5 BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1254/3/Yuli Fatmawati_BAB...
-
Upload
hoangduong -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of 5 BAB II LANDASAN TEORI - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1254/3/Yuli Fatmawati_BAB...
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Matriks
1. Pengertian Matriks
Definisi II.A.1
Matriks adalah suatu susunan bilangan-bilangan berbentuk
segiempat. Bilangan-bilangan dalam susunan itu disebut anggota
dalam matriks (Anton, 2000:45).
Ukuran matriks diberikan oleh jumlah baris (garis horisontal) dan
kolom (garis vertikal) yang dikandungnya. Suatu matriks dengan hanya
satu kolom disebut matriks kolom atau vektor kolom dan suatu matriks
dengan hanya satu baris disebut matriks baris atau vektor baris.
Anggota pada baris i dan kolom j dari sebuah matriks A akan dinyatakan
sebagai ija . Matriks dinotasikan dengan huruf kapital A, B, K, dan
sebagainya. Bentuk matriks secara umum,
Amxn =
mnmm
n
n
aaa
aaa
aaa
...
............
...
...
21
22221
11211
Anggota suatu matriks berindeks rangkap, misalnya pada matriks A di
atas 12a menyatakan anggota matriks A pada baris ke-1 dan kolom ke-2,
sedangkan matriks A berordo m x n di tulis Amxn.
(Anton, 2000:45)
5
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
6
2. Macam-macam matriks
Macam-macam matriks diantaranya sebagai berikut:
a. Matriks persegi
Suatu matriks disebut matriks persegi, jika banyaknya baris dan
banyaknya kolom sama. Disebut juga matriks persegi berorde n.
(Anton, 2000:46)
Contoh II.A.1 :
Matriks persegi 3 x 3
A3x3 =
502
013
211
Pada matriks persegi unsur-unsur yang terletak pada garis penghubung
11a dengan nna dinamakan diagonal utama.
b. Matriks identitas
Suatu matriks persegi dimana anggota-anggotanya mempunyai niai 1
pada diagonal utama dan 0 pada anggota selain diagonal utamanya.
(Anton, 2000:63)
Contoh II.A.2 :
100
010
001
I
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
7
c. Matriks Diagonal
Suatu matriks persegi dimana semua anggota di luar diagonal utama
mempunyai nilai 0 dan paling tidak satu anggota pada diagonal utama
tidak sama dengan nol, biasanya diberi simbol D.
(Anton, 2000:94)
Contoh II.A.3 :
300
020
001
D
3. Kesamaan matriks
Definisi II.A.3
Dua matriks dikatakan sama jika keduanya mempunyai ukuran
yang sama dan anggota-anggotanya yang bersesuaian sama.
(Anton, 1998 : 23)
Contoh II.A.4 :
Diberikan matriks :
A
43
12B
53
12 = 2 1 03 4 0maka
A ≠ C karena A dan C tidak mempunyai ukuran yang sama, dan B ≠ C
karena B juga tidak mempunyai ukuran yang sama. Matriks A dan B tidak
sama karena tidak semua anggota-anggotanya yang bersesuaian sama.
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
8
4. Operasi Matriks
a. Penjumlahan matriks
Definisi II.A.4
Jika A dan B adalah matriks-matriks berukuran sama, maka
jumlah matriks A + B adalah matriks D yaitu matriks yang
diperoleh dengan menambahkan anggota-anggota B dengan
anggota-anggota A yang bersesuaian. Matriks-matriks
berukuran berbeda tidak bisa ditambahkan (Anton, 1998 : 23).
Contoh II.A.5 :
Diberikan matriks :
0724
4201
3012
A B
5423
1022
1534
22
11C
Maka :
504)(722)(34
1)(4022021)(
1350314)(2
BA
5307
3221
4542
BA
Sedang A + C dan B + C tidak didefinisikan karena matriks C ukurannya
berbeda dengan matriks A dan matriks B (Anton, 1998: 23-24).
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
9
b. Perkalian skalar dengan matriks
Definisi II.A.5
Jika A adalah sebarang matriks dan c adalah suatu skalar, maka
hasil kali ( product ) cA adalah matriks yang diperoleh dengan
mengalikan setiap anggota A dengan c (Anton, 1998 : 24).
Contoh II.A.6 :
Diberikan matriks :
= 4 21 3−1 0maka
2 = 2 4 21 3−1 02 = 8 42 6−2 0
dan
(−1) = −1 4 21 3−1 0(−1) = −4 −2−1 −31 0
Jika B adalah sebarang matriks, maka – B akan menyatakan hasil kali
(– 1)B. Jika A dan B adalah dua matriks yang ukurannya sama, maka
A – B didefinisikan sebagai jumlah A + (–B) = A + (–1)B.
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
10
Contoh II.A.7 :
Diberikan matriks := 2 3 41 2 1 dan = 0 2 71 −3 5Dari definisi-definisi di atas maka
– B = 0 −2 −7−1 3 −5dan
A – B = 2 3 41 2 1 + 0 −2 −7−1 3 −5= 2 1 −30 5 −4
Jadi A – B dapat diperoleh secara langsung dengan mengurangkan
anggota B dari anggota A yang bersesuaian.
(Anton, 1998 : 24)
c. Perkalian matriks dengan matriks
Definisi II.A.6
Jika A adalah sebuah matriks m x r dan B adalah sebuah
matriks r x n, maka hasil kali AB adalah matriks m x n yang
anggota-anggotanya didefinisikan sebagai berikut: untuk
mencari anggota dalam baris i dalam kolom j dari AB , pilih
baris i dari matriks A dan kolom j dari matriks B. Kalikan
anggota-anggota yang bersesuaian dari baris dan kolom secara
bersama-sama dan kemudian jumlahkan hasil kalinya.
(Anton, 1998 : 25)
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
11
Contoh II.A.8 :
Diberikan matriks :
062
421A B
2572
1310
3414
Karena A adalah matriks 2 x 3 dan B adalah matriks 3 x 4, maka hasil
kali AB adalah sebuah matriks 2 x 4.
(0.2)(6.1)(2.3)(0.5)(6.3)(2.4)(0.7)1)(6.(2.1)(0.2)(6.0)(2.4)
(4.2)(1.2)(1.3)(4.5)(2.3)(1.4)(4.7)1)(2.(1.1)(4.2)(2.0)(1.4)AB
122648
13302712AB
B. Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Definisi II.B.1
Jika A adalah sebuah matrik nn , maka sebuah vektor yang tak nol x
di dalam nR dinamakan sebuah vektor eigen (eigen vector) dari A jika
Ax adalah kelipatan skalar dari x, yaitu
Ax = x
Untuk suatu skalar . Skalar dinamakan nilai eigen (eigen value)
dari A dan x dikatakan sebuah vektor eigen yang bersesuaian dengan
(Anton, 1998: 277).
Untuk mencari nilai eigen dari sebuah matriks A yang berukuran
nn maka dituliskan kembali
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
12
Ax = x
A x = I x
)( AI x = 0 (II.B.1)
Agar menjadi nilai eigen, maka harus ada penyelesaian tidak nol dari
persamaan (II.B.1) dan persamaan tersebut akan mempunyai penyelesaian
tidak nol apabila .0det AI (II.B.2)
Persamaan (II.B.2) dinamakan persamaan karakteristik dari A, skalar
yang memenuhi persamaan tersebut adalah nilai eigen dari A. Apabila
AI det dijabarkan, maka akan membentuk polinomial yang
dinamakan polinomial karakteristik dari A.
(Anton, 1998: 278)
Contoh II.B.9:
Carilah nilai-nilai eigen dari matriks
01
23A
Penyelesaian:
0det AI
det
01
23
10
01 = 0
01
23
0
0
= 0
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
13
01
23
0)2()3(
0232 (II.B.3)
Persamaan (II.B.2) merupakan polinomial karakteristik dari matriks A. Dari
persamaan (II.B.2) diperoleh:
0232
0)2)(1(
11 dan 22
Jadi nilai eigen matriks A adalah 1 dan 2 .
(Anton, 1998: 279)
C. Populasi, Ekosistem dan Pertumbuhan Populasi
Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu suatu
jenis makhluk hidup yang tergolong dalam satu spesies (atau kelompok lain
yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang
bersangkutan), dan pada suatu wilayah tertentu menghuni suatu wilayah atau
tata ruang tertentu. Adapun sifat-sifat khas yang dimiliki oleh suatu populasi
adalah kerapatan (densitas), laju kelahiran (natalitas), laju kematian
(mortalitas), sebaran (distribusi) umur, potensi biotik, sifat genetik, perilaku
dan pemencaran (dispersi). Populasi dari suatu spesies tertentu dapat
melangsungkan hidup dalam jangka waktu tertentu dan menghuni suatu
wilayah tertentu atau tempat terbatas dan tertentu. Populasi hidup pada suatu
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
14
ekosistem yaitu suatu unit fungsional yang terdiri dari berbagai ukuran yang
tersusun dari bagian-bagian hidup (lingkungan biotik) dan bagian-bagian tak
hidup (lingkungan abiotik) yang saling berinteraksi.
Dalam suatu ekosistem pada waktu dan tempat tertentu populasi akan
mengalami perubahan. Perubahan populasi dapat berupa penambahan
maupun pengurangan jumlah individunya. Pengurangan maupun penambahan
jumlah individu ke dalam populasi disebut sebagai pertumbuhan populasi.
(Tarumingkeng, 1994:10)
D. Populasi Kambing
1. Pertumbuhan populasi kambing
Kambing yang banyak dikembangkan di Indonesia umumnya
kambing Peranakan Etawa (PE), yang umumnya masih lebih dominan
sebagai sumber daging dibandingkan sebagai sumber air susu. Permintaan
daging kambing di Indonesia dan dunia mengalami peningkatan. Indonesia
mengkonsumsi daging kambing sebagai salah satu sumber protein hewani
yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging kambing relatif
terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia didominasi oleh
usaha rumah tangga (Smith, 1988:170).
2. Mortalitas
Mortalitas (kematian), yang dimaksud dengan mati ialah peristiwa
menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup (Mantra, 1985:79). Umur maksimal
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
15
kambing antara 8-10 tahun, prosentase kematian kambing rata-rata 2%
perdua tahun (Smith, 1988:172).
3. Fertilitas
Fertilitas dihubungkan dengan jumlah kelahiran hidup yang
dipunyai oleh seekor betina atau kelompok betina. Suatu kelahiran disebut
lahir hidup (live birth) apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda
kehidupan misalnya, bersuara, bernapas, jantung berdenyut. Apabila pada
waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati
(still birth) (Mantra, 1985:128).
Umur kambing betina yang baik untuk dikawinkan adalah 15-18
bulan, sedangkan umur kambing jantannya adalah 10 bulan. Jumlah anak
yang dilahirkan oleh seekor betina 1-4 ekor per satu kali melahirkan, tetapi
kebanyakan 2 ekor. Dalam waktu 2 tahun seekor kambing dapat
melahirkan anak sebanyak 3 kali (Smith, 1988:172).
E. Matriks Leslie
Definisi II.E.1
Matriks Leslie merupakan matriks persegi yang digunakan dalam
pertumbuhan populasi dikembangkan oleh Sir Paul Leslie (Leslie,
1948) yang sebelumnya dikemukakan oleh Lewis (1942). Karena
dikembangkan oleh Leslie maka disebut Matriks Leslie
(Tarumingkeng, 1994 : 75).
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011
16
Bentuk umum dari Matriks Leslie dapat didefinisikan sebagai berikut :
L = 0⋮00⋮0
00⋮000⋮ 00⋮0
Dengan, ia dan ib merupakan faktor-faktor yang menentukan laju
pertumbuhan populasinya.
ia = laju kedewasaan individu pada kelompok umur ke-i
ib = peluang banyaknya individu dari populasi dalam kelompok umur ke-i
yang mampu bertahan hidup sampai memasuki kelompok umur ke-i+1.
Misalkan ia adalah rata-rata banyaknya anak betina yang lahir dari
setiap kelompok i dan ib adalah perbandingan antara banyaknya betina yang
bertahan hidup sehingga mampu masuk kedalam kelompok i+1, dengan
banyaknya betina dalam kelompok i. Oleh karena itu:
1. ia ≥ 0, untuk i = 1, 2, 3, ...., n
2. 0 < ib ≤ 1, untuk i = 1, 2, 3, …., n-1.
Nilai ib tidak boleh sama dengan nol, karena jika ib sama dengan nol
maka tidak ada betina yang bertahan masuk kedalam kelompok i+1. Untuk ia
sedikitnya ada satu nilai yang positif sehingga akan terjadi kelahiran.
Aplikasi Matriks Leslie..., Yuli Fatmawati, FKIP UMP, 2011