30 kesalahan sholat di masyarakat

35
1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan Hal ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan di masyarakat .jika kita menunda sholat sama saja menunda rahmat Allah SWT. firman Allah ل ج و ز ع, , "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103) Menunda shalat berjamaah karena sebab ta’lim atau acara menurut jumhur ulama diperbolehkan dengan syarat tidak luput dari waktu shalat fardhu yang telah ditetapkan. Terkecuali shalat fardhu Magrib waktunya tidak boleh ditunda tanpa ada udzur syar’i, karena waktu Magrib hanya terbatas sekali berbeda dengan shalat subuh, dzuhur, ‘Asyar, dan shalat ‘Isya. Allah Swt menerangkan hakikat makna dari waktu-waktu shalat diantara, [ ساء لنا( ا وت ق و م ا ات ت ك ن ي ت م ؤ م ل ى ا عل ت ن كا لاة ص ل ا ن/ ا4 : ] 103 ) “… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ” (QS. Annisa’ [4] : 103). Kalimat Kitaban Mauquta ( ا وت ق و م ا ات ت ك; shalat fardhu yang ditentukan waktunya) menurut ahli ushul adalah dari sejak awal jatuhnya

Transcript of 30 kesalahan sholat di masyarakat

Page 1: 30 kesalahan sholat di masyarakat

1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan pelanggaran yang sering di lakukan di masyarakat .jika

kita menunda sholat sama saja menunda rahmat Allah SWT.

firman Allah عزوجل ,

, "Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah ditetepkan waktunya

bagi orang-orang beriman". (QS. An-Nisa : 103)

Menunda shalat berjamaah karena sebab ta’lim atau acara menurut jumhur ulama diperbolehkan dengan syarat tidak luput dari waktu shalat fardhu yang telah ditetapkan. Terkecuali shalat fardhu Magrib waktunya tidak boleh ditunda tanpa ada udzur syar’i, karena waktu Magrib hanya terbatas sekali berbeda dengan shalat subuh, dzuhur, ‘Asyar, dan shalat ‘Isya. Allah Swt menerangkan hakikat makna dari waktu-waktu shalat diantara,

النساء ( ] موقوتا كتابا المؤمنين على كانت الصالة )103[ : 4إن

“… Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ” (QS. Annisa’ ]4[ : 103).Kalimat Kitaban Mauquta ( موقوتا shalat fardhu yang ditentukan waktunya) menurut ahli ; كتاباushul adalah dari sejak awal jatuhnya waktu shalat fardhu sampai kepada akhir dari batas waktu shalat fardhu tersebut.

Sebagaimana ulama ushul menjabarkan tentang waktu kewajiban dalam pelaksanaan shalat fardhu apakah wajib segera atau kewajiban tersebut memiliki waktu yang luas. Sebagaimana kaidah dibawah ini,

“ ص ” ( : ال أم الفور على الفعل يقتضي هل األمر أبي , 16-15أن لإلمام الفقه أصول في اللمعالمتوفى , الشافعي آبادي الفيروز السيرازي يوسف علي بن إبراهيم هـ)476إسحاق

“Apakah perintah (jatuhnya kewajiban waktu/zaman shalat fardhu) itu segera ditunaikan atau tidak”.

Page 2: 30 kesalahan sholat di masyarakat

Dalam melaksanakan shalat fardhu baik berjamaah ataupun sendirian dari segi waktu dapat digolongkan kepada beberapa waktu yang sunnah, makruh dan waktu yang haram. Sebagai contoh, jika shalat zuhur di Jakarta jatuh waktunya jam 12,00 dan habis waktunya jam 03.00. Maka jatuh hukum sunnah muakkad atau wajib ‘ainnya antara jam 12 s.d jam 2.30. antara jam 2.30 s.d jam 2.45 jatuh hukumnya makruh. Jika melaksanakannya pada pukul 2.45 sampai jam 03.00 atau sudah masuk waktu shalat fardhu ‘Asyar maka hukumnya adalah “Haram”.

Namun shalat yang luput tersebut tetap wajib dilaksanakan. Begitulah dengan waktu shalat fardhu lainnya terkecuali shalat Maghrib waktunya sangat terbatas, sepakat jumhur ulama tidak boleh menundanya, jika ditunda tanpa udzur syar’i hukumya makruh dan bisa jatuh Haram jika luput sampai masuk kepada waktu salat fardhu ‘Isya. Jumhur ulama yang memaknai tentang Alwaqtu Muwassa’ (waktu keluasan dalam melakukan shalat baik sendirian atau berjamaah) sebagaimana kaidah di bawah ini yang menyebutkan,

الفعل …“ موسعا ..” وجوب وجوبا الوقت أول أبي , 16-15ص ( :  في لإلمام الفقه أصول في اللمعالمتوفى , الشافعي آبادي الفيروز السيرازي يوسف علي بن إبراهيم هـ)476إسحاق

“Kewajiban melakukan (perintah) diawal waktu (shalat) itu adalah kewajiban yang memiliki tenggang waktu yang luas”. Artinya masa antara waktu shalat fardhu yang satu kepada fardhu yang lainnya adalah diperbolehkan didalamnya melakukan shalat baik berjamaah ataupun sendirian. Namun kaidah ini bukan berarti untuk meringan-ringankan atau untuk menunda-nunda waktu shalat. Dari kaidah ini diperbolehkannya jika kita berada dalam kondisi sedang mengikuti/memimpin majelis Ta’lim/acara yang belum selesai, maka diperbolehkan untuk menunda shalat berjamaah.

Menunda bukan berarti meninggalkan berjamaah. Menunda bukan berarti luput sampai kepada waktu fardhu berikutnya. Penundaan ini bukan termasuk udzur syar’I, penundaan ini adalah penundaan yang bersifat mubah/boleh artinya kita boleh mengambil atau menggunakan dari jarak waktu-waktu shalat fardhu yang telah ditentukan batasan-batasannya tersebut.

2. Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki

Rasullah وسلم عليه الله bersabda, "Barang siapa yang mendengar صلى

panggilan (azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi shalat

berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan". (HR. Ibnu Majah Shahih) Dalam

Page 3: 30 kesalahan sholat di masyarakat

hadits bukhari dan Muslim disebutkan. "Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai)

dan pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat berjamaah, kemudian

aku akan membakar rumah-rumah mereka hingga rata dengan tanah."

Memang ada ikhtilaf ulama apakah Wajib Ain bagi laki-laki hukumnya shalat  berjamaah di masjid atau hukumnya sunnah saja. Akan tetapi pendapat terkuat hukumnya wajib. Dengan beberapa alasan berikut:

 

1. Allah yang langsung memerintahkan dalam al-Quran agar shalat berjamaah.

Allah Ta’ala berfirman,

AعAين@ اك Bالر م@ع@ @عCوا ك Dو@ار @اة@ ك Bالز Cوا و@ء@ات @ة@ الصBال قAيمCوا@ و@أ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (Al-Baqarah: 43)

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,

المصلين } { جماعة مع فعلها إال وليست أخرى فائدة من الراكعين مع لقوله بد فال ،

ذلك تفيد والمعية

“makna firman Allah “ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’, faidahnya yaitu tidaklah dilakukan kecuali bersama jamaah yang shalat dan bersama-sama.”[1]

 

2. saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka apalagi suasana aman dan tentram. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-Quran

Allah Ta’ala berfirman,

Aذ@ا ف@ِإ DمCه@ ت Aح@ ل Dس@ أ DخCُذCوا @ْأ Aي و@ل مBع@ك@ DهCم مQن CCف@ةA َط@آئ DمCق@ Dت ف@ل @ة@ الصBال CمCه@ ل ق@مDت@

@ ف@ْأ DمAيهAف Cنت@ ك Aذ@ا و@إ

DخCُذCوا @ْأ Dي و@ل م@ع@ك@ Tوا Cص@ل Dي ف@ل Tوا Cص@ل ي Dم@ ل ى خDر@C أ Uف@ةA َط@آئ AِتD @ْأ Dت و@ل DمC Aُك آئ و@ر@ مAن Cوا Cون @ُك Dي ف@ل َج@دCوا س@

Page 4: 30 kesalahan sholat di masyarakat

DُكCم @ي ع@ل @مAيلCون@ ف@ي DمC Aُك Aع@ت مDت@ و@أ DمC Aُك ت Aح@ ل Dس

@ أ Dع@ن @ْغDفCلCون@ ت Dو@ ل وا Cف@ر@ ك BُذAين@ ال Bو@د DمCه@ ت Aح@ ل Dس@ و@أ DمCه ِحAُذDر@

@ض@عCوا ت @ن أ َض@ى DرBم Cم Cنت ك Dو@ أ مBَط@ر\ مQن ذ̂ى

@ أ DمC Aُك ب @ان@ ك Aن إ DمC Dُك @ي ع@ل @اَح@ ن Cج @ و@ال و@اِحAد@ة^ @̂ة Dل مBي

مTهAين̂ا ع@ُذ@اب̂ا @افAرAين@ Dُك Aل ل Bع@د@ أ الله@ BنA إ DمC ك ِحAُذDر@ و@خCُذCوا DمC @ُك ت Aح@ ل Dس

@ أ

“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat bersamamu) sujud (telah menyempurnakan  satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu.” (An-Nisa’ 102)

Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,

األمن : ِحال في ذلك أن على دليل الخوف ِحال في الَجماعة بِإقامة الله أمر ففي

أوجب .

 

“pada perintah Allah untuk tetap menegakkan shalat jamaah ketika takut (perang) adalah dalil bahwa shalat berjamaah ketika kondisi aman lebih wajib lagi.”[2]

 

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan,

عن سبحانه يسقَطها لم إذ األعيان فرضعلى الَجماعة أن على دليل هُذا وفي

عُذر بسقوَطها األعُذار أولى لُكان سنة الَجماعة كانت ولو األولى، بفعل الثانية الَطائفة

لهم … يرخص لم وأنه األولى الَطائفة بفعل لسقَطت كفاية فرض كانت ولو الخوف،

الخوف ِحال تركها في

“Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas bahwa shalat berjamaah hukumnya fardhu ain bukan hanya sunnah atau fardhu kifayah,  Seandainya hukumnya sunnah tentu keadaan takut dari musuh adalah udzur yang utama. Juga bukan fardhu kifayah karena Alloh menggugurkan kewajiban berjamaah atas rombongan kedua dengan telah berjamaahnya rombongan pertama… dan Allah tidak memberi

Page 5: 30 kesalahan sholat di masyarakat

keringanan bagi mereka untuk meninggalkan shalat berjamaah dalam keadaan ketakutan (perang).“[3]

 

3.Orang buta yang tidak ada penuntut ke masjid tetap di perintahkan shalat berjamaah ke masjid jika mendengar adzan, maka bagaimana yang matanya sehat?

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata,

UدA ق@ائ لAي Dَس@ @ي ل CهB Aن إ AهB الل سCول@ ر@ @ا ي ف@ق@ال@ عDم@ى@ أ UلCج ر@ Bم@ ل و@س@ AهD @ي ع@ل CهB الل ص@لBى BيA Bب الن @ى ت

@ أ

Qي@ Cص@ل ف@ي Cه@ ل خQص@ Cر@ ي Dن@ أ Bم@ ل و@س@ AهD @ي ع@ل CهB الل ص@لBى AهB الل سCول@ ر@ ل@

@ ْأ ف@س@ AدAَج Dم@سD ال Aل@ى إ Aي @قCودCن ي

DبAج@ ف@ْأ ق@ال@ Dع@م@ ن ق@ال@ Aة AالصBال@ ب Qد@اء@ الن Cم@ع Dس@ ت Dه@ل ف@ق@ال@ Cد@ع@اُه و@لBى @مBا ف@ل Cه@ ل خBص@ ف@ر@ AهA Dت @ي ب فAي

“Seorang buta pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar, “Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid.” Lalu dia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah, maka beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Ketika orang itu beranjak pulang, beliau kembali bertanya, “Apakah engkau mendengar panggilan shalat (azan)?” laki-laki itu menjawab, “Ia.” Beliau bersabda, “Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat).”[4] 

Dalam hadits yang lain yaitu, Ibnu Ummi Maktum (ia buta matanya). Dia berkata,

« - - . وسلم عليه الله صلى TىA Bب الن ف@ق@ال@ Aاِع@ ب Qو@الس Qه@و@امD ال Cة Aير@ @ث ك @ة@ Dم@دAين ال BنA إ AهB الل سCول@ ر@ @ا ي

.» @ ه@ال Bف@ح@ى Aَح@ Dف@ال ال ع@ل@ى Bِح@ى Aة@ الصBال ع@ل@ى Bِح@ى Cم@ع Dس@ ت@ أ

“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebut”.”[5]

 

4.wajib shalat berjamaah di masjid jika mendengar adzan

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

عCُذDر\ DنAم BالA إ Cه@ ل ة@ ص@ال@ ف@ال@ AهA تD @ْأ ي Dم@ ف@ل Qد@اء@ الن مAع@ س@ Dم@ن

Page 6: 30 kesalahan sholat di masyarakat

“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.” ]6[

 

5.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan ancaman kepada laki-laki yang tidak shalat berjamaah di masjid dengan membakar rumah mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

@وDهCم@ا ت@ أل@ فAيهAم@ا م@ا @مCون@ @عDل ي Dو@ و@ل AرDف@َجD ال Cة و@ص@ال@ Aاء DعAش@ ال Cة ص@ال@ @افAقAين@ DمCن ال ع@ل@ى ة\ ص@ال@ Dق@ل@ ْث

@ أ BنA إ

Aَق@ Dَط@ل ن@ أ BمC ْث AاِسB Aالن ب Qي@ Cص@ل ف@ي ا̂ل Cج ر@ آمCر@ BمC ْث Cق@ام@ ف@ت Aة AالصBال@ ب آمCر@ Dن

@ أ CتDه@م@م Dق@د@ و@ل Dو̂ا ب ِح@ Dو@ و@ل

DمCه@ Cوت Cي ب DمAهD @ي ع@ل ق@ Qِح@رC ف@ْأ ة@ الصBال@ ه@دCون@ Dش@ ي ال@ \ ق@وDم Aل@ى إ ِح@َط@ب\ DنAم Uم ِحCز@ DمCم@ع@ه AرAج@ال\ ب م@عAي

AارB Aالن ب

“Shalat yang dirasakan paling berat bagi orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak. Sungguh aku berkeinginan untuk menyuruh seseorang sehingga shalat didirikan, kemudian kusuruh seseorang mengimami manusia, lalu aku bersama beberapa orang membawa kayu bakar mendatangi suatu kaum yang tidak menghadiri shalat, lantas aku bakar rumah-rumah mereka.”[7]

Ibnu Mundzir rahimahullah berkata,

وجوب على البيان أبين بيوتهم الصالة عن تخلفوا قوم على يحرق بْأن اهتمامه وفي

الَجماعة فرض

“keinginan beliau (membakar rumah) orang yang tidak ikut shalat berjamaah di masjid merupakan dalil yang sangat jelas akan wajib ainnya shalat berjamaah di masjid”[8]

 

6.tidak shalat berjamaah di masjid di anggap “munafik” oleh para sahabat.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu dia berkata:

Page 7: 30 kesalahan sholat di masyarakat

Cه@اد@ى ي AهA ب @ى CؤDت ي CلCج Bالر @ان@ ك Dق@د@ و@ل Aف@اقQ الن CومC م@عDل UَقAاف@ مCن BالA إ Dه@ا ع@ن CفBخ@ل@ @ت ي و@م@ا @ا Cن Dت ي@ أ ر@ Dق@د@ و@ل

QفBالص فAي Cق@ام@ ي Bى ِح@ت AنD @ي ل Cج Bالر Dن@ @ي ب

“Menurut pendapat kami (para sahabat), tidaklah seseorang itu tidak hadir shalat jamaah, melainkan dia seorang munafik yang sudah jelas kemunafikannya. Sungguh dahulu seseorang dari kami harus dipapah di antara dua orang hingga diberdirikan si shaff (barisan) shalat yang ada.”[9] 

 

7.shalat berjamaah mendapat pahala lebih banyak

Dalam satu riwayat 27 kali lebih banyak

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ج@̂ة د@ر@ رAين@ DشAو@ع Dع\ ب Aس@ ب Qف@ُذD ال Aة ص@ال@ DنAم Cض@لDف@ أ Aَج@م@اع@ةD ال Cة ص@ال@

“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 27 derajat.”[10]

diriwayat yang lain 25 kali lebih banyak:

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Qف@ُذD ال Aة ص@ال@ DنAم رAين@ DشAو@ع خ@مD̂سا CلAدDع@ ت Aَج@م@اع@ةD ال Cة ص@ال@

“Shalat berjamaah itu lebih utama daripada shalat sendirian dengan 25 derajat.”]11[

Banyak kompromi hadits mengenai perbedaan jumlah bilangan ini. Salah satunya adalah “mafhum adad” yaitu penyebutan bilangan tidak membatasi.

 

8.keutamaan shalat berjamaah yang banyak

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Page 8: 30 kesalahan sholat di masyarakat

فAي Dف@َجDر@ و@ال اء@ DعAش@ ال ص@لBى Dو@م@ن @ة\ Dل @ي ل AفDصA ن A @ام @قAي ك @ان@ ك ج@م@اع@ة\ فAي اء@ DعAش@ ال ص@لBى Dم@ن

@ة\ Dل @ي ل A @ام @قAي ك @ان@ ك ج@م@اع@ة\

“Barang siapa shalat isya dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat setengah malam. Barang siapa shalat isya dan subuh dengan berjamaah, pahalanya seperti shalat semalam penuh.”[12]

 

9. tidak shalat berjamaah akan dikuasai oleh setan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Dك@ @ي ف@ع@ل Cَط@انD ي Bالش DمAهD @ي ع@ل @حDو@ذ@ ت Dاس Dق@د BالA إ Cة الصBال@ DمAيهAف Cق@امC ت ال@ @دDو\ ب و@ال@ @ة\ ي Dق@ر فAي @ة\ ْث @ال@ ْث DنAم م@ا

@ة@ Dق@اصAي ال CبD الُذQئ CلC كD @ْأ ي Bم@ا Aن ف@ِإ Aَج@م@اع@ةD Aال ب

“Tidaklah tiga orang di suatu desa atau lembah yang tidak didirikan shalat berjamaah di lingkungan mereka, melainkan setan telah menguasai mereka. Karena itu tetaplah kalian (shalat) berjamaah, karena sesungguhnya srigala itu hanya akan menerkam kambing yang sendirian (jauh dari kawan-kawannya).”[13]

 

10.amal yang pertama kali dihisab adalah shalat, jika baik maka seluruh amal baik dan sebaliknya, apakah kita pilih shalat yang sekedarnya saja atau meraih pahala tinggi dengan shalat berjamaah?

Nabi  shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Bو@ع@ز Bج@ل @ا Tن ب ر@ CولCق@ ي ق@ال@ Cة الصBال@ DمAهA عDم@ال@ أ DنAم Aام@ة@ DقAي ال @وDم@ ي AهA ب CاِسB الن Cح@اس@بC ي م@ا وBل@

@ أ BنA إ

Cه@ ل Dت@ Aب Cت ك @امB̂ة ت Dت@ @ان ك DنA ف@ِإ @ق@ص@ه@ا ن Dم@ أ @مBه@ا ت@ أ DدAي ع@ب Aة ص@ال@ فAي وا CرCُظD ان Cم@ عDل

@ أ و@هCو@ AهA @ت Aُك ئ Aم@ال@ ل

UِعTَط@و@ ت Cه@ ل @ان@ ك DنA ف@ِإ @َط@وTِع\ ت DنAم DدAي Aع@ب ل Dه@ل وا CرCُظD ان ق@ال@ Dًئ̂ا ي َش@ Dه@ا مAن @ق@ص@ Dت ان @ان@ ك DنA و@إ @امB̂ة ت

DمC ذ@اك ع@ل@ى Cم@الDع@ Dاأل Cخ@ُذDؤC ت BمC ْث AهAعTَط@و@ ت DنAم Cه@ ف@رAيض@ت DدAي Aع@ب ل AمTوا ت@ أ ق@ال@

“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya. Rabb kita Jalla wa ‘Azza berfirman kepada para malaikat-Nya -padahal Dia lebih mengetahui, “Periksalah shalat hamba-

Page 9: 30 kesalahan sholat di masyarakat

Ku, sempurnakah atau justru kurang?” Sekiranya sempurna, maka akan dituliskan baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan maka Allah berfirman, “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah?” Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal manusia akan dihisab dengan cara demikian.”[14]

 

Khusus bagi yang mengaku mazhab Syafi’i (mayoritas di Indonesia), maka Imam Syafi’i mewajibkan shalat berjamaah dan tidak memberi keringanan (rukshah).

Imam Asy Syafi’i  rahimahullah berkata,

عُذر من إال تركها ارخصفي فال الَجماعة وأما

“Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.”]15[

Berikut ini beberapa keutamaan shalat berjamaah di masjid.1. Memenuhi panggilan azan dengan niat untuk melaksanakan shalat berjamaah.2. Bersegera untuk shalat di awal waktu.3. Berjalan menuju ke masjid dengan tenang (tidak tergesa-gesa).4. Masuk ke masjid sambil berdoa.5. Shalat tahiyyatul masjid ketika masuk masjid. Semua ini dilakukan dengan niat untuk melakukan shalat berjamaah.6. Menunggu jamaah (yang lain).7. Doa malaikat dan permohonan ampun untuknya.8. Persaksian malaikat untuknya.9. Memenuhi panggilan iqamat.10. Terjaga dari gangguan setan karena setan lari ketika iqamat dikumandangkan.11. Berdiri menunggu takbirnya imam.12. Mendapati takbiratul ihram.13. Merapikan shaf dan menutup celah (bagi setan).1 4 . Menjawab imam saat mengucapkan sami’allah.15. Secara umum terjaga dari kelupaan.16. Akan memperoleh kekhusyukan dan selamat dari kelalaian.17. Memosisikan keadaan yang bagus.18. Mendapatkan naungan malaikat.

Page 10: 30 kesalahan sholat di masyarakat

19. Melatih untuk memperbaiki bacaan al-Qur’an.20. Menampakkan syiar Islam.21. Membuat marah (merendahkan) setan dengan berjamaah di atas ibadah, saling ta’awun di atas ketaatan, dan menumbuhkan rasa giat bagi orangorang yang malas.22. Terjaga dari sifat munafik.23. Menjawab salam imam.24. Mengambil manfaat dengan berjamaah atas doa dan zikir serta kembalinya berkah orang yang mulia kepada orang yang lebih rendah.25. Terwujudnya persatuan dan persahabatan antartetangga dan terwujudnya pertemuan setiap waktu shalat.26. Diam dan mendengarkan dengan saksama bacaan imam serta mengucapkan “amiin” saat imam membaca “amiin”, agar bertepatan dengan ucapan amin para malaikat.]16[

 

Masih banyak dalil-dalil lainnya mengenai wajib dan keutamaan shalat berjamaah di masjid.

3. Tidak tuma'minah dalam shalat

Makna tuma'minah adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang) dalam

ruku'.i'tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud. Dia harus ada pada posisit ersebut,

dimana setiap ruas-ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai. Tidak

boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam shalat, sampai dia seleasi

tuma'ninah dalam posisi tertentu sesuai waktunya. Nabi عليه الله صلى

bersabda kepada seseorang yang tergegesa dalam shalatnya tanpaوسلم

memperlihatkan tuma;minah dengan benar, "Ulangi shalatmu, sebab kamu belum

melakukan shalat.". Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari

Zaid bin Wahb bahwa dia berkata: 

"Hudzaifah pernah melihat seorang lelaki yang shalat tanpa

menyempurnakan ruku’ dan sujud, maka dia menegur: Engkau belum shalat

Page 11: 30 kesalahan sholat di masyarakat

dan jika engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau mati tidak

dalam fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap Nabi Muhammad

SAW”.[8]

 

Hadits ini menjelaskan tentang wajibnya thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud dan

melalaikannya bisa mengakibatkan batalnya shalat, sebab Hudzaifah berkata:

Engkau belum shalat. Hal ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah

SAW kepada orang yang buruk dalam shalatnya, sebagaimana dijelaskan di dalam

hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah RA bahwa Nabi

memasuki mesjid dan seorang lelaki masuk setelah beliau, lalu mengerjakan shalat.

Selesai shalat kemudian lelaki tersebut mengucapkan salam kepada Rasulullah

SAW dan beliau menegurnya:"Kembalilah dan shalatlah sebab engkau belum

shalat”. Akhirnya, dia kembali dan shalat seperti sebelumnya kemudian dia

mendatangi Nabi dan mengucapkan salam kepada beliau dan Nabi

Muhammad SAW tetap mengatakan: Kembalilah dan shalatlah sebab

sesungguhnya engkau belum shalat”. Beliau menegurnya sampai tiga kali.

Lalu lelaki itu bertanya: Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran

aku tidak bisa  melakukan yang lebih baik dari selain itu. Maka ajarkanlah

aku!. Maka Nabi bersabda: Apabila engkau mendirikan shalat maka

bertakbirlah, kemudian bacalah dari bacaan Al-Qur’an yang mudah bagimu,

kemudian ruku’lah sehingga engkau benar-benar thuma’ninah dalam ruku’,

kemudian tegaklah sehingga engkau benar-benar berdiri tegak, kemudian

bersujudlah sehingga engkau benar-benar tenang dalam bersujud, kemudian

bangkitlah dari sujud sehingga dirimu tenang duduk antara dua sujud, dan

kerjakanlah hal itu dalam seluruh rangkaian shalatmu”.

Page 12: 30 kesalahan sholat di masyarakat

4. Tidak khusu' dalam shalat, dan melakukan gerakan-gerakan yang berlebihan di dalamnya.Rasulallah وسلم عليه الله bersabda, "Sesungguhnya, seseorang beranjak صلىsetelah mengerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya, sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau setangah darinya. " (HR. Abu Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu'an dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang melalaikan dalam shalat.

Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).

Allah berfirman :

. Aين@ Aت pن قـ@ AهB Aل ل D و@قCومCوا pسَط@ىCو Aل @وpة Aو@لصBل @و@ِت ىلصBل ع@ل@ D pفAُظCوا ـ �ۡس�ِح@ ۡس ٱٲٱٱ

Peliharalah segala shalat ]mu[, dan ]peliharalah[ shalat wusthaa ]1[. Berdirilah karena Allah ]dalam shalatmu[ dengan khusyu’. (al-Baqarah: 238)

ع@ل@ى BالA إ Uة Aير@ @ب @ُك ل Bه@ا Aن و@إ Aة و@الصBال@ AرD AالصBب ب Cوا @عAين ت Dينو@اسAع Aخ@اَشD )45@ (ال

Dan mintalah pertolongan ]kepada Allah[ dengan sabar dan ]mengerjakan[ shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (al-Baqarah: 45)

Khusyu' merupakan kekuatan sholat. Tanpa khusyu' sholat seakan tidak mempunyai makna bagi pelakunya, karena sholat hanya berupa aktifitas fisik yang rutin, tanpa kenikmatan dan tanpa rasa hidmat di dalamnya.

Menghancurkan dan merusak kekhusyu'an dalam sholat adalah salah satu misi syetan di dunia ini. Firman Allah dalam menceritakan misi syetan tersebut:

BمC BهCمْث @ن Aي @ت هCمD َآَل@ @ر@ Dث ك@ أ CدAَج@ ت و@ال@ DمAهA Aل م@ائ َش@ Dو@ع@ن DمAهA Dم@ان ي

@ أ Dو@ع@ن DمAهAفD خ@ل DنAو@م DمAيهAدD ي@ أ AنD @ي ب DنAم D

AرAين@ ( اك )17َش@

Page 13: 30 kesalahan sholat di masyarakat

Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur ]ta’at[. (al-A'raaf: 17)

Rasulullah s.a.w. bersabda

ترى ( ال ِحتى ، الخشوِع األمة هُذُه من يرفع َشيء أول وسلم عليه الله صلى النبي قالخاَشعا .) فيها

Yang pertama akan hilang ari umatku adalah khusyu', hingga kalian tidak lagi melihat orang khusyu'. (H.R. Tabrani. Sahih)

Hudzaifah pernah berkata: Apa yang pertama hilang dari agama kalian adalah khusyu', dan apa yang paling akhir hilang dari agama kalian adalah sholat, banyak orang sholat tapi tidak ada kebaikan pada mereka, kalian nanti akan masuk masjid dan tidak ada lafi orang khusyu'" (al-Madarij 1/521).

Maka khsyu' ini juga merupakan salah satu sifat orang beriman. Allah berfirman:

خاَشعون { صالتهم في هم الُذين المؤمنون أفلح } قد

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) ]yaitu[ orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.

Ibnu Katsir mengatakan: khusyu' adalah tidak bergerak, tenang, penuh tawadlu' karena disebabkan takut kepada Allah dan perasaan diawasi Allah. Khusyu' adalah sadarnya hati seakan berdiri di depat Allah dengan penuh penghormatan, pengabdian. (al-Madarij 1/520).

Tempat khusyu' adalah di dalam hari dan membekas ke seluruh tubuh manusia. Kalau hati sudah tidak khusyu' maka seluruh anggota tubuh tidak lagi beribadah secara serius karena hati ibarat komandonya dan anggota badan adalah tentaranya.

Khusyu' juga menjadi bukti keikhlasan.  Karena hanya mereka yang ikhlash ibadah karena Allah dan sholat karenaNya yang dapat melakukan khusyu' secara sempurna. Tanpa keikhlasan, maka seseorang hanya melakukan kekhusyu'an palsu atau yang sering disebut kekhusyu'an dusta.

Ibnu Qayyim mengatakan ada dua jenis khusyu', yaitu khusyu' iman dan khusyu' munafik. khusyu' Iman adalah hatinya menghadap Allah dengan penghormatan, pengagungan, ketenangan, penuh harapan dan rasa malu, lalu hatinya penuh

Page 14: 30 kesalahan sholat di masyarakat

dengan cinta dan pengakuan kepada Allah yang membekas ke seluruh anggota badannya.

Adapun khusyu' munafik adalah fisiknya khusyu' tapi hatinya tidak. Para sahabat sering berdoa: Ya Allah lindungilah aku dari khusyu' munafik. (Ruh 314).

Ulama mengatakan bahwa hukum khusyu' adalah wajib, karena banyaknya dalil yang menganjurkan khusyu' dan mencela orang yang tidak khusyu' dalam sholat.

Rasulullah s.a.w. bersabda:"Lima sholat yang diwajibkan oleh Allah, barang siapa memperbaiki wudlunya dan melaksanakan sholat pada waktunya, menyempurnakan ruku'nya dan kekhusyu'annya, maka ia mendapatkan janji Allah untuk mengampuninya. Barang siapa tidak melakukan itu, maka ia tidak mendapatkan janji Allah, kalau Allah berkehendak maka Mengampuninya, kalau Allah berkehendak maka akan menyiksanya." (H.R. Abu Dawud – sahih)

Dalam hadist lain Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barang siapa berwudlu dan memperbaiki wudlunya kemudaian ia sholat dua rakaat, ia konsentrasikan hati dan wajahnya (dan tidak diganggu oleh nafsunya), maka ia akan diampuni dosanya yang telah telah lewat. (H.R. Bukhari).

Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda:"Banyak sekali orang yang sholat hanya mendapatkan capek berdiri" (H.R. Nasai: hasan).

1. Beranggapan bahwa saat sholat ia sedang menghadap kepada Allah. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan. Hakim: sahih).

2. Memperhatikan pembatas depan sholat. Sebaiknya ketika sholat menghadap pembatas depan, misalnya dinding atau pembatas yang polos. Tujuannya adalah agar pandangan mata kita tidak terganggu oleh obyek-obyek visual yang mengganggu konsentrasi kita. Rasulullah s.a.w. bersabda" Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya" (Abu Dawud: sahih). Sebaiknya pembatas tersebut berjarak tiga jengkal dari tempatnya berdiri dan sejengkal dari tempat sujudnya. (Fathul Bari).

3. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada. Rasulullah s.a.w. bersabda: Kami para nabi diperintahkan agar dalam sholat

Page 15: 30 kesalahan sholat di masyarakat

meletakkan tangan kanan di atas atas tangan kiri (Thabrani:sahih). Imam Ahmad menjelaskan bahwa tujuannya adalah agar kita menundukkan diri di depan Allah dengan khusyu'. Ibnu Hajar mengatakan bahwa sikap seperti itu adalah sikap seorang yang meminta dengan merendahkan diri dan sikap seperti itu lebih mengantarkan kepada kekhusyu'an.

4. Mengarahkan pandangan mata pada tempat sujud. Dai Aisyah r.a. Rasulullah s.a.w. ketika sholat beliau menundukkan kepalanya dan pandangannya tertuju ke tempat sujud. (Hakim:sahih). Begitu juga ketika beliau memasuki Ka'bah beliau tidak memalingkan pandangannya dari tempat sujudnya hingga keluar dari Ka'bah". (Hakim: sahih).

5. Ingat kematian saat sholat. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:"Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir" (Dailami: sahih). Rasul juga pernah berpesan kepada Abu Ayub r.a. "Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (Ahmad: sahih).

Penyebab-penyebab sholat kita tidak khusyu’ diantaranya:

   - Memakai pakaian yang polos dan tidak banyak warna. Karena itu akan menarik pandangan mushalli dan mengganggu konsentrasinya dalam sholat. Rasulullah pernah sholat dan terganggu dengan kelambu Aisyah yang berwarna-warni lalu beliau meminta untuk menyingkirkannya. (Bukhari dll.).

-        Hindari solat di waktu makan. Rasulullah s.a.w. bersabda"Tidak baik sholat di hadapan makanan" (Muslim). Riwayat lain mengatakan "Ketika maka malam sudah siap dan datang waktu sholat, maka dahulukan makan malam" (Bukhari).

- Hindari menanah buang air besar, kecil dan angin. Rasulullah s.a.w. melarang sholat sambil menahan kencing (Ibnu Majah:sahih). Riwayat lain mengatakan bahwa Rasululllah s.a.w. bersabda kalau kalian akan sholat dan ingin ke wc maka pergilah ke wc dulu (Abu Dawud:sahih).

-        Hindari sholat dalam keadaan ngantuk berat. Rasulullah s.a.w. bersabda "Kalau kalian sholat dan ngantuk maka tidurlah hingga ia mengerti apa yang dikatakan" (Bukhari). Riwayat lain dengan tambahan: ditakutkan ketika kalian ngantuk dan

Page 16: 30 kesalahan sholat di masyarakat

melakukan sholat maka ia tidak sadar maunya meminta ampunan Allah tapi malah mengumpat dirinya. (Bukhari)

-        Hindari sholat di tempat yang kurang rata atau kuarng bersih karena itu akan menganggu konsentrasi saat sujud. Rasulullah s.a.w. bersabda "Janganlah kau membersihkan tempat sujudmu (dari kerikil) saat sholat, kalau terpaksa melakukannya maka itu cukup sekali (Abu Dawud:sahih).

-        Jangan membaca terlalu keras sehingga mengganggu orang sholat di samping kita. Rasulullah s.a.w. bersabda "Ingatlah bahwa kalian semua menghadap Allah, janganlah saling mengganggu, jangan membaca lebih keras dari saudaranya dalam sholat" (Abu Dawud: sahih).

-        Jangan tengak-tengok saat sholat. Rasulullah s.a.w. mengingatkan bahwa tengak-tengok dalam sholat adalah gangguan syetan. (Bukhari). Dalam hadist lain dikatakan "Allah senantiasa melihat hambanya saat sholat selama ia tidak menengok, kalau menengok maka Allah meninggalkannya" (Abu Dawud: sahih).

-         Jangan melihat ke arah atas. Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Ada orang-orang sholat sambil menghadap ke atas, mudah-mudahan matanya tidak kembali" (Ahmad:sahih).

-      menahan mulut ketika ingin menguap. Sabda Rasulullah s.a.w. Ketika kalian menguap saat sholat, maka tahanlah sekuatnya karena syetan akan masuk ke mulut kalian" (Muslim).

5. Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti gerakan-

gerakannya.

Perbuatan ini dapat membatalkan shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu

kewajiban bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan tanpa

mendahuluinya atau melambat-lambatkan sesudahnya pada setiap rakaat shalat.

Rasulallah وسلم عليه الله bersabda, "Sesungguhnya dijadikan imam itu صلى

untuk diikuti keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jangan

Page 17: 30 kesalahan sholat di masyarakat

bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika dia ruku' maka ruku'lah dan jangan

ruku' sampai imam ruku' ". (HR. Bukhari).Demikian seperti dia rukuk dan

mengangkat sebelum imam rukuk.Apabila dilakukan oleh lupa maka dia kembali

kepada imam dan shalatnya tidak batal,tetapi ulama Hanafi mengatakan:Shalatnya

batal meskipun dia mendahului oleh lupa apabila dia tidak mengulangnya bersama

imam.Maka apabila dia mengulangnya bersama imam atau sesudahnya dan

bersalam bersama imam,maka tidaklah batal shalatnya.

Dan ulama syafii berkata:Shalat makmum tidak batal kecuali mendahului

dua rukun perbuatan(fi’li)tanpa udzur seperti oleh lupa demikian juga apabila

didahului imam (dua rukun fi’li)secara sengaja dan tanpa udzur ,seperti bacaannya

yang lambat

6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum imam

menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap salam ke kiri dan kekanan

Rasulallah وسلم عليه الله ,'bersabda, "Jangan mendahuluiku dalam ruku صلى

sujud dan jangan pergi dari shalat (Al-Insiraf)". Para ulama berpedapat bahwa Al-

Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang mendahului imam harus tetap

pada tempatnya sampai imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya). Baru

setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang tertinggal.

9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri dan ke kanan tanpa

alasan tertentu.

Rasulallah وسلم عليه الله bersabda, "Cegalah orang-orang itu untuk صلى

mengangkat pandangan keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali

lagi". (HR. Muslim)

Page 18: 30 kesalahan sholat di masyarakat

10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apapun.

Diriwayatkan dari Aisyah عنها الله bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada ,رَضي

Rasulallah وسلم عليه الله tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau صلى

وسلم عليه الله menjawab, "Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan صلى

pada umat dalam shalatnya". (HR. Bukhari)

11. Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya dalam shalat.

Sabda Rasulallah وسلم عليه الله Allah tidak menerima shalat wania yang" ,صلى

sudah mencapai usia-haid, kecuali jika dia memakai jilbab (khimar)". (HR.

Ahmad)

12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang dilewati di

hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang shalat sendirian dan melangka

(melewati) di antara orang selama khutbah shalat Jum'at.

Rasulallah وسلم عليه الله bersabda, "Jika orang yang melintas didepan صلى

orang yang sedang shalat mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan

hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu dalam hitungan 40 tahun

dari pada berjalan didepan orang shalat itu". (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun

lewat diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka hal itu

diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits Ibnu Abbas عنه الله رَضي

: "Saya datang dengan naik keledai, sedang saya pada waktu itu mendekati baligh.

Rasulallah وسلم عليه الله sedang shalat bersama orang –orang Mina menghadap صلى

kedinding. Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan saya biarkan

keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf dan tidak ada seorangpun yang

mengingkari perbuatan saya". (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, "Hadits

Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu Sa'id yang berbunyi "Jika

salah seorang dari kalian shalat, jangan biarkan seseorangpun lewat

Page 19: 30 kesalahan sholat di masyarakat

didepannya". (Fathul Bari: 1/572)

13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika datang terlambat

baik ketika imam sedang duduk atau sujud.

Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang memasuki masjid adalah segera

mengikuti imam pada posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang

lainnya.

14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang lainnya.

Hal ini mengurangi kekhusyu'an. Rasulallah وسلم عليه الله melarang صلى

mengusap krikil selama shalat, karna dapat merusak kekhusyu'an, Beliau الله صلى

وسلم bersabda, "Jika salah seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia عليه

untuk tidak menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya". (Hadits Shahih

Riwayat Ahmad)

15. Menutup mata tanpa alasan

Hal ini makruh sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah,

"Menutup mata buka dari sunnah rasul وسلم عليه الله ,Yang terbaik adalah ."صلى

jika membuka mata tidak merusak kekhusyu'an shalat, maka lebih baik

melakukannya. Namun jika hiasan, ornament dsn sebagainya disekitar orang yang

shalat atau antara dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya, maka

dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian pernyataan untuk melakukan hal

itu dianjurkan (mustahab) pada kasus ini. Wallahu A'lam.

16. Makan atau minum atau tertawa.

"Para ulama berkesimpulan oragn yang shalat dilarang makan dan minum. Juga

ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika seseorang melakukannya dengan

Page 20: 30 kesalahan sholat di masyarakat

sengaja maka ia harus mengulang shalatnya.

17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Ibnu Taimuiyah menyatakan, "Siapapun yang membaca Al-Qur'an dan orang lain

sedang shlat sunnah, maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya dengan

suara keras karean akan mengganggu mereka. Sebab, Nabi وسلم عليه الله صلى

pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya ketika merika shalat ashar dan Beliau

وسلم عليه الله bersabda, "Hai manusia setip kalian mencari pertolongan صلى

dari Robb kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama lain dengan

bacaan kalian".

18. Menyela di antara orang yang sedang shalat.

Perbuatan ini teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak

menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang ada. Namun jika ia melihat

celah yang memungkinkan baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka

hal ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada jama'ah shalat Jum'at,

hal ini betul-betul dilarang. Nabi وسلم عليه الله bersabda tentang merka صلى

yang melintasi batas shalat, "Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat

datang".

19. Tidak meluruskan shaf.

Nabi وسلم عليه الله bersabda, "Luruskan shafmu, sesungguhnya meluruskan صلى

shaf adalah bagian dari mendirikan shalat yang benar" (HR. Bukhari dan

Muslim).

20. Mengangkat kaki dalam sujud.

Hal ini bertentangan dengan ynag diperintahkan sebagaimana diriwayatkan dalam

Page 21: 30 kesalahan sholat di masyarakat

dua hadits shahih dari Ibnu Abbas عنه الله وسلم Nabi" ,رَضي عليه الله telah صلى

memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan tidak mengangkat rambur

atau dahi (termasuk hidung), dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak

kaki." Jadi seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua telapak kaki

menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari kaki menghadao kiblat. Tiap bagian

kaki haris menyentuk lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya tidak

benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.

21. Melatakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan memposisikannya di

leher.

Hal ini berlawanan dengan sunnah karena Nabi وسلم عليه الله meletakkan صلى

tangan kanan di atas tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau. Ini

hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di dalamya. Tapi dalam

hubungannya saling menguatkan di antara satu dengan lainnya.

22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan tujuh angota

tubuh(seperti dengan hidung, kedua telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari

kedua telapak kaki).

Rasulallah وسلم عليه الله bersabda, "Jika seorang hamba sujud, maka tujuh صلى

anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya: wajah, kedu telapak tangan kedua

lutut dan kedua kaki". (HR. Muslim)

23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat.

Ini adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat. Hal ini didasarkan pad

sebuah hadits dengan sanad yang baik dari Shu'bah budak Ibnu Abbas yang

berkata, "Aku shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan

persedianku." Selesai shalat di berkata, "Sesungguhnya kamu kehilangan ibumu!,

Page 22: 30 kesalahan sholat di masyarakat

karena menyembunyikan persendian ketika kamu shalat!".

24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik) selama dan

sebelum shalat.

Rasulallah وسلم عليه الله Jika salah seorang dari kalian wudhu dan pergi" , صلى

kemasjid untuk shalat, cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia

sudah termasuk waktu shalat." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi)

25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak pantas, dan ada orang

lain yang lebih berhak.

Merupakan hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki pemahaman

tentang agama dan mampu membaca Al-Qur'an dengan benar. Sebagaimana sabda

Nabi وسلم عليه الله Imam bagi manusia adalah yang paling baik membaca" صلى

Al-Qur'an" (HR. Muslim)

26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri atau memakai

harum-haruman.

Nabi وسلم عليه الله bersabda, "Jangan biarkan perrempuan yang berbau صلى

harum menghadiri shalat isya bersama kita." (HR. Muslim)

27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar makhluk

bernyawa.

Termasuk pakaian yang terdapat tulisan atau sesuatu yang bisa merusak

konsentrasi orang yang shalat di belakangnya.

28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi mata kaki).

Banyak hadits rasulallah وسلم عليه الله yang meyebutkan larangan berbuat صلى

Page 23: 30 kesalahan sholat di masyarakat

isbal diantaranya :

A. Rasulallah وسلم عليه الله bersabda : sesungguhnya allah tidak menerima صلى

shalat seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara musbil." (HR. Abu

Dawud (1/172 no. 638)

B. Rasulallah وسلم عليه الله tidak (akan) melihat عزوجل bersabda : Allah صلى

shalat seseorang yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil) dengan

perasaan sombong." (Shahih Ibnu Khuzaimah 1/382)

C. Rasulallah وسلم عليه الله bersabda : "Sarung yang melebihi kedua mata صلى

kaki, maka pelakunya di dalam neraka." (HR.Bukhari : 5887)

29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya.

Rasulallah وسلم عليه الله berabda, "Jangan kalian menjadikan kuburan صلى

sebagai masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian melakukan hal

itu." (HR. Muslim : 532)

30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas).

Nabi وسلم عليه الله melarang perbuatan tersebut seraya bersabda : "Apabila صلى

salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah, hendaklah ia mendekati

sutahnya sehingga setan tidak dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami' : 650)

Inilah contoh perbuatan beliau وسلم عليه الله عليه Apabila beliau" صلى الله صلى

shalat di temapt terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya, maka وسلم

beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu shalat menghadap tombak tersebut,

sedang para sahabat bermakmum di belakangnya. Beliau وسلم عليه الله صلى

tidak membiarkan ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah tresebut."

Shifat Shalat Nabi وسلم عليه الله karya Al-Albani (hal : 55) ,صلى