4.docx
-
Upload
sugangga-geor -
Category
Documents
-
view
66 -
download
1
Transcript of 4.docx
4.3 Daftar Komponen dan Alat
1. Modul Dasar Elektronika 6. Disket / flashdisk
2. Osoloskop 7. Milimeterblok
3. Multimeter 8. Penggaris / mistar
4. Steker T 9. Pulpen / pensil
5. Data Sheet SCR, TRIAC, DIAC
4.4 Cara Kerja
PERHATIAN :
1. Percobaan A dan B menggunakan tegangan tinggi langsung dari jala-
jala. Praktikan harus benar-benar memperhatikan keselamatan dirinya
dan rekan kerjanya.
2. gunakan probe 1:10 untuk melakukan pengamatan dengan osiloskop.
Hubungkan osiloskop dengan jala-jala tanpa menggunakan ground
dengan cara meggunakan steker T. dengan demikian bagian logam dari
osiloskop tidak boleh disentuh selama daya untuk modul ihidupkan
karena terdapat tegangan tinggi. Pengaturan osiloskop dilakukan
sebelum melakukan pengamatan.
3. Sebelum melakukan pengamatan, konsultasikan dulu hal-hal yang
belum jelas kepada asisten.
A. Silicon Controlled Rectifier (SCR)
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.3 saklar daya dalam keadaan
OFF (lampu indikator mati). Hubungkan rangkaian ke jala-jala listrik.
Gambar 4.17 Percobaan dengan SCR
2. Atur osiloskop pada 10 Volt/Div, 5 mS/Div, kopling DC dan Trigger
pada posisi Internal. Gunakan hanya salah satu kanal saja. Amati
bentuk gelombang pada beban. Kemudian amati pula Anoda-Katoda
SCR. Perhatikan : Gunakan Probe 1:10. Selama memindah-mindahkan
probe dari suatu titik pengamatan ke titik pengamatan yang lain,
matikan saklar daya pada modul.
3. Atur lagi osiloskop pada 0.5 Volt/Div (pengaturan lainnya tetap). Amati
bentuk gelombang pada kapasitor dan Gate-Katode SCR.
4. pengamatan langkah 2 dan 3 dilakukan untuk dua macam firing delay
angle yang berbeda dengan mengubah potensio 500K. Ukur besarnya
hambatan potensio untuk tiap pengamatan.
5. Buatlah rangkaian seperti gambar 4.4 Lakukan pengamatan seperti
sebelumnya
Gambar 4.18 Percobaan SCR Gelombang Full Wave
B. TRIAC dan DIAC
Gambar 4.19 Percobaan dengan TRIAC
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar 4.5 lakukan pengamatan
bentuk gelombang pada beban (10 V/Div), A1 – A2 (10 V/Div), kapasitor
(2 V/Div) dan pada G – A1 (0.05 V/Div). Pengamatan dilakukan untuk
dua sudut yang berbeda. Apakah simetris sudut sulut belahan positif
dan belahan negative ?
2. Ulangi percoban diatas dengan menggantikan resistor 1K dengan DIAC
(gambar 4.6). Bagaimanakah perbedaan dengan sebelumnya ?
Gambar 4.20 Percobaan dengan TRIAC DIAC
4.5 Lembar Kerja dan Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 SCR
LAMPU
Anoda - Katoda
Anoda -
GateKatoda - Gate
Gate - Resistor
Anoda - Beban
Katoda -
BebanGate - Beban
Mati 0 220 220 219 220 220 0
Redup 0 42 60 42 220 222 3
Terang 0 209 9 8 220 222 10
Tabel 4.2 TRIAC
LAMPU
Anoda - Katoda
Anoda -
GateKatoda - Gate
Gate - Resistor
Anoda - Beban
Katoda - Beban
Gate - Beban
Mati 220 0 220 0 220 0 220
Redup 98 0 52 0 220 3 220
Terang 1 0 0 0 220 219 220
Tabel 4.3 TRIAC dan DIAC
LAMPUAnoda - Katoda
Anoda - Gate
Katoda - Gate
Gate - Resistor
Anoda - Beban
Katoda - Beban
Gate - Beban
Mati 234 1 231 2 230 3 228
Redup 325 1 325 18 228 158 212
Terang 6 0 6 4 227 228 227
4.6 Analisa Pembahasan Hasil Percobaan
Pada percobaan ini terdapat lima jenis besar tegangan yang akan diukur,
yaitu tegangan dari Anoda ke katoda, Anoda ke Gate, Katoda ke Gate, jika
dipasang Resisitor dan Beban. Masing - masing pecobaan diuji dan diukur pada
saat lampu mati, redup, dan terang. Pengujian tersebut akan dilakukan untuk
semua percobaan yaitu untuk percobaan SCR, SCR dengan Diode, TRIAC, serta
TRIAC dan DIAC.
4.6.1 Percobaan SCR
Pada percobaan SCR, besar tegangan dari Anoda Ke Katoda serta anoda
ke gate paling besar nilainya pada saat lampu mati (pada table 4.6.1). Hal ini
disebabkan karena lapisan N-P yang ada ditengah mendapatkan reverse-bias. Di
mana pada saat lampu mati, tidak ada arus yang mengalir dan tegangan yang
dihasilkan besar. Dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada saat lampu dalam keadaan mati, maka tidak ada arus yang bisa
mengalir atau sangat kecil sekali. Arus tidak dapat mengalir sampai pada suatu
tegangan reverse-bias tertentu yang menyebabkan sambungan NP ini jenuh dan
hilang. Tegangan ini disebut tegangan breakdown. Hasil perhitungan masing-
masing tegangannya adalah sebagai berikut: :
Anoda/Katoda
Pada saat lampu mati
Tegangan Anoda/Katoda = 220 Volt
Hasil pengukuran = 0 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |0−220220
| x 100 %
= 1 %
Pada saat lampu redup
Tegangan Anoda/Katoda = 220 Volt
Hasil pengukuran = 0 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |220−220220
| x 100 %
= 1 %
Pada saat Lampu terang
Tegangan Anoda/Katoda = 220 Volt
Hasil pengukuran = 0 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |0−220220
| x 100 %
= 1 %
Anoda / Gate
Untuk percobaan Anoda Gate, dapat rangkaiannya dapat dilihat pada gambar
berikut :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT
Gambar 4.21 Rangkaian Anoda / Gate pada SCR
Ket :
V in : Tegangan Sumber
VGT : 0,75 Volt
IGT : 15 mA
Pada saat lampu mati
Tegangan Anoda/ Gate = V in - VGT = 220 Volt – 0.75 Volt = 219.25 Volt
Hasil pengukuran = 220 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |220−219 ,25219 ,25
| x 100 %
= 0.34 %
Pada saat lampu redup
Tegangan Anoda/ Gate = V in - VGT = 220 Volt - 0,75 Volt = 219,25 Volt
Hasil pengukuran = 42 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |42−219 ,25219 ,25
| x 100 %
= 80,84 %
Pada saat Lampu terang
Tegangan Anoda/ Gate = V in - VGT = 220 Volt - 0,75 Volt = 219,25 Volt
Hasil pengukuran = 209 Volt
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |209−219 ,25219 ,25
| x 100 %
= 4,67 %
Katoda /Gate
Untuk tegangan Katoda / Gate tegangannya hampir mendekati 0. Hal tersebut
disebabkan pada saat itu SCR dikatakan dalamm keadaan OFF, di mana
sebelumnya SCR telah ON dengan besar tegangan di Anoda / Katoda dan
Anoda / Gate. Jadi tidak dapat dihitung persentase kesalahannya, karena akan
menghasilkan persentase kesalahan yang besar padahal SCR dalam keadaan
OFF bukan karena kurang presisi alat atau sebab lain seperti kurang telitinya
pembacaan besar tegangan yang dilakukan oleh para praktikan.
Resistor
Perhitungan untuk Resistor digunakan cara yang sama seperti perhitungan
Tegangan di Anoda / Gate sebagai berikut :
Vin = Vr + VGT
Vin = IGT(R) + VGT
Ket :
V in : Tegangan Sumber
VGT : 0,75 Volt
IGT : 15 mA
Pada saat lampu mati
Nilai Resistor = |Vin−Vgt
Igt| =
|220−0 ,7515
| x 103
= 14,6 X 103
Hasil pengukuran = 0.1
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori| x 100 %
= |0,1−14 ,614 ,6
| x 100 %
= 99.31%
Pada saat lampu redup
Nilai Resistor = |Vin−Vgt
Igt| =
|220−0 ,7515
| x 103
= 14,6 X 103
Hasil pengukuran = 3,7
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |3,7−14 ,614 ,6
| x 100 %
= 74,65%
Pada saat Lampu terang
Nilai Resistor = |Vin−Vgt
Igt| =
|220−0 ,7515
|x 103
= 14,6 X 103
Hasil pengukuran = 4,1
Sehingga dapat dicari persentase kesalahan relatifnya sebagai berikut :
% kesalahan relatif = |Vpengukuran−Vteori
Vteori|x 100 %
= |4,1−14 ,614 ,6
| x 100 %
= 71.91 %
Tabel 4.4 Persentase kesalahan Relatif (%) SCR
Persentase
kesalahan
Relatif ( %)
Anoda /
Katoda
Anoda /
GateGate / Katoda
Mati 1 % 0.34 % 99.31 %
Redup 1 % 80.84 % 74.65 %
Terang 1 % 4.67% 71.91 %
Dari tabel persentase kesalahan di atas terlihat bahwa persentase
kesalahannya cukup besar terutama pada pengukuran di resistor, hal ini
disebabkan karena resistor menyebabkan tegangan dari anoda ke katoda
mendekati 0 dan apabila dihitung persentase kesalahannya, hasilnya sangat
besar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam
mengukur ataupun membaca skala hasil pengukuran.
4.6.2 Percobaan TRIAC
Dengan cara yang sama persentase kesalahan relatif (%) pada masing-masing
pengukuran tegangan untuk percobaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 Persentase kesalahan Relatif (%) DIAC
Persentase
kesalahan Relatif (
%)
Anoda / Katoda Anoda / Gate Gate / Katoda
Mati 0.34 % 1% 98.63 %
Redup 55.3 % 1 % 96.57 %
Terang 99.5 % 1 % 98.63 %
Dari tabel persentase kesalahan di atas terlihat bahwa persentase
kesalahannya cukup besar terutama pada pengukuran di resistor, hal ini
disebabkan karena resistor menyebabkan tegangan dari anoda ke katoda
mendekati 0 dan apabila dihitung persentase kesalahannya, hasilnya sangat
besar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam
mengukur ataupun membaca skala hasil pengukuran.
4.6.3 Percobaan TRIAC dan DIAC
Dengan cara yang sama persentase kesalahan relatif (%) pada masing-masing
pengukuran tegangan untuk percobaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.6 Persentase kesalahan Relatif (%) TRIAC DAN DIAC
Persentase
kesalahan Relatif (
%)
Anoda / Katoda Anoda / Gate Gate / Katoda
Mati 6.72 % 99.54 % 99.31 %
Redup 48.23 % 99.54 % 99.31 %
Terang 97.26 % 1 % 97.94 %
Dari tabel persentase kesalahan di atas terlihat bahwa persentase
kesalahannya cukup besar terutama pada pengukuran di resistor, hal ini
disebabkan karena resistor menyebabkan tegangan dari anoda ke katoda
mendekati 0 dan apabila dihitung persentase kesalahannya, hasilnya sangat
besar. Selain itu dapat pula disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam
mengukur ataupun membaca skala hasil pengukuran.
4.7 Pertanyaan dan Tugas
Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan SCR, TRIAC, dan DIAC!
2. Jelaskan perbedaan - perbedaan SCR, TRIAC, dan DIAC!
3. Berikan penjelasan tentang fungsi dan karakteristik dari SCR, TRIAC,
dan DIAC!
4. Terangkan cara kerja osilator relaksasi dengan SCR.
5. Apakah keuntungan-keuntungan penggunaan SCR dan TRIAC pada
pengaturan daya ?
6. Buatlah contoh aplikasi – aplikasi yang menggunakan SCR, TRIAC, dan
DIAC!
7. Menurut data dan analisa yang anda buat, apakah yang akan terjadi jika
hambatan pada masing – masing rangkaian diatas dikurangi, jelaskan
dengan analisa matematis!
8. Mengapa pada rangkaian R diganti dengan diac nyala lampu pada saat
potensio diputar bisa lebih terang dan lebih redup, jelaskan dengan
analisa matematis!
9. Bagaimanakah hubungan antara konstanta waktu jaringan RC pada
Gate dan besarnya sudut tunda penyalaan ?
10. Berikan kesimpulan anda pada masing – masing percobaan diatas!
Jawaban Pertanyaan
1. - SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah komponen dengan tiga
pemicu yaitu: Anoda(A), Katoda(K) dan Gate(G). SCR atau Tyristor
masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang
serupa dengan tabung thiratron. Bagian-bagiannya diterangkan
sebagai berikut :
SCR dirancang untuk menyebababkan aliran yang rata dari anoda ke
katoda. SCR dibangun dari empat lapisan P dan N yang saling
berhubungan sebagai berikut:
- Triac adalah tyristor dengan tiga pemicu ,yang mengatur arus ke dua
arah.Ini sejenis dengan dua komponen SCR dihubungkan secara pararel
dan dalam hubungan dengan inverter. setara dengan dua SCR yang
dihubungkan parallel. Dan dijelaskan sebagai berikut:
Triac dibangun dari 5 lapisan NPNPN
- Diac adalah trysitor yang hanya punya dua kaki. DIAC bukanlah termasuk
keluarga thyristor, namun prisip kerjanya membuat ia digolongkan
sebagai thyristor. DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti
transistor. Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga elektron
dengan mudah dapat menyeberang menembus lapisan ini. Sedangkan
pada DIAC, lapisan N di buat cukup tebal sehingga elektron cukup sukar
untuk menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga dipandang
sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga dalam beberapa literatur
DIAC digolongkan sebagai dioda.Adapun gambar dari struktur dan
symbol DIAC sebagai berikut :
2. - Pada SCR
Struktur : Sebuah SCR terdiri dari tiga terminal yaitu anoda, katoda,
dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier biasanya.
SCR dibuat dari empat buah lapis dioda.Adapun gambar dari
struktur SCR sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari SCR yaitu dapat dijelaskan dengan
kurva I-V SCR berikut ini :
Pada gambar tertera tegangan breakover Vbo, yang jika
tegangan forward SCR mencapai titik ini, maka SCR akan
ON. Lebih penting lagi adalah arus Ig yang dapat
menyebabkan tegangan Vbo turun menjadi lebih kecil. Pada
gambar ditunjukkan beberapa arus Ig dan korelasinya
terhadap tegangan breakover. Pada datasheet SCR, arus
trigger gate ini sering ditulis dengan notasi IGT (gate trigger
current). Pada gambar ada ditunjukkan juga arus Ih yaitu
arus holding yang mempertahankan SCR tetap ON. Jadi
agar SCR tetap ON maka arus forward dari anoda menuju
katoda harus berada di atas parameter ini.
Satu-satunya cara untuk membuka (meng-off-kan) SCR
adalah dengan mengurangi arus Triger (IT) dibawah arus
penahan (IH). SCR adalah thyristor yang uni
directional,karena ketika terkonduksi hanya bisa melewatkan
arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Artinya,
SCR aktif ketika gate-nya diberi polaritas positif dan antara
anoda dan katodanya dibias maju. Dan ketika sumber yang
masuk pada SCR adalah sumber AC, proses penyearahan
akan berhenti saat siklus negatif terjadi.
Cara Kerja : Pada prinsipnya SCR dapat menghantarkan arus bila
diberikan arus gerbang (arus kemudi).Arus gerbang ini
hanya diberikan sekejap saja sudah cukup dan thyristor akan
terus menghantarwalaupun arus gerbang sudah tidak ada.
SCR tidak akan menghantar atau on, meskipun diberikan
tegangan maju sampai pada tegangan breakovernya SCR
tersebut dicapai (VBRF). SCR akan menghantar jika pada
terminal gate diberi pemicuan yang berupa arus dengan
tegangan positip dan SCR akan tetap on bila arus yang
mengalir pada SCR lebih besar dari arus yang penahan (IH).
o Pada TRIAC
Struktur : TRIAC tersusun dari lima buah lapis semikonduktor yang
banyak digunakan pada pensaklaran elektronik. TRIAC
biasa juga disebut thyristor bi directional. TRIAC merupakan
dua buah SCR yang dihubungkan secara paralel
berkebalikan dengan terminal gate bersama. Adapun
gambar dari struktur TRIAC sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari SCR yaitu dapat dijelaskan dengan
gambar berikut ini :
Terdapat parameter-parameter seperti Vbo dan -Vbo, lalu IGT
dan -IGT, Ih serta -Ih dan sebagainya. Umumnya besar
parameter ini simetris antara yang plus dan yang minus.
TRIAC hanya akan aktif ketika polaritas pada Anoda lebih
positif dibandingkan Katodanya dan gate-nya diberi polaritas
positif, begitu juga sebaliknya. Setelah terkonduksi, sebuah
TRIAC akan tetap bekerja selama arus yang mengalir pada
TRIAC (IT) lebih besar dari arus penahan (IH) walaupun arus
gate dihilangkan. Satu-satunya cara untuk membuka (meng-
off-kan) TRIAC adalah dengan mengurangi arus IT di bawah
arus IH.
Cara Kerja : TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik,
sehingga dapat melewatkan arus dua arah.Berbeda dengan
SCR yang hanya melewatkan tegangan dengan polaritas
positif saja, tetapi TRIAC dapat dipicu dengan tegangan
polaritas positif dan negatif, serta dapat dihidupkan dengan
menggunakan tegangan bolak-balik pada Gate. TRIAC
banyak digunakan pada rangkaian pengedali dan
pensaklaran.
o Pada DIAC
Struktur : DIAC dibuat dengan struktur PNP mirip seperti transistor.
Lapisan N pada transistor dibuat sangat tipis sehingga
elektron dengan mudah dapat menyeberang menembus
lapisan ini. Sedangkan pada DIAC, lapisan N di buat cukup
tebal sehingga elektron cukup sukar untuk
menembusnya. Struktur DIAC yang demikian dapat juga
dipandang sebagai dua buah dioda PN dan NP, sehingga
dalam beberapa literatur DIAC digolongkan sebagai dioda.
Adapun gambar dari struktur DIAC sebagai berikut :
Karateristik : Adapun karateristik dari DIAC yaitu dapat dijelaskan dengan
gambar berikut ini :
Untuk mengetahui karateristik dari DIAC yang hanya perlu
diketahui adalah berapa tegangan breakdown-nya. Hanya
dengan tegangan breakdown tertentu barulah DIAC dapat
menghantarkan arus. Arus yang dihantarkan tentu saja bisa
bolak-balik dari anoda menuju katoda dan sebaliknya.Karena
DIAC sendiri termasuk sukar dilewati oleh arus dua arah.
Cara Kerja : Pada prinsipnya diac akan menahan arus kearah dua belah
fihak, tetapi setelah tegangan melampaui suatu harga
tertentu, ia akan menghantar secara penuh.
3. - Fungsi dan karateristik dari SCR yaitu sebuah SCR terdiri dari tiga
terminal yaitu anoda, katoda, dan gate. SCR berbeda dengan dioda rectifier
biasanya. SCR dibuat dari empat buah lapis dioda. SCR banyak digunakan
pada suatu sirkuit elekronika karena lebih efisien dibandingkan komponen
lainnya terutama pada pemakaian saklar elektronik.
SCR biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan
tinggi karena SCR dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 Volt