3. materi hfa (sosialisasi) w notes

19
HFA (HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION) DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TINGKAT GLOBAL LOGO DAERAH MATERI SOSIALISASI : PENINGKATAN KAPASITAS BIDANG PENGURANGAN RISIKO BENCANA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013

Transcript of 3. materi hfa (sosialisasi) w notes

HFA(HYOGO FRAMEWORK FOR ACTION)

DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA TINGKAT GLOBAL

LOGO DAERAH

MATERI SOSIALISASI : PENINGKATAN KAPASITAS BIDANG PENGURANGAN RISIKO BENCANABADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

2013

TUJUAN

Agar peserta memahami latar belakang Pengurangan Risiko Bencana tingkat global dan ISDR

Agar peserta memahami Hyogo Framework for Action (HFA)

1Pengurangan Risiko Bencana (PRB)

Agenda dan Tantangan PRB

< 1990s – Pertahanan Sipil, Organisasi2 Bantuan: respons kemanusiaan terhadap keadaan darurat

Dalam era 1990s – International Decade on Natural Disaster (IDNDR), Yokohama strategy yang me-link-kan antara tanggap darurat & pembangunan

Sejak 2000 – International Strategy for Disaster Reduction (ISDR): reduce disaster riskHFA: 2005-2015 – Membangun ketangguhan masyarakat dan bangsa terhadap bencana sebagai bagian dari pembangunan dan terkait dengan agenda kemanusiaan

Reaktif

Proaktif

I

International Strategy for Disaster Reduction

Diresmikan tahun 2000 oleh UN General Assembly Resolution A/54/219 sebagai kelanjutan dari International Decade on Natural Disaster Reduction –IDNDR, 1990-1999

ISDR bertujuan untuk membangun ketangguhan masyarakat dengan meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya PRB sebagai bagian dari komponen yang integral dari pembangungan yang berkelanjutan, dengan tujuan untuk mengurangi jumlah korban, kerugian sosial, ekonomi maupun lingkungan

yang disebabkan oleh bencana alam, teknologi maupun lingkungan

II

Fungsi Utama ISDR

1. Kebijakan, strategi dan koordinasi2. Advokasi dan Komunikasi3. Manajemen Informasi dan Networks

(preventionweb)4. Regional outreach dan kemitraan untuk

implementasi

II

3Hyogo Fromework for Action(HFA)

Hyogo Framework for Action2005 - 2015

Membangun Ketangguhan Bangsa danMasyarakat terhadap Bencana

Diadopsi oleh 168 negara dalam2nd World Conference on Disaster Reduction (GA res.) di Kobe, Jepang pada bulan January 2005(lebih dari 4000 peserta)

III

Tujuan Strategis

1. Integrasi PRB ke dalam kebijakan dan perencanaan program pembangunan berkelanjutan;

2. Pengembangan dan penguatan lembaga, mekanisme dan kapasitas untuk membangun ketahanan terhadap bahaya;

3. Secara sistematis memadukan pendekatan-pendekatan pengurangan risiko ke dalam pelaksanaan program-program kesiapsiagaan terhadap keadaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan.

IIIThe Hyogo Framework for Action 2005-2015

Prioritas Aksi2005 - 2015

1. Memastikan bahwa PRB merupakan sebuah prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat;

2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko-risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini;

3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat;

4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar;

1. Manajemen lingkungan dan sumber daya alam 2. Praktek-praktek pembangunan sosial dan ekonomi 3. Tata-guna lahan, IMB dan alat ukut teknis lainnya

5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat.

The Hyogo Framework for Action 2005-2015

III

Kegi

atan

Kun

ciRINGKASAN HFA 2005-2015

Hasil yang diharapkan, tujuan strategis, dan prioritas untuk HFA 2005-2015

Tujuan Strategis

Prioritas untuk Aksi

Integrasi PRB ke dalam pembangunan yang berkelanjutan

Pengembangan dan penguatan kelembagaan

Pemaduan secara sistematis pengurangan risiko ke dalam penanggulangan bencana

Hasil yang diharapkanPengurangan kerugian akibat bencana dalam berbagai sektor kehidupan

bernegara dan bermasyarakat

Kont

ribus

i ter

hada

p tu

juan

pem

bang

unan

inte

rnas

iona

l (te

rmas

uk M

DG

s)

Isu Lintas Sektor

Pendekatan multi-ancaman

Perspektif gender dan keragaman budaya

partisipasi masy & relawanPemb. Kapasitas & transfer

teknologi

1. Memastikan bahwa PRB menjadi prioritas nasional dan lokal dengan dasar kelembagaan yang kuat

2. Mengidentifikasi menjajaki dan memonitor risiko bencana dan meningkatkan peringatan dini

3. Menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkat

4. Mengurangi faktor-faktor risiko yang mendasar

5. Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana untuk respon yang efektif di semua tingkat

*Mekanisme lembaga PRB; pembagian tanggung jawab* DRR sebagai bagian kebijakan & perencanaan pemb.*Dukungan legislasi PRB*Desentralisasi tanggung jawab dan sumber daya * Asesmen SDM & kapasitas* Komitmen politik* Partisipasi masyarakat

* Kajian risiko & peta risiko, multi ancaman & diseminasi* Indikator PRB & kerantanan* Informasi data dan statistik kerugian bencana* EWS* Pengembangan iptek

* berbagi informasi & kerjasama* kerjasama & dialog antar disiplin/regional* Penggunaan terminologi PRB standar* Inklusi PRB ke dalam pendidikan formal dan informal* Training dan pendidikan PRB* Kapasitas riset* Peningkatan kesadaran publik dan media

* Ekosistem yang berkesinambungan & manajemen lingk. * Integrasi PRB - API* Keamanan pangan untuk ketangguhan* Integrasi PRB ke dalam sektor kesehatan dan RS Aman* Perlindungan fasil itas publik yang penting* Pemulihan skema & keamanan sosial-jaringan* Mekanisme

* Kapasitas PB* Pertukaran informasi antar para pelaku PRB & sektor pembangunan* Pendekatan regional terhadap respons bencana* Pelatihan kesiapsiagaan dan rencana kontinjensi* Dana darurat* Kesukarelaan dan partisipasi

III

Membangun kemitraan multi pemangku kepentingan

Negara, organisasi regional dan internasional untuk mengembangkan koordinasi diantara mereka dan penguatan ISDR

- Mengembangkan sebuah matriks tanggung jawab dan upaya untuk mendukung tindak lanjut HFA- Memfasilitasi koordinasi tindakan efektif dengan sistem UN dan kesatuan internasional dan regional lainnya untuk mendukung implementasi HFA, mengidentifikasi kesenjangan, memfasilitasi proses untuk mengembangkan perangka panduan dan kebijakan untuk setiap prioritas- Dengan konsultasi luas, pembangunan generik, realistis dan indikator yang dapat diukur. Indikator tersebut membantu negara untuk mengukur perkembangan implementasi HFA

- Mendukung koordinasi platform nasional dan regional- mendaftarkan kemitraan terkait dengan Komisi Pembangunan Berkelanjutan- Merangsang pertukaran, kompilasi, analisa dan diseminasi praktek-praktek terbaik dan pembelajaran- Mempersiapkan tinjauan berkala terhadap perkembangan pencapaian tujuan HFA dan menyediakan laporan ke UNGA dan badan UN lainnya

Mobilisasi Sumberdaya: Pemerintah, Regional dan Organisasi Internasional- Mobilisasi sumberdaya dan dan kemampuan badan nasional, regional dan internasional terkait termasuk sistem UN- Menyediakan dan mendukung implementasi HFA di negara berkembang, termasuk bantuan keuangan dan teknis, menampilkan tentang utang berkelanjutan, transfer teknologi, kemitraan publik-swasta dan kerjasam Utara-Selatan dan Selatan-Selatan- Pengarusutamaan PRB ke dalam program bantuan multilateral dan bilateral

- Menyediakan kontribusi dana sukarela ke UN Trust Fund untuk PRB untuk mendukung tindak lanjut HFA, meninjau penggunaan dan studi kelayakan dana tersebut- Membangun kemitraan untuk melaksanakan skema yang mengurangi risiko, mengurangi premi asuransi, pengembangan cakupan asuransi dan meningkatkan keuangan untuk rekonstruksi pasca bencana, termasuk kemitraan publik dan swasta. Mempromosikan lingkungan yang mendorong sebuah budaya asuransi di negara berkembang

Organisasi Regional dan Institusi- Promosi program regional termasuk kerjasama teknis, pembangunan kapasitas, pembangunan metodologi dan standar untuk kajian dan monitoring risiko dan kerentanan, berbagi informasi dan mobilisasi sumber daya yang efektif- Bertanggung jawab dan publikasi peninjauan ulang terhadap kajian dasar nasional dan regional- Koordinasi dan peninjauan ulang perkembangan dan dukungan yang dibutuhkan, dan membantu negara dalam persiapan ringkasan nasional- Menyelenggarakan pusat regional kerjasama regional khusus- Mendukung pembangunan mekanisme regional dan kapasitas peringatan dini termasuk tsunami

Organisasi Internasional (termasuk Sistem UN dan IFIs)- Terlibat dalam implementasi ISDR dengan penguatan intergrasi DRR ke dalam kemanusiaan dan sektor pembangunan berkelanjutan- Penguatan kapasitas sistem UN untuk membantu negara berkembang rawan bencana dalam PRB dan melakukan pengukuran untuk kajian perkembangan- Indentifikasi tindakan untuk membantu negara berkembang rawan bencana dalam implementasi HFA, memastikan tindakan intergrasi mereka dan alokasi dana yang mencukupi; membantu dalam menyusun strategi dan program nasional untuk PRB- Integrasi aksi ke dalam mekanisme koordinasi yang relevan (UNDG, IASC, RCs dan UNCT)- Intergrasi DRR ke dalam pengembangan kerangka kerja bantuan seperti CCA/UNDAF, PRSF- Bekerjasama dengan jaringan dan dukungan platform: pengumpulan data dan perkiraan bencana alam dan risiko; SPD: pertukaran data terbuka dan menyeluruh- Mendukung negara melalui koordinasi bantuan internasional, untuk mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas- Penguatan mekanisme internasional untuk mendukung upaya negara dalam pemulihan pasca-bencana dengan pendekatan PRB- Adaptasi dan penguatan pelatihan inter-agensi PB untuk PRB dan peningkatan kapasitas

ISDR (Inter Agensi Gugus Tugas untuk PRB dan Sekratarita

Negara- Meletakkan mekanisme koordinasi untuk implementasi dan komunikasi tindaklanjut ke Sekretariat ISDR- Kajian dasar nasional status PRB- Publikasi dan pemutakhiran program nasional DRR termasuk kerjasama internasional- Membangun prosedur untuk peninjauan ulang perkembangan nasional termasuk kerjasama internasional- Mempertimbangkan persetujuan atau ratifikasi instrumen hukum internasional terkait dan memastikan implementasinya- Promosi intergrasi PRB ke dalam variabel API dan API ke dalam strategi PRB dan API; memastikan managemen risiko terhadap risiko geologi

Dalam mencapai tujuan dan bertindak terhadap prioritas yang diidentifikasi dalam Kerangka Aksi ini, tugas-tugas berikut yang telah diidentifikasi untuk memastikan implementasi dan tindak lanjut oleh negara, organisasi regional dan internasional bekerjasama dengan organisasi sipil dan para pemangku kepentingan lainnya. Mitra ISDR, terutama inter-agensi Gugus Tugas PRB dan Sekretariat, diminta untuk membantu implementasi Kerangka Aksi ini

Pertimbangan Umum

Para Pelaku

LANJUTAN RINGKASAN HFA 2005-2015Implementasi dan tindak lanjut

Implementasi oleh berbagai pemangku kepentingan, pendekatan multi-sektor; partisipasi masyarakat sipil (NGO, Organisasi Sipil , relawan) komunitas i lmu dan sektor swasta adalah penting

Tanggung jawab utama negara: tersedianya sebuah lingkungan internasional adalah penting termasuk penguatan kapasitas regional

Penekanan perhatian terhadap:- Negara Berkembang Kepulauan Kecil:Strategi Mauritarius- Negara yang paling tertinggal- Afrika

III

IIIMembangun gerakan PRB

(Sistem ISDR)

Tujuan: Mengurangi risiko bencana di seluruh dunia – fokus pada tingkat nasional dan masyarakat

Instrumen: HFA 2005-2015

Sarana: ‘’Pergerakan’’ sistem ISDR

Berbagai tingkatan dalam sistem ISDR (“platforms”)

NasionalKerangka-kerangka Nasional, multi-pemangku kepentingan, dan multi disiplindengan dukungan dari UN country team – ketika dibutuhkan

TematikDibangun berdasarkan jaringan, kluster, program dan mekanisme lainnya yang telah ada

RegionalBerdasarkan pada strategi dan mekanisme regional dan sub-regional yang ada

ISD

R pr

ogra

mm

e

Koor

dina

si u

paya

-upa

ya in

tern

asio

nal

dan

regi

onal

unt

uk m

endu

kung

Ka

pasi

tas

nasi

onal

dan

loka

l

Global Platform report to GAAnnual sessionsSubsidiary Programme Advisory/Committee

IIIPlatform Nasional

AMCDRR

GPDRR

• Tiga hal yang berbeda tapi saling terkait – metodologi untuk sub-regional, nasional dan lokal

• Self- assessment melalui keterlibatan multi pemangku kepentingan

• Dipimpin oleh organisasi pemerintah sub-regional, Pemerintah dan pemerintah daerah

• Mengkaji kemajuan, kesenjangan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi PRB

Multi-tingkat proses peninjauan HFA

Na

tio

na

l, R

eg

ion

al

an

d g

lob

al

lev

el

Proses Peninjauan HFA Sub/ regional Sintesis Regional/ sub regional & peninjauan isu-isu lintas-batas

Analisis Global dan proses sintesis

Proses peninjauan perkembangan HFA Nasional Penilaian-diri negara2 untuk meninjau perkembangannya sendiri, kesenjangan

dan tantangan dalam upaya2 PRB

Local HFA Monitor

Lo

ca

l le

ve

l City HFA Monitor Views From the Frontline

Peninjauan melalui dialog multi-pemangku kepentingan

Local Government Self Assessment Tool (LG-SAT))

Proses multi-tingkat untuk monitoring dan tinjaun capaian HFA

Partisipasi Global

• 102 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2007-2009

• 133 negara berpartisipasi dalam peninjauan tahun 2009-2011

• 11 inter-governmental organizations berpartisipasi dalam kajian tingkat sub-regional

• Berbagai kota berpartisipasi dalam ‘Resilient City’ Campaign dan melakukan kajian capaian PRB di tingkat lokal

• Lebih dari 70% negara yang berpartisipasi melibatkan multi-pemangku kepentingan

“Resilient Cities Campaign”

• 1361 kota tergabung dalam “Making Cities Resilient” Campaign

• Lebanon 255• Austria 280• Filipina 113• Serbia 50• Sri Lanka 44• Italy 35• Indonesia 3

Indonesia: Global Champion for DRR

Target 2013

Target 2014

Target 2015

Sebagai bagian dari implementasi

Deklarasi Yogyakarta

TERIMA KASIHNama Fasilitator

JabatanNo. HP

Alamat KantorAlamat email