4.vina serevina fitri savitri
-
Upload
vinaserevina -
Category
Documents
-
view
92 -
download
2
Transcript of 4.vina serevina fitri savitri
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
MASALAH DAN PEMECAHANNYA TENTANG TUJUAN, MANFAAT DAN FUNGSI PENILAIAN
DOSEN :
Dr.Ir.Vina Serevina
Mahasiswa S2 :
Fitri Savitri
7836130842
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, penilaian pasti dilakukan dalam proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan klasifikasi
kemampuan siswa yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian
adalah suatu kegiatan pengukuran, kuantifikasi, dan penetapan mutu pengetahuan
siswa secara menyeluruh. Dalam pengertian ini diisyaratkan bahwa penilaian harus
terintegrasi dalam proses pembelajaran dan menggunakan beragam bentuk. Namun,
secara umum penilaian merupakan salah satu proses penting dalam proses pendidikan,
khususnya dalam proses belajar mengajar. Hakikat penilaian dalam pendidikan adalah
proses tematik dan sistematik, mengumpulkan data atau informasi, menganalisis dan
selanjutnya menarik kesimpulan tentang tingkat pencapaian hasil dan tingkat
efektivitas dan efisiensi suatu program pendidikan.(Hamid,2011:15-16).
Pentingnya evaluasi dalam pembelajaran menuntut guru untuk mengetahui
tujuan, manfaat dan fungsi penilaian yang akan dilakukan terhadap siswa disekolah.
Seorang guru yang tidak mengetahui tujuan, manfaat, dan fungsi penilaian akan
kehilangan pedoman untuk melakukan penilaian karena akan dilakukan sesuka hati
tanpa adanya tujuan yang jelas. Berdasarkan ulasan singkat diatas maka dalam
makalah ini akan dibahas mengenai tujuan penilaian, manfaat penilaian, dan fungsi
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar.
B. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam makalah ini adalah permasalahan dalam pendidikan
yang terkait dengan tujuan, manfaat, dan fungsi dari penilaian yang selanjutnya akan
diurai dalam beberapa sub-pokok bahasan, diantaranya :
1. Apakah tujuan, manfaat, dan fungsi dari penilaian?
2. Permasalahan apa saja yang terjadi dalam bidang pendidikan terkait tujuan,
manfaat, dan fungsi dari penilaian dan Solusi apa yang ditawarkan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tujuan, manfaat, dan fungsi dari penilaian.
2. Mengetahui permasalahan apa saja dalam pendidikan terkait tujuan, manfaat,
dan fungsi dari penilaian serta mencari solusi dari permasalahan tersebut.
3. Melengkapi tugas untuk mata kuliah evaluasi dalam pembelajaran fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Penilaian
Menurut Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru
Profesional :11 (dalam Afdee, 2007) dalam proses penilaian terdapat beberapa tujuan
yang menjadi panduan dalam penilaian,yaitu :
1. Untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan;
2. Untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran;
3. Untuk mengetahui ketepatan metode yang digunakan;
4. Untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelompok/kelas;
5. Untuk mengaklasifikasikan seorang siswa apakah termasuk dalam kelompok yang
pandai, sedang, kurang atau cukup baik dibandingkan dengan teman-teman
sekelasnya.
Menurut Hamid (2011:20) tujuan penilaian secara umum yang dilakukan
terhadap siswa adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa;
2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa;
3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
4. Mengetahui hasil pembelajaran;
5. Mengetahui pencapaian kurikulum;
6. Mendorong siswa agar senantiasa belajar;
7. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar dengan lebih baik.
Tujuan penilaian hasil belajar sangat penting dalam proses pembelajaran.
Sudjana,1995:4 (dalam Yudistira, 2012) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau meta pelajaran yang
ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula
posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggung jawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
B. Manfaat Penilaian
Menurut Yudistira (2012) manfaat penilaian adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi;
2. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami
siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial;
3. Untuk umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan
dan sumber belajar yang digunakan;
4. Untuk masukan bagi guru guna merancang kegiatan pembelajaran;
5. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektifitas pendidikan;
6. Untuk memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas.
Secara umum manfaat penilaian dapat memberikan keuntungan bagi siswa,
guru dan kepala sekolah, orang tua, masyarakat, dan bagi peningkatan pembelajaran
pada suatu mata pelajaran. Secara ringkas manfaat penilaian menurut Ramelan,2003:
41( dalam Eny, 2013) adalah :
1. untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam menempuh suatu pendidikan
tertentu;
2. untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang dicapai melalui proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan;
3. untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat
dilanjutkan dengan bahan pelajaran yang baru atau harus mengulang kembali
bahan yang sebelumnya;
4. untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah seorang
anak dapat dinaikan ke kelas yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di
kelas semula;
5. untuk membandingkan apakah materi yang dicapai oleh anak-anak sudah
sesuai dengan kepasitasnya atau belum;
6. untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk
bermasyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih
tinggi;
7. untuk mengadakan tes seleksi;
8. untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang digunakan dalam lapangan
pendidikan.
C. Fungsi Penilaian
Menurut Hamid (2011:20-21) fungsi penilaian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat menetapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi;
2. Sebagai bimbingan;
3. Sebagai alat diagnosis;
4. Sebagai alat prediksi;
5. Sebagai grading;
6. Sebagai alat seleksi.
Fungsi penilaian menurut Nana Sudjana, 1995:4 (dalam Ida,2012) adalah sebagai
berikut:
1. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua. Dalam
laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan siswa dalam berbagai
bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapai.
Fungsi penilaian bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa,
tetapi sangat luas. Fungsi penilaian menurut Cronbach,1954 (dalam Hamalik,2002:24)
adalah :
1. Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau
mengembangkan perilakunya.
2. Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
3. Penilaian membantu gurur untuk menetapkan apakah metode mengajar yang
digunakan telah memadai.
4. Penilaian membantu guru membuat pertimbangan administrasi.
D. Permasalahan dalam Pendidikan dan Solusinya
1. Permasalahan mengenai tujuan penilaian di Indonesia
Permasalahan:
Dalam artikel Novi (2014) yang berjudul RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian
Kids Don't Know How Stupid They Are.
Programmme for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization
Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 lalu
mengeluarkan survei bahwa Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65
negara, dalam pemetaan kemampuan matematika, membaca dan sains. Seorang warga
negara asing yang lama tinggal di Indonesia, merespons survei itu dengan menulis
artikel di blognya berjudul "Indonesian kids don't know how stupid they are".
Elizabeth Pisani, seorang WNA kelahiran Amerika Serikat, epidemiologis, dan
mantan jurnalis yang menuliskan artikel itu.
Kronologi : Dari 65 negara yang ikut dalam survei, Indonesia menduduki peringkat
paling bawah. Survei PISA-OECD ini dilakukan secara kualitatif pada tahun 2012
lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013.
Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara
dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80
persen ekonomi global. Disebutkan bahwa kemampuan matematika siswa-siswi di
Indonesia menduduki peringkat bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen siswa
Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika. Di bidang
kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di bidang kemampuan
sains mendapatkan skor 382. Namun keduanya sama-sama tergolong dalam level
bawah.
"Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi saya bahwa anak-anak Indonesia bahkan tidak
menyadari seberapa buruk sistem pendidikan sekolah yang membuat mereka gagal,"
tulis Elizabeth dalam ulasannya. Elizabeth menyebut, mayoritas anak-anak Indonesia,
terutama yang berusia 15 tahun, tidak memiliki kemampuan dasar yang diperlukan
dalam masyarakat modern saat ini. "Mereka berpikir bahwa mereka siap untuk masa
depan," imbuhnya. Elizabeth menyebutkan laporan bahwa 95 persen anak Indonesia
yakin telah mempelajari hal-hal yang membantu persiapan mereka dalam mendapat
pekerjaan di masa depan. Sebagian besar berpikir bahwa sekolah sangat membantu
mereka untuk masa depan mereka. Hanya sedikit yang berpikir bahwa sekolah itu
hanya buang-buang waktu.
Solusi :
Kurikulum di Indonesia yang selalu berganti menjadi salah satu alasan mengapa mutu
pendidikan di Indonesia sangat rendah. Negara yang memiliki mutu pendidikan yang
baik kurikulumnya cukup stabil, sedangkan indonesia seperti baru mencoba-coba
kurikulum mana yang bagus. Adanya uji coba seperti ini mengorbankan para siswa
dalam pembelajaran, perubahan dan tuntutan penilaian menjadi tujuan akhir dari
proses pembelajaran. Penilaian tidak lagi bertujuan untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi siswa; Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan
siswa; Mendiagnosis kesulitan belajar siswa; tetapi hanya sebagai formalitas yang
harus dilaporkan kepada petinggi di pemerintahan. Penilaian yang dilakukan tidak
mewakili untuk menggambarkan seperti apa mutu pendidikan disuatu sekolah, karena
sekolah hanya berlomba lomba dalam mendapatkan predikat unggulan.
Disekolahpun siswa selalu dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus tidak perduli
apakah mereka akan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari atau
tidak. Penilaian di Indonesia hanya sebagai formalitas untuk kepentingan pribadi.
Solusi untuk permasalahan ini adalah :
a. Perubahan tujuan penilaian di Indonesia
b. Mencoba mengikuti kurikulum di negara yang kualitas pendidikan sangat tinggi
seperti di Finlandia
c. Pelatihan guru secara keseluruhan dan tidak sebagian.
d. Menyeleksi para guru yang akan memasuki sekolah agar hanya yang berkualitas
yang dapat masuk ke sekolah dan mendidik para siswa.
2. Permasalahan mengenai manfaat penilaian di Indonesia
Permasalahan:
Dalam artikel Aryo (2012) salah seorang guru bidang studi seni budaya di salah satu
SMK di Bogor melakukan kekerasan kepada 6 orang siswa dengan cara memukul dan
menendang dikarenakan 6 orang siswa kelas X tersebut kedapatan tidak mengerjakan
tugas yang diberikan guru tersebut.
Kronologi : Guru yang berinisial DI memukul muridnya karena ketahuan tidak
mengerjakan tugas yang diberikan saat pelajaran berlangsung. Tugas yang diberikan
adalah menghafal fotocopya, karena tidak ada yang hafal akhirnya DI marah dan
melampiaskannya kepada muridnya dengan menendang, memukul menggunakan tas,
dan ada juga yang dijambak. Para siswa yang tidak terima perlakuannya tersebut
melaporkannya kepada orang tua mereka, karena pelaporan tersebut DI malah
menuduh siswa yang melapor memiliki kepribadian yang buruk. Bahkan salah satu
siswa mengaku pernah diberi uang Rp.20000 untuk damai setelah dipukul DI. Dengan
adanya kasus ini sekolah kemudian mengadakan pertemuan antara guru, orang tua dan
siswa yang dipukul. Dalam pertemuan tersebut terungkap bahwa DI melakukan
kekerasan karena dia didesak segera memasukkan nilai, dan berupaya tidak ada siswa
mesti melewati perbaikan nilai. Padahal, dia mengatakan, dari enam siswa dipukul itu,
tiga di antaranya memang nilainya sama sekali belum masuk ke dalam rapor dan
Tugas fotokopi itu salah satunya untuk mengisi nilai rapor.
Solusi :
Dalam hal ini tindakan yang dilakukan oleh DI tidak patut ditiru oleh guru lain. Guru
sebagai pendidik seharusnya membimbing siswa dalam hal belajar. Bagaimana guru
dapat menjadikan sikap dan perilaku siswa menjadi lebih baik dan tidak terjerumus ke
hal-hal negatif jika guru sendiri belum dapat mencontohkan perilaku yang baik
sebagai seorang guru yang patut dihormati.Alasan yang dikemukakan oleh DI adalah
karena terdesak memasukan nilai ke rapor, padahal nilai itu tidak didapatkan tiba-tiba
tetapi melalui proses belajar di dalam kelas. DI mengganggap nilai sebagai sesuatu
yang harus dimasukan kedalam rapot secepatnya tanpa memperdulikan proses dan
manfaat dari penilaian tersebut. Manfaat penilaian adalah untuk memberikan umpan
balik agar mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam belajar sehingga dapat
dilakukan pengayaan dan remedial, tapi disini DI tidak ingin mengetahui kelemahan
dan kelebihan siswa tersebut, dan memaksakan siswa untuk menghafal dengan cepat
agar siswa tidak harus melewati perbaikan nilai. Penilaian juga bermanfaat untuk
umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan dan sumber
belajar yang digunakan, DI tidak menghiraukan apapun yang terjadi walaupun harus
menggunakan kekerasan untuk mendapatkan nilai yang harus dimasukan secepatnya
ke rapor. Manfaat penilaian lainnya adalah untuk Untuk memberikan informasi
kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektifitas pendidikan,tetapi efektivitas
pendidikan disekolah tidak dapat tercemin dari nilai para siswa jika penilaian yang
dilakukan oleh guru terdapat unsur kekerasan dan paksaaan tanpa memperhatikan
proses pembelajaran siswa di kelas. Solusi yang disarankan untuk permasalahan ini
adalah :
a. Guru sebaiknya tidak melakukan kekerasan terhadap siswa dengan alasan nilai.
b. Penilaian yang dilakukan kepada siswa hendaknya dilakukan guru dari awal
proses pembelajarannya sehingga tidak ada kata terlambat ketika menginput
nilai untuk rapor.
c. Menilai dapat dilakukan tanpa kekerasan sehingga guru harus pandai dalam
mengontrol emosi.
3. Permasalahan mengenai fungsi penilaian di Indonesia
Permasalahan:
Dalam artikel Kistyarini (2013) membahas mengenai seorang guru di salah satu SMK
di Ngawi, melakukan pelecahan seksual terhadap belasan siswinya dengan
menggunakan nilai sebagai alasan dan ancaman agar para siswi mau melakukan hal
yang diminta oleh guru tersebut.
Kronologi : Awalnya guru itu merayu korban untuk dipacari dengan janji mendapat
nilai yang bagus, jika korban tidak menuruti keinginannya akan diacam tidak diberi
nilai.Korban merasa tertekan dengan ancaman yang diberikan oknum guru itu jika
korban melapor tidak akan diberi nilai. Korban yang awalnya dijadikan pacarnya
kemudian diajak ke sejumlah tempat wisata untuk difoto. Awalnya mereka difoto
dengan tetap mengenakan pakaian, namun lama kelamaan mereka diminta membuka
baju. Guru yang sudah berkeluarga itu juga menyentuh sejumlah bagian tubuh korban.
Korban yang takut tidak diberi nilai kemudian hanya diam dan tidak melaporkannya.
Para korban yang tidak melaporkannya membuat polisi sulit untuk menindaklanjuti
masalah ini karna belum ada satupun korban yang melapor sehingga polisi harus
penurunkan penyidik ke sekolah untuk menyelidiki kasus ini.
Solusi :
Guru tidak sepantasnya melakukan hal tidak baik seperti itu apalagi dengan
mengancam para siswinya dengan menggunakan nilai. Penilaian berfungsi sebagai
alat untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, sebagai
prediksi dalam mengembangkan kemampuasn siswa dan sebagai dasar menyusun
laporan untuk diberikan kepada orang tua bukan sebagai alat untuk mengancam siswa
agar menuruti semua keinginan guru termasuk keinginan yang tidak baik. Solusi yang
disarankan untuk permasalahan ini adalah :
a. Guru tidak boleh menggunakan nilai sebagai ancaman kepada siswa untuk
melakukan hal yang tidak dibenarkan.
b. Memperkuat fungsi dari guru BK.
c. Sekolah atau lembaga perlindungan anak harus memberikan penyuluhan dan
pendekatan kepada siswa untuk melaporkan segala perlakuan guru yang tidak
baik terhadap mereka dan yang melenceng dari tujuan pendidikan.
d. Siswa diberikan perlindungan jika melaporkan perbuatan guru ataupun
temannya yang melakukan pelecehan seksual.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menurut Hamid (2011:20) tujuan penilaian secara umum yang dilakukan terhadap
siswa adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa;
2. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan kemajuan siswa;
3. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa;
4. Mengetahui hasil pembelajaran;
5. Mengetahui pencapaian kurikulum;
6. Mendorong siswa agar senantiasa belajar;
7. Umpan balik untuk guru supaya dapat mengajar dengan lebih baik.
Secara umum manfaat penilaian dapat memberikan keuntungan bagi siswa, guru dan
kepala sekolah, orang tua, masyarakat, dan bagi peningkatan pembelajaran pada suatu mata
pelajaran. Secara ringkas manfaat penilaian menurut Ramelan (2003: 41).adalah :
1. untuk mengetahui taraf kesiapan siswa;
2. untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang dicapai melalui proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan;
3. untuk mengetahui apakah pengulangan materi;
4. untuk mendapatkan bahan-bahan informasi;
5. untuk membandingkan apakah materi sudah sesuai dengan kepasitasnya atau belum;
6. untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk;
7. untuk mengadakan tes seleksi;
8. untuk mengetahui taraf efisiensi metode pembelajaran.
Menurut Hamid (2011:20-21) fungsi penilaian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat menetapkan penguasaan siswa terhadap kompetensi;
2. Sebagai bimbingan;
3. Sebagai alat diagnosis;
4. Sebagai alat prediksi;
5. Sebagai grading;
6. Sebagai alat seleksi.
Segala permasalahan dalam bidang pendidikan hendaknya tidak selalu menyalahkan
siswa dan guru yang terlibat dalam proses pembelajaran. Guru memiliki peran yang sangat
penting untuk kelangsungan peningkatan mutu pendidikan, dengan tanggung jawab yang
sangat besar maka guru dituntut untuk bersikap profesional. Dengan menjadi guru berarti
harus siap menjadi panutan untuk ditiru oleh siswanya sehingga harus memiliki sikap dan
perilaku yang baik. Menjadi guru adalah panggilan jiwa untuk mendidik para siswa, jangan
menjadi guru bila masih selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri. Pemerintah pun ikut
berpartisipasi dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia walaupun pemerintah hanya
mendukung kinerja guru di sekolah, sehingga tidak semua masalah diakibatkan oleh salah
satu pihak, tapi semua pihak ikut bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Beberapa hal yang perlu diingat oleh guru bahwa mereka adalah panutan sehingga jangan
bersikap atau berperilaku tidak baik karena akan ditiru oleh siswa dan jangan menggunakan
hak guru memberi nilai untuk kepentingan pribadi yang merugikan siswa. Penilaian memiliki
peran yang besar dalam mengetahui sampai dimana kemampuan siswa, mengembangkan
sikap dan perilaku, mendiagnosis kelemahan dan kelebihan siswa, dan untuk menggambarkan
mutu pendidikan di tiap sekolah atau negara bukan sebagai alat untuk mengancam siswa guna
mendapatkan keuntungan pribadi.
DAFTAR PUSTAKA
Afdee. 2007. Kegagalan Guru dalam Melakukan Evaluasi. http://re-searchengines.com/afdhee5-07-2.html
Aryo Putranto Saptohutomo. 2013. Tak kerjakan tugas, 6 siswa SMK PGRI 3 Bogor dipukul guru. http://m.merdeka.com/peristiwa/tak-kerjakan-tugas-6-siswa-smk-pgri-3-bogor-dipukul-guru.html)
Eny Suryaningsih. 2013. Manfaat, Fungsi dan Prinsip Penilaian Kelas. http://suryaningsih2020.blogspot.com/2013/01/manfaat-fungsi-dan-prinsip-penilaian.html
Hamid,Soleh.2011.Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas.Jogjakarta: DIVA PRESS
Ida Nuraeni, S.Pd, M.Pd. 2012. Penilaian Proses dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Paket C. https://docs.google.com/document/d/1t6QUl-3ptihyauZaJKxX1Gcm3j2DpyMdFGk3-SWWEiM/edit
Kistyarini. 2013. Polisi Ngawi Selidiki Kasus Pelecehan Belasan Siswi SMK. http://lipsus.kompas.com/gebrakan-jokowi-basuki/read/xml/2013/11/02/2049110/Polisi.Ngawi.Selidiki.Kasus.Pelecehan.Belasan.Siswi.SMK
Novi Christiastuti Adiputri. 2014. RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian Kids Don't Know How Stupid They Are. http://news.detik.com/read/2014/02/08/153124/2491125/10/1/ri-terendah-di-pisa-wna-indonesian-kids-dont-know-how-stupid-they-are
Yudhistira,Ardana. 2012. Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Penilaian. http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/02/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penilaian.html