4. ANALISIS DATA · 2013. 3. 11. · 24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA Dalam bab ini,...

57
24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA Dalam bab ini, peneliti membahas mengenai sejarah PT Pertamina (Persero) Surabaya, termasuk di dalamnya struktur organisasi yang menunjukkan posisi external relations dalam perusahaan, program-program CSR yang ditangani oleh external relations, profil informan berdasarkan hasil wawancara dan observasi, serta evaluasi program CSR “Anjungan Baca Pertamina”. 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Pertamina (Persero) PT. Pertamina merupakan perusahaan minyak nasional yang mulai berdiri pada tanggal 10 Desember 1957 dengan Kol. Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur. Pada tahun 1959 Indonesia memberlakukan kembali UUD 1945 pasal 33 ayat 1 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Dengan berdasarkan terhadap undang-undang tersebutlah dikeluarkan PP No. 3/1961 yang menjadikan terdapat tiga perusahaan minyak negara yaitu PN. PERMINA (ex PT. PERMINA), PN. PERTAMIN dan PN. PERMIGAN. Untuk mengefektifitaskan kinerja setiap perusahaan, maka pada tahun 1966 PN. PERMIGAN dilikuidasi. Dan dua tahun kemudian, tepatnya bulan Agustus PN. PERMINA dan PN. PERTAMIN dilebur menjadi satu perusahaan bernama PN. PERTAMINA (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional). Sesuai dengan dikeluarkannya UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA berubah menjadi PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara). Kemudian pada tahun 2003, berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001 Pertamina berubah menjadi PT PERTAMINA (Persero). Dengan adanya PT Pertamina (Persero) ini diartikan bahwa sekarang Pertamina bukan lagi berperan sebagai operator dan regulator seperti sebelumnya, namun hanya sebagai operator. Pada tahun 2005, PT Pertamina (Persero) hadir dengan logo baru dan semangat baru yang “Selalu Hadir Melayani” PERTAMINA memiliki lingkup usaha sektor hulu dan hilir. Sektor hulu meliputi minyak, gas dan energi panas bumi eksplorasi dan produksi baik di

Transcript of 4. ANALISIS DATA · 2013. 3. 11. · 24 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA Dalam bab ini,...

  • 24 Universitas Kristen Petra

    4. ANALISIS DATA

    Dalam bab ini, peneliti membahas mengenai sejarah PT Pertamina

    (Persero) Surabaya, termasuk di dalamnya struktur organisasi yang menunjukkan

    posisi external relations dalam perusahaan, program-program CSR yang ditangani

    oleh external relations, profil informan berdasarkan hasil wawancara dan

    observasi, serta evaluasi program CSR “Anjungan Baca Pertamina”.

    4.1 Gambaran Umum Perusahaan

    4.1.1 Sejarah PT Pertamina (Persero)

    PT. Pertamina merupakan perusahaan minyak nasional yang mulai berdiri

    pada tanggal 10 Desember 1957 dengan Kol. Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden

    Direktur. Pada tahun 1959 Indonesia memberlakukan kembali UUD 1945 pasal 33

    ayat 1 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh

    negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Dengan

    berdasarkan terhadap undang-undang tersebutlah dikeluarkan PP No. 3/1961 yang

    menjadikan terdapat tiga perusahaan minyak negara yaitu PN. PERMINA (ex PT.

    PERMINA), PN. PERTAMIN dan PN. PERMIGAN. Untuk mengefektifitaskan

    kinerja setiap perusahaan, maka pada tahun 1966 PN. PERMIGAN dilikuidasi.

    Dan dua tahun kemudian, tepatnya bulan Agustus PN. PERMINA dan PN.

    PERTAMIN dilebur menjadi satu perusahaan bernama PN. PERTAMINA

    (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional). Sesuai

    dengan dikeluarkannya UU No. 8 Tahun 1971 PN PERTAMINA berubah menjadi

    PERTAMINA (Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara).

    Kemudian pada tahun 2003, berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001

    Pertamina berubah menjadi PT PERTAMINA (Persero). Dengan adanya PT

    Pertamina (Persero) ini diartikan bahwa sekarang Pertamina bukan lagi berperan

    sebagai operator dan regulator seperti sebelumnya, namun hanya sebagai operator.

    Pada tahun 2005, PT Pertamina (Persero) hadir dengan logo baru dan semangat

    baru yang “Selalu Hadir Melayani”

    PERTAMINA memiliki lingkup usaha sektor hulu dan hilir. Sektor hulu

    meliputi minyak, gas dan energi panas bumi eksplorasi dan produksi baik di

    http://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://www.petra.ac.id/http://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html

  • 25 Universitas Kristen Petra

    dalam negeri dan luar negeri. Hal tersebut di atas adalah dilakukan melalui operasi

    sendiri dan melalui kemitraan dalam bentuk kerjasama dengan JOB (Joint

    Operating Bodies), TAC (Technical Assistance Contracts) dan JOC (Joint

    Operating Contracts). Sedangkan sektor hilir mencakup pengolahan, pemasaran,

    perdagangan dan pengiriman . Komoditas yang dihasilkan berkisar dari Bahan

    Bakar Minyak (BBM) dan Non Bahan Bakar (Non BBM) seperti LPG, LNG dan

    Petrokimia. Untuk itulah dibutuhkan penyaluran dan penjualan BBM dan Non

    BBM dilakukan oleh PT PERTAMINA (PERSERO). Penyaluran dan penjualan

    ini tersebar diseluruh Indonesia dengan terdapat delapan unit wilayah Pemasaran

    BBM Retail yaitu :

    1. Pemasaran BBM Retail Region I MEDAN

    2. Pemasaran BBM Retail Region II PALEMBANG

    3. Pemasaran BBM Retail Region III JAKARTA

    4. Pemasaran BBM Retail Region IV SEMARANG

    5. Pemasaran BBM Retail Region V SURABAYA

    6. Pemasaran BBM Retail Region VI BALIKPAPAN

    7. Pemasaran BBM Retail Region VII MAKASSAR

    8. Pemasaran BBM Retail Region VIII JAYAPURA

    Salah satunya Unit Pemasaran V yang berada di Surabaya. PT

    PERTAMINA (PERSERO) UPms V memiliki lingkup wilayah mulai dari Jawa

    Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat hingga Nusa Tenggara Timur. PT

    PERTAMINA (PERSERO) UPms V juga menjangkau wilayah luar negeri yaitu

    Timor Leste (Sumber: PT Pertamina, 2012).

    4.1.2 Visi dan Misi PT Pertamina (Persero)

    Visi dari PT Pertamina (Persero) yaitu to be a world class national oil

    company atau menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia. Sedangkan Misi

    dari PT Pertamina (Persero) yaitu to carry out integrated core business in oil, gas,

    and biofuel based on sound commercial principles atau menjalankan usaha

    minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi berdasarkan

    prinsip-prinsip komersial yang kuat.

    http://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.pertamina.com/index.php/detail/read/pemasaran-bbm-retail-regionhttp://www.petra.ac.id/

  • 26 Universitas Kristen Petra

    4.1.3 Nilai Perusahaan

    Dalam menjalankan visi dan misi dari perusahaan, terdapat enam nilai

    perusahaan yang terkandung di dalamnya, yakni :

    1. Clean (Bersih)

    Professionally managed, avoid conflict of interest, never tolerate bribery,

    respect trust and integrity based on Good Corporate Governance principles.

    Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak

    menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman

    pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.

    2. Competitive (Kompetitif)

    Able to Compete both regionally and internationally, support growth

    through investment, build cost effective and performance oriented culture.

    Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,

    mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan

    menghargai kinerja

    3. Confident (Percaya Diri)

    Involve in national economic development as a pioneer in State owned

    Enterprises' reformation, and build national pride

    Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam

    reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

    4. Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)

    Focus on customers and commit to give the best service to customers

    Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk

    memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

    5. Commercial (Komersial)

    Create added values based on commercial oriented and make decisions

    based on fair business principles

    Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil

    keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.

    6. Capable (Berkemampuan)

    Managed by professional, skilled, and high quality leaders and workers,

    committed to build research and development capability

    http://www.petra.ac.id/

  • 27 Universitas Kristen Petra

    Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta

    dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset

    dan pengembangan.

    4.1.4 Logo PT Pertamina (Persero) Surabaya

    Gambar 4.1 Perubahan Logo PT Pertamina (Persero) Tahun 1961-Sekarang

    Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012

    Gambar 4.2 Logo PT. Pertamina (Persero)

    Bentuk logo PT. Pertamina (Persero) adalah berbentuk huruf “P” yang

    diartikan sebagai simbol dari Pertamina dan merupakan representasi dari anak

    panah kearah kanan yang diartikan bahwa Pertamina akan terus bergerak maju

    dan ke arah yang lebih baik. Sedangkan warna yang dipakai adalah biru, merah

    dan hijau.

    http://www.petra.ac.id/

  • 28 Universitas Kristen Petra

    Arti tiga warna dari logo PT Pertamina (Persero), yaitu:

    - Warna biru mencerminkan bahwa setiap orang yang tergabung dalam PT

    Pertamina (Persero) merupakan orang yang andal, dapat dipercaya dan

    bertanggung jawab.

    - Warna hijau mencerminkan sumber daya yang bersumber dan berwawasan

    akan lingkungan.

    - Warna merah mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian

    dalam menjalani rintangan (Sumber: PT Pertamina, 2012)

    4.1.5 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya

    Gambar 4.3 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya

    Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012

    http://www.petra.ac.id/

  • 29 Universitas Kristen Petra

    Penjelasan:

    Pada struktur organisasi organisasi PT Pertamina (Persero) Surabaya,

    divisi external relations tidak berdiri sendiri, melainkan dibawah pengawasan

    senior vice president marketing and distribution dan kemudian diawasi oleh vice

    president fuel retail marketing.

    4.1.5.1 Struktur Organisasi PT Pertamina UPms V

    Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT Pertamina UPms V

    Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012

    GENERAL MANAJER PEMASARAN

    BBM RETAIL REGION V

    VICE PRESIDENT BBM RETAIL

    AST.

    MANAJER

    EXTERNAL

    RELATIONS

    AST. COMMUNITY

    DEVELOPMENT

    AST. MANAJER

    STATISTIC

    COMP.

    INTELLIGENCE

    AST.

    MANAJER

    ADM. &

    GENERAL

    AFFAIR

    SALES

    AREA

    MANAJER

    Fotographer Secretary Customer Care

    AST. CUSTOMER

    RELATIONS

    http://www.petra.ac.id/

  • 30 Universitas Kristen Petra

    Penjelasan:

    - Assistant Manager External Relations, berada di bawah GM Fuel Retail

    Marketing Region V; setara dengan Legal Area Manager, HSSE Area

    Manager dan Sales Area Manager.

    - Di bawah Assistant Manager External Relations ada dua posisi, yaitu:

    Assistant Customer Relations dan Assistant Community Development.

    4.1.6 Job Description External Relations PT Pertamina (Persero) Surabaya

    Tugas umum dari departemen external relations memiliki tugas-tugas

    utamanya, antara lain:

    1. Melaksanakan pembinaan hubungan dengan masyarakat dan customer.

    2. Melaksanakan pemberian edukasi kepada masyarakat dan customer tentang

    kegiatan pemasaran BBM Retail dan kegiatan unit bisnis lainnya.

    3. Merencanakan dan memproduksi Printing Material berupa Company

    profile/brosur produk/leaflet/spanduk.

    4. Melaksanakan penanganan keluhan yang masuk dari customer.

    5. Melaksanakan kegiatan Customer Care Center.

    6. Melaksanakan audit komunikasi.

    7. Menyusunan materi pernyataan korporat tingkat unit operasi (corporate

    statement) dalam bentuk Press Release atau materi presentasi.

    8. Melakukan kegiatan Jumpa Pers, permintaan wawancara media

    cetak/elektronik maupun liputan media cetak/elektronik pada event

    perusahaan.

    9. Melakukan kegiatan Keprotokolan kunjungan tamu perusahaan.

    10. Melaksanakan produksi jurnal perusahaan sebagai media informasi

    eksternal/internal.

    11. Melaksanakan Community Development (Sumber: PT Pertamina, 2012)

    http://www.petra.ac.id/

  • 31 Universitas Kristen Petra

    4.1.6.1 Job Description Assistant Customer Relation PT Pertamina (Persero)

    Surabaya

    a. Fungsi Jabatan

    Merencanakan dan mengatur kegiatan customer relations dalam rangka

    meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, meningkatkan citra

    positif baik perusahaan/produk serta mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan

    operasional perusahaan di wilayah Fuel Retail Marketing Region V. Tujuan

    tersebut dicapai melalui kegiatan komunikasi, edukasi maupun pengelolaan

    layanan pelanggan.

    b. Tugas atau Kegiatan Utama

    1. Merencanakan dan melaksanakan edukasi kepada masyarakat dan

    pelanggan tentang kebijakan/kegiatan/produk Perusahaan baik di tingkat

    Korporat maupun di tingkat region agar dapat dipahami dan mendapat

    respon yang baik.

    2. Merencanakan dan melaksanakan pembinaan hubungan dan edukasi

    terhadap Stakeholder khususnya konsumen dalam rangka pembinaan sikap

    dan pengetahuan konsumen agar tumbuh loyalitas terhadap produk yang

    dipasarkan.

    3. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan komunikasi perusahaan melalui

    berbagai media publikasi berupa Company profile / brosur

    produk/leaflet/spanduk.

    4. Menangani permintaan informasi dan penanganan keluhan yang masuk

    dari pelanggan baik melalui Layanan Customer Care Center di tingkat

    region maupun eskalasi dari Contact Pertamina serta menyampaikannya

    kepada fungsi terkait yang berwenang untuk menyelesaikan keluhan serta

    melaporkan kembali hasil penanganan keluhan tersebut kepada

    Manajemen dan Contact Pertamina ataupun langsung kepada masyarakat.

    5. Melaksanakan audit komunikasi terhadap informasi yang telah

    disampaikan kepada pelanggan melalui kliping berita media

    cetak/elektronik.

    http://www.petra.ac.id/

  • 32 Universitas Kristen Petra

    6. Membuat konsep materi pernyataan korporat tingkat unit operasi

    (corporate statement) dalam bentuk Press Release dan materi presentasi.

    7. Menangani kegiatan Press Conference, permintaan wawancara media

    cetak/elektronik maupun liputan media cetak/elektronik pada event

    perusahaan (Cetak Iklan/Advertorial di Media Massa).

    8. Membantu pelaksanaan kegiatan keprotokolan kunjungan tamu

    perusahaan. (Sumber: PT Pertamina, 2012)

    4.1.6.2 Job Description Assistant Community Development – External Relations

    PT Pertamina (Persero) Surabaya

    a) Fungsi Jabatan

    Merencanakan & mengatur pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial

    perusahaan dalam rangka meningkatkan hubungan baik dan saling pengertian

    dengan stakeholder internal maupun eksternal untuk kelancaran pelaksanaan

    kegiatan operasional di wilayah Fuel Retail Marketing Region V.

    b) Tugas/Kegiatan Utama

    1. Membuat rencana kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan untuk

    tempat tertentu dalam wilayah Fuel Retail Marketing Region V.

    2. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial

    perusahaan agar terlaksana sesuai dengan rencana dan mendapat respon

    yang baik dari masyarakat.

    3. Melakukan pendekatan dengan pemuka masyarakat dan instansi terkait

    untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial

    perusahaan.

    4. Ikut membantu masyarakat atau instansi terkait dalam memecahkan

    masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai kebijakan dan kemampuan

    perusahaan.

    5. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan

    untuk keperluan management.

    http://www.petra.ac.id/

  • 33 Universitas Kristen Petra

    6. Mengusulkan konsep materi publikasi internal perusahaan serta

    menayangkan/menyebarluaskannya melalui media internal (bulletin/jurnal/

    televisi maupun email.

    7. Membantu pelaksanaan kegiatan keprotokolan kunjungan tamu

    perusahaan. (Sumber: PT Pertamina, 2012)

    4.1.7 Jenis CSR Pendidikan yang Dikelola External Relations

    Kegiatan CSR yang dilakukan oleh external relations PT Pertamina

    (Persero) Surabaya dikelola dalam bidang pendidikan, yakni:

    - Pendidikan

    Pada CSR dalam bidang pendidikan, dilakukan dalam lima program yaitu

    pertama, Anjungan Baca Pertamina (ABP). ABP merupakan kerjasama antara

    Pertamina FRM V dengan Kubaca Indonesia yang didirikan di tiga lokasi, yaitu di

    RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Syaiful Anwar Malang dan Sanglah Bali. Kedua,

    Sudut Baca Pertamina di PAUD dan TK. Kegiatan CSR dilakukan di TK Tunas

    Mekar dan PAUD Anggrek berlokasi di samping kantor Pertamina Surabaya

    (Jagir Wonokromo). Ketiga, PGTC – Pertamina Goes To Campus. Dalam PGTC,

    acara terdiri dari penyampaian materi dan pameran mengenai bisnis Pertamina

    mulai dari hulu hingga hilir. Tujuan acara ini untuk mendekatkan Pertamina

    kepada kaum muda, terutama mahasiswa dan menularkan wawasan mengenai

    Pertamina. Keempat, Pelatihan – Budidaya Kepiting. Kegiatan ini melatih sekitar

    50 nelayan di daerah Badung, Bali untuk membudidaya kepiting. Kepiting dipilih

    karena cocok dengan kondisi wilayah setempat. Dengan budidaya kepiting,

    nelayan tetap memiliki mata pencarian meski bukan musim melaut. Kelima,

    Program Beasiswa. Kegiatan beasiswa ini merupakan bantuan pendidikan yang

    diberikan Pertamina kepada siswa SD, SMP, SMA dan S1. Program ini

    diutamakan untuk anak mekanik pelumas dan anak operator SPBU.

    http://www.petra.ac.id/

  • 34 Universitas Kristen Petra

    Gambar 4.5 Program CSR PT Pertamina (Persero) Surabaya di Bidang Pendidikan

    Sumber: PT Pertamina (Persero), 2012

    4.1.8 Gambaran Umum Program CSR “Anjungan Baca Pertamina” PT

    Pertamina (Persero) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Program CSR “ABP” adalah program CSR berbentuk perpustakaan yang

    dilaksanakan oleh External Relations PT Pertamina (Persero) Fuel Retail

    http://www.petra.ac.id/

  • 35 Universitas Kristen Petra

    Marketing Region V Jatim-Balinus. Program ini mulai dilaksanakan pada 16

    November 2009. Anjungan Baca Pertamina merupakan pertama di Jawa Timur

    bahkan pertama di Indonesia ini berlokasi di lobi Pusat Pelayanan Diagnostik

    Terpadu (PPDT) RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ukuran dari Anjungan Baca

    Pertamina ini berluas 24 meter persegi. Program CSR “ABP” di rumah sakit ini

    merupakan proyek percontohan PT Pertamina yang bekerja sama dengan Gerakan

    Anak Indonesia Mambaca (GAIM) Jatim sebagai mitranya. Pada Program CSR

    Anjungan Baca Pertamina akan memasuki pada ketiga pada bulan November

    2012.

    Untuk pelaksanaan program CSR “ABP”, dilatar belakangi oleh beberapa

    faktor yaitu yang pertama, waktu tunggu pasien untuk berobat di pusat Pusat

    Pelayanan Diagnostik Terpadu (PPDT) yang berkisar 14.000 orang per minggu

    dan kerap ditemui antrean panjang. Selain itu RSUD Dr. Soetomo Surabaya juga

    merupakan rumah sakit rujukan terbesar di Indonesia Timur. Sedangkan faktor

    yang kedua yaitu program CSR ini dilakukan atas dasar bahwa kondisi minat baca

    yang ada pada masyarakat Surabaya masih kurang. Dari Anjungan Baca

    Pertamina tersebut, pihak RSUD Dr. Soetomo berencana membuka sudut baca

    serupa di instalasi lain, seperti Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dan Gedung Rawat Inap

    Utama (GRIU) Graha Amerta.

    Dalam program CSR “ABP” terdapat koleksi-koleksi buku di setiap

    anjungan taman bacaan tersebut diputar dengan koleksi dari taman bacaan lain

    yang berada di RSUD Anwar Syarif Malang dan Sanglah Bali. Anjungan taman

    bacaan di rumah sakit ini merupakan proyek percontohan PT Pertamina dan

    GAIM dengan harapan agar bisa dikembangkan.

    4.1.9 Gambaran Umum Implementasi Program CSR “Anjungan Baca

    Pertamina” PT Pertamina (Persero) Surabaya

    Dalam implementasi program CSR “ABP”, Pertamina membutuhkan mitra

    dalam pelaksanaannya. Pada program CSR ini External Relations PT Pertamina

    (Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus bekerjasama dengan

    Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yaitu Gerakan Anak Indonesia Membaca

    (GAIM) mitra. Alasan dari pemilihan mitra dalam program tersebut dikarenakan

    http://www.petra.ac.id/

  • 36 Universitas Kristen Petra

    GAIM merupakan LSM yang bergerak di bidang pendidikan. Dalam

    pelaksanaannya semua kegiatan program CSR “ABP” dilaksanakan oleh GAIM

    sebagai fasilitator. Hal ini bermula dari ide yang diberikan oleh GAIM terhadap

    Pertamina yang berupa proposal dan pada akhirnya disetuji oleh Pertamina.

    Pertamina mempercayakan semua kegiatan program CSR ini kepada

    GAIM dengan memberikan bantuan dana. Setiap dana yang diberikan terhadap

    GAIM digunakan untuk memenuhi kebutuhan program CSR “ABP”. Dana yang

    diberikan untuk digunakan membayar persewaan tempat yang berlokasi di RSUD

    Dr. Soetomo Surabaya, serta kebutuhan inventaris anjungan seperti meja penjaga

    anjungan, rak-rak tempat penyimpanan buku dan beberapa kursi. Kegiatan CSR

    “ABP” dilaksanakan mengikuti jam operasional dari rumah sakit yaitu pada setiap

    hari Senin-Jumat, pukul 08.00 – 15.00 wib. Setiap pengunjung anjungan yang

    datang ke tempat tersebut mengisi data di buku tamu terlebih dahulu. Hal itu

    mempermudah penjaga anjungan atau yang disebut kawan membaca untuk

    mendata setiap pengunjung. Maksud dan tujuan dari pendataan tersebut adalah

    untuk membuat laporan kepada Pertamina dan LSM tentang berapa pengunjung

    yang datang berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, dan jenis buku yang dipinjam

    selama melakukan kegiatan program CSR “ABP” dilakukan di rumah sakit.

    4.2 Profil Informan

    Pengumpulan data dari wawancara peneliti melakukannya kepada para

    informan. Adapun informan yang peneliti wawancarai guna mendapatkan

    informasi yang dapat dipertanggung jawabkan terdiri dari:

    4.2.1 Alih Wahyuni (Assistant Community Development)

    Nama : Alih Istik Wahyuni

    Umur : 27 Tahun

    Jabatan: Assistant Community Development

    Alih Istik Wahyuni merupakan assistant community development di PT

    Pertamina (Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus. Yang telah

    menekuninya kurang lebih dua tahun lamanya. Sebelum menjabat sebagai

    asst.community development, wanita yang biasanya dipanggil Alih atau Istik ini

    http://www.petra.ac.id/

  • 37 Universitas Kristen Petra

    menjabat sebagai media officer di PT Pertamina (Persero) pusat Jakarta yang

    akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Surabaya. Wanita kelahiran Tegal, 10

    Februari 1985 ini merupakan sarjana S-1 Komunikasi yang telah berstatus

    menikah dan belum dikarunai anak. Wanita yang kesehariannya berkerudung ini

    memiliki hobi membaca. Sebagai assistant dari manager external relations

    Pertamina, Alih sering bertugas atau dinas ke wilayah-wilayah Jatim-Balinus

    untuk menggantikan atau mewakili tugas atasannya apabila tidak bisa ikut serta

    dalam tugas tersebut. Kesibukannya yang biasa ke luar kota yaitu di wilaya-

    wilayah Jatim-Balinus membuat Alih hampir sudah menghafal jala-jalan yang ada

    di wilayah tersebut. Peneliti memilih informan ini disebabkan karena informan

    merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap program CSR “ABP” dan

    tanggung jawab tersebut dilaporkan ke atasannya.

    4.2.2 Rustam Aji (Assistant Costumer Relations)

    Nama : Rustam Aji

    Umur : 31 Tahun

    Jabatan: Assistant Costumer Relations

    Rustam Aji memulai karirnya di PT Pertamina (Persero) Fuel Retail

    Marketing Region V Jatim-Balinus sebagai assistant costumer relations dengan

    lama bekerja empat tahun. Pria kelahiran Semarang, 26 Oktober 1980 ini sudah

    menikah dan memiliki satu orang anak. Tugas keseharian Rustam hampir sama

    dengan informan pertama yaitu Alih. Rustam sebagai asisten manajer juga

    terkadang ditugaskan atau dinas keluar menggantikan atasannya yang terkadang

    sibuk. Pria yang memiliki hobi browsing dan membaca ini lebih senang untuk

    bertugas ke wilayah Bali dan NTT, dikarenakan bisa menikmati pemandangan-

    pemandangan alam dan tempat wisata yang masih alami atau natural. Menurut

    informan bisa sekalian bertugas dan berlibur sehingga ada waktu untuk bekerja

    samba berlibur. Peneliti memilih informan ini, dikarenakan informan merupakan

    orang yang ikut terlibat dalam kegiatan program CSR “ABP” dalam hal

    mempublikasi dalam hal ini yaitu mendokumentasikan.

    http://www.petra.ac.id/

  • 38 Universitas Kristen Petra

    4.2.3 Daniel Mohammad Rosyid (Direktur GAIM)

    Nama : Daniel M. Rosyid

    Umur : 51 Tahun

    Jabatan: Direktur

    Daniel Mohammad Rosyid yang biasa di panggil Daniel ini merupakan

    direktur utama dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Anak

    Indonesia Membaca (GAIM) Jatim. Selain menjabat sebagai direktur GAIM,

    Daniel merupakan salah satu dosen yang mengajar di universitas negeri di wilayah

    Surabaya Timur. Sebagai dosen yang mengajar di jurusan teknik perkapalan, pria

    kelahiran Klaten, 2 Juli 1961 yang berkeluarga Jawa campuran Cina-India

    memiliki hobi untuk merakit atau membuat miniatur kapal-kapal unik. Hasil karya

    kapal-kapal tersebut dapat dijumpai di ruang tamu informan. Daniel memiliki

    empat orang anak, satu anak laki-laki yang pertama berprofesi sebagai arsitek, dua

    anak perempuan sebagai dokter dan satu anak bungsu lelaki yang masih duduk

    dibangku perkuliahan di UNAIR. Kecintaannya pada buku membuat Daniel

    memiliki ide untuk membuat program Anjungan Baca Pertamina yang sampai

    sekarang dalam pelaksanaan sudah membuahkan hasil di tiga kota yaitu Surabaya,

    Malang dan Bali. Peneliti memilih informan dalam penelitian, karena informan

    adalah orang yang memiliki gagasan untuk membuat program anjungan baca ini.

    4.2.4 Diah Litasari (Sekretaris Jenderal GAIM)

    Nama : Diah Litasari

    Umur : 38 Tahun

    Jabatan: Sekretaris Jenderal

    Diah Litasari wanita yang sering di panggil Lita ini bekerja di

    Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Anak Indonesia Membaca

    (GAIM) Jatim, kurang lebih lima tahun lamanya. Wanita kelahiran Surabaya, 28

    Juni 1974 telah berkeluarga dan telah memiliki dua orang anak pria dan wanita.

    Pendidikan terakhir Lita yaitu S-1 pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di salah

    satu universitas swasta di Malang dan memiliki hobi membaca, menulis rekreasi

    dan travelling. Selain bertugas sebagai sekretaris jenderal GAIM, informan juga

    menjadi pengajar yaitu guru bagi anak-anak di Ku Baca yang merupakan lembaga

    http://www.petra.ac.id/

  • 39 Universitas Kristen Petra

    pendidikan untuk membaca. Sosok Lita yang lucu dan luwes ini membuat Lita

    dipanggil anak-anak didikannya dan staf di kantornya yaitu bunda Lita. Dalam

    penelitian ini, peneiliti memilih Lita sebagai informan karena informan adalah

    sekretaris jenderal dalam program CSR “ABP”, yaitu membantu direktur utama

    dalam memantau perkembangan pelaksanaan program “ABP” di RSUD Dr.

    Seotomo Surabaya.

    4.2.5 Syntje Rondonuwu (Kadiv. Umum dan Keuangan GPDT)

    Nama : Syntje

    Umur : 57 Tahun

    Jabatan: Kepala Divisi Umum dan Keungan GPDT

    Syntje Rondonowa merupakan seorang dokter di rumah sakit Dr. Soetomo

    Surabaya. Wanita kelahiran Tomohon, 29 April 1955 ini sudah menekuni bidang

    kesehatan selama dua puluh lima tahun dan dikarunai tiga orang anak.

    Pengalaman-pengalaman prakteknya seperti bertugas di daerah terpencil di kota

    Jailolo, Halmahera pada tahun 1993, menghantarkan wanita berdarah Sulawesi

    Utara yang memiliki hobi membaca dan travelling ini untuk menjabat sebagai

    kepala di RSUD Bacau, Timor Timur. Sekarang Syntje yang adalah lulusan S2

    UNAIR dengan gelar MARS telah menjabat sebagai kepala divisi umum dan

    keuangan di gedung pusat diagnostik terpadu di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    yang ruang kantornya berada di GDC lantai tujuh. Peneliti memilih informan

    dalam penelitian peneliti, karena informan ikut terlibat dalam pembuatan MOU

    program CSR “Anjungan Baca Pertamina”.

    4.2.6 Ghufron (Supervisor dan Kawan Baca GAIM)

    Nama : Ghufron

    Umur : 32 Tahun

    Jabatan: Supervisor & Kawan Baca

    Ghufron merupakan supervisor dari LSM Gerakan Anak Indonesia

    Membaca (GAIM) sekaligus kawan baca atau yang menjaga Anjungan Baca

    Pertamina di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Sebelumnya pria kelahiran

    Pekalongan, 18 Mei 1980 ini menjabat sebagai staff di GAIM yang kemudian

    http://www.petra.ac.id/

  • 40 Universitas Kristen Petra

    diangkat sebagai supervisor. Dalam kesehariannya informan adalah sosok yang

    suka bercanda, dengan tubuh yang berukuran agak gemuk informan terlihat

    memilki sifat yang suka melawak dan pembawaannya santai. Selain berkerja di

    GAIM sebagai supervisor dan kawan baca, informan memiliki pekerjaan

    sampingan yaitu pekerjaan yang bergerak di bidang kesehatan. Dengan pekerjaan

    sampingan tersebut informan merasa kebutuhan keluarga bisa tercukupi. Dalam

    penelitian ini, peneliti memilih informan sebagai informan dikarenakan informan

    adalah orang yang bertangung jawab untuk membuat laporan evaluasi dan

    monitoring tentang data-data pengunjung yang akan diberikan ke GAIM dan

    Pertamina.

    4.3 Temuan Data

    Untuk mendapatkan data dalam peneltian ini, peneliti mengumpulkan data

    melalui observasi dan wawancara, sehingga data-data yang akan peneliti paparkan

    merupakan data faktual yang peneliti temukan di lapangan. Adapun temuan data

    yang peneliti dapat di lapangan mengenai evaluasi program CSR “Anjungan Baca

    Pertamina” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya peneliti peroleh sesuai dengan hasil

    wawancara dengan beberapa informan, dan di bawah ini peneliti akan

    mengkajinya mulai dari setting penelitian terhadap masing-masing informan,

    hingga analisis data dan interpretasi yang peneliti lakukan.

    4.3.1. Setting Penelitian

    Sebelum peneliti masuk ke dalam setting penelitian, peneliti akan

    menjelaskan mengenai gambaran lokasi tempat peneliti melakukan penelitian,

    dimana peneliti melakukan observasi lapangan selama kurang lebih tiga bulan

    yaitu dimulai dari akhir bulan Februari – Mei 2012 dan observasi ke lapangan

    dilakukan dengan melakukan wawancara dengan para informan baik secara

    direkam dan tertulis. Observasi yang dilakukan peneliti yakni di tempat

    pelaksanaan program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Wawancara

    dilakukan di beberapa tempat baik di dalam kantor divisi external relations PT

    Pertamina (Persero) Fuel Retail Marketing Region V Jatim-Balinus yang menjadi

    setting utama penelitian, di dalam ruang kantor GAIM, di ruang kantor dan tempat

    http://www.petra.ac.id/

  • 41 Universitas Kristen Petra

    pelakasanaan anjungan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal-hal mengenai

    wawancara serta hasil observasi tersebut akan peneliti jelaskan di bab hasil

    wawancara.

    4.3.1.1. Setting Penelitian Informan 1 (Alih Istik Wahyuni)

    Hari Senin tanggal 16 April 2012, waktu menunjukan tepat pukul tiga

    sore, para karyawan yang berada di ruangan bersiap-siap untuk pulang karena

    waktu untuk bekerja akan segera berakhir. Peneliti masih menunggu di ruang

    tunggu untuk dapat mewawancarai informan yang masih sibuk mengerjakan

    tugas-tugasnya. Ruang yang ditunggu oleh peneliti di depannya terdapat meja

    bundar besar yang sekelilingnya dilingkari oleh kursi-kursi berwarna hitam. Di

    dekat meja ruang tunggu terdapat rak-rak buku yang berisikan laporan-laporan

    maupun buku-buku yang berkaitan dengan Pertamina, serta plakat-plakat prestasi

    yang diraih oleh Pertamina. Tepat pada pukul tiga lewat sepuluh menit, informan

    baru bisa bertemu untuk dapat diwawancarai. Dengan ramah informan memberi

    salam dan memperkenalkan namanya, karena selama ini antara informan dan

    peneliti hanya melakukan pembicaraan melalui telepon.

    Sebelum melakukan wawancara, informan menyuguhkan minuman

    kepada peneliti, katanya agar pada saat wawancara suasananya santai dan tidak

    tegang. Peneliti mulai menanyakan satu per satu pertanyaan yang sudah

    dipersiapkan. Di dalam proses tanya-jawab ada beberapa pertanyaan yang

    informan kurang jelas, sehingga peneliti harus menjelaskan secara detail lagi.

    Selama melakukan wawancara dengan informan, proses wawancara

    terkadang sedikit terganggu karena bertepatan dengan jam pulang kantor. Hal

    tersebut disebabkan karena banyak staf yang lalu-lalang, sehingga terkadang

    informan disapa oleh para teman-teman dari informan dan sebaliknya. Dalam

    wawancara, peneliti ditunjukkan oleh informan data-data seperti laporan evaluasi

    dan monitoring yang selama ini dilakukan dalam pelaksanaan program CSR

    “ABP” selama ini. Akhirnya waktu menunjukkan pada pukul tiga lewat empat

    puluh enam sore, peneliti dan informan telah menyelesaikan proses wawancara.

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada informan dan menjabat tangan karena

    telah menyempatkan waktu untuk melakukan wawancara.

    http://www.petra.ac.id/

  • 42 Universitas Kristen Petra

    4.3.1.2 Setting Penelitian Informan 2 (Rustam Aji)

    Hari Jumat tanggal 13 April 2012, proses wawancara antara informan

    dan peneliti dilakukan di ruang tamu kantor. Hampir sama dengan informan

    pertama, proses wawancara antara peneliti dan informan dilakukan pada waktu

    akan berakhirnya jam kantor. Satu hari sebelum wawancara dilakukan peneliti dan

    informan telah membuat janji terlebih dahulu. Pada awalnya informan yang ingin

    diwawancarai oleh peneliti tidak ingin dilakukan dengan proses wawancara secara

    langsung atau tatap muka, yang informan inginkan yaitu wawancara dilakukan

    melalui email saja. Akan tetapi karena peneliti memohon untuk wawancara

    dilakukan secara tatap muka, informan akhirnya menerima tawaran tersebut.

    Waktu menunjukan pukul tiga lewat empat belas menit, peneliti mulai

    melakukan proses wawancara. Sebelum melakukan wawancara, informan

    mempersiapkan terlebih dahulu laporan-laporan tentang program CSR “ABP”

    yang diambil di rak buku di ruang tunggu. Dari pertanyaan-pertanyaan yang

    peneliti ajukan, ada jawaban-jawaban informan jawab berdasarkan laporan yang

    diambil di rak buku tersebut. Berbeda dengan informan pertama, suasana ruang

    pada saat proses wawancara antara peneliti dan informan pada saat itu tidak

    terganggu dengan rekan-rekan informan akan pulang.

    Waktu terus berjalan, informan mencoba menjawab setiap

    pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Tepat pukul tiga lewat empat

    puluh sembilan menit, proses wawancara antara peneliti dan informan berakhir di

    ruang tersebut. Pada waktu proses wawancara selesai, peneliti masih ditanya oleh

    informan tentang perkuliahan peneliti. Setelah ditanya-tanya oleh informan,

    peneliti memohon pamit untuk pulang dan mengucapkan terima kasih.

    4.3.1.3 Setting Penelitian Informan 3 (Daniel M. Rosyid)

    Pada informan kali ini peneliti melakukan wawancara pada hari jumat

    27 April 2012. Proses wawancara peneliti dengan informan dilakukan di rumah

    informan yang bertempat di salah satu perumahan dosen yang berada di wilayah

    Surabaya Timur. Informan juga merupakan salah satu dosen yang ada di

    Universitas wilayah Surabaya Timur. Proses wawancara antara informan dan

    http://www.petra.ac.id/

  • 43 Universitas Kristen Petra

    peneliti dilakukan di rumah informan, hal tersebut dikarenakan di rumah informan

    akan dilakukan ibadah tahlilan untuk memperingati sebulan kematian isteri

    informan.

    Proses wawancara dimulai pada pukul sembilan pagi lewat lima puluh

    delapan menit di ruang tamu informan. Sebelum proses dilakukan selang beberapa

    menit, informan mencoba untuk menyalakan kipas angin untuk menyejukkan

    keadaan ruangan di ruang tamu. Hal itu dikarenakan cuaca pada hari itu panas.

    Namun, kipas angin yang dinyalakan oleh informan tidak bisa dinyalakan karena

    rusak, akhirnya informan menyerah dan langsung meminta peneliti untuk

    langsung mengadakan proses wawancara. Situasi ruangan pada saat itu sepi,

    begitu juga dengan situasi perumahan informan. Di sekitar dinding ruang tamu,

    terdapat foto keluarga yang ukurannya besar. Selain itu karena informan adalah

    dosen teknik perkapalan, di ruang tamu informan terdapat beberapa miniatur kapal

    buatan informan yang dipajang.

    Waktu menunjukan pukul sepuluh lewat dua puluh satu menit,

    peneliti dengan informan telah melakukan proses wawancara. Sebelum peneliti

    beranjak dari rumah informan, informan banyak becerita dengan memperkenalkan

    anak-anak dan almarhum isterinya melalui foto yang terpampang di ruang tamu.

    Setelah banyak bercerita tentang keluarga dan diri informan, peneliti pamit untuk

    melakukan kegiatan berikutnya.

    4.3.1.4 Setting Penelitian Informan 4 (Diah Litasari)

    Hari Kamis 26 April 2012 peneliti diminta datang ke kantor informan

    untuk melakukan wawancara. Proses wawancara ini dilakukan secara mendadak

    dikarenkan kesibukan informan yang pada hari itu bisa ditemui. Sebelum

    melakukan wawancara peneliti diminta untuk menunggu sebentar di ruang utama

    kantor dikarenakan informan sedang ada hal-hal yang dikerjakan. Kurang lebih

    dua puluh menit, peneliti diminta oleh salah satu staf kantor untuk masuk ke

    ruangannya yang ada di lantai dua pada gedung tersebut. Sesampai di ruang tamu

    dari lantai dua, peneliti diminta untuk menunggu sebentar.

    Ruang tamu yang ada di lantai dua kantor informan, terdapat beberapa

    kursi yang terbuat dari kayu begitu mejanya, ruang tamu kantor dari informan

    http://www.petra.ac.id/

  • 44 Universitas Kristen Petra

    terdapat beberapa jendela yang pemandangan keluar terlihat beberapa pohon,

    sehingga ruangan tersebut terasa asri. Selang beberapa menit menunggu tepat

    pukul tiga siang lewat tiga puluh enam menit, informan keluar dari ruangannya

    dan proses wawancara dilaksanakan.

    Pada waktu proses wawancara antara informan dan peneliti dilakukan,

    salah satu staf dari informan menawarkan minuman segelas minuman air mineral,

    proses wawancara terus berjalan. Sampai pada point pertanyaan yang peneliti

    berikan, informan meminta agar proses wawancara dipindah ke ruang direktur,

    yang kebetulan sedang tidak ada di tempat. Di dalam ruang direktur tersebut ada

    seorang rekan informan yang duduk mengerjakan tugas kantor. Sambil melakukan

    proses wawancara, informan meminta ijin kepada peneliti bahwa informan ingin

    mendatangani berkas-berkas yang harus dilakukan. Proses wawancara terus

    berjalan, tepat pukul empat sore lewat tiga belas menit informan dan peneliti telah

    melakukan proses wawancara.

    4.3.1.5 Setting Penelitian Informan 5 (Syntje Rondonuwu)

    Informan adalah seorang dokter di rumah sakit Dr. Soetomo, hal itu

    yang membuat peneliti kesulitan untuk bertemu dengan informan karena

    kesibukannya. Pada hari Kamis 7 Mei 2012, peneliti menemui informan terlebih

    dahulu untuk melakukan perjanjian wawancara, karenakan kesibukan informan,

    informan meminta peneliti untuk kembali pada besok hari. Pada keesokan hari,

    peneliti kembali ke kantor informan, namun karena ada workshop yang informan

    harus ikut, wawancara dibatalkan dan peneliti diminta untuk melakukan proses

    wawancara melalui telepon pada hari Senin.

    Sebelum melakukan proses wawancara melalui telepon, peneliti

    diminta untuk meninggalkan pedoman wawancara kepada informan. Informan

    ingin melihat pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan oleh peneliti pada saat

    wawancara. Pada hari Senin tujuh Mei pukul delapan pagi lewat delapan belas

    menit, peneliti melakukan proses wawancara dengan informan melalui telepon.

    Peneliti menggunakan dua alat telepon selular yang satu dipakai untuk berbicara

    dengan informan melalui loudspeaker dan telepon yang satu dipakai untuk

    merekam.

    http://www.petra.ac.id/

  • 45 Universitas Kristen Petra

    Pada saat melakukan proses wawancara dengan informan, ada

    beberapa pertanyaan yang informan tanyakan kembali kepada peneliti

    dikarenakan ada hal-hal yang tidak dimengerti oleh informan. Begitu pula dengan

    pertanyaan yang peneliti berikan yang tidak ada dalam pertanyaan pedoman

    wawancara yang peneliti berikan kepada informan. Informan tidak ingin

    menjawab pertanyaan yang keluar dari point-point pedoman wawancara tersebut.

    Dalam proses wawancara antara informan dan peneliti melalui telepon, ada

    pertanyaan-pertanyaan yang dijawab oleh informan sekedarnya saja yaitu kata

    “iya” dan “tidak”. Waktu terus berjalan namun proses wawancara ini dilakukan

    secara singkat karena peneliti tidak diberi kesempatan untuk menanyakan lebih

    dalam tentang program ini. Tepat pada pukul delapan pagi lewat tiga puluh tujuh

    menit, proses antara informan dan peneliti sudah berakhir.

    4.3.1.6 Setting Penelitian Informan 6 (Ghufron)

    Sama seperti dengan informan-informan lainnya. Dengan informan

    ini perlu melakukan perjanjian untuk menentukan waktu wawancara yang tepat

    untuk diwawancarai karena kesibukannya. Untuk mendapatkan waktu yang tepat

    diwawancarai, dibutuhkan waktu yang lumayan lama untuk terealisasikan. Pada

    hasilnya, hari Senin tanggal 23 April 2012 peneliti dapat melakukan proses

    wawancara dengan informan di gedung pusat diagnostik RSUD. Dr. Soetomo

    Surabaya. Pada waktu pertama kali bertemu dengan informan, peneliti berpikir

    bahwa informan adalah orang yang serius. Karena setiap menghubungi informan

    melalui telepon, peneliti selalu berbincang dengan informan dalam bahasa-bahasa

    yang formal. Setelah bertemu dengan informan, ternyata peneliti melihat bahwa

    sosok dari informan adalah orang yang santai dan suka bergurau.

    Tepat pukul dua belas siang lewat lima puluh delapan menit, peneliti

    melakukan proses wawancara dengan informan. Suasana tempat wawancara

    antara peneliti dengan informan pada waktu sangat berisik. Hal ini dikarenakan

    lokasi proses wawancara peneliti dengan informan adalah di rumah sakit dan

    ukuran gedungnya yang besar. Sehingga segala bentuk aktivitas orang-orang yang

    berada di rumah sakit tersebut terlihat berlalu-lalang kesana dan kemari. Hal ini

    juga kerena tempat anjungan baca Pertamina berada dekat ada semacam mini café

    http://www.petra.ac.id/

  • 46 Universitas Kristen Petra

    yang menjual jajanan pasar dan sebagainya sehingga pandangan dan suara alat

    pemanggil nomor antrian para pasien terdengar dimana-mana.

    Dalam proses wawancara, peneliti selalu mendekatkan alat perekam

    kepada informan supaya suara dari informan terdengar jelas dari suara yang ada di

    dalam ruang tersebut. Begitu juga dengan peneliti harus berusaha mengeraskan

    suara agar setiap pertanyaan yang diajukan kepada informan terdengar jelas.

    Proses wawancara antara informan dan peneliti terkadang terganggu dengan

    adanya pengunjung yang mencoba datang kepada informan untuk mengembalikan

    buku dan sebagainya. Namun peneliti mencoba untuk memaklumi proses

    wawancara pada saat itu. Waktu menunjukan pukul satu siang lewat dua puluh

    delapan menit, proses wawancara antara peneliti dengan informan telah selesai.

    Disela-sela akan meninggalkan gedung GPDC tempat dimana anjungan baca

    Pertamina tersebut. Peneliti juga bertanya-tanya tentang informasi tentang GAIM

    dan data-data yang mungkin informan bisa dapatkan. Setelah itu peneliti

    memohon pamit dengan informan dengan berjabat tangan.

    4.4 Hasil Wawancara

    Untuk menggambarkan proses mengevaluasi program CSR “Anjungan

    Baca Pertamina” di RSUD Dr. Soetomo, peneliti mengamati yang dilakukan oleh

    pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam program CSR ini yaitu divisi external

    relations PT Pertamina (Persero) Fuel Marketing Region V Jatim-Balinus,

    Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Anak Indonesia Membaca (GAIM),

    rumah sakit, dan kawan baca anjungan dari proses perencanaan sampai pada

    implementasi. Peneliti mendapati bahwa Pertamina hanya sebagai pemberi dana

    untuk melaksanakan program anjungan di rumah sakit. Untuk pihak rumah sakit

    adalah penyedia tempat untuk anjungan baca, sedangkan LSM merupakan

    fasilitator yang sepenuhnya melaksanakan program CSR “ABP”, dan kawan baca

    sebagai penjaga anjungan yang membuat data laporan evaluasi dan monitoring

    program CSR “ABP”.

    http://www.petra.ac.id/

  • 47 Universitas Kristen Petra

    4.4.1 Alih Istik Wahyuni (Assistant Community Development)

    4.4.1.1 Membuat Riset dan Perencanaan

    Pada tahap perencanaan program CSR Anjungan Baca Pertamina di rumah

    sakit Dr. Soetomo, dari hasil observasi dan wawancara peneliti, peneliti

    mendapatkan ada riset terlebih dahulu sebelum melakukan perencanaan. Riset

    yang dilakukan riset yang dilakukan adalah survei. Menurut hasil wawancara

    dengan Alih sebagai assistant community development Pertamina melakukan riset

    atau penelitian yang dipakai sebelum melakukan perencanaan program

    perencanaan-perencanaan terlebih dahulu. Memang dalam proses ini beliau tidak

    mengikuti, dikarenakan beliau belum ada di Pertamina pada waktu itu.

    Perencanaan yang dilakukan yaitu melalui GAIM. Berikut ini penuturan Alih

    assistant community development Pertamina:

    “Kalau sebelumnya, sebelum program, dalam proses perencanaannya,

    kebetulan saya khan gak ikut karena khan dulu saya belum disini, tapi

    biasanya kayak gitu sih gak lama.Karena Ku Baca itu memang punya

    kompetensi di bidang baca-membaca jadi mereka cepat dalam

    merumuskannya itu. Tapi berapa waktu lamanya saya gak bisa kasih

    jawaban”.

    Alih menambahkan bahwa untuk program CSR “ABP” ini ada pula riset

    yang dilakukan seperti survei, tetapi tidak mendalam kepada masyarakat dan juga

    penempatan lokasi, survei yang dilakukan dari orang lapangan yang merupakan

    LSM.

    “Ya, jadi survei ya bahasanya mungkin tidak riset yang mendalam yang

    serius gitu, gak yah…tapi orang dilapangan itu akan terjun ke masyarakat

    biasanya ketemu dengan tokoh masyarakat atau kepala lingkungan disana

    ngobrol kira-kira kebutuhan masyarakat ini gimana. Kalau survei pasti

    karena aa… pertama khan kita butuh ruang, dan kita lihat juga tingkat

    pengunjung disana, cukup banyak gak gitu. Dan terus kondisi disana aa…

    apa ya, kondusif gak untuk orang baca.”

    4.4.1.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program

    Dalam perencanaan yang sudah dibuat oleh Pertamina ada terdapat tujuan

    dan sasaran dari program CSR “ABP”. Menurut Alih tujuan diadakannya

    program ini dikarenakan di rumah sakit Dr. Soetomo waktu tunggunya sangat

    http://www.petra.ac.id/

  • 48 Universitas Kristen Petra

    tinggi. Dengan waktu tunggu untuk berobat tersebut dimanfaatkan untuk

    membaca, sehingga tidak bosan dan menambah pengetahuan.

    “Karena Rumah Sakit itu adalah ruang publik yang tingkat waiting

    timenya tinggi. jadi disana banyak orang, masyarakat umum yang

    memiliki waktu jeda nunggu, apa ya.. bukan waktu sia-sia ya tapi waktu

    lenggang yang panjang. Mulai dari waktu dia datang, nunggu dokter,

    nunggu obat, nunggu pasien, nunggu jenguk, itu kan banyak waktu

    lenggang yang ada di rumah sakit. Itu yang kita manfaatkan kalau ada

    orang yang nunggu di rumah sakit mungkin dia hanya bengong atau dia

    hanya aa… tidak melakukan apa-apa. Ketika kita berikan akses baca dia

    bisa memanfaatkan itu, memanfaatkan waktu lenggangnya itu untuk

    membaca, menambah pengetahuan, menambah informasi. Jadi aa.. apa

    namanya, bisa menambah wawasan..”.

    Alih mengatakan bahwa Pertamina mempunyai mimpi dalam membuat

    program ini, yaitu supaya masyarakat memiliki akses baca yang ruang publiknya

    banyak orang yang menunggu, dan itu merupakan targetnya.

    “Kita yang menentukan targetnya. Kita yang menentukan ee… apa

    namanya… jadi katakan punya mimpi, kita punya mimpi kita mau supaya

    masyarakat itu banyak yang punya akses baca, gimana caranya, kalau

    kita buat akses bacanya kalau gitu… gimana caranya supaya orang akses

    ke situ, kita buat ruang bacanya di ruang publik. Ruang publik apa paling

    memungkinkan untuk di buatkan akses baca atau Anjungan baca itu.

    Ruang publik yang dimana orang banyak nunggu. Orang tu paling banyak

    nunggu dimana? Nanti SPBU kan gak mungkin, terus apalagi, mall pasti

    gak mungkin matanya pasti belanja kemana-mana. Orang paling yang

    nunggu pas kalau lagi bosan itu di rumah sakit”.

    Alih menambahkan juga bahwa pemilihan dari lokasi untuk dibuat

    program CSR “ABP” yaitu rumah sakit daerah. Bukan rumah sakit swasta yang

    bagus dikarenakan mereka percaya bahwa pasien yang datang, adalah pasien yang

    aset bacanya sudah bagus. Sedangkan untuk di rumah sakit daerah akses bacanya

    kurang. Selain itu juga dalam membuat program ini, untuk targetnya tidak hanya

    bagi pasien yang datang berobat melainkan bagi semua publik, karena ruang

    publiknya tidak terbatas dalam program CSR ini.

    “Kita memilih memang rumah sakit daerah. Jadi, di Surabaya, di Malang

    dan di Bali itu tiga-tiganya rumah sakit daerah. Aa.. karena

    http://www.petra.ac.id/

  • 49 Universitas Kristen Petra

    pertimbangannya kita tidak memilih rumah sakit swasta yang bagus-bagus

    karena kita percaya pasien dan pengunjung disana pasti asset bacanya

    sudah bagus gitu kan. Kita targetkan dan kita prioritaskan rumah sakit

    daerah yang kita tahu yang masih banyak pengunjung disana yang aa…

    akses bacanya kurang. Jadikan mereka jadi lebih lagi memeriksakan

    kesehatannya di sana bisa sekalian mampir di anjungan baca. Kalau

    ruang public itu kan tidak ada batasnya. Siapapun bisa, bahkan pegawai

    rumah sakitnya, dokternya, itu semua bisa. Pengunjung pastinya, orang

    yang datang lewat cuma mau mampir ke situ walau bukan pasien bukan

    pengunjungpun bisa”.

    4.4.1.3 Strategi dan Taktik Pelaksanaan Program

    Pada pelaksanaan program CSR ini, terdapat strategi dan taktik yang

    digunakan untuk mencapai tujuan program. Menurut Alih dalam melaksanakan

    program CSR “ABP” lokasi penempatan anjungan berada di depan pintu utama

    masuk GDC supaya untuk mempermudah dan menarik masyarakat yang datang di

    rumah sakit.

    “Supaya terlihat orang gitu.. supaya terlihat orang jadi orang tahu kalau

    misalnya, mungkin diawal tujuannya kemana begitu dia tahu oo abis ini

    aku mau kesitu ah mau lihat. Ya…praktis hanya untuk publikasi dan eye

    catching. Dan memudahkan orang juga kalau terlalu jauh kan malah

    orang tersusahkan”.

    Selain penempatan lokasi anjungan yang berada di pintu masuk utama

    GPDT, taktik yang dilakukan dalam pelaksanaan program ini yaitu menyediakan

    tiga ribu judul buku bagi para pengunjung yang datang, dan supaya tidak bosan

    maka buku-buku dari setiap anjungan baca di Surabaya, Malang, dan Bali di

    putar.

    “Jadi kita sistemnya dalam setahun, jadi dari awal mereka langsung back

    3000 buku gitu kan. Dan yang ke 2 kita punya Anjungan Baca yang lain

    kan, itu bisa ditukar, diputar. Kayak gitu jadi antar Anjungan Baca itu

    bisa saling menukar buku. Tapi tetap ada beberapa yang kita perbaharui

    supaya orang tetap tahu bahwa oo…, ini ada buku baru, kayak gitu”.

    Alih pun menambahkan bahwa bacaan seperti koran tidak selalu

    disediakan di anjungan baca karena dengan adanya anjungan yang terdapat buku-

    http://www.petra.ac.id/

  • 50 Universitas Kristen Petra

    buku yang disediakan akan membuat orang merasa senang rumah sakit bukan hal

    yang perlu ditakuti.

    “Justru kita mau tuh sesuatu yang variatif ketimbang koran aja, itu

    membuat orang tidak malas ke rumah sakit, membuat orang tidak malas

    berobat, membuat orang tidak malas untuk memeriksakan kesehatannya,

    dan juga kita mengubah hikmah rumah sakit yang semula menyeramkan

    malah semula bikin orang mual, mungkin kalau bau-bau obat, ini loh

    Rumah sakit it’s fun, ini healthy new too. Be healthy gitu loh”.

    Selain buku-buku yang disediakan untuk pelaksanaan program CSR

    “ABP” sebagai, dalam program ini juga terdapat publikasi yang dipakai sebagai

    taktik dalam memberikan informasi. Alih mengatakan bahwa ada news release

    yang dipakai. Beberapa media yang dipakai dalam mempublikasikan program

    CSR “ABP” yaitu new release, press conference, dan media internal dan

    eksternal.

    “Ada di… kalau news release kita paling lengkap di website ya. Kamu

    tinggal cari, mau cari tahun berapa disitu ada”.

    Alih juga menambahkan bahkan bahwa dalam launching pada anjungan

    baca tersebut ada media yang diundang untuk press coference.

    “.. pas launching biasanya ada. Kalau kita ngundang media pasti ada

    press conference”.

    Selain news release media yang dipakai untuk menginformasikan tentang

    program CSR “ABP” ini yaitu media internal dan media eksternal.

    Hmm.. ada”.Jadi aa… apa, kita pakai aja media internal dan media

    eksternal. Media internal kita itu namanya media Pertamina e-Magazine,

    bentuknya tabloid”.

    4.4.1.4 Laporan Evaluasi dan Monitoring

    Dalam pelaksanaan program CSR “ABP” ada laporan pertanggung

    jawaban yang diberikan oleh GAIM terhadap Pertamina. Laporan ini dilakukan

    http://www.petra.ac.id/

  • 51 Universitas Kristen Petra

    setiap tiga bulan sekali. Tujuan dari laporan ini yaitu melihat tingkat pengunjung

    yang datang ke anjungan dan yang meminjam buku. Alih mengungkapkan:

    Ada, jadi kita ada laporannya. Jadi setiap 3 bulan kita bisa lihat

    kecenderungannya banyak ibu-ibu atau bapak-bapak, umur berapa? itu

    aja.

    4.4.2 Rustam Aji (Assistant Customer Relations)

    4.4.2.1 Membuat Riset dan Perencanaan

    Dalam hal ini Rustam mengungkapkan sama yang seperti dikatakan oleh

    Alih bahwa dalam membuat program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabya

    ada dilakukan perencaanaan dan riset. Namun pada perancanaan dan riset Rustam

    mengatakan bahwa program ini berdasarkan pada proposal dari pihak LSM yang

    memang pada sebelumnya telah LSM atau GAIM telah melakukan riset dan

    melihat dari hasil risetnya.

    “Ya, aa… dalam program ini kita kan bekerjasama dengan pihak aa…

    ketiga ya, yang Gerakan Anak Indonesia Membaca itu, aa.. kebetulan kita

    juga apa aa…, sebelumnya memang berdasarkan proposal dari mereka

    yang memang sebelumnya mereka yang melakukan riset dan kita sendiri

    juga apa namanya, aaa.. tentunya kita juga mengevaluasi dan memang

    ternyata, apa… aa… secara hasil ee…risetnya, hasilnya mapingnya

    memang layak untuk dilaksanakan”.

    Rustam menambahkan bahwa dalam proses perencanaan ada proposal

    yang diberikan oleh GAIM yang kemudian sekitar dua bulan untuk mulai

    dilaksanakan program CSR “ABP” tersebut.

    “Tidak lama paling sekitar 2 bulan lah…hmm.. dari mulai proposal itu

    masuk kemudian kita putuskan untuk dilaksanakan, sekitar 2 bulan”.

    4.4.2.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program

    Untuk tujuan dan sasaran dari program CSR “ABP” di RSUD Dr.

    Soetomo Surabaya. Rustam mengungkapkan bahwa dalam menentukan sasaran

    dari program CSR ini.

    http://www.petra.ac.id/

  • 52 Universitas Kristen Petra

    “Tujuan utama Anjungan baca pertamina adalah meningkatkan akses

    masyarakat terhadap bacaan, wawasan dan pengetahuan. Yang pada

    akhirnya adalah meningkatkan minat baca masyarakat. Kami percaya,

    potensi peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat sesungguhnya

    masih tinggi, namun akses terhadap sumbernya atau salah satunya buku

    bacaan masih rendah untuk beberapa kalangan, terutama kalangan

    menengah ke bawah. Untuk itu, Pertamina menyediakan fasilitas baca

    secara gratis di ruang publik RS yang banyak dikunjungi masyarakat

    menengah ke bawah. Manfaatnya bagi masyarakat adalah mereka dapat

    memanfaatkan waktu tunggu atau waiting time di RS, misalkan menunggu

    obat, menunggu pasien, dll dengan membaca dan menambah

    pengetahuan. Ini juga mempermudah akses pengetahuan bagi sebagian

    besar masyarakat menengah ke bawah yang menjadi target”.

    Rustam juga menambahkan bahwa dalam target dan lingkup dari program

    ini, pemilihan lokasi program CSR “ABP” dilaksanakan di rumah sakit daerah

    karena RSUD Soetomo merupakan ruang publik yang waktu tunggunya tinggi.

    “RS dipilih karena merupakan ruang publik dengan tingkat waiting time

    yang tinggi. RSUD dipilih karena targetnya adalah kalangan menengah

    dan menengah ke bawah yang lebih banyak mengunjungi RSUD dan

    jarang sekali mereka mengunjungi RS swasta yang mahal. Kembali lagi ke

    tujuan di awal, untuk AKSES masyarakat terhadap bacaan, wawasan dan

    pengetahuan, untuk beberapa kalangan, terutama kalangan menengah ke

    bawah”.

    4.4.2.3 Strategi dan Taktik Program

    Dalam pelaksanaan program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    taktik yang dipakai digunakan sama seperti yang dikatakan oleh Alih bahwa untuk

    melaksanakan program ini ada macam-macam buku yang disediakan sesuai

    dengan perencanaan sebelumnya.

    “Aa… bukunya macam-macam. Jadi ada tentang life skill atau peluang

    usaha, kemudian buku bertema aa.. psikologi atau motivasi ada buku

    agama, buku kesehatan, aa… bidang pengetahuan umun, kemudian buku

    tentang sastra dan bahasa, terus ada bidang kuliner, kemudian ada

    sumber bacaan lain, majalah misalnya, majalah, koran seperti itu”.

    http://www.petra.ac.id/

  • 53 Universitas Kristen Petra

    Rustam menambahkan bahwa dalam pelaksanaan program CSR ini ada

    pula publikasi yang digunakan untuk mengumumkan tentang program tersebut

    kepada masyarakat pada waktu pembukaan anjungan di rumah sakit. Media yang

    dipakai yaitu elektronik dan cetak.

    “Aaa… ada publikasi. Kita umumkan melalui radio atau media cetak

    setiap hari seperti iklan. Jadi kita pada waktu pembukaan, pembukaan

    Anjungan Baca kita lakukan pers conference, jadi wartawan kita undang

    gitu ya, aa…itu untuk publikasi. Kalau CSR kan press conferencenya di

    tempat CSR itu. Kemudian yang… apa namanya, itu… karena sudah lama

    jadi saya kurang tahu berapa media yang di undang pada waktu. Tetapi

    yang selama saya setahun disini yang dilakukan adalah aa… kita

    publikasi melalui advertorial televisi. Jadi beberapa bulan yang lalu,

    pertengahan tahun dua ribu.. aa… akhir tahun dua ribu sebelas kita aa….

    bok…. Aa… booking flat di stasiun TV nasional untuk program CSR

    seluruh Indonesia salah satunya yang di Anjungan Baca Dr. Soetomo.

    Kemudian setiap aa… setiap ada kesempatan kita untuk melakukan apa…

    menjadi nara sumber entah dengan masyarakat, dengan media dengan

    apa… unsur pemerintah tentang profil Pertamina kita sampaikan bahwa

    kita sudah mencanangkan program CSR salah satunya Anjungan Baca,

    jadi itu juga salah satu cara kita mempublikasikan”.

    4.4.2.4 Laporan Evaluasi dan Monitoring

    Pada laporan pertanggung jawaban yang diberikan oleterhadap Pertamina.

    Laporan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Tujuan dari laporan ini yaitu

    melihat tingkat pengunjung yang datang ke anjungan dan yang meminjam buku.

    Alih mengungkapkan:

    “Ya, tetapi kita ini ya… untuk pemantauan lebih aa.. dalam random saja

    karena kan program CSR kita tidak hanya ini, jadi tapi paling tidak aa…

    setiap dua atau tiga bulan kita sempatkan untuk melihat ke lokasi.”

    4.4.3 Daniel M. Rosyid (Direktur GAIM)

    4.4.3.1 Membuat Riset dan Perencanaan

    Dalam hal untuk program CSR “ABP” menurut Daniel sebagai direktur

    utama dari GAIM yang LSM nya bergerak dalam bidang pendidikan, program ini

    dibuat berdasarkan kondisi terhadap minat baca masyarakat yang ada di Surabaya

    menurut Daniel kondisi baca yang ada di kota Surabaya yaitu kurang.

    http://www.petra.ac.id/

  • 54 Universitas Kristen Petra

    “Secara umum ee kalau ee… kalau dibilang jelek sekali sebenarnya tidak

    ya, tapi kurang sehingga perlu dipicu ya perlu di kasih insentif, apalagi

    kalau bukunya murah mustinya mereka mau”.

    Daniel menyebutkan juga bahwa perencanaan program ini dibuat

    kemudian diajukan ke pihak Pertamina dalam bentuk proposal. Menurut Daniel

    bahwa ide yang diberikan oleh GAIM kepada Pertamina adalah hampir

    seluruhnya ide dari mereka, walaupun ada usulan-usulan yang ditambahkan dari

    Pertamina.

    “Saya kira ee..Pertamina menerima proposal dari kami kemudian ada

    iterasi ada usulan-usulan dari Pertamina kalau itu dikatakan

    perancanaan mungkin seperti itu, tapi hampir seluruh ide dari kami deh,

    kemudian Pertamina hanya melihat apakah ini punya potensi cukup luas

    dampaknya termasuk dalam rangka image building Pertamina ya, tapi

    saya lihat program-program CSR dari Pertamina yaitu di bidang

    pendidikan kecuali beasiswa mungkin ada olimpiade dan sebagainya,

    yang berkaitan dengan minat baca tidak ada. Dan kami dari GAIM fokus

    pada pendidikan mungkin ini dianggap kegiatan yang inovatif”.

    4.4.3.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program

    Untuk tujuan dan sasaran program, Daniel mengungkapkan bahwa

    program CSR ini dilaksanakan di rumah sakit karena ingin menerobos public

    space dimana di rumah sakit hanya menyediakan layanan kesehatan tetapi ingin

    membuat suatu layanan baru yaitu bacaan.

    “Kemudian kalau itu di rumah sakit karena kita ingin menerobos public

    space, tadinya kita mau misalkan kita mau ke mall tapi mall kebanyakan

    orang berduit ya..dan mungkin niatnya ke mall itu untuk belanja, kalau

    rumah sakit ini orang mungkin sedang susah dan menunggu pelayanan

    yang menjenuhkan dan rumah sakit membutuhkan layanan baru bagi

    pasien mas, tidak hanya layanan kesehatan, seperti mereka khan suka

    bikin kantin khan tapi menyediakan bacaan itu saya kira memberi

    makanan jiwa. Saya kita membutuhkan masyarakat yang sehat. Itu kira-

    kira hubungannya dengan rumah sakit ya mas”.

    4.4.3.3 Strategi dan Taktik Program

    Dalam melaksnakan program CSR ini, ada upaya yang dilakukan untuk

    mmperlancar jalannya program. Menurut penuturan Daniel sebagai direktur

    http://www.petra.ac.id/

  • 55 Universitas Kristen Petra

    GAIM bahwa, dalam melaksanakan program CSR “ABP”, GAIM adalah sebagai

    fasilitator, dimana sebagai fasilitator menyediakan keperluan-keperluan dari

    anjungan baca tersebut.

    “Kami sebagai katakanlah semacam ee...fasilitatorlah ya jadi kami

    melihat ee… rumah sakit untuk ada kebutuhan untuk meningkatkan

    pelayanan bagi pasien, Pertamina ada program CSR kami menjembatani

    dengan menyediakan dengan konsepnya adalah anjungan baca itu

    ee…yang bukunya kami tentukan, kami manage pengelolanya disitu, kami

    putar bukunya ya, kami buat laporan, mengenarate activity disekitar

    anjungan itu misalnya lomba membaca mempromosikan baca-membaca”.

    Daniel juga menambahkan bahwa dalam melaksanakan program ini

    disediakan buku-buku bacaan yang jumlahnya tiga ribu judul buku.

    “Ee…rata-rata sekitar tiga ribu judul dan ada majalah dan koran setahu

    saya ya”.

    Media online yang dipakai pada publikasi dalam program CSR “ABP”

    Daniel menyatakan bahwa yang dipakai yaitu media online seperti facebook.

    “Kami punya publikasi dalam bentuk online saja, jadi kita

    mempertanggung jawabkan kami secara online”.

    4.4.4 Diah Litasari (Sekretaris Jenderal GAIM)

    4.4.4.1 Membuat Riset dan Perencanaan

    Pada riset dan perencanaan Lita sebagai sekjend GAIM mengungkapkan

    bahwa dalam perencanaan program CSR “ABP” di rumah sakit merupakan ide

    dari Pertamina. Namun ditekankan dalam spesialisasi yang bergerak dalam bidang

    baca membaca yang adalah dari GAIM.

    “Jadi yang mempunyai ide seperti ini yang diawal adalah Pertamina

    tetapi memang spesialisasinya bergerak bidang baca-membaca. Jadi

    Pertamina itu mempunyai gagasan, kalau kami itu khan bagaimana sih

    ee…merangsang minat baca masyarakat, mendekatkan akses bacaan

    sehingga masyarakat itu mudah menjangkau bacaan sehingga tidak ada

    alasan beli buku itu mahal, ke perpustakaan itu jauh, jadi tempat-tempat

    layanan publik kita mengupayakan supaya akses bacaan itu lebih banyak.

    http://www.petra.ac.id/

  • 56 Universitas Kristen Petra

    Sehingga menunggu itu bukan menjadi sarana yang menjemukan,

    membosankan dan mungkin hanya bermain hp, atau cuman bengong

    seperti itu lah, tetapi ada kegiatan produktif-lah yang bisa dilakukan” .

    Lita mengungkapkan juga bahwa ketika ditanya bahwa untuk yang

    melatarbelakangi kegiatan dari program CSR “ABP” yaitu dengan ada kurangnya

    minat baca pada masyarakat Surabaya.

    “Iya, jadi kami khan melihat nih, selama kami berkegiatan tiga sampai

    lima tahun terakhir ini kami melihat bahwa masyarakat kita itu minat

    untuk membaca itu masih sangat rendah dan ketika kami melakukan

    survei, ee…kami melakukan penelitian”.

    Tambahan dari Lita yaitu penelitian yang mereka lakukan dengan

    mengetahui kondisi minat baca di Surabaya kurang yaitu dengan melakukan suvei

    seperti ke pasien, sekolah-sekolah, dan terminal.

    “Aa…gini, kami mendatangani ke pasien yang sedang menunggu terus

    kami melakukan itu tempat-tempat umum misalkan di terminal, terus

    kemudian di sekolah, sekolah kami melihat juga nih…perpustakaan

    sekolah seperti apa keadannya, ternyata keadaan perpustakaan sekolah

    sangat meyedihkan sekali. Padahal khan sebetulnya jantung pendidikan

    itu ya…adanya di perpustakaan. Sekolah yang serius itu dilihat dari maju

    tidaknya dari perpustakaannya, jadi kami bisa menyimpulkan sekolah itu

    serius kalau perpustakaannya itu bagus. Karena anak bisa menggali

    sumber-sumber informasi serta mengagas ide-ide kreatif kalau dia

    membaca. Nah, setelah kami melakukan survei melakukan penelitian kami

    melihat, mengamati pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini

    rumah sakit pusat daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan

    waktu itu cuman bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv

    seperti itu”.

    Lanjut Lita bahwa pada proses perencanaan tersebut, ada meeting yang

    dilakukan terlebih dahulu antara GAIM dan Petamina.

    “…jadi kami menangkap apa yang diinginkan oleh Pertamina, kami

    melakukan diskusi, bahkan kami melakukan beberapa kali ee..internal

    meeting juga, sampai design, sampai lay out, kemudian kami melakukan

    meeting bersama dengan pihak rumah sakit seperti itu kami melakukan.

    Jadi itu tahap awal yang sebetulnya dengan anjungan baca ini kita

    melibatkan banyak pihak, dan kita melakukan survei terlebih dahulu

    http://www.petra.ac.id/

  • 57 Universitas Kristen Petra

    setelah itu kita melakukan diskusi, kita melihat apa sih yang bisa membuat

    orang bisa tertarik baik masalah design terua bacaan-bacaan sekiranya

    apa yang bisa kita sediakan apa apakah buku ilmiah, buku popular, buku

    cerita, buku motivasi itu kita melakukan tahapan-tahapan dengan cara

    meeting dengan cara kemudian diskusi seperti itu, sampai diambil satu

    kesimpulan satu keputusan bersama untuk menyediakan layanan baca

    sampai sekarang yang mas Handry bisa lihat”.

    Untuk masa waktu dari perencanaan yang dilakukan sebelum

    merealisasikan program CSR “ABP” di rumah sakit, Lita menyatakan dibutuhkan

    waktu satu sampai dengan tiga bulan.

    “Lebih kurang satu sampai tiga bulan berdiri dari perencanaan.”

    Dalam perencanaan program CSR ini pula berlandaskan pada MOU atau

    Memorandum Of Understanding, supaya perencanaan kegiatan program CSR

    yang berlandaskan pada perjanjian kerjasama tersebut dapat terlaksana.

    “Iya ada MOU yang kami buat yang kami lakukan”.

    4.4.4.2 Tujuan dan Publik Sasaran Program

    Untuk tujuan dan sasaran dari program CSR “ABP” Lita menyebutkan

    bahwa tujuan dan sasaran program ini diberikan kepada pasien yang datang di

    rumah sakit.

    “Pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini rumah sakit pusat

    daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan waktu itu cuman

    bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv seperti itu”.

    4.4.4.3 Strategi dan Taktik Program

    Menurut Lita pada strategi dan taktik sebagai upaya yang dilakukan dalam

    program CSR “ABP” yaitu adanya rak buku, buku-buku dan sarana-prasarana dari

    anjungan baca.

    “Jadi yang diberikan oleh Pertamina menyediakan ee…perangkat dari

    anjungan baca yang terdiri dari rak, buku terus kemudian sarana pra-

    sarana untuk membuat kenyamana bagi pengunjung ketika membaca jadi

    http://www.petra.ac.id/

  • 58 Universitas Kristen Petra

    seperti kursi, yang ada di anjungan baca itu ya… yang dapat dilihat. Ee…

    dan mereka juga petugas ini ee.. diberikan honor oleh Pertamina”.

    Pada strategi dan taktik sebagai upaya dalam pelaksanaan program CSR.

    Lita mengungkapkan di anjungan baca juga ada petugas yang disediakan dan

    penggunaan trolly untuk menjemput bola kepada pengunjung.

    “Oh iya…kami khan punya petugas, jadi petugas kami juga

    menginformasikan kepada para pengunjung bahwa ada buku baru, atau

    kadang kita memberikan synopsis ya buku-buku tertentu yang mungkin

    bisa menginspirasi, terus menawarkan buku-buku menggunakan trolly

    kepada pengunjung jadi ee…kita jemput bola gitu. Bahkan kita berencana

    membawa ke IRD baik ke pasien rawat jalan maupun rawat inap”.

    Penjelasan Lita tentang jumlah buku, sama seperti yang diudi anjungan

    disediakan tiga ribu buku apabila hilang berarti menurutnya menarik.

    “Tiga ribu kalau buku itu hilang berarti buku itu menarik, tapi kita harus

    berpikir positif saja kalau buku itu menarik asalkan jangan hilang terus

    mas…hehehe…”.

    Untuk publikasi pada program CSR “ABP” di RSUD Dr. Soetomo

    Surabaya Lita mengungkapkan bahwa publikasi yang mereka pakai yaitu media

    online.

    “Kita lebih banyak menggunakan media online baik itu lewat email,

    facebook atau hal-hal yang terkait yang bisa kita tunjukkan bahwa

    kegiatan kita masih berjalan”.

    4.4.5 Syntje Rondonuwu (Kadiv. Umum dan Keuangan GPDT)

    4.4.5.1 Membuat Riset dan Perencanaan

    Pada proses riset dan perencanaan, dr Syntje menyatakan bahwa mereka

    sebagai pihak dari rumah sakit pemberi tidak ikut terlibat di pada bagian

    perencanaan di program CSR anjungan baca.

    “Tidak, saya tidak terlibat.”

    http://www.petra.ac.id/

  • 59 Universitas Kristen Petra

    4.4.5.2 Tujuan dan Sasaran Publik Program

    Untuk lingkup program CSR “ABP” di rumah sakit Dr. Soetomo

    Surabaya, dr. Syntje menyebutkan yaitu bagi pasien dari mulai kelas ekonomi

    sosial tinggi dan bawah.

    “Kita adalah rumah sakit rujukan tertinggi Indonesia Timur dan semua

    pasien mulai dari kelas ekonomi yang sosial ekonomi tinggi sampai yang

    pasien miskin semua kita rawat disini karena pake jamkesmas”.

    Untuk tujuan dari program ini dr. Syntje ingin meluruskan arti dari kata

    waiting time bahwa pada pasien yang menunggu waktu untuk berobat tersebut

    seperti apa. Berikut ungkapan dr. Syntje tentang arti kata waiting time:

    “Salah! anda salah menyimpulkan seperti itu Dikala mereka menunggu

    panggilan, mereka bisa memakai waktunya untuk baca. Bukan berarti

    tidak panjang, bisa satu menit ada, tapi dia bisa liat disaat dia sekarang

    nomer sepuluh, yang dipanggil baru nomer dua, dia bisa perkirakan dan

    dia sempat membaca bukan berarti waiting timenya panjang ya, salah

    kalau anda menyimpulkan seperti itu.”.

    dr. Syntje juga menambahkan dan memperjelas bahwa untuk manfaat

    program ini yaitu tidak menghabiskan waktunya pada menunggu panggilan

    antrian, tetapi supaya dimanfaatkan dengan membaca.

    “Tingginya itu bagaimana, kalau pasiennya tujuh ratus…., dan dia

    mereka datangnya sama-sama bersamaan jam sembilan, khan waiting

    time itu ada penelitian harusnya standarnya berapa untuk pasien yang

    sekian dengan jumlah pelayanan…salah ada menyimpulkan seperti itu.

    Tidak ada dengan waiting time dia ada hubungan dengan waktu tunggu

    bisa dipakai, dimanfaat, untuk diisi dengan membaca buku-buku yang ada

    di anjungan baca”.

    Tambahan dari dr. Syntje yaitu dalam hal ini yang dilihat yaitu wasting

    timenya pasien bisa mendapakan manfaat untuk membaca.

    “…mereka juga bisa membaca pengetahuan-pengetahuan mengenai

    kesehatan, dalam hal mereka menunggu untuk pemeriksaan tidak ada

    http://www.petra.ac.id/

  • 60 Universitas Kristen Petra

    wasting time dia bisa sambil menunggu panggilan antrian dia bisa

    mendapatkan manfaat dalam membaca”.

    4.4.6 Ghufron (Supervisor dan Kawan Baca GAIM)

    4.4.6.1 Tujuan dan Publik Sasaran Program

    Untuk tujuan dan sasaran pada program ini Ghufron sebagai kawan baca di

    anjungan tersebut menyatakan bahwa untuk program CSR “ABP”di rumah sakit

    Dr. Soetomo ditujukan terhadap masyarakat yang merupakan komunitas yang ada

    disekitat rumah sakit.

    “Semua masyarakat, baik yang berobat maupun tidak berobat, orang yang

    tinggal di dekat daerah sini pun boleh. Jadi tidak hanya untuk pasien,

    dokter juga boleh, karyawan sini juga boleh, orang dari luar pun boleh

    seperti mahasiswa unair lihat disini buku-buku yang bagus untuk mencari

    referensi juga kesini untuk bahan-bahan mereka”.

    4.4.6.2 Strategi dan Taktik Program

    Pada pelaksanaan program CSR “ABP” di rumah sakit Ghufron

    mengatakan bahwa ada buku-buku yang disediakan dalam program ini seperti

    motivasi dan sebagainya.

    “Buku-buku yang ada buku motivasi, psikologi, bisnis, pengetahuan

    umum, dan lain-lain”.

    Ghufron juga menambahkan bahwa dalam menjalankan program ini

    terdapat tiga ribu buku yang disediakan.

    “Jumlah bukunya ada 3000 buku mas”.

    Tambahan dari Ghufron bahwa untuk mengetahui identitas dari

    pengunjung diperlukana data-data mereka terlebih dahulu.

    “Iya mereka harus mengisi buku tamu dulu, jadi ada nama, alamat,

    pekerjaan kemudian dia harus paraf seperti itu”

    Pada upaya-upaya yang telah dilakukan pada waktu pelaksanaan, Ghufron

    juga mengatakan bahwa ada upaya yang dilakukan terhadap pasien yang ada di

    http://www.petra.ac.id/

  • 61 Universitas Kristen Petra

    rumah sakit, yaitu mereka menawarkan buku-buku bacaan dengan berkeliling

    menggunakan:

    “Ada pernah, jadi kita pernah melakukan semacam jemput bola, jadi kita

    membawa trolly ee..kita tawarkan ke mereka buku-buku ya ada yang mau

    ada yang tidak, kita khan berusaha menumbuhkan minta baca, namanya

    orang. Tapi hasilnya ya seperti itu ada yang mau, ada yang tidak”.

    Ghufron menambahkan bahwa dalam pelaksanaan program ini sistem

    operasionalnya tidak sama dengan perputakaan pada umumnya, hal ini supaya

    membuat masyarakat tidak merasa sulit pada saat meminjam buku dengan syarat-

    syarat yang sangat ketat.

    “Yah…walaupun tidak seratus persen kita melihat sistem kerja dari

    perpustakaan-perpustakaan, jadi sebelum ya masuk harus mengisi buku

    tamu, terus setelah membaca ada tempat buku yang sudah dibaca. Trus

    kita juga melayani peminjaman untuk dibawa pulang dengan persyaratan-

    persyaratan yang tidak seketat seperti perpustakaan pada umumnya biar

    mereka tidak merasa syaratnya bulat, karena kita juga sebenarnya

    lakukan secara gratis, tapi kita juga memberikan semacam seperti

    memberikan denda kalau mereka telat membawa pulang buku. Tapi ada

    juga yang tidak bayar. Itu hanya melatih kedisplinan aja, jadi harap

    peminjaman minimal buku dua buku, dan waktu kembalinya berapa hari,

    itu khan itu melatih dia disiplin. Itu pun kadang kembali dan kadang

    nggak, bahkan ktp itu yang di tinggal disini. Tapi kita punya syarat yang

    baru, orang-orang diminta nomor hp dan kalau ada apa-apa di telepon”.

    Sedangkan untuk publikasi yang digunakan untuk program CSR ini,

    Ghufron mengatakan bahwa media yang dipakai yaitu melalui radio untuk

    memberitahu tentang program ini di rumah sakit.

    “Kalau dulu awal-awalnya pernah ada semacam brosur hanya sekarang

    sudah gak ada, jadi kita mengenalkan kemudian dari pihak kantor GAIM

    ada kerjasama dengan radio Suara Surabaya dulunya, tapi untuk

    selanjutnya sudah tidak lagi. Itu awal-awalnya saja karena sekarang

    sudah banyak yang tahu”.

    http://www.petra.ac.id/

  • 62 Universitas Kristen Petra

    4.5 Analisis dan Interpretasi Data

    4.5.1. Evaluasi Implementasi Program CSR Anjungan Baca Pertamina di

    RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Untuk melihat tahap evaluasi implementasi program CSR Anjungan Baca

    Pertamina di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tahap ini mencatat kecukupan taktik

    dan upaya yang telah dilakukan pada tahap perencanaan (Cutlip, Center & Broom,

    2009).

    4.5.1.1 Audience Research dan Meeting

    a. Audience Research

    Sebelum masuk kepada tahap implementasi dari kegiatan program CSR

    “ABP” di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, pada tahap perencanaan ada riset yang

    dilakukan terlebih dahulu. Riset yang dilakukan untuk dengan menggunakan cara

    survei. Pengumpulan informasi dengan cara survei yang dilakukan yaitu mencari

    informasi apa dibutuhkan masyarakat Surabaya terkait dengan baca membaca dan

    juga untuk mengetahui kondisi minat baca masyarakat Surabaya. Survei yang

    dilakukan dalam program CSR “ABP” yaitu langsung terjun ke lapangan untuk

    bertemu dengan masyarakat. Tempat survei yang dilakukan antara lain ke rumah

    sakit dengan bertemu dengan para pasien. Menurut Lita dari GAIM, hasil dari

    survei tersebut terlihat bahwa banyak pasien yang bosan apalagi rumah sakit pusat

    daerah yang menunggu bisa dua sampai tiga jam. Untuk itu lebih baik waktu

    tersebut digunakan untuk membaca buku.

    Setelah kami melakukan survei melakukan penelitian kami melihat,

    mengamati pasien itu banyak yang boring, bosan, apalagi ini rumah sakit

    pusat daerah yang menunggu itu bisa dua jam tiga jam, dan waktu itu

    cuman bengong, paling ngobrol dengan sebelah, nonton tv seperti itu.

    Sayang sekali kalau waktu selama itu tidak dipakai untuk kegiatan

    produktif. Kalau mereka membaca, mungkin mereka bisa membaca buku

    manfaat buah tomat, manfaat wortel, nah akhirnya khan mereka menjadi

    tahu oh… ternyata ee…kita bisa ya dengan bahan yang sederhana, murah,

    yang ada disekitar kita kita jadi sehat dengan mengkonsumsi buah wortel

    dengan itu khan hal-hal yang positif yang bisa di dapat dari pada kita

    bengong.

    Sebagaimana yang diungkapkan oleh Alih assistant community

    development Pertamina melalui pernyataannya:

    http://www.petra.ac.id/

  • 63 Universitas Kristen Petra

    “Ya, jadi survei ya bahasanya mungkin tidak riset yang mendalam yang

    serius gitu, gak yah…tapi orang dilapangan itu akan terjun ke masyarakat

    biasanya ketemu dengan tokoh masyarakat atau kepala lingkungan disana

    ngobrol kira-kira kebutuhan masyarakat ini gimana. Kalau survei pasti

    karena aa… pertama khan kita butuh ruang, dan kita lihat juga tingkat

    pengunjung disana, cukup banyak gak gitu. Dan terus kondisi disana aa…

    apa ya, kondusif gak untuk orang baca.”

    Pernyataan dari Alih yang berkaitan dengan adanya riset didukung oleh

    pengungkapan dari Rustam sebagai assistant customer relations bahwa:

    “Ya, aa… dalam program ini kita kan bekerjasama dengan pihak aa…

    ketiga ya, yang Gerakan Anak Indonesia Membaca itu, aa.. kebetulan kita

    juga apa aa…, sebelumnya memang berdasarkan proposal dari mereka

    yang memang sebelumnya mereka yang melakukan riset dan kita sendiri

    juga apa namanya, aaa.. tentunya kita juga mengevaluasi dan memang

    ternyata, apa… aa… secara hasil ee…risetnya, hasil mapingnya memang

    layak untuk dilaksanakan”.

    Dalam tahap perencanaan pada langkah awal peneliti dapat melihat bahwa

    ada riset yang dilakukan oleh Pertamina sebagai perusahaan yang memiliki

    program CSR “ABP” di rumah sakit Dr. Soetomo yaitu dengan cara survei. Untuk

    mendapatkan jawaban yang pasti, peneliti melakukan triangulasi sumber dengan

    melihat jawaban dari pihak GAIM. Menurut Daniel sebagai direktur GAIM bahwa

    dalam proses perencanaan ini merupakan rencana yang dibuat oleh GAIM sebagai

    mitra Pertamina, Daniel mengungkapkan:

    “Saya kira ee..Pertamina menerima proposal dari kami kemudian ada

    iterasi ada usulan-usulan dari Pertamina kalau itu dikatakan

    perancanaan mungkin seperti itu, tapi hampir seluruh ide dari kami deh,

    kemudian Pertamina hanya melihat apakah ini punya potensi cukup luas

    dampaknya termasuk dalam rangka image building Pertamina ya”.

    Rustam juga mengatakan bahwa pihak GAIM yang sebelumnya

    melakukan riset karena dari Pertamina hanya menerima proposal yang diberikan

    oleh GAIM. Bila jawaban kedua informan tersebut dan ditambah dari ungkapan

    Daniel sebagai direktur GAIM, bahwa ide dan proposal dari mereka, hasilnya

    adalah GAIM yang melakukan riset atau penelitian itu. Dalam hal ini peneliti

    menginterpretasikan bahwa pihak Pertamina menggunakan GAIM sebagai

    http://www.petra.ac.id/

  • 64 Universitas Kristen Petra

    fasilitator untuk melakukan riset terlebih dahulu untuk proses perencanaan.

    Pertamina hanya menerima informasi yang diberikan oleh GAIM apakah program

    tersebut layak untuk dilaksanakan atau tidak.

    Dari hasil survei yang telah dilakukan pada tahap perencanaan dalam

    program CSR Anjungan Baca Pertamina, peneliti mendapatkan pula bahwa yang

    menjadi latarbelakang adanya program ini berkaitan dengan kondisi minat baca

    yang ada masyarakat di Surabaya. Lita dari pihak GAIM mengungkapkan bahwa:

    Iya, jadi kami khan melihat nih, selama kami berkegiatan tiga sampai lima

    tahun terakhir ini kami melihat bahwa masyarakat kita itu minat untuk

    membaca itu masih sangat rendah ketika kami melakukan survei,

    ee…kami melakukan penelitian.

    Dari pernyataan Lita tentang kondisi minat baca di kota Surabaya, peneliti

    melakukan triangulasi sumber dengan Daniel. Pernyataan dari Lita tersebut

    senada dengan pernyataan Daniel bahwa:

    “Secara umum ee…kalau ee… kalau dibilang jelek sekali sebenarnya

    tidak ya, tapi kurang sehingga perlu dipicu ya perlu di kasih insentif,

    apalagi kalau bukunya murah mustinya mereka mau….. Niat baca

    sebetulnya dengan ee…adanya televisi dan sebaginya itu ee…orang lebih

    banyak menonton dari pada membaca”.

    Dari hasil wawancara dari kedua informan dari pihak GAIM sebagai

    lembaga yang spesialisasinya bergerak di bidang pendidikan khususnya baca

    membaca, hal tersebut sangat diperhatikan secara khusus oleh mereka. Karena

    untuk membuka wawasan dengan pengetahuan-pengetahuan umum kepada

    masyarakat, maka dorongan kepada masyarakat terhadap minat baca harus kuat.

    Apalagi ditambah dengan perkembangan adanya media hiburan-hiburan yang

    dapat mengalihkan perhatian membaca, yang seharusnya untuk menjadi hiburan

    dalam meningkatkan wawasan masyarakat di zaman sekarang ini. Hal itu yang

    perlu diperhatikan sejak dini.

    Karena peneliti tidak mendapatkan data dari pihak GAIM secara otentik

    tentang hasil survei tentang kondisi minat baca yang dilakukan, maka peneliti

    mencoba membandingkan dengan data kondisi minat baca yang ada di Surabaya

    http://www.petra.ac.id/

  • 65 Universitas Kristen Petra

    melalui internet. Melalui website humas Pemkot Surabaya peneliti mendapatkan

    data berita yang didalamnya berisi tentang kondisi minat baca di Surabaya yang

    kurang.

    Garis besar tentang berita tersebut yaitu terkait dengan minat baca, dari

    hasil survei yang dilakukan Badan Arsip dan Perpustakaan (BAP) Kota Surabaya

    yang bekerjasama dengan lembaga survei pada tahun 2010 terhadap minat baca

    masyarakat, untuk kota Surabaya kondisi minat baca di kota ini sangat kurang.

    Hasil dari survei tersebut, sebanyak 54% warga kota Surabaya membaca kurang

    dari tiga buah buku dalam sebulan tercatat tidak sampai membaca tiga buah buku

    dalam sebulan, dengan kata lain bahwa dalam seminggu, masyarakat belum tentu

    membaca satu buku.

    Kepala BAP kota Surabaya Arini Pakistyaningsih menilai bahwa

    masyarakat Surabaya lebih suka menonton televisi dan seiring dengan

    perkembangan teknologi komunikasi yang pesat seperti internet, semakin

    mengalihkan perhatian masyarakat akan pentingnya membaca. (humas.go.id. para.

    3-6)

    Gambar 4.6 Berita Humas Pemkot, 15 September 2011

    Sumber: humas.go.id

    http://www.petra.ac.id/

  • 66 Universitas Kristen Petra

    b. Meeting

    Untuk membuat sebuah perencanaan, pertemuan antara pihak-pihak terkait

    dalam sangat dibutuhkan. Pertemuan atau meeting yang dilakukan membutuhkan

    waktu-waktu khusus antara pihak-pihak dalam menentukan waktu yang tepat

    untuk membicarakan dan mendiskusikan tentang hal-hal yang penting langkah-

    langkah seperti apa yang akan dilakukan. Sebagaimana yang dikatakan dalam

    Cutlip, Center & Broom, rapat membuat orang berkumpul, memberi kesempatan

    untuk bicara dan mendengar, dan merupakan metode komunikasi dua arah Cutlip,

    Center & Broom, 2009). Dalam program CSR “ABP” untuk merancang bentuk

    dan isi dari anjungan baca Pertamina, ada dilakukan meeting. Menurut Lita pihak

    GAIM mengungkapkan bahwa:

    “Iya tentunya seperti itu, jadi kami menangkap apa yang diinginkan oleh

    Pertamina, kami melakukan diskusi, bahkan kami melakukan beberapa

    kali ee..internal meeting juga, sampai design, sampai lay out, kemudian

    kami melakukan meeting bersama dengan pihak rumah sakit seperti itu

    kami melakukan. Jadi itu tahap awal yang sebetulnya dengan anjungan

    baca i