49704966-kehamilan-resiko-tinggi
-
Upload
iqbal-fida-maulana -
Category
Documents
-
view
922 -
download
0
Transcript of 49704966-kehamilan-resiko-tinggi
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 1/57
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003,
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000
kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena
berbagai sebab. Demikian pula angka kematian bayi (AKB), khususnya angka
kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiranhidup. 9,10
Menurut data SKRT tahun 2001, 90 % penyebab kematian ibu karena adanya
komplikasi dan 28 % diantaranya terjadi perdarahan dimasa kehamilan dan
persalinan. Ada beberapa sebab yang tidak langsung tentang masalah kesehatan ibu,
yaitu9,10 :
• Pendidikan ibu-ibu terutama yang ada di pedesaan masih rendah. Masih
banyaknya ibu yang beranggapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
sesuatu yang alami yang berarti tidak memerlukan pemeriksaan dan
perawatan, serta tanpa mereka sadari bahwa ibu hamil termasuk kelompok
risiko tinggi. Ibu hamil memiliki risiko 50 % dapat melahirkan dengan
selamat dan 50 % dapat mengakibatkan kematian.
• Sosial ekonomi dan sosial budaya Indonesia yang mengutamakan bapak
dibandingkan ibu, sebagai contoh dalam hal makanan, sang bapak
didahulukan untuk mendapat makanan yang bergizi sedangkan bagian yang
tertinggal diberikan kepada ibu, sehingga angka anemia pada ibu hamil cukup
tinggi mencapai 40 %.
• “4 terlalu “dalam melahirkan, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering dan
terlalu banyak
1
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 2/57
• “3 terlambat”, yaitu terlambat mengambil keputusan, terlambat untuk dikirim
ke tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Masalah Penyebab Kematian Ibu di Duniahttp://devdata.worldbank.org/wdi2005.html
2
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 3/57
BAB II
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
Kehamilan Risiko Tinggi adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan
ibu serta janin atau bayi yang dilahirkan terancam. Dari definisi tersebut dapat
dijelaskan bahwa setiap kehamilan dengan adanya faktor resiko tertentu akan
menyebabkan wanita tersebut dan bayinya menghadapi morbiditas dan mortalitas
yang tinggi selama kehamilan,saat persalinan dan setelah melahirkan (nifas).1
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian
terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri
yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau
kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor resiko). Faktor resiko bisa
memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya resiko. 1
2.1. FAKTOR RISIKO SEBELUM KEHAMILAN
Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang
menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang wanitamengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal
yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. 1,2
2.1.1. Karakteristik ibu
Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15
tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan yang
ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan
selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi). Mereka juga lebih
mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Risiko kehamilan pada ibu yang terlalu muda biasanya timbul karena mereka
belum siap secara psikis maupun fisik. Secara psikis, umumnya remaja belum siap
menjadi ibu. Bisa saja kehamilan terjadi karena "kecelakaan". Akibatnya, selain tidak
3
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 4/57
ada persiapan, kehamilannya pun tidak dipelihara dengan baik. Kondisi psikis yang
tidak sehat ini dapat membuat kontraksi selama proses persalinan tidak berjalan
lancar sehingga kemungkinan operasi sesar jadi lebih besar.
Risiko fisiknya pun tak kalah besar karena beberapa organ reproduksi remaja
putri seperti rahim belum cukup matang untuk menanggung beban kehamilan. Bagian
panggul juga belum cukup berkembang sehingga bisa mengakibatkan kelainan letak
janin. 1,2
Kurangnya persiapan untuk hamil juga dikaitkan dengan defisiensi asam folat
dalam tubuh. Akibat kurangnya asam folat, janin dapat menderita spina bifida
(kelainan tulang belakang) atau janin tidak memiliki batok kepala. Risiko akan
berkurang pada ibu yang hamil di usia tua karena biasanya mereka sudah
mempersiapkan kehamilan dengan baik. 1
Risiko kehamilan yang akan dihadapi pada primigravida tua hampir mirip
pada primigravida muda. Hanya saja, karena faktor kematangan fisik yang dimiliki
maka ada beberapa risiko yang akan berkurang pada primigravida tua. Misalnya
menurunnya risiko cacat janin yang disebabkan kekurangan asam folat. Risiko
kelainan letak janin juga berkurang karena rahim ibu di usia ini sudah matang.Panggulnya juga sudah berkembang baik. Bahaya yang mengancam primigravida tua
justru berkaitan dengan fungsi organ reproduksi di atas usia 35 tahun yang sudah
menurun sehingga bisa mengakibatkan perdarahan pada proses persalinan dan
preeklamsia. 1,2
Hal yang patut dipertimbangkan adalah meningkatnya risiko kelainan sindrom
down pada janin, yaitu sebuah kelainan kombinasi dari retardasi mental dan
abnormalitas bentuk fisik yang disebabkan kelainan kromosom. "Pada kehamilan di
bawah usia 30 tahun kemungkinan adanya sindrom down hanya 1:1600, tapi di atas
35 tahun menjadi 1:600, dan di usia 40 tahun menjadi 1:160. Peningkatan beberapa
kali lipat ini dikarenakan perubahan kromosom akibat usia ibu yang semakin tua.
Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan
ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin. 1,2
4
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 5/57
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah
tinggi, diabetes atau obesitas dan terhadap keadaan medis lainnya.1
. Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari
50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan ( KMK ,
kecil untuk masa kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang
dari 7,5 kg, maka resikonya meningkat sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita
gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan
meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,4 meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat
kecil.1,2
2.1.2. Riwayat Kehamilan Sebelumnya
Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada
trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yangsudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi
prematur.
Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah
mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk 1,2:
- kelainan kromosom atau hormon
- kelainan struktur rahim atau leher rahim
- penyakit jaringan ikat (misalnya lupus)
- reaksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh).
Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan
pengobatan.
5
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 6/57
Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi
akibat:
- Kelainan kromosom pada bayi
- Diabetes
- Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun
- Tekanan darah tinggi
- Penyalahgunaan obat
- Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus).
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang
lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya.
Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg,
memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan
berikutnya.1,2
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4
kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita
diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya
meningkat.
1,2
Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada wanita hamil ketika memasuki
usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan
sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:
- kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah)
- perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah)
- persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko
perdarahan vagina yang berat
- plasenta previa (plasenta letak rendah).
Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit
hemolitik , maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama.
Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-
positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini
6
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 7/57
menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin. Pada kasus seperti ini, dilakukan
pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2 gen untuk Rh-positif,
maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah hanya memiliki 1 gen
untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-positif adalah
sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan
bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada
persalinan menyebabkan tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit
hemolitik akan ditemukan pada kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi
dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rh-negatif diberikan
immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu,
penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi. 1,2
Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi,
kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika
diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. Jika seorang wanita
pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya
sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi
dan kedua orangtuanya.
1,2
2.1.3. Kelainan struktur
Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau
leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran.
Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik,
USG atau rontgen. Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko
terjadinya.1,2
- kelahiran prematur
- gangguan selama persalinan
- kelainan letak janin
- kelainan letak plasenta
- keguguran berulang.
7
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 8/57
2.1.4. Keadaan kesehatan
Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan
bayi yang dikandungnya. Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah:
- Tekanan darah tinggi menahun
- Penyakit ginjal
- Diabetes
- Penyakit jantung yang berat
- Penyakit sel sabit
- Penyakit tiroid
- Lupus
- Kelainan pembekuan darah.
2.1.5. Riwayat keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di
keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan
tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga
sifatnya diturunkan.
2.2. FAKTOR RISIKO SELAMA KEHAMILAN
Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu perubahan
yang menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya.
Dia mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat
bawaan), seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bisa
mengalami kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan.
2.2.1. Obat-obatan atau infeksi
Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum
selama hamil adalah:
- Alkohol
8
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 9/57
- Phenitoin
- Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau
trimethoprim)
- Lithium
- Streptomycin
- Tetracyclin
- Talidomide
- Warfarin.
Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah:
- Herpes simpleks
- Hepatitis virus
- Influenza
- Gondongan
- Campak Jerman (rubella)
- Cacar air (varisela)
- Sifilis
- Listeriosis- Toksoplasmosis
- Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.
Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya
sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil. Efek yang paling sering
terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu,
wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami:
- komplikasi plasenta
- ketubah pecah sebelum waktunya
- persalinan premature
- infeksi rahim.
Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap rokok
dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya. Cacat
9
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 10/57
bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemukan pada bayi yang ibunya
merokok.
Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya sindroma kematian bayi mendadak . Selain itu, anak-anak yang dilahirkan
oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan dalam hal
pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku. Efek ini diduga
disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya pasokan
oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon yang
menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim).
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian
alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan:
- keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
- kelainan wajah
- mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan
oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
- kelainan perkembangan perilaku.Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan
mental. Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku
yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial
dan kurang memperhatikan). 1,2
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol
adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat. Berat badan
bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg. Suatu pemeriksaan
laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya besar, yaitu kromatografi,
bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin, morfin, amfetamin, barbiturat,
kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin pada wanita hamil.
10
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 11/57
Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap:
- Anemia
- Bakteremia
- Endokarditis
- Abses kulit
- Hepatitis
- Flebitis
- Pneumonia
- Tetanus
- Penyakit menular seksual (termasuk AIDS).
Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik
atau pramuria. Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular
seksual lainnya, hepatitis dan infeksi. Pertumbuhan mereka di dalam rahim
kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir prematur. Kokain
merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal dan menyebabkan
pengkerutan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengkerut bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak mendapatkan oksigen yangcukup. Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa menyebabkan gangguan
pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan cacat kerangka serta
penyempitan sebagian usus. 1,2
Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan
jika:
- seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat
- terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya
- terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui.
31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19%
melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami
pelepasan plasenta sebelum waktunya.
11
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 12/57
Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko
persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat,
tetapi pertumbuhan janinnya normal. 1,2
2.2.2. Keadaan kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau
keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman
serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati. Jika seorang wanita hamil
pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih
pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan antibiotik untuk
mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban
pecah sebelum waktunya. Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa
menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk
mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan antibiotik. 1,2
Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4° Celsius)
pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur. 1,2
2.2.3. Komplikasi kehamilan
1. Inkompatibilitas Rh
Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai.
Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan
penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu
memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-positif dan
tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin. Jika seorang ibu hamil
memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap janin setiap
2 bulan. 12
12
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 13/57
Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut:
- setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur
- setelah pemeriksaan amniosentesis
- dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif.
Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin
Rh-nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh.12
2. Perdarahan
Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah:
- Kelainan letak plasenta
- Pelepasan plasenta sebelum waktunya
- Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi).
Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian
bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan.
Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan
pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear.12
3. Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim danmenekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang
berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu
banyak cenderung terjadi pada:
- ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol
- kehamilan ganda
- inkompatibilitas Rh
- bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau
kelainan sistem saraf).
Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada:
- bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih
- bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
- bayi yang meninggal di dalam kandungan.12
13
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 14/57
4. Persalinan prematur
Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut:
- ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim
- perdarahan
- stress fisik atau mental
- kehamilan ganda
- ibu pernah menjalani pembedahan rahim.
Persalinan prematur seringkali terjadi jika:
- bayi berada dalam posisi sungsang
- plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya
- ibu menderita tekanan darah tinggi
- air ketuban terlalu banyak
- ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis.12
5. Kehamilan ganda
Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan.12
6. Kehamilan lewat waktuPada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu,
kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar.12
2.3. Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan Resiko tinggi dapat digolongkan secara sederhana berdasarkan2,3 :
A. Demografis / Umum
a. Usia Ibu
• Primipara kurang dari 18 tahun
• Kehamilan diatas 35 tahun
• Perkawinan diatas 5 tahun ( anak mahal )
14
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 15/57
b. Suku /Ras
• Bukan ras Kaukasia
• Kecenderungan BBLR pada bayi kulit hitam
c. Status Sosio Ekonomi
• Keadaan keuangan yang buruk
• Lingkungan yang buruk
• Masalah sosial yang berat / Kelas sosial
• Pekerjaan orang tua
• Pendidikan orang tua
d. Status Perkawinan
• Orang tua tunggal
• Orang tua tidak menikah
B. Riwayat Obstetri Terdahulu
a. Paritas
• Primigravida tua primer atau sekunder
• Grandemultipara
b. Riwayat kehamilan yang buruk
• Pernah Keguguran ( Keguguran yang berulang lebih dari 2
kali )
• Kehamilan dengan kelainan letak
• Sering mengalami perdarahan saat hamil / perdarahan
antepartum (solusio plasenta / plasenta previa)
• Terjadi Infeksi saat hamil
• Riwayat Mola hidatidosa atau Korio Karsinoma
• Kehamilan ganda dan juga Hydramnion
• Kehamilan dengan Preeklamsia dan Eklampsia
• Gravida Serotinus
15
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 16/57
• Riwayat IUFD
• Kehamilan Ektopik
c. Riwayat persalinan terdahulu
• Riwayat persalinan dengan tindakan (Ekstraksi vakum,
Ekstraksi Forceps, Operasi Sectio Caesaria, Ekstraksi Plasenta
manual)
• Riwayat persalinan prematur dua kali atau lebih
• Riwayat persalinan lahir mati
• Riwayat persalinan dengan perdarahan pasca salin
• Riwayat persalinan dengan berat bayi lahir rendah
• Riwayat persalinan dengan induksi
• Terdapat Disproporsi Sevalopelvik
• Sangkaan Dismaturitas
d. Komplikasi medis dari kehamilan yang berhubungan dengan:
• Anemia
•
Hipertensi ( Tekanan darah > 140/90 mmHg )• Penyakit jantung ( RHD, CHD )
• Hamil dengan penyakit menular seksual ( Chlamidia, HIV,
GO )
• Hamil dengan Penyakit Metabolik ( DM, Penyakit Thyroid )
• Hamil dengan Kejang
• Hamil dengan obesitas
•
Hamil dengan penyakit ginjal ( Glomerulonephritis, Nefrotik syndrome )
• Hamil dengan penyakit hepar ( Hepatitis )
• Hamil dengan penyakit paru ( TBC, Asma bronchiale )
• Hamil dengan kelainan endokrin ( Pituitary, Adrenal )
16
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 17/57
• Hamil dengan penyakit gastrointestinal ( Appendicitis )
e. Hasil kehamilan
• Kelainan Kongenital ( Kemungkinan untuk berulang )
misalnya : Hidrosepalus, anensepalus, kembar siam
f. Riwayat infertilitas
C. Riwayat Medis Terdahulu
a. Perokok
b. Penyalahgunaan Alkohol
c. Penyalahgunaan Obat-obatan
d. Ibu yang sedang sakit kronis dan sedang mendapatkan pengobatan
e. Riwayat operasi
• Operasi plastik pada fistel vagina atau tumor vagina
• Operasi persalinan atau operasi pada rahim
• Riwayat adanya masalah dengan anastesi
D. Riwayat Ginekologi
a. Subfertilitas
b. Kontrasepsi
c. Ketidakteraturan pola menstruasi
E. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Kelainan kongenital
b. Diabetes Mellitus
c. Hipertensi
d. Penyakit ginjal
F. Pemeriksaan Fisik a. Hasil pemeriksaan umum :
• Berat badan ibu
• BB < 45 kg (Resiko bayi IUGR)
• BB > 65 kg (Hipertensi, Diabetes Gestasional)
17
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 18/57
• Tinggi badan ibu <145 cm
• Deformitas pada tulang belakang
b. Hasil pemeriksaan Kehamilan (Faktor resiko yang timbul selama
kehamilan) :
• Kehamilan Triemster I
• Hiperemesis gravidarum berat
• Perdarahan
• Nyeri abdomen
• Infeksi Intrauterine (CMV, TORCH)
• Kehamilan Trimester II dan III
• Perdarahan
• Preeklamsi, Eklampsi
• Gangguan pertumbuhan
•
Hidramnion• Kehamilan ganda
• Saat Inpartu
• Keadaan Resiko Tinggi Dari Sudut Ibu
- Ketuban Pecah dini
- Persalinan lama melampaui batas waktu perhitungan
partograf WHO
- Persalinan terlantar
- Ruptura uteri imminens
- Ruptura uteri
- Persalinan kelainan letak janin
18
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 19/57
- Distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu bayi
atau bayi yang besar
- Perdarahan antepartum
- Retensio plasenta
• Keadaan Resiko Tinggi Ditinjau Dari Janin
- Distres Janin
- Pecah ketuban disertai perdarahan
- Dismaturitas
- Makrosomia
- Infeksi Intrauterine
- Pembentukan kaput yang besar
• Keadaan Resiko Tinggi Paska Partus
- Persalinan dengan Retensio plasenta
- Atonia uteri paska partus
- Persalinan dengan robekan perineum yang luas,
robekan serviks, vagina dan juga ruptura uteri.
G. Pemeriksaan Laboratorium
a. Urinalisis (Glukosuria, Proteinuria, Hematuria)
b. Pemeriksaan darah rutin dan skrining antibody : Hb < 10 mg/dl
c. Skrining serologis untuk Rubella, HIV, dan sebagainya tergantung dari
prevalensi tempat ibu hamil berada (Mis : Hepatitis, HIV)
d. Skrining serologis untuk anomali janin (Mis: Neural Tube Defect,
Down’s Syndrome)
2.4. Penilaian Kehamilan Dalam Resiko Tinggi
19
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 20/57
Ada 2 cara menetukan pengelompokkan kehamilan resiko tinggi, yaitu
kriteria, dan cara nilai (skor). Keduanya diperoleh dari anamnesis tentang umur,
paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, pemeriksaan lengakp kehamilan
sekarang, dan pemeriksaan laboratorium penunjang yang diperlukan. Kasus-kasus
yang telah dikumpulkan diteliti terhadap resiko yang terjadi terhadap ibu dan anak.4
Cara kriteria
Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut
berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-
kasus resiko tinggi.
Rochayati dkk mengemukakan kriteria kehamilan resiko tinggi sebagi berikut :
Primi Muda
Primi tua
Primi tua sekunder
Umur 35 tahun atau lebih
Tinggi badan 145 cm atau kurang
Grandemultiupara
Riwayat persalinan yang buruk
Bekas seksio sesaria
Preeklampsia
Hamil serotinus
Perdarahan antepartum Kelainan letak
Kelainan medis dan lain-lain
Dealy (Medan) memakai krieteria sebagai berikut
20
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 21/57
Komplikasi obstetrik
a. Umur
- 19 tahun atau kurang
- 35 tahun ke atas
b. Paritas
- Primigravida
- Grandemultipara (para lebih dari 6)
c. Riwayat persalinan yang lalu
- 2 kali abortus atau lebih
- 2 kali partus prematurus atau lebih
- Kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal
- Perdarahan pasca persalinan
- Preeklampsi dan eklampsi
- Kehamilan mola
- Pernah ditolong secara obstetri operatif
- Pernah operasi ginekologi- Pernah insersia uteri
d. Disporposi cefalo pelvik
e. Perdarah antepartum
f. Pre eklampsi dan eklampsi
g. Kehamilan ganda
h. Hidramnion
i. Kelainan letak pada hamil tua
j. Dismaturitas
k. Kehamilan pada infertilitas
l. Persaliinan terakhir 5 tahun atau lebih
m. Inkompetensi servik
21
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 22/57
n. Postmaturitas
o. Hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii0
p. Uji serologik lues positif
Komplikasi medis
a. Anemia
b. Hipertensi
c. Penyakit jantung
d. Diabetes melitus
e. Obesitas
f. Penyakit saluran kkencing
g. Penyakti hati
h. Penyakti paru
i. Penyakit-penyakit lain dalam kehamilan
Cara Nilai (skor)
Bagi tenaga paramedik atau tenaga kesehatan lainnya, memang agak sulit
menggolongkan kasus resiko tinggi denga cara kriteria. Maka dibuatlah cara yang
lebih praktis yaitu membuat daftar nilai yang dapat diisi oleh paramedis. Sebagai
contoh, disini dikemukakan daftar skor oleh Rochayati (Surabaya). Daftar skor ini
dapat diisi pada setiap kaus yang datang waktu pemeriksaan antenatal. Dengan
perhitungan secara statistik diperoleh nilai 150 sebagai batas pemisah antara
kehamilan resiko tinggi dan bukan resiko tinggi. Dasar perhitungan dibuat setelah
mengadakan penelitian dan evaluasi terhadap hasil persalinan berupa prematurisa,
skor APGAR dibawah 7, dan kematian perinatal.4
Tabel 1. Daftar Skor Menurut Rochayati
Faktor Resiko Skor
Umur : 15-19 50
22
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 23/57
20-24
25-29
30-34
35 atau lebih
Tidak kawin
Primi muda
Primi tua
Primi tua sekunder
Paritas 0
Paritas 1
Paritas 2-3
Paritas 4
Paritas 5
Paritas 6 atau lebih
Tinggi badan 145 cm
Riwayat persalinan buruk
1 kali2 kali
Bekas seksio saesaria
Kelianan medis : Kardiovaskuler
Asma bronkiale
TBC paru
Lain-lain
Perdarahan antepartum
Kelainan letak janin
Gemeli
Hidramnion
Pasca bedah lainnya
50
50
50
60
90
160
90
70
50
60
70
80
50
40
90
5090
110
70
50
60
60
160
160
150
140
130
23
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 24/57
Perdarahan postpartum
Pre eklampsi
Postmaturitas
120
170
100
Total Skor
2.5. Deteksi Dan Pencegahan
Untungnya semua kelainan yang menjadi risiko kehamilan di usia rawan
sudah bisa dideteksi. Sebagian malah dapat dicegah dan yang lain bisa dirawat
sehingga mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitasnya. Tekanan darah, misalnya
bisa diukur dan diobati sehingga dapat mencegah terjadinya preeklamsia. Kasus
plasenta previa juga dapat ditangani dengan bedah sesar Jadi sebagian kelainan bisa
dikoreksi. Sebagian lagi bisa dipantau dengan ketat dan yang lain bisa diatasi dengan
melakukan tindakan untuk pertolongan.
Usaha pencegahan penyakit pada kehamilan dan persalinan tidak hanya pada
segi medis atau kesehatan saja. Faktor sosial ekonomi rendah juga tidak terlepas dari
kemiskinan, kebodohan, ketidaktahuan, mempunyai kecenderungan untuk menikah
pada usia muda dan tidak berpartisipasi dalam keluarga berencana. Disamping itu
keadaan sosial ekonomi yang rendah juga akan mengakibatkan gizi ibu dan perilaku
pemanfaaatan kesehatan yang buruk.13,14
Transportasi yang baik disertai dengan ketersediaan pusat-pusat pelayanan
yang bermutu akan dapat melayani ibu hamil untuk mendapat asuhan prenatal yang
baik, cakupan yang luas dan jumlah pemeriksaan yang cukup.13,14
Di negara maju setiap wanita hamil memeriksakan diri sekitar 15 kali selama
kehamilannya.Sedangkan di Indonesia biasanya wanita hamil hanya memeriksakan
diri 4-5 kali. 13,14
24
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 25/57
Jadi secara garis besar dapat disimpulkan bahwa usaha yang dapat dilakukan
untuk pencegahan penyulit pada kehamilan dan persalinan adalah :
1. Asuhan prenatal yang baik dan bermutu bagi setiap wanita hamil
2. Peningkatan pelayanan, jaringan pelayanan dan sistem rujukan kesehatan
3. Peningaktan pelayanan gawat darurat sampai ke lini terdepan
4. Peningakatan status wanita baik dalam pendidikan, gizi, masalah kesehatan
wanita dan reproduksi dan peningkatan status sosial ekonominya
5. Menurunkan tingkat fertilitas yang tingggi melalui program keluarga
berencana
6. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif.13,14
Kelainan yang tidak dapat dicegah adalah sindrom down. Satu-satunya cara
untuk meminimalkan risiko ini adalah ibu harus hamil di usia reproduksi sehat.
Namun kelainan tersebut dapat dideteksi dengan screening darah dan USG pada
kehamilan dini. Tapi deteksi terakurat hanyalah melalui tindakan amniosentesis atau
mengambil contoh jaringan janin untuk dilihat kromosomnya. jika janin terbukti
menderita down syndrome maka dokter bisa melakukan konseling pada suami-istri.Apa yang akan terjadi, apa yang bisa dilakukan oleh dokter, apakah kehamilan akan
diteruskan atau tidak. Bila diteruskan bagaimana risikonya dan lainnya. 1,2
2.6. Strategi Penanganan Kehamilan Resiko Tinggi
Setiap kasus kehamilan resiko tinggi memerlukan penanganan yang lebih
intensif selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas oleh tenaga-tenaga yang
berpengalaman. Penanganan dilakukan sesuai dengan faktor resiko yang dijumpai,
dan kalau perlu penderita dirujuk ke tempat-tempat yang lebih mampu menanganinya
dimana tersedia tenaga dan fasilitas yang memadai. 5
Pengawasan selama kehamilan dengan cara melakukan koreksi terhadap
faktor resiko yang dijumpai, serta melakukan monitoring kadaan janian di dalam
kandungan. Dengan demikian dapat diambil sikap yang sebaik-baiknya untuk
25
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 26/57
menetukan waktu dan cara pengakhiran kehamilannya.Untuk tujuan tesebut,
perawatan antenatal/prenatal jelas memegang peranan yang sangat penting. Demikian
juga proses pengawasan selama proses persalinan, kadaan janin harus meliputi secara
seksama dan pertolongan persalinan harus diverikan dengan sebaik-baiknya.
Sehingga dapat ditentukan cara dan waktu yang tepat untuk mengakhiri persalinan. 5
Perawatan postpartum dengan fasilitas resusitasi bayi dan perawatan khusus
untuk bayi-bayi BBLR serta asfiksia serta neonatorum juga sangat penting.
Disamping itu dianjurkan juga perawatan pada masa antar konsepsi seperti :
perbaikan gizi, pengobatan anemia, penyembuhan penyakit kronis, dan untuk
mengikuti keluarga berencana.
Untuk penanganan yang menyeluruh diperlukan kerjasama yang baik antara
beberapa tenaga ahli seperti ahli kebidanan, ahli kesehatan anak, ahli penyakit dalam,
ahli anestesi, dan sebagainya. Juga tidak kalah pentingnya kerja sama dengan
petugas-petugas kesehatan diluar rumah sakit, terutama dalam hal konsultasi dan
rujukan. 5
Perawatan Prenatal
Sasaran perawatan prenatal adalah menjamin bahwa setiap kehamilan yangdiinginkan diberi kesempatan maksimal untuk mencapai puncaknya delam
melahirkan seorang bayi yang sehat tanpa mengganggu kesehatan ibu. 6
Pada kunjungan prenatal pertama, anamnesis yang menyeluruh harus
dilakukan termasuk penilaian resiko dengan melakukan skrining awal seperti : umur
ibu, cara melakukan konsepsi, riwayat medis sebelumnya, riwayat keluarga, riwayat
obstetri sebelumnya, dan juga pemeriksaan fisik. Penilaian resiko dapat dilakukan
dengan cara yang telah diorganisasikan dengan menggunakan bentuk standar seperti
yang telah dibahas diatas. 5,6
Dan selama kehamilan dilakukan juga pemeriksaan rutin. Dalam
memerintahkan pemeriksaan laboratorium, keseimbangan antara keuntungan
informasi yang diperoleh dan biaya pemeriksaan sebaiknya ditekan. Pemeriksaan
26
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 27/57
laboratorium tertentu, yang telah bersifat tradisional atau secara hukum diamanatkan,
dapat dipertanyakan dari sudut pandang kefeektifan biaya. Karena itu individualisasi
yang tepat harus digunakan pada tiap pasien prenatal.Tabel berikut mencatumkan
pemeriksaan yang biasa dilakukan. 5,6
Tabel 2. Pemeriksaan Laboratorium dan Pemriksaan Prenatal
Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Prenatal
Rutin
Sitologi servik
Hitungdarah lengkap (CBC)
Urinalisis
Golongan darah, faktor Rh, dan penyaringan antibodi
Uji serologi untuk sifilis
Titer antibodi rubela
Yang Biasa Dilakukan
Penyaringan glukosa darah
Alfa fetoprotein serum (AFP)
Ultrasonografi
Uji kulit tuberkulin
Titer HbsAg
Biakan urine
Biakan sevikal untuk
Neisseria gonorrhoeae
Streptokokus golongan BChlamydia trachomatis
Mycoplasma hominis
Pemeriksaan lain
Uji antibodi toksoplasmosis
27
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 28/57
Elektroforesis hemoglobin
Pada perawatan prenatal berikutnya pengawasan yang cermat pada pasien
obstetrik diarahkan untuk pengenalan masalah yang timbul yang dapat mempengaruhi
janini secara buruk seperti : kenaikan berat badan ibu, urinalisa, tekanan darah,
perkiraan umur gestasi,pemeriksaan fundus uteri, pemeriksaan perut, penilaian
kesehatan janin, pemeriksaan non stress, penilaian ultrasonografi, dan uji tekanan
kontraksi. 5,6
Menilai kehamilan untuk menetukan resiko seperti juga melakukan
pemantuan - pemantauan yang cermat untuk mengenali munculnya resiko dalamkehamilan harus dilakukan sedini mungkin pada masa kehamilan. Konseling
prakonsepsi pada pasien yang diketahui memiliki kelainan medis atau genetik dapat
membantu mencapai hasil yang lebih menjanjikan. Perawatan prenatal yang
dilakukan sedini dan sesering mungkin membantu dokter untuk mengidentifikasi
munculnya resiko pada kehamilan. Ditambah lagi kehamilan yang diidentifikasi
memiliki komplikasi, satu atau lebih masalah dapat diikuti dengan bermacam-macam
teknik pengawasan ibu dan janin untuk memaksimalkan terapi terapeutik 5,6.
2.7. Contoh Penanganan Kehamilan Resiko tinggi Pada Beberapa Kasus
2.7.1. HIPERTENSI SELAMA KEHAMILAN
Hipertensi selama kehamilan merupakan suatu komplikasi serius yang
membutuhkan evaluasi seksama. Selama kehamilan normal, resistensi vaskuler
perifer menurun sebagai akibat vaskulator yang mengalami dilatasi. Tekanan sistolik
dan diastolik keduanya cenderung untuk turun pada trisemester kedua dan
kemungkinan kembali normal saat mendekati aterm. Jika resistensi perifer meningkat,
maka terjadilah hipertensi.
Sindrom dari hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan, proteinuria dan edema
dikenal dengan bermacam – macam nama yaitu sindrom preeklampsia- eklampsia,
toksemia, kompleks EPH (edema, proteinuria, hipertensi) dan gestosis7.
28
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 29/57
DEFINISI
Hipertensi :
Peningkatan tekanan sistolik sekurang – kurangnya 30 mm Hg, atau peningkatan
tekanan diastolik sekurang – kurangnya 15 mm Hg, atau adanya tekanan sistolik
sekurang – kurangnya 140 mm Hg, atau tekanan diastolik sekurang – kurangnya
90 mm Hg. Hipertensi juga dapat ditentukan dengan tekanan arteri rata – rata*
105 mm Hg atau lebih atau dengan kenaikan 20 mm Hg atau lebih. Nilai – nilai
yang disebutkan di atas harus bermanifestasi pada sekurang – kurangnya dua
kesempatan dengan perbedaan waktu 6 jam atau lebih dan harus didasarkan pada
nilai tekanan darah sebelumnya yang diketahui7.
Tekanan Arteri Rata – rata =(2 x diastolik) + sistolik
3
Proteinuria :
Adanya protein dalam urin dalam konsentrasi lebih besar dari 0,3 g per liter urin
24 jam atau dalam konsentrasi lebih besar dari 1 g per liter (1+ sampai 2+ dengan
metoda turbidimetrik standard) pada kumpulan urin secara acak pada 2 atau lebih
kesempatan sekurang – kurangnya dengan beda waktu 6 jam. Contoh urin harus
bersih – sebaiknya urin midstream atau yang diambil melalui kateter 7
Edema :
Akumulasi cairan yang menyeluruh dan berlebihan dalam jaringan, umumnya
ditampakkan dengan adanya pembengkakan ekstremitas dan wajah.
Hipertensi kehamilan :
Berkembangnya hipertensi selama kehamilan atau dalam 24 jam pertama
postpartum pada seorang wanita yang sebelumnya normotensi. Tak ada petunjuk
– petunjuk lain dari preeklampsia atau penyakit vaskular hipertensi. Tekanan
darah kembali ke batas normal dalam sepuluh hari setelah persalinan. Beberapa
pasien dengan hipertensi kehamilan sebenarnya mungkin mengidap preeklampsia
atau penyakit vaskular hipertensi, tetapi mereka tidak memenuhi kriteria untuk
diagnosis ini7.
29
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 30/57
Preeklampsia :
Berkembangnya hipertensi dengan proteinuria atau edema atau keduanya yang
disebabkan oleh kehamilan atau dipengaruhi oleh kehamilan yang sekarang.
Biasanya keadaan ini timbul setelah umur kehamilan 20 minggu tetapi dapat pula
berkembang sebelum saat tersebut pada penyakit trofoblastik. Preeklampsia
merupakan gangguan yang terutama terjadi pada primigravida. 7
Eklampsia :
Terjadinya satu atau beberapa kejang yang bukan diakibatkan oleh keadaan
serebral lain seperti epilepsi, atau perdarahan otak pada pasien dengan
preeklampsia.
Preeklampsia atau eklampsia penyerta :
Berkembangnya preeklampsia – eklampsia pada pasien dengan penyakit vaskular
hipertensi kronik atau penyakit ginjal. Bila hipertensi mendahului kehamilan,
seperti yang diperlihatkan oleh catatan tekanan darah sebelumnya, suatu
peningkatan sistolik 30 mm Hg atau peningkatan tekanan diastolik 15 mm Hg dan
berkembangnya proteinuria, edema atau keduanya harus terjadi selama kehamilan
untuk memastikan diagnosis
7
.Penyakit hipertensi kronik :
Adanya hipertensi persisten, oleh berbagai sebab, sebelum kehamilan atau
sebelum umur kehamilan 20 minggu, atau melebihi 42 hari postpartum.
(Diagnosis meliputi hipertensi esensial, penyakit ginjal, koarktasio aorta,
aldosteronisme primer dan feokromositoma).
2.7.1.(a). Preeklampsia
Hipertensi : Vasospasme, terutama spasme arteriolar merupakan dasar dari
proses preeklampsia dan eklampsia. Konstriksi vaskular menentukan tahanan
terhadap aliran darah dan menyebabkan berkembangnya hipertensi arterial. Efek
akhir adalah penurunan perfusi ke macam – macam organ – uterus, ginjal, hepar dan
otak.
30
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 31/57
Proteinuria : Perubahan – perubahan pada ginjal yang khas untuk preeklampsia
dan eklampsia adalah pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disertai
penyempitan lumen kapiler. Perubahan – perubahan ini nampaknya bertanggung
jawab terhadap protenuria, penurunan aliran darah ke ginjal dan penurunan laju
filtrasi glomerulus.
Edema : Retensi cairan ekstravaskular dihubungkan dengan hemokonsentrasi
yang disebabkan oleh menurunnya atau tidak adanya hipervolemia kehamilan normal.
7,8
DATA SUBJEKTIF
Kenaikan berat badan yang timbul secara cepat dalam waktu yang singkat
menunjukkan adanya retensi cairan yang dapat merupakan gejala paling dini dari
preeklampsia. Pasien sadar akan edema yang menyeluruh, terutama pembengkakan
pada muka dan tangan. Keluhan yang umum adalah sesaknya cincin pada jari –
jarinya. Sebagai usaha untuk membedakan edema kehamilan, proses yang jinak, dari
eklampsia, maka tekanan darah pasien harus diketahui. 7,8
Sakit Kepala : Meskipun sakit kepala merupakan gejala yang relatif biasa selama
kehamilan, sakit kepala dapat juga menjadi gejala awal dari edema otak. Sebagaikonsekuensinya, tekanan darah pasien harus ditentukan.
Gangguan penglihatan mungkin merupakan gejala dari preeklampsia berat dan
dapat menunjukkan spasme arteriolar retina, iskemia, edema, atau pada kasus – kasus
yang jarang, pelepasan retina.
Nyeri epigastrum atau kuadran kanan atas menunjukkan pembengkakan hepar
yang berhubungan dengan preeklampsia berat atau menandakan ruptur hematoma
subkapsuler hepar.
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum : Tekanan darah meningkat.
31
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 32/57
Edema menunjukkan retensi cairan. Edema yang dependen merupakan kejadian
yang normal selama kehamilan lanjut. Edema pada muka dan tangan tampaknya lebih
menunjukkan retensi cairan yang patologik.
Kenaikan berat badan : Kenaikan berat badan yang cepat merupakan suatu
petunjuk dari retensi cairan ekstravaskular.
Pemeriksaan Retina : Spasme arteriolar dan kilauan retina dapat terlihat.
Pemeriksaan Toraks : Karena edema paru merupakan satu dari komplikasi
serius pada preeklampsia berat, paru – paru harus diperiksa secara teliti. 7,8
Refleks Tendon Profunda (Lutut dan Kaki) : Hiperefleksia dan klonus
merupakan petunjuk dari peningkatan iritabilitas susunan saraf pusat dan mungkin
meramalkan suatu kejang eklampsia.
Pemeriksaan Abdomen : Rasa sakit daerah hepar merupakan suatu tanda potensial
yang tidak menyenangkan dari preeklampsia berat dan dapat meramalkan ruptur
hepar. Pemeriksaan uterus penting untuk menilai umur kehamilan, adanya kontraksi
uterus dan presentasi janin.
Pemeriksaan Pelvis : Keadaan serviks dan stasi dari bagian terbawah merupakan
pertimbangan yang penting dalam merencanakan kelahiran per vaginam atau per abdominam. 7,8
TES LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah Lengkap dengan Apusan Darah : Peningkatan hematokrit
dibandingkan nilai yang diketahui sebelumnya memberi kesan hemokonsentrasi, atau
menurunnya volume plasma. Jika hematokrit lebih rendah dari yang diperkirakan,
kemungkinan hemolisis intravaskular akibat proses hemolisis mikroangiopatik perlu
dipertimbangkan. Analisa apusan darah tepi dapat mengungkapkan sel – sel darah
yang mengalami distorsi dan skistosit. 7,8
Urinalisis : Proteinuria merupakan kelainan yang khas pada pasien dengan
preeklampsia. Jika contoh urin diambil secara acak mengandung protein 3+ atau 4+
atau urin 24 jam mengandung 5 g protein atau lebih, preeklampsia dikatakan “berat”.
PENILAIAN
32
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 33/57
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari preeklampsia meliputi penyakit hipertensi kronik,
penyakit ginjal, edema, dan proteinuria kehamilan. Gejala – gejala preeklampsia
menyerupai banyak gangguan seperti hepatitis, prankreatitis, apendisitis, perdarahan
retina, perdarahan gastrointestinal, immunologic thrombocytopenic purpura (ITP),
thrombotic thrombocytopenic purpura(TTO), gagal jantung, penyakit ginjal dan
penyakit susunan syaraf pusat. 7,8
KEPARAHAN PROSES PENYAKIT
Preeklampsia diklasifikasikan sebagai berat jika pasien mempunyai satu dari tanda –
tanda atau gejala – gejala berikut :
1. Tekanan darah sistolik 160 mm Hg atau lebih atau diastolik 110 mm Hg atau
lebih, pada sekurang – kurangnya dua kali pemeriksaan dengan interval 6 jam,
dan pasien dalam keadaan tirah baring
2. Proteinuria 5 gram atau lebih dalam urin 24 jam (3+ atau 4+ pada pemeriksaan
kualitatif)
3. Oliguria (500 ml atau kurang dalam 24 jam)
4. Gangguan otak atau sianosis5. Hemolisis, tes – tes fungsi hati yang meningkat, dan jumlah trombosit yang
menurun { H emolysis, E levated Liver function tests, and Low P latelet counts
(sindrom HELLP)}
FAKTOR – FAKTOR PREDISPOSISI
Meliputi :
1. Nulipara umur belasan tahun
2. Pasien yang miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama
sekali dan nutrisi yang buruk, terutama dengan diet kurang protein
3. Mempunyai riwayat preeklampsia atau eklampsia dalam keluarga
4. Mempunyai penyakit vaskular hipertensi sebelumnya
5. Kehamilan-kehamilan dengan trofoblas yang berlebihan ditambah vili korion :
a. Kehamilan ganda
33
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 34/57
b. Mola hidatidosa
c. Diabetes melitus
d. Hidrops fetalis
KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi – komplikasi maternal meliputi eklampsia, solusi plasenta, gagal ginjal,
nekrosis hepar, ruptur hepar, DIC, anemia hemolitik mikroangiopatik, perdarahan
otak, edema paru dan pelepasan retina.
Komplikasi – komplikasi janin meliputi prematuritas, insufisiensi utero – plasental,
retardasi pertumbuhan intrauterin dan kematian janin intrauterin. 7,8
RENCANA
DATA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
Tes Kimia Darah : Ureum, kratinin dan asam urat menilai fungsi ginjal. Biasanya
konsentrasi ureum dan kreatinin tidak meningkat; asam urat lebih mungkin
meningkat sebagai akibat penurunan bersihan ginjal. Kadar asam urat serum lebih
besar dari 7 mg% memberi kesan risiko janin yang meningkatTes fungsi hati: bilirubin, laktat dehidrogenase (LDH), dan SGOT untuk menilai
beratnya penyakit hepar.
Elektrolit darah biasanya normal.
Pemeriksaan koagulasi dapat memberi kesan koagulasi intravaskular diseminata.
Penurunan jumlah trombosit mungkin merupakan manifestasi pertama dari
koagulopati yang serius.
Pengukuran keluaran urin merupakan suatu indikator penting dari beratnya proses
penyakit. Oliguria adalah suatu tanda bahaya dari fungsi ginjal yang mengalami
kegagalan. Kumpulan urin 24 jam membantu dalam menilai beratnya proteinuria.
Bersihan kreatinin membantu dalam evaluasi fungsi ginjal.
Pemantauan denyut jantung janin menyingkirkan gawat janin sepanjang (1)
denyut jantung dasar dalam batas normal, (2) variabilitas denyut ke denyut, (3)
34
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 35/57
akselerasi timbul saat gerakan janin, dan (4) tidak ada deselerasi saat kontraksi uterus.
Non – stress atau contraction stress test memberikan penilaian kesehatan janin.
Amniosentesis : Tes dari cairan ketuban (rasio L/S; fosfatidilgliserol; fosfatidilkolin
jenuh) memberikan penilaian dari maturitas paru janin.
Ultrasonografi : Pengukuran secara seri dari diameter biparietal dapat menerangkan
kejadian dini dari retardasi pertumbuhan intrauterin. Gerakan pernapasan janin,
aktivitas janin dan volume cairan ketuban memberikan penilaian tambahan dari
kesehatan janin. Sonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda atau anomali
janin.
Pengukuran estriol memberikan penilaian fungsi fetoplasenta. Kadar yang rendah
atau menurun memberikan kesan insufisiensi fetoplasenta.
Human placental lactogen (HPL) yang kurang dari 4 mcg/ml memberi kesan fungsi
plasenta yang abnormal dan janin dalam bahaya. 7,8
PENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIEN
Prinsip Umum : Preeklampsia menetap hingga kehamilan berakhir. Sebagai
konsekuensinya, kelahiran janin dan plasenta merupakan pengobatan satu – satunya.
Tujuan penatalaksanaan adalah :1. Mencegah kejang dan komplikasi lainnya
2. Melahirkan bayi hidup
3. Melahirkan dengan trauma minimal terhadap ibu dan bayi
4. Mencegah keadaan patologik yang tersisa
Pasien – pasien dengan tekanan darah yang meningkat diatas 140/90 harus
dirawat – inapkan untuk evaluasi. Perencanaan kelahiran tergantung pada :
1. Umur kehamilan
2. Beratnya proses penyakit
3. Keadaan serviks
Preeklampsia Ringan : Bila aterm, kelahiran dianjurkan untuk mencegah
komplikasi ibu dan janin. Sebelum aterm, tirah baring di rumah sakit biasanya
dianjurkan sebagai usaha untuk mempertahankan pasien dalam pengawasan yang
35
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 36/57
cermat. Tekanan darah diperiksa 4 kali sehari. Berat badan, protein urin dan keluaran
urin diperiksa tiap hari. Sebagai tambahan, jumlah trombosit, pengukuran estriol,
nonstress test dan sonografi membantu dalam evaluasi kesehatan ibu dan janin. 7,8
Preeklampsia Berat : Pasien dirawat – inapkan dengan posisi tidur miring (lateral
recumbent position) untuk meningkatkan filtrasi glomerulus. Tekanan darah, berat
badan, protein urin, masukkan dan keluaran dipantau dengan ketat. Tes – tes
diagnostik dasar mengevaluasi beratnya proses penyakit dan keadaan janin. 7,8
Terapi Anti Kejang : Biasanya Magnesium Sulfat dianjurkan untuk mencegah
kejang terutama selama persalinan. Dosis awal 4 g dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa
5% dan diberikan intravena yang diencerkan. Efek terapi magnesium sulfat dapat
diperiksa secara klinis dengan aktivitas reflek patela. Refleks dan klonus kaki yang
hiperaktif memberi kesan kebutuhan pengobatan yang meningkat. Tidak adanya
refleks menunjukkan bahwa kecepatan infus harus dilambatkan atau dihentikan,
karena hilangnya reflek patela merupakan tanda pertama dari keracunan magnesium.
Aliran urin dan pernapasan harus dipantau secara ketat. 7,8
Alternatif lain, 10 g magnesium sulfat diberikan intramuskular: 5 g (10 ml
larutan 50%) disuntikkan pada setiap bokong atas dengan jarum sepanjang 3 inci.Satu ml lidokain 1 atau 2% ditambah kedalam suntikan yang mengandung
magnesium sulfat meminimalkan ketidakenakan suntikan intramuskular. Suntikan
awal diikuti dengan 5 g magnesium sulfat setiap 4 jam sepanjang refleks patela masih
ada, aliran urin mencapai 100 ml atau lebih selama 4 jam sebelumnya dan pernapasan
tidak mengalami depresi.
Kadar magnesium plasma dapat membantu jika ada pertanyaan tentang
kemanjuran atau tosisitas. Batas terapi adalah 4 sampai 6 mEq/liter. Jika kadar
plasma meningkat refleks patela menjadi tertekan pada konsentrasi magnesium antara
7 dan 10 mEq/liter. Kadar plasma yang lebih tinggi akan menyebabkan depresi
pernapasan dan henti jantung.
Jika depresi pernapasan, 10 ml larutan kalsium glukonas 10% intravena dalam
waktu 3 menit dianjurkan sebagai antidotum terhadap keracunan magnesium. 7,8
36
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 37/57
Terapi Anti Hipertensi : Jika tekanan darah secara tiba – tiba meningkat di atas
170 hingga 180 mm Hg sistolik atau 110 hingga 120 diastolik, hidralazin dianjurkan
untuk mengurangi risiko perdarahan otak dan mungkin memperbaiki aliran darah ke
ginjal. Dosis awal 5 mg diberikan intravena dan tekanan darah diperiksa setiap 5
menit. Jika tekanan diastolik tidak turun di bawah 100 mm Hg dalam 20 menit,
diberikan dosis ulangan 5 hingga 10 mg. Dosis ini diulang setiap interval 20 menit
sampai tekanan diastolik turun menjadi 100 mm Hg. Tekanan darah yang turun
terlalu cepat dapat mengganggu perfusi plasenta dan bahaya terhadap janin
meningkat. 7,8
Kelahiran : Jika janin sudah aterm, jika ada bukti gawat intrauterin, atau jika
preeklampsia menetap dan bertambah buruk, kelahiran dianjurkan untuk kesehatan
ibu dan janin. Persalinan dapat diinduksi denagn oksitosin dan amniotomi jika
presentasi janin dan serviks memungkinkan. Seksio sesarea dianjurkan pada kasus
malpresentasi janin, gawat janin atau induksi yang gagal. 7,8
2.7.1.(b). Eklampsia
Eklampsia, satu di antara masalah kedaruratan paling serius selama pertengahankehamilan terakhir, ditandai oleh kejang klonik dan tonik yang berhubungan denagn
hipertensi yang diinduksi atau diperberat oleh kehamilan.
DATA SUBJEKTIF
GEJALA SAAT INI
Serangan Kejang : Pasien mungkin terlihat selama fase kejang atau keadaan koma
yang mengikuti satu atau lebih kejang.
Gejala – gejala lain : Selama kehamilan trisemester kedua akhir atau trisemester
ketiga, gejala – gejala berikut dapat meramalkan suatu kejang eklampsia : kenaikan
berat badan mendadak akibat retensi cairan, pembengkakan muka dan tangan, sakit
kepala, gangguan visual, nyeri epigastrium atau kuadran kanan atas dengan atau tanpa
nausea dan vomitus, dan keluaran urin yang berkurang. 7
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
37
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 38/57
Ciri khas pasien dengan eklampsia adalah unipara dan umur belasan tahun. Catatan
antenatal dapat menyingkap perkembangan yang mendadak atau bertahap dari
hipertensi, edema, kenaikan berat badan, dan albuminuria.
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum : Pasien biasanya tidak sadar atau setengah sadar setelah suatu
kejang eklampsia.
Kejang yang khas ditandai oleh timbulnya kontraksi tonik umum yang diikuti
oleh fase klonik yang berkembang ke koma. Biasanya gerakan – gerakan kejang
dimulai sekitar mulut dalam bentuk kedutan pada muka ( facial twichings). Dalam
beberapa detik semua otot tubuh mengalami kontraksi yang rigid (muka mengalami
distorsi, mata menonjol, lengan fleksi, tangan mengepal dan tungkai tertarik). Setelah
15 sampai 20 detik otot – otot berkontraksi dan relaksasi dan bergantian dengan
cepat. Gerakan otot dapat sedemikian hebat sehingga lidah dapat tergigit oleh gerakan
rahang yang hebat. Bila pasien sadar kembali, biasanya ia mengalami disorientasi
yang letih selama beberapa saat. Tekanan darah meningkat, dan frekuensi pernapasan
biasanya meningkat dan kasar. Pada kasus – kasus kesukaran bernapas yang berat pasien tampak sianosis. 7
Retensi cairan yang menyeluruh seringkali tampak jelas. Edema muka maupun
edema perifer pada tangan dan tungkai merupakan temuan yang umum. 7
Pemeriksaan retina dapat menyingkap penyempitan arteriolar dan edema retina.
Pemeriksaan toraks dapat menyingkap ronki kasar dibagian paru bawah yang
menunjukkan adanya edema paru.
Refleks patela dan kaki biasanya hiperaktif. Klonus kaki merupakan temuan
yang sering.
Pemeriksaan Abdomen : Pengukuran tinggi uterus memberikan perkiraan umur
kehamilan janin. Presentasi janin harus ditemukan untuk merencanakan kelahiran.
Tonus uterus istirahat normal kecuali ada hubungan dengan pelepasan plasenta.
Kontraksi uterus intermiten memberi kesan bahwa persalinan telah terjadi. Denyut
38
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 39/57
jantung janin biasanya ada kecuali pelepasan plasenta atau kejang telah menyebabkan
anoksia janin.
Pemeriksaan Dalam : Turunnya bagian terbawah maupun keadaan serviks
dievaluasi.
TES LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah Lengkap dan Apusan Darah : Hematokrit seringkali
meningkat, menandakan hemokonsentrasi. Jika hematokrit lebih rendah dari yang
diperkirakan, kemungkinanadanya anemia sebelumnya atau hemolisis perlu
dipertimbangkan. Pemeriksaan apusan darah tepi memperlihatkan sel – sel target, sel
helmet atau skitosit yang berhubungan dengan suatu proses hemolitik.
Urinalisis : Sebuah kateter Foley diinsersikan kedalam kantung kemih dalam usaha
untuk mendapatkan contoh urin permulaan dan untuk memantau urin yang keluar.
Biasanya kandung kemih berisi sejumlah kecil urin berwarna gelap yang
mengandung protein 3+ atau 4+.7
Golongan Darah dan Rh : Darah harus dikirim ke bank untuk dilakukan cocok
silang pada kasus yang memerlukan tindakan seksio sesarea dan pasien memerlukan
transfusi darah.KOMPLIKASI POTENSIAL
Meliputi solusi plasenta (abrupsio), trombosit atau perdarahan otak, kematian
perinatal (10 sampai 30%), koagulasi intravaskular diseminata, anemia hemolitik
mikroangio patik,nekrosis korteks ginjal, nekrosis tubular ginjal, gagal hepar dengan
nekrosis periportal, ruptur hepatik, gagal jantung, edema paru, aspirasi paru, dan
kematian ibu. 7
RENCANA
PENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIEN
Prinsip – prinsip Umum :
1. Bersihkan jalan napas pasien dan berikan cairan intravena
2. Mengontrol kejang
3. Mencegah komplikasi – komplikasi hipertensi
39
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 40/57
4. Memantau tanda – tanda vital pasien secara ketat : tekanan darah, nadi,
pernapasan, suhu, keluaran urin dan refleks – refleks
5. Mempersiapkan rencana kelahiran
Langkah – langkah Khusus :
Membersihkan Jalan Napas dan Pemberian Cairan Intravena : Ventilasi yang
adekuat itu esensial. Jalan napas harus bersih. Oksigen diberikan melalui masker atau
kateter hidung. Setiap sekresi dalam jalan napas harus diisap dan pasien diatur
posisinya untuk menghindari aspirasi untuk muntah. Sebuah bilah yang dilapisi
mengurangi trauma terhadapt lidah. 7
Cairan intravena yang biasanya diberikan adalah dekstrosa 5% dalam larutan
Ringer laktat.
Mengontrol Kejang : Magnesium sulfat merupakan obat anti kejang yang disukai
oleh banyak ahli kebidanan. Bolus 4 g (20 ml larutan 20% disuntikkan intervena
dalam waktu tidak kurang dari 3 menit. Pemberian ini segera diikuti dengan suntikan
intramuskular atau infus yang kontinu 1 sampai 2 g per jam, refleks patela, aliran urin
dan pernapasan harus dipantau secara ketat.Dosis intamuskular adalah 10 g bolus diikuti dengan 5 g setiap 4 jam sepanjang
refleks patela masih ada, aliran urin mencapai 100 ml atau lebih selama 4 jam
sebelumnya dan pernapasan tidak mengalami depresi.
Amorbabital atau fenobarbital dapat diberikan jika kejang atau agitasi menetap
walaupun pengobatan dengan magnesium sulfat. 7
Diazepam (Valium), 5-10 mg perlahan – lahan secara intravena adalah obat anti
kejang yang baik sekali yang lebih disenangi untuk pencegahan atau pengobatan
kejang postpartum. Selama persalinan diazepam telah dihubungkan dengan
meningkatnya risiko hipotonia janin. 7
Terapi anti Hipertensi : Hidralazin (Apresoline) intravena direkomendasikan bila
tekanan darah sistolik lebih tinggi dari 170-180 atas diastolik 110-120 dalam usaha
untuk mencegah perdarahan vaskular otak.
40
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 41/57
Pemantauan keadaan Pasien secara Ketat : Sebuah kartu pencatatan khusus sangat
membantu dalam mengikuti perjalanan pasien. Tekanan darah, nadi, pernapasan, dan
refleks – refleks diperiksa setiap 15 menit. Masukan dan keluaran cairan dicatat setiap
jam. Sebuah kateter Foley di dalam kandung kemih memberikan suatu pengukuran
keluaran urin yang tepat. Terapi diuretik jarang membantu atau dianjurkan kecuali
bila ada bukti edema paru yang jelas.
Terapi cairan yang tepat berdasarkan pada kadar elektrolit dan keluaran urin.
Penentuan tekanan vena sentralis atau arteri pulmonalis membantu memperkecil
risiko edema paru yang berhubungan dengan kelebihan cairan. 7
Rencana Pengiriman : Segera setelah keadaan pasien stabil dan memperoleh
kesadarannya kembali, persiapan pengiriman harus disiapkan. Bila tidak ada
kontraindikasi obstetrik, persalinan dapat diinduksi dengan infus oksitosin intervena.
Denyut jantung janin dan kontraksi uterus harus dimonitor dengan ketat, karena
uterus biasanya tidak sensitif terhadap oksitosin. 7
Seksio sesarea dianjurkan bila
1. Induksi oksitosin gagal
2. Ada tanda – tanda disproporsi sefalopelvik 3. Janin dalam presentasi bokong atau posisi abnormal lainnya
4. Ada tanda – tanda gawat janin ( fetal distress)
5. Pasien mempunyai riwayat seksio sesarea sebelumnya
Setelah kelahiran, penurunan tekanan darah yang tiba – tiba biasanya
menunjukkan adanya hipovolemia yang serius, karena kehilangan darah tidak dapat
dikendalikan oleh pasien eklampsia. Cairan intravena sangat penting. Transfusi darah
mungkin diperlukan.
2.7.2. SOLUSIO PLASENTA
Solusio / Abrupsio plasenta (pelepasan plasenta prematur) didefinisikan
sebagai lepasnya plasenta yang tertanam normal dari dinding uterus baik lengkap
41
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 42/57
maupun parsial pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Sinonimnya adalah
perdarahan asidental, ablasio plasentae, dan apopleksi plasenta. 7
Insiden pelepasan plasenta prematur berkisar antara 1 dalam 55-250
persalinan, tergantung pada kriteria diagnostik. Semua derajat pelepasan prematur
plasenta dapat terjadi, dari suatu pelepasan yang berdiameter hanya beberapa
milimeter sampai pelepasan seluruh plasenta. Pelepasan plasenta yang cukup berat
untuk menyebabkan kematian janin dapat terjadi pada sekitar 1 dalam 400 kelahiran. 7
DATA SUBJEKTIF
GEJALA SAAT INI
Perdarahan per vaginam yang disertai nyeri uterus adalah gejala khas pelepasan
plasenta prematur. Perdarahan dapat minimal sampai banyak, biasanya terjadi secara
tiba-tiba dan diluar dugaan pada trimester ketiga. Perdarahan sering berwarna lebih
gelap dari darah merah segar yang berkaitan dengan plasenta previa. Darah gelap ini
menunjukkan suatu bekuan retroplasenta dari dinding uterus yang mengelupas dan
mengalir melalui serviks. 7
Nyeri abdomen, bersifat konstan, biasanya disertai dengan perdarahan eksternal.
Nyeri yang tiba-tiba dan berat merupakan suatu tanda perdarahan retroplasenta yangmenginfiltrasi otot uterus. Nyeri abdomen mungkin merupakan satu-satunya gejala
ketika perdarahan itu retroplasenter dan tersembunyi. Kontraksi uterus dapat ada atau
tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien dengan riwayat pelepasan suatu plasenta prematur lebih cenderung mengalami
abrupsio plasenta rekurens. Pasien dengan penyakit hipertensi kehamilan memiliki
suatu kenaikan risiko pelepasan plasenta prematur.
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum: Tekanan darah dapat meningkat apabila pasien memiliki
pertalian dengan penyakit hipertensif kehamilan. Takikardia dan hipotensi
menunjukkan adanya hipovolemia karena kehilangan darah yang banyak. Apabila
42
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 43/57
gejala syok tidak disertai dengan kehilangan darah eksterna, harus dicurigai adanya
perdarahan tersembunyi. Bahkan tekanan darah yang normal pun dapat merupakan
suatu penurunan yang bermakna dari tekanan hipertensif sebelumnya. 7
Pemeriksaan Abdomen: Temuan-temuan yang berkaitan dengan uterus dapat
memberi kesan adanya pelepasan plasenta. Pada abrupsio ringan, iritabilitas uterus
sedikit dan peningkatan tonusnya dapat terpalpasi diantara kontraksi. Pada abrupsio
yang lebih berat, pada palpasi uterus teraba lunak dan dapat terasa hipertonik, tegang,
kontraksinya ketat dan kaku.
Karena perdarahan yang tersembunyi dapat menyebabkan uterus yang
membesar, pada pemeriksaan awal tinggi fundus uteri perlu dicatat. Sering tinggi
fundus uteri ditandai dengan membuat garis pada dinding abdomen.
Pada abrupsio ringan sampai moderat, bunyi jantung janin biasanya terdengar
walaupun bradikardi dan deselerasi lanjut merupakan tanda-tanda hipoksia janin.
Pada pelepasan plasenta berat bunyi jantung janin mungkin tidak terdengar. 7
Pemeriksaan Pelvis: Apabila perdarahannya banyak dan terdapat berbagai
kemungkinan adanya plasenta previa, pemeriksaan per vaginam perlu ditunda sampai
pasien berada disuatu ruangan operasi dan dipersiapkan untuk seksio sesaria segera.Dalam kasus plasenta previa ini akan menjadi sangat penting. Apabila dengan
pemeriksaan ultrasonografi berhasil diketahui lokasi plasenta dan kemungkinan
plasenta previa sudah disingkirkan, pemeriksaan vagina diindikasikan untuk menilai
status dari serviks (konsistensi, dilatasi dan penipisan), juga stasi dari bagian
presentasi. Pelepasan plasenta dapat terjadi sebelum persalinan ketika serviks masih
tertutup atau pada persalinan, setelah serviks berdilatasi. 7
TES LABORATORIUM
Hitung darah lengkap dan apusan darah dapat mengindikasikan adanya anemia
dan kehilangan darah. Penurunan nilai hematokrit pada serangkaian pemeriksaan
dapat memberi kesan adanya perdarahan yang tersembunyi.
Urinalisis biasanya normal. Proteinuria memberi kesan adanya kaitan dengan
preeklampsi.
43
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 44/57
Golongan darah dan rhesus: darah harus dicocoksilang (“cross-matched”) untuk
tujuan transfusi apabila diindikasikan.
PENILAIAN
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding meliputi plasenta previa, “bloody show”, vasa previa, dan lesi
servikal.
Abrupsio plasenta berat harus dibedakan dari ruptur uterus dan kehamilan
abdominal yang disertai dengan perdarahan intraabdomen. Kondisi-kondisi yang
sangat jarang dimana gejalanya menyerupai pelepasan plasenta prematur adalah
hemangioma yang mengalami ruptur, ruptur vena uterina, ruptur hepatik, ruptur arteri
lienalis dan krisis sickle cell. 7
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Meliputi hipertensi (40 – 50% pasien dengan abrupsio palsenta berat sudah
cukup untuk membunuh janin yang berkaitan dengan hipertensi), multiparitas,
abrupsio sebelumnya (insidens rekurensi rata-rata sepuluh persen) dan trauma.
KEPARAHAN PELEPASAN PLASENTA
Pada pelepasan plasenta ringan, janin hidup, dan biasanya tidak ditemukan bukti adanya gawat janin. Perdarahan dan nyeri abdomen minimum dan tidak
ditemukan adanya syok atau koagulopati. Kontraksi uterus sering intermiten, disertai
dengan sedikit peningkatan tonus diantara kontraksi-kontraksinya. Tanda-tanda vital
ibu stabil.
Pelepasan plasenta moderat ditandai dengan kehilangan darah yang lebih
banyak dan nyeri abdomen yang lebih parah. Janin dapat menunjukkan perubahan
denyut jantung janin yang memberikan kesan adanya insufisiensi plasenta. 7
Apabila terdapat pelepasan yang berat, janin dapat meninggal atau dalam
bahaya berat. Nyeri abdomen menetap dan perdarahan banyak. Syok maternal dan
kemungkinan koagulopati dapat menjadi nyata. Kontraksi uterus sering tetanik tanpa
disertai relaksasi diantara kontraksi-kontraksinya. 7
44
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 45/57
KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi yang perlu diantisipasi meliputi :
1. Koagulasi intravaskular diseminata (DIC)
2. Gagal ginjal. Syok hipovolemik atau DIC dapat menimbulkan iskemia ginjal dan
kerusakan tubulus.
3. Uterus cauvelaire, infiltrasi difus diseluruh miometrium dengan darah.
4. Perdarahan postpartum. (Atoni uteri postpartum mungkin disertai dengan
meningkatnya produk-produk pecahan fibrin)
5. Gawat janin atau kematian janin. Mortalitas janin dapat mencapai 35%, penyebab
utama adalah hipoksia dan prematuritas.
RENCANA
DATA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
Tes koagulasi dapat menyingkap koagulopati (DIC). Fibrinogen dapat menurun,
produk pemecahan fibrin meningkat, hitung trombosit menurun dan waktu
protrombin dan tromboplastin parsial memanjang. Apabila kadar fibrinogen jatuh
dibawah 100 mg/ml, darah sering tidak dapat membeku. 7
Tes observasi bekuan mudah dilakukan disamping tempat tidur. 5 ml darah pasien dimasukkan kedalam sebuah tabung percobaan dan diamati pembekuannya.
Apabila tidak terbentuk pembekuan dalam waktu 8 sampai 12 menit, konsentrasi
fibrinogen pasien berada dibawah batas krisis. Apabila darah tidak membeku tabung
percobaan diinkubasi pada suhu 37 ˚C selama 30 menit. Normalnya bekuan tetap
utuh. Disintegrasi, fragmentasi, atau disolusi bekuan menunjukkan adanya
fibrinolisin di dalam darah. Tes ini harus diulangi dalam interval 30 sampai 60 menit,
panjangnya interval tergantung pada kondisi ibu. 7
Pengawasan janin secara elektronik membantu dalam evaluasi aktivitas uterus dan
kesehatan janin. Pola hiperaktivitas uterus yang disertai dengan relaksasi yang sedikit
diantara kontraksi-kontraksinya dan deselerasi lanjut denyut jantung janin, disertai
dengan perdarahan per vaginam memberi kesan adanya abrupsio plasenta. Suatu
kateter tekanan internal dapat menunjukkan peningkatan tekanan pada garis datar.
45
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 46/57
Ultrasonografi dapat membantu. Letak plasenta dapat dilokalisir dan suatu bekuan
retroplasenta dapat dikenali. 7
PENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIEN
Semua pasien dengan perdarahan pada trimester ketiga harus dirawat di rumah sakit
dengan segera. Apabila pelepasan plasenta terdiagnosa, keputusan penanganan
tergantung pada kehilangan darah ibu (eksternal dan tersembunyi) dan maturitas
janin, presentasi dan kesejahteraan. Pada kasus pelepasan plasenta yang sedang dan
berat, pengobatan objektif yang harus dilakukan adalah memperbaiki kehilangan
darah, memperbaiki gangguan koagulasi yang dapat mempengaruhi kelahiran.
Perdarahan dan hipovolemia diobati dengan restorasi segera sirkulasi yang
efektif. Diawali dengan infus cairan (biasanya larutan ringer laktat yang biasanya
diikuti dengan sel darah merah padat atau whole blood apabila diperlukan). Karena
kehilangan darah tersembunyi dibelakang plasenta, volume darah yang diperlukan
sering dibawah taksiran. Adanya syok, reaksi pasien terhadap transfusi, keluaran urin,
dan tekanan vena sentralis bertindak sebagai petunjuk penggantian darah dan cairan.
Banyaknya kehilangan darah retroplasenter tidak sepenuhnya diketahui sampai
plasenta itu sendiri dilahirkan. Untuk tujuan mengenali perdarahan tersembunyi yang berkesinambungan tinggi fundus uteri ditandai pada abdomen ketika pertama kali
pasien dilihat. 7
Abrupsio Plasenta Ringan atau Sedang: Sejauh tidak ditemukan bukti adanya
gawat janin atau gawat ibu, dan serviks serta presentasi janin memungkinkan untuk
persalinan dan kelahiran yang cepat, dilakukan amniotomi dan diantisipasi kelahiran
pervaginam. Rangsangan oksitosin tampaknya memberikan keuntungan dalam
mengatasi resiko, sejauh denyut jantung janin dan kontraksi uterus diamati secara
terus-menerus.
Seksio sesarea dindikasikan apabila terdapat sejumlah bukti yang
menunjukkan adanya gawat janin, bila presentasi janin abnormal, perdarahan
bertambah, atau persalinan tidak maju secara aktif. 7
46
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 47/57
Abrupsio Plasenta Berat : Bila terjadi abrupsio plasenta berat, persalinan melalui
vagina lebih disukai kecuali bila terdapat perdarahan yang banyak dan tidak dapat
diatasi dengan penggantian darah atau terdapat penyulit obstetrik yang merupakan
kontraindikasi persalinan melalui vagina. Ketuban dipecahkan. Aliran cairan yang
warnanya menyerupai anggur memastikan diagnosis tersebut. Sebuah kateter
intrauterine dapat mempermudah penilaian aktivitas uterus. Apabila perlu, kontraksi
uterus dapat diperkuat dengan larutan oksitosin intravena. Seksio sesarea dianjurkan
bila persalinan tidak maju secara aktif atau apabila perdarahan tidak dapat dikontrol. 7
Syok hipovolemik diperbaiki dengan oksigen, cairan intravena dan
penggantian darah. Keluaran urin, pemantauan tekanan vena sentralis atau sebuah
kateter Swan-Ganz akan membantu penggantian volume. Ganguan-gangguan
koagulasi diobati plasma beku segar atau fresh whole blood. Sediaan krioprespitat
dan trombosit juga dianjurkan.
Setelah kelahiran, perlu diantisipasi kemungkinan atonia uteri dan
koagulopati. Masase uterus, infus oksitosin intravena, metilergonovin atau
prostaglandin mungkin diperlukan. Hipofibrinogenemia biasanya membaik sendiri
secara spontan dalam waktu 24 jam.
7
2.7.3. PLASENTA PREVIA
Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen bawah
uterus. Istilah ini menggambarkan hubungan anatomik antara letak plasenta dengan
segmen bawah uterus. Suatu plasenta previa telah melewati batas atau menutupi
(secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri internum. 7
Plasenta previa marginalis disebut demikian bila sebagian dari plasenta
melekat pada segmen bawah uterus dan meluas kesetiap bagian osteum uteri
internum, tetapi tidak menutupinya.
Plasenta previa parsialis dikatakan demikian bila bagian dari plasenta
menutupi sebagian osteum uteri internum.
47
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 48/57
Plasenta previa totalis dikatakan demikian bila setiap bagian plasenta secara
total menutupi osteum uteri internum.
Insiden plasenta previa hampir mendekati 1 dalam 200 sampai 400 kelahiran.
DATA SUBJEKTIF
Perdarahan per vaginam biasanya tidak nyeri, merah terang, tidak disertai dengan
kontraksi uterus dan cenderung terjadi dengan tiba-tiba sewaktu trimester ketiga.
Sebelum persalinan kejadiannya sering ringan sampai sedang dan cenderung berhenti
secara spontan. Sewaktu persalinan aktif, perdarahan dari suatu plasenta previa dapat
menyebabkan perdarahan hebat. 7
Gejala-gejala Kehamilan : Aktivitas janin biasanya normal. Sejumlah pasien
melaporkan adanya episode perdarahan sebelumnya sewaktu trimester pertama atau
kedua. Hari pertama haid terakhir dapat memberi perkiraan awal usia kehamilan.
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum: apabila perdarahan tidak banyak (10 sampai 25% pasien),
tanda-tanda vital biasanya normal dan pasien tampak normal. Pada kasus perdarahan
yang hebat, hipotensi dan takikardia merupakan petunjuk dari hipovolemia ibu.Pemeriksaan Abdomen: uterus halus tidak lunak; biasanya tidak ada kontraksi
uterus.
Bunyi jantung janin biasanya normal. Bagian presentasi tidak tercekap pada
pintu atas panggul (pelvic inlet). Kelainan letak janin (bokong, oblik atau lintang)
merupakan suatu temuan yang sering berkaitan.
Pemeriksaan Pelvis: pada permulaan vulva harus diperiksa dengan teliti dengan
tujuan mengevaluasi kuantitas perdarahan eksterna dan kemungkinan perdarahan
traktus urinarius atau rektum. 7
Pemeriksaan pervaginam atau rektal dapat merangsang perdarahan hebat.
Oleh karena itu pemeriksaan per vaginam tidak pernah dilakukan kecuali pasien
berada didalam suatu kamar operasi yang telah dipersiapkan untuk seksio sesarea
segera.
48
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 49/57
Apabila pedarahannya minimal dan tampaknya bukan plasena previa,
pemeriksaan yang hati-hati dengan spekulum dapat mengetahui kemungkinan
perdarahan vaginal atau serviks (sebagai akibat rupturnya varises, erosi serviks, atau
tumor-tumor serviks). Namun apabila dicurigai perdarahan bersumber dari janin
(adanya bradikardia janin atau bunyi jantung janin tidak terdengar), darah harus
diperiksa terhadap hemoglobin janin. 7
TES LABORATORIUM
Hitung darah lengkap harus dilakukan terhadap setiap pasien dengan tujuan menilai
derajat anemia.
Urinalisis biasanya normal.
Golongan darah dan rhesus: 2 sampai 4 unit darah harus dipersiapkan untuk
kemungkinan transfusi. Kecepatan dan luasnya perdarahan menentukan perlunya
penggantian darah.
PENILAIAN
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding meliputi plasenta prematur, persalinan prematur, vasa previa.
Tabel 3. Penyebab-penyebab umum perdarahan trimester ketigaPlasenta
previa
Pelepasan
plasenta
prematur
Persalinan
prematur
Perdarahan vagina Merah segar Merah gelap Darah dapat
tercampur denganmukus
Tekanan darah Normal ↑, normal, ↓ Normal
Nyeri uterus Tidak ada Tetap IntermitenTonus uterus Normal ↑ Normal
Bunyi jantung janin Normal Tidak ada, gawat
janin
Normal
Tes koagulasi Normal Abnormal Normal
49
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 50/57
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Meliputi plasenta previa sebelumnya, seksio sesarea sebelumnya, multiparitas dan
usia lanjut dari ibu.
KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi plasenta previa meliputi syok hipovolemik, kelahiran prematur dan
plasenta akreta.
KEPARAHAN PROSES PENYAKIT
Beratnya perdarahan dan kecepatan kehilangan darah menentukan rencana terapeutik
segera. Pasien-pasien dalam syok hipovolemik yang disertai dengan perdarahan aktif
yang persisten biasanya memerlukan tindakan seksio sesarea segera untuk mengakhiri
kehamilan. 7
RENCANA
DATA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
Ultrasonografi, merupakan bantuan yang bermanfaat dalam menentukan lokasi
plasenta. Selain itu, sonografi menjelaskan presentasi janin dan kemungkinan
kehamilan multipel. Pengukuran diameter biparietal, tubuh janin dan panjang femur
memberikan suatu taksiran usia kehamilan.
7
Amniosentesis: apabila maturitas janin dipertanyakan, penentuan rasio lesitin
sfingomielin cairan amnion dapat memberikan suatu penilaian kematangan paru-paru
janin.
Tes koagulasi (fibrinogen, masa protrombin, masa tromboplastin parsial dan hitung
trombosit) harus dimintakan apabila terdapat kemungkinan kelainan koagulasi.
PENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIEN
Pasien-pasien yang dicurigai menderita plasenta previa harus dirawat di rumah sakit
dan tirah baring. Diberikan infus intravena, dan darah diambil untuk menentukan
hematokrit, rhesus, golongan darah dan cross-matching. Pasien diobservasi dengan
teliti terhadap adanya perdarahan aktif. Tidak dianjurkan memberi makanan melalui
mulut. Darah dalam jumlah cukup harus tersedia dalam kasus dimana transfusi
50
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 51/57
diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan yang harus segera mendapat jawaban adalah
sebagai berikut7 :
1. Apakah pasien dalam persalinan?
2. Bagaimanakah kematangan janin?
3. Separah apakah perdarahannya?
Rencana-rencana spesifik tergantung kepada derajat dan kuantitas perdarahan,
ada atau tidak adanya kontraksi uterus, dan usia kehamilan serta bukti kematangan
janin. Apabila janin belum matur dan perdarahannya membaik, bayi biasanya akan
lebih aman berada lebih aman didalam uterus. Pasien harus dijaga dibawah observasi
yang ketat.
Apabila janin sudah matur atau apabila perdarahan yang banyak menetap atau
timbul kembali, dianjurkan untuk dilahirkan. Segera setelah tersedia penggantian
darah, pemeriksaan double setup dapat membantu menentukan rute optimal untuk
melahirkan (pervaginam atau seksio sesarea). Pemeriksaan double setup adalah suatu
pemeriksaan pervaginam yang dilakukan didalam sebuah ruangan operasi serta
dihadiri oleh seorang ahli anestesi dan semua personelnya siap untuk kelahiran sesar
segera.
7
Seksio sesarea dianjurkan untuk semua kasus plasenta previa parsialis atau totalis.
Berkenaan dengan semua insisi uterus yang optimal terdapat pendapat yang berbeda.
Umumnya yang paling baik adalah menghindari setiap insisi melalui plasenta untuk
mengurangi kehilangan darah ibu dan janin. Selama plasenta diketahui terletak di
bagian posterior, suatu insisi transversal pada segmen bawah uterus dapat dipilih.
Pada kasus plasenta previa anterior lebih aman dilakukan insisi uterus vertikal
sehingga memungkinkan dokter menemukan jalan di sekeliling tepi plasenta,
memecahkan ketuban, dan bayi dilahirkan dengan cepat serta kehilangan darah janin
minimal. Tali pusat segera di klem setelah dilahirkan. 7
Histerektomi sesarea diindikasikan apabila plasenta previa dipersulit oleh plasenta
akreta.
51
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 52/57
Kelahiran vaginal dapat dipilih apabila plasenta marginalis terhadap ostium uteri
dan tidak mengenai daerah dilatasi serviks, perdarahan minimal, presentasi kepala,
dan tidak ditemukan gawat janin, dan diantisipasi persalinan cepat. Pada keadaan
demikian, dapat dilakukan amniotomi dan diberikan oksitosin intravena, selama
kontraksi uterus dan bunyi jantung janin dapat diamati dengan hati-hati.7
2.7.4. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini, yaitu bocornya cairan amnion sebelum mulainya
persalinan, terjadi pada kira-kira 7 sampai 12 persen kehamilan. Paling sering,
ketuban pecah pada atau mendekati saat persalinan; persalinan terjadi secara spontan
dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini dihubungkan dengan kehamilan
preterm, ada resiko peningkatan morbiditas dan mortalitas perinatal akibat maturitas
janin. Bila kelahiran tidak terjadi dalam 24 jam, juga resiko peningkatan infeksi
intrauterin. 7
DATA SUBJEKTIF
Pancaran Involunter atau kebocoran cairan jernih dari vagina merupakan gejala
yang khas. Tidak ada nyeri maupun kontraksi uterus.Riwayat Haid: Umur kehamilan diperkirakan dari hari haid terakhir.
DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum: Suhu normal kecuali disertai infeksi.
Pemeriksaan Abdomen: Uterus lunak dan tidak ada nyeri tekan. Tinggi fundus uteri
harus diukur dan dibandingkan dengan tinggi yang diharapkan menurut hari haid
terakhir. Palpasi abdomen memberikan perkiraan ukuran janin dan presentasi maupun
cakapnya bagian presentasi. Denyut jantung normal.
Pemeriksaan Pelvis: Pemeriksaan spekulum steril pertama kali dilakukan untuk
memeriksa adanya cairan amnion dalam vagina. Karena cairan alkali amnion
mengubah pH asam normal vagina, kertas nitrazin dapat dipakai untuk mengukur pH
vagina. Kertas nitrazin menjadi biru bila ada cairan alkali amnion. Bila diagnosa tidak
52
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 53/57
pasti, adanya skuama anukleat, lanugo, atau bentuk kristal daun pakis cairan amnion
kering dapat membantu. 7
Bila kehamilan belum cukup bulan, penentuan rasio lesitin-sfingomielin dan
fosfatildigliserol membantu dalam evaluasi kematangan paru janin.
Bila ada kecurigaan infeksi, apusan diambil dari kanalis servikalis untuk
biakan dan sensitivitas.
Pemeriksaan vagina steril menentukan penipisan dan dilatasi serviks.
Pemeriksaan vagina juga mengidentifikasi bagian presentasi dan stasi bagian
presentasi dan menyingkirkan kemungkinan prolaps tali pusat. 7
TES LABORATORIUM
Hitung Darah Lengkap dengan Apusan Darah : Leukositosis digabung dengan
peningkatan bentuk batang pada apusan tepi menunjukkan infeksi intrauterin.
PENILAIAN
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding harus mencakup kemungkinan inkontinensia urin. Karena urin
biasanya asam, perbandingan pH urin dan pH vagina membantu dalam membedakan.
FAKTOR PREDISPOSISIMencakup korioamnionitis, inkopetensia serviks, kehamilan ganda, hidramnion dan
kelainan presentasi janin.
KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi yang harus diantisipasi meliputi persalinan preterm, prolaps tali pusat,
infeksi intrauterin, dan kelainan presentasi janin. 7
RENCANA
DATA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
Tindakan diagnostik harus dihubungkan dengan evaluasi kematangan janin dan
kemungkinan infeksi intrauterin. 7
Ultrasonografi: Pengukuran diameter biparietal, sirkumferensia tubuh janin, dan
panjangnya femur memberikan perkiraan umur kehamilan. Diameter biparietal lebih
besar dari 9,2 cm pada pasien nondiabetes atau plasenta tingkat III biasanya
53
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 54/57
berhubungan dengan maturitas paru janin. Sonografi dapat mengidentifikasi
kehamilan ganda, anomali janin, atau melokalisasi kantong cairan amnion pada
amniosentesis. 7
Amniosentesis: Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi
kematangan paru janin (rasio L/S: fosfotidigliserol; fosfatidilkolin jenuh). Pewarnaan
gram dan hitung koloni kuantitatif membuktikan adanya infeksi intrauterin.
Pemantauan janin membantu dalam evaluasi
PENATALAKSANAAN
Anjuran mengenai penatalaksanaan optimum dari kehamilan dengan
komplikasi ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan janin, tanda infeksi
intrauterin, dan populasi pasien. Pada umumnya, tampaknya lebih pantas untuk
membawa semua pasien dengan ketuban pecah ke rumah sakit dan melahirkan semua
bayi yang berumur lebih dari 36 minggu, maupun semua bayi dengan rasio lesitin-
sfingomielin matur, dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk memperkecil risiko
infeksi intrauterin. Persalinan diinduksi dengan oksitosin selama presentasi janin
adalah kepala. Bila induksi gagal dilakukan seksio sesarea. Seksio sesarea juga
dianjurkan untuk presentasi bokong, letak lintang, atau gawat janin (fetal distress),kalau tidak janin terlalu imatur sehingga tidak ada harapan untuk bertahan hidup. 7
Kelahiran dianjurkan untuk pasien hamil muda dengan korioamnionitis,
persalinan prematur, atau gawat janin. Kelahiran atraumatik tanpa hipoksia janin
penting untuk memperkecil mortalitas dan morbiditas perinatal. 7
Bila risiko infeksi intrauterin rendah, observasi kontinu tanpa pemeriksaan
vagina adalah yang paling mungkin untuk kebaikan bayi preterm. Observasi di rumah
sakit memungkinkan pengobatan pada gejala awal infeksi dan untuk penilaian
kontinu kesejahteraan janin. Terapi tokolitik dapat menunda kelahiran untuk waktu
yang terbatas.
Sindrom Gawat Pernapasan (Respiratory Distress Syndrome): Pendapat berbeda
atas efek ketuban pecah dini pada timbulnya sindrom gawat pernapasan (RDS) pada
bayi preterm. Sementara beberapa penelitian telah melaporkan akselerasi pematangan
54
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 55/57
paru janin setelah 48 sampai 72 jam ketuban pecah, yang lain tidak memperlihatkan
penurunan risiko sindrom gawat pernapasan. 7
Pendapat juga berbeda atas keuntungan dan risiko terapi kortikosteroid untuk
mempercepat pematangan paru janin.
Infeksi Intrauterin : Bila ada infeksi intrauterin, diberikan antibiotika yang tepat
secara intravena. Persalinan diinduksi dengan oksitosin selama presentasinya kepala.
Bila induksi gagal dianjurkan seksio sesarea. Seksio sesarea juga dianjurkan untuk
gawat janin, letak lintang, atau presentasi letak bokong kalau tidak janin terlalu
imatur sehingga tidak ada harapan hidup. 7
PENDIDIKAN PASIEN
Risiko prematuritas dan infeksi intrauterin dibicarakan dengan pasien untuk
merumuskan rencana penatalaksanaan yang optimum. Pada saat ini, pasien yang
mempunyai rencana selama berbulan-bulan melahirkan bayi aterm secara alamiah
mungkin akan sangat bingung dan kecewa karena ketuban pecah dini dan
kemungkinan mengalami persalinan prematur. 7
Kebanyakan pasien tidak menyelesaikan persiapan mereka melahirkan anak
bila ketuban pecah beberapa minggu sebelum cukup bulan. Dukungan emosi yangtepat sangat berguna. 7
Bila janin preterm dan dipilih tanpa tindakan, maka pasien dianjurkan untk
tidak melakukan pencucian vagina (douche) ataupun senggama. 7
55
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 56/57
BAB III
RANGKUMAN
Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau
kematian sebelum maupun sesudah persalinan.
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 307 per
100.000 kelahiran hidup atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal
dunia karena berbagai sebab (Kehamilan Resiko tinggi yang tidak mendapatkan
penanganan dengan benar).
Untuk itu disarankan perlunya konsultasi kehamilan pada ahlinya karena ibu
yang hamil di usia rawan memerlukan pengawasan khusus selama kehamilan dan
pada proses persalinan. Sebaiknya ibu ditangani dokter spesialis dan bukan bidan
atau dokter umum. Bila kondisi tidak memungkinkan, setidaknya ibu pernah satu-
dua kali berkonsultasi dengan dokter spesialis agar mendapat pemeriksaan yang
khusus dan teliti, seperti pemeriksaan panggul, tekanan darah dan pemeriksaan
USG.Proses persalinan sebaiknya dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas yang
memenuhi standar. "Rumah sakit yang tidak memiliki NICU (Neonatal Intensive
Care Unit) tentu tak dapat memberikan fasilitas yang memadai bagi bayi yang
lahir prematur. Padahal risiko ini bisa terjadi pada ibu yang hamil di usia rawan.
Sarana dan prasarana yang baik juga berguna bila terjadi suatu kelainan pada
proses persalinan.
Melakukan tes amniosentesis pada awal kehamilan bagi wanita berusia 35
tahun atau lebih pada kehamilan pertama penting untuk menemukan
kemungkinan sindrom down dan abnormalitas kromosom lain.
56
5/17/2018 49704966-kehamilan-resiko-tinggi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/49704966-kehamilan-resiko-tinggi 57/57
DAFTAR PUSTAKA
1. DeCherneyH Alan, Current Obstetrics and Gynecologic Diagnosis and
Therapy, India, Mc Graw Hill, International Edition, 2003, 216-271
2. Burrow & Duffy, Medical Complicating During Pregnancy, Pensylvania, WB
Saunders Company, 1995, 1-30
3. Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan, 1994, 23-35.
4. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri dan Ginekologi, Jakarta,EGC, Jilid 2,
1995, 201-206
5. Sarkawi W, Jurnal Obstetri dan Ginekologi, Bandung, 1997, 25-30
6. Hacker and Moore, Essensial Obstetric and Gynecology, USA, Hipocrates, 2nd
Edition, 1992, 91-103
7. Taber Ben-zion, Kapita selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi, Ed,
Melfiawati, dr. Jakarta : EGC, 1994 : 235-242,278-281,330-345,368-372
8. Trupin LS, Simon LP, Eskenazi B. Change in paternity: a risk factor for
preeclampsia in multiparitas. Epidemiology 1996;7:240-244
9. http://www.depkes.go.id/en/index.php
10. http://unicef.org/infobycountry/indonesia.html
11. http://devdata.worldbank.org/wdi2005.html
12. http://www.medicastore.com/cybermed/kehamilan_resiko_tinggi.fhp
13. http://library.usu.ac.id/download/fk/obstetri-haryono.pdf
14. http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/08PenanggulanganPerinatalRisiko
Tinggi126.
57