46 - SANGKAREANG

6
46|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929 Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ OPTIMALISASI SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) KLASIKAL SMP PADA SEKOLAH BINAAN KOTA MATARAM Oleh : Dwi Astuti Pengawas Sekolah Disdik Kota Mataram Abstrak : Salah satu tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik Supervisi Akademik yang dimaksud adalah merupakan salah satu cara yang dilakukan pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas pembinaan kepada guru. Adapun yang melatarbelakangi penelitian tindakan sekolah ini adalah masih ada guru BK yang belum optimal dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalam bentuk klasikal melalui proses pembelajaran. Dengan mengoptimalkan pelaksanaan Supervisi Akademik diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru-guru BK SMP yang menjadi binaan peneliti dan sekaligus merupakan subyek penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan dengan observasi, evaluasi, dan dokumentasi. Sedangkan Teknik analisa data adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dengan pelaksanaan supervisi akademik kemampuan guru-guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis rerata skor pencapaian hasil pengamatan kelas pada siklus I untuk persentase ketercapaian 71.54% dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II menjadi 93% dengan kategori Baik Sekali; ada peningkatan 21.46%. Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kinerja PENDAHULUAN Supervisi sering disama-artikan dengan istilah-istilah, seperti inspeksi, pengawasan, maupun pemeriksaan. Padahal masing- masing istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, sehingga dalam konteks penggunaannya agar tidak memiliki penyimpangan perlu dipahami maknanya. Sahertian (2000: 19) menegaskan bahwa, "Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual maupun kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran." Sedangkan Mulyasa (2003: 156) menjelaskan bahwa "Pada hakikatnya supervisi mengandung beberapa bagian pokok, yaitu pembinaan yang kontinu, pengembangan kemampuan profesional personil, perbaikan situasi belajar mengajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik." Pendapat dari beberapa ahli tersebut memberikan pengertian bahwa supervisi merupakan bantuan dalam rangka perbaikan dan pengembangan situasi belajar mengajar agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Dalam hal ini supervisi pembelajaran lebih ditekankan sebagai usaha memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki pengajaran. Supervisi merupakan salah satu komponen yang merniliki peran penting dalam proses pendidikan. Dalam implementasinya supervisi mempunyai tujuan utama yakni memberikan layanan dan bantuan kepada guru dalam rangka mengembangkan situasi belajar mengajar- Sergiovanni (dalam Pidarta, 1999: 2) mengemukakan pengertian kinerja sebagai suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang bertanggungjawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada para personalia yang lain, untuk menolong mereka menyelesaikan tujuan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa fungsi kinerja memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan profesional guru khususnya melalui kinerja pengajaran. Salah satu model kinerja pengajaran yang sering dipergunakan oleh pengawas sekolah dalam membimbing, membina, dan membantu para guru menyelesaikan masalah PBM adalah kinerja yang dipandang efektif dalam meningkatkan kinerja guru. Hal ini disarankan oleh Matentu, Kambey, dan Ponamon (1999) bahwa pelaksanaan kinerja di sekolah hares secara, terus menerus dan dipandang sebagai salah satu pendekatan yang sesuai dalam rangka peningkatan kemampuan profesional guru. Pada dasarnya kinerja adalah perilaku dan kemampuan yang ditunjukkan oleh seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Guru sebagai salah satu komponen yang

Transcript of 46 - SANGKAREANG

Page 1: 46 - SANGKAREANG

46|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

OPTIMALISASI SUPERVISI AKADEMIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJAGURU BIMBINGAN DAN KONSELING (BK) KLASIKAL SMP PADA SEKOLAH BINAAN

KOTA MATARAM

Oleh :Dwi Astuti

Pengawas Sekolah Disdik Kota Mataram

Abstrak : Salah satu tugas pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik SupervisiAkademik yang dimaksud adalah merupakan salah satu cara yang dilakukan pengawas sekolah dalammelaksanakan tugas pembinaan kepada guru. Adapun yang melatarbelakangi penelitian tindakan sekolahini adalah masih ada guru BK yang belum optimal dalam melaksanakan bimbingan dan konseling dalambentuk klasikal melalui proses pembelajaran. Dengan mengoptimalkan pelaksanaan Supervisi Akademikdiharapkan dapat meningkatkan kinerja guru-guru BK SMP yang menjadi binaan peneliti dan sekaligusmerupakan subyek penelitian. Teknik pengambilan data yang digunakan dengan observasi, evaluasi, dandokumentasi. Sedangkan Teknik analisa data adalah deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Dengan pelaksanaan supervisi akademik kemampuan guru-gurudalam melaksanakan pembelajaran meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis rerata skorpencapaian hasil pengamatan kelas pada siklus I untuk persentase ketercapaian 71.54% dengan kategoricukup, sedangkan pada siklus II menjadi 93% dengan kategori Baik Sekali; ada peningkatan 21.46%.

Kata Kunci: Supervisi Akademik, Kinerja

PENDAHULUAN

Supervisi sering disama-artikan denganistilah-istilah, seperti inspeksi, pengawasan,maupun pemeriksaan. Padahal masing-masing istilah tersebut memiliki makna yangberbeda, sehingga dalam konteks penggunaannyaagar tidak memiliki penyimpangan perlu dipahamimaknanya.

Sahertian (2000: 19) menegaskan bahwa,"Supervisi tidak lain dari usaha memberi layanankepada guru-guru baik secara individual maupunkelompok dalam usaha memperbaikipengajaran." Sedangkan Mulyasa (2003:156) menjelaskan bahwa "Pada hakikatnyasupervisi mengandung beberapa bagian pokok,yaitu pembinaan yang kontinu, pengembangankemampuan profesional personil, perbaikansituasi belajar mengajar, dengan sasaranakhir pencapaian tujuan pendidikan danpertumbuhan pribadi peserta didik."

Pendapat dari beberapa ahli tersebutmemberikan pengertian bahwa supervisimerupakan bantuan dalam rangka perbaikan danpengembangan situasi belajar mengajar agar prosespembelajaran berlangsung efektif dan efisien.Dalam hal ini supervisi pembelajaran lebihditekankan sebagai usaha memberikan bantuankepada guru dalam memperbaiki pengajaran.

Supervisi merupakan salah satu komponenyang merniliki peran penting dalam prosespendidikan. Dalam implementasinya supervisi

mempunyai tujuan utama yakni memberikanlayanan dan bantuan kepada guru dalam rangkamengembangkan situasi belajar mengajar-

Sergiovanni (dalam Pidarta, 1999: 2)mengemukakan pengertian kinerja sebagaisua tu proses yang d igunakan o lehpersonal ia sekolah yang bertanggungjawabterhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yangbergantung secara langsung kepada parapersonalia yang lain, untuk menolong merekamenyelesaikan tujuan sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakanbahwa fungsi kinerja memiliki hubungan yangsignifikan dengan peningkatan profesionalguru khususnya melalui kinerja pengajaran. Salahsatu model kinerja pengajaran yang seringdipergunakan oleh pengawas sekolah dalammembimbing, membina, dan membantu para gurumenyelesaikan masalah PBM adalah kinerjayang dipandang efektif dalam meningkatkankinerja guru. Hal ini disarankan oleh Matentu,Kambey, dan Ponamon (1999) bahwa pelaksanaankinerja di sekolah hares secara, terus menerus dandipandang sebagai salah satu pendekatanyang sesuai dalam rangka peningkatankemampuan profesional guru.

Pada dasarnya kinerja adalah perilaku dankemampuan yang ditunjukkan oleh seseorangterhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja.Guru sebagai salah satu komponen yang

Page 2: 46 - SANGKAREANG

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|47

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

determinan (menentukan) bagi keberhasilanpendidikan di sekolah dituntut untuk mempunyaikemampuan, ketrampilan, sikap, dan perilakudalam melaksanakan tugasnya. Agar guru memilikikinerja yang maksimal, maka guru harusmemahami dan mampu melaksanakan beberapakriteria kinerja guru yang meliputi (Mulyasa,2002): (1) Menguasai dan memahami bahan yangdiajarkan, (2) Menyukai apa yang diajarkan danmenyukai mengajar sebagai profesi, (3) Memahamipeserta didik, (4) Mampu menggunakan metodeyang bervariasi dalam mengajar, (5) Mampumengeliminasi bahan pelajaran yang kurangberarti, (6) Selalu mengikuti perkembanganpengetahuan yang mutakhir, (7) Menyiapkanproses pembelajaran, (8) Mendorong siswa.

Kriteria kinerja yang peneliti maksud adalahkemampuan dalam melaksanakan bimbingansecara klasikal antara lain bagaimana gurumerencanakan, melaksanakan, melakukan evaluasisesuai dengan Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 111 Tahun 2014 tentangPelaksanaan Bimbingan dan Konseling padaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Layanan Bimbingan dan Konseling di dalam kelas(bimbingan klasikal) merupakan layanan yangdilaksanakan dalam seting kelas diberikan kepadasemua peserta didik dalam bentuk tatap mukaterjadwal dan rutin setiap kelas/perminggu.Volume kegiatan tatap muka adalah 2 (dua) jamper kelas (rombongan belajar) perminggu. Didalam pelaksanaan proses Bimbingan dankonseling pengawas sekolah sebenarnya sudahmelakukan monitoring atau pembinaan –pembinaan menjadi binaannya, mengadakanpertemuan – pertemuan resmi, menyelenggarakanworkshop kepada guru – guru. Tampaknyapembinaan – pembinaan seperti itu belum mampumerubah perilaku guru untuk meningkatkankinerjanya dengan optimal. Masih banyak guruyang mengajar tanpa persiapan. Silabus, satuanlayanan (satlan), dan Rencana PelaksanaanLayanan Bimbingan dan Konseling (RPLBK)belum dikembangkan sendiri oleh guru tetapikebanyakan masih copy paste, sehingga seringterjadi antara RPL dengan pelaksanaan bimbingantidak sesuai. Disamping masalah-masalah di atasberdasarkan hasil supervisi pelaksanaan layanankhususnya klasikal sebelumnya menunjukkan datasebagai berikut; dari 35 orang guru sebanyak 25orang (71.43%) yang telah memperoleh nilai ≥ 80pada pelaksanaan PBM sedangkan yangmemperoleh nilai di bawah 80 sebanyak 10 orang(28.57%). Jadi masih ada 10 orang guru yang harusdibina secara khusus dalam hal melaksanakanbimbingan dan konseling secara klasikal.

Terkait dengan realitas saat ini muncul

masalah dalam pendidikan, salah satunya adalahbelum optimalnya kualitas guru yang identikdengan kinerja guru, kinerja guru adalah usahatertinggi yang dilakukan oleh guru, dalammelakukan tugas – tugasnya sebagai guru. Kinerjaguru yang baik menurut Sahertian (1994) adalah:(1) guru dapat melayani pembelajaran secaraindividual, maupun kelompok, (2) mampu memilihdan menggunakan media pembelajaran yangmemudahakan siswa belajar, (3) mampumerencanakan dan menyusun persiapanpembelajaran, (4) mengikutsertakan peserta didikdalam berbagai pengalaman belajar, (5) gurumenempatkan diri sebagai pemimpin yang aktifbagi peserta didik.

Melihat permasalahan tersebut di atas, makapeneliti berusaha mencari solusi dengan caramengoptimalkan Supervisi Akademik sebagaiupaya dalam Meningkatkan Kinerja Guru BKSMP yang merupakan sekolah binaan penelitipada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020.”

Dari latar belakang di atas, masalah yangdapat dirumuskan adalah: Apakah denganmengoptimalkan supervisi akademik dapatmeningkatkan kinerja guru-guru BK SMP binaanpeneliti?

Masalah di atas dipecahkan denganmengoptimalkan supervisi akademik Adapunupaya yang dilakukan untuk memecahkanpermasalahan di atas adalah denganmengoptimalkan tindakan supervisi akademikdalam meningkatkan kinerja guru-guru BK SMPyang merupakan binaan peneliti melalui langkah-langkah sebagai berikut: (1) pengawas melakukanpembinaan khusus mengenai administrasiperencanaan dan penilaian, (2) melakukanobservasi kelas, (3) mendiskusikan hasilpengamatan kelas, (4) melakukan tindak lanjut.

Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah:untuk meningkatkan kinerja guru BK SMP yangmenjadi sekolah binaan.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalahsebagai bahan masukan bagi guru-guru BK SMP,sehingga dapat diharapkan kinerjanya meningkatdengan optimal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dirancang dalam bentukPenelitian Tindakan Kepengawasan yangdilaksanakan dalam dua siklus. Setiap sikluspeneliti melaksanakan supervisi akademik dua kalipertemuan, pertemuan ke-1 untuk melihatadministrasi perencanaan, penilaian hasil dan

Page 3: 46 - SANGKAREANG

48|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

proses pembelajaran, dan pertemuan ke-2 penelitimelakukan observasi kelas pada masing – masingguru yang dijadikan subyek penelitian. Subjekpenelitian ini adalah guru BK SMP sebanyak 10orang terdiri dari 1 orang guru laki – laki dan 9orang guru perempuan yang mengajar padaberbagai jenjang kelas. Sedangkan objekpenelitian adalah Supervisi akademik terhadapguru-guru BK SMP pada sekolah binaan.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I(gasal) tahun pelajaran 2019/2020. Waktu yangdiperlukan adalah enam bulan yakni mulai bulanJuli s.d. bulan Desember tahun 2019. Bulan Juli-Agustus merupakan tahap persiapan (observasiawal, menyusun perencanaan, pembuatan proposalpenelitian), bulan September Oktober pelaksanaantindakan siklus I, bulan November pelaksanaantindakan siklus II, bulan Desember pengolahandata dan penyusunan laporan.

Dalam penelitian ini digunakan tindakanberulang atau siklus yang terdiri dari perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap iniadalah: (1) Menyusun skenario untuk setiap siklusdan pertemuan , (2) Mengembangkan instrumenLembar Observasi untuk melihat aktivitas guru dikelas, (3) Mengembangkan instrumen LembarObservasi untuk melihat aktivitas peneliti, (4)Menyiapkan daftar hadir siswa, (5) Mengisi jurnalkegiatan pembelajaran berupa catatan tentangberbagai hal yang muncul saat tindakanpembelajaran berlangsung bagi aktivitas siswamaupun aktivitas guru, (6) Menyiapkan alatdokumentasi berupa kamera.

b. Pelaksanaan

Hal-hal yang dilakukan pada tahappelaksanaan tindakan ini yaitu melaksanakankegiatan belajar mengajar di kelas sesuai denganrencana yang telah dituangkan dalam skenariopembelajaran.

c. Pengamatan/Observasi

Selama pelaksanaan tindakan diadakanobservasi, dalam observasi ini akan diamatikegiatan guru dan siswa yang tampak selamaproses pembelajaran serta apakah kegiatanpembelajaran dilaksanakan sesuai dengan skenariopembelajaran yang telah dibuat. Semua kegiatanselama proses belajar mengajar tersebut dicatatdalam lembar penilaian yang telah disiapkan. Padaakhir siklus dilakukan evaluasi hasil belajar untukmengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang dipelajari secara individu.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Padatahap ini, peneliti bersama guru mengkajipelaksanaan dan hasil yang diperoleh dalampemberian tindakan tiap siklusnya. Sebagai acuandalam refleksi ini digunakan sebagai dasar untukmemperbaiki serta menyempurnakan perencanaandan pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

Dalam penelitian ini, data akan dikumpulkanmelalui metode observasi, Metode observasidilaksanakan selama proses tindakan berlangsung.Tujuannya untuk mengetahui kelemahan ataukekurangan pada pelaksanaan tindakan setiapsiklus, yang nantinya bisa digunakan sebagai bahanrefleksi untuk penyempurnaan dalam pelaksanaansiklus berikutnya. Alat yang digunakan dalam halini adalah berupa lembar observasi prosespembelajaran yang terdiri dari 3 kegiatan yakni;kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatanpenutup. Pada kegiatan pendahuluan jumlah skormaksimal 20, kegiatan inti 80 dan kegiatan penutup20. Jadi jumlah skor keseluruhan 120.

Setelah data terkumpul selanjutnya dianalisissecara deskriptif kualitatif yaitu denganmenggunakan Kriteria Acuan Patokan Skala Limaseperti pada tabel berikut.

Rentang Nilai Kreteria91 – 100 Baik Sekali80 – 90 Baik65 – 79 Cukup55 – 64 Kurang0 – 54 Sangat Kurang

( Sutrisno Hadi, 2000 ).

Indikator keberhasilan yang ditetapkan dalampenelitian ini adalah pelaksanaan supervisiakademik 85% responden memperoleh nilai ≥80%dengan kriteria “Baik”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Hasil Penelitian

1. Hasil penelitian Siklus IHasil Observasi Pelaksanaan ProsesPembelajaran

Tabel 1: Data Hasil Observasi Pelaksanaan Prosesbimbingan dan konseling klasikal

Page 4: 46 - SANGKAREANG

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|49

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskanbahwa dari 10 orang responden ada 2 orang(20%) yang telah memperoleh nilai ≥80%,dan sebanyak 8 orang (80%) masih kurangdari 80. Pada siklus I rata-rata nilai dari 3aspek penilaian baru mencapai 71.54.

2. Hasil Penelitian Siklus IIData Hasil Observasi Pelaksanaan ProsesPembelajaran

Tabel 2: Data Hasil Observasi Pelaksanaan ProsesBimbingan dan konseling klasikal

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskanbahwa dari 10 orang responden 10 orang(100%) yang telah memperoleh nilai ≥80%,dengan nilai rata-rata dari 3 aspek penilaianmencapai 93.

b. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukansebagai upaya untuk meningkatkan Kinerja Guru-guru BK SMP sekolah binaan denganmengoptimalkan supervisi Akademik. Penelitianini dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklusdilakukan satu kali observasi kelas untuk masing-masing guru. Dan pelaksanaan tiap siklusdilakukan berdasarkan skenario pembelajaran yangtelah direncanakan. Berdasarkan hasil penelitianyang diperoleh tiap siklus, terjadi peningkatan skorguru dalam melaksanakan PBM dari siklus I kesiklus II. Perbandingan rerata hasil observasi kelaspada masing-masing guru siklus I dan II dapatdilihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Perbandingan Hasil Observasi Kelas SiklusI dan II

KodeSubyek

RerataSiklus I

RerataSiklus I

PersentasePeningkatan

A 67.50 95.00 27.5B 70.00 93.33 23.33

C 69.17 95.00 25.83

D 82.54 94.17 11.63E 65.83 83.33 17.5F 69.17 93.33 24.16G 83.33 95.83 12.50H 70.00 95.00 25I 67.50 92.50 25J 70.00 92.50 22.5

Jumlah: 715.04 929.99Rerata: 71.54 93

Berdasarkan tabel di atas dari 10 orang gurupada siklus I rerata hasil observasi pelaksanaanbimbingan klasikal mencapai 71.54 dengankategori cukup, sedangkan pada siklus IImengalami peningkatan menjadi 93 dengankategori Baik Sekali. Dari 10 orang responden ada9 orang guru yang memperoleh nilai dengankategori baik sekali, dan 1 orang guru memperolehnilai dengan kategori Baik. Bila dilihat dariindikator kinerja berarti ke 10 orang guru tersebuttelah dikatakan tuntas karena dari 10 orang guruyang disupervisi telah memperoleh nilai ≥80%dengan kriteria “Baik”

Hasil observasi pelaksanaan bimbingan dankonseling secara klasikal pada siklus I masih belumoptimal karena masih berada pada posisi cukup.Berdasarkan hasil pengamatan observer adabeberapa kelemahan-kelemahan guru dalammelaksanakan proses pembelajaran. Guru denganKode A, B, C, dan J masih belum optimal dalamhal melakukan kegiatan pendahuluan seperti: 1)Kemampuan Membuka Pelajaran seperti menarikperhatian siswa, memberikan motivasi,menyampaikan tujuan pembelajaran, mengaitkanmateri pembelajaran sekarang dengan pengalamanpeserta didik atau pembelajaran sebelumnya. Padakegiatan inti masih banyak yang belum terlaksanaantara lain: 1) pemanfaatan sumber dan mediabelajar sehingga berdampak pada rendahnyakegiatan Eksplorasi, elaborasi, dan Konfirmasiserta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,dan pada kegiatan penutup atau akhir pembelajaranguru tidak menyimpulkan pembelajaran, dan tidakmemberikan tindak lanjut. Guru dengan kode D, H,dan I masih belum optimal dalam 1) Membukapelajaran yaitu belum mampu menarik perhatiansiswa, memberikan motivasi, yang palingmencolok tidak menyampaikan apersepsi, 2) padasaat kegiatan inti penggunaan sumber dan mediamasih sangat kurang 3) Pada saat melaksanakan

Page 5: 46 - SANGKAREANG

50|Jurnal Sangkareang Mataram ISSNNo.2355-929

Volume 6, No. 1, Maret 2020 http://www.untb.ac.id/Maret-2020/

evaluasi guru memberikan pertanyaan kepadasiswa dan siswa menjawab salah, tidak diberikanpujian / sanjungan oleh gurunya, seharusnya guruitu tetap berkata baik, bagus, walaupun jawabansiswa itu salah. Guru dengan kode E, F belumoptimal dalam dalam memberikan motivasi, gurumenyampaikan pembelajaran kata-katanyadipenggal-penggal, pada akhir pembelajaran gurutidak menyimpulkan pembelajaran karenawaktunya sudah habis. Guru dengan kode G masihada beberapa aspek yang harus ditingkatkan yaitu:pada kegiatan awal; guru tidak menyampaikanapersepsi, tidak menyampaikan tujuanpembelajaran, pada kegiatan inti khususnya padaelaborasi guru tidak memberikan kesempatankepada peserta didik untuk memajang danmempresentasikan hasil diskusi dan pada akhirpembelajaran guru tidak menyimpulkanpembelajaran dan tidak memberikan tindak lanjut.Dari beberapa kelemahan – kelemahan guru dalammelaksanakan proses pembelajaran, peneliti selakupengawas sekolah langsung menghimbau danmemberikan pembinaan – pembinaan atau arahan –arahan kepada guru agar betul – betul mengetahuikekurangan terhadap dirinya.

Melihat hasil penelitian siklus I di ataskemampuan guru dalam melaksanakan prosesbimbingan dan konseling klasikal hasilnya masihpada kategori “ Cukup” dengan nilai rata-rata71.53. Dengan adanya beberapa kelemahanpelaksanaan penelitian pada siklus I, maka hasilpenelitian siklus I belum memenuhi indikatorkeberhasilan yang ditetapkan, untuk itu perludilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan padasiklus II.

Dengan adanya pembinaan – pembinaan daripeneliti pada siklus II, guru dengan kode B sudahmengalami peningkatan seperti membukapelajaran, melaksanakan evaluasi, yang palingmencolok guru ini membuat media pembelajarandi rumah, menyimpulkan pembelajaran, danmemberikan tindak lanjut. Guru dengan kode Asudah mampu membuka pelajaran, dan pada saatsiswa menjawab pertanyaan dengan jawaban salah,guru itu sudah memberikan sanjungan/pujian.Guru dengan kode C, sudah mampu memberikanmotivasi, menyampaikan materi dengan kata – katayang baik, dan memberikan kesimpulan pada akhirpembelajaran. Sedangkan guru dengan kode D,segala kelemahan dan kekurangannya juga sudahmengalami peningkatan.

Dari hasil penelitian siklus II menunjukanhasil yang positif, dimana secara umumkemampuan guru dalam melakukan prosesbimbingan secara klasikal sudah berada padakategori “ Baik Sekali” dengan indikator

keberhasilan nilai rata – rata 93, dan telahmencapai nilai di atas 80% berarti guru sudahmampu dalam melaksakan proses pembelajarandengan baik.

Berdasarkan paparan di atas tampak denganjelas bahwa dengan mengoptimalkan pelaksanaansupervisi akademik dapat meningkatkan kinerjaguru-guru BK SMP dalam melaksankan bimbingansecara klasikal yang merupakan wilayah binaanpeneliti.

PENUTUP

a. Simpulan

Berdasarkan atas pembahasan dapatdisimpulkan bahwa optimalisasi supervisiakademik dapat meningkatkan kinerja guru BKSMP dalam melaksanakan bimbingan secaraklasikal yang merupakan wilayah binaan. Hal inidapat dilihat dari rerata skor pencapaian hasilpengamatan kelas pada siklus I untuk persentaseketercapaian 71.54% dengan kategori cukup,sedangkan pada siklus II menjadi 93% dengankategori Baik Sekali; ada peningkatan 21.46%.

b. Saran

Melihat dari simpulan yang dicapai daripelaksanaan penelitian tindakan ini maka dapatdiajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan kinerja gurudalam melaksanakan bimbingan secara klasikal,hendaknya kepala sekolah berkolaborasi denganpengawas sekolah memberikan pembinaansecara intensif dan kontinyu sesuai denganTupoksi ( Tugas Pokok dan Fungsi ) sebagaipengawas sekolah.

2. Khusus untuk guru-guru BK SMP agar selaludan secara terus-menerus meningkatkankinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

.............. (2007). Peraturan Menteri PendidikanNasional Republik Indonesia Nomor 41Tahun 2007 tentang Standar Proses.Jakarta: Depdiknas

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 6: 46 - SANGKAREANG

ISSNNo.2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram|51

http://www.untb.ac.id/Maret-2020/ Volume 6, No. 1, Maret 2020

________ (2003). Menjadi Pengawas sekolahProfesional. Bandung: RemajaRosdakarya.

Pidarta, M. (1990). Perencanaan PendidikanParsipatori Dengan Pendekatan Sistem.Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, P.A. dan Mahateru, F. (1982). Prinsipdan Teknik Supervisi Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional.

.............. (2014). Permendikbud No 111 Tahun2014 Tentang Pelaksanaan Bimbingandan Konseling pada Pendidikan Dasardan Pendidikan Menengah. JakartaDepdikbud.