47079988-TERAPI-OKSIGEN

8
TERAPI OKSIGEN Oleh : WR. Hidayat, S.Kep, Ners. Senin, 18 Okt 2010 11:41:57 ..sering Pendahuluan Sering kali pada saat pasien mengeluh sesak napas, maka secara otomatis yang terpikir adalah pemberian oksigen. Tanpa memandang ”sebetulnya” perlu atau tidaknya tindakan tersebut dilakukan. Jikapun perlu metoda apa yang diperlukan dan berapa banyak kadar yang harus diberikan. Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernapas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Pemberian oksigen pada pasien perlu mendapat perhatian khusus karena pada pemberian yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan seperti depresi pernapasan atau keracunan O2. Cara yang tepat pemberian oksigen adalah didasarkan pada hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) melalui penghitungan dengan menggunakan rumus. Melalui penghitungan ini dapat ditentukan banyaknya/konsentrasi oksigen yang diberikan serta dapat memilih alat yang dipakai dalam pemberian oksigen. Artikel ini akan membahas mengenai terapi oksigen secara praktis. Definisi Terapi oksigen merupakan memberikan aliran gas (O2) lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat. Tujuan Terapi oksigen bertujuan untuk : 1. Memberikan oksigen jaringan yang adekuat 2. Menurunkan kerja napas 3. Menurunkan kerja jantung Indikasi Terapi oksigen diberikan kepada pasien : 1. Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia seperti dispnu, takipnu, disorientasi, gelisah, apatis atau penurunan kesadaran, takikardi/bradikardi dengan tekanan darah turun. 2. Keadaan lain seperti gagal napas akut, shok, keracunan CO2. Bahaya pemberian oksigen 1. Kebakaran oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran. Untuk itu diperlukan penempatan O2 agar terhindar dari sumber api/listrik. 2. Depresi ventilasi Pemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada pasien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.

description

syv

Transcript of 47079988-TERAPI-OKSIGEN

Page 1: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

TERAPI OKSIGENOleh : WR. Hidayat, S.Kep, Ners. Senin, 18 Okt 2010 11:41:57 

..sering

PendahuluanSering kali pada saat pasien mengeluh sesak napas, maka secara otomatis yang terpikir adalah pemberian oksigen. Tanpa memandang ”sebetulnya” perlu atau tidaknya tindakan tersebut dilakukan. Jikapun perlu metoda apa yang diperlukan dan berapa banyak kadar yang harus diberikan. 

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernapas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. 

Pemberian oksigen pada pasien perlu mendapat perhatian khusus karena pada pemberian yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan seperti depresi pernapasan atau keracunan O2. 

Cara yang tepat pemberian oksigen adalah didasarkan pada hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) melalui penghitungan dengan menggunakan rumus. Melalui penghitungan ini dapat ditentukan banyaknya/konsentrasi oksigen yang diberikan serta dapat memilih alat yang dipakai dalam pemberian oksigen. Artikel ini akan membahas mengenai terapi oksigen secara praktis. 

DefinisiTerapi oksigen merupakan memberikan aliran gas (O2) lebih dari 20 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen dalam darah meningkat. 

Tujuan Terapi oksigen bertujuan untuk :

1. Memberikan oksigen jaringan yang adekuat2. Menurunkan kerja napas

3. Menurunkan kerja jantung

IndikasiTerapi oksigen diberikan kepada pasien :

1. Pada penurunan PaO2 dengan gejala dan tanda hipoksia seperti dispnu, takipnu, disorientasi, gelisah, apatis atau penurunan kesadaran, takikardi/bradikardi dengan tekanan darah turun.

2. Keadaan lain seperti gagal napas akut, shok, keracunan CO2.

Bahaya pemberian oksigen

1. Kebakaranoksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran. Untuk itu diperlukan penempatan O2 agar terhindar dari sumber api/listrik.

2. Depresi ventilasiPemberian O2 yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada pasien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi.

3. Keracunan O2Dapat terjadi bila terapi O2 yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti ateklektasis dan kerusakan surfaktan yang berakibat proses difusi di paru akan terganggu.

Metode pemberian oksigen

1. Sistem aliran rendahTehnik system aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Tehnik ini menghasilkan FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernapasan dengan patokan volume tidal pasien. Pemberian sistem aliran rendah ini ditujukan untuk pasien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernapas dengan pola pernapasan normal. Misalnya pasien dengan tidal volume 500 ml dengan kecepatan pernapasan 16-20 kali permenit.

Page 2: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

a. Low flow low concentration yaitu pemberian oksigen dengan aliran dan konsentrasi yang rendah. Alat yang digunakan adalah kateter nasal dan kanul nasal.

Kateter nasalMemberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24-44 %. Kateter dimasukan dari hidung sampai pharing. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur jarak dari telinga ke hidung ditarik lurus melaui pipi.Keuntungan :Pemberian oksigen stabil, pasien bebas bergerak, berbicara, makan dan minum.Harga alat relatif murah selain itu dapat dipakai sebagai alat penghisapKerugian :Tidak dapat memberikan oksigen lebih dari 3 liter/menit, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasopahring, kateter mudah tersumbat oleh sekret atau tertekuk, tehnik pemasukan kateter agak sulit dan Pada aliran tinggi terdengar suara dari aliran oksigen pada nasopharing.

Kanul nasalMemberikan oksigen dengan konsentrasi 24-44 % dengan aliran 1-6 liter/menit. Cara pemasangan sangat sederhana cukup dengan memasang nasal prongs pada kedua lubang hidung.Keuntungan :Pemberian oksigen stabil dengan tidal volume dan laju napas teratur, efektif diberikan dalam jangka waktu yang lama, pasien dapat bergerak bebas, makan, minum dan berbicara, efisien dan nyaman untuk pasien serta mudah dalam pemasangan.KerugianDapat menyebabkan iritasi pada hidung dan bagian belakang telinga tempat tali binasal, konsentrasi oksigen akan berkurang jika pasien bernafas dengan mulut dan tidak dapat memberikan O2 dengan konsentrasi lebih dari 44%.

b. Low flow high concentration yaitu pembertian oksigen aliran rendah dengan konsentrasi tinggi. Pemberian system ini menggunakan :

Simple mask (sungkup muka sederhana)Merupakan sistem aliran rendah dengan hidung, nasopharing dan oropharing sebagai penyimpan anatomik. Aliran yang diberikan 5-8 liter/menit dengan konsentrasi 40-60%

Rebreating mask (sungkup muka dengan kantong rebreathing)Aliran yang diberikan 8-12 liter/menit dengan konsentrasi 60-80 %. Prinsip kerjanya udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi. 1/3 bagian volume ekhalasi masuk ke kantong sedangkan 2/3 nya melewati lubang-lubang pada bagian samping. Digunakan untuk pasien dengan kadar PO2 dan PCO2 yang rendah sehingga diharapkan dapat meningkatkan kadar keduanya.

Non rebreathing mask (sungkup muka dengan kantong non rebreathing) Aliran yang diberikan 8-12 liter/menit dengan konsentrasi oksigen 80-100 %. Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi dan tidak dipengaruhi oleh udara luar. Digunakan pada pasien dengan PO2 yang rendah namun PCO2 normal atau sedikit meningkat. Penggunaan alat ini diharapkan dapat meningkatkan kadar PO2 tanpa PCO2KeuntunganSecara umum penggunaan sungkup merupakan cara paling efektif.KerugianMengikat (sungkup harus terus melekat pada pipi atau wajah pasien untuk mencegah kebocoran), lembab sehingga pasien tidak nyaman, pasien tidak dapat makan, minum atau berbicara dan dapat terjadi aspirasi jika pasien muntah terutama pada pasien yang tidak sadar atau anak-anak.

2. Sistem aliran tinggiSuatu tehnik pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernapasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur.

Page 3: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

a. High flow low concentration yaitu pemberian oksigen aliran tinggi dengan konsentrasi yang rendah. Alat yang digunakan adalah sungkup venturi.

Sungkup venturi Memberikan aliran yang bervariasi dengan konsentrasi oksigen 24-50 %. Alat ini dipakai untuk pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur. Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai O2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat dihisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyakKeuntungan Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola napas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol, tidak terjadi penumpukan O2Kerugian Sama dengan penggunaan sungkup pada umumnya

b. High flow high concentration yaitu pemberian oksigen dengan aliran dan konsentrasi yang tinggi. Alat yang digunakan head box dan sungkup CPAP.

Cara penghitungan pemberian oksigenPemberian oksigen yang tepat harus didasarkan pada nilai AGD dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

 

Ilustrasi :

Page 4: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

Seorang pasien Pneumonia yang sedang dirawat di paviliun Kenanga terpasang oksigen 10 liter/menit (60 %) dengan menggunakan rebreathing mask sejak 8 jam yang lalu. Seorang dokter ingin mengoreksi pemberian oksigen selanjutnya. Hasil pemeriksaan AGD terbaru didapatkan :PH : 7.28PO2 : 125PCO2 : 60HCO3 : 25BE : 2,5

PenyelesaianPAO2 = (760-47) X 0,6 – 60= 367,8AaDO2 = 367.8 – 120= 247.8FiO2 =  (247.8 + 100) X 100 %                    760= 45.76 % ( 6 liter / menit )jadi kebutuhan oksigen untuk pasien tersebut sebanyak 6 liter / menit dan dapat menggunakan sungkup muka non-rebreathing. (setiap 1 liter mengandung 4 % oksigen)

QuisSeorang pasien Flu Burung (H5N1 +) sedang dirawat di ruang ICU. Saat ini terpasang ventilator dengan fraksi O2 100 % sejak 1 jam yang lalu. Seorang Intensivis ingin melakukan koreksi kebutuhan oksigen. Berapa kebutuhan oksigen untuk pasien tersebut? jika nilai AGD terbarunya adalah sebagai berikut :PH = 7.30PO2 = 140PCO2 = 74HCO3 = 23BE = 2.0Perhatikan gambaran kasus diatas. Hitunglah kebutuhan oksigen untuk pasien tersebut dengan menggunakan rumus diatas. Hadiah menarik telah menanti anda bagi 1 orang pengirim pertama dengan jawaban yang tepat.

Selamat mencoba! 

Daftar Pustaka Craven, RF. And Hirnle, Constance J. (2000), Fundamental of Nursing, 3rd

edition, New York : Lippincott. Silbernagl, Stefan dan Lang, Florian. (2007), Teks dan Atlas Berwarna

Patofisiologi, edisi 1, Jakarta : EGC.

Keracunan oksigenPajanan oksigen bertekanan tinggi pada jaringan paru bisa menyebabkan perubahan jaringan menjadi patologis. Derajad cedera berhubungan denga lamanya pajanan dan tekanan oksigen yang dihirup,

Page 5: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

bukan PaO2. Secara umum, FiO2 > 0,5 menyebabkan keracunan. Tanda pertama keracunan oksigen adalah akibat efek iritasi oksigen dan refleks trakeobronkitis akut. Setelah beberapa jam bernapas dengan oksigen 100%, fungsi mukosiliar akan tertekan dan terjadi gangguan pembersihan mukus. Dalam 6 jam pemberian oksigen 100%, bisa terjadi batuk nonproduktif, nyeri substernal, dan hidung tersumbat. Bisa juga terjadi malaise, mual, anoreksia, dan nyeri kepala. Keluhan tersebut akan hilang setelah terapi oksigen dihentikan.

Pajanan oksigen bertekanan tinggi dalam waktu lebih lama akan menyebabkan perubahan paru yangmenyerupai ARDS. Gangguan lapisan endotel pada mikrosirkulasi paru menyebabkan kebocoran cairan berisi protein. Eksudat yang terjadi berupa edema, perdarahan, dan sel darah putih dalam paru. Kerusakan pada paru tersebut bisa menyebabkan kematian sel.

Fungsi makrofag alveolar juga mengalami tekanan, menjadikan pasien lebih rentan terhadap infeksi. Cedera jaringan paru akibat hipoksemia merupakan penyebab produksi radikal bebas oksigen yang menekan pertahanan antioksidan tubuh. Penghentian pajanan oksigen dosis toksis akan memberi kesempatan sel memulai perbaikan, perbaikan bisa juga berakibat terbentuknya fibrosis paru dalam berbagai derajad kelainan.

Menghindari penggunaan oksigen berkonsentrasi tinggi jangka panjang merupakan kunci untuk menghindari cedera paru akibat oksigen tekanan tinggi. Nilai FiO2 paling rendah yang mampu menyediakan cukup oksigen bagi tubuh merupakan pedoman terbaik titrasi terapi oksigen.

Tanda dan gejala penderita kekurangan oksigen:SesakNapas cuping hidungDenyut jantung meningkatAdanya gerak otot napas tambahan, retraksi interkostal, suprasternalBerkeringat dinginGelisah, bingung, kesadaran menurunJika sudah berat kuku tampak biru

Page 6: 47079988-TERAPI-OKSIGEN

Keracunan oksigen akan terjadi jika kadar 100 % diberikan terus-menerus selam 48 jam. Oksigen berlebih: gunakan sesuai aturan dan kebutuhan

Efek Keracunan Oksigen pada Sistem Syaraf Pusat Efeknya dapat muncul dalam beberapa menit setelah menghirup terlalu banyak oksigen. Gejalanya hampir sama denga gejala pada orang yang epilepsi

Efek Keracunan Oksigen pada Paru-Paru

Saat paru-paru terekspos dengan oksigen yang berlebih dan dalam waktu lama (terus-menerus), terjadi kerusakan secara bertahap. Pertama, terjadi timbunan infiltrat / cairan pada jaringan paru (edema). Lalu terjadi kerusakan pada alveoli dan pembuluh kapiler paru tadi, menyebabkan pendarahan (hemoragi). Setelah itu, tubuh berusaha menyembuhkan dirinya, sehingga daerah yang rusak di paru-paru tadi menjadi lebih tebal dan keras daripada sebelumnya (seperti jika kita luka di kulit, bekas lukanya tentu tidak sebagus kulit sehat sebelumnya, apalagi yang bakat keloid.). Kapasitas paru berkurang karena dinding pembatas antara alveoli dan pembuluh darah kapiler paru tadi menebal. Hal menyebabkan atelektasis, yaitu keadaan anatomis dimana volume ruang udara pada paru berkurang

fek Keracunan Oksigen pada Mata

Pada orang dewasa, dapat menjadi rabun jauh (myopia) yang dapat membaik seiring berjalannya waktu. Tetapi pada bayi yang lahir prematur, dapat terjadi kerusakan mata yang sampai kepada kebutaan.

http://www.klikparu.com/2014/05/komplikasi-terapi-oksigen.html

Page 7: 47079988-TERAPI-OKSIGEN