4.6 Hak untuk Mendapatkan Pengasuhan Alternatif A ... file307 4.6 Hak untuk Mendapatkan Pengasuhan...
Transcript of 4.6 Hak untuk Mendapatkan Pengasuhan Alternatif A ... file307 4.6 Hak untuk Mendapatkan Pengasuhan...
307
4.6 Hak untuk Mendapatkan Pengasuhan Alternatif
Perumusan masalah yang dilakukan berdasarkan situasi ibu dan anak yang
berkaitan dengan belum terpenuhinya hak anak mendapatkan perlindungan, Berdasarkan
data situasi ibu dan anak di Kabupaten Polewali Mandar baik itu data hasil survei,
sensus dan data sektoral MDGs.
A. Penilaian situasi
1. Perumusan masalah pada bidang sosial sebagai berikut:
a) Masih tinggi jumlah anak terlantar per Maret 2009 sebanyak 1379 Jiwa
b) Masih ada anak cacat yang butuh perhatian
2. Penggambaran besarnya permasalahan
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka dapat
ditentukan prioritas masalah situasi ibu dan anak digambarkan dengan tabel 71
sebagai berikut;
Tabel 71Prioritas Masalah Situasi Ibu Dan Anak
NO. KRITERIAAnak
TerlantarAnakCacat
1 Masalah strategis 5 4
2 Melibatkan lintas sektor yang tinggi 5 3
3 Merupakan masalah bersama 5 5
4Menunjukkan urgensi (tingkat pentingnya), frekuensi, luasandampak
5 4
Keterangan:
1 = Tidak 2 = Kurang 3 = Biasa 4 = Perlu 5 = Sangat
308
3. Pemilihan Indikator
Tabel 72Penilaian Situasi Kesejahteraan Anak
No. Masalah KunciKelompok
SasaranBesarnya Masalah Hal yang tidak terpenuhi Indikator
1 Jumlah AnakTerlantar Tinggi
Anak usia 0- 18 th
1379 Jiwa Anak Terlantar Usia 0 -18 Tahun
Hak untuk pendidikan Jumlah AnakTerlantar Usia 0 –18 Tahun
dampak yang ditimbulkan terhadapmasalah ini adalah :
Hak untuk rekreasi
1. Pendidikan2. Kesehatan3. Status Sosial4. Kesejahteraan5. Masa Depan
Hak untuk Sejahtera
Hampir terjadi diseluruh kecamatan Hak AsuhHak Tumbuh Kembang Anak
2 Jumlah AnakCacat
Anak CacatUsia 0 – 18Tahun
588 Jiwa Anak Cacat Usia 0 – 18Tahundampak yang ditimbulkan terhadapmasalah ini adalah :1. Pendidikan2. Kesehatan3. Status Sosial4. Kesejahteraan5. Masa Depan
Hampir terjadi diseluruh kecamatan
Hak untuk pendidikanHak hidup layakHak tumbuh kembang anak
Jumlah AnakCacat Usia 0 – 18Tahun
309
B. Telaahan atau Analisis
1. Analisis Kausalitas (sebab-akibat)
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditentukan diatas untuk melihat
hubungan sebab akibat permasalahan itu maka masing-masing prioritas masalah di
buatkan pohon masalah sebagai berikut:
Gambar 19Pohon Masalah Anak Terlantar
Dari Gambar 19 di atas memperlihatkan tingginya anak terlantar membutuhkan
perhatian kita semua. Banyak anak terlantar disebabkan karena orang tua tidak mau merawat
mereka karena keterbatasan ekonomi, jumlah kelahiran melambung tinggi dalam setiap
keluarga (banyak anak), ibu mereka trauma pasca melahirkan dan banyak orang tua tidak mau
merawat anak yang lahir diluar pernikahan. Pada saat kondisi yang memprihatinkan sekarang
ini banyak keluarga yang tidak peduli karena keadaan ekonomi yang hampir sama sulitnya
dengan yang dialami orang tua anak tersebut, selain itu pula disebabkan karena terjadinya
konflik dalam keluarga. Dari beberapa penyebab tersebut, terjadi karena kurangnya dukungan
pemerintah terhadap anak terlantar, baik dari segi anggaran maupun lembaga Institusi yang
dibentuk di tingkat masyarakat atau kecamatan yang bertugas menangani langsung anak
terlantar. Akar penyebab dari semua permasalahan ini, karena kurangnya pemahaman dan
kesadaran orang tua terhadap masa depan anak-anaknya serta kurangnya dukungan pemerintah
terhadap anak terlantar.
Tingginya Jumlah AnakTerlantar
Kurangnya keterlibatan
pemerintah
Orang tua tidak mau
merawat anakKetidak pedulian keluarga
Ketidak pedulian pemerintah terhadap anakterlantar dan kurangnya kesadaran orang tua
terhadap masa depan anak-anak
Akar penyebab
Penyebab tidaklangsung
Penyebablangsung
- Tidak ada anggaran untukAnak Terlantar
- Tidak ada lembaga yangmenangani anak terlantar
- Keterbatasan ekonomi- Banyak anak- Trauma melahirkan- Anak diluar nikah
Adanya konflik dalamkeluarga
310
Gambar 20Pohon Masalah Anak Cacat
Pada gambar 20 di atas, memperlihatkan kondisi anak cacat yang membutuhkan perhatian
kita semua. Masih banyak anak cacat yang belum terdata disebabkan ketidakpedulian
orang tua karena merasa malu, banyak anak, trauma melahirkan terlebih keterbatasan
ekonomi dan pihak keluarga pun malu untuk melaporkan anak cacat di keluarganya.
Kurangnya data yang ada mengenai anak cacat menyebabkan pemerintah kurang
memberikan respon terhadap dukungan anak cacat secara utuh, hal inilah yang
mempengaruhi sehingga bantuan yang disalurkan oleh pemerintah untuk anak cacat tidak
merata.
Tingginya JumlahAnak Cacat
Kurangnya keterlibatanpemerintah
Ketidak pedulian Orang TuaKetidak pedulian keluarga
- Kurang anggaran untukanak cacat
- Tidak ada lembaga yangmenangani anak cacat
- orang tua malumempunyai anak cacat
- Keterbatasan ekonomi- Banyak anak- Trauma melahirkan
Adanya konflik dalamkeluarga
Malu mempunyai keluargayang cacat
Kurangnya dukungan pemerintah terhadapanak terlantar dan kurangnya kesadaran orang
tua terhadap masa depan anak-anakAkar penyebab
Penyebab tidak
langsung
Penyebab
langsung
311
2. Analisis Pola Peran
Matrix 200Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk
Masalah belum Terpenuhinya Hak Anak atas Pengasuhan Keluarga Anak Terlantar
PemegangKlaim
PengembanTugas
Anak – Anak Orang Tua Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat
Orang Tua
- Harus memberikan hakasuh
- Tidak menelantarkananak-anak
- Memberikan Perhatiandan kenyaman
Turut membantu bila adakeluarga yang tidak mampumerawat anak-anaknya
Ikut berpartisipasi danBerperan aktif dalammembantu anak terlantardalam masyarakat
Membantu kecamatanmemberikan data yangreel anak terlantar danmelaporkan bila ada anakyang terlantar
Membayar pajak
Keluarga
Memberikan perhatiankepada anak-anak danmembantu anak-anak agartidak terlantar
Membantu orang tua yangtidak mampu merawatanak-anaknya
Ikut berpartisipasi danBerperan aktif dalammasyarakat untuk membantuorang tua yang tidak mampumerawat anak-anaknya dananak terlantar
Membantu kecamatanmemberikan data yangreel anak terlantar danmelaporkan bila ada anakyang terlantar
Membayar pajak
RT/RW/Lurah
Membantu anak-anakagar tidak terlantar
Membantu orang tua yangtidak mampu merawatanak-anaknya
Membantu keluarga yangtidak mampu merawat anak-anaknya
- Membuat program untukmembantu anak-anakterlantar
- Memberikan Motivasi danberperan aktif dlmmasyarakat u/ membantuanak terlantar
- Mengusulkan programuntuk membantu anakterlantar
- Memberikan data anakterlantar
PEMDA (DinasSosial, Dinkes,
Diknas )
Membantu danmemfasilitasi anak-anakterlantar
Membantu orang tua yangtidak mampu merawatanak-anaknya, mengikutsertakan orang tua ber KB
Membantu orang tua yangtidak mampu merawat anak-anaknya dan mengikutsertakan keluarga ber-KB
- membuat wadah untukanak terlantar dlmmasyarakat
- bekerjasama dgnmasyarakat untukmembantu anak terlantar
- mensosialisasikanpentingnya KB
- ada data yg reel ditingkat kecamatan
- membentuk wadahditingkat kecamatan
- Mensosoalisikanpentingnya berk-KBbekerja sama dengankecamatan membantuanak terlantar
Memprogramkan danmenganggarkan bantuanu/ anak terlantar,kerjasama dengan lintassektor yang terkait anakterlantar
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
DPRD
Membantu anak terlantar Membantu orang tua yangtidak mampu merawatanak-anaknya
Membantu orang tua yangtidak mampu merawat anak-anaknya
Bekerjasama dgnmasyarakat membantu anakterlantar
Bekerjasama dgnkcamatan untukmembantu anak terlantar
Membantumengsukseskan programpemerintah kabupaten
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
LSM
Membantu anak terlantar Membantu orang tua yangtidak mampu merawatanak-anaknya
Membantu orang tua yangtidak mampu merawat anak-anaknya
Bekerjasama dgnmasyarakat membantu anakterlantar
Bekerjasama dgnkcamatan untukmembantu anak terlantar
Membantumengsukseskan programpemerintah kabupaten
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
312
Pada Matrix 200 di atas analisa pola peran antara pengembang tugas terhadap pemegang klaim untuk
masalah belum terpenuhinya hak anak atas anak terlantar. Di sini orang tua harus memberikan hak
asuh tidak menelantarkan anak-anak dan memberikan perhatian dan kenyamanan bagi anak terlantar
dan juga turut membantu bila ada keluarga yang tidak mampu merawat anaknya, orang tua juga turut
berpartisifasi dan berperan aktif dalam membantu anak terlantar dalam masyarakat, di samping itu
orang tua juga membantu kecamatan memberikan data yang ril anak terlantar dan melaporkan bila
ada anak yang terlantar dan kewajiban orang tua untuk membayar pajak, begitupun yang dilakukan
oleh keluarga terhadap anak terlantar. RT/RW/lurah ikut membantu anak-naka agar tidak terlantar,
membantu orang tua yang tidak mampu merawat anak-anaknya, RT/RW/Lurah dalam masyarakat
harus membuat program untuk membantu anak-anak terlantar dan memberikan motivasi dan berperan
aktif dan program yang dibuat RT/RW/Lurah itu diusulkan ke kecamatan dengan memberikan data
yang ril. Dinas Sosial membantu dan menfasilitasi anak-anak terlantar, membantu orang tua dan
keluarga yang mempunyai anak terlantar dengan membuat wadah untuk anak terlantar dalam
masyarakat dan bekerjasama dengan kecamatan untuk mendapatkan data yang ril untuk membentuk
wadah di tingkat kecamatan dan Dinas Sosial memprogramkan dan menganggarkan bantuan untuk
anak terlantar dan mensukseskan program Pemerintah Pusat untuk mengentaskan anak terlantar.
Dinas Kesehatan berperan aktif untuk membantu orang tua dan anak terlantar di dalam masyarakat
dengan mensosialisasikan pentingnya KB untuk mengurangi anak terlantar. Dinas Pendidikan
berperan aktif membantu anak terlantar dengan memberikan pendidikan gratis. Dinas Kesehatan,
Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk mengsukseskan program kabupaten/pusat
untuk menentaskan anak terlantar yang diatur dalam undang-undang. DPRD dan LSM bekerjasama
dengan masyarakat untuk membantu orang tua dalam mensukseskan program pemerintah kabupaten
dan pusat untuk mengentaskan anak terlantar.
313
Matrix 201Matriks Telaah Pola Peran antara Pengemban Tugas Terhadap Pemegang Klaim untuk
Masalah belum Terpenuhinya Hak atas Pengasuhan Anak
PemegangKlaim
PengembanTugas
Anak – Anak Orang Tua Keluarga Masyarakat Kecamatan Kabupaten Pusat
Orang Tua
- Harus memberikanhak asuh
- Tidak menelantarkananak-anak
- MemberikanPerhatian dankenyaman
Turut membantu bilaada keluarga yangmempunyai anak cacat
Ikut berpartisipasi danBerperan aktif dalammembantu anak cacat dalammasyarakat
Membantu kecamatanmemberikan data yangreel anak cacat danmelaporkan bila adaanak yang cacat
Membayar pajak
Keluarga
Memberikan perhatiankepada anak-anak danmembantu anak-anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcaca
Ikut berpartisipasi danBerperan aktif dalammasyarakat untuk membantuorang tua yang mempunyaianak cacat
Membantu kecamatanmemberikan data yangreel anak cacat danmelaporkan bila adaanak yang cacat
Membayar pajak
RT/RW/Lurah
Membantu anak-anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
- Membuat program untukmembantu anak-anak cacat
- Memberikan Motivasi danberperan aktif dlmmasyarakat u/ membantuanak cacat
- Mengusulkan programuntuk membantu anakcacat
- Memberikan data anakcacat
PEMDA (DInasSosial, DInas
Kesehatan, DInasPendidikan)
Membantu danmemfasilitasi anak-anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
- membuat wadah untuk anakcacat dlm masyarakat
- bekerjasama dgn masyarakatuntuk membantu orang tuadan anak cacat
- ada data yg reel ditingkat kecamatan
- membentuk wadahditingkat kecamatan
- bekerjasama dengankecamatan membantuanak cacat
Memprogramkan danmenganggarkan bantuan u/anak cacat, bekerjasamadengan lintas SKPD terkaituntuk mensukseskanprogram PEMKAB
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
DPRD
Membantu anak cacat Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Bekerjasama dgn masyarakatmembantu anak cacat
Bekerjasama dgnkecamatan untukmembantu anak cacat
Membantu mengsukseskanprogram pemerintahkabupaten
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
LSM
Membantu anak cacat Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Membantu orang tuayang mempunyai anakcacat
Bekerjasama dgn masyarakatmembantu anak cacat
Bekerjasama dgnkecamatan untukmembantu anak cacat
Membantu mengsukseskanprogram pemerintahkabupaten
Memsukseskanprogram pemerintah u/mengentaskan anakterlantar
314
Pada matrix 201 di atas analisa pola peran antara pengembang tugas terhadap pemegang klaim untuk
masalah belum terpenuhinya hak anak atas anak cacat. Di sini orang tua harus memberikan hak asuh
tidak menelantarkan anak-anak dan memberikan perhatian dan kenyamanan bagi anak cacat dan juga
turut membantu bila ada keluarga yang mempunyai anak cacat orang tua juga turut berpartisifasi dan
berperan aktif dalam membantu anak cacat dalam masyarakat, di samping itu orang tua juga membantu
kecamatan memberikan data yang ril anak cacat dan melaporkan bila ada anak yang cacat dan
kewajiban orang tua untuk membayar pajak, begitupun yang dilakukan oleh keluarga terhadap anak
cacat. RT/RW/lurah ikut membantu anak cacat, membantu orang tua yang mempunyai anak cacat,
RT/RW/Lurah dalam masyarakat harus membuat program untuk membantu anak-anak cacat dan
memberikan motivasi dan berperan aktif dan program yang dibuat RT/RW/Lurah itu diusulkan ke
Kecamatan dengan memberikan data yang ril. Dinas Sosial membantu dan menfasilitasi anak-anak
cacat, membantu orang tua dan keluarga yang mempunyai anak cacat dengan membuat wadah untuk
anak cacat dalam masyarakat dan bekerjasama dengan kecamatan untuk mendapatkan data yang ril
untuk membentuk wadah di tingkat kecamatan dan Dinas Sosial memprogramkan dan mengangarkan
bantuan untuk anak cacat dan mensukseskan program pemerintah pusat untuk mengentaskan anak
cacat. Dinas Kesehatan berperan aktif untuk membantu orang tua dan anak cacat di dalam masyarakat
dengan mensosialisasikan pentingnya KB untuk mengurangi anak cacat. Dinas Pendidikan berperan
aktif membantu anak cacat dengan memberikan pendidikan gratis. Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan
bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk mengsukseskan Program Kabupaten/Pusat untuk menentaskan
Anak cacat yang diatur dalam undang-undang. DPRD dan LSM bekerjasama dengan masyarakat untuk
membantu orang tua dalam mensukseskan program pemerintah kabupaten dan pusat untuk
mengentaskan anak cacat.
315
3. Analisis Kesenjangan Kapasitas
Matrix 202Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
- Orang tua tdk menyadari mamfaathak asuh anak
- Orang tua tdk mau merawat anak-anaknya
- Orang tua tdak menyadari pentingnyaperhatian dan kenyamanan anak
- Orang tua tidak menyadarimamfaat membantukeluarga yg tidak mampumerawat anaknya
Orang tua tidak pedulidengan anak terlantar dantidak ada keinginan untukmembantu anak terlantar
WEWENANG
Beberapa ibu ingin merawat anaknyatapi tdk di ijinkan suaminya
- Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan paraortu anak
Para ibu tidak dilibatkandalam dewan desa
Para orang tuamemiliki pengaruh dlmpermasalahankecamatan
Para ortu tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahandikabupaten
Para ortu tidakmemiliki pengaruhdlm permasalahandipusat
SUMBERDAYA
- kemiskinan membuat anak terlatar- para ibu dengan tingkat melahirkan
yang tinggi membuat anak terlantar- para orang tua mampu merawat
anaknya sendiri
- Para orang tua tidakmampu membantu keluargayang tidak mampu merawatanaknya
Para orang tua tidak dapatmeluangkan waktu untukmembantu dlmpembentukan wadah untukanak terlantar
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Para orang tua tidakmemandang hakasuh anak sebagai investasi untuk masadepan anak
- Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
KOMUNIKASI
Para orang tua tidak mendengarkankeluhan anak
- Para orang tua tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
Para orang tua malu dalammengungkapkan keluhanyakepada masyarakat
Banyak orang tua tidakmampu menuliskeluhannya karenamalu& takut ygmembatasi komunikasidn kecamatan
Orang tua tidakmampu menuliskeluhannya karenamalu & takut ygmembatasi komunikasidn kabupaten
Orang tua tidakmampu menuliskeluhannya karenamalu & takut ygmembatasikomunikasi dnpesat
Pada matrix 202 di atas analisis kesenjangan kapasitas orang tua sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
terlantar. Terlihat jelas bahwa orang tua tidak menyadari manfaat hak asuh anak, tidak mau merawat anak-anaknya dan kurang menyadari pentingnya
perhatian dan kenyamanan anak dan juga ada beberapa ibu yang ingin merawat anak terlantar tapi dilarang suaminya. Anak terlantar disebabkan oleh
faktor kemiskinan dan tingkat melahirkan ibu yang tinggi, dan terkadang orang tua hanya mampu merawat anaknya sendiri karena orang tua tidak
memandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak. Hal ini karena kebanyakan orang tua tidak mendengarkan dan memperhatikan
keluhan anak dan rata-rata orang tua malu mengungkapkan keluhannya kepada keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dikarenakan orang tua kurang
percaya diri mengkomunikasikan keluhannya ketingkat kecamatan, kabupaten dan pusat.
316
Matrix 203Analisis Kesenjangan Kapasitas Keluarga sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
- Orang tua tdk menyadarimamfaat hak asuh anak
- Orang tua tdk mau merawatanak-anaknya
- Orang tua tdak menyadaripentingnya perhatian dankenyamanan anak
Orang tua tidak menyadarimamfaat membantukeluarga yg tidak mampumerawat anaknya
Orang tua tidak menyadarimamfaat membantu keluargayg tidak mampu merawatanaknya
Orang tua tidak peduli dengananak terlantar dan tidak adakeinginan untuk membantuanak terlantar
WEWENANG
Beberapa ibu ingin merawatanaknya tapi tdk di ijinkansuaminya
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan paraortu anak
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan para ortuanak
Para ibu tidak dilibatkandalam dewan desa
Para orang tua memilikipengaruh dlm permasalahankecamatan
Para ortu tidak memilikipengaruh dlmpermasalahandikabupaten
Para ortu tidak memilikipengaruh dlmpermasalahan dipusat
SUMBERDAYA
- kemiskinan membuat anakterlatar
- para ibu dengan tingkatmelahirkan yang tinggimembuat anak terlantar
- para orang tua mampumerawat anaknya sendiri
Para orang tua tidakmampu membantu keluargayang tidak mampu merawatanaknya
Para orang tua tidak mampumembantu keluarga yangtidak mampu merawatanaknya
Para orang tua tidak dapatmeluangkan waktu untukmembantu dlm pembentukanwadah untuk anak terlantar
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Para orang tuatidakmemandang hak asuh anaksebagai investasi untuk masadepan anak
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
KOMUNIKASI
Para orang tua tidakmendengarkan keluhan anak
Para orang tua tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
Para orang tua tidak mampumeminta bantuan kepadakeluarga
Para orang tua malu dalammengungkapkan keluhanyakepada masyarakat
Banyak orang tua tidakmampu menulis keluhannyakarena malu& takut ygmembatasi komunikasi dnkecamatan
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasidn kabupaten
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasi dnpesat
Pada matrix 203 di atas analisis kesenjangan kapasitas keluarga sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
terlantar. Terlihat jelas bahwa orang tua tidak menyadari manfaat hak asuh anak, tidak mau merawat anak-anaknya dan kurang menyadari pentingnya
perhatian dan kenyamanan anak dan juga ada beberapa ibu yang ingin merawat anak terlantar tapi dilarang suaminya. Anak terlantar disebabkan oleh
faktor kemiskinan dan tingkat melahirkan ibu yang tinggi, dan terkadang orang tua hanya mampu merawat anaknya sendiri karena orang tua tidak
memandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak. Hal ini karena kebanyakan orang tua tidak mendengarkan dan memperhatikan
keluhan anak dan rata-rata orang tua malu mengungkapkan keluhannya kepada keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dikarenakan orang tua kurang
percaya diri mengkomunikasikan keluhannya ketingkat kecamatan, kabupaten dan pusat.
317
Matrix 204Analisis Kesenjangan Kapasitas Masyarakat sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
- masyarakat tidak memberikanperhatian terhadap anakterlantar
masyarakat tidak menyadarimamfaat membantu OrangTua yg tidak mampu merawatanaknya
Masyarakat tidak menyadarimamfaat membantu keluargayg tidak mampu merawatanaknya
- - - -
WEWENANGSebagian besar masyarakatmerasa tidak berkepentinganterhadap anak terlantar
Masyarakat tidak maumendengar keluhan ortu anakterlantar
Umumnya masyarakat tidakmau mendengar keluhan paraortu anak
- Masyarakat tidak memilikipengaruh dlm permasalahankecamatan
Masyarakat tidak memilikipengaruh langsung dlmpermasalahan dikabupaten
Masyarakat tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahan dipusat
SUMBERDAYA
- kemiskinan membuat anakterlatar
- masyarakat kurangmengetahui pentingnyamemelihara anak terlantar
Umumnya masyarakat tidakmampu membantu orang tuayang tidak mampu merawatanaknya
Umumnya masyarakatkurang mampu membantukeluarga yang tidak mampumerawat anaknya
- - - -
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Umumnya masyarakat tidakmemandang hak asuh anaksebagai investasi untuk masadepan anak
Umumnya masyarakat tidakmelakukan pertolonganterhadap orang tua
Umumnya masyarakat tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
- - - -
KOMUNIKASI
Masyarakat kurang peduliterhadap keluhan anak
Umumnya masyarakatkurang mampu memberikanpemahaman kepada orang tua
Umumnya masyarakat tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
- Umumnya masyarakat tidakmau mencampuri urusananak terlantar dan tidakmengkomunikasi dengankecamatan
Umumnya masyarakat tidakmau mencampuri urusan anakterlantar dan tidakmengkomunikasi denganKabupaten
Umumnya masyarakattidak mau mencampuriurusan anak terlantar dantidak mengkomunikasidengan pusat
Pada matrix 204 di atas analisis kesenjangan kapasitas masyarakat sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
terlantar. Terlihat jelas bahwa orang tua tidak menyadari manfaat hak asuh anak, tidak mau merawat anak-anaknya dan kurang menyadari pentingnya
perhatian dan kenyamanan anak dan juga ada beberapa ibu yang ingin merawat anak terlantar tapi dilarang suaminya. Anak terlantar disebabkan oleh
faktor kemiskinan dan tingkat melahirkan ibu yang tinggi, dan terkadang orang tua hanya mampu merawat anaknya sendiri karena orang tua tidak
memandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak. Hal ini karena kebanyakan orang tua tidak mendengarkan dan memperhatikan
keluhan anak dan rata-rata orang tua malu mengungkapkan keluhannya kepada keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dikarenakan orang tua kurang
percaya diri mengkomunikasikan keluhannya ketingkat kecamatan, kabupaten dan pusat.
318
Matrix 205Analisis Kesenjangan Kapasitas Kecamatan sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
- pihak kecamatan tidakmemberikan perhatianterhadap anak terlantar
Pihak kecamatan tidak menyadarimamfaat membantu Orang Tua ygtidak mampu merawat anaknya
pihak kecamatan tidakmenyadari mamfaatmembantu keluarga yg tidakmampu merawat anaknya
- - - -
WEWENANG
Pihak kecamatan merasa tidakberkepentingan terhadap anakterlantar
Pihak kecamatan tidak maumendengar keluhan ortu anakterlantar
pihak kecamatan tidak maumendengar keluhan keluargaanak terlantar
pihak kecamatan tidak maumendengar keluhanMasyarakat yang mempunyaianak terlantar
- Pihak kecamatan tidakmemiliki pengaruhlangsung dlmpermasalahandikabupaten
Pihak kecamatantidak memilikipengaruh dlmpermasalahan dipusat
SUMBERDAYA
- kemiskinan membuat anakterlatar
- Pihak kecamatan kurangmengetahui pentingnyamemelihara anak terlantar
Pihak kecamatan tidak mampumembantu orang tua yang tidakmampu merawat anaknya
pihak kecamatan kurangmampu membantu keluargayang tidak mampu merawatanaknya
- - - -
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Pihak kecamatan tidakmemandang hak asuh anaksebagai investasi untuk masadepan anak
Pihak kecamatan kurang terlibatmelakukan pertolongan terhadaporang tua
pihak kecamatan kurangterlibat melakukanpertolongan terhadapkeluarga
- - - -
KOMUNIKASI
Pihak kecamatan kurang peduliterhadap keluhan anak
Pihak kecamatan kurang mampumemberikan pemahaman kepadaorang tua
Pihak kecamatan kurangmampu memberikanpemahaman kepada keluarga
Pihak kecamatan kurangterlibat dalam urusan anakterlantar dan tidakmengkomunikasi dengankecamatan
- Pihak kecamatan tidakmau mencampuri urusananak terlantar dan tidakmengkomunikasi denganKabupaten
Pihak kecamatantidak maumencampuri urusananak terlantar dantidakmengkomunikasidengan pusat
Pada matrix 205 di atas analisis kesenjangan kapasitas kecamatan sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
terlantar. Terlihat jelas bahwa orang tua tidak menyadari manfaat hak asuh anak, tidak mau merawat anak-anaknya dan kurang menyadari pentingnya
perhatian dan kenyamanan anak dan juga ada beberapa ibu yang ingin merawat anak terlantar tapi dilarang suaminya. Anak terlantar disebabkan oleh
faktor kemiskinan dan tingkat melahirkan ibu yang tinggi, dan terkadang orang tua hanya mampu merawat anaknya sendiri karena orang tua tidak
memandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak. Hal ini karena kebanyakan orang tua tidak mendengarkan dan memperhatikan
keluhan anak dan rata-rata orang tua malu mengungkapkan keluhannya kepada keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dikarenakan orang tua kurang
percaya diri mengkomunikasikan keluhannya ketingkat kecamatan, kabupaten dan pusat.
319
Matrix 206Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK-ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
Pemkab kurangmenyadari hak anak u/hidup layak
Pemkabmemberikan modalusaha kepada orangtua tertentu
Pemkab memberikanmodal usaha kepada orangtua tertentu
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar dlm masyarakat tdkpenting
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar di kecamatan tdkpenting
-
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar di pusat tdkpenting
WEWENANG
Pemkab salahdalam menerapkankewenangannya danbyk ortu tdk daptmenaruhkepercayaan pdpejabat Dinas SosialKabupaten
Pemkab salah dalammenerapkankewenangannya dan bykortu tdk dapt menaruhkepercayaan pd pejabatDinas Sosial Kabupaten
Pemimpin masyarakat tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat kabupaten
Otoritas kecamatan tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat kabupaten
-
Otoritas Pusat tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat tingakat kabupaten
SUMBERDAYAPemkab tidakmenganggarkan
Pemkab tidakmenganggarkan
Pemkab tdk menyediakan danau/ melakukan penanganan anakterlantar
Pemkab tdk menyediakandana u/ melakukanpenanganan anak terlantar
-Pemkab. tdk menyediakandana u/ melakukanpenanganan anak terlantar
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Hanya melibatkanpara pemimpin dlmmembuat keputusan
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
- lemahnya keterkaitan antarafasilitator dan stafkabupaten
- Pemkab tdk melakukanpemantauan terhadap situasianak terlantar
- lemahnya keterkaitanantara fasilitator dan stafkabupaten
-
- lemahnya keterkaitanantara fasilitator pusatdan staf kabupaten
KOMUNIKASI
Pejabat Dinas Sosialtdk pernahberkomunikasi dgnanak terlantar
Pejabat DinasSosial tdk pernahberkomunikasi dgnortu
Pejabat Dinas Sosial tdkpernah berkomunikasi dgnortu
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakterlantar
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakterlantar
-
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakterlantar
Pada Matrix 206 analisis kesenjangan kapasitas pemerintah kabupaten sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim masalah hak anak atas anak
terlantar dapat digambarkan bahwa pemkab kurang menyadari terhadap pemenuhan hak anak untuk hidup layak. Terkadang bantuan modal usaha hanya
diperuntukkan kepada orang tua tertentu misalnya keluarga, kerabat dan tetangga dan bahkan sama sekali tidak dianggarkan dalam APBD pokok. Hal
ini pun dalam mengambil keputusan hanya melibatkan pimpinan-pimpinan tanpa berkomunikasi dengan orang tua. Mengenai keterlibatan pimpinan
masyarakat dan pihak kecamatan terlihat jelas bahwa pemerintah beranggapan keberadaan wadah anak terlantar dalam masyarakat tidak penting
sehingga pemkab tidak mengalokasikan anggaran khusus untuk menangani anak terlantar, ini menyebabkan lemahnya keterkaitan antara fasilitator dan
staf kabupaten dan pemkab juga tidak melakukan pemantauan terhadap situasi anak terlantar ini disebabkan karena kurang terjalinnya komunikasi
antara pemkab dan anak- anak terlantar sehingga dapat menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.
320
Matrix 207Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Pusat sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Terlantar
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
Pemkab kurang menyadarihak anak u/ hidup layak
Pemkab memberikan modalusaha kepada orang tuatertentu
Pemkab memberikan modalusaha kepada orang tuatertentu
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar dlm masyarakat tdkpenting
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar di kecamatan tdkpenting
Pemkab memandangkeberadaan wadah AnakTerlantar di pusat tdkpenting
-
WEWENANG
Pemkab salah dalammenerapkan kewenangannyadan byk ortu tdk daptmenaruh kepercayaan pdpejabat Dinas SosialKabupaten
Pemkab salah dalammenerapkan kewenangannyadan byk ortu tdk daptmenaruh kepercayaan pdpejabat Dinas SosialKabupaten
Pemimpin masyarakat tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat kabupaten
Otoritas kecamatan tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat kabupaten
Otoritas Pusat tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat tingakatkabupaten
-
SUMBERDAYA
Pemkab tidakmenganggarkan
Pemkab tidakmenganggarkan
Pemkab tdk menyediakan danau/ melakukan penanganan anakterlantar
Pemkab tdk menyediakandana u/ melakukanpenanganan anak terlantar
Pemkab. tdkmenyediakan dana u/melakukan penanganananak terlantar
-
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
- lemahnya keterkaitan antarafasilitator dan stafkabupaten
- Pemkab tdk melakukanpemantauan terhadapsituasi anak terlantar
- lemahnya keterkaitanantara fasilitator dan stafkabupaten
- lemahnyaketerkaitan antarafasilitator pusat danstaf kabupaten
-
KOMUNIKASIPejabat Dinas Sosial tdkpernah berkomunikasi dgnanak terlantar
Pejabat Dinas Sosial tdkpernah berkomunikasi dgnortu
Pejabat Dinas Sosial tdkpernah berkomunikasi dgnortu
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakterlantar
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakterlantar
Pemkab kurangmengkomunikasikananak terlantar
-
Pada matrix 207 di atas analisis kesenjangan kapasitas pusat sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
terlantar. Terlihat jelas bahwa orang tua tidak menyadari manfaat hak asuh anak, tidak mau merawat anak-anaknya dan kurang menyadari pentingnya
perhatian dan kenyamanan anak dan juga ada beberapa ibu yang ingin merawat anak terlantar tapi dilarang suaminya. Anak terlantar disebabkan oleh
faktor kemiskinan dan tingkat melahirkan ibu yang tinggi, dan terkadang orang tua hanya mampu merawat anaknya sendiri karena orang tua tidak
memandang hak asuh anak sebagai investasi untuk masa depan anak. Hal ini karena kebanyakan orang tua tidak mendengarkan dan memperhatikan
keluhan anak dan rata-rata orang tua malu mengungkapkan keluhannya kepada keluarga dan masyarakat, terlebih lagi dikarenakan orang tua kurang
percaya diri mengkomunikasikan keluhannya ketingkat kecamatan, kabupaten dan Pusat.
321
Matrix 208Analisis Kesenjangan Kapasitas Orang Tua dan Keluarga sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
Dalam masalah hak anak atas anak Cacat
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK Orang TuaKELUARGA
MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATENPUSAT
TANGGUNG JAWAB
- Orang tua tdk menyadari mamfaat hakasuh anak
- Orang tua tdk mau merawat anak-anaknya
- Orang tua malu mempunyai anakcacat
- Orang tua tdak menyadari pentingnyaperhatian dan kenyamanan anak
Orang tua malu mempunyaikeluarga yang cacat
Orang tua malu mempunyaikeluarga yang cacat
Orang tua tidak peduli dengananak cacat dan malu mengakuianak cacat
WEWENANG
Beberapa ibu ingin merawat anaknyatapi tdk di ijinkan suaminya
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan paraortu anak
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan paraortu anak
Para ibu tidak dilibatkan dalamdewan desa
Para orang tuatidak memilikipengaruh dlmpermasalahankecamatan
Para ortu tidak memilikipengaruh dlmpermasalahan dikabupaten
Para ortu tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahandikabupaten
SUMBERDAYA
- para ibu dengan tingkat resikokehamilan yang tinggi membuat anakcacat
- para orang tua mampu merawatanaknya sendiri
Para orang tua malumembantu keluarga yangmempunyai anak cacat
Para orang tua malumembantu keluarga yangmempunyai anak cacat
Para orang tua tidak dapatmeluangkan waktu untukmembantu dlm pembentukanwadah untuk anak cacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Para orang tua tidakmemandang hakasuh anak sebagai investasi untuk masadepan anak
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
KOMUNIKASI
Para orang tua tidak mendengarkankeluhan anak
Para orang tua tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
Para orang tua tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
Para orang tua malu dalammengungkapkan keluhanyakepada masyarakat
Banyak orang tuatidak mampumenuliskeluhannya karenamalu& takut ygmembatasikomunikasi dnkecamatan
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasi dnkabupaten
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasidn pusat
Matrix 208 Analisis kesenjangan kapasitas orang tua sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak Cacat dapat
dilihat orang tua yang tidak menyadari mamfaat hak asuh anak, karena malu orang tua tidak mau merawat anaknya yang cacat dan orang tua tidak
menyadari pentingnya perhatian dan kenyamanan anak. Ada beberapa ibu ingin merawat anaknya yang cacat tapi suaminya tidak mengizinkan karena
merasa malu memiliki anak cacat padahal mereka mampu merawat anaknya sendiri, orang tua tidak memandang hak asuh anak sebagai investasi masa
depan anak dan kurang mendengarkan keluhan anak. Keluarga pun kurang bahkan tidak memberikan perhatian kepada anak cacat karena malu dan
menganggap bahwa cacat itu aib keluarga. Kapasitas orang tua dalam masyarakat kurang dilibatkan, dan orang tua pun kurang peduli terhadap anak-anak
cacat yang ada disekitarnya, sehingga orang tua yang memiliki anak cacat malu untuk mengungkapkan keluhannya terlebih pada tingkat kecamatan
maupun kabupaten/pusat.
322
Matrix 209Analisis Kesenjangan Kapasitas Masyarakat sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Cacat
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNG JAWAB
- Orang tua tdk menyadari mamfaat hakasuh anak
- Orang tua tdk mau merawat anak-anaknya
- Orang tua malu mempunyai anakcacat
- Orang tua tdak menyadari pentingnyaperhatian dan kenyamanan anak
Orang tua malu mempunyaikeluarga yang cacat
Orang tua malumempunyai keluargayang cacat
Orang tua tidak pedulidengan anak cacat danmalu mengakui anak cacat
WEWENANG
Beberapa ibu ingin merawat anaknyatapi tdk di ijinkan suaminya
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan paraortu anak
Banyak keluarga tidakmau mendengar keluhanpara ortu anak
Para ibu tidak dilibatkandalam dewan desa
Para orang tuatidak memilikipengaruh dlmpermasalahankecamatan
Para ortu tidak memilikipengaruh dlmpermasalahan dikabupaten
Para ortu tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahandikabupaten
SUMBERDAYA
- para ibu dengan tingkat resikokehamilan yang tinggi membuat anakcacat
- para orang tua mampu merawatanaknya sendiri
Para orang tua malumembantu keluarga yangmempunyai anak cacat
Para orang tua malumembantu keluargayang mempunyai anakcacat
Para orang tua tidak dapatmeluangkan waktu untukmembantu dlmpembentukan wadah untukanak cacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Para orang tua tidakmemandang hakasuh anak sebagai investasi untuk masadepan anak
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
KOMUNIKASI
Para orang tua tidak mendengarkankeluhan anak
Para orang tua tidakmampu meminta bantuankepada keluarga
Para orang tua tidakmampu memintabantuan kepada keluarga
Para orang tua malu dalammengungkapkan keluhanyakepada masyarakat
Banyak orang tuatidak mampumenuliskeluhannya karenamalu& takut ygmembatasikomunikasi dnkecamatan
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasi dnkabupaten
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasidn pusat
Pada Matrix 209 di atas, analisis kesenjangan kapasitas orang tua sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas
anak cacat dapat dilihat orang tua yang tidak menyadari mamfaat hak asuh anak, karena malu orang tua tidak mau merawat anaknya yang cacat dan
orang tua tidak menyadari pentingnya perhatian dan kenyamanan anak. Ada beberapa ibu ingin merawat anaknya yang cacat tapi suaminya tidak
mengizinkan karena merasa malu memiliki anak cacat padahal mereka mampu merawat anaknya sendiri, orang tua tidak memandang hak asuh anak
sebagai investasi masa depan anak dan kurang mendengarkan keluhan anak. Keluarga pun kurang bahkan tidak memberikan perhatian kepada anak
cacat karena malu dan menganggap bahwa cacat itu aib keluarga. Kapasitas orang tua dalam masyarakat kurang dilibatkan, dan orang tua pun
kurang peduli terhadap anak-anak cacat yang ada disekitarnya, sehingga orang tua yang memiliki anak cacat malu untuk mengungkapkan
keluhannya terlebih pada tingkat kecamatan maupun kabupaten/pusat.
323
Matrix 210Analisis Kesenjangan Kapasitas Kecamatan sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Cacat
PEMEGANGKLAIM
KAPASITAS
ANAK Orang Tua KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNG JAWAB
- pihak kecamatan kurangmemperhatikan keperluan
Orang tua malu mempunyaikeluarga yang cacat
Orang tua malu mempunyaikeluarga yang cacat
Orang tua tidak pedulidengan anak cacat danmalu mengakui anak cacat
WEWENANG
Beberapa ibu ingin merawatanaknya tapi tdk di ijinkansuaminya
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan para ortuanak
Banyak keluarga tidak maumendengar keluhan para ortuanak
Para ibu tidak dilibatkandalam dewan desa
Para orang tua tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahan kecamatan
Para ortu tidak memilikipengaruh dlmpermasalahan dikabupaten
Para ortu tidakmemiliki pengaruh dlmpermasalahandikabupaten
SUMBERDAYA
- para ibu dengan tingkat resikokehamilan yang tinggimembuat anak cacat
- para orang tua mampumerawat anaknya sendiri
Para orang tua malumembantu keluarga yangmempunyai anak cacat
Para orang tua malumembantu keluarga yangmempunyai anak cacat
Para orang tua tidak dapatmeluangkan waktu untukmembantu dlmpembentukan wadah untukanak cacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Para orang tua tidakmemandanghak asuh anak sebagai investasiuntuk masa depan anak
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
Para orang tua tidakmelakukan pertolonganterhadap keluarga
KOMUNIKASI
Para orang tua tidakmendengarkan keluhan anak
Para orang tua tidak mampumeminta bantuan kepadakeluarga
Para orang tua tidak mampumeminta bantuan kepadakeluarga
Para orang tua malu dalammengungkapkan keluhanyakepada masyarakat
Banyak orang tua tidakmampu menuliskeluhannya karena malu&takut yg membatasikomunikasi dn kecamatan
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasi dnkabupaten
Orang tua tidak mampumenulis keluhannyakarena malu & takut ygmembatasi komunikasidn pusat
Pada Matrix 210 di atas, analisis kesenjangan kapasitas orang tua sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim dalam masalah hak anak atas anak
cacat dapat dilihat orang tua yang tidak menyadari mamfaat hak asuh anak, karena malu orang tua tidak mau merawat anaknya yang cacat dan orang tua
tidak menyadari pentingnya perhatian dan kenyamanan anak. Ada beberapa ibu ingin merawat anaknya yang cacat tapi suaminya tidak mengizinkan
karena merasa malu memiliki anak cacat padahal mereka mampu merawat anaknya sendiri, orang tua tidak memandang hak asuh anak sebagai investasi
masa depan anak dan kurang mendengarkan keluhan anak. Keluarga pun kurang bahkan tidak memberikan perhatian kepada anak cacat karena malu dan
menganggap bahwa cacat itu aib keluarga. Kapasitas orang tua dalam masyarakat kurang dilibatkan, dan orang tua pun kurang peduli terhadap anak-anak
cacat yang ada disekitarnya, sehingga orang tua yang memiliki anak cacat malu untuk mengungkapkan keluhannya terlebih pada tingkat kecamatan
maupun kabupaten/pusat.
324
Matrix 211Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Kabupaten sebagai Pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
dalam Masalah Hak Anak atas Anak Cacat
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASANAK-ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
Pemkab kurangmenyadari hak anak u/hidup layak
Pemkab memandang keberadaanwadah Anak Cacat dlm masyarakatkurang penting
Pemkab memandangkeberadaan wadahAnak Cacat dikecamatan kurangpenting
-
Pemkab memandangkeberadaan wadahAnak Cacat di Pusatkurang penting
WEWENANG
Pemkab salah dalammenerapkan kewenangannyadan byk ortu tdk daptmenaruh kepercayaan pdpejabat Dinas SosialKabupaten
Pemkab salah dalammenerapkankewenangannya danbyk ortu tdk daptmenaruh kepercayaanpd pejabat Dinas SosialKabupaten
Pemimpin masyarakat tdk dptmenaruh kepercayaan pd pejabatkabupaten
Otoritas kecamatantdk dpt menaruhkepercayaan pd pejabatkabupaten -
Otoritas pusat tdk dptmenaruh kepercayaanpd pejabat kabupaten
SUMBERDAYA
Pemkab kurangmenganggarkan
Pemkab kurangmenganggarkan
Pemkab kurang menyediakan danau/ melakukan penanganan anakcacat
Pemkab kurangmenyediakan dana u/melakukan penanganananak cacat
-
Pemkab kurangmenyediakan dana u/melakukanpenanganan anakcacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
Hanya melibatkanpara pemimpin dlmmembuat keputusan
- lemahnya keterkaitan antarafasilitator dan staf kabupaten
- Pemkab tdk melakukanpemantauan terhadap situasianak cacat
- lemahnyaketerkaitan antarafasilitator dan stafkabupaten
-
- lemahnyaketerkaitan antarafasilitator pusatdan staf kabupaten
KOMUNIKASIPejabat Dinas Sosialkurang berkomunikasidgn anak cacat
Pejabat Dinas Sosial kurangberkomunikasi dgn ortu
Pejabat Dinas Sosialkurang berkomunikasidgn ortu
Pemkab kurangmengkomunikasikan anak cacat
Pemkab kurangmengkomunikasikananak cacat
-Pemkab kurangmengkomunikasikananak cacat
Pada Matrix 216 di atas, analisis kesenjangan kapasitas pemerintah kabupaten sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim masalah hak anak
atas anak cacat. Pemkab kurang menyadari hak anak untuk hidup layak, sehingga pemkab hanya menganggarkan dana untuk anak cacat yang terdata
saja, padahal masih banyak anak cacat yang belum terdata di Kabupaten Polewali Mandar. Hal ini, disebabkan kurangnya komunikasi antara
pemerintah kabupaten dengan orang tua dan masyarakat, pihak kecamatan dan pusat sehingga mempengaruhi orang tua miskin enggan untuk
mengkomunikasikan anak yang cacat. Dan ini juga dipengaruhi karena Pemkab kurang berkomunikasi dengan pihak kecamatan dan pusat sehingga
mempengaruhi pemerintah kecamatan dan pusat untuk memberi dukungan terhadap penanganan anak cacat.
325
Matrix 212Analisis Kesenjangan Kapasitas Pemerintah Pusat sebagai pengemban Tugas terhadap Pemegang Klaim
Masalah Hak Anak atas Anak Cacat
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASANAK-ANAK ORANG TUA KELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNGJAWAB
Pemkab kurangmenyadari hak anak u/hidup layak
Pemkab memandangkeberadaan wadah Anak Cacatdlm masyarakat kurang penting
Pemkab memandangkeberadaan wadahAnak Cacat dikecamatan kurangpenting
-
Pemkab memandangkeberadaan wadahAnak Cacat di Pusatkurang penting
WEWENANG
Pemkab salah dalammenerapkan kewenangannyadan byk ortu tdk dapt menaruhkepercayaan pd pejabat DinasSosial Kabupaten
Pemkab salah dalammenerapkankewenangannya dan bykortu tdk dapt menaruhkepercayaan pd pejabatDinas Sosial Kabupaten
Pemimpin masyarakat tdk dptmenaruh kepercayaan pdpejabat kabupaten
Otoritas kecamatantdk dpt menaruhkepercayaan pd pejabatkabupaten
-
Otoritas pusat tdk dptmenaruh kepercayaanpd pejabat kabupaten
SUMBERDAYA
Pemkab kurangmenganggarkan
Pemkab kurangmenganggarkan
Pemkab kurang menyediakandana u/ melakukan penanganananak cacat
Pemkab kurangmenyediakan dana u/melakukan penanganananak cacat
-
Pemkab kurangmenyediakan dana u/melakukanpenanganan anakcacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
Hanya melibatkan parapemimpin dlm membuatkeputusan
- lemahnya keterkaitan antarafasilitator dan stafkabupaten
- Pemkab tdk melakukanpemantauan terhadapsituasi anak cacat
- lemahnyaketerkaitan antarafasilitator dan stafkabupaten
-
- lemahnyaketerkaitan antarafasilitator pusatdan staf kabupaten
KOMUNIKASIPejabat Dinas Sosialkurang berkomunikasidgn anak cacat
Pejabat Dinas Sosial kurangberkomunikasi dgn ortu
Pejabat Dinas Sosialkurang berkomunikasi dgnortu
Pemkab kurangmengkomunikasikan anakcacat
Pemkab kurangmengkomunikasikananak cacat
-Pemkab kurangmengkomunikasikananak cacat
Pada Matrix 212 di atas, analisis kesenjangan kapasitas pemerintah pusat sebagai pengemban tugas terhadap pemegang klaim masalah hak anak atas
anak cacat. Pemkab kurang menyadari hak anak untuk hidup layak, sehingga pemkab hanya menganggarkan dana untuk anak cacat yang terdata saja,
padahal masih banyak anak cacat yang belum terdata di Kabupaten Polewali Mandar. Hal ini, disebabkan kurangnya komunikasi antara pemerintah
kabupaten dengan orang tua dan masyarakat, pihak kecamatan dan pusat sehingga mempengaruhi orang tua miskin enggan untuk mengkomunikasikan
anak yang cacat. Dan ini juga dipengaruhi karena pemkab kurang berkomunikasi dengan pihak kecamatan dan pusat sehingga mempengaruhi
pemerintah kecamatan dan pusat untuk memberi dukungan terhadap penanganan anak cacat.
326
Matrix 213Analisis Kesenjangan Orang Tua untuk Menuntut Hak-Hak Kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan
Hak Asuh Anak Memperoleh Hak Asuh
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASKELUARGA MASYARAKAT KECAMATAN KABUPATEN PUSAT
TANGGUNG JAWAB Byk isteri menerima dominasipara suaminya
Para Ortu miskin tidak peduli terhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduliterhadap hak-haknya dan hak-hak anak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduliterhadap hak-haknya dan hak-hakanak-anaknya
Para Ortu miskin tidak peduliterhadap hak-haknya dan hak-hakanak-anaknya
WEWENANG Byk isteri dikendalikan oleh parasuami didlm keluarga
Para ortu miskin tdk pernah dilibatkan dlmpemilihan pemimpin masyarakat
Para ortu yg miskin tdkmenuntut hak-haknya
Para ortu yg miskin tdk menuntuthak-haknya
SUMBERDAYA Umumnya para isteri tdk mampumengontrol sumber daya rumahtangga
Tidak ada lahan Untuk orang tua miskin Rendahnya penghasilanmenyebabkan kemiskinan
Rendahnya penghasilan & tdk adaketerapilan menyebabkanpengangguran dan kemiskinan
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Tdk dihargainya pendapt paraperempuan miskin
Para orang tua miskin tidak pernah dikutkandalam musyawarah
Kurangnya pelayanan sosial,pendidikan dan kesehatan yangberakibat meningkatnyakemiskinan
KOMUNIKASI Kemiskinan dan kurangnya pendidikan ortumenimbulkan ketidakpercayaan diri untukmenuntut hak-haknya
Kemiskinan dan kurangnyapendidikan ortu menimbulkanketidakpercayaan diri untukmenuntut hak-haknya
Kemiskinan dan kurangnyapendidikan ortu menimbulkanketidakpercayaan diri untuk menuntuthak-haknya
Kemiskinan dan kurangnyapendidikan ortu menimbulkanketidakpercayaan diri untukmenuntut hak-haknya
Pada Matrix 213 di atas, analisis kesenjangan orang tua untuk menuntut hak-hak kepada pengemban tugas dalam kaitannya dengan hak asuh
anak memperoleh hak asuh. Dari matrikx tersebut diatas, dapat digambarkan bahwa tanggung jawab orang tua kepada keluarga, isteri lebih banyak
menerima dominasi dari suaminya, dan terhadap masyarakat, pemerintah kecamatan dan kabupaten orang tua miskin tidak peduli terhadap hak-haknya
dan hak-hak anak-anaknya. Dari segi wewenang isteri lebih banyak dikendalikan oleh suami di dalam keluarga, dan orang tua miskin jarang dilibatkan
dalam rana pemilihan pemimpin di masyarakat. Sedangkan terhadap pemerintah kecamatan sampai kepemerintah pusat orang tua miskin tidak pernah
menuntut hak-haknya karena kurang memahami dan bahkan samasekali tidak tahu menahu mengenai prosedur klaim.
Untuk sumberdaya, umumnya isteri tidak mampu mengontrol secara keseluruhan sumber daya rumah tangga, terhadap masyarakat orang tua
miskin tidak memiliki lahan sehingga berpengaruh terhadap rendahnya penghasilan sekaliguis tidak memiliki keterampilan khusus yang menyebabkan
meningkatnya pengannguran dan kemiskinan. Dalam hal pengambilan keputusan kurangnya penghargaan terhadap pendapat perempuan miskin, orang
tua miskin tidak pernash dilibatkan dalam musyawarah bahkan kurangnya pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan dari pemerintah yang berakibat
meningkatnya kemiskinan. Sedangkan dalam bentuk komunikasi, orang tua miskin dan kurangnya pengetahuan/pendidikan dapat menimbulkan
ketidakpercayaan diri untuk menuntut hak-haknya didalam bermasyarakat dan bahkan tidak tersalurkan sampai kepemerintah pusat.
327
Matrix 214Analisis Kesenjangan Orang Tua untuk Menuntut Hak-Hak Kepada Pengemban Tugas dalam Kaitannya dengan
Hak Asuh Anak Cacat Memperoleh Hak Asuh
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASKELUARGA BESAR PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN OTORITAS NASIONAL
TANGGUNG JAWABByk isteri menerima dominasipara suaminya
Para Ortu malu dan tidak pedulihak-hak anaknya
Para Ortu malu dan tidak peduli hak-hakanaknya
Para Ortu malu dan tidak pedulihak-hak anaknya
Para Ortu malu dan tidak peduli hak-hak anaknya
WEWENANGByk isteri dikendalikan oleh parasuami didlm keluarga
Para ortu malu menuntut hak-haknya Para ortu malu menuntut hak-haknya
SUMBERDAYAUmumnya para isteri tdk mampu
mengontrol sumber daya rumahtangga
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Kurangnya pelayanan sosial,pendidikan dan kesehatan
Kurangnya pelayanan sosial,pendidikan dan kesehatan
Kurangnya pelayanan sosial,pendidikan dan kesehatan
KOMUNIKASI
Besarnya rasa malu ortumenimbulkan ketidakpercayaan diriuntuk menuntut hak-haknya
Besarnya rasa malu ortu menimbulkanketidakpercayaan diri untuk menuntuthak-haknya
Besarnya rasa malu ortumenimbulkan ketidakpercayaandiri untuk menuntut hak-haknya
Besarnya rasa malu ortumenimbulkan ketidakpercayaan diriuntuk menuntut hak-haknya
Pada Matrix 214 di atas, analisis kesenjangan orang tua untuk menuntut hak-hak kepada pengemban tugas dalam kaitannya dengan hak asuh anak cacat
memperoleh hak asuh dapat dilihat dari segi tanggung jawab banyak isteri menerima dominasi para suaminya, Para orang tua malu dan tidak peduli
hak-hak anaknya, dan dari segi wewenang banyak isteri dikendalikan oleh para suami didalam keluarga, Para orang tua malu menuntut hak-haknya, dan
pada umumnya para isteri tidak mampu mengontrol sumber daya rumah tangga. Dalam mengambil keputusan orang tua tidak pernah dilibatkan karena
kurangnya pelayanan sosial, pendidikan dan kesehatan sehingga ketidak percayaan orang tua terhadap hak-haknya menyebabkan tidak adanya
komunikasi.
328
C. Tindakan / Aksi Kunci
1. Identifikasi Aksi-Aksi Kunci
Usulan Aksi Kunci Mengurangi Kesenjangan Pengemban Tugas
Matrix 215Matriks Usulan Aksi Kunci untuk Mempersempit Kesenjangan Kapasitas Dinas Sosial sebagai Pengembang Tugas
dalam Kaitannya dengan Hak Anak Terlantar Memperoleh Hidup Layak
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWAB Meningkatkan aparat &kedisiplinan aparat
Mengadakan pelatihan bagi ortu danmemberikan bantuan
Melatih pengurus wadah anak terlantar Mematau penggunaan dana Memantau penggunaan dana danaparat
WEWENANG Menunjuk aparat untukmenangani anak terlantar
Melatih aparat untuk membentukwadah anak terlantar
Memberikan dana bagi penguruswadah anak terlantar
Membentuk wadah anak terlantarkecamatan
Membentuk wadah anak terlantarkabupaten yg melibatkanstakeholders
SUMBERDAYA Melakukan pelatihan aparat u/penanganan anak terlantar
Memberikan dana u/ wadah anakterlantar
Memberikan dana u/ wadah anakterlantar
Menyalurkan dana u/ wadah anakterlantar
Memberikan uang perjalanan,bulanan dan uang pengelolaanwadah anak terlantar
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Melatih aparat yg menangani anakterlantar tentang konsep pelatihanbagi anak terlantar
Membuat wadah anak terlantar sebagiwadah pembuat keputusan
Mobilisassi aparat untuk terlibat dlmpembangunan masyarakat
Melatih aparat u/ terlibat dalampembangunan masyarakat
Melatih aparat dlm perencanaanpenganggaran
KOMUNIKASI Melatih kembali aparat u/memfasilitasi anak terlantar
Wadah anak terlantarmengkomunikasikan keluhan-keluhannya kepada aparat
Melatih aparat dgn bahasa setempatagar mudah berkomunikasi dgnmasyarakat
Para aparat terlibat langsung dalampenanganan anak terlantar
Memantau para aparat u/ terlibatdlm pembangunan masyarakat
Pada Matrix 215 di atas, usulan aksi kunci untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Dinas Sosial sebagai pengembang tugas dalam kaitannya
dengan hak anak terlantara memperoleh hidup layak bertangggung jawab meningkatkan aparat dan kedisiplinan, mengadakan pelatihan bagi orang-
tua dan anak terlantar dan memberikan bantuan serta memantau penggunaan dana dan aparat berwenang menunjuk, melatih aparat untuk menangani
anak terlantar dan membentuk wadah penanganan anak terlantar serta menyiapkan dana untuk anak terlantar dan operasional lainnya yang
bersumber dari APBD dan APBN. Dinas Sosial diharapkan cepat tanggap dalam mengambil keputusan untuk menangani anak terlantar serta selalu
berkomunkasi dengan orang tua dan anak terlantar melalui wadah dan pelatihan-pelatihan yang ada.
329
Matrix 216Matriks Usulan Aksi Kunci untuk Mempersempit Kesenjangan Kapasitas Dinas Sosial sebagai Pengembang Tugas
dalam Kaitannya dengan Hak Anak Cacat Memperoleh Hidup Layak
PEMEGANGKLAIM
KAPASITASANAK-ANAK ORANG TUA PEMIMPIN MASYARAKAT OTORITAS KECAMATAN OTORITAS KABUPATEN
TANGGUNG JAWABMeningkatkan aparat &kedisiplinan aparat
Mengadakan pelatihan bagi ortudan memberikan bantuan
Melatih pengurus wadah anakcacat
Mematau penggunaan dana Memantau penggunaan dana danaparat
WEWENANGMenunjuk aparat untukmenangani anak Cacat
Melatih aparat untuk membentukwadah anak cacat
Memberikan dana bagi penguruswadah anak cacat
Membentuk wadah anak cacatkecamatan
Membentuk wadah anak cacatkabupaten yg melibatkanstakeholders
SUMBERDAYAMelakukan pelatihan aparat u/penanganan anak Cacat
Memberikan dana u/ wadah anakcacat
Memberikan dana u/ wadah anakcacat
Menyalurkan dana u/ wadah anakcacat
Memberikan uang perjalanan,bulanan dan uang pengelolaan wadahanak cacat
PENGAMBILANKEPUTUSAN
Melatih aparat yg menangani anakcacat tentang konsep pelatihanbagi anak cacat
Membuat wadah anak cacatsebagi wadah pembuat keputusan
Mobilisassi aparat untuk terlibatdlm pembangunan masyarakat
Melatih aparat u/ terlibat dalampembangunan masyarakat
Melatih aparat dlm perencanaanpenganggaran
KOMUNIKASIMelatih kembali aparat u/memfasilitasi anak cacat
Wadah anak cacatmengkomunikasikan keluhan-keluhannya kepada aparat
Melatih aparat dgn bahasasetempat agar mudahberkomunikasi dgn masyarakat
Para aparat terlibat langsungdalam penanganan anak cacat
Memantau para aparat u/ terlibat dlmpembangunan masyarakat
Pada Matrix 216 di atas, matriks usulan aksi kunci untuk mempersempit kesenjangan kapasitas Dinas Sosial sebagai pengembang tugas Dalam
kaitannya dengan Hak Anak cacat memperoleh Hidup Layak bertangggung jawab meningkatkan aparat dan kedisiplinan, mengadakan pelatihan bagi
anak cacat dan memberikan bantuan serta memantau penggunaan dana dan aparat. Berwenang Menunjuk, melatih aparat untuk menangani anak
cacat dan membentuk wadah penanganan anak cacat serta menyiapkan dana untuk anak cacat dan operasional lainnya yang bersumber dari APBD
dan APBN. Dinas Sosial diharapkan cepat tanggap dalam mengambil keputusan untuk menangani anak cacat serta selalu berkomunkasi dengan
orang tua dan anak cacat melalui wadah dan pelatihan-pelatihan yang ada.
330
2. Identifikasi dan Analisis Pengembangan Kemitraan
Matrix 217Pemetaan Pemangku Kepentingan untuk Menurunkan Jumlah Anak Terlantar
BERDASARKAN ARTI PENTINGTidak
diketahui/tidakada/kurangPaling atau bahkan
sangat penting
BERDASARKANPENGARUH
Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua
Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah
Matrix 218Pemetaan Pemangku Kepentingan untuk Menurunkan Jumlah Anak Cacat
BERDASARKAN ARTI PENTINGTidak
diketahui/tidakada/kurangPaling atau bahkan
sangat penting
BERDASARKANPENGARUH
Kurang/Tidak ada/tidak diketahui Keluarga Orang tua
Besar atau bahkan sangat besar Masyarakat Pemerintah
3. Strategi Pengemban Kemitraan
Matrix 219Strategi Pengemban Kemitraan untuk Menurunkan Jumlah Anak Terlantar
Mitra PotensialApa yang dapatmereka lakukan
Apa yang merekabutuhkan
Strategi pengembangan kemitraan yang perludilakukan
Keluarga Membantu danmeningkatkanketerampilan
Pelatihan dan bantuandana
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akandiberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkanpenghasilan keluarga dan mampu membantu ortuyg kurang mampu
Orang Tua Merawat anak danmeningkatkanpenghasilan
Pelatihan dan bantuandana atau lahan
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akandiberikan dpt diolah hingga dpt meningkatkanpenghasilan ortu dan ortu mampu merawatanaknya sendiri
Masyarakat Membantu orangtua dan anakterlantar
Sosialisasi dan bantuandana
Membantu ortu dan anak terlantar dan mendataserta melaporkan kpd pemerintah
Pemerintah Memfasilitasi orangtua yang tidakmampu dan anakterlantar
Aparat dan Anggaran Melatih aparat dan terjun langsung memataukeadaan dilapangan serta menggunakan anggaranyang tepat
331
Matriks 220Strategi Pengemban Kemitraan untuk Menurunkan Jumlah Anak Cacat
Mitra PotensialApa yang dapat mereka
lakukanApa yang mereka
butuhkanStrategi pengembangan kemitraan yang perlu dilakukan
Keluarga Membantu danmeningkatkanketerampilan
Pelatihan danbantuan dana
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikandpt diolah hingga dpt meningkatkan kepercayaan diridan dapat hidup layak
Orang Tua Merawat anak danmeningkatkanpenghasilan
Pelatihan danbantuan dana
Memberikan pelatihan agar bantuan yg akan diberikandpt diolah hingga dpt meningkatkan kepercayaan diridan dapat hidup layak
Masyarakat Membantu orang tuadan anak Cacat
Sosialisasi danbantuan dana
Membantu ortu dan anak cacat dan mendata sertamelaporkan kpd pemerintah
Pemerintah Memfasilitasi orang tuadan anak cacat
Aparat danAnggaran
Melatih aparat dan terjun langsung mematau keadaandilapangan serta menggunakan anggaran yang tepat
4. Rancangan Program
1. Pohon Tujuan Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar
Gambar 21Pohon Tujuan Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar
Rancangan program yang ingin dicapai diperlihatkan melalui Gambar 21 Pohon Tujuan
Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar dengan adanya pelatihan, bantuan dana, sosialisasi dari dinas
Sosial, Kesehatan dan Pendidikan dan tersedianya anggaran maka dapat menciptakan tenaga yang
terampil, meningkatlkan penghasilan dan meningkatnya kesadaran orang tua dan keluarga untuk
merawat anaknya sendiri.
Berkurangnya Jumlah Anak Terlantar
Adanya Perhatian PemerintahOrang Tua Merawat Anak
sendiriAdanya kepedulian Keluarga
- Terbentuknya wadahanak terlantar
- Meningkatnyapenghasilan
- Meningkatnya kesadaranortu
Terampil
- Sosialisasi- Tersedianya anggaran
untuk anak terlantar
- menerima bantuan danamaupun lahan
- ikut program KBPelatihan
332
Gambar 22Pohon Tujuan Kepercayaan Diri Anak Cacat
Rancangan program yang ingin dicapai digambarkan melalui Gambar 22 Pohon Tujuan
meningkatnya kepercayaan diri Anak Cacat dengan adanya pelatihan, bantuan dana, sosialisasi
dari dinas Sosial, Kesehatan dan Pendidikan dan tersedianya anggaran maka dapat menciptakan
tenaga yang terampil, meningkatlkan penghasilan dan meningkatnya kesadaran orang tua dan
keluarga untuk merawat anak cacat sehingga timbul kepercayaan penuh anak cacat bahwa anak
cacat dapat hidup layak dan mandiri.
Kepercayaan Diri Anak Cacat
Adanya Perhatian PemerintahOrang Tua Merawat Anaksendiri
Adanya kepedulian Keluarga
- Terbentuknya wadahanak cacat
- Terjangkaunya anak-anak cacat
- Meningkatnya kepercayaandiri org tua
- Meningkatnya kesadaranorang tua
Terampil
- Sosialisasi- Tersedianya anggaran
untuk anak cacatMenerima
bantuan danaPelatihan
333
2. Logframe
Matriks 221Matriks Logframe
Hirarki hasil Indikator
Waktu(dalam tahun) Cara Verifikasi
SKPD yangbertanggungjawab
PerkiraanAnggaran
Risiko dan Asumsi2010 2011 2012 2014
Terpenuhinya kebutuhananak terlantar
Jumlah anak terlantar0 – 18 tahun
V V V VPelaporan rutin jumlah anakyang terlantar
Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi
Rp. 400.000.000Dana melakukanverifikasi tidak cukup
Mengurangi jumlah anakterlantar
Jumlah anak terlantar0 – 18 tahun
V V V VPelaporan rutin jumlah anakyang terlantar
Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi
Rp. 350.000.000Dana melakukanverifikasi tidak cukup
Terpenuhinya kebutuhananak cacat
Jumlah anak cacat0 – 18 tahun
V V V VPelaporan rutin jumlah anakcacat
Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi
Rp. 500.000.000Dana melakukanverifikasi tidak cukup