4 BAB 1
-
Upload
baihaqi-saputra -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of 4 BAB 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap jenjangnya, proses belajar tentu mengalami perbedaan.
Pada saat menempuh jenjang pendidikan di SMA, siswa lebih
menggantungkan pelajarannya pada guru dan kurang berinisiatif dalam
mengumpulkan ilmu. Siswa lebih tergantung pada pelajaran yang diberikan
guru dan buku-buku sekolah dibandingkan dengan mencari dan
mengembangluaskan ilmunya secara mandiri, maka dari itu pada saat siswa
menempati jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Universitas atau Perguruan
Tinggi), tentunya siswa akan mengalami stress dan adaptasi dalam menerima
mata kuliah yang baru dipelajarinya. Oleh karena itu dengan adanya beban
SKS yang baru di hadapi siswa, tentunya siswa harus lebih giat dalam
meluaskan ilmu yang sedang di gelutinya demi mendapakan nilai IPK yang
telah di tentukan pihak Universitas. (Afriannisa, 2011).
Stres merupakan realita kehidupan sehari – hari yang dialami oleh
semua orang mulai dari anak – anak sampai orang dewasa semua dapat
mengalaminya, tidak terkecuali juga akan di alami oleh Mahasiswa Diploma
III Keperawatan. Darmawan (2006) mengatakan bahwa tuntutan prestasi,
tuntutan biaya dan juga tuntutan kelulusan merupakan salah satu stresor yang
di alami oleh mahasiswa yang dapat menyebabkan mahasiswa menjadi stres,
1
2
terlebih lagi mahasiswa semester akhir yang akan siap menghadapi kelulusan.
Mereka di tuntut untuk menyelesaikan tugas akhir yang akan di gunakan
sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan.
Banyaknya stressor dan tuntutan yang dihadapi menyebabkan
mahasiswa akhir rentan mengalami stress. Hal ini diperkuat oleh Lubis &
Nurlaila (2010) yang mengatakan bahwa saat ini tingkat stres pelajar dan
mahasiswa meningkat lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan era depresi
besar pada tahun 1938. Penelitian yang dilakukan Wijiyanti (2013)
menunjukkan mahasiswa FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) angkatan 2008
mengalami stres dalam penyusunan skripsi pada kategori sedang (77,9%),
sumber stres yang paling dominan yaitu frustrasi kesulitan bertemu dosen
pembimbing dan mencari buku referensi, dan jenis stres yang dominan yaitu
stres psikologis seperti cemas dan panik.
Stres dan gangguan tidur yang terus berlangsung dapat mengganggu
mahasiswa skripsi untuk mencapai kesuksesan akademik, yaitu lulus dengan
IPK yang memenuhi standar di institusi minimal 2,75. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian Robotham (2008) yang mencatat bahwa individu yang
mengalami stres akan merasakan dampak negatif stres seperti sulit
berkonsentrasi, mudah lupa, depresi, sakit kepala, dan berperilaku negatif,
misalnya minum minuman alkohol. Stresor yang dihadapi mahasiswa skripsi
tidak hanya menyebabkan mahasiwa rentan stres tetapi juga rentan mengalami
gangguan tidur. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Gaultney (2010)
terhadap 1.845 mahasiswa yang menyebutkan 27% mengalami setidaknya satu
2
3
jenis gangguan tidur. Menurut Cabrera & Schub (2011) bahwa gangguan tidur
bisa mengakibatkan perubahan kognitif, persepsi, perhatian, suasana hati, dan
peningkatkan risiko kecelakaan.
Dampak negatif stres dan gangguan tidur menjadi penghambat bagi
mahasiswa untuk meraih kesuksesan akademik yaitu lulus dengan IPK tinggi.
Hal ini didukung oleh Gaultney (2010) yang menjelaskan bahwa 22%
mahasiswa yang berisiko mengalami gangguan tidur juga berisiko memiliki
Grade Point Average (GPA) rendah (GPA < 2.0 ). Gaultney (2010) juga
menjelaskan bahwa prestasi akademik mahasiswa yang mengalami gangguan
tidur lebih rendah daripada mahasiswa yang cukup tidur.
Penelitian lain dari Wulandari (2012) mengatakan bahwa hasil analisis
data penelitiannya yang menggunakan uji chi square menunjukkan 61,6%
responden mengalami stres sedang dan tidak ada yang mengalami stres berat,
44,6% responden mengalami gangguan tidur, dan tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat stres dengan gangguan tidur pada mahasiswa skripsi
(95% CI; p= 0.675; α= 0.05).
Tuntutan untuk menyelesaikan kegiatan pembelajaran seperti praktek
klinik keperawatan jiwa II di RS Jiwa Bogor dan keperawatan gawat darurat II
di Rumah Sakit Haji Jakarta yang mana aksesibilitas ke RS yang lumayan
jauh, serta tuntutan menyelesaikan dokumentasi asuhan keperawatan yang
dikerjakan sampai larut malam. Hal ini menyebabkan ritme sirkadian atau
ritme jam biologis seseorang menjadi terganggu, yang seharusnya pada malam
hari istirahat terpaksa digunakan untuk bekerja dikarenakan waktu pada siang
3
4
hari tidak mencukupi untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah itu
pada bulan Maret akan ada praktek klinik keperawatan gerontik di panti jompo
serta Praktek Kerja Lapangan di daerah pedesaan, yang mana bersamaan
dengan tuntutan menyelesaikan proposal KTI yang akan disidangkan pada
tanggal 7 April – 18 April 2014 dan adanya ujian akhir perkuliahan serta uji
kompetensi nasional yang akan diadakan pada bulan Agustus, hal inilah yang
menjadi beban pikiran mahasiswa semester VI Jurusan Keperawatan prodi
DIII POLTEKKES Banjarmasin yang akan menyebabkan tekanan fisik dan
psikis serta rasa lelah dan tertekan pada mereka, dan ada juga yang mengalami
tututuan-tuntutan tugas serupa dengan Keperawatan yaitu Jurusan Kebidanan
prodi D III POLTEKKES Banjarmasin.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti ada 9
mahasiswa yang terganggu pola tidurnya karena menyelesaikan semua tugas-
tugas tersebut, bahkan tidak jarang membuat mahasiswa merubah pola
tidurnya yang sebelumnya termasuk normal yaitu 6 sampai 8 jam sehari dan
dapat memulai tidur dengan mudah sekarang hanya 3 sampai 6 jam sehari dan
sulit memulai tidur. Hal tersebut seperti yang dialami oleh mahasiswi
POLTEKKES Jurusan Keperawatan Semester 5 yang mengalami kesulitan
tidur setelah ia berada di semester akhir ini yang mana dituntut untuk
membuat karya tulis ilmiah, yang mana mulai sibuk mencari masalah, judul,
referensi, dan lain-lain. Waktu semester awal biasanya tidur pukul 22.00
WITA, tapi pada semester akhir ini baru bisa tidur di atas pukul 00.00 WITA.
(Wawancara pada 12/12/13).
4
5
Seorang mahasiswi lain menyatakan ketika dirinya di semester awal
bisa tidur pukul 21.00 WITA dan bangun tidur di pagi harinya terasa segar,
dia mengemukakan alasannya dikarenakan tugas kampus yang masih sedikit,
tetapi ketika naik tingkat dari semester awal menuju semester akhir, pola
tidurnya berubah menjadi pukul 00.00 WITA baru bisa tidur dan saat bangun
tidur di pagi hari, badannya terasa lelah serta masih mengantuk. (Wawancara
pada 12/12/13).
Gangguan pola tidur yang dialami oleh mahasiswa semester V juga
didapatkan oleh peneliti berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 12
Desember 2013. Wawancara awal peneliti lakukan kepada 13 mahasiswa yang
sedang proses pembuatan KTI di jurusan Keperawatan POLTEKES
Banjarmasin semester 5. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut didapatkan
informasi bahwa 69% mahasiswa mengalami tanda-tanda terganggunya pola
tidur seperti sulit tidur, jam tidur berkurang atau bertambah, bangun terlalu
pagi, serta mimpi buruk. Dari 13 mahasiswa tersebut ditemukan ada 5 orang
yang nilai IPK semester limanya menurun dibandingkan dengan semester yang
lalu yaitu semester empat. Hal ini cenderung adalah dampak kelanjutan dari
tanda dan gejala stress yang mengganggu pola tidur, maka dari itu dibutuhkan
manajemen stress dan pola tidur yang tepat agar dampak yang berkelanjutan ini
segera bisa diatasi.
Berdasarkan teori-teori dan hasil studi pendahuluan yang telah
dilakukan peneliti, maka peneliti berinisistif untuk meneliti hubungan tingkat
5
6
stress dengan pola tidur pada mahasiswa semester VI di Program Studi
Diploma III Keperawatan dan Kebidanan POLTEKKES Banjarmasin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian sementara dapat di
rumuskan masala yaitu sebagai berikut:
“Bagaimana Hubungan Tingkat Stres Dengan Pola Tidur Pada Mahasiswa
Semester VI Program Studi D III POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress
dengan pola tidur pada mahasiswa Semester VI Program Studi D III
POLTEKKES Banjarmasin.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi:
a) Tingkat stres pada mahasiswa Semester VI Program Studi D III
POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014.
b) Pola tidur pada mahasiswa semester VI Program Studi D III
Keperawatan POLTEKKES Banjarmasin Tahun 2014.
6
7
c) Mengidentifikasi hubungan antara tingkat stres dengan pola tidur pada
mahasiswa Semester VI Program Studi D III POLTEKKES
Banjarmasin Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para
pembaca yang terutama mengenai tingkat stress mahasiswa dalam
menghadapi proses belajar di kampus, khususnya di Program Studi
Diploma III Keperawatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pihak Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih
meningkatkan proses belajar mengajar di kampus, juga pengaturan
manajemen waktu yang baik sehingga mahasiswa bisa lebih maksimal
dalam menerima ilmu yang diterapkan oleh dosen Program Studi.
b. Bagi Pihak Mahasiswa
Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa untuk lebih siap dalam
menghadapi proses belajar di kampus khususnya di Program Studi
Keperawatan agar lebih meningkatkan kesungguhannya untuk belajar.
7