3. Bab II - Daftar Pustaka

20
BAB I PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Narkoba atau NAPZA adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi seseorang(pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Pemakai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di Indonesia diduga mencapai sekitar 1,3juta sampai dua juta orang, kata S. Sunatrio dari Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia(UI)/Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo(RSCM) Jakarta. Total pengeluaran pembelian NAPZA setiap hari bisa mencapai Rp 200 miliar, jika setiap harinya pemakai mengonsumsi obat seharga Rp 50 ribu sampai Rp250 ribu, katanya di Semarang, akhir pekan lalu. Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah upaya yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebab, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar seseorang atau sekelompok masyarakat mengubah keyakinan, sikap dan perilakunya sehingga tidak memakai narkoba 1 1

Transcript of 3. Bab II - Daftar Pustaka

Page 1: 3. Bab II - Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Pendahuluan

Narkoba atau NAPZA adalah bahan/zat yang dapat mempengaruhi

kondisi kejiwaan/psikologi seseorang(pikiran, perasaan dan perilaku) serta

dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Yang termasuk dalam NAPZA adalah  :  Narkotika,  Psikotropika dan Zat 

Adiktif lainnya.

Pemakai narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) di

Indonesia diduga mencapai sekitar 1,3juta sampai dua juta orang, kata

S. Sunatrio dari Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia(UI)/Rumah Sakit Dokter Cipto Mangunkusumo(RSCM) Jakarta.

Total pengeluaran  pembelian  NAPZA  setiap  hari  bisa  mencapai Rp

200 miliar,  jika  setiap  harinya pemakai  mengonsumsi  obat seharga Rp 50

ribu   sampai  Rp250  ribu,  katanya  di Semarang, akhir pekan lalu.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah upaya yang

dilakukan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh atau penyebab,  baik

secara  langsung  maupun  tidak  langsung, agar seseorang  atau sekelompok

masyarakat  mengubah  keyakinan, sikap  dan  perilakunya  sehingga tidak

memakai narkoba  atau berhenti  memakai  narkoba.  Keluarga  adalah

lingkungan pertama  & utama  dalam membentuk  dan  mempengaruhi

keyakinan,  sikap  dan  perilaku  seseorang  terhadap penggunaan narkoba. 

B. Tujuan Pembelajaran

Adapun tujuan kegiatan Field Lab ini adalah mahasiswa:

1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja

Puskesmas.

2. Memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan dan

pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-masing SMP dan SMA

di wilayah kerja Puskesmas.

1

1

Page 2: 3. Bab II - Daftar Pustaka

3. Merinci manajemen program dan prosedur Pembinaan UKS khususnya

tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan gangguan

belajar.

4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan masyarakat tentang

pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika, Psikotropika, dan Zat

Adiktif, hubungannya dengan gangguan belajar) kepada pihak/tim UKS

masing-masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

2

Page 3: 3. Bab II - Daftar Pustaka

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pelaksanaan field lab diawali dengan kedatangan kami pada pukul 07.30

WIB untuk mendapatkan pengarahan dari pihak Puskesmas Delanggu. Pada

pengarahan kali ini kami bertemu dengan Kepala Puskemas Delanggu, dr. Hj.

Shalikatun Esawati, M.Kes sementara instruktur kami, dr. Tini Wijayanti

berhalangan hadir dikarenakan ada kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan.

Hal-hal yang dilakukan adalah memperkenalkan diri dengan pihak

puskesmas, pengarahan dari kepala puskesmas dan memperoleh kesepakatan

bahwa kegiatan field lab dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan rincian kegiatan

sebagai berikut :

1. Pertemuan I (Rabu, 12 November 2013) : Pengarahan dari puskesmas dan

penyuluhan NAPZA ke SMK Muhammadiyah Delanggu

2. Pertemuan II (Rabu, 20 November

2013) : Pelaporan, evaluasi dan pengumpulan laporan

A. Tahap Pengarahan dan Praktik Lapangan 1 (12 November 2013)

Hari, Tanggal : Rabu, 12 November 2013

Tempat : Puskesmas Delanggu, SMK Muhammadiyah Delanggu

Kegiatan : Pada pertemuan pertama ini kegiatan yang dilakukan

adalah mendapat pengarahan dari kepala puskesmas dan melakukan penyuluhan

NAPZA ke SMK Muhammadiyah Delanggu. Pada Penyuluhan ini, kami juga

didampingi oleh pihak dari puskesmas yaitu Bapak Sukris Aldjuno, Ibu

Indrianingsih, Ibu Tin Ambar Astuti, dan dr. Riska. Penyuluhan dilakukan di

kelas IX PK dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang. Pada akhir penyuluhan,

kami mengadakan posttest kepada para siswa untuk mengetahui sejauh mana

mereka memahami materi penyuluhan NAPZA yang telah kami berikan. Selain

itu kami juga melakukan sesi tanya jawab. Selain penyampaian materi penyuluhan

NAPZA dari kami, pihak puskesmas juga memberikan materi penyuluhan

mengenai HIV AIDS yang disampaikan oleh dr. Riska. Kegitan yang dilakukan

3

3

Page 4: 3. Bab II - Daftar Pustaka

hari ini berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan yang berarti dalam

pelaksanaan kegiatan ini.

B. Tahap Pelaksanaan Praktik Lapangan II (20 November 2013)

Hari, Tanggal : Rabu 20 November 2013

Tempat : Puskesmas Delanggu

Kegiatan : Tahap ini direncanakan untuk dilakukan sebagai

rangkaian kegiatan field lab terakhir. Pada tahap ini direncanakan beberapa hal,

yang meliputi pelaporan, evaluasi kegiatan field lab, dan penyerahan laporan

kegiatan kepada pihak puskesmas untuk disetujui/disahkan.

4

Page 5: 3. Bab II - Daftar Pustaka

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Menurut KMK No. 422, NAPZA adalah akronim dari Narkotik, Alkohol,

Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Dalam penegakan hukum dan masyarakat

secara umum lebih mengenalnya dalam istilah Narkoba atau Narkotika dan Bahan

Berbahaya lainnya (Depkes, 2010).

Menurut UU No 35 tahun 2009, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal

dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat

menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat dapat menimbulkan ketergantungan,

yang dibedakan ke dalam tiga golongan. Menurut UU No 5 tahun 1997,

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat

Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang

membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan

fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan

dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan

tersebut dari pada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan

keadaan gejala putus zat (Depkes, 2012).

B. Efek NAPZA

a. Halusinogen : Menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan

dan pikiran, seperti ganja.

b. Stimulan : Meningkatkan kegiatan SSP sehingga merangsang dan

meningkatkan kemampuan fisik orang yang menggunakan,

mengkonsentrasikan diri untuk membuat pretasi yang lebih baik, sanggup

bekerja lebih kuat, dan lebih lama tanpa istirahat, namun efeknya tidak baik

(Pratiwi, 2010).

5

5

Page 6: 3. Bab II - Daftar Pustaka

c. Depressan : Dapat mengurangi aktivitas SSP. Secara medis untuk mengurangi

rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, epilepsi, serta merangsang

untuk tidur.

d. Adiktif dan Overdosis : Dapat terjadi ketergantungan terhadap obat sehingga

ingin mengonsumsi obat tersebut terus menerus.

C. Jenis dan Golongan NAPZA

1. Narkotika

Jenis narkotika dibagi atas 3 golongan :

a. Narkotika golongan I : narkotika yang paling berbahaya, daya adiktif sangat

tinggi menyebabkan ketergantunggan. Tidak dapat digunakan untuk

kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan.

Contoh : ganja, kokain, opium, morphine, putauw (heroin tidak murni

berupa bubuk).

b. Narkotika golongan II : narkotika yang memilki daya adiktif kuat, tetapi

bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin dan

turunannya, benzetidin, betametadol.

c. Narkotika golongan III : narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi

dapat bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : codein dan

turunannya (Martono, 2006).

2. Psikotropika

Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan :

a. Golongan I : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk

menyebabkan ketergantungan, jenis ini termasuk esktasi (menthylendioxy

menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk

kristal berisi zat menthaphetamin).

b. Golongan II : psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan

Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.

Contoh : ampetamin dan metapetamin.

Namun, golongan I dan II, berdasarkan UU No 35 tahun 2009, termasuk

Narkotika Golongan I.

6

Page 7: 3. Bab II - Daftar Pustaka

c. Golongan III : psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam.

d. Golongan IV : psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk

pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam (Martono, 2006).

3. Zat Adiktif Lainnya

Diantaranya adalah :

a. Rokok

b. Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan

ketagihan.

c. Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat,

bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

D. Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan napza dapat didefinisikan sebagai berikut :

Pemakaian NAPZA yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan

tanpa mengikuti aturan atau pengawasan dokter.

Digunakan secara berkali-kali atau terus menerus.

Seringkali menyebabkan ketagihan atau ketergantungan baik secara

fisik/jasmani maupun psikologis.

Menimbulkan gangguan pada tubuh, pikiran, perasaan dan perilaku.

E. Jenis dan Efek NAPZA yang Sering Disalahgunakan

1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis

Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur

dengan tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan

dihisap. Bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji maupun bunga.

Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit,

nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan,

hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang (Jayati, 2010).

2. Kokain

Kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan

fisik dan fisiologis, perilaku yang lazim selama di bawah pengaruh kokain

dapat termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian,

7

Page 8: 3. Bab II - Daftar Pustaka

percaya diri dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat

berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan menjadi

agresif dan suka bertengkar.

3. Opium

Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan

mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan.

4. Alkohol

Adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras.

merupakan zat yang mengandung etanol yang berfungsi memperlambat kerja

sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernafasan,

denyut jantung dan mengganggu penalaran dan penilaian.

5. Amfetamin

Amfetamin tersedia dalam merk-merk umum dalam bentuk dexamphetamin

(dexedrine) dan pemoline (volisal). Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6

jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan

tidak bisa konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan

kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka

panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis.

6. Sedatif

Adalah merupakan zat yang dapat mengurangi berfungsinya sistem syaraf

pusat. Dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika melebihi takaran.

7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K.

Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak

mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan

cepat. Terbukti dapat menyebabkan kerusakan jantung dan hati (Partodiharjo,

2008).

8. Shabu-shabu

Shabu berisi metapetamin yang dicampur dengan berbagai psikotropika.

Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi

labil, dan loyo.

9. Kafein

8

Page 9: 3. Bab II - Daftar Pustaka

Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik, kopi,

teh coklat atau makanan bersoda.

10. Tembakau

Nikotin, terdapat di tembakau, adalah salah satu zat yang paling adiktif yang

dikenal. Nikotin merangsang susunan saraf pusat (SSP) dan menyebabkan

penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,

nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan(Partodiharjo, 2008).

F. Dampak Penyalahgunaan NAPZA

Ketergantungan pada NAPZA inilah yang mengakibatkan berbagai

dampak negatif dan berbahaya, baik secara fisik, psikologis maupun sosial.

1. Dampak Fisik

Organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf pusat

yaitu otak dan sumsum tulang belakang, dan organ lain seperti jantung, paru-

paru, hati, ginjal dan panca indera.

2. Dampak psikologis atau kejiwaan dan sosial

Ketergantungan pada NAPZA menyebabkan orang tidak lagi dapat

berpikir dan berperilaku normal. Berbagai gangguan psikis atau kejiwaan yang

sering dialami oleh mereka yang menyalahgunakan NAPZA antara lain rasa

tertekan, cemas, ketakutan, ingin bunuh diri, kasar, marah, agresif, dll.

Gangguan jiwa ini bisa sementara tetapi juga bisa selamanya. Gangguan

psikologis yang paling jelas adalah pengguna tidak bisa mengendalikan diri

untuk terus menerus menggunakan NAPZA (UNICEF, 2004).

G. Undang-Undang

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang tentang

Narkotika, No.9 Tahun 1976, dan pasal 23, ayat 1-7 menantumkan perbuatan-

perbuatan yang dipidanakan, yaitu:

1. Menanam, memiliki tanaman koka, ganja, papaver.

2. Memproduksi, mengolah, meracik koka, ganja, narkotika.

3. Memiliki, menguasai koka, ganja, narkotika.

4. Membawa, mengirim, mengangkut, mentransito(menyelundupkan) koka,

ganja, narkotika.

9

Page 10: 3. Bab II - Daftar Pustaka

5. Mengimpor, mengexpor, menyalurkan, menjadi perantara koka, ganja,

narkotika.

6. Menggunakan terhadap atau memberikan kepada orang lain koka, ganja

narkotika.

7. Menggunakan bagi diri sendiri koka, ganja, narkotika.

Serta pasal 36, ayat 8:

1. Tanaman papaver, koka, ganja di atas tanahnya karena lalai (Maramis,

2009).

H. Kiat Menghindari NAPZA

Menghindari NAPZA dapat dilakukan melalui penerangan kepada para

muda-mudi di daerah-daerah yang dianggap perlu. Para orang tua dan guru perlu

juga diberi penerangan agar mereka dapat lebih memperhatikan pendidikan yang

berhubungan dengan NAPZA dan juga dapat lebih lekas mengenal gejala-

gejalanya. Selain itu harus ada pertahanan dari diri sendiri dengan mengisi waktu

luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan meningkatkan keimanan

(Maramis, 2009).

PEMBAHASAN

Kegiatan field lab kali ini membahas mengenai keterampilan pembinaan

UKS kesehatan jiwa, NAPZA dan gangguan belajar. Topik ini dipilih agar kami

selaku mahasiswa kedokteran mengetahui secara langsung peran Puskesmas dan

UKS dalam upaya preventif perilaku berisiko remaja, salah satunya adalah

penyalahgunaan NAPZA. Namun kegiatan yang kami lakukan di Puskesmas

Karanganyar difokuskan kepada kegiatan KIE NAPZA melalui media

penyuluhan.

Pertemuan pertama dilakukan tanggal 13 November 2013 dengan agenda

pembekalan dari Kapuskes dan pelaksanaan di lapangan. Kami diperkenankan

untuk memberi penyuluhan mengenai NAPZA bersama tim penyuluhan dari

Puskesmas yaitu Bapak Sukris Aldjuno, Ibu Indrianingsih, Ibu Tin Ambar Astuti,

dan dr. Riska. Sasaran penyuluhan kami adalah para siswa kelas XI PK SMK

10

Page 11: 3. Bab II - Daftar Pustaka

Muhammadiyah Delanggu. SMK ini berlokasi di sebelah selatan Puskesmas

Delanggu, Kabupaten Delanggu. Penyuluhan dilakukan melalui media elektronik

yaitu dengan menggunakan slide presentasi Power Point. Materi yang diberikan

mencakup pengertian NAPZA, jenis NAPZA, efek penggunaan NAPZA,

perubahan yang terjadi akibat penggunaan NAPZA, dampak penggunaan NAPZA

terhadap kesehatan, UU yang mengatur mengenai penyalahgunaan NAPZA, serta

tips-tips menghindari penyalahgunaan NAPZA.

Setelah melakukan presentasi, kami mengadakan postest guna menilai

pemahaman para siswa terhadap materi yang disampaikan. Kemudian, dilanjutkan

pemberian materi tentang HIV-AIDS dari pihak penyuluhan Puskesmas. Materi

disampaikan oleh dr. Riska.

Penyuluhan dilakukan secara tepat sasaran, dimana sasaran yang paling

tepat untuk penyuluhan NAPZA adalah remaja (anak usia sekolah) setingkat

SMP/SMA. Seperti yang telah kita ketahui, usia sekolah adalah masa yang paling

rentan terhadap penyalahgunaan NAPZA. Tidak terdapat begitu banyak kendala

yang kami alami pada kegiatan field lab kali ini. Para siswa tampak antusias

dalam menyimak materi yang kami sampaikan serta sangat aktif selama sesi tanya

jawab. Namun, kami tidak dapat meninjau tebih jauh mengenai keberjalanan

pembinaan UKS di SMK tersebut melalui dialog dan wawancara maupun

observasi secara langsung dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia.

Pada pertemuan kedua pada tanggal 20 November 2013 dilaksanakan

pelaporan, evaluasi, mengumpulkan laporan kegiatan dan pengambilan nilai.

11

Page 12: 3. Bab II - Daftar Pustaka

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kegiatan Field Lab topik Keterampilan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa,

NAPZA dan Gangguan Belajar di Puskesmas Delanggu dan SMK

Muhammadiyah Delanggu sudah terlaksana dengan baik. Mahasiswa

dipandu oleh tim dari Puskesmas Delanggu bersama dokter internship

melakukan penyuluhan tentang NAPZA dan HIV/AIDS.

2. Hasil pelaksanaan didapatkan adanya peningkatan pemahaman siswa SMK

Muhammadiyah Delanggu mengenai NAPZA dan HIV/AIDS.

B. Saran

1. Pelaksanaan UKS sebagai pengontrol perilaku hidup sehat siswa

SMP/SMA perlu ditingkatkan terkait fungsinya yang strategis sebagai

penyalur antara tenaga kesehatan dan warga sekolah khususnya siswa.

2. Perlunya sosialisasi lebih lanjut dan pemantauan secara berkala terhadap

penyalahgunaan NAPZA dan gangguan belajar siswa melalui kegiatan

intrakurikuler dan ekstrakurikuler sekolah.

12

12

Page 13: 3. Bab II - Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Alifia, U. 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. Semarang : PT. Bengawan Ilmu.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/UU-5-1997Psikotropika.pdf (diakses

tanggal 16 November 2013).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._35_Th_2009_ttg_Narkotika.p

df (diakses tanggal 16 November 2013).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 422/MENKES/SK/III/2010 tentang Pedoman

Penatalaksanaan Medik Gangguan Penggunaan NAPZA.

http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/file/2011/

kepmenkes/KMK%20No.%20422%20ttg%20NAPZA.pdf (diakses tanggal

16 November 2013).

Jayati, Dewi. 2010. Gambaran Penggunaan Narkoba Pada Pria Yang

Direhabilitasi Di Yayasan Al-Kamal Sibolangit Center Tahun 2010.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/19888 (diakses tanggal 16

November 2013).

Martono, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba

Berbasis Sekolah. Jakarta : Balai Pustaka.

Maramis, Willy F; Maramis, Albert A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,

Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press.

Pratiwi, Beby Ayu. 2011. Pengaruh Narkoba terhadap Kesehatan Periodontal

Tahanan Narkoba di Poltabes MS.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25051 (diakses tanggal 16

November 2013).

UNICEF. 2004. HIV-AIDS Booklet. www.unicef.org/indonesia/id/HIV-

AIDSbooklet_part4. pdf (diakses tanggal 16 November 2013).

13