2852 Skripsi PDF
Transcript of 2852 Skripsi PDF
-
1
PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR MENGGUNAKAN RASIO ALTMAN
Diajukan oleh :
Helmy Maulana
2003310091
Skripsi ini telah dibimbing Dan dinyatakan siap diuji
Dosen Pembimbing, Tanggal : 05 Februari 2010
DIYAH PUJIATI, M.Si.
-
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur Menggunakan Rasio
Altman untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program pendidikan strata
satu Jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian peneliti ini telah banyak
mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini perkenankanlah penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.DR. Tatik Suryani, selaku Ketua STIE Perbanas Surabaya
2. Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si. Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi
3. Diyah Pujiati, S.E., M.Si, selaku Dosen Pembimbing
4. Seluruh Dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas telah memberi ilmu
dan pengalaman kepada penulis selama proses pembelajaran
5. Seluruh staf perpustakaan STIE Perbanas Surabaya
6. Seluruh Civitas Akademika STIE Perbanas Surabaya
Penulis berharap semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmadNya
kepada semua pihak atas bantuan yang telah diberikan, penulis juga menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan masukan
-
3
dan saran yang membangun dari semua pihak agar skripsi ini dapat berguna bagi
pihak yang menggunakannya.
Surabaya, ..................
Penulis
-
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN SIAP DIUJI ........................................................ ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii ABSTRAK ........................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN 1
a. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 b. Perumusan Masalah...................................................................... 4 c. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4 d. Manfaat Penelitian........................................................................ 5 e. Sistematika Penulisan................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................... 8 2.2 Landasan Teori.............................................................................. 13 2.2.1 Laporan Keuangan ............................................................. 13 2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan ............................................ 14 2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ....................... 15 2.2.4 Prediksi Financial Distress ................................................. 17 2.2.5 Indikator Terjadinya Financial Distress ............................. 18 2.2.6 Rasio Keuangan Model Altman ......................................... 19 2.2.7 Manfaat Prediksi Financial Distress .................................. 20 2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................... 22 2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN 23 3.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 23 3.1.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 23 3.1.2 Karakteristik Masalah ........................................................ 23 3.1.3 Jenis Data ........................................................................... 24 3.2 Batasan Penelitian......................................................................... 24 3.3 Identifikasi Variabel...................................................................... 24
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel............................ 25 3.5 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel.................... 27 3.6 Data Dan Metode Pengumpulan Data.......................................... 29
-
5
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................... 29 BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 31 4.1 Gambaran Subyek Penelitian........................................................ 31 4.2 Analisis Data................................................................................. 33 4.2.1 Analisis Deskriptif .............................................................. 33 4.2.2 Analisis Pengujuian Hipotesis ............................................ 36 4.2.3 Pembahasan ........................................................................ 39 BAB V PENUTUP 44 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 44 5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 46 5.3 Saran ........................................................................................... 46 DAFTAR RUJUKAN
-
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997 yaitu
merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat telah berdampak
luas pada kehidupan politik dan ekonomi perusahaan-perusahaan public di
Indonesia menjadi semakin lemah dan terpuruk. Dengan melihat kondisi tersebut,
maka suatu perusahaan diharapkan secara cepat dan tepat untuk membuat
keputusan dan melakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini. Beberapa
perusahaan public ada yang tetap survive, dapat meraih keuntungan atau tidak
mengalami financial distress, dan sebagian lagi mengalami financial distress.
Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan
oleh pihak eksternal perusahaan, seperti: investor, kreditor, auditor, pemerintah
dan pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi
terhadap sinyal distress seperti: pengiriman, masalah kualitas produk, tagihan
dari bank dan lain sebagainya untuk mengindikasikan adanya financial distress
yang dialami perusahaan. Dengan diketahui financial distress yang dialami oleh
perusahaan diharapkan dapat dilakukan tindakan untuk memperbaiki situasi ini.
Penyebab dari krisis ekonomi ini tidak hanya terletak pada fundamental
ekonomi yang lemah saja tetapi juga karena hutang swasta luar negeri yang telah
-
7
mencapai jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis
merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya peningkatan
dollar Amerika Serikat dan jatuh temponya hutang swasta luar negeri dalam
jumlah yang cukup besar dan secara bersamaan, sehingga mengakibatkan
permintaan akan dollar meningkat dan ditambah dengan lemahnya system
perbankan nasional sebagai akar terjadinya krisis financial.
Menurut Tarmidi (1999:3) melemahnya kinerja perusahaan pada waktu
krisis ekonomi disebabkan oleh banyak faktor diantaranya ; pertama, sebagian
besar perusahaan mempunyai hutang luar negeri dalam bentuk valuta asing
(valas). Turunnya nilai rupiah bersamaan dengan kenaikan suku bunga, telah
melambungkan jumlah hutang perusahaan ketika di konversikan ke dalam
rupiah. Kedua, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan banyak
menggunakan bahan yang memiliki kandungan import yang tinggi sehingga
produk yang dihasilkan tidak dapat diserap oleh pasar yang sedang melemah
daya belinya dan berlanjut pada likuiditas perusahaan yang menjadi terganggu.
Ketiga masalah pemerintah yaitu kemampuan pemerintah dalam menangani dan
mengatasi krisis yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan
keengganan donator untuk menawari bantuan financial secepatnya.
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan
keuangan. Dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
-
8
sehubung dengan pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan (M.
Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2002). Dengan melakukan analisis laporan
keuangan perusahaan, maka pimpinan perusahaan dapat mengetahui keadaan
serta perkembangan financial perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
diwaktu lampau dan diwaktu yang sedang berjalan. Tingkat kesehatan
perusahaan penting artinya bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dalam
menjalankan usahanya, sehingga kemampuan untuk memperoleh keuntungan
dapat ditingkatnya dan untuk menghindari adanya potensi kebangkrutan.
Prediksi kekuatan keuangan suatu perusahaan pada umumnya dilakukan
pada eksternal perusahaan, seperti investor, kreditor, auditor, pemerintah dan
pemilik perusahaan. Pihak-pihak eksternal perusahaan biasanya bereaksi
terhadap sinyal distress, seperti penundaan pengiriman, masalah kualitas produk,
tagihan dari bank dan lain sebagainya yang dapat mengindikasi adanya financial
distress yang dialami oleh perusahaan (Luciana, 2003). Dengan diketahuinya
finansial distress yang dialami suatu perusahaan diharapkan dapat dilakukan
tindakan untuk memperbaiki situasi ini.
Hasil dari penelitian Altman menunjukkan bahwa rasio keuangan dapat
bermanfaat untuk memprediksi kegagalan atau kebangkrutan suatu perusahaan
dengan tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94 persen benar atau 62
benar dari total sampel enam puluh enam (untuk model MDA dengan tahun
penelitian 1968), dan 95 persen benar dan enam puluh tiga benar dan enam puluh
enam total sampel (untuk model MDA dengan tahun penelitian 1984). Model
-
9
Altman ini dikenal dengan Z-Score yaitu scode yang ditentukan dari hitungan
standart kali nisbah-nisbah keuangan yang menunjukkan tingkat kemungkinan
kebangkrutan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Prediksi Finansial Distress pada
Perusahaan Manufaktur Menggunakan Rasio Altman.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan diatas, maka dapat diketahui
bahwa analisis terhadap financial distress suatu perusahaan sangat penting untuk
memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian permasalahan
yang ingin dikemukakan dalam penelitian ini adalah: Apakah variable Rasio
Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi secara signifikan
kemungkinan kondisi financial distress pada perusahaan Manufaktur?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: Untuk menguji secara
empiris prediksi kemungkinan kondisi financial distress perusahaan manufaktur
dengan menggunakan variable Rasio Model Altman.
-
10
1.4. Manfaat Penelitian
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan pelatihan kemampuan yang diharapkan dapat
mempertajam dalam pikir ilmiah dengan menerapkan teori yang telah
diperoleh selama masa studi serta menambah wawasan, pengetahuan dan
pengalaman.
c. Bagi Perusahaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen.
Sekaligus dapat membuat perusahaan melakukan perbandingan kinerja
dengan perusahaan pesaing sehingga keuangan perusahaan tetap sehat dan
tidak menurun bahkkan financial distress dapat dihindari.
d. Bagi Investor
Informasi adanya prediksi financial distress memberi masukan dalam
menanamkan modal mereka, apakah meraka akan terus menanamkan modal
atau menghentikan atau membatalkan penanaman modal mereka ke
perusahaan, sebab bagaimanapun para investor pasti tidak menginginkan
kerugian akibat mereka salah menanamkan modal mereka.
e. Bagi Pembaca dan Peneliti Lain
Sebagai bahan informasi tambahan bagi pembaca yang ingin lebih
mengetahui tentang analisis prediksi financial distress dan sebagai referensi
-
11
bagi peneliti lain yang ingin mengaplikasikan model yang akan dibentuk
dalam penelitian ini untuk memprediksi terjadinya financial distress
ataupun melakukan penelitian dalam bidang yang sama.
1.5. Sistematika Penulisan
Sebagai pedoman dalam penelitian ini dibuat sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas dasar atau teori-teori yang akan digunakan
didalam melakukan pembahasan yang telah dikemukakan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan prosedur penelitian yang terdiri dari
rancangan penelitian, batasan penelitian, indentifikasi pembahasan,
definisi operasional, teknik pengambilan sampel dan skala
pengukuran.
-
12
BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini, dijelaskan secara garis besar tentang sistem yang
dikembangkan dan ditekankan pada analisis dari hasil perancangan
sistem yang diusulkan.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan penelitian yang berisikan
jawaban atas rumusan masalah dan pembuktian hipotesis serta
keterbatasan penelitian yang dilakukan dan saran yang merupakan
implikasi dari hasil penelitian.
-
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Pembahasan yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini tidak
mengabaikan adanya penelitian dengan pembahasan yang sejenis yang
telah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah :
2.1.1 Nancy Dian Kusumawardani (2006)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nancy Dian Kusumawardani (2006)
tentang Rasio Model Altman untuk memprediksi financial distress perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Yaitu hasil dari pengujian hipotesis dalam
penelitian ini yang dilakukan secara bersama-sama pada variabel bebas terhadap
kondisi financial distress menghasilkan bahwa Rasio Model Altman, yaitu rasio
modal kerja terhadap total aktiva (X1), rasio laba ditahan terhadap total aktiva
(X2), rasio EBIT terhadap total aktiva (X3), dan rasio nilai buku modal terhadap
nilai buku hutang (X4) serta penjualan terhadap total aktiva (X5) dapat digunakan
untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial distress
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu
formula Altman dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur yang handal untuk
memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan yaitu dengan Z-score.
-
14
Hasil penelitian tersebut dapat dilihat dari nilai Chi-square sebesar 56,634
dengan taraf signifikan sebesar 0,000 yang diperoleh dari hasil regresi logistic.
Hal ini berarti hipotesis null dalam penelitian ini yang menyatakan Rasio Model
Altman tidak dapat digunakan secara signifikan kemungkinan kondisi financial
distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di tolak.
Persamaan
Di dalam penelitian ini juga membahas tentang Kondisi Financial Distress
suatu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Perbedaan
Di dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas yang dominan dapat
digunakan untuk memprediksi secara signifikan kondisi financial distress
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.1.2 Luciana Spica Almilia (2003)
Pada penelitian yang dilakukan oleh Luciana Spica Almilia (2003) tentang
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress suatu
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Yaitu Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
-
15
1. Data sekunder berupa laporan keuangan yang terdapat di Indonesia
Capital Market Directory yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta
pada tahun 1993-2001.
2. Indikator makro ekonomi diambil dari Laporan Mingguan Bank
Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
3. Data pasar modal untuk mengetahui harga saham dan return
perusahaan pada tahun 1993 sampai dengan 2000 yang dapat
diperoleh di Database PPA UGM.
Dalam penelitian ini formula Altman dapat digunakan sebagai salah
satu alat ukur yang handal untuk memprediksi kebangkrutan sebuah
perusahaan yaitu dengan Z-score.
Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui prediksi rasio keuangan
yang tidak disesuaikan berdasarkan industrinya dengan rasio relative
industri terhadap kemungkinan kondisi financial distress suatu
perusahaan.
Persamaan
Di dalam penelitian ini sama-sama memprediksi kondisi financial
ditress pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi logistic untuk memprediksi terjadinya financial
-
16
distrees pada perusahaan manufaktur yang dikelompokkan dalam
perusahaan yang mengalami financial distrees dan yang tidak
mengalami financial distrees.
Perbedaan
Mencoba mencari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
financial distress pada perusahaan melalui analisis logistic regression
dan pada penilitian ini menggunakan analisis regresi logistic untuk
memprediksi terjadinya finansial distress pada perusahaan Manufaktur
yang dikelompokkan dalam perusahaan yang mengalami financial
distress dan yang tidak mengalami financial distress.
2.1.3 Mohammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2000)
Pada Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Akhyar Adnan dan Eha
Kurniasih (2000) tentang Memprediksi tingkat kesehatan perusahaan dengan
menggunakan pendekatan Altman. Penelitian ini menggunakan sample
perusahaan non-perbankan dengan periode pengamatan tahun 2004 dan
perusahaan perbankan dengan periode pengamatan tahun 2003 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia menurut Mohammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih
(2000) penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesehatan
perusahaan untuk memprediksi potensi kebangkrutan perseroan perbankan dan
non-perbankan dengan menggunakan pendekatan Altman. Selain itu formula
-
17
Altman dapat digunakan sebagai salah satu alat ukur yang handal umtuk
memprediksi kebangkrutan sebuah perusahaan yaitu dengan Z-score.
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa analisis tingkat kesehatan bisa
digunakan untuk memprediksi potensi kebangkrutan yang dimiliki perusahaan
dua tahun sebelum perseroan tersebut dinyatakan bangkrut.
Persamaan
Penelitian ini menggunakan analisis variabel rasio keuangan yang
sama, seperti rasio modal kerja terhadap total aktiva, rasio laba ditahan
terhadap total aktiva, rasio EBIT terhadap total aktiva, rasio nilai buku
modal terhadap nilai buku hutang, dan rasio penjualan terhadap total
aktiva dengan menggunakan analisis diskriminan.
Perbedaan
Bertujuan ingin mengetahui model kebangkrutan perusahaan yang
dapat digunakan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan lebih
dini dan pada sampelnya.
-
18
2.2 Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dan dianalisa dengan
menggunakan suatu analisa keuangan yang disebut analisa rasio keuangan.
Untuk mendapatkan keadaan tentang perkembangan kinerja perusahaan, perlu
diadakan interprestasi atau analisis terhadap data keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan dan data tersebut tercermin dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi
untuk pengambilan keputusan. Menurut Mamduh M. Hanafi laporan keuangan
akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas
yang semuanya akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan
Periode penerbitan laporan keuangan pada umumnya diterbitkan setiap
tahun operasi atau lebih dikenal dengan laporan keuangan tahunan (financial
statement). Menurut Sofyan Syahfri Harahap (2002:121) bahwa laporan
keuangan memiliki pengertian sebagai berikut :
Sarana Pengkomunikasian Informasi keuangan utama kepada pihak-pihak
diluar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang kuantitatif
dalam menilai moneter atau satuan uang berkenaan dengan sumber daya
ekonomi dan kewajiban dari sutu perusahaan bisnis dan aktivitas ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan kewajiban.
Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
berguna bagi keputusan investasi dan kredit. Untuk menyediakan informasi yang
-
19
berguna dalam menilai arus kas masa depan. Untuk menyediakan informasi
mengenai sumber daya perusahaan, Klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahaan di dalamnya.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun
perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik, serta pihak-pihak lain
termasuk investor di dalamnya. Oleh karena itu interprestasi terhadap laporan
keuangan suatu perusahaan akan sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui
keadaan dan perkembangan kinerja suatu perusahaan. Khususnya bagi para calon
investor yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan sebagai alat
analistik dalam rangka penetuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Apakah
perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan
ataukah akan memberikan kerugian di masa yang akan datang. Jadi pengertian
Financial Distress adalah perusahaan yang mengalami rugi selama dua tahun
berturut-turut dan Non Financial Distress adalah perusahaan yang mengalami
laba selama dua tahun berturut-turut.
2.2.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Jenis-jenis laporan keuangan (Financial Statement) yang sering disajikan
ada empat yaitu :
1. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu misalnya sebulan atau setahun.
-
20
2. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan Ekuitas Pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik
yang terjadi selama periode tertentu.
3. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada
tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran
kas selama peroide waktu tertentu.
2.2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Dalam Standart Akuntansi keuangan 2002 dijelaskan bahwa karakteristik
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
1. Mudah dipahami
Kualitas penting informasi yang ada dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pemakai atau penggunanya.
Maksudnya adalah pemakai di asumsikan memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dari laporan keuangan yang
terkandung di dalamnya dengan wajar.
-
21
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi dari laporan keuangan di
katakan memiliki kualitas yang relevan jika dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau
mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi dikatakan handal yaitu informasi harus bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang
seharusnya di sajikan atau yang secara wajar di harapkan dapat di
sajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan dari perusahaan tersebut. Pemakai harus juga dapat
memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relative agar pemakai betul-betul mengetahui hasil
-
22
perbandingan dan perubahan laporan keuangan perusahaan yang di
bandingkan tersebut.
2.2.4. Prediksi Financial Distress
Prediksi Financial Distress perusahaan menjadi perhatian dari banyak
pihak. Pihak-pihak yang menggunakan model tersebut meliputi :
1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial
distress mempunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman,
baik dalam memutuskan apakah akan memberi suatu pinjaman dan
menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah
diberikan.
2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor
ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam
melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.
3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab
mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan
perusahaan individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang
aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang
dan menilai stabilitas perusahaan.
4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah
dalam antitrust regulation.
-
23
5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang
berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu
perusahaan.
6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka
perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan
pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugian paksaan akibat
ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi
financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari
kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan
tidak langsung dari kebangkrutan.
2.2.5. Indikator Terjadinya Financial Distress
Menurut Foster (1968) terdapat beberapa indikator atau sumber informasi
mengenai kemungkinan dari kesulitan keuangan :
1. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.
2. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,
struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industry, kemampuan
perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan
lain sebagainya.
3. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan
perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan
tunggal atas suatu kombinasi dari variabel keuangan.
-
24
4. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.
2.2.6. Rasio Keuangan Model Altman
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah variabel
rasio keuangan yang sama seperti penelitan yang dilakukan oleh Altman
(1968), yaitu:
1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva
Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka
pendek. Modal kerja kotor didefisinikan sebagai total aktiva lancar
perusahaan, sedangkan modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva
lancar dikurangi dengan hutang lancar.
2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva
Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana sendiri. Besarnya laba
ditahan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana perusahaan dan
mengurangi sumber dana. Rasio ini mengukur keuntungan yang telah
diperoleh mulai dari perusahaan dioperasionalkan. Semakin kecil rasio
menunjukkan kecilnya peranan laba ditahan dalam bentuk dana
perusahaan.
3. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva
-
25
EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak
dan bunga. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya EBIT
perusahaan dengan menggunakan total aktivanya.
4. Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang
Nilai buku perusahaan adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan
nilai pasarnya. Nilai buku hutang merupakan biaya historis dari aktiva fisik
perusahaan. Semakin kecil hasil dari perhitungan rasio ini maka perusahaan
akan dapat dikatakan semakin buruk kondisinya.
5. Rasio Penjualan dari Total Aktiva
Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan
yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode
tertentu. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya tingkat
penjualan atau pendapatan perusahaan.
2.2.7. Manfaat Prediksi Financial Distress
Menurut Harnanto (1984 : 483-484) menyatakan bahwa, prediksi financial
distress suatu perusahaan memberikan manfaat bagi beberapa pihak anatara lain:
1. Bagi Investor
Informasi adanya prediksi financial distress memberi masukan dalam
menanamkan modal mereka, apakah mereka akan menanamkan modal
mereka atau menghentikan penanaman modal mereka ke perusahaan.
-
26
2. Bagi Pemerintah
Prediksi financial distress dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan
dibidang perpajakan dan kebijakan-kebijakan lain yang berhubungan
antara pemerintah dan perusahaan.
3. Bagi Bank dan Lembaga Perkreditan
Informasi akan adanya kemungkinan kesulitan keuangan yang dihadapi
perusahaan nasabahnya dan calon nasabahnya sangat diperlukan untuk
menentukan status apakah pinjaman harus diberikan, negosiasi
pembayaran kembali pinjaman perlu dibuat ulang dan kebijakan lain
sehubungan dengan pemberian pinjaman.
4. Bagi Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)
Prediksi akan terjadinya kesulitan keuangan dan kebangkrutan suatu
perusahaan diperlukan untuk memutuskan dapat atau tidaknya suatu
perusahaan diberi rekomendasi atau ijin untuk menawarkan sahamnya
atau surat berharganya di Bursa Efek.
5. Bagi Akuntan Publik
Informasi tentang kesulitan keuangan perusahaan diperlukan akuntan
publik untuk merumuskan pendapatnya terhadap laporan keuangan
kliennya yang diaudit.
-
27
2.3. Kerangka Pemikiran
2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan dari penelitian ini, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah: H1=Rasio model Altman berpengaruh
secara signifikan terhadap kondisi financial distress pada perusahaan
manufaktur.
Rasio Model Altman pada Perusahaan Manufaktur : 1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1) 2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2) 3. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3) 4. Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4) 5. Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva (X5)
Prediksi Financial Distress
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dapat diklasifikasikan oleh peneliti
dapat dijelaskan berdasarkan (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002: 24):
3.1.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian terapan dengan
pendekatan evaluasi. Dalam hal ini, penelitian ini termasuk penelitian
terapan karena bertujuan untuk menjawab pertanyaan secara spesifik
dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu.
3.1.2. Karakteristik Masalah
Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian historis karena
bertujuan melakukan perubahan kembali fenomena masa lalu secara
sistematis, obyektif dan akurat masa sekarang dan masa yang akan
datang.
-
29
3.1.3. Jenis Data
Penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai penelitian arsip, karena
bertujuan melakukan penelitian dengan menggunakan fakta-fakta yang
tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Data yang digunakan adalah
data kuantitatif yang diambil dari laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang terdapat di Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dengan periode tahun 2004-2007.
3.2. Batasan Penelitian
Penilitian ini dibatasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu perusahaan
yang mengalami financial distress dan perusahaan yang tidak mengalami
financial distress tahun 2005 sampai dengan 2007.
3.3. Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1)
2. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2)
3. Rasio EBIT terhadap total aktiva (X3)
4. Rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang (X4)
5. Rasio penjualan terhadap total aktiva (X5)
-
30
3.4. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Kondisi perusahaan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
kelompok berdasarkan keadaannya. Dua kelompok perusahaan tersebut adalah:
a. Perusahaan yang mengalami financial distress (Y=1), yaitu perusahaan yang
mengalami rugi selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai
dengan 2007.
b. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress (Y=0), yaitu perusahaan
yang mengalami laba selama dua tahun berturut -turut pada tahun 2005
sampai dengan 2007 yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
jenis usaha yang sama dengan perusahaan yang mengalami financial distress.
Rasio keuangan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah
rasio keuangan yang oleh peneliti sebelumnya telah terbukti dan bermanfaat
untuk memprediksi kejadian dimasa yang akan datang, rasio Altman (1968)
dan penelitian Muhamad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih (2000). Berikut
akan di jelaskan Rasio Keuangan dan pengukuran variabel digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
a. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (X1)
Variabel X1 tersebut pada dasarnya mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, semakin kecil rasio
menunjukkan kondisi likuid perusahaan yang semakin memburuk.
-
31
Rumus : X1 =
b. Rasio laba ditahan terhadap total aktiva (X2)
Variabel ini termasuk keadaan rasio pertumbuhan yang mengukur
akumulasi laba selama perusahaan beroperasi atau menghitung keuntungan
yang telah terkumpul (akumulasi), perusahaan yang umurnya lebih lama
akan memberikan rasio yang lebih besar.
Rumus : X2 =
c. Rasio EBIT terhadap total aktiva (X3)
Rasio ini termasuk profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
Rumus : X3 =
Aktiva Lancar - Hutang LancarTotal Aktiva
Laba Ditahan
Total Aktiva
Total Aktiva
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
-
32
d. Rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang (X4)
Varibel ini termasuk rasio leverage yang mengukur besarnya pembiayaan
perusahaan yang didanai dengan hutang. Modal yang dimaksud adalah
gabungan nilai pasar dari saham biasa dan saham preferen, sedangkan
hutang mencakup hutang jangka panjang dan hutang lancar.
Rumus : X4 =
e. Rasio penjualan terhadap total aktiva (X5)
Rasio ini mengukur kemampuan manajemen didalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang lebih besar
mencerminkan kemampuan perusahaan mengatasi persaingan yang ada
ukurannya dalam kali (x).
Rumus : X5 =
3.5. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang laporan keuangannya terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan
periode 2004-2007. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Nilai Buku Modal Saham
Nilai Buku Total hutang
Total Aktiva
Penjualan
-
33
adalah perusahaan manufaktur yang mengalami financial distress dan perusahaan
yang tidak mengalami financial distress yang jenis usahanya sama dengan
perusahaan yang mengalami financial distress. Data laporan keuangan tahun
2005-2007 digunakan sebagai pedoman penentuan apakah perusahaan
mengalami financial distress atau tidak.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika mempunyai
pertimbangan- pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel untuk tujuan
tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk perusahaan financial distress adalah perusahaan yang mengalami
rugi dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai dengan 2007.
b. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah perusahaan
yang mengalami laba dua tahun berturut-turut pada tahun 2005 sampai
dengan 2007.
c. Laporan keuangan yang digunakan adalah: untuk memprediksi
perusahaan yang rugi atau laba dua tahun berturut-turut akan digunakan
data laporan keuangan satu tahun sebelumnya. Data tahun 2004
digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2005-
2006, data tahun 2005 digunakan untuk memprediksi kondisi financial
distress tahun 2006-2007.
-
34
3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu
data yang diukur dalam skala numerik (angka). Sedangkan jenis data yang
dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan keuangan dari perrusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam
peneltian yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Metode pengumpulan data adalah secara dokumenter, metode documenter ini
digunakan untuk mengumpulkan dokumen yang berupa laporan keuangan
perusahaan-perusahaan yang diteliti.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis deskriptif digunakan dalam mengorganisasikan dan
menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur
mengenai distribusi dari masing-masing variable penelitian yang utama.
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan regresi logit, untuk
mengetahui prediksi Rasio Model Altman terhadap penentuan kondisi financial
distress suatu perusahaan yang diwakili dengan kondisi laba 2 tahun berturut-
turut atau rugi 2 tahun berturut-turut perusahaan. Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah (Imam Ghozali, 2001 : 122-123):
E(Y = 1/Xi) = Pi = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
-
35
Dimana:
Y = variabel kondisi perusahaan
Y =1, jika perusahaan dikatagorikan kelompok perusahaan yang mengalami
financial distress.
Y =0, jika perusahaan dikatagorikan kelompok perusahaan yang tidak
mengalami financial distress.
X1 = variabel rasio modal kerja terhadap total aktiva.
X2 = variabel rasio laba ditahan terhadap total aktiva.
X3 = variabel rasio EBIT terhadap total aktiva.
X4 = variabel rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang.
X5 = variabel rasio penjualan terhadap total aktiva.
Pi = propabilitas perusahaan mengalami financial distress ( Y=1)
bo = konstanta
b1-5 = koefisien regresi
e = error term (2,7182)
Setelah estimasi perhitungan dengan menggunakan SPSS akan diperoleh
konstanta (bo dan koefisien variabel bebasnya (b1, b2, b3, b4, b5) tersebut
dimasukkan ke dalam persamaan logit untuk memperoleh nilai peluang dalam
memprediksi perusahaan akan mengalami financial distress atau tidak.
-
36
BAB IV
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang laporan keuangannya terdapat di Publikasi Bursa Efek
Indonesia dengan periode 2005-2008. Sedangkan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang mengalami Financial
Distress dan yang tidak mengalami Financial Distress. Data laporan keuangan
tahun 2006-2008 digunakan sebagai pedoman penentuan apakah suatu
perusahaan mengalami Financial Distress atau tidak, sedangkan data laporan
keuangan tahun 2005-2007 adalah merupakan data yang di olah.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive
Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti
mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Adapun criteria dari pengambilan
sampel untuk perusahaan yang mengalami financial distress dalam penelitian
ini adalah :
1. Untuk perusahaan financial distress adalah perusahaan yang mengalami rugi
dua tahun berturut-turut pada tahun 2006 sampai dengan 2008.
-
37
2. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress adalah perusahaan yang
mengalami laba dua tahun berturut-turut pada tahun 2006 sampai dengan
2008.
3. Laporan keuangan yang digunakan adalah: untuk memprediksi perusahaan
yang rugi atau laba dua tahun berturut-turut akan digunakan data laporan
keuangan satu tahun sebelumnya. Data tahun 2005 digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress tahun 2006-2007, data tahun 2006
digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress tahun 2007-2008.
TABEL 4.1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
NO KODE PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. FOOD AND BEVERAGES 4 DAVO PT Davonas Abadi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. FOOD AND BEVERAGES 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. FOOD AND BEVERAGES 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk. FOOD AND BEVERAGES 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia FOOD AND BEVERAGES 10 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International
Tbk. FOOD AND BEVERAGES
11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. FOOD AND BEVERAGES 12 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 13 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 14 TKIM PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 15 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 17 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 18 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 19 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 20 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 21 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 22 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE
PRODUCTS 23 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industy Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE
PRODUCTS 24 ASGR PT Astra Graphia Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 25 MLPL PT Multipolar Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 26 KLBF PT Kalbe Farma Tbk PHARMACEUTICALS 27 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PHARMACEUTICALS 28 MERK PT Merck Tbk. PHARMACEUTICALS 29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. CONSUMER GOODS
-
38
30 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. CONSUMER GOODS 31 ASII PT Astra International Tbk AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS 32 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 33 BRNA PT Berlina Tbk PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 34 DVAL PT Darya Varia Laboratories Tbk PHARMACEUTICALS 35 INAI PT Indal Aluminium Industri Tbk TEXTILE MILL PRODUCTS 36 MYRX PT Hanson International Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 37 HMSP PT HM Sampoerna Tbk TOBACCO MANUFACTURES 38 GGRM PT Gudang Garam Tbk TOBACCO MANUFACTURES 39 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara REAL ESTATE AND PROPERTY 40 GJTL PT Gajah Tunggal AUOTOMOTIVE AND ALLIED
PRODUCTS 41 SQBB PT Bristol Myres Squib PHARMACEUTICALS 42 PRAS PT Prima Alloy Steel AUOTOMOTIVE AND ALLIED
PRODUCTS 43 DSUC PT Darya Sakti Unggul LUMBER AND WOODS PRODUCTS 44 SMCB PT Holcim Indonesia CEMENT
Sumber : Lampiran 1
4.2 Analisis Data
Pada penelitian ini data yang dilakukan terdiri dari analisis deskriptif dan
pengujian hipotesis terhadap permasalahan yang kemudian dilakukan
pembahasan berdasarkan teori. Kedua analisis tersebut akan diuraikan dalam
sub bab bagian berikut ini.
4.2.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif yang akan dibahas pada bagian ini adalah rata-rata,
nilai maximum dan minimum serta standar deviasi dari variabel yang diteliti.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan Model
Altman yaitu, rasio modal kerja terhadap total asset (X1), rasio laba ditahan
terhadap total aktiva (X2), rasio EBIT terhadap total aktiva (X3), rasio nilai
buku modal terahadap nilai buku hutang (X4), rasio penjualan terhadap total
aktiva (X5). Selanjutnya dalam analisis data akan ditunjukkan hasil pengolahan
data untuk menentukan nilai dari variabel yang diteliti. Berikut ini analisis
-
39
deskriptif terhadap variabel-variabel tersebut. Tabel 4.2 mendeskripsikan
variabel penelitian dari perusahan manufaktur.
Tabel 4.2 STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL PENELITIAN
Statistics
80 80 80 80 800 0 0 0 0
-3,748171687 3,4057536750 3,5120651637 1,73244656775 1,4329743463044,386573831 21,333093666 19,894728522 2,4930971106 1,15439380150-320,7042143 -2,481974390 -,560118447 -,481593429 ,000423587154,39660900 187,74438755 160,41591178 12,609020045 9,007234836
ValidMissing
N
MeanStd. DeviationMinimumMaximum
Rasio modalkerja terhadap
total aktiva
Rasio labaditahan
terhadap totalaktiva
Rasio EBITterhadap total
aktiva
Rasio nilaibuku modal
terhadap nilaibuku hutang
Rasiopenjualan
Sumber : Lampiran 2 Rasio keuangan merupakan rasio yang menggambarkan kondisi suatu
perusahaan. Dimana dari rasio keuangan dapat diketahui kinerja suatu
perusahaan sehingga karakteristik perusahaan non-financial distress dan
financial distress dapat ditentukan. Adapun rasio-rasio keuangan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
a. Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aktiva
Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dari total aktiva
dan posisi modal kerja bersih. Semakin kecil rasio ini berarti menunjukkan
kondisi likuiditas perusahaan semakin buruk.
-
40
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata rasio modal kerja
terhadap total aktiva adalah -3,748171687 .
Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui rasio modal kerja terhadap total
aktiva tertinggi pada perusahaan sampel adalah 154,396609000. Sedangkan
nilai rasio terendah adalah -320,70421426. Adapun nilai standar deviasi
adalah 44,386573831.
b. Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aktiva
Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba selama perusahaan
beroperasi. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besarnya peranan
laba ditahan dalam membentuk dana perusahaan.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio laba
ditahan terhadap total aktiva adalah 3,4057536750.
Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui rasio laba ditahan terhadap total
aktiva tertinggi sebesar 187,74438755. sedangkan nilai rasio terendah adalah
-2,481974390. Adapun nilai standar deviasi adalah 21,333093666.
c. Rasio EBIT Terhadap Total Aktiva
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang
digunakan.
-
41
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi adalah
19,894728522. Sedangkan nilai rata-rata rasio EBIT terhadap total aktiva
adalah 3,5120651637 .
Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai maximum rasio
adalah -0,560118447 sedangkan nilai minimum rasio EBIT adalah -
160,41591178.
d. Rasio Nilai Buku Modal Terhadap Nilai Buku Hutang
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya dari modal sendiri, sedangkan hutang
mencakup hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio adalah
1,73244656775.
Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai rasio tertitinggi
adalah 12,609020045 sedangkan nilai rasio terendah adalah -0,481593429.
Adapun nilai standar deviasi adalah 2,4930971106.
e. Rasio Penjualan Terhadap Total Aktiva
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan.
Berdasarkan lampiran dua dapat diketahui bahwa nilai tertinggi adalah
9,007234836 sedangkan nilai rasio terendah adalah 0,000423587. Adapun
-
42
nilai rata-rata adalah 1,4329743463. Adapun nilai standar deviasi adalah
1,1543938015.
4.2.2 Analisis Pengujian Hipotesis
Permasalahan dan hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis dengan
logistic regretion. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai overal fit
model terhadap data. Adapun hipotesis untuk menilai fit model adalah :
H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data
H1 : Model yang dihopotesakan tidak fit dengan data
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan output Hosmer and Lomeshow yang
digunakan untuk menilai kelayakan model regresi.
Tabel 4.3 OUTPUT HOSMER AND LOMESHOW
Hosmer and Lemeshow Test
5,871 8 ,662Step1
Chi-square df Sig.
Sumber : Lampiran 3
Dari tabel 4.3 tersebut menunjukkan besarnya nilai statistik Hosmer and
Lomeshow Goodness of Fit sebesar 5,871 dengan profitabilitas signifikan 0,662
nilainya jauh diatas 0,05. hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model Logistic Regression layak dipakai
untuk analisis selanjutnya (Imam Ghozali, 2001 : 128).
-
43
Tabel 4.4 NILAI-2LIKELIHOOD, COX & SNELL R SQUARE, NEGELKERKE R
SQUARE
Model Summary
28,126 ,110 ,293Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Sumber : Lampiran 3
Dalam tabel 4.8 terdapat angka -2likelihood sebesar 28,126 yang berada
pada Block Number = 1. Sedangkan untuk nilai Cox Snells R square sebesar
0,110. Dan nilai Negelkerke R2 adalah 0,293 yang berarti variabilitas yang
terjadi pada variabel terikat yaitu perusahaan yang mengalami financial distress
dan non financial distress dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel bebasnya.
TABEL 4.5
Classification Tablea
75 0 100,03 2 40,0
96,3
ObservedNon Financial DistressFinancial Distress
Financial Distress
Overall Percentage
Step 1
Non FinancialDistress
FinancialDistress
Financial DistressPercentage
Correct
Predicted
The cut value is ,500a.
Sampel awal dalam penelitian ini berjumlah 80 perusahaan yang terdiri
dari 75 perusahaan kategori non financial distress dan 5 perusahaan kategori
financial distress. Setelah diuji menggunakan regresi logistik ternyata hasillnya
menunjukkan bahwa dari 75 perusahaan kategori non financial distress yang
benar mengalami non financial distress ada 75 perusahaan sedangkan 0
-
44
perusahaan masuk kategori financial distress. Sementara dari 5 perusahaan
kategori financial distress ternyata yang benar masuk kategori financial distress
ada 2 perusahaan, sedangkan 3 perusahaan yang lain masuk kategori non
financial distress.
TABEL 4.6
Variables in the Equation
,000 ,018 ,000 1 ,994 1,000,081 ,071 1,291 1 ,256 1,084
-5,731 2,534 5,114 1 ,024 ,003-,329 ,582 ,319 1 ,572 ,720,161 ,777 ,043 1 ,835 1,175
-2,559 1,111 5,304 1 ,021 ,077
X1X2X3X4X5Constant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.a.
4.2.3 Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas mengenai variabel-variabel yang dapat
digunakan untuk memprediksi kemungkinan kondisi financial distress
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia :
a. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1)
Berdasarkan teori, hubungan rasio modal kerja terhadap total aktiva
yang merupakan rasio likuiditas dengan kondisi financial distress adalah
-
45
negatif. Hal ini disebabkan semakin kecil nilai rasio modal kerja terhadap
total aktiva menandakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi
hutang jangka pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih
adalah semakin buruk sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi
financial distress akan semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 juga dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva dari
perusahaan yang mengalami financial distress adalah -3,748171687. Selain
itu rasio ini memiliki taraf signifikan 0,994 Rasio ini sesuai dengan
penelitian Surifah (2002) yang menunjukkan bahwa rasio modal kerja
terhadap total aktiva tidak dapat digunakan untuk memprediksi kegagalan
suatu perusahaan.
b. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2)
Berdasarkan teori, hubungan rasio laba ditahan terhadap total aktiva
yang merupakan rasio profitabilitas dengan kondisi financial distress adalah
negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio laba ditahan terhadap total
aktiva menunjukkan semakin kecilnya peranan laba ditahan terhadap total
aktiva menunujukkan semakin kecilnya peranan laba ditahan dalam
membentuk dana perusahaan sehingga probabilitas perusahaan terhadap
kondisi financial distress adalah semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui rata-rata rasio laba ditahan terhadap total aktiva dari perusahaan
financial distress adalah 3,4057536750. Selain itu rasio ini memiliki taraf
signifikan 0,256 dan sesuai dengan penelitian Surifah (2002) yang
-
46
menunjukkan bahwa rasio laba ditahan terhadap total aktiva tidak dapat
digunakan untuk memprediksi kegagalan suatu perusahaan. Dari nilai rata-
rata tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan financial distress memiliki
nilai rasio yang kurang baik. Sehingga dapat dikatakan secara umum
perusahaan financial distress kurang memiliki kemampuan dalam
menghasilkan keuntungan yang lebih baik.
c. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva (X3)
Berdasarkan teori, hubungan rasio EBIT terhadap total aktiva yang
merupakan rasio profitabilitas dengan kondisi financial distress adalah
negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio EBIT terhadap total aktiva
menunjukkan semakin kecilnya kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan
sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah
semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai standar
deviasi rasio EBIT terhadap total aktiva adalah 19,894728522. Adapun nilai
rata-rata rasio EBIT terhadap total aktiva pada adalah 3,5120651637. Selain
itu rasio ini memiliki taraf signifikan 0,024 dan sesuai dengan penelitain
Surifah (2002) bahwa rasio EBIT terhadap total aktiva dapat digunakan
untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Berdasarkan nilai standar deviasi
dan rata-rata tersebut dapat dikatakan perusahaan financial distress secara
umum kurang memiliki kemampuan dalam menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak dari aktiva yang digunakan lebih baik.
-
47
d. Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4)
Berdasarkan teori, hubungan rasio nilai buku modal terhadap nilai
buku hutang yang merupakan aktifitas dengan kondisi financial distress
adalah negatif. Hal ini disebabkan semakin rendah rasio nilai buku modal
terhadap nilai buku hutang menunjukkan semakin kecilnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari modal
sendiri, dimana hutang mencakup hutang jangka pendek dan jangka panjang
sehingga probabilitas perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah
semakin tinggi. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata rasio
nilai buku modal terhadap nilai buku hutang dari perusahaan financial
distress adalah 1,73244656775. Selain itu rasio ini memiliki taraf signifikan
0,572 rasio ini tidak signifikan dan tidak sesuai dengan penelitian Altman
(1968) bahwa rasio nilai buku modal terhadap nilai buku hutang dapat
digunakan untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Dari nilai rata-rata
tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan financial distress memilki rasio
nilai buku modal terhadap nilai buku hutang yang rendah dibandingkan rasio
nilai buku modal terhadap nilai buku hutang pada perusahaan financial
distress. Sehingga dapat dikatakan perusahaan financial distress kurang
memiliki kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari
modal sendiri yang lebih baik.
e. Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva (X5)
-
48
Berdasarkan teori, hubungan rasio penjualan terhadap total aktiva yang
merupakan rasio aktivitas dengan kondisi financial distress adalah negatif.
Hal ini disebabkan semakin rendah rasio penjualan terhadap total aktiva
menunjukkan semakin kecilnya tingkat penjualan atau pendapatan
perusahaan dengan menggunakan aktivanya sehingga probabilitas
perusahaan terhadap kondisi financial distress adalah semakin tinggi. Pada
tabel 4.2 nilai rata-rata rasio penjualan terhadap total aktiva untuk
perusahaan financial distress adalah 1,4329743463. Selain itu rasio ini
memiliki taraf signifikan 0,835 dan sesuai dengan penelitian Surifah (2002)
bahwa rasio penjualan terhadap total aktiva tidak dapat digunakan untuk
memprediksi kegagalan perusahaan. Dari nilai rat-rata tersebut dapat
diketahui bahwa perusahaan non financial distress memilki lima rasio
penjualan terhadap total aktiva yang kurang baik. Sehingga dapat dikatakan
secara umum perusahaan financial distress kurang memiliki kemampuan
dalam menghasilkan penjualan yang lebih baik.
-
49
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini berusaha mencari apakah variable Rasio Model Altman dapat
digunakan untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan kondisi financial
distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sehubungan dengan kondisi krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 yang
mengakibatkan banyak perusahaan mengalami penurunan dalam bidang
perekonomian. Dengan menggunakan teknik penentuan sampelnya adalah
Purposive Sampling yaitu sebuah teknik sampling yang digunakan peneliti jika
peneliti mempunyai banyak pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dari hasil
sample diperoleh sebanyak tiga puluh perusahaan yang mengalami financial
distress dengan periode pengamatan 2006-2008 dan tiga puluh perusahaan yang
tidak mengalami financial distress. Data yang digunakan adalah berupa data
sekunder, data yang diperoleh dan dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang
dimiliki oleh perusahaan manufaktur.
Dalam pengolahan data pada teknik analisis menggunakan model
Logistic Regression pada SPSS for window ini bertujuan untuk mengetahui
Rasio Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi kemungkinan
-
50
kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio Model Altman seperti Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva (X1),
Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva (X2), Rasio EBIT terhadap Total
Aktiva (X3), Rasio Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang (X4), Rasio
Penjualan (X5) pada perusahan yang mengalami financial distress dan non
financial distress, apabila dilakukan pengujian secara bersama ternyata Rasio
Model Altman dapat digunakan untuk memprediksi secara signifikan
kemungkinan kondisi financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
2. Variabel yang secara statistik signifikan dalam model ini dan merupakan
variable yang paling dominan untuk memprediksi probabilitas suatu
perusahaan yang mengalami financial distress adalah Variabel Laba Ditahan
terhadap Total Aktiva dan Variabel Penjualan terhadap Total Aktiva, variable
ini menghitung keuntungan yang telah terkumpul. Berdasarkan teori,
hubungan rasio modal kerja terhadap total aktiva dan rasio penjualan terhadap
Total Aktiva yang merupakan rasio likuiditas adalah negative. Artinya
semakin rendah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dari total aktiva dan posisi modal kerja bersih maka semakin besar
kemungkinan suatu perusahaan mengalami financial distress.
-
51
5.2. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini setelah
melakukan pengujian, yaitu :
1. Penelitian ini hanya menggunakan variable bebas Rasio Model Altman dari
sekian banyak rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi
financial distress suatu perusahaan.
2. Sampel penelitian yang digunakan tidak dipisahkan antara perusahaan besar
dan kecil. Perusahaan yang dipilih adalah yang mengalami financial distress
dan non financial distress yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Periodisitas data yang digunakan terbatas hanya 3 tahun untuk memprediksi.
Kemampuan prediksi akan lebih baik apabila digunakan data series yang
cukup panjang.
5.3. Saran
Dari beberapa keterbatasan penelitian di atas maka penulis memberikan
saran-saran yang dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya diantaranya
adalah :
1. Perlu digunakan variable lain selain variable Rasio Model Altman sebagai
variable tambahan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang dapat
digunakan untuk memprediksi secara signifikan kemungkinan perusahaan
akan mengalami financial distress misalnya rasio profitabilitas, quick rasio.
-
52
2. Untuk kriteria perusahaan yang masuk kategori financial distress
ditambahkan misalnya : Tidak membagi deviden dua tahun berturut-turut.
3. Penelitian selanjutnya bisa dilakukan dengan membedakan antara perusahaan
besar dan perusahaan kecil.
-
53
DAFTAR RUJUKAN Almilia, Luciana Spica. 2003. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kondisi
Financial Distress suatu perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VI, 16-17 Oktober 2003. Hal 546-564.
D. Keyso.J. Weygandt & Terry D. Warfield.2002 . Akuntansi Intermediate. Edisi 10.
Terjemahan. Erlangga Jakarta Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Dr. Mamduh M. Hanafi, M.B.A, Analisis Laporan Keuangan: Edisi III. Jakarta Stock Exchange (http : // www.jsx.co.id) Imam Gozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi II:
Penerbit Badn Penerbit Ubiversitas Diponegoro. Muhammad Akhyar Adnan dan Eha Kurniasih, 2000. Analisis Tingkat Kesehatan
Perusahaan untuk Memprediksi Potensi Kebangkrutan dengan Pendekatan Altman (Kasus pada Sepuluh Perusahaan di Indonesia). JAAI Vol 4, No. 2, hal. 131-151.
Nanci Dian K. 2005. Rasio Model Altman untuk Memprediksi Fianancial Distress
perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. STIE Perbanas Surabaya. Niswonger, Warren, Reeve, Fess. Prinsip-prinsip Akuntansi. Terjemahan jilid
pertama.Edisi ke sembilan belas:Penerbit Erlangga. Surifah, 2002. Studi Rasio Keuangan sebagai Alat Prediksi Kebangkrutan
Perusahaan Publik di Indonesia pada Masa Krisis Ekonomi. Kajian Bisnis, 27 September-Desember 2002, hal 25-43.
-
54
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
NO KODE PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 2 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. FOOD AND BEVERAGES 4 DAVO PT Davonas Abadi Tbk. FOOD AND BEVERAGES 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. FOOD AND BEVERAGES 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk. FOOD AND BEVERAGES 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. FOOD AND BEVERAGES 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk. FOOD AND BEVERAGES 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia FOOD AND BEVERAGES 10 PTSP PT Pioneerindo Gourmet International
Tbk. FOOD AND BEVERAGES
11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. FOOD AND BEVERAGES 12 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 13 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 14 TKIM PT Pabrik kertas Tjiwi Kimia Tbk. PAPER AND ALLIED PRODUCTS 15 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 16 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 17 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk. CHEMICAL AND ALLIED PRODUCTS 18 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 19 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 20 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 21 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. FABRICATED METAL PRODUCTS 22 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE
PRODUCTS 23 IKAI PT Intikeramik Alamasri Industy Tbk. STONE,CLAY,GLASS, AND CONCRETE
PRODUCTS 24 ASGR PT Astra Graphia Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 25 MLPL PT Multipolar Tbk. ELECTRONIC AND OFFICE EQUIPMENT 26 KLBF PT Kalbe Farma Tbk PHARMACEUTICALS 27 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PHARMACEUTICALS 28 MERK PT Merck Tbk. PHARMACEUTICALS 29 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. CONSUMER GOODS 30 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. CONSUMER GOODS 31 ASII PT Astra International Tbk AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS 32 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 33 BRNA PT Berlina Tbk PLASTIC AND GLASS PRODUCTS 34 DVAL PT Darya Varia Laboratories Tbk PHARMACEUTICALS 35 INAI PT Indal Aluminium Industri Tbk TEXTILE MILL PRODUCTS 36 MYRX PT Hanson International Tbk APPAREL AND OTHER TEXTILE 37 HMSP PT HM Sampoerna Tbk TOBACCO MANUFACTURES 38 GGRM PT Gudang Garam Tbk TOBACCO MANUFACTURES 39 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara REAL ESTATE AND PROPERTY 40 GJTL PT Gajah Tunggal AUOTOMOTIVE AND ALLIED
PRODUCTS 41 SQBB PT Bristol Myres Squib PHARMACEUTICALS 42 PRAS PT Prima Alloy Steel AUOTOMOTIVE AND ALLIED
PRODUCTS 43 DSUC PT Darya Sakti Unggul LUMBER AND WOODS PRODUCTS 44 SMCB PT Holcim Indonesia CEMENT
-
55
Lampiran 2 Descriptive Statistics
Statistics
80 80 80 80 800 0 0 0 0
-3,748171687 3,4057536750 3,5120651637 1,73244656775 1,4329743463044,386573831 21,333093666 19,894728522 2,4930971106 1,15439380150-320,7042143 -2,481974390 -,560118447 -,481593429 ,000423587154,39660900 187,74438755 160,41591178 12,609020045 9,007234836
ValidMissing
N
MeanStd. DeviationMinimumMaximum
Rasio modalkerja terhadap
total aktiva
Rasio labaditahan
terhadap totalaktiva
Rasio EBITterhadap total
aktiva
Rasio nilaibuku modal
terhadap nilaibuku hutang
Rasiopenjualan
Logistic Regression
Case Processing Summary
80 100,00 ,0
80 100,00 ,0
80 100,0
Unweighted Casesa
Included in AnalysisMissing CasesTotal
Selected Cases
Unselected CasesTotal
N Percent
If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.
a.
Dependent Variable Encoding
01
Original ValueNon Financial DistressFinancial Distress
Internal Value
Lampiran 3 Block 1: Method = Enter
-
56
Iteration Historya,b,c,d
42,506 -1,592 ,000 ,002 -,003 -,047 -,05136,151 -2,015 ,001 ,007 -,010 -,133 -,14034,506 -1,939 ,000 ,025 -,036 -,291 -,26733,669 -1,755 -,003 ,045 -,074 -,559 -,31633,370 -1,623 -,003 ,040 -,082 -,852 -,29933,222 -1,583 -,003 ,038 -,130 -,971 -,28632,187 -1,650 -,002 ,032 -,705 -,965 -,16928,517 -2,382 ,001 ,068 -4,973 -,269 ,20528,135 -2,544 ,000 ,079 -5,651 -,311 ,17328,126 -2,560 ,000 ,081 -5,731 -,327 ,16228,126 -2,559 ,000 ,081 -5,731 -,328 ,16128,126 -2,559 ,000 ,081 -5,731 -,329 ,161
Iteration123456789101112
Step1
-2 Loglikelihood Constant X1 X2 X3 X4 X5
Coefficients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 37,407c.
Estimation terminated at iteration number 12 because parameter estimates changed by less than,001.
d.
Omnibus Tests of Model Coefficients
9,281 5 ,0989,281 5 ,0989,281 5 ,098
StepBlockModel
Step 1Chi-square df Sig.
Model Summary
28,126 ,110 ,293Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Hosmer and Lemeshow Test
5,871 8 ,662Step1
Chi-square df Sig.
-
57
Classification Tablea
75 0 100,03 2 40,0
96,3
ObservedNon Financial DistressFinancial Distress
Financial Distress
Overall Percentage
Step 1
Non FinancialDistress
FinancialDistress
Financial DistressPercentage
Correct
Predicted
The cut value is ,500a.
Variables in the Equation
,000 ,018 ,000 1 ,994 1,000,081 ,071 1,291 1 ,256 1,084
-5,731 2,534 5,114 1 ,024 ,003-,329 ,582 ,319 1 ,572 ,720,161 ,777 ,043 1 ,835 1,175
-2,559 1,111 5,304 1 ,021 ,077
X1X2X3X4X5Constant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.a.
Correlation Matrix
1,000 ,135 -,123 ,391 -,182 -,760,135 1,000 -,206 -,039 ,060 -,126
-,123 -,206 1,000 -,348 ,285 -,183,391 -,039 -,348 1,000 -,310 -,175
-,182 ,060 ,285 -,310 1,000 -,274-,760 -,126 -,183 -,175 -,274 1,000
ConstantX1X2X3X4X5
Step1
Constant X1 X2 X3 X4 X5
-
58
Block 0: Beginning Block Iteration Historya,b,c
43,136 -1,75037,805 -2,42837,411 -2,67737,407 -2,70837,407 -2,708
Iteration12345
Step0
-2 Loglikelihood Constant
Coefficients
Constant is included in the model.a.
Initial -2 Log Likelihood: 37,407b.
Estimation terminated at iteration number 5 becauseparameter estimates changed by less than ,001.
c.
Classification Tablea,b
75 0 100,05 0 ,0
93,8
ObservedNon Financial DistressFinancial Distress
Financial Distress
Overall Percentage
Step 0
Non FinancialDistress
FinancialDistress
Financial DistressPercentage
Correct
Predicted
Constant is included in the model.a.
The cut value is ,500b.
Variables in the Equation
-2,708 ,462 34,376 1 ,000 ,067ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equation
,025 1 ,874,016 1 ,899,181 1 ,670
1,397 1 ,237,320 1 ,571
1,760 5 ,881
X1X2X3X4X5
Variables
Overall Statistics
Step0
Score df Sig.
-
59
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Helmy Maulana Alamat : Jl. Rambutan Tengah II E/647 NIM : 2003310091 Jurusan : Akuntansi Program Studi : Strata 1 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul : Prediksi Financial Distress Pada Perusahaan Manufactur Menggunakan Rasio Altman Adalah benar benar merupakan karya saya sendiri dan bukan jiplakan ( plagiat ) dari karya ilmiah orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang lain serta bukan hasil dibuatkan oleh orang / pihak lain. Apabila dikemudian hari ternyata Pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan Skripsi beserta segala hal yang terkait dengan Skripsi tersebut. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 11 Februari 2010 Yang menyatakan,
(Helmy Maulana)