47407705-hukum-beer-lambert-asti-sawitri-208-700-573
Click here to load reader
-
Upload
rani-puspita -
Category
Documents
-
view
315 -
download
0
Transcript of 47407705-hukum-beer-lambert-asti-sawitri-208-700-573
1
LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA II
PERCOBAAN 6
PENGARUH KONSENTRASI DAN KETEBALAN PENGARUH KONSENTRASI DAN KETEBALAN PENGARUH KONSENTRASI DAN KETEBALAN PENGARUH KONSENTRASI DAN KETEBALAN
TERHADAP PENYERAPAN CAHAYA TERHADAP PENYERAPAN CAHAYA TERHADAP PENYERAPAN CAHAYA TERHADAP PENYERAPAN CAHAYA
(HUKUM BEER(HUKUM BEER(HUKUM BEER(HUKUM BEER----LAMBERT)LAMBERT)LAMBERT)LAMBERT)
Oleh :
ASTI SAWITRIASTI SAWITRIASTI SAWITRIASTI SAWITRI
208 700 573208 700 573208 700 573208 700 573
Sabtu , 13 November 2010
JURUSAN FISIKAJURUSAN FISIKAJURUSAN FISIKAJURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS IUNIVERSITAS IUNIVERSITAS IUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNGBANDUNGBANDUNGBANDUNG
2020202010101010
2
PENGARUH KONSENTRASI DAN KETEBALAN TERHADAP
PENYERAPAN CAHAYA (HUKUM BEER-LAMBERT)
Oleh: Asti Sawitri
Abstrak
Telah dilakukan eksperimen untuk percobaan pengaruh konsentrasi dan
ketebalan terhadap penyerapan cahaya (hukum Beer-Lambert) dilaksanakan pada
hari Sabtu, tanggal 13 November 2010 pukul 15.00 sampai dengan 17.00 WIB di
Laboratorium Fisika Eksperimen Jurusan Fisika Program Sarjana Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk dapat mengamati hubungan transmitansi dan absorbansi terhadap konsentrasi
dan ketebalan penyerap. Pada percobaan di dapatkan absorpsivitas (�) larutan gula
adalah 726,8, absorpsivitas (�) plastik bening adalah 726,8, absorpsivitas (�) plastik
hijau adalah 8199,8, absorpsivitas (�)plastik kuning adalah 5498,35.
Kata kunci : absorpsivitas, konsentrasi, ketebalan
Abstract
Have been conducted the experiment for the attempt of the influence of
concentration and thickness of light absorption (Beer-Lambert law) executed on
Saturday, date of 13 November 2010 beating 15:00 pm up to 17:00 pm at the
Laboratory of Experimental Physics Technology and Science UIN Sunan Gunung
Djati Bandung. The purpose of this experiment was to observe the relationship
transmittance and absorbance on the concentration and thickness of the absorber. In
an experiment in getting absorpsivitas (α) sugar solution is 726.8, absorpsivitas (α)
clear plastic is 726.8, absorpsivitas (α) is a green plastic 8199.8, absorpsivitas (α) is a
yellow plastic 5498.35.
Key words: absorpsivitas, concentration, thickness
3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Beer dan lambert menemukan hukum yang menerangkan interaksi bahan kimia
dengan gelombang cahaya (elektromagnetik), yang disimpulkan dalam hukum Beer-
Lambert menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggunakan alat
instrumentasi yakni spektrofotometer. Pengujian kimia sebelum ditemukan
spektrofotometer hanya mengandalkan gravimetri dan titrimetri yang membutuhkan
waktu lama dapat diganti pengujian yang lebih cepat dan akurat dengan
spektrofotometer. Hukum Beer-Lambert menjadi revolusi analitical chemistry.
Hukum Lambert menyatakan proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh
suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang.
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan
konsentrasi dan ketebalan bahan/medium.
1.2. Tujuan
Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengamati hubungan transmitansi dan absorbansi terhadap konsentrasi
penyerap.
2. Mengamati hubungan transmitansi dan absorbansi terhadap ketebalan penyerap.
1.3 Dasar teori
Jika cahaya yang melintas melewati medium maka cahaya akan menembus
medium tersebut dan jika daya awalnya P0 maka setelah melewati medium maka
dayanya menjadi P’
Gambar 1. Prinsip penyerapan cahaya
4
Pada saat melintas medium,fraksi cahaya tertentu ∆� hilang.
� − �� = ∆� (1.1)
Besarnya daya cahaya yang hilang sebanding dengan P0, ketebalan medium
dan sebuah konstanta kesebandingan yang disebut absorpsivitas (α).
�′ − �� = −∆� = ���∆ (1.2)
Absorpsivitas atau koefisien absorpsi (α) merupakan karakteristik material,
dan juga fungsi panjang gelombang. Selanjutnya asumsikan medium dibuat menjadi
sangat tipis (infinitisimal), masing-masing dengan ketebalan dx. Dengan demikian,
di dalam masing-masing irisan (slice) fraksi cahaya yang hilang adalah dP, dan
persamaan (1.2) menjadi:
���� = −�� (1.3)
Untuk memperoleh kehilangan daya cahaya total di dalam medium dengan
ketebalan x, integrasikan persamaan (1.3) antara batas-batas P dan x.
� ���� = −� � � �
��′
�� (1.4)
sehingga diperoleh persamaan:
�� ��′��� = −� (1.5)
dan
�′�� = ���� (1.6)
Jika medium penyerap berupa larutan, konsentrasi larutan c (dalam gr atau mol
per liter) harus dilibatkan juga, sehingga persamaan (1.6) menjadi:
�′ = ������� (1.7)
persamaan (1.7) merupakan hukum eksponensial penyerapan, biasa juga disebut
hukum Beer-lambert. Untuk penggunaan praktis, lebih mudah menggunakan
logaritma berbasis 10 dari pada berbasis eksponensial.
Transmitansi (T) didefinisikan sebagai rasio daya radian yang ditransmisikan
melewati sample terhadap daya cahaya dating, yang diukur pada panjang gelombang
yang sama.
! = �′�� (1.8)
5
Absorbansi (A) didefinisikan sebagai logaritma berbasis 10 dari kebalikan
transmitansi.
# = �$%&� '1!( (1.9)
Absorpsivitas (α) seperti pada persamaan (1.7), muncul dalam hukum
eksponensial sebagai logaritma alami,
�� ��′��� = −� * (1.10)
sedangkan absorbansi (A) berbasis pada logaritma umum,
# = �$%&� '���′( (1.11)
untuk mengkonfersi dari salah satu menjadi yang lainnya, gunakan identitasi ln(x) =
2.3026 … log10(x) = 0.4343 … ln(x).Set persamaan yang sering digunakan adalah:
# = �$%&� '���′(
# = 0.434� *
! = 10�, = 110,
� = 2.3026 # * (1.12)
6
II. METODE
2.1 Waktu & Tempat
Hari/tanggal : Sabtu, 13 November 2010
Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
Tempat : Laboratorium Eksperimen 1 Fisika, Sains dan Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
2.2 Alat & Bahan
1. Sumber cahaya 1 buah
2. Power lightmeter 1 buah
3. Plastik berwarna 3 warna
4. micrometer 1 buah
5. neraca 1 buah
6. larutan gula (C12H22O11) 10 konsentrasi
2.3 Cara Kerja
Gambar 2.1 set up peralatan hukum Beer-Lambert (variasi konsentrasi larutan)
Dilakukan percobaan untuk mencari koefisien absorpsi larutan dengan variasi
konsentrasi larutan. Ukur tebal bagian kosong dari gelas, lalu isi gelas dengan 100 ml
air. Arahkan sinar menembus gelas berisi air, ukur daya laser yang melewati gelas
menggunakan power meter. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menambahkan
gula kedalam air dan lakukan dengan 10 variasi konsentrasi larutan.
Sumber cahaya
Gelas berisi larutan Power meter
7
Gambar 221 set up peralatan hukum Beer-Lambert (variasi ketebalan plastik)
Dilakukan percobaan untuk mencari koefisien absorpsi plastik dengan variasi ke-
tebalan, pertama-tama buat potongan plastik berwarna (bening, hijau, dan kuning), lalu
ukur ketebalan plastik menggunakan micrometer. Tempatkan satu potongan plastik pada
lintasan cahaya, lalu ukur daya cahaya yang melewati potongan plastik. Tambahkan
jumlah potongan plastik dan ukur kembali daya cahaya yang dilewatkan, lanjutkan
hingga 10 variasi ketebalan. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan plastik warna
yang lainnya.
2.4 Diagram Alir
2.4.1 Percobaan dengan variasi konsentrasi larutan
Mulai
Menyusun peralatan
Mengukur tebal bagian kosong gelas
Mengukur daya sinar hanya dengan gelas berisi air
Mengukur daya sinar
Apakah daya sinar semakin
berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi larutan?
Belum Ya
Selesai
Sumber cahaya
Power meter plastik
Menambahkan gula untuk merubah konsentrasi larutan
Lakukan percobaan dengan 10 variasi konsentrasi larutan gula
8
2.4.2 Percobaan dengan variasi ketebalan plastik
Mulai
Menyusun peralatan
Mengukur tebal plastik
Mengukur daya sinar plastik
Mengukur daya sinar
Apakah daya sinar semakin
berkurang dengan bertambahnya
ketebalan plastik?
Belum Ya
Selesai
Lakukan percobaan dengan 10 variasi ketebalan plastik
9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pada percobaan pengaruh konsentrasi terhadap penyerapan cahaya (hukum
Beer-Lambert) dengan P0 adalah 6,5 W/m2 dan tebal bagian kosung gelas (x) adalah
0,0648 m. Didapat nilai transmitansi (T) menggunakan persamaan (1.8) dan
absorbansi (A) menggunakan persamaan(1.11) dengan memvariasikan konsentrasi
larutan (C) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Data pengamatan transmitansi(T) dengan menvariasikan konsentrasi larutan (C)
Tabel 3.2 Data pengamatan absorbansi(A) dengan menvariasikan konsentrasi larutan (C)
Perhitungan absorpsivitas (�) berdasarkan grafik 3.2
# = 0,434. �. . *
.�$/� = 0,434. �.
Jadi
� = 01234�,565.� = �,578
(�,565)(�,�95:) = 16,07
No C (mol/L) P’ (W/m2) T
1 0,29 3,8 0,58
2 0,58 2,2 0,34
3 0,88 1,6 0,25
4 1,17 1,2 0,18
5 1,46 0,8 0,12
6 1,75 0,6 0,09
7 2,05 0,5 0,08
8 2,34 0,4 0,06
9 2,63 0,3 0,05
10 2,92 0,2 0,03
No C (mol/L) P’ (W/m2) A
1 0,29 3,8 0,2331
2 0,58 2,2 0,4705
3 0,88 1,6 0,6088
4 1,17 1,2 0,7337
5 1,46 0,8 0,9098
6 1,75 0,6 1,0348
7 2,05 0,5 1,1139
8 2,34 0,4 1,2109
9 2,63 0,3 1,3358
10 2,92 0,2 1,5119
Grafik 3.1 kurva hubungan antara transmitansi (T)
dengan konsentrasi larutan (C)
y = 0,452x + 0,188
R² = 0,987
0
0,5
1
1,5
2
0 1 2 3 4
A
C (M)
Grafik 3.2 kurva hubungan antara absorbansi (A)
dengan konsentrasi larutan (C)
R² = 0,777
-0,2
0
0,2
0,4
0,6
0,8
0 1 2 3 4
T
C (M)
10
Pada percobaan pengaruh konsentrasi dan ketebalan terhadap penyerapan cahaya
(hukum Beer-Lambert) dengan P0 (plastik bening) adalah 3,5 W/m2, P0 (plastik
kuning) adalah 3,6 W/m2, dan P0 (plastik hijau) adalah 3,5 W/m
2. Didapat nilai
transmitansi (T) menggunakan persamaan (1.8), nilai �� ;����<, dan nilai absorbansi
(A) menggunakan persamaan(1.11) dengan memvariasikan konsentrasi larutan (C)
adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Data pengamatan transmitansi(T) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna bening
Tabel 3.4 Data pengamatan �� ;����< dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x) untuk
plastik berwarna bening
Perhitungan absorpsivitas (�) berdasarkan grafik 3.4
�� '����( = −�.
.�$/� = −�
Jadi
� = −.�$/� = −(−726,8) = 726,8
R² = 0,9460
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
T
x (m)
y = -726,8x - 0,071
R² = 0,989-1,5
-1
-0,5
0
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
ln (
P0/P
')
x (m)
No x (m) P’ (W/m2) T
1 0,000140 3,0 0,86
2 0,000333 2,6 0,75
3 0,000523 2,3 0,66
4 0,000693 2,0 0,58
5 0,000883 1,6 0,46
6 0,001053 1,4 0,40
7 0,001243 1,3 0,37
8 0,001436 1,2 0,34
9 0,001626 1,0 0,29
10 0,001816 0,9 0,26
No x (m) P’ (W/m2) => '?@?′(
1 0,000140 3,0 -0,15415
2 0,000333 2,6 -0,29725
3 0,000523 2,3 -0,41985
4 0,000693 2,0 -0,55962
5 0,000883 1,6 -0,78276
6 0,001053 1,4 -0,91629
7 0,001243 1,3 -0,99040
8 0,001436 1,2 -1,07044
9 0,001626 1,0 -1,25276
10 0,001816 0,9 -1,35812
Grafik 3.3 kurva hubungan antara transmitansi (T)
dengan ketebalan (x) untuk plastik bening
Grafik 3.4 kurva hubungan antara ====>>>>;?@
?�< dengan ketebalan (x) untuk plastik bening
11
Tabel 3.5 Data pengamatan absorbansi(A) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna bening
Tabel 3.6 Data pengamatan transmitansi (T) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna hijau
Tabel 3.7 Data pengamatan �� ;����< dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x) untuk
plastik berwarna hijau
R² = 0,989
0
0,2
0,4
0,6
0,8
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002
A
x (m)
R² = 0,8970
0,2
0,4
0,6
0,8
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
T
x (m)
y = -8.199,12x - 0,2641
R² = 0,9847
-2,5
-2
-1,5
-1
-0,5
0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
ln (
P0/P
')
x (m)
No x (m) P’ (W/m2) A
1 0,000140 3,0 0,066947
2 0,000333 2,6 0,129095
3 0,000523 2,3 0,182340
4 0,000693 2,0 0,243038
5 0,000883 1,6 0,339948
6 0,001053 1,4 0,397940
7 0,001243 1,3 0,430125
8 0,001436 1,2 0,464887
9 0,001626 1,0 0,544068
10 0,001816 0,9 0,589826
No x (m) P’ (W/m2) T
1 0,00002 2,5 0,714286
2 0,00004 2,0 0,571429
3 0,00006 1,6 0,457143
4 0,00008 1,4 0,400000
5 0,00010 1,1 0,314286
6 0,00012 0,9 0,257143
7 0,00014 0,8 0,228571
8 0,00017 0,7 0,200000
9 0,00019 0,6 0,171429
10 0,00021 0,5 0,142857
No x (m) P’ (W/m2) => '?@?′(
1 0,00002 2,5 -0,33647
2 0,00004 2,0 -0,55962
3 0,00006 1,6 -0,78276
4 0,00008 1,4 -0,91629
5 0,00010 1,1 -1,15745
6 0,00012 0,9 -1,35812
7 0,00014 0,8 -1,47591
8 0,00017 0,7 -1,60944
9 0,00019 0,6 -1,76359
10 0,00021 0,5 -1,94591
Grafik 3.5 kurva hubungan antara absorbansi (A)
dengan ketebalan (x) untuk plastik bening
Grafik 3.6 kurva hubungan antara transmitansi (T)
dengan ketebalan (x) untuk plastik hijau
Grafik 3.7 kurva hubungan antara ====>>>>;?@
?�< dengan ketebalan (x) untuk plastik hijau
12
Perhitungan absorpsivitas (�) berdasarkan grafik 3.7
�� '����( = −�.
.�$/� = −�
Jadi
� = −.�$/� = −(−8199,8) = 8199,8
Tabel 3.8 Data pengamatan absorbansi(A) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna hijau
Tabel 3.9 Data pengamatan transmitansi (T) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna kuning
R² = 0,984
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
Ax 9m0
R² = 0,8640
0,2
0,4
0,6
0,8
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
T
x (m)
No x (m) P’ (W/m2) A
1 0,00002 2,5 0,146128
2 0,00004 2,0 0,243038
3 0,00006 1,6 0,339948
4 0,00008 1,4 0,397940
5 0,00010 1,1 0,502675
6 0,00012 0,9 0,589826
7 0,00014 0,8 0,640978
8 0,00017 0,7 0,698970
9 0,00019 0,6 0,765917
10 0,00021 0,5 0,845098
No x (m) P’ (W/m2) T
1 0,00001 2,7 0,750000
2 0,00002 2,3 0,638889
3 0,00003 2,0 0,555556
4 0,00005 1,8 0,500000
5 0,00006 1,6 0,444444
6 0,00009 1,4 0,388889
7 0,00011 1,2 0,333333
8 0,00014 1,1 0,305556
9 0,00018 1,0 0,277778
10 0,00021 0,8 0,222222
Grafik 3.8 kurva hubungan antara absorbansi (A)
dengan ketebalan (x) untuk plastik hijau
Grafik 3.9 kurva hubungan antara transmitansi (T)
dengan ketebalan (x) untuk plastik kuning
13
Tabel 3.10 Data pengamatan �� ;����< dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x) untuk
plastik berwarna kuning.
Perhitungan absorpsivitas (�) berdasarkan grafik 3.10
�� '����( = −�.
.�$/� = −�
Jadi
� = −.�$/� = −(−5498,35) = 5498,35
Tabel 3.11 Data pengamatan absorbansi(A) dengan menvariasikan ketebalan penyerap (x)
untuk plastik berwarna kuning
3.2 Pembahasan
Pada percobaan pengaruh konsentrasi dan ketebalan terhadap penyerapan
cahaya (hukum Beer-Lambert) , pada percobaan dengan variasi konsentrasi larutan di
dapat kelinieran antara absorbensi (A) dan konsentrasi larutan (C) sebesar 98,7%, ini
sesuai dengan hukum Beer-Lambert yang menyatakan bahwa absorbansi cahaya
y = -5498,35x - 0,389
R² = 0,952
-2
-1,5
-1
-0,5
0
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
ln (
P0/P
')
x (m)
R² = 0,952
0
0,2
0,4
0,6
0,8
0 0,00005 0,0001 0,00015 0,0002 0,00025
A
x (m)
No x (m) P’ (W/m2) => '?@?′(
1 0,00001 2,7 -0,28768
2 0,00002 2,3 -0,44802
3 0,00003 2,0 -0,58779
4 0,00005 1,8 -0,69315
5 0,00006 1,6 -0,81093
6 0,00009 1,4 -0,94446
7 0,00011 1,2 -1,09861
8 0,00014 1,1 -1,18562
9 0,00018 1,0 -1,28093
10 0,00021 0,8 -1,50408
No x (m) P’ (W/m2) A
1 0,00001 2,7 0,124939
2 0,00002 2,3 0,194575
3 0,00003 2,0 0,255273
4 0,00005 1,8 0,301030
5 0,00006 1,6 0,352183
6 0,00009 1,4 0,410174
7 0,00011 1,2 0,477121
8 0,00014 1,1 0,514910
9 0,00018 1,0 0,556303
10 0,00021 0,8 0,653213
Grafik 3.10 kurva hubungan antara ====>>>>;?@
?�< dengan ketebalan (x) untuk plastik kuning
Grafik 3.11 kurva hubungan antara absorbansi (A)
dengan ketebalan (x) untuk plastik kuning
14
berbanding lurus dengan dengan konsentrasi bahan/ medium, pada percobaan ini di
dapat nilai absorpsivitas (�) 16,07 L/mol.m. parbandingan nilai % transmitansi dan
absorbansi (A) pada larutan gula adalah sebagai berikut:
Transmitansi, T(%) Absorbansi, A
58 0,2331
34 0,4705
25 0,6088
18 0,7337
12 0,9098
9 1,0348
8 1,1139
6 1,2109
5 1,3358
3 1,5119
Pada percobaan pengaruh konsentrasi dan ketebalan terhadap penyerapan
cahaya (hukum Beer-Lambert) , pada percobaan dengan variasi ketebalan penyerap
dengan berbagai warna di dapat kelinieran antara absorbensi (A) dan konsentrasi
larutan (C) untuk plastik bening sebesar 98,9%, plastik hijau sebesar 98,4%, plastik
kuning sebesar 95,2%, hal ini sesuai dengan hukum Beer-Lambert yang menyatakan
bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan ketebalan bahan/ medium,
pada percobaan ini di dapat nilai absorpsivitas (�) untuk plastik bening 726,8,
plastik hijau 8199,8, plastik kuning 5498,35 . Perbandingan nilai % transmitansi dan
absorbansi (A) pada tiap bahan plastik berwarna adalah sebagai berikut:
Plastik bening Plastik hijau Plastik kuning Transmitansi,
T(%)
Absorbansi,
A
Transmitansi,
T(%)
Absorbansi,
A
Transmitansi,
T(%)
Absorbansi,
A
86 0,066947 71 0,146128 75 0,124939
75 0,129095 57 0,243038 63 0,194575
66 0,182340 45 0,339948 55 0,255273
58 0,243038 40 0,397940 50 0,301030
46 0,339948 31 0,502675 44 0,352183
40 0,397940 25 0,589826 38 0,410174
37 0,430125 23 0,640978 33 0,477121
34 0,464887 20 0,698970 30 0,514910
29 0,544068 17 0,765917 27 0,556303
Berdasarkan hasil yang didapat pada percobaan pengaruh konsentrasi dan
ketebalan terhadap penyerapan cahaya (hukum Beer-Lambert), masih terdapat persen
kesalahan. Hal ini menunjukan terdapat beberapa factor kesalahan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
15
1. Pada saat pembuatan karutan terdapat pengotor pada larutan, ini dapat
mempengaruhi karena pelarut sedikit terkontaminasi sehingga tidak memiliki
sifat yang sebenarnya, selain itu gula tidak terlarut seluruhnya sehingga
konsentrasi larutan bisa saja tidak sesuai dengan yang diperhitungkan.
2. Pada saat penuangan gula kedalam larutan, terdapat sisa-sisa gula pada alat
timbang, ini dapat mempengaruhi ketidak sesuain konsentrasi larutan dengan
yang telah diperhitungkan.
3. Pada penempatan plastik terkadang ada rongga diantara plastik satu dengan yang
lainnya, ini akan mempengaruhi ketebalan medium.
4. Kekurang tepatan praktikan pada saat pengukuran dan kurang telitinya praktikan
pada saat melakukan perhitungan dan pembulatan angka penting.
16
IV. KESIMPULAN
Hukum Lambert menyatakan proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh
suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang.
Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan
konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. pada percobaan dengan variasi konsentrasi
larutan di dapat kelinieran antara absorbensi (A) dan konsentrasi larutan (C) sebesar
98,7% dan nilai absorpsivitas (�) 16,07 L/mol.m, sedangkan pada percobaan dengan
variasi ketebalan penyerap dengan berbagai warna di dapat kelinieran antara
absorbensi (A) dan konsentrasi larutan (C) untuk plastik bening sebesar 98,9%,
plastik hijau sebesar 98,4%, plastik kuning sebesar 95,2% dan dapat nilai
absorpsivitas (�) untuk plastik bening 726,8, plstik hijau 8199,8, plastik kuning
5498,35.
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sanjaya, Mada. 2010. Modul Eksperimen Fisika II. Bandung: Universitas Islam
Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
[2] P, Tipler. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Bandung: Erlangga.
18
Lampiran 1
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan tentang hukum Beer-Lambert! Berikan contoh aplikasinya!
Hukum Beer- Lambert
a. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap
oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang
datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahan/medium
tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau
diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut. Dalam hal demikian, intensitas
cahaya yang keluar setelah melewati bahan/medium tersebut dapat dituliskan
dalam bentuk sederhana sbb.:
I = T x I0,
dimana I adalah intensitas berkas cahaya keluar, I0 adalah intensitas berkas
cahaya masuk/datang, dan T adalah transmitansi. Jika transmisi dinyatakan
dalam prosentase, maka
%T = (I/I0) x 100 (dalam satuan %)
b. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan
dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. Yakni
A = ε c l
dimana ε adalah molar absorbsitivitas untuk panjang gelombang tertentu, atau
disebut juga sebagai koefisien ekstinsif (dalam l mol-1
cm-1
)), c adalah
konsentrasi molar (mol l-1
), l adalah panjang/ketebalan dari bahan/medium yang
dilintasi oleh cahaya (cm).
Aplikasi dari hukum beer-lambert adalah pada penerapan hukum ini pada alat
spektrofotometer . Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hukum Lambert Beer,
bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya
tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain: radiasi yang digunakan harus
monokromatik, energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi
kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogen, tidak terjadi fluoresensi
atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi
larutan tidak pekat (harus encer). Spektrofotometer terdiri dari beberapa jenis
berdasar sumber cahaya yang digunakan, yaitu: spektrofotometer Vis (Visible),
19
spektrofotometer UV (Ultra Violet), spektrofotometer UV-Vis, dan Spektrofotometri
IR (Infa Red).
2. Apa yang dimaksud dengan absorpsi, transmitansi, absorbansi?
• Absorbsi terjadi pada saat foton bertumbukan langsung dengan atom-atom
pada material dan kehilangan energi pada elektron atom. Foton mengalami
perlambatan bahkanberhenti saat masuk pada material. Energi foton yang
diserap oleh atom /molekul dandigunakan oleh elektron didalam
atom/molekul tersebut untuk bertransisi ke tingkat energielektronik yang
lebih tinggi. Absorbsi menyatakan besarnya cahaya yang diserap oleh
lapisantipis dari total cahaya yang disinarkan. Absorbsi hanya terjadi jika
selisih kedua tingkat energielektronik tersebut ( ∆E = E - E ) bersesuaian
dengan energi cahaya (foton) yang datang.yaitu ∆E = E.
• Absorbansi merupakan banyaknya cahaya atau energi yang diserap oleh
partikel-partikel dalam larutan/ medium.
• Transmitansi marupakan bagian dari cahaya yang diteruskan melalui larutan/
medium.
3. Dengan sumber cahaya merah (Laser He-Ne), dapatkah dilakukan percobaan
untuk semua warna larutan atau plastik?
Pada percobaan penyerapan cahaya (hukum beer-Lambert) adalah percobaan
sederhana dari spektrofotometer UV-VIS. Spektrofotometer UV-Vis bekerja
berdasarkan pada prinsip penyerapan gelombang cahaya (radiasi) yang dilewatkan
pada suatu larutan/medium. Spektrofotometer yang digunakan adalah visible atau
menggunakan cahaya tampak, yang panjang gelombang terukurnya berkisar antara
340 nm – 1000 nm. Panjang gelombang maksimum dicari untuk mengetahui
seberapa besar energi cahaya tertinggi yang diserap oleh suatu larutan. Penggunaan
laser He-Ne percobaan dapat dilakukan untuk semua warna karena laser merupakan
cahaya nampak yang memiliki panjang gelombang 633 nm, jadi tidak ada masalah.