JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/jurnal_unmas/KURVA TEKNIK VOL.1...

download JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/jurnal_unmas/KURVA TEKNIK VOL.1 No.1 2013.pdf · JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK KURVA TEKNIK. Adalah Jurnal Ilmiah

If you can't read please download the document

Transcript of JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK - unmas-library.ac.idunmas-library.ac.id/jurnal_unmas/KURVA TEKNIK VOL.1...

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    KURVA TEKNIK. Adalah Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dalam arti luas yang mempublikasikan hasil penelitian, perencanaan atau kajian review pada semua aspek dari tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan baik itu bahan/material konstruksi, peralatan, struktur/konstruksi, operasional, maintenance, maupun manajemen konstruksinya.

    Pembina : Dekan Fakultas Teknik, UNMAS. Denpasar. Penasehat : Wakil Dekan FT. UNMAS. Denpasar. Penanggung jawab : Ka. Prodi Teknik Sipil, FT. UNMAS. Denpasar.

    Pemimpin Redaksi Ir. I Made Sastra Wibawa, M.Erg.

    Sekretaris Redaksi Ir. Ni Ketut Sri Astati Sukawati, MT.

    Mitra Bestari (Dewan Redaksi) 1. Prof. Ir. I Wayan Redana, M.Sc.,Ph.D. (UNUD. Denpasar). 2. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME.,Ph.D. (UNUD. Denpasar). 3. Ir. Mudji Wahyudi, Ph.D. (UNRAM. Mataram)

    Pelaksana Redaksi 1. Ir. I Gede Ngurah Sunatha, MT. 2. Ir. I Made Letra, M.Si 3. Ir. I Ketut Sudipta Giri, MT. 4. I Gusti Agung Gde Suryadarmawan, ST.,MT. 5. Tjokorda Istri Praganingrum, ST., MT. Sirkulasi I Made Purnata.

    Kurva Teknik adalah jurnal ilmiah bidang Teknik Sipil yang berbasis pada manajemen

    konstruksi, yang diterbitkan oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal ilmiah ini diterbitkan dua kali dalam setahun ( Maret, Nopember) dengan 1 volume dan 2 nomor penerbitan.

    Makalah dapat ditulis dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, dikirim kepada redaksi dan pada tahap awal dilakukan evaluasi mengenai subjek materi dan kualitas teknik penulisan secara umum oleh pemimpin redaksi, selanjutnya dikirim kepada minimal 1 mitra bebestari di bidangnya untuk evaluasi substansi materi, serta tahap akhir akan ada saran penyempurnaan dari pelaksana redaksi. Makalah yang dinyatakan diterima serta telah diperbaiki sesuai saran redaksi akan diterbitkan dalam jurnal Kurva Teknik. Petunjuk format penulisan makalah terlampir pada halaman akhir dari jurnal ini. Redaksi Kurva Teknik Sekretriat : Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar Jl. Kamboja No. 11 A Denpasar Telp. (0361) 240551 ; 8636490 Denpasar, Bali. e-mail : [email protected]

    mailto:[email protected]

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Vol. 2 No. 1 Maret 2013

    PS TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    KURVA TEKNIK JURNAL ILMIAH

    Vol. 2 No. 1 Hlm. 125 DENPASAR

    MARET 2013

    ISSN

    2089-6743

    ISSN : 2089-6743

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    PENGANTAR REDAKSI

    Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang

    Maha Esa, karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya kami dapat mewujudkan keinginan

    kami untuk menerbitkan sebuah Jurnal Ilmiah yang kami beri nama Kurva Teknik.

    Majalah atau Jurnal Ilmiah ini telah mendapatkan ISSN (International Standard Serial

    Number) dari Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

    (PDII-LIPI) dengan nomor ISSN : 2089-6743 tertanggal 30 Desember 2011. Jurnal ini yang

    dikelola oleh Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati Denpasar merupakan media untuk

    mempublikasikan hasil-hasil penelitian murni atau terapan dalam arti luas tentang aspek

    Teknik Sipil mulai dari perencanaan/disain, pelaksanaan, pengawasan, operasional,

    maintenance, maupun manajemen konstruksi baik yang menyangkut bahan/material

    konstruksi, peralatan, dan strukturnya. Kehadiran jurnal ini diharapkan dapat menjadi sumber

    informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) bagi siapa saja, baik kalangan akademisi

    maupun masyarakat luas. Jurnal ilmiah ini sekaligus sebagai wahana untuk memotivasi dosen

    peneliti, praktisi, dan civitas akademika maupun siapa saja dapat ikut menyumbangkan hasil

    penelitian ataupun buah pemikirannya. Disamping diperuntukkan bagi civitas akademika

    Universitas Mahasaraswati Denpasar (UNMAS Denpasar), setiap terbitan redaksi menerima

    artikel, hasil penelitian, atau buah pikiran dari para peneliti kalangan civitas akademika dari

    luar UNMAS Denpasar.

    Atas nama redaksi kami menghaturkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas

    sumbangan artikel dari semua pihak sehingga Jurnal Ilmiah Kurva Teknik Vol. 2 No. 1

    Periode Maret 2013 dapat kami terbitkan.

    Akhirnya kami mohon saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi

    penyempurnaan jurnal ini, kami berharap jurnal ilmiah Kurva Teknik dapat memenuhi

    kebutuhan informasi para akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam bidang penelitian dan

    penerapan Iptek.

    Denpasar, Maret 2013

    Dewan Redaksi

    ISSN : 2089-6743

    i

  • JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    DAFTAR ISI

    1. ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN BENDUNG PULU DI KABUPATEN BANGLI

    (I Made Letra dan I Nengah Subagia) ................................................................................. 1

    2. PEMBANGUNAN JEMBATAN PENYEBERANGAN INOVASI HIDROLIS DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA RINGAN SEBAGAI SOLUSI BAGI

    PARA PEJALAN KAKI UNTUK MEMECAHKAN KEMACETAN DI KOTA

    DENPASAR

    (I Wayan Agus Rudiartama dan Ni Ketut Sri Astati Sukawati).......................................... 17

    3. ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU

    (I Wayan Giatmajaya) ........................................................................................................ 36

    4. KAJIAN TERHADAP MEKANISME PERIZINAN PEMANFAATAN LAHAN TEBING TUKAD AYUNG, KEDEWATAN, UBUD, GIANYAR

    (Tjokorda Istri Praganingrum) .......................................................................................... 50

    5. PULIHNYA KUAT TEKAN BETON PASCA KEBAKARAN SETELAH DILAKUKAN PENYIRAMAN AIR

    (I Made Sastra Wibawa dan I Gede Ngurah Sunatha) ...................................................... 69

    6. KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU

    (I Made Nada dan Ida Bagus Suryatmaja) ........................................................................ 88

    7. DAMPAK NOx TERHADAP LINGKUNGAN (I Gede Oka Darmayasa) ................................................................................................... 98

    8. INKULTURASI ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI DALAM POLA SPASIAL RUMAH ETNIS TIONGHOA DI DESA ADAT CARANGSARI, BADUNG

    (Siluh Putu Natha Primadewi) ........................................................................................ 108

    ISSN : 2089-6743

    ii

  • 6

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    ANALISIS FINANSIAL PEMBANGUNAN BENDUNG PULU DI KABUPATEN BANGLI

    Oleh :

    I Made Letra I Nengah Subagia

    Abstrak

    Bendung Pulu terletak di aliran sungai Pulu, Kelurahan Bebalang Kecamatan dan Kabupaten Bangli yang dibangun dengan biaya pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sebagai suatu kegiatan dengan dana besar, maka perlu dilakukan suatu analisis finansial terhadap pembangunan Bendung Pulu untuk mengetahui apakah layak atau tidak layak dari segi finansial, apakah dapat memberikan manfaat kepada sektor pertanian, sehingga bagaiamana korelasinya terhadap peningkatan nilai produksi pertanian Untuk menganalisa aspek finansial dari pembangunan Bendung Pulu digunakan tolok ukur analisis finansial seperti: Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR), payback period (PP) dan lnternal Rate of Return (IRR). Sedangkan, untuk analisa korelasinya digunakan metoda kal person. Dari hasil analisa finansial pada tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku diperoleh Net Present Value (NPV) benilai positif, Benefit Cost Ratio (BCR) lebih besar dari satu serta Intemal Rate of Retun (iRR) lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku. Sedangkan untuk Korelasi nilai r antara biaya akibat adanya Bendung Pulu dengan nilai produksi pertanian adalah mendekati satu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pembangunan Bendung Pulu layak dilihat dari aspek finansial. Dan memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap peningkatan nilai produksi pertanian. Kata kunci: Bendung Pulu, analisa finansial, korelasi I. PENDAHULUAN Sektor pengerak perekonamian paling utama wilayah pedesaan pada umumnya yaitu

    pada sektor pertanian. Sektor ini menampung tenaga kerja paling banyak dibandingkan dengan

    sektor-sektor yang lain. Dalam mengelola usaha pertanian ketersediaan sumberdaya air

    merupakan salah satu pendukung utama. Dengan tersedianya air untuk irigasi secara

    berkesinambungan maka pola tanam pertanian akan dapat dilangsungkan sepanjang tahun,

    tanpa tergantung dari musim hujan

    Ketersediaan air irigasi untuk lahan pertanian secara berkesinambungan akan dapat terwujud

    jika didukung oleh infrastuktur irigasi yang memadai. Infrasturktur irigasi ini terdiri dari

    jaringan irigasi serta bangunan utama dari irigasi. Adapun bangunan utama dalam bidang

    irigasi dapat berupa waduk, bendung, stasion pompa ataupun banguna pengambilan bebas.

    Bendung yang merupakan infrasturtur bangunan utama dalam bidang irigasi mempunyai fungsi

    meninggikan permukaan air untuk dialirkan kedaerah irigasi yang direncanakan. Dengan

    adanya bendung ini ketersediaan air untuk keperluan irigasi dapat dipertahankan, sehingga

    dapat meningkatkan produksivitas lahan pertanian, baik itu tanaman padi maupun palawija

    serta tanaman hortikultura lainnya.

  • 7

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Salah satu bendung yang berada di propinsi Bali adalah Bendung Pulu yang

    berada pada daerah irigasi Tunggak Alas yang menaikan muka air dari tukad Pulu di

    Kecamatan Bangli,

    Kabupaten Bangli. Bendung ini mengalirkan air untuk irigasi pertanian ke subak yang

    berada di kawasan Taman Bali terutama di daerah subak Kuning.

    Pada bualn November 2010 Bendung Pulu mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan

    oleh terjadinya banjir di sekitar lokasi bendung yang merupakan dampak dari

    penebangan pohon.

    tanpa disertai reboisasi, berkurangnya daerah resapan air di daerah hulu

    Kerusakan bendung pulu membawa akibat yang cukup luas bagi lahan

    pertanian yang memperoleh pengaiaran dari bendung tersebut. Pola tanam lahan

    pertanian menjadi terganggu dan terancam gagal panen karena kurangnya air irigasi

    yang hanya memanfaatkan air hujan dan dari bendung darurat yang dibuat secara

    sederhana. Sehingga produktivitas lahan pertanian menjadi menurun.

    Pada akhirnya pembangunan kembali Bendung tersebut dapat terrealisasi di

    tahun 2011 oleh Pemerintah Kabupaten Bangli yang menggunakan dana dari APBD

    2011. Pembangun sebuah bendung tentunya merupakan kegiatan pembangunan yang

    bersekala besar dengan dana yang cukup besar pula, oleh sebab itu maka perlu

    diadakan studi untuk mengevaluasi kelayakan dari pembangunan Bendung Pulu

    apakah, dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan nilai produksi pertaniaan

    ataupun memenuhi persyaratan-persyaratan kriteria investasi jika ditinjau dari segi

    analisis ekonomi teknik.

    II. METODA PENELITIAN 2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di aliran Sungai Pulu yang berada di wilayah

    Kel. Bebalang Kec.Bangli Kabupaten Bangli.

    2.2. Objek Studi Objek studi dalam penelitian ini adalah data perencanaan dan pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli apakah pembangunan bendung tersebut dapat memberi manfaat terhadap peningkatan produksi pertanian dan memenuhi syarat investasi jika ditinjau dari segi analisa aspek finansial. Sumber data Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini bersumber dari:

    a. Data Primer : Yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber objek studi, dalam hal ini adalah hasil wawancara atau interviu dengan pemilik proyek yaitu dari dinas P.U. Kab. Bangli, mengenai nilai kegiatan, biaya perencaan, Biaya O.P bendung Pulu, serta umur kegiatan.

    b. Data Sekunder: Yaitu data yang diperoleh sumber sumber yang telah ada atau pihak lain yang mendukung penelitian ini misalnya; literatur-literatur, data O.P. Padi dan produksi padi dari Dinas PPP Kab. Bangli, harga gabah Dari BPS, instansi terkait lainnya

  • 18

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    3. Biaya Pemeliharaan (Mantence Cost)

    Agar fasilitas bendungan dalam hal ini fasilitas Bendung Pulu dapat dan dalam

    kondisi prima maka perlu biaya pwatuan untuk bangunan beserta fasilitasnya.

    Dari analisa biaya biaya tersebut akan didapat atau diketahui total biaya /real

    cost 39

    3.4. Pengumpulan data Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Pengamatan (Observasi) : Yaitu terjun langsung atau melihat langsung kelapangan

    terhadap

    objek penelitian yaitu Bendung Pulu dan Wilayah irigasinya.

    2. Penelusuran Literatur: Yaitu Mengumpulkan data dengan menggunakan sebagian atau

    seluruh yang telah ada dari laporan data penelitian sebelumnya Misalnya data dari Dinas

    PPP Kab. Bangli Berupa analisa Biaya O.P pertanian, laporan produksi pertanian serta

    data-data dari BPS.

    3. Wawancara (Interviu): Yaitu Mengumpulkan data dengan mengadakan tanya jawab

    langsung kepada objek Studi atau perantara yang berwenang serta mengetahui persoalan

    dari objek studil misalnya, data dari tanya jawab dengan pihak Dinas P.U. Kab. Bangli

    tentang biaya dan umur kegiatan Bendung Pulu.

    3.5. Analisa Data Dari data-data yang berkaitan dengan aspek finansial yang diperoleh melalui

    pengumpulan data dan wawancara dengan dinas P.U. Kab. Bangli selaku pemilik kegiatan serta

    pengelola bendung dan Dinas PPP Kab. Bangli selaku dinas yang menangani bidang pertanian

    serta dinas-dinas yang lain selanjutnya dianalisa. Adapun analisa finansial dalam penelitian ini

    terbagi atas:

    A. Faktor Biaya 1. Biaya investasi (investment cost)

    Biaya investasi (investment cost) dalam penelitian ini merupakan semua pengeluaran

    biaya yang dipergunakan untuk merealisasikan Bendung Pulu, Bangli agar dapat

    beroperasi dengan baik, adapun biaya tersebut diantaranya biaya perencanaan,biaya

    konstruksi dan biaya pengawasan.

    2. Biaya Operasional (operational Cost)

    Biaya operasional yaitu segala pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas usaha

    agar berjalan normal yang biasanya bersipat rutin dan periodik dalam waktu tertentu

    misalnya; Biaya gaji/upah karyawan, biaya untuk administrasi dan biaya tak terduga

    lainnya.

  • 19

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    1. Biaya investasi (investment cost)

    Biaya investasi (investment cost) dalam penelitian ini merupakan semua

    pengeluaran biaya yang dipergunakan untuk merealisasikan Bendung Pulu,

    Bangli agar dapat beroperasi dengan baik, adapun biaya tersebut diantaranya

    biaya perencanaan,biaya konstruksi dan biaya pengawasan.

    2. Biaya Operasional (operational Cost)

    Biaya operasional yaitu segala pengeluaran dalam rangka menjalankan aktivitas

    usaha agar berjalan normal yang biasanya bersipat rutin dan periodik dalam

    waktu tertentu misalnya; Biaya gaji/upah karyawan, biaya untuk administrasi

    dan biaya tak terduga lainnya.

    3. Biaya Pemeliharaan (Mantenance Cost)

    Agar fasilitas bendungan dalam hal ini fasilitas Bendung Pulu dapat dan dalam

    kondisi prima maka perlu biaya perawatan untuk bangunan beserta fasilitasnya.

    Dari analisa biaya biaya tersebut akan didapat atau diketahui total biaya /real

    cost

    B. Faktor Manfaat (Benefit)

    Dari kegiatan operasional Bendung Pulu akan diperoleh juga berupa hasil usaha

    yang disebut benefit. Untuk menentukan benifit dalam penelitian digunakan

    metoda peramalan yaitu metoda regresi dari data-data yang tersedia. Data

    tersebut berupa peningkatan produksi lahan yang memanfaatkan langsung aliran

    air dari Bendung Pulu , untuk selanjutnya dianalisa sehinga diketahui total benifit

    C. Analisa Evaluasi pembangunan Bendung Pulu di Kabupaten Bangli

    Dari hasil analisa faktor biaya dan faktor manfaat yang berupa total cost dan total

    benefit kemudian dievaluasi dengan mengunakan kriteria-kriteria investasi

    berupa:

    1. Metode Net Present Value

    Metode Net Present Value adalah metode yang menghitung selisih antara nilai

    pada saat sekarang investasi dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan

    datang. Penilaian dinyatakan layak bila NPV positif, dan dinyatakan tidak

    layak bila NPV bernilai negatif.

    2. Benefit Cost Ratio (BCR)

  • 20

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Metode BCR adalah menghitung perbandingan antara benefit dan cost dalam

    suatu investasi. Penilaian dinyatakan layak bila BCR lebih dari 1 (satu), dan

    dinyatakan tidak layak bila BCR kurang dari 1 (satu).

    3. Internal Rate of Return (IRR)

    Metode IRR adalah menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai pada

    saat sekarang investasi dengan penerimaan kas bersih di masa yang akan

    datang. Penilaian dinyatakan layak dan menguntungkan bila tingkat bunga

    lebih besar dari pada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang

    diisyaratkan), dan dianggap merugikan bila nilai bunganya lebih kecil.

    4. Payback Period (PP)

    Metode Payback Period adalah menghitung seberapa lama (periode) investasi

    akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break event

    point).

    D. Analisa Sensitivitas

    Analisa Sensitivitas adalah menghitung pengaruh faktor suku bunga uang,

    yaitu untuk suku bunga 12% dengan kondisi, meliputi :

    - jika biaya(cost)bertambah 10% dan pendapatan (benefit) tetap

    - jika biaya (cosl) tetap dan pendapatan (benefit) berkurang 10%

    - Jika biaya (cost) bertambah l0 % dan pendapatan (benefit) berkurang 10%

    E. Analisa Korelasi

    Analisa korelasi ini dalah untuk mengetahui seberapa kuat pengaruh dari investasi

    pemerintah dalam membangun bendung terhadap peningkatan produksi lahan

    pertanian yang dinyatakan dalam koefisien korelasi.

    Hasil Analisa

    Adapun hasil-hasil dari analisa ekonomi terdiri dari nilai-nliai metoda analisa aspek

    ekonomi rencana pembangunan Bendungan Pulu, Bangli yaitu berupa nilai:

    NPV, IRR, BCR, PP.

    Kajian Hasil Analisa

    Dari hasil analisa diatas, akan dapat di simpulkan tentang kelayakan suatu invertasi serta korelasi dari pembangunan bendung Pulu di Kabupaten Bangli setelah, nilai dari hasil metoda analisa ekonomi dan koefisien korelasi tadi di kaji kembali terhadap kriteria investasi dan korelasi.

  • 21

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Data Biaya Awal Menurut keterangan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli Biaya yang

    dibutuhkan untuk merealisasikan Bendung Pulu, Bangli ini terdiri dari:

    Biaya perencanaan = Rp 46,246,000,-

    Biaya kontruksi = Rp 1,432,165,000,-

    Total = Rp 1,478,411,000,-

    Seluruh biaya ini bersumber dari APBD Kabupaten Bangli

    3.2. Analisa Biaya Operasional dan Pemeliharaan, bunga komersil, Depresiasi

    Biaya Operasional dan Pemeliharaan Bendung Pulu, Bangli menurut

    informasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli diasumsikan sebesar 5 %

    pertahun dari total nilai konstruksi Bendung Pulu, Bangli yaitu 5% x

    Rp1,432,165,000,- = Rp 35,803,900,- pertahun selama umur rencana kegiatan dengan

    peningkatan diasumsikan sebesar 10% pertahun.

    Sedangkan untuk menghitung biaya bunga komersil dan deperesiasi dalam analisa

    finansial Bendung Pulu , Bangli digunaka tingkat suku bunga wajar per-tanggal 15

    Desember 2011dari LPS yaitu sebesar 6,5% pertahun sehinga untuk biaya bunga dan

    depresiasi Bendung Pulu, Bangli menjadi;

    Biaya bunga pertahun : 6,5% x Rp1,478,411,000,-

    = Rp 96,096,715,-

    Depresiasi Pertahun : = Rp 84,724,560.82-

    3.3. Analisa Peramalan Seperti diuraikan dalam tinjauan pustaka analisa peramalan memegang peranan penting

    dalam pengkajian aspek ekonomi. Data-data yang dipakai dan didapatkan sejauh ini adalah

    data saat ini dan data masa lampau yang belum dapat membantu dalam proses pengambilan

    keputusan sehingga perlu diramalkan untuk mendapatkan proyeksi sampai tahun 2036 sesuai

    dengan umur ekonomis Bendung Pulu , Bangli yaitu 25 tahun. Adapun yang diproyeksi dalam

    menganalisa aspek finansial Bendung Pulu , Bangli adalah daftar harga Gabah kering Petani di

    Propinsi Bali

    Untuk memperkirakan hal tersebut di atas digunakan beberapa metode peramalan yaitu:

    1. Metode Trend Linear

    2. Metode Trend Kuadratik

    3. Metode Trend Simple Eksponensial

  • 22

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Pedoman untuk pemilihan metode peramalan yang tepat untuk serangkaian data deret

    waktu tertentu adalah trend yang memberikan harga kuadrat penyimpangan nilai

    peramalan dengan nilai trend terkecil atau harga (Yi - Y') terkecil.

    3.4. Peramalan Untuk Harga Gabah Kering Petani Data yang digunakan untuk meramalkan harga gabah kering petani untuk

    tahun-tahun mendatang adalah data harga mulai th 2007 sampai dengan th 2011

    seperti dalam Tabel 1.

    Proses pengolahan data harga gabah kering petani dengan menggunakan ketiga

    metode tersebut diatas dapat dilihat pada Lampiran la. Dari hasil perhitungan

    diperoleh metode peramalan dengan harga (Yi -Y') terkecil yaitu dengan metode

    Trend Linier, sehingga model persamaan yang dipakai adalah persamaan linier.

    Adapun persamaan linier yang dipakai adalah :

    Y= 2714,3 +332,4 X

    Sehingga dari persamaan tersebut akan didapat perkiraaan harga gabah

    kering petani sampai dengan tahrm 2055 seperti dalam Tabel 2.

    Tabel 1 Data Harga Gabah Kering Petani Tahun 2007-2011 TAHUN HARGA GABAH KERING

    PETANI (RP/Kg) 2007 2240 2008 2283 2009 2540 2010 2932 2011 3577 Tabel 2. Hasil peramalan Harga Gabah Kering Petani Sampai Tahun 2012 TAHUN HARGA GABAH KERING

    PETANI (RP/Kg) 2007 2240 2008 2283 2009 2540 2010 2932 2011 3577 2012 3711 3.5. Analisa Pendapatan

    Sesuai dengan uraian pada tinjaun pustaka tentang manfaat dari suatu kegiatan dalan analisa finansial maka, pendapatan dari bendung Pulu, Bangli adalah kenaikan hasil sawah berupa kenaikan produksi padi karena semakin baiknya sistem irigasi untuk mengairi sawah. Dalam hal ini untuk mendapatkan produksi pertanian yang di pengaruhi oleh pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli adalah dengan membandingkan produksi padi dari lahan pertanian ketika adanya Bendung Pulu, Bangli dengan produksi padi dari lahan pertanian tanpa adanya Bendung Pulu,

  • 23

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Bangli. Perbandingan tingkat produksi padi tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 3 dan tabel 4. tabel 3 Produksi pertanian tanpa adanya Bendung Pulu, Kabupaten Bangli

    Areal Musim tanam (Ha) Produksi (ton)

    I II III Jumlah Pli siladan 5 2 0 7 51,52 Pel. Jelekungkang 11 8 0 19 139,84 Tam. Jelekungkang 13 10 0 23 169,28 Total 29 20 0 49 360,64 tabel 4 Produksi pertanian dengan adanya Bendung Pulu, Kabupaten Bangli

    Areal Musim tanam (Ha) Produksi (ton)

    I II III Jumlah Pli siladan 11,5 11 10 32,5 227,04 Pel. Jelekungkang 8 8 8 24 126,72 Tam. Jelekungkang 16 16 16 48 253,44 Total 35,5 35 34 104,5 607,2 Dengan mengurangkan atau mencari selisih dari produksi pertanian dengan

    beroperasinya bendung Pulu (tabel 4.3) dan produksi pertanian tanpa adanya bendung

    Pulu (tabel 4.4), akan didapat peningkatan produksi pertanian . Adapun hasilnya

    sebagai berikut :

    Produksi padi : 607,2 ton/tahun - 360,64 ton/tahun = 246,56 ton/tahun

    Menurut informasi dari dinas Pertanian Kabupaten Bangli bahwa harga produksi

    dengan biaya produksi memiliki perbandingan 2,0. Perbandingan biaya ini akan

    digunakan untuk mengetahui pendapatan bersih dalam bidang pertanian. Hal ini

    menunjukkan total pendapatan dalam bidang pertanian .

    Tolak Ukur Analisa Finansial

    A. Net Present Vulae (NPV)

    Adalah selisih antara seluruh net cash flow atau keuntungan selama umur

    ekonomis dengan nilai investasi awal yang dirumuskan sebagai berikut :

    1. Discount Rate 10%

    Besarnya Present Value Of Benefit Rp 4.470.243.783 ,- dan besarya Present

    Value Of

    Cost Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = ( Rp 4.470.243.783 ,- ) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = Rp 2.991.832.783 ,-

  • 24

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti

    penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.

    2. Discount Rate 12%

    Besarnya Present Value Of Benefit Rp 3.696.737.850,- dan besarya Present

    Value Of Cost

    Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = (Rp 3.696.737.850,-) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = RP 2.218.326.850 Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti

    penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.

    3. Discount Rate 15%

    Besarnya Present Value Of Benefit Rp 2.886.438.623,- dan besarya Present

    Value Of

    Cost Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = (Rp 2.886.438.623 ,-) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = RP 1.388.027.623,-

    Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti

    penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai investasi.

    Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh nilai NPV positif dari discount Rate10%,

    discount Rate 12% dan discount Rate 15%, ini berarti pembangunan Bendung Pulu,

    Kabupaten Bangli dapat dikatakan layak direalisasikan menurut kreteria NPV

    B. Benifit Cost Ratio (BCR)

    Dalam menghitung nilai Benifit Cost Ratio digunakan rumus (PV)B = Nilai sekarang Benifit

    Cf = Biaya awal

    Sehinga BCR dapat dicari sesuai discount Rate masing-masing sebagai berikut:

    1. Discount Rate 10%

    Total PV Benifit = Rp 4.470.243.783,-

    Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-

    BCR = = 3,024 > 1

    2. Discount Rate 12%

    Total PV Benifit = Rp 3.696.733.850,-

    Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-

    BCR = = 2,501 > 1

  • 25

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    3. Discount Rate 15%

    Total PV Benifit = Rp 2.866.438.623 ,-

    Biaya awal (Cf) = Rp 1.478.411.000,-

    BCR = = 1,939 > 1

    Sesuai dengan perhitungan BCR di atas pada Discount Rate 10%, Discount Rate 12%

    dan Discount Rate 15% didapat nilai yang lebih besar dari 1 (satu). Karena nilai BCR

    lebih besar dari 1 (satu ) maka pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli

    dapat dikatakan layak direalisasikan, ditinjau dari kriteria BCR

    C. Internal Rate of Return (IRR)

    Adalah tingkat suku bunga (discount rate) yang apabila pada seluruh cash flow akan menghasilkan jumlah present value yang sama dengan jumlah investasi kegiatan. Dari aliran kas masuk pertahun tidak tetap sehingga untuk mendapatkan tingkat suku bunga (i) yang menghasilkan nilai present value yang mendekati jumlah investasi proyek (IRR) digunakan cara trial and error dan untuk perhitungannya mempergunakan bantuan program Microsoft Excel. Dari hasil perhitungan dengan cara trial and error diperoleh nilai i = 25,429%. dengan biaya awal Cf = Rp 1.478.411.000,- dan aliran kas masuk tiap tahun =(C)t ,maka apabila dimasukkan ke dalam rumus IRR akan diperoleh hasil sebagai berikut: Rp 1.478.411.000,- Rp 1.478.433.910

    Dari hasil perhitungan tersebut diatas, dengan nilai i = 25,429%. present value aliran

    kas masuk yang mendekati nilai biaya awal kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa

    nilai IRR =25,429%.. Ini berarti tingkat suku bunga yang menyamakan nilai seluruh

    net cash flow dengan nilai sekarang investasi lebih besar dari tingkat suku bunga yang

    dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat

    nyatakan layak direalisasikan berdasarkan kriteria IRR.

    D. Payback Period (PP)

    Sesuai dengan Payback Period (PP) pada tiap-tiap Discount Rate

    1. Discount Rate 10%

    Untuk discount rate 10 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-7 Dimana :

    PV benifit tahun ke-7 = Rp 1.642.150.254,-

    PV Cost tahun ke-7 = Rp 1.478.411.000 ,-

    K7 = (Rp 1.642.150.254,- )-(Rp 1.538.682.780,-) = Rp 163.739.245,-

    2. Discount Rate 12%

    Untuk discount rate 12 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-7

    Dimana :

    PV benifit tahun ke-7 = Rp 1.527.714.314,-

    PV Cost tahun ke- 7 = Rp 1.478.411.000 ,-

  • 26

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    K7 =( Rp 1.527.714.314,- )-( Rp 1.478.411.000) = Rp102.898.463

    3. Discount Rate 15%

    Untuk discount rate 15 % didapat Payback Period (PP) adalah pada periode ke-8 Dimana :

    PV benifit tahun ke-8 = Rp1.538.682.780 ,-

    PV Cost tahun ke-12 = Rp 1.478.411.000 ,-

    K7 =( Rp1.538.682.780 ,- )- (Rp 1.478.411.000 )= Rp 60.271.780,-

    Dari ketiga jenis discount rate perhitungan Payback Period (PP) diatas didapat

    perioda tingkat pengembalian (PP) berada dalam umur rencana kegiatan/investasi, hal

    ini beerarti bahwa pembangunan Bendung Pulu, Bangli memenuhi kriteria Payback

    Period (PP) sehinga layak direalisasikan

    3.6. Analisa Sensitivitas Pada evaluasi atau penilaian investasi kegiatan pembanguan Bendung Pulu,

    Bangli ini juga dilakukan suatu analisa untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan

    yang tejadi sehingga nantinya dari hasil analisa dapat dilaksanakan langkah-langkah

    yang tepat untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada. Analisa tersebut adalah

    analisa sensitivitas. Dalam analisa sensitivitas pada kegiatan pembanguan Bendungan

    Pulu, Bangli mengambil tiga alternatif pada discount rate 12% Alternatif-alternatif

    tersebut adalah :

    1. Apabila biaya bertambah l0% dan pendapatan tetap

    2. Apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap

    3. Apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan berkurang 10%

    Analisa sensitivitas apabila biaya bertambah10% dan pendapatan tetap

    Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.436.432.311,- dan besarnya Present

    Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = (Rp 2. 2.436.432.311,-) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = RP 958.021.311,-

    Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti

    penerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi.

    Hal ini berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasrkaan kriteria

    NPV.

    BCR = = 1,648 > 1

    Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti

    Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.

  • 27

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Rp 1.478.411.000,- = Rp 1.478.447.929 ,-

    Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 18,742%

    didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal

    kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =18,742%. Ini berarti tingkat suku

    bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi

    lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga

    Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan

    kriteria IRR.

    Analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap

    Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.038.772.510,-,- dan besarnya Present

    Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = (Rp 2.038.772.510,-) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = RP 560.361.510 ,-

    Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti penerimaan

    kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi. Hal ini

    berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria NPV.

    BCR = = 1,379 > 1

    Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti

    Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.

    Rp 1.478.411.000,- =Rp 1.478.411.000,- Rp 1.478.416.268 ,-

    Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 16,039%

    didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal

    kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =16,039%. Ini berarti tingkat suku

    bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi

    lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga

    Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan

    kriteria IRR.

    Analisa sensitivitas apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan berkurang

    10%

    Besarnya Present Value Of Benefit adalah Rp 2.017.558.816,- dan besarnya Present

    Value Of Cost adalah Rp 1.478.411.000,- sehingga nilai NPV adalah:

    NPV = PV Beneft - PV Cost

    = (2.017.558.816,-) - (Rp 1.478.411.000,-)

    = RP 593.147.816 ,-

  • 28

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Dari hasil tersebut diatas didapat NPV yang bernilai positif, ini berarti penerimaan

    kas bersih di masa yang akan datang lebih lebih besar dari nilai investasi. Hal ini

    berarti Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria NPV.

    BCR = = 1,365 > 1

    Dari hasil tersebut diatas didapat BCR yang Lebih besar dari satu, ini berarti

    Pembangunan Bendung Pulu layak direalisasikan berdasarkan kriteria BCR.

    Rp1.478.411.000,- = Rp 1.478.411.886,-

    Untuk perhitungan IRR menggunakan cara trial and error, pada nilai i = 15,867%

    didapat nilai present value aliran kas masuk yang mendekati nilai biaya awal

    kegiatan. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai IRR =15,867% Ini berarti tingkat suku

    bunga yang menyamakan nilai seluruh net cash flow dengan nilai sekarang investasi

    lebih besar dari tingkat suku bunga yang dipakai yaitu sebesar 12%, sehingga

    Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli dapat nyatakan layak direalisasikan berdasarkan

    kriteria IRR.

    3.7. Analisa Korelasi Dalam menentukan korelasi pembangunan bendung Pulu, Bangli tehadap produksi pertanian sesuai umur rencana bendung selama 25 tahun dengan metoda teori karl person atau produksi moment perlu ditentukan varabel variabel korelasi yaitu: a. Variabel Xi atau Variabel bebas: yaitu Seluruh biaya tahunan yang dibutukan baik

    yang diakibatkan oleh adanya Bendung Pulu maupun bukan karna adanya

    Bendung, yaitu: Biaya bunga , depresiasi , O.P. Bendung, serta biaya produksi

    padi Oleh petani itu sendiri. Sedangkan Biaya awal pembangunan bendung tidak

    dimasukan dalam variabel karna telah didistribusikan ke biaya tahunan lewat

    depresiasi dimana nilai sisa di akhir umur rencana bendung adalah nol atau tanpa

    nilai sisa

    b. Variabel Yi atau Variabel terikat : yaitu total produksi tahunan broto dalam bentuk

    rupiah .

    Dari uraian diatas maka akan diperoleh data tetang pendapatan dan biaya pertanian

    selama 25 tahun, yang selanjutnya dapat dimasukan ke dalam data korelasi

    pembangunan bendung dengan produksi pertanian

    Untuk mengetahui niai korelasi pembangunan Bendung Pulu ,Kabupaten Bangli

    dengan peningkatan nilai produksi pertanian berdasarkan data dapat dihitung

    dengan Menggumnakan rumus segagai berikut:

  • 29

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Dari perhitungan diatas didapat nilai koefision korelasi r = 0,997599723 ini berarti

    pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli mempunyai hubungan yang sangat

    kuat sangat atau sangat berarti dengan peningkatan nilai produksi pertanian.

    3.8. Inteperetasi hasil Dari pengamatan Penulis tentang hasil analisa finansial Bendung Pulu, yang

    sangat memenuhi persyaratan Kriteria investasi, serta memiliki korelasi yang sangat

    tinggi terhadap peningkatan nilai produksi pertanian, hal ini sangat dipengaruhi oleh

    beberapa hal:

    1. Peningkatan produksi pertanian yang sangat besar dari tidak adanya bendung

    dengan adanya bendung yang mecapai 68,4%. Sehinga pedapatan bendung

    Pulu dari sektor pertanian menjadi besar selain itu juga mempengaruhi variabel

    Y korelasi yang ikut meningkat tajam.

    2. Tingginya peningkatan harga Gabah petani sejak 5 tahun kebelakang, yang mengakibatkan peramalan harga Gabah tahun-tahun yang akan datang juga meningkat drastis sehingga nilai produksi pertanian yang merupakan benfit cos dalam analisa finansial ikut meningkat drastis, demikian juga variabel Y dalam korelasi.

    IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada Bab VI, maka dapat disimpulkan beberapa

    hal sebagai berikut :

    1. Kriteria Investasi

    Berdasarkan hasil proyeksi rugi laba menunjukan adanya keuntungan tiap

    tahunnya dan proyeksi aliran kas yang selalu surplus selama masa operasional

    Bendung Pulu, Bangli, sehingga keuntungan (laba bersih) yang diperoleh oleh petani

    melebihi biaya investasi awal yang telah dikeluarkan pemerintah untuk membangun

    Bendung Pulu, Bangli.

    Berdasarkan atas kriteria-kriteria investasi yang digunakan untuk menganalisa aspek

    finansial terhadap pembangunan Bendung Pulu, di Kabupaten Bangli didapat hasil

    sebagai berikut:

    Pada discount rate 10% nilai NPV = Rp 2.991.832.783,- > 0, BCR = 3,024>1,

    dan PP = tahun ke - 7 < 25 th.

    Pada discount rate 12% nilai NPV = RP 2.218.326.850,- > 0,BCR = 2,5005 > 1,

    dan PP= tahun ke - 7 < 25 th

    Pada discount rate 15% nilai NPV = RP 1.388.027.623,- > 0, BCR = 1, 939>1, dan PP= tahun ke - 8 < 25 th

  • 30

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Sedangkan nilai IRR dari analisa asfek finansial Bendung Pulu adalah 25,464%.>

    12%. Dari hasil analisa tersebut maka Bendung Pulu, Kabupaten Bangli dapat

    dinyatakan layak untuk direalisasikan menurut kriteria NPV, BCR, PP dan iRR, pada

    discount rate 10%, 12%,15%.

    2. Analisa Sensitivitas

    Analisa sensitivitas dalam studi ini menggunakan 3 ( tiga ) alternatif dengan

    menggunakan discount rate 12% yaitu sebagai berikut :

    Pada analisa sensitivitas apabila biaya bertambah 10% dan pendapatan tetap

    didapatkan hasil nilai NPV = RP 958.021.311,- > 0, BCR = 1,918 > 1,dan IRR =

    18,74% > 12 %

    Pada analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap

    didapatkan hasil nilai NPV = RP 560.316.5100,- > 0, BCR = 1,379 > 1,dan IRR =

    16,039% > 12 %.

    Pada analisa sensitivitas apabila pendapatan berkurang 10% dan biaya bertambah

    10% didapatkan hasil; NPV = RP 539.147.816,- > 0, BCR = 1,365 > 1 dan IRR =

    15,87% > 12 %

    Dari hasil analisa sensitivitas dengan 3 ( tiga ) alternatif tersebut maka dapat

    disimpulkan bahwa pada kondisi biaya bertambah 10% dan pendapatan tetap, kondisi

    pendapatan berkurang 10% dan biaya tetap, kondisi biaya bertambah 10% dan

    pendapatan berkurang 10%, Bendung Pulu, Bangli masih layak untuk direalisasikan.

    3. Analisa Korelasi

    Analisa Korelasi dalam studi ini menggunakan menggunakan metoda Koefisien

    Korelasi r = 0,9976 ini berarti pembangunan Bendung Pulu, Bangli membawa

    pengaruh yang sangat berarti atau sangat kuat terhadap peningkatan produksi

    pertanian pada wilayah pertanian yang memanfatkan aliran air dari bendung Pulu

    untuk irigasi pertanian

    4.2 Saran

    Meskipun hasil pada analisa finansial terus mendapatkan keuntungan setiap

    tahunnya, maka diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Bangli selaku pengelola

    Bendung Pulu dan masyarakat sekitar agar dapat lebih dapat mengoptimalkan

    pemanfaattan bendung Pulu dengan mengembangkan pemanfatan bendung untuk

    kegiatan lain, seperti perikanan darat serta sarana rekreasi. Selain itu diharapkan

    kepada semua pihak agar menjaga kelestarian alam lingkungan serta fisik bendung

    Pulu agar tidak longsor kembali, karna keberadaan bendung Pulu mempunyai

  • 31

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    hubungan yang sangat kuat atau sangat berarti dengan peningkatan nilai produksi

    pertanian khususnya padi.

    Seputar bali.com , 2011, Tinggi Harga Gabah Produksi Petani Bali, http://seputarbali.com/index.php/berita-khusus/ekonomi-wisata/1053-tinggi-harga-gabah- produksi-petani-bali.html.(Diakses tanggal 10 Januari 2012) Suhartana I Nyoman, Ir. 2010, laporan Akhir Pekerjaan Perencanaan Bendung Pulu, Dinas PekerjaanUmum Pemerintah Kabupaten Bangli, Bangli Wulfram I. Ervianto, 2009. Manajemen Proyek Kontruksi. Andi offset. Yogjakarta.

    JEMBATAN PENYEBERANGAN INOVASI HIDROLIS DENGAN

    MENGGUNAKAN RANGKA BAJA RINGAN UNTUK PARA PEJALAN KAKI DI KOTA DENPASAR

    Oleh :

    I Wayan Agus Rudiartama.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agus Sugiyono, 2001, Analisis Manfaat dan Biaya Sosial, Badan statistik Nasional, 2012, Rata-rata Harga Gabah (Rp/Kg) menurut Provinsi dan Kualitas 2008-2010 Bulog.co.id , 2007, Harga Gabah di Bali Cenderung diatas HPP, http://www.bulog.co.id/Divre/Bali/1ndex.php?url=2012/02/603953076/122/5/berita_10.xml (Diakses tanggal 10 Januari 2012) Giatman, M., (2005), Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Guritno Mangkoesoebroto, Dr. M.Ec., 1993, Ekonomi publik, BPFE-YOGYAKARTA, yogyakarta Iqbal Hasan, 2004. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. PT Bumi Akasa. Jakarta Iman Subarkah, 1974. Bangunan Air. Ide Dharma. Bandung J. Supranto. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi jilid 1 edisi keenam.Erlangga. Jakarta Kodoatie, Robert J. 1994, Analisis Ekonomi Teknik. Andi. Yogyakarta. Letra I Made Ir. M.Si 2011. Materi Kuliah Analisa Kelayakan Proyek. Fakultas Teknik Universitas Mahasaraswati. Nata Wirawan, 2001, Statistik I (Statistik Deskriptifl untuk Ekonomi dan Bisnis, Keraras Emas, Denpasar. Rapiali Zainuddin, 1999.Cara Penentuan lokasi bendung. PT Mediatama Sapta karya , Jakarta

  • 32

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Ni Ketut Sri Astati Sukawati.

    ABSTRAK

    Dimasa modernisasi seperti sekarang ini ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan memberikan rasa aman bagi pejalan kaki untuk menyeberang. Karena arus lalu lintas yang semakin padat sehingga para pejalan kaki sering merasa terganggu dan sering juga merasa tidak aman dan nyaman.

    Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4 mm - 1 mm.

    Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cendrung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek. Dalam pembuatan konstruksi gedung, misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2, jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4 m. Sementara, bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1,2 m.

    Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki agar dapat menyeberang dalam keadaan aman dan nyaman, maka perlu dibangun jembatan penyebrangan dari Pertokoan Matahari Duta Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-Mc Donalds. Metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi bagi pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus kendaraan, maka akan sangat tepat bila dibangun konstruksi jembatan dengan menggunakan baja ringan yang bersifat hidrolis. Dalam merencanakan konstruksi jembatan hidrolis yang menggunakan baja ringan, perlu memperhatikan lingkungan yang berwawasan pariwisata budaya. Kata Kunci : Hidrolis, Rangka Baja Ringan, Kemacetan.

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Perhubungan merupakan masalah yang sangat penting untuk

    diprioritaskan, karena tanpa adanya sarana perhubungan maka pembangunan akan

    berjalan lambat, misalnya dengan meningkatkan sarana perhubungan darat.

    Perhubungan darat dapat juga dikatakan menunjang aktivitas ekonomi, sosial

    maupun budaya. Salah satu sarana perhungan darat adalah jalan, tetapi pada saat

    ini kondisi jalan semakin padat diakibatkan karena pertambahan volume

    kendaraan yang semakin bertambah pesat. Karena padatnya kendaraan mereka

    yang menjadi pejalan kaki semakin kesulitan untuk menyebrang. Rasa tidak aman

    dan takut untuk menyeberang sering membuat para pejalan kaki resah berada di

    jalan yang padat akan kendaraan. Para pejalan kaki sering merasa terhambat

    dalam melakukan aktivitasnya.

  • 33

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Dengan adanya hal tersebut, maka perlu dibuat sarana pendukung jalan

    berupa jembatan. Jembatan yang akan dirancang dan dibangun tersebut dibuat

    berdasarkan adat dan budaya yang dilaksanakan di Bali yang berwawasan

    pariwisata budaya, sehingga tidak menggangu proses jalannya upacara adat di

    Bali.

    Salah satu fungsi dari jembatan yaitu untuk menghubungkan dua tempat

    yang terpisah karena adanya sungai, rawa dan lain sebagainya. Sejalan dengan

    perkembangan jaman dan tekhnologi, jembatan yang dahulu terbuat dari kayu

    ataupun bamboo, sekarang dibuat dari beton bertulang, dari kerangka baja dan ada

    pula yang terbuat dari perpaduan atara beton bertulang dengan baja.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

    masalahnya adalah:

    1. Bagaimana cara bagi pejalan kaki untuk dapat menyeberang dalam

    keadaan aman dan nyaman?

    2. Usaha-usaha apa yang diperlukan untuk memecahkan kemacetan di

    Kota Denpasar ?

    3. Bagaimana metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi

    bagi pejalan kaki untuk menyeberang dengan padatnya arus

    kendaraan ?

    4. Bagaimana cara merencanakan jembatan hidrolis yang berwawasan

    pariwisata budaya ?

    1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki untuk dapat menyeberang

    dengan keadaan aman dan nyaman.

    2. Untuk mengetahui usaha-usaha apa yang diperlukan memecahkan

    kemacetan di Kota Denpasar.

    3. Untuk mengetahui metode penanggulangan yang dilakukan sebagi

    solusi bagi pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus

    kendaraan.

  • 34

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    4. Untuk mengetahui cara merencanakan jembatan hidrolis yang

    berwawasan pariwisata budaya.

    5. Dari hasil penelitian dan perencanaan ini dapat diketahui metode apa

    yang dapat digunakan untuk memecahkan kemacetan di Kota

    Denpasar yang berwawasan pariwisata budaya.

    1.4 Ruang Lingkup Dalam suatu penelitian sering timbul suatu kendala-kendala, namun

    kendala ini harus dapat diatasi atau diperkecil keberadaannya, sehingga perlu

    adanya pembatasan atau ruang lingkup dalam penelitian. Adapun kendala tersebut

    antara lain faktor waktu, jarak, tempat, biaya dan sebagainya. Disatu sisi penelitian

    dituntut harus dapat memberikan gambaran atau informasi yang jelas, namun

    untuk dapat memenuhi kriteria tersebut perlu ada kegiatan yang lebih banyak dan

    kompleks.

    Oleh karena itu dengan adanya kendala tersebut, maka penelitian ini perlu

    adanya pembatasan ruang lingkup. Ruang lingkup penelitian ini adalah mencakup:

    1. Data arus lalu lintas yang melalui jalan tersebut.

    2. Data kekuatan baja ringan yang akan digunakan dalam perencanaan

    jembatan tersebut.

    1.5 Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi masukan

    kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya dalam menunjang

    pembangunan, serta diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

    1. Untuk dapat memberikan rasa aman bagi para pejalan kaki pada saat

    menyebrang.

    2. Untuk memberikan sarana pendukung bagi para pejalan kaki.

    3. Untuk memberikan suatu inovasi baru bagi pemerintah agar membuat

    sesuatu yang baru dan berwawasan pariwisata budaya.

    II LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Umum

    Dalam merancang jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang

    nantinya akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk dan dimensi jembatan.

    Adapun aspek tersebut antara lain : Aspek lalu lintas, Aspek tanah, Aspek

  • 35

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    topografi, Aspek geometri jembatan, Aspek konstruksi jembatan, dan Aspek

    pembebanan.

    2.2 Aspek Lalu Lintas

    Dalam perencanaan lebar jembatan sangat dipengaruhi oleh besarnya arus

    lalu lintas yang melintasi jembatan dengan interval waktu tertentu yang

    diperhitungkan terhadap Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) dalam Satuan Mobil

    Penunpang (SMP). LHR merupakan jumlah kendaraan yang melewati satu titik

    dalam suatu ruas jalan dengan pengamatan selama satuan waktu tertentu, yang

    nilainya digunakan sebagai dasar perencanaan dan evaluasi pada masa yang akan

    datang. Dengan diketahuinya volume lalu lintas yang lewat pada ruas jalan dalam

    waktu tertentu maka akan diketahui kelas jalan tersebut sehingga nantinya dapat

    ditentukan tebal perkerasan dan lebar efektif jembatan.

    2.3 Aspek Tanah

    Dalam pelaksanaan abutment dan pilar jembatan data-data tanah yang

    dibutuhkan berupa data-data sudut geser, kohesi dan berat jenis tanah yang

    digunakan untuk menghitung tekanan tanah horizontal juga gaya akibat berat

    tanah yang bekerja pada abutment, serta daya dukung tanah yang merupakan

    reaksi tanah dalam menyalurkan beban dari abutment. Tekanan tanah dihitung

    dari data soil properties yang ada. Dalam menentukan tekanan yang bekerja dapat

    ditentukan dengan cara analitis/grafis. Gaya berat dari tanah ditentukan dengan

    mengihitung volume tanah di atas abutment dikalikan dengan berat jenis tanah itu

    sendiri.

    2.4 Aspek Topografi

    Topografi berarti suatu kondisi permukaan tanah yang dihitung dari

    permukaan air laut. Peta topografi bertujuan untuk memberikan informasi atau

    data tentang selisih ketinggian suatu lahan. Aspek topografi yang diperhitungkan

    dalam perencanaan lebih kepada topografi perbukitan dan lembah, karena keadaan

    topografi pegunungan yang ada merupakan variabel yang sangat menentukan

    dalam perencanaan konstruksi pilar jembatan. Tujuan-tujuan dalam penentuan

    lokasi jembatan yang paling ideal diantaranya: peningkatan kelancaran lalu-lintas,

    keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jembatan, tercapainya perencanaan

    yang optimal dan ekonomis dengan tidak mengabaikan nilai estetikanya.

    2.5 Aspek Geometri Jembatan

  • 36

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Perencanaan geometri merupakan bagian dari perencanaan jembatan yang

    dititik beratkan pada pengaturan tata letak jembatan sehingga menghasilkan

    jembatan yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio

    tingkat penggunaan atau biaya pelaksanaan. Perencanaan geometri jembatan

    sangat berkaitan dengan perencanaan geometri jalan yang dihubungkan oleh

    jembatan tersebut, sehingga elemen-elemen yang terdapat pada geometri jalan

    merupakan dasar dari perencanaan geometri jembatan.

    2.6 Aspek Konstruksi Jembatan

    Tinjauan terhadap aspek konstruksi bertujuan untuk mendapatkan

    jembatan yang kuat, efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan pertimbangan-

    pertimbangan teknis dalam pemilihan bangunan atas jembatan adalah sebagai

    berikut:

    a) Konstruksi Kayu : Jembatan balok dengan lantai urug atau lantai papan,

    Gelagar kayu gergaji dengan papan lantai, Rangka lantai atas dengan

    papan kayu, Gelagar baja dengan lantai papan kayu.

    b) Konstruksi Baja : Gelagar baja dengan lantai plat baja, Gelagar baja

    dengan lantai beton komposit (bentang Sederhana dan menerus), Rangka

    lantai bawah dengan plat beton, Rangka Baja Menerus.

    c) Konstruksi Beton Bertulang : Plat beton bertulang, Pelat berongga,

    Gelagar beton T, Lengkung beton (Parabola), Konstruksi Beton

    Pratekan, Segmen pelat, Gelagar I dengan lantai beton komposit, bentang

    menerus, Gelagar T pasca penegangan, Gelagar boks menerus

    pelaksanaan kantilever.

    2.7 Aspek Pembebanan

    Standar acuan yang dipakai pada perencanaan adalah RSNI T-02-2005,

    Badan Standarisasi Nasional yang mana telah mengacu pada SNI 03-1725-1989

    Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SNI 03-2883-1992.

    Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya dan Pd. T-

    04-2004-B Pedoman Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan. Menurut

    spesifikasi Pembebanan Jembatan (RSNI 1-2004), beban dan gaya yang

    digunakan dalam perhitungan tegangan-tegangan dalam konstruksi adalah beban

    primer, beban sekunder dan beban khusus.

    2.8 Pondasi jembatan

  • 37

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Dalam pemilihan tipe pondasi secara garis besar ditentukan oleh

    kedalaman tanah keras, karena untuk mendukung daya dukung tanah terhadap

    struktur bangunan jembatan yang akan direncanakan. Alternatif tipe pondasi yang

    dapat digunakan untuk perencanaan jembatan antara lain : Pondasi Dangkal

    (Pondasi Telapak) dan Pondasi Dalam yang terdiri dari beberapa macam yaitu :

    Pondasi sumuran, Pondasi bore pile dan Pondasi tiang pancang .

    2.9 Idealisasi Perhitungan Struktur Atas Jembatan

    Analisis struktural mencakup idealisasi struktur sebagai model numerik

    dari mana respon unsur tersendiri dan susunan keseluruhan dapat dihitung.

    Idealisasi struktur yang baik adalah yang mewakili secara realistik perilaku aktual

    struktur dan kondisi batas pada aksi beban rencana. Respon unsur tersendiri yang

    diperlukan mencakup momen lentur, geser, gaya aksial, puntir, dan reaksi

    perletakan serta deformasi. Respons susunan keseluruhan akan mencakup

    kemantapan terhadap geser dan guling. Perhitungan respons sturktural dari

    bangunan atas dipersulit oleh interaksi rumit antara unsur dan plat lantai serta

    variasi kedudukan beban yang mungkin.

    2.10 Konsep Perancangan Struktur Bawah Jembatan

    Abutment merupakan struktur bawah jembatan yang berfungsi sama

    dengan pilar (pier) namun pada abutment juga terkait dengan adanya faktor tanah.

    Adapun langkah perencanaan abutment adalah sama dengan tahapan perencanaan

    pilar, namun pada pembebanannya ditambah dengan tekanan tanah timbunan dan

    ditinjau kestabilan terhadap sliding dan bidang runtuh.

    Kolom adalah suatu elemen struktur yang memikul gaya normal tekan atau

    kombinasi dengan momen lengkung. Fungsi utama kolom adalah sebagai beban

    penyangga beban aklsial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang

    paling tidak tiga kali bagian kecil.

    Footing (Pile-cap) merupakan bangunan struktur yang berfungsi sebagai

    pemersatu rangkaian pondasi tiang pancang maupun bore pile (pondasi dalam

    kelompok), sehingga diharapkan bila terjadi penurunan akibat beban yang bekerja

    diatasnya pondasi-pondasi tersebut akan mengalami penurunan secara bersamaan

    dan juga dapat memperkuat days dukung pondasi tiang dalam tersebut.

    Pondasi berfungsi menyalurkan beban-beban dari bangunan bawah ke

    dalam tanah pendukung sehingga tegangan dan gerakan tanah dapat dipikul oleh

    struktur secara keseluruhan. Pondasi harus dirancang dengan kekuatan dan

  • 38

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    kekakuan yang cukup sesuai dengan kondisi tanah. Jenis pondasi yang lazim

    digunakan dalam perencanaan Jembatan dapat dibedakan menjadi dua golongan,

    yaitu pondasi dangkal (tapak dan sumuran), pondasi dalam meliputi Pondasi tiang

    pancang dan Bore Pile.

    III METODE PENULISAN

    3.1 Melakukan Survei Lokasi Pembangunan Jembatan

    Dalam Penelitian ini survei lokasi pembangunan jembatan hidrolis akan

    dilakukan di Jalan Dewi Sartika Denpasar, dimana banyak terdapat para

    pejalan kaki yang akan melakukan penyebrangan badan jalan, misalnya dari

    Pertokoan Matahari Duta Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-

    Mc Donalds, begitu pula sebaliknya.

    3.2 Alat Dan Bahan Dalam penelitian ini, pengujian akan di laksanakan di Laboratorium Fisika

    SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar dan di Laboratorium Jalan Raya di

    Fakultas Teknik Sipil Universitas Mahasaraswati Denpasar, dengan

    menggunakan percobaan:

    1. Pengujian Jumlah Kendaraan yang melewati Jalan Dewi Sartika

    Denpasar meliputi: Kendaraan Roda 2 (dua), Roda 4 (empat), Truck

    Roda 6 (enam) dan kendaraan berat lainnya.

    2. Pengujian Jumlah para pejalan kaki yang akan melakukan

    penyebrangan di lokasi tersebut.

    3. Pengujian kekuatan baja ringan yang akan digunakan sebagai

    konstruksi jembatan penyebrangan hirolis.

    Selain itu pula juga dilakukan persiapan untuk pembuatan Maket

    Konstruksi Jembatan penyebrangan, dengan menggunakan alat dan bahan

    berupa: Triplek 3 mm, Steorovum, aluminium yang menyerupai baja

    ringan, kayu serta alat-alat lainnya.

    3.3 Uji Pendahuluan Untuk mendapatkan hasil yang relatif baik, maka perlu adanya

    pegujian alat yang digunakan. Pengujian dilakukan dengan cara

    mengadakan beberapa kali percobaan yang akan menghasilkan hubungan

  • 39

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    antara prosentase hubungan tegangan ( ) dan regangan (). Hubungan ini

    harus konsisten pada setiap percobaan.

    3.4 Bagan Alir Dan Cara Penelitian

    Agar dalam melakukan penelitian dapat memberikan hasil yang

    optimal, maka perlu dibuat suatu bagan alir. Adapun bagan alir penelitian

    ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

    IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengujian Survei

    Dimasa modernisasi seperti sekarang ini ada banyak cara yang dapat

    dilakukan untuk mengatasi kemacetan dan memberikan rasa aman bagi pejalan

    kaki untuk menyeberang. Karena arus lalu lintas yang semakin padat sehingga

    para pejalan kaki sering merasa terganggu dan mereka sering juga merasa tidak

    PERSIAPAN

    STUDI LITERATUR

    DATA PENGUJIAN KONSTRUKSI: - Kekuatan Konstruksi Baja Ringan

    DATA PENGUJIAN SURVEI : - Jumlah Kendaraan Melintas - Jumlah Pejalan Kaki

    ANALISA DATA

    PENGAMBILAN DATA SURVEI a. Jumlah Kendaraan b. Jumlah Pejalan Kaki

    Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian

    HASIL

    PENULISAN AKHIR KARYA ILMIAH

  • 40

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    aman. Karena itu harus berfikir bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut.

    Salah satunya dengan cara membangun jembatan penyebrangan. Dengan adanya

    jembatan penyebrangan, pejalan kaki akan merasa lebih aman dan nyaman serta

    memperkecil kemungkinan terjadi kecelakaan akibat padatnya arus lalu lintas.

    Survei yang akan dilakukan adalah dengan pengambilan sampel di kota

    Denpasar tepatnya di Jalan Dewi Sartika yang mulai di landa kemacetan. Dalam

    penelitian ini ingin melakukan inovasi baru dengan cara membangun Jembatan

    Penyebrangan Hidrolis yang berwawasan pariwisata budaya tradisional dan

    modern yaitu dengan cara memadukan kebudayaan bali dengan kebudayaan

    modern. Karena di Bali memiliki adat dan kebudayaan yang khas yaitu melasti

    dan upacara sehari sebelum Hari Raya Nyepi yaitu pengerupukan, dimana hari itu

    seluruh masyarakat Hindu Bali akan mengarak patung yang di anyam dari bambu

    yang merupakan simbolis untuk menetralisasikan roh-roh jahat dan energi negatif

    yang disebut Ogoh-ogoh.

    Dimana jembatan ini menggunakan pondasi beton bertulang, dan bajanya

    memakai baja ringan yang biasa dipakai untuk atap rumah. Jembatan yang

    direncanakan ini bersifat hidrolis, dimana ketika ada Upacara Adat maka pengkait

    Jembatan tersebut dibuka dan dilepas lalu dipasangkan pada tiang pengkait

    sebagai alat pengikat yang sifatnya sementara. Apabila Upacara Adat tersebut

    sudah selesai maka pengkait tersebut dilepas kembali dari tiang pengkait lalu

    dipasang kembali pada kepala jembatan, sehingga dapat digunakan kembali oleh

    para penyeberang jalan. Untuk mencegah kerusakan total perlu adanya

    konsentrasi penuh dan berusaha menyempurnakan pembuatan jembatan tersebut,

    untuk bentuknya dibuat sedemikian rupa agar membaur dengan lokasi yang akan

    di bangun dan finishing jaring-jaring selimutnya memakai atap fibber glass.

  • 41

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Tabel 4.1. Hasil Survei Jumlah Pejalan kaki

    JAM JUMLAH PEJALAN KAKI SATUAN

    Hari ke -1

    Hari ke -2

    Hari ke -3

    06.00-07.00 10 16 21 Orang 07.00-08.00 18 22 33 Orang 08.00-09.00 25 36 38 Orang 09.00-10.00 32 48 46 Orang 10.00-11.00 43 57 52 Orang 11.00-12.00 44 59 38 Orang 12.00-13.00 48 78 82 Orang 13.00-14.00 30 53 65 Orang 14.00-15.00 25 42 53 Orang 15.00-16.00 20 38 44 Orang 16.00-17.00 18 27 35 Orang 17.00-18.00 45 53 48 Orang 18.00-19.00 48 58 51 Orang 19.00-20.00 52 64 68 Orang 20.00-21.00 70 84 75 Orang 21.00-22.00 82 102 93 Orang 22.00-23.00 56 91 82 Orang 23.00-24.00 28 34 36 Orang 24.00-01.00 3 12 17 Orang 01.00-02.00 2 10 8 Orang 02.00-03.00 1 5 2 Orang 03.00-04.00 4 8 7 Orang 04.00-05.00 9 14 12 Orang 05.00-06.00 10 18 13 Orang

    TOTAL 723 1029 1019 Orang RATA-RATA 30.125 42.875 42.4583 Orang

    Tabel 4.2. Jumlah Kendaraan Yang Melintas

    JUMLAH KENDARAAN YANG MELINTAS

    JAM SEPEDA MOTOR KENDARAAN RODA 4 KENDARAAN RODA 6 KENDARAAN BERAT LAINNYA

    Hari ke 1 Hari ke 2

    Hari ke 3

    Hari ke 1

    Hari ke 2

    Hari ke 3

    Hari ke 1

    Hari ke 2

    Hari ke 3

    Hari ke 1

    Hari ke 2

    Hari ke 3

    06.00-07.00 60 61 70 22 11 8 2 3 1 1 2 2

    07.00-08.00 50 48 76 30 21 9 4 2 3 1 1 2

    08.00-09.00 70 76 80 38 22 17 3 6 4 1 1 1

    09.00-10.00 80 90 77 39 32 22 4 4 6 1 2 2

  • 42

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    10.00-11.00 40 98 90 27 26 40 3 3 5 3 3 1

    11.00-12.00 30 87 98 22 23 39 6 4 3 1 2 2

    12.00-13.00 46 86 92 21 21 48 7 4 3 1 3 1

    13.00-14.00 48 50 80 18 22 44 2 4 2 1 2 1

    14.00-15.00 60 74 88 17 20 59 3 3 1 2 1 1

    15.00-16.00 49 80 84 19 18 60 2 1 3 1 2 3

    16.00-17.00 73 60 82 20 26 58 1 3 4 1 1 1

    17.00-18.00 89 70 86 16 33 43 6 2 2 2 1 1

    18.00-19.00 90 80 87 21 38 44 7 4 1 3 2 2

    19.00-20.00 40 90 80 29 41 39 2 3 3 1 1 1

    20.00-21.00 30 98 64 20 40 32 8 3 2 1 2 1

    21.00-22.00 40 65 43 12 22 34 9 7 4 1 1 2

    22.00-23.00 20 60 48 16 11 10 3 8 7 1 3 2

    23.00-24.00 18 12 12 4 3 2 4 4 3 1 2 2

    24.00-01.00 9 10 6 2 3 1 1 2 1 1 1 3

    01.00-02.00 6 8 10 1 1 1 2 1 2 0 0 0

    02.00-03.00 4 6 6 1 1 1 2 1 1 0 0 0

    03.00-04.00 3 4 18 3 2 2 1 1 1 0 0 0

    04.00-05.00 71 18 60 29 24 18 3 1 1 2 1 3

    05.00-06.00 89 22 90 22 23 22 4 5 4 1 1 1

    TOTAL 1115 1353 1527 449 484 653 89 79 67 28 35 35 RATA-RATA 46.45833 56.375 63.625 18.70833 20.16667 27.20833 3.708333 3.291667 2.791667 1.166667 1.458333 1.458333

    4.2 Data Pengujian Konstruksi Baja Ringan Rangka atap baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi.

    Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550

    MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk

    mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini

    berkisar dari 0,4 mm - 1 mm.

    Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung

    lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek.

    Dalam pembuatan konstruksi gedung Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak

    kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4 m. sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka

    jarak kuda-kuda menjadi 1,2 m.

    4.2.1 Kelebihan Dan Kelemahan Baja Ringan

    Kelebihan baja ringan, antara lain:

    - Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung

    oleh struktur di bawahnya lebih rendah.

    - Baja ringan bersifat tidak membesarkan api.

  • 43

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    - Tidak bisa dimakan rayap.

    - Pemasangannya relatif lebih cepat.

    - Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut.

    Kelemahan baja ringan, antara lain:

    - Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya

    yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafond.

    - Karena strukturnya seperti jarring ini, maka bila ada salah satu bagian-bagian struktur

    yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian

    kurang memenuhi syarat keamanan maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan.

    - Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dibentuk berbagai profil.

    4.2.2 Lokasi Yang Sesuai Untuk Membangun

    Lokasi yang cocok untuk membangun jembatan adalah tanah yang paling sedikit

    unsur hara , tidak berliat dan kemungkinan kecil terjadinya longsor.

    1. Paling sedikit unsur hara Tanah yang memiliki tingkat unsur hara yang tinggi dapat menyebabkan pondasi

    jembatan bergeser ke sisi lain pada saat terjadinya curah hujan yang tinggi sehingga

    kemungkinan terjadinya longsor itu ada, akan tetapi tanah yang sedikit unsur haranya untuk

    mempermudah jembatan berdiri kokoh dan tidak bergeser saat terjadi hujan lebat , akan

    tetapi jembatan akan berdiri kokoh bila pondasi jembatan dibuat dengan menggunakan

    beton bertulang.

    2. Tidak berliat Tanah yang berliat memungkinkan jembatan tidak bisa berdiri kokoh , karena saat

    jembatan dibuatkan pondasi beton bertulang tiangnya itu susah di tancapkan agar maw

    berdiri tegak , tiangnya itu pasti akan bergerak ke berbagai arah dan pada saat jembatan

    telah jadi maka jembatan tersebut bentuknya akan tidak sempurna, akan tetapi jembatan

    akan berdiri kokoh jika pondasinya dibuatkan dengan menggunakan rangka baja.

    4.2.3 Analisa Kelayakan Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan, antara lain:

    - Konstruksi sederhana (bisa dikerjakan masyarakat);

    - Harga murah (memanfaatkan material lokal);

    - Kuat dan tahan lama (mampu menerima beban);

    - Perawatan mudah dan murah (bisa dilakukan masyarakat);

    - Stabil dan mampu menahan gerusan air.

    Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam pembuatan pondasi, antara lain:

  • 44

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    - Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati serta

    beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal;

    - Jenis tanah dan daya dukung tanah;

    - Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat;

    - Alat dan tenaga kerja yang tersedia;

    - Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan;

    - Waktu dan biaya pekerjaan.

    Pemilihan letak jembatan, antara lain:

    - Pilih bentang terpendek;

    - Hindari lokasi belokan sungai atau saluran air;

    - Tinggi abutment yang tinggi.

    4.2.4 Hubungan Tegangan Dan Regangan Baja

    Karekteristik/ Sifat Mekanis Tipikal Material Baja Struktur, yaitu:

    OA Daerah Elastis:

    - Hubungan Tegangan vs. Regangan Linear (garis lurus);

    - Apabila gaya tarik benda uji akan kembali ke panjang awal (deformasi

    perpanjangan hilang);

    - Material bersifat elastis/elastik.

    AB Daerah Plastis :

    - Seolah-olah material mendapatkan penguatan sampai suatu nilai tegangan

    tertentu (dikenal dengan tengan batas/ultimate);

    - Hubungan tengangan vs. Regangan tidak linear (nonlinear);

  • 45

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    - Apabila gaya tarik ditiadakan akan terjadi deformasi permanen yang lebih besar

    dibandingkan pada kondisi plastis.

    CD Daerah Runtuh (Collapse)

    - Material kehitangan kekuatannya deformasi tidak dapat dikontrol;

    - Material runtuh (collapse) benda uji putus.

    Parameter matereial baja untuk desain struktur baja (British Standard) :

    - Modulus Elastisitas E= 205 kN/nm2

    - Poissons Ratio u = 0,30

    - Koef. Muai Panjang = 12 * 10-6 per oCelcius.

    Parameter material baja untuk desain struktur baja (PPBBI 1984)

    - Modulus Elastisitas E= 2,1 * 106 kg/cm2

    - Poissions Ratio u = 0,30

    - Koef. Muai Panjang = 12 * 10-6 per oCelcius.

    4.2.5 Keunggulan Baja Sebagai Material Konstruksi

    1. Perbandingan Kuat terhadap Berat (Strength to Weight Ratio) yang tinggi, antara lain:

    - Pemanfaatan material yang efisien dan optimum sehingga dapat diperoleh struktur

    ringan tapi kuat;

    - Bentang panjang dapat dibuat;

    - Sistem pondasi yang lebih murah.

    2. Tingkat Ketelitian yang tinggi

    - Elemen struktur baja difabrikasi dengan presisi yang tinggi dengan kontrol

    kualitas yang terjamin.

    3. Derajat Kebebasan Desain yang tinggi.

    - Ketersediaan berbagai profil dan tingkat kekuatan membuat ruang lingkup

    penerapan yang sangat luas.

    4.2.6 Tegangan Dasar / Tegangan Izin

    Hubungan tegangan dan regangan tipikal baja struktur untuk baja

    struktur/konstruksi, yaitu:

  • 46

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Tegangan izin : dimana : F.K. adalah Faktor Keamanan

    Menurut PPBBI 1984 nilai tegangan leleh untuk berbagai mutu baja adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4.3 Nilai tegangan leleh dan tegangan dasar / tegangan izin untuk berbagai

    mutu baja yang digunakan (PPBBI 1984)

    4.2.7 Bentuk Profil Baja Tipikal

  • 47

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    V PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Dari analisa data hasil penelitian pengujian survei yang dilakukan di lokasi dan

    pengujian konstruksi baja ringan serta pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui cara bagi pejalan kaki agar dapat menyeberang dengan keadaan

    aman maka perlu dibangun jembatan penyebrangan dari Pertokoan Matahari Duta

    Plaza menuju Pertokoan Mall Denpasar Robinson-Mc Donalds, begitu pula

    sebaliknya.

    2. Untuk mengetahui metode penanggulangan yang dilakukan sebagai solusi bagi

    pejalan kaki untuk menyeberang di tengah padatnya arus kendaraan maka akan

    sangat tepat bila dibangun konstruksi jembatan dengan menggunakan baja ringan

    yang bersifat hidrolis.

    3. Untuk merencanakan konstruksi jembatan hidrolis yang menggunakan baja ringan

    perlu memperhatikan lingkungan yang berwawasan pariwisata budaya.

    4. Dari hasil penelitian dan perencanaan ini diharapkan agar dapat diketahui metode

    apa yang dapat digunakan untuk memecahkan kemacetan di Kota Denpasar.

    5.2. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang swelling (pengembangan) potential dan

    swelling pressure pada tanah ekspansif apabila menggunakan konstruksi baja

    ringan.

  • 48

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    2. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang konsolidasi pada tanah.

    3. Penelitian lapangan perlu diadakan sebagai terapan terhadap analisis serta analitis

    apabila menggunakan konstruksi baja ringan.

    DAFTAR PUSTAKA

    A.W. Bishop and D.J. Henkel, (1962), The Measurement Of Soil Properties In The Triaxial Test, Spotuswoode Ballantyne Ltd, London.

    Badan Standardisasi Nasional, (2002), Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung : BSN.

    Badan Standardisasi Nasional (1989), Tata Cara Perhitungan Pembebanan Untuk Bangunan Rumah dan Gedung (RSNI 03-1727-1989). Bandung : BSN.

    Bowles Joseph E.,Pantur silaban, (1984), Analisa Dan Desain Pondasi (Terjemahan), Erlangga ,Jakarta.

    Bowles Joseph E.,(1992), Engineering Properties of Soil and Their Measurement, writing by Mc.Graw-Hill, Highstown.

    Braja M. Das, (1987), Advanced Soil Mechanics, McGraw Hill Book Company, Inc., New York.

    Braja M. Das, Noor Endah, Indra Surya B. Mochtar, (1998), Principles Of Geotechnical Engineering, Erlangga, Jakarta.

    Craig R.F.dan Budi Susilo S, (1989), Mekanika Tanah (Terjemahan), Erlangga, Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum (1971), Peraturan Beton Bertulang 1971. Bandung :

    Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan (1984), Peraturan Perencanaan Bangunan

    Baja Indonesia 1983. Bandung : Yayasan Penyelidikan Masalah Bangunan Gedung.

    Helianti, (2007), Stabilisasi Bangunan Agar Tahan Gempa, peneliti pada Pusat Teknologi Bioindustri, BPPT.

    Herman Wahyudi, (1996), Perilaku Mikroskopik Tanah, Diktat Program S2 Geoteknik Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

    James K. Mitchell, (1976), Fundamentals of Soil Behavior, John Wiley & Sons, Inc., New York.

    Oentoeng, Ir. (1999), Konstruksi Baja. Edisi Kedua. Yogyakarta : Andi.198 Robert F. Craig , Budi Susilo Soepandji, (1986), Mekanika Tanah, Department of Civil

    Engineering University of Dundee, Erlangga, Jakarta. Utomo, (2007), Trisupasita, Suara Merdeka-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

  • 49

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    ANALISA SETLEMEN CARA ANALITIS DAN METODE FINITE ELEMENT

    PADA TANAH LUNAK DENGAN SOFTWARE SEBAGAI ALAT BANTU

    Oleh : I Wayan Giatmajaya

    ABSTRAK

    Meningkatnya penggunaan lahan untuk pembangunan yang menyangkut pembangunan untuk pemukiman, perkantoran, transportasi dan pembangunan untuk menunjang perkembangan ekonomi seperti misalnya pabrik, lapangan udara, pasar, baik pasar tradisional maupun modern.

    Dari sekian banyak pertumbuhan pembangunan di segala bidang, tidak tertutup kemungkinan penggunanaan lahan yang kondisi tanahnya yang tidak memenuhi secara teknis sudah semakin sulit sehingga mau tidak mau pembangunan yang dilakukan pada tanah yang sulit seperti tanah yang mempunyai daya dukung kecil, penurunan besar dan proses penurunannya sangat lama.

    Dengan demikian pembangunan supaya bisa dilakukan perlu diadakan perbaikan tanah yang menyangkut untuk meningkatkan daya dukung tanah, perhitungan penurunan/settlement secara akurat dan tepat. Supayatercapai hal tersebut, perlu diadakan pengujian perhitungan dengan beberapa cara seperti misalnya menghitung penurunan dengan cara analitis diuji dengan cara menggunakan program. Dari kedua cara yang kami lakukan ini hasilnya hampir sama. Kata kunci : Tanah sulit, settlement, pembangunan

    I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

    Meningkatnya pembangunan , secara tidak langsung berpengaruh terhadap

    berkurangnya lahan tempat bangunan dilaksanakan. Tidak tertutup kemungkinan bangunan

    tersebut harus dibangun pada lokasi yang tanahnya sangat jelek dalam artian sifat mekanis

    tanah tersebut sangat rendah yang menyangkut daya dukung tanah kecil, penurunan /

    settlement yang besar seperti misalnya tanah lunak, sangat lunat dan lempung .

    Terhadap kondisi-kondisi seperti ini perlu dilakukan perbaikan tanah untuk

    meningkatkan daya dukung tanah tersebut.

    Metode yang digunakan antara lain dengan pemadatan , mengganti tanah yang jelek

    dengan tanah yang lebih baik , preloding , cerukcuk ,stune column dan geotekstile.

    Dalam studi ini, penulis menyajikan perbaikan tanah dengan metode preloading

    yang ingin didapatkan adalah besarnya daya dukung tanah , penurunan yang terjadi dan

    waktu penurunan, dengan cara finite element dengan soft ware plaxis sebagai alat bantu.

    1.2. Permasalahan Penyempurnaan hasil perhitungan secara analitis dengan metode finite elemant

    dengan soft ware plaxis sebagai alat bantu .

  • 50

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    1.3. Tujuan Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang tingkat ketelitiannya lebih baik .

    1.4. Manfaat

    a) Memberikan alternative kepada para akademisi untuk perhitungan daya dukung

    tanah, penurunan /settlement dan waktu penurunan akibat preloading.

    b) Sebagai bahan kajian untuk kesempurnaan perhitungan.

    II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perhitungan penurunan / settlement

    Rumus yang dipakai dalam perhitungan settlement akibat timbunan tanah dibedakan

    akibat timbunan tanah dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

    1. Tanah normally consolidated (NC Soil)

    Sci = ic Hppp

    eC

    ++ '0

    '0

    0

    log1

    2. Tanah over Consolidated (OC Soil )

    Sci = ic

    ccs HP

    pPe

    CPP

    eC

    ++

    ++ '

    '0

    0'

    00

    log1

    log1

    Dimana:

    Sci = pemampatan konsolidasi pada lapissan tanah yang ditinjau, lapisan ke i.

    Hi = tebal lapisan tanah ke i

    eo = angka pori awal dari lapisan tanah ke i

    Cc = Compresssion Index dari lapisan tanah tersebut. (lapisan ke i )

    Cs = Swelling Index dari lapisasn tanah tersebut. (lapisan ke i )

    po = tekanan tanah vertical effective di suatu titik ditengah-tengah lapisan ke i

    akibat beban tanah sendiri di atas titik tersebut di lapangan ( = effective

    overburden pressure )

    pc = effective past overburden pressure , tegangan konsolidasi effective dimasa

    lampau yang lebih besar dari pada po (dapat dilihat dari kurva

    konsolidasinya).

    p = penambahan tegangan vertical di titik yang ditinjau ( di tengah lapisan ke i )

    akibat beban timbunan jalan yang baru.

  • 51

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    Untuk menghitung besaran p dapat digunakan grafik imfluence , I , seperti pada gambar 1

    ( dari NAVFACDM- 7 ,1970)

    p = z = 2 x Ii x q

    Dimana :

    q = tegangan vertical efektif dipermukaan tanah akibat timbunan / embakment.

    2. Menghitung penurunan / settlement

    Waktu penurunan dapat dihitung dengan rumus :

    t = v

    v

    CHT 2.

    dimana :

    H = tebal seluruh lapisan lunak dibawa embakment seperti dilihat Gb.2

    Cv = koefisien konsolidasi ( m2/th)

    Tv = derajat konsolidasi (%)

    Untuk mempercepat proses konsolidasi bisa dipakai vertikal drain dengan rumus

    Gambar 1

  • 52

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    t =

    Ch

    D.8

    2

    . (2.F(n))

    Uh1

    1

    dimana:

    t = waktu yang diperlukan untuk mencapai hU

    D = diameter lingkaran

    Ch = koefisien konsolidasi aliran horizontal

    F(n) = faktor tahanan akibat jarak antara PVD

    Uh = derajat konsolidasi arah horizontal

    Seperti GB.3

    LAPISAN TANAH LEMBEK

    LAPISAN TANAH KEDAP AIR

    KONSOLIDASI DALAM ARAH VERTIKAL

    H

    Gambar 2

    LAPISAN TANAH LEMBEK

    LAPISAN TANAH KEDAP AIR

    KONSOLIDASI DALAM ARAH RADIAL

    H

    Gambar 3

    3. Menghitung F ( n ) Fungsi F ( n ) Merupakan Fungsi hambatan akibat jarak antara titik pusat

    PVD. Oleh Hansbo ( 1979 ) harga F ( n ) didefinisikan sebagai berikut :

    F ( n ) =

    12

    2

    nnn atau

    nnn ,4

    13)ln( 22

  • 53

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    F ( n ) =

    12

    2

    nnn

    + 24

    14

    3)ln(n

    n

    Dimana :

    n = D/dw

    dw = diameter equivalent dari vertical drain ( equivalan terhadap bentuk

    lingkaran)

    Pada umuamnya n > 20 sehingga dapat dianggap 1/n2 = 0 dan ( )

    12

    2

    nnn = 1 ;

    Jadi : F ( n ) = ln(n) , atau

    F ( n ) = ln(D/dw)

    Hasbo (1979) menentukan waktu konsolidasi dengan menggunakan persamaan sebagai

    berikut :

    t =

    Ch

    D.8

    2

    . (F(n) + Fs + Fr). ln

    Uh1

    1

    S

    S

    S

    S S S S

    D

    a). Pola susunan bujur sangkar D = 1.13 . S

  • 54

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    100 m

    POT A - A

    86 m

    43 m

    z = 30 m

    h = 7 m

    7 m

    7 m

    LWS -1Sirtu

    ? = 1,50 t/m ; o = 0 ; Cc = 0,80

    Cu = 0,0 t/m ; eo = 1,30 ; Cv = 5 m2/th

    ? = 1,8 t/m ; o = 30 ; C = 1 t/m2

    3

    2

    3 o

    7 m

    z

    A

    1000

    m

    A

    0.866.s

    0.866.s

    0.866.s

    0.866.s

    S S

    SSSS

    S SS

    S

    b). Pola susunan segitiga D = 1.05 . S

    Gambar 4

    III. PEMBAHASAN

    Struktur yang dibangun pada lapisan tanah lunak yang sangat tebal mungkin

    memerlukan perbaikan tanah, sehingga tanah tersebut mampu mendukung bangunan

    diatasnya seperti contoh struktur jalan yang dibangun diatas timbunan, yang terletak pada

    lapisan tanah lunak untuk menghindari keretakan permukaan jalan akibat penurunan maka

    perlu dihitung penurunan maxsimum yang terjadi. (kalimat terlalu panjang, sehingga topik

    tidak jelas atau banyak topik)

    Contoh timbunan diatas tanah lunak seperti gambar dibawah ini :

    Yang dihitung antara lain :

    1. besarnya penurunan dengan derajat penurunan 90 % ( T90 )

    2. tegangan yang terjadi ( )

    3. waktu penurunan ( t )

    Menghitung penurunan :

    menghitung penurunan akibat timbunan ditabelkan seperti dibawah ini:

  • 55

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    No

    Tebal Lapisan H (m )

    Z

    ( m )

    eo

    Cc

    (t/m2)

    po

    (t/m2)

    I

    p

    (t/m2)

    p+po (t/m2)

    Sc

    (m)

    Sc(m) coum

    1 1 0.5 1.3 0.80 1.5 0.250 0.50 6.60 6.850 0.500 0.500 2 1 1.5 1.3 0.80 1.5 0.750 0.50 6.60 7.350 0.345 0.845 3 1 2.5 1.3 0.80 1.5 1.250 0.50 6.60 7.850 0.278 1.122 4 1 3.5 1.3 0.80 1.5 1.750 0.50 6.60 8.350 0.236 1.358 5 1 4.5 1.3 0.80 1.5 2.250 0.50 6.60 8.850 0.207 1.565 6 1 5.5 1.3 0.80 1.5 2.500 0.50 6.60 9.100 0.195 1.761 7 1 6.5 1.3 0.80 1.5 3.000 0.50 6.60 9.600 0.176 1.936 8 1 7.5 1.3 0.80 1.5 3.500 0.50 6.60 10.100 0.160 2.096 9 1 8.5 1.3 0.80 1.5 4.000 0.50 6.60 10.600 0.147 2.244

    10 1 9.5 1.3 0.80 1.5 4.500 0.50 6.60 11.100 0.136 2.380 11 1 10.5 1.3 0.80 1.5 4.750 0.50 6.60 11.350 0.132 2.511 12 1 11.5 1.3 0.80 1.5 5.250 0.50 6.60 11.850 0.123 2.634 13 1 12.5 1.3 0.80 1.5 5.750 0.50 6.60 12.350 0.115 2.750 14 1 13.5 1.3 0.80 1.5 6.250 0.50 6.60 12.850 0.109 2.859 15 1 14.5 1.3 0.80 1.5 6.750 0.50 6.60 13.350 0.103 2.962 16 1 15.5 1.3 0.80 1.5 7.250 0.50 6.60 13.850 0.098 3.060 17 1 16.5 1.3 0.80 1.5 7.750 0.50 6.60 14.350 0.093 3.153 18 1 17.5 1.3 0.80 1.5 8.250 0.49 6.47 14.718 0.087 3.240 19 1 18.5 1.3 0.80 1.5 8.750 0.49 6.47 15.218 0.084 3.324 20 1 19.5 1.3 0.80 1.5 9.250 0.49 6.47 15.718 0.080 3.404 21 1 20.5 1.3 0.80 1.5 9.750 0.49 6.47 16.218 0.077 3.481 22 1 21.5 1.3 0.80 1.5 10.250 0.49 6.47 16.718 0.074 3.555 23 1 22.5 1.3 0.80 1.5 10.750 0.49 6.47 17.218 0.071 3.626 24 1 23.5 1.3 0.80 1.5 11.250 0.48 6.34 17.586 0.067 3.693 25 1 24.5 1.3 0.80 1.5 11.750 0.48 6.34 18.086 0.065 3.758 26 1 25.5 1.3 0.80 1.5 12.250 0.47 6.20 18.454 0.062 3.820 27 1 26.5 1.3 0.80 1.5 12.750 0.47 6.20 18.954 0.060 3.880 28 1 27.5 1.3 0.80 1.5 13.250 0.47 6.20 19.454 0.058 3.938 29 1 28.5 1.3 0.80 1.5 13.750 0.47 6.20 19.954 0.056 3.994 30 1 29.5 1.3 0.80 1.5 14.250 0.47 6.20 20.454 0.055 4.049

    Total penurunan = 4. 049 M

    Menghitung waktu penurunan .

    t = v

    dr

    CHT 2%90

    H = 30 m , T90% = 0.848

    t = thx 64,1525

    30848.0 2=

    HASIL PERHITUNGAN BERDASARKAN

    METODE ELEMEN HINGGA DENGAN SOFF WARE PLAXIS SEBAGAI ALAT

    BANTU. SEPERTI DIBAWAH INI

  • 56

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

  • 57

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

  • 58

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

  • 59

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    IV. P E N U T U P

    1. Saran

    Hendaknya dalam setiap perencanaan Struktur bangunan , penyelidikan tanah

    sebagai syarat harus dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan .

    2. Kesimpulan

  • 60

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    1. terjadi perbedaan hasil perhitungan secara analisis dengan finite element dengan

    soff ware sebagai alat bantu

    2. perhitungan dengan finite element dengan soff ware sebagai alat bantu waktu

    penurunan tidak bisa diketahui sedangkan dengan cara analisis dapat dihitung

    3. penurunan yang dapat dibaca dengan cara finite element dengan soff ware flaxis

    pada setiap tahapan penimbunan , sedangkan dengan cara analisis , bisa dihitung

    penurunan total begitu pula pada setiap tahapan penimbunan

    4. begitu pula terhadap tegangan yang terjadi.

    Daftar Pustaka Braja M Das. (1984), Principles Of Foundation Engineering. California State University,

    Sacramento Indra Surya & Mochtar (1996), Pembangunan Jalan Di Atas Tanah Lunak Dengan Vertikal

    Drain. ITS Surabaya James K. Mitchell (1976), Fundamentals Of Soil Behavior. University of California

    Berkeley Suyono Sosrodarsono (1983), Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi. PT. Pradnya Paramita.

    Jakarta

  • 61

    JURNAL ILMIAH KURVA TEKNIK

    KAJIAN TERHADAP MEKANISME PERIZINAN PEMANFAATAN LAHAN TEBING TUKAD AYUNG

    KEDEWATAN, UBUD, GIANYAR

    Oleh : Tjokorda Istri Praganingrum, ST., MT

    ABSTRAK

    Pemerintah melalui berbagai peraturan keruangan di daerah telah menetapkan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) dikategorikan sebagai bagian dari kawasan yang dilindungi. Keputusan ini secara substantif didasari oleh pertimbangan DAS sebagai daerah penyangga yang keberadaannya harus dijaga untuk mendukung kestabilan area disekitarnya. Peraturan Daerah Provinsi Bali No 16 Tahun 2009, pasal 50 ayat 6 telah menetapkan bahwa pembangunan di sepanjang jurang di tepian sungai hanya diizinkan pada radius sekurang-kurangnya dua kali kedalaman jurang yang dihitung dari tepi jurang kearah bidang datar. Pada kedalama