4.Prinsip Pengobatan Fraktur
-
Upload
evha-aprilia -
Category
Documents
-
view
390 -
download
64
description
Transcript of 4.Prinsip Pengobatan Fraktur
Prinsip-Prinsip Pengobatan Fraktur
Penatalaksanaan Awal :
- Pertolongan pertama Yang penting dilakukan : bersihkan jalan nafas
menutup luka dengan kassa bersih imobilisasi fraktur
- Penilaian klinis Luka tembus tulang, trauma pemb.darah atau saraf, trauma lain
- Resusitasi Kebanyakan pasien fraktur multipel dengan syok
Prinsip umum pengobatan fraktur :
Ada enam prinsip pengobatan fraktur :1. Jangan membuat keadaan lebih jelek.
iatrogenik oleh dokter
2. Pengobatan berdasarkan atas diagnosis dan prognosis yang akuratDiagnosis tepat dapat menentukan prognosis pengobatan yg tepat
3. Seleksi pengobatan dengan tujuan khusus- menghilangkan nyeri imobilisasi fraktur dan analgetik- memperoleh posisi yg baik dari fragmen- mengusahakan terjadinya penyambungan tulang- mengembalikan fungsi secara optimal
4.Mengingat hukum-hukum penyembuhan secara alami
5.Bersifat realistik dan praktis dalam memilih jenis pengobatan
6.Seleksi pengobatan sesuai dengan penderita secara individual
Sebelum mengambil keputusan untuk dilakukan pengobatan definitifAda 4 prinsip pengobatan fraktur (4R) yaitu :
1. Recognition, diagnosis dan penilaian frakturprinsip pertama mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengananamnesis, px fisik dan radiologis. Pada awal pengobatan perlu diperhatikan :- lokalisasi fraktur- bentuk fraktur- menentukan teknik yang sesuai pengobatan- komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan
2. Reduction, reduksi fraktur apabila perlu Fraktur intraartikuler diperlukan reduksi
anatomis Posisi yang baik adalah :
- alignment yang sempurna- aposisi yang sempurna
fraktur yg tidak memerlukan reduksi : fr klavikula, iga, impaksi caput humerus
tulang panjang angulasi <5 derajat, kontak 50%, rotasi < 10 derajat
3. Retention , imobilisasi fraktur
4. Rehabilitation , mengembalikan aktivitas fungsional semaksimal mungkin
Metode-metode pengobatan fraktur
Metode pengobatan fraktur pada umumnya dibagi dalam :1. Konservatif2. Reduksi tertutup dgn fiksasi externa / perkutaneus dgn K-wire3. Reduksi terbuka & fiksasi interna atau fiksasi eksterna tulang4. Eksisi fragmen tulang dan penggantian dgn protesis.
Konservatif1. Proteksi semata-mata (tanpa reduksi dan imobilisasi)
Untuk mencegah trauma lebih lanjut : sling (mitela) pada anggota gerak atastongkat pada anggota gerak bawahIndikasi : fr klavikula, impaksi humerus proksimal, fr yg sudah unionsecara klinis.
2. Imobilisasi dengan bidai eksterna (tanpa reduksi)
Dengan menggunakan plaster of paris (gips)
Indikasi : fraktur yang perlu dipertahankan posisinya
3. Reduksi tertutup dengan manipulasi dan imobilisasi eksterna menggunakan gips
Reduksi tertutup manipulasi dgn pembiusan umum atau lokal
Indikasi : - Bidai pada fr untuk pertolongan pertama - Imobilisasi sebagai pengobatan definitif fraktur - Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis - Alat bantu tambahan pada fiksasi interna yg kurang kuat
4. Reduksi tertutup dengan traksi berlanjut diikuti dengan imobilisasi
- Traksi kulit dan traksi tulang
5. Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi
- menggunakan bidai Thomas, Brown Bohler, bidai Thomas dengan Pearson knee flexion attachment
2 tujuan utama : Reduksi dan imobilisasi
Indikasi : - reduksi tertutup dgn manipulasi tidak memungkinkan - Terdapat otot-otot yang kuat sekitar fraktur - fraktur yg tidak stabil : oblik, spiral atau komunitif - fraktur Vert. servikalis yg tidak stabil - fraktur femur pada anak-anak (traksi Bryant = Gallow) - fraktur dengan pembengkakan hebat dan pergeseran besar & unstable mis : fr suprakondiler humeri
Ada empat metode traksi kontinu yang digunakan :
a. Traksi kulitMenggunakan leukoplas yg melekat pada kulit disertai pemakaian
bidai Thomas atau Brown BohlerTraksi Bryant/Gallow utk anak dibawah 2 thn dgn BB kurang dari 10 kg
b. Traksi menetap Menggunakan leukoplast yg melekat pada bidai Thomas / Brown Bohler Pada Fr femur yang tidak bergeser
c. Traksi tulangMenggunakan K-wire atau pin
Steinmann dimasukkan ke dalam tulang dilakukan traksi dgn beban dengan bantuan bidai Thomas/ Bohler
Tempat memasukkan pin : Tuberositas tibia, kondilus femur, kalkaneus, prosesus olekranon, tengkorak, trokanter mayor dan distal metakarpal
d. Traksi berimbang dan traksi sliding
Terutama digunakan pada fraktur femur Mempergunakan traksi tulang dengan banyak katrol & bantalan biasanya digunakan bidai Thomas dan Pearson attachment
Komplikasi : - Infeksi kulit superfisial dan alergi - Leukoplast mengalami robekan fraktur bergeser - Infeksi tulang akibat pemasangan pin ( pin tract infection) - Distraksi antara kedua fragmen fraktur - Dekubitus karena tekanan bidai Thomas
Reduksi Tertutup Dengan Fiksasi Eksterna atau Fiksasi PerkutaneusDengan K-wire
Pada fraktur yang tidak stabilSetelah reduksi dipertahankan dengan K-wire secara perkutaneusMisal: fr suprakondiler humeri anak, fr collesButuh C-Arm (image intensifier)
Reduksi Terbuka dengan Fiksasi Interna atau Fiksasi Eksterna Tulang
Tindakan operasi harus cermat, dalam 1 mingguAlat alat yang diperlukan :-Kawat gulung-Kawat Kirschner’s-Screw dan plate-Kuntscher pin-protesis -Bone graft
Prinsip operasi teknik AO/ASIF group Swiss berupa :- Reduksi akurat- Reduksi rigid- Mobilisasi dini Memberikan hasil fungsional yang maksimal
a. Reduksi dengan fiksasi internaIndikasi :
- Fraktur intra-artikular- Reduksi tertutup yang gagal- Interposisi jaringan diantara fragmen fraktur- Diperlukan fiksasi rigid fr colum femur- Reduksi tertutup yg gagal pada fr dislokasi- Fraktur terbuka- Fraktur avulsi kondilus humeri- Fraktur epifisis grade III dan IV pada anak-anak- Fraktur multipel- Untuk mempermudah perawatan Fr vertebra yg disertai paraplegia
b. Reduksi terbuka dengan fiksasi eksterna
Alat fiksasi eksterna : - Kanselosa screw dengan akrilik- AO grup- Schanz screw
Indikasi :- Fraktur terbuka grade III- Fraktur terbuka disertai hilangnya jaringan atau tulang yg hebat- Fraktur dengan infeksi- Fraktur yang sedikit jaringan ikat
Komplikasi reduksi terbuka :- Infeksi (osteomyelitis)- Kerusakan pembuluh darah dan saraf- Kekakuan sendi- Kerusakan periosteum delayed union atau nonunion- Emboli lemak