3 Persamaan Gerak Dalam Bidang3
description
Transcript of 3 Persamaan Gerak Dalam Bidang3
33 Persamaan GerakPersamaan GerakDalam BidangDalam Bidang
Gerak dalam bidang mempunyai pengertian bahwa, gerakan tersebut berlangsung
dalam dua dimensi, panjang dan lebar. Kalau gerakan tersebut di atas permukaan bumi
dan dipengaruhi oleh satu gaya gravitasi, maka bidang itu posisinya tegak terhadap
permukaan bumi. Terdapat dua gaya yang mempengaruhi gerakan ini, yaitu, gerak
jatuh bebas yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi, dan gaya yang mengarah horizontal
dengan kecepatan tertentu. Perpaduan dua gaya tersebut akan menghasilkan satu
lintasan yang mengikuti fungsi parabol, sehingga gerakannya adalah gerak parabol.
Satu percobaan yang dilakukan hasilnya terekam dalam foto yang ditunjukkan pada
Gbr. 3-1, yaitu, dua buah bola yang dilepas bersamaan dari satu ketinggian. Bola
pertama dilepas bebas, dan bola kedua dilepas dengan gerakan horizontal.
Gbr. 3-1 Foto lintasan dua buah bolayang dijatuhkan dari satu ketinggian.
3.1. Gerak-Jatuh-Bebas
Gerak-jatuh-bebas adalah salah satu bentuk gerak dipercepat beraturan dengan satu nilai
percepatan gravitasi antara 9,79 ~ 9,8 m/det2 yang bergantung lokasinya terhadap katulistiwa.
Makin jauh dari katulistiwa, maka akan makin besar nilainya. Gerak-jatuh-bebas ini adalah gerak
pada permukaan bumi ke arah vertikal dengan tidak dipengaruhi oleh gaya apapun lagi. Gerak
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 1
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
tersebut secara diagram dilukiskan pada Gbr. 3-2. Nampak pada Gbr. 3-2 bahwa, titik awal posisi
benda tidak dibatasi harus dari atas ke bawah, namun dapat berawal dari bawah bergerak ke atas.
Sehingga titik awal O sangat penting menjadi ukuran jarak dalam lintasan vertikalnya.
Gbr. 3-2 Diagram lintasan gerak jatuh bebas.
Sebagai gerak dipercepat beraturan, maka gerak tersebut mempunyai kecepatan dan jarak
lintasan yang dinyatakan masing-masing pada Persamaan (3-1) dan Persamaan (3-2),
vy = vo – g.t ...................................................................................
(3-1)
y = vo.t – ½.g.t2 ................................................................................
(3-2)
dimana : vy = kecepatan pada setiap ketinggianvo = kecepatan awal ketika benda dilepasg = percepatan gravitasit = waktu dalam detiky = jarak ketinggian dari titik O
Pada saat benda mencapai titik kulminasi atau titik tertinggi yang pada Gbr. 3-2 adalah
titik H, maka kecepatan benda menjadi nol atau vy = 0
Contoh soal
3-1. Dari tanah dilemparkan satu bola vertikal ke atas dengan kecepatan
60 m/det. Bila nilai g = 10 m/det2, berapakah kecepatan bola itu setelah 4
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 2
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
detik, 8 detik dan 10 detik ? Tentukan juga ketinggian bola pada waktu-
waktu itu ? Kemudian tentukan titik kulminasi gerak-jatuh-bebas tersebut ?
Jawaban :
Sesuai Persamaan (3-1), maka kecepatan benda tersebut masing-masing
untuk waktu,
t = 4 detik → vy = 60 – 40 = 20 m/det
t = 8 detik → vy = 60 – 80 = – 20 m/det
t = 10 detik → vy = 60 – 80 = – 40 m/det
Sesuai Persamaan (3-2), maka kecepatan benda tersebut masing-masing
untuk waktu,
t = 4 detik → y = 240 – 80 = 160 m
t = 8 detik → y = 480 – 320 = 160 m
t = 10 detik → y = 600 – 500 = 100 m
Titik kulminasi tercapai ketika vy = 0 . Sesuai Persamaan (3-1), maka waktu
yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi tersebut selama t = 6 detik. Dengan
waktu tersebut maka ketinggian titik kulminasi dapat tertentu dengan
Persamaan (3-2) yang hasilnya adalah 180 meter.
3.2. Gerak Parabola
Bagaimanakah bentuk lintasan perpaduan gerak-lurus-beraturan pada sumbu-x
dan gerak-lurus-berubah-beraturan? Dari hasil percobaan yang dilakukan menunjukkan
perbandingan lintasan gerak antara gerak-jatuh-bebas dengan gerak yang diawali oleh
gerak horizontal (dilempar mendatar) dari satu ketinggian, ditunjukkan pada Gbr. 3-1 di
depan, yaitu, lintasan gerak-jatuh-bebas berbentuk garis lurus ke bawah dan gerak
kedua membentuk lintasan yang mengikuti fungsi parabola.
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 3
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Gbr. 3-3 Diagram lintasan gerak parabolaGerak parabola ini biasa disebut juga sebagai gerak-peluru atau proyektil, karena
memang lintasan peluru atau proyektil tersebut mengikuti fungsi parabola itu. Secara
diagram lintasan itu dilukiskan pada Gbr. 3-3. Bila sebuah peluru ditembakkan dari
satu titik O dengan sudut elevasi α dan dengan satu kecepatan awal vo, maka pastilah
lintasan peluru itu berbentuk garis lengkung yang berbentuk parabola. Dalam hal ini,
vektor kecepatan tersebut dibagi dalam komponen-x dan y, sehingga menjadi vo.cos α
dan vo.sin α .
Gerak peluru tersebut sebetulnya adalah merupakan gabungan dari :
Gerak horizontal yang bersifat gerak lurus beraturan,
Gerak vertikal yang bersifat gerak-jatuh-bebas
Untuk menentukan tempat sebuah titik pada lintasan, kita tentukan koordinat x-y,
terhadap susunan sumbu x-y. Posisi x dan y titik bersangkutan ditentukan oleh sepasang
Persamaan berikut,
x = vox.t → gerak-beraturan
= vo.cos α.t ..............................................................................................
(3-3)
y = voy.t – ½.g.t2 → gerak-jatuh-bebas
= vo.sin α.t – ½.g.t2 ................................................................................
(3-4)
Sementara kecepatan benda juga terbagi menjadi kecepatan ke arah x dan ke arah
y yang besarnya tertentu dari Persamaan (3-5) dan Persamaan (3-6).
vx = vox = vo.cos α .................................................................................. (3-5)
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 4
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
vy = voy – g.t
= vo.sin α – g.t ...................................................................................... (3-6)
sehingga kecepatan benda tersebut dalam lintasannya dan arahnya, tertentu dari persamaan
berikut,
vP = .................................................................................... (3-7)
Arah = ................................................................................................(3-8)
Untuk menetukan titik kulminasi persyaratannya adalah komponen kecepatan vertikal
sama dengan nol, atau vy = 0, sehingga arah kecepatan benda pada lintasan ini sejajar dengan
permukaan bumi atau sejajar dengan sumbu-x pada susunan sumbu x-y. Jadi kecepatan benda
pada titik kulminasi sama dengan vx. Untuk selanjutnya guna menentukan dimana posisi benda
itu dalam lintasannya, digunakan Persamaan (3-6) untuk memperoleh waktu t. Nilai waktu t ini
kemudian digunakan untuk menentukan x dan y dengan menggunakan Persamaan (3-3) dan
Persamaan (3-4).
Contoh soal
3-2. Seorang atlit lompat jauh melakukan lompatannya dari titik start dengan
kecepatan 11 m/det. Sudut elevasi ketika dia melompat sebesar 20o. Nilai
percepatan gravitasi di lokasi itu sebesar 9,8 m/det. Tentukan berapa jauh
lompatan atlit tersebut, serta berapa ketinggian lompatan yang dicapainya ?
Jawaban :
Melewati lintasan yang sesuai dengan gerak peluru, maka lompatan akan
mencapai titik tertinggi pada saat vy = 0. Sehingga sesuai Persamaan (3-6),
waktu yang diperlukan mencapai titik itu adalah,
0 = vo.sin α – g.t
vo.sin α = g.t
11 x sin 20o = 9,8 x t → t = 0,384 detik
Dengan waktu tersebut, maka jarak atlit dari titik start dapat tertentu dari
Persamaan (3-3),
x = vo.cos α.t = 11 x cos 20o x 0,384 = 3,97 m
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 5
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Karena gerak parabol mempunyai kesimetrian ke arah sumbu mendatar, maka jarak
lompatan atlit bersangkutan mencapai, 2 x 3,97 = 7,94 meter.
Sementara ketinggian lompatan yang dicapai atlit tersebut adalah
ketinggian pada lokasi titik kulminasi, yaitu,
y = vo.sin α.t – ½.g.t2
= 11 x sin 20o x 0,384 – ½ x 9,8 x 0,3842
= 0,722 meter
3-3. Sebuah batu dilempar ke atas dari sebuah bangunan dengan sudut 30o
terhadap horizontal dengan kecepatan awal 20 m/det, seperti ditunjukkan
pada Gbr. 3-4. Ketinggian gedung 45 meter. Tentukan berapa lama waktu
yang diperlukan batu untuk mencapai tanah? Juga tentukan berapa
kecepatan batu tersebut tepat sebelum mencapai tanah?
Gbr. 3-4 Diagram lintasan gerak parabola dari atas gedung tinggi 45 m.
Dalam hal ini para mahasiswa diminta menyelesaikan problem Soal 3-3
dengan bantuan angka kunci : t = 4,22 sekon, vf = 35,9 m/s.
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 6
Gbr. 3-5 Diagram lintasan gerak parabola sebuah paket dari pesawat.
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
3-4. Sebuah pesawat menjatuhkan pa-
ket berisi perlengkapan kepada
serombongan pendaki seperti di-
tunjukkan pada Gbr. 3-5. Bila
pesawat tersebut terbang horizon-
tal dengan kecepatan 40 m/s dan
berada 100 m di atas permukaan
tanah, di manakah paket itu men-
capai tanah relatif terhadap titik di-
mana paket itu dilepas?
Dalam hal ini para mahasiswa diminta menyelesaikan problem Soal 3-4
dengan bantuan angka kunci : xf = 181 m.
3.2-1. Gerak Parabola terhadap Bidang Miring
Uraian gerak parabola yang dijelaskan di depan menempatkan sumbu-x pada
posisi horizontal atau sejajar permukaan bumi. Sekarang bagaimanakah bila sumbu-x
tersebut diposisikan mempunyai kemiringan terhadap permukaan bumi seperti
diperlihatkan ilustrasinya pada Gbr. 3-6.
Gbr. 3-6 Diagram lintasan gerak parabola
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 7
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
terhadap bidang miring.
Nampak pada Gbr. 3-6, bahwa kemiringan bidang terhadap bidang horizontal
sebesar β. Peluru dilepas dengan kecepatan atau kelajuan vo m/s dengan sudut elevasi α
terhadap bidang miring tersebut. Akibat kemiringan bidang sebesar β tersebut, maka
komponen percepatan garvitasi, g, diuraikan menjadi, gx = g.sin β, dan gy = g.cos β.
Akibat kemiringan itu, maka untuk,
Vektor kecepatan :
vx = vo.cos α – gx.t ..................................................................................... (3-9)
vy = vo.sin α – gy.t .....................................................................................
(3-10)
Posisi peluru :
x = vo.cos α.t – ½. gx.t2 ............................................................................... (3-
11)
y = vo.sin α.t – ½. gy.t2 ............................................................................... (3-
12)
Titik D adalah titik terjauh dari bidang miring, dan vD // sb-x, sehingga vyD
= 0, dan vD = vx.
Titik T adalah titik tertinggi vT // horizon → vT ≠ 0
Untuk itu digunakan sb x-y yang tegak (horizontal-vertikal) dengan sudut
elevasi ( α + β ).
Daftar Kepustakaan1. Serway, Raymond A., Jewett Jr, John W. 2009; Fisika untuk Sains dan Teknik,
Terjemahan, Penerbit Salemba Teknika, Jakarta.
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 8
Jurusan Elektro-PKK-FTUNIVERSITAS MERCU BUANA
____________________________________________________________________________________
Fisika IIr. Hidajanto Djamal, MT.
Pusat Bahan Ajar dan ElearningUniversitas Mercu Buana
‘12 9