4. Percobaan 1B

13
Percobaan 1B : Kromatografi Lapis Tipis untuk Analisis Obat I. Tujuan - Untuk memahami dan terampil melakukan teknik KLT dalam uji skrining obat. - Untuk dapat mengidentifikasi bahan kimia obat yang terdapat pada sampel. II. Dasar Teori Metode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya berbeda. Apabila molekul-molekul komponen berinteraksi secara lemah dengan fase diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fase diam. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya interaksi komponen-komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak. (Hendayana, 2010) Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya suatu reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solute dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif. KLT kurang sensitif jika dibandungkan dengan teknik immunoassay. Untuk meningkatkan sensitifitas KLT sangat disarankan dalam analisis toksikologi forensik, uji skrining dengan KLT dilakukan paling sedikit lebih dari satu sistem pengembang dengan penampak noda yang berbeda. Dengan 15

description

tugas

Transcript of 4. Percobaan 1B

Percobaan 1B : Kromatografi Lapis Tipis untuk Analisis Obat

1. Tujuan Untuk memahami dan terampil melakukan teknik KLT dalam uji skrining obat. Untuk dapat mengidentifikasi bahan kimia obat yang terdapat pada sampel.

1. Dasar TeoriMetode pemisahan kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi molekul-molekul komponen diantara dua fase (fase gerak dan fase diam) yang kepolarannya berbeda. Apabila molekul-molekul komponen berinteraksi secara lemah dengan fase diam maka komponen tersebut akan bergerak lebih cepat meninggalkan fase diam. Keberhasilan pemisahan kromatografi bergantung pada daya interaksi komponen-komponen campuran dengan fase diam dan fase gerak. (Hendayana, 2010)Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau berjalannya suatu reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, baik untuk analisis kualitatif dengan cara membandingkan nilai Rf solute dengan nilai Rf senyawa baku atau untuk analisis kualitatif.KLT kurang sensitif jika dibandungkan dengan teknikimmunoassay. Untuk meningkatkan sensitifitas KLT sangat disarankan dalam analisis toksikologi forensik, uji skrining dengan KLT dilakukan paling sedikit lebih dari satu sistem pengembang dengan penampak noda yang berbeda. Dengan menggunakan spektrofotodensitometri analit yang telah terpisah dengan KLT dapat dideteksi spektrumnya (UV atau fluoresensi). Kombinasi ini tentunya akan meningkatkan derajat sensitifitas dan spesifisitas dari uji penapisan dengan metode KLT. Secara simultan kombinasi ini dapat digunakan untuk uji pemastian.Dibandingkan dengankromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dan kromatografi gas (KG), KLT mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :1. KLT memberikan fleksibilitas yang lebih besar, dalam hal memilih fase gerak.2. Beberapa macam teknik untuk optimasi pemisahan seperti pengembangan 2 dimensi, pengembangan bertingkat, dan pembaceman penjerap dapat dilakukan pada KLT.3. Proseskromatografi dapat diikuti dengan mudah dan dapat dihentikan kapan saja.4. Semua komponen dalam sampel dapat dideteksi.

Uji Penapisan Screening testUji penapisan untuk menapis dan mengenali golongan senyawa (analit) dalam sampel. Disini analit digolongkan berdasarkan baik sifat fisikokimia, sifat kimia maupun efek farmakologi yang ditimbulkan. Obat narkotika dan psikotropika secara umum dalam uji penapisan dikelompokkan menjadi golongan opiat, kokain, kannabinoid, turunan amfetamin, turunan benzodiazepin,golongan senyawa anti dipresan tri-siklik, turunan asam barbiturat, dan turunan metadon. Pengelompokan ini berdasarkan struktur inti molekulnya. Sebagai contoh, disini diambil senyawa golongan opiat, dimana senyawa ini memiliki struktur dasar morfin, beberapa senyawa yang memiliki struktur dasar morfin seperti, heroin, mono-asetil morfin, morfin, morfin-3-glukuronida, morfin-6-glukuronida, asetilkodein, kodein, kodein-6-glukuronida, dihidrokodein serta metabolitnya, serta senyawa turunan opiat lainnya yang mempunyai inti morfin,Uji skrining seharusnya dapat mengidentifikasi golongan analit dengan derajat reabilitas dan sensitifitas yang tinggi, relatif murah dan pelaksanaannya relatif cepat. Terdapat teknik uji penapisan yaitu: 1. Kromatografi lapis tipis (KLT) yang dikombinasikan dengan reaksi warna2. Teknikimmunoassay

1. Materi dan MetodeA. Materi (Alat dan Bahan)1. Alat yang digunakan Plat KLT Bejana Kromatografi Gelas ukur Pipet mikro Lampu UV Gelas beker

1. Bahan yang digunakan beberapa sampel obat senyawa standar aquadest toluene etanol aseton amonia metanol kloroformB. Prosedur Kerja1. Senyawa standar dan sampel dilarutkan dalam pelarut yang sesuai (aseton) dengan konsentrasi 1-5%. Pelarut yang dipilih diusahakan non-polar dan mudah menguap.2. Bejana kromatografi disiapkan, dipilih sistem pengembang (fase gerak) yang tersedia dan buat sesuai kebutuhan.Sistem pengembang I : toluena : aseton : amonia = 11,25 : 11,25 : 2,5Sistem pengembang II : toluena : klorofom : amonia = 45 : 45 : 10Sistem pengembang III : toluena : aseton : amonia = 16,65 : 16,65 : 3,7Sistem pengembang IV : kloroform : aseton : amonia = 45 : 45 : 10Sistem pengembang V : kloroform : aseton : amonia = 45 : 45 : 103. Sistem pengembang dituangkan ke dalam bejana kromatografi, ditutup rapat dan dibiarkan sampai jenuh. Untuk mempercepat atmosfer yang jenuh, dinding sebelah dalam bejana dilapisi kertas saring yang tebal dan dibasahi pelarut pengembang.4. Disiapkan plat KLT, titik penotolan ditandai dengan pensil 1 cm dari tepi bawah dan 1 cm dari tepi batas atas.5. Standar dan sampel ditotolkan dengan pipet mikro atau jarum suntik mikro kira-kira 1-5 mikroliter. Diameter penotolan sekecil mungkin (