44899810-Modul-2

29
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI BLOK STRUKTUR DAN FUNGSI GIGI MODUL II GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI DISUSUN OLEH: drg. Naning K Utami, MKes PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2009 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan karunia-Nya, maka kami dapat menyelesaikan buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi ini. Penerbitan buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi ini bertujuan agar proses pembelajaran dalam Sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat berjalan dengan baik dalam input, proses maupun evaluasinya. Dengan selesainya buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi ini dapat memberikan panduan untuk bagian pendidikan, dosen yang berperan sebagai pengajar, tutor dan instruktur, mahasiswa sebagai pengguna dan staf administrasi akademik yang akan menyiapkan hal-hal yang diperlukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama tim kurikulum, tim MEU FK Unlam dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sehingga buku modul II Gigi

Transcript of 44899810-Modul-2

Page 1: 44899810-Modul-2

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BLOK STRUKTUR DAN FUNGSI GIGI

MODUL IIGIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI

DISUSUN OLEH:drg. Naning K Utami, MKes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGIFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2009

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Rahmat dan karunia-Nya, maka kami dapat menyelesaikan buku modul II Gigi

dan Jaringan Pendukung Gigi ini. Penerbitan buku modul II Gigi dan Jaringan

Pendukung Gigi ini bertujuan agar proses pembelajaran dalam Sistem

Kurikulum Berbasis Kompetensi dapat berjalan dengan baik dalam input, proses

maupun evaluasinya. Dengan selesainya buku modul II Gigi dan Jaringan

Pendukung Gigi ini dapat memberikan panduan untuk bagian pendidikan, dosen

yang berperan sebagai pengajar, tutor dan instruktur, mahasiswa sebagai

pengguna dan staf administrasi akademik yang akan menyiapkan hal-hal yang

diperlukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama tim kurikulum,

tim MEU FK Unlam dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

sehingga buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi dapat selesai. Kami

juga mengucapkan kepada pihak fakultas yang telah memfasilitasi sehingga

buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi ini dapat diselesaikan.

Semoga buku modul II Gigi dan Jaringan Pendukung Gigi ini dapat

membantu para mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi dalam melatih diri

untuk pengembangan pendidikan dokter gigi.

Banjarbaru, Maret 2009

Penyusun

Page 2: 44899810-Modul-2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

PETUNJUK PELAKSANAAN BELAJAR BERDASARKAN MASALAH

TUJUAN..................................................................................................

KETENTUAN........................................................................................

EVALUASI......................................................................................................

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN...............................................

PENUTUP.........................................................................................................

BLOK STRUKTUR DAN FUNGSI GIGI

MODUL I ANATOMI FUNGSIONAL DAN NEUROVASKULER LEHER

KEPALA

TUJUAN MODUL ...........................................................................................

TOPIK YANG RELEVAN......................................................................

TOPIC TREE............................................................................................

STRATEGI PEMBELAJARAN.............................................................

SISTEM PEMBELAJARAN..................................................................

STANDAR PENILAIAN........................................................................

TIM BLOK.............................................................................................

NARA SUMBER...................................................................................

REFERENSI PEMBELAJARAN.........................................................

JADWAL KEGIATAN...........................................................................

MODUL BELAJAR BERDASARKAN MASALAH

SKENARIO 1 Geraham bungsuku tumbuh dan sakit sekitar

gusi.........................................

SKENARIO 2. Gigiku sakit untuk mengigit .................................

OVERVIEW:

Anatomi dan Fungsi Rongga Mulut............................................................

Anatomi Radiografi dari

Cranium........................................................................................

Anatomi Marfologi.............................................................................................

Struktur dan Sifat Jaringan Keras Gigi.................................................

Page 3: 44899810-Modul-2

PETUNJUK PELAKSANAAN

BELAJAR BERDASARKAN MASALAH

1.TUJUAN

Program belajar berdasarkan masalah (disingkat BBM) bertujuan agar

mahasiswa belajar aktif mandiri mencari sumber-sumber informasi dan

literatur yang terkait dengan masalah yang sedang dihadapi. Tutor hanya

berperan sebagai fasilitator dan pengarah bagi peserta didik serta

memotivasi agar mahasiswa berusaha memecahkan masalah yang ia

hadapi. Motivasi dan keaktifan mahasiswa merupakan kunci dari BBM ini.

Untuk itu, perlu kiranya disusun modul yang berisi masalah guna

mengarahkan materi belajar.

Belajar mandiri merupakan bagian vital dari cara BBM. Berdasarkan

sasaran belajar yang telah ditetapkan, mahasiswa dituntut aktif untuk

mencari informasi yang dibutuhkan mengenai topik yang didiskusikan. Di

dalam modul ini telah tercantum bahan-bahan pokok yang wajib dibaca,

tetapi tidak menutup kemungkinan masih dibutuhkan sumber-sumber lain

yang diharapkan dapat menjelaskan permasalahan.

1. KETENTUAN

A. Untuk Mahasiswa

Ketentuan Umum

a. Belajar Berdasarkan Masalah selanjutnya disebut BBM merupakan

program inovasi pembelajaran terhadap mahasiswa yang dilaksanakan

oleh Program Studi Kedokteran Gigi Unlam melalui tim pelaksana

b. BBM yang dilaksanakan Program Studi Kedokteran Gigi UNLAM

termasuk di dalam mata kuliah Kedokteran Terintegrasi

c. Mata kuliah Kedokteran Gigi Dasar Terintegrasi yang meliputi BBM dan

KMBD merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh seluruh

mahasiswa Program Pendidikan DokterGigi dimulai tahun ajaran

2009/2010.

d. BBM memerlukan mahasiswa sebagai peserta didik, tutor, pakar, serta

satu modul yang berisi petunjuk pelaksanaan, dan problem setting

(paket masalah) yang sesuai dengan blok-blok.

e. Pelaksanaan BBM melalui serangkaian kegiatan tutorial 2 kali, belajar

mandiri, dan kuliah pakar untuk setiap blok (skenario) dimulai sesuai

dengan jadwal akademik.

f. BBM mempunyai bobot penilaian 50% dari total nilai mata kuliah

Kedokteran Gigi Dasar Terintegrasi dan memerlukan seperangkat

evaluasi yang dibuat dan atau dilaksanakan oleh tutor.

Ketentuan Khusus

Ketentuan khusus berisi semua peraturan dan tata tertib yang mengikat

kepada seluruh mahasiswa sebagai peserta didik yang mengikuti BBM.

a. Seluruh mahasiswa angkatan 2009 wajib mengikuti mata kuliah

Kedokteran Terintegrasi I.

b. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan BBM dengan

persentasi kehadiran minimal 80%, ketidakhadiran diperbolehkan

dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan

c. Mahasiswa wajib datang tepat waktu, menggunakan pakaian yang

sopan sesuai ketentuan, membawa buku panduan dan modul,

membawa literatur, serta alat bantu pembelajaran (laptop, alat tulis

menulis).

Page 4: 44899810-Modul-2

d. Mahasiswa wajib mematuhi ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam

buku panduan ini

Sanksi

a. Ketidakhadiran diperbolehkan dengan melampirkan alasan :

Apabila sakit, harus melampirkan surat keterangan dari dokter

Apabila ada tugas dari negara, harus ada surat tugas dari Dekan

Program Studi Kedokteran Gigi UNLAM atau rektor

b. Ketidakhadiran karena alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

akan mendapat sanksi berupa :

Apabila tidak hadir tutorial 1 kali tidak mendapatkan nilai tutorial

Apabila tidak hadir tutorial sebanyak 2 (dua) kali atau lebih, maka

tidak diperkenankan mengikuti ujian blok yang terkait

B. Untuk Tutor

A. Definisi Tutor

Tutor adalah dosen tetap Program Studi Kedokteran Gigi UNLAM yang

telah mendapatkan pelatihan dan ditunjuk sebagai tutor dengan Surat

Penunjukkan dari Dekan FK UNLAM.

Seorang tutor yang baik (a good tutor) harus memiliki :

1. Pengetahuan tentang :

a. teknik dan pengertian belajar mandiri

b. mekanisme dinamika kelompok dan umpan balik terhadap

kelompok

c. tujuan pendidikan dokter secara keseluruhan

d. penggunaan berbagai sumber belajar

e. prinsip-prinsip dasar dan metode evaluasi

f. langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan

pembelajaran berdasarkan masalah, pemecahan masalah dan

berfikir kritis pada mahasiswa

g. berbagai peran pendidikan dan mampu menggunakannya

h. sasaran belajar dari skenario yang akan didiskusikan

2. Sikap

a. tutor mampu menunjukkan bahwa :

pendekatan problem based merupakan suatu metode yang

efektif untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritis

pendekatan belajar mendiri merupakan tanggung jawab

mahasiswa itu sendiri

tutorial kelompok kecil sebagai forum untuk menyatukan,

mengarahkan dan umpan balik

b. tutor bertanggung jawab penuh dalam perannya sebagai tutor

melalui :

mengikuti pelatihan, workshop dan pertemuan-pertemuan

tutor

mengatur jadual pengajarannya secara pribadi sehingga

dapat dilaksanakan dengan baik

menyediakan waktu untuk mahasiswa berkonsultasi

mendukung usaha-usaha koordinator program dalam

menjamin evaluasi mahasiswa secara lengkap, berhubungan

dengan tim perencana tentang masalah-masalah atau

memberikan masukan untuk perbaikan

mengkoordinasikan aktivitas evaluasi mahasiswa selama

waktu pengajaran.

Page 5: 44899810-Modul-2

3. Skills

Skill yang diperlukan oleh tutor :

a. keahlian untuk menfasilitasi :

menanyakan pertanyaan secara tidak langsung pada pokok

masalah, menstimulasi pertanyaan, memberikan penguatan

kepada mahasiswa

memberikan tanggapan terhadap kesimpulan mahasiswa,

pandangan yang berbeda dan isyarat-isyarat yang diperlukan

menunjukkan ketika diperlukan informasi tambahan

mengarahkan mahasiswa kepada sumber-sumber belajar

yang tepat

menghindari kuliah (mini lecture) pada saat proses tutorial

b. keahlian di dalam meningkatkan pemecahan masalah kelompok dan

berpikir kritis mahasiswa dengan menganjurkan mahasiswa untuk :

menjelaskan rentang fenomena mulai dari tingkat molekul

sampai pada keluarga dan komunitas

mengkritisi kejadian atau fakta-fakta yang mendukung

hipotesis

mendefinisikan isu-isu dan mensintesis berbagai informasi

c. keahlian di dalam meningkatkan belajar mandiri dengan cara:

2. membantu mahasiswa untuk membuat rencana belajar, mengingatkan

tujuan mahasiswa dan program

3. membantu mahasiswa mengembangkan metode belajar meliputi

pengumpulan sumber-sumber belajar

d. keahlian dalam mengevaluasi mahasiswa dan mengatur evaluasi

terhadap mahasiswa melalui :

1. mengulang dan mengklarifikasi tujuan program dengan proses

tutorial

2. membantu mahasiswa mendefinisikan tujuan pribadi

3. membantu mahasiswa memilih metode evaluasi terhadap dirinya

sendiri

4. mengulang pencapaian hasil belajar dan menjamin mahasiswa

memperoleh umpan balik

5. menyiapkan laporan evaluasi kemajuan masing-masing individu

mahasiswa meliputi komentar apakah mahasiswa tersebut telah

atau belum mencapai tujuan pembelajaran dari program

B . Kewajiban Tutor

1. Tutor wajib menjadi fasilitator dalam proses tutorial untuk 1 (satu)

skenario dengan 2 kali pertemuan tutorial dan 1 kali diskusi pleno

(bertindak sebagai moderator apabila kelompok yang

dibimbingnya presentasi)

2. Tutor wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan tutorial berlangsung

untuk menyamakan persepsi dengan tutor lain, mengisi daftar

hadir dan mengambil blanko penilaian

3. Tutor wajib memberikan penilaian/evaluasi terhadap proses

tutorial untuk masing-masing anggota kelompok yang

dibimbingnya dan mengumpulkan hasil penilaian langsung

setelah tutorial berakhir

4. Tutor wajib memberikan penilaian terhadap makalah hasil diskusi

dan mengumpulkan hasil penilaian tersebut paling lambat 1

minggu setelah presentasi

5. Apabila tutor berhalangan hadir pada saat tutorial I, maka wajib

memberitahu koordinator minimal 2 hari sebelumnya dan tidak

Page 6: 44899810-Modul-2

berhak untuk menjadi tutor pada tutorial II untuk menjaga

kesinambunganjalannya diskusi.

C. Peran Tutor

1. Sebelum proses tutorial

Tutor mengerti latar belakang pentingnya belajar lewat BBM

Tutor harus paham tentang referensi yang telah disiapkan oleh

planning group

Tutor berusaha untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

prior knowledge para mahasiswa

Mengetahui proses kognitif mahasiswa: konsep yang berkembang

di anggota kelompok termasuk kemungkinan konflik di dalamnya

Memahami isi dan material secara menyeluruh: block book, tutor

guide, sumber belajar

Pengetahuan tentang kurikulum

Pengetahuan tentang prior knowledge mahasiswa

Catatan-catatan tentang kelompok tutorial sebelumnya

2. Selama proses tutorial

Mengajukan pertanyaan dan “menantang” mahasiswa: penalaran,

evaluasi kritis terhadap ide yang muncul, hipotesis

Mendorong mahasiswa untuk student-directed learning,

collaborative dan elaborative learning.

Memberi tanggapan, menciptakan iklim belajar yang nyaman,

klarifikasi konsep dan proses

Menjaga proses diskusi tetap konsisten terhadap tujuan BBM

Memberi dorongan kepada moderator dan sekretaris kelompok

untuk dapat menjalankan proses diskusi

Mendorong kelompok untuk membuat evaluasi terhadap kerjasama

yang sedang berlangsung

3. Setelah proses tutorial

Memberi umpan balik kepada mahasiswa

Memberi kesempatan mahasiswa untuk melakukan refleksi

(evaluasi terhadap diri mahasiswa sendiri)

Mengecek tingkat pengetahuan atau pemahaman mahasiswa

terhadap hasil diskusi

Membuat catatan tentang kehadiran mahasiswa

D. Untuk Pakar

1. Definisi Pakar

Pakar adalah orang yang memiliki keahlian di bidangnya dan

ditunjuk oleh bagian atau koordinator BBM untuk memberikan materi,

tanggapan pada saat diskusi pleno yang sesuai dengan keahliannya

tersebut.

2. Tugas Pakar

a. Membuat materi tayang/ bahan presentasi sesuai dengan sasaran

belajar yang akan dipresentasikan di depan mahasiswa pada saat

diskusi pleno. Apabila waktu yang tersedia tidak cukup, maka bahan

tersebut harus diberikan kepada mahasiswa sebagai salah satu

bahan bacaan

b. Mengikuti diskusi pleno dari awal hingga akhir

c. Mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat

diskusi pleno yang bersesuaian dengan keahliannya

d. Memberikan tanggapan pada akhir diskusi dan mengklarifikasikan

permasalahan yang muncul pada saat diskusi

3. Kegiatan

Page 7: 44899810-Modul-2

1.Tutorial I

Tutorial merupakan kegiatan diskusi kelompok kecil yang dilakukan oleh

peserta didik dengan dibimbing oleh tutor. Kelompok kecil ini terdiri dari

8 sampai dengan 10 orang peserta didik. Tutorial dilakukan sebanyak 2

kali yang berselang satu minggu.

Kegiatan dalam tutorial I adalah:

Perkenalan (estimasi waktu 10 menit)

- perkenalan tutor kepada peserta didik

- perkenalan seluruh anggota kelompok

Pemilihan moderator dan notulen (estimasi waktu 2 menit)

- pemilihan moderator dan notulen dilakukan oleh peserta didik

dengan dipimpin oleh tutor

- moderator bertugas mengarahkan jalannya diskusi

- notulen bertugas mencatat hasil diskusi

Melakukan refresh terhadap 7 langkah (“7 jumps”) (estimasi waktu 5

menit) yaitu: 1) klarifikasi/identifikasi istilah dan konsep; 2) membuat

daftar masalah; 3) menganalisis masalah; 4) pohon masalah

(diagram masalah); 5) menentukan sasaran belajar; 6) belajar

mandiri; 7) sintesis dan uji diri

Melakukan diskusi kelompok (estimasi waktu 80 menit)

Kelompok terlebih dahulu mengambil keputusan apakah pembacaan

skenario dilakukan secara tenang (membaca dalam hati) atau dibaca

secara keras oleh seorang anggota kelompok. Selanjutnya,

berdiskusi dengan tugas poin 1 sampai 5 dari “7 jumps” didampingi

tutor.

1. Klarifikasi/identifikasi istilah (clarify terms)

Apakah istilah/konsep yang ada sudah dimengerti oleh setiap

anggota grup, jadi semua anggota sudah satu pengertian tentang

istilah-istilah atau konsep dimaksud. Dari istilah yang

diidentifikasi, tentukan kata-kata kunci untuk kasus/skenario.

2. Membuat daftar masalah (define the problems)

Masalah dapat berupa semua istilah, fakta, fenomena, yang oleh

kelompok masih perlu dijelaskan lebih lanjut. Cara yang mudah

dengan jalan melontarkan pertanyaan-pertanyaan sebanyak

mungkin terhadap istilah, konsep, fakta, atau fenomena yang

didapatkan dari permasalahan di dalam modul.

3. Menganalisis masalah (analyze the problems)

Kelompok berdiskusi mengenai masalah-masalah yang sudah

didaftar dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki

masing-masing (prior knowledge)

4. Mendaftar semua penjelasan terhadap poin 3 di atas secara

sistematis lalu meringkasnya/problem tree (make a

systematic inventory to the various explanations found in step 3,

and then summarize them)

Kelompok menjelaskan dan mendiskusikan masalah-masalah

yang timbul dari poin 3 di atas. Bilamana masih ada penjelasan

yang kurang atau belum dimengerti maka dijadikan sasaran

belajar. Kemudian ringkaslah secara sistematis dengan membuat

pohon masalah.

5. Menetapkan sasaran belajar (formulate learning objectives)

Berdasarkan ringkasan poin 4, maka grup menentukan:

- Apa saja yang harus dipelajari sebagai sasaran belajar

untuk kegiatan mandiri

Page 8: 44899810-Modul-2

- Sumber bacaan yang dapat diperoleh dari buku teks,

buku, majalah ilmiah, nara sumber, laboratorium, skill-lab,

spesimen patologis, computerized literature, dan internet

Mengakhiri diskusi (estimasi waktu 3 menit)

Setelah peserta didik selesai berdiskusi, tutor memberikan

kesempatan mahasiswa untuk refleksi diri dan memberikan umpan

balik tentang bagaimana diskusi yang sudah berlangsung seperti:

sistematika diskusi, partisipasi peserta didik dalam diskusi, serta

membuat ringkasan hasil diskusi. Jika diperlukan tutor melakukan

pengecekan tingkat pemahaman peserta diskusi.

2.Belajar Mandiri

Belajar mandiri (privat study) merupakan pelaksanaan poin 6 dari “7

jumps”. Ini merupakan bagian yang paling vital dari cara BBM.

Peserta didik belajar dengan jalan mencari informasi yang diperlukan

secara mandiri berdasarkan sasaran belajar yang telah ditetapkan.

Dalam modul sudah dicantumkan bahan-bahan pokok yang wajib di

baca. Selain itu, terdapat bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai

acuan yaitu buku teks, buku, majalah ilmiah, nara sumber,

laboratorium, skill-lab, spesimen patologis, computerized literature,

dan internet. Belajar mandiri dilaksanakan selama 1 minggu antara

tutorial I dengan tutorial II.

3.Tutorial II

Tutorial II dilaksanakan setelah peserta didik melaksanakan belajar

mandiri dalam rentang 1 minggu. Pada tutorial II ini peserta didik

melaksanakan poin 7 dari “7 jumps” yaitu sintesis dan uji diri

(synthesize and test acquired information). Mahasiswa harus aktif

mendengarkan dan berdiskusi, karena tujuan dari pertemuan kedua

ini adalah guna mensintesis ilmu yang diperoleh dari belajar mandiri

ditambah dengan ilmu yang diperoleh dari interaksi dengan peserta

diskusi lain (collaborative dan ellaborative learning). Kegiatan dalam

tutorial II ini adalah:

Pemilihan moderator dan notulen (estimasi waktu 2 menit)

Diskusi kelompok (estimasi waktu 100 menit):

- moderator dan sekretaris memimpin diskusi

- diskusi diawali dengan pembahasan terhadap satu sasaran

belajar oleh salah satu peserta diskusi

- anggota kelompok yang lain harus memberikan tanggapan

dalam bentuk sanggahan, pertanyaan, maupun pemberian

informasi lain yang menunjang dengan tidak lupa

menyebutkan sumber referensinya

- kelompok harus membuat analisis lengkap tentang masalah

yang ada

- apabila ada kesulitan yang tidak bisa dipecahkan maka hal

itu dapat menjadi bahan diskusi dalam kuliah pakar

Akhir diskusi

Setelah peserta didik selesai berdiskusi, tutor memberikan

masukan tentang bagaimana diskusi yang sudah berlangsung

seperti sistematika diskusi, partisipasi peserta didik dalam

diskusi, serta membuat ringkasan hasil diskusi. Setelah tutorial II

ini berakhir, tidak dengan sendirinya mahasiswa menguasai

bahan-bahan dalam paket masalah tersebut, tetapi mahasiswa

Page 9: 44899810-Modul-2

masih harus terus mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk

melengkapi laporan yang akan ditulis.

4.Diskusi Pleno dan Temu Pakar

Diskusi pleno dan temu pakar merupakan media komunikasi antara

peserta didik dengan para pakar yang mempunyai kompetensi

pada bidangnya untuk menjawab permasalahan yang muncul pada

saat tutorial. Pada kegiatan ini beberapa kelompok ditunjuk untuk

presentasi hasil diskusi pada saat tutorial, dilanjutkan dengan

tanggapan para pakar. Pada kesempatan ini diharapkan peserta

didik mendapatkan penjelasan dan pengetahuan dari para pakar

terhadap masalah-masalah yang belum dipahaminya.

3. EVALUASI

Evaluasi hasil belajar peserta didik BBM ini meliputi:

a. Ujian tulis (50%)

Ujian tulis merupakan salah satu bentuk assessment yang diberikan

untuk peserta didik. Peserta ujian adalah peserta didik yang telah

memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian tulis berupa kehadiran

minimal 80%. Bentuk soal adalah multiple choice questions (MCQ)

atau pilihan berganda (jumlah dan sebaran soal dapat dilihat pada

blueprint soal).

b. Penilaian tutorial (40%) meliputi aktivitas saat diskusi, relevansi

pembicaraan, keterampilan berkomunikasi, dan kehadiran.

c. Penilaian makalah (10%). Setiap kelompok wajib mengumpulkan

makalah hasil diskusi dan print out materi tayang untuk presentasi

pada saat diskusi pleno untuk masing-masing blok.

d. Standar kelulusan

Standar nilai yang digunakan adalah PAP (penilaian acuan

patokan).

Taraf Penguasaan Kemampuan

Skore

Nila

i

Bo

bo

t

80% - 100%75% - 79%70% - 74%65% - 69%60% - 64%55% - 59%50% - 54%00% - 49%

80 – 10075 – 7970 – 7465 – 6960 – 6455 – 5950 – 5400 – 49

AB+B

C+C

D+DE

43,53

2,52

1,510

Apabila setelah remedial nilai total BBM masih di bawah 60 maka

peserta yang bersangkutan dinyatakan tidak lulus dan akan

mendapat nilai D untuk Kedokteran Gigi Dasar Terintegrasi.

4. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

A. Tutorial

Tutorial BBM dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan untuk setiap

blok yaitu pada hari dan jam yang telah ditentukan sesuai jadual

akademik.Tempat tutorial di Ruang BBM Program Studi Kedokteran

Gigi UNLAM .

B. Diskusi Pleno/Kuliah Pakar

Kuliah pakar dilaksanakan 1 kali untuk setiap blok setelah tutorial 2

kali, yaitu pada hari dan jam yang telah ditentukan sesuai jadual

akademik di R. kuliah yang ditentukan

C. Ujian

Page 10: 44899810-Modul-2

Ujian dilaksanakan secara tertulis untuk setiap blok yaitu setelah

selesai diskusi pleno/kuliah pakar. Remedial akan diadakan bagi

mereka yang tidak mencapai nilai minimal 60 untuk nilai total BBM.

Remedial dilaksanakan setelah kegiatan ujian akhir di tingkat Program

Studi Kedokteran Gigi UNLAM.

6. PENUTUP

Program BBM yang dilaksanakan ini memerlukan partisipasi dan

komitmen dari seluruh komponen baik yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kerjasama dan tanggung jawab

sangat diharapkan.

MODUL II GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI

1. TUJUAN MODUL GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI

Setelah menyelesaikan Modul gigi dan jaringan pendukung gigi, mahasiswa

diharapkan mampu:

1. Menjelaskan embriologi rongga mulut

2. Menjelaskan dan menunjukkan fisologi dan patofisiologi sakit yang berguna

dalam penegakkan diagnosis di bidang kedokteran gigi

3. Menjelaskan anatomi perkembangan dan pertumbuhan gigi, baik dari

bidang histologi, biologi dan biokimia jaringan.

4. Menjelaskan dan mengidentifikasikan perbedaan morfologi antara gigi

permanen dan gigi sulung.

5. Menjelaskan dan mengidentifikasi gigi di bidang dental forensik

2. TOPIK YANG RELEVAN

a. Oral Biologi

Biologi jaringan periodontal, dan cairan sulcus gingiva

a. Histologi

Jaringan keras gigi, kelenjar rongga mulut dan jaringan pulpa.

b. Biokimia

Biokimia jaringan tulang, gigi dan kalsifikasi.

c. Dental Anatomi

Nomenklatur gigi, marfologi gigi permanen, marfologi gigi susu, kelainan

gigi, maxilla dan mandibula.

Page 11: 44899810-Modul-2

d. Periodontologi

Anatomi jaringan periodontal,

e. Dental Forensik

Mengidentifikasi odontologi

f. Dental Radiologi

Gambaran gingiva normal, dan kelainan jaringan periondontal

1. TOPIC TREE

4. STRATEGI PEMBELAJARAN

a. Kuliah terdiri atas:

• Kuliah pendahuluan blok, kuliah ini bertujuan untuk memberikan

gambaran secara umum (overview) mengenai blok struktur dan

fungsi gigi. Lama perkuliahan adalah 1 x 50 menit dan diberikan

hanya sekali pertemuan pada awal blok struktur dan fungsi gigi.

Kuliah ini akan menjelaskan bagaimana belajar dan mencari sumber

belajar di blok ini.

• Kuliah klasikal bertujuan memberikan pengetahuan terkait blok

struktur dan fungsi gigi. Lama perkuliahan adalah 3 x 50 menit dan

diberikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

• Kuliah pakar/tamu, bertujuan memberikan kesempatan bagi

mahasiswa untuk mendapatkan penjelasan dan klarifikasi dari pakar

terkait permasalahan yang ditemukan pada saat diskusi tutorial.

Waktu yang diberikan adalah 3 x 50 menit.

5. TOPIK-TOPIK KULIAH

(MODUL GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI )

NO TOPIK-TOPIK KULIAH MATA AJAR DURASI

(JAM)

1. Biologi jaringan periodontal,

Cairan sulcus gingiva

Aspek biologi jaringan keras gigi

Oral Biologi 2 x 50 menit

2 x 50 menit

1 x 50 menit

2. Nomenklatur gigi

Marfologi gigi permanen

Marfologi gigi susu

Kelainan gigi

Struktur maxilla dan mandibula

Dental Anatomi 1 x 50 menit

1 x 50 menit

1 x 50 menit

2 x 50 menit

2 x 50 menit

3. Jaringan keras gigi

Kelenjar rongga mulut

Histologi 1 x 50 menit

1 x 50 menit

GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG

Morfologi gigi permanen gigi susu, kelainan gigi

(Dental Anatomi)

Konsevasi: sifat fisik jaringan keras gigi, pulpa dan sistem persyarafan gigi

Identifikasi odontologi(Dental Forensik)

Biokimia: jaringan tulang, gigi dan

kalsifikasi

Histologi: Jaringan Keras gigi dan jaringan

pulpa

Periodontologi: Anatomi jaringan periodontal

Embriologi Rongga mulut

(Oral Biologi)

Radiologi: Gambaran gingiva normal, kelainan jar.periodontal

Page 12: 44899810-Modul-2

Jaringan pulpa

1 x 50 menit

4. Biokimia jaringan tulang

Biokimia gigi

Kalsifikasi

Biokimia 1 x 50 menit

1 x 50 menit

1 x 50 menit

5 Anatomi jaringan periodontal Periodontologi 2 x 50 menit

6. Mengidentifikasi odontologi Dental Forensik 2 x 50 menit

7 Gambaran gingiva normal

kelainan jaringan periondontal

Dental Radiologi 2 x 50 menit

2 x 50 menit

8 Susunan anatomi, sifat fisik jaringan

keras gigi.

Konservasi 2 x 50 menit

b. Tutorial

Tutorial yang diterapkan di program studi kedokteran gigi Unlam

adalah dengan cara diskusi kelompok dengan jumlah perkelompok 10

orang untuk mendiskusikan skenario yang telah dibuat oleh seorang

tutor. Pada modul ini terdapat 2 skenario, masing-masing skenario

didiskusikan selama 2 kali pertemuan ( 1 Minggu), dengan lama tutorial

2 jam setiap kali pertemuan.

Skenorianya adalah:

Geraham bungsuku tumbuh dan sakit sekitar gusi...............?

Gigiku sakit untuk mengigit................?

c. Praktikum

Praktikum dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dan dilakukan

selama 3 jam setiap kali pertemuan. Sedangkan topik-topik praktikum

yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

NO TOPIK-TOPIK PRAKTIKUM MATA AJAR DURASI

(JAM)

1 Jaringan gigi dan jaringan periodontal

(Preparat)

Histologi 1 x 3 jam

2. Kadar calsium dalam serum Biokimia 1 x 3 jam

d. Skills Lab

Skill lab dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dan dilakukan 3

jam setiap kali pertemuan, sedangkan topik yang digunakan adalah

membuat model gigi dari bahan malam merah dan identifikasi morfologi

gigi.

e. Cetak biru soalNo Mata ajar Jumlah soal

1 Oral Biologi 202 Dental Anatomi 203 Histologi 104 Biokimia 105 Periodontologi 106 Konservasi 107 Dental Forensik 108 Dental Radiologi 10

Total 100

6. TIM BLOK

• Koordinator : drg. Emilia Martini

• Anggota : drg. Naning K Utami, MKes

drg . Titis Triyanti, MKes

dr. Didik D. Sanyoto, Mkes, M.Med.Ed

Page 13: 44899810-Modul-2

dr. Triawanti,Mkes

7. NARA SUMBER

TOPIK-TOPIK KULIAH MATA AJAR NARA SUMBER

Biologi jaringan periodontal,

Cairan sulcus gingiva

Aspek biologi jaringan keras

gigi

Oral Biologi drg. Titis Triyanti, Mkes

drg. Amy. N. Carabelly

drg. Didit Supriyanto

drg. Tetri

Nomenklatur gigi

Marfologi gigi permanen

Marfologi gigi susu

Kelainan gigi

Struktur maxilla dan mandibula

Dental

Anatomi

drg. Metty Amperawati,

Mkes

drg. Erna Suryati

drg. Gunawan Untoro

drg. Naning.K

Utami,Mkes

drg. Sri Fadjriatun

Jaringan keras gigi

Kelenjar rongga mulut

Jaringan pulpa

Histologi dr. Lena Rosida, Mkes

drg. Hj.Sri Hidayati,

Mkes

drg. Nurul Hasna

Biokimia jaringan tulang

Biokimia gigi

Biokimia dr. Triawanti, Mkes

drs. Eko Suhartono,Msi

Kalsifikasi drg. Leni

Anatomi jaringan periodontal Periodontologi drg. Jovita

drg. Emma Ganefi

drg. Irwanes Wahab

Mengidentifikasi odontologi Dental

Forensik

drg. Widodo

drg. Nurul Wadudah

Gambaran gingiva normal

kelainan jaringan periondontal

Dental

Radiologi

drg. Alexander Sitepu

drg. Rudy Widodo,MKes

Susunan anatomi, sifat fisik

jaringan keras gigi.

Konservasi drg. Rudy Limanto

drg. Emilia Martini

8. REFERENSI PEMBELAJARAN

1. Baum, Phillips, 1997, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi (terj)., EGC,

Jakarta

2. Brad,R.W., Isselhard D.E., 1991, Anatomy of orofacial Structures, 5 ed., CV. Mosby Toronto

3. Dixon,A.D., 1986, Anatomi Untuk Kedokteran Gigi (terj), edisi 5, Hipokrates, Jakarta

4. Etty Indriati, 2004, Antropologi Forensik, Gadjah Mada University Press

5. Ganong, WP, 1995, Review of Medical Physiology, 17 th Ed, Prentice-Hall International Englewood, New Jersey.

Page 14: 44899810-Modul-2

6. Gardner, E, Gray. D.J. and O’ Rahilly,R., 1975, Anatomy, 4 ed.W.B.Saunders.Co. Philadelphia.

7. Guyton, AC & Hall, JE, 1996, Textbook of Medical Physiology, WB Saunders Co, USA

8. Harsono (ed) 2003, Kapita Selekta Neurologi, Edisi ke 2, Gadjah Mada University Press

9. Itjingningsih,W.H., 1991, Anatomi Gigi, 3 ed, ECG, Jakarta.

10. Ivar A.Mjor, 1991, Embriologi dan Histologi Rongga Mulut, Widya

Medika.

11. Liebgott, 2000, Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi (terj) EGC,

Jakarta

12. Manson,J.D., and Eley, B.M., Buku Ajar Periodonti (terj), edisi 2,

Hipokrates, Jakarta

13. Satyanegara,M.D., 1978, Teori dan terapi” Nyeri”

14. Sherwood, L., 1996, Fisiologi Manusia dan Sel ke Sistem (terj), edisi 2,

EGC, Jakarta

15. Van Beek, 1992, Marfologi Gigi (terj)., EGC, Jakarta

.

Page 15: 44899810-Modul-2

MODUL SKENARIO DAN DASAR TEORI

Skenario 1 dan 2

Sasaran belajar skenario 1 dan 2:

1. Menjelaskan struktur anatomi dan fungsi leher kepala serta vaskularisasi dan

innervasinya.

2. Menjelaskan anatomi cavum oris, cavum nasi, pharynx dan larynx.

3. Menjelaskan aliran limphe leher kepala.

4. Menjelaskan jaringan periodontal dari bidang anatomi, histologi, oral biologi,

Biokimia, periodontal, dental radiologi dan konservasi

Skenario 1

Geraham bungsuku tumbuh dan sakit sekitar gusi...............?

Wawan umur 19 tahun sudah beberapa hari ini merasakan sakit pada gusi di

geraham terakhir rahang bawah. Rasa sakit terasa menjalar sampai ke

tenggorokan, sehingga susah untuk menelan. Hasil pemeriksaan menunjukkan

adanya pembengkakan gusi dan pembesaran kelenjar di bawah dagu,

menyebabkan tenggorokan wawan meradang dan nampak kemerahan pada

daerah pharynx dan tonsilnya, kenapa?

Skenario 2.

Gigiku sakit untuk mengigit................?

Indah , seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi, mengalami sakit gigi sudah

tiga hari dan gigi tersebut terasa sakit kalau untuk mengigit. Dari hasil

pemeriksaan dokter gigi ternyata gigi molar pertama indah berlubang, kemudiaan

dilakukan pembersihan pada lubang gigi tersebut dan dilakukan penumpatan

sementara oleh dokter gigi. Setelah seleai dilakukan penumpatan sementara,

diberikan resep.

Problem tree skenario1.

Pertanyaan Minimal:

1. Jelaskan bagaimana struktur anatomi dan fungsi rongga mulut dan rongga

disekitarnya?

2. Jelaskan bagaimana hubungannya anatomi cavum oris, cavum nasi, pharynx

dan larynx?

3. Jelaskan bagaimana aliran limphe leher kepala?

Pembengkakan gusi dan pembesaran kelenjar di

bawah dagu

Rongga mulut( Histologi)

Morfologi gigi (dental anatomi)

Cairan sulcus gingiva (Oral

Biologi)

Susunan anatomi, sifat fisik jar. keras.gigi

(konservasi)

Identifikasi odontologi (dental Forensik)

Gambaran Kelainan jaringan periodontal(Dental Radiologi)

Anatomi jar. Periodontal

(Periodontologi)

Page 16: 44899810-Modul-2

4. Jelaskan bagaimana jaringan periodontal bila dilihat bidang anatomi,

histologi, oral biologi, Biokimia, periodontal, dental radiologi dan konservasi?

Overview Dasar TeoriStruktur Anatomi dan Fungsi Rongga Mulut.1. Tulang, yang meliputi os. Hyoideus, os mandibula, os palatina, (os frontalis,

os, sphenoidalis, os. Ethmoidalis) tiga tulang ini merupakan tulang yang

membentuk basis cranii. Os calvaria cranii, manubrium dan vertebrae

cervicalis I-VII.

2. Sedangkan otot-otot yang membentuk adalah, otot labium oris dan pipi, otot

lingua, otot dasar mulut, otot palatum molle, dan otot pengunyahan.

3. Cavum nasi, terletak terletak dibagian tengah rangka wajah, di atas,

tersusun dari belakang, dikelilingi oleh os. Nasale, os.Frontale dan os.

Ethomoidale (lamina cribosa) dan os. Sphenoidale. Di bawah oleh palatum

durum yang terdiri dari procesus palatinus maxillae dan os. Palatina.

Cartilago alaris bilateral terdiri dari dua elemen utama dan beberapa unit

elemen yang lebih kecil, dinding lateral nasus externus dan cavum nasi dapat

dibagi menjadi tiga daerah, yaitu:

a. Regio anterior yang datar, terdiri dari vestibulum nares (dikelilingi oleh

cutis dan rambut) dan atrium (dikelilingi oleh membrane mucosa

respiratoria).

b. Regio concha atau regia tengah dibagi menjadi tiga concha nasalis

menjadi empat sulcus kecil, yaitu:

Meatus nasi inferior di belakang concha nasalis inferior.

Meatus nasi medius di belakang concha nasalis media

ossis ethmoidalis.

Meatus nasi superior di belakang concha nasalis superior ossis

ethmoidalis.

Sulcus olfactorius berjalan di balik lamina cribosa ossis

ethmoidalis di atas concha nasalis superior.

c. Regio posterior, adalah segmen dinding lateral yang pendek, terletak di

belakang concha nasalis ossis sphenoidalis, dibentuk oleh permukaan

medial lamina medialis processus pterygogoidei ossis sphenoidalis.

Overview Dasar TeoriAnatomi Radiografi dari Cranium Radiografi Lateral: Adalah meliputi regio cranium, regio facialis, regio

orbitonasal, regio oral

Gambaran posterior anterior dan occipitomental, adalah meliputi regio

caranium, regio facialis, dan radigrafi gigi.

Strutur skeletal

1. Bagian-bagian rangka wajah yang langsung berhubungan dengan jaringan

subcutan dan dapat dengan mudah dipalpasi di balik cutis adalah:

2. Tepi posterior ramus dan tepi bawah mandibula dari angulus ke dagu.

3. Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi. Dari daerah ini, arcus

zygomaticus dapat diraba terus ke belakang ke meatus acusticus externus.

4. Margo orbitalis yang membentuk dari maxilla dibagian bawah dan medial, os

zygomaticum dibagian lateral dan os frontale dibagian superior.

5. Os. Nasale yang membentuk apex dan dorsum nasi.

Juga dapat teraba facies anterior maxillae, garis besar apertura nasalis,

processus alveolaris yang membawa gigi geligi yang terletak lebih ke dalam

dan terbungkus oleh otot-otot wajah. Otot-otot ekspresi wajah mengelilingi

wajah dari cavum oris, mata hidung dan telinga. Otot ini berfungsi sebagai

Page 17: 44899810-Modul-2

sphincter (penutup) dan dilator (pembuka) organ di atas, otot-otot ini dapat di

bagi menjadi:

otot labium oris dan pipi

otot palpebra

otot hidung

otot auricular

ad.1. Otot labium oris dan pipi

dapat dibagi menjadi dua kelompok, lapisan dalam yang terbentu dari m.

buccinator pada pipi dan otot yang mirip sphincter m. orbicularis oris pada

labium oris. Lapisan yang lebih superficial terbentuk dari sekelompok otot

kecil yang keluar dari maxilla, os.zygomaticum, fascia yang menutupi m.

masseter dan dari mandibula. Otot radial ini berbentuk konvergen, masuk ke

labium oris dan melekat pada bagian dalam cutis. Nama dan origonya

adalah:

levator labii superioris aleque nasi

m. levator labii superioris dari facies anterior maxilla

levator anguli oris

m. zygomaticus major; dari os zygomaticum dan minor

m. rizorius

m. depressor labii inferior

m. depressor anguli oris dari corpus mandibulae

m. mentalis

Otot labium oris dan pipi meliputi, m. buccinator, m. Orbicularis oris, dan otot-

otot radial labium oris

Ad. 2. Otot Palpebra

Setiap palpebra (kelopak mata) mengandung struktur jaringan fibrosa yang

padat, lamina tarsalis, melekat dengan longgar pada margo supraorbitalis

dan infraorbitalis melalui fascia palpebralis dan melekat lebih erat pada sisi

medial dan lateral melalui ligamentum palpebrale yang mirip tali. Otot utama

dari palpebra adalah m. Orbicularis oculi, yang terdiri dari:

1. pars orbitalis

2. pars palpebralis

3. pars lacrimalis

Ad. 3. Otot Hidung

Ada dua otot kecil pada tiap sisinya:

1. pars alaris mm.nasalis (dilator) dan

2. m. compresor naris.

Otot ini keluar dari facies anterior maxilla pada bagian samping dan tepi

bawah apertura nasi dan berinsersi pada cutis serta cartilago alae nasi.

Ad. 4. Otot Telinga Luar

Pada telinga luar terdapat:

Sejumlah otot intrinsik yang kecil, yang melekat pada bagian rangka cartilago

dan

Tiga otot ekstrinsik, m. auricularis anterior, superior dan posterior.

Otot anterior dan superior keluar dari aponeurosis epicranial dan dari fascia

temperalis yang terletak di atas m. temporalis.

Pembuluh darah dan saraf yang sangat berperan pada wajah:

1. A. facialis mencapai wajah pada tepi anterior m.masseter di mana

denyutannya biasanya dapat diraba. Arteri berputar melalui jaringan pipi,

melintasi sedekat mungkin angulus mandibulae untuk menuju ke sulcus

yang terletak antara hidung dan facies anterior maxilla pada sisi medial

oramen infraorbitale.

Page 18: 44899810-Modul-2

2. V. facialis anterior berjalan melintasi wajah dibelakang arteri. Walaupun

demikian, perjalanan vena agak berkelok-kelok dan tidak dapat diraba.

3. A. temporalis superficialis akan terletak lebih superficialis pada radix

arcus zygomaticus antara meatus acusticus externus dibagian belakang

dan processus condylaris dibagian depan.

4. Sedangkan syaraf-syaraf yang mempengaruhi leher kepala, meliputi:

n.olfaktorius, n. optikus, n.occulomatorius, n. troklearis, n. trigeminus

(n.olfalmicus, n.maxillaris dan n. mandibularis), n. abdusen, n. fasialis, n.

auditoris, n. gllosofaringeus, n. vagus, n. accessorius dan n. hipoglossus.

Pada regio rongga mulut mendapatkan suplai darah yang berasal dari:

Gigi geligi dan struktur pendukung, supai darah berasal dari a. Alveolaris

inferior untuk rahang bawah dan a. Alveolaris superior, posterior, media

dan anterior untuk rahang atas. Semua arteri ini berasal dari a. Maxillaris.

Palatum durum di suplai oleh a. Palatina major dan a. Incisiva dari a.

Nasalis yang merupakan cabang dari a. Maxillaris.

Palatum molle mendapatkan suplai darah dari Aa. Palatini minores dan

beberapa cabang dari a. Pharyngea ascendens.

Labium oris mendapatkan suplai dari a. Labialis inferior dan superior.

Lingua mendapatkan suplai dari a. Lingualis dan cabang-cabangnya.

Dasar mulut mendapatkan suplai dari a. Sublingualis yag merupakan

cabang a. Lingualis.

Cavum oris, yang meliputi vestibulum, lingua, dasar mulut dan atap

cavum oris.

Pharyanx, adalah susunan otot dan fascia berbentuk tabung yang

meluas dari basis cranii di atas, ke vertebrae cervicales VI di bawah, dan

menyambung ke oesophagus. Pharynx terbagi menjadi nasopharynx,

oropharynx dan laryngopharynx.

Larynx, terdiri dari sejumlah cartilago yang membentuk rangka (dengan

os hyoideum), kelompok otot khusus dan plica vocalis, yang melalui

gerakannya dapat mengatur besar orifisium trachea. Larynx dikelilingi

oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan mukosa trachea dan

pharynx. Posisi larynx pada umumnya akan berubah-ubah selama proses

penelanan. Dilihat dari fungsinya, otot larynx dapat di bagi menjadi tiga

kelompok:

a. Otot yang mengatur besar

apertura laryngea; m. Thyroepiglotticus dan m. aryepiglotticus, m.

Arytenoideus.

b. Otot yang membuka dan

menutup rima glottidis, suatu spatium di antara plica vocalis;

m.cricoarytenoideus (lateral dan posterior).

c.Otot yang mengatur besar tegangan plica vocalis: yaitu m.

Cricothyroideus, thyro-arytenoideus dan vocalis.

Trachea, berhubungan dengan ujung bawah larynx dan menurun dari

vertebrae cervical VI sampai tepi atas vertebrae thoracicae V. Di daerah

tersebut ” trachea” terbagi menjadi bronchus ke pulmo. Pada leher,

trachea diselubungi dibagian anterior oleh cutis, fascia superficialis dan

profunda, lapisan pretrachea dan m.sternohyoideus serta sternohyoideus.

Oesophagus, dibagian atas tersusun atas otot lurik sedangkan dibagian

bawah otot polos. Oesophagus di mulai pada leher di tepi bawah

cartiloago cricoidea pada daerah berlawanan dengan vertebrae

cervicales VI, di mana oesophagus akan bergabung dengan

laryngopharynx. Oesophagus turun di depan columna vertebrae, masuk

Page 19: 44899810-Modul-2

ke mediastinum superior dari thorax dan pars thoracica oesophagus.

Pada leher, oesophagus berhubungan dengan trachea dan karena

letaknya miring ke arah sisi kiri pada bagian bawah leher, oesophagus

cenderung mengarah ke lobus sinister glandula thyroidea.

Glandula endocrinae dari leher kepala, yang terdiri dari glandula

pituitaria atau hypophysis cerebri adalah suatu corpus kecil ovoid yang

sebagian besar diantaranya terdapat dalam fossa pituitaria dari os

sphenoidale.

Glandula Pituitaria atau Hypophysis Cerebri:

Glandula ini mempunyai hubungan penting dengan :

Chiasma opticum, terbentuk melalui pertautan dua n. opticus dan

terletak di atas glandula pada bagian depan diaphragma sellae.

carotis interna yang terletak di lateral sinus venosus cavernosus.

Sinus sphenoidalis yang terletak dibawahnya dan fissura orbitalis

superior yang terletak anterolateral terhadap glandula. Glandula

pituitaria diperdarahi oleh a. Hypophysialis interna, yang masuk

kepermukaan atas atau bawahnya berupa cabang-cabang dari

a.carotis interna, di dekat origo a.ophthalmica atau dari a.carotis

interna berjalan melewati sinus cavernosus. Suplai darah dari

glandula pituitaria akan berdrainase ke plexus sinus venosus kecil

disekitar organ dan sinus cavernosus didekatnya.

ANATOMI FUNGSIONAL:

Glandula terdiri dari dua lobus yang secara perkembangannya

berbeda, dan terletak di anterior serta posterior. Lobus anterior atau

adenohypophysis terbentuk dari diverticulum (kantung Rathke) pada atap

cavum oris primitif. Setelah perkembangan awal melalui hubungan

terhadap cavum oris, diverticulum ini akan menutup. Adenohypophysis

dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Pars distalis, membentuk ketebalan adenohypophysis.

Pars tuberalis, yang merupakan perluasan ke atas dari pars distalis

disepanjang infundibulum

Pars intermedia, yang terletak di antara adenohypophysis dan

neurohypophysis glandula pituitaria.

Glandula Thyroidea

Glandula thyroidea, adalah glandula endocrinae atau glandula

tanpa ductus yang terbesar, terdiri dari beberapa vesikel kecil yang

dikelilingi epithelium cuboideum dan terisi sekresi koloidal. Glandula

thyroidea dikelilingi oleh capsula jaringan fibrosa yang halus disebut

capsula sejati.

Arteri-arteri glandula merupakan cabang terminal dari a. thyroidea

superior, a. thyroidea inferior dan a. thyroidea ima (cabang a.carotis

communis sinistra, aa.brachicephalicae atau arcus aorta). Vena

berdrainase ke v.jugularis interna (v. thyroidea superior dan media) dan

ke vv. Brachicephalicae sinistra (v. thyroidea inferior).

Glandula Parathyroidea

Merupakan glandula kecil yang umumnya terdiri dari dua buah, satu pada

tiap sisi leher dan kadang-kadang tertanam dalam capsula glandula

thyroidea. Suplai darah dari glandula parathyroidea berasal dari cabang

ascendens a. thyroidea inferior. Glandula parathyroidea berperan penting

untuk kehidupan dan berhubungan dengan aksi pengaturan metabolisme

kalsium dan fosfor.

Page 20: 44899810-Modul-2

Overview Dasar TeoriAnatomi morfologi gigi

Setelah pertumbuhan wajah selesai dan gigi geligi tetap sudah tumbuh

seluruhnya, erupsi gigi dan migrasi gigi geligi akan terhenti. Perubahan yang

terjadi pada gigi gelig dewasa akibat bertambahnya usia. Gigi manusia terdiri

dari atas: email,dentin, dan cementum yang merupakan jaringan berkapur. Di

samping itu, tiap gigi mempunyai suatu komponen jaringan penyambung

vaskular, yaitu pulpa, yang terletak dalam rongga pulpa.

Morfologi gigi pada manusia dibagi menjadi gigi susu yang berjumlah 20

buah yaitu :

1. untuk rahang atas: Insisivus pertama, insisivus kedua, caninus, malor

pertama, molar kedua.

2. untuk rahang bawah: Insisivus pertama, insisivus kedua, caninus, malor

pertama, molar kedua.

Sedangkan untuk gigi permanen yang berjumlah 32 buah, yaitu:

1. untuk rahang atas: Insisivus pertama, insisivus kedua, caninus, premolar

satu, premolar 2, malor pertama, molar kedua dan molar ketiga tapi kadang

tidak tumbuh.

2. untuk rahang bawah: Insisivus pertama, insisivus kedua, caninus, premolar

satu, premolar 2, malor pertama, molar kedua molar ketiga tapi kadang tidak

tumbuh.

Gigi-gigi tersebut diatas sangat bervariasi diantaranya, dalam ukuran,

bentuk, jumlah puncak (cups) dan akar, akan tetapi tiap gigi tertentu mempunyai

sifat-sifat morfologinya sendiri.

Overview Dasar Teori

Susunan anatomi, sifat fisik jaringan. keras.gigi :

Karies gigi adalah penyakit yang menyerang permukaan gigi geligi yang

terbuka di dalam mulut, dan mengakibatkan kerusakan yang lambat dari jaringan

keras mahkota gigi sehingga bila terjadi resesi gingiva juga akan menyerang

bagian akar yang terbuka. Bila ini tidak dilakukan perawatan akanmeluas ke

pulpa gigi dan dapat merusak seluruh permukaan mahkota gigi. Sehingga akan

menimbulkan rasa sakit sakit, terganggunya fungsimastikasi, inflamasi aringan

gingiva, dan akhirnya terjadi pembntukan abses.

Mula-mula karies gigi mengakibatkan kerusakan jaringan keras melalui

aksi bakteri pembentuk asam yang terdapat pada permukaan gigi. Ini adalah

tahap awal, di mana terjadi demineralisasi sub permukaan yang lambat dari

email gigi, tahap selanjutnya berlangsung secara progresif dan berlanjut melalui

email, melintasi pertautan email-dentin dan menuju ke dentin. Khusus di dentin

demineralisasi diikutiproteolisis.

Daerah-daerah yang paling sering terserang karies, yaitu: daerah ceruk

atau fissura, daerah kontak antara permukaan approksimal gigi geligi, sepertiga

gingiva. Karena pada ketiga daerah tersebut sangat sulit untuk dikontrol dan

dibersihkan sehingga sangat rentan terhadap karies gigi.