4. ANALISIS DATA · 2013. 3. 11. · 24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA Dalam bab ini,...
Transcript of 4. ANALISIS DATA · 2013. 3. 11. · 24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA Dalam bab ini,...
-
24 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DATA
Dalam bab ini, peneliti membahas mengenai sejarah PT Pertamina
(Persero) Surabaya, termasuk di dalamnya struktur organisasi yang menunjukkan
posisi external relations dalam perusahaan, program-program CSR yang ditangani
oleh external relations, profil informan berdasarkan hasil wawancara dan
observasi, serta evaluasi program CSR “Anjungan Baca Pertamina”.
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah PT Pertamina (Persero)
PT. Pertamina merupakan perusahaan minyak nasional yang mulai berdiri
pada tanggal 10 Desember 1957 dengan Kol. Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden
Direktur. Pada tahun 1959 Indonesia memberlakukan kembali UUD 1945 pasal 33
ayat 1 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Dengan
berdasarkan terhadap undang-undang tersebutlah dikeluarkan PP No. 3/1961 yang
menjadikan terdapat tiga perusahaan minyak negara yaitu PN. PERMINA (ex PT.
PERMINA), PN. PERTAMIN dan PN. PERMIGAN. Untuk mengefektifitaskan
kinerja setiap perusahaan, maka pada tahun 1966 PN. PERMIGAN dilikuidasi.
Dan dua tahun kemudian, tepatnya bulan Agustus PN. PERMINA dan PN.
PERTAMIN dilebur menjadi satu perusahaan bernama PN. PERTAMINA
(Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional). Sesuai
dengan dikeluarkannya UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA berubah menjadi
PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara).
Kemudian pada tahun 2003, berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001
Pertamina berubah menjadi PT PERTAMINA (Persero). Dengan adanya PT
Pertamina (Persero) ini diartikan bahwa sekarang Pertamina bukan lagi berperan
sebagai operator dan regulator seperti sebelumnya, namun hanya sebagai operator.
Pada tahun 2005, PT Pertamina (Persero) hadir dengan logo baru dan semangat
baru yang “Selalu Hadir Melayani”
PERTAMINA memiliki lingkup usaha sektor hulu dan hilir. Sektor hulu
meliputi minyak, gas dan energi panas bumi eksplorasi dan produksi baik di
http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
25 Universitas Kristen Petra
dalam negeri dan luar negeri. Hal tersebut di atas adalah dilakukan melalui operasi
sendiri dan melalui kemitraan dalam bentuk kerjasama dengan JOB (Joint
Operating Bodies), TAC (Technical Assistance Contracts) dan JOC (Joint
Operating Contracts). Sedangkan sektor hilir mencakup pengolahan, pemasaran,
perdagangan dan pengiriman . Komoditas yang dihasilkan berkisar dari Bahan
Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar (Non BBM) seperti LPG, LNG dan
Petrokimia. Untuk itulah dibutuhkan penyaluran dan penjualan BBM dan Non
BBM dilakukan oleh PT PERTAMINA (PERSERO). Penyaluran dan penjualan
ini tersebar diseluruh Indonesia dengan terdapat delapan unit wilayah Pemasaran
BBM Retail yaitu :
1. Pemasaran BBM Retail Region I MEDAN
2. Pemasaran BBM Retail Region II PALEMBANG
3. Pemasaran BBM Retail Region III JAKARTA
4. Pemasaran BBM Retail Region IV SEMARANG
5. Pemasaran BBM Retail Region V SURABAYA
6. Pemasaran BBM Retail Region VI BALIKPAPAN
7. Pemasaran BBM Retail Region VII MAKASSAR
8. Pemasaran BBM Retail Region VIII JAYAPURA
Salah satunya Unit Pemasaran V yang berada di Surabaya. PT
PERTAMINA (PERSERO) UPms V memiliki lingkup wilayah mulai dari Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur. PT
PERTAMINA (PERSERO) UPms V juga menjangkau wilayah luar negeri yaitu
Timor Leste (Sumber: PT Pertamina, 2012).
4.1.2 Visi dan Misi PT Pertamina (Persero)
Visi dari PT Pertamina (Persero) yaitu to be a world class national oil
company atau menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. Sedangkan Misi
dari PT Pertamina (Persero) yaitu to carry out integrated core business in oil, gas,
and biofuel based on sound commercial principles atau menjalankan usaha
minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi berdasarkan
prinsip-prinsip komersial yang kuat.
http://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.petra.ac.id/
-
26 Universitas Kristen Petra
4.1.3 Nilai Perusahaan
Dalam menjalankan visi dan misi dari perusahaan, terdapat enam nilai
perusahaan yang terkandung di dalamnya, yakni :
1. Clean (Bersih)
Professionally managed, avoid conflict of interest, never tolerate bribery,
respect trust and integrity based on Good Corporate Governance principles.
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman
pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Able to Compete both regionally and internationally, support growth
through investment, build cost effective and performance oriented culture.
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja
3. Confident (Percaya Diri)
Involve in national economic development as a pioneer in State owned
Enterprises' reformation, and build national pride
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Focus on customers and commit to give the best service to customers
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)
Create added values based on commercial oriented and make decisions
based on fair business principles
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Managed by professional, skilled, and high quality leaders and workers,
committed to build research and development capability
http://www.petra.ac.id/
-
27 Universitas Kristen Petra
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset
dan pengembangan.
4.1.4 Logo PT Pertamina (Persero) Surabaya
Gambar 4.1 Perubahan Logo PT Pertamina (Persero) Tahun 1961-Sekarang
Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012
Gambar 4.2 Logo PT. Pertamina (Persero)
Bentuk logo PT. Pertamina (Persero) adalah berbentuk huruf “P” yang
diartikan sebagai simbol dari Pertamina dan merupakan representasi dari anak
panah kearah kanan yang diartikan bahwa Pertamina akan terus bergerak maju
dan ke arah yang lebih baik. Sedangkan warna yang dipakai adalah biru, merah
dan hijau.
http://www.petra.ac.id/
-
28 Universitas Kristen Petra
Arti tiga warna dari logo PT Pertamina (Persero), yaitu:
- Warna biru mencerminkan bahwa setiap orang yang tergabung dalam PT
Pertamina (Persero) merupakan orang yang andal, dapat dipercaya dan
bertanggung jawab.
- Warna hijau mencerminkan sumber daya yang bersumber dan berwawasan
akan lingkungan.
- Warna merah mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian
dalam menjalani rintangan (Sumber: PT Pertamina, 2012)
4.1.5 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya
Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya
Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012
http://www.petra.ac.id/
-
29 Universitas Kristen Petra
Penjelasan:
Pada struktur organisasi organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya,
divisi external relations tidak berdiri sendiri, melainkan dibawah pengawasan
senior vice president marketing and distribution dan kemudian diawasi oleh vice
president fuel retail marketing.
4.1.5.1 Struktur Organisasi PT Pertamina UPms V
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT Pertamina UPms V
Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012
GENERAL MANAJER PEMASARAN
BBM RETAIL REGION V
VICE PRESIDENT BBM RETAIL
AST.
MANAJER
EXTERNAL
RELATIONS
AST. COMMUNITY
DEVELOPMENT
AST. MANAJER
STATISTIC
COMP.
INTELLIGENCE
AST.
MANAJER
ADM. &
GENERAL
AFFAIR
SALES
AREA
MANAJER
Fotographer Secretary Customer Care
AST. CUSTOMER
RELATIONS
http://www.petra.ac.id/
-
30 Universitas Kristen Petra
Penjelasan:
- Assistant Manager External Relations, berada di bawah GM Fuel Retail
Marketing Region V; setara dengan Legal Area Manager, HSSE Area
Manager dan Sales Area Manager.
- Di bawah Assistant Manager External Relations ada dua posisi, yaitu:
Assistant Customer Relations dan Assistant Community Development.
4.1.6 Job Description External Relations PT Pertamina (Persero) Surabaya
Tugas umum dari departemen external relations memiliki tugas-tugas
utamanya, antara lain:
1. Melaksanakan pembinaan hubungan dengan masyarakat dan customer.
2. Melaksanakan pemberian edukasi kepada masyarakat dan customer tentang
kegiatan pemasaran BBM Retail dan kegiatan unit bisnis lainnya.
3. Merencanakan dan memproduksi Printing Material berupa Company
profile/brosur produk/leaflet/spanduk.
4. Melaksanakan penanganan keluhan yang masuk dari customer.
5. Melaksanakan kegiatan Customer Care Center.
6. Melaksanakan audit komunikasi.
7. Menyusunan materi pernyataan korporat tingkat unit operasi (corporate
statement) dalam bentuk Press Release atau materi presentasi.
8. Melakukan kegiatan Jumpa Pers, permintaan wawancara media
cetak/elektronik maupun liputan media cetak/elektronik pada event
perusahaan.
9. Melakukan kegiatan Keprotokolan kunjungan tamu perusahaan.
10. Melaksanakan produksi jurnal perusahaan sebagai media informasi
eksternal/internal.
11. Melaksanakan Community Development (Sumber: PT Pertamina, 2012)
http://www.petra.ac.id/
-
31 Universitas Kristen Petra
4.1.6.1 Job Description Assistant Customer Relation PT Pertamina (Persero)
Surabaya
a. Fungsi Jabatan
Merencanakan dan mengatur kegiatan customer relations dalam rangka
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, meningkatkan citra
positif baik perusahaan/produk serta mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan di wilayah Fuel Retail Marketing Region V. Tujuan
tersebut dicapai melalui kegiatan komunikasi, edukasi maupun pengelolaan
layanan pelanggan.
b. Tugas atau Kegiatan Utama
1. Merencanakan dan melaksanakan edukasi kepada masyarakat dan
pelanggan tentang kebijakan/kegiatan/produk Perusahaan baik di tingkat
Korporat maupun di tingkat region agar dapat dipahami dan mendapat
respon yang baik.
2. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan hubungan dan edukasi
terhadap Stakeholder khususnya konsumen dalam rangka pembinaan sikap
dan pengetahuan konsumen agar tumbuh loyalitas terhadap produk yang
dipasarkan.
3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan komunikasi perusahaan melalui
berbagai media publikasi berupa Company profile / brosur
produk/leaflet/spanduk.
4. Menangani permintaan informasi dan penanganan keluhan yang masuk
dari pelanggan baik melalui Layanan Customer Care Center di tingkat
region maupun eskalasi dari Contact Pertamina serta menyampaikannya
kepada fungsi terkait yang berwenang untuk menyelesaikan keluhan serta
melaporkan kembali hasil penanganan keluhan tersebut kepada
Manajemen dan Contact Pertamina ataupun langsung kepada masyarakat.
5. Melaksanakan audit komunikasi terhadap informasi yang telah
disampaikan kepada pelanggan melalui kliping berita media
cetak/elektronik.
http://www.petra.ac.id/
-
32 Universitas Kristen Petra
6. Membuat konsep materi pernyataan korporat tingkat unit operasi
(corporate statement) dalam bentuk Press Release dan materi presentasi.
7. Menangani kegiatan Press Conference, permintaan wawancara media
cetak/elektronik maupun liputan media cetak/elektronik pada event
perusahaan (Cetak Iklan/Advertorial di Media Massa).
8. Membantu pelaksanaan kegiatan keprotokolan kunjungan tamu
perusahaan. (Sumber: PT Pertamina, 2012)
4.1.6.2 Job Description Assistant Community Development – External Relations
PT Pertamina (Persero) Surabaya
a) Fungsi Jabatan
Merencanakan & mengatur pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan dalam rangka meningkatkan hubungan baik dan saling pengertian
dengan stakeholder internal maupun eksternal untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan operasional di wilayah Fuel Retail Marketing Region V.
b) Tugas/Kegiatan Utama
1. Membuat rencana kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan untuk
tempat tertentu dalam wilayah Fuel Retail Marketing Region V.
2. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan agar terlaksana sesuai dengan rencana dan mendapat respon
yang baik dari masyarakat.
3. Melakukan pendekatan dengan pemuka masyarakat dan instansi terkait
untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan.
4. Ikut membantu masyarakat atau instansi terkait dalam memecahkan
masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai kebijakan dan kemampuan
perusahaan.
5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan
untuk keperluan management.
http://www.petra.ac.id/
-
33 Universitas Kristen Petra
6. Mengusulkan konsep materi publikasi internal perusahaan serta
menayangkan/menyebarluaskannya melalui media internal (bulletin/jurnal/
televisi maupun email.
7. Membantu pelaksanaan kegiatan keprotokolan kunjungan tamu
perusahaan. (Sumber: PT Pertamina, 2012)
4.1.7 Jenis CSR Pendidikan yang Dikelola External Relations
Kegiatan CSR yang dilakukan oleh external relations PT Pertamina
(Persero) Surabaya dikelola dalam bidang pendidikan, yakni:
- Pendidikan
Pada CSR dalam bidang pendidikan, dilakukan dalam lima program yaitu
pertama, Anjungan Baca Pertamina (ABP). ABP merupakan kerjasama antara
Pertamina FRM V dengan Kubaca Indonesia yang didirikan di tiga lokasi, yaitu di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Syaiful Anwar Malang dan Sanglah Bali. Kedua,
Sudut Baca Pertamina di PAUD dan TK. Kegiatan CSR dilakukan di TK Tunas
Mekar dan PAUD Anggrek berlokasi di samping kantor Pertamina Surabaya
(Jagir Wonokromo). Ketiga, PGTC – Pertamina Goes To Campus. Dalam PGTC,
acara terdiri dari penyampaian materi dan pameran mengenai bisnis Pertamina
mulai dari hulu hingga hilir. Tujuan acara ini untuk mendekatkan Pertamina
kepada kaum muda, terutama mahasiswa dan menularkan wawasan mengenai
Pertamina. Keempat, Pelatihan – Budidaya Kepiting. Kegiatan ini melatih sekitar
50 nelayan di daerah Badung, Bali untuk membudidaya kepiting. Kepiting dipilih
karena cocok dengan kondisi wilayah setempat. Dengan budidaya kepiting,
nelayan tetap memiliki mata pencarian meski bukan musim melaut. Kelima,
Program Beasiswa. Kegiatan beasiswa ini merupakan bantuan pendidikan yang
diberikan Pertamina kepada siswa SD, SMP, SMA dan S1. Program ini
diutamakan untuk anak mekanik pelumas dan anak operator SPBU.
http://www.petra.ac.id/
-
34 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5 Program CSR PT Pertamina (Persero) Surabaya di Bidang Pendidikan
Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012
4.1.8 Gambaran Umum Program CSR “Anjungan Baca Pertamina” PT
Pertamina (Persero) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Program CSR “ABP” adalah program CSR berbentuk perpustakaan yang
dilaksanakan oleh External Relations PT Pertamina (Persero) Fuel Retail
http://www.petra.ac.id/
-
35 Universitas Kristen Petra
Marketing Region V Jatim-Balinus. Program ini mulai dilaksanakan pada 16
November 2009. Anjungan Baca Pertamina merupakan pertama di Jawa Timur
bahkan pertama di Indonesia ini berlokasi di lobi Pusat Pelayanan Diagnostik
Terpadu (PPDT) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ukuran dari Anjungan Baca
Pertamina ini berluas 24 meter persegi. Program CSR “ABP” di rumah sakit ini
merupakan proyek percontohan PT Pertamina yang bekerja sama dengan Gerakan
Anak Indonesia Mambaca (GAIM) Jatim sebagai mitranya. Pada Program CSR
Anjungan Baca Pertamina akan memasuki pada ketiga pada bulan November
2012.
Untuk pelaksanaan program CSR “ABP”, dilatar belakangi oleh beberapa
faktor yaitu yang pertama, waktu tunggu pasien untuk berobat di pusat Pusat
Pelayanan Diagnostik Terpadu (PPDT) yang berkisar 14.000 orang per minggu
dan kerap ditemui antrean panjang. Selain itu RSUD Dr. Soetomo Surabaya juga
merupakan rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia Timur. Sedangkan faktor
yang kedua yaitu program CSR ini dilakukan atas dasar bahwa kondisi minat baca
yang ada pada masyarakat Surabaya masih kurang. Dari Anjungan Baca
Pertamina tersebut, pihak RSUD Dr. Soetomo berencana membuka sudut baca
serupa di instalasi lain, seperti Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dan Gedung Rawat Inap
Utama (GRIU) Graha Amerta.
Dalam program CSR “ABP” terdapat koleksi-koleksi buku di setiap
anjungan taman bacaan tersebut diputar dengan koleksi dari taman bacaan lain
yang berada di RSUD Anwar Syarif Malang dan Sanglah Bali. Anjungan taman
bacaan di rumah sakit ini merupakan proyek percontohan PT Pertamina dan
GAIM dengan harapan agar bisa dikembangkan.
4.1.9 Gambaran Umum Implementasi Program CSR “Anjungan Baca
Pertamina” PT Pertamina (Persero) Surabaya
Dalam implementasi program CSR “ABP”, Pertamina membutuhkan mitra
dalam pelaksanaannya. Pada program CSR ini External Relations PT Pertamina
(Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus bekerjasama dengan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Gerakan Anak Indonesia Membaca
(GAIM) mitra. Alasan dari pemilihan mitra dalam program tersebut dikarenakan
http://www.petra.ac.id/
-
36 Universitas Kristen Petra
GAIM merupakan LSM yang bergerak di bidang pendidikan. Dalam
pelaksanaannya semua kegiatan program CSR “ABP” dilaksanakan oleh GAIM
sebagai fasilitator. Hal ini bermula dari ide yang diberikan oleh GAIM terhadap
Pertamina yang berupa proposal dan pada akhirnya disetuji oleh Pertamina.
Pertamina mempercayakan semua kegiatan program CSR ini kepada
GAIM dengan memberikan bantuan dana. Setiap dana yang diberikan terhadap
GAIM digunakan untuk memenuhi kebutuhan program CSR “ABP”. Dana yang
diberikan untuk digunakan membayar persewaan tempat yang berlokasi di RSUD
Dr. Soetomo Surabaya, serta kebutuhan inventaris anjungan seperti meja penjaga
anjungan, rak-rak tempat penyimpanan buku dan beberapa kursi. Kegiatan CSR
“ABP” dilaksanakan mengikuti jam operasional dari rumah sakit yaitu pada setiap
hari Senin-Jumat, pukul 08.00 – 15.00 wib. Setiap pengunjung anjungan yang
datang ke tempat tersebut mengisi data di buku tamu terlebih dahulu. Hal itu
mempermudah penjaga anjungan atau yang disebut kawan membaca untuk
mendata setiap pengunjung. Maksud dan tujuan dari pendataan tersebut adalah
untuk membuat laporan kepada Pertamina dan LSM tentang berapa pengunjung
yang datang berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, dan jenis buku yang dipinjam
selama melakukan kegiatan program CSR “ABP” dilakukan di rumah sakit.
4.2 Profil Informan
Pengumpulan data dari wawancara peneliti melakukannya kepada para
informan. Adapun informan yang peneliti wawancarai guna mendapatkan
informasi yang dapat dipertanggung jawabkan terdiri dari:
4.2.1 Alih Wahyuni (Assistant Community Development)
Nama : Alih Istik Wahyuni
Umur : 27 Tahun
Jabatan: Assistant Community Development
Alih Istik Wahyuni merupakan assistant community development di PT
Pertamina (Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus. Yang telah
menekuninya kurang lebih dua tahun lamanya. Sebelum menjabat sebagai
asst.community development, wanita yang biasanya dipanggil Alih atau Istik ini
http://www.petra.ac.id/
-
37 Universitas Kristen Petra
menjabat sebagai media officer di PT Pertamina (Persero) pusat Jakarta yang
akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Surabaya. Wanita kelahiran Tegal, 10
Februari 1985 ini merupakan sarjana S-1 Komunikasi yang telah berstatus
menikah dan belum dikarunai anak. Wanita yang kesehariannya berkerudung ini
memiliki hobi membaca. Sebagai assistant dari manager external relations
Pertamina, Alih sering bertugas atau dinas ke wilayah-wilayah Jatim-Balinus
untuk menggantikan atau mewakili tugas atasannya apabila tidak bisa ikut serta
dalam tugas tersebut. Kesibukannya yang biasa ke luar kota yaitu di wilaya-
wilayah Jatim-Balinus membuat Alih hampir sudah menghafal jala-jalan yang ada
di wilayah tersebut. Peneliti memilih informan ini disebabkan karena informan
merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap program CSR “ABP” dan
tanggung jawab tersebut dilaporkan ke atasannya.
4.2.2 Rustam Aji (Assistant Costumer Relations)
Nama : Rustam Aji
Umur : 31 Tahun
Jabatan: Assistant Costumer Relations
Rustam Aji memulai karirnya di PT Pertamina (Persero) Fuel Retail
Marketing Region V Jatim-Balinus sebagai assistant costumer relations dengan
lama bekerja empat tahun. Pria kelahiran Semarang, 26 Oktober 1980 ini sudah
menikah dan memiliki satu orang anak. Tugas keseharian Rustam hampir sama
dengan informan pertama yaitu Alih. Rustam sebagai asisten manajer juga
terkadang ditugaskan atau dinas keluar menggantikan atasannya yang terkadang
sibuk. Pria yang memiliki hobi browsing dan membaca ini lebih senang untuk
bertugas ke wilayah Bali dan NTT, dikarenakan bisa menikmati pemandangan-
pemandangan alam dan tempat wisata yang masih alami atau natural. Menurut
informan bisa sekalian bertugas dan berlibur sehingga ada waktu untuk bekerja
samba berlibur. Peneliti memilih informan ini, dikarenakan informan merupakan
orang yang ikut terlibat dalam kegiatan program CSR “ABP” dalam hal
mempublikasi dalam hal ini yaitu mendokumentasikan.
http://www.petra.ac.id/
-
38 Universitas Kristen Petra
4.2.3 Daniel Mohammad Rosyid (Direktur GAIM)
Nama : Daniel M. Rosyid
Umur : 51 Tahun
Jabatan: Direktur
Daniel Mohammad Rosyid yang biasa di panggil Daniel ini merupakan
direktur utama dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Anak
Indonesia Membaca (GAIM) Jatim. Selain menjabat sebagai direktur GAIM,
Daniel merupakan salah satu dosen yang mengajar di universitas negeri di wilayah
Surabaya Timur. Sebagai dosen yang mengajar di jurusan teknik perkapalan, pria
kelahiran Klaten, 2 Juli 1961 yang berkeluarga Jawa campuran Cina-India
memiliki hobi untuk merakit atau membuat miniatur kapal-kapal unik. Hasil karya
kapal-kapal tersebut dapat dijumpai di ruang tamu informan. Daniel memiliki
empat orang anak, satu anak laki-laki yang pertama berprofesi sebagai arsitek, dua
anak perempuan sebagai dokter dan satu anak bungsu lelaki yang masih duduk
dibangku perkuliahan di UNAIR. Kecintaannya pada buku membuat Daniel
memiliki ide untuk membuat program Anjungan Baca Pertamina yang sampai
sekarang dalam pelaksanaan sudah membuahkan hasil di tiga kota yaitu Surabaya,
Malang dan Bali. Peneliti memilih informan dalam penelitian, karena informan
adalah orang yang memiliki gagasan untuk membuat program anjungan baca ini.
4.2.4 Diah Litasari (Sekretaris Jenderal GAIM)
Nama : Diah Litasari
Umur : 38 Tahun
Jabatan: Sekretaris Jenderal
Diah Litasari wanita yang sering di panggil Lita ini bekerja di
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Anak Indonesia Membaca
(GAIM) Jatim, kurang lebih lima tahun lamanya. Wanita kelahiran Surabaya, 28
Juni 1974 telah berkeluarga dan telah memiliki dua orang anak pria dan wanita.
Pendidikan terakhir Lita yaitu S-1 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di salah
satu universitas swasta di Malang dan memiliki hobi membaca, menulis rekreasi
dan travelling. Selain bertugas sebagai sekretaris jenderal GAIM, informan juga
menjadi pengajar yaitu guru bagi anak-anak di Ku Baca yang merupakan lembaga
http://www.petra.ac.id/
-
39 Universitas Kristen Petra
pendidikan untuk membaca. Sosok Lita yang lucu dan luwes ini membuat Lita
dipanggil anak-anak didikannya dan staf di kantornya yaitu bunda Lita. Dalam
penelitian ini, peneiliti memilih Lita sebagai informan karena informan adalah
sekretaris jenderal dalam program CSR “ABP”, yaitu membantu direktur utama
dalam memantau perkembangan pelaksanaan program “ABP” di RSUD Dr.
Seotomo Surabaya.
4.2.5 Syntje Rondonuwu (Kadiv. Umum dan Keuangan GPDT)
Nama : Syntje
Umur : 57 Tahun
Jabatan: Kepala Divisi Umum dan Keungan GPDT
Syntje Rondonowa merupakan seorang dokter di rumah sakit Dr. Soetomo
Surabaya. Wanita kelahiran Tomohon, 29 April 1955 ini sudah menekuni bidang
kesehatan selama dua puluh lima tahun dan dikarunai tiga orang anak.
Pengalaman-pengalaman prakteknya seperti bertugas di daerah terpencil di kota
Jailolo, Halmahera pada tahun 1993, menghantarkan wanita berdarah Sulawesi
Utara yang memiliki hobi membaca dan travelling ini untuk menjabat sebagai
kepala di RSUD Bacau, Timor Timur. Sekarang Syntje yang adalah lulusan S2
UNAIR dengan gelar MARS telah menjabat sebagai kepala divisi umum dan
keuangan di gedung pusat diagnostik terpadu di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
yang ruang kantornya berada di GDC lantai tujuh. Peneliti memilih informan
dalam penelitian peneliti, karena informan ikut terlibat dalam pembuatan MOU
program CSR “Anjungan Baca Pertamina”.
4.2.6 Ghufron (Supervisor dan Kawan Baca GAIM)
Nama : Ghufron
Umur : 32 Tahun
Jabatan: Supervisor & Kawan Baca
Ghufron merupakan supervisor dari LSM Gerakan Anak Indonesia
Membaca (GAIM) sekaligus kawan baca atau yang menjaga Anjungan Baca
Pertamina di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sebelumnya pria kelahiran
Pekalongan, 18 Mei 1980 ini menjabat sebagai staff di GAIM yang kemudian
http://www.petra.ac.id/
-
40 Universitas Kristen Petra
diangkat sebagai supervisor. Dalam kesehariannya informan adalah sosok yang
suka bercanda, dengan tubuh yang berukuran agak gemuk informan terlihat
memilki sifat yang suka melawak dan pembawaannya santai. Selain berkerja di
GAIM sebagai supervisor dan kawan baca, informan memiliki pekerjaan
sampingan yaitu pekerjaan yang bergerak di bidang kesehatan. Dengan pekerjaan
sampingan tersebut informan merasa kebutuhan keluarga bisa tercukupi. Dalam
penelitian ini, peneliti memilih informan sebagai informan dikarenakan informan
adalah orang yang bertangung jawab untuk membuat laporan evaluasi dan
monitoring tentang data-data pengunjung yang akan diberikan ke GAIM dan
Pertamina.
4.3 Temuan Data
Untuk mendapatkan data dalam peneltian ini, peneliti mengumpulkan data
melalui observasi dan wawancara, sehingga data-data yang akan peneliti paparkan
merupakan data faktual yang peneliti temukan di lapangan. Adapun temuan data
yang peneliti dapat di lapangan mengenai evaluasi program CSR “Anjungan Baca
Pertamina” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya peneliti peroleh sesuai dengan hasil
wawancara dengan beberapa informan, dan di bawah ini peneliti akan
mengkajinya mulai dari setting penelitian terhadap masing-masing informan,
hingga analisis data dan interpretasi yang peneliti lakukan.
4.3.1. Setting Penelitian
Sebelum peneliti masuk ke dalam setting penelitian, peneliti akan
menjelaskan mengenai gambaran lokasi tempat peneliti melakukan penelitian,
dimana peneliti melakukan observasi lapangan selama kurang lebih tiga bulan
yaitu dimulai dari akhir bulan Februari – Mei 2012 dan observasi ke lapangan
dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para informan baik secara
direkam dan tertulis. Observasi yang dilakukan peneliti yakni di tempat
pelaksanaan program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Wawancara
dilakukan di beberapa tempat baik di dalam kantor divisi external relations PT
Pertamina (Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus yang menjadi
setting utama penelitian, di dalam ruang kantor GAIM, di ruang kantor dan tempat
http://www.petra.ac.id/
-
41 Universitas Kristen Petra
pelakasanaan anjungan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal-hal mengenai
wawancara serta hasil observasi tersebut akan peneliti jelaskan di bab hasil
wawancara.
4.3.1.1. Setting Penelitian Informan 1 (Alih Istik Wahyuni)
Hari Senin tanggal 16 April 2012, waktu menunjukan tepat pukul tiga
sore, para karyawan yang berada di ruangan bersiap-siap untuk pulang karena
waktu untuk bekerja akan segera berakhir. Peneliti masih menunggu di ruang
tunggu untuk dapat mewawancarai informan yang masih sibuk mengerjakan
tugas-tugasnya. Ruang yang ditunggu oleh peneliti di depannya terdapat meja
bundar besar yang sekelilingnya dilingkari oleh kursi-kursi berwarna hitam. Di
dekat meja ruang tunggu terdapat rak-rak buku yang berisikan laporan-laporan
maupun buku-buku yang berkaitan dengan Pertamina, serta plakat-plakat prestasi
yang diraih oleh Pertamina. Tepat pada pukul tiga lewat sepuluh menit, informan
baru bisa bertemu untuk dapat diwawancarai. Dengan ramah informan memberi
salam dan memperkenalkan namanya, karena selama ini antara informan dan
peneliti hanya melakukan pembicaraan melalui telepon.
Sebelum melakukan wawancara, informan menyuguhkan minuman
kepada peneliti, katanya agar pada saat wawancara suasananya santai dan tidak
tegang. Peneliti mulai menanyakan satu per satu pertanyaan yang sudah
dipersiapkan. Di dalam proses tanya-jawab ada beberapa pertanyaan yang
informan kurang jelas, sehingga peneliti harus menjelaskan secara detail lagi.
Selama melakukan wawancara dengan informan, proses wawancara
terkadang sedikit terganggu karena bertepatan dengan jam pulang kantor. Hal
tersebut disebabkan karena banyak staf yang lalu-lalang, sehingga terkadang
informan disapa oleh para teman-teman dari informan dan sebaliknya. Dalam
wawancara, peneliti ditunjukkan oleh informan data-data seperti laporan evaluasi
dan monitoring yang selama ini dilakukan dalam pelaksanaan program CSR
“ABP” selama ini. Akhirnya waktu menunjukkan pada pukul tiga lewat empat
puluh enam sore, peneliti dan informan telah menyelesaikan proses wawancara.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada informan dan menjabat tangan karena
telah menyempatkan waktu untuk melakukan wawancara.
http://www.petra.ac.id/
-
42 Universitas Kristen Petra
4.3.1.2 Setting Penelitian Informan 2 (Rustam Aji)
Hari Jumat tanggal 13 April 2012, proses wawancara antara informan
dan peneliti dilakukan di ruang tamu kantor. Hampir sama dengan informan
pertama, proses wawancara antara peneliti dan informan dilakukan pada waktu
akan berakhirnya jam kantor. Satu hari sebelum wawancara dilakukan peneliti dan
informan telah membuat janji terlebih dahulu. Pada awalnya informan yang ingin
diwawancarai oleh peneliti tidak ingin dilakukan dengan proses wawancara secara
langsung atau tatap muka, yang informan inginkan yaitu wawancara dilakukan
melalui email saja. Akan tetapi karena peneliti memohon untuk wawancara
dilakukan secara tatap muka, informan akhirnya menerima tawaran tersebut.
Waktu menunjukan pukul tiga lewat empat belas menit, peneliti mulai
melakukan proses wawancara. Sebelum melakukan wawancara, informan
mempersiapkan terlebih dahulu laporan-laporan tentang program CSR “ABP”
yang diambil di rak buku di ruang tunggu. Dari pertanyaan-pertanyaan yang
peneliti ajukan, ada jawaban-jawaban informan jawab berdasarkan laporan yang
diambil di rak buku tersebut. Berbeda dengan informan pertama, suasana ruang
pada saat proses wawancara antara peneliti dan informan pada saat itu tidak
terganggu dengan rekan-rekan informan akan pulang.
Waktu terus berjalan, informan mencoba menjawab setiap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Tepat pukul tiga lewat empat
puluh sembilan menit, proses wawancara antara peneliti dan informan berakhir di
ruang tersebut. Pada waktu proses wawancara selesai, peneliti masih ditanya oleh
informan tentang perkuliahan peneliti. Setelah ditanya-tanya oleh informan,
peneliti memohon pamit untuk pulang dan mengucapkan terima kasih.
4.3.1.3 Setting Penelitian Informan 3 (Daniel M. Rosyid)
Pada informan kali ini peneliti melakukan wawancara pada hari jumat
27 April 2012. Proses wawancara peneliti dengan informan dilakukan di rumah
informan yang bertempat di salah satu perumahan dosen yang berada di wilayah
Surabaya Timur. Informan juga merupakan salah satu dosen yang ada di
Universitas wilayah Surabaya Timur. Proses wawancara antara informan dan
http://www.petra.ac.id/
-
43 Universitas Kristen Petra
peneliti dilakukan di rumah informan, hal tersebut dikarenakan di rumah informan
akan dilakukan ibadah tahlilan untuk memperingati sebulan kematian isteri
informan.
Proses wawancara dimulai pada pukul sembilan pagi lewat lima puluh
delapan menit di ruang tamu informan. Sebelum proses dilakukan selang beberapa
menit, informan mencoba untuk menyalakan kipas angin untuk menyejukkan
keadaan ruangan di ruang tamu. Hal itu dikarenakan cuaca pada hari itu panas.
Namun, kipas angin yang dinyalakan oleh informan tidak bisa dinyalakan karena
rusak, akhirnya informan menyerah dan langsung meminta peneliti untuk
langsung mengadakan proses wawancara. Situasi ruangan pada saat itu sepi,
begitu juga dengan situasi perumahan informan. Di sekitar dinding ruang tamu,
terdapat foto keluarga yang ukurannya besar. Selain itu karena informan adalah
dosen teknik perkapalan, di ruang tamu informan terdapat beberapa miniatur kapal
buatan informan yang dipajang.
Waktu menunjukan pukul sepuluh lewat dua puluh satu menit,
peneliti dengan informan telah melakukan proses wawancara. Sebelum peneliti
beranjak dari rumah informan, informan banyak becerita dengan memperkenalkan
anak-anak dan almarhum isterinya melalui foto yang terpampang di ruang tamu.
Setelah banyak bercerita tentang keluarga dan diri informan, peneliti pamit untuk
melakukan kegiatan berikutnya.
4.3.1.4 Setting Penelitian Informan 4 (Diah Litasari)
Hari Kamis 26 April 2012 peneliti diminta datang ke kantor informan
untuk melakukan wawancara. Proses wawancara ini dilakukan secara mendadak
dikarenkan kesibukan informan yang pada hari itu bisa ditemui. Sebelum
melakukan wawancara peneliti diminta untuk menunggu sebentar di ruang utama
kantor dikarenakan informan sedang ada hal-hal yang dikerjakan. Kurang lebih
dua puluh menit, peneliti diminta oleh salah satu staf kantor untuk masuk ke
ruangannya yang ada di lantai dua pada gedung tersebut. Sesampai di ruang tamu
dari lantai dua, peneliti diminta untuk menunggu sebentar.
Ruang tamu yang ada di lantai dua kantor informan, terdapat beberapa
kursi yang terbuat dari kayu begitu mejanya, ruang tamu kantor dari informan
http://www.petra.ac.id/
-
44 Universitas Kristen Petra
terdapat beberapa jendela yang pemandangan keluar terlihat beberapa pohon,
sehingga ruangan tersebut terasa asri. Selang beberapa menit menunggu tepat
pukul tiga siang lewat tiga puluh enam menit, informan keluar dari ruangannya
dan proses wawancara dilaksanakan.
Pada waktu proses wawancara antara informan dan peneliti dilakukan,
salah satu staf dari informan menawarkan minuman segelas minuman air mineral,
proses wawancara terus berjalan. Sampai pada point pertanyaan yang peneliti
berikan, informan meminta agar proses wawancara dipindah ke ruang direktur,
yang kebetulan sedang tidak ada di tempat. Di dalam ruang direktur tersebut ada
seorang rekan informan yang duduk mengerjakan tugas kantor. Sambil melakukan
proses wawancara, informan meminta ijin kepada peneliti bahwa informan ingin
mendatangani berkas-berkas yang harus dilakukan. Proses wawancara terus
berjalan, tepat pukul empat sore lewat tiga belas menit informan dan peneliti telah
melakukan proses wawancara.
4.3.1.5 Setting Penelitian Informan 5 (Syntje Rondonuwu)
Informan adalah seorang dokter di rumah sakit Dr. Soetomo, hal itu
yang membuat peneliti kesulitan untuk bertemu dengan informan karena
kesibukannya. Pada hari Kamis 7 Mei 2012, peneliti menemui informan terlebih
dahulu untuk melakukan perjanjian wawancara, karenakan kesibukan informan,
informan meminta peneliti untuk kembali pada besok hari. Pada keesokan hari,
peneliti kembali ke kantor informan, namun karena ada workshop yang informan
harus ikut, wawancara dibatalkan dan peneliti diminta untuk melakukan proses
wawancara melalui telepon pada hari Senin.
Sebelum melakukan proses wawancara melalui telepon, peneliti
diminta untuk meninggalkan pedoman wawancara kepada informan. Informan
ingin melihat pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan oleh peneliti pada saat
wawancara. Pada hari Senin tujuh Mei pukul delapan pagi lewat delapan belas
menit, peneliti melakukan proses wawancara dengan informan melalui telepon.
Peneliti menggunakan dua alat telepon selular yang satu dipakai untuk berbicara
dengan informan melalui loudspeaker dan telepon yang satu dipakai untuk
merekam.
http://www.petra.ac.id/
-
45 Universitas Kristen Petra
Pada saat melakukan proses wawancara dengan informan, ada
beberapa pertanyaan yang informan tanyakan kembali kepada peneliti
dikarenakan ada hal-hal yang tidak dimengerti oleh informan. Begitu pula dengan
pertanyaan yang peneliti berikan yang tidak ada dalam pertanyaan pedoman
wawancara yang peneliti berikan kepada informan. Informan tidak ingin
menjawab pertanyaan yang keluar dari point-point pedoman wawancara tersebut.
Dalam proses wawancara antara informan dan peneliti melalui telepon, ada
pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh informan sekedarnya saja yaitu kata
“iya” dan “tidak”. Waktu terus berjalan namun proses wawancara ini dilakukan
secara singkat karena peneliti tidak diberi kesempatan untuk menanyakan lebih
dalam tentang program ini. Tepat pada pukul delapan pagi lewat tiga puluh tujuh
menit, proses antara informan dan peneliti sudah berakhir.
4.3.1.6 Setting Penelitian Informan 6 (Ghufron)
Sama seperti dengan informan-informan lainnya. Dengan informan
ini perlu melakukan perjanjian untuk menentukan waktu wawancara yang tepat
untuk diwawancarai karena kesibukannya. Untuk mendapatkan waktu yang tepat
diwawancarai, dibutuhkan waktu yang lumayan lama untuk terealisasikan. Pada
hasilnya, hari Senin tanggal 23 April 2012 peneliti dapat melakukan proses
wawancara dengan informan di gedung pusat diagnostik RSUD. Dr. Soetomo
Surabaya. Pada waktu pertama kali bertemu dengan informan, peneliti berpikir
bahwa informan adalah orang yang serius. Karena setiap menghubungi informan
melalui telepon, peneliti selalu berbincang dengan informan dalam bahasa-bahasa
yang formal. Setelah bertemu dengan informan, ternyata peneliti melihat bahwa
sosok dari informan adalah orang yang santai dan suka bergurau.
Tepat pukul dua belas siang lewat lima puluh delapan menit, peneliti
melakukan proses wawancara dengan informan. Suasana tempat wawancara
antara peneliti dengan informan pada waktu sangat berisik. Hal ini dikarenakan
lokasi proses wawancara peneliti dengan informan adalah di rumah sakit dan
ukuran gedungnya yang besar. Sehingga segala bentuk aktivitas orang-orang yang
berada di rumah sakit tersebut terlihat berlalu-lalang kesana dan kemari. Hal ini
juga kerena tempat anjungan baca Pertamina berada dekat ada semacam mini café
http://www.petra.ac.id/
-
46 Universitas Kristen Petra
yang menjual jajanan pasar dan sebagainya sehingga pandangan dan suara alat
pemanggil nomor antrian para pasien terdengar dimana-mana.
Dalam proses wawancara, peneliti selalu mendekatkan alat perekam
kepada informan supaya suara dari informan terdengar jelas dari suara yang ada di
dalam ruang tersebut. Begitu juga dengan peneliti harus berusaha mengeraskan
suara agar setiap pertanyaan yang diajukan kepada informan terdengar jelas.
Proses wawancara antara informan dan peneliti terkadang terganggu dengan
adanya pengunjung yang mencoba datang kepada informan untuk mengembalikan
buku dan sebagainya. Namun peneliti mencoba untuk memaklumi proses
wawancara pada saat itu. Waktu menunjukan pukul satu siang lewat dua puluh
delapan menit, proses wawancara antara peneliti dengan informan telah selesai.
Disela-sela akan meninggalkan gedung GPDC tempat dimana anjungan baca
Pertamina tersebut. Peneliti juga bertanya-tanya tentang informasi tentang GAIM
dan data-data yang mungkin informan bisa dapatkan. Setelah itu peneliti
memohon pamit dengan informan dengan berjabat tangan.
4.4 Hasil Wawancara
Untuk menggambarkan proses mengevaluasi program CSR “Anjungan
Baca Pertamina” di RSUD Dr. Soetomo, peneliti mengamati yang dilakukan oleh
pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam program CSR ini yaitu divisi external
relations PT Pertamina (Persero) Fuel Marketing Region V Jatim-Balinus,
Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Anak Indonesia Membaca (GAIM),
rumah sakit, dan kawan baca anjungan dari proses perencanaan sampai pada
implementasi. Peneliti mendapati bahwa Pertamina hanya sebagai pemberi dana
untuk melaksanakan program anjungan di rumah sakit. Untuk pihak rumah sakit
adalah penyedia tempat untuk anjungan baca, sedangkan LSM merupakan
fasilitator yang sepenuhnya melaksanakan program CSR “ABP”, dan kawan baca
sebagai penjaga anjungan yang membuat data laporan evaluasi dan monitoring
program CSR “ABP”.
http://www.petra.ac.id/
-
47 Universitas Kristen Petra
4.4.1 Alih Istik Wahyuni (Assistant Community Development)
4.4.1.1 Membuat Riset dan Perencanaan
Pada tahap perencanaan program CSR Anjungan Baca Pertamina di rumah
sakit Dr. Soetomo, dari hasil observasi dan wawancara peneliti, peneliti
mendapatkan ada riset terlebih dahulu sebelum melakukan perencanaan. Riset
yang dilakukan riset yang dilakukan adalah survei. Menurut hasil wawancara
dengan Alih sebagai assistant community development Pertamina melakukan riset
atau penelitian yang dipakai sebelum melakukan perencanaan program
perencanaan-perencanaan terlebih dahulu. Memang dalam proses ini beliau tidak
mengikuti, dikarenakan beliau belum ada di Pertamina pada waktu itu.
Perencanaan yang dilakukan yaitu melalui GAIM. Berikut ini penuturan Alih
assistant community development Pertamina:
“Kalau sebelumnya, sebelum program, dalam proses perencanaannya,
kebetulan saya khan gak ikut karena khan dulu saya belum disini, tapi
biasanya kayak gitu sih gak lama.Karena Ku Baca itu memang punya
kompetensi di bidang baca-membaca jadi mereka cepat dalam
merumuskannya itu. Tapi berapa waktu lamanya saya gak bisa kasih
jawaban”.
Alih menambahkan bahwa untuk program CSR “ABP” ini ada pula riset
yang dilakukan seperti survei, tetapi tidak mendalam kepada masyarakat dan juga
penempatan lokasi, survei yang dilakukan dari orang lapangan yang merupakan
LSM.
“Ya, jadi survei ya bahasanya mungkin tidak riset yang mendalam yang
serius gitu, gak yah…tapi orang dilapangan itu akan terjun ke masyarakat
biasanya ketemu dengan tokoh masyarakat atau kepala lingkungan disana
ngobrol kira-kira kebutuhan masyarakat ini gimana. Kalau survei pasti
karena aa… pertama khan kita butuh ruang, dan kita lihat juga tingkat
pengunjung disana, cukup banyak gak gitu. Dan terus kondisi disana aa…
apa ya, kondusif gak untuk orang baca.”
4.4.1.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program
Dalam perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina ada terdapat tujuan
dan sasaran dari program CSR “ABP”. Menurut Alih tujuan diadakannya
program ini dikarenakan di rumah sakit Dr. Soetomo waktu tunggunya sangat
http://www.petra.ac.id/
-
48 Universitas Kristen Petra
tinggi. Dengan waktu tunggu untuk berobat tersebut dimanfaatkan untuk
membaca, sehingga tidak bosan dan menambah pengetahuan.
“Karena Rumah Sakit itu adalah ruang publik yang tingkat waiting
timenya tinggi. jadi disana banyak orang, masyarakat umum yang
memiliki waktu jeda nunggu, apa ya.. bukan waktu sia-sia ya tapi waktu
lenggang yang panjang. Mulai dari waktu dia datang, nunggu dokter,
nunggu obat, nunggu pasien, nunggu jenguk, itu kan banyak waktu
lenggang yang ada di rumah sakit. Itu yang kita manfaatkan kalau ada
orang yang nunggu di rumah sakit mungkin dia hanya bengong atau dia
hanya aa… tidak melakukan apa-apa. Ketika kita berikan akses baca dia
bisa memanfaatkan itu, memanfaatkan waktu lenggangnya itu untuk
membaca, menambah pengetahuan, menambah informasi. Jadi aa.. apa
namanya, bisa menambah wawasan..”.
Alih mengatakan bahwa Pertamina mempunyai mimpi dalam membuat
program ini, yaitu supaya masyarakat memiliki akses baca yang ruang publiknya
banyak orang yang menunggu, dan itu merupakan targetnya.
“Kita yang menentukan targetnya. Kita yang menentukan ee… apa
namanya… jadi katakan punya mimpi, kita punya mimpi kita mau supaya
masyarakat itu banyak yang punya akses baca, gimana caranya, kalau
kita buat akses bacanya kalau gitu… gimana caranya supaya orang akses
ke situ, kita buat ruang bacanya di ruang publik. Ruang publik apa paling
memungkinkan untuk di buatkan akses baca atau Anjungan baca itu.
Ruang publik yang dimana orang banyak nunggu. Orang tu paling banyak
nunggu dimana? Nanti SPBU kan gak mungkin, terus apalagi, mall pasti
gak mungkin matanya pasti belanja kemana-mana. Orang paling yang
nunggu pas kalau lagi bosan itu di rumah sakit”.
Alih menambahkan juga bahwa pemilihan dari lokasi untuk dibuat
program CSR “ABP” yaitu rumah sakit daerah. Bukan rumah sakit swasta yang
bagus dikarenakan mereka percaya bahwa pasien yang datang, adalah pasien yang
aset bacanya sudah bagus. Sedangkan untuk di rumah sakit daerah akses bacanya
kurang. Selain itu juga dalam membuat program ini, untuk targetnya tidak hanya
bagi pasien yang datang berobat melainkan bagi semua publik, karena ruang
publiknya tidak terbatas dalam program CSR ini.
“Kita memilih memang rumah sakit daerah. Jadi, di Surabaya, di Malang
dan di Bali itu tiga-tiganya rumah sakit daerah. Aa.. karena
http://www.petra.ac.id/
-
49 Universitas Kristen Petra
pertimbangannya kita tidak memilih rumah sakit swasta yang bagus-bagus
karena kita percaya pasien dan pengunjung disana pasti asset bacanya
sudah bagus gitu kan. Kita targetkan dan kita prioritaskan rumah sakit
daerah yang kita tahu yang masih banyak pengunjung disana yang aa…
akses bacanya kurang. Jadikan mereka jadi lebih lagi memeriksakan
kesehatannya di sana bisa sekalian mampir di anjungan baca. Kalau
ruang public itu kan tidak ada batasnya. Siapapun bisa, bahkan pegawai
rumah sakitnya, dokternya, itu semua bisa. Pengunjung pastinya, orang
yang datang lewat cuma mau mampir ke situ walau bukan pasien bukan
pengunjungpun bisa”.
4.4.1.3 Strategi dan Taktik Pelaksanaan Program
Pada pelaksanaan program CSR ini, terdapat strategi dan taktik yang
digunakan untuk mencapai tujuan program. Menurut Alih dalam melaksanakan
program CSR “ABP” lokasi penempatan anjungan berada di depan pintu utama
masuk GDC supaya untuk mempermudah dan menarik masyarakat yang datang di
rumah sakit.
“Supaya terlihat orang gitu.. supaya terlihat orang jadi orang tahu kalau
misalnya, mungkin diawal tujuannya kemana begitu dia tahu oo abis ini
aku mau kesitu ah mau lihat. Ya…praktis hanya untuk publikasi dan eye
catching. Dan memudahkan orang juga kalau terlalu jauh kan malah
orang tersusahkan”.
Selain penempatan lokasi anjungan yang berada di pintu masuk utama
GPDT, taktik yang dilakukan dalam pelaksanaan program ini yaitu menyediakan
tiga ribu judul buku bagi para pengunjung yang datang, dan supaya tidak bosan
maka buku-buku dari setiap anjungan baca di Surabaya, Malang, dan Bali di
putar.
“Jadi kita sistemnya dalam setahun, jadi dari awal mereka langsung back
3000 buku gitu kan. Dan yang ke 2 kita punya Anjungan Baca yang lain
kan, itu bisa ditukar, diputar. Kayak gitu jadi antar Anjungan Baca itu
bisa saling menukar buku. Tapi tetap ada beberapa yang kita perbaharui
supaya orang tetap tahu bahwa oo…, ini ada buku baru, kayak gitu”.
Alih pun menambahkan bahwa bacaan seperti koran tidak selalu
disediakan di anjungan baca karena dengan adanya anjungan yang terdapat buku-
http://www.petra.ac.id/
-
50 Universitas Kristen Petra
buku yang disediakan akan membuat orang merasa senang rumah sakit bukan hal
yang perlu ditakuti.
“Justru kita mau tuh sesuatu yang variatif ketimbang koran aja, itu
membuat orang tidak malas ke rumah sakit, membuat orang tidak malas
berobat, membuat orang tidak malas untuk memeriksakan kesehatannya,
dan juga kita mengubah hikmah rumah sakit yang semula menyeramkan
malah semula bikin orang mual, mungkin kalau bau-bau obat, ini loh
Rumah sakit it’s fun, ini healthy new too. Be healthy gitu loh”.
Selain buku-buku yang disediakan untuk pelaksanaan program CSR
“ABP” sebagai, dalam program ini juga terdapat publikasi yang dipakai sebagai
taktik dalam memberikan informasi. Alih mengatakan bahwa ada news release
yang dipakai. Beberapa media yang dipakai dalam mempublikasikan program
CSR “ABP” yaitu new release, press conference, dan media internal dan
eksternal.
“Ada di… kalau news release kita paling lengkap di website ya. Kamu
tinggal cari, mau cari tahun berapa disitu ada”.
Alih juga menambahkan bahkan bahwa dalam launching pada anjungan
baca tersebut ada media yang diundang untuk press coference.
“.. pas launching biasanya ada. Kalau kita ngundang media pasti ada
press conference”.
Selain news release media yang dipakai untuk menginformasikan tentang
program CSR “ABP” ini yaitu media internal dan media eksternal.
Hmm.. ada”.Jadi aa… apa, kita pakai aja media internal dan media
eksternal. Media internal kita itu namanya media Pertamina e-Magazine,
bentuknya tabloid”.
4.4.1.4 Laporan Evaluasi dan Monitoring
Dalam pelaksanaan program CSR “ABP” ada laporan pertanggung
jawaban yang diberikan oleh GAIM terhadap Pertamina. Laporan ini dilakukan
http://www.petra.ac.id/
-
51 Universitas Kristen Petra
setiap tiga bulan sekali. Tujuan dari laporan ini yaitu melihat tingkat pengunjung
yang datang ke anjungan dan yang meminjam buku. Alih mengungkapkan:
Ada, jadi kita ada laporannya. Jadi setiap 3 bulan kita bisa lihat
kecenderungannya banyak ibu-ibu atau bapak-bapak, umur berapa? itu
aja.
4.4.2 Rustam Aji (Assistant Customer Relations)
4.4.2.1 Membuat Riset dan Perencanaan
Dalam hal ini Rustam mengungkapkan sama yang seperti dikatakan oleh
Alih bahwa dalam membuat program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabya
ada dilakukan perencaanaan dan riset. Namun pada perancanaan dan riset Rustam
mengatakan bahwa program ini berdasarkan pada proposal dari pihak LSM yang
memang pada sebelumnya telah LSM atau GAIM telah melakukan riset dan
melihat dari hasil risetnya.
“Ya, aa… dalam program ini kita kan bekerjasama dengan pihak aa…
ketiga ya, yang Gerakan Anak Indonesia Membaca itu, aa.. kebetulan kita
juga apa aa…, sebelumnya memang berdasarkan proposal dari mereka
yang memang sebelumnya mereka yang melakukan riset dan kita sendiri
juga apa namanya, aaa.. tentunya kita juga mengevaluasi dan memang
ternyata, apa… aa… secara hasil ee…risetnya, hasilnya mapingnya
memang layak untuk dilaksanakan”.
Rustam menambahkan bahwa dalam proses perencanaan ada proposal
yang diberikan oleh GAIM yang kemudian sekitar dua bulan untuk mulai
dilaksanakan program CSR “ABP” tersebut.
“Tidak lama paling sekitar 2 bulan lah…hmm.. dari mulai proposal itu
masuk kemudian kita putuskan untuk dilaksanakan, sekitar 2 bulan”.
4.4.2.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program
Untuk tujuan dan sasaran dari program CSR “ABP” di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Rustam mengungkapkan bahwa dalam menentukan sasaran
dari program CSR ini.
http://www.petra.ac.id/
-
52 Universitas Kristen Petra
“Tujuan utama Anjungan baca pertamina adalah meningkatkan akses
masyarakat terhadap bacaan, wawasan dan pengetahuan. Yang pada
akhirnya adalah meningkatkan minat baca masyarakat. Kami percaya,
potensi peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat sesungguhnya
masih tinggi, namun akses terhadap sumbernya atau salah satunya buku
bacaan masih rendah untuk beberapa kalangan, terutama kalangan
menengah ke bawah. Untuk itu, Pertamina menyediakan fasilitas baca
secara gratis di ruang publik RS yang banyak dikunjungi masyarakat
menengah ke bawah. Manfaatnya bagi masyarakat adalah mereka dapat
memanfaatkan waktu tunggu atau waiting time di RS, misalkan menunggu
obat, menunggu pasien, dll dengan membaca dan menambah
pengetahuan. Ini juga mempermudah akses pengetahuan bagi sebagian
besar masyarakat menengah ke bawah yang menjadi target”.
Rustam juga menambahkan bahwa dalam target dan lingkup dari program
ini, pemilihan lokasi program CSR “ABP” dilaksanakan di rumah sakit daerah
karena RSUD Soetomo merupakan ruang publik yang waktu tunggunya tinggi.
“RS dipilih karena merupakan ruang publik dengan tingkat waiting time
yang tinggi. RSUD dipilih karena targetnya adalah kalangan menengah
dan menengah ke bawah yang lebih banyak mengunjungi RSUD dan
jarang sekali mereka mengunjungi RS swasta yang mahal. Kembali lagi ke
tujuan di awal, untuk AKSES masyarakat terhadap bacaan, wawasan dan
pengetahuan, untuk beberapa kalangan, terutama kalangan menengah ke
bawah”.
4.4.2.3 Strategi dan Taktik Program
Dalam pelaksanaan program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
taktik yang dipakai digunakan sama seperti yang dikatakan oleh Alih bahwa untuk
melaksanakan program ini ada macam-macam buku yang disediakan sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
“Aa… bukunya macam-macam. Jadi ada tentang life skill atau peluang
usaha, kemudian buku bertema aa.. psikologi atau motivasi ada buku
agama, buku kesehatan, aa… bidang pengetahuan umun, kemudian buku
tentang sastra dan bahasa, terus ada bidang kuliner, kemudian ada
sumber bacaan lain, majalah misalnya, majalah, koran seperti itu”.
http://www.petra.ac.id/
-
53 Universitas Kristen Petra
Rustam menambahkan bahwa dalam pelaksanaan program CSR ini ada
pula publikasi yang digunakan untuk mengumumkan tentang program tersebut
kepada masyarakat pada waktu pembukaan anjungan di rumah sakit. Media yang
dipakai yaitu elektronik dan cetak.
“Aaa… ada publikasi. Kita umumkan melalui radio atau media cetak
setiap hari seperti iklan. Jadi kita pada waktu pembukaan, pembukaan
Anjungan Baca kita lakukan pers conference, jadi wartawan kita undang
gitu ya, aa…itu untuk publikasi. Kalau CSR kan press conferencenya di
tempat CSR itu. Kemudian yang… apa namanya, itu… karena sudah lama
jadi saya kurang tahu berapa media yang di undang pada waktu. Tetapi
yang selama saya setahun disini yang dilakukan adalah aa… kita
publikasi melalui advertorial televisi. Jadi beberapa bulan yang lalu,
pertengahan tahun dua ribu.. aa… akhir tahun dua ribu sebelas kita aa….
bok…. Aa… booking flat di stasiun TV nasional untuk program CSR
seluruh Indonesia salah satunya yang di Anjungan Baca Dr. Soetomo.
Kemudian setiap aa… setiap ada kesempatan kita untuk melakukan apa…
menjadi nara sumber entah dengan masyarakat, dengan media dengan
apa… unsur pemerintah tentang profil Pertamina kita sampaikan bahwa
kita sudah mencanangkan program CSR salah satunya Anjungan Baca,
jadi itu juga salah satu cara kita mempublikasikan”.
4.4.2.4 Laporan Evaluasi dan Monitoring
Pada laporan pertanggung jawaban yang diberikan oleterhadap Pertamina.
Laporan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Tujuan dari laporan ini yaitu
melihat tingkat pengunjung yang datang ke anjungan dan yang meminjam buku.
Alih mengungkapkan:
“Ya, tetapi kita ini ya… untuk pemantauan lebih aa.. dalam random saja
karena kan program CSR kita tidak hanya ini, jadi tapi paling tidak aa…
setiap dua atau tiga bulan kita sempatkan untuk melihat ke lokasi.”
4.4.3 Daniel M. Rosyid (Direktur GAIM)
4.4.3.1 Membuat Riset dan Perencanaan
Dalam hal untuk program CSR “ABP” menurut Daniel sebagai direktur
utama dari GAIM yang LSM nya bergerak dalam bidang pendidikan, program ini
dibuat berdasarkan kondisi terhadap minat baca masyarakat yang ada di Surabaya
menurut Daniel kondisi baca yang ada di kota Surabaya yaitu kurang.
http://www.petra.ac.id/
-
54 Universitas Kristen Petra
“Secara umum ee kalau ee… kalau dibilang jelek sekali sebenarnya tidak
ya, tapi kurang sehingga perlu dipicu ya perlu di kasih insentif, apalagi
kalau bukunya murah mustinya mereka mau”.
Daniel menyebutkan juga bahwa perencanaan program ini dibuat
kemudian diajukan ke pihak Pertamina dalam bentuk proposal. Menurut Daniel
bahwa ide yang diberikan oleh GAIM kepada Pertamina adalah hampir
seluruhnya ide dari mereka, walaupun ada usulan-usulan yang ditambahkan dari
Pertamina.
“Saya kira ee..Pertamina menerima proposal dari kami kemudian ada
iterasi ada usulan-usulan dari Pertamina kalau itu dikatakan
perancanaan mungkin seperti itu, tapi hampir seluruh ide dari kami deh,
kemudian Pertamina hanya melihat apakah ini punya potensi cukup luas
dampaknya termasuk dalam rangka image building Pertamina ya, tapi
saya lihat program-program CSR dari Pertamina yaitu di bidang
pendidikan kecuali beasiswa mungkin ada olimpiade dan sebagainya,
yang berkaitan dengan minat baca tidak ada. Dan kami dari GAIM fokus
pada pendidikan mungkin ini dianggap kegiatan yang inovatif”.
4.4.3.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program
Untuk tujuan dan sasaran program, Daniel mengungkapkan bahwa
program CSR ini dilaksanakan di rumah sakit karena ingin menerobos public
space dimana di rumah sakit hanya menyediakan layanan kesehatan tetapi ingin
membuat suatu layanan baru yaitu bacaan.
“Kemudian kalau itu di rumah sakit karena kita ingin menerobos public
space, tadinya kita mau misalkan kita mau ke mall tapi mall kebanyakan
orang berduit ya..dan mungkin niatnya ke mall itu untuk belanja, kalau
rumah sakit ini orang mungkin sedang susah dan menunggu pelayanan
yang menjenuhkan dan rumah sakit membutuhkan layanan baru bagi
pasien mas, tidak hanya layanan kesehatan, seperti mereka khan suka
bikin kantin khan tapi menyediakan bacaan itu saya kira memberi
makanan jiwa. Saya kita membutuhkan masyarakat yang sehat. Itu kira-
kira hubungannya dengan rumah sakit ya mas”.
4.4.3.3 Strategi dan Taktik Program
Dalam melaksnakan program CSR ini, ada upaya yang dilakukan untuk
mmperlancar jalannya program. Menurut penuturan Daniel sebagai direktur
http://www.petra.ac.id/
-
55 Universitas Kristen Petra
GAIM bahwa, dalam melaksanakan program CSR “ABP”, GAIM adalah sebagai
fasilitator, dimana sebagai fasilitator menyediakan keperluan-keperluan dari
anjungan baca tersebut.
“Kami sebagai katakanlah semacam ee...fasilitatorlah ya jadi kami
melihat ee… rumah sakit untuk ada kebutuhan untuk meningkatkan
pelayanan bagi pasien, Pertamina ada program CSR kami menjembatani
dengan menyediakan dengan konsepnya adalah anjungan baca itu
ee…yang bukunya kami tentukan, kami manage pengelolanya disitu, kami
putar bukunya ya, kami buat laporan, mengenarate activity disekitar
anjungan itu misalnya lomba membaca mempromosikan baca-membaca”.
Daniel juga menambahkan bahwa dalam melaksanakan program ini
disediakan buku-buku bacaan yang jumlahnya tiga ribu judul buku.
“Ee…rata-rata sekitar tiga ribu judul dan ada majalah dan koran setahu
saya ya”.
Media online yang dipakai pada publikasi dalam program CSR “ABP”
Daniel menyatakan bahwa yang dipakai yaitu media online seperti facebook.
“Kami punya publikasi dalam bentuk online saja, jadi kita
mempertanggung jawabkan kami secara online”.
4.4.4 Diah Litasari (Sekretaris Jenderal GAIM)
4.4.4.1 Membuat Riset dan Perencanaan
Pada riset dan perencanaan Lita sebagai sekjend GAIM mengungkapkan
bahwa dalam perencanaan program CSR “ABP” di rumah sakit merupakan ide
dari Pertamina. Namun ditekankan dalam spesialisasi yang bergerak dalam bidang
baca membaca yang adalah dari GAIM.
“Jadi yang mempunyai ide seperti ini yang diawal adalah Pertamina
tetapi memang spesialisasinya bergerak bidang baca-membaca. Jadi
Pertamina itu mempunyai gagasan, kalau kami itu khan bagaimana sih
ee…merangsang minat baca masyarakat, mendekatkan akses bacaan
sehingga masyarakat itu mudah menjangkau bacaan sehingga tidak ada
alasan beli buku itu mahal, ke perpustakaan itu jauh, jadi tempat-tempat
layanan publik kita mengupayakan supaya akses bacaan itu lebih banyak.
http://www.petra.ac.id/
-
56 Universitas Kristen Petra
Sehingga menunggu itu bukan menjadi sarana yang menjemukan,
membosankan dan mungkin hanya bermain hp, atau cuman bengong
seperti itu lah, tetapi ada kegiatan produktif-lah yang bisa dilakukan” .
Lita mengungkapkan juga bahwa ketika ditanya bahwa untuk yang
melatarbelakangi kegiatan dari program CSR “ABP” yaitu dengan ada kurangnya
minat baca pada masyarakat Surabaya.
“Iya, jadi kami khan melihat nih, selama kami berkegiatan tiga sampai
lima tahun terakhir ini kami melihat bahwa masyarakat kita itu minat
untuk membaca itu masih sangat rendah dan ketika kami melakukan
survei, ee…kami melakukan penelitian”.
Tambahan dari Lita yaitu penelitian yang mereka lakukan dengan
mengetahui kondisi minat baca di Surabaya kurang yaitu dengan melakukan suvei
seperti ke pasien, sekolah-sekolah, dan terminal.
“Aa…gini, kami mendatangani ke pasien yang sedang menunggu terus
kami melakukan itu tempat-tempat umum misalkan di terminal, terus
kemudian di sekolah, sekolah kami melihat juga nih…perpustakaan
sekolah seperti apa keadannya, ternyata keadaan perpustakaan sekolah
sangat meyedihkan sekali. Padahal khan sebetulnya jantung pendidikan
itu ya…adanya di perpustakaan. Sekolah yang serius itu dilihat dari maju
tidaknya dari perpustakaannya, jadi kami bisa menyimpulkan sekolah itu
serius kalau perpustakaannya itu bagus. Karena anak bisa menggali
sumber-sumber informasi serta mengagas ide-ide kreatif kalau dia
membaca. Nah, setelah kami melakukan survei melakukan penelitian kami
melihat, mengamati pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini
rumah sakit pusat daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan
waktu itu cuman bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv
seperti itu”.
Lanjut Lita bahwa pada proses perencanaan tersebut, ada meeting yang
dilakukan terlebih dahulu antara GAIM dan Petamina.
“…jadi kami menangkap apa yang diinginkan oleh Pertamina, kami
melakukan diskusi, bahkan kami melakukan beberapa kali ee..internal
meeting juga, sampai design, sampai lay out, kemudian kami melakukan
meeting bersama dengan pihak rumah sakit seperti itu kami melakukan.
Jadi itu tahap awal yang sebetulnya dengan anjungan baca ini kita
melibatkan banyak pihak, dan kita melakukan survei terlebih dahulu
http://www.petra.ac.id/
-
57 Universitas Kristen Petra
setelah itu kita melakukan diskusi, kita melihat apa sih yang bisa membuat
orang bisa tertarik baik masalah design terua bacaan-bacaan sekiranya
apa yang bisa kita sediakan apa apakah buku ilmiah, buku popular, buku
cerita, buku motivasi itu kita melakukan tahapan-tahapan dengan cara
meeting dengan cara kemudian diskusi seperti itu, sampai diambil satu
kesimpulan satu keputusan bersama untuk menyediakan layanan baca
sampai sekarang yang mas Handry bisa lihat”.
Untuk masa waktu dari perencanaan yang dilakukan sebelum
merealisasikan program CSR “ABP” di rumah sakit, Lita menyatakan dibutuhkan
waktu satu sampai dengan tiga bulan.
“Lebih kurang satu sampai tiga bulan berdiri dari perencanaan.”
Dalam perencanaan program CSR ini pula berlandaskan pada MOU atau
Memorandum Of Understanding, supaya perencanaan kegiatan program CSR
yang berlandaskan pada perjanjian kerjasama tersebut dapat terlaksana.
“Iya ada MOU yang kami buat yang kami lakukan”.
4.4.4.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program
Untuk tujuan dan sasaran dari program CSR “ABP” Lita menyebutkan
bahwa tujuan dan sasaran program ini diberikan kepada pasien yang datang di
rumah sakit.
“Pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini rumah sakit pusat
daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan waktu itu cuman
bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv seperti itu”.
4.4.4.3 Strategi dan Taktik Program
Menurut Lita pada strategi dan taktik sebagai upaya yang dilakukan dalam
program CSR “ABP” yaitu adanya rak buku, buku-buku dan sarana-prasarana dari
anjungan baca.
“Jadi yang diberikan oleh Pertamina menyediakan ee…perangkat dari
anjungan baca yang terdiri dari rak, buku terus kemudian sarana pra-
sarana untuk membuat kenyamana bagi pengunjung ketika membaca jadi
http://www.petra.ac.id/
-
58 Universitas Kristen Petra
seperti kursi, yang ada di anjungan baca itu ya… yang dapat dilihat. Ee…
dan mereka juga petugas ini ee.. diberikan honor oleh Pertamina”.
Pada strategi dan taktik sebagai upaya dalam pelaksanaan program CSR.
Lita mengungkapkan di anjungan baca juga ada petugas yang disediakan dan
penggunaan trolly untuk menjemput bola kepada pengunjung.
“Oh iya…kami khan punya petugas, jadi petugas kami juga
menginformasikan kepada para pengunjung bahwa ada buku baru, atau
kadang kita memberikan synopsis ya buku-buku tertentu yang mungkin
bisa menginspirasi, terus menawarkan buku-buku menggunakan trolly
kepada pengunjung jadi ee…kita jemput bola gitu. Bahkan kita berencana
membawa ke IRD baik ke pasien rawat jalan maupun rawat inap”.
Penjelasan Lita tentang jumlah buku, sama seperti yang diudi anjungan
disediakan tiga ribu buku apabila hilang berarti menurutnya menarik.
“Tiga ribu kalau buku itu hilang berarti buku itu menarik, tapi kita harus
berpikir positif saja kalau buku itu menarik asalkan jangan hilang terus
mas…hehehe…”.
Untuk publikasi pada program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo
Surabaya Lita mengungkapkan bahwa publikasi yang mereka pakai yaitu media
online.
“Kita lebih banyak menggunakan media online baik itu lewat email,
facebook atau hal-hal yang terkait yang bisa kita tunjukkan bahwa
kegiatan kita masih berjalan”.
4.4.5 Syntje Rondonuwu (Kadiv. Umum dan Keuangan GPDT)
4.4.5.1 Membuat Riset dan Perencanaan
Pada proses riset dan perencanaan, dr Syntje menyatakan bahwa mereka
sebagai pihak dari rumah sakit pemberi tidak ikut terlibat di pada bagian
perencanaan di program CSR anjungan baca.
“Tidak, saya tidak terlibat.”
http://www.petra.ac.id/
-
59 Universitas Kristen Petra
4.4.5.2 Tujuan dan Sasaran Publik Program
Untuk lingkup program CSR “ABP” di rumah sakit Dr. Soetomo
Surabaya, dr. Syntje menyebutkan yaitu bagi pasien dari mulai kelas ekonomi
sosial tinggi dan bawah.
“Kita adalah rumah sakit rujukan tertinggi Indonesia Timur dan semua
pasien mulai dari kelas ekonomi yang sosial ekonomi tinggi sampai yang
pasien miskin semua kita rawat disini karena pake jamkesmas”.
Untuk tujuan dari program ini dr. Syntje ingin meluruskan arti dari kata
waiting time bahwa pada pasien yang menunggu waktu untuk berobat tersebut
seperti apa. Berikut ungkapan dr. Syntje tentang arti kata waiting time:
“Salah! anda salah menyimpulkan seperti itu Dikala mereka menunggu
panggilan, mereka bisa memakai waktunya untuk baca. Bukan berarti
tidak panjang, bisa satu menit ada, tapi dia bisa liat disaat dia sekarang
nomer sepuluh, yang dipanggil baru nomer dua, dia bisa perkirakan dan
dia sempat membaca bukan berarti waiting timenya panjang ya, salah
kalau anda menyimpulkan seperti itu.”.
dr. Syntje juga menambahkan dan memperjelas bahwa untuk manfaat
program ini yaitu tidak menghabiskan waktunya pada menunggu panggilan
antrian, tetapi supaya dimanfaatkan dengan membaca.
“Tingginya itu bagaimana, kalau pasiennya tujuh ratus…., dan dia
mereka datangnya sama-sama bersamaan jam sembilan, khan waiting
time itu ada penelitian harusnya standarnya berapa untuk pasien yang
sekian dengan jumlah pelayanan…salah ada menyimpulkan seperti itu.
Tidak ada dengan waiting time dia ada hubungan dengan waktu tunggu
bisa dipakai, dimanfaat, untuk diisi dengan membaca buku-buku yang ada
di anjungan baca”.
Tambahan dari dr. Syntje yaitu dalam hal ini yang dilihat yaitu wasting
timenya pasien bisa mendapakan manfaat untuk membaca.
“…mereka juga bisa membaca pengetahuan-pengetahuan mengenai
kesehatan, dalam hal mereka menunggu untuk pemeriksaan tidak ada
http://www.petra.ac.id/
-
60 Universitas Kristen Petra
wasting time dia bisa sambil menunggu panggilan antrian dia bisa
mendapatkan manfaat dalam membaca”.
4.4.6 Ghufron (Supervisor dan Kawan Baca GAIM)
4.4.6.1 Tujuan dan Publik Sasaran Program
Untuk tujuan dan sasaran pada program ini Ghufron sebagai kawan baca di
anjungan tersebut menyatakan bahwa untuk program CSR “ABP”di rumah sakit
Dr. Soetomo ditujukan terhadap masyarakat yang merupakan komunitas yang ada
disekitat rumah sakit.
“Semua masyarakat, baik yang berobat maupun tidak berobat, orang yang
tinggal di dekat daerah sini pun boleh. Jadi tidak hanya untuk pasien,
dokter juga boleh, karyawan sini juga boleh, orang dari luar pun boleh
seperti mahasiswa unair lihat disini buku-buku yang bagus untuk mencari
referensi juga kesini untuk bahan-bahan mereka”.
4.4.6.2 Strategi dan Taktik Program
Pada pelaksanaan program CSR “ABP” di rumah sakit Ghufron
mengatakan bahwa ada buku-buku yang disediakan dalam program ini seperti
motivasi dan sebagainya.
“Buku-buku yang ada buku motivasi, psikologi, bisnis, pengetahuan
umum, dan lain-lain”.
Ghufron juga menambahkan bahwa dalam menjalankan program ini
terdapat tiga ribu buku yang disediakan.
“Jumlah bukunya ada 3000 buku mas”.
Tambahan dari Ghufron bahwa untuk mengetahui identitas dari
pengunjung diperlukana data-data mereka terlebih dahulu.
“Iya mereka harus mengisi buku tamu dulu, jadi ada nama, alamat,
pekerjaan kemudian dia harus paraf seperti itu”
Pada upaya-upaya yang telah dilakukan pada waktu pelaksanaan, Ghufron
juga mengatakan bahwa ada upaya yang dilakukan terhadap pasien yang ada di
http://www.petra.ac.id/
-
61 Universitas Kristen Petra
rumah sakit, yaitu mereka menawarkan buku-buku bacaan dengan berkeliling
menggunakan:
“Ada pernah, jadi kita pernah melakukan semacam jemput bola, jadi kita
membawa trolly ee..kita tawarkan ke mereka buku-buku ya ada yang mau
ada yang tidak, kita khan berusaha menumbuhkan minta baca, namanya
orang. Tapi hasilnya ya seperti itu ada yang mau, ada yang tidak”.
Ghufron menambahkan bahwa dalam pelaksanaan program ini sistem
operasionalnya tidak sama dengan perputakaan pada umumnya, hal ini supaya
membuat masyarakat tidak merasa sulit pada saat meminjam buku dengan syarat-
syarat yang sangat ketat.
“Yah…walaupun tidak seratus persen kita melihat sistem kerja dari
perpustakaan-perpustakaan, jadi sebelum ya masuk harus mengisi buku
tamu, terus setelah membaca ada tempat buku yang sudah dibaca. Trus
kita juga melayani peminjaman untuk dibawa pulang dengan persyaratan-
persyaratan yang tidak seketat seperti perpustakaan pada umumnya biar
mereka tidak merasa syaratnya bulat, karena kita juga sebenarnya
lakukan secara gratis, tapi kita juga memberikan semacam seperti
memberikan denda kalau mereka telat membawa pulang buku. Tapi ada
juga yang tidak bayar. Itu hanya melatih kedisplinan aja, jadi harap
peminjaman minimal buku dua buku, dan waktu kembalinya berapa hari,
itu khan itu melatih dia disiplin. Itu pun kadang kembali dan kadang
nggak, bahkan ktp itu yang di tinggal disini. Tapi kita punya syarat yang
baru, orang-orang diminta nomor hp dan kalau ada apa-apa di telepon”.
Sedangkan untuk publikasi yang digunakan untuk program CSR ini,
Ghufron mengatakan bahwa media yang dipakai yaitu melalui radio untuk
memberitahu tentang program ini di rumah sakit.
“Kalau dulu awal-awalnya pernah ada semacam brosur hanya sekarang
sudah gak ada, jadi kita mengenalkan kemudian dari pihak kantor GAIM
ada kerjasama dengan radio Suara Surabaya dulunya, tapi untuk
selanjutnya sudah tidak lagi. Itu awal-awalnya saja karena sekarang
sudah banyak yang tahu”.
http://www.petra.ac.id/
-
62 Universitas Kristen Petra
4.5 Analisis dan Interpretasi Data
4.5.1. Evaluasi Implementasi Program CSR Anjungan Baca Pertamina di
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Untuk melihat tahap evaluasi implementasi program CSR Anjungan Baca
Pertamina di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tahap ini mencatat kecukupan taktik
dan upaya yang telah dilakukan pada tahap perencanaan (Cutlip, Center & Broom,
2009).
4.5.1.1 Audience Research dan Meeting
a. Audience Research
Sebelum masuk kepada tahap implementasi dari kegiatan program CSR
“ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada tahap perencanaan ada riset yang
dilakukan terlebih dahulu. Riset yang dilakukan untuk dengan menggunakan cara
survei. Pengumpulan informasi dengan cara survei yang dilakukan yaitu mencari
informasi apa dibutuhkan masyarakat Surabaya terkait dengan baca membaca dan
juga untuk mengetahui kondisi minat baca masyarakat Surabaya. Survei yang
dilakukan dalam program CSR “ABP” yaitu langsung terjun ke lapangan untuk
bertemu dengan masyarakat. Tempat survei yang dilakukan antara lain ke rumah
sakit dengan bertemu dengan para pasien. Menurut Lita dari GAIM, hasil dari
survei tersebut terlihat bahwa banyak pasien yang bosan apalagi rumah sakit pusat
daerah yang menunggu bisa dua sampai tiga jam. Untuk itu lebih baik waktu
tersebut digunakan untuk membaca buku.
Setelah kami melakukan survei melakukan penelitian kami melihat,
mengamati pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini rumah sakit
pusat daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan waktu itu
cuman bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv seperti itu.
Sayang sekali kalau waktu selama itu tidak dipakai untuk kegiatan
produktif. Kalau mereka membaca, mungkin mereka bisa membaca buku
manfaat buah tomat, manfaat wortel, nah akhirnya khan mereka menjadi
tahu oh… ternyata ee…kita bisa ya dengan bahan yang sederhana, murah,
yang ada disekitar kita kita jadi sehat dengan mengkonsumsi buah wortel
dengan itu khan hal-hal yang positif yang bisa di dapat dari pada kita
bengong.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Alih assistant community
development Pertamina melalui pernyataannya:
http://www.petra.ac.id/
-
63 Universitas Kristen Petra
“Ya, jadi survei ya bahasanya mungkin tidak riset yang mendalam yang
serius gitu, gak yah…tapi orang dilapangan itu akan terjun ke masyarakat
biasanya ketemu dengan tokoh masyarakat atau kepala lingkungan disana
ngobrol kira-kira kebutuhan masyarakat ini gimana. Kalau survei pasti
karena aa… pertama khan kita butuh ruang, dan kita lihat juga tingkat
pengunjung disana, cukup banyak gak gitu. Dan terus kondisi disana aa…
apa ya, kondusif gak untuk orang baca.”
Pernyataan dari Alih yang berkaitan dengan adanya riset didukung oleh
pengungkapan dari Rustam sebagai assistant customer relations bahwa:
“Ya, aa… dalam program ini kita kan bekerjasama dengan pihak aa…
ketiga ya, yang Gerakan Anak Indonesia Membaca itu, aa.. kebetulan kita
juga apa aa…, sebelumnya memang berdasarkan proposal dari mereka
yang memang sebelumnya mereka yang melakukan riset dan kita sendiri
juga apa namanya, aaa.. tentunya kita juga mengevaluasi dan memang
ternyata, apa… aa… secara hasil ee…risetnya, hasil mapingnya memang
layak untuk dilaksanakan”.
Dalam tahap perencanaan pada langkah awal peneliti dapat melihat bahwa
ada riset yang dilakukan oleh Pertamina sebagai perusahaan yang memiliki
program CSR “ABP” di rumah sakit Dr. Soetomo yaitu dengan cara survei. Untuk
mendapatkan jawaban yang pasti, peneliti melakukan triangulasi sumber dengan
melihat jawaban dari pihak GAIM. Menurut Daniel sebagai direktur GAIM bahwa
dalam proses perencanaan ini merupakan rencana yang dibuat oleh GAIM sebagai
mitra Pertamina, Daniel mengungkapkan:
“Saya kira ee..Pertamina menerima proposal dari kami kemudian ada
iterasi ada usulan-usulan dari Pertamina kalau itu dikatakan
perancanaan mungkin seperti itu, tapi hampir seluruh ide dari kami deh,
kemudian Pertamina hanya melihat apakah ini punya potensi cukup luas
dampaknya termasuk dalam rangka image building Pertamina ya”.
Rustam juga mengatakan bahwa pihak GAIM yang sebelumnya
melakukan riset karena dari Pertamina hanya menerima proposal yang diberikan
oleh GAIM. Bila jawaban kedua informan tersebut dan ditambah dari ungkapan
Daniel sebagai direktur GAIM, bahwa ide dan proposal dari mereka, hasilnya
adalah GAIM yang melakukan riset atau penelitian itu. Dalam hal ini peneliti
menginterpretasikan bahwa pihak Pertamina menggunakan GAIM sebagai
http://www.petra.ac.id/
-
64 Universitas Kristen Petra
fasilitator untuk melakukan riset terlebih dahulu untuk proses perencanaan.
Pertamina hanya menerima informasi yang diberikan oleh GAIM apakah program
tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.
Dari hasil survei yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dalam
program CSR Anjungan Baca Pertamina, peneliti mendapatkan pula bahwa yang
menjadi latarbelakang adanya program ini berkaitan dengan kondisi minat baca
yang ada masyarakat di Surabaya. Lita dari pihak GAIM mengungkapkan bahwa:
Iya, jadi kami khan melihat nih, selama kami berkegiatan tiga sampai lima
tahun terakhir ini kami melihat bahwa masyarakat kita itu minat untuk
membaca itu masih sangat rendah ketika kami melakukan survei,
ee…kami melakukan penelitian.
Dari pernyataan Lita tentang kondisi minat baca di kota Surabaya, peneliti
melakukan triangulasi sumber dengan Daniel. Pernyataan dari Lita tersebut
senada dengan pernyataan Daniel bahwa:
“Secara umum ee…kalau ee… kalau dibilang jelek sekali sebenarnya
tidak ya, tapi kurang sehingga perlu dipicu ya perlu di kasih insentif,
apalagi kalau bukunya murah mustinya mereka mau….. Niat baca
sebetulnya dengan ee…adanya televisi dan sebaginya itu ee…orang lebih
banyak menonton dari pada membaca”.
Dari hasil wawancara dari kedua informan dari pihak GAIM sebagai
lembaga yang spesialisasinya bergerak di bidang pendidikan khususnya baca
membaca, hal tersebut sangat diperhatikan secara khusus oleh mereka. Karena
untuk membuka wawasan dengan pengetahuan-pengetahuan umum kepada
masyarakat, maka dorongan kepada masyarakat terhadap minat baca harus kuat.
Apalagi ditambah dengan perkembangan adanya media hiburan-hiburan yang
dapat mengalihkan perhatian membaca, yang seharusnya untuk menjadi hiburan
dalam meningkatkan wawasan masyarakat di zaman sekarang ini. Hal itu yang
perlu diperhatikan sejak dini.
Karena peneliti tidak mendapatkan data dari pihak GAIM secara otentik
tentang hasil survei tentang kondisi minat baca yang dilakukan, maka peneliti
mencoba membandingkan dengan data kondisi minat baca yang ada di Surabaya
http://www.petra.ac.id/
-
65 Universitas Kristen Petra
melalui internet. Melalui website humas Pemkot Surabaya peneliti mendapatkan
data berita yang didalamnya berisi tentang kondisi minat baca di Surabaya yang
kurang.
Garis besar tentang berita tersebut yaitu terkait dengan minat baca, dari
hasil survei yang dilakukan Badan Arsip dan Perpustakaan (BAP) Kota Surabaya
yang bekerjasama dengan lembaga survei pada tahun 2010 terhadap minat baca
masyarakat, untuk kota Surabaya kondisi minat baca di kota ini sangat kurang.
Hasil dari survei tersebut, sebanyak 54% warga kota Surabaya membaca kurang
dari tiga buah buku dalam sebulan tercatat tidak sampai membaca tiga buah buku
dalam sebulan, dengan kata lain bahwa dalam seminggu, masyarakat belum tentu
membaca satu buku.
Kepala BAP kota Surabaya Arini Pakistyaningsih menilai bahwa
masyarakat Surabaya lebih suka menonton televisi dan seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi yang pesat seperti internet, semakin
mengalihkan perhatian masyarakat akan pentingnya membaca. (humas.go.id. para.
3-6)
Gambar 4.6 Berita Humas Pemkot, 15 September 2011
Sumber: humas.go.id
http://www.petra.ac.id/
-
66 Universitas Kristen Petra
b. Meeting
Untuk membuat sebuah perencanaan, pertemuan antara pihak-pihak terkait
dalam sangat dibutuhkan. Pertemuan atau meeting yang dilakukan membutuhkan
waktu-waktu khusus antara pihak-pihak dalam menentukan waktu yang tepat
untuk membicarakan dan mendiskusikan tentang hal-hal yang penting langkah-
langkah seperti apa yang akan dilakukan. Sebagaimana yang dikatakan dalam
Cutlip, Center & Broom, rapat membuat orang berkumpul, memberi kesempatan
untuk bicara dan mendengar, dan merupakan metode komunikasi dua arah Cutlip,
Center & Broom, 2009). Dalam program CSR “ABP” untuk merancang bentuk
dan isi dari anjungan baca Pertamina, ada dilakukan meeting. Menurut Lita pihak
GAIM mengungkapkan bahwa:
“Iya tentunya seperti itu, jadi kami menangkap apa yang diinginkan oleh
Pertamina, kami melakukan diskusi, bahkan kami melakukan beberapa
kali ee..internal meeting juga, sampai design, sampai lay out, kemudian
kami melakukan meeting bersama dengan pihak rumah sakit seperti itu
kami melakukan. Jadi itu tahap awal yang sebetulnya dengan anjungan
baca i