2852 Skripsi PDF

download 2852 Skripsi PDF

of 59

Transcript of 2852 Skripsi PDF

  • 1

    PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR MENGGUNAKAN RASIO ALTMAN

    Diajukan oleh :

    Helmy Maulana

    2003310091

    Skripsi ini telah dibimbing Dan dinyatakan siap diuji

    Dosen Pembimbing, Tanggal : 05 Februari 2010

    DIYAH PUJIATI, M.Si.

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

    judul Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Menggunakan Rasio

    Altman untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program pendidikan strata

    satu Jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya.

    Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian peneliti ini telah banyak

    mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun

    tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini perkenankanlah penulis

    untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Prof.DR. Tatik Suryani, selaku Ketua STIE Perbanas Surabaya

    2. Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si. Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

    3. Diyah Pujiati, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing

    4. Seluruh Dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas telah memberi ilmu

    dan pengalaman kepada penulis selama proses pembelajaran

    5. Seluruh staf perpustakaan STIE Perbanas Surabaya

    6. Seluruh Civitas Akademika STIE Perbanas Surabaya

    Penulis berharap semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmadNya

    kepada semua pihak atas bantuan yang telah diberikan, penulis juga menyadari bahwa

    skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan

  • 3

    dan saran yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini dapat berguna bagi

    pihak yang menggunakannya.

    Surabaya, ..................

    Penulis

  • 4

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN SIAP DIUJI ........................................................ ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN 1

    a. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 b. Perumusan Masalah...................................................................... 4 c. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4 d. Manfaat Penelitian........................................................................ 5 e. Sistematika Penulisan................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................... 8 2.2 Landasan Teori.............................................................................. 13 2.2.1 Laporan Keuangan ............................................................. 13 2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan ............................................ 14 2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ....................... 15 2.2.4 Prediksi Financial Distress ................................................. 17 2.2.5 Indikator Terjadinya Financial Distress ............................. 18 2.2.6 Rasio Keuangan Model Altman ......................................... 19 2.2.7 Manfaat Prediksi Financial Distress .................................. 20 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 22 2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN 23 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 23 3.1.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 23 3.1.2 Karakteristik Masalah ........................................................ 23 3.1.3 Jenis Data ........................................................................... 24 3.2 Batasan Penelitian......................................................................... 24 3.3 Identifikasi Variabel...................................................................... 24

    3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................ 25 3.5 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel.................... 27 3.6 Data Dan Metode Pengumpulan Data.......................................... 29

  • 5

    3.7 Teknik Analisis Data..................................................................... 29 BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 31 4.1 Gambaran Subyek Penelitian........................................................ 31 4.2 Analisis Data................................................................................. 33 4.2.1 Analisis Deskriptif .............................................................. 33 4.2.2 Analisis Pengujuian Hipotesis ............................................ 36 4.2.3 Pembahasan ........................................................................ 39 BAB V PENUTUP 44 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 44 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 46 5.3 Saran ........................................................................................... 46 DAFTAR RUJUKAN

  • 6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997 yaitu

    merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat telah berdampak

    luas pada kehidupan politik dan ekonomi perusahaan-perusahaan public di

    Indonesia menjadi semakin lemah dan terpuruk. Dengan melihat kondisi tersebut,

    maka suatu perusahaan diharapkan secara cepat dan tepat untuk membuat

    keputusan dan melakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Beberapa

    perusahaan public ada yang tetap survive, dapat meraih keuntungan atau tidak

    mengalami financial distress, dan sebagian lagi mengalami financial distress.

    Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan

    oleh pihak eksternal perusahaan, seperti: investor, kreditor, auditor, pemerintah

    dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi

    terhadap sinyal distress seperti: pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan

    dari bank dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress

    yang dialami perusahaan. Dengan diketahui financial distress yang dialami oleh

    perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini.

    Penyebab dari krisis ekonomi ini tidak hanya terletak pada fundamental

    ekonomi yang lemah saja tetapi juga karena hutang swasta luar negeri yang telah

  • 7

    mencapai jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis

    merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya peningkatan

    dollar Amerika Serikat dan jatuh temponya hutang swasta luar negeri dalam

    jumlah yang cukup besar dan secara bersamaan, sehingga mengakibatkan

    permintaan akan dollar meningkat dan ditambah dengan lemahnya system

    perbankan nasional sebagai akar terjadinya krisis financial.

    Menurut Tarmidi (1999:3) melemahnya kinerja perusahaan pada waktu

    krisis ekonomi disebabkan oleh banyak faktor diantaranya ; pertama, sebagian

    besar perusahaan mempunyai hutang luar negeri dalam bentuk valuta asing

    (valas). Turunnya nilai rupiah bersamaan dengan kenaikan suku bunga, telah

    melambungkan jumlah hutang perusahaan ketika di konversikan ke dalam

    rupiah. Kedua, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan banyak

    menggunakan bahan yang memiliki kandungan import yang tinggi sehingga

    produk yang dihasilkan tidak dapat diserap oleh pasar yang sedang melemah

    daya belinya dan berlanjut pada likuiditas perusahaan yang menjadi terganggu.

    Ketiga masalah pemerintah yaitu kemampuan pemerintah dalam menangani dan

    mengatasi krisis yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan

    keengganan donator untuk menawari bantuan financial secepatnya.

    Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan

    keuangan. Dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan

    keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang

    berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai

  • 8

    sehubung dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan (M.

    Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2002). Dengan melakukan analisis laporan

    keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan

    serta perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai

    diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Tingkat kesehatan

    perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam

    menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan

    dapat ditingkatnya dan untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan.

    Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan

    pada eksternal perusahaan, seperti investor, kreditor, auditor, pemerintah dan

    pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi

    terhadap sinyal distress, seperti penundaan pengiriman, masalah kualitas produk,

    tagihan dari bank dan lain sebagainya yang dapat mengindikasi adanya financial

    distress yang dialami oleh perusahaan (Luciana, 2003). Dengan diketahuinya

    finansial distress yang dialami suatu perusahaan diharapkan dapat dilakukan

    tindakan untuk memperbaiki situasi ini.

    Hasil dari penelitian Altman menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat

    bermanfaat untuk memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu perusahaan

    dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94 persen benar atau 62

    benar dari total sampel enam puluh enam (untuk model MDA dengan tahun

    penelitian 1968), dan 95 persen benar dan enam puluh tiga benar dan enam puluh

    enam total sampel (untuk model MDA dengan tahun penelitian 1984). Model

  • 9

    Altman ini dikenal dengan Z-Score yaitu scode yang ditentukan dari hitungan

    standart kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan

    kebangkrutan perusahaan.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan judul Prediksi Finansial Distress pada

    Perusahaan Manufaktur Menggunakan Rasio Altman.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan diatas, maka dapat diketahui

    bahwa analisis terhadap financial distress suatu perusahaan sangat penting untuk

    memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian permasalahan

    yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Apakah variable Rasio

    Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi secara signifikan

    kemungkinan kondisi financial distress pada perusahaan Manufaktur?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

    maka tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: Untuk menguji secara

    empiris prediksi kemungkinan kondisi financial distress perusahaan manufaktur

    dengan menggunakan variable Rasio Model Altman.

  • 10

    1.4. Manfaat Penelitian

    b. Bagi Peneliti

    Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan dapat

    mempertajam dalam pikir ilmiah dengan menerapkan teori yang telah

    diperoleh selama masa studi serta menambah wawasan, pengetahuan dan

    pengalaman.

    c. Bagi Perusahaan

    Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen.

    Sekaligus dapat membuat perusahaan melakukan perbandingan kinerja

    dengan perusahaan pesaing sehingga keuangan perusahaan tetap sehat dan

    tidak menurun bahkkan financial distress dapat dihindari.

    d. Bagi Investor

    Informasi adanya prediksi financial distress memberi masukan dalam

    menanamkan modal mereka, apakah meraka akan terus menanamkan modal

    atau menghentikan atau membatalkan penanaman modal mereka ke

    perusahaan, sebab bagaimanapun para investor pasti tidak menginginkan

    kerugian akibat mereka salah menanamkan modal mereka.

    e. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain

    Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca yang ingin lebih

    mengetahui tentang analisis prediksi financial distress dan sebagai referensi

  • 11

    bagi peneliti lain yang ingin mengaplikasikan model yang akan dibentuk

    dalam penelitian ini untuk memprediksi terjadinya financial distress

    ataupun melakukan penelitian dalam bidang yang sama.

    1.5. Sistematika Penulisan

    Sebagai pedoman dalam penelitian ini dibuat sistematika penulisan sebagai

    berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,

    perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

    penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini membahas dasar atau teori-teori yang akan digunakan

    didalam melakukan pembahasan yang telah dikemukakan.

    BAB III : METODE PENELITIAN

    Dalam bab ini menjelaskan prosedur penelitian yang terdiri dari

    rancangan penelitian, batasan penelitian, indentifikasi pembahasan,

    definisi operasional, teknik pengambilan sampel dan skala

    pengukuran.

  • 12

    BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

    Pada bab ini, dijelaskan secara garis besar tentang sistem yang

    dikembangkan dan ditekankan pada analisis dari hasil perancangan

    sistem yang diusulkan.

    BAB V : PENUTUP

    Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan penelitian yang berisikan

    jawaban atas rumusan masalah dan pembuktian hipotesis serta

    keterbatasan penelitian yang dilakukan dan saran yang merupakan

    implikasi dari hasil penelitian.

  • 13

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Penelitian Terdahulu

    Pembahasan yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini tidak

    mengabaikan adanya penelitian dengan pembahasan yang sejenis yang

    telah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah :

    2.1.1 Nancy Dian Kusumawardani (2006)

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Nancy Dian Kusumawardani (2006)

    tentang Rasio Model Altman untuk memprediksi financial distress perusahaan

    manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Yaitu hasil dari pengujian hipotesis dalam

    penelitian ini yang dilakukan secara bersama-sama pada variabel bebas terhadap

    kondisi financial distress menghasilkan bahwa Rasio Model Altman, yaitu rasio

    modal kerja terhadap total aktiva (X1), rasio laba ditahan terhadap total aktiva

    (X2), rasio EBIT terhadap total aktiva (X3), dan rasio nilai buku modal terhadap

    nilai buku hutang (X4) serta penjualan terhadap total aktiva (X5) dapat digunakan

    untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial distress

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu

    formula Altman dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur yang handal untuk

    memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan yaitu dengan Z-score.

  • 14

    Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari nilai Chi-square sebesar 56,634

    dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang diperoleh dari hasil regresi logistic.

    Hal ini berarti hipotesis null dalam penelitian ini yang menyatakan Rasio Model

    Altman tidak dapat digunakan secara signifikan kemungkinan kondisi financial

    distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tolak.

    Persamaan

    Di dalam penelitian ini juga membahas tentang Kondisi Financial Distress

    suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Perbedaan

    Di dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas yang dominan dapat

    digunakan untuk memprediksi secara signifikan kondisi financial distress

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    2.1.2 Luciana Spica Almilia (2003)

    Pada penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia (2003) tentang

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress suatu

    Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yaitu Data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah :

  • 15

    1. Data sekunder berupa laporan keuangan yang terdapat di Indonesia

    Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta

    pada tahun 1993-2001.

    2. Indikator makro ekonomi diambil dari Laporan Mingguan Bank

    Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

    3. Data pasar modal untuk mengetahui harga saham dan return

    perusahaan pada tahun 1993 sampai dengan 2000 yang dapat

    diperoleh di Database PPA UGM.

    Dalam penelitian ini formula Altman dapat digunakan sebagai salah

    satu alat ukur yang handal untuk memprediksi kebangkrutan sebuah

    perusahaan yaitu dengan Z-score.

    Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui prediksi rasio keuangan

    yang tidak disesuaikan berdasarkan industrinya dengan rasio relative

    industri terhadap kemungkinan kondisi financial distress suatu

    perusahaan.

    Persamaan

    Di dalam penelitian ini sama-sama memprediksi kondisi financial

    ditress pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan

    analisis regresi logistic untuk memprediksi terjadinya financial

  • 16

    distrees pada perusahaan manufaktur yang dikelompokkan dalam

    perusahaan yang mengalami financial distrees dan yang tidak

    mengalami financial distrees.

    Perbedaan

    Mencoba mencari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

    financial distress pada perusahaan melalui analisis logistic regression

    dan pada penilitian ini menggunakan analisis regresi logistic untuk

    memprediksi terjadinya finansial distress pada perusahaan Manufaktur

    yang dikelompokkan dalam perusahaan yang mengalami financial

    distress dan yang tidak mengalami financial distress.

    2.1.3 Mohammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2000)

    Pada Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Akhyar Adnan dan Eha

    Kurniasih (2000) tentang Memprediksi tingkat kesehatan perusahaan dengan

    menggunakan pendekatan Altman. Penelitian ini menggunakan sample

    perusahaan non-perbankan dengan periode pengamatan tahun 2004 dan

    perusahaan perbankan dengan periode pengamatan tahun 2003 yang terdaftar di

    Bursa Efek Indonesia menurut Mohammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih

    (2000) penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesehatan

    perusahaan untuk memprediksi potensi kebangkrutan perseroan perbankan dan

    non-perbankan dengan menggunakan pendekatan Altman. Selain itu formula

  • 17

    Altman dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur yang handal umtuk

    memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan yaitu dengan Z-score.

    Hasil penelitian ini menujukkan bahwa analisis tingkat kesehatan bisa

    digunakan untuk memprediksi potensi kebangkrutan yang dimiliki perusahaan

    dua tahun sebelum perseroan tersebut dinyatakan bangkrut.

    Persamaan

    Penelitian ini menggunakan analisis variabel rasio keuangan yang

    sama, seperti rasio modal kerja terhadap total aktiva, rasio laba ditahan

    terhadap total aktiva, rasio EBIT terhadap total aktiva, rasio nilai buku

    modal terhadap nilai buku hutang, dan rasio penjualan terhadap total

    aktiva dengan menggunakan analisis diskriminan.

    Perbedaan

    Bertujuan ingin mengetahui model kebangkrutan perusahaan yang

    dapat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan lebih

    dini dan pada sampelnya.

  • 18

    2.2 Landasan Teori

    2.2.1. Laporan Keuangan

    Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dan dianalisa dengan

    menggunakan suatu analisa keuangan yang disebut analisa rasio keuangan.

    Untuk mendapatkan keadaan tentang perkembangan kinerja perusahaan, perlu

    diadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang

    bersangkutan dan data tersebut tercermin dalam laporan keuangan.

    Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi

    untuk pengambilan keputusan. Menurut Mamduh M. Hanafi laporan keuangan

    akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas

    yang semuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan

    Periode penerbitan laporan keuangan pada umumnya diterbitkan setiap

    tahun operasi atau lebih dikenal dengan laporan keuangan tahunan (financial

    statement). Menurut Sofyan Syahfri Harahap (2002:121) bahwa laporan

    keuangan memiliki pengertian sebagai berikut :

    Sarana Pengkomunikasian Informasi keuangan utama kepada pihak-pihak

    diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang kuantitatif

    dalam menilai moneter atau satuan uang berkenaan dengan sumber daya

    ekonomi dan kewajiban dari sutu perusahaan bisnis dan aktivitas ekonomi untuk

    mengubah sumber daya dan kewajiban.

    Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

    berguna bagi keputusan investasi dan kredit. Untuk menyediakan informasi yang

  • 19

    berguna dalam menilai arus kas masa depan. Untuk menyediakan informasi

    mengenai sumber daya perusahaan, Klaim terhadap sumber daya tersebut dan

    perubahaan di dalamnya.

    Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun

    perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik, serta pihak-pihak lain

    termasuk investor di dalamnya. Oleh karena itu interprestasi terhadap laporan

    keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui

    keadaan dan perkembangan kinerja suatu perusahaan. Khususnya bagi para calon

    investor yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan sebagai alat

    analistik dalam rangka penetuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Apakah

    perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan

    ataukah akan memberikan kerugian di masa yang akan datang. Jadi pengertian

    Financial Distress adalah perusahaan yang mengalami rugi selama dua tahun

    berturut-turut dan Non Financial Distress adalah perusahaan yang mengalami

    laba selama dua tahun berturut-turut.

    2.2.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan

    Jenis-jenis laporan keuangan (Financial Statement) yang sering disajikan

    ada empat yaitu :

    1. Laporan Laba Rugi

    Laporan Laba Rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama

    periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun.

  • 20

    2. Laporan Ekuitas Pemilik

    Laporan Ekuitas Pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik

    yang terjadi selama periode tertentu.

    3. Neraca

    Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada

    tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

    4. Laporan Arus Kas

    Laporan Arus Kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran

    kas selama peroide waktu tertentu.

    2.2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

    Dalam Standart Akuntansi keuangan 2002 dijelaskan bahwa karakteristik

    kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan

    berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

    1. Mudah dipahami

    Kualitas penting informasi yang ada dalam laporan keuangan adalah

    kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai atau penggunanya.

    Maksudnya adalah pemakai di asumsikan memiliki pengetahuan yang

    cukup mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta

    kemauan untuk mempelajari informasi dari laporan keuangan yang

    terkandung di dalamnya dengan wajar.

  • 21

    2. Relevan

    Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam

    proses pengambilan keputusan. Informasi dari laporan keuangan di

    katakan memiliki kualitas yang relevan jika dapat mempengaruhi

    keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi

    peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau

    mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

    3. Keandalan

    Informasi dikatakan handal yaitu informasi harus bebas dari pengertian

    yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan

    pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang

    seharusnya di sajikan atau yang secara wajar di harapkan dapat di

    sajikan.

    4. Dapat dibandingkan

    Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan

    antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan

    kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Pemakai harus juga dapat

    memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk

    mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

    keuangan secara relative agar pemakai betul-betul mengetahui hasil

  • 22

    perbandingan dan perubahan laporan keuangan perusahaan yang di

    bandingkan tersebut.

    2.2.4. Prediksi Financial Distress

    Prediksi Financial Distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak

    pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi :

    1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial

    distress mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman,

    baik dalam memutuskan apakah akan memberi suatu pinjaman dan

    menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah

    diberikan.

    2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor

    ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam

    melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.

    3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab

    mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan

    perusahaan individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang

    aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang

    dan menilai stabilitas perusahaan.

    4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah

    dalam antitrust regulation.

  • 23

    5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang

    berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu

    perusahaan.

    6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka

    perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan

    pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugian paksaan akibat

    ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi

    financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari

    kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan

    tidak langsung dari kebangkrutan.

    2.2.5. Indikator Terjadinya Financial Distress

    Menurut Foster (1968) terdapat beberapa indikator atau sumber informasi

    mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan :

    1. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.

    2. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,

    struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industry, kemampuan

    perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan

    lain sebagainya.

    3. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan

    perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan

    tunggal atas suatu kombinasi dari variabel keuangan.

  • 24

    4. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.

    2.2.6. Rasio Keuangan Model Altman

    Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah variabel

    rasio keuangan yang sama seperti penelitan yang dilakukan oleh Altman

    (1968), yaitu:

    1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva

    Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka

    pendek. Modal kerja kotor didefisinikan sebagai total aktiva lancar

    perusahaan, sedangkan modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva

    lancar dikurangi dengan hutang lancar.

    2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva

    Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana sendiri. Besarnya laba

    ditahan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana perusahaan dan

    mengurangi sumber dana. Rasio ini mengukur keuntungan yang telah

    diperoleh mulai dari perusahaan dioperasionalkan. Semakin kecil rasio

    menunjukkan kecilnya peranan laba ditahan dalam bentuk dana

    perusahaan.

    3. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva

  • 25

    EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak

    dan bunga. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya EBIT

    perusahaan dengan menggunakan total aktivanya.

    4. Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang

    Nilai buku perusahaan adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan

    nilai pasarnya. Nilai buku hutang merupakan biaya historis dari aktiva fisik

    perusahaan. Semakin kecil hasil dari perhitungan rasio ini maka perusahaan

    akan dapat dikatakan semakin buruk kondisinya.

    5. Rasio Penjualan dari Total Aktiva

    Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan

    yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode

    tertentu. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya tingkat

    penjualan atau pendapatan perusahaan.

    2.2.7. Manfaat Prediksi Financial Distress

    Menurut Harnanto (1984 : 483-484) menyatakan bahwa, prediksi financial

    distress suatu perusahaan memberikan manfaat bagi beberapa pihak anatara lain:

    1. Bagi Investor

    Informasi adanya prediksi financial distress memberi masukan dalam

    menanamkan modal mereka, apakah mereka akan menanamkan modal

    mereka atau menghentikan penanaman modal mereka ke perusahaan.

  • 26

    2. Bagi Pemerintah

    Prediksi financial distress dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan

    dibidang perpajakan dan kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan

    antara pemerintah dan perusahaan.

    3. Bagi Bank dan Lembaga Perkreditan

    Informasi akan adanya kemungkinan kesulitan keuangan yang dihadapi

    perusahaan nasabahnya dan calon nasabahnya sangat diperlukan untuk

    menentukan status apakah pinjaman harus diberikan, negosiasi

    pembayaran kembali pinjaman perlu dibuat ulang dan kebijakan lain

    sehubungan dengan pemberian pinjaman.

    4. Bagi Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)

    Prediksi akan terjadinya kesulitan keuangan dan kebangkrutan suatu

    perusahaan diperlukan untuk memutuskan dapat atau tidaknya suatu

    perusahaan diberi rekomendasi atau ijin untuk menawarkan sahamnya

    atau surat berharganya di Bursa Efek.

    5. Bagi Akuntan Publik

    Informasi tentang kesulitan keuangan perusahaan diperlukan akuntan

    publik untuk merumuskan pendapatnya terhadap laporan keuangan

    kliennya yang diaudit.

  • 27

    2.3. Kerangka Pemikiran

    2.4. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini, maka

    hipotesis dari penelitian ini adalah: H1=Rasio model Altman berpengaruh

    secara signifikan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan

    manufaktur.

    Rasio Model Altman pada Perusahaan Manufaktur : 1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1) 2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2) 3. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3) 4. Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4) 5. Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva (X5)

    Prediksi Financial Distress

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian

    Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dapat diklasifikasikan oleh peneliti

    dapat dijelaskan berdasarkan (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002: 24):

    3.1.1. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian terapan dengan

    pendekatan evaluasi. Dalam hal ini, penelitian ini termasuk penelitian

    terapan karena bertujuan untuk menjawab pertanyaan secara spesifik

    dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu.

    3.1.2. Karakteristik Masalah

    Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian historis karena

    bertujuan melakukan perubahan kembali fenomena masa lalu secara

    sistematis, obyektif dan akurat masa sekarang dan masa yang akan

    datang.

  • 29

    3.1.3. Jenis Data

    Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian arsip, karena

    bertujuan melakukan penelitian dengan menggunakan fakta-fakta yang

    tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Data yang digunakan adalah

    data kuantitatif yang diambil dari laporan keuangan perusahaan

    manufaktur yang terdapat di Indonesian Capital Market Directory

    (ICMD) dengan periode tahun 2004-2007.

    3.2. Batasan Penelitian

    Penilitian ini dibatasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

    Efek Indonesia yang dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan

    yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami

    financial distress tahun 2005 sampai dengan 2007.

    3.3. Identifikasi Variabel

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1)

    2. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2)

    3. Rasio EBIT terhadap total aktiva (X3)

    4. Rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang (X4)

    5. Rasio penjualan terhadap total aktiva (X5)

  • 30

    3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    Kondisi perusahaan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua

    kelompok berdasarkan keadaannya. Dua kelompok perusahaan tersebut adalah:

    a. Perusahaan yang mengalami financial distress (Y=1), yaitu perusahaan yang

    mengalami rugi selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai

    dengan 2007.

    b. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress (Y=0), yaitu perusahaan

    yang mengalami laba selama dua tahun berturut -turut pada tahun 2005

    sampai dengan 2007 yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

    jenis usaha yang sama dengan perusahaan yang mengalami financial distress.

    Rasio keuangan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

    rasio keuangan yang oleh peneliti sebelumnya telah terbukti dan bermanfaat

    untuk memprediksi kejadian dimasa yang akan datang, rasio Altman (1968)

    dan penelitian Muhamad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2000). Berikut

    akan di jelaskan Rasio Keuangan dan pengukuran variabel digunakan dalam

    penelitian ini, yaitu:

    a. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1)

    Variabel X1 tersebut pada dasarnya mengukur kemampuan perusahaan

    dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, semakin kecil rasio

    menunjukkan kondisi likuid perusahaan yang semakin memburuk.

  • 31

    Rumus : X1 =

    b. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2)

    Variabel ini termasuk keadaan rasio pertumbuhan yang mengukur

    akumulasi laba selama perusahaan beroperasi atau menghitung keuntungan

    yang telah terkumpul (akumulasi), perusahaan yang umurnya lebih lama

    akan memberikan rasio yang lebih besar.

    Rumus : X2 =

    c. Rasio EBIT terhadap total aktiva (X3)

    Rasio ini termasuk profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan

    menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

    Rumus : X3 =

    Aktiva Lancar - Hutang LancarTotal Aktiva

    Laba Ditahan

    Total Aktiva

    Total Aktiva

    Laba Sebelum Bunga dan Pajak

  • 32

    d. Rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang (X4)

    Varibel ini termasuk rasio leverage yang mengukur besarnya pembiayaan

    perusahaan yang didanai dengan hutang. Modal yang dimaksud adalah

    gabungan nilai pasar dari saham biasa dan saham preferen, sedangkan

    hutang mencakup hutang jangka panjang dan hutang lancar.

    Rumus : X4 =

    e. Rasio penjualan terhadap total aktiva (X5)

    Rasio ini mengukur kemampuan manajemen didalam menggunakan aktiva

    yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang lebih besar

    mencerminkan kemampuan perusahaan mengatasi persaingan yang ada

    ukurannya dalam kali (x).

    Rumus : X5 =

    3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

    manufaktur yang laporan keuangannya terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan

    periode 2004-2007. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

    Nilai Buku Modal Saham

    Nilai Buku Total hutang

    Total Aktiva

    Penjualan

  • 33

    adalah perusahaan manufaktur yang mengalami financial distress dan perusahaan

    yang tidak mengalami financial distress yang jenis usahanya sama dengan

    perusahaan yang mengalami financial distress. Data laporan keuangan tahun

    2005-2007 digunakan sebagai pedoman penentuan apakah perusahaan

    mengalami financial distress atau tidak.

    Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

    sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika mempunyai

    pertimbangan- pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel untuk tujuan

    tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :

    a. Untuk perusahaan financial distress adalah perusahaan yang mengalami

    rugi dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai dengan 2007.

    b. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah perusahaan

    yang mengalami laba dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai

    dengan 2007.

    c. Laporan keuangan yang digunakan adalah: untuk memprediksi

    perusahaan yang rugi atau laba dua tahun berturut-turut akan digunakan

    data laporan keuangan satu tahun sebelumnya. Data tahun 2004

    digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2005-

    2006, data tahun 2005 digunakan untuk memprediksi kondisi financial

    distress tahun 2006-2007.

  • 34

    3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu

    data yang diukur dalam skala numerik (angka). Sedangkan jenis data yang

    dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

    laporan keuangan dari perrusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam

    peneltian yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

    Metode pengumpulan data adalah secara dokumenter, metode documenter ini

    digunakan untuk mengumpulkan dokumen yang berupa laporan keuangan

    perusahaan-perusahaan yang diteliti.

    3.7. Teknik Analisis Data

    Analisis deskriptif digunakan dalam mengorganisasikan dan

    menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur

    mengenai distribusi dari masing-masing variable penelitian yang utama.

    Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi logit, untuk

    mengetahui prediksi Rasio Model Altman terhadap penentuan kondisi financial

    distress suatu perusahaan yang diwakili dengan kondisi laba 2 tahun berturut-

    turut atau rugi 2 tahun berturut-turut perusahaan. Model yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah (Imam Ghozali, 2001 : 122-123):

    E(Y = 1/Xi) = Pi = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e

  • 35

    Dimana:

    Y = variabel kondisi perusahaan

    Y =1, jika perusahaan dikatagorikan kelompok perusahaan yang mengalami

    financial distress.

    Y =0, jika perusahaan dikatagorikan kelompok perusahaan yang tidak

    mengalami financial distress.

    X1 = variabel rasio modal kerja terhadap total aktiva.

    X2 = variabel rasio laba ditahan terhadap total aktiva.

    X3 = variabel rasio EBIT terhadap total aktiva.

    X4 = variabel rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang.

    X5 = variabel rasio penjualan terhadap total aktiva.

    Pi = propabilitas perusahaan mengalami financial distress ( Y=1)

    bo = konstanta

    b1-5 = koefisien regresi

    e = error term (2,7182)

    Setelah estimasi perhitungan dengan menggunakan SPSS akan diperoleh

    konstanta (bo dan koefisien variabel bebasnya (b1, b2, b3, b4, b5) tersebut

    dimasukkan ke dalam persamaan logit untuk memperoleh nilai peluang dalam

    memprediksi perusahaan akan mengalami financial distress atau tidak.

  • 36

    BAB IV

    GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

    4.1 Gambaran Subyek Penelitian

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

    manufaktur yang laporan keuangannya terdapat di Publikasi Bursa Efek

    Indonesia dengan periode 2005-2008. Sedangkan sampel yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang mengalami Financial

    Distress dan yang tidak mengalami Financial Distress. Data laporan keuangan

    tahun 2006-2008 digunakan sebagai pedoman penentuan apakah suatu

    perusahaan mengalami Financial Distress atau tidak, sedangkan data laporan

    keuangan tahun 2005-2007 adalah merupakan data yang di olah.

    Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive

    Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti

    mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan atau

    penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Adapun criteria dari pengambilan

    sampel untuk perusahaan yang mengalami financial distress dalam penelitian

    ini adalah :

    1. Untuk perusahaan financial distress adalah perusahaan yang mengalami rugi

    dua tahun berturut-turut pada tahun 2006 sampai dengan 2008.

  • 37

    2. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah perusahaan yang

    mengalami laba dua tahun berturut-turut pada tahun 2006 sampai dengan

    2008.

    3. Laporan keuangan yang digunakan adalah: untuk memprediksi perusahaan

    yang rugi atau laba dua tahun berturut-turut akan digunakan data laporan

    keuangan satu tahun sebelumnya. Data tahun 2005 digunakan untuk

    memprediksi kondisi financial distress tahun 2006-2007, data tahun 2006

    digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2007-2008.

    TABEL 4.1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

    NO KODE PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. FOOD AND BEVERAGES 4 DAVO PT Davonas Abadi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. FOOD AND BEVERAGES 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. FOOD AND BEVERAGES 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk. FOOD AND BEVERAGES 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia FOOD AND BEVERAGES 10 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International

    Tbk. FOOD AND BEVERAGES

    11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. FOOD AND BEVERAGES 12 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 13 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 14 TKIM PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 15 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 17 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 18 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 19 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 20 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 21 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 22 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE

    PRODUCTS 23 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industy Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE

    PRODUCTS 24 ASGR PT Astra Graphia Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 25 MLPL PT Multipolar Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 26 KLBF PT Kalbe Farma Tbk PHARMACEUTICALS 27 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PHARMACEUTICALS 28 MERK PT Merck Tbk. PHARMACEUTICALS 29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. CONSUMER GOODS

  • 38

    30 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. CONSUMER GOODS 31 ASII PT Astra International Tbk AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS 32 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 33 BRNA PT Berlina Tbk PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 34 DVAL PT Darya Varia Laboratories Tbk PHARMACEUTICALS 35 INAI PT Indal Aluminium Industri Tbk TEXTILE MILL PRODUCTS 36 MYRX PT Hanson International Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 37 HMSP PT HM Sampoerna Tbk TOBACCO MANUFACTURES 38 GGRM PT Gudang Garam Tbk TOBACCO MANUFACTURES 39 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara REAL ESTATE AND PROPERTY 40 GJTL PT Gajah Tunggal AUOTOMOTIVE AND ALLIED

    PRODUCTS 41 SQBB PT Bristol Myres Squib PHARMACEUTICALS 42 PRAS PT Prima Alloy Steel AUOTOMOTIVE AND ALLIED

    PRODUCTS 43 DSUC PT Darya Sakti Unggul LUMBER AND WOODS PRODUCTS 44 SMCB PT Holcim Indonesia CEMENT

    Sumber : Lampiran 1

    4.2 Analisis Data

    Pada penelitian ini data yang dilakukan terdiri dari analisis deskriptif dan

    pengujian hipotesis terhadap permasalahan yang kemudian dilakukan

    pembahasan berdasarkan teori. Kedua analisis tersebut akan diuraikan dalam

    sub bab bagian berikut ini.

    4.2.1 Analisis Deskriptif

    Statistik deskriptif yang akan dibahas pada bagian ini adalah rata-rata,

    nilai maximum dan minimum serta standar deviasi dari variabel yang diteliti.

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan Model

    Altman yaitu, rasio modal kerja terhadap total asset (X1), rasio laba ditahan

    terhadap total aktiva (X2), rasio EBIT terhadap total aktiva (X3), rasio nilai

    buku modal terahadap nilai buku hutang (X4), rasio penjualan terhadap total

    aktiva (X5). Selanjutnya dalam analisis data akan ditunjukkan hasil pengolahan

    data untuk menentukan nilai dari variabel yang diteliti. Berikut ini analisis

  • 39

    deskriptif terhadap variabel-variabel tersebut. Tabel 4.2 mendeskripsikan

    variabel penelitian dari perusahan manufaktur.

    Tabel 4.2 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL PENELITIAN

    Statistics

    80 80 80 80 800 0 0 0 0

    -3,748171687 3,4057536750 3,5120651637 1,73244656775 1,4329743463044,386573831 21,333093666 19,894728522 2,4930971106 1,15439380150-320,7042143 -2,481974390 -,560118447 -,481593429 ,000423587154,39660900 187,74438755 160,41591178 12,609020045 9,007234836

    ValidMissing

    N

    MeanStd. DeviationMinimumMaximum

    Rasio modalkerja terhadap

    total aktiva

    Rasio labaditahan

    terhadap totalaktiva

    Rasio EBITterhadap total

    aktiva

    Rasio nilaibuku modal

    terhadap nilaibuku hutang

    Rasiopenjualan

    Sumber : Lampiran 2 Rasio keuangan merupakan rasio yang menggambarkan kondisi suatu

    perusahaan. Dimana dari rasio keuangan dapat diketahui kinerja suatu

    perusahaan sehingga karakteristik perusahaan non-financial distress dan

    financial distress dapat ditentukan. Adapun rasio-rasio keuangan yang

    digunakan adalah sebagai berikut :

    a. Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aktiva

    Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang mengukur kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari total aktiva

    dan posisi modal kerja bersih. Semakin kecil rasio ini berarti menunjukkan

    kondisi likuiditas perusahaan semakin buruk.

  • 40

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rasio modal kerja

    terhadap total aktiva adalah -3,748171687 .

    Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui rasio modal kerja terhadap total

    aktiva tertinggi pada perusahaan sampel adalah 154,396609000. Sedangkan

    nilai rasio terendah adalah -320,70421426. Adapun nilai standar deviasi

    adalah 44,386573831.

    b. Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aktiva

    Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi kemampuan

    perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama perusahaan

    beroperasi. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besarnya peranan

    laba ditahan dalam membentuk dana perusahaan.

    Selanjutnya berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio laba

    ditahan terhadap total aktiva adalah 3,4057536750.

    Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui rasio laba ditahan terhadap total

    aktiva tertinggi sebesar 187,74438755. sedangkan nilai rasio terendah adalah

    -2,481974390. Adapun nilai standar deviasi adalah 21,333093666.

    c. Rasio EBIT Terhadap Total Aktiva

    Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

    dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang

    digunakan.

  • 41

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi adalah

    19,894728522. Sedangkan nilai rata-rata rasio EBIT terhadap total aktiva

    adalah 3,5120651637 .

    Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai maximum rasio

    adalah -0,560118447 sedangkan nilai minimum rasio EBIT adalah -

    160,41591178.

    d. Rasio Nilai Buku Modal Terhadap Nilai Buku Hutang

    Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri, sedangkan hutang

    mencakup hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio adalah

    1,73244656775.

    Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai rasio tertitinggi

    adalah 12,609020045 sedangkan nilai rasio terendah adalah -0,481593429.

    Adapun nilai standar deviasi adalah 2,4930971106.

    e. Rasio Penjualan Terhadap Total Aktiva

    Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen

    dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan.

    Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah

    9,007234836 sedangkan nilai rasio terendah adalah 0,000423587. Adapun

  • 42

    nilai rata-rata adalah 1,4329743463. Adapun nilai standar deviasi adalah

    1,1543938015.

    4.2.2 Analisis Pengujian Hipotesis

    Permasalahan dan hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis dengan

    logistic regretion. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai overal fit

    model terhadap data. Adapun hipotesis untuk menilai fit model adalah :

    H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data

    H1 : Model yang dihopotesakan tidak fit dengan data

    Tabel 4.3 berikut ini menyajikan output Hosmer and Lomeshow yang

    digunakan untuk menilai kelayakan model regresi.

    Tabel 4.3 OUTPUT HOSMER AND LOMESHOW

    Hosmer and Lemeshow Test

    5,871 8 ,662Step1

    Chi-square df Sig.

    Sumber : Lampiran 3

    Dari tabel 4.3 tersebut menunjukkan besarnya nilai statistik Hosmer and

    Lomeshow Goodness of Fit sebesar 5,871 dengan profitabilitas signifikan 0,662

    nilainya jauh diatas 0,05. hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan

    demikian dapat disimpulkan bahwa model Logistic Regression layak dipakai

    untuk analisis selanjutnya (Imam Ghozali, 2001 : 128).

  • 43

    Tabel 4.4 NILAI-2LIKELIHOOD, COX & SNELL R SQUARE, NEGELKERKE R

    SQUARE

    Model Summary

    28,126 ,110 ,293Step1

    -2 Loglikelihood

    Cox & SnellR Square

    NagelkerkeR Square

    Sumber : Lampiran 3

    Dalam tabel 4.8 terdapat angka -2likelihood sebesar 28,126 yang berada

    pada Block Number = 1. Sedangkan untuk nilai Cox Snells R square sebesar

    0,110. Dan nilai Negelkerke R2 adalah 0,293 yang berarti variabilitas yang

    terjadi pada variabel terikat yaitu perusahaan yang mengalami financial distress

    dan non financial distress dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel bebasnya.

    TABEL 4.5

    Classification Tablea

    75 0 100,03 2 40,0

    96,3

    ObservedNon Financial DistressFinancial Distress

    Financial Distress

    Overall Percentage

    Step 1

    Non FinancialDistress

    FinancialDistress

    Financial DistressPercentage

    Correct

    Predicted

    The cut value is ,500a.

    Sampel awal dalam penelitian ini berjumlah 80 perusahaan yang terdiri

    dari 75 perusahaan kategori non financial distress dan 5 perusahaan kategori

    financial distress. Setelah diuji menggunakan regresi logistik ternyata hasillnya

    menunjukkan bahwa dari 75 perusahaan kategori non financial distress yang

    benar mengalami non financial distress ada 75 perusahaan sedangkan 0

  • 44

    perusahaan masuk kategori financial distress. Sementara dari 5 perusahaan

    kategori financial distress ternyata yang benar masuk kategori financial distress

    ada 2 perusahaan, sedangkan 3 perusahaan yang lain masuk kategori non

    financial distress.

    TABEL 4.6

    Variables in the Equation

    ,000 ,018 ,000 1 ,994 1,000,081 ,071 1,291 1 ,256 1,084

    -5,731 2,534 5,114 1 ,024 ,003-,329 ,582 ,319 1 ,572 ,720,161 ,777 ,043 1 ,835 1,175

    -2,559 1,111 5,304 1 ,021 ,077

    X1X2X3X4X5Constant

    Step1

    a

    B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.a.

    4.2.3 Pembahasan

    Pada bagian ini akan dibahas mengenai variabel-variabel yang dapat

    digunakan untuk memprediksi kemungkinan kondisi financial distress

    perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :

    a. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1)

    Berdasarkan teori, hubungan rasio modal kerja terhadap total aktiva

    yang merupakan rasio likuiditas dengan kondisi financial distress adalah

  • 45

    negatif. Hal ini disebabkan semakin kecil nilai rasio modal kerja terhadap

    total aktiva menandakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi

    hutang jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih

    adalah semakin buruk sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi

    financial distress akan semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 juga dapat

    diketahui bahwa nilai rata-rata Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva dari

    perusahaan yang mengalami financial distress adalah -3,748171687. Selain

    itu rasio ini memiliki taraf signifikan 0,994 Rasio ini sesuai dengan

    penelitian Surifah (2002) yang menunjukkan bahwa rasio modal kerja

    terhadap total aktiva tidak dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan

    suatu perusahaan.

    b. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2)

    Berdasarkan teori, hubungan rasio laba ditahan terhadap total aktiva

    yang merupakan rasio profitabilitas dengan kondisi financial distress adalah

    negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio laba ditahan terhadap total

    aktiva menunjukkan semakin kecilnya peranan laba ditahan terhadap total

    aktiva menunujukkan semakin kecilnya peranan laba ditahan dalam

    membentuk dana perusahaan sehingga probabilitas perusahaan terhadap

    kondisi financial distress adalah semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat

    diketahui rata-rata rasio laba ditahan terhadap total aktiva dari perusahaan

    financial distress adalah 3,4057536750. Selain itu rasio ini memiliki taraf

    signifikan 0,256 dan sesuai dengan penelitian Surifah (2002) yang

  • 46

    menunjukkan bahwa rasio laba ditahan terhadap total aktiva tidak dapat

    digunakan untuk memprediksi kegagalan suatu perusahaan. Dari nilai rata-

    rata tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan financial distress memiliki

    nilai rasio yang kurang baik. Sehingga dapat dikatakan secara umum

    perusahaan financial distress kurang memiliki kemampuan dalam

    menghasilkan keuntungan yang lebih baik.

    c. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3)

    Berdasarkan teori, hubungan rasio EBIT terhadap total aktiva yang

    merupakan rasio profitabilitas dengan kondisi financial distress adalah

    negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio EBIT terhadap total aktiva

    menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam

    menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan

    sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah

    semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai standar

    deviasi rasio EBIT terhadap total aktiva adalah 19,894728522. Adapun nilai

    rata-rata rasio EBIT terhadap total aktiva pada adalah 3,5120651637. Selain

    itu rasio ini memiliki taraf signifikan 0,024 dan sesuai dengan penelitain

    Surifah (2002) bahwa rasio EBIT terhadap total aktiva dapat digunakan

    untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Berdasarkan nilai standar deviasi

    dan rata-rata tersebut dapat dikatakan perusahaan financial distress secara

    umum kurang memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba sebelum

    bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan lebih baik.

  • 47

    d. Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4)

    Berdasarkan teori, hubungan rasio nilai buku modal terhadap nilai

    buku hutang yang merupakan aktifitas dengan kondisi financial distress

    adalah negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio nilai buku modal

    terhadap nilai buku hutang menunjukkan semakin kecilnya kemampuan

    perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari modal

    sendiri, dimana hutang mencakup hutang jangka pendek dan jangka panjang

    sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah

    semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio

    nilai buku modal terhadap nilai buku hutang dari perusahaan financial

    distress adalah 1,73244656775. Selain itu rasio ini memiliki taraf signifikan

    0,572 rasio ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan penelitian Altman

    (1968) bahwa rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang dapat

    digunakan untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Dari nilai rata-rata

    tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan financial distress memilki rasio

    nilai buku modal terhadap nilai buku hutang yang rendah dibandingkan rasio

    nilai buku modal terhadap nilai buku hutang pada perusahaan financial

    distress. Sehingga dapat dikatakan perusahaan financial distress kurang

    memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari

    modal sendiri yang lebih baik.

    e. Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva (X5)

  • 48

    Berdasarkan teori, hubungan rasio penjualan terhadap total aktiva yang

    merupakan rasio aktivitas dengan kondisi financial distress adalah negatif.

    Hal ini disebabkan semakin rendah rasio penjualan terhadap total aktiva

    menunjukkan semakin kecilnya tingkat penjualan atau pendapatan

    perusahaan dengan menggunakan aktivanya sehingga probabilitas

    perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah semakin tinggi. Pada

    tabel 4.2 nilai rata-rata rasio penjualan terhadap total aktiva untuk

    perusahaan financial distress adalah 1,4329743463. Selain itu rasio ini

    memiliki taraf signifikan 0,835 dan sesuai dengan penelitian Surifah (2002)

    bahwa rasio penjualan terhadap total aktiva tidak dapat digunakan untuk

    memprediksi kegagalan perusahaan. Dari nilai rat-rata tersebut dapat

    diketahui bahwa perusahaan non financial distress memilki lima rasio

    penjualan terhadap total aktiva yang kurang baik. Sehingga dapat dikatakan

    secara umum perusahaan financial distress kurang memiliki kemampuan

    dalam menghasilkan penjualan yang lebih baik.

  • 49

    BAB V

    PENUTUP

    5.1. Kesimpulan

    Penelitian ini berusaha mencari apakah variable Rasio Model Altman dapat

    digunakan untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial

    distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

    sehubungan dengan kondisi krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 yang

    mengakibatkan banyak perusahaan mengalami penurunan dalam bidang

    perekonomian. Dengan menggunakan teknik penentuan sampelnya adalah

    Purposive Sampling yaitu sebuah teknik sampling yang digunakan peneliti jika

    peneliti mempunyai banyak pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dari hasil

    sample diperoleh sebanyak tiga puluh perusahaan yang mengalami financial

    distress dengan periode pengamatan 2006-2008 dan tiga puluh perusahaan yang

    tidak mengalami financial distress. Data yang digunakan adalah berupa data

    sekunder, data yang diperoleh dan dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang

    dimiliki oleh perusahaan manufaktur.

    Dalam pengolahan data pada teknik analisis menggunakan model

    Logistic Regression pada SPSS for window ini bertujuan untuk mengetahui

    Rasio Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan

  • 50

    kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia.

    Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka

    dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

    1. Rasio Model Altman seperti Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1),

    Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2), Rasio EBIT terhadap Total

    Aktiva (X3), Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4), Rasio

    Penjualan (X5) pada perusahan yang mengalami financial distress dan non

    financial distress, apabila dilakukan pengujian secara bersama ternyata Rasio

    Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi secara signifikan

    kemungkinan kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar

    di Bursa Efek Indonesia.

    2. Variabel yang secara statistik signifikan dalam model ini dan merupakan

    variable yang paling dominan untuk memprediksi probabilitas suatu

    perusahaan yang mengalami financial distress adalah Variabel Laba Ditahan

    terhadap Total Aktiva dan Variabel Penjualan terhadap Total Aktiva, variable

    ini menghitung keuntungan yang telah terkumpul. Berdasarkan teori,

    hubungan rasio modal kerja terhadap total aktiva dan rasio penjualan terhadap

    Total Aktiva yang merupakan rasio likuiditas adalah negative. Artinya

    semakin rendah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

    pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih maka semakin besar

    kemungkinan suatu perusahaan mengalami financial distress.

  • 51

    5.2. Keterbatasan Penelitian

    Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini setelah

    melakukan pengujian, yaitu :

    1. Penelitian ini hanya menggunakan variable bebas Rasio Model Altman dari

    sekian banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi

    financial distress suatu perusahaan.

    2. Sampel penelitian yang digunakan tidak dipisahkan antara perusahaan besar

    dan kecil. Perusahaan yang dipilih adalah yang mengalami financial distress

    dan non financial distress yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Periodisitas data yang digunakan terbatas hanya 3 tahun untuk memprediksi.

    Kemampuan prediksi akan lebih baik apabila digunakan data series yang

    cukup panjang.

    5.3. Saran

    Dari beberapa keterbatasan penelitian di atas maka penulis memberikan

    saran-saran yang dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya diantaranya

    adalah :

    1. Perlu digunakan variable lain selain variable Rasio Model Altman sebagai

    variable tambahan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang dapat

    digunakan untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan perusahaan

    akan mengalami financial distress misalnya rasio profitabilitas, quick rasio.

  • 52

    2. Untuk kriteria perusahaan yang masuk kategori financial distress

    ditambahkan misalnya : Tidak membagi deviden dua tahun berturut-turut.

    3. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan membedakan antara perusahaan

    besar dan perusahaan kecil.

  • 53

    DAFTAR RUJUKAN Almilia, Luciana Spica. 2003. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kondisi

    Financial Distress suatu perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober 2003. Hal 546-564.

    D. Keyso.J. Weygandt & Terry D. Warfield.2002 . Akuntansi Intermediate. Edisi 10.

    Terjemahan. Erlangga Jakarta Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan

    Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A, Analisis Laporan Keuangan: Edisi III. Jakarta Stock Exchange (http : // www.jsx.co.id) Imam Gozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi II:

    Penerbit Badn Penerbit Ubiversitas Diponegoro. Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2000. Analisis Tingkat Kesehatan

    Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman (Kasus pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia). JAAI Vol 4, No. 2, hal. 131-151.

    Nanci Dian K. 2005. Rasio Model Altman untuk Memprediksi Fianancial Distress

    perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. STIE Perbanas Surabaya. Niswonger, Warren, Reeve, Fess. Prinsip-prinsip Akuntansi. Terjemahan jilid

    pertama.Edisi ke sembilan belas:Penerbit Erlangga. Surifah, 2002. Studi Rasio Keuangan sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan

    Perusahaan Publik di Indonesia pada Masa Krisis Ekonomi. Kajian Bisnis, 27 September-Desember 2002, hal 25-43.

  • 54

    Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

    NO KODE PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. FOOD AND BEVERAGES 4 DAVO PT Davonas Abadi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. FOOD AND BEVERAGES 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. FOOD AND BEVERAGES 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk. FOOD AND BEVERAGES 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia FOOD AND BEVERAGES 10 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International

    Tbk. FOOD AND BEVERAGES

    11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. FOOD AND BEVERAGES 12 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 13 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 14 TKIM PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 15 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 17 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 18 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 19 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 20 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 21 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 22 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE

    PRODUCTS 23 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industy Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE

    PRODUCTS 24 ASGR PT Astra Graphia Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 25 MLPL PT Multipolar Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 26 KLBF PT Kalbe Farma Tbk PHARMACEUTICALS 27 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PHARMACEUTICALS 28 MERK PT Merck Tbk. PHARMACEUTICALS 29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. CONSUMER GOODS 30 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. CONSUMER GOODS 31 ASII PT Astra International Tbk AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS 32 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 33 BRNA PT Berlina Tbk PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 34 DVAL PT Darya Varia Laboratories Tbk PHARMACEUTICALS 35 INAI PT Indal Aluminium Industri Tbk TEXTILE MILL PRODUCTS 36 MYRX PT Hanson International Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 37 HMSP PT HM Sampoerna Tbk TOBACCO MANUFACTURES 38 GGRM PT Gudang Garam Tbk TOBACCO MANUFACTURES 39 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara REAL ESTATE AND PROPERTY 40 GJTL PT Gajah Tunggal AUOTOMOTIVE AND ALLIED

    PRODUCTS 41 SQBB PT Bristol Myres Squib PHARMACEUTICALS 42 PRAS PT Prima Alloy Steel AUOTOMOTIVE AND ALLIED

    PRODUCTS 43 DSUC PT Darya Sakti Unggul LUMBER AND WOODS PRODUCTS 44 SMCB PT Holcim Indonesia CEMENT

  • 55

    Lampiran 2 Descriptive Statistics

    Statistics

    80 80 80 80 800 0 0 0 0

    -3,748171687 3,4057536750 3,5120651637 1,73244656775 1,4329743463044,386573831 21,333093666 19,894728522 2,4930971106 1,15439380150-320,7042143 -2,481974390 -,560118447 -,481593429 ,000423587154,39660900 187,74438755 160,41591178 12,609020045 9,007234836

    ValidMissing

    N

    MeanStd. DeviationMinimumMaximum

    Rasio modalkerja terhadap

    total aktiva

    Rasio labaditahan

    terhadap totalaktiva

    Rasio EBITterhadap total

    aktiva

    Rasio nilaibuku modal

    terhadap nilaibuku hutang

    Rasiopenjualan

    Logistic Regression

    Case Processing Summary

    80 100,00 ,0

    80 100,00 ,0

    80 100,0

    Unweighted Casesa

    Included in AnalysisMissing CasesTotal

    Selected Cases

    Unselected CasesTotal

    N Percent

    If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.

    a.

    Dependent Variable Encoding

    01

    Original ValueNon Financial DistressFinancial Distress

    Internal Value

    Lampiran 3 Block 1: Method = Enter

  • 56

    Iteration Historya,b,c,d

    42,506 -1,592 ,000 ,002 -,003 -,047 -,05136,151 -2,015 ,001 ,007 -,010 -,133 -,14034,506 -1,939 ,000 ,025 -,036 -,291 -,26733,669 -1,755 -,003 ,045 -,074 -,559 -,31633,370 -1,623 -,003 ,040 -,082 -,852 -,29933,222 -1,583 -,003 ,038 -,130 -,971 -,28632,187 -1,650 -,002 ,032 -,705 -,965 -,16928,517 -2,382 ,001 ,068 -4,973 -,269 ,20528,135 -2,544 ,000 ,079 -5,651 -,311 ,17328,126 -2,560 ,000 ,081 -5,731 -,327 ,16228,126 -2,559 ,000 ,081 -5,731 -,328 ,16128,126 -2,559 ,000 ,081 -5,731 -,329 ,161

    Iteration123456789101112

    Step1

    -2 Loglikelihood Constant X1 X2 X3 X4 X5

    Coefficients

    Method: Entera.

    Constant is included in the model.b.

    Initial -2 Log Likelihood: 37,407c.

    Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than,001.

    d.

    Omnibus Tests of Model Coefficients

    9,281 5 ,0989,281 5 ,0989,281 5 ,098

    StepBlockModel

    Step 1Chi-square df Sig.

    Model Summary

    28,126 ,110 ,293Step1

    -2 Loglikelihood

    Cox & SnellR Square

    NagelkerkeR Square

    Hosmer and Lemeshow Test

    5,871 8 ,662Step1

    Chi-square df Sig.

  • 57

    Classification Tablea

    75 0 100,03 2 40,0

    96,3

    ObservedNon Financial DistressFinancial Distress

    Financial Distress

    Overall Percentage

    Step 1

    Non FinancialDistress

    FinancialDistress

    Financial DistressPercentage

    Correct

    Predicted

    The cut value is ,500a.

    Variables in the Equation

    ,000 ,018 ,000 1 ,994 1,000,081 ,071 1,291 1 ,256 1,084

    -5,731 2,534 5,114 1 ,024 ,003-,329 ,582 ,319 1 ,572 ,720,161 ,777 ,043 1 ,835 1,175

    -2,559 1,111 5,304 1 ,021 ,077

    X1X2X3X4X5Constant

    Step1

    a

    B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.a.

    Correlation Matrix

    1,000 ,135 -,123 ,391 -,182 -,760,135 1,000 -,206 -,039 ,060 -,126

    -,123 -,206 1,000 -,348 ,285 -,183,391 -,039 -,348 1,000 -,310 -,175

    -,182 ,060 ,285 -,310 1,000 -,274-,760 -,126 -,183 -,175 -,274 1,000

    ConstantX1X2X3X4X5

    Step1

    Constant X1 X2 X3 X4 X5

  • 58

    Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c

    43,136 -1,75037,805 -2,42837,411 -2,67737,407 -2,70837,407 -2,708

    Iteration12345

    Step0

    -2 Loglikelihood Constant

    Coefficients

    Constant is included in the model.a.

    Initial -2 Log Likelihood: 37,407b.

    Estimation terminated at iteration number 5 becauseparameter estimates changed by less than ,001.

    c.

    Classification Tablea,b

    75 0 100,05 0 ,0

    93,8

    ObservedNon Financial DistressFinancial Distress

    Financial Distress

    Overall Percentage

    Step 0

    Non FinancialDistress

    FinancialDistress

    Financial DistressPercentage

    Correct

    Predicted

    Constant is included in the model.a.

    The cut value is ,500b.

    Variables in the Equation

    -2,708 ,462 34,376 1 ,000 ,067ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    Variables not in the Equation

    ,025 1 ,874,016 1 ,899,181 1 ,670

    1,397 1 ,237,320 1 ,571

    1,760 5 ,881

    X1X2X3X4X5

    Variables

    Overall Statistics

    Step0

    Score df Sig.

  • 59

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Helmy Maulana Alamat : Jl. Rambutan Tengah II E/647 NIM : 2003310091 Jurusan : Akuntansi Program Studi : Strata 1 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufactur Menggunakan Rasio Altman Adalah benar benar merupakan karya saya sendiri dan bukan jiplakan ( plagiat ) dari karya ilmiah orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang / pihak lain. Apabila dikemudian hari ternyata Pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Skripsi beserta segala hal yang terkait dengan Skripsi tersebut. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Surabaya, 11 Februari 2010 Yang menyatakan,

    (Helmy Maulana)