlatih

b. Presentasi peserta KB mantap yang mendapat konseling KB mantap oleh

bidah terlatih

8. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%

VIII. Pelayanan Intensif

Standar pelayanan minimal:

1. Rata-rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang

sama < 72 jam, standar: < 3%

2. Pemberi pelayanan Unit Intensif, standar: dokter SpAn dan dokter spesialis

sesuai dengan kasus yang ditangani, 100% perawat minimal D3 dengan

sertifikat perawat mahir ICU/setara D4

IX. Pelayanan Radiologi

Standar pelayanan minimal radiologi:

1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto, standar: < 3 jam

2. Pelaksana ekspertisi, standar: dokter SpRad

3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen, standar: kerusakan foto < 2%

Page 31: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

4. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%

X. Pelayanan Lab. Patologi Klinik

Standar pelayanan minimal:

1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium, standar: ≤ 140 menit kimia

darah dan darah rutin

2. Pelaksana ekspertisi, standar: dokter SpPK

3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium,

standar: 100%

4. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%

XI. Pelayanan Rehabilitasi Medik

Standar pelayanan minimal:

1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang

direncanakan, standar: < 50%

2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medic, standar:

100%

3. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%

Prosedur:

1. Pasien mendaftarkan diri ke Unit Pendaftaran, bila telah punya kartu

kontrol, harap menyerahkan kartu tersebut ke petugas ruang Pendaftaran

2. Bila pasien membawa pengantar dari dokter, pengantar tersebut harap

ditunjukkan pada petugas, dan selanjutnya pasien diarahkan ke Unit Rehab

Medis.

3. Pasien kemudian menunggu giliran untuk dipanggil, dan dilakukan

tindakan.

4. Untuk pasien-pasien ruang rawat inap, perawat harap menginformasikan

terlebih dahulu kepada ruang rehab medik, bila akan dilakukan terapi

rehab medik, lengkap beserta tindakan dan instruksi dokternya.

Page 32: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

XII. Pelayanan Farmasi

Standar pelayanan minimal:

1. Waktu tunggu pelayanan

a. Obat Jadi, standar: < 30 menit

b. Obat Racikan, standar: < 60 menit

2. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat , standar: 100%

3. Kepuasan pelanggan, standar: > 80%

4. Penulisan resep sesuai formularium, standar: 100%

XIII. Pelayanan Gizi

Standar pelayanan minimal:

1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien, standar: > 90%

2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien, standar: < 20%

3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet, standar: 100%

XIV. Pelayanan Tranfusi Darah

Standar pelayanan minimal:

1. Kebutuhan darah bagi setiap pelayanan transfuse, standar: 100% terpenuhi

2. Kejadian reaksi transfusi, standar: < 0,01%

XV. Pelayanan GAKIN

Standar pelayanan minimal: Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada

setiap unit pelayanan, standar 100% terlayani.

XVI. Pelayanan Rekam Medik

Standar pelayanan minimal:

1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan,

standar: 100%

Page 33: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

2. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas,

standar: 100%

3. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan, standar:

<10 menit

4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayana rawat inap, standar:

<15 menit

XVII. Pelayanan Pengelolaan Limbah

Standar pelayanan minimal:

1. Baku mutu limbah cair, standar: BOD < 30 mg/l, COD < 80 mg/l, TSS < 30

mg/l, Ph 6-9

2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan, standar: 100%

XVIII. Pelayanan Administrasi dan Manajemen

Standar pelayanan minimal:

1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi, standar: 100%

2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja, standar: 100%

3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat, standar: 100%

4. Ketepatan waktu pengurusan gaji berkala, standar: 100%

5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun, standar: >

60%

6. Cost recovery, standar: > 40 %

7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan, standar: 100%

8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap,

standar: < 2 jam

9. Ketepatan waktu pemberian imbalan (insentif) sesuai kesepakatan waktu,

standar: 100%

XIX. Pelayanan Ambulance/kereta jenazah

Page 34: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

Standar pelayanan minimal:

1. Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah, standar: 24 jam

2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah

sakit, standar: < 30 menit

3. Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan,

standar: sesuai ketentuan daerah

XX. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah

Standar pelayanan minimal: response time, standar < 2 jam

XXI. Pelayanan Pemeliharaan Sarana RS

Standar pelayanan minimal:

1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat, standar: < 80%

2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat, standar: 100%

3. Peralatan aboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan

terkaliberasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kaliberasi, standar:

100%

XXII. Pelayanan Laundry

Standar pelayanan minimal:

1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang, standar: 100%

2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap, standar: 100%

XXIII. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

Standar pelayanan minimal:

1. Ada anggota Tim PPI yang terlatih, standar: anggota tim PPI yang terlatih

75%

2. Tersedia APD di setiap instalasi/departemen, standar: 60%

Page 35: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomia/HAI (Healthcare

Associated Infection) di RS (min 1 parameter), standar: 75%

Page 36: 55803394 Manajemen Mutu Rumah Sakit Ed

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi III PT Bina Rupa Aksara,

Jakarta. 1996.

2. Ditjen Yankes. Pedoman Kerja Rumah Sakit Jilid III, Depkes RI. Jakarta.

1991/1992

3. Depkes RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Dirjen Yanmed. Depkes RI, Jakarta.

1992

4. Wijono,DJ. Manajemen Mutu Pelayanan Rumah SAkit, Airlangga University

Press. Surabaya. 1994

5. Soedarmono Soejitno, Ali Alkatiri, Emil Ibrahim. Reformasi perumahsakitan

Indonesia. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2002

6. Jacobalis, S. Beberapa Teknis Dalam Manajemen Mutu. Universitas Gajah mada.

Yogyakarta. 1993.

7. Husain, F.W., dkk. Standar Pelkayanan Minimal Rumah Sakit. Depkes RI. Jakarta.

2008

8. UU No.44 Tahun 2009. www.dinkes.jogjaprov.go.id