51962184 Kurva Sigmoid
-
Author
harun-batuara -
Category
Documents
-
view
70 -
download
2
Embed Size (px)
Transcript of 51962184 Kurva Sigmoid

KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH :
ACHMAD HAMBALI NASUTION / 090301053 SRI ENDAH NURZANNAH / 090301006
AGROEKOTEKNOLOGI II/5
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

KURVA SIGMOID
LAPORAN
OLEH :
ACHMAD HAMBALI NASUTION / 090301053 SRI ENDAH NURZANNAH / 090301006
AGROEKOTEKNOLOGI II/5
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ditugaskan Oleh :
Dosen Penanggung Jawab Laboratorium
(Ir. Meiriani Sembiring, MP) NIP : 19650518 199203 2 001
Diketahui Oleh : Asisten Koordinator Laboratorium
(Ruben P. Tambunan) NIM : 060301023
Diperiksa Oleh : Asisten Koordinator Judul
(Onny Suriyono Silaen) NIM : 080301069
LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Adapun judul dari laporan ini adalah Kurva Sigmoid yang merupakan
salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Test di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen
pengajar mata kuliah Fisiologi Tumbuhan, yaitu Prof.Dr.Ir. J.A. Napitupulu, MSc
; Prof. Ir. J.M. Sitanggang, MP ; Ir. Lisa Mawarni, MP ; Ir. Haryati, MP ;
Ir.Ratna Rosanty, MP dan Ir. Meiriani, MP , serta kepada para asisten
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan yang telah banyak membantu dalam
pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 12 November 2010
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................... 1 Tujuan Percobaan .................................................................................. 2 Kegunaan Penulisan .............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman ..................................................................................... 3 Syarat Tumbuh
Iklim ................................................................................................. Tanah ................................................................................................
Pertumbuhan dan Perkembangan ...........................................................
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan .............................................................. 7 Alat dan Bahan Percobaan .................................................................... 7 Prosedur Percobaan ............................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ...................................................................................................... 9 Pembahasan ........................................................................................... 11
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ........................................................................................... 13 Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia, jagung merupakan bahan pangan penting sumber
karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai
bahan makanan kedua setelah beras. Disamping itu jagung pun digunakan sebagai
bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri. Penggunaan sebagai
bahan pakan sebagian besar untuk ternak ayam ras menunjukkan tendensi
makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20 %
(Adisarwanto dan Widyaastuti, 2009).
Zea mays L. merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika tengah
dan selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan
Nusa tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok
(http://news.nationalgeographic.com, 2010).
Pertumbuhan pada tumbuhan berlangsung pada beberapa bagian tertentu
yang terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses
pembelahan sel di meristem. Pertumbuhan (menurut batasan diatas, yaitu
pertambahan ukuran) mudah dirancukan dengan pembelahan sel di meristem.
Pembelahan sel itu sendiri tidak menyebabkan pertambahan ukuran, namun
produk pembelahan sel itulah yang tumbuh dan menyebabkan pertumbuhan ujung
akar dan ujung tajuk mempunyai meristem (Salisbury dan Ross, 1992).
Jagung adalah tanaman menyerbuk silang. Galur murni bagi pengujian
adaptasi terhadap cekaman lingkungan tidak tersedia dalam plasma nutfah alami.

Pada pemuliaan jagung bagi adaptasi terhadap tanah masam podsolik daerah
kering, telah dimulai dengan melaksanakan silang puncak dari 15 varietas bersari
bebas (Makmur, 2003).
Suatu hasil pengamatan pertumbuhan tanaman yang paling sering di
jumpai khususnya pada tanaman setahun adalah biomassa tanaman yang
menunjukkan pertambahan mengikuti bentuk 5 dengan waktu, yang di kenal
dengan nama Kurva Sigmoid. Biomassa tanaman mula-mula (pada awal
pertumbuhan) meningkat perlahan, kemudian cepat dan akhirnya perlahan sampai
konstan dengan pertumbuhan umur tanaman. Liku demikian dapat simetris, yaitu
setengah bagian pangkal sebanding dengan setengah bagian ujung jika titik belok
terletak diantara kedua asimptot (Sitompul dan Guritno, 1995).
Pertumbuhan sebuah tanaman atau suatu tanaman organik dengan
serangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristematik yang saling
menyatu. Pada ujung batang atau akar terbagi menjadi 3 daerah : daerah
pembentukan sel, daerah pembesaran dan daerah pendewasaan (Pradhan, 1997).
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan
tanaman Jagung (Zea mays L.).
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan laporan ini adalah Sebagai salah satu syarat
untuk dapat mengikuti praktikal tes di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan dan Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Adapun struktur tanaman jagung menurut http://www.plantamor.com
(2010), yaitu :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Subdivisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Akar pada tanaman jagung yaitu jenis akar serabut, menyebar ke samping
dan ke bawah sepanjang sekitar 25 cm. Penyebaran pada lapisan oleh tanah.
Bentuk siatem perakarannya sangat bervariasi (Suprapto, 1999).
Batang tanaman jagung kaku dengan tinggi berkisar antara 1,5 m dan 2,5
m dan terbungkus oleh pelepah daun yang berselang-seling yang berasal dari
setiap buku. Buku batang mudah terlihat. Percabangan (batang liar) umumnya
terbentuk pada pangkal batang. Batang liar adalah batang sekunder yang
berkembang pada ketiak daun terbawah dekat permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Daun pada tanaman jagung terdiri atas pelepah daun dan helaian daun.
Helaian daun memanjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun

dan helaian daun dibatasi oleh spicula yang berguna untuk menghalangi
masuknya air hujan ke dalam pelepah daun (Suprapto, 1999).
Pada tanaman jagung terdapat bunga jantan dan bunga betina yang
letaknya terpisah. Bunga jantan terletak pada bagian ujung tanaman, sedangkan
bunga betina pada sepanjang pertengahan batang jagung dan berada pada salah
satu ketiak daun. Bunga jantan disebut juga staminate. Bunga ini terbentuk pada
saat tanaman sudah mencapai pertengahan umur. Bunga jantan yang terbungkus
ini didalamnya terdapat benang sari. Disamping itu bagian dari bunga jantan yang
lain ialah glumae (sekam kelopak), sekam tajuk atas (palea), sekam tajuk bawah
(lemma), dan kantung sari berjumlah 3 pasang yang panjangnya lebih kurang 6
mm. Didalam kantung sari terkandung tepung sari yang jumlahnya kira-kira 2500
butir (Aak, 1993).
Buah jagung berbentuk tongkol, buah masak berwarna kuning atau ungu.
Panjang tongkol yang masak 8-20 cm. bakal buah berbentuk telur dengan tangkai
putik yang sangat panjang dan berujung cabang dua (Steenis, 2005).
Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Pada setiap tanaman jagung ada
sebuah tongkol, kadang-kadang ada yang dua. Biji berkeping tunggal berderet
pada tongkol. Setiap tongkol terdiri atas 10-14 deret, sedang setiap tongkol terdiri
kurang lebih dari 200-400 butir (Rukmana, 1997).
Syarat Tumbuh
Iklim
Jagung adalah annual musiman yang tumbuh baik di bawah moderasi
temperatur dan kelembaban. Tetapi ini dikultivasi dibawah lebih kondisi
lingkungan daripada tanaman lain. Sebuah rata-rata temperatur 23o C (73oF) atau

diatas, dengan banyak sinar matahari dan 37 sampai 50 cm (15-20 inci) dari hujan
yang turun 3 sampai 5 bulan dapat tumbuh ideal (Decoteau, 2000).
Jagung memerlukan kira-kira 20 inci air untuk memberikan hasil yang
memuaskan. Maksudnya 20 inci air cocok pada tanah untuk tumbuh tanaman,
bukan 20 inci presipitasi. Kebanyakan dari jagung belt rata-rata tahunan
presipitasi adalah 40 inci, meskipun wilayahnya kecil dalam satu wilayah mulai
30 sampai 35 inci (Halligan, 1911).
Hari panas dan suhu malam yang tinggi meningkatkan pertumbuhan secara
keseluruhan dan walaupun suhu panas adalah ideal untuk pertumbuhan vegetatif
dan tongkol, suhu sedang adalah optimum untuk akumulasi karbohidrat.
Umumnya dimanapun jagung bijian tumbuh, jagung manis dapat juga tumbuh,
karena untuk mencapai matang panennya diperlukan waktu yang lebih pendek
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah
Macam tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah tanah
aluvial atau lempung yang subur. Terbebas pengairannya karena tanaman jagung
tidak toleran pada genangan air (Kartasapoetra, 1988).
Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih
disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap
tanah masam dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6,0 dan 6,8 dan agak
toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Selama beberapa tahun dengan presipitasi normal, tanah jagung belt
memberikan cadangan makanan mulai dari masa pertumbuhan. Tanpa menyerap

makanan dari dalam tanah, pertumbuhan jagung menjadi lambat di bulan juli
(Evans and Donahue, 1957).
Tanaman jagung toleran terhadap reaksi kemasaman tanah pada kisaran
pH 5,5-7,0. Tingkat kemasaman tanah yang paling baik untuk tanaman jagung
adalah pH 6,8. Hasil penelitian di luar negri menunjukkan bahwa reaksi tanah
berpengaruh terhadap hasil jagung. Reaksi tanah yang memberikan hasil tertinggi
pada jagung adalah pH 6,8 (Suprapto, 1999).
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,
bergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon , dan substansi
pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung (Susilo, 1991).
Daerah pertumbuhan : setiap organ pertumbuhan seperti sel, melewati
fase-fase pertumbuhan yang diuraikan dalam 126 bagian dan ia menunjukkan
suatu periode pertumbuhan yang hebat. Di bagian akar kita menemukan bahwa
hanya di samping apex sel-sel aktif membelah. Pertumbuhan bersifat sederhana
dan berisi peningkatan kualitas protoplasma yang semakin membaik. Seperti sel-
sel baru secara berkelanjutan dibentuk dalam jaringan meristem. Sel-sel tersebut
kemudian kehilangan daya tumbuh, sel yang paling tua atau yang paling ujung
letaknya dari apex, dan akhirnya mereka melewati / memasuki fase kematangan
atau kondisi yang dewasa. Dengan kata lain, setiap bagia akar memiliki periode
pertumbuhan yang hebat dan panjang (Pradhan, 1997).

Pada proses pertumbuhan tanaman jagung dibedakan dalam dua stadia
pertumbuhan, yaitu : a. stadia vegetatif meliputi fase berkecambah, dilanjutkan
dengan fase pertumbuhan vegetatif, yang akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi
lambat hingg dimulainya stadia generatif, b. stadia generatif dimulai dengan
pembentukan primordia, proses pembungaan yang mencakup penyerbukan dan
pembuahan, hingga masuk ke fase reproduksi (Aak, 1993).
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
yaitu :
1. Faktor suhu / temperatur lingkungan
2. Faktor kelembaban
3. Faktor cahaya matahari
4. Faktor hormon
(http://prestasiherfen.blogspot.com, 2010).
Menurut comstock dan robinson (1952), dampak esensial yang paling
banyak dari program pemuliaan jika tidak semuanya adalah seleksi yang
didasarkan secara genetik pada individu atau famili yang beragam dan
penggunaan bahan yang diseleksi untuk kreasi populasi baru yang akan digunakan
sebagai varietas komersial baru yang potensial atau sebagai dasar untuk siklus
yang baru. Serta identitas dari seleksi yang secara praktis akan mempengaruhi
kecepatan perkembangan genetik dari seleksi yang dilakukan (Allard, 2003).
Tumbuhan tumbuha karena adanya meristem yang menghasilkan sel-sel
baru, kemudian membesar dan berdiferensiasi, maka tumbuhan meninggalkan
catatan riwayat pertumbuhannya. Kita semua mengetahui bahwa sebagian besar

riwayat gelondong kayu dapat diamati dan mengamati lingkar tahunan pada irisan
melintangnya (Ashari, 1995).

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di areal percobaan Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada
ketinggian 25 meter dpl. Dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2010 sampai tanggal
9 November 2010.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan adalah benih jagung
(Zea mays L.) sebagai sampel tumbuhan yang akan diamati pertumbuhannya,
tanah, pasir dan kompos sebagai media tanam dengan perbandingan 2:1:1 dan
polybag 10 Kg sebagai media tanam, label nama sebagai identitas tanaman yang
akan diamati, serta air untuk menyiram tanaman.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan adalah cangkul sebagai alat
untuk mengolah lahan, batu bata sebagai alas polybag, meteran untuk mengukur
lahan yang akan diamati, pacak untuk menjadi penanda batas areal percobaan , tali
plastik untuk mengikat dari satu pacak ke pacak lain, gembor sebagai wadah air
untuk menyiram tanaman, buku data untuk menulis hasil pengamatan, beko
sebagai alat untuk mengangkut pasir dan tanah, penggaris sebagai alat untuk
mengukur tinggi tanaman, serta alat tulis yang membantu dalam proses pencatatan
hasil pengamatan.
Prosedur Percobaan
- Diolah lahan dengan ukuran 4 x 10 m dengan cangkol
- Dipacaki setiap batas lahan
- Dicampur tanah top soil, pasir dan kompos (2:1:1)

- Dimasuki campuran tanah tersebut ke dalam polybag 10 Kg
- Diatur letak polybag dalam lahan (4x10 m) dengan skala 10 baris 4 kolom,
sehingga diperoleh 40 polybag yang tersusun.
- Diletakkan batu bata sebagai alas polybag di lahan
- Ditanam benih jagung dengan kedalaman 5 cm
- Diamati jumlah daun dan tinggi tanaman jagung setiap minggu
- Digambar grafiknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Tinggi tanaman
MST Sampel Total Rataan
I II
1 15 cm 11 cm 26 cm 13 cm
2 31,6 cm 37,4 cm 69 cm 34,5 cm
3 59 cm 57 cm 116 cm 58 cm
4 90 cm 73,5 cm 163,5 cm 81,75 cm
5 99 cm 78 cm 177 cm 88,5 cm
6 104 cm 83,5 cm 187,5 cm 93,75 cm
7 108 cm 91 cm 199 cm 99,5 cm
8 108,75 cm 91,5 cm 200,25 cm 100,125 cm
9 109 cm 92 cm 201 cm 101,5 cm
10 110 cm 94 cm 204 cm 100,5 cm

2. Jumlah daun
MST Sampel Total Rataan
I II
1 2 1 3 1,5
2 3 3 6 3
3 5 5 10 5
4 8 6 14 7
5 8 6 14 7
6 8 7 15 7,5
7 9 7 16 8
8 9 7 16 8
9 9 7 16 8
10 9 7 16 7

Pembahasan
Dari hasil pengamatan, pada minggu pertama memiliki rataan tinggi
sebesar 13 cm. Sedangkan pada minggu kesepuluh tanaman jagung mengalami
peningkatan, rataan tinggi sebesar 100,5 cm. Hal ini dikarenakan tanaman
mengalami pertumbuhan yang mana serangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel
meristematisik yang saling menyatu. Hal ini sesuai dengan literatur Pradhan
(1991) yaitu Pertumbuhan sebuah tanaman atau sebuah organik dengan
serangkaian hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristematik yang saling
menyatu.
Dari hasil pengamatan pada minggu pertama tanaman jagung memiliki
rataan jumlah daun sebesar 1,5 helai sedangkan pada minggu kesepuluh tanaman
jagung mengalami peningkatan rataan jumlah daun sebesar 7 helai. Hal ini
dikarenakan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian vegetatif
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan literatur http://file.upi.edu (2010) yaitu
pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian vegetatif di atas tanah terutama
ditentukan oleh aktivitas meristem apikal karena di sini primordia daun terbentuk.
Dari hasil pengamatan, tanaman jagung mengalami fase logaritmik. Hal
ini dapat dilihat pada rataan tinggi tanaman jagung, pada minggu pertama dan
kedua yaitu 13 cm menjadi 34,5 cm. Fase ini menunjukkan adanya pertambahan
ukuran atau jumlah seiring jalannya waktu. Hal ini sesuai dengan literatur
Salisbury dan Ross (1996) yaitu pada fase logaritmik, ukuran (v) bertambah
secara eksponensial sejalan dengan waktu (t). ini berarti laju pertumbuhan (dv/dt)
lambat pada awalnya, tapi kemudian meningkat terus laju berbanding lurus
dengan ukuran organisme; semakin besar organisme, semakin cepat ia tumbuh .

Dari hasil pengamatan, tanaman jagung mengalami fase linier. Hal ini
dapat dilihat pada rataan tinggi tanaman jagung, pada minggu ketujuh dan
kedelapan yaitu 99,5 cm menjadi 100,125 cm. Fase ini menunjukkan adanya
pertumbuhan yang konstan. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross
(1996) yaitu pada fase linier, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan,
biasanya pada laju maksimum selama beberapa waktu lamanya.
Dari hasil pengamatan, tanaman jagung mengalami fase penuaan . Hal ini
dapat dilihat pada rataan tinggi tanaman jagung bahwa ada rataan tinggi dari
minggu pertama sampai ke sepuluh mengalami penurunan rataan, yaitu pada
minggu ke sembilan menuju kesepuluh, sebesar 101,5 cm menurun menjadi
100,5 cm. Fase penuaan ini menunjukkan adanya penurunan, karena tanaman
jagung telah mencapai kematangan. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan
Ross (1996) yaitu pada fase penuaan dicirikan dengan laju pertumbuhan yang
menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai menua.
Dari hasil pengamatan, data membentuk kurva S (sigmoid). Hal ini dapat
dilihat pada rataan tinggi tanaman jagung pada minggu pertama dan kedua yaitu
13 cm menjadi 34,5 cm (mengalami peningkatan), minggu ketujuh dan kedelapan
yaitu 99,5 cm menjadi 100,125 cm (konstan) serta tidak ada fase penuaan yang
terjadi. Kurva ini menunjukkan ukuran kumulatif yang dipengaruhi oleh fungsi
dan waktu. Hal ini sesuai dengan literatur Salisbury dan Ross (1996) yaitu Kurva
pertumbuhan berbentuk S (Sigmoid) yang ideal yaitu kurva menunjukkan ukuran
kumulatif sebagai fungsi dan waktu. Tiga fase utma biasanya mudah dikenali :
fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pada percobaan tanaman jagung diperoleh rataan tinggi tanaman pada minggu
pertama dan terakhir sebesar 13 cm dan 102 cm.
2. Dari percobaan dengan parameter jumlah daun, diperoleh rataan jumlah daun
pada minggu pertama dan terakhir sebesar 1,5 helai dan 8 helai.
3. Dari hasil pengamatan diperoleh tanaman jagung (Zea mays L.) yang
mengalami fase logaritmik yaitu pada minggu pertama dan kedua, dari 13 cm
menjadi 34,5 cm.
4. Dari hasil pengamatan diperoleh tanaman jagung (Zea mays L.) yang
mengalami fase linier yaitu pada minggu ketujuh dan kedelapan, dari 99,5 cm
menjadi 100,125 cm.
5. Dari hasil pengamatan diperoleh tanaman jagung (Zea mays L.) yang
mengalami fase penuaan yaitu pada minggu kesembilan dan kesepuluh, dari
101,5 cm menjadi 100,5 cm.
6. Dari hasil pengamatan, data membentuk kurva S (Sigmoid), karena adanya
fase logaritmik, fase linier dan fase penuaan.
Saran
Sebaiknya praktikan melakukan perawatan secara intensif agar diperoleh
hasil yang optimal dan dapat sesuai dengan fase-fase pertumbuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Aak., 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius, Jakarta. Adisarwanto, T., dan Y. E, Widyaastuti., 2000. Meningkatkan Produksi Jagung di
Lahan Kering. Penebar Swadaya, Bandung. Allard, R. W., 2003. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta. Ashari, S., 1995. Hortikultura. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Decoteau, D. R., 2000. Vegetable Crops. Prentice Hall Upper Saddle River, USA. Evans, E. F., and R. L, Donahue., 1957. Exploring Agriculture an Introduction to
Food and Agriculture. Prentice Hall, Inc., USA. Halligan, J. E., 1911. Fundamentals of Agricultre. D. C. Heath and Company,
New york. http://news.nationalgeographic.com., 2010. Jagung. Diakses pada tanggal 26
Agustus 2010. http://prestasiherfen.blogspot.com., 2010. Faktor yang mempengaruhi
Perkembangan dan Pertumbuhan Tumbuhan. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2010.
http://www.plantamor.com., 2010. Jagung. Diakses pada tanggal 26 Agustus
2010. Kartasapoetra, A. G., 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah
Tropik. Penerbit Bina Aksara, Jakarta. Makmur, A., 2003. Pemuliaan Tanaman Bagi Lingkungan Spesifik. IPB Press,
Bogor. Pradhan, S., 1997. Plant Physiology. Har-anand Publication PVT, Ltd., India. Rubatzky, V. E., dan M. Yamaguchi., 1998. Sayuran Dunia 1. Penerbit ITB,
Bandung. Rukmana, R., 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius, Jakarta. Salisbury , F. B., dan C. W. Ross., 1992. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB,
Bandung. Sitompul, S. M., dan B. Guritno., 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM
Press, Yogyakarta.

Steenis, Van. Dr. C. G. G. J. Van., 2005. Flora. PT. Pradhya Pratama, Jakarta. Suprapto. 1999. Bertanam Jagung. Penerbit Swadaya, Jakarta. Susilo, H. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.

Lampiran
Keterangan :
1.5
3
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 2
Ra
taa
n J
um
lah
Da
un
Kurva Sigmoid Rataan Jumlah Daun
13
34.5
0
20
40
60
80
100
120
0 2
Ra
taa
n T
ing
gi
Kurva Sigmoid Rataan Tinggi
Fase Penuaan Fase Linear Fase Logaritmik
5
7 7
7.5
8 8 8
7
4 6 8 10
MST
Kurva Sigmoid Rataan Jumlah Daun
34.5
58
81.75
88.593.75
99.5100.125101.5100.5
2 4 6 8 10
MST
Kurva Sigmoid Rataan Tinggi
12
Kurva Sigmoid Rataan Jumlah Daun1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10