4. ISI

78
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar belakang manusia yang berbeda- beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah.Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah. Usia sekolah merupakan usia yang sagat retan terhadap paparan penyakit karena pola makan anak usia sekolah yang kurang di perhatikan seperti pola jajan yang sembarangan.Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010). Hampir semua anak usia sekolah suka jajan (91,1%), selain nilai gizi makanan jajanan yang relatif rendah, keamanan pangan makanan jajanan juga menjadi masalah. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyimpulkan bahwa persentase makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) yang dicampur dengan Page 1

description

pengkajian kesehatan anak usia sekolah

Transcript of 4. ISI

BAB I

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar belakang manusia yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus anak usia sekolah.Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas / masyarakat yang didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Usia sekolah merupakan usia yang sagat retan terhadap paparan penyakit karena pola makan anak usia sekolah yang kurang di perhatikan seperti pola jajan yang sembarangan.Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua kelompok usia dan kelas sosial, termasuk anak usia sekolah dan golongan remaja (Titi S, 2004 dalam Qonita, 2010). Hampir semua anak usia sekolah suka jajan (91,1%), selain nilai gizi makanan jajanan yang relatif rendah, keamanan pangan makanan jajanan juga menjadi masalah. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyimpulkan bahwa persentase makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) yang dicampur dengan berbagai zat berbahaya masih sangat tinggi. Sebagai salah satu alternatif makanan bagi anak sekolah, nilai gizi dan nilai keamanan maka makanan jajanan masih perlu mendapat perhatian (Muhilal dkk, 2006 dalam Qonita, 2010).

Anak sekolah belum mengerti cara memilih jajanan yang sehat sehingga berakibat buruk pada kesehatannya sendiri (Suci, 2009). Anak membeli jajan menurut kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan bahan-bahan yang terkandung didalamnya (Judarwanto, 2008). Anak sekolah biasanya mempunyai lebih banyak perhatian, aktivitas di luar rumah, dan sering melupakan waktu makan sehingga mereka membeli jajanan di sekolah untuk sekedar mengganjal perut (Rakhmawati, 2009). Kebiasaan jajan ini dipengaruhi oleh faktor terkait makanan, karakteristik personal (pengetahuan tentang jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan faktor lingkungan (Ariandani, 2011). Permasalahan kebiasaan jajan yang tidak sehat pada siswa harus ditangani agar dapat terhindar dari berbagai macam resiko penyakit (Evy, 2008). Anak usia sekolah pada umur 7-11 tahun berada pada tahap perkembangan konkret operasional yang ditandai pikiran yang logis dan terarah serta mampu berfikir dari sudut pandang orang lain membuat anak usia sekolah sangat peka menerima perubahan dan pembaharuan (Wong, 2003).

Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan seseorang sebagai hasil pengalaman belajar (Herijulianti, 2002). Upaya pro aktif sekolah pun perlu dilakukan seperti pemilihan jajanan sehat seperti sekolah menyediakan kanti sekolah yang sehat dan menempelkan poster tentang jajanan sehat. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan salah satunya melalui media permainan yang edukatif dan menarik. Serta peran UKS pun sangat berperan aktif didalam perkembangan kesehtaan anak usia sekolah dengan cara melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dengan carab erkerjasama dengan tenaga kesehatan. Selain memberikan pemeriksaan peran tenaga kesehatan pun sangat diperlukan untuk memberikan pengetahuan terhadap anak usia sekolah tentang makanan yang sehat dan makanan yang perlu atau tidak perlu untuk di makan.

Selain pendidikan Kesehatan, ada hal lain yang juga tidak kalah penting yaitu pemberian Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah. Karena Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Anak Usia Sekolah akan menunjukkan masalah-masalah apa yang muncul serta intervensi apa saja yang harus diberikan pada Kelompok Anak Usia Sekolah. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menyusun makalah ini

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep teori pada anak usia sekolah?2. Apa saja masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah?3. Bagaimana program peningkatan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah?4. Bagaimana proses pemberian asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok anak usia sekolah?5. Adakah Jurnal yang sesuai dengan topic-topik tersebut diatas?1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui konsep teori pada anak usia sekolah.2. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah.3. Untuk mengetahui program peningkatan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah.4. Untuk mengetahui proses pemberian asuhan Keperawatan komunitas pada kelompok anak usia sekolah.5. Untuk mengetahui Jurnal yang sesuai dengan topic-topik tersebut diatas. BAB 2KONSEP TEORI2.1 Konsep Anak Usia SekolahAnak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk. Di negara-negara industri periode ini dimulai saat anak mulai masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun, pubertas sekitar usia 12 tahun merupakan tanda akhir masa kanak-kanak menengah. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam keterampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

Sekolah atau pengalaman pendidikan memperluas dunia anak dan merupakan transisi dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain ke kehidupan dengan bermain, belajar, dan bekerja yang terstruktur. Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman sebaya. Orangtua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.

Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan kesehatan fisik maupun psikis anak usia sekolah. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak mengidentifikasi masalah-masalah potensial dan merancang intervensi untuk meminimalkan bahkan menghilangkan masalah-maslah potensial tersebut.

Tahap Perkembangan pada Anak Usia Sekolah:1.Perkembangan Biologis

Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya daripada otot.

2.Perkembangan Psikososial

Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.

3.Temperamen

Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.

4. Perkembangan Kognitif

Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.

5.Perkembangan Moral

Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.

6. Perkembangan Spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada belajar tentang God. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.

7. Perkembangan Bahasa

Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.

8.Perkembangan Sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

9.Perkembangan Seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.10. Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.

2.2 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Anak Usia Sekolah Diare

Air atau makanan yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila digunakan dan dikonsumsi maka kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit antara lain diare Kebiasaan Jajan di Sembarangan

Pada anak usia sekolah tentu merupakan sebuah masa dimana dia ingin mencoba dan melakukan banyak hal tanpa dia tahu apa akibatnya, termasuk diantaranya adala pemilihan jajanan. Karena usia yang masih dini dan kurangnya pengetahuan, anak cenderung membeli jajan disembarang tempat asalkan jajanan itu ia sukai. Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak. Jika makanan yang dikonsumsi oleh anak mengandung BTM yang berbahaya maka anak berpotensi besar mengalami gangguan kesehatan.

Sanitasi Makanan

Pangan/jajanan adalah makanan/minuman yang dipersiapkan dengan teknologi yang sangat sederhana, dimana seringkali faktor hiegine atau kebersihan kurang diperhatikan, baik kebersihan bahan yang digunakan, peralatan yang dipakai maupun kebersihan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam pemberian makanan pada anak usia sekolah harus memperhatikan sanitasi dari makanan itu sendiri. Jika sanitasi makanan tidak diperhatikan maka akan ada banyak kuman maupun bakteri pada makanan yang dikonsumsi oleh anak usia sekolah tersebut. Sehingga bisa menyebabkan gangguan kesehatan atau timbulnya penyakit pada anak. Gigi Dan Mulut

Seorang anak apalagi anak di usia sekolah cenderung menyukai makanan-makanan yang manis. Sebenarnya tidak ada salahnya mengkonsumsi makanan manis, asalkan bahan dari makanan manis tersebut terjamin kebersihannya dan tentu saja jumlah dan frekuensi dari mengkonsumsi makanan manis tetap harus diperhatikan. Tetapi tentu saja anak pada usia sekolah tidak mengetahui hal tersebut apalagi jika orang tua tidak menginformasikannya sebelumnya, tentu anak akan senang mengkonsumsi makanan manis sampai semakin lama terbiasa karena sangat suka. Konsumsi makanan manis yang berlebihan dapat menimbukan maslah kesehatan salah satunya yaitu masalah atau gangguan pada kesehatan gigi dan mulut anak. Bisa terjadi gigi berlubang, caries gigi PHBS Di SekolahPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja, salah satunya yaitu di sekolah. Sebuah sekolah harusnya mengajarkan kepada anak didiknya tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan diajarkannya PHBS di sekolah, diharpkan dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan anak agar hidup bersih dan sehat. Ada beberapa perilaku hidup bersih dan sehat yang hendaknya diajarkan pada anak usia sekolah antara lain yaitu mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, mengkonsumsi jajanan tidak di sembarang tempat, menggunakan sampah pada tempatnya, olah raga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menggunakan jamban, dan lain-lain.2.3 Pendidikan KesehatanProgram peningkatan kesehatan kelompok anak usia sekolah:

1. Nutrisi.

2. Penggunaaan bahan terlarang

3. Kekerasan pada anak.

4. Kesehatan mental.

5. Pengaruh sosial.

6. Keamanan lingkungan.

7. Kesehatan seksualitas.

8. Keamanan dalam bermain (rekreasi.

9. Pengajian dan Screening siswa di sekolah secara periodik.

10. Penemuan kasus

11. Pelayanan konseling pada siswa sekolah.

12. Pelayanaan rehabilitasi.

BAB 2

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASA. PengkajianPengumpulan Data

Dalam pengkajian komunitas ini yang menjadi target sasaran adalah wilayah kedung tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari

Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian, sebelah utara dibatasi oleh jalan raya dan sungai, sebelah selatan, timur, dan barat berdekatan dengan perkampungan penduduk yang padat. Jumlah keluarga/responden dalam pengkajian komunitas ini, yakni sebanyak 10 responden yang kami ambil dari beberapa RT. di wilayah Kedung Tarukan RW. 03 Kelurahan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari.

Tabulasi Data (terlampir)

Penyajian Data 1) Agama Dari diagram diatas, dapat diketahui bahwa dari seluruh responden 100% (10 orang) memeluk agama Islam.

2) Usia

Dari diagram diatas, usia dari responden dengan rentang antara 6-11 tahun sebanyak 34% (14 responden).3) Pendidikan

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7 orang) responden memiliki tingkat pendidikan SMA sederajat, 20% (2 orang) SMP sederajat, dan 10% (1 orang) perguruan tinggi.4) Pekerjaan

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7 orang) responden memiliki perkerjaaan swasta, 20% (2 orang) sebagai PNS, dan 10% sebagai pedagang.5) Suku bangsa

Dari diagram diatas, suku bangsa dari responden 100% (10 orang) Indonesia.6) Jumlah Anggota keluarga

Dari diagram diatas, jumlah anggota keluarga dengan jumlah 1 orang sebanyak 40% responden (4 keluarga), 30% (3 keluarga) dengan jumlah 3 orang, 20% (2 keluarga) dengan jumlah 2 orang.

7) Status kesehatan keluarga

Dari diagram diatas, status kesehatan keluarga sebanyak 90% (9 keluarga) sehat dan 10% (1 keluarga) sisanya tidak sehat.8) Penghasilan keluarga

Dari diagram diatas, sebanyak 50% (5 keluarga) memiliki penghasilan lebih dari 1.000.000 rupiah, 30 % (3 keluarga) kurang dari 500.000, dan 20% 500.000-1.000.000.9) Keluarga Menabung

Dari diagram diatas, sebanyak 60% (6 keluarga) menabung dan 40% (4 keluarga) tidak menabung.I. Kondisi Kesehatan Umum

a. Pelayanan kesehatan

1. Sarana kesehatan terdekat

Dari diagram diatas, sarana kesehatan terdekat yang terdapat di daerah rumah responden adalah 60% Puskesmas, 20% posyandu, 10% rumah sakit, dan 10% dokter praktik.2. Kebiasaan keluarga bila sakitDari diagram di atas, sebanyak 70% (7 keluarga) responden pergi ke puskesmas jika ada anggota keluarganya sakit.3. Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan

Dari diagram di atas, sebanyak 80% (8) responden lebih memilih mengonsumsi obat bebas sebelum ke pelayanan kesehatan.4. Sumber pendanaan kesehatan keluargaDari diagram di atas, sebanyak 60% (6 keluarga) sumber pendanaan kesehatan adalah BPJS, dan 30% (3 keluarga) berasal dari ASTEK/ASKES.5. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan

Dari diagram di atas, sebanyak 70% (7 responden) menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana untuk ke pelayanan kesehatan.6. Jarak rumah dengan sarana kesehatanDari diagram di atas, sebanyak 70% jarak antara rumah (7 responden) dengan sarana kesehatan adalah 1-2 Km.b. Masalah kesehatan khusus

Penyakit yang paling sering di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir

Dari diagram di atas, penyakit yang paling sering di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir 90% (9 keluarga) batuk-pilek.

II. Lingkungan Fisik

a. Perumahan1. Status kepemilikan rumah

Dari diagram diatas, 80% (8 keluarga) status kepemilikan rumah dari responden merupakan milik sendiri, sedangkan 20% (2 keluarga) adalah menyewa.2. Tipe rumah

Dari diagram di atas, tipe rumah responden 100% (10 keluarga) permanen.3. Jenis lantai rumah

Dari diagram di atas, jenis lantai yang digunakan di dalam rumah responden 80% (8 rumah) terbuat dari tegel, sedangkan 20% (2 rumah) terbuat dari semen.4. Pencahayaan dalam rumah di siang hariDari diagram di atas, pencahayaan dalam rumah di siang hari sebanyak 50% (5 rumah) terang, 30% (3 rumah) remang-remang, dan 20% (2 rumah) gelap.5. Jarak rumah dengan tetangga

Dari diagram di atas, jarak antara rumah responden dengan tetangganya 100% (10 responden) dekat.6. Halaman di sekitar rumahDari diagram di atas, 60% (6 responden) tidak ada halaman di sekitar rumahnya, sedangkan 40% (4 responden) terdapat halaman.7. Lokasi halaman rumahDari diagram di atas, sebanyak 60 % (6) tidak ada halaman di sekitar rumah responden dan 40% (4) halaman terletak di depan rumah responden.

8. Pemanfaatan halaman rumahDari diagram di atas, pemanfaatan halaman rumah para responden sebanyak 20% (2) dimanfaatkan sebagai kebun, 10% (1) sebagai kandang, 10% (1) disewakan, dan 60% (6) tidak ada.

9. Luas Rumah

Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) rata-rata luas rumah responden < 100 m2.10. Jendela dalam rumahDari diagram di atas, 90% (9) rumah responden memiliki jendela di dalam rumahnya.

11. Tinggi langit-langit dari lantai

Dari diagram di atas, 50% (5) rumah responden memiliki tinggi langit-langit 2 m dari lantai.12. Jendela di setiap kamarDari diagram di atas, 50% (5) rumah responden memiliki jendela di setiap kamarnya dan 50% (5) tidak memiliki jendela.13. Jendela dibuka setiap hariDari diagram di atas, 50% (5) jendela di setiap kamarnya di buka setiap hari, sedangkan 50% (5) tidak membuka jendelanya setiap hari.

14. Genteng kaca dalam rumahDari diagram di atas, 70% (7) rumah responden tidak memiliki genteng kaca di dalamnya dan 30% (3) memiliki genteng kaca.15. Anggota keluarga yang merokok

Dari diagram di atas, 90% (9) anggota keluarga responden banyak yang merokok.

Biasanya anggota keluarga yang merokok adalah ayah dan kakak.

b. Kebersihan Rumah1. Membersihkan rumah dalam sehariDari diagram di atas, 70% (7) responden membersihkan rumahnya sebanyak 2 kali dalam sehari.

2. Membersihkan tempat penampungan air

Dari diagram di atas, 70% (7) responden membersihkan tempat penampungan air tidak tentu, dan 30% (3) sisanya membersihkan penampungan air sekitar seminggu sekali.3. Cara membersihkan tempat penampungan air

Dari diagram di atas, 100% (10) responden membersihkan tempat penampungan air dengan cara dikuras dan disikat.4. Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala

Dari diagram di atas, 60% (6) kader sering melakukan pemeriksaan jentik nyamuk, yakni 2 minggu sekali.c. Sumber air1. Sumber air untuk masak dan minum

Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) sumber air untuk masak dan minum para responden dari air PAM.2. Pengolahan air minum dari PAM

Dari diagram di atas, sebanyak 80% (8) para responden mengolah air minum dari PAM dengan cara dimasak, 20% (2) tidak di masak.3. Sumber air mandi/mencuci

Dari diagram di atas, sumber air mandi dan mencuci responden sebanyak 80% (8) menggunakan air PAM. 4. Jarak sumber air dengan septic tank

Dari diagram di atas, sebanyak 90% (9) jarak sumber air dengan septic tank adalah 1.000 rupiah setiap harinya.

12. Anak suka jajan

Dari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak menyukai jajanan ringan seperti snack dan es.

13. Imunisasi ulangan

Dari diagram diatas, sebanyak 90% (9) anak mendapatkan imunisasi ulangan di sekolahnya masing-masing.14. Sifat anakDari diagram diatas, sebanyak 70% (7) anak mudah untuk diatur oleh orang tuanya, sedangkan 30% (3) lainnya sulit diatur dan biasanya orang tua menjewer dan memarahi anaknya ketika sulit diatur.

15. Cara anak belajar

Dari diagram diatas, sebanyak 40% (4) anak diajari orang tuanya dalam belajar dan 40% (4) les keluar rumah.

16. Anak senang bermain

Dari diagram diatas, 100% (10) anak senang bermain.17. Teman anak ketika bermainDari diagram diatas, sebanyak 100% (10) anak biasa bermain dengan teman sebayanya.

Analisa Data

DATAMASALAH KEPERAWATAN

90% responden, Penyakit yang paling sering di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir ialah batuk-pilek

40% responden, tidak mengetahui mengenai gizi atau jenis makanan yang baik bagi anaknya.

70% responden, memiliki anak yang menyukai jajanan ringan seperti snack dan es.Meningkatnya Kejadian Batuk Pilek di Wilayah RW 3 Kelurahan Pacar Kembang Berhubungan dengan kebiasaan jajan sembarangan.

10% responden, penyakit yang paling sering di derita keluarga dalam 6 bulan terakhir adalah DBD

100% Responden, memiliki jarak antara rumah dengan tetangganya dekat.

70% responden, membersihkan tempat penampungan air tidak tentu dan 30% responden, membersihkan penampungan air sekitar seminggu sekali.

30% Responden, tidak pernah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk oleh kader

20% Responden, kondisi tempat penampungan sampah sementaranya dalam keadaan Terbuka.

90% responden, jarak antara tempat sampah dengan rumah responden