30 TAHUN wANAriseT ANggresibalithutmanokwari.or.id/wp-content/uploads/2018/05/... · 2018-05-17 ·...
Transcript of 30 TAHUN wANAriseT ANggresibalithutmanokwari.or.id/wp-content/uploads/2018/05/... · 2018-05-17 ·...
30 TAHUN wANAriseT ANggresi:sebUAH HAsil kerjA bersAmA
Penyusun:Freddy Jontara Hutapea
Jarot Pandu Panji AsmoroIga Nurapriyanto
Irma YeniYohannes Wibisono
editor:Pudja Mardi Utomo
Dana ApriyantoRelawan Kuswandi
Kementerian lingKungan hidup dan KehutananBadan penelitian, pengemBangan, dan inOVaSi
Balai penelitian dan pengemBanganlingKungan hidup dan Kehutanan manOKWari
2017
30 TAHUN wANAriseT ANggresi: sebUAH HAsil kerjA bersAmA
Diterbitkan dan dicetak oleh:Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan ManokwariJl. Inamberi, Susweni Manokwari Provinsi Papua BaratTelepon : (0986) 213437, 213440Website : http://www.balithutmanokwari.or.idDicetak dengan pembiayaan DIPA BP2LHK Manokwari Tahun 2017.
© 2017 BP2LHK Manokwari
Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang menggandakan atau memperbanyak buku ini baik sebagian maupun keseluruhan isi buku termasuk foto-foto ataupun yang lainnya tanpa seijin penulis dan penerbit.
isbN:978-979-1280-06-8
Penulis:Freddy Jontara HutapeaJarot Pandu Panji AsmoroIga NurapriyantoIrma YeniYohannes Wibisono
editor:Pudja Mardi UtomoDana ApriyantoRelawan Kuswandi
Tata letak dan Cover:Yobo Endra PranantaFreddy Jontara Hutapea
kATA sAmbUTAN
Buku 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama merupakan buku yang dibuat untuk memperkenalkan salah satu aset berharga BP2LHK Manokwari yang telah memberikan manfaat tidak hanya bagi BP2LHK Manokwari itu sendiri melainkan juga bagi institusi pendidikan, institusi kehutanan lainnya, pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar wanariset. Buku ini sekaligus juga menjadi kenangan atas kiprah BP2LHK Manokwari selama membangun dan mengelola Wanariset Anggresi.
Wanariset yang mulai dibangun tahun 1986 oleh peneliti, teknisi, dan pendiri BP2LHK Manokwari telah mewarnai langkah Balai dalam menghasilkan IPTEK pengelolaan hutan di Tanah Papua. Buku ini memaparkan secara singkat profil BP2LHK Manokwari, sejarah Wanariset Anggresi dan proses kerjasama, pengelolaan dan penataan Wanariset Anggresi, riset di Wanariset Anggresi, Anggresi dan masyarakat sekitar, dan potensi dan ancaman terhadap keberadaan Wanariset Anggresi. Buku ini juga menampilkan banyak dokumentasi berupa foto yang dapat memperkaya informasi yang disajikan.
Dengan diterbitkannya buku 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama ini, pengguna diharapkan dapat mengenal BP2LHK Manokwari secara umum dan Wanariset Anggresi secara khusus.
iv 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak dalam penyempurnaan buku ini.
Akhir kata kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada penyusun, editor, narasumber, dan semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini. Semoga buku ini memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
Manokwari, Agustus 2017 Kepala Balai,
Dana Apriyanto, S.Hut, MT., M.Sc NIP. 19750409 200003 1 003
sekAPUr siriH
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga pada kesempatan yang berbahagia ini BP2LHK Manokwari dapat menerbitkan buku berjudul 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama.
Wanariset Anggresi merupakan salah satu aset pemerintah yang memiliki nilai dan peran yang sangat penting. Oleh sebab itu, sudah seharusnya pemerintah ikut serta menjaga kelestarian Wanariset Anggresi dan semua kekayaan yang ada didalamnya. Pelestarian Wanariset Anggresi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup flora dan fauna, dan juga kesuburan tanah disekitarnya.
Kawasan Wanariset Anggresi memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang memiliki peran penting terhadap keadaan di sekitarnya, termasuk tanah. Hubungan yang terpadu didalamnya merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, keberadaan Wanariset Anggresi serta kekayaan flora dan fauna didalamnya perlu dijaga dan dikelola dengan baik.
Dengan diterbitkannya buku ini, pembaca diharapkan dapat memperoleh gambaran mengenai keberadaan Hutan Tanaman Anggresi yang sudah berumur kurang lebih tiga puluh tahun.
Akhirnya, kami menyambut diterbitkannya buku 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama. Semoga buku ini
vi 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan pengembangan pendidikan terutama dibidang kehutanan.
Kepala Seksi Data, Informasi, dan Sarpras Ir. Edwin Lodewiyk Yoroh NIP. 19590821 198801 1 001
DAFTAr isi
kATA sAmbUTAN ............................................................... iii
sekAPUr siriH .................................................................. v
DAFTAr isi .......................................................................... vii
DAFTAr TAbel ................................................................... ix
DAFTAr gAmbAr .............................................................. xi
DAFTAr siNgkATAN ......................................................... xv
i. PeNDAHUlUAN .......................................................... 1 A. Informasi Umum BP2LHK Manokwari ........................... 1 B. Kedudukan dan Peran Wanariset Anggresi bagi BP2LHK Manokwari .......................................................... 2 C. Letak Wanariset Anggresi .................................................. 2 D. Alasan Pemilihan Lokasi Wanariset Anggresi ................. 3 E. Topografi, Tanah, dan Iklim Wanariset Anggresi ........... 10
ii. sejArAH kAwAsAN DAN PrOses kerjAsAmA .... 13
iii. PeNgelOlAAN DAN PeNATAAN wANAriseT ANggresi .................................................................... 15 A. Proses Pembangunan Wanariset Anggresi ....................... 15 B. Kondisi Tutupan Saat Ini ................................................... 16 C. Unit Pengelola ..................................................................... 20 D. Kegiatan Pengelolaan dan Penataan ................................. 24 E. Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan Wanariset Anggresi ............................................................................... 25
iV. riseT Di wANAriseT ANggresi ............................ 29 A. Riset Oleh Peneliti BP2LHK Manokwari ......................... 29 B. Riset Oleh Instansi di Luar BP2LHK Manokwari ........... 29
viii 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
V. ANggresi DAN mAsYArAkAT sekiTAr ................ 3 A. Kondisi Sosial Ekonomi Kampung Anggresi ........... 43 B. Hubungan Masyarakat dengan Wanariset Anggresi ....................................................................... 49
Vi. POTeNsi DAN ANCAmAN TerHADAP keberADAAN wANAriseT ANggresi .................. 51 A. Potensi dan Manfaat Wanariset ......................................... 51 B. Tantangan/Ancaman terhadap Keberadaan Wanariset .. 53
Vii. PeNUTUP ..................................................................... 55
DAFTAr PUsTAkA ............................................................. 57
DAFTAr TAbel
Tabel 1. Kandungan kimia tanah beberapa tegakan di Wanariset Anggresi ........................................................................... 10
Tabel 2. Komposisi fraksi tanah beberapa tegakan di Wanariset Anggresi ........................................................................... 10
Tabel 3. Jenis, bentuk benih, dan asal benih pohon di Wanariset Anggresi ........................................................................... 15
Tabel 4. Total anggaran yang telah dikeluarkan BPK Manokwari untuk pembangunan dan pengelolaan Wanariset
Anggresi dari tahun 1986-2010 ..................................... 24Tabel 5. Output dan hasil singkat riset oleh peneliti BP2LHK
Manokwari. ...................................................................... 30Tabel 6. Output dan hasil singkat riset oleh institusi di luar
BP2LHK Manokwari....................................................... 38
DAFTAr gAmbAr
Gambar 1. Tanda pengenal Wanariset Anggresi. ........................ 2Gambar 2. Posisi Wanariset Anggresi terhadap Kota Manokwari. .................................................................. 4Gambar 3. Kunjungan kerja Kepala BP2LHK Manokwari saat
ini, Dana Apriyanto, S.Hut, MT, M.Sc, ke Wanariset Anggresi. ...................................................................... 4
Gambar 4. Kunjungan Kepala BPK Manokwari periode 2012-2014, Ir. Harisetijono, M.Sc (kiri) ke Wanariset
Anggresi. ...................................................................... 5Gambar 5. Kunjungan kerja Kepala BPK Manokwari periode 2011, Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M.Sc (Kanan),
dan Kepala Seksi PE, Ir. Edwin L. Yoroh (Kiri), ke Wanariset Anggresi. ................................................... 5
Gambar 6. Kunjungan Kepala BPK Manokwari periode 2007-2010, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc (Kiri), Kepala Seksi PE, Drs. Jhonny H. Panjaitan, M.Sc (Tengah), dan kabid Puspijak, Ir. Tigor Butarbutar, M.Sc (Kanan) ke Wanariset Anggresi. ................................................... 6
Gambar 7. Kunjungan sekretaris Badan Litbang Kehutanan tahun 2010, Dr. Ir. I. B. Putera Parthama, M.Sc (Kanan), Kepala Seksi PE, Drs. Jhonny H. Panjaitan, M.Sc (Tengah), dan kabag Program dan Kerjasama Sektretariat Badan Litbang, Ir. Wisnu Prastowo, MF (kiri) ke Wanariset Anggresi. ..................................... 7
Gambar 8. Kunjungan sekretaris Badan Litbang Kehutanan tahun 2010, Dr. Ir. I. B. Putera Parthama, M.Sc, kabag Program dan Kerjasama Sektretariat Badan Litbang,
Ir. Wisnu Prastowo, MF, dan karyawan BPK Manokwari ke Wanariset Anggresi. ........................... 8
Gambar 9. Kunjungan tim monitoring FCPF P3PIK dari Bogor ke Wanariset Anggresi. ............................................... 9
xii 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 10. Posisi Wanariset Anggresi yang cukup dekat dengan jalan poros Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Manokwari Selatan. ..................................................... 9
Gambar 11. Kesepakatan bersama antara BPK Manokwari dengan PT. RC tentang pengelolaan Wanariset Anggresi. ... 14
Gambar 12. Petak nyatoh (kiri), merbau (kanan) dan Araucaria (depan). ........................................................................ 17
Gambar 13. Petak Tectona (A) dan Intsia (B) di Wanariset Anggresi. ...................................................................... 17
Gambar 14. Petak matoa di Wanariset Anggresi. .......................... 18Gambar 15. Petak Swietenia di Wanariset Anggresi. .................... 18Gambar 16. Petak Palaquium di Wanariset Anggresi. .................. 19Gambar 17. Petak Agathis (A) dan Araucaria (B) di Wanariset
Anggresi. ...................................................................... 19Gambar 18. Anggrek tanah yang ditemukan di Wanariset Anggresi. ...................................................................... 20Gambar 19. Beberapa peneliti yang berperan penting dalam
pengelolaan Wanariset Anggresi. .............................. 22Gambar 20. Beberapa teknisi yang memiliki peran penting dalam
pengelolaan Wanariset Anggresi. ............................... 23Gambar 21. Pengukuran tahun 2008 (A) dan 2015 (B). ............... 25Gambar 22. Pondok kerja Wanariset Angresi. .............................. 26Gambar 23. Keadaan pondok kerja Wanariset Anggresi dari dalam. ........................................................................... 26Gambar 24. Alat untuk kegiatan pengukuran diameter dan tinggi pohon. ................................................................ 27Gambar 25. Beberapa output penelitian di Wanariset Anggresi oleh peneliti BP2LHK Manokwari. ........................... 37Gambar 26. Beberapa output penelitian di Wanariset Anggresi oleh instansi di luar BP2LHK Manokwari. ............... 41Gambar 27. Jalan masuk Kampung Anggresi. ............................... 44Gambar 28. Kampung Anggresi. ..................................................... 45
xiii30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 29. Wawancara dengan masyarakat Kampung Anggresi. ...................................................................... 46Gambar 30. Kantor Kampung Anggresi ......................................... 47Gambar 31. Petani padi Kampung Anggresi. ................................ 49Gambar 32. Pisang yang ditanam masyarakat di Wanariset
Anggresi. ...................................................................... 52
DAFTAr siNgkATAN
Alm. AlmarhumBLI Badan Litbang InovasiBLK Balai Latihan KehutananBPK Balai Penelitian KehutananBPPK Balai Penelitian dan Pengembangan KehutananBP2LHK Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Hidup dan KehutananC Carbon (karbon)cm Centimetre (sentimeter)CO Carbon Monoxide (Karbon monoksida)CO2 Carbon Dioxide (Karbon dioksida)Dr DoktorDrs DoktorandusFCPF Forest Carbon Partnership Facilitygr Gramha HektarHHBK Hasil Hutan Bukan KayuHTI Hutan Tanaman IndustriIPB Institut Pertanian BogorIr InsinyurKabag Kepala BagianKabid Kepala BidangKemenhut Kementerian KehutananKK Kepala KeluargaKLH Kementerian Lingkungan HidupKLHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanankm Kilometre (kilometer)
xvi 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
M Milyarm Metre (meter)mdpl Meter di atas Permukaan LautMenhut Menteri KehutananMF Master of Forestrymm Millimetre (millimeter)m3 Cubic metre (meter kubik)M.Sc Master of ScienceMT Magister TeknikO2 Oxygen (oksigen)PE Program dan EvaluasiPermenhut Peraturan Menteri KehutananPERMEN LHK Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
KehutananPKN Perusahaan Kayu NegaraPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPK Proyek Penelitian KehutananP3PIK Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan
Iklim dan KebijakanPT. RC PT. Ragamkarya CiptapratamaPuskesmas Pusat Kesehatan MasyarakatPuspijak Pusat Perubahan Iklim dan KebijakanRp RupiahSD Sekolah DasarSK Surat KeputusanSKMA Sekolah Kehutanan Menengah AtasS.Hut Sarjana KehutananSMP Sekolah Menengah PertamaSMA Sekolah Menengah AtasS1 Strata 1S2 Strata 2
xvii30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
t TonUGM Universitas Gajah MadaUNIPA Universitas Negeri PapuaUPT Unit Pelaksana TeknisUU Undang-Undang
i. PeNDAHUlUAN
A. Informasi Umum BP2LHK ManokwariBP2LHK Manokwari merupakan salah satu UPT BLI KLHK.
Sejarah BP2LHK Manokwari diawali dengan penetapan PPK Manokwari melalui SK Menhut No. 95 (1984). Balai ini resmi berdiri pada tanggal 22 Januari 1991, berdasarkan SK Menhut No. 241 (1990). Pada saat itu, Balai ini diberi namas BPK Manokwari.
Dalam perjalanannya, BP2LHK Manokwari beberapa kali mengalami perubahan nama. Pada tahun 2002, sesuai dengan SK Menhut No. 6181 (2002), nama Balai berubah menjadi BPPK Papua dan Maluku. Kemudian pada tahun 2006, melalui Permenhut No. P.40 (2006), nama Balai berubah kembali seperti semula menjadi BPK Manokwari. Pada tahun 2016, nama Balai kembali berubah seiring dengan penggabungan Kemenhut dengan KLH menjadi KLHK. Berdasarkan PERMEN LHK No. P.25 (2016), nama Balai ini berubah menjadi BP2LHK Manokwari. Nama ini masih digunakan hingga sekarang.
Berdasarkan PERMEN LHK No. P.25 (2016), BP2LHK Manokwari dikategorikan sebagai Balai umum tipe B yang bertugas melaksanakan penelitian di bidang konservasi dan rehabilitasi, peningkatan produktivitas hutan, keteknikan kehutanan dan pengelolaan hasil hutan, serta perubahan iklim dan kebijakan kehutanan. Fungsi dan tugas pokok BP2LHK Manokwari adalah:
1. Menyusun rencana, program dan anggaran2. Melaksanakan penelitian dan kerja sama penelitian3. Melaksanakan pelayanan data dan informasi, ilmu pengetahuan
dan teknologi hasil-hasil penelitian4. Mengelola sarana dan prasarana penelitian lingkup Balai5. Mengelola hutan penelitian yang menjadi tanggung jawab
Balai
2 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
6. Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian7. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai
B. Kedudukan dan Peran Wanariset Anggresi bagi BP2LHK ManokwariWanariset Anggresi memiliki peran penting dalam mendukung
program kerja BP2LHK Manokwari. Pada awalnya, wanariset ini diperuntukkan untuk percobaan introduksi jenis sebagai usaha untuk menunjang pembangunan HTI di Tanah Papua (Omon & Abdurrohim, 1988a).
Seiring berjalannya waktu, wanariset ini kemudian diperuntukkan untuk kegiatan penelitian, pendidikan dan pelatihan, dan show window jenis-jenis endemik Papua secara eksitu.
Gambar 1. Tanda pengenal Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
C. Letak Wanariset AnggresiSecara administratif, Wanariset Anggresi berada di Kampung
Anggresi, Desa Sowi, Distrik Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat. Secara geografis, wanariset ini terletak antara 101’-102’ LS dan 13402’-13403’ BT.
330 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Seperti tertuang dalam kesepakatan bersama antara BPK Manokwari dengan PT. RC tanggal 1 April 2011, batas kepemilikan wanariset ini adalah sebagai berikut:
Utara : Jalan propinsi dan tanah hak PT. RCSelatan : Tanah hak PT. RCTimur : Tanah hak PT. RCBarat : Tanah hak PT. RC
Sementara batas administrasi wanariset ini adalah:
Utara : Kali MaruniSelatan : Pemukiman Kampung AnggresiTimur : Pantai MupiBarat : Hutan Lindung Maruni
D. Alasan Pemilihan Lokasi Wanariset AnggresiPemilihan Anggresi sebagai lokasi mendirikan wanariset
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:1. Faktor ketersediaan lahan dan adanya niat baik dari
Dinas Kehutanan Manokwari saat itu untuk mendukung pembangunan wanariset.
2. Faktor ketinggian tempat (altitude), tanah, dan iklim lokasi yang dinilai cocok untuk membangun wanariset (Omon & Abdurrohim, 1988a).
3. Faktor lokasi wanariset yang sangat dekat dengan kota (± 30 km) (Gambar 2). Faktor ini akan memudahkan kegiatan pembangunan, pengelolaan, dan monitoring. Faktor ini juga yang menjadikan Wanariset Anggresi sebagai lokasi yang paling sering dikunjungi Kepala BP2LHK Manokwari dan tamu dari pusat. Beberapa dokumentasi kunjungan kerja Kepala BP2LHK Manokwari dari beberapa periode kerja dan tamu dari pusat dapat dilihat pada Gambar 3-9.
4 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
4. Faktor posisi wanariset yang sangat dekat dengan jalan poros Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Manokwari Selatan (Gambar 10), yang memudahkan akses menuju Wanariset Anggresi.
Gambar 2. Posisi Wanariset Anggresi terhadap Kota Manokwari.Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2011.
Gambar 3. Kunjungan kerja Kepala BP2LHK Manokwari saat ini, Dana Apriyanto, S.Hut, MT, M.Sc, ke Wanariset Anggresi.
Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
530 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 4. Kunjungan Kepala BPK Manokwari periode 2012-2014, Ir. Harisetijono, M.Sc (kiri) ke Wanariset Anggresi.
Foto: Henri S. Innah, 2013.
Gambar 5. Kunjungan kerja Kepala BPK Manokwari periode 2011, Dr. Ir. Arif Nirsatmanto, M.Sc (Kanan), dan Kepala Seksi PE, Ir. Edwin L. Yoroh (Kiri),
ke Wanariset Anggresi. Foto: Khuswantoro Akhadi, 2011.
6 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gam
bar 6
. Kun
jung
an K
epal
a BP
K M
anok
war
i per
iode
200
7-20
10, I
r. Th
omas
Nifi
nlur
i, M
.Sc
(Kiri
), Ke
pala
Sek
si PE
, Drs
. Jho
nny
H. P
anja
itan,
M.S
c (T
enga
h), d
an k
abid
Pus
pija
k, Ir
. Tig
or B
utar
buta
r, M
.Sc
(Kan
an)
ke W
anar
iset
Ang
gres
i. Fo
to: K
husw
anto
ro A
khad
i, 20
09
730 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gam
bar 7
. Kun
jung
an s
ekre
taris
Bad
an L
itban
g Ke
huta
nan
tahu
n 20
10, D
r. Ir.
I. B
. Put
era
Part
ham
a,
M.S
c (K
anan
), Ke
pala
Sek
si P
E, D
rs. J
honn
y H
. Pan
jaita
n, M
.Sc
(Ten
gah)
, dan
kab
ag P
rogr
am d
an
Kerja
sam
a Se
ktre
taria
t Bad
an L
itban
g, Ir
. Wis
nu P
rast
owo,
MF
(kiri
) ke
Wan
aris
et A
nggr
esi.
Foto
: Khu
swan
toro
Akh
adi,
2010
.
8 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gam
bar 8
. Kun
jung
an s
ekre
taris
Bad
an L
itban
g Ke
huta
nan
tahu
n 20
10, D
r. Ir.
I. B
. Put
era
Part
ham
a,
M.S
c, k
abag
Pro
gram
dan
Ker
jasa
ma
Sekt
reta
riat B
adan
Litb
ang,
Ir. W
isnu
Pra
stow
o, M
F, da
n ka
ryaw
an
BPK
Man
okw
ari k
e W
anar
iset
Ang
gres
i.Fo
to: B
PK M
anok
war
i, 20
10
930 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 9. Kunjungan tim monitoring FCPF P3PIK dari Bogor ke Wanariset Anggresi.
Foto: Pudja M. Utomo, 2013.
Gambar 10. Posisi Wanariset Anggresi yang cukup dekat dengan jalan poros Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Manokwari Selatan.
Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
10 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
E. Topografi, Tanah, dan Iklim Wanariset AnggresiTopograf i Wanariset Anggresi umumnya datar sampai
bergelombang ringan, dengan ketinggian sekitar 10 mdpl. Jenis tanah di wanariset ini termasuk latosol kehitam-hitaman dengan lapisan atas (top soil) yang agak dangkal dan berbatu sedimen yang tersebar merata (Omon & Abdurrohim, 1988a; Situmeang & Auri, 1990).
Sementara itu, hasil analisis tanah di bawah beberapa tegakan Wanariset Anggresi menunjukkan bahwa jenis tanah di wanariset ini merupakan typic Eutropept yang landai 1-3%. Kandungan batu tanah lebih besar dari 40%. Warna tanah di wanariset ini coklat kehitaman. Tebal serasah berkisar antara 3-5 cm. Kandungan kimia tanah dan komposisi fraksi tanah di beberapa tegakan dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Kandungan kimia tanah beberapa tegakan di Wanariset Anggresi.
Tegakan C-Org(%)
Bhn Org(%)
pH (H2O)
pH (KCl)
KTK (me%)
N (%)
P(ppm)
K(me%)
Araucaria 2,31 3,97 6,57 7,04 72,7 0,07 21,22 12Pometia 2,34 4,03 6,48 6,84 64,2 0,03 13,64 9Intsia 2,34 4,03 6,56 6,8 58,8 0,03 24,03 7Tectona 2,60 4,47 6,65 6,63 57,7 0,05 18,72 10Palagium 2,62 4,51 6,64 7,09 79,3 0,03 18,19 6Swietenia 1,79 3,08 6,7 7,11 63,5 0,02 20,16 9
Sumber: BPK Manokwari.
Tabel 2. Komposisi fraksi tanah beberapa tegakan di Wanariset Anggresi.
Tanamankomposisi Fraksi
kelas TeksturPasir (%) Debu (%) lempung
(%)Araucaria 26,13 43,84 30,03 Lempung BerliatPometia 39,15 30,76 30,10 Lempung Intsia 41,37 39,53 19,10 LempungTectona 31,35 41,61 27,05 Lempung BerliatPalagium 24,81 49,81 25,38 Lempung BerliatSwietenia 30,75 37,50 31,75 Lempung Berliat
Sumber: BPK Manokwari.
1130 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, iklim di Wanariset Anggresi tergolong tipe A. Curah hujan rata-rata per tahun mencapai 2.515 mm, dimana curah hujan tertinggi pada bulan April (304 mm) dan terendah pada bulan Oktober (122 mm). Suhu udara rata-rata sekitar 25,90C, dengan suhu maksimum sekitar 26,30C (November) dan suhu minimum sekitar 25,40C (Agustus). Kelembaban udara diperkirakan mencapai 82% (Omon & Abdurrohim, 1988a; Situmeang & Auri, 1990).
ii. sejArAH kAwAsAN DAN
PrOses kerjAsAmA
Pada mulanya, kawasan Wanariset Anggresi merupakan milik PKN yang diperuntukkan untuk kesejahteraan karyawan perusahaan yang dirumahkan (PHK). Luas kawasan ini pada saat itu sekitar 200 ha. Kawasan ini dititipkan kepada Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari. Pada saat itu, Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari memiliki niat baik untuk menjadikannya sebagai wanariset.
Proses kerjasama pemakaian kawasan ini menjadi wanariset dimulai pada tahun 1986 oleh Kepala PPK Manokwari saat itu, Sasa Abdurohim (Alm.). Melalui berita acara penyerahan yang dibuat oleh PPK Manokwari dan Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari No. 193a/IX/1986 tanggal 31 Maret 1986, kawasan ini resmi dibangun sebagai wanariset.
Mengingat kawasan Wanariset Anggresi bukan merupakan milik Balai, maka diperlukan payung hukum yang jelas dalam kegiatan pengelolaanya. Perjanjian kerjasama menjadi alternatif yang dipilih karena perjanjian kerjasama ini dapat memberikan kepastian hukum yang jelas. Perjanjian kerjasama ini juga bisa digunakan sebagai dasar menjalankan segala hak dan kewajiban pihak yang terlibat dalam perjanjian kerjasama.
Perjanjian kerjasama pengelolaan Wanariset Anggresi ini dibuat pada tanggal 1 April 2011. Melalui kesepakatan bersama antara BPK Manokwari dan PT. RC tentang pengelolaan wanariset No. 233a/VIII/BPKM-1/2011 dan No. 018/SKB-RC.LB/IV/2011, PT. RC setuju mempertahankan keberadaan Wanariset Anggresi sebagai wadah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, serta wisata alam dan jasa lingkungan. Luas areal yang ditetapkan sebagai wanariset adalah ± 18,090 ha (termasuk jalan masuk dan keluar).
14 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 11. Kesepakatan bersama antara BPK Manokwari dengan PT. RC tentang pengelolaan Wanariset Anggresi.
Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
iii. PeNgelOlAAN DAN PeNATAAN wANAriseT ANggresi
A. Proses Pembangunan wanariset AnggresiSebelum dibangun, sebagian besar kawasan wanariset ini
merupakan perladangan yang ditelantarkan dan areal bekas tebangan. Tumbuhan yang mendominasi kawasan wanariset ini adalah Piper aduncum, Macaranga spp., dan Artocarpus communis yang menyebar secara sporadis. Tumbuhan bawah yang terdapat dalam kawasan ini adalah alang-alang (Imperata cylindrica), gelagah (Saccharum spontaneum), rumput manis (Paspalum connyugatum), dan paku-pakuan (Situmeang & Auri, 1990).
Setelah proses kerjasama pada tahun 1986, pembangunan Wanariset Anggresi mulai dilakukan secara bertahap. Pada tahun 1988, dua puluh jenis pohon yang berasal dari Manokwari dan daerah lain di Indonesia telah ditanam di Wanariset Anggresi (Tabel 3). Sebagian besar pohon yang ditanam di wanariset ini berasal dari Manokwari dan Sorong, dan hanya tujuh jenis pohon yang diintroduksi dari daerah lain di Indonesia seperti Bogor, Bandung, dan Cikampek. Bentuk benih pohon yang ditanam di Wanariset Anggresi adalah biji dan cabutan. Benih cabutan berasal dari Manokwari, sementara benih dalam bentuk biji diperoleh dari Manokwari dan daerah lain.
Tabel 3. Jenis, bentuk benih, dan asal benih pohon di Wanariset Anggresi.
No jenis pohon bentuk benih Asal benih
1. Acacia mangium Biji Darmaga (Bogor)
2. Agathis labillardieri Biji Wosi (Manokwari)
3. Araucaria cunninghamii Cabutan Kebar (Manokwari)
4. Entrolobium cyclocarpum Biji Darmaga (Bogor)
16 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
5. Eucalyptus deglupta Biji Cikole (Bandung)
6. Intsia palembanica Cabutan Gunung Meja (Manokwari)
7. Maesopsis eminii Biji Darmaga (Bogor)
8. Palaquium amboinensis Cabutan Gunung Meja (Manokwari)
9. Pericopsis mooniana Biji Sorong
10. Podocarpus blumei Biji Anggori (Manokwari)
11. Pometia acuminata Cabutan Gunung Meja (Manokwari)
12. Pometia coriacea Cabutan Gunung Meja (Manokwari)
13. Pometia pinnata Biji Prafi SP5 (Manokwari)
14. Tectona grandis Biji Gunung Meja (Manokwari)
15. Styrax benzoin Biji Darmaga (Bogor)
16. Swietenia macrophylla Biji Cikampek
17. Trachylobium verrucosum Biji Darmaga (Bogor)
18. Vatica papuana Cabutan Anggori (Manokwari)
19. Vatica sumatrana Biji Darmaga (Bogor)
20. Callophyllum inophyllum Cabutan Gunung Meja (Manokwari)
Sumber: Omon & Abdurrohim (1988a).
B. Kondisi Tutupan Saat IniWanariset Anggresi masih ditumbuhi beberapa jenis pohon
seperti T. grandis, P. pinnata, Palaquium spp., S. macrophylla, dan A. Cunninghamii, dengan total volume mencapai ±722,9 m3. Penampakan beberapa tegakan di Wanariset Anggresi dapat dilihat pada Gambar 12-17. Disamping itu, beberapa batang pohon dari jenis lain seperti S. benzoin, Paraserianthes falcataria, dan E. cyclocarpum juga masih dapat ditemukan di wanariset ini.
1730 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 12. Petak nyatoh (kiri), merbau (kanan) dan Araucaria (depan).Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008.
Gambar 13. Petak Tectona (A) dan Intsia (B) di Wanariset Anggresi.Foto: Yobo E. Prananta, 2017 dan Freddy J. Hutapea, 2017.
18 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 14. Petak matoa di Wanariset Anggresi. Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
Gambar 15. Petak Swietenia di Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
1930 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 16. Petak Palaquium di Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
Gambar 17. Petak Agathis (A) dan Araucaria (B) di Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
20 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Disamping pohon, Wanariset Anggresi juga ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan bawah dan liana. Keberadaan tumbuhan ini di berbagai petak tanaman umumnya cukup beragam. Sebagai contoh, tumbuhan bawah dan liana pada tegakan Palaquium (Gambar 16) tidak terlalu lebat. Sementara pada petak Araucaria (Gambar 17B), tumbuhan bawah dan liana sangat lebat.
Beberapa jenis tumbuhan bawah yang ada di Wanariset Anggresi ini memiliki nilai yang tinggi. Salah satu diantaranya adalah anggrek tanah (Gambar 18).
Gambar 18. Anggrek tanah yang ditemukan di Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
C. Unit PengelolaPada awalnya, pengelolaan Wanariset Anggresi diserahkan kepada
peneliti dengan dibantu oleh teknisi. Beberapa nama seperti Sasa Abdurrohim (Alm.), Yoseph Lekitoo (Alm.), Johannes Peter Auri, Makmur Situmeang, Bugris, Encep Rahman, Mulyana Omon, Herman Remetwa, Totok Mei Untarto, Pujo Setio, Ifhendri, Mahfudz, David
2130 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Seran (Alm.), Relawan Kuswandi, Regina Maai, Betty Surippatty, Hidayat Alhamid, Pudja Mardi Utomo, Ilias Kadir Daud, Ahmad Rizal HB., Jarot Pandu Asmoro, A. Homer (Alm.), Alex Makbon, Yan Baransano (Alm.), Ottow Tabibiati, Eliezer Ergor (Alm.), Luther Rumawak, Marinus Rumawak, Abdurrahman Syakur, Nurkim N., Dedi Junaidi, Yohannes Ginting, Dwi Korani, Supatmini, Sri Asih, Syene Watimuri, dan Laban Mandibodibo memiliki peran penting dalam pengelolaan Wanariset Anggresi.
Pada tahun 2011, pengelolaan wanariset ini kemudian diserahkan kepada Seksi PE BPK Manokwari. Seiring kebijakan pembentukan KLHK pada tahun 2016, pengelolaan wana riset menjadi tanggung jawab Seksi Data, Informasi dan Sarana Prasarana.
22 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 19. Beberapa peneliti yang berperan penting dalam pengelolaan Wanariset Anggresi.
2330 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 20. Beberapa teknisi yang memiliki peran penting dalam pengelolaan Wanariset Anggresi.
24 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
D. Kegiatan Pengelolaan dan PenataanBerbagai kegiatan baik dalam rangka pengelolaan seperti penataan
tata batas wanariset, penomoran pohon dan pemotretan, pengukuran diameter pohon dan tinggi, pembebasan tanaman dari tanaman bawah dan liana, maupun kegiatan penelitian telah banyak dilakukan di Wanariset Anggresi. Dari tahun 1986 sampai 2010, total anggaran yang telah dikeluarkan untuk kegiatan ini mencapai Rp. 2,15 M (Tabel 4).
Tabel 4. Total anggaran yang telah dikeluarkan BPK Manokwariuntuk pembangunan dan pengelolaan Wanariset Anggresi
dari tahun 1986-2010.
No kegiatan Tahun Total anggaran (rupiah)
1. Pemeliharaan dan pengembangan wanariset
2000-2010 660.000.000,-
2. Penelitian dan pengembangan merbau 2004-2009 400.000.000,-3. Penelitian dan pengembangan
Araucaria2004-2009 380.000.000
4. Penelitian pemangkasan matoa dan merbau
2002-2004 60.000.000,-
5. Uji provenance jenis-jenis andalan 1988-2003 225.000.000,-6. Pembangunan wanariset 1986-1988 50.000.000,-7. Pembangunan pondok kerja 2001 25.000.000,-8. Renovasi pondok kerja 2008 85.000.000,-9. Penelitian site indeks jati dan mahoni 2008 40.000.000,-
10. Penelitian potensi tanaman pangan di bawah tegakan
2009 55.000.000,-
11. Penelitian budidaya HHBK jenis masoi 2009-2010 170.000.000,-Total 2.150.000.000,-
Sumber: Seksi Data, Informasi dan Sarana Prasarana BP2LHK Manokwari.
Kegiatan yang paling umum dilakukan di Wanariset Anggresi adalah pengukuran diameter dan tinggi tanaman (Gambar 21). Kegiatan ini dilakukan untuk memonitor riap pertumbuhan berbagai jenis pohon yang ada di Wanariset Anggresi.
2530 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 21. Pengukuran tahun 2008 (A) dan 2015 (B).Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008, dan Jarot P. P. Asmoro, 2015.
E. Sarana dan Prasarana Pendukung Pengelolaan Wanariset AnggresiGuna menunjang kegiatan pengelolaan, Wanariset Anggresi
memiliki pondok kerja yang juga berfungsi sebagai rumah jaga. Pondok kerja ini, terletak di depan jalan masuk menuju wanariset (Gambar 22 & 23). Pondok kerja ini juga digunakan sebagai tempat menyimpan berbagai peralatan yang diperlukan seperti parang, sepatu boot, sprayer dll.
26 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 22. Pondok kerja Wanariset Angresi.Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008.
Gambar 23. Keadaan pondok kerja Wanariset Anggresi dari dalam.Foto: Khuswantoro Akhadi, 2010.
2730 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Untuk menunjang kegiatan pengukuran diameter dan tinggi pohon yang secara periodik dilakukan, Wanariset Anggresi memiliki peralatan seperti Spiegel Relaskop (pengukur tinggi) dan Phi band (pengukur diameter) (Gambar 24).
Gambar 24. Alat untuk kegiatan pengukuran diameter dan tinggi pohon.Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008.
iV. riseT Di wANAriseT ANggresi
A. Riset Oleh Peneliti BP2LHK Manokwari Wanariset Anggresi sering dipilih peneliti BP2LHK Manokwari
sebagai lokasi melakukan riset yang berkaitan dengan riap tanaman, pertumbuhan dan jarak tanam, dan pendugaan potensi karbon. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal, buku, laporan teknis, prosiding, maupun poster (Tabel 5 & Gambar 25).
B. Riset Oleh Instansi di Luar BP2LHK ManokwariWanariset Anggresi juga sering digunakan instansi lain untuk
melakukan kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian oleh instansi lain di Wanariset Anggresi didominasi oleh UNIPA. Output kegiatan penelitian ini adalah prosiding dan skripsi (Tabel 6 & Gambar 26).
30 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Tabe
l 5. O
utpu
t dan
has
il si
ngka
t ris
et o
leh
pene
liti B
P2LH
K M
anok
war
i.
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
1.Pe
rkem
-ba
ngan
pe
rcob
aan
intr
oduk
si je
nis p
ada
wan
ari-
set B
alai
Pe
nelit
ian
Kehu
tana
n M
anok
war
i.
1988
a (O
mon
&
A
bdur
-ro
him
)
Mat
oa,
1(1)
, 1-1
0.Pe
rsen
tase
tum
buh
15 je
nis p
ohon
men
unju
kkan
kes
an b
aik,
kec
uali
A. m
angi
um
dan
E. d
eglu
pta
yang
men
unju
kkan
kes
an je
lek.
Pad
a A
. man
gium
did
uga
dise
bab-
kan
oleh
ana
kan
yang
kur
ang
baik
dan
gan
ggua
n ta
nam
an b
awah
. Sed
angk
an p
ada
E. d
eglu
pta
didu
ga d
iseba
bkan
ole
h an
akan
yan
g te
rlalu
kec
il da
n ga
nggu
an ta
na-
man
baw
ah.
Pert
amba
han
tingg
i rat
a-ra
ta p
ada
setia
p pe
tak
rela
tif b
erva
riasi
di a
ntar
a je
nis,
dim
ana
yang
tert
ingg
i 362
,94
cm d
an te
rend
ah 1
1,65
cm. P
ada
jeni
s yan
g su
dah
dita
nam
dal
am d
ua p
etak
terd
apat
per
tum
buha
n ya
ng ce
nder
ung
berb
eda
anta
ra
peta
k ya
ng sa
tu d
enga
n pe
tak
yang
lain
nya.
Kea
daan
ini d
idug
a di
seba
bkan
ole
h pe
rtum
buha
n ya
ng b
erbe
da d
iant
ara
jeni
s, ga
nggu
an ta
nam
an b
awah
, nau
ngan
te
rlalu
rapa
t bag
i jen
is in
tole
ran,
atau
nau
ngan
terla
lu te
rbuk
a ba
gi je
nis t
oler
an.
2.Pe
rsen
tase
hi
dup
dan
pert
umbu
-ha
n tin
ggi
tiga
jeni
s m
atoa
pad
a W
anar
iset
I Ang
gres
i, M
anok
war
i.
1988
b (O
mon
&
A
bdur
-ro
him
)
Mat
oa,
1(2)
, 1-6
Pers
enta
se h
idup
P. p
inna
ta, P
. cor
iace
a, d
an P.
acu
min
ata
mas
ing-
mas
ing
sebe
sar
86,2
6%, 7
5,68
%, d
an 6
1,29
%.
Pert
amba
han
tingg
i rat
a-ra
ta P.
pin
nata
, P. c
oria
cea,
dan
P. a
cum
inat
a m
asin
g-m
as-
ing
sebe
sar 4
4,39
cm, 3
7,03
cm, d
an 1
1,65
cm.
3130 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
3.Pe
ngar
uh
jara
k ta
nam
te
rhad
ap
pert
um-
buha
n Ar
auca
ria
cunn
ing-
ham
ii Sw
.
1990
Si-
tum
eang
&
Aur
i
Ma-
toa,
3(1)
, 9-
15
Jara
k ta
nam
tida
k be
rpen
garu
h ny
ata
terh
adap
per
sent
ase
tum
buh
akan
teta
pi b
er-
peng
aruh
terh
adap
per
tam
baha
n tin
ggi,
sehi
ngga
dar
i kua
litas
per
tum
buha
n ja
rak
tana
m B
(3 x
3 m
) rel
atif
lebi
h ba
ik d
ari j
arak
tana
m A
(2 x
3 m
).
Lam
batn
ya p
erta
mba
han
tingg
i pad
a ja
rak
tana
m A
(2 x
3 m
) ter
jadi
kar
ena
pers
aing
an d
enga
n gu
lma
dan
kead
aan
naun
gan
yang
terla
lu te
rbuk
a ya
ng ti
dak
rele
van
deng
an si
fat A
. cun
ning
ham
ii ya
ng se
mi t
oler
an.
Pers
enta
se tu
mbu
h A
. cun
ning
ham
ii be
rvar
iasi
pada
sem
ua p
etak
pen
gam
atan
pad
a se
tiap
perla
kuan
, kar
ena
kond
isi p
etak
coba
yan
g tid
ak se
raga
m, g
angg
uan
sera
sah
sega
r dar
i poh
on A
rtoc
arpu
s com
mun
is, M
acar
anga
aleu
rites
, dan
M. n
imon
oide
s te
rhad
ap se
mai
dan
pot
osin
tesa
, gan
ggua
n ha
ma
babi
hut
an, d
an p
enga
ruh
me-
kani
s ala
m b
erup
a po
hon
reba
h.
A. c
unni
ngha
mii
mam
pu b
erta
han
hidu
p w
alau
pun
dala
m k
ondi
si ya
ng te
rtek
an
dala
m h
al p
ersa
inga
n de
ngan
gul
ma
dan
tole
rans
inya
terh
adap
sina
r mat
ahar
i.
4.Pe
rkem
-ba
ngan
en
am je
nis
poho
n pa
da
Wan
arise
t I A
nggr
esi
BPK
Ma-
nokw
ari.
1993
(A
uri)
Para
trop
i-ka
, 2(1
), 6-
8.
Peng
amat
an se
lam
a lim
a ta
hun
men
gind
ikas
ikan
bah
wa
poho
n da
ri se
luru
h sp
esie
s m
emili
ki p
ertu
mbu
han
yang
bag
us, k
ecua
li I.
palem
bani
ca y
ang
mem
iliki
per
tum
-bu
han
yang
kur
ang
bagu
s.
I. pa
lemba
nica
mer
upak
an sl
ow g
row
ing s
peci
es, t
erut
ama
pada
taha
pan
juve
nile
ya
ng sa
ngat
ker
as b
ersa
ing
deng
an g
ulm
a se
pert
i ala
ng-a
lang
, tum
buha
n pa
ku, d
an
liana
.
Disa
mpi
ng k
ompe
tisi d
enga
n gu
lma,
het
erog
enita
s see
dlin
g dan
nau
ngan
juga
m
emili
ki p
enga
ruh
yang
sang
at b
esar
terh
adap
per
tum
buha
n tin
ggi d
an d
iam
eter
po
hon.
32 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
5.Ek
splo
rasi
Pote
nsi,
Se-
bara
n D
an
Biofi
sik
Jeni
s HH
BK
Mas
oi
(Cry
pto-
caria
sp.)
di
Papu
a
2010
-20
13Ti
dak
ada
lapo
ran
mas
uk.
3330 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
6.Pe
rtum
-bu
han
empa
t jen
is un
ggul
an d
i ar
bore
tum
Ba
lai P
ene-
litia
n da
n Pe
ngem
-ba
ngan
Ke
huta
nan
Papu
a da
n M
aluk
u (K
onse
rvas
i ex
-situ
jeni
s as
li po
ten-
sial P
apua
).
2006
(U
tom
o,
Surip
at-
ty, &
A
smor
o)
Pros
idin
g Ek
spos
e H
asil-
Has
il Pe
nelit
ian
dan
Pam
-er
an Il
mu
Peng
eta-
huan
dan
Te
knol
ogi
Bala
i Pe
ne-
litia
n da
n Pe
ngem
-ba
ngan
Ke
huta
nan
Papu
a &
M
aluk
u Ta
hun
2006
Seca
ra u
mum
kon
disi
tana
man
di k
ebun
kol
eksi
dan
arbo
retu
m In
ambe
ri, A
ng-
gres
i, da
n Tu
wan
wow
i ter
golo
ng c
ukup
bai
k, w
alau
pun
tem
pat t
umbu
h di
ket
iga
loka
si ku
rang
subu
r.
Pers
enta
se h
idup
tega
kan
terg
olon
g ba
ik (>
70%
), de
ngan
kes
ehat
an te
gaka
n te
r-go
long
bai
k.
Riap
dia
met
er ra
ta-r
ata
tahu
nan
dan
pert
umbu
han
diam
eter
pad
a um
ur m
uda
di
baw
ah 5
tahu
n um
umny
a le
bih
keci
l dib
andi
ng se
tela
h ta
nam
an b
erum
ur d
iata
s 10
tahu
n, k
ecua
li pa
da P.
pin
nata
yan
g m
emili
ki k
ecen
deru
ngan
men
urun
sete
lah
umur
lebi
h da
ri 15
tahu
n. S
ebag
ai il
ustr
asi,
pert
umbu
han
diam
eter
rata
-rat
a P.
pin
-na
ta u
mur
5 ta
hun
5,62
cm d
enga
n ria
p 1,
12 cm
/tahu
n, u
mur
11
tahu
n 15
,20
cm
deng
an ri
ap 1
,38
cm, d
an u
mur
16
tahu
n di
amet
er ra
ta-r
ata
16,8
0 cm
den
gan
riap
1,05
cm/ta
hun.
Awal
per
tum
buha
n ya
ng su
lit se
lain
dise
babk
an o
leh
pem
elih
araa
n ya
ng k
uran
g in
-te
nsif,
juga
did
uga
dise
babk
an k
aren
a ta
nah
di M
anok
war
i yan
g be
rcam
pur d
enga
n ka
rang
sehi
ngga
tana
man
har
us m
elak
ukan
pen
etra
si ak
ar te
rhad
ap k
aran
g. O
leh
kare
na it
u, se
tela
h ta
nam
an b
erum
ur d
iata
s 10
tahu
n bi
asan
ya p
ertu
mbu
han
mul
ai
mem
baik
.
34 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
7.Pe
rtum
bu-
han
mer
bau
pada
W
anar
iset
Ang
gres
i.
2006
(M
ach-
fud,
Pu
djio
-no
, Pa-
mun
g-ka
s, U
tom
o,
Surip
at-
ty)
Buku
Mer
bau
yang
dita
nam
den
gan
jara
k ta
nam
3 x
3 m
mem
iliki
pre
sent
ase
hidu
p sa
mpa
i 80%
.
Sete
lah
beru
mur
11
tahu
n m
erba
u m
emili
ki ti
nggi
11,
8 m
, dan
dia
met
er 1
2,9
cm.
8.Pe
ngem
-ba
ngan
je
nis m
er-
bau
(Insts
ia
sp.)
dan
Arau
caria
cu
nnin
g-ha
mii.
2009
(S
u-rip
atty
&
Bato
-rin
ding
)
Pros
idin
g Ek
spos
e Si
n-te
sa H
asil
Pene
litia
n BP
K M
a-no
kwar
i Ta
hun
2009
Pem
iliha
n bi
bit m
erba
u (In
tsia
sp.)
dan
A. c
unni
ngha
mii
di la
pang
an sa
ngat
men
du-
kung
keb
erha
silan
per
tum
buha
n an
akan
di p
erse
mai
an d
an d
i lap
anga
n.
Ana
kan
mer
bau
dan
A. c
unni
ngha
mii
yang
dip
inda
hkan
ke
lapa
ngan
har
us
mem
puny
ai u
mur
yan
g cu
kup
agar
dap
at b
erta
han
hidu
p da
n m
embe
rikan
has
il pe
rtum
buha
n ya
ng b
aik.
Pem
elih
araa
n ta
nam
an se
cara
rutin
sang
at d
ibut
uhka
n pa
da sa
at m
enan
am m
erba
u da
n A
. cun
ning
ham
ii gu
na m
enja
min
keb
erha
silan
pem
bang
unan
keb
un k
onse
r-va
si.
3530 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
9.Po
tens
i ka
rbon
je-
nis e
ndem
ik
Papu
a:
Pom
etia
pi
nnat
a J.
R.
Fors
t & G
. Fo
rst.
2011
(A
s-m
oro)
IUFR
O
2010
Po
ster
Jurn
al
Pene
litia
n So
sial d
an
Ekon
omi
Kehu
ta-
nan,
8(4
), 29
9-30
5
Den
gan
pote
nsi k
arbo
n se
besa
r 130
,5 t
C/h
a da
n pe
rkira
an n
ilai fi
nans
ial r
ata-
rata
se
besa
r € 2
088
– €
2218
,5. J
auh
lebi
h be
sar j
ika
diba
ndin
gkan
pen
dapa
tan
mas
yara
-ka
t lok
al b
ila m
enga
mbi
l man
faat
dar
i tan
aman
ini d
ari k
ayu
dan
buah
nya
saja
se
pert
i yan
g se
lam
a in
i dila
kuka
n. O
leh
kare
na it
u ta
nam
an in
i san
gat b
erpo
tens
ial
untu
k di
kem
bang
kan
dala
m p
rogr
am p
erda
gang
an k
arbo
n (c
arbo
n tra
ding
).
10.
Pem
ili-
han
jeni
s ta
nam
an
peng
hasil
ka
yu d
an
buka
n ka
yu
di P
apua
.
2011
(S
urip
at-
ty)
Pros
idin
g Ek
spos
e H
asil-
Ha-
sil P
enel
i-tia
n Ba
lai
Pene
litia
n ke
huta
nan
Man
ok-
war
i
Poho
n re
sak
(V. p
apua
na) y
ang
dita
nam
di W
anar
iset A
nggr
esi d
enga
n ja
rak
3 x
3 m
mem
iliki
pre
sent
ase
hidu
p 73
.5%
dan
per
tam
baha
n tin
ggi s
ebes
ar 3
,20
cm 6
bu
lan
kem
udia
n.
36 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
Judu
l
Tahu
n (T
im
Pela
k-sa
na)
Out
put
Has
il Si
ngka
t
11.
Peng
uku-
ran
riap
tana
man
di
Wan
arise
t A
nggr
esi.
2008
-20
15
(As-
mor
o)
Lapo
ran
Riap
tana
man
dar
i tah
un 2
008
hing
ga p
engu
kura
n te
rakh
ir pa
da ta
hun
2015
di W
a-na
riset
Ang
gres
i cuk
up b
erva
riasi.
Ria
p P.
am
boin
ensis
, T. g
rand
is, I.
pal
emba
nica
, P.
pin
nata
, S. m
acro
phyl
la, d
an A
. cun
ingh
amii
bert
urut
-turu
t ada
lah
0,3;
0,7
; 0,4
; 0,
5; 0
,3; d
an 0
,4 cm
per
tahu
n.
Perb
edaa
n in
i dise
babk
an o
leh
bany
ak fa
ktor
. Dug
aan
utam
a ad
alah
sela
in je
nis
tana
man
yan
g m
empu
nyai
pen
garu
h be
sar d
alam
kec
epat
an tu
mbu
h da
n m
em-
bent
uk ri
ap, j
uga
kera
pata
n ta
nam
an d
idal
am p
etak
yan
g ju
ga b
erpe
ngar
uh d
alam
ko
mpe
tisi a
ntar
tana
man
dal
am m
enda
patk
an n
utris
i dar
i dal
am ta
nah.
3730 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 25. Beberapa output penelitian di Wanariset Anggresi oleh peneliti BP2LHK Manokwari.
Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
38 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Tabe
l 6. O
utpu
t dan
has
il si
ngka
t ris
et o
leh
inst
itusi
di l
uar B
P2LH
K M
anok
war
i.
No.
judu
lTa
hun/
tim
Pel
ak-
sana
Tuju
anH
asil
sing
kat
1.Ca
rbon
stoc
k in
Po
met
ia co
rea-
cea,
Pal
aqui
um
ambo
inen
sis, a
nd
Swie
teni
a m
ac-
roph
ylla
stan
ding
tre
e at A
nggr
esi
Plan
tatio
n Fo
rest,
M
anok
war
i, W
est
Papu
a.
2012
/Mar
wa,
C
abuy
, & M
anus
-aw
ay (U
NIP
A)
Men
geta
hui s
tok
karb
on p
ada
tega
kan
P. co
rea-
cea,
P. a
mbo
inen
sis,
dan
S. m
acro
-ph
ylla
.
P. co
reac
ea m
emili
ki k
andu
ngan
bio
mas
sa y
ang
lebi
h tin
ggi
(572
,733
t/ha
). Se
men
tara
P. a
mbo
inen
sis m
emili
ki k
and-
unga
n bi
omas
sa y
ang
palin
g re
ndah
(426
,027
t/ha
).
Stok
kar
bon
tert
ingg
i ter
dapa
t pad
a P.
core
acea
(246
,67
t/ha
), di
ikut
i den
gan
S. m
acro
phyl
la (1
81,9
3 t/h
a), d
an P.
am
boin
ensis
(141
,73
t/ha)
.
2.Pe
nelit
ian
eksp
lora
si je
nis
cend
awan
mak
ro.
IPB
Bogo
r(T
idak
ada
lapo
ran
mas
uk.)
3.Pe
nelit
ian
mik
roba
ta
nah
di b
awah
te
gaka
n m
erba
u.
UG
M Y
ogya
kart
a(T
idak
ada
lapo
ran
mas
uk.)
4.K
adar
air
tana
h di
baw
ah te
gaka
n Po
met
ia p
inna
ta
Fors
t., P
alaq
uium
am
boin
ensis
Bu
rch.
, dan
Intsi
a pa
lemba
nica
Miq
. Pa
da k
awas
an
wan
arise
t I B
PK
Man
okw
ari.
2001
/Mah
mud
(U
NIP
A)
Men
geta
hui k
adar
ai
r tan
ah d
i baw
ah
tega
kan
P. p
inna
ta,
P. a
mbo
inen
sis,
dan
I. pa
lemba
n-ica
pad
a ka
was
an
Wan
arise
t BPK
A
nggr
esi d
an je
nis
tega
kan
yang
me-
mili
ki k
emam
puan
m
enyi
mpa
n ai
r ta
nah
palin
g be
sar.
Tega
kan
yang
mem
iliki
kem
ampu
an m
enyi
mpa
n ai
r pal
ing
tingg
i ada
lah
P. p
inna
ta (1
8,70
gr)
, kem
udia
n P.
am
boin
en-
sis (1
8,54
gr)
, dan
I. p
alem
bani
ca (1
7,84
gr)
.
Kad
ar a
ir ta
nah
di b
awah
tega
kan
P. p
inna
ta, P
. am
boi-
nens
is, d
an I.
pal
emba
nica
ber
turu
t-tu
rut a
dala
h 50
,24%
, 46
,16%
, dan
45,
26%
.
Ting
gi re
ndah
nya
jum
lah
air t
ersim
pan
dan
kada
r air
tana
h di
baw
ah 3
jeni
s teg
akan
dip
enga
ruhi
ole
h ve
geta
si,
sifat
fisik
dan
sifa
t kim
ia ta
nah.
3930 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
judu
lTa
hun/
tim
Pel
ak-
sana
Tuju
anH
asil
sing
kat
5.Pe
rban
ding
an la
ju
infil
tras
i di b
awah
te
gaka
n Te
cton
a gr
andi
s L. f
. dan
Sw
iete
nia
mac
ro-
phyl
la K
ing.
pad
a ka
was
an h
utan
w
anar
iset I
BPK
M
anok
war
i.
2009
/Tal
la
(UN
IPA
)M
enge
tahu
i pe
rban
ding
an la
ju
infil
tras
i di b
awah
te
gaka
n T.
gra
ndis,
S.
mac
roph
ylla
, da
n ar
eal t
erbu
ka
pada
kaw
asan
W
anar
iset I
BPK
M
anok
war
i.
Infil
tras
i ter
besa
r ter
dapa
t di b
awah
tega
kan
T. g
rand
is (1
8,08
3 m
m/m
enit)
diik
uti o
leh
tega
kan
S. m
acro
phyl
la
(15,
597
mm
/men
it), d
an a
real
terb
uka
(11,
557
mm
/men
it).
Varia
si la
ju in
filtr
asi i
ni d
iseba
bkan
ole
h va
riasi
kand
unga
n ba
han
orga
nik
dan
kete
bala
n se
rasa
h, k
erap
atan
taju
k,
jum
lah
tum
buha
n ba
wah
, por
osita
s dan
per
mea
bilit
as
tana
h, se
rta
teks
tur d
an st
rukt
ur ta
nah.
6.Es
timas
i nila
i ka
rbon
ters
im-
pan
pada
tega
kan
(Pal
aqui
um a
mbo
i-ne
nsis)
di H
utan
Ta
nam
an W
a-na
riset
Ang
gres
i D
istrik
Man
okw
ari
Sela
tan
Kab
upat
en
Man
okw
ari.
2010
/Yaf
das
(UN
IPA
)M
enge
tahu
i pe
rkem
bang
an
peny
ebar
an ta
na-
man
men
urut
di
amet
er, p
erse
n-ta
se p
ertu
mbu
han,
ria
p di
amet
er,
biom
assa
tega
kan,
da
n pe
nyer
apan
ka
rbon
.
Jum
lah
poho
n ya
ng d
item
ukan
pad
a pe
tak
beru
kura
n 30
x
30 m
ada
lah
seba
nyak
112
den
gan
diam
eter
ber
kisa
r ana
ta-
ra 4
,68-
49,6
8 cm
. Sed
angk
an p
ohon
yan
g di
tem
ukan
pad
a pe
tak
50 x
50
m b
erju
mla
h 22
7 po
hon
deng
an d
iam
eter
be
rkisa
r ant
ara
4,81
-46,
051
cm.
Pers
enta
se p
ertu
mbu
han
pada
pet
ak b
eruk
uran
30
x 30
m
ada
lah
41,2
%, s
edan
gkan
pad
a pe
tak
50 x
50
m a
dala
h 70
,1%
.
Riap
per
tum
buha
n te
gaka
n pe
r tah
un a
dala
h 0,
9 cm
.
Selis
ih to
tal r
ata-
rata
bio
mas
sa B
row
n se
besa
r 8,0
98 t/
ha/
tahu
n da
n to
tal r
ata-
rata
bio
mas
sa V
K p
ada
tega
kan
P.
ambo
inen
sis a
dala
h 77
,836
t/ha
/tahu
n.
Selis
ih to
tal r
ata-
rata
kar
bon
Brow
n se
besa
r 3,6
44 t/
ha/
tahu
n da
n to
tal r
ata-
rata
bio
mas
sa V
K se
besa
r 35,
026
t/ha/
tahu
n.
40 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
No.
judu
lTa
hun/
tim
Pel
ak-
sana
Tuju
anH
asil
sing
kat
7.Pe
ndug
aan
nila
i bi
omas
a da
n ka
rbon
ters
impa
n pa
da te
gaka
n Sw
i-et
enia
mac
roph
ylla
K
ing,
di H
utan
ta
nam
an W
a-na
riset
Ang
gres
i D
istrik
Man
okw
ari
Sela
tan
Kab
upat
en
Man
okw
ari.
2010
/San
adi
(UN
IPA
)M
enge
tahu
i nila
i bi
omas
sa d
an k
ar-
bon
yang
ters
im-
pan
pada
tega
kan
S. m
acro
phyl
la.
Nila
i rat
a-ra
ta b
iom
assa
men
urut
Mod
el K
ater
ings
sebe
sar
2,33
t/ha
, sed
ikit
lebi
h be
sar d
ari M
odel
Vad
emic
um K
ehu-
tana
n (2
,10
t/ha)
.
Nila
i rat
a-ra
ta k
arbo
n m
enur
ut M
odel
Kat
erin
gs se
besa
r 1,
05 t/
ha, s
editi
lebi
h be
sar d
arip
ada
Mod
el V
adem
icum
Ke
huta
nan
(0,9
5 t/h
a).
8.N
ilai k
arbo
n te
rsim
pan
pada
te
gaka
n m
atoa
di
huta
n ta
nam
an
Wan
arise
t Ang
-gr
esi K
abup
aten
M
anok
war
i.
2010
/Wat
timur
y (U
NIP
A)
Men
geta
hui
nila
i bio
mas
sa d
an
karb
on te
rsim
pan
di h
utan
tana
man
W
anar
iset A
ng-
gres
i Kab
upat
en
Man
okw
ari.
Nila
i bio
mas
sa ra
ta-r
ata
adal
ah se
nila
i 596
,192
t/ha
.
Nila
i kar
bon
ters
impa
n ra
ta-r
ata
adal
ah se
nila
i 268
,30
t/ha.
9.Je
nis p
aku-
paku
an
(Pte
ridop
hyta
) di
hut
an ta
na-
man
Wan
arise
t A
nggr
esi D
is-tr
ik M
anok
war
i Se
lata
n K
abup
aten
M
anok
war
i.
2011
/Saw
asem
ari-
ay (U
NIP
A)
Men
geta
hui j
enis
paku
-pak
uan
(Pte
-rid
ophy
ta) d
i hu-
tan
tana
man
Wa-
naris
et A
nggr
esi
Dist
rik M
anok
war
i Se
lata
n K
abup
aten
M
anok
war
i.
Terd
apat
15
jeni
s pak
u-pa
kuan
di W
anar
iset A
nggr
esi
yaitu
: Asp
leniu
m n
idus
, Asp
leniu
m m
usifo
lium
, Dav
alia
sp
., N
epro
lepis
biss
erat
a, N
epro
lepis
sp.,
Aglo
mor
pha
sp.,
Dry
naria
sp.,
Mic
roso
rium
sp1.
, Mic
roso
rium
sp2.
, Mi-
cros
oriu
m sp
3., P
yros
ia sp
., Pt
eris
sp.,
Sela
gine
lla ca
udat
a,
Tect
aria
sp.,
Amph
yneu
ron
sp.,
Theli
pter
is sp
., Cy
loso
rus s
p.,
Lygo
dium
sp.
Jum
lah
paku
-pak
uan
epifi
t leb
ih se
diki
t dar
ipad
a pa
ku-
paku
an te
rest
rial.
4130 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 26. Beberapa output penelitian di Wanariset Anggresi oleh instansi di luar BP2LHK Manokwari.
Foto: Freddy J. Hutapea, 2017 & Yohannes Wibisono, 2017.
V. ANggresi DAN mAsYArAkAT sekiTAr
Interaksi masyarakat Papua dengan hutan telah berlangsung secara turun temurun. Hutan memberikan berbagai manfaat yang dibutuhkan masyarakat Papua dalam menjamin keberlangsungan hidupnya. Manfaat tersebut dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan seperti aspek sosial, budaya, dan ekonomi. Hutan juga mampu mempererat hubungan sosial antar masyarakat, marga ataupun suku, menjadi identitas suatu komunitas, bahkan sebagai wahana memperoleh manfaat ekonomi keluarga.
Kondisi ini terlihat juga pada kehidupan masyarakat suku besar Arfak yang mendiami wilayah utara kepala burung Pulau Papua. Suku Arfak memandang hutan sebagai ibu yang memberikan kebutuhan barang maupun jasa bagi anaknya. Pandangan ini kemudian diimplementasikan dalam prinsip konservasi hutan oleh masyarakat Arfak yang dikenal dengan Igya Ser Hanjop (Laksono et al., 2001).
Informasi menyangkut kondisi masyarakat sekitar hutan yang mencakup aspek sosial, budaya, ekonomi, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaaan hutan merupakan salah satu kendala yang sering dijumpai dalam pengelolaan kehutanan di Tanah Papua. Oleh sebab itu, perlu dilakukan kajian terkait persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan Wanariset Anggresi.
A. Kondisi Sosial Ekonomi Kampung AnggresiJarak Kampung Anggresi dengan Kota Manokwari sekitar 30 km.
Sarana transportasi yang dapat digunakan untuk menuju Kampung Anggresi adalah kendaraan bermotor. Secara umum, semua jenis kendaraan dapat menjangkau Kampung Anggresi. Kondisi jalan di Kampung Anggresi dapat digolongkan baik, walaupun beberapa ruas ada yang berlubang dan bergelombang. Letak Kampung Anggresi yang
44 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
berada di pinggir jalan poros Kabupaten Manokwari dengan Kabupaten Manokwari Selatan menyebabkan intensitas lalu lintas cukup tinggi.
Gambar 27. Jalan masuk Kampung Anggresi.Foto: Yobo E. Prananta, 2017.
Penduduk Kampung Anggresi sebagian besar berasal dari suku Arfak-Moile, salah satu suku dari empat suku besar Arfak yang mendiami wilayah utara kepala burung Pulau Papua. Marga di Kampung Anggresi adalah Indow, Wonggor, Ullo, Sayori dan Saroy.
Kampung Anggresi (Gambar 28) merupakan salah satu kampung baru yang dibentuk pada awal tahun 1980. Relokasi penduduk ke Kampung Anggresi dilakukan tahun 1982. Penduduk menempati tanah ulayat milik marga Mansim yang berada di bagian barat Kampung Anggresi. Sebelum direlokasi ke Kampung Anggresi, warga kampung hidup berpindah-pindah, diantaranya di Anggresi Pantai yang terletak di sebelah timur (lokasi eks PT. Nusa Indah), Kampung Mupi di bagian Selatan, dan di lokasi hutan lindung Maruni yang terletak di bagian Barat Kampung Anggresi.
4530 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 28. Kampung Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
Warga Kampung Anggresi sebelumnya merupakan penganut aliran kepercayaan. Mereka mempercayai keberadaan mahluk halus dan arwah nenek moyang dalam kehidupannya. Keberadaan mahluk halus digambarkan dengan adanya mahluk jadi-jadian yang disebut Suanggi. Mahluk ini sering dikaitkan dengan perbuatan seseorang yang menaruh dendam kepada pihak lain dan mengakibatkan meninggal atau sakitnya seseorang. Kepercayaan ini lambat laun mulai pudar dengan datangnya agama kristen yang disebarkan oleh para misionaris atau pendeta. Nilai agama yang diajarkan, diyakini dan ditaati kebenarannya diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat seperti tidak merokok dan minum minuman beralkohol ataupun mengambil barang milik yang bukan haknya.
Berdasarkan informasi dari Kepala Kampung Anggresi, jumlah penduduk Kampung Anggresi saat ini kurang lebih 200 jiwa, dengan jumlah KK mencapai 60-an. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan data pada tahun 2008, dimana jumlah penduduk Kampung Anggresi saat itu sekitar 204 jiwa (96 laki-laki dan 108 perempuan) yang terdiri dari 75 KK (2,73 jiwa/KK).
46 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 29. Wawancara dengan masyarakat Kampung Anggresi.Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008.
Ketersediaan sarana dan prasarana di dalam Kampung Anggresi masih sangat minim. Fasilitas bangunan pemerintah yang ada di wilayah kampung ini hanya satu unit pos jaga Dinas Kehutanan Kabupaten Manokwari, pondok kerja BP2LHK Manokwari, dan Kantor Desa. Fasilitas sosial dan ekonomi lainnya seperti sarana pendidikan, kesehatan, dan pasar masih belum tersedia. Untuk memperoleh layanan dari fasilitas ini, warga harus pergi ke tempat dimana fasilitas tersebut tersedia seperti SD yang berlokasi di Kampung Mupi (dapat ditempuh dengan berjalan kaki), SMP dan SMA yang berlokasi di Kelurahan Arfai atau di Kota Manokwari. Hal ini menyebabkan sebagian besar warga yang berada di usia didik harus menumpang di keluarga lainnya yang dekat dengan tersedianya fasilitas pendidikan. Kondisi yang sama juga terlihat dari belum tersedianya fasilitas kesehatan di dalam Kampung. Layanan kesehatan dapat diperoleh di Puskesmas Maripi Kelurahan Andai yang berjarak sekitar 10 km dari Kampung Anggresi. Layanan kesehatan di dalam kampung dapat diperoleh dengan menunggu datangnya layanan Puskesmas secara reguler terutama untuk layanan Posyandu.
4730 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Gambar 30. Kantor Kampung AnggresiFoto: Freddy J. Hutapea, 2017
Penduduk Kampung Anggresi umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Luas lahan kebun garapan tiap kepala keluarga bervariasi antara 0,5-3 ha. Bagi kebanyakan masyarakat suku Arfak, luas lahan garapan umumnya disesuaikan dengan kemampuan mengolah lahan dan tingkat kebutuhan pangan keluarga (Laksono et
48 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
al., 2001). Lokasi lahan kebun umumnya dekat dengan lokasi kampung (0,5-2 km). Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan pengolahan lahan kebun. Pola tanam yang dilakukan menerapkan sistem penanaman campuran (multicrop), dimana di dalam satu bidang garapan terdapat lebih dari satu jenis tanaman. Cara ini digunakan untuk meragamkan hasil panen sehingga petani dapat memanen hasil kebun sepanjang tahun dan mengurangi resiko kegagalan panen akibat serangan hama penyakit. Jenis-jenis tanaman yang diusahakan antara lain talas (Xanthosoma sp.), ubi kayu (Manihot utilisima), ubi jalar (Ipomoea batatas), jagung (Zea mays), pisang (Musa sp.), papaya (Carica sp.) dan cabe (Capsicum annum).
Dalam budaya pertanian masyarakat suku Arfak, sistem pertanian umumnya lebih mengandalkan tingkat kesuburan tanah secara alami. Jenis tanaman yang mula-mula ditanam umumnya adalah sayuran, cabe dan tomat. Setelah dipanen, tanaman yang ditanam kemudian diganti dengan jagung, ubi talas, ubi jalar, dan ubi kayu. Jenis tanaman terakhir yang ditanam adalah pisang. Saat ini pisang merupakan komoditi andalan dari Kampung Anggresi. Penghasilan keluarga lebih banyak berasal dari hasil penjualan pisang.
Selain jenis-jenis tanaman di atas, masyarakat juga menanam lahan kebun garapan dengan jenis padi ladang (Oryza sp.) dan coklat (Theobroma cacao). Luas keseluruhan lahan padi ladang yang dimiliki di Kampung Anggresi sekitar 20 ha, sedangkan coklat 61 ha. Padi ladang merupakan salah satu jenis tanaman budi daya yang telah lama diusahakan oleh warga Kampung Anggresi. Kondisi geografis dan iklim di sekitar kampung menyebabkan hanya jenis padi ladang yang dapat tumbuh. Frekuensi penanaman padi hanya dapat dilakukan satu kali setiap tahunnya (September hingga November), dan dapat dipanen pada usia tanam mencapai 150 hari. Hasil panen padi ladang umumnya hanya dikonsumsi oleh keluarga penggarap. Kepala kampung menyebutkan bahwa ia biasanya dapat menghasilkan 20 sak gabah, dimana jika digiling hanya menghasilkan 10 sak beras. Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang diperoleh petani yang memiliki sawah dengan sistem pengairan yang memadai. Oleh
4930 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
sebab itu, hasil dari tanaman padi hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga atau untuk keperluan acara-acara keluarga saja.
Gambar 31. Petani padi Kampung Anggresi.Foto: Jarot P. P. Asmoro, 2008.
B. Hubungan Masyarakat dengan Wanariset AnggresiDalam tataran adat suku Arfak, lokasi Kampung Anggresi dan
Wanariset Anggresi merupakan bagian dari tanah ulayat masyarakat Mansim yang berada di bagian Barat Kampung Anggresi. Pemanfaatan hasil alam berupa lahan dan hasil hutan dapat dilakukan karena adanya pertalian kekerabatan antar mereka. Sebagai bagian dari masyarakat suku besar Arfak, masyarakat Anggresi tidak terlepas dari sistem sosial budaya suku Arfak. Bagi masyarakat Arfak, keberadaan hutan sangat penting dalam kehidupannya. Kondisi yang sama juga terlihat pada persepsi positif masyarakat terhadap keberadaan Wanariset Anggresi. Lokasi Wanariset Anggresi merupakan lokasi terdekat dimana masyarakat dapat memperoleh beberapa jenis hasil hutan seperti langsat (Lansium domesticum) dan matoa (P. pinnata) atau beberapa satwa buruan seperti babi hutan (Sus scrofa), kus-kus (Phalangeridae), tikus tanah (Talpidae) dan beberapa jenis burung.
50 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Wacana pembangunan kompleks perumahan di kawasan Wanariset Anggresi oleh pihak pengembang dikhawatirkan akan menyebabkan hilangnya akses untuk memperoleh satwa buru.
Vi. POTeNsi DAN ANCAmAN TerHADAP keberADAAN wANAriseT ANggresi
Warga Kampung Anggresi umumnya sangat terbuka terhadap program pembangunan yang dilakukan instansi lain. Khusus dalam bidang kehutanan, peran masyarakat terlihat dari keikutsertaannya dalam program penanaman kembali areal-areal terbuka di luar plot dan di dalam plot pengamatan BP2LHK Manokwari yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Manokwari. Peran tersebut masih terlihat sampai saat ini dengan masih terjaganya tanaman hasil penanaman maupun aset bangunan fisik kantor sejak pembangunan hingga kini. Disamping itu, pemahaman masyarakat untuk tidak memanfaatkan hasil kebun atau hutan yang diyakini memiliki pemiliknya memberikan dampak positif terhadap keberadaan Wanariset Anggresi. Kondisi ini menggambarkan hubungan harmonis antara masyarakat dengan wanariset.
Dukungan dari pemilik hak ulayat serta masyarakat sekitar yang sangat menghargai keberadaaan wanariset menyebabkan Wanariset Anggresi tetap terjaga sampai saat ini. Kepala kampung menyebutkan bahwa dahulu ketika masih beroperasinya PKN orang tuanya mengatakan bahwa pohon yang ditanam itu nantinya akan digunakan sebagai bahan penghasil tripleks. Cerita tersebut cukup menjadi kebanggaan penduduk untuk tetap mempertahankan keberadaan pohon yang ada. Pada prinsipnya, penduduk tidak akan merusak hutan jika wilayah hutan dikelola dan dipelihara dengan baik. Sebaliknya, jika hutan terkesan tidak diurus maka penduduk dengan mudah akan merambah hutan yang ada karena dianggap hutan tidak bertuan.
A. Potensi dan Manfaat Wanariset Wanariset Anggresi memberikan manfaat yang positif terhadap
berbagai pihak seperti masyarakat sekitar wanariset, Pemerintah
52 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Daerah Kabupaten Manokwari, akademisi, maupun instansi kehutanan lainnya di Manokwari.
Bagi masyarakat Kampung Anggresi, Wanariset Anggresi merupakan lokasi terdekat memperoleh satwa buru dan buah pangan hutan seperti matoa (P. pinnata) dan langsat (L. domesticum). Wanariset Anggresi juga memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan sampingan melalui kegiatan penelitian dan pengelolaan. Disamping itu, Wanariset Anggresi juga bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi generasi muda, penyedia manfaat jasa lingkungan berupa nilai estetika dan udara bersih, dan lokasi menanam tanaman yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari seperti pisang (Gambar 32).
Gambar 32. Pisang yang ditanam masyarakat di Wanariset Anggresi.Foto: Freddy J. Hutapea, 2017.
5330 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Bagi Pemerintah Kabupaten Manokwari, Wanariset Anggresi secara tidak langsung berperan memberikan identitas sebagai suatu wilayah hutan di Kabupaten Manokwari yang menjalankan fungsinya sebagai penahan, penjerap dan penyaring partikel padat dan debu semen; pereda kebisingan; penahan angin; penyerap menyerap CO, CO2 dan penghasil O2; penambah estetika; serta sebagai habitat burung dan satwa lainnya. Fungsi ini menjadi sangat penting mengingat lokasi wanariset yang berdekatan dengan pabrik semen Maruni.
Hadirnya pabrik semen Maruni dan beberapa kegiatan ekonomi lainnya di sekitar wanariset berpotensi memunculkan permukiman baru dan menjadikan wilayah ini menjadi wilayah perkotaan. Dengan demikian, Wanariset Anggresi memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai hutan kota. Permenhut No. P.71 (2009) mendefinisikan hutan kota sebagai suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaaan baik pada tanah negara maupun pada tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat berwenang.
Bagi pihak lainnya, Wanariset Anggresi memberikan manfaat sebagai lokasi untuk melaksanakan kegiatan praktikum siswa/mahasiswa oleh SKMA, BLK, dan UNIPA. Wanariset ini juga merupakan lokasi untuk melakukan kegiatan penelitian mahasiswa S1 dan S2. Disamping itu, Wanariset Anggresi merupakan sumber genetic tumbuhan endemik Papua.
B. Tantangan/Ancaman terhadap Keberadaan WanarisetMeskipun sangat potensial, pengelolaan Wanariset Anggresi
juga menghadapi berbagai tantangan/ancaman. Tantangan/ancaman terbesar adalah berakhirnya kerjasama pemanfaatan lahan untuk tujuan wanariset. Berakhirnya kerjasama ini akan memberikan dampak yang sangat besar berupa hilangnya potensi tegakan penghasil plasma nutfah dari spesies endemik Papua, hilangnya hasil hutan berupa satwa buru bagi masyarakat sekitar, dan tertutupnya akses bagi warga sekitar wanariset untuk berburu ke lokasi plot pengamatan.
Vii. PeNUTUP
Wanariset Anggresi memiliki peran penting dalam melakukan percobaan introduksi jenis pohon yang menunjang pembangunan HTI di Tanah Papua. Wanariset ini juga memiliki peran penting dalam mendukung program kerja BP2LHK Manokwari dan juga sebagai show window jenis endemik Papua secara eksitu.
Selain manfaat untuk BP2LHK Manokwari, Wanariset Anggresi juga memiliki manfaat untuk pihak lain seperti mahasiswa, akademisi, masyarakat sekitar wanariset, dan juga instansi pemerintah lainnya.
Namun demikian, pengelolaan Wanariset Anggresi juga menghadapi tantangan/ancaman. Tantangan terbesar dalam pengelolaan Wanariset Anggresi adalah berakhirnya masa pinjam pakai kawasan untuk tujuan wanariset. Tantangan/ancaman ini dikhawatirkan akan membawa dampak yang sangat serius terhadap flora dan fauna di Wanariset Anggresi, dan juga bagi masyarakat sekitar wanariset.
DAFTAr PUsTAkA
Asmoro, J. P. P. (2011). Potensi karbon jenis endemik Papua: Pometia pinnata J. R. Forst & G. Forst. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 8(4), 299-305.
Auri, J. P. (1993). Perkembangan enam jenis pohon pada Wanariset I Anggresi BPK Manokwari. Paratropika, 2(1), 6-8.
Laksono, P. M., Rianti, A., Hendrijani, A. B., Gunawan, Mandacan, A., & Mansoara, N. (2001). Igya ser Hanjop. Masyarakat Arfak dan Konsep Konservasi. Yogyakarta: Kehati, PSAP UGM, & YBLBC.
Machfud, Pudjiono, S., Pamungkas, T., Utomo, P. M., & Suripatty, B. A. (2006). Merbau (Intsia spp.) dan upaya konservasinya. Bogor: Badan Litbang Kehutanan.
Mahmud. (2001). Kadar air tanah di bawah tegakan Pometia pinnata Forst. Palaquium amboinensis Burch. dan Intsia palembanica Miq. Pada kawasan wanariset I BPK Manokwari (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.
Marwa, J., Cabuy, R., & Manusaway, J. (2012). Carbon stock in Pometia coreacea, Palaquium amboinensis and Swietenia macrophylla standing tree at Anggresi Plantation Forest, Manokwari, West Papua. Dalam A. D. Setyawan, Sugiyarto, Suranto (Eds.). Proceedings of the society for Indonesian Biodiversity International Conference Volume 1 July 2012 (hal. 143-148).
Omon, R. M., & Abdurrohim, S. (1988a). Perkembangan percobaan introduksi jenis pada wanariset Balai Penelitian Kehutanan Manokwari. Matoa, Laporan Teknis Balai Penelitian Kehutanan Manokwari, 1(1), 1-10.
Omon, R. M., & Abdurrohim, S. (1988b). Persentase hidup dan pertumbuhan tinggi tiga jenis matoa pada Wanariset I Anggresi, Manokwari. Matoa, Laporan Teknis Balai Penelitian Kehutanan Manokwari, 1(2), 1-6.
58 30 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Peraturan Menteri Kehutanan (2006). Organisasi dan tata kerja Balai Penelitian Kehutanan Manokwari (Permenhut No. P.40/Menhut-II/2006).
Peraturan Menteri Kehutanan (2009). Pedoman penyelenggaraan hutan kota (Permenhut No. P.71/Menhut-II/2009).
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2016). Organisasi dan tata kerja balai penelitian dan pengembangan lingkungan hidup dan kehutanan (PERMEN LHK No. P.25/Menlhk/Setjen/OTL.O/1/2016).
Sanadi, J. P. (2010). Pendugaan nilai biomasa dan karbon tersimpan pada tegakan Swietenia macrophylla King, di Hutan tanaman Wanariset Anggresi Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.
Sawasemariay, F. B. W., Jenis paku-pakuan (Pteridophyta) di hutan tanaman Wanariset Anggresi Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.
Situmeang, M., & Auri, J. P. (1990). Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan Araucaria cunninghamii Sw. Matoa, Laporan Teknis Balai Penelitian Kehutanan Manokwari, 3(1), 9-15.
Surat Keputusan Menteri Kehutanan (1984). Organisasi dan tata kerja Balai penelitian kehutanan (SK Menhut No. 95/Kpts-II/1984).
Surat Keputusan Menteri Kehutanan (1990). Organisasi dan tata kerja Balai Penelitian Kehutanan Manokwari (SK Menhut No. 241/Kpts-II/1990).
Surat Keputusan Menteri Kehutanan (2002). Organisasi dan tata kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Papua dan Maluku (SK Menhut No. 6181/Kpts-II/2002).
Suripatty, B., & Batorinding, E. (2009). Pengembangan jenis merbau (Intsia sp.) dan Araucaria (A. cunninghamii). Dalam S. A. Siran, M. Bismark, T. Nifinluri, T. Setyawati, T. Sukandi, & Kuntadi (Eds.). Prosiding Ekspose Sintesa Hasil Penelitian BPK Manokwari tahun 2009 (hal. 43-60).
5930 Tahun Wanariset Anggresi: Sebuah Hasil Kerja Bersama
Surippatty, B. (2011). Pemilihan jenis tanaman penghasil kayu dan bukan kayu di Papua. Dalam P. M. Utomo, H. S. Innah, & Y. E. Prananta (Eds.). Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPK Manokwari Tahun 2011 (hal. 69-82).
Talla, A. L. (2009). Perbandingan laju infiltrasi di bawah tegakan Tectona grandis L. f. dan Swietenia macrophylla King. pada kawasan hutan wanariset I BPK Manokwri (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.
Utomo, P. M., Suripatty, B. A., & Asmoro, J. P. P. (2006). Pertumbuhan empat jenis unggulan di arboretum Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Papua dan Maluku (Konservasi ex-situ jenis asli potensial Papua). Dalam D. Leppe, H. Remetwa, R. Kuswandi, H. S. Innah, & A. Tuharea (Eds.). Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian dan Pameran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Papua & maluku Tahun 2006 (hal. 339-348).
Wattimury, S. C. (2010). Nilai karbon tersimpan pada tegakan matoa di hutan tanaman Wanariset Anggresi Kabupaten Manokwari (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.
Yafdas, F. K. (2010). Estimasi nilai karbon tersimpan pada tegakan (Palaquium amboinensis) di Hutan Tanaman Wanariset Anggresi Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari (Skripsi Sarjana). Universitas Negeri Papua.