31 buletin rabithah-30-april2010-slide

4

Click here to load reader

Transcript of 31 buletin rabithah-30-april2010-slide

Page 1: 31 buletin rabithah-30-april2010-slide

1

Kajian Islam.

021 31

Bagi wanita Indonesia, tanggal 21 April dianggap sebagai tonggak kebangkitan para wanita. Sebelum adanya pendobrakan yang dilakukan oleh ibu Kartini, wanita Indonesia bisa dikatakan menempati kelas kedua di masyarakat. Wanita tidak memperoleh hak-hak sebagai-mana kaum lelaki. Kartini berusaha mendobrak adat yang berlaku pada masa itu, dimana orang selalu dibeda-bedakan berdasarkan warna darahnya, apakah dia ningrat (berdarah biru) atau bukan. Menurut Kartini, yang membedakan derajat seseorang hanyalah pikirannya (fikroh) dan budi pekertinya (akhlak). Kartini memiliki cita-cita yang luhur, yaitu mengubah masyarakat, khususnya kaum perempuan yang tidak memperoleh hak pendidikan, juga untuk melepaskan diri dari hukum yang tidak adil dan paham-paham materialisme, sehingga kaum perempuan mendapatkan akses untuk mendapatkan hak dan dalam menjalankan kewajibannya [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 oktober 1902]. Namun demikian, perjuangan beliau sering disalah artikan oleh segolongan wanita yang meneri-akkan Emansipasi Wanita. Kartini digambarkan sebagai sosok yang bersemangat memperjuangkan kaum perempuan agar mempunyai hak yang sama dan sejajar dengan kaum pria. Perempuan Indonesia didorong untuk menempati posisi-posisi yang biasanya didominasi oleh pria. Akhirnya, kaum perempuan Indonesia pun bergegas mencari peluang karir setinggi-tingginya, tanpa peduli harus mengorbankan keluarga maupun harga dirinya. Naudzubillah min dzalik. Islam memandang Wanita

Jauh sebelum Kartini dilahirkan, Islam telah menempatkan wanita pada posisi yang begitu mulia. Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. ". (QS Al-A’raf : 189) “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS An-Nisa : 1). “ Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS An-Nahl : 72) Al-Qur’an memberikan bukti yang nyata bahwa wanita benar-benar setara dengan pria di mata Tuhan dalam hal hak dan kewajibannya. “ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl : 97, lihat juga An-Nisa). Dalam hal menuntut ilmu, wanita juga tidak berbeda dengan laki-laki. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR Al-Baihaqi). Muslim yang dimaksud disini adalah meliputi keduanya laki-laki dan perempuan. Dalam hal perkawinan, Islam juga menempatkan wanita pada posisi yang dimuliakan. Hukum perkaw-

inan dalam Islam adalah jelas dan selaras dengan sifat dasar manusia. Dengan mempertim-bangkan penciptaan sisi fisiologi dan psikologi pria dan wanita, keduanya mempunya hak dan kewajiban yang sama antar satu dengan yang lain, kecuali satu kewajiban, yaitu kepemimpinan.

WANITA dan PERANNYA DALAM MEMBANGUN UMAT

16 Ju

ma

dil

Aw

al

1431

/ 30

Ap

ril 2

010

Page 2: 31 buletin rabithah-30-april2010-slide

2

021 Al-Qur’an menegaskan: “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.” (QS Al-Baqarah : 228). Kelebihan itu adalah Qiwamah (pemeliharaan dan perlindungan). Hal ini merujuk pada perbedaan alami antara dua jenis kelamin yang mewajibkan jenis yang lebih lemah mendapatkan perlindungan. Hal ini tidak menyiratkan adanya superioritas atau kelebihan di mata hukum. Namun peran kepemimpinan laki-laki dalam keluarganya tidak berarti seorang suami menjadi dictator atas isterinya. Islam menekankan pentingnya nasehat dan persetujuan bersama dalam diskusi keluarga. Di atas hak-hak dasar seorang isteri, ada hak yang ditekankan dalam Al-Qur’an dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah salallahu alaihi wasallam; perlakuan yang baik dan persahabatan. “Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersa-barlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS An-Nisa:19). Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Mukmin terbaik adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya.” (HR Ahmad no. 7396) Dalam hal politik, wanita dalam sejarah peradaban Islam tercatat memiliki hak yang setara den-gan kaum pria dalam berpolitik. Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab radiallahu anha, seorang wanita membantahnya dalam masjid, membuktikan perkataaannya dan menyebabkan Umar men-gumumkan pada hadirin, “Wanita ini benar dan Umar salah.” Hal-hal diatas menunjukkan bahwa wanita memiliki kedudukan yang tidak kalah pentingnya dengan laki-laki tidak seperti yang terjadi pada jaman jahiliyah yang mana orang malu mempunyai anak perempuan sehingga harus dibunuh.

Peran Wanita dalam Membangun Umat

.Wanita sebagai hamba Allah yang lemah, memiliki peran amat besar dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tanpanya, kehidupan tidak akan berjalan semestinya. Sebab ia adalah pencetak generasi baru. Sekiranya di muka bumi ini hanya dihuni oleh laki-laki, kehidupan mungkin sudah terhenti beribu-ribu abad yang lalu. Oleh sebab itu, wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena dibalik semua keber-hasilan dan kontinuitas kehidupan, di situ ada wanita. Kiprah seorang wanita terangkum dalam hal-hal berikut ini 1. Peranan Wanita dalam Mendidik Umat

Syauqi mengatakan "Ibu ibarat madrasah, jika kau persiapkan maka sesungguhnya anda sedang menyiapkan bangsa (besar) yang wangi keringatnya." Wanita adalah guru pertama bagi sang anak, sebelum dididik orang lain. Sejak ruh ditiupkan ke dalam rahim, proses pendidikan sudah dimulai. Sebab mulai saat itu, anak telah mampu menangkap rangsangan-rangsangan yang dberikan oleh ibunya. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang ibu adalah masalah tarbiyah ruhiyah termasuk didalamnya penddikan aqidah, ibadah dan akhlaq dan juga tarbiyah aqliyah serta jasadiyah. Tiga hal (ruhiyah, aqliyah dan jasadiyah)ini harus terpenuhi secara seimbang untuk mencetak generasi yang gemilang.

2. Peran Wanita Mendampingi Suami Suami shaleh kebanyakan dibelakangnya ada istri shalehah. Adalah Khadijah, seorang istri

yang selalu hadir di saat suka maupun duka bersama Rasulullah. Pantaslah sampai Rasululullah sering memberi pujian bahkan sampai disaat Khadijah sudah meninggalpun Rasululullah tidak pernah melupakan beliau. “Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (Khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia

mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberiku harta saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak pada istri-istriku yang lain.” 16

Jum

ad

il A

wa

lr 14

31 /

30 A

pril

20

10

Page 3: 31 buletin rabithah-30-april2010-slide

3

3. Peranan Wanita dalam menegakkan Negara Di samping wanita sebagai ibu rumah tangga dan pendidik generasi, ia dalam satu waktu juga

berperan sebagai pendidik para pemudi-pemudi dan ibu-ibu. Di dalam rumah ia pendidik anak-anak, sedang di luar rumah ia pendidik sebagian anggota masyarakat. Adalah Ummu Syarik, setelah masuk Islam, beliau mendakwahi wanita-wanita Qurasiy secara diam-diam dan mengajak mereka menerima Islam. Zainab Al-Ghazali adalah di antara figur wanita modern penerus Ummu Syarik. Walaupun wanita diperbolehkan keluar rumah, namun ada batasan-batasan syariat yang tidak boleh dilupakan yaitu menghindari ikhtilat atau bercampurnya laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dalam salah satu forum yang tidak dibenarkan Islam. Begitu juga dalam hal pakaian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya :

- Pakaian harus menutup seluruh anggota tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan (dalam hal ini para ulama berbeda pendapat).

-Pakaian tidak menarik perhatian. -Pakaian tidak sempit. -Tidak pendek bagian bawahnya. -Tidak beraroma minyak wangi. -Tidak menyerupai pakaian laki-laki, karena Rasulullah melaknat perempuan yang menyerupai laki-laki.

-Tidak memakai pakaian dengan maksud agar terkenal di antara manusia. Jika rambu-rambu yang sudah ditetapkan Allah dilanggar, alih-alih bisa memperbaiki umat justru kerusa-kanlah yang akan didapat. Naudzubillah Akhir kata, semoga wanita muslimah bisa bersinergi dengan kaum pria untuk mewujudkan ke-majuan umat sesuai dengan potensi masing-masing tanpa menghilangkan kodrat kewanitaan dan tanpa melupakan tugas utama sebagai seorang wanita. Maraji’ : -Kedudukan Wanita Dalam Islam, DR Jamal A Badawi -www.sinai.cjb.net

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwassalam bersabda:

“Dunia ini adalah perhiasan/kesenangan dan sebaik-baik perhiasan/kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.”

(HR. Muslim,Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)

Khadijah binti khuwailid

Beliau di juluki Ath-thohirah, yang berarti bersih dan suci. Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas

dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya.

Setelah bercerai dengan suami yang pertama, banyak dari para pemuka -pemuka Quraisy yang menginginkan Beliau untuk dijadikan istri, tetapi, Khadijah memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian dari hasil usaha yang di kelolanya, Beliau menjadi seorang yang kaya.

Mutiara Kisah

16 Ju

ma

dil

Aw

al 1

431 /

30

Ap

ril 2

010

Mutiara Hadits

Page 4: 31 buletin rabithah-30-april2010-slide

4

Salam Redaksi Buletin Rabithoh Saran & Kritik kirirm ke: [email protected]

Kepandaian dan kejelian Beliau, kemudian Beliau menawarkan Muhammad yang pada saat itu belumlah diangkat menjadi Nabi, untuk menjual dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang di miliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin bertambah banyak. Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasaanya, dan ia juga adalah wanita yang kaya raya. Maka tidaklah mengherankan dengan kondisi yang demikian itu semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri. Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang terpercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlaq yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah mentakdirkan mereka untuk menikah, walaupun pada waktu itu, umur Khadijah yang telah sampai di usia 40 Tahun kecantikannya tetap mempesona Muhammad yang berumur 25 tahun. Keutamaan Khadijah diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw ; “Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain”. Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah. Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup khadijah, adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, Beliau lakukan sampai ajal menjemputnya. Allah memberikan pilihan bagi kaum wanita, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, wanita karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga.. Semua itu sama baiknya. Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang Allah tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala. Dalam kisah Siti Khadijah, Allah telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita…, Khadijah, adalah wanita yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, Istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah…. Dan tidaklah mungkin Allah jadikan khadijah sebagai teladan jika tidak mungkin untuk di teladani, karena pada dasarnya, kaum wanita…adalah kaum yang mampu melakukan semua itu… Wallahu’alam..

Sumber : http://new.drisalah.com/index.php/inspirasi/81-kisah-siti-khadijah.html Do’a Keluarga Sholih

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

”ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA A’YUN,

WAJ’ALNA LILMUTTAQINA IMAMAA.” (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan ketu-runan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-

orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)

Kiat Bijak Minum Obat: •Hanya minum jika perlu •Paham dan tahu aturan minum •Pastikan bukan obat palsu

16 Ju

ma

dil

Aw

al 1

431 /

30

Ap

ril 2

010

Mutiara Do’a

Pojok Sehat

Oleh:

Supangat MD, MS, Ph.D