39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi secara oral, rektal, dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan ditetapkan sebagai petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta teknik penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya. 1 Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat untuk memberikan respons tertentu. Setiap cara pemberian obat memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing yang dimana tujuannya obat dapat mencapai reseptor kerja yang diinginkan setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman. 2 1.2 Tujuan

description

FARMACI

Transcript of 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

Page 1: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Farmakologi mempelajari mekanisme kerja obat pada sistem tubuh

termasuk menentukan toksisitasnya. Jalur pemakaian obat yang meliputi

secara oral, rektal, dan parenteral serta yang lainnya harus ditentukan dan

ditetapkan sebagai petunjuk tentang dosis-dosis yang dianjurkan bagi

pasien dalam berbagai umur, berat dan status penyakitnya serta teknik

penggunaannya atau petunjuk pemakaiannya.1

Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam

memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat

menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi

dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya

obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of

action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta

dosis yang tepat untuk memberikan respons tertentu. Setiap cara

pemberian obat memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing yang

dimana tujuannya obat dapat mencapai reseptor kerja yang diinginkan

setelah diberikan melalui rute tertentu yang nyaman dan aman.2

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara pemberian obat per-oral dan parenteral.

2. Membandingkan mula kerja obat antara pemberian per-oral dan

parenteral.

1.3 Dasar teori

1. Pemberian obat per-oral

Pemberian obat secara oral, cara penggunaannya masuk melalui

mulut. Keuntungannya relatif aman, praktis, ekonomis. Kerugiannya

timbulnya efek lambat; tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah,

diare, tidak sadar, tidak kooperatif; untuk obat iritatif dan yang rasanya

tidak enak Untuk tujuan terapi serta efek sistematik yang dikehendaki,

penggunaan oral adalah yang paling menyenangkan dan murah, serta

Page 2: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

umumnya paling aman. Hanya beberapa obat yang mengalami perusakan

oleh cairan lambung atau usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah,

koma, atau dikehendaki onset action yang cepat, penggunaan obat

melalui oral tidak dapat dipakai. Pemberian obat melalui oral atau mulut

memang merupakan cara termudah dan paling sederhana. Cara tersebut

meminimalkan ketidaknyamanan pada pasien dan dengan efek samping

yang paling kecil dibandingkan dengan cara pemberian yang lain. 2

2. Pemberian obat parenteral

Pemberian obat melalui parenteral berarti pemberian obat melalui

injeksi atau infuse. Dapat diberikan secara intra-dermal (ID), subkutaneus

(SC), intra-muscular (IM) / jaringan intralesional, intra-vena (IV) / sirkulasi

intra-arterial, intraspinal atau melalui ruang intra-artikular. Obat yang

diberikan secara parenteral akan diabsorbsi lebih banyak dan bereaksi

lebih cepat daripada obat yang diberikan secara topical atau oral.

Tujuannya tanpa melalui saluran pencernaan dan langsung ke pembuluh

darah. Keuntungannya yaitu dapat digunakan untuk pasien yang tidak

sadar, sering muntah, diare, pasien yang sulit menelan / pasien yang tidak

kooperatif; dapat untuk obat yang mengiritasi lambung; dapat menghindari

kerusakan obat di saluran cerna dan hati; bekerja cepat dan dosis

ekonomis. Kelemahannya yaitu kurang aman, tidak disukai pasien,

berbahaya (suntikan – infeksi). Pemberian obat parenteral dapat

menyebabkan resiko infeksi bila tidak memperhatikan dan melakukan

tehnik aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada

pemberian parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit, menembus sistem

pertahanan kulit. Komplikasi yang sering terjadi adalah bila pH,

osmolaritas dan kepekatan cairan obat yang diijeksikan tidak sesuai

dengan kondisi tempat penusukkan, serta dapat mengakibatkan

kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi. 2

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

Page 3: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

1. Alat suntik

2. Spidol untuk menandai mencit

3. 2 buah stopwatch

2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

1. 2 ekor mencit sebagai hewan coba dengan variabel kontrol yang

sama (umur, berat badan, jenis kelamin)

2. Diazepam (obat penenang)

2.3 Cara kerja :

1. Dua ekor mencit yang digunakan sebagai hewan coba diletakkan di

atas meja.

2. Salah satu mencit tersebut ditandai dengan spidol merah di bagian

ekornya.

3. Mencit pertama yang diberi tanda pada bagian ekornya tersebut

diberi Diazepam secara per-oral dengan menggunakan alat suntik.

Obat dimasukkan melalui mulutnya. Pemberian obar per-oral harus

hati-hati, jangan sampai masuk ke paru-paru.

4. Sedangkan mencit kedua yang tidak diberi tanda pada bagian

ekornya diberi Diazepam secara intra-peritoneal (parenteral), yaitu

dengan menyuntikkan obat tersebut di daerah dekat perut samping.

5. Catat waktu pemberian obat pada masing-masing mencit tersebut,

kemudian amati efek obat yang terjadi. Stopwatch mulai dinyalakan

saat obat mulai diberikan pada masing-masing mencit.

6. Perhatikan lamanya waktu pemberian obat sampai timbulnya efek.

Catat pula waktu saat obat tersebut mulai menimbulkan efek.

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Hasil praktikum pemberian obat secara per-oral dan parenteral

pada mencit di masing-masing kelompok praktikum :

Tabel 1. Onset of action (menit) obat (diazepam) pada mencit dengan pemberian

secara per-oral dan parenteral (inter-peritoneal).

Page 4: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

Kelompok Per-oral Parenteral

(Inter-peritoneal)

1 8.45 0.59

2 5.18 7.06

3 8.10 5.15

4 Masih aktif 3.31

5 Masih aktif 4.50

6 10.30 6

7 7.52 3

Rata-rata (menit) _ 4.03

Tabel diatas menunjukkan bahwa reaksi yang dirasakan oleh

mencit setelah diberi obat secara per-oral lebih lama dibandingkan

pemberian secara parenteral. Mencit pada kelompok 4 dan kelompok 5

juga masih aktif setelah pemberian obat lebih dari 30 menit. Jika hasil

kelompok 1, 2, 3, 6, dan 7 dirata-rata, lamanya reaksi obat per-oral adalah

7 menit – 8 menit, sedangkan pemberian obat secara parenteral rata-rata

terjadinya reaksi adalah 4 menit.

BAB IV

DISKUSI

4.1 Diskusi hasil

Cara pemberian obat merupakan salah satu penentu dalam

memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena sangat

menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi

dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya

obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of

Page 5: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta

dosis yang tepat untuk memberikan respons tertentu. 2

Pada percobaan kali ini, dilakukan perbandingan pengaruh obat

yang diberikan kepada mencit secara per-oral dengan obat yang diberikan

secara intra-peritoneal terhadap mula kerja obat. Data hasil menunjukkan

bahwa pemberian obat secara intra-peritoneal dapat menimbulkan mula

kerja obat yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat secara per-oral.

Cara per-oral merupakan cara pemberian obat yang paling umum

dilakukan karena mudah, aman, dan murah. Kerugiannya adalah

beberapa jenis obat dapat rusak oleh adanya enzim saluran cerna, perlu

kerjasama dari penderita, tidak dapat dilakukan bila pasien koma, dan

banyak faktor yang dapat mempengaruhi bioavailibilitasnya.

Bioavailibilitas adalah jumlah obat, dalam persen terhadap dosis, yang

mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh maupun aktif. 2

Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke peredaran

darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, obat terlebih dahulu harus

mengalami absorbsi pada saluran cerna. Absorpsi obat melalui saluran

cerna pada umumnya berlangsung secara difusi pasif sehingga absorpsi

obat mudah terjadi bila obat dalam bentuk non-ion dan mudah larut dalam

lemak (lipid soluble). Absorpsi obat pada usus halus selalu lebih cepat

daripada lambung karena luas penampang permukaan epitel usus halus

lebih besar daripada lambung. Selain itu, lambung dilapisi oleh lapisan

mukus yang tebal dan tahanan listrik yang tinggi. Oleh karena itu,

peningkatan kecepatan pengosongan lambung biasanya akan

meningkatkan kecepatan absorpsi obat dan sebaliknya. Absorpsi obat

dalam usus halus secara transpor aktif berlaku bagi obat-obatan yang

memiliki struktur kimia mirip dengan zat-zat makanan.3,4

Ada obat-obat yang diabsorpsi dari tempat pemberian dan tidak

semuanya akan mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan

dimetabolisme oleh enzim di hati dan di dinding usus pada lintasan

pertamanya melalui organ-organ tersebut (metabolisme atau eliminasi

lintas pertama). Hal ini akan menyebabkan bioavailibilitas obat tersebut

Page 6: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

berkurang sehingga mula kerja obat pun menjadi lambat. Metabolisme

lintas pertama ini dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian

parenteral (intra-vena, intra-arteri, intra-muscular, intra-peritonial),

sublingual, dan rektal.5

Pada pemberian obat secara intra-peritoneal, obat diinjeksikan

pada rongga perut tanpa terkena usus atau terkena hati. Di dalam rongga

perut ini obat akan langsung diabsorpsi pada sirkulasi portal dan akan

dimetabolisme di dalam hati sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Namun

karena pada mesentrium banyak mengandung pembuluh darah, maka

absorpsi berlangsung lebih cepat dibandingkan per-oral sehingga mula

kerja obat pun menjadi lebih cepat. Pemberian secara intra-vena (IV) tidak

mengalami tahap absorpsi sehingga kadar obat dalam darah diperoleh

secara cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons

penderita. Larutan tertentu yang iritatif hanya dapat diberikan dengan cara

ini karena dinding pembuluh darah relatif tidak sensitif dan bila obat

disuntikkan perlahan akan diencerkan oleh darah. Namun pemberian

intra-vena ini tidak dapat ditarik kembali setelah diinjeksikan dan efek

toksik mudah terjadi karena kadar obat sudah langsung mencapai darah

dan jaringan. Penyuntikan intra-vena harus perlahan sambil melihat

respon penderita.4

Keuntungan pemberian secara suntikan atau parenteral adalah

timbulnya efek lebih cepat dan teratur dibandingkan dengan pemberian

per oral, dapat diberikan pada penderita yang tidak sadar, tidak kooperatif

atau keadaan muntah-muntah. Selain itu juga berguna pada saat keadaan

darurat. Kerugian yang mungkin ditimbulkan adalah membutuhkan cara

yang asepsis, menyebabkan rasa nyeri, bahaya penularan hepatitis

serum, sukar dilakukan oleh penderita dan tidak ekonomis. 4

4.2 Diskusi pertanyaan

1. Sebutkan keuntungan dan kerugian pemberian obat per-oral?

Keuntungan:

Page 7: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

a. Caranya mudah

b. Biaya yang dikeluarkan sedikit (lebih murah)

c. Aman

Kerugian :

a. Hanya dapat digunakan untuk pasien yang dalam keadaan

sadar, tidak bisa untuk pasin dalam keadaan koma.

b. Mengalami first pass effect, yaitu masuk melalui vena porta

kemudian diabsorbsi di hepar.

c. Mula kerja lebih lama jika dibandingkan dengan cara

pemberian obat parenteral/per-injeksi.

d. Tidak dapat digunakan untuk keadaan darurat.

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian pemberian obat parenteral?

Keuntungan :

a. Absorbsinya cepat sehingga mula kerjanya juga cepat.

b. Dapat digunakan untuk keadaan darurat karena mula

kerjanya cepat.

c. Dapat digunakan untuk pasien tidak sadarkan diri (misalnya

koma).

Kerugian :

a. Pemberian obat harus dalam keadaan steril.

b. Pemberian obat dilakukan oleh orang lain.

c. Ada rasa nyeri sewaktu disuntik.

d. Harga relatif mahal.

3. Apakah yang dimaksud onset of action dan duration of action?

Onset of action adalah total waktu pada saat obat mulai masuk

sampai obat tersebut dapat memberikan respon/ efek terhadap tubuh

sedangkan duration of action adalah lama obat tersebut bekerja dalam

tubuh.

4. Apa gunanya mengetahui T1/2 ( waktu paruh) suatu obat?

Page 8: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan sehingga konsentrasi

obat dalam darah berkurang setengah dari nilai awalnya. Pengukuran

waktu paruh memungkinkan penghitungan konstanta kecepatan eliminasi.

Konstanta kecepatan eliminasi fraksi obat yang ada pada suatu waktu.

5. Apa yang dimaksudkan dengan bioavailabilitas obat?

Bioavailabilitas obat merupakan istilah yang menyatakan jumlah

obat dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi sistemik dalam

bentuk utuh/ aktif. Hal ini terjadi karena untuk obat-obat tertentu tidak

semua yang diabsorbsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi

sistemik (dapat terjadi first pass metabolism). Jadi bioavailabilitas

menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorbsi sekaligus

metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik.

6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi obat?

Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain:

a. Cara pemberian obat

b. Sirkulasi darah ke tempat pemberian (semakin cepat aliran

darah maka semakin cepat obat tersebut dibawa untuk

diabsorbsi).

c. Daya larut obat

d. Derajat ionisasi obat

e. Luas permukaan absorbsi obat

f. Ukuran partikel molekul obat (semakin kecil ukuran partikel obat

maka semakin cepat obat tersebut diabsorbsi).

g. Formulasi obat (apabila obat tersebut berikatan dengan zat-zat

kimia lain di dalam tubuh maka semakin sulit obat tersebut

untuk diabsorbsi (physicochemical factor). Contohnya tetrasiklin

yang mengikat kalsium dari tulang dan gigi).

Page 9: 39511367 1 Laporan Praktikum Farmakologi Mula Kerja Obat Per Oral Intra Peritoneal Pd Mencit

h. GI motility atau gerak peristaltik usus (semakin cepat peristaltik

usus maka obat yang diabsorbsi juga semakin cepat).

7. Jelaskan bagaimana obat dapat menimbulkan respon?

Setelah obat masuk ke dalam tubuh, obat tersebut mencari target-

target tertentu yang dapat membantu untuk menjalankan aksinya. Target-

target tersebut antara lain reseptor, ion channel, enzim, dan carrier

molecules, tetapi ada juga obat yang tidak memerlukan target untuk dapat

bereaksi. Setelah berikatan dengan targetnya, obat dan target membentuk

suatu coupling process lalu menghasilkan respon terhadap tubuh.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Cara pemberian obat berpengaruh terhadap proses absorbsi obat

oleh tubuh karena sangat menentukan efek biologis suatu obat termasuk

cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action). Pemberian

obat secara per-oral menyebabkan mula kerja obat menjadi lambat karena

obat dimetabolisme pada lintasan pertamanya melalui organ-organ

tertentu (first pass metabolism), sedangkan mula kerja obat menjadi lebih

cepat jika diberikan secara parenteral karena tidak melalui saluran cerna

sehingga obat tidak melalui first pass metabolism.