5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

30
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR BAKAR “ PENGATURAN KATUP MESIN SUZUKI 4 LANGKAH” Disusun Oleh : Nama : Mohsan Alkuri Nim : K2510047 Prodi : PTM 2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Page 1: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PRAKTIK MOTOR BAKAR

ldquo PENGATURAN KATUP MESIN SUZUKI 4 LANGKAHrdquo

Disusun Oleh

Nama Mohsan Alkuri

Nim K2510047

Prodi PTM 2010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

LAPORAN PRAKTIK

PRAKTIK MOTOR BAKAR

Judul Praktikum Pengaturan Katup Mesin SUZUKI 4 Langkah

Instruktur Ir Husin Bugis MSi

Tempat Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS

Alokasi Waktu 100 Menit

Standar Kompetensi Mengatur katup pada mesin SUZUKI dengan

menggunakan alat ukur filler gauge

Kompetensi dasar

Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat

a Dapat membongkar dan memasang kembali komponen mesin SUZUKI

dengan rapi dan teliti

b Dapat melakukan pengaturan katup mesin SUZUKI

c Dapat menganalisa katup manakah yang bermasalah dan memperbaikinya

d Dapat menggunakan alat ukur filler gauge dengan benar

e Mengefahui FO (Ferring Order) urutan pengapian pada mesin 4 langkah

MOHSAN ALKURI (K2510047) 1

A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1 ALAT

Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut

a) Tool Box

Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap

seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain

Gambar 1 Toolbox

b) Kunci T

Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang

membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T

tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan

skrup

MOHSAN ALKURI (K2510047) 2

Gambar 2 Kunci T

c) Filler gauge

Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan

Gambar 3 Filler gauge

d) Buku Pedoman Repair amp Servise

Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta

digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin

MOHSAN ALKURI (K2510047) 3

e) Nampan

Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur

dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran

2 BAHAN

Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup

antara lain

1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC

B KESELAMATAN KERJA

Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah

keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek

berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi

kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah

Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)

berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum

memulai praktek

1 Wearpark (pakaian kerja)

Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi

badan dari bahaya kecelakaan kerja

2 Sepatu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 4

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 2: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

LAPORAN PRAKTIK

PRAKTIK MOTOR BAKAR

Judul Praktikum Pengaturan Katup Mesin SUZUKI 4 Langkah

Instruktur Ir Husin Bugis MSi

Tempat Ruang praktek motor bakar JPTK FKIP UNS

Alokasi Waktu 100 Menit

Standar Kompetensi Mengatur katup pada mesin SUZUKI dengan

menggunakan alat ukur filler gauge

Kompetensi dasar

Adapun kompetensi dasar yang harus dicapai yaitu mahasiswa dapat

a Dapat membongkar dan memasang kembali komponen mesin SUZUKI

dengan rapi dan teliti

b Dapat melakukan pengaturan katup mesin SUZUKI

c Dapat menganalisa katup manakah yang bermasalah dan memperbaikinya

d Dapat menggunakan alat ukur filler gauge dengan benar

e Mengefahui FO (Ferring Order) urutan pengapian pada mesin 4 langkah

MOHSAN ALKURI (K2510047) 1

A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1 ALAT

Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut

a) Tool Box

Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap

seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain

Gambar 1 Toolbox

b) Kunci T

Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang

membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T

tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan

skrup

MOHSAN ALKURI (K2510047) 2

Gambar 2 Kunci T

c) Filler gauge

Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan

Gambar 3 Filler gauge

d) Buku Pedoman Repair amp Servise

Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta

digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin

MOHSAN ALKURI (K2510047) 3

e) Nampan

Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur

dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran

2 BAHAN

Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup

antara lain

1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC

B KESELAMATAN KERJA

Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah

keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek

berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi

kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah

Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)

berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum

memulai praktek

1 Wearpark (pakaian kerja)

Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi

badan dari bahaya kecelakaan kerja

2 Sepatu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 4

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 3: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

A PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1 ALAT

Alat yang kami gunakan antara lain sebagai berikut

a) Tool Box

Toolbox ini sudah tersedia berbagai peralatan yang sudah lengkap

seperti tang kuncipas palu obeng kunci kotak ring dan lain-lain

Gambar 1 Toolbox

b) Kunci T

Kegunaan kunci T sama dengan kegunaan kunci pas lainnya namun yang

membedakan kunci T ini mempunyai bentuk lurus panjang berbentuk T

tujuannya untuk memudahkan dalam memasang maupun mengendurkan

skrup

MOHSAN ALKURI (K2510047) 2

Gambar 2 Kunci T

c) Filler gauge

Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan

Gambar 3 Filler gauge

d) Buku Pedoman Repair amp Servise

Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta

digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin

MOHSAN ALKURI (K2510047) 3

e) Nampan

Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur

dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran

2 BAHAN

Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup

antara lain

1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC

B KESELAMATAN KERJA

Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah

keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek

berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi

kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah

Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)

berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum

memulai praktek

1 Wearpark (pakaian kerja)

Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi

badan dari bahaya kecelakaan kerja

2 Sepatu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 4

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 4: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 2 Kunci T

c) Filler gauge

Filler gauge digunakan untuk mengukur kerapatan dari celah katup sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan

Gambar 3 Filler gauge

d) Buku Pedoman Repair amp Servise

Digunakan sebagai dasar untuk pembongkaran dan pemasangan serta

digunakan untuk petuntuk memperbaiki mesin

MOHSAN ALKURI (K2510047) 3

e) Nampan

Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur

dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran

2 BAHAN

Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup

antara lain

1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC

B KESELAMATAN KERJA

Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah

keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek

berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi

kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah

Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)

berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum

memulai praktek

1 Wearpark (pakaian kerja)

Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi

badan dari bahaya kecelakaan kerja

2 Sepatu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 4

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 5: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

e) Nampan

Digunakan untuk tempat (wadah) yang digunakan untuk meletakkan mur

dan baud yang sudah dilepas agar tidak berceceran

2 BAHAN

Adapun bahan yang kami gunakan dalam praktek mengatur katup

antara lain

1 Mesin SUZUKI 4 langkah OHC

B KESELAMATAN KERJA

Sebelum memulai praktek yang perlu diperhatikan adalah langkah

keslamatan kerja Keslamatan kerja ini bertujuan agar pada saat proses praktek

berlangsung tidak terjadi kecelakaan kerja yang berat setidaknya jika terjadi

kecelakaan kerja operator praktikum tidak mengalami kecelakaan yang parah

Keselamatan kerja erat hubungannya dengan alat pelindung diri (APD)

berikut adalah alat pelindung diri yang harus dipakai mahasiswa sebelum

memulai praktek

1 Wearpark (pakaian kerja)

Wearpark atau pakaian kerja adalah baju yang digunakan untuk melindungi

badan dari bahaya kecelakaan kerja

2 Sepatu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 4

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 6: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Sepatu sangat penting diperhatikan karena sepatu berfungsi untuk

melindungi kaki dari bahaya kecelakaan kerja selama praktikum

berlangsung

3 Celana panjang

Sangat penting menggunakan celana panjang karena jika operator hanya

menggunakan celana pendek saat praktik jika terjadi kecelakaan kerja pada

kaki akibatnya akan fatal hal ini perlu di perhatikan

4 Sarung tangan

Untuk melindungi tangan dari bahaya kecelakaan kerja saat praktek

Selain itu perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut ini

1 Saat memulai praktek fokuslah pada benda kerja yang diamati jangan

sampai ceroboh karena itu akan mengakibatkan kecalakaan kerja

2 Letakkan alat serta bahan pada tempatnya

3 Jangan pernah menggunakan alat kerja praktek untuk main-main

C LANDASAN TEORI

1 Mekanisme Katup

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses pembukaan

dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor bakar Mekanisme

tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup isap dan katup buang yang

sesuai dengan firing order suatu silinder dan proses pengerjaannya yang

MOHSAN ALKURI (K2510047) 5

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 7: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

memasukkan campuran bahan bakar dan udara serta mengeluarkan gas buang sisa

pembakaran

Urutan penyalaan atau firing order adalah urutan penyalaan yaitu urutan

penyalaan busi pada motor bensin atau urutan injeksi bahan bakar kedalam setiap

silinder pada motor diesel Pada motor bakar yang mempunyai lebih dari 2

silinder maka urutan penyalaan tidak terjadi berurut secara seri namun dengan

urutan tertentu untuk agar kestabilan enjin terjaga Urutan penyalaan ini sangat

kritis untuk memperkecil vibrasi dan mencapai pengoperasian yang halus agar

didapatkan kenyamanan pengguna dan umur fatiq enjin yang lebih lama

Pada motor bensin tipe lama urutan penyalaan ini diatur dalam

distributor Pada enjin modern dengan sistem management enjin (engine

management system) dan penyalaan langsung (direct ignition) urutan penyalaan

secara benar umumnya diatur menggunakan unit kontrol elektronik (Electronic

Conrol Unit)

Silinder Urutan Pengapian Contoh

3 1-3-2 Saab two-stroke engine

4 1-3-4-2Most inline-4s Ford Taunus V4

engine

5 1-2-4-5-3 Volvo 850 Audi 100

61-5-3-6-2-4

1-6-5-4-3-2

Jeep CJ 1949-1986 GM 3800

engine

7 (radial) 1-3-5-7-2-4-6

MOHSAN ALKURI (K2510047) 6

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 8: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

81-8-4-3-6-5-7-2

1-8-7-2-6-5-4-3

1988 Chrysler Fifth Avenue

Small Block V8 LS1

10 1-10-9-4-3-6-5-8-7-2 Dodge Viper

12 1-7-5-11-3-9-6-12-2-8-4-10 2001 Ferrari 456M GT

161-12-8-11-7-14-5-16-4-15-3-10-

6-9-2-13Cadillac V16 engine

Gambar 4 Tabel urutan derajat pengapian mesin

Sebelum lebih jauh mendalami mekanisme pembukaan dan penutupan

katup isap dan buang pada motor bakar kita harus mengenal dahulu bagaimana

kinerja katup isap dan katup buang dalam ruang pembakaran Untuk itu kita harus

mengenal kinerja motor bakar

2 Motor Bakar Empat Langkah

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar empat

langkah membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua langkah

putaran crankshaft yang sempurna Siklus empat langkah ini dikenal sebagai

siklus otto yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun 1867 Empat

langkah tersebut terdiri dari

a) Langkah Isap

Adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana katup buang

tertutup dan katup isap terbuka dan piston begerak menuju TMB (Titik Mati

Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar dan udara ke

dalam ruang pembakaran melalui katup isap

b) Langkah Kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 7

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 9: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Adalah langkah piston menekan campuran bahan bakar dan udara dengan

bergerak dari TMB ke TMA dimana katup isap dan katup buang sama ndash

sama dalam posisi tertutup Sehingga campuran bahan bakar dan udara tadi

terkompresi Kompresi tersebut membuat tekanan di dalam ruang

pembakaran menjadi tinggi Sesaat piston mendekati TMA busi

memancarkan percikan api untuk membakar campuran bahan bakar dan

udara yang terkompresi tadi Sehingga terjadilah ledakan di dalam ruang

pembakaran

c) Langkah Ekspansi

Adalah langkah piston yang bergerak turun dari TMA ke TMB akibat

terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran tersebut dan memaksa

crankshaft berputar Posisi katup isap dan buang masih sama ndash sama tertutup

Langkah inilah yang dapat menghasilkan tenaga dan mesin dapat bekerja

d) Langkah Buang

Adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari TMB ke TMA dimana

katup isap tertutup dan katup buang terbuka Sehingga piston dapat

membuang sisa pembakaran Pada saat piston mencapai TMA maka katup

buang tertutup dan katup isap terbuka sehingga siklus empat langkah dapat

dimulai kembali

MOHSAN ALKURI (K2510047) 8

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 10: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 5 Siklus Empat Langkah

3 Kinerja Mekanisme Katup

Katup isap dan katup buang dapat bergerak membuka dan menutup saluran masuk

dan buang dikarenakan adanya dorongan nok dari mekanisme cam pada suatu

camshaft Gambar camshaft berikut dapat memperjelas maksudnya

Gambar 6 Camshaft

Camshaft adalah sebuah poros yang memiliki beberapa nok yang menonjol tetapi

dengan arah tonjolan nok yang berbeda ndash beda untuk katup isap dan katup

buangnya Adanya tonjolan nok itulah yang dapat menekan katup isap dan katup

buang sehingga katup isap dan katup buang dapat membuka dan menutup saluran

masuk dan buang pada ruang pembakaran

Seiring dengan putaran camshaft dan arah tonjolan nok yang berbeda untuk tiap

katup isap dan buang maka dorongan dari nok pertama misalnya menekan katup

isap sehingga dapat membuka saluran masuk pada ruang bakar Demikian juga

nok yang selanjutnya akan mendorong katup buang untuk membuka saluran

buang pada ruang bakar

MOHSAN ALKURI (K2510047) 9

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 11: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Tentu saja hal ini seiring pula dengan gerakan naik dan turunnya piston dari TMA

menuju TMB dan TMB menuju TMA sehingga langkah tersebut dapat membuat

campuran bahan bakar dan udara terhisap masuk ke dalam ruang pembakaran dan

membuang sisa pembakaran melalui saluran buang Hal ini sesuai dengan siklus

empat langkah seperti yang dijelaskan diatas Karena arah tonjolan nok berbeda ndash

beda untuk tiap katup isap dan buang maka putaran camshaft tersebut

memberikan dorongan yang berbeda tergantung arah nok saat menekan katup

yang mana sehingga siklus empat langkah diatas dapat berjalan seiring dengan

putaran camshaft

Mekanisme dari camshaft yang menekan katup isap dan buang serta hubungannya

dengan putaran crankshaft biasanya disebut dengan valve train mechanism Valve

train mechanism adalah suatu mekanisme yang menghubungkan katup isap dan

katup buang dengan gerakan piston katup isap dan katup buang dengan camshaft

hubungan camshaft dengan crankshaft serta hubungan crankshaft dengan piston

yang dihubungkan melalui connecting rod

Untuk mengetahui secara detail valve train mechanism ada baiknya jika kita

dapat memotong sebagian mesin kita agar kita dapat melihat lebih jelas dan

seksama bagaimana hubungan keseluruhan mekanisme katup tersebut Namun

melalui ilustrasi berikut ini mungkin dapat membantu kita lebih memahami

bagaimana mekanisme-nya tanpa harus melakukan pemotongan terhadap mesin

kita

MOHSAN ALKURI (K2510047) 10

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 12: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 7 Motor Bakar Empat Langkah

Dari ilustrasi diatas dapat kita lihat bahwa camshaft dapat berputar akibat

putaran dari crankshaft yang dihubungkan melalui suatu belt yang biasanya

disebut timing belt Namun bukan hanya belt saja yang menghubungkan antara

crankshaft dengan camshaft Jenis penghubung lainnya adalah rantai atau biasa

disebut timing chain dan juga roda gigi yang disebut timing gear

Untuk timing belt belt tersebut tidak dapat langsung memutar camshaft

maupun crankshaft Belt tersebut memerlukan sprocket yang memiliki gerigi yang

sesuai dengan jenis gerigi belt pada timing belt tersebut Hal ini ditujukan untuk

menghindari adanya backlash pada putaran camshaft Karena jika terjadi hal

tersebut maka waktu pembukaan katup isap dan penutupan katup buang menjadi

terlambat yang dapat mengakibatkan waktu dengan peledakan busi menjadi tidak

sesuai Tentu hal ini dapat mengakibatkan pembakaran pada ruang bakar menjadi

tidak sempurna

MOHSAN ALKURI (K2510047) 11

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 13: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Untuk mekanisme dengan menggunakan model timing belt dapat dilihat lebih

sederhana dengan ilustrasi berikut ini

Gambar 8 Mekanisme dengan Timing Belt

Pada ilustrasi diatas juga menjelaskan kepada kita bahwa putaran crankshaft tersebut

juga menyebabkan gerakan piston naik dan turun Antara piston dan crankshaft

tersebut dihubungkan dengan adanya connecting rod Sehingga gerakan naik turun

piston tersebut akan sesuai dengan pembukaan dan penutupan katup isap dan katup

buang pada ruang bakar Kekurangan dari mekanisme katup model timing belt adalah

belt dapat putus jika karetnya menjadi keras Namun kelebihan dari timing belt lebih

halus dan tidak memerlukan pelumasan

D LANGKAH PEMBONGKARAN

Untuk melakukan praktek penyetelan katup mesin susuki OHC langkah

yang harus dilakukan pertama kali adalah langkah pembongkaran Berikut adalah

langkahnya

1 Persiapkan alat dan bahan

2 Membawa peralatan dan bahan mesin yang akan dibongkar ketempat yang

terang (banyak cahaya)

MOHSAN ALKURI (K2510047) 12

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 14: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

3 Lakukan pembongkaran dengan cara yang tepat cermat teliti dan hati-hati

Lakukan pembongkaran pada komponen yang terdapat pada bagian paling

luar terlebih dahulu

Gambar 9 Proses pembongkaran mesin

E LANGKAH PENYETELAN KATUP

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan penyetelan

katup berikut adalah langkah-langkahnya

1 Sebelum memuali langkah penyetelan katup langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mempelajari terlebih dahulu tentang fering order (FO) pada

MOHSAN ALKURI (K2510047) 13

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 15: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

mesin bensin 4 slinder 4 langkah FO dari mesin bensin 4 silinder 4 langkah

adalah sebagai berikut Urutan pengapiannya yaitu 1-3-4-2 dapat di

gambarkan pada tabel di bawah ini

Silinder ke 180o 360o 540o 720o

1 K U B I

2 U B I K

3 I K U B

4 B I K U

Gambar 10 Tabel FO mesin 4 slinder

2 Mengatur posisi silinder satu atau silinder 4 dalam keadaan kompresi dengan

cara memutar timming gear sampai kelihatan tanda seperti pada gambar di

bawah ini

Gambar 11 Memperlihatkan tanda timming gear

3 Kita bisa tau apakah yang berada dalam langkah kompresi torak no 1 atau

nomer 4 ada 2 cara untuk mengetahuinya

A Membuka penutup silinder kemudian mengeceknya Mengecek sela katup

dengan cara menggoyangkan rocker arm atau menggeser rocker arm jika

kedua roker arm dalam keadaan sela ( bisa di gerakkan) artinya roker arm

tidak sedang menekan katup Artinya dalam keadaan kompresi

MOHSAN ALKURI (K2510047) 14

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 16: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Bisa juga dilakukan tanpa harus melepas penutup silinder caranya dengan

membuka tutup oli lalu menggeser rocker arm dengan menggunakan

obeng Jika silinder 1 dalam keadaan kompresi maka rocker arm masuk

katup silinder 2 bisa di gerakkan apabila ternyata silinder 4 dalam

keadaan kompresi rocker arm katup buang siinder 3 dalam keadaan tidak

aktif (tidak menekan) sehingga bisa dihgerakkan Gambar pengecekan

dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 12 Memerlihatkan pengecekan katup silinder

B Membuka tutup distributor lihat posisi rotor kearah manakah rotor

menunjuk Jika kearah 1 berarti silinder 1 bekerja dalam keadaan

kompresi kita tau rotor mengarah kearah silinder yang mana dapat di

lihat dari tutup rotor Tutup rotor sudah tertera angka di samping lobang

Agar lebih jelas tentang bagian dari distributor dapat dilihat pada gambar

berikut ini

MOHSAN ALKURI (K2510047) 15

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 17: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 13 Memperlihatkan posisi rotor

4 Memulai mengatur katup sesuai dengan kerapatan jarak yang tertera pada

buku pedoman repair n servise dengan menggunakan filler gauge Untuk jarak

kerapatan rocker arm dengan katup masuk sebesar 02 Sedangkan untuk jarak

kerapatan antara rocker arm dengan katup keluar sebesar 03 Caranya sebagai

berikut

A Mengendurkan sekrup pengencang tuas penekan roker arm memasang

filler gauge diantara tuas penekan katup dan batang katup Cara

menggunakan filler gauge cukup mudah yaitu denga cara mengeluarkan

pelat pisau pengukur yang sudah ada di filler memilih ukuran pisau filler

sesuai dengan kebutuhan memasangnya pada komponen mesin yang akan

diukur Seperti terlihat pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 16

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 18: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 14 Penyetelan katup

B Putar obeng sampai tuas penekan pada rocker arm benar-benar pas

dengan ukuran yang di inginkan

C Kencangakan skrup pengencang tuas penekan pada roker arm dengan

cara menahan tuas penekan dengan obeng (seperti pada gambar 14)

tujuannya agar tetap dalam kondisi yang tetap pada saat skrup pengencang

di kencangkan

D Lakukan langkah yang sama untuk penyetelan katup exchause silinder 1

dengan menggunakan filler gauge berukuran 03 Dan katup in pada

silinder 2 dengan ukuran filler gauge 02

5 Lakukan kembali langkah 2 untuk mendapatkan silinder 4 dalam kondisi

langkah kompresi dengan memutar timing gear supaya berpapasan dengan

tanda yang sudah ada Atau lihat posisi arah rotor Lakukan langkah

penyetelan katup seperti pada langkah 4

6 Lakukan langkah yang sama seperti langkah 5 untuk mendapatkan posisi

silinder 2 maupun silinder 3 dalam keadaan kompresi

7 Untuk mengecek kembali apakah antara putaran timing gear sesuai dengan

langkah katup maka yang perlu dilakukan adalah melihat rangkaian roda

penghubung timing belt dengan cara melepas timing belt terlebih dahulu

memutar gear pemutar poros nok pada posisi sebagai berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 17

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 19: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 15 Posisi gear pemutar poros nok

Posisi ger sejajar dengan tanda yang di tunjukkan gambar Selanjutnya

memutar gear belt timing juga seperti pada gambar berikut

Gambar 16 Posisi gear belt timing gear

Posisi tanda (titik) gear sejajar dengan tanda yang ada di belt box

8 Hubungkan dengan menggunakan belt kencangkan dan periksa kembali

E LANGKAH PEMASANGAN

Setelah selesai mengatur katup pada mesin SUZUKI langkah selanjutnya

yaitu langkah pemasangan Berikut akan dijelaskan beberapa langkah

pemasangan mesin

1 Pastikan kelengkapan alat dan komponen mesin yang akan dipasang

2 Pasanglah baut dengan menggunakan tangan terlebih dahulu baru kemudian

gunakan kunci pas

3 Gunakan kunci T untuk mempercepat proses pemasangan baut atau skrup

4 Memasang tutup distributor pada distributor Memasang kabel busi pada tutup

distributor sesuai dengan ukuran panjang kabel Paling panjang untuk silinder

1 paling pendek untuk silinder 4 Untuk lebih jelasnya cara pemasangan kabel

busi dioperlihatkan pada gambar berikut

MOHSAN ALKURI (K2510047) 18

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 20: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 17 Pemasangan kabel busi

5 Memasang penutup silinder belt gear kipas gear belt tutup belt radiator

dan komponen lainnya dengan teliti dan hati-hati

6 Teliti kembali apakah masih ada komponen yang masih tertinggal seperti

skrup baud maupun komponen yang lainnya jika ditemukan skrup tersisa

berarti belum terpasang untuk itu harus hati-hati dan teliti dalam memasang

Gambar berikut memerlihatkan langkah pemasangan komponen pada

mesin SUZUKI 4 silinder

MOHSAN ALKURI (K2510047) 19

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 21: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

Gambar 18 Langkah pemasangan

F KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dalam pembuatan laporan praktikum penyetelan

katup pada mesin SUZUKI 4 langkah sebagai berikut

1 Alat ukur yang berperan untuk mengukur kerapatan antara bantang penekan

rocker arm dengan katup yaitu filler gage

2 Dibutuhkan ketelitian dalam mengatur kerapatan katup jika tidak maka

pembakaran pada ruang bakar akan berlangsung tidak sempurna

3 Jarak kerapatan antara batang penekan dengan batang katup masuk yaitu 02

Sedangkan jarak kerapatan antara batang penekan dengan katup keluar yaitu

MOHSAN ALKURI (K2510047) 20

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup
Page 22: 5. Mohsan Alkuri (k2510047) New

03 sedikit lebih besar dari jarak kerapatan antara batang penekan dengan

katup masuk

4 Firing Order (FO) mesin SUZUKI 4 langkah 4 silinder yaitu 1-3-4-2

G SARAN

Adapun beberapa saran dalam pembuatan laporan praktikum motor

bakar antara lain

1 Sebelum memulai praktek hendaknya berdoa terlebih dahulu

2 Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk melindungi tubuh dari bahaya

akibat kecelakaan kerja

3 Sebelum memulai praktikum hendaknya membaca buku referensi terkait

dengan praktikum yang akan dilakukan selanjutnya

4 Dalam melakukan pembongkaran dan pemasangan komponen hendaknya

dilakukan dengan cara hati-hati cermat teliti Jangan ceroboh dan jangan

menggunakan alat praktikum untuk bahan bercanda

5 Letakkkan komponen mesin pada tempat yang tepat mur dan baut pada

nampan agar tidak berceceran kemana-mana

H DAFTAR PUSTAKA

1 http wwwMustazamaawordpresscom20091004mekanisme-katup

2 httpwwwwebipbacid-pftetaelearningmediaBahanr20dan20Tenaga

20Pertaniankonstruksi20mb20torak-3htm

MOHSAN ALKURI (K2510047) 21

  • 1 Mekanisme Katup
  • 2 Motor Bakar Empat Langkah
  • 3 Kinerja Mekanisme Katup