TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT … · 2018-11-26 · SNI 03-2852-1992 1 TATA CARA...

12
SNI 03-2852-1992 1 TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT (LASBUTAG) BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata Cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan lapis aspal buton agregat di lapangan. 1.1.2. Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk memperoleh cara pelaksanaan dan lapis aspal buton, sehingga berguna bagi perencana jalan dalam penggunaan bahan dan waktu pelaksanaan yang efisien dengan mutu baik. 1.2. Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi ketentuam teknik peralatan, bahan dan cara pengerjaan lapis aspal buton agregat. 1.3. Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) lapis aspal buton agregat (LASBUTAG) adalah lapisan aus pada konstruksi perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan pelunak, dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara dingin; 2) aspal batu buton (ASBUTON) adalah aspal alam yang terdapat di pulau Buton (Indonesia); 3) bahan peremaja adalah bahan yang ditambahkan untuk meremajakan bitumen asbuton sehingga mencapai angka penetrasi tertentu sesuai dengan ketentuan; 4) minyak bakar (bunker oil) adalah salah satu bahan pelunak asbuton, yaitu yang mempunyai variasi kekentalan (viscositns) sangat besar; 5) AMP (Asphalt Mixing Plant) adalah unit peralatan yang digunakan untuk memproduksi campuran untuk konstruksi jalan beraspal.

Transcript of TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT … · 2018-11-26 · SNI 03-2852-1992 1 TATA CARA...

SNI 03-2852-1992

1

TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASBUTON AGREGAT (LASBUTAG)

BAB I DESKRIPSI

1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud

Tata Cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan lapis aspal buton agregat di lapangan.

1.1.2. Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk memperoleh cara pelaksanaan dan lapis aspal buton, sehingga berguna bagi perencana jalan dalam penggunaan bahan dan waktu pelaksanaan yang efisien dengan mutu baik.

1.2. Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi ketentuam teknik peralatan, bahan dan cara pengerjaan lapis aspal buton agregat.

1.3. Pengertian

Yang dimaksud dengan :

1) lapis aspal buton agregat (LASBUTAG) adalah lapisan aus pada konstruksi perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan pelunak, dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, dihampar, dan dipadatkan secara dingin;

2) aspal batu buton (ASBUTON) adalah aspal alam yang terdapat di pulau Buton (Indonesia);

3) bahan peremaja adalah bahan yang ditambahkan untuk meremajakan bitumen asbuton sehingga mencapai angka penetrasi tertentu sesuai dengan ketentuan;

4) minyak bakar (bunker oil) adalah salah satu bahan pelunak asbuton, yaitu yang mempunyai variasi kekentalan (viscositns) sangat besar;

5) AMP (Asphalt Mixing Plant) adalah unit peralatan yang digunakan untuk memproduksi campuran untuk konstruksi jalan beraspal.

SNI 03-2852-1992

2

BAB II

PERSYARATAN-PERSYARATAN 2.1. Peralatan

Peralatan yang berupa dial dan sebagainya yang akan digunakan harus dilakukan kalibrasi atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.2. Bahan

1) agregat herus mempunyai syarat-syarat yaitu : (1) lolos pengujian dan memenuhi kebutuhan. (2) sedikit menyerap aspal. (3) lokasi agregat harus diketahui terlebih dahulu untuk diuji contohnya.

2) bahan pengisi atau agregat halus. (1) lokasi bahan pengisi harus diketahui terlebih dahulu untuk selanjutnya diisi

contohnya.

3) aspal buton : (1) sumber asal aspal dan sifat-sifat harus diketahui terlebih dahulu.

4) bahan campuran (1) untuk menjamin keseragaman campuran digunakan bahan dari sumber yang

sama.

5) untuk menjaga keseragaman dan kesinambungan pekerjaan maka sebelum memulai pekerjaan. (1) jumlah bahan agregat, pengisi dan aspal buton paling scdikit 40% dari

material yang diperlukan selanjutnya ager jumlah 40% ini dipertahankan dari kebutuhan sisa.

2.3. Pelaksanaan

1) keselamatan para pelaksana, pengawas serta masyarakat sekitar pekerjaan haruslah diperhatikan termasuk masalah lingkungan;

2) arus lalu-lintas harus tetap lancar; 3) pelaksanaan pekerjaan pada cuaca yang baik; 4) perlu sarana penerangan yang cukup untuk pelaksanaan pada malam hari.

SNI 03-2852-1992

3

BAB III KETENTUAN-KETENTUAN

3.1. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalnm pelaksanaan lapisan aspal buton agregat ini, meliputi: 1) alat penghampar aspal buton (asphalt finisher) atau peralatan sederhana secara

munual, kapasitas normal; 2) alat pemadat;

(1) alat pemudal roda besi kapasitas (6-8) ton; (2) alat pemadat roda karet dengun kepasitas (10-12) ton atau paling sedikit 7

dan pemadat dengan permukaan halus, tekanan ban 7 kg/cm2; 3) peralatan untuk membuat bahan peremaja yang dilaksanakan di lokasi, terdiri dari :

(1) alat pencampur, alat yang digunakan untuk mencampurkan unsur-unsur bahan peremaja (minyak berat, aspal keras, minyak tanah atau sebagainya) dapat berupa tangki atau drum yang dilengkapi alat pemanas listrik atau api, ukuran normal;

(2) ember atau peralatan yang digunakan untuk memindahkan bahan peremaja. 4) peralatan untuk membuat campuran lapis aspal Buton agregat, terdiri dari :

(1) pencampur beton (beton molen, concrete mixer). (2) instalasi pencampur aspal (asphalt mixing plant : AMP) jenis timbangan

(Batch). 5) penakar bahan cumpuran, ukuran normal, dapat berupa ember, kotak yang

dilengkapi dengan pegangan; 6) alat-alat harus berupa sekat, cangkul dlan lain-lain, ukuran normal; 7) peralatan untuk membersihkan permukaan perkerasan;

(1) kompresor yang cukup kuat untuk menyingkirkan debu atau material lain yang berada di permukaan yang akan dilapisi;

(2) dapat berupa sikat atau sapu; 8) peralatan untuk memberikan lapis resap ikat atau lapis pengikat;

(1) asphalt distributor (mesin penyemprot aspal) yang dilengkapi dengan batang penyemprot (lihat gambar 3);

(2) mesin penyemprot tangan (hand sprayer) yang dilengkapi dengan alat pemanas disertai panjang slang penyemprot (lihat gambar 4).

3.2. Bahan

1) asbuton Asbuton yang akan digunakan untuk campuran Lasbutag adalah yang mempunyai ukuran butir sesuai dengan spesifikasi asbtuon.

2) agregat kasar Agregat kasar bisa terdiri dari batu pecah, kerikil pecah atau terak yang bersih dan kering serta memenuhi keausan dan kelekatan terhadap aspal sesuai ketentuan yang berlaku.

SNI 03-2852-1992

4

3) agregat halus (bahan pengisi). Agregat halus harus bisa terdiri dari pasir alam, hasil pemecahan batu/terak atau gabungan bahan-bahan tersebut yang harus sesuai ketentuan yang berlaku.

4) bahan peremaja. Bahan peremaja terdiri dari campuran minyak berat (Heavy Modifier Oil), minyak tanah (kerosene), aspal dan apabila diperlukan bahan anti "stripping" dengan komposisi memenuhi ketentuan viskositas yang berlaku sebagai contoh bahan. Komposisi bahan peremaja (dalam perbandingan berat) sebagai berikut : Minyak berat : 41 % Aspal : 42 % Kerosin : 16 % Anti stripping : 1% Bahan peremaja dapat dibuat dalam cara jumlah besar clan lalam cara jumlah kecil.

3.3 Pembuatan Campuran 1) pencampuran

Pencampuran dilakukan berdasarkan perbandingan volume dengan menggunakan kotak atau ember yang sudah diketahui volumenya. Pertama agregat kasar dan agregat halus dimasukkan ke dalam mesin pencampur dan diaduk secara kering selama kurang lebih 1 menit, kemudian bahan perernaja ditambahkan dan diaduk lagi kurang lebih 1 merit, asbuton dimasukkan diaduk selama kurang lebih 4 menit.

2) pemeraman Campuran yang dihasilkan harus diperam selama paling sedikit 4 hari; untuk waktu pemeraman yang lebih singkat perlu ditambahkan bahan tambah (lihat skema pembuatan pada BAB III).

3) tempat pencampuran Tempat pencampuran harus rata, bersih dari tumbuhan, mudah mengalirkan air dan harus mampu menahan alat berat tanpa rusak selama musim hujan; timbunan asbuton tidak boleh lebih tinggi dari 2 meter, karena kalau lebih tinggi di bagian bawah cenderung membatu; penimbunan dilakukun dalam lapis demi lapis yang tebalnya tidak Iebih dari 30 cm; contoh denah tempat pencampuran untuk produksi 20-40 ton/ hari (lihat/gambar 1).

4) Tempat pemeraman. Tempat pemeraman harus rata, bersih, mampu menahan alat berat tanpa rusak selama musim hujan serta : (1) harus terlindung dari pengaruh air, panas matahari dan hujan. (2) dilengkapi dengan tanda-tanda waktu/tanggal pencampuran.

Contoh denah tempat pemeraman untuk produksi 20-4 ton/ hari dapat dilihat pada Gambar 1.

SNI 03-2852-1992

5

Gambar 1 Denah Tempat pembuatan dan Pemeraman Lasbutag

5) pencegah segregasi Campuran yang mengalami segregasi tidak boleh digunakan. Diperlukan sikap

hati-hati dalam menimbun serta mengangkut campuran. Untuk memindahkan campuran lasbutag tidak diperbolehkan dengan cara dilemparkan.

Gambar 2 Mesin penyemprot (Asphalt Distributor) yang dilengkapi dengan

batang penyemprot

SNI 03-2852-1992

6

6) mesin penyemprot tangan (hand sprayer) yang dilengkapi dengan alat pemanas

serta tekanan dan slang penyemprot yang cukup panjang; slang penyemprot dilengkapi dengan alat penutup keluarnya aspal sehingga bisa dioperasikan secara mudah (lihat gambar 3).

Gambar 3 Mesin penyemprot tangan (Hand Sprayer) yang dilengkapi dengan alat pemanas dan slang penyemprot

3.4. Pelapisan Percobaan

Pelapisan percobaan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) menggunakan campuran yang sama dengan campuran yang akan digunakan pada lapisan sesungguhnya.

2) dilaksanakan dalam cara yang sama dengan pekerjaan pelapisan yang sesungguhnya dalam hal : (1) cara penyiapan permukaan yang akan diberi lapisan. (2) cara penghamparan campuran yang meliputi ketebalan dan kemiringan

melintang; kalau diperlukan harus dibuat beberapa macam ketebalan hamparan untuk mendapatkan tebal padat yang direncanakan.

3) dalam hal pelapisan percobaan dilakukan pada daerah pekerjaan yang sesungguhnya, maka : (1) bila basil percobaan pelapisan memenuhi spesifikasi lapisan yang

disyaratkan, bisa dihitung sebagai hasil pekerjaan. (2) bila hasil percobaan pelapisan tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan,

maka harus dibongkar kembali, dan lapis permukaan yang akan dilapis dikembalikan sampai memenuhi persyaratan.

4) percobaan pelapisan dilakukan seluas kira-kira 150 m2. 3.5. Pengendalian Mutu 3.5.1. Pengendalian mutu meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1) asbuton. Untuk asbuton dilakukan : (1) pengajian kadar bitumen, sesuai SNI 06-2438-1991 (Metode Pengujian

KadarAspal). (2) pemeriksaanukuran butir terbesar, dengan menggunakan saringan 1/2

inchi. (3) pengujian kadar air asbuton,sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2) bahan peremaja.

Untuk bahan pelunak dilakukan :

SNI 03-2852-1992

7

(1) pengujian viskositus, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) pemeriksaan berat jenis, sesuai SNI 06-2441-1991 (Metode Pengujian Berat

Jenis Aspal Padat).

3) agregat

Untuk agregat dilakukan : (1) pengujian keausan pada kelekatan terhadap aspal, sesuai dengan

ketentuan. (2) pengujian kadar air, sesuai SNI 03-1971-1990 (Metode Pengujian KadarAir

Agregat). (3) pemeriksaan gradasi, SNI 03-1968-1990 (Metode Pengujian Analisis

Saringan Agregat Halus dan Kasar).

4) campuran. Contoh uji harus diambil untuk setiap hari produksi atau setiap 10 m3 campuran untuk diuji. (1) homogenitas secara visual. (2) gradasi campuran (3) kadar bitumen.

3.5.2. Pengendalian mutu di lapangan meliputi pemeriksaan terhadap :

1) kerataan dan kebersihan permukaan jalan yang akan dilapisi lasbutag;

2) kerataan dan jumlah pemakaian lapis resap ikat atau lapis pengikat;

3) tebal pada lasbutag sesuai perencanaan;

4) kerataan hasil pelaksanaan lasbutag baik dalam arah melintang maupun dalam arah memanjang;

5) kemiringan melintang jalan setelah dilapisi lasbutag;

6) kepadatan dengan cara kerucut pasir sand cone, SNI 03-2828-1992 (Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus Pasir);

7) kerapihan pinggir.

SNI 03-2852-1992

8

BAB IV CARA PENGERJAAN

Ihwal pengerjaan adalah sebagai berikut : 4.1. Produksi Campuran 4.1.1. Penyiapan Lokasi untuk Memproduksi Campuran Siapkan suatu lokasi yang

cukup luas untuk : 1) penyimpanan asbuton;

2) penyimpanan agregat;

3) penjemuran asbuton dan agregat;

4) penyimpanan bahan peremaja;

5) pembuatan bahan peremaja;

6) pembuatan campuran lasbutag.

7) pemeraman campuran lasbutag.

Lihat Gambar 1, contoh lokasi untuk memproduksi campuran. 4.1.2. Pembuatan Campuran Lasbutag.

Lihat skema pembuatan campuran lasbutag dalam Gambar 4. 1) masukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam alat pengaduk, kemudian

aduklah selama 1 menit; 2) tambahkan/masukkan bahan peremaja ke dalam campuran agregat yang sudah

berada di dalam alat pengaduk; aduklah campuran ini sampai rata selama 1 menit;

3) masukkan asbuton ke dalam alat pengaduk yang sudah berisi campuran agregatdan bahan peremaja; aduk sampai rata selama 4 menit;

4) simpan campuran lasbutag yang sudah jadi di tempat yang sudah ditentukan untuk diperam, dengan waktu pemeraman diperlukan paling sedikit 4 hari.

SNI 03-2852-1992

9

Skema Pembuatan Campuran serta Pemeramannya

4.2. Pengangkutan Campuran

1) siapkan truk yang memenuhi ketentuan untuk mengangkut campuran; 2) masukkan campuran lasbutag yang sudah memenuhi ketentuan pemeraman ke

dalam bak truk dengan cara yang benar, agar tidak terjadi segregasi; 3) hindari pemuatan truk rnelebihi kapusitas bak; 4) tutup bak truk yang sudah diisi campuran lasbutag untuk melindungi dari pengaruh

cuaca dan pengotoran. 4.3. Penghamparan Campuran 4.3.1. Persiapan sebelum penghamparan.

1) pasang rambu-rambu lalu-lintas, tugaskan satu atau dua orang untuk mengatur arus lalu-lintas;

2) bersihkan lubang-lubang kecil yang kedalamannya kurang dari 6 cm, kemudian semprotkan dengan lapis resap ikat; kemudian isilah dengan campuran lasbutag atau campuran aspal lainnya dan padatkan;

3) perbaiki tempat-tempat yang terdepat lubang-lubang yang cukup besar dan tempat-tempat yang mempunyui retak-retak buaya dimana kerusakan-kerusakan tersebut sampai menembus lapis permukaan,dengan jalan menggali bagian-bagian lapisan yang sudah rusak/lemah; tambal tempat-tempat tersebut dengan material baru dengan carasesuai ketentuan;

4) perbaiki daerah yang lemah sampai kedalaman yang mernadai; buanglah material yang menyebabkan kerusakan kelemahan tersebut dan ganti dengan material yang baik, kemudian padatkan dengan baik;

5) berikan lapis pengikat pada tempat-tempat yang terjadi alur dengan tidak membongkar, kemudian isi dengan campuran lasbutag dan padatkan;

6) bersihkan permukaan perkerasan dan beri tanda-tanda yang jelas batas bagian yang akan dilapis;

7) berikan lapis pengikat sebanyak 0,2-0,5 1/m2 sesuai jenis permukaan secara merata, dengan aspal cair dengan menggunakan penyemprot yang memenuhi

SNI 03-2852-1992

10

ketentuan; pemberian lapis pengikat tidak boleh dilakuknn dengan menggunakan ember, gayung atau sapu lidi atau ranting-ranting pohon.

4.3.2. Pelaksanaan Penghamparan.

1) pelapisan percobaan : (1) lakukan pelapisan percobaun seluas 150 m2 dengan menggunakan

peralatan, bahan dan prosedur yang sama dengan yang akan digunakan dalam pelaksanaan sebenarnya, untuk mengetahui secaru tepat semua faktor yang berkaitan dengan pelaksanaan;

(2) Catat semua cara serta urutan pelaksanaan percobaan yang menghasilkan lapisan yang memenuhi ketentuan;

(3) kerjakan pelaksanaan yang sesungguhnya sesuai dengan hasil pelapisan percobaan;

(4) bongkar lapisan percobaan dan kembalikan kepada kondisi semestinya apabila pelapisan percobaan dilakukan di lokasi pekerjaan, kecuali semua ketentuan telah dipenuhi;

2) penghamparan secara manual : (1) tentukan bagian jalan yang akan dilapisi lasbutag sesuai dengan lebar

rencana; (2) pasang kayu atau acuan lain yang telah ditentukan pada arah dan

ketinggian yang ditentukan pada tepi bagian yang akan dihamparkan campuran lasbutag; atur pemasangan acuan sehingga kemiringan melintang sesuai dengan kemiringan rencana;

(3) hamparkan dan ratakan setebal yang didapat pada pelapisan percobaan hingga mencapai tingkat ketinggian dan bentuk potongan melintang yang ditentukan;

(4) atur rpelaksanaan penghamparan sehingga seluruh lebar jalan akan tertutup dalam satu hari kerja, apabila pelapisan dilaksanakan persetengah lebar jalan;

3) penghamparan dengan mesin : (1) tempatkan alat penghampar pada lokasi yang sudah siap untuk dihampar; (2) atur lebar penghamparan sesuai dengan lebar rencana; (3) atur ketinggian batang pengatur kctebalan hamparan sesuai dengan lapis

percobaan; (4) masukkun campuran lasbutag dari truk ke dalam pengharnpar sambil

penghamparan dijalankan; (5) jalankan alat pengharnpar dengan kecepatan sesuai ketentuan; (6) hentikan alat penghampar jika terjadi segregarsi, retak atau tercungkil dari

permukaan sampai penyebabnya ditemukan dan diperbaiki; (7) perbaiki permukaan yang kmsar atau segregasi, retak atau tercungkil

dengan menghamparkan bahan halus dan ratakan dengan alat jangan memakai tangan.

4.4. Pemadatan

1) urutkan pekerjaan pemadatan adalah sebagai berikut :

(1) lakukan pemadatan awal dengan mesin gilas tandem roller 68 ton sebanyak 2 lintasan dengan kecepatan 3-4 km/jam; hindari pemadatan awal yang bcrlebihan karena dapat tcrjadi retak melintang;

SNI 03-2852-1992

11

(2) lakukan pemadatan kedua segera pemadatan awal, dengan menggunakan roda karet (self propelled penumatic tyred roller) 10-12 ton sebanyak 16-18 lintasan dengan kecepatan 5 km/jam;

(3) penggilasan lanjutan dilakukan dalam waktu 2 minggu setelah penghamparan kedua dengan mesin gilasi roda karet.

2) cara pemadatan.

Sesuai dengan geometrik jalan lakukan cara pemadatan sebagai berikut : (1) tempatkan roda penggerak mesin gilas di depan pada lintasan awal. (2) lakukan pemadatan pada jalan lurus, dimulai dari tepi perkerasan sejajar

sumbu jalan menuju ke tengah. (3) lakukan pemadatan pada tikungan, dimulai dari tepi perkerasan yang rendah

sejajar sumbu jalan menuju ke bagian yang tinggi. (4) lakukan pemadatan pada bagian tanjakan dan penurunan dimulai dari bagian

yang rendah sejajar sumbu jalan menuju ke bagian yang tinggi. (5) basahi dengan lap basah (sedikit air) roda mesin gilas, apabila pada waktu

penggilasan terjadi pelekatan campuran pada roda mesin. (6) Isi segera dengan campuran yang baru sebelum penggilasan selesai, apabila

pada waktu pemadatan terdapat bagian-bagian yang tidak rata atau terjadi segregasi.

3) perapihan tepi.

Potong bagian tepi jalan sehingga akhir dari lebar jalan tampak lurus, sesuai dengan lebar rencana.

SNI 03-2852-1992

12

LAMPIRAN A

DAFTAR ISTILAH

minyak bakar : bunker oil minyak berat : heavy modifier oil alat pencampur beton : concrete mixer alat peniup yang digunakan untuk membersihkan permukaan yang akan diberi lapisan awal : kompresor alat penyemprot aspal yang dioperasikan secara manual : hand sprayer alat penghampar campuran aspal beton : asphalt finisher kekentalan : viscositas pelepasan butir : stripping terpisahnya agregat kasar dalam suatu campuran : segregasi