41skripsi Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini (Sadari) Dengan Keterlambatan(1)

123
 HUBUNGAN (SADA PEN ME R PROG SEKO MU  PENGETAHUAN DAN DETE I) DENGAN KETERLAMBA ERITA KANKER PAYUDA AKUKAN PEMERIKSAAN D UD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi FRIDA SUKMA SETIAWAN NIM: 07. 0175. S AM STUDI S1 KEPERAWA AH TINGGI ILMU KESEHA AMMADIYAH PEKAJANGA 2012  KSI DINI  AN  A  I  AN  AN N

description

nmm,,n

Transcript of 41skripsi Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini (Sadari) Dengan Keterlambatan(1)

  • HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Skripsi

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Skripsi

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Skripsi

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

  • HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelarSarjana keperawatan

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelarSarjana keperawatan

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI(SADARI) DENGAN KETERLAMBATAN

    PENDERITA KANKER PAYUDARAMELAKUKAN PEMERIKSAAN DIRSUD KRATON KABUPATEN

    PEKALONGAN

    Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelarSarjana keperawatan

    FRIDA SUKMA SETIAWANNIM: 07. 0175. S

    PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH PEKAJANGAN

    2012

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Skripsi dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini(SADARI) Dengan Keterlambatan Penderita Kanker Payudara MelakukanPemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan yang di susun oleh FridaSukma Setiawan, telah di setujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Skripsiuntuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi.

    Pekajangan, 22 September 2012Pembimbing I

    Mokhammad Arifin, M.KepNIK. 851.815

    Pembimbing II

    Neti Mustikawati, Skep. NSNIK 09. 01. 021

    .

  • LEMBAR PENGESAHANSkripsi

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DETEKSI DINI (SADARI) DENGANKETERLAMBATAN PENDERITA KANKER PAYUDARA MELAKUKAN

    PEMERIKSAAN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGANDisusun oleh

    Frida Sukma SetiawanNIM 07.0175.S

    Telah dipertahankan didepan Dewan Pengujipada tanggal 22 September 2012

    Dewan PengujiPenguji I

    Mokhammad Arifin, M.KepNIK. 851.815

    Penguji II

    Neti Mustikawati, Skep.NsNIK. 09. 01. 021

    Penguji III

    Wiwiek Natalya, MKep. Sp.KomNIK. 10.001.081

    Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratanUntuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

    Pekajangan, Oktober 2012Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan

    Mokhammad Arifin, M.KepNBM. 851.815

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi penelitian ini tidak terdapatkarya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademis di suatu InstitusiPendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya ataupendapat yang pernah di tulis dan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yangsecara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.Apabila dikemudian hari diketahui adanya plagiasi, maka saya siap untukmengganti topik penelitian yang akan saya lakukan dan pengunduranpengambilan skripsi di tahun yang akan datang.

    Pekajangan, April 2012Peneliti,

    Frida Sukma Setiawan07. 0175. S

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.(Lao Tze)

    Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkaumenjaga harta.

    Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum.Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah

    apabila dibelanjakan.(Sayidina Ali bin Abi Thalib).

    Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang.Jika memulai sekarang, tahun depan anda akan tahu banyak hal yang sekarang

    tidak diketahui.Dan anda tak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu-nunggu.

    (William Feather)

    Bangun dari tidur panjangmu, bangkit dan jadilah orang yang pertama aku kenal,jadilah seperti waktu kecilmu dulu, kau yang periang, kau yang lincah, kau yang

    lucu, dan kini aku pula yang akan menyemangatimu di kala kau terjatuhputraku????

    Terimakasih ku ucapkan untukmu ayah dan bundaku, ku rindukan saat-saat itu,saat-saat aku ada di tengah-tengah keluarga kecilku.

  • KATA PENGANTAR

    Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitiandengan judul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Diagnosa PadaPenderita Kanker Payudara Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Skripsi inimerupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaKeperawatan.

    Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini bukan semata-matahasil kerja peneliti sendiri, melainkan berkat bantuan, bimbingan dan dukungandari berbagai pihak, untuk itu perkenankan peneliti mengucapkan terima kasihkepada:

    1. Bapak Mokhamad Arifin, SKp.,M.Kep., selaku Ketua STIKESMuhammadiyah Pekajangan Pekalongan dan sebagai pembimbing 1 yangtelah banyak membantu untuk membimbing dan memberikan masukandalam penulisan skripsi ini.

    2. Ibu Aida Rusmariana, MAN, Selaku Kepala Program Studi S1Keperawatan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

    3. Ibu Neti Mustikawati, Skep.Ns selaku pembimbing II yang juga telahmembimbing dan mengarahkan dalam penulisan skripsi ini.

    4. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan kesabarannya dandukungan moril dan materiil serta doa yang tak terhenti hingga saat ini.

    5. Segenap dosen dan staf STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalonganyang telah membantu selama proses penyusunan proposal.

  • 6. Rekan-rekan S1 Keperawatan regular angkatan 2007 yang telahmemberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan proposal skripsi ini.

    7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas doa dandukungannya.Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti menyadari masih banyak

    kekurangannya dan masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penelitimengharapkan adanya saran dan masukkan dalam rangka penyempurnaanproposal skripsi ini, sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

    Pekalongan, Oktober 2012Peneliti

    Frida Sukma Setiawan07. 0175.S

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL..... iHALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN.................................................... iiHALAMAN LEMBAR PENGESAHAN.......................... iiiHALAMAN SURAT PERNYATAAN ............................ ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ vKATA PENGANTAR................................................................................... viDAFTAR ISI ....................... viiiDAFTAR TABEL .... xiDAFTAR GAMBAR ... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .... xivABSTRAK.................................................................................................... xvBAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang 1B. Rumusan Masalah.. 6C. Tujuan Penelitian 6D. Manfaat Penelitian. 7E. Keaslian Penelitian. 8

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. Keterlambatan diagnosa........ 10B. Kanker......... 11

    1. Definisi... 112. Etiologi........................................... 12

  • 3. Klasifikasi............................... 204. Patofisiologi........................ 275. Tanda dan Gejala............................................................... 286. Penatalaksanaan............................................................... 29

    C. Deteksi Dini 331. Pengertian ... 332. Tujuan.............. 333. Dasar-dasar Mengadakan Deteksi Dini............................. 334. Jenis-jenis Deteksi Dini.................................................... 35

    BAB III. KERANGKA KERJA PENELITIANA. Kerangka Konsep. 42B. Hipotesis . 43C. Variable Penelitian 44D. Definisi Operasional. 45

    BAB IV. METODE PENELITIANA. Desain Penelitian.. 49B. Populasi dan Sampel. 49C. Tempat dan Waktu Penelitian... 51D. Etika Penelitian..... 52E. Instrumen Penelitian 54F. Uji Validitas dan Reliabilitas... 55G. Prosedur Pengumpulan Data. 58H. Pengolahan Data........... 59I. Teknik Analisa Data........ 60

  • J. Jalannya Penelitian.................................................................. 61K. Keterbatasan Penelitian........................................................... 63

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian.. 64B. Pembahasan............ 69

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan........ 80B. Saran...................... 81

    DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Nomor Tabel: HalamanTabel 2.1 Klasifikasi TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC.......... 22

    Cancer Staging Manual.Tabel 2.2 Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker.............. 24

    Payudara berdasarkan AJCC Cancer Staging ManualTabel 3.1 Definisi operasional .............................................................. 46Tabel 4.1 Pelaksanaan penelitian ......................................................... 52Tabel 5.1 Distribusu frekuensi pengetahuan responden tentang............ 65

    Penyakit kanker payudara di RSUD KratonKabupaten Pekalongan.

    Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kemampuan responden dalam............... 65Melakukan deteksi dini penyakit kanker payudara (SADARI)Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    Tabel 5.3 Distribusi frekuensi keterlambatan penderita......................... 66Kanker payudara melakukan pemeriksaan kanker payudaraDi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    Tabel 5.4 Distribusi hubungan pengetahuan responden tentang............ 67Penyakit kanker payudara dengan adanya keterlambatanPenderita kanker payudara melakukan pemeriksaankanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    Tabel 5.4 Distribusi hubungan kemampuan responden dalam.............. 68Melakukan deteksi dini penyakit kanker payudara

  • (SADARI) dengan keterlambatan penderitaKanker payudara melakukan pemeriksaan kanker payudaradi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

  • DAFTAR GAMBAR

    Nomor Gambar: HalamanGambar 2.1. Inspeksi kesimetrisan bentuk payudara................................. 36Gambar 2.2. Inspeksi ada tidaknya perubahan pada payudara................... 37Gambar 2.3. Melihat ada tidaknya massa di sekitar payudara.................... 37Gambar 2.4. Meregangkan otot-otot Axila................................................. 38Gambar 2.5. Teknik pemijatan di area payudara guna meraba masa tumor.. 39Gambar 2.6. Memeriksa Cairan Payudara................................................... 39Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian................................................... 43

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Formulir Persetujuan Ujian Skripsi.Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden.Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden.Lampiran 4 Kuesioner Pengetahuan Pasien Kanker Payudara Tentang Penyakit

    Kanker Payudara.Lampiran 5 Kuesioner Kemampuan Responden Dalam Melakukan

    Pemeriksaan Payudara Sendiri.Lampiran 6 Kuesioner Keterlambatan Penderita Kanker Payudara Untuk

    Melakukan Pemeriksaan Kanker Payudara.Lampiran 7 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Pasien Kanker Payudara Tentang

    Penyakit Kanker Payudara.Lampiran 8 Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Responden Dalam Melakukan

    Pemeriksaan Payudara Sendiri.Lampiran 9 Kisi-kisi Kuesioner Keterlambatan Penderita Kanker Payudara

    Untuk Melakukan Pemeriksaan Kanker Payudara.Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.Lampiran 11 Hasil Output SPSS Frequencies, Chi Square.Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian.

  • Program Studi S1 KeperawatanSTIKES Muhammadiyah Pekajangan

    September, 2012ABSTRAK

    Frida Sukma SetiawanHubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini (SADARI) Dengan KeterlambatanPenderita Kanker Payudara Melakukan Pemeriksaan Di Rsud KratonKabupaten PekalonganXIV + 81 halaman + 8 tabel + 7 gambar + 12 lampiranKanker payudara adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali pada jaringanpayudara. Sedangkan keterlambatan pasien kanker payudara dalam memeriksakankondisinya adalah keadaan dimana pasien kanker payudara datang minimal sudahpada stadium III. Salah satu pencegahan kanker payudara adalah denganmelakukan deteksi dini kanker payudara (SADARI), yang bertujuan untukmenemukan secara dini kanker yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangimordibitas dan mortilitas kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuihubungan pengetahuan dan deteksi dini (SADARI) dengan keterlambatanpenderita kanker payudara untuk periksa di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.Desain penelitian menggunakan studi deskriptf korelasi (correlation study)dengan pendekatan croos sectional, teknik pengambilan sampel pada penelitianini adalah accidental sampling, dengan jumlah responden kanker payudara yangmenjalani kemoterapi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan sebanyak 50orang. Hasil uji statistik bivariat menggunakan chi square dengan = 0,05. Untukmengetahui hubungan pengetahuan dengan keterlambatan penderita kankerpayudara dalam melakukan pemeriksaan di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongandi dapatkan hasil = 0,026 dan hubungan deteksi dini (SADARI) denganketerlambatan penderita kanker payudara dalam melakukan pemeriksaan diRSUD Kraton Kabupaten Pekalongan di dapatkan hasil 0,039. Hasil penelitiantersebut menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dan deteksi dini (SADARI)terhadap keterlambatan penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan diRSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    Kata kunci : pengetahuan kanker payudara, deteksi dini (SADARI),keterlambatan penderita kanker dalam melakukanpemeriksaan kanker payudara.

    Daftar pustaka : 23 buku, 5 website (2000-2011)

  • Nursing Science S1 Study ProgramMedical College of Muhammadiyah

    Pekajangan PekalonganSeptember, 2012

    ABSRACTFrida Sukma SetiawanCorrelation between Knowledge, Early Detection (Self Breast Examination)and Patients Delay in Having Their Breast Cancer Examined at GeneralHospital of Kraton Pekalongan Regencyxiv + 81 pages + 8 tables + 7 images + 12 appendicesBreast cancer is the uncontrolled cell growth in the breast tissue and patientsdelay in having their breast cancer examined is a condition of which patients withbreast cancer see the doctor at least at stadium III. One way of preventing breastcancer is by early detection of breast cancer (Self Breast Examination) with thepurpose of finding cancer earlier that is still possible to be cured in order to reducemorbidity and mortality of the cancer. This research aimed at finding out thecorrelation between knowledge, early detection (self breast examination) andpatients delay in having their breast cancer checked at General Hospital ofKraton Pekalongan Regency.The design of this research was descriptive correlative study with cross sectionalapproach. Samples were taken through accidental sampling. The number ofrespondents with breast cancer undergoing chemotherapy at General Hospital ofKraton Pekalongan Regency was 50 persons. The result of statistical bivariat testusing chi square with = 0.05 to find out the correlation between knowledge andthe patients delay in having their breast cancer examined at General Hospital ofKraton Pekalongan Regency was = 0.026 while the correlation between earlydetection (Self breast examination) and patients delay in having their breastcancer examined was 0.039. The result of this research suggested the existence ofcorrelation between knowledge, early detection (self breast examination) andpatients delay in having their breast cancer examined at General Hospital ofKraton Pekalongan Regency.

    Key words : Knowledge on breast cancer, early detection (self breastexamination), patients delay in having their breast cancerexamined.

    Bibliography : 23 books, 5 websites (2000- 2011)

  • BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahSalah satu permasalahan penyakit tidak menular yang muncul di

    masyarakat ialah kanker, kanker masih menjadi momok menakutkan bagimasyarakat Indonesia. Masyarakat masih mempersepsikan kanker sebagaipenyakit mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan tidak dapat dicegah sertamemerlukan biaya pengobatan yang tinggi. Di sisi lain, informasi tentangkanker dan pencegahannya masih minim, masih banyak persoalan danhambatan yang dihadapi dalam upaya penanganan dan pencegahan kankerseperti kurangnya informasi tentang kanker kepada masyarakat, adanyapersepsi masyarakat tentang kanker yang tidak benar dan programpengendalian dan pencegahan kanker belum menjadi prioritas utama di tiap-tiap daerah.

    Tumor ganas atau kanker dianggap sebagai pertumbuhan sel yangtidak terkendali, karena itu secara patologik tumor ganas disebut sebagaipenyakit sel. Tetapi kita juga menyadari bahwa pertumbuhan sel secara tidakterkendali menyebabkan sel-sel tersebut membentuk massa yang kemudianmenginfiltrasi organ dan mengganggu fungsinya, karena itu kanker juga dapatdisebut penyakit organ (Kresno 2007, h.378). Sedangkan menurut Bustan(2000, h.71) kanker bukanlah satu penyakit, tetapi beberapa penyakit denganpatogenesis, gambaran klinik dan penyebab yang berbeda. Kanker di tandaidengan terjadinya pertumbuhan sel yang tidak normal. Sel-sel kanker tumbuhdengan tanpa terkontrol dan tanpa tujuan yang jelas. Pertumbuhan ini akan

  • mendesak dan merusak pertumbuhan sel-sel normal. Berbagai jenis kankeryang umum dijumpai di negara kita adalah kanker leher rahim, kankerpayudara, kanker paru, kanker kulit dan kanker nasofaring. Dimana kankerpayudara menempati urutan kedua insiden terbanyak setelah kanker leherrahim (Tapan 2005, h.40). Sedangkan Manuaba (2010, h.17) menambahkanbahwa di Indonesia kanker payudara diperkirakan dalam waktu singkat akanmenjadi kanker dengan insiden tertinggi pada wanita. Hal ini disebabkankarena di negara kita, kebanyakan kasus kanker ditemukan pada stadiumlanjut, ketika penyembuhan sudah sulit dilakukan.

    Ristarolas (2009) menyatakan kanker payudara adalah kanker yangmenyerang jaringan payudara. Kanker payudara tidak menyerang kulitpayudara yang berfungsi sebagai pembungkus. Kanker payudaramenyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormaldan bertambah banyak secara tidak terkendali.

    Pada tahun 2005 kanker payudara sering ditemukan di seluruh duniadengan insiden relatif tinggi, yaitu dari 600.000 kasus kanker payudara setiaptahunnya. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang mayoritas terjadipada wanita, dengan perbandingan laki-laki dan wanita 1:100. Di Amerikalebih dari 212.000 wanita di diagnosa kanker payudara setiap tahun, dansekitar 41.000 dari kasus tersebut meninggal setiap tahunnya (Pradipta,2005).

    Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 sebanyak5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudarameningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara

  • meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 8.277 kasus(statistik penderita kanker, 2011).

    Di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan laporan program yang berasaldari Rumah Sakit, kasus kanker yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak8.182 kasus. Terdiri atas Ca mamae 3.593 kasus (43,91%), Ca servik 2.780kasus (33,98%), Ca hepar 1.030 (12,59%), dan Ca paru 779 kasus (9,52%).Kasus terbanyak Ca Mammae adalah di Kota Semarang yaitu sebesar 1.205kasus (33,53%) dibanding dengan jumlah keseluruhan Ca Mammae dikabupaten atau kota lain di Jawa Tengah (Ayu, 2011).

    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, pada tahun2007 penderita kanker payudara untuk wilayah Kabupaten Pekalongansebanyak 11 kasus, pada tahun 2008 sebanyak 28 kasus, pada tahun 2009sebanyak 97 kasus, pada tahun 2010 sebanyak 245 kasus, dan sampai denganbulan september 2011 sebanyak 229 kasus dimana terhitung pada bulanJanuari sebanyak 16 kasus, Februari 53 kasus, Maret 19 kasus, April 2 kasus,Mei 60 kasus, Juni 4 kasus, Juli 6 kasus, Agustus 65 kasus, dan pada bulanSeptember terhitung ada 4 kasus.

    Berdasarkan data dari RSUD Kraton Kabupaten pekalongan tahun2010, jumlah penderita kanker sebanyak 218 dan 117 merupakan pasiendengan kanker payudara, sedangkan untuk tahun 2011 sampai dengan tanggal2 Desember tercatat sebanyak 276 kasus kanker dengan jumlah pasien kankerpayudara adalah 154 orang dengan 77 orang diketahui pada stadium lanjut, 59orang dalam kondisi suspec kanker payudara, 18 orang ditemukan padastadium awal. Umumnya pasien dengan kanker payudara datang ke rumah

  • sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut. Mereka datang kebanyakan sudahharus menjalani program pembedahan yang dikarenakan oleh ketidaktahuannya mengenai program deteksi dini kanker payudara denganpemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Hal ini disebabkan karenaumumnya pasien tidak menyadari tanda dan gejala dari kanker payudaratersebut.

    Pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala kanker terutamakanker payudara sangatlah minim, sering tidak disadari oleh penderita bahwaia sedang menderita penyakit kanker. Karena gejala pada stadium dini seringtidak tampak. Jika kanker sudah mulai menyebar ke kelenjar getah beningdan menyebabkan timbulnya benjolan, masih juga kurang mendapatperhatian, atau kadang-kadang penderita berpendapat bahwa hal itu dibuat(disantet) oleh orang yang bermaksud jahat terhadap penderita. Bila penderitamengerti bahwa penyakit itu bukan penyakit biasa, seringkali penderita takutmemeriksakan diri karena takut dioperasi, sehingga pemeriksaan kankerpayudara secara dini terlambat untuk dilakukan. Kurangnya edukasi kankerpayudara sejak remaja dapat di kaitkan sebagai penyebab penderita kankerpayudara terlambat dalam mendeteksi dan menangani kanker payudara secaradini (Sunaryadi, 2007).

    Di Indonesia skrining terhadap kanker payudara masih bersifatindividual dan sporadik sehingga program deteksi dini masih belum efisiendan efektif. Sebagai akibatnya pasien dengan kanker payudara stadium lanjutmasih cukup tinggi (Manuaba 2010, h. 17-18).

  • Keterlambatan penderita kanker payudara dalam melakukanpemeriksaan kanker payudara dapat terjadi karena berbagai faktor,diantaranya adalah faktor sosial ekonomi, faktor pendidikan atauketidaktahuan, faktor psikologik, kurangnya informasi tentang penyakit dancara pencegahannya, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mencegahkanker sedini mungkin, dan dari sisi program penanggulangan penyakit,kanker belum menjadi prioritas utama di daerah. Dimana faktor-faktortersebut dapat menimbulkan ketakutan yang tidak beralasan, hal tersebutdisebabkan pendapat masyarakat secara umum yang menyatakan bahwakanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian.

    Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mengidentifikasi penyakit ataukelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes,pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untukmembedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat dengantampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan (Rasjidi 2009, h. 3).Deteksi dini dapat dilakuakan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri(SADARI) yang sebaiknya dilakukan sekali dalam satu bulan sehingga kitaterbiasa dengan keadaan payudara. Keterbiasaan ini membuat kita lebihmudah untuk menemukan kalau ada perubahan dari bulan ke bulan.Penemuan yang dini perubahan dari keadaan yang normal adalah ide dasardari SADARI. Jika terjadi menstruasi maka waktu yang terbaik untukmelakukan SADARI adalah 5-7 hari setelah menstruasi berakhir danpayudara sudah menjadi lembut dan tidak membengkak (Bustan 2000, h.97).

  • Dari fenomena di atas peneliti tertarik untuk melakuakan penelitianyang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini (SADARI) DenganKeterlambatan Penderita Kanker Payudara Melakukan Pemeriksaan DiRSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan diatas, makarumusan masalah dari penelitian ini adalah Hubungan Pengetahuan DanDeteksi Dini (SADARI) Dengan Keterlambatan Penderita Kanker PayudaraMelakukan Pemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini, terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus,

    yaitu:1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan deteksi dini(SADARI) dengan keterlambatan penderita kanker payudara untuk periksadi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang penyakit kanker

    payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.b. Untuk mengetahui praktek responden dalam melakukan tindakan

    pemeriksaan payudara sendiri (SADAIRI) di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

  • c. Untuk mengetahui adanya keterlambatan pasien kanker dalammelakukan pemeriksaan kanker payudara di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

    d. Untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan responden mengenaipenyakit kanker payudara terhadap keterlambatan periksa di RSUDKraton Kabupaten Pekalongan.

    e. Untuk mengetahui adanya hubungan praktek responden dalammelakukan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)terhadap keterlambatan periksa di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

    D. Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

    berikut:1. Peneliti

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenaifaktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan diagnosa pada penderitakanker payudara yang ditinjau dari aspek pengetahuan, pola hidup sehatsakit, dan fasilitas pelayanan kesehatan penderita kanker payudara.

    2. Bagi Profesi KeperwatanPenelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, sumber

    pengetahuan dan acuan bagi perawat dalam memberikan informasi danasuhan keperawatan yang komperhensif terhadap penderita danmasyarakat dalam upaya deteksi dini atau pengendalian kanker payudara.

  • 3. Bagi MasyarakatHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

    motivasi kepada penderita kanker payudara tentang faktor-faktor yangmempengaruhi keterlambatan diagnosa kanker payudara yang dialaminyaagar penderita mampu hidup lebih baik serta dapat berpartisipasi aktifdalam kehidupan bermasyarakat baik sosial maupun ekonomi.

    E. Keaslian PenelitianPenelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya, namun penelitian

    yang hampir sama pernah dilakukan oleh:Ristarolos Tiolena H (2008) dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhiketerlambatan pengobatan pada wanita penderita kanker payudara RSUP H.Adam Malik Medan, menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jumlahsampel 7 orang. Metode pengumpulan data menggunakan tehnik wawancaramendalam (indepth interview) meliputi faktor predisposisi (predisposingfactor), faktor pemungkin (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcingfactor). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa factor-faktor yangmempengaruhi keterlambatan pengobatan pada wanita penderita kankerpayudara di RSUP H. Adam Malik Medan terdiri dari dua faktor yaitu faktorpredisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor)sedangkan faktor penguat (reinforcing factor) tidak mempengaruhiketerlambatan pengobatan. Dimana faktor predisposisi (predisposing factor)yang mempengaruhi keterlambatan pengobatan yaitu pendidikan informalrendah dan informan yang tidak memilik riwayan keluarga menderita kanker

  • payudara sehingga informan tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuantentang penyakit kanker payudara sebelumnya, sedangkan untuk faktorpemungkin (enabling factor) yang mempengaruhi keterlambatan pengobatanyaitu fasilitas pengobatan di tempat pengobatan sebelumnya yang tidaklengkap sehingga informan harus menjalani pengobatan rujukan.

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    A. Keterlambatan PemeriksaanDalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah keterlambatan berarti

    keadaan yang lambat atau lewat dari waktu yang telah ditentukan, sedangkanistilah periksa (memeriksa atau memeriksakan) adalah menyelidiki untukmengetahui sesuatu (untuk mempelajari, mencari, pengetahuan, dansebagainya), atau melihat dengan teliti untuk mengetahui keadaan (baiktidaknya, salah benarnya, dan sebagainya) (Moeliono 1989, h. 409 dan 769).

    Dengan kata lain keterlambatan pasien kanker payudara dalammemeriksakan kondisinya diartikan sebagai keadaan dimana pasien kankerpayudara datang untuk mengetahui kondisinya melebihi waktu yang telahditentukan (kanker sudah pada stadium III) ketika kanker sudah tidak dapatberdeferensi dengan baik untuk dilakukan pengobatan.

    Ahli patologi memberikan tingkatan pada pertumbuhan tumor dengantingkat 1 (deferensiasi baik), tingkat 2 (deferensiasi baik sedang), tingkat 3(deferensiasi sangat buruk), dan tingkat 4 (tidak punya kemampuan untukberdeferensiasi). Sehingga penantuan prognosis adalah suatu penilaian yangdilakukan pada contoh jaringan yang menunjukkan agresivitas, lajupertumbuhan, dan derajat abnormalitas tumor tersebut (Danielle Gale & JaneCharette 2000, h.2).

    Tumor pada tahap deferensi buruk atau tidak dapat berdeferensicenderung menjadi lebih agresif dan kurang responsif terhadap pengobatan

  • dibandingkan dengan tumor-tumor yang dapat berdeferensi dengan baik(Brunner & Suddarth 2002, h. 326).

    Beberapa permasalahan yang dapat menyebabkan terlambatnya pasienkanker untuk memeriksakan kondisinya secara dini, antara lain adalah faktorsosial ekonomi (biaya pengobatan yang mahal), faktor pendidikan atauketidaktahuan (ignorancy), dan faktor psikologik. Faktor-faktor psikologikyang dapat menghambat pemeriksaan kanker secara dini antara lain adalahrasa takut, rasa rendah diri (malu), tidak pernah meraba atau memperhatikanpayudaranya sendiri (SADARI), sikap negativistik, depresi, dan kompulsi(Hawari 2004, h. 97-99).

    B. Kanker Payudara1. Definisi

    Pada zaman purbakala, kanker sudah dikenal oleh orang-orangyang mahir melaksanakan observasi dan mereka menyebutnya cancerdalam bahasa latin cancri (crab), artinya kepiting. Diartikan demikiankarena dapat mengadakan penyebaran seperti kepiting yang punya banyakkaki. (Mary 2008, h.1).

    Tumor ganas atau kanker dianggap sebagai pertumbuhan sel yangtidak terkendali, karena itu secara patologik tumor ganas disebut sebagaipenyakit sel. Tetapi kita juga menyadari bahwa pertumbuhan sel secaratidak terkendali menyebabkann sel-sel tersebut membentuk massa yangkemudian menginfiltrasi organ dan mengganggu fungsinya, karena itukanker juga dapat disebut penyakit organ (Kresno 2007, h.378).

  • Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidakterkontrol karena perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawabatas pengaturan pertumbuhan sel (Santoso 2009, h. 120).

    Dari beberapa pernyataan di atas maka dapat di simpulkan bahwakanker payudara adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali padajaringan payudara.

    2. EtiologiKanker sendiri bukanlah penyakit tunggal, dan sampai saat ini

    belum ada satu penyebab tunggal yang dapat di tunjuk menjadi etiologikanker itu sendiri. Secara umum faktor-faktor yang dianggap sebagaipenyebab kanker adalah:a. Radiasi

    Radiografi dan radium dapat menyembuhkan kanker, tetapi jugadapat menyebabkan kanker. Radiasi pengion terdiri dari gelombang-gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik yang memilikikekuatan untuk mengionisasi (menguraikan ataumemindahkan/menghilangkan elektron). Hal ini dapat mengubahkegiatan kimianya dalam jumlah yang kuat radiasi pengion dapatmerusak sel-sel tubuh (Mary 2008, h.11).

    b. Riwayat keluarga atau genetik10% dari kanker payudara di temukan secara genetis dalam

    kaitannya dengan BRCA 1, BRCA 2, p53, dan A-T. Adanya riwayatkanker payudara, endometrium, atau kanker ovarium mengindikasikan

  • adanya peningkatan resiko yang ditentukan secara genetik (Davey2005, h.340).

    Rasjidi (2009, h.55) menyatakan pada masyarakat umum yangtidak dapat memeriksa gen dan faktor proliferasinya, maka riwayatkanker pada keluarga merupakan salah satu faktor resiko terjadinyakanker payudara, adalah:

    1) Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkenakanker payudara atau ovarium.

    2) Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kankerpayudara atau ovarium usia dibawah 40 tahun.

    3) Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudaradan ovarium.

    4) Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.5) Adanya riwayat kanker payudara pada pria dalam keluarga.

    Mary (2008, h. 7) ciri-ciri umum dari kanker herediter antaralain adalah timbul pada usia yang lebih muda (sekitar usia 20tahun,dibandingkan dengan kanker yang tidak herediter), insiden tinggiuntuk kanker bilateral pada organ yang berpasangan seperti dada,ovarium, ginjal, tiroid, dan timbulnya kanker pada dua atau lebihdari dua anggota keluarga dalam satu generasi.

    c. Riwayat adanya tumorBustan (2000, h. 79) menyatakan terjadinya kanker berhubungan

    dengan berbagai faktor secara luas. Berbagai faktor memberikankontribusi yang berbeda-beda berdasarkan estimasi persentasi

  • kematian kanker yang disebabkan oleh masing-masing faktor. Berikutini adalah beberapa jenis kanker yang berhubungan dengan faktorresikonya.

    d. Faktor reproduksiRasjidi (2009, h. 56-58) menyatakan faktor reproduksi yang

    dapat mempengaruhi pertumbuhan sel kanker payudara antara lainadalah:1) Usia menarche dan siklus menstruasi

    Menarche dini pada usia yang lebih muda (12 tahun)terdapat peningkatan resiko terjadinya kanker payudara, dankejadian ini semakin kuat apabila terjadi pada wanita denganberat badan yang rendah (BMI =

  • dalam siklus yang tinggi selama kehamilan menyebabkandiferensiasi dari the terminal duct-lobular unit (TDLU), yangmerupakan tempat utama dalam proses transformasi kankerpayudara.

    4) MenyusuiSelama proses menyusui menimbulkan efek protektif

    terhadap kanker payudara, hal ini dikarenakan adanya penurunanlevel estrogen dan sekresi bahan-bahan karsinogenik selamamenyusui.

    e. Faktor endokrinRasjidi (2009, h. 58-62) menyatakan faktor endokrin yang dapat

    mempengaruhi pertumbuhan sel kanker adalah:1) Faktor endogen

    Telah diketahui bahwa salah satu faktor yang penting dalampertumbuhan kanker payudara pada wanita adalah paparan hormonendogen selama hidupnya. Faktor-faktor seperti menstruasi dini(sebelum usia 12 tahun) dan menopause pada usia lanjut (setelahusia 55 tahun) merupakan faktor resiko yang berperan dalampertumbuhan kanker payudara.

    Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat mempengaruhikarsinogenesis. Hormon dapat mengendalikan atau dapatmenambah pertumbuhan tumor. Dasar pemberian terapi hormondan beberapa terapi pembedahan hipofisektomi dan ooforektomiadalah prinsip karsinogenesis. Juga telah terbukti bahwa jaringan

  • yang responsif terhadap endokrin seperti payudara, endometrium,dan prostat tidak memperoleh kanker, kecuali jika distimulasi olehgrowth promoting hormone. Esterogen telah dikaitkanadenokarsinoma pada vagina, payudara, uterus, dan tumor hepatik(Mary 2008, h.8).

    Papara esterogen terutama apabila tidak ditandingi olehprogesteron, menjelaskan hubungan kanker payudara denganmenstruasi yang dimulai pada usia lebih muda, menopause yangterlambat, dan nuliparitas (Davey 2005, h.340).

    2) Faktor eksogena) Kontrasepsi oral

    Beberapa studi menunjukkan bahwa kontrasepsi oralberperan dalam meningkatkan resiko kanker payudara padawanita paramenopause, tetapi tidak pada wanita dalam masapascamenopause.

    b) Terapi sulih hormonDari studi metaanalisis ditunjukkan bahwa terapi sulih

    hormon (TSH) dapat meningkatkan resiko kanker payudara.TSH pada wanita pasca menopause dapat meningkatkan resikokanker payudara sebesar 30-40%.

    c) Densitas payudaraDensitas dipengaruhi oleh jumlah jaringan lemak,

    jaringan ikat dan epitel pada payudara. Payudara denganproporsi jaringan lemak yang tinggi mempunyai densitas yang

  • lebih rendah. Kanker akan lebih mudah di deteksi padapayudara yang mempunyai densitas lebih tinggi.

    d) Intake alkoholHubungan antara peningkatan resiko kanker payudara

    dengan intake alkohol lebih kuat didapat pada wanita postmenopause, hal ini dikarenakan alkohol dapat menyebabkanhiperinsulinemia yang akan merangsang faktor pertumbuhanpada jaringan payudara (insuline-like growth factor).

    e) ObesitasPeningkatan berat badan wanita pasca menopause

    meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Setelahmenopause, ketika ovarium berhenti memproduksi hormonesterogen, jaringan lemak merupakan tempat utama dalammemproduksi esterogen endogen. Oleh karena itu, wanitadengan berat badan berlebih dan BMI yang tinggi mempunyailevel esterogen yang tinggi.

    f) LesiLesi dan tumor benigna tertentu mempunyai

    kecenderungan untuk menjadi maligna. Kanker dapat di cegahjika lesi dan tumor yang benigna dapat diketahui dan diobatidengan cepat atau dini. Yang termasuk dalam keadaanprakanker adalah polip pada kolon dan rektum, moleberpigmen (tahi lalat), displasia pada epitelium serviks dari

  • uterus, penyakit paget tulang-tulang, leukoplakia pada selaputlendir mulut (Mary 2008, h.9).

    American Cancer Soceity (2008) yang di kutip dalamRasjidi ( 2009, h.64) menyatakan beberapa dari kelainan dibawah ini yang mempunyai resiko untuk berkembang menjadikanker payudara:(1) Lesi non-proliferatif

    Kelainan ini mempunyai peluang yang kecil untukmenjadi kanker payudara, antara lain fibrokistik(fibrocystic disease), hiperplasia sedang (MildHiperplasia), adenosis (non-scleroning), simpelfibroadenoma (simple fibroadenoma), tumor pilloides(benign), papilloma (single papilloma), mastitis, tumorjinak lainnya ( lipoma, hamartoma, hemangioma, danneurofibroma).

    (2) Lesi proliferatif tanpa kelainan atipikKelainan ini menunjukkan pertumbuhan yang

    cepat (excessive growth) dari duktus dan lobulus padajaringan payudara, antara lain hiperplasia duktus (non-atipik), fibroadenoma komplek, adenosis (sclerosing),papillomatosis.

    (3) Lesi proliferatif dengan kelainan atipikKelainan ini mempunyai efek yang lebih kuat

    dalam meningkatkan resiko kanker payudara, yaitu

  • sebesar 4-5 kali lipat adalah hiperplasia duktus atipik(atypical ductal hyperplasia) dan hyperplasia lobularatipik (atypical lobular hyperplasia).

    f. Faktor obat-obatanThe International Agency for Research on Cancer telah

    mengidentifikasikan sejumlah obat yang mempunyai efekkarsinogenik (potensial) pada manusia antara lain zat-zat sitotoksik,obat-obat imunosupresif, esterogen, kontrasepsi oral, steroidandrogenik anabolik, metoksalen, analgesik yang mengandungfenasetin. Kontrasepsi oral mempunyai efek karsinogenik (potensial)untuk kanker payudara (Mary 2008, h.10).

    g. Faktor psikologisStresor atau perubahan dalam hidup seseorang seperti

    perkawinan, perceraian, menjadi orang tua, kematian seseorang yangberarti dalam hidupnya dan seterusnya dapat menjadi faktor dalamperkembangan kanker. Efek status emosi atau status psikologisseseorang pada sistem imun atau sistem hormon belum dapatdipastikan dengan jelas. Mungkin penelitian yang lebih lanjutmengenai psikoneuroimunologi dapat memberikan kejelasanmengenai interaksi tersebut. Dikatakan bahwa seseorang yangmemiliki kebutuhan dukungan sosial tinggi, tetapitidakmemperolehnya adalah orang yang lebih beresiko kanker dari padaorang yang kebutuhannya minimal atau rendah (Mary 2008, h. 15).

  • 3. KlasifikasiSantoso (2009, hh. 122-126) mengatakan bahwa terdapat banyak

    macam kanker payudara yang menyerang manusia, diantaranya :a) Lobular Carsinoma In Situ (LCIS)

    Kanker payudara ini paling sering ditemukan atau biasadisebut juga Lobular Neoplasia. Namun, sebagian ahli kedokteranmenolak mengklasifikasikan LCIS ke dalam kategori kanker, karenaLCIS umumnya tidak meluas, melainkan hanya terjebak padakelenjar susu.

    b) Ductal Carsinoma In Situ (DCIS)Ductal Carsinoma In Situ adalah perkembangan sel abnormal

    yang menyerang sel-sel pada saluran susu. Kanker ini termasuk jenisnon invasif (Tidak menyebar). Namun ada kemungkinan DCIS inimenyerang ke kelenjar susu dan jaringan lemak. Jika ini terjadi,maka akan dapat mengancam nyawa penderitanya.

    c) Infiltrating Lobular Carsinoma (ILC)ILC adalah jenis kanker payudara invasif, kanker ini bahkan

    sulit dideteksi dengan teknik mammogram. Kanker jenis inimenyerang jaringan payudara di bawah kulit, di dalam kelenjar susu,dan menyebar ke jaringan lemak serta jaringan penyangga payudara.Ciri-ciri fisik ILC adalah payudara penderitanya menebal serta dibagian tertentu menebal dan keras, puting susu tertarik ke dalam, dankulit payudara menebal,berkerut atau bersisik.

  • d) Infiltrating Ductal Carsinoma (IDC)Kanker jenis ini paling banyak menyerang, terutama pada

    wanita diatas 45 tahun. IDC dari saluran susus dan menyebar melaluialiran darah serta jaringan limfa ke bagian tubuh yang lainnya. Salahsatu ciri fisik dari gejala IDC adalah puting susu tertarik kedalam,dan terdapat benjolan yang runcing.

    e) Varian Kanker yang Jarang MenyerangAda beberapa varian kanker payudara yang jarang

    menyerang, antara lain adalah:(1) Medullary carsinoma(2) Mucinous Carsinoma(3) Tubular Carsinoma(4) Iflammatory Breast Cancer(5) Pagets Disease of the Niple

  • Rasjidi (2009, h.65-67) menyatakan staging kanker sesuai denganSistem Tumor Nodus Metastasia (TNM) AJCC Cancer Staging Manualadalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1Klasifikasi TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC

    Cancer Staging Manual.Klasifikasi Definisi

    Tumor primerTx Tumor primer tidak didapatTo Tidak ada bukti adanya tumor primerTis

    Tis (DCIS)Tis (LCIS)Tis (paget)

    Karsinoma in situDuktal karsinoma in situLobular karsinoma in situPagets Disease tanpa adanya tumor

    T1T1 micT1aT1bT1c

    Ukuran tumor < 2 cmMikroinvasif > 0,1 cmTumor > 0.1 0,5 cmTumor > 0,5 - < 1 cmTumor > 1 cm - < 2 cm

    T2 Tumor > 2 cm - < 5 cmT3 Tumor > 5 cm

    T4 Tumor dengan segala ukuran disertai denganadanya perlekatan pada dinding thoraks atau kulit.

    T4a Melekat pada dinding dada, tidak merusak M.Pectoralis major.

    T4b Edema (termasuk peau dorange) atau ulserasi padakulit, atau adanya nodul satelit pada payudara.T4c Gabungan antara T4a dan T4bT4d Inflamatory carcinoma

    Kelenjar Limfe Region (N)

  • Nx Kelenjar limfe region tidak didapatkanNo Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe

    N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifatmobile.

    N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral,tidak dapat digerakkan (fixed).

    N3Metastasis pada kelenjar limfe infraclavikular, ataumengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjarlimfe supraclavicular.

    Metastasis (M)Mx Metastasis jauh tidak ditemukanM0 Tidak ada bukti adanya metastasisM1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ

    Tabel 2.2Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara berdasarkan

    AJCC Cancer Staging Manual.

    Stadium Ukuran tumor Metastasiskelenjar limfe Metastasis jauh

    0 Tis N0 M0I T1 N0 Mo

    IIaT0T1T2

    N1N1N0

    M0M0M0

    IIb T2T3N1N0

    M0M0

    IIIa

    T0T1T2T3

    N2N2N2

    N1, N3

    M0M0M0M0

  • IIIb T4T apapunN apapun

    N3M0M0

    IV T apapun N apapun M1

    Keterangan:a. Stage 0

    Tahap sel kanker payudara tetap didalam kelenjar payudara,tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.

    b. Stage ITumor 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah

    bening normal).c. Stage IIa

    Tumor tidak ditemukan pada payudara tetapi sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan ukuran 2cm atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak(aksiler), atau tumor yang lebih besar dari 2 cm tapi tidak lebih dari5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

    d. Stage IIbTumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih

    besar dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening yangberhubungan dengan ketiak, atau tumor yang lebih besar dari 5 cmtetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

    e. Stage IIIaTidak di temukan tumor di payudara. Kanker ditemukan di

    kelenjar getah bening ketiak yang melekat bersama atau dengan

  • struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah beningdidekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran berapapun dimanakanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadipelekatan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjargetah bening dekat tulang dada.

    f. Stage IIIbTumor denga ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding

    dada dan atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar kekelenjar getah bening ketiak yang melekat dengan struktur lainnya,atau mungkin kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ditulang dada. Kanker payudara inflamatori (berinflamasi)dipertimbangkan paling tidak pada tahap IIIb.

    g. Stage IIIcAda atau tidak adanya kanker dipayudara atau mungkin telah

    menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara dan kanker telahmenyebar ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulangbelakang dan kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getahbening ketiak atau ke kelenjar geteah bening di dekat tulang dada.

    h. Stage IVKanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain dari

    tubuh.Manuaba (2010, h.26) menyatakan bahwa pencatatan stadium harus di

    cantumkan pada setiap diagnosis kanker payudara, hal ini bertujuan untuk:1) Memudahkan untuk melakukan penelitian multisenter.

  • 2) Untuk menentukan terapi modalitas yang diberikan.3) Untuk menentukan prognosis dari masing-masing stadium dengan

    memberikan modalitas terapi yang disepakati.4) Pemeriksaan standar dari masing-masing stadium tumor, terutama

    untuk menentukan stadium nodes (N) dan metastasis (M).4. Patofisiologi

    Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secaraabnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalamlingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana selmendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringansekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperolehakses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darahtersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentukmetastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasiaadalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidakmengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagaifaktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebutdengan karsinogenesis.

    Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya tiga tahapanproses seluler, diantaranya yaitu insiasi dimana insiator atau karsinogenmelepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahandalam struktur genetik asam deoksiribonukleat seluler (DNA), promosidimana terjadi pemejanan berulang terhadap agens yang mempromosikan

  • dan menyebabkan ekspresi informasi abnormal atau genetik mutan bahkansetelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel yang telahmengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulaimenginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkanperilaku maligna (Brunner & Suddarth 2002, h.317-321).

    Metastase adalah transplantasi sel-sel ganas dari organ yang satuke organ yang lain. Proses metastasis tidak terjadi secara acak-acakan atausembarang, tetapi merupakan susunan kejadian yang rumit. Sekitar 30%tumor padat (malignan) telah bermetastasis ketika kanker terdiagnosis.Sel-sel mempunyai kemampuan yang lebih unik daripada sel-sel yangnormal, yakni sel-sel kanker dapat bergerak ke jaringan lain tanpaterkendali. Penyebaran ke jaringan sekitar dapat menimbulkan perdarahan,nekrosis, pembentukan ulkus, dan penggantian dengan jaringan fibrotik.Hal ini dapat menimbulkan gumpalan yang besar, berakar di tempat (tidakdapat digerakkan dengan palpasi), kadang-kadang timbul ulkus denganperdarahan, serta menyebabkan distorsi pada struktur dan penarikan kulitsekitar seperti yang tampak pada kanker payudara. Infiltrasi setempatdapat disertai dengan infeksi (Mary 2008, h.20-25).

    5. Tanda dan GejalaGejala dari kanker payudara yang umum terjadi adalah terdapat

    benjolan pada payudara yang dikenali dengan melakukan perabaan dansedikit tekanan. Pada beberapa kasus benjolan ini terasa nyeri tetapi adajuga yang tidak. Bentuk dan ukuran payudara mengalami perubahan.Keluarnya cairan dari puting susu selain ASI. Terjadi perubahan kondisi

  • kulit payudara, misalnya berubah menjadi tebal, kasar, dan bersisik(Nurcahyo 2010, h. 104).

    Pada kanker payudara juga dapat terjadi retraksi atau inverti putingsusu dan pembesaran getah bening kelenjar kulit aksila. Sedangkangambaran ditemukanya metastasis kanker payudara dapat di tandai denganadanya hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa evusi pleura,peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif, dan nyeritulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang, dan tes fungsi hatiabnormal (Otto 2005, h.101).

    6. Penatalaksanaana. Terapi primer

    Bruner & Suddarth (2002, h.327-344) menyatakan tujuan dariterapi primer atau pembedahan adalah untuk mengangkat seluruhtumor atau sebanyak mungkin yang dapat diangkat dan semuajaringan sekitarnya yang terkena. Jenis pembedaha yang dapat dilakukan adalah:1) Bedah diagnostik

    Bedah diagnostik dilakukan untuk mendapatkan biopsi(eksisi jaringan yang di curigai) untuk menganalisa jaringandan sel-sel yang di duga ganas. Metode biopsi yang umumdigunakan adalah metode eksisi (digunakan untukmendapatkan biopsi jaringan yang mudah dijangkau), insisi(digunakan untuk massa tumor yang terlalu besar untuk diangkat), dan biopsi jarum (digunakan untuk mendapatkan

  • sampel massa yang dicurigai yang dengan mudah dapat dijangkau).

    2) Bedah profolaktikBedah profilaktik melibatkan pengangkatan jaringan

    atau organ nonvital yang mungkin untuk terjadinya kanker.Prosedur bedah yang digunakan adalah kolektomi danmastektomi.

    3) Bedah paliatifBedah paliatif dilakukan sebagai usaha untuk

    menghilangkan komplikasi dari kanker. Tipe pembedahan inidirancang untuk meredakan nyeri yang berat, menghilangkanobstruksi, dan mastektomi sederhana untuk penyakit payudaraulseratif.

    4) Bedah rekonstruktifBedah rekonstruktif dilakukan dalam upaya untuk

    memperbaiki fungsi atau memperoleh suatu efek kosmetikyang di kehendaki.

    b. Terapi radiasiDalam terapi radiasi, radiasi ionisasi digunakan untuk

    mengganggu pertumbuhan seluler. Terapi radiasi juga dapatdigunakan untuk mengontrol penyakit malignasi bila tumor tidakdapat di angkat secara pembedahan atau bila ada metastasis padanodus lokal. Tumor radiosensitif adalah tumor yang dapatdihancurkan oleh dosis radiasi yang masih memungkinkan sel

  • normal untuk beregenerasi dalam jaringan normal. Radiasi dapat diberikan pada letak tumor baik dengan mekanisme eksternal atauinternal, dimana implantasi radiasi internal atau brachytherapydigunakan untuk memberikan radiasi dosis tinggi ke area yangterlokalisir.

    c. Terapi sistemikTerapi sistemik atau yang sering disebut dengan kemoterapi

    adalah pengobatan menggunakan obat yang diberikan secara oralmaupun disuntikkan. Kemoterapi umumnya menggunakan obatdosis tinggi yang bekerja didalam sel. Kemoterapi bertujuanmenghambat atau melemahkan sel kanker bahkan dapat mematikansel kanker (Nurcahyo 2010, h. 112).

    Terapi spesifik yang dianjurkan dipengaruhi oleh faktorprognostik dan keadaan kesehatan pasien secara umum. Dosis danterapi yang digunakan berbeda-beda. Zat-zat yang sering digunakanuntuk penenganan kanker payudara adalah CMF (siklofosfamid ataucytoxan, metotreksat, 5-fluorourasil atau 5-FU), FAC/CAF (5-FU,doksorubisin atau adriamycin, dan sitoksan), dan CMF VP(sitoksan, metotreksat, 5-FU, vinkristin, dan prednison) (Otto 2005,h. 108).

    d. Terapi fotomedikTerapi fotomedik atau fototerapi adalah pengobatan kanker

    yang menggunakan senyawa fotosintesis seperti photofrin. Senyawafotosintesis diberikan secara intravena yang akan tertahan dalam

  • konsentrasi yang lebih tinggi dalam jaringan maligna dibandingjaringan normal, kemudian senyawa tersebut diaktifkan denganpenyinaran menggunakan sinar laser yang akan mennimbulkanmolekul oksigen singlet yang aktif dan bersifat sitotoksik. Karenasenyawa tersebut banyak tertahan pada jaringan maligna makasitotoksik yang lebih selektif dapat dicapai dengan kerusakanminimal terhadap jaringan normal.

    e. Terapi genTerapi gen adalah pendekatan revolusioner terhadap

    pengobatan kanker. Tujuan terapi ini adalah didasarkan padapengetahuan bahwa banyak kanker mungkin diakibatkan oleherubahan dalam gen yang spesifik.

    f. Terapi hormonBeberapa sel kanker menunjukan reaksi positif terhadap

    hormon tertentu. Ada yang progesteron receptor, ada pula esterogenreseptor. Sel kanker semacam itu tumbuh cepat apabila mendapatasupan hormon tersebut. Jika terjadi kasus seperti ini makadiperlukan terapi hormon (Nurcahyo 2010, h. 114).

    g. Targeted theraphyTargeted theraphy adalah pemberian obat yang secara khusus di

    targetkan untuk menghambat pertumbuhan protein tertentu. Adabeberapa jenis sel kanker yang merupakan sekumpulan senyawaprotein yang terus tumbuh membesar dan menjalar (Nurcahyo 2010,h. 114).

  • C. Deteksi Dini1. Pengertian

    Deteksi dini kanker ialah usaha untuk mengidentifikasi penyakit ataukelainan yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan test,pemeriksaan, atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepatuntuk membedakan orang-orang yang kelihatannya sehat, benar-benarsehat dengan tampak sehat tetapi sesungguhnya menderita kelainan(Rasjidi 2009, h.5).

    Dalam merencanakan program-program pencegahan dan skrining,perawat menggunakan informasi mengenai populasi tertentu untukmeningkatkan keberhasilan program pencegahan kanker payudara(Brunner &Suddarth 2002, h.324).

    2. TujuanDeteksi dini bertujuan untuk menemukan adanya dini, yaitu kanker

    yang masih dapat disembuhkan, untuk mengurangi mordibitas danmortilitas kanker (Rasjidi 2009, h.5).

    3. Dasar-dasar Mengadakan Deteksi DiniRasjidi (2009, h.5-6) menyatakan deteksi kanker didasarkan atas

    kenyataan-kenyataan antara lain sebagai berikut:a. Perjalanan penyakit kanker umumnya mulai dari kanker in situ atau

    kanker lokal dalam taraf seluler atau organ. Fase kanker lokalumumnya cukup lama sebelum mengadakan invasi keluar organ atausebelum mengadakan metastase.

  • b. Banyaknya kasus kanker yang timbul dari tumor atau lesi pra kankeryang telah lama ada.

    c. Lebih dari 75% kasus kanker terdapat pada organ atau tempat-tempatyang mydah diperiksa sehingga mudah diketemukan.

    d. Penderita kanker umumnya baru datang ke dokter sesudahpenyakitnya dalam stadium lanjut.

    e. Hasil pengobatan kanker dini jauh lebih baik dari lanjut. Kanker dinidapat disembuhkan dan kanker pada stadium lanjut sukardisembuhkan atau tidak dapat disembuhkan lagi. Makin dini kankeritu ditemukan dan diobatimakin baik prognosenya. Pengobatan tumorjinak dan lesi pra kanker dapat mencegah timbulnya kanker, danmerupakan prevensi primer terhadap kanker.

    f. Penyembuhan kanker secara spontan hampir tidak pernah terjadi.Bustan (2000, h.87) menyatakan dalam upaya deteksi dini, perhatian

    selayaknya diberikan kepada mereka yang beresiko tinggi. Mereka yang dianggap beresiko tinggi kanker adalah :

    a. Mereka yang mempunyai keluarga menderita kanker.b. Mereka yang sebelumnya pernah menderita kanker.c. Mereka yang sedang mengalami imunodepresi.Upaya skrining untuk mendeteksi kejadian dini kanker biasanya

    berfokus pada kanker dengan insiden tertinggi atau mereka yangmempunyai angka bertahan hidup yang lebih baik jika didiagnosa lebihdini (Brunner & Suddarth 2002, h. 324).

  • 4. Jenis-jenis deteksi dinia. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

    Bustan (2000, h.97-100) menyatakan Pemeriksaan PayudaraSendiri (SADARI) sebaiknya dilakukan sekali dalam satu bulansehingga kita menjadi terbiasa dengan keadaan payudara.Keterbiasaan ini lebih mudah untuk menemukan perubahan padapayudara dari bulan ke bulan. Penemuan yang dini perubahan darikeadaan normal adalah ide dasar dari SADARI. Jika terjadi menstruasimaka waktu yang terbaik untuk melakukan SADARI adalah 5-7 harisetelah menstruasi berakhir ketika payudara sudah menjadi lembut dantidak membengkak. Jika sudah menopouse maka pilihlah satu haritertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukanSADARI setiap bulan.

    Untuk mendapatkan secara dini kelainan payudara perlupemeriksaan yang tepat baik waktu maupun teknik pemeriksaanya.Sebagai pedoman dapat dipakai berikut ini:1) Mulai umur 20 tahun, pemeriksaan SADARI tiap bulan.2) Umur 20-40 tahun, SADARI tiap 3 tahun dan mammografi awal

    (usia 35-40 tahun).3) Usia 40-50 tahun, mammografi tiap 1-2 tahun, SADARI tiap

    tahun (tentang riwayat kesehatan dan anjuran dokter).4) Usia lebih dari 50 tahun, mammografi tahunan dan SADARI

    tahunan.

  • Langkah-langkah untuk melakukan SADARI antara lainadalah:a) Berdiri didepan cermin dengan badan bagian atas dada terbuka.

    Lengan ke bawah, bandingkan payudara kiri dan kanan, besarnya,garis batas bawah, sama besar dan sama tinggi. Puting susu(papilla mammae) kiri dan kanan sama tinggi, sama besar dansama bentuk (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.1.Inspeksi kesimetrisan bentuk payudara.

    b) Berdirilah didepan cermin. Pandanglah kedua payudara terhadapsemua kemungkinan yang tidak biasa, misalnya cairan dariputing, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit. Kedualangkah berikutnya dilakukan untuk menentukan kemungkinanperubahan pada bentuk dan kelenturan payudara. Ketikamelakukannya hendaknya dengan perasaan otot-otot dada yangmengeras (Bustan 2000, h.97).

    Langkah-langkah untuk melakukan SADARI antara lainadalah:a) Berdiri didepan cermin dengan badan bagian atas dada terbuka.

    Lengan ke bawah, bandingkan payudara kiri dan kanan, besarnya,garis batas bawah, sama besar dan sama tinggi. Puting susu(papilla mammae) kiri dan kanan sama tinggi, sama besar dansama bentuk (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.1.Inspeksi kesimetrisan bentuk payudara.

    b) Berdirilah didepan cermin. Pandanglah kedua payudara terhadapsemua kemungkinan yang tidak biasa, misalnya cairan dariputing, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit. Kedualangkah berikutnya dilakukan untuk menentukan kemungkinanperubahan pada bentuk dan kelenturan payudara. Ketikamelakukannya hendaknya dengan perasaan otot-otot dada yangmengeras (Bustan 2000, h.97).

    Langkah-langkah untuk melakukan SADARI antara lainadalah:a) Berdiri didepan cermin dengan badan bagian atas dada terbuka.

    Lengan ke bawah, bandingkan payudara kiri dan kanan, besarnya,garis batas bawah, sama besar dan sama tinggi. Puting susu(papilla mammae) kiri dan kanan sama tinggi, sama besar dansama bentuk (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.1.Inspeksi kesimetrisan bentuk payudara.

    b) Berdirilah didepan cermin. Pandanglah kedua payudara terhadapsemua kemungkinan yang tidak biasa, misalnya cairan dariputing, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit. Kedualangkah berikutnya dilakukan untuk menentukan kemungkinanperubahan pada bentuk dan kelenturan payudara. Ketikamelakukannya hendaknya dengan perasaan otot-otot dada yangmengeras (Bustan 2000, h.97).

  • Gambar 2.2.Inspeksi ada tidaknya perubahan pada payudara.

    c) Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan dibelakang kepala dan tekan tangan ke depan. Lengan di ataskepala, bandingkan payudara kiri dan kanan, bentuk dan putingsusu, kadang-kadang dalam gerak ini benjolan tumor (kanker)juga dapat dilihat bergerak di bawah kulit (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.3.Melihat ada tidaknya massa di sekitar payudara.

    d) Lalu, tekankan tangan secara lembut di pinggul, membungkuklahsedikit ke arah cermin bersamaan dengan menarik pundak dansiku ke depan (Bustan 2000, h.98).

    Gambar 2.2.Inspeksi ada tidaknya perubahan pada payudara.

    c) Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan dibelakang kepala dan tekan tangan ke depan. Lengan di ataskepala, bandingkan payudara kiri dan kanan, bentuk dan putingsusu, kadang-kadang dalam gerak ini benjolan tumor (kanker)juga dapat dilihat bergerak di bawah kulit (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.3.Melihat ada tidaknya massa di sekitar payudara.

    d) Lalu, tekankan tangan secara lembut di pinggul, membungkuklahsedikit ke arah cermin bersamaan dengan menarik pundak dansiku ke depan (Bustan 2000, h.98).

    Gambar 2.2.Inspeksi ada tidaknya perubahan pada payudara.

    c) Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan dibelakang kepala dan tekan tangan ke depan. Lengan di ataskepala, bandingkan payudara kiri dan kanan, bentuk dan putingsusu, kadang-kadang dalam gerak ini benjolan tumor (kanker)juga dapat dilihat bergerak di bawah kulit (Hawari 2004, h.84).

    Gambar 2.3.Melihat ada tidaknya massa di sekitar payudara.

    d) Lalu, tekankan tangan secara lembut di pinggul, membungkuklahsedikit ke arah cermin bersamaan dengan menarik pundak dansiku ke depan (Bustan 2000, h.98).

  • Gambar 2.4.Meregangkan otot-otot Axila.

    e) Angkatlah lengan kiri, pergunakanlah 3-4 jari tangan kanan untukmemeriksa payudara kiri secara lembut, hati-hati dan secaramenyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujungjari tangan membentuk suatu lingkaran-lingkaran kecil, danpindahkan lingkaran itu secara lembut seputar payudara. Secarabertahap lakukan ke arah puting. Yakini untukmencakup seluruhpayudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudaradengan ketiak, termasuk bagian ketian sendiri. Rasakan untuksegala ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit(Bustan 2000, h.98-99).

    Gambar 2.4.Meregangkan otot-otot Axila.

    e) Angkatlah lengan kiri, pergunakanlah 3-4 jari tangan kanan untukmemeriksa payudara kiri secara lembut, hati-hati dan secaramenyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujungjari tangan membentuk suatu lingkaran-lingkaran kecil, danpindahkan lingkaran itu secara lembut seputar payudara. Secarabertahap lakukan ke arah puting. Yakini untukmencakup seluruhpayudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudaradengan ketiak, termasuk bagian ketian sendiri. Rasakan untuksegala ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit(Bustan 2000, h.98-99).

    Gambar 2.4.Meregangkan otot-otot Axila.

    e) Angkatlah lengan kiri, pergunakanlah 3-4 jari tangan kanan untukmemeriksa payudara kiri secara lembut, hati-hati dan secaramenyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujungjari tangan membentuk suatu lingkaran-lingkaran kecil, danpindahkan lingkaran itu secara lembut seputar payudara. Secarabertahap lakukan ke arah puting. Yakini untukmencakup seluruhpayudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudaradengan ketiak, termasuk bagian ketian sendiri. Rasakan untuksegala ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit(Bustan 2000, h.98-99).

  • Gambar 2.5.Teknik pemijatan di area payudara guna meraba masa tumor.

    f) Dengan lembut pijit puting dan lihat bila ada cairan keluar.Lakukan untuk pemeriksaan yang sama untuk payudara kanan. Jikaada cairan apa saja dari puting baik sewaktu maupun bukan waktuSADARI segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut (Bustan 2000,h.99).

    Gambar 2.6.Memeriksa Cairan Payudara.

    Gambar 2.5.Teknik pemijatan di area payudara guna meraba masa tumor.

    f) Dengan lembut pijit puting dan lihat bila ada cairan keluar.Lakukan untuk pemeriksaan yang sama untuk payudara kanan. Jikaada cairan apa saja dari puting baik sewaktu maupun bukan waktuSADARI segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut (Bustan 2000,h.99).

    Gambar 2.6.Memeriksa Cairan Payudara.

    Gambar 2.5.Teknik pemijatan di area payudara guna meraba masa tumor.

    f) Dengan lembut pijit puting dan lihat bila ada cairan keluar.Lakukan untuk pemeriksaan yang sama untuk payudara kanan. Jikaada cairan apa saja dari puting baik sewaktu maupun bukan waktuSADARI segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut (Bustan 2000,h.99).

    Gambar 2.6.Memeriksa Cairan Payudara.

  • g) Langkah ke 4 dan 5 hendaknya diulangi dengan posisi berbaring.Berbaringlah dengan lengan kiri di belakang kepala dan bantal ataulipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Pada posisi inimenyebabkan payudara menjadi lebih rata dan membuatpemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang samaseperti pada tahap 4 dan 5. Lakukan pula untuk payudara kanan.

    b. Termografi payudaraTermografi adalah deteksi dini kanker payudara yang

    dilakukan dengan cara menengkapkeadaan atau aktivitas jaringanpayudara melalui deteksi suhu. Tingkat sensitivitas termografimencapai 90% dan riset menunjukkan bahwa termografi mampumendeteksi sel kanker 10 tahun lebih dini dibanding alat deteksilainnya. Kelemahan dari alat ini adalah tidak mampu menunjukkanlokasi detail dari tumor yang ada (Nurcahyo 2010, h. 98-99).

    c. MammografiMammografi adalah metode pendeteksian kanker payudara

    menggunakan foto sinar X. Terdapat dua tipe mammografi yaitu,Screening Mammogram dan Diagnostic Mammogram. Screeningdilakukan untuk pemeriksaan awal pada payudara yang diduga tidakbermasalah, sedangkan Diagnostic dilakukan untuk pemeriksaanlanjutan pada payudara yang bermasalah (Nurcahyo 2010, h. 99-100).

    d. DuctografiPrinsip kerja ductografi adalah memeriksa adanya kelainan

    pada saluran susu menggunakan foto sinar X. Ductografi tidak

  • dianjurkan pada penderita yang memiliki kontraindikasi terhadapmedia kontras tertentu (Nurcahyo 2010, h. 100-101).

    e. Biopsy payudaraBiopsy payudara adalah proses pengambilan sampel jaringan

    payudara. Prinsip dari biopsy adalah memasukkan jarum kedalamjaringan payudara pasienuntuk mengambil sampel jaringan, dankemudian dilakukan pemeriksaan terhadap sel jaringan tersebut untukmengetahui jenis tumor yang menyerang pasien (Nurcahyo 2010, h.101).

    f. Ultrasonography payudaraUltrasonography (USG) adalah teknik untuk mendeteksi

    kelainan jaringan didalam payudara. USG mampu mendeteksijaringan yang abnormal dengan kontras yang bagus. Namunkelemahan USG adalah tidak mampu mendeteksi penumpukankalsium dan tidak bisa mendeteksi sifat dan jenis sel abnormal(Nurcahyo 2010, h. 101).

    g. Clinical Breast Examination (CBE)Clinical Breast Examination (CBE) di pakai untuk mendeteksi

    kelainan-kelainan yang ada pada payudara dan untuk mengevaluasikanker payudara pada tahap dini sebelum berkembang menjadi tahapyang lebih lanjut. Prinsip dasar pemeriksaan Clinical BreastExamination (CBE) adalah dengan menggunakan inspeksi secaravisual dan palpasi untuk menemukan kelainan pada payudara yangdilakuakan oleh tenaga kesehatan (Rasjidi 2009, h. 79-80).

  • BAB IIIKERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

    OPERASIONAL

    A. Kerangka KonsepKonsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari

    hal-hal khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangkahubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melaluipenelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo 2002, h.68-69).

    Kerangka konsep atau farmwork adalah sesuatu yang abstrak, logicalsecara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasilpenemuan dengan body of knowledge. Sedangkan konsep tentang modeladalah suatu susunan dari konsep secara abstrak dan pernyataan suatuhubungan yang akan menjelaskan secara panjang lebar tentang suatuperistiwa dari topik yang akan dibahas (Nursalam 2001, h. 31).

    Pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) yaitupengetahuan responden tenteng penyakit kanker payudara, dan deteksi dinipenyakit kanker payudara (SADARI). Dan keterlambatan penderita kankerpayudara melakukan pemeriksaan kanker payudara sebagai variabel terikat(dependent). Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkansebagai berikut:

  • Pengetahuan respondententang penyakitkanker payudara.

    Deteksi dini penyakitkanker payudara(SADARI).

    Keterlambatan penderita kankerpayudara melakukanpemeriksaan kanker payudara

    Gambar 3.1.Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Pengetahuan Dan Deteksi Dini

    (SADARI) Dengan Keterlambatan Penderita Kanker Payudara MelakukanPemeriksaan Di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    B. HipotesisPada hakikatnya hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang hubungan

    yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat di uji secaraempiris (Notoatmodjo 2002, h.74).

    La Biondo-Wood dan haber (1994), dikutip dalam Nursalam (2008, h.56) menyatakan hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubunganantara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatupernyataan dalam penelitian.

  • Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis mayordan hipotesis minor, dimana;

    1. Hipotesis mayorAdanya hubungan pengetahuan dan praktek deteksi dini

    (SADARI) responden dengan keterlambatan responden kankerpayudara dalam memeriksakan kondisinya.

    2. Hipotesis minora. Adanya hubungan pengetahuan responden dengan

    keterlambatan responden kanker payudara dalammemeriksakan kondisinya.

    b. Adanya hubungan praktek responden dalam melakukan deteksidini (SADARI) dengan keterlambatan responden kankerpayudara dalam memeriksakan kondisinya.

    C. Variabel penelitianMenurut Rafi (1985) dalam Nursalam & Pariani (2001, h. 41) variabel

    adalah suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok(orang, benda, situasi) yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompoktersebut. Pada penelitian ini untuk mengukur keterlambatan penderita kankerpayudara melakukan pemeriksaan kanker payudara maka dapat meleluivariabel pengetahuan dan praktek SADARI sebagai variabel bebas(independent). Sedangkan keterlambatan penderita kanker payudaramelakukan pemeriksaan kanker payudara sebagai variabel terikat

  • (dependent). Pengukuran variabel pada penelitian ini menggunakan skalanominal dan skala ordinal.

    D. Definisi operasionalDefinisi berasal dari kata latin yaitu (definition). Ada dua macam

    definisi yaitu definisi nominal dan definisi riil. Definisi nominal menerapkanarti kata hakiki, ciri, maksud, dan kegunaan, serta asal muasal (sebab).Definisi riil menerapkan objek yang dibatasinya, terdiri dari dua unsur yaituunsur yang menyamakan dengan hal yang lain dan unsur yang membedakandengan hal yang lain. Definisi operasional sendiri adalah definisi berdasarkankarakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut.

  • Tabel 3.1Definisi operasional

    No Variabel Definisioperasional

    Alat ukur Hasil ukur Skala

    1 Pengetahuan respondententangpenyakitkankerpayudara.

    Kemampuanrespondenuntukmenjawabpertanyaanseputar kankerpayudaradengan benar.

    Denganmenggunakankuesioner yangberisi 13pertanyaan,jika jawabanbenar skor 1dan jikajawaban salahskor 0.

    Hasil ukurberupa skordalambentukkategoridimanakategoribaik jika76-95%jawabanbenar,kategoricukup jika56-75%jawabanbenar,kategorikurang jika> 55%jawabanbenar.

    Ordinal

    2 Deteksi dinipenyakitkankerpayudara(SADARI).

    Kemampuanrespondendalammelakukanpemeriksaanpayudara

    Denganmenggunakankuesioner yangberisi 14pertanyaanyang terdiri

    Hasil ukurberupa skordalambentukkategoridimana

    Ordinal

  • sendiri(SADARI).

    dari 10pertanyaanfavourable dan4 pertanyaanunfavourable,jika pertanyaanfavourablejawaban (Ya)skor 1 dan jikajawaban(Tidak) skor 0sedangkanuntukpertanyaanunfavourablejika jawaban(Ya) skor 0dan jikajawaban(Tidak) skor 1.

    kategoribaik jika76-95%skorjawaban (1),kategoricukup jika56-75%skorjawaban (1),kategorikurang jika> 55% skorjawaban (1).

    3 Keterlambatan penderitakankerpayudaramelakukanpemeriksaan kankerpayudara

    keadaandimana pasienkankerpayudaradatang untukmengetahuikondisinyamelebihiwaktu yangtelahditentukan(kanker sudah

    Denganmenggunakancheck list,yang di susundalam bentukpertanyaankategoriterlambat danbelumterlambatuntuk didiagnosa.

    Hasil ukurdalambentukkategoridimanakategoriterlambat didiagnosajikarespondenpertama kalidatang

    Nominal

  • pada stadiumIII) ketikakanker sudahtidak dapatberdeferensidengan baikuntukdilakukanpengobatan.

    untuk didiagnosasudahdalamkondisi stadium III,dan kategoribelumterlambat didiagnosajikarespondenpertama kalidatanguntuk didiagnosamasihdalamkondisi 55%jawaban benar.

    Untuk variabel Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), lembarkuesioner disusun dalam 14 pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaanfavourable dan 4 pertanyaan unfavourable, jika pertanyaan favourablejawaban (Ya) skor 1 dan jika jawaban (Tidak) skor 0 sedangkan untukpertanyaan unfavourable jika jawaban (Ya) skor 0 dan jika jawaban (Tidak)skor 1. Hasil ukur berupa skor dalam bentuk kategori dimana kategori baikjika 76-95% skor jawaban (1), kategori cukup jika 56-75% skor jawaban (1),kategori kurang jika > 55% skor jawaban (1).

    Untuk variabel Keterlambatan responden dalam melakukanpemeriksaan kanker payudara, lembar check list disusun dalam bentuk

  • pertanyaan kategori terlambat dan belum terlambat untuk di diagnosa. Hasilukur dalam bentuk kategori dimana kategori terlambat di diagnosa jikaresponden pertama kali datang untuk di diagnosa sudah dalam kondisi stadium III, dan kategori belum terlambat di diagnosa jika responden pertamakali datang untuk di diagnosa masih dalam kondisi < stadium III.

    F. Uji Validitas dan ReliabilitasSetelah alat ukur atau alat pengumpul data selesai disusun, belum

    berarti alat ukur tersebut dapat langsung digunakan untuk mengumpulkandata. Alat ukur tersebut hendaknya perlu diuji validitas dan rehabilitasterlebih dahulu. Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekatinormal, maka sebaiknya jumlah responden untuk diuji coba paling sedikit 20orang (Notoatmodjo 2002, h.129).

    Dalam penelitian ini uji validitas dan reabilitas dilakukan pada tanggal8 mei 2012 sampai dengan tanggal 26 mei 2012 kepada 20 responden kankerpayudara di RSI Muhammadiyah Pekajangan karena di RSI MuhammadiyahPekajangan terdapat sarana untuk pengobatan kanker payudara yang samadengan RSUD Kraton Kabupaten pekalongan, selain itu RSI MuhammadiyahPekajangan juga mempunyai kesamaan karakteristik dengan RSUD KratonKabupaten Pekalongan, yaitu RSI Muhammadiyah Pekajangan masihterdapat dalam satu wilayah kerja yang sama.

    1. ValiditasValiditas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana

    ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

  • (Isgiyanto 2009, h.7). Notoatmodjo (2002, h.29) menyatakan validitasadalah suatu indeks yang menunjukkan alat benar-benar itu mengukurapa yang di ukur.

    Apabila tabel t = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) makakorelasi (r) dikatakan valid apabila, nilai (t hitung > t tabel),sebaliknya apabila nilai (t hitung

  • tersebut dapat dikatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan dalampenelitian sehingga pertanyaan tersebut dihilangkan.

    2. ReliabilitasReliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana

    suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan(Notoatmodjo 2002, h.133).

    Dalam uji reliabilitas sebagai nilai (r hasil) adalah nilai alpha,dengan ketentuan bila r alpha > r tabel, maka pernyataan tersebutreliabel (Hastono 2001, h.55).

    Hasil reliabilitas yang dilakukan untuk kuesionerpengetahuan responden kanker payudara tentang penyakit kankerpayudara yang terdiri dari 13 pertanyaan didapatkan nilai r alpha 1,0000 > 0,6. Sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliable dan dapatdigunakan dalam penelitian.

    Sedangkan hasil reliabilitas yang dilakukan untuk kuesionerkemampuan responden dalam melakukan pemeriksaan payudarasendiri (SADARI) yang terdiri dari 14 pertanyaan didapatkan nilai ralpha 1, 0000 > 0,6. Sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabledan dapat digunakan dalam penelitian.

    G. Prosedur Pengumpulan DataPeneliti melakukan pengumpulan data setelah mendapatkan

    persetujuan dari ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, kemudian mendapatkan

  • rekomendasi dari BAPPEDA Kabupaten Pekalongan dan setelah penelitimendapatkan izin dari RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan, penelitilangsung mendatangi responden yang akan menjalani pengobatan(kemoterapi) kanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalonganselama 30 hari. Dengan bantuan rekan-rekan, peneliti sebelum memulaipengisian kuesioner, responden diberikan petunjuk dan penjelasan sertamaksud dan tujuan penelitian. Peneliti meminta kepada responden untukmembaca surat persetujuan terlebih dahulu untuk menjadi responden. Jikaresponden bersedia peneliti meminta responden untuk melakukan pengisiankuesioner. Selama pengisian kuesioner, peneliti menunggu sampai pengisiankuesioner tersebut selesai dan peneliti mengecek kembali jawaban dariresponden apakah lembar pertanyaan pada kuesioner sudah terisi sepenuhnyaatau belum.

    H. Pengolahan DataHidayat (2007, h.107-108) menyatakan dalam proses pengolahan data

    terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, antara lain:1. Editing

    Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran datayang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahappengumpulan data atau setelah data terkumpul.

    2. CodingCoding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

    terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

  • sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalamsatu buku (code book) untuk memindahkan kembali melihat lokasi dan artisuatu kode dari suatu variabel.

    3. Entri dataData entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah di

    kumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudianmembuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuattabel kontigensi.

    4. CleaningCleaning atau pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan

    kembali data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita mengentry kekomputer (Hastono 2001, h.2).

    I. Teknik Analisa DataSetelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, langkah selanjutnya

    yang dilakukan oleh peneliti adalah mengadakan analisis terhadap semua datayang telah terkumpul. Cara yang di tempuh peneliti adalah memberikan skoruntuk setiap jawaban per item soal dari kuesioner yang disebarkan kepadapara responden. Kemudian seluruh skor dijumlahkan secara keseluruhan.Kemudian dianalisis secara statistik, untuk menganalisis data pada penelitianini digunakan analisis univariate dan analisis bivariate.

  • Analisa univariate dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitianyaitu untuk menganalisa pengetahuan dan sikap pasien kanker payudarasebagai variabel bebas dan keterlambatan diagnosa kanker payudara sebagaivariabel terikat.

    Analisa bivariate adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabelyang diduga berhubungan atau berkorelasi, kemudian untuk mengetahuihubungan antar variabel digunakan uji chi square (Notoatmodjo 2002, h.188)untuk penentuan nilai (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi penelitian.Nilai (alpha) yang sering digunakan adalah 10%, 5%, atau 1%. Untukbidang kesehatan masyarakat biasanya digunakan nilai sebesar 5%(Hastono 2001, h.84). Sehingga hasil analisa penelitian ini dapat diambilkesimpulan sebagai berikut:

    1. Bila value , Ho ditolak, berarti ada hubungan yang signifikanantara variabel independent dan variabel dependent.

    2. Bila value > , Ho gagal ditolak, berarti tidak ada hubungan yangsignifikan antara variabel independent dan variabel dependent.

    J. Jalannya penelitianSetelah proposal disetujui peneliti melakukan uji validitas dengan

    karakteristik responden yang hampir sama dengan tempat yang dijadikanpenelitian pada uji validitas dan reliabilitas adalah RSI MuhammadiyahPekajangan. Setelah uji validitas dan reliabilitas kuesioner dinyatakan validmaka penelitian dilanjutkan dengan mengajukan ijin penelitian kepada

  • BAPEDA Kabupaten Pekalongan dan RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan,untuk melakukan penelitian.

    Proses penelitian dilakukan langsung di ruang kemoterapi RSUDKraton Kabupaten Pekalongan terhadap 50 responden kanker payudara yangsedang menjalani program kemoterapi dimulai dari tanggal 04 Juli sampaidengan tanggal 31 Juli 2012. Program kemoterapi dilakukan lima kali dalamsatu minggu yaitu mulai dari hari senin sampai dengan hari jumat, setiapharinya terdapat minimal 2 pasien kemoterapi yang menjalani pengobatankanker payudara.

    Program kemoterapi setiap harinya dimulai pukul 07.30 WIB sampaidengan pukul 15.00 WIB. Pasien yang akan menjalani pengobatan tiga harisebelumnya melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, apabilahasil laboratorium dinyatakan normal dan dapat menjalani kemoterapi pasiendihubungi kembali oleh perawat ruang kemoterapi untuk melakukankemoterapi.

    Jenis obat atau terapi adjuvan yang biasanya digunakan dalam proseskemoterapi adalah

    1. Oxaliplatin (5-fluorouracil, eritromisin, salisilat, granisetron,paclitaxel, Na valproat)

    Merupakan terapi tambahan untuk kanker stadium III sesudahreseksi komplit tumor awal dalam kombinasi terapi dengan 5-Fluorourasil dan asam folinat; terapi kanker dengan metastasis.

  • 2. Brexel.Obat ini di indikasikan untuk jenis kanker payudara, kanker

    rahim, dan kanker paru-paru.3. Folfox (5-FU, leucovorin)

    Folfox diberikan untuk menilai ada atau tidaknya faktorprognostik MMR (mismatch repair) dan peningkatan angka bebaskambuh.Pada saat melakukan penelitian, sebelumnya peneliti melakukan

    kontrak waktu dan persetujuan terlebih dahulu terhadap responden kankerpayudara yang sedang menjalani prosedur pengobatan, setelah kontrak waktudan persetujuan disepakati maka peneliti melakukan pengumpulan data secaralangsung dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat padakuesioner kepada para responden dengan dibantu perawat ruangankemoterapi dalam penyampaian pertanyaan, setiap responden dibutuhkanwaktu sekitar 45-60 menit dalam pengisian kuesionernya.

    K. Keterbatasan penelitianPeneliti menyadari bahwa penelitian ini banyak kelemahan dan

    keterbatasan antara lain :1. Penelitian ini dalam melakukan pengumpulan data menggunakan

    kesioner yang disampaikan secara langsung pertanyaan yang terdapatpada kuesioner sehingga bahasa yang digunakan oleh peneliti kurangdipahami oleh para responden.

  • 2. Penelitian ini tidak bisa menggali secara dalam pengetahuanresponden kanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongantentang penyakit kanker payudara.

    3. Penelitian ini tidak bisa menggali secara dalam kemampuan respondenkanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan dalammelakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

  • BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitan

    Dari penelitian yang dilakukan terhadap 50 responden kanker payudaradengan usia rata-rata usia responden 35-65 tahun terdapat responden dalamkategori terlambat untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara yang terdiridari 36% responden dengan stadium III dan 26% responden dengan stadiumIV, dan responden dalam kategori belum terlambat untuk melakukanpemeriksaan kanker payudara terdiri dari 38% responden dengan stadium II.Dimana hasil dari analisa univariat dan bivariat adalah sebagai berikut:1. Analisa Univariat

    . Analisa univariat merupakan analisis yang digunakan untukmengetahui frekuensi dan proporsi masing-masing variabel. Analisaunivariat dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaranpengetahuan responden tentang penyakit kanker payudara, kemampuanresponden dalam melakukan deteksi dini penyakit kanker payudara(SADARI), dan adanya keterlambatan penderita kanker payudaramelakukan pemeriksaan kanker payudara di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

  • a. Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penyakit kankerpayudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

    Tabel 5.1Distribusi frekuensi pengetahuan responden tentang penyakitkanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

    tahun 2012.Pengetahuan Jumlah Persentase

    Kurang 32 64.0Cukup 18 36.0Jumlah 50 100.0Dari hasil analisis tabel di atas yang telah dilakukan terhadap 50

    responden kanker payudara didapatkan hasil 64% responden mempunyaipengetahuan yang kurang mengenai penyakit kanker payudara, 36%responden mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai kankerpayudara. Sehingga dari analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkanbahwa > 50% responden mempunyai pengetahuan yang kurang mengenaipenyakit kanker payudara.

    b. Distribusi frekuensi kemampuan responden dalam melakukan deteksi dinipenyakit kanker payudara (SADARI) di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

    Tabel 5.2Distribusi frekuensi kemampuan responden dalam melakukan deteksi dini

    penyakit kanker payudara (SADARI) di RSUD KratonKabupaten Pekalongan tahun 2012.

    SADARI Jumlah PersentaseKurang 36 72.0Cukup 14 28.0Jumlah 50 100.0Dari hasil analisis tabel di atas yang telah dilakukan terhadap 50

    responden kanker payudara didapatkan 72% responden memiliki

  • kemampuan dalam melakukan SADARI dalam kategori kurang, 28%responden memiliki kemampuan dalam melakukan SADARI dalamkategori cukup. Sehingga dari analisa yang telah dilakukan dapatdisimpulkan bahwa > 50% responden memiliki kemampuan dalammelakukan SADARI dalam kategori kurang.

    c. Distribusi frekuensi keterlambatan penderita kanker payudara melakukanpemeriksaan kanker payudara di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan.

    Tabel 5.3Distribusi frekuensi keterlambatan penderita kanker payudara

    dalam melakukan pemeriksaan kanker payudaradi RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan

    tahun 2012.Diagnosa Jumlah Persentase

    Belum terlambat 19 38.0Terlambat 31 62.0Jumlah 50 100.0Dari hasil analisis tabel di atas yang telah dilakukan terhadap 50

    responden kanker payudara didapatkan 62% responden datang untukmelakukan pemeriksaan kanker payudara sudah dalam kondisi terlambat,dan 38% responden datang untuk melakukan pemeriksaan kankerpayudara dalam kondisi belum terlambat. Sehingga dari analisa yang telahdilakukan dapat disimpulkan bahwa > 50% % responden datang untukmelakukan pemeriksaan kanker payudara sudah dalam kondisi terlambatdalam melakukan pemeriksaan kanker payudara. Dimana terdapatsebanyak 19 responden datang pada stadium II, 18 responden datang padastadium III, dan 13 responden datang pada stadium IV.

  • 2. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat merupakan analisis yang digunakan untukmengetahui hubungan dari masing-masing variabel. Analisa bivariatdalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan pengetahuanresponden tentang penyakit kanker payudara dengan adanya keterlambatanpenderita kanker payudara melakukan pemeriksaan kanker payudara dankemampuan responden dalam melakukan deteksi dini penyakit kankerpayudara (SADARI) dengan keterlambatan penderita kanker payudaramelakukan pemeriksaan kanker payudara di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.a. Distribusi hubungan pengetahuan responden tentang penyakit kanker

    payudara dengan adanya keterlambatan penderita kanker payudaramelakukan pemeriksaan kanker payudara di RSUD Kraton KabupatenPekalongan.

    Tabel 5.4Distribusi hubungan pengetahuan responden tentang penyakit kankerpayudara dengan adanya keterlambatan penderita kanker payudara

    melakukan pemeriksaan kanker payudara di RSUD KratonKabupaten Pekalongan 2012.

    Pengetahuan

    DiagnosaTerlambat Belum Total OR

    95%CI value

    N % N % N %Kurang 24 75,0 8 25,0 32 100,0 4,714 0,026Cukup 7 38,9 11 61,1 18 100,0 1,364 -

    16,295Total 31 62,0 19 38,0 50 100,0Tabel di atas menunjukkan 75% responden berpengetahuan kurang

    terlambat untuk melakukan pemeriksaan kanker payudara, 25% respondenberpengetahuan kurang belum terlambat untuk melakukan pemeriksaan

  • kanker payudara, 38,9% responden berpengetahuan cukup terlambatdalam melakukan pemeriksaan kanker payudara, dan 61,1% respondenberpengetahuan