4.-METODOLOGI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN
description
Transcript of 4.-METODOLOGI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN
1 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
A.A.A.A. TINJAUN UMUMTINJAUN UMUMTINJAUN UMUMTINJAUN UMUM
1.1.1.1. Latar BelakangLatar BelakangLatar BelakangLatar Belakang
Pertama, Dalam rangka penggalian sumber dana guna membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, peranan PBB sebagai satu dari sumber penerimaan negara dari sektor pajak
harus selalu dapat ditingkatkan. Sejalan dengan lajunya perkembangan zaman terutama
dibidang pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pembangunan di Indonesia, serta
mengingat jumlah objek pajak PBB yang sangat banyak dan kompleks, diperlukan suatu sistem
administrasi PBB yang lebih sistematis, sederhana, efektif dan efisien yang didukung oleh
sarana teknologi informasi yang canggih sehingga mampu membentuk suatu basis data yang
jelas, lengkap dan akurat sesuai data sebenarnya di lapangan.
Sistem yang dimaksud antara lain dapat mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Pengumpulan data (pendaftaran, pendataan dan penilaian).
b. Pemberian identitas objek pajak dengan Nomor Objek Pajak (NOP).
c. Pemeliharaan data ( up dating ).
d. Pencetakan hasil keluaran berupa : SPPT, STTS, DHKP.
e. Peningkatan pelayanan kepada wajib pajak.
Keseluruhan sistem yang merupakan satu totalitas sebagaimana tersebut diatas disebut Sistem
Manajemen Informasi Objek Pajak (SISMIOP) PBB.
Kedua, sejalan dengan lajunya perkembangan zaman terutama di bidang pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan pembangunan di Indonesia terutama di wilayah perkotaan,
tentunya berakibat pada perkembangan/perubahan khususnya yang terkait dengan
kepentingan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pertumbuhan OP yang pesat terlihat pada sektor
perdagangan, yang ditandai dengan banyaknya pembangunan perumahan, ruko/pusat
pertokoan di lokasi-lokasi yang strategis. Hal ini terindikasi juga pada wilayah kerja Kabupaten
Luwu Timur, sehinga mengingat kondisi tersebut Pemerintah Kota Makassar perlu melakukan
penyesuaian basis data dengan kondisi objek pajak yang sebenarnya melalui kegiatan
pemutakhiran data objek pajak Melalui Pendataan Objek Pajak Bumi Dan Bangunan.
4 PENDEKATAN DAN
METODOLOGI PELAKSANAAN
2 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
2.2.2.2. TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN DAN SASARAN TUJUAN DAN SASARAN
Secara umum tujuan dan sasaran dari Kegiatan “Verifikasi dan Pembentukan Basis Data
SISMIOP PBB-P2 Kabupaten Luwu Timur yaitu
AAAA)))).... TUJUAN TUJUAN TUJUAN TUJUAN
1. Tergalinya potensi basis data pajak bumi bangunan dan dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk berbagai kepentingan.
2. Terbentuknya Basis Data yang up to date yang terintegrasi dengan semua data administrasi
PBB-P2;
3. Terbentuknya basis data spasial ( peta ) yang akurat dan terkoreksi dengan citra satelit.
4. Tergalinya potensi basis data pajak bumi bangunan perdesaan secara optimal;
5. Menyempurnakan Master file basis data objek dan subjek pajak di wilayah Kabupaten
Luwu Timur
BBBB)))).... SASARAN SASARAN SASARAN SASARAN
1. Adanya peningkatan ketetapan PBB
Perkiraan peningkatan ketetapan PBB didasarkan pada asumsi bahwa dengan adanya
pemeliharaan basis data SISMIOP, data yang termuat dalam SPOP/LSPOP semakin akurat
sesuai data pendukung yang dilampirkan.
2. Adanya peningkatan pelayanan kepada wajib pajak.
Mutu pelayanan dari aparat senantiasa dituntut untuk lebih ditingkatkan, sehingga
diharapkan Wajib Pajak akan dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Untuk
menunjang hal tersebut, SISMIOP telah dirancang sedemikian rupa sehingga akan dapat
menyajikan informasi dan data keluaran dengan cepat dan memadai. Dengan demikian
kegiatan pemeliharaan basis data SISMIOP diharapkan akan dapat meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak agar menjadi lebih baik lagi.
3. Adanya peningkatan tertib administrasi.
Dalam aplikasi Sismiop yang bertumpu pada pemeliharaan basis data, semua objek pajak
didata serta diberi identitas berupa Nomor Objek Pajak (NOP). Segala hal yang
berhubungan dengan objek pajak selalu dimonitor dan dimutakhirkan secara
berkelanjutan. Hal tersebut meliputi :
� Info diskripsi tentang subjek dan objek pajak
� Mutasi subjek dan objek pajak
� Pembayaran/pelunasan pajak terhutang
� Tunggakan PBB
� Informasi lain dari instansi terkait.
4. Peningkatan Penerimaan
3 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Dengan semakin meningkatnya pelayanan kepada masyarakat, diharapkan akan
mempermudah dan mempercepat pemenuhan kewajibannya, khususnya untuk
melaksanakan pembayaran perpajakan.
3.3.3.3. DASAR HUKUMDASAR HUKUMDASAR HUKUMDASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan verifikasi, survey dan pemetaan antara lain :
a. Undang-undang Nomor 6 tahun 1993 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor16 tahun 2009;
b. Undang-undang No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994;
c. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-33/PJ.6/1993 tanggal 14 Juni 1993 tentang Petunjuk Teknis
Pemetaan PBB;
d. Surat Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-155/PJ./2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Direktur Jenderal Pajak No. KEP-533/PJ./2000 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran,
Pendataan dan Penilaian Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan dalam Rangka
Pembentukan Dan Atau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak
(SISMIOP);
e. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-40/PJ./2002 Tentang Perekaman Data Transaksi Properti
Dalam Rangka Pembentukan Basis Data Pasar Properti;
f. Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-19/PJ./2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pembentukan Basis data SIG Pajak Bumi dan Bangunan;
g. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-79/PJ./2008 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-37/PJ/2008 Tentang Tata Cara Pembetulan
Kesalahan Tulis, Kesalahan Hitung, Dan/Atau Kekeliruan Penerapan Ketentuan Tertentu
Dalam Peraturan Perundang-undangan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangunan;
h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak NomorSE-64/PJ/2010 tentang Persiapan Pengalihan
Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunaan sektor Pedesaaan dan Perkotaan.
i. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
j. Peraturan Bupati Luwu Timur Nomor 2 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.
4 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
B.B.B.B. PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAANPENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAANPENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAANPENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAANPEKERJAANPEKERJAANPEKERJAAN
1.1.1.1. Tata Cara KerjaTata Cara KerjaTata Cara KerjaTata Cara Kerja
Secara garis besar, tata cara pelaksanaan pekerjaan Verifikasi dan Pembentukan Basis data
SISMIOP PBB-P2 Kabuapaten Luwu Timur ini dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a. Persiapan, antara lain:
1) Persiapan administrasi dan penyiapan formulir-formulir yang akan digunakan.
2) Persiapan personil pelaksana
3) Persiapan peralatan, termasuk pengujian dan pengaturan kembali (adjustment) alat-
alat ukur sebelum digunakan di lapangan.
4) Membuat perencanaan waktu pelaksanaan.
5) Pengumpulan semua peta dan data PBB yang ada di kelurahan, BPN, dan
sebagainya.
6) Lay out semua peta desa lama daerah proyek, transformasi koordinat peta yang ada
menjadi koordinat U.T.M., penarikan jaring-jaring grid U.T.M.
7) Membuat konsep sementara batas blok, konsep peta kelurahan/desa dan konsep
ZNT.
8) Digitasi dan pembesaran peta batas blok sebagai kerangka blok dan print out
kerangka blok pada format peta blok atau pada media opdracht.
Mengingat volume pekerjaan Verifikasi Survey dan Pemetaan Objek PBB ini sangat besar,
maka kegiatan persiapan terutama penyuluhan harus dilaksanakan jauh hari sebelum
kegiatan lapangan dengan mengkoordinasikannya dengan DPPKAD setempat. Adapun jenis
kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut seperti pada
Gambar Gambar Gambar Gambar Berikut :Berikut :Berikut :Berikut :
b. Pengumpulan data lapangan atau pekerjaan lapangan, meliputi kegiatan:
1) Pengukuran kerangka peta bagi daerah yang belum ada peta dasarnya dengan
poligon utama dan poligon cabang yang meliputi baas desa da batas blok.
2) Orientasi lapangan dan identifikasi peta lama, identifikasi geografis batas wilayah
administrasi pemerintahan dan batas blok, termasuk pengukuran detail geografis
yang berubah, pemberian/pemasangan tanda ukur (patok) batas.
3) Identifikasi dan pengukuran tiap bidang objek pajak bumi dan objek pajak
bangunan yang berubah.
4) Perhitungan luas objek pajak.
5) Penyampaian dan pengumpulan kembali SPOP.
6) Pembuatan NOP dan penyusunannya secara spiral.
7) Pemasangan stiker NOP.
5 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
8) Verifikasi atau konfirmasi hasil pendataan dengan ketua RT atau Kepala Dusun
setempat (verifikasi ke-1) dan verifikasi dengan desa setempat (Verifikasi ke-2).
DIAGRAM ALUR PERSIAPANDIAGRAM ALUR PERSIAPANDIAGRAM ALUR PERSIAPANDIAGRAM ALUR PERSIAPAN
c. Penggambaran konsep peta-peta PBB sebagai produk antara bahan scanning atau
digitasi.
1) Peta blok (opdracht hasil ukuran OP) pada format peta blok.
Untuk perkotaan dan perdesaan yang tediri dari perumahan skala 1.:1.000.
2) Peta desa.
Untuk peta desa skala 1:5.000
6 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
3) Peta ZNT final.
• Manuskrip ZNT desa skalanya sama dengan skala peta desa.
• Manuskrip ZNT blok skalanya sama dengn skala peta blok.
d. Pembentukan file basis data PBB alpha numeric.
Pembentukan master file ini meliputi:
1) Perekaman data (key in data).
2) Print out DHR dan Validasi DHR sementara.
3) Print out DHR akhir per kelurahan/desa dan per blok.
4) Print out tabel ZNT.
e. Pembentukan master file basis data PBB grafis dengan proses scanning atau digitasi.
f. Link kedua basis data tersebut termasuk check plot dan print out data janggal.
g. Print aout peta-peta PBB
2.2.2.2. Pembuatan Konsep Peta Blok, Konsep Peta Desa dan ZNTPembuatan Konsep Peta Blok, Konsep Peta Desa dan ZNTPembuatan Konsep Peta Blok, Konsep Peta Desa dan ZNTPembuatan Konsep Peta Blok, Konsep Peta Desa dan ZNT
Dengan menggambarkan batas-batas administrasi dan blok pada peta kerangka desa, maka
akan didapatkan konsep peta blok dan konsep peta desa. Sedangkan dengan memberi batas
imajiner ZNT yang didapat dari DPPKAD akan dihasilkan konsep peta ZNT.
Karena peta kerangka desa tersebut pada skala 1:5.000 atau 1:2.500 maka untuk
mendapatkan konsep peta blok perlu dilakuakan perbesaran ke skala 1:1000 atau 1:2.500
dengan fotocopy.
3.3.3.3. Orientasi Lapangan dan Identifikasi Geografi, Batas Wilayah Administrasi PemerintahanOrientasi Lapangan dan Identifikasi Geografi, Batas Wilayah Administrasi PemerintahanOrientasi Lapangan dan Identifikasi Geografi, Batas Wilayah Administrasi PemerintahanOrientasi Lapangan dan Identifikasi Geografi, Batas Wilayah Administrasi Pemerintahan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara mencocokkan batas wilayah administarasi yang
tergambar pada pea lama yang secara konsep telah diberi batas blok. Pada waktu
melaksanakan pencocokan batas-batas kelurahan/perkebunan harus disaksikan pula oleh
unsur kehutanan/perkebunan. Pada kegiatan tersebut dicocokkan detail lapangan lainnya
seperti kali, parit, jalan-jalan yang ada di lapangan yang belum tergambar pada peta kerja,
walaupun detail tersebut bukan merupakan batas blok. Apabila terjadi perubahan batas
desa/blok di lapangan dan detail lapangan yang tidak terekam pada peta kerja, maka batas
yang berubah diukur sesuai dengan perubahan yang sudah terjadi di lapangan dan dicatat
pada formulir perubahan detail.
Selanjtnya batas desa/blok tergambar pada peta kerja dibetulkan sesuai dengan hasil ukuran
yang telah dilakukan. Apabila ditemukan ada daerah yang tidak terekam dalam peta kerja,
seperti perkampungan, perumahan, permukiman, maka pada daerah ini perlu diadakan
pengukuran teristris dengan cara:
a. Pengukuran detail
7 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Pada pengukuran ini semua titik detail/benda-benda alam yang nantinya akan dipakai
sebagai batas blok/informasi wilayah pada peta desa harus diukur.
b. Hasil pengukuran detail harus digambar pada peta kerja.
c. Alat yang dipakai adalah:
• Rantai/pita, apabila perubahan bata blok yang tidak tergambar pada peta tidak
banyak dan mudah penggambarannya.
• Alat ukur T.0 apabila perubahan batas blok yang tidak tergambar pada peta banyak
dan sulit penggamabarannya.
4.4.4.4. Identifikasi dan Pengukuran Objek PajakIdentifikasi dan Pengukuran Objek PajakIdentifikasi dan Pengukuran Objek PajakIdentifikasi dan Pengukuran Objek Pajak
a. Yang harus hadir pada kegiatan ini adalah para subjek/wajib pajak yang bersangkutan
dan pamong desa atau staf desa yang ditunjuk sebagai saksi. Apabila subjek/wajib pajak
berhalangan hadir dapat mewakilkan orang lain (dengan surat kuasa) yang mengetahui
batas-batas bidang objeknya. Pada saat melaksanakan rincian objek pajak, wajib pajak
diwajibkan membawa surat anda pembayaran PBB (SPPT/STTS/Girik) untk dicatat.
b. Agar pelaksanaan kegiatan ini dapa berjalan lancar maka sebelum petugas ke lapangan,
batas sudut bidang objek sudah diberi tanda yang jelas misalnya dengan memasang patok
oleh wajib pajak yang bersangkutan dengan disaksikan oleh wajib pajak yang ada
disebelahnya.
c. Seluruh bidang tanah yang diukur, dipasang tanda batas bidang yang setiap bangunan
yang ada dipasang stiker SNOP.
5.5.5.5. Pemasangan StikerPemasangan StikerPemasangan StikerPemasangan Stiker
a. Stiker ditempelkan pada objek yang ada bangunannya saja dan dipasang sedemikian
rupa sehingga mudah dilihat dari luar.
b. Dengan pemasangan stiker ini, mudah dibedakan antara objek yang sudah didata dan
yang belum didata.
c. Sebelum stiker ditempelkan, terlebih dahulu stiker diisi NOP, nomor desa/kelurahan blok
dan objek pajak.
d. Pemberia Nomor Objek Pajak (NOP).
Untuk objrk pajak yang sudah selesai didata/diukur diberi NOP, yang cara penulisan
NOP-nya sama dengan cara penulisan nomor pada blok dan ditulis di tengah-tengah
gambar sket dari bidang objek yang bersangkuan.
Gambar . Contoh Desain Stiker Gambar . Contoh Desain Stiker Gambar . Contoh Desain Stiker Gambar . Contoh Desain Stiker
8 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
6.6.6.6. Pencetakan, Penyampaian dan Pengumpulan Kembali SPOP/LSPOPPencetakan, Penyampaian dan Pengumpulan Kembali SPOP/LSPOPPencetakan, Penyampaian dan Pengumpulan Kembali SPOP/LSPOPPencetakan, Penyampaian dan Pengumpulan Kembali SPOP/LSPOP
a. Penyampaian SPOP kepada Wajib Pajak
SPOP disampaikan kepada subjek/wajib pajak untuk diisi sebagaimana mestinya,
sebelum SPOP diberikan kepada wajib pajak, petugas terlebih dahulu mengisikan di
dalam SPOP:
1) NOP
2) Data letak objek
3) Luas tanah
4) Sket lokasi yang dilengkapi panjang sisi-sisi bidang serta diagonalnya.
Penyampaian SPOP kepada wajib pajak diusahakan bersamaan waktunya dengan
pelaksanaan pengukuran objek pajak. Luas objek pajak yang dicantumkan dalam SPOP
adalah luas hasil pengukuran.
b. Penyelesaian perbedaan luas antara luas pengakuan WP dengan luas hasil pengukuran
objek pajak
apabila terdapat prbedaan luas objek antara hasl identifikasi dengan pengakuan wajib
pajak yang harus diisikan ke dalam SPOP, penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
• Kalau perbedaanya 2% atau kurang, maka luas objek yang dipakau adalah luas
pengakuan wajib pajak. Maka luas yang dicantumkan dalam net rincik dan SPOP
adalah luas pengakuan dari wajib pajak.
c. Pengambilan SPOP dari Wajib Pajak
Untuuk objek pajak yang sudah tercatat dalam pembukuan PBB, nomor induk/nomor
seri STTS-nya (tanda bukti pembayaran PBB) dicatat dalam SPOP. SPOP yang diterima
kembali dari subjek/ajib pajak ada atau belum. Apabila masih ada kekurangan dalam
pengisian SPOP akan dikembalikan kepada subjke/wajib pajak yang bersangkutan untuk
dilengkapi.
NOP yang tertulis dalam SPOP harus sama dengan NOP yang tertulis dalam stiker.
Selanjutnya SPOP dihimpun tiap blok dalam satu desa/kelurahan dan dibuatkan daftar
rekapitulasinya. Penyampaian SPOP kepada wajib pajak dan pengembalian SPOP dari
wajib pajak disertai dengan tanda terima.
9 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Gambar . Contoh Gambar . Contoh Gambar . Contoh Gambar . Contoh Lembar SPOP/LSPOPLembar SPOP/LSPOPLembar SPOP/LSPOPLembar SPOP/LSPOP
10 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
d. Penelitian SPOP
SPOP yang diterima dari wajib pajak kebenarannya (apakah sudah sesuai dengan
ketentuan/cara pengisiannya) oleh petugas yang ditunjuk untuk itu.
Apabila terdapat kekurangan/kekeliruan di dalam pengisiannya, hendaknya SPOP
dikembalikan kepada wajib pajak yang bersangkutan untuk dibetulkan sebagaimana
mestinya. SPOP yang sudah diteliti dan yang sudah benar disusun berurutan menurut
nomor objek pajak per blok, ditata dan dijilid dengan baik (per 100 SPOP satu bunndel).
e. Perhitungan Luas Objek Pajak
Perhitungan luas objek pajak sebagai berikut:
1) Tiap bidang objek pajak (khusus tanah) yang telah digambar, dihtung luasnya
dalam m2 (meter persegi).
Sedang untuk objek bangunan menghitung luasnya (dalam m2) dengan cara
perkalian panjang dan lebar bangunan. Hasil perhitungannya ditulis pada blangko
penolong perhitungan luas dan pada net ricik.
2) Perhitungan luas tiap bidang objek pajak (tanah) sedapat mungkin dikerjakan di
lapangan.
3) Rumus yang digunakan bisa dengan rumus luas dalam segitiga (segitiga ABC), atau
dengan rumus-rumus lainnya, antara lain:
• L = Panjang Garis Alas x ½ tinggi
• L = √s(s-a)(s-b), s = ½(a+b+c)
• L = ½ ab sin c
Untuk objek yang tidak biasa dihitung dengan rumus tersebut di atas (misalnya
objek pajak di sepanjang pinggir kali) bisa dihitung dengan menggunakan
plainmeter atau digitizer.
f. Untuk menambah ketelitian dalam menghitung luas tiap objek pajak, maka diperlukan
data pembanding, yaitu dengan cara menghitung luas blok secara keseluruhan. Luas ini
harus sama dengan jumlah luas tiap bidang objek (tanah) dalam blok tersebut. Dengan
demikian maka : luas blok = jumlah luas bidang objek dalam 1 blok.
g. Verifikasi (konfirmasi) Hasil Pendataan Objek Pajak
1) Verifikasi ke-1
Setelah pekerjaan identifikasi dan pengukuran objek pajak dalam petanya perlu
segera dikonfirmasikaa/diverifikasi kebenarannya dengan staf kelurahan minimal
dengan ketua RT setempat atau kepala lingkungan setempat. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengkonfirmasikan kebenaran data objek dan subjek pajak dan
selanjutnya membetulkan kesalahan-kesalahan (nama subjek pajak, batas objek
11 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
pajak, salah ukur dan lainnya) yang terjadi pada saat pelaksanaan pengukuran
objek pajak. Kegiatan ini merupakan kegiatan verifikasi ke-1.
2) Verifikasi ke-2
Setelah pendataan satu kelurahan selesai maka hasil pendataan yang telah
dikonfirmasikan dengan ketua RT atau kepala lingkungan tersebut perlu diverifikasi
oleh lurah. Dalam pelaksanaannya lurah dapat menugaskan staf kelurahan yang
dianggap paling mengetahui tentang status tanah dan bangunannya di
kelurahannya. Dalam verifikasi data objek pajak, petugas didampingi staf kelurahan
setempat, dengan cara sebagai berikut:
a) Verifikasi dilaksanakan blok demi blok.
b) Mencocokkan peta kerja & SPOP/LSPOP apakah masih ada: kesalahan batas
objek, nama wajib pajak, alamat dan luas objek pajak.
c) Apabila ada bidang objek pajak yang terlewat diukur, maka objek tersebut
harus diukur dan ditempel stiker NOP pada objek bangunannya, dan apabila
ada kekeliruan administratif, maka kekeliruan tersebut harus dibetulkan
sebagaimana mestinya.
Setelah verifikasi oleh lurah selesai maka terakhir data lapangan diberi garis
penutup sehingga tidak semua orang dapat mengubah data yang telah
diverifikasi. Kegiatan selanjutnya adalah membuat Berita Acara dalam rangkap
3 (tiga), sedang data yang diverifikasi tetap rangkap 1 (satu) kemudian
ditandatangani oleh petugas verifikasi dan lurah.
Berita acara diperuntukkan:
• 1 (satu) lembar untuk DPPKAD
• 1 (satu) lembar untuk kepala kelurahan
• 1 (satu) lembar untuk petugas/konsultan (sebagai bahan revisi
pembukuan).
7.7.7.7. Pembuatan Master Basis DataPembuatan Master Basis DataPembuatan Master Basis DataPembuatan Master Basis Data
Master file data dikerjakan sebagai berikut:
a. Data objek pajak hasil pendataan direkam (entry) ke dalam harddisk dengan program
SISMIOP. Tiap kelurahan datanya direkam dalam harddisk dan dalam bentuk DAT
(untuk backup), yang dibuat dalam dua set. Pada CD ditempelkan label yang bertuliskan
nama kelurahan, kecamatan, kabupaten dan propinsi kemudian CD disusun per
kecamatan dan per kabupaten.
b. Data yang direkam adalah semua data yang tercatat dalam SPOP. Antara lain meliputi:
1) Nama dan alamat subjek pajak, wajib pajak
2) Luas objek (tanah dan/atau bangunan)
12 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
3) ZNT
4) NOP
5) Dan lainnya sesuai pola program SISMIOP yang telah ditetapkan.
Walaupun unsur RT/RW/RK/Dusun tidak masuk dalam struktur NOP tetapi ikut
direkam dan nantinya tidak dimunculkan dalam DHR, demikian pula informasi nomor
induk dan nomor seri STTS terakhir.
SPOP yang dapat diproses adalah SPOP yang telah dibubuhi paraf dari petugas khusus
yang ditunjuk untuk meneliti.
c. Tahapan kegiatan pembuatan master file data adalah:
1) Perekaman data:
a) Perekaman data dilakukan blok demi blok.
b) Apabila data yang direkam ditolak oleh komputer maka SPOP harus diteliti
kembali karena kemungkinan ada salah data (data objek
sederhana/standard/non standard).
c) SPOP yang sudah diproses harus diparaf dan diberi tanggal pemrosesan oleh
petugas operator komputer.
d) Setelah perekaman data selesai dalam satu kelurahan dibuatkan print out dari
master file dalambentuk Daftar Hasil Rekaman (DHR).
e) Validasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencocokkan hasil rekaman dengan data
aslinya, yaitu SPOP. Apabila terjadi kekeliruan dalam perekaman, maka DHR
dibetulkan sebagai berikut:
• Petugas pemeriksa memberi tanda dalam bentuk lingkaran dengan warna
merah setiap kesalahan yang terdapat pada DHR.
• Petugas pemeriksa harus menyelesaikan DHR dalam satu wilayah
kelurahan.
• Petugas pemeriksa membuat daftar hasil pemeriksaan DHR yang memuat
nomor urut, NOP, jenis kesalahan dan keterangan. Daftar tersebut
ditandatangani oleh pemeriksa dan diserahkan kepada petugas perekam
data.
• Petugas perekam data berkewajiban memperbaiki kesalahan perekam dan
menyerahkan hasil validasi.
2) Pembuatan Daftar Hasil Rekaman (DHR) dan Daftar ZNT
a) Setelah data yang salah pada master file dibetulkan maka selanjutnya
dicetak/dibuat Daftar Hasil Rekaman (DHR) dan Daftar ZNT.
13 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
b) Pembuatan DHR dan Daftar ZNT dikerjakan dengan mengunakan continuous
form 60 gram. Sesuai dengan bentuk buku induk dan daftar ZNT.
8.8.8.8. Pembuatan PetaPembuatan PetaPembuatan PetaPembuatan Peta----petapetapetapeta
Peta-peta yang harus dibuat adalah:
a. Peta Blok
1) Peta blok dibuat di tiap blok
2) Skala peta 1:1.000 atau 1:2.500
3) Peta blok dibuat pada bahan polyster transparan paper (kalkir) 80 gram.
4) Ukuran lembar peta blok adalah 62,5 cm x 55 cm (luar).
Ketentuan pembuatan peta:
1) Isi Peta Blok:
a) Gambar bidang-bidang objek pajak yang ada pada blok yang bersangkutan.
b) Tiap objek diberi nomor urut NOP.
c) Objek pajak bangunan yang mempunyai NOP digambar dengan garis penuh,
sedangkan objek bangunan yang tidak diberi NOP digambar secara sket saja
(garis putus-putus).
d) Pada batas peta dicantumkan nomor blok, nama-nama
kelurahan/kecamatan/kabupaten/propinsi yang berbatasan.
2) Bagian kiri bawah peta blok diisi denganketerangan, antara lain:
a) Logo Pemerintah Kabupaten Luwu Timur.
b) Skala peta numeris dan grafis.
c) Nomor lembar peta.
d) Tahun pembuatan.
e) Keterangan sumber data pembuatan peta.
f) Nama kabupaten/kotamadya.
g) Nama kecamatan.
h) Nama kelurahan.
i) Arah utara.
3) Pada bagian kanan bawah peta blok, diisi denganlegenda yang diperlukan, seperti:
a) Batas kelurahan.
b) Batas kecamatan.
c) Jalan (utama, penghubung, kompleks, K.A. dan lain-lain).
d) Batas blok.
e) Bangunan.
f) Sekolah/got, sungai.
g) Arah utara.
14 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
4) Pada bagian tegah atas, diisi: blok: ....
Pada tepi dari muka peta (lebar 2 cm) digambarkan garis grid setiap 4 cm.
15 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
b. Peta Kelurahan
1) Peta kelurahan dibuat di tiap kelurahan
Skala peta 1:2.500 atau 1:5.000
2) Peta kelurahan dibuat pada kertas transparan (kalkir) dengan tebal minimum 80 gram.
3) Ukuran lebar peta kelurahan adalah 110 cm x80 cm (luar/garis potong).
4) Ketentuan pembuatan peta:
a) Isi peta kelurahan
Gambar benda alam seperti jalan, sungai, batas blok dan nomornya, gedung-gedung
yang dianggap perlu seperti kantor keurahan/polisi/kecamatan/rumah sakit dan
tugu-tugu seperti tugu km, triangulasi, monumen yang semuanya dalam bentuk
lambang/agenda.
Dicantumkan nama-nama kelurahan/kecamatan/kabupaten/propinsi yang
berbatasan.
b) Pada bagian kiri bawah peta kelurahan, diisi dengan keterangan:
• Logo Pemerintah Kabuapaten Luwu Timur.
• Skala peta numeris dan grafis.
• Nomor lembar peta.
• Nama kabupaten/kotamadya.
• Nama kecamatan.
• Nama kelurahan.
• Arah utara.
c) Pada bagian tengah peta kelurahan, diisi dengan legenda yang diperlukan, seperti:
• Batas kelurahan.
• Batas kecamatan.
• Batas kabupaten.
• Batas blok.
• Jalan (utama, protokol, penghubung, kompleks, K.A. dan lain-lain).
• Sungai, kali, sekolah, dan lain-lain.
• Detail lainnya yang diperlukan.
d) Pada bagian kanan bawah peta kelurahan, diisi:
• Keterangan sumber data pembuata peta.
• Tahun pembuatan.
• Nama instansi yang membuat.
e) Kelurahan: ....
16 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
f) Pada bagian tepi muka peta (lebar 2 cm) digambarkan garis grid beserta
koordinatnya setiap 5 cm.
17 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
c. Penggambaran Peta ZNT
1) Peta ZNT dibuat tiap kelurahan
2) Skala peta 1:5.000 (untuk per kelurahan) dan 1:2.500 (utuk perkotaan).
3) Peta ZNT dibuat pada kertas plotter.
4) Ukuran peta 110 cm x 80 cm (luar).
5) Dicantumkan nama-nama kelurahan/kecamatan/kabupaten/propinsi yang berbatasan.
6) Ketentuan membuat peta:
a) Isi Peta ZNT:
• Gambar ZNT yang belaku di kelurahan tersebut.
• Batas ZNT diberi warna yang diberlakukan untuk ZNT tersebut.
• Batas ZNT tidak boleh membelah bidang objek pajak.
• Dalam ZNT ditulis NR dan kodenya.
• Nama kelurahan/kecamatan/yang berbatasan.
b) Pada bagian kiri bawah peta ZNT, diisi dengan keterangan antara lain:
• Logo Pemerintah Kabuapaten Luwu Timur.
• Skala peta numeris dan grafis.
• Nomor lembar peta.
• Nama kabupaten/kotamadya.
• Arah utara.
c) Pada bagian tengah bawah peta ZNT, diisi dengan legenda yang diperlukan, seperti:
• Batas kelurahan.
• Batas kecamatan.
• Batas propinsi.
• Jalan yang penting-penting.
• Sungai, kali, sekolah, dan lain-lain.
• Warna/batas ZNT.
d) Pada bagian kanan bawah peta ZNT, diisikan:
• Keterangan sumber data pembuata peta.
• Tahun pembuatan.
• Nama instansi yang membuat.
e) Kelurahan: ....
f) Pada bagian tepi muka peta (lebar 2 cm) digambarkan garis grid beserta
koordinatnya setiap 5 cm.
18 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
19 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
9.9.9.9. Pembuatan LaporanPembuatan LaporanPembuatan LaporanPembuatan Laporan
Pembuatan laporan-laporan yang terdiri dari:
a. Laporan Pendahuluan.
Laporan pendahuluan berisi rencana dan metode tentang pelaksanaan pekerjaan serta
jumlah personil, peralatan yang akan digunakan pada pekerjaan tersebut dan jadwal
pelaksanaannya.
b. Laporanan Antara.
1) Laporan Hasil Pekerjaan Perbulan
2) Rencana Kerja Bulan Berikutnya
c. Laporan Akhir.
Laporan akhir dibuat setelah selesainya pekerjaan dan memuat hasil pelaksanaan
pekerjaan. Jumlah hasil pekerjaan yang diserahkan dan perbandingan jumlah objek
pajak sebelum dan sesudah pendataan.
d. Penyerahan Produk Akhir
1) Album Peta Garis Kelurahan/Desa per Kecamatan ukuran A1 rangkap 2.
2) Album Peta Garis Blok per Kelurahan ukuran A1 rangkap 2
3) Album Peta ZNT Kelurahan ukuran A1 rangkap 2
4) Laporan Data Perubahan Objek Pajak (LDPOP) yang ditanda tangani oleh Kelurahan
rangkap 3
5) Rekapitulasi Lapangan SPOP/LSPOP rangkap 3
6) Rekapitulasi Foto Objek Pajak dan Backup CD/DVD rangakp 3
7) CD/DVD Peta Digital rangkap 3
C. C. C. C. KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAANKETENTUAN TEKNIS PELAKSANAANKETENTUAN TEKNIS PELAKSANAANKETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN
� Identifikasi Dan Pengukuran Objek Pajak Untuk Pembuatan Peta BlokIdentifikasi Dan Pengukuran Objek Pajak Untuk Pembuatan Peta BlokIdentifikasi Dan Pengukuran Objek Pajak Untuk Pembuatan Peta BlokIdentifikasi Dan Pengukuran Objek Pajak Untuk Pembuatan Peta Blok
1.1.1.1. KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUM
a. Lingkup pekerjaan identifikasi dan pengukuran objek pajak meliputi objek pajak yang
dikenakan pajak maupun yang tidak dikenakan pajak. Pengukuran bidang objek pajak
meliputi pengukuran bumi dan bangunan yang belum dipetakan atau objek pajak yang
mengalami perubahan, termasuk kantor-kantor pemerintah, tempat ibadah, kuburan,
tanah negara, maupun objek pajak tidak kena pajak lainnya;
b. Sebelum dilakukan pengukuran objek pajak harus sudah tersedia kerangka format konsep
Peta Blok sebagai peta kerja. Kerangka format konsep Peta Blok ini diperoleh dari hasil
pembesaran peta batas blok pada peta desa/kelurahan;
c. Peta dasar yang digunakan pada pengukuran Objek pajak dengan pesawat ukur adalah
peta dari hasil pemetaan standar, atau peta lain yang memenuhi standar pemetaan;
d. Skala pembesaran kerangka peta blok untuk wilayah perkotaan dan perkampungan atau
perumahan adalah 1 : 1.000 atau lebih besar, sedangkan untuk wilayah pedesaan yang
20 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
hanya terdiri dari sawah dan tegalan saja adalah 1 : 2.500. Dalam hal terdapat objek pajak
yang ukurannya terlalu kecil misalnya daerah pemukiman yang sangat padat yang
petanya susah dibaca jika skalanya 1 : 1.000, dapat digunakan skala yang lebih besar
(misalnya 1 : 500);
e. Pengukuran Objek Pajak semaksimal mungkin dilakukan secara sistematis,dilakukan secara sistematis,dilakukan secara sistematis,dilakukan secara sistematis, titititidak boleh dak boleh dak boleh dak boleh
dilakukan secara acakdilakukan secara acakdilakukan secara acakdilakukan secara acak, dilakukan secara spiral, diusahakan sedapat mungkinsedapat mungkinsedapat mungkinsedapat mungkin agar dimulai
dari ujung utara barat ke timur dan seterusnya, dengan hasil berupa peta blok dengan tiap
objek pajak telah diberi NOP sesuai ketentuan yang berlaku;
f. Pengukuran objek dan pemberian NOP/pemasangan sticker pada objek pajak bangunan
dilakukan secara bersamaan dan dapat dilakukan bersamaan pula dengan kegiatan
verifikasi data SISMIOP dan pengumpulan data tambahan info rinci; Jangan meninggalkan Jangan meninggalkan Jangan meninggalkan Jangan meninggalkan
blok yang didata sebblok yang didata sebblok yang didata sebblok yang didata sebelum sticker NOPelum sticker NOPelum sticker NOPelum sticker NOP----nya terpasangnya terpasangnya terpasangnya terpasang
g. Pengukuran objek pajak dengan pita ukur dilaksanakan dengan cara mengukur semua
sisi-sisi tiap objek pajak dan mencatatnya dalam buku ukur, menggambarkan dan
mencatat ukuran sisinya dalam sket ukur dengan skala tersebut di atas;
h. Buku ukur lapangan untuk pengukuran objek pajak harus menggunakan kolom-kolom
yang sesuai dengan formulir yang sudah ditentukan Direktorat PBB yaitu "FORMULIR "FORMULIR "FORMULIR "FORMULIR
Pengukuran dan Identifikasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan (FPIOP)"Pengukuran dan Identifikasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan (FPIOP)"Pengukuran dan Identifikasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan (FPIOP)"Pengukuran dan Identifikasi Objek Pajak Bumi dan Bangunan (FPIOP)" ;
i. Untuk objek pajak yang berbentuk segi empat tetapi sudut-sudutnya tidak tegak lurus
maka selain mengukur keempat sisinya juga harus diukur salah satu diagonalnya atau
salah satu sudutnya. Angka atau data hasil ukuran sisi dan diagonal tersebut dicantumkan
secara jelas dan mudah dibaca pada sisi garis yang diukur. Pengambaran sket hasil ukuran
agar menggunakan penggaris skala.
j. Pengukuran objek pajak dengan pesawat ukur dilaksanakan dengan membidik titik
sudutnya;
k. Jarak yang digunakan untuk perhitungan luas adalah jarak di bidang datar (jarak
proyeksi);
l. Pada saat pengukuran objek pajak juga dilakukan verifikasi data SISMIOP dengan cara
penyampaian dan pengisian SPOP, LSPOP, dan LSPOP Info Rinci;
m. Penentuan batas objek pajak harus berdasarkan penunjukan dari subjek/wajib pajak atau
yang dikuasakan;
n. Dalam hal terdapat sengketa batas, objek pajak tersebut tetap diukur tetapi dikurangi batas
yang disengketakan, sehingga luas masing-masing objek akan berkurang dari semestinya.
Pada masing-masing nama subjek pajak tersebut diberi keterangan "sengketa batas""sengketa batas""sengketa batas""sengketa batas";
o. Dalam hal terdapat sengketa pemilikan, Objek pajak tersebut tetap diukur dan pihak yang
menguasai dan/atau memanfaatkan objek pajak tersebut ditetapkan sebagai wajib pajak.
21 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Pada nama subjek pajak yang menguasai Objek tersebut supaya diberi keterangan
"sengketa pemilikan""sengketa pemilikan""sengketa pemilikan""sengketa pemilikan";
p. Dalam hal wajib pajak mempunyai data luas tanah/bangunan yang berdasarkan surat
resmi dari instansi yang berwenang (misalnya sertifikat atau IMB), maka data tersebut
dapat digunakan. Jika luas hasil ukuran berbeda jauh dengan luas yang tertulis pada
sertifikat maka kedua-duanya dicatat dan dilaporkan kepala DPPKAD;
q. Informasi luas yang dicantumkan dalam SPOP adalah luas hasil ukuran, sedang luas
sertifikat/IMB ditulis di sampingnya dengan warna lain. Copy sertifikat/IMB harus
disertakan;
r. Setiap sore atau malam agar selalu dilakukan penyempurnaan hasil ukuran, melakukan
opdracht hasil ukuran, menghitung luas hasil ukuran, meninta gambar sket lapangan
dalam FPIOP, melengkapi isian SPOP dan LSPOP. Hal ini perlu dilakukan secara terus
menerus agar pekerjaan tidak menumpuk;
2.2.2.2. PENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PITA UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PITA UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PITA UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PITA UKUR
a.a.a.a. Pengukuran objek pajak dengan pita ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan Pengukuran objek pajak dengan pita ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan Pengukuran objek pajak dengan pita ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan Pengukuran objek pajak dengan pita ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan
sebagai berikutsebagai berikutsebagai berikutsebagai berikut :
- Blok yang diukur merupakan perkampungan/daerah tempat tinggal yang padat,
dan letak objek pajaknya tidak teratur.
- Blok-blok yang relatif tidak luas. Untuk bidang-bidang OP yang ukurannya terlalu
besar atau yang bentuknya tidak teratur misalnya sawah, tambak, tegalan, ladang,
kebun d.s.b. pengukuran luasnya tidak diizinkan dengan hanya menggunakan pita
ukur melainkan harus dengan pesawat ukur (theodolit)
b.b.b.b. TataTataTataTata cara pengukuran objek pajak dengan pita ukur adalah sebagai berikut:cara pengukuran objek pajak dengan pita ukur adalah sebagai berikut:cara pengukuran objek pajak dengan pita ukur adalah sebagai berikut:cara pengukuran objek pajak dengan pita ukur adalah sebagai berikut:
1) Pengukuran dimulai dari objek pajak yang terletak di sebelah utara barat (pada
kerangka konsep peta blok terletak di sebelah kiri atas), ke timur dan dilanjutkan
secara spiral;
2) Semua data hasil ukuran sisi bidang dan diagonal objek pajak atau sudut yang
diukur ditulis dalam sket hasil ukuran pada sket sisi atau sudut yang diukurnya.
3) Perhitungan luas objek pajak sedapat mungkin dilakukan pada saat pengukuran
dengan menggunakan kalkulator berprogram.
4) Untuk pengukuran objek pajak dengan pita ukur ini, baik untuk Buku Ukur Buku Ukur Buku Ukur Buku Ukur
lapanganlapanganlapanganlapangan maupun Konsep Peta BlokPeta BlokPeta BlokPeta Blok harus digunakan Formulir Pengukuran dan
Identifikasi Objek PBB. (Tidak diizinkan menggunakan lembaran kertas kosong
atau formulir atau Buku Ukur bentuk lain).
c.c.c.c. Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :Tahapan pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :
1. Persiapan Kantor
22 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Persiapan yang harus dilakukan di kantor meliputi persiapan perangkat kerja dan lain-
lain yang diperlukan dalam pengukuran, antara lain :
a. Formulir ukur yang di dalamnya telah digambarkan kerangka peta blok hasil
pembesaran peta desa/kelurahan dengan skala yang telah disesuaikan dan
akan menjadi peta kerja;
b. Formulir lain yang diperlukan dalam kegiatan pendataan misal : SPOP/LSPOP
dan LSPOP info rinci;
c. Alat ukur (pita ukur dan kompas);
d. Kalkulator berprogram sebagai alat penghitung luas OP;
e. Alat-alat tulis;
f. Surat tugas dari Kantor Dinas Pendapatan yang bersangkutan.
2. Persiapan di lapangan
a. Kantor Dinas Pendapatan dalam hal ini DPPKAD mengadakan rapat
penyuluhan dengan aparat desa/kelurahan dan kecamatan;
b. Team Leader mengadakan penyuluhan tentang maksud dan tujuan
pengukuran objek pajak kepada subjek/wajib pajak (termasuk instansi
pemerintah) yang memiliki tanah di daerah yang akan dilakukan pengukuran;
c. Melaksanakan pelatihan teori dan praktek seluruh calon surveyor pelaksana
oleh Team Leader dengan bantuan DPPKAD dan Staf Supervisi;
d. Menyusun tim kecil pengukuran yang terdiri dari :
i. 1 (satu) orang surveyor (petugas teknis pengukuran tanah dan
bangunan),
ii. 1 (satu) orang petugas pendata untuk kegiatan verifikasi data SISMIOP
dan Pembentukan Info Rinci Objek Pajak;
iii. 1 (satu) orang staf desa/kelurahan;
iv. 1 (satu ) atau 2 (dua) orang penarik pita ukur.
3. Mencocokkan batas blok di lapangan
Batas blok yang tergambar pada peta kerja dicocokkan dengan batas blok di lapangan.
Jika kerangka blok ternyata tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang ada maka
kerangka blok tersebut harus dibetulkan dengan cara melakukan pengukuran kembali.
Pencocokkan batas blok yang juga merupakan batas wilayah administrasi (propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan), harus disaksikan dan disetujui oleh masing-
masing kepala desa/kelurahan atau petugas desa/kelurahan yang ditunjuk dari
masing-masing desa/kelurahan yang berbatasan. Jika terdapat perbedaan pendapat
tentang batas blok yang merupakan batas wilayah administrasi, maka batas blok dapat
ditentukan sepihak dahulu. Perbaikan batas blok dapat dilakukan kembali jika sudah
terdapat kesepakatan atau surat resmi dari pihak yang berwenang.
23 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Apabila terdapat batas blok di lapangan yang berubah, maka pada peta kerja dan peta
dasar, batas blok yang berubah dibetulkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di
lapangan.
4. Pelaksanaan Pengukuran
a) Sehari sebelum pengukuran objek pajak dimulai, terlebih dahulu harus
sudah disiapkan kerangka peta blok/peta kerja. Dengan diantar oleh aparat
desa/kelurahan, surveyor membuat sket OP sementara, memasang tanda
ukur (patok, paku dsb.) dan merencanakan NOP pada sket sementara
tersebut;
b) Buku ukur untuk mencatat hasil ukuran harus dalam bentuk buku yang
berisi Formulir Pengukuran Objek Pajak Direktorat Pajak Bumi dan
Bangunan. Gambar sket hasil ukuran di halaman sebelah kanan, data
ukuran di halaman sebelah kiri;
c) Sistematika kerja :
i. Surveyor, asisten surveyor, pendamping/petugas dari desa/kelurahan
penunjuk batas, dan pembantu penarik pita ukur membawa alat ukur,
buku ukur (FPIOP sudah berbentuk buku), SPOP dan LSPOP, LSPOP
Info Rinci, dan stiker NOP ke lapangan;
ii. Surveyor melakukan pengukuran bidang tanah dan bangunan. Hasil
ukuran dicatat di halaman kiri buku ukur sedangkan sket bidang OP
yang diukur digambar di halaman sebelah kanan. Jika halaman
sebelah kanan hanya mampu memuat 10 bidang tanah maka halaman
sebelah kiri juga hanya diisi 10 data bidang tanah yang diukur
tersebut;
iii. Dalam pengukuran OP ini yang membaca jarak pada pita ukur harus
Surveyor sendiri, tidak dibenarkan pembacaan dilakukan oleh orang
lain;
iv. Surveyor melakukan penghitungan luas OP yang diukur dan hasilnya
ditulis dalam buku ukur dan dalam SPOP;
v. Asisten surveyor mendata bangunan dan identitas wajib pajak, dan
diisikan pada SPOP, LSPOP, dan LSPOP Info Rinci;
vi. Asisten surveyor menuliskan hasil hitungan luas OP dalam SPOP;
vii. Dalam hal WP memiliki sertifikat tanah/IMB maka luas OP
dibandingkan dengan luas hasil ukuran. Jika selisih luasnya dengan
hasil ukuran kurang dari 2%, maka luas berdasar sertifikat/IMB
tersebut dapat dipakai, tetapi jika selisih luasnya lebih dari 2% maka
ukuran surveyor perlu diulangi. Luas yang dituliskan dalam SPOP
24 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
adalah luas hasil ukuran. Luas OP dari sertifikas/IMB dituliskan
dengan warna merah diluar kotak luas dalam SPOP dan juga dalam
buku ukur (FPIOP). Nomor dan tanggal sertifikat/IMB dicatat di buku
ukur dan di SPOP;
viii. Setelah luas OP diisikan ke dalam SPOP maka asisten surveyor
memintakan tanda tangan dari WP atau kuasanya. Pada saat tersebut
Asisten Surveyor sekaligus memasang Stiker NOP;
ix. Setiap sore/malam sehabis mendata di lapangan Surveyor meninta
sket hasil lapangan (buku ukur tidak boleh disalin ulang di kertas (buku ukur tidak boleh disalin ulang di kertas (buku ukur tidak boleh disalin ulang di kertas (buku ukur tidak boleh disalin ulang di kertas
lain)lain)lain)lain), menghitung luas bidang yang belum dihitung di lapangan,
melakukan opdracht hasil ukuran pada format kerangka blok yang
sudah disiapkan sebelumnya. Asisten Surveyor menyempurnakan
isian SPOP dan LSPOP.
d) Pengukuran objek pajak dan pemberian NOP sedapat mungkin dimulai
dari arah utara barat dan diusahakan menuju arah timur dan dilanjutkan
ke objek pajak lainnya secara spiral;
e) Hasil pengukuran semua sisi bidang dan diagonal objek pajak atau besar
sudut, ditulis pada peta kerja pada setiap sisi dan sudutnya yang
berkenaan, sehingga mempermudah dalam penggambaran konsep peta
blok. Angka ukuran ini harus jelas dapat dibaca oleh petugas lain;Angka ukuran ini harus jelas dapat dibaca oleh petugas lain;Angka ukuran ini harus jelas dapat dibaca oleh petugas lain;Angka ukuran ini harus jelas dapat dibaca oleh petugas lain;
f) Untuk pengukuran bidang tanah yang tidak rata (berbukit atau
bergelombang), pita ukur harus selalu didatarkan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan unting-unting;
g) Objek bumi digambar dengan garis penuh, sedangkan objek bangunan
dengan garis terputus-putus. Sket objek pajak pada peta kerja harus
berskala, gambar letak relatif sebuah objek pajak harus sesuai dengan
posisi objek pajak di lapangan;
5. Perhitungan luas
Perhitungan luas dilakukan setelah ukuran sisi-sisi dan diagonal atau salah satu sudut
tiap objek pajak diketahui. Penghitungan luas sedapat mungkin dilakukan di lapangan,
jika hal tersebut tidak/belum dapat dilakukan maka setiap sore penghitungan luas OP
harus diselesaikan.
3.3.3.3. PENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PESAWAT UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PESAWAT UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PESAWAT UKURPENGUKURAN OBJEK PAJAK DENGAN PESAWAT UKUR
a. Pengukuran Objek pajak dengan pesawat ukur dilakukan jika kondisi blok di lapangan
sebagai berikut :
25 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
- Bidang tanah yang diukur bentuknya tidak teratur atau merupakan daerah sawah,
tambak, tegalan, ladang, kebun dan sejenisnya, atau daerah yang tidak padat
bangunan;
- Bidang tanah yang arealnya cukup luas;
b. Tata cara pengukuran objek pajak dengan pesawat ukur
1) Menentukan dan memberi tanda titik-titik sudut dan tikungan yang akan
diukur, merencanakan/menentukan jalur pengukuran. Usahakan memilih
tempat berdiri instrumen yang dapat membidik sebanyak mungkin titik-titik
sudut objek pajak;
2) Pengukuran dimulai dari objek pajak yang terletak di sebelah utara barat
(pada kerangka konsep peta blok terletak di sebelah kiri atas), ke timur dan
dilanjutkan secara spiral;
3) Data ukuran lapangan dicatat dalam buku ukur terestris. Selanjutnya dari
Buku Ukur tersebut dilakukan pekerjaan hitung poligon yang hasilnya di-
opdracht dalam "Formulir Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB" sebagai
konsep akhir peta blok.
c. Tahapan-tahapan
1) Persiapan kantor
Persiapan yang harus dilakukan di kantor meliputi persiapan perangkat kerja dan lain-
lain yang diperlukan dalam pengukuran, antara lain :
a) Peta kerja/sket konsep batas blok dengan skala yang telah disesuaikan;
b) Formulir yang diperlukan dalam kegiatan pendataan :
� Buku ukur terrestris,
� Formulir Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB,
� SPOP/LSPOP/LSPOP Info Rinci;
c) Alat ukur (pesawat ukur, rambu ukur, yalon, payung, kompas, dan pita ukur);
d) Alat-alat tulis;
e) Surat tugas dari Kantor Dinas Pendapatan yang bersangkutan.
2) Persiapan di lapangan
a) Mengadakan rapat koordinasi dengan aparat desa/kelurahan dan kecamatan
setempat;
b) Mengadakan penyuluhan tentang maksud dan tujuan pengukuran kepada
subjek/wajib pajak (termasuk instansi pemerintah) yang memiliki/ menguasai
tanah di daerah yang akan dilakukan pengukuran;
c) Menyusun tim pengukuran yang terdiri dari :
- 1 (satu) orang juru ukur,
26 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
- 1 (satu) orang staf desa/kelurahan,
- 2 (dua) orang pemegang rambu/penarik pita ukur,
- 1 (satu) orang pembawa pesawat ukur dan pemegang payung,
- 1 (satu) orang asisten juru ukur yang bertugas membantu
pengukuran dan mengisi SPOP.
3) Mencocokan batas blok di lapangan
Batas blok yang tergambar pada peta kerja dicocokkan dengan batas blok di lapangan.
Jika kerangka blok ternyata tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang ada maka
kerangka blok tersebut harus dibetulkan dengan cara melakukan pengukuran kembali.
Pencocokkan batas blok yang juga merupakan batas wilayah administrasi (propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan), harus disaksikan dan disetujui oleh masing-
masing kepala desa/kelurahan atau petugas desa/kelurahan yang ditunjuk dari
masing-masing desa/kelurahan yang berbatasan. Jika terdapat perbedaan pendapat
tentang batas blok yang merupakan batas wilayah administrasi, maka batas blok dapat
ditentukan sepihak dahulu. Perbaikan batas blok dapat dilakukan kembali jika sudah
terdapat kesepakatan atau surat resmi dari pihak yang berwenang.
Apabila terdapat batas blok di lapangan yang berubah, maka pada peta kerja dan peta
dasar, batas blok yang berubah dibetulkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di
lapangan.
4) Pelaksanaan Pengukuran
a) Mempersiapkan sket konsep peta blok/peta kerja yang objek pajaknya akan di
ukur. Pada konsep peta blok ini telah tergambar bentuk kasar tiap bidang serta
rencana kedudukan pesawat;
b) Pengukuran objek pajak dilakukan dengan membidik titik-titik sudut tiap objek
pajak;
c) Jika pengukuran dilakukan dengan cara spring station (lompat katak), urutan
pekerjaannya adalah sebagai berikut :
i. Memilih tempat untuk mendirikan pesawat ukur,
ii. Pesawat ukur dipasang sedemikian rupa dalam blok yang sedang
diukur, sehingga dari tempat tersebut dapat dibidik/diukur titik sudut
objek pajak sebanyak mungkin;
iii. Rambu ukur dipasang pada salah satu titik sudut objek pajak yang
sedang diukur sebagai rambu belakang;
iv. Rambu ukur dipasang pada titik-titik sudut objek pajak secara
bergantian dan diukur pembacaan ke samping (zyslag) dengan
membaca :
� arah/azimuth atau sudut horisontal,
27 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
� jarak,
� sudut vertikal/sudut lereng,
� Hasil pengukuran ditulis dalam "Buku Ukur Terrestris";
v. Setelah semua titik sudut objek pajak telah diukur sebagai pembacaan
ke samping, selanjutnya dilakukan pembacaan ke muka pada salah
satu titik sudut yang lain. Titik ini nantinya akan menjadi rambu
belakang pada tahap pengukuran berikutnya;
vi. Sebelum alat ukur dipindahkan di titik/posisi berikutnya, dibuat
gambar sket bidang-bidang objek pajak yang sudah diukur
menggunakan pensil, busur derajat, dan penggaris pada buku ukur;
vii. Pesawat ukur dipindahkan pada titik berikutnya;
viii. Rambu belakang (yang tadinya merupakan rambu muka) dibidik, dan
hasil pengukuran dicatat dalam buku ukur;
ix. Dibaca semua titik-titik sudut objek pajak yang dapat dibidik dari titik
tersebut dan hasil pembacaan dicatat dalam buku ukur serta dibuat
sketnya;
x. Ditentukan lagi salah satu titik sudut pada suatu bidang objek pajak,
dan dijadikan sebagai rambu muka;
xi. Demikian seterusnya sampai semua objek pajak dalam satu blok
selesai diukur;
xii. Bidang-bidang dalam tiap blok digambar sesuai dengan keadaan di
lapangan;
xiii. Panjang sisi-sisi tiap objek pajak (bumi dan/atau bangunan) dapat
diukur dengan pita ukur maupun pesawat ukur.
xiv. Semua hasil ukuran dicatat dalam buku ukur pada kolom-kolom yang
tersedia.
Untuk daerah yang banyak atraksi lokalnya, pengukuran mempergunakan theodolit
boussole dengan cara loncat katak (spring station) tidak diizinkan, jadi theodolit harus
menempati semua station (nomor ganjil dan nomor genap).
5) Perhitungan luas
Perhitungan luas dilakukan setelah selesainya pengukuran lapangan, penghitungan
proyeksi garis-garis yang diukur, dan pelaksanaan opdracht hasil penghitungan pada
Format Kerangka Blok.
4.4.4.4. PENGISIAN DAN PENGGAMBARAN FORMULIR PENGUKURAN DAN IDENTIPENGISIAN DAN PENGGAMBARAN FORMULIR PENGUKURAN DAN IDENTIPENGISIAN DAN PENGGAMBARAN FORMULIR PENGUKURAN DAN IDENTIPENGISIAN DAN PENGGAMBARAN FORMULIR PENGUKURAN DAN IDENTIFIKASI FIKASI FIKASI FIKASI
OBJEK PBBOBJEK PBBOBJEK PBBOBJEK PBB
a. Halaman muka
Kolom-kolom isian pada halaman ini supaya diisi sebagaimana mestinya.
28 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
b. Halaman sebelah kiri
1) Data ukuran objek pajak diisikan pada kolom-kolom yang telah tersedia.
Apabila tersedia data luas objek pajak berdasarkan sertifikat/IMB, maka yang
ditulis dalam formulir Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB dan dalam SPOP
adalah data data hasil ukuran (bukan data dari sertifikat/IMB). Namun data
luas bidang OP dari sertifikat/IMB tetap harus dituliskan dalam buku ukur dan
dalam SPOP dengan warna lain di luar kolom isian SPOP;
2) Nomor dan tanggal sertifikat/IMB dicantumkan di dalam kolom keterangan.
c. Halaman sebelah kanan
1) Digunakan untuk menggambarkan sket konsep peta blok. Dari sket ini
dilakukan penggambaran ulang secara halus (opdracht) hasil pengukuran di
lapangan;
2) Penulisan angka-angka hasil ukuran NOP harus tegak (ke arah utara);
3) Penulisan NOP ditulis sesuai dengan penomoran di lapangan (misalnya 1,2,3,
dan seterusnya, bukan 0001, 0002, 0003).
4) Keterangan-keterangan yang harus dinampakkan pada gambar sket hasil
lapangan adalah :
- Ukuran sisi dan diagonal tiap objek pajak atau sudut yang diukur;
- Nomor urut bidang dengan pensil hitam;
- NOP untuk tiap objek pajak dengan warna lain (bukan pensil hitam)
setelah susunan NOP berdasarkan spiral selesai;
- Simbol-simbol detail yang dianggap perlu (misalnya masjid, kuburan,
dan lain-lain);
- Skala dan arah utara;
- Tanda warna untuk membedakan perairan (biru), jalan diperkeras
(merah) dan jalan tidak diperkeras (coklat).
Setelah pengisian dan penggambaran pada Formulir Pengukuran dan Identifikasi Objek
PBB sesuai, dilakukan pemberkasan urut blok untuk tiap-tiap desa/kelurahan.
5.5.5.5. SPESIFIKASI LAYER PETA DIGITALSPESIFIKASI LAYER PETA DIGITALSPESIFIKASI LAYER PETA DIGITALSPESIFIKASI LAYER PETA DIGITAL
Untuk keperluan SIG PBB, peta digital disusun atas beberapa layer sebagaimana berikut
:
29 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
1.1.1.1. Layer Layer Layer Layer Tanah/Bidang Tanah/Bidang Tanah/Bidang Tanah/Bidang –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang
bersangkutan (10 digit), contoh : 3171050005bersangkutan (10 digit), contoh : 3171050005bersangkutan (10 digit), contoh : 3171050005bersangkutan (10 digit), contoh : 3171050005
Memuat gambar semua bidang tanah yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Poligon/Region Poligon/Region Poligon/Region Poligon/Region dengan Fill Patern : NoneNoneNoneNone,
Border Style : Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2), Color : Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4), Width : 1 mm (paling 1 mm (paling 1 mm (paling 1 mm (paling
tipis)tipis)tipis)tipis)
2.2.2.2. Layer Bangunan Layer Bangunan Layer Bangunan Layer Bangunan –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan
(10 digit) + “bg”, contoh : 3171050005bg(10 digit) + “bg”, contoh : 3171050005bg(10 digit) + “bg”, contoh : 3171050005bg(10 digit) + “bg”, contoh : 3171050005bg
Memuat gambar semua bangunan yang ada di desa/kelurahan yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe Polygon/Polygon/Polygon/Polygon/RegionRegionRegionRegion Fill Patern : Garis Diagonal Garis Diagonal Garis Diagonal Garis Diagonal
Arah Kanan Atas (no. 5)Arah Kanan Atas (no. 5)Arah Kanan Atas (no. 5)Arah Kanan Atas (no. 5), Foreground : Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7), Background : NoneNoneNoneNone,
Border Style : Garis Putus (no. 9)Garis Putus (no. 9)Garis Putus (no. 9)Garis Putus (no. 9), Color : Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7)Hijau Muda (no. 7), Width : 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
(paling tipis)(paling tipis)(paling tipis)(paling tipis)
3.3.3.3. Layer Jalan Layer Jalan Layer Jalan Layer Jalan –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10
digit) + “jl”, contoh : 3171050005jldigit) + “jl”, contoh : 3171050005jldigit) + “jl”, contoh : 3171050005jldigit) + “jl”, contoh : 3171050005jl
Memuat gambar semua ruas jalan yang ada di desa/kelurahan yang bersangkutan.
Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline dengan Line Style : Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2), Color :
None (no. 1)None (no. 1)None (no. 1)None (no. 1), Width : 1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)
4.4.4.4. Layer Sungai Layer Sungai Layer Sungai Layer Sungai –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10
digit) + “sg”, contoh : 3171050005sgdigit) + “sg”, contoh : 3171050005sgdigit) + “sg”, contoh : 3171050005sgdigit) + “sg”, contoh : 3171050005sg
Memuat gambar semua ruas sungai, parit, kanal, selokan, dan yang sejenisnya
yang ada di desa/kelurahan yang bersangkutan.
Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline, dengan Line StyleLine StyleLine StyleLine Style : Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2)Garis Penuh (no. 2), Color :
None (no. 1)None (no. 1)None (no. 1)None (no. 1), Width : 1 mm (paling tipis).1 mm (paling tipis).1 mm (paling tipis).1 mm (paling tipis).
5.5.5.5. Layer Text Layer Text Layer Text Layer Text –––– Nama file : kode wilayah Nama file : kode wilayah Nama file : kode wilayah Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 desa/kelurahan yang bersangkutan (10 desa/kelurahan yang bersangkutan (10 desa/kelurahan yang bersangkutan (10
digit) + ”tx”, contoh : 3171050005txdigit) + ”tx”, contoh : 3171050005txdigit) + ”tx”, contoh : 3171050005txdigit) + ”tx”, contoh : 3171050005tx
Layer teks berisikan :
a. Keterangan/nama/teks yang dianggap penting mengenai nama jalan, nama
bangunan komersil, fasilitas umum dan pemerintahan, nama utilitas, nama
dan batas wilayah administratif, dan lain-lain keterangan mengenai unsur
selain unsur perairan ditulis dengan Font : ArialArialArialArial, Size : disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan
proporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutan, Color : Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4), Background : Box Box Box Box
(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1), Effect : Bold, All Caps.Bold, All Caps.Bold, All Caps.Bold, All Caps.
b. Keterangan/nama/teks yang menerangkan unsur perairan (sungai, danau,
rawa, laut, dan lain-lain) ditulis dengan Font : ArialArialArialArial, Size : disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan disesuaikan dengan
30 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
proporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutanproporsi objek yang bersangkutan, Color : Biru (no. 9)Biru (no. 9)Biru (no. 9)Biru (no. 9), Background : Box Box Box Box
(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1)(warna putih, no. 1), Effect : BoldBoldBoldBold, Italic., Italic., Italic., Italic.
c. Gambar garis batas tepi jalan memiliki tipe Polyline Polyline Polyline Polyline dengan Style : Garis Garis Garis Garis
Penuh (no. 2)Penuh (no. 2)Penuh (no. 2)Penuh (no. 2), Color : Merah (no. 5)Merah (no. 5)Merah (no. 5)Merah (no. 5), Width : 1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)
d. Gambar garis batas tepi sungai memiliki tipe Polyline Polyline Polyline Polyline dengan Style : Garis Garis Garis Garis
Penuh (no. 2)Penuh (no. 2)Penuh (no. 2)Penuh (no. 2), Color : Biru Biru Biru Biru (no. 9)(no. 9)(no. 9)(no. 9), Width : 1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)
e. Gambar rel kereta api memiliki tipe Polyline Polyline Polyline Polyline dengan Style : Garis Warna Garis Warna Garis Warna Garis Warna
Hitam Putih (belangHitam Putih (belangHitam Putih (belangHitam Putih (belang----belang, no. 75)belang, no. 75)belang, no. 75)belang, no. 75), Color : Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4), Width : 1 mm 1 mm 1 mm 1 mm
(paling tipis)(paling tipis)(paling tipis)(paling tipis)
f. Gambar jembatan memiliki tipe Polyline Polyline Polyline Polyline dengan Style : GaGaGaGaris Penuh (no. 2)ris Penuh (no. 2)ris Penuh (no. 2)ris Penuh (no. 2),
Color : Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4)Hitam (no. 4), Width : 1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)1 mm (paling tipis)
Simbol jembatan =
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_TEXTD_TEXTD_TEXTD_TEXT Character (30)
6.6.6.6. Layer Simbol Layer Simbol Layer Simbol Layer Simbol –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10 Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan (10
digit) + digit) + digit) + digit) + “si”, contoh : 3171050005si“si”, contoh : 3171050005si“si”, contoh : 3171050005si“si”, contoh : 3171050005si
Memuat gambar semua simbol yang ada di desa/kelurahan yang bersangkutan.
Tipe berupa symbol warna hitam. Gambar sesuai dengan simbol yang ada,
sedangkan pada tabel (Browser) diisi kode simbol sesuai dengan daftar kode
simbol.
DaDaDaDaftar ftar ftar ftar KodeKodeKodeKode SimbolSimbolSimbolSimbol
Kode Simbol Keterangan Simbol Keterangan
1 Kantor Pemerintah F
2 Masjid J
3 Gereja I
4 Pura/Kelenteng/Candi w
5 Sekolah B
6 Kuburan M Dibalik 180o
7 Jalur listrik tegangan tinggi
8 Bandara ‡
9 Stasiun «
10 Terminal ı
11 RS/Puskesmas ç
12 Pelabuhan �
31 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
13 Lapangan OR/Stadion K
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_KD_SID_KD_SID_KD_SID_KD_SI Character (4) Kode Simbol (lihat daftar simbol)
7.7.7.7. Layer Batas Blok Layer Batas Blok Layer Batas Blok Layer Batas Blok –––– Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang Nama file : kode wilayah desa/kelurahan yang bersangkutan bersangkutan bersangkutan bersangkutan
(10 digit) + “bl”, contoh : 3171050005bl(10 digit) + “bl”, contoh : 3171050005bl(10 digit) + “bl”, contoh : 3171050005bl(10 digit) + “bl”, contoh : 3171050005bl
Memuat gambar batas semua blok yang ada di desa/kelurahan yang bersangkutan.
Gambar memiliki tipe PolygonPolygonPolygonPolygon/RegionRegionRegionRegion Fill Patern : NoneNoneNoneNone, Border Style : Garis putus Garis putus Garis putus Garis putus
titik (no. 14)titik (no. 14)titik (no. 14)titik (no. 14), Color : BiruBiruBiruBiru (no. 9)(no. 9)(no. 9)(no. 9), Width : 2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_BLOKD_BLOKD_BLOKD_BLOK Character (13) Kode wilayah kelurahan + Nomor BlokNomor BlokNomor BlokNomor Blok
8.8.8.8. Layer Batas Desa/Kelurahan Layer Batas Desa/Kelurahan Layer Batas Desa/Kelurahan Layer Batas Desa/Kelurahan –––– Nama file : kode wilayah kecamatan yang Nama file : kode wilayah kecamatan yang Nama file : kode wilayah kecamatan yang Nama file : kode wilayah kecamatan yang
bersangkutan (7 digit), contoh : 3171050bersangkutan (7 digit), contoh : 3171050bersangkutan (7 digit), contoh : 3171050bersangkutan (7 digit), contoh : 3171050
Memuat gambar batas desa/kelurahan yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe
PolygonPolygonPolygonPolygon/RegionRegionRegionRegion Fill Patern : NoneNoneNoneNone, Border Style : Garis putus, satu tebal empat tipis Garis putus, satu tebal empat tipis Garis putus, satu tebal empat tipis Garis putus, satu tebal empat tipis
(no. 44)(no. 44)(no. 44)(no. 44), Color : Hijau (no. 7)Hijau (no. 7)Hijau (no. 7)Hijau (no. 7), Width : 2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_KD_KELD_KD_KELD_KD_KELD_KD_KEL Character (10) Kode Wilayah Kelurahan
D_NM_KELD_NM_KELD_NM_KELD_NM_KEL Character (30) Nama Kelurahan
9.9.9.9. Layer Batas Kecamatan Layer Batas Kecamatan Layer Batas Kecamatan Layer Batas Kecamatan –––– Nama file : kode wilayah kabupaten yang bersangkutan Nama file : kode wilayah kabupaten yang bersangkutan Nama file : kode wilayah kabupaten yang bersangkutan Nama file : kode wilayah kabupaten yang bersangkutan
(4 digit), contoh : 3171(4 digit), contoh : 3171(4 digit), contoh : 3171(4 digit), contoh : 3171
Memuat gambar semua batas kecamatan yang ada di kabupaten/kota yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline, Style : Garis putus diselingi tiga titik Garis putus diselingi tiga titik Garis putus diselingi tiga titik Garis putus diselingi tiga titik
(no. 22)(no. 22)(no. 22)(no. 22), Color : HitamHitamHitamHitam (no. 4)(no. 4)(no. 4)(no. 4), Width : 1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_KD_KECD_KD_KECD_KD_KECD_KD_KEC Character (7) Kode Wilayah Kecamatan
D_NM_KECD_NM_KECD_NM_KECD_NM_KEC Character (30) Nama Kecamatan
32 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
10.10.10.10. Layer Batas Kabupaten/Kotamadya Layer Batas Kabupaten/Kotamadya Layer Batas Kabupaten/Kotamadya Layer Batas Kabupaten/Kotamadya –––– Nama file : kode wilayah propinsi yang Nama file : kode wilayah propinsi yang Nama file : kode wilayah propinsi yang Nama file : kode wilayah propinsi yang
bersangkutan (2 digit)bersangkutan (2 digit)bersangkutan (2 digit)bersangkutan (2 digit)
Memuat gambar semua batas kabupaten/kota yang ada di propinsi yang
bersangkutan. Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline, Style : Garis putus diselingi dua titik Garis putus diselingi dua titik Garis putus diselingi dua titik Garis putus diselingi dua titik
(no.21)(no.21)(no.21)(no.21), Color: HitamHitamHitamHitam (no. 4)(no. 4)(no. 4)(no. 4), Width: 2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
KODEBPSKODEBPSKODEBPSKODEBPS Character (10) Empat digit kode wilayah kabupaten/kota
IDPROPIDPROPIDPROPIDPROP Character (2) Dua digit kode wilayah propinsi NM_PROPNM_PROPNM_PROPNM_PROP Character (20) Nama propinsi IDKTMADIDKTMADIDKTMADIDKTMAD Character (2) Dua digit terakhir kode wilayah
kabupaten/kota NM_KODNM_KODNM_KODNM_KOD Character (20) Nama kabupaten/kota
11.11.11.11. Layer Provinsi Layer Provinsi Layer Provinsi Layer Provinsi –––– Nama file : kode wilayah yang beNama file : kode wilayah yang beNama file : kode wilayah yang beNama file : kode wilayah yang bersangkutan (2 digit), contoh : 73rsangkutan (2 digit), contoh : 73rsangkutan (2 digit), contoh : 73rsangkutan (2 digit), contoh : 73
Memuat gambar semua wilayah kantor Dinas Pendapatan yang bersangkutan.
Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline, Style : Garis putus diselingi dua titik (no. 21)Garis putus diselingi dua titik (no. 21)Garis putus diselingi dua titik (no. 21)Garis putus diselingi dua titik (no. 21), Color
: HitamHitamHitamHitam (no. 4)(no. 4)(no. 4)(no. 4), Width : 2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)2 mm (no. 2)
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDA Character (4) Kode Kantor Dinas Pendapatan di wilayah yang bersangkutan
D_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDAD_KD_KDIPENDA Character (25) Kode Kantor Dinas Pendapatan di wilayah yang bersangkutan
D_NAMA_KWLD_NAMA_KWLD_NAMA_KWLD_NAMA_KWL Character (25) Nama Kode Kantor Dinas Pendapatan di wilayah yang bersangkutan
12.12.12.12. Layer Kantor Dinas Pendapatan Layer Kantor Dinas Pendapatan Layer Kantor Dinas Pendapatan Layer Kantor Dinas Pendapatan –––– Nama file : kode wilayah kabupaten yang Nama file : kode wilayah kabupaten yang Nama file : kode wilayah kabupaten yang Nama file : kode wilayah kabupaten yang
bersangkutan (4 digit), contoh : 0605 (Kantor Dinas Pendapatan kebersangkutan (4 digit), contoh : 0605 (Kantor Dinas Pendapatan kebersangkutan (4 digit), contoh : 0605 (Kantor Dinas Pendapatan kebersangkutan (4 digit), contoh : 0605 (Kantor Dinas Pendapatan ke----5 )5 )5 )5 )
Memuat gambar semua kecamatan/kelurahan yang ada di Kantor Dinas
Pendapatan yang bersangkutan. Gambar memiliki tipe PolylinePolylinePolylinePolyline, Style : Garis putus Garis putus Garis putus Garis putus
diselingi tiga titik (no. 22)diselingi tiga titik (no. 22)diselingi tiga titik (no. 22)diselingi tiga titik (no. 22), Color : HitamHitamHitamHitam (no. 4)(no. 4)(no. 4)(no. 4), Width : 1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)1 mm (no. 1)
33 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
Struktur TabelStruktur TabelStruktur TabelStruktur Tabel
Nama FieldNama FieldNama FieldNama Field TypeTypeTypeType LebarLebarLebarLebar IndexIndexIndexIndex KeteranganKeteranganKeteranganKeterangan
D_KD_DT2D_KD_DT2D_KD_DT2D_KD_DT2 Character (4) Kode Wilayah Kabupaten/Kota D_NM_DT2D_NM_DT2D_NM_DT2D_NM_DT2 Character (30) Nama Kabupaten/Kota D_PETA_DIRD_PETA_DIRD_PETA_DIRD_PETA_DIR Character (40) Direktori letak peta yang
bersangkutan
D_DATA_DIRD_DATA_DIRD_DATA_DIRD_DATA_DIR Character (40) Direktori letak data atribut SISMIOP yang bersangkutan
Catatan :
1. Penamaan field sesuai aturan struktur basis data di atas bersifat case insensitive;
2. Ketentuan spesifikasi layer peta digital di atas disusun menurut format dan
karakteristik perangkat lunak yang saat ini digunakan oleh Dinas Pendapatan
Kabuapaten Luwu Timurdalam pengembangan aplikasi SIG;
3. Pemilihan warna foreground dan background, tipe dan warna garis untuk objek
yang berbentuk poligon/region/area.
6.6.6.6. Perekaman DataPerekaman DataPerekaman DataPerekaman Data
Kegiatan Pembentukan Master File Basisdata Meliputi kegiatan : Perekaman dataPerekaman dataPerekaman dataPerekaman data
Perekaman data dilakukan berturut-turut halaman demi halaman dan bendel-demi
bendel SPOP/LSPOP, tidak usah urut desa demi desa asalkan kecamatannya sama.
Apabila data yang direkam ditolak oleh komputer maka SPOP/LSPOP harus diteliti
kembali karena kemungkinan ada salah data. Lembar-lembar SPOP/LSPOP yang sudah
diproses harus diparaf dan diberi tanggal pemrosesan oleh petugas operator komputer.
Setelah perekaman data selesai dalam satu kecamatan kemudian dibuatkan cetakan
keluarannya (print out) dari master file dalam bentuk Daftar Hasil Rekaman (DHR)
yang pertama untuk validasi. Secara umum point yang perlu diperhatikan dalam
Perekaman Data yaitu :
� Semua data OP hasil pengukuran direkam dalam hard disc dengan program
SISMIOP.
� Perekaman data dilakukan berturut-turut halaman demi halaman dan bendel
demi bendel SPOP. Tidak usah urut desa demi desa asalkan kecamatannya sama.
Apabila data yang direkam ditolak oleh komputer I maka SPOP harus diteliti
kembali karena kemungkinan ada salah data.
� Lembar-lembar SPOP yang sudah diproses harus diparaf dan diberi tanggal
pemrosesan oleh petugas operator komputer.
34 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
� Setelah perekaman data selesai dalam satu kecamatan kemudian dibuatkan
cetakan keluarannya (print out) dari master file dalam bentuk Daftar Hasil
Rekaman (DHR) yang pertama untuk validasi.
7.7.7.7. ValidasiValidasiValidasiValidasi
Kegiatan validasi ini dimaksudkan untuk mencocokan hasil rekaman dengan data hasil
objek pajak yang terdapat dalam SPOP. Apabila terjadi kekeliruan dalam perekaman,
maka dilakukan pembetulan dengan cara sebagai berikut :
i. Petugas Pemeriksa memberi tanda dalam bentuk lingkaran dengan warna merah
setiap kesalahan yang terdapat pada DHR.
ii. Petugas Pemeriksa harus menyelesaikan DHR dalam satu wilayah desa.
iii. Petugas Pemeriksa membuat daftar hasil pemeriksaan DHR yang memuat Nomor
Urut, NOP, Jenis Kelamin dan Keterangan. Daftar tersebut ditandatangani oleh
Pemeriksa dan diserahkan kepada petugas perekam data.
iv. Petugas perekam data bertugas melakukan editing data dengan cara memperbaiki
kesalahan perekaman, memberi tanda bahwa telah dilakukan editing dan
menyerahkan hasil validasi DHR kepada petugas Pemeriksa.
8.8.8.8. Print Out dan Validasi Data Hasil Rekaman (DHR) SementaraPrint Out dan Validasi Data Hasil Rekaman (DHR) SementaraPrint Out dan Validasi Data Hasil Rekaman (DHR) SementaraPrint Out dan Validasi Data Hasil Rekaman (DHR) Sementara
Validasi, Kegiatan validasi ini dimaksudkan untuk mencocokkan hasil rekaman dengan
data aslinya yaitu SPOP/LSPOP.
Apabila terjadi kekeliruan dalam perekaman, maka dilakukan pembetulan dengan cara
sebagai berikut:
� Petugas pemeriksa memberi tanda dalam bentuk lingkaran dengan warna merah
setiap kesalahan yang terdapat pada DHR.
� Petugas pemeriksa harus menyelesaikan pemeriksaan DHR dalam satu wilayah
desa/kelurahan.
� Petugas pemeriksa membuat daftar basil pemeriksaan DHR yang memuat nomor
urut, NOP, jenis kesalahan dan keterangan. Daftar tersebut ditandatangani oleh
pemeriksa dan diserahkan kepada petugas perekam data.
� Petugas perekam data bertugas melakukan editing data dengan cara memperbaiki
kesalahan perekaman, memberi tanda .dengan stabiloboss bahwa telah dilakukan
editing dan menyerahkan hasil validasi DHR kepada petugas pemeriksa.
9.9.9.9. Print Out DHR Akhir Blok Dengan Satuan Perangkat DesaPrint Out DHR Akhir Blok Dengan Satuan Perangkat DesaPrint Out DHR Akhir Blok Dengan Satuan Perangkat DesaPrint Out DHR Akhir Blok Dengan Satuan Perangkat Desa
Setelah master file dibetulkan selanjutnya dicetak keluaran (print out) daftar ZNT dan
DHR akhir DHR akhir terdiri dari dua jenis yaitu DHR menurut nomor urut NOP atau
DHR per blok dan DHR per kelurahan/desa. DHR perblok dibuat dua ply masing-
masing untuk kelurahan/desa. Pembuatan DHR akhir dan daftar ZNT dikerjakan
dengan kertas komputer continuous form dengan berat minimal 70 gram.
35 Dokumen Teknis - PT. Geospace Intimatika
VERIFIKASI DAN PEMBENTUKAN BASIS DATA SISMIOP
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN
KABUPATEN LUWU TIMUR T.A 2015
10.10.10.10. Implementasi SIG dan Implementasi SIG dan Implementasi SIG dan Implementasi SIG dan Print out tabel ZNTPrint out tabel ZNTPrint out tabel ZNTPrint out tabel ZNT
a. Link basisdata untuk implementasi aplikasi SIG, yaitu mengintegrasikan seluruh
jenis data Obyek pajak (spasial : peta desa/kelurahan, peta blok, data tekstual ;
gratis / foto dan data SISMIOP) untuk implementasi aplikasi SIG sehingga
terbentuk basis data pajak yang terintegrasi. Dengan kata lain, hasil dari tahapan
ini adalah aplikasi SIG wilayah pekerjaan yang dapat dijalankan secara online.
b. Pencetakan / pembuatan peta
� Mencetak peta blok wilayah pekerjaan dan menjilidnya sesuai desa /
kelurahan masing-masing.
� Mencetak desa/ kelurahaan dan menjilidnya sesuai kecamatan masing -
masing
� Pembuatan Peta ZNT blok dan desa / kelurahaan di wilayah pekerjaan.