5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap...

26
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu persaingan yang sangat ketat dalam dunia industri, sehingga menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. Perindustrian merupakan dunia yang sangat kompleks yang tersusun dari berbagai aspek yang membentuknya. Untuk menjadi yang terdepan, aspek-aspek penyusun dalam suatu industri dikembangkan secara cermat, dalam arti perlu dicapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam setiap aspeknya. Pada era globalisasi ini, untuk sebuah industri yang baik tidak hanya dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan, tetapi juga kemampuan industri tersebut untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan dari semua itu adalah untuk mencari nilai keuntungan dari produk tersebut, semua ini dapat diperoleh dari kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan suatu barang atau produk. Setiap perusahaan untuk mencapai tujuan itu, selain dengan mensukseskan produknya, juga membutuhkan sumber daya yang optimal dalam proses produksinya seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, dan keahlian. Untuk

Transcript of 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap...

Page 1: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya

berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah

yang memicu persaingan yang sangat ketat dalam dunia industri, sehingga

menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan

dalam bidangnya. Perindustrian merupakan dunia yang sangat kompleks yang

tersusun dari berbagai aspek yang membentuknya.

Untuk menjadi yang terdepan, aspek-aspek penyusun dalam suatu

industri dikembangkan secara cermat, dalam arti perlu dicapai suatu efektifitas

dan efisiensi dalam setiap aspeknya.

Pada era globalisasi ini, untuk sebuah industri yang baik tidak hanya

dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan, tetapi juga kemampuan industri

tersebut untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan dari semua itu adalah untuk

mencari nilai keuntungan dari produk tersebut, semua ini dapat diperoleh dari

kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan suatu barang atau produk.

Setiap perusahaan untuk mencapai tujuan itu, selain dengan

mensukseskan produknya, juga membutuhkan sumber daya yang optimal dalam

proses produksinya seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, dan keahlian. Untuk

Page 2: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

2

mencapai bahan baku dan proses produksi yang optimal, pihak perusahaan harus

mempunyai perencanaan agar bahan baku dan proses produksi yang digunakan

bisa seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang diharapkan,

selain itu, perusahaan harus berusaha untuk mencari cara yang tepat untuk

meningkatkan pengoptimasian bahan baku dan proses produksi.

PT. Sandratex memiliki beberapa permasalahan dalam perencanaan

produksi. Fluktuasi permintaan yang tidak menentu dari satu periode ke periode

lain kadang menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan produksi. Hal ini

menyebabkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak menentu dan

terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, ada kalanya penurunan

permintaan permintaan menimbulkan kelebihan produksi dan penumpukan

barang jadi yang berlebihan, sehingga pengeluaran perusahaan untuk biaya

penyimpanan hasil produksi meningkat. Dengan mengacu kepada hal tersebut,

perusahaan perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksinya agar

kegiatan produksi yang dilakukan dapat memenuhi permintaan pasar dengan lebih

optimal. Perencanaan produksi yang dimaksud adalah suatu perencanaan taktis

yang memberikan keputusan optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki

perusahaan untuk memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Sandratex, perusahaan

manufaktur yang memproduksi benang dan kain (penulis memfokuskan pada

kegiatan produksi benang), diketahui bahwa perusahaan mengalami kesulitan

Page 3: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

3

dalam menentukan jumlah produksi yang optimal sesuai dengan sumber daya

yang dimiliki sehingga permintaan dapat terpenuhi dan keuntungan perusahaan

dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai berapa

jumlah yang sebaiknya diproduksi untuk tiap tipe benang yang diteliti agar

keuntungan yang diperoleh perusahaan maksimal.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada PT. Sandratex, penulis

menemukan permasalahan dimana perusahaan belum dapat menentukan jumlah

produksi yang optimal untuk produk benang. Perusahaan berproduksi berdasarkan

pengalaman produksi masa lalu sehingga terkadang terjadi kekurangan atau

kelebihan produksi. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan dapat

memenuhi permintaan konsumen dan bagaimana perusahaan dapat mencapai

keuntungan yang optimal.

Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan

waktu produksi yang hampir sama, diperlukan pengoptimasian jumlah produksi

yang dihasilkan dapat tercapai solusi optimalnya, sehingga profit yang dihasilkan

oleh perusahaan pun dapat menjadi maksimal. Dari sinilah tidak dapat dipungkiri

bahwa setiap perusahaan menginginkan keuntungan atau laba yang maksimal dari

setiap produk yang dihasilkan dengan kualitas yang baik.

Page 4: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

4

Untuk memaksimalkan profit, kita perlu menghitung jumlah produksi

yang optimal dengan memodelkan seluruh jenis produk dan kendala-kendala yang

menpengaruhinya sehingga akan didapatkan hasil yang optimum.

Sedangkan untuk pengendalian produksi, diperlukan perhitungan jumlah

bahan baku optimum yang harus dimiliki oleh perusahaan dan jumlah safety stock

yang harus ada. Safety stock yang dihitung adalah untuk bahan baku dan produk

jadi. Jumlah safety stock ini penting untuk menghindari adanya fluktuasi

permintaan dan untuk menghindari stockout pada produk jadi.

Hal-hal yang perlu dirumuskan dalam permasalahan tersebut adalah:

1. Berapa jumlah profit yang akan diperoleh perusahaan?

2. Berapa box yang akan diproduksi oleh perusahaan agar tercapai hasil yang

optimal?

3. Berapa jumlah persediaan bahan baku optimal yang harus dimiliki oleh

perusahaan?

4. Berapa jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk bahan

baku dan produk jadi?

Page 5: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

5

1.3 Ruang Lingkup

Dalam tugas akhir ini, agar objek penelitian dapat terarah dengan baik

sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis melakukan pembatasan ruang

lingkup permasalahan, yaitu:

• Penelitian dilakukan pada PT. Sandratex, bagian spinning

• Tipe produk yang diamati adala benang polyester 100%, benang cotton

carded 100%, benang campuran polyester dan cotton, benang campuran

polyester dan rayon, dan benang rayon 100%

• Data - data historis yang diamati adalah 24 periode ke belakang, yaitu data

dari bulan Mei 2006 sampai dengan bulan April 2008

• Pengolahan data optimasi yang digunakan adalah penelitian operasional

dengan metode integer linear programming tipe pure integer linear

programming karena hasil yang didapat untuk hasil optimasi benang harus

bulat yaitu dalam hitungan box

• Perhitungan bahan baku dilakukan untuk bahan baku yang krusial, yaitu

bahan baku utama pembuat benang (polyester, cotton, dan rayon) dengan

menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)

• Perhitungan safety stock dilakukan dengan menggunakan service level yang

akan dihitung masing – masing bahan baku dan produk

Page 6: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

6

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian tugas

akhir ini adalah:

• Menentukan jumlah produksi yang optimal untuk setiap produk yang diteliti

dengan tujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan

• Menentukan tingkat persediaan bahan baku di gudang untuk menunjang

proses produksi

• Menentukan jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh perusahaan

Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah:

• Dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen, maka kepuasan konsumen akan

meningkat, sehingga terjadi hubungan jangka panjang yang menguntungkan

• Perusahaan dapat mengetahui besar laba maksimal yang akan diperoleh

berdasarkan jumlah produksi optimal yang dilakukan

• Dengan adanya pengendalian terhadap bahan baku, maka kekurangan bahan

baku tidak akan terjadi

• Dengan adanya safety stock pada bahan baku, maka terjadinya hambatan

dalam proses produksi dapat dihindari, sedangkan dengan adanya safety stock

untuk produk jadi, maka stockout dapat dihindari.

Page 7: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

7

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

Nama SANDRATEX adalah singkatan dari SANDANG RAKYAT

TEXTILE yang pertama kali didirikan di Semarang pada tahun 1962 yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan akte notaris, atas nama Sie Kwan

Djioe nomor 53, pengesahan Departemen Kehakiman nomor JA.5/117/2 tanggal

7 November 1962 yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

industri tekstil.

PT. Sandratex telah mendapat gelar kehormatan perintis dari pemerintah

RI sejak tahun 1968 karena merupakan perusahaan pertama yang mengajukan

permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam rangka pembuatan

tekstil sintesis.

Dengan kemajuan yang pesat, kemudian PT. Sandratex mengembangkan

usahanya di wilayah Desa Rempoa Ciputat, Kabupaten Tangerang dengan luas

lahan 40 Ha dan berkantor pusat di Jalan Cikini II/2A Jakarta Pusat. Secara

lengkap, dasar PT. Sandratex adalah:

1. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan

(Persero)

2. Akte pendirian PT. Sandratex (akte notaris Sutedjo, SH.). Penetapan Menteri

Kehakiman Republik Indonesia No. JA.13/225/8/1973 dengan buku register

Notaris Pengadilan Negeri Jakarta No. 2356, atas nama Presiden

Page 8: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

8

3. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan

pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan

Perusahaan Perseroan (Persero)

4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 967/KMK-

011/1985 tertanggal 12 Desember 1985 dan No. 547/KMK-011/1986

tertanggal 20 Juli 1986 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota

Direksi PT. Sandratex

Pembangunan pabrik ini meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Pembangunan pabrik pemintalan

Pembangunannya berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian Rakyat

No. 507/MBM/70 tertanggal 7 November 1970.

Pada tahun 1970, dilakukan survey lokasi dan pada bulan November 1970

dilakukan pembelian tanah, pada tahun 1971 dilakukan penandatanganan

kontrak pembelian mesin antara Pemerintah Indonesia dengan pihak Jepang

(MISPRI). Pada tahun 1974-1975 dilakukan pembangunan gedung-gedung.

Bulan Juli 1975 sampai Desember 1975 pabrik ini diresmikan oleh Soeharto

menjadi pabrik pemintalan benang yang terkenal dengan nama PT. Sandratex

yang mempunyai kapasitas 30.000 mata pintal.

Page 9: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

9

2. Pembangunan pabrik tekstil

Sesuai dengan rencana, maka dilanjutkan dengan membangun untuk

perluasan berdasarkan Rapat Direksi tahun 1979 di Jakarta, maka pabrik

diperluas kearah Integrated Miils yang meliputi pabrik pertenunan dan pabrik

penyempurnaan.

Setelah perluasan pabrik selesai dibangun, pabrik ini diresmikan tanggal 13

Agustus 1980, dengan bagian-bagian sebagai berikut:

a. Pemintalan dengan kapasitas 30.000 mata pintal

b. Penenunan dengan kapasitas 200 ATM 74” dan 320 ATM 56”

c. Penyempurnaan dengan kecepatan produksi 30-120 meter permenit

3. Perluasan pabrik tekstil

Pada bulan Juni 1981, pabrik tekstil ini mengadakan perluasan dengan

membangun pabrik baru di atas tanah seluas 13.000m yang letak

bangunannya di belakang gedung pemintalan I, perluasan ini berdasarkan

surat keputusan direksi PT. Sandratex No. 35/0/SK/13/111/1980. Pabrik

pemintalan II tersebut memiliki kapasitas 30.000 mata pintal yang dilengkapi

dengan peralatan semi otomatis.

Page 10: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

10

1.5.1 Visi dan Misi Perusahaan

Sejak berdirinya PT. Sandratex beserta unit-unit produksi lainnya,

telah banyak memberikan dampak positif, di mana visi dan misi perusahaan

terdiri dari 2 (dua) segi aspek yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.

1. Aspek Sosial

PT. Sandratex sudah tentu mempunyai pengaruh yang cukup besar

dalam menunjang kehidupan bagi masyarakat umum, antara lain :

a. Kesempatan Kerja

Kebutuhan akan tenaga kerja untuk dipekerjakan dalam perusahaan

sangatlah membantu Pemerintah dalam usaha menanggulangi

pengangguran.

b. Memerangi Kebodohan

Kehadiran perusahaan ini di tengah-tengah lingkungan masyarakat

sangatlah berperan penting guna mendapatkan pendidikan sesuai

dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan oleh perusahaan

untuk diterima sebagai karyawan/pekerja.

c. Meningkatkan Ketaqwaan Terhadap Tuhan YME

Bentuk kontribusi dalam hal meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan

YME yakni dengan ikut serta dalam pembangunan tempat

peribadatan di kompleks perusahaan.

Page 11: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

11

2. Aspek Ekonomi

Perusahaan yang berada di bawah naungan Departemen Perindustrian

Republik Indonesia, kehadirannya mempunyai andil yang cukup besar

bagi pertumbuhan ekonomi Negara, antara lain :

a. Dapat Menghemat dan Menambah Devisa Negara

Tekstil yang dihasilkan perusahaan ini selain untuk memenuhi

kebutuhan Dalam Negeri, juga telah berusaha untuk mengekspor ke

negara lain.

b. Bertambah dan Berkembangnya Usaha Sejenis

Dengan melihat perkembangan yang telah dicapai oleh PT.

Sandratex sangat pesat, maka mulai menjamurlah perusahaan yang

sejenis dengan memproduksi bidang pertekstilan yang dikelola oleh

pihak swasta.

c. Mengurangi Ketergantungan

Dengan berkembangnya industri sandang ini, berarti mengurangi

ketergantungan masyarakat akan kebutuhan sandang dari negara

lain.

Page 12: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

12

1.5.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Direksi

General Manager

Spinning Manager

Kepala Seksi

Foreman

Operator

Kepala Regu

Wakil Kepala Regu

Kepala Sub-Seksi

Weaving Manager

Kepala Seksi

Foreman

Operator

Kepala Regu

Wakil Kepala Regu

Kepala Sub-Seksi

Finishing Manager

Kepala Seksi

Foreman

Operator

Kepala Regu

Wakil Kepala Regu

Kepala Sub-Seksi

Office Manager

Kepala Seksi

PA II

Sekretaris

PA III

PA I

Kepala Sub-Seksi

Dalam riset ini, penulis hanya memfokuskan pada bagian spinning

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Job description pada PT. Sandratex bagian spinning adalah sebagai berikut:

a) General Manager

• Wakil Manajemen bertanggung jawab atas kelancaran semua bagian

pabrik.

• Mengkoordinasikan semua bagian agar dapat bekerja sesuai dengan

kebijakan manajemen yang telah ditentukan.

Page 13: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

13

• Mengambil keputusan yang dianggap baik untuk kelancaran unit

produksi sesuai dengan garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan

oleh Dewan Direksi.

b) Wakil Manajemen

• Menjamin dengan sistem mutu yang telah ditetapkan pada pedoman

umum dan prosedur mutu yang dilaksanakan dan dipelihara.

• Mengesahkan dan memelihara butir-butir yang tercantum pada

pedoman umum ISO 9002 1994.

• Menetapkan dan memelihara ketentuan penyusunan kebutuhan

training bagi karyawan dan staf yang pekerjaannya berpengaruh

terhadap umum.

• Menjamin bahwa pengaduan pelanggan (klaim/komplain) dan

ketidaksesuaian mayor diteliti dan dicatat untuk diselidiki dan

dilakukan tindak perbaikan dan pencegahan

• Mengkoordinir kegiatan/kerja sama dengan pabrik luar untuk

pelaksanaan survailance/asesment/reassesmen.

c) Manajer Spinning

• Merencanakan dan mengoptimalkan mesin-mesin produksi spinning.

• Bertanggung jawab atas kelancaran produksi dan pemeliharaan

mesin spinning.

Page 14: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

14

• Membuat rencana kerja dan mengawasinya terhadap realisasi.

• Mengkoordinasikan bagian produksi, maintenance, dan utility agar

bekerja berkesinambungan.

• Mengawasi persediaan agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan.

d) Manajer Quality Assurance

• Merencanakan keseimbangan produksi dan mesin sesuai dengan

rencana penjualan.

• Bertanggung jawab untuk menjaga kualitas benang sesuai dengan

rencana mutu.

• Memeriksa kualitas bahan baku, bahan pembantu dan spare part

sesuai dengan yang diminta.

• Menganalisa sesuai kebutuhan tenaga kerja.

• Menyediakan tenaga yang terlatih.

• Mengendalikan dokumen ISO 9002 dan mengkoordinir internal

audit.

• Menyelenggarakan audit umum internal secara berkala oleh personil

terlatih.

e) Kepala Produksi

• Menyusun budget dan bertanggunng jawab atas realisasinya pada

produksi terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.

Page 15: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

15

• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai dengan rencana

produksi yang telah dibuat.

• Menentukan garis kebijaksanaan pelaksanaan kerja produksi dengan

kebutuhan yang ada.

• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja produksi.

• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan produksi terhadap

keselamatan dan kesehatan kerja.

f) Kepala Maintenance

• Menyusun budget dan bertanggung jawab atas realisasinya pada

maintenance terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.

• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai dengan rencana kerja

maintenance yang telah dibuat.

• Menentukan garis kebijaksanaan kerja maintenance sesuai dengan

ketentuan yang ada.

• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja maintenance.

• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan pengoperasian

mesin, pemeliharaan mesin, keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 16: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

16

g) Kepala Utility

• Menyusun budget dan bertanggung jawab atas realisasinya bagian

utility terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.

• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai rencana kerja yang

telah dibuat.

• Menentukan garis kebijaksanaan pelaksanaan kerja utility sesuai

dengan ketentuan yang ada.

• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan utility.

• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan pengoperasian

mesin, pemeliharaan mesin, keselamatan dan kesehatan kerja.

h) Kepala Seksi Maintenance

• Bertanggung jawab terhadap program-program dan pelaksanaan

maintenance terhadap pemeliharaan mesin.

• Mengawasi dan mengatur perbaikan dan jadwal pemeliharaan mesin

berdasarkan skala prioritas.

• Memberikan pengarahan kepada bawahan mengenai masalah yang

ada dan pekerjaan maintenance yang harus dikerjakan.

• Memeriksa part yang tidak baik dan menentukan penggantiannya.

• Mengadakan komunikasi dengan bagian produksi dan laborat.

Page 17: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

17

i) Kepala Seksi Training

• Membuat program training.

• Bertanggungjawab mengadakan tenaga terlatih sesuai dengan

kebutuhan.

• Mempelajari kebutuhan karyawan dan mengusulkan peningkatan

efisiensi karyawan.

j) Kepala Seksi Produksi

• Mengawasi kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan rencana

produksi.

• Mengaktualisasikan rencana kerja jangka pendek maupun jangka

panjang.

• Memeriksa keseimbangan produksi, komposisi dalam proses dan

bahan baku.

• Memimpin bawahan dalam menjalankan proses dan awal hingga

akhir dan memeriksa target produksi dan gangguan-gangguan pada

mesin secara teliti.

• Memberi pengarahan serta instruksi/pengambilan keputusan sesuai

dengan kebijakan manajemen mutu.

• Melaporkan masalah yang terjadi di lapangan kepada atasan.

Page 18: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

18

• Membuat laporan sebagai bahan komunikasi antar shif dan bagian

departemen.

• Mengusulkan pelatihan bagi bawahan.

k) Kepala Seksi Laborat

• Mengkoordinir kerja kasubsi.

• Menyusun pedoman kerja.

• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja.

• Memberi pengarahan atau petunjuk kerja sesuai prosedur.

• Menyusun budget dan realisasinya.

• Menganalisa masalah atau gangguan yang menyangkut mutu.

• Menganalisa laporan harian produksi dan keseimbangan produksi.

• Mengawasi kualitas produksi.

l) Kepala Seksi Gudang

• Merencanakan penerimaan, penempatan dan pengeluaran barang di

gudang.

• Memelihara barang-barang dalam keadaan baik.

• Menjaga stok minimum dan melaporkannya ke bagian yang

bersangkutan.

• Mengawasi pekerjaan, bekerja dengan efisien.

Page 19: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

19

m) Kepala Sub Seksi Produksi

• Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.

• Mengatur dan memeriksa tugas kerja bawahan.

• Mengawasi alat-alat kerja di lapangan dalam keadaan baik.

• Memeriksa bahan baku dan menyiapkan untuk diproses.

• Memeriksa dan mengatasi masalah yang terjadi di lapangan.

• Membuat jadwal tugas kerja bawahan dan mengevaluasi.

• Memberikan laporan secara aktif kepada atasan dan antar shift

dengan baik.

• Melakukan pelatihan terhadap bawahan.

n) Kepala Sub Seksi Maintenance

• Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan mesin.

• Memeriksa lapangan dan mengawasi kondisi mesin dan material

yang sedang proses.

• Memeriksa laporan produksi bila ada masalah segera ditanggulangi.

• Memeriksa sebelum menjalankan mesin setelah scouring /perbaikan,

kerusakan atau ganti proses.

• Memberikan pengarahan kepada bawahan mengenai masalah yang

ada dan mengatasi pekerjaan maintenance.

Page 20: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

20

• Memeriksa/menyiapkan suku cadang yang akan digunakan.

• Menganalisa kerusakan mesin.

• Mengawasi efektifitas kerja mesin dan petugas maintenance.

• Membuat laporan kepada atasan

o) Kepa1a Sub Seksi Listrik, AC, Diesel

• Memeriksa laporan shif A,B,C untuk masing-masing sub seksi.

• Memberikan pengarahan cara kerja, sistem kerja dan mengatasi

masalah kerja.

• Memeriksa lapangan produksi dan mengatasi gangguan.

• Mengawasi pekerjaan rutin dan non rutin.

• Mengontrol standar kerja di lapangan produksi dan mengatasi jika

teiadi penyimpangan yang keluar dan standar dan ketentuan.

• Merencanakan jadwal servis harian, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan

dan tahunan.

p) Kepala Sub Seksi Laborat

• Mengawasi pekerjaan kepala regu dan operator.

• Memeriksa laporan hasil tes.

• Memeriksa keadaan lapangan.

• Mengawasi hasil kerja operator.

Page 21: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

21

• Membuat laporan harian dan bulanan.

• Mengawasi kualitas produk.

q) Kepala Sub Seksi Gudang

• Mengawasi pekerjaan foreman sampai operator, bekerja sesuai

dengan prosedur yang sudah digariskan.

• Memberi laporan kepada atasan bila ditemukan hal-hal yang sulit

dipecahkan sendiri atau ada masalah yang menyimpang.

• Membuat laporan persediaan harian dan bulanan.

• Menjaga persediaan dalam keadaan tersimpan rapi dan baik.

r) Foreman

• Menjalankan instruksi dari kepala sub seksi.

• Mengkoordinir pekerjaan kepala regu, dan operator.

• Mengatur pekerjaan sesuai dengan jadwal rutin dan non rutin.

• Mengatasi gangguan yang terjadi di lapangan.

• Memeriksa keadaan lapangan, bila terjadi penyimpangan segera

melaporkan ke pengawas untuk segera dapat diatasi.

Page 22: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

22

s) Kepala Regu

• Memimpin operator untuk melaksanakan tugas.

• Selalu memperhatikan cara kerja bawahan dan memberi bimbingan

kerja agar bekerja sesuai dengan instruksi kerja.

• Menangani gangguan mesin dan melaporkan kepada atasan bila

tidak dapat diatasi.

• Menjaga dan memelihara semua peralatan.

• Memperlanear komunikasi kerja di lapangan.

t) Trainner

• Mengajar karyawan baru/lama sesuai dengan orientasi perusahaan.

• Mengevaluasi operator yang sudah masuk shif.

u) Wakil Kepala Regu

• Membantu tugas kepala regu.

• Melakukan tugas kepala regu bila kepala regu tidak masuk kerja.

v) Operator

• Menjalankan tugas kerja sesuai petunjuk atasan.

• Melakukan tugas kerja sesuai dengan instruksi kerja.

Page 23: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

23

• Melaporkan kepada atasan apabila ditemukan ketidaksesuaian di

lapangan.

w) Operator Doffer

• Menjalankan tugas kerja sesuai dengan instruktur keija.

• Memeriksa kualitas dan kuantitas.

• Memberi tanda pada hasil proses di bagian masing-masing.

• Melaporkan apabila hasil produksi tidak sesuai.

x) Kepala Bagian Penjualan

• Memasarkan produk untuk lokal dan ekspor.

• Mengatur pengiriman barang sampai ke pelanggan dengan baik

sesuai dengan kontrak penjualan.

• Menganalisa kemampuan pasar lokal dan luar negeri.

• Menganalisa pasar yang lebih menguntungkan antara lokal dan luar

negeri

y) Kepala Bagian Pembelian

• Melaksanakan pembelian barang mulai dan penelitian sub-kontaktor

negoisasi dengan sub-kontaktor hingga menerbitkan order pembelian

(Purchase Order) atau kontrak.

Page 24: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

24

• Memantau perkembangan barang di pasaran dan memantau realisasi

pembelian.

• Membuat penilaian terhadap sub-kontaktor yang dinilai dan segi

mutu barang, harga dan pelayanan seperti ketepatan waktu

pengiriman, kemudahan berkomunikasi dan memberikan informasi

yang dibutuhkan serta cara penanganan pengaduan.

z) Auditor

• Mengaudit/memeriksa semua kegiatan yang berhubungan dengan

umum.

• Melaporkan hasil temuan audit.

• Memberikan saran yang sifatnya mendidik.

• Memeriksa hasil perbaikan temuan audit.

1.5.3 Proses Produksi Bagian Spinning

Unit produksi spinning menghasilkan benang yang siap pakai

untuk dijadikan kain. Bahan baku yang digunakan adalah kapas. Kapas ini

ada beberapa jenis, yaitu: polyester, cotton, rayon, dan acrylic.

Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut:

Page 25: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

25

Gambar 1.2 Aliran Proses Produksi

1. Mesin blowing

Pembuatan atau penyisiran kapas menjadi lap atau gulungan kapas

2. Mesin carding

Pengolahan dari gulungan kapas menjadi sliver can yang lebih

kecil

Page 26: 5. BAB 1 - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab1/2008-2-00483-TI Bab 1.pdf · Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan waktu produksi yang hampir

26

3. Mesin pre drawing

Pensejajaran sliver, penarikan sliver sehingga dihasilkan gulungan

kapas yang lebih halus

4. Mesin SK3A

Pembuatan lap

5. Mesin combing

Pensejajaran dan penyisiran lap serta pembuatan sliver combing

6. Mesin drawing

Penarikan sliver combing dan pembuatan sliver drawing. Pada

mesin ini terjadi porses mixing untuk produk TC dan TR

7. Mesin flyer

Penarikan sliver menjadi bentuk yang lebih halus, penguraian

benang menjadi bentuk cop

8. Mesin ring spinning

Pemberian twist untuk kekuatan benang, penentuan nomor benang

yang diinginkan

9. Mesin gilding

Penggulungan benang kembali serta pembuatan benang cop

menjadi benang bentuk cheese