266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO....

35
| | BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 266 JUNI 2018 266 | | 二零 “... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" [Yosua 24:15]

Transcript of 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO....

Page 1: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

| |BAHAN SAAT TEDUH EDISI NO. 266 JUNI 2018

266 || 二零

“... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" [Yosua 24:15]

Page 2: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

PERSPEKTIF ditulis tidak untuk menggantikan Alkitab, tetapi sebagai alat penunjang yang membantu kita untuk mengerti firman Tuhan lebih dalam dan sistematis untuk memenuhi kebutuhan rohani Anda. Prinsipnya adalah kem-bali kepada sumber pertumbuhan itu sendiri, yaitu Alkitab. Back to the Bible!

PERSPEKTIF disusun berdasarkan kurikulum yang dalam jangka waktu tertentu, bila Anda setia mengikutinya, maka Anda diharapkan akan memper-oleh gambaran yang cukup jelas secara keseluruhan Alkitab.

Untuk dapat memanfaatkan bahan ini secara maksimal, Anda dapat meng-ikuti saran-saran praktis sebagai berikut:

Sediakan waktu teratur setiap hari sedikitnya 20 menit.Carilah tempat yang tenang, hindari suara-suara yang dapat meng-ganggu konsentrasi Anda.Tenangkan hati dan berdoalah terlebih dahulu memohon pimpinan Tuhan.Bacalah bacaan Alkitab yang telah ditentukan pada hari itu 2-3 kali hingga paham benar, kemudian renungkanlah.Bacalah artikel yang tersedia, dan berusahalah menjawab pertanyaan refleksi yang ada dengan jujur. Setiap jawaban dapat pula Anda tuliskan pada sebuah agenda pribadi untuk dapat dibaca lagi sewaktu-waktu.Doakanlah apa yang telah Anda renungkan, serahkan diri Anda hari itu kepada Tuhan, mohon kekuatan dari-Nya untuk hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan tekad yang Anda buat hari itu maupun hari sebelumnya. (Doakan pula pokok doa syafaat yang telah disediakan)

SARAN-SARANPRAKTIS

BERSAAT TEDUH

Penerbit: BPH Majelis Umum GKA Gloria SurabayaAlamat: Jl. Pacar 9-17, Surabaya 60272 Tel. (031) 534 5898 Fax. (031) 545 2907 SMS. 087 8511 67282 Email: [email protected] Bank: BCA a/c 256 532 5777 a.n. Gereja Kristen Abdiel Gloria

www.gkagloria.or.idPERSPEKTIF

Penulis edisi 266:Andree Kho, Bambang Tedjokusumo, Christine Gabriela, Christine Kurniati, Elok Chrisinar, Hariyono Wong, Hendry Heryanto, Herty Togatorop, Ie David, Liem Sien Liong, Liona Margareth,Lucky Pudja Adi, Natanael Thamrin, Otniol H. Seba, Pinvatanis Gea, Sahala MarpaungPenerjemah: Tertiusanto

Page 3: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

EDITORIAL

“Perenungan Kita...”

azmur 119:105 menuliskan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan

Mterang bagi jalanku.” Sebuah Mazmur yang telah kita kenal dan paham, namun terus menjadi suatu refleksi di dalam kehidupan

kita. Sudahkah Firman Tuhan itu menjadi pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku?

Pemazmur menggunakan kiasan “Firman itu seperti Pelita dan Terang” yang menuntun dan menerangi kehidupannya. Kata “Pelita” dan “Terang” dipakai secara bergantian untuk menegaskan arti, memberi penerangan. Pelita biasanya diletakkan di suatu tempat untuk menerangi tempat yang gelap. Apakah tujuannya?

Pertama, orang yang ada di dalam suatu ruangan gelap/kondisi gelap tidak takut berada di dalam kegelapan, karena ada pelita. Pada umumnya, manusia kuatir dan takut berada di dalam kondisi gelap. Sebaliknya, ada perasaan tenang jika ada di dalam kondisi terang. Kedua, orang yang ada di dalam ruangan gelap/kondisi yang gelap, tidak akan tersandung, karena ada pelita. Orang yang berada di dalam ruangan yang gelap tidak dapat melihat sekitarnya. Jika ada halangan yang merintangi jalannya, maka ia akan tersandung. Jika dalam kondisi terang, ia tidak akan tersandung.

Melalui ayat ini, Pemazmur ingin menjelaskan prinsip rohani yang penting bahwa Firman TUHANlah yang menjadi penuntun kehidupan kita. Dengan Firman TUHAN kita mampu dan tidak takut untuk hidup di tengah-tengah dunia yang gelap ini. Dengan Firman TUHAN sebagai penuntun hidup kita, kita tidak akan tersandung menjalani kehidupan di dalam dunia ini.

Bagaimana caranya supaya Firman Tuhan itu menjadi penuntun dalam kehidupan kita? Tidak ada cara lain selain membaca dan merenungkan Firman Tuhan itu setiap hari. Dengan membaca Firman Tuhan tersebut, kita dapat mengenal Allah dan mengenal Firman-Nya; Dengan merenungkan Firman Tuhan tersebut, kita dapat mengetahui apakah yang menjadi kehendak Allah yang harus kita lakukan dan upayakan di dalam kehidupan kita. A.W Tozer menuliskan sebuah kalimat yang memberikan inspirasi: If I look at the world, I will conform to ways of the world; if I look at the Word, I will conform to the will of God.

Page 4: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

01JUMAT

JUNI 2018

ua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam bagian ini;

DYoram dan Ahazia, adalah keturunan Daud sebagai kepala silsilah Kerajaan Yehuda yang diberkati TUHAN, tetapi justru hidup dalam

kejahatan sama dengan cara hidup umumnya raja-raja Israel dari keturunan Yerobeam. Satu kesamaan dengan kedua raja ini adalah bahwa mereka sama-sama menikah dengan anak-anak perempuan dari keluarga Ahab. Ahab adalah seorang raja Israel anak Omri, menikah dengan seorang perempuan jahat bernama Izebel anak raja Sidon, dan ini menyebabkan perilakunya menjadi semakin jahat, melebihi raja-raja Israel sebelumnya (1 Raj.16:29-34). Kejahatan Ahab membuahkan catatan tentang Elia yang berhadapan dengan 450 nabi-nabi Baal di gunung Karmel (1 Raj.18:20-40), tapi peristiwa itu tidak membuat Ahab jera; 1 Raj.22:6 mencatat bahwa Ahab telah berhasil mengumpulkan 400 nabi-nabi menjadi pendukungnya. Ahab yang jahat menikah dengan Izebel, melahirkan keturunan yang mewarisi gen jahat. Dan 2 orang raja Yehuda, Yoram dan anaknya Ahazia, menikah dengan perempuan dari keluarga Ahab, sehingga tercemarlah keduanya dalam sepanjang pemerintahan mereka. Akibatnya, Edom memberontak dan melepaskan diri dari kekuasaan Yehuda, dan koalisi Ahazia dengan Yoram bin Ahab dikalahkan oleh Aram. Ada pepatah: Di balik kesuksesan seorang pria, ada seorang istri baik yang berperan di belakang layar. Sebaliknya, banyak fakta menunjukkan bahwa menikahi perempuan yang salah, dan tidak takut akan TUHAN, akan mendatangkan malapetaka. Lama sebelumnya, sudah ada contoh, yaitu ketika orang Israel tinggal di Sitim dan orang Israel dirusak oleh perempuan-perempuan Moab (Bil. 25:1-3). Alkitab, melalui berbagai pengalaman kehidupan umat Allah yang nyata, telah mengajarkan kebenaran kepada setiap pembacanya. Salah satu pengajarannya berkaitan dengan hal menikahi wanita yang dapat menentukan jalan hidup kita selamanya. Menikah dengan perempuan yang salah, yang tidak mengenal dan tidak takut kepada Tuhan, bisa mencelakakan kita seumur hidup.

“Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah

anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.” (2 Raja-Raja 8:18)

DAMPAK PERNIKAHAN DENGAN ORANG YANG SALAH

Berdoalah bagi setiap pasangan pernikahan yang diberkati di dalam gereja dan yang telah menjadi umat Tuhan, agar mereka tetap menjadi berkat dan memuliakan Tuhan melalui kehidupannya.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 8:16-29Bacaan setahun: 2 Raja-Raja 25, 2 Korintus 3

STUDI PRIBADI: Pelajaran rohani apakah yang dapat kita ambil dari kisah ini?

Page 5: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SABTU

02

ama Yehu cucu Nimsi sudah muncul di 1 Raja 19:16-17. Saat itu Elia

Nmerasa lebih baik mati karena kelelahan dan merasa sendiri setelah mengalahkan 450 nabi Baal. Namun Allah tidak mengizinkan Elia

mati pada saat itu. Masih ada tugas yang harus Elia lakukan, salah satunya adalah mengurapi Yehu menjadi raja Israel, seperti ditentukan oleh Allah, sebagai alat dalam tangan-Nya untuk menghukum bangsa Israel. Yehu menjadi raja bukan karena ambisinya, juga bukan karena dirinya adalah putra raja yang harus menggantikan ayahnya. Saat itu, raja Israel adalah Yoram. Oleh sebab itu, pengurapan Yehu menjadi raja dilakukan dengan sangat singkat. Ini adalah tugas yang bahaya, karena mengurapi orang lain menjadi raja selagi seorang raja masih bertakhta merupakan pemberontakan yang bisa dikenai hukuman mati. Namun karena ini adalah kehendak Allah, maka nabi suruhan Elisa dan juga Yehu tidak mati, bahkan pegawai-pegawai raja segera meniup sangkakala dan mengumumkan bahwa raja baru telah dilantik setelah Yehu menceritakan apa yang dilakukan oleh nabi suruhan Elisa itu (ay. 12-13). Mengapa Allah mengurapi Yehu menjadi raja? Yehu diangkat menjadi raja Israel untuk suatu tugas, yaitu menyatakan penghukuman Allah bagi Izebel dan seluruh keluarga Ahab (ay. 7-8), karena raja Ahab (dan Izebel) telah mengambil kebun anggur Nabot dengan cara yang licik (1Raja 21), dan yang utama karena Ahab telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari semua orang yang mendahuluinya, membuat patung-patung dan menyembah Baal (1Raja 16:30-33) dan mengakibatkan orang Israel berbuat dosa (1Raja 21:22). Yehu dipilih Allah menjadi raja untuk menggenapkan rencana dan kehendak Allah. Ketika menduduki suatu jabatan atau mendapatkan suatu pekerjaan, apa motivasi kita? Ambisi, kekayaan, nama, popularitas, penghormatan? Marilah kita menunaikan pekerjaan dan jabatan sesuai kehendak Tuhan, sehingga apa yang kita kerjakan berkenan dan memuliakan Tuhan.

“Telah Kuurapi engkau menjadi raja atas umat TUHAN. Maka engkau akan membunuh keluarga tuanmu Ahab dan dengan

demikian Aku membalaskan kepada darah Izebel darah hamba-hambaKu... darah semua hamba TUHAN.” (2 Raja-Raja 9:6b-7)

Berdoalah agar setiap anak Tuhan dapat menangkap misi yang Tuhan telah berikan kepadanya dan mau menaatinya, serta bekerja secara maksimal, untuk memberikan yang terbaik.

AMBISI ATAU MISI?

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 9:1-15Bacaan setahun: 1 Tawarikh 1-2, 2 Korintus 4

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana Anda menjalani profesi Anda, karena ambisi pribadi atau misi Tuhan? (2) Apa perbedaan bekerja karena ambisi pribadi dengan karena misi Tuhan?

Page 6: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

03MINGGU

“Seungguhnya, Aku telah melihat darah Nabot dan darah anak-anaknya tadi malam, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan

membalaskannya kepadamu di kebun ini.... Oleh sebab itu angkat dan lemparkanlah mayatnya ke kebun ini...” (2 Raja-Raja 9:26)

Berdoalah agar setiap anak Tuhan selalu waspada sebelum bertindak atau memutuskan sesuatu, selalu ingat bahwa dosa membuat Tuhan sedih dan harus memberikan konsekuensinya.

KONSEKUENSI DOSAehu tidak ber-euforia atas pengangkatannya menjadi raja yang tak

Yterduga. Yehu segera melaksanakan misi yang Tuhan berikan, ia memimpin pasukannya berangkat dari Ramot Gileat menuju Yizreel.

Yang menarik, utusan yang dikirim Yoram untuk menanyakan maksud kedatangannya, akhirnya tidak kembali dan malah menjadi pengikut Yehu. Tentu Tuhanlah yang menggerakkan sehingga para utusan Yoram menjadi sekutu Yehu untuk menyerang raja Yoram. Dan dalam pengaturan Tuhan, akhirnya Yoram dan Ahazia menemui Yehu di kebun anggur Nabot. Kita tentunya masih ingat bagaimana raja Ahab (ayah Yoram) membunuh Nabot dan mengambil paksa kebun anggur miliknya. Dan di kebun anggur Nabot itulah, akhirnya Yoram tewas terkena anak panah Yehu. Namun yang lebih tragis, mayat Yoram tidak dikuburkan secara terhormat tapi dilemparkan begitu saja ke kebun anggur Nabot. Sedangkan Ahazia (raja Yehuda) yang akhirnya tewas, dikuburkan di samping nenek moyangnya di Yerusalem. Mengapa perlakuan kepada Yoram berbeda dengan kepada Ahazia? Hal ini terkait dengan apa yang telah dinubuatkan nabi Elia kepada raja Ahab, bahwa Tuhan akan menghukum Ahab dan seluruh keluarganya, setiap mereka yang mati tidak akan dikuburkan dengan terhormat tetapi akan dimakan oleh anjing atau burung (1 Raja 21:21-24). Penghukuman Tuhan terhadap kekejaman Ahab mulai dijalankan. Apa yang terjadi dengan Yoram menjadi peringatan bagi kita. Tuhan itu adil. Dosa haruslah mendapatkan konsekuensinya. Memang Ahab sempat menyesali dosanya ketika ditegur oleh Elia sehingga Tuhan mengatakan bahwa penghukuman itu baru akan diberikan pada zaman anaknya (1 Raja 21:29). Tuhan memang akan memberikan pengampunan bagi mereka yang bertobat, tapi konsekuensi dosa juga tetap harus diberikan, bahkan bisa sampai kepada orang lain yang merasakannya. Marilah kita hidup lebih waspada. Sebelum mengambil tindakan/keputusan, mari kita benar-benar berpikir: apakah mendatangkan murka Tuhan? Akankah berdampak negatif terhadap orang lain?

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 9:16-29Bacaan setahun: 1 Tawarikh 3-4, 2 Korintus 5

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Yoram dibunuh dan mayatnya dibuang di kebun anggur Nabot? Pelajaran apa yang Anda dapat dari kisah matinya Yoram dikaitkan dengan dosa Ahab?

Page 7: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

04SENIN

IZEBEL DIBUNUHada umumnya, kekuasaan yang dimiliki seseorang, membuat orang

Ptersebut menjadi angkuh. Akibatnya, orang tersebut tidak memakai akal budinya melainkan nafsunya yang ingin menguasai.

Hal ini terjadi pada Izebel. Dalam kekuasaannya, ia ingin menantang Panglima Yehu dengan mencalak matanya saat di depan umum sebagai tanda menantang Yehu dan membandingkannya dengan raja Zimri yang pernah membunuh raja Ela dan keluarganya (1 Raja-Raja 16:8-20), yang secara tidak langsung ingin menunjukkan bahwa Yehu tidak akan mampu memerintah lebih lama daripada Zimri. Tapi tidak seorang pun pegawainya yang membantunya, terlebih mereka menjatuhkan Izebel sehingga Firman Tuhan berkata: “Darahnya memercik ke dinding dan ke kuda; mayatnya pun terinjak-injak. Menjelang akan dikuburkannya, “tetapi mereka tidak menjumpai mayatnya, hanya kepala dan kedua kaki dan kedua telapak tangannya. Memang begitulah firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, Elia, orang Tisbe itu: Di kebun di luar Yizreel akan dimakan anjing daging Izebel; maka mayat Izebel akan terhampar di kebun di luar Yizreel seperti pupuk di ladang, sehingga tidak ada orang yang dapat berkata: Inilah Izebel” (v. 35-36). Benarlah apa yang dikatakan dalam Mazmur Daud: “Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah. Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang berbuat baik” (bdk. Mazmur 14:1). Kita diingatkan: seorang perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu. Siapa yang bergaul dengan orang bebal menjadi MALANG, karena: suka menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan (suka bertengkar, menganggap dirinya bijak). Janganlah fokus hidup kita teralihkan pada hikmat dunia dengan segala macam hawa nafsu duniawinya. Tetapi, berpeganglah kepada Firman Tuhan yang senantiasa menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita.

“Memang begitulah firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan hamba-Nya, Elia, orang Tisbe itu:

Di kebun di luar Yizreel akan dimakan anjing daging Izebel...” (2 Raja-Raja 9:36)

STUDI PRIBADI: Dengan membaca dan merenungkan kisah ini, apa yang dapat menjadi pelajaran rohani bagi kita yang hidup di masa kini?

Berdoalah: Tuhan tolonglah kami menjadi pemimpin dan pelayan yang baik dan bertanggung jawab di dalam hidup ini, sehingga melalui kami, nama-Mu senantiasa ditinggikan dan dimuliakan, Amin.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 9:30-37Bacaan setahun: 1 Tawarikh 5-6, 2 Korintus 6

JUNI 2018

Page 8: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

05SELASA

SUAM-SUAM KUKUnilah keadaan yang dialami Panglima Yehu dalam menjalankan tugas

Itanggung jawabnya sebagai seorang raja yang diurapi Tuhan. Di awal tugasnya, ia begitu taat kepada Firman Tuhan; ia melenyapkan semua

keluarga raja Ahab beserta keturunannya, dengan membunuh tujuh puluh anak laki-laki di Samaria dengan memenggal kepala mereka. Dalam tradisi Timur Dekat kuno, prajurit yang menang biasanya membawa kepala musuh yang tewas, sebagai bukti kemenangan dan menjadi peringatan bagi musuh-musuh lainnya, seperti raja Daud yang mengikuti kebiasaan ini setelah membunuh Goliat (1Sam. 17:51, 54), Rekhab dan Baana (2Sam. 4:5-7, 12). Dalam menjalankan tugasnya, tidak ada yang tidak dipenuhi Yehu. Terbunuhnya seluruh keluarga Ahab telah dinubuatkan oleh Nabi Elia beberapa tahun sebelumnya (1 Raja-Raja 21; 17-24; 2 Raja-Raja 9; 21-28). Bukan itu saja, Yehu juga melenyapkan semua nabi Baal beserta semua orang yang beribadah kepada Baal dari Israel. Dalam hal ini, Yehu dinilai benar oleh Tuhan: “Berfirmanlah TUHAN kepada Yehu: Oleh karena engkau telah berbuat baik dengan melakukan apa yang benar di mata-Ku, dan telah berbuat kepada keluarga Ahab tepat seperti yang dikehendaki hati-Ku, maka anak-anakmu akan duduk di atas takhta Israel sampai keturunan yang keempat” (v. 31). Tetapi Yehu tidak tetap hidup menurut hukum TUHAN, Allah Israel, dengan segenap hatinya; ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula. Begitu seringpikiran untuk tidak ingin membaca Firman Tuhan muncul dalam memuaskan hawa nafsu kedagingan ini. Akibatnya, kondisi iman begitu rapuh dan malas dalam melakukan pelayanan maupun pekerjaan. Hidup menjadi suam-suam kuku dan akhirnya benar-benar malas. Marilah kita berdiam diri di hadapan Tuhan, berdoa dan memohon kekuatan Allah Roh Kudus untuk senantiasa memimpin hidup kita kepada kebenaran Firman Tuhan. Sebab Firman Tuhan itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

“Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas,

Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” (Wahyu 3:16)

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimana Yehu menggenapi Firman Tuhan yang disampaikan Nabi Elia? (2) Apakah yang dilakukan Yehu untuk membawa umat Israel kembali kepada Allah?

Berdoalah bagi setiap umat Tuhan agar mereka tidak terjerumus ke dalam penyembahan berhala dalam berbagai bentuknya sehingga mereka dapat mengutamakan TUHAN di dalam hidupnya.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 10:1-36Bacaan setahun: 1 Tawarikh 7-8, 2 Korintus 7

JUNI 2018

Page 9: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

RABU

06

STUDI PRIBADI: (1) Apa yang dilakukan ratu Atalya, untuk mencapai kedudukan sebagai ratu kerajaan Yehuda? Mengapa ratu Atalya melakukan itu? (2) Pelajaran rohani apakah yang kita bisa ambil dan terapkan dalam kehidupan kita, terkait dengan kisah ini?

pabila ambisi untuk berkuasa sudah menguasai hati dan pikiran

A seseorang, maka segala cara akan ditempuhnya. Tidak peduli cara itu salah atau jahat. Demikianlah yang dilakukan oleh Atalya, ibu dari

raja Ahazia (Kerajaan Yehuda). Setelah raja Ahazia, anaknya, mati dibunuh oleh Yehu (ayat 1), maka bangkitlah ambisi Atalya untuk berkuasa atas kerajaan Yehuda. Untuk mencapai tujuannya, ia menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Dengan mengabaikan rasa belas kasihan, Atalya membunuh semua keturunan raja. Ia tidak peduli dengan keturunannya sendiri, yakni Yoas yang adalah cucunya sendiri. Yang ada padanya hanya satu, yakni keinginan yang besar untuk naik takhta dan berkuasa menjadi seorang ratu di kerajaan Yehuda. Namun Yoas berhasil disembunyikan. Selama enam tahun Yoas disembunyikan di rumah Tuhan dan mendapat kasih, perlindungan dan didikan dari Tuhan melalui Yoseba (ayat 3) dan Imam Yoyada (ayat 4-12). Pada akhirnya, Imam besar Yoyada menobatkan pangeran Yoas menjadi raja. Kemudian ratu Atalya dibawa keluar dan dibunuh di luar Rumah Tuhan. Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja (ayat 15-16, 20). Dari bagian ini kita belajar untuk: pertama, agar berhati-hati dengan ambisi dan rencana jahat untuk berkuasa, apalagi dengan menghalalkan segala cara demi untuk tercapainya tujuan kita tersebut, sebab hal itu tidak diperkenankan Tuhan. Kedua, kita sebagai manusia boleh berencana, tetapi ingatlah bahwa Tuhan yang menentukan. Rencana Tuhan bagi hidup Yoas tidak dapat dibendung Atalya. Selama enam tahun Allah melindungi dan memelihara hidup Yoas (ayat 2b-3). Ketiga, bahwa apa yang imam Yoyada lakukan bukan saja mengadakan pembaruan dalam bidang politik pada waktu itu (ayat 13-16), tetapi perubahan rohani bagi kerajaan Yehuda, yakni dari pemujaan kepada Baal beralih pada penyembahan Allah Israel (ayat 12,17-20). Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup sesuai dengan apa yang menjadi kehendak-Nya atas hidup kita, Amin.

Berdoalah bagi setiap jemaat yang diberi kesempatan memiliki kedudukan, baik di pemerintahan ataupun di dalam gereja, agar mereka mau bekerja dan melayani dengan penuh kesungguhan hati, Amin.

AMBISI ATALYA

“Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja.”

(2 Raja-Raja 11:1)

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 11:1-20Bacaan setahun: 1 Tawarikh 9-10, 2 Korintus 8

JUNI 2018

Page 10: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

KAMIS

MENGAWALI & MENGAKHIRI DENGAN BAIKlkitab mencatat: Yoas mengawali jabatannya sebagai seorang raja

A dengan baik. Selama 40 tahun berkuasa, ia banyak melakukan hal yang baik. Ia memperbaharui rumah Tuhan dengan mengumpulkan

para imam dan memerintahkan mereka untuk mengumpulkan uang dari seluruh umat Israel yang tergerak hatinya untuk mendukung pendanaan perbaikan rumah Tuhan setiap tahunnya (ayat 4-5, bnd. 2 Taw. 24:4). Bahkan raja Yoas dan imam Yoyada turun tangan melakukan itu. Mereka menangani sendiri pengaturan mengumpulkan uang persembahan dari umat Israel dan kemudian dengan uang yang terkumpul itu mereka segera memperbaiki rumah Tuhan. Yoas juga mengatur uang persembahan yang terkumpul itu dengan bijaksana. Uang yang diperuntukkan bagi renovasi diberikan kepada para pekerja, sedangkan bagian untuk para imam tetap diserahkan kepada mereka (ayat 9-16). Demikianlah yang dilakukan Yoas pada waktu itu dan semua tindakan ini menunjukkan bahwa Yoas ingin menghormati dan mengasihi Tuhan. Namun apa yang Yoas lakukan itu tidaklah dibarengi dengan menjauhkan bukit-bukit pengorbanan. Akibatnya, bangsa yang dipimpinya itu masih mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu (ayat 3. Bnd. 2Taw. 24:18). Alkitab juga mencatat bahwa hidup Yoas berakhir dengan pemberontakan dari para pegawainya dan dibunuh oleh para pegawainya sendiri (ayat 19-21). Akhir hidup Yoas tidak berakhir dengan happy ending alias tidak menyenangkan. Yoas telah memulai pemerintahannya dengan baik dan benar. Ia telah melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Namun sayang, ia tidak menyelesaikannya dengan baik dan benar di mata Tuhan. Dari bagian ini kita belajar untuk tidak seperti Yoas, memulai dengan awal yang baik, tetapi mengakhiri dengan sesuatu yang buruk. Melainkan tetap konsisten untuk melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan sampai akhir hidup kita. Kiranya Tuhan menolong dan menguatkan kita untuk tetap setia berlaku baik dan benar di dalam mengikuti dan melayani Tuhan sampai akhir hidup kita. Amin.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang dilakukan Yoas dapat dinilai berhasil? Bagaimana akhir kehidupannya? (2) Hal rohani apa yang dapat kita pelajari dan terapkan?

“Yoas melakukan apa yang benar di mata TUHAN seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia.

Namun demikian, bukit-bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan...” (2 Raja-Raja 12:2-3)

Berdoalah: Tuhan, mampukanlah setiap kami untuk tetap konsisten di dalam menjalani kehidupan pelayanan kami hanya kepada-Mu, sampai pada akhir hidup kami, Amin.

07Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 11:21-12:21Bacaan setahun: 1 Tawarikh 11-12, 2 Korintus 9

JUNI 2018

Page 11: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

JUMAT

08

emimpin merupakan kunci utama keberhasilan suatu bangsa.

PKetika pemimpin dapat memimpin dengan baik, maka bangsa itu akan menjadi suatu bangsa yang kuat. Ketika pemimpinnya lemah,

maka bangsa tersebut tidak kuat dan tidak dapat maju. Seorang pemimpin memiliki pengaruh sangat besar bagi bangsanya. Demikian pula dalam kerajaan Israel. Ketika seorang Raja melakukan hal yang benar di hadapan Tuhan, maka bangsa itu menjadi bangsa yang kokoh dan semua rakyatnya menyembah Tuhan. Namun, ketika seorang raja melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 2 dan 11), maka seluruh orang Israel berdosa pula di hadapan Tuhan (ay. 2). Sekalipun demikian, Tuhan yang adalah Raja di atas segala raja, Dia tetap mengasihi semua umat pilihan-Nya. Ketika Raja Yoahas memohon belas kasihan Tuhan (ay. 4), Tuhan mendengar dan Tuhan memberikan seorang penolong bagi Israel (ay. 5). Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya seberontak apa pun mereka. Ironisnya, mereka tetap berdosa di hadapan Tuhan (ay. 6) karena raja mereka. Bahkan ketika Yoas (anak Yoahas) menjadi raja, pemimpin itu melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, seperti yang dilakukan ayahnya. Meskipun kita seringkali berdosa, Tuhan tidak membiarkan kita. Tuhan tetap peduli dan memperhatikan kita, jika kita sungguh-sungguh datang meminta ampun dan berdoa kepada-Nya. Tuhan tahu apa yang menjadi kebutuhan kita, dan Ia akan tetap menolong kita. Bukan karena kita, tetapi karena perjanjian-Nya, bahwa kita adalah umat pilihan-Nya. Namun, jika kita adalah seorang pemimpin, apakah kita ingin berbuat jahat di hadapan Tuhan? Bahkan membawa banyak orang (keluarga/orang yang kita pimpin) untuk berdosa di hadapan Tuhan? Kiranya sebagai anak Tuhan kita dapat membawa setiap mereka untuk menyembah Tuhan, bukan berdosa di hadapan Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah kita selalu mengingat Tuhan dalam setiap hal yang kita alami? (2) Apakah kita sudah menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling, ataukah justru kita membawa mereka berbuat dosa?

“Tetapi kemudian Yoahas memohon belas kasihan Tuhan, dan Tuhan mendengarkan dia, sebab Ia melihat,

bagaimana beratnya orang Israel ditindas oleh raja Aram.” (2 Raja-Raja 13:4)

Berdoalah bagi setiap jemaat, agar Tuhan menolong mereka untuk selalu mengingat Tuhan. Supaya dengan kehidupan yang setia dan benar, banyak orang bisa datang menyembah Tuhan.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 13:1-13Bacaan setahun: 1 Tawarikh 13-14, 2 Korintus 10

JUNI 2018

DIINGAT TUHAN

Page 12: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

09SABTU

ANAK PANAH KEMENANGAN TUHANeberapa tayangan TV untuk anak-anak mengisahkan tokoh-tokoh

Bheroik sebagai pembela kebenaran dan keadilan, misalnya: Power Ranger, Kamen Rider, dsb. Tayangan-tayangan itu mengajarkan

setidaknya sebuah nilai yang penting, yaitu “kejahatan pasti akan kalah.” Memang dalam perspektif berpikir orang pada umumnya adalah demikian, yang jahat sudah seharusnya kalah dan merasakan akibatnya. Sebaliknya kita melihat hal yang berbeda dari kisah hidup Raja Israel, Yoas. Alkitab mencatat dengan jelas bahwa ia adalah raja yang jahat di mata Tuhan. Dalam 16 tahun pemerintahannya, ia justru terus membakar murka sakit hati Allah. Ketika Yoas menghadapi kondisi terjepit, Israel terus ditindas oleh Aram dan sebentar lagi menghancurkan takhta Yoas. Dalam keadaan demikian, Yoas memohon kepada sang Abdi Allah, Elisa, untuk meminta pertolongan Tuhan. Di mata Tuhan, Yoas adalah raja yang jahat, pantas dihukum dan binasa. Tapi menariknya, Allah menyatakan respons berbeda. Ia memberikan simbol anak panah sebagai tanda kemenangan Israel terhadap Aram. Elisa memberikan tanda itu dengan berkata “Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN.” Anak panah ini bukan hanya sekadar simbol, tapi menjadi jaminan kemenangan bagi Yoas. Bukan karena Yoas baik, tapi karena kemurahan Tuhan (ay. 23). Hal yang perlu disorot adalah kebaikan Tuhan di tengah-tengah kejahatan raja Yoas. Anak panah kemenangan menyatakan dengan jelas bahwa hanya anugerah Tuhan saja yang masih dapat memberi kebaikan bagi orang jahat. Kehidupan sebagai orang Kristen begitu mudah tertarik kepada apa yang jahat, yang dosa. Setiap dosa adalah jahat di mata Tuhan. Adalah pantas bagi setiap kita, untuk mendapatkan apa yang buruk daripada apa yang baik. Namun, “anak panah kemenangan” mengingatkan kemurahan Tuhan yang besar. Kalau hidup kita masih banyak menerima kebaikan, itu semata-mata karena Tuhan. Kemenangan demi kemenangan dalam hidup seharusnya membuat kita sadar untuk hidup semakin mengasihi Tuhan, hidup benar bagi Dia.

STUDI PRIBADI: (1) Sudahkah kita menyadari bahwa semua kemenangan adalah dari Tuhan? (2) Apakah kita sudah menyadari anugerah kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita?

“’Bukalah jendela yang di sebelah timur!’ Dan ketika dibukanya, berkatalah Elisa: ‘Panahlah!’ Lalu dipanahnya. Kemudian

berkatalah Elisa: ‘Itulah anak panah kemenangan dari pada TUHAN...’” (2 Raja-Raja 13:17)

Berdoalah bagi orang Kristen; kiranya melalui setiap kemenangan yang kita dapatkan, kita dapat hidup semakin mengasihi Tuhan sehingga hidup kita bisa menjadi kesaksian yang hidup bagi sekeliling kita.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 13:14-25Bacaan setahun: 1 Tawarikh 15-16, 2 Korintus 11

JUNI 2018

Page 13: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

MINGGU

10

ulukan apa yang pantas disematkan kepada seorang mempelai yang

Jmengucapkan janji setia sehidup semati kepada pasangannya dalam sebuah pernikahan, namun pada saat bersamaan hatinya berpaut

kepada pria/ wanita lain? Seperti itulah Amazia dan juga ayahnya terhadap Tuhan. Walaupun dicatat melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, sayangnya tidak dengan sepenuh hati. Dalam zaman pemerintahannya, masih ada bukit-bukit pengorbanan dibiarkan. Amazia menjadi tinggi hati karena berhasil mengalahkan Edom sehingga dengan congkak menantang Yoas bin Yoahas, raja Israel untuk bertarung, yang akhirnya mengakibatkan kejatuhannya sampai pada akhir hidup yang tragis. Berbeda dengan Amazia dan ayahnya, Yoas bin Yoahas dan anaknya, Yerobeam melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Melihat perbuatan keempat raja tersebut, sesungguhnya lebih banyak tindakan jahat yang diperlihatkan daripada penghormatan akan Tuhan. Mereka membawa rakyat, kerajaan Israel maupun Yehuda, untuk berbuat dosa, berselingkuh dengan ilah lain dan menyakiti hati Tuhan. Dalam situasi yang demikian, Tuhan tidak meninggalkan umat-Nya. Tuhan datang dan menolong mereka melalui perantaraan Yerobeam bin Yoas (ay. 27), seorang yang tidak takut akan Tuhan. Inilah kesetiaan Tuhan, menyayangi umat-Nya meskipun telah dikhianati, menolong umat-Nya meskipun ditelikung, dengan kasih-Nya yang tanpa syarat, dengan tetap mengingat perjanjian yang dibuat-Nya terhadap Abraham, Ishak, dan Yakub (2 Raja.13:23). Seperti seorang anak kecil berjanji tidak mengulangi kesalahannya, seberapa banyak ia berjanji, sebanyak itu pula ia melanggarnya, namun sebanyak itu dan lebih lagi ia menerima kasih dari orang tuanya. Bukankah demikian dengan orang percaya dalam perjalanannya mengikut Tuhan? Berulang kali menyakiti hati Tuhan dan berjanji untuk tidak melakukannya tetapi jatuh kembali, namun Tuhan tetap mengasihi dan menolong karena kesetiaan-Nya dan janji-Nya. Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, Ia setia pada perjanjian-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Sepanjang perjalanan rohani, seberapa sering kita jatuh namun Tuhan tetap hadir & menolong ? (2) Bagaimana kasih & kesetiaan Tuhan mengubah hidup kita?

“Sebab TUHAN telah melihat betapa pahitnya kesengsaraan orang Israel itu... dan tidak ada penolong bagi orang Israel. Tetapi TUHAN

tidak mengatakan bahwa Ia akan menghapuskan nama Israel dari kolong langit; jadi Ia menolong mereka...” (2 Raja-Raja 14:26-27)

Berdoalah untuk setiap jemaat Tuhan agar mereka menyadari kasih setia Tuhan dan kebaikan-Nya dalam hidup mereka sehari-hari, sehingga setiap jemaat akan mengasihi Tuhan dan setia kepada-Nya.

BERTOBAT SETENGAH HATI & KESETIAAN TUHAN

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 14:1-29Bacaan setahun: 1 Tawarikh 17-18, 2 Korintus 12

JUNI 2018

Page 14: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SENIN

11

alam fasal ini raja-raja yang memerintah Yehuda dicatatkan sebagai

Dorang yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan, sedangkan raja-raja Israel melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.

Secara khusus untuk raja-raja Israel, satu nama yang selalu dicatatkan namanya dan menjadi rujukan adalah bahwa mereka tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang mengakibatkan orang-orang Israel berdosa pula (ay. 9, 18, 24, dll). Yerobeam adalah seorang Efraim yang menjadi pegawai Salomo namun kemudian memberontak kepada Salomo dan melarikan diri ke Mesir. Setelah kembali ke Israel, selanjutnya ia menjadi raja dan membawa orang Israel jatuh kepada penyembahan berhala, seumur hidupnya (1 Raja 11:26-14:19). Catatan berulang tentang tindakan kesetiaan maupun ketidaksetiaan mereka menjadi sangat penting. Apa yang dilakukan, baik oleh raja-raja Yehuda maupun Israel, selalu mencontoh dan mengikuti teladan dari orang tua atau nenek moyang mereka. Sebagai pemimpin, mereka tentu menjadi panutan bagi umat dan juga anak-anak mereka sehingga apapun yang dilakukan akan selalu diikuti. Hal ini menjadi sebuah peringatan dan juga teguran bagi setiap orang orang tua atau juga pemimpin agar bersungguh-sungguh memperhatikan dan mendidik generasi selanjutnya. Selama bergenerasi, baik raja Yehuda maupun Israel, selalu melakukan hal yang sama tanpa ada perubahan berarti. Keseriusan untuk menghasilkan generasi yang takut akan Tuhan harus dimulai dari orang tua dan pemimpin yang takut akan Tuhan, yang mengajarkan kebenaran dan meneladankan perbuatan benar yang sesuai dengan Firman Tuhan dan kehendak Allah. Bila Yerobeam bin Nebat selalu dicatatkan sebagai teladan buruk bagi generasi penerusnya, catatan seperti apa yang akan kita tinggalkan bagi anak, cucu, cicit kita, sebagai penerus? Apakah akan tercatat dengan tinta emas sebagai orang tua yang takut akan Tuhan atau catatan kelam karena pemberontakan kepada Tuhan. Semoga!

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN…; Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyangnya. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat,

yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.” (2 Raj. 15:3, 9)

Berdoalah bagi jemaat Tuhan, agar selalu memperhatikan dan mendidik anak-anaknya di dalam rangka tujuan untuk menciptakan generasi yang takut akan Tuhan.

GENERASI PENERUS

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 15:1-26Bacaan setahun: 1 Tawarikh 19-20, 2 Korintus 13

STUDI PRIBADI: (1) Generasi seperti apakah kita sekarang ini? (2) Bagaimana kita dapat menghasilkan generasi penerus yang takut akan Tuhan?

JUNI 2018

Page 15: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SELASA

12

erihal perebutan kekuasaan, seorang filsuf Jerman yang bernama

PNietzsche mengatakan bahwa dalam diri seorang manusia terkandung kehendak untuk berkuasa atau the will to power.

Kehendak untuk berkuasa itu biasanya mencakup ambisi dan usaha untuk mencapai posisi yang tertinggi dalam kehidupan. Sementara di bawah tekanan negeri Asyur, para pemimpin Israel justru tetap saling berebut kuasa. Pekah bin Remalya menjadi raja atas kerajaan Utara setelah mengadakan persekongkolan membunuh raja sebelumnya, yaitu Pekahya anak Menahem (ayat 25). Setelah itu, Pekah bin Remalya menjadi raja dan memerintah selama dua puluh tahun lamanya. Namun, pada masa pemerintahan Pekah bin Remalya, raja Asyur yang bernama Tiglat-Pileser merebut seluruh daerah Naftali ditambah tujuh daerah Israel lainnya. Bangsa Asyur mengangkut orang Israel di daerah itu menjadi tawanan. Adapun, akhirnya Pekah bin Remalya dikalahkan dan dibunuh oleh Hosea bin Ela (ayat 29). Sungguh sangat tragis melihat keadaan umat Tuhan pada waktu itu. Di tengah tekanan dan penderitaan yang mereka alami, para pemimpin justru saling berebut kuasa. Pengejaran akan memuaskan keinginan diri justru lebih besar daripada mencari keinginan Tuhan. Pelajaran penting yang dapat kita lihat dari cerita ini adalah bagaimana kekuatan dosa yang membutakan mata para pemimpin Israel. Mereka tidak kunjung menyadari bahwa Tuhan sudah mengirim bangsa Asyur untuk menjadi alat murka Tuhan bagi mereka. Bukannya berbalik mencari Tuhan, mereka justru mengejar hawa nafsu kepuasan diri. Hal ini sedikit berbeda dengan Yehuda yang masih bisa bertahan (sekalipun pada akhirnya juga harus mengalami pembuangan) karena ada raja-raja yang masih melakukan apa yang benar di mata Tuhan, seperti Yotam (2 Raja-Raja 15:32-38). Kegagalan para pemimpin Israel kiranya menjadi pelajaran bagi kita untuk mengejar keinginan Tuhan, peka terhadap keinginan Tuhan dan menanggalkan ambisi pribadi demi kepuasan diri.

“Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia

menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yesaya 59:2)

Berdoalah bagi pemimpin gereja di tempat Anda bergereja supaya mereka senantiasa mengutamakan kehendak Tuhan daripada memuaskan ambisi pribadinya.

SIBUK BEREBUT KUASA

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 15:27-38Bacaan setahun: 1 Tawarikh 21-22, Galatia 1

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Adakah Anda akan menghalalkan segala cara? (2) Apa yang bisa Anda lakukan agar para pemimpin gereja tidak jatuh ke dalam dosa memuaskan ambisi pribadi?

Page 16: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

RABU

MENCARI PERTOLONGAN TUHAN

13

emua orang mencari kebahagiaan. Namun, dalam realitasnya hari-

Shari yang dijalani adalah hari-hari yang sangat berat. Kebahagiaan justru jauh daripada kenyataan hidup. Wajarlah bila banyak orang

mencari pertolongan untuk melalui hari-hari yang berat demi mendapatkan kebahagiaan. Segala cara diupayakan untuk mendapatkan pertolongan. Mencari pertolongan Tuhan akhirnya hanya menjadi salah satu alternatif atas pencarian kebahagiaan. Hal itu juga yang dilakukan oleh Ahas, raja Yehuda. Di dalam himpitan persoalan, dia justru mencari pertolongan lain daripada memilih datang kepada Tuhan sebagai satu-satunya sumber pertolongan. Ahas adalah raja Yehuda yang tingkah lakunya sangat menjijikkan Tuhan (bdk. Yeremia 7:31). Tindakan yang dilakukan Ahas adalah menyembah berhala bahkan membakar anaknya sendiri untuk persembahan bagi para berhala. Adapun perbuatannya itu membuat Tuhan murka dan menggerakkan raja Aram dan raja Israel untuk memukul Yehuda (bdk. ayat 5). Sekalipun telah nyata bukti penyertaan Tuhan bahwa Yehuda tidak dapat ditaklukkan, raja Ahas tetap saja mencari pertolongan lainnya. Ahas justru membayar orang-orang Asyur dengan perak dan emas yang diambil dari rumah Tuhan. Bahkan, Ahas membuat mezbah baru dan mengganti mezbah yang ada di dalam bait Allah (ayat 14). Ia juga menyingkirkan dari rumah Tuhan, serambi tertutup untuk hari sabat yang telah didirikan pada rumah Tuhan (ayat 18). Pelajaran penting yang kita dapat dari cerita ini adalah janji kesetiaan Tuhan yang tidak berubah atas umat-Nya. Yehuda tidak dapat dikalahkan oleh karena janji Tuhan atas umat-Nya. Tuhan justru dalam kebaikan-Nya, mengirim para utusan-Nya untuk meyakinkan umat-Nya, namun mereka justru lebih memilih untuk mencari pertolongan yang lain. Sesungguhnya, hidup kita kadang jauh dari kebahagiaan bukan karena Tuhan tidak beserta dengan kita, tetapi karena kita jauh dari Tuhan dan bahkan lebih memilih mencari kebahagiaan di luar Tuhan.

Berdoalah: Ingatkan kami senantiasa akan kasih setia-Mu, Tuhan, sehingga kami senantiasa berharap hanya kepada pertolongan-Mu karena Englaulah Allah Pencipta kami.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 16:1-20Bacaan setahun: 1 Tawarikh 23-24, Galatia 2

“Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia. Dengan Allah akan kita lakukan

perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.” (Mazmur 108:13-14)

STUDI PRIBADI: Ketika dihimpit banyak persoalan, kepada siapa kita mencari pertolongan?

JUNI 2018

Page 17: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

KAMIS

14 “Jadi TUHAN menolak segenap keturunan Israel; Ia menindas mereka dan menyerahkan mereka

ke dalam tangan perampok-perampok, sampai habis mereka dibuang-Nya dari hadapan-Nya.” (2 Raja-Raja 17:20)

capkali sebagai orang tua atau pengajar, kita sering memberikan

Apengajaran dan nasihat kepada anak-anak kita demi kebaikan mereka. Tidak jarang pula, kita memberikan larangan, peringatan,

teguran, dan bahkan hukuman semata-mata agar mereka tidak mengalami kecelakaan atau kesalahan yang pernah kita alami. Firman Tuhan yang kita baca menunjukkan bahwa pada pemerintahan raja Israel Utara yaitu Hosea, kerajaan tersebut dihancurkan dan diluluh-lantakkan oleh raja Asyur. Sebagian besar penduduk Israel Utara dibawa ke Asyur sebagai tawanan perang. Pemerintahan Israel Utara kini tidak menjadi milik mereka, tetapi menjadi milik raja Asyur. Namun yang menjadi kepentingan dari penulis kitab ini bukanlah pada kisah ini semata, tetapi kepada pesan yang lebih penting mengapa kisah ini terjadi. Narator memberitahukan kepada kita melalui ayat ke-2 dan ke-7, Hosea sebagai raja melakukan apa yang jahat kepada Tuhan, serta orang Israel berdosa kepada Tuhan dengan menyembah allah lain. Lebih jauh lagi, ayat 16-20 menceritakan murka Tuhan atas mereka karena mereka meninggalkan segala perintah Allah. Ayat 34-40 menceritakan bagaimana Tuhan menghukum orang-orang yang mendiami Samaria karena mereka tidak mau mendengarkan apa yang disabdakan Tuhan. Kecelakaan demi kecelakaan terjadi karena ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. Kisah ini memberikan satu pelajaran penting bagi setiap kita. Di dalam kehidupan ada Tuhan yang melihat, mengatur, dan berkuasa atas semuanya. Tuhan meminta kita untuk taat kepada-Nya dengan sepenuh dan segenap hati. Ia meminta ketaatan kita bukan untuk menekan setiap kita, namun mendatangkan kehidupan. Justru ketika kita mencoba untuk bermain-main dengan dosa atau tidak taat kepada-Nya atau taat kepada-Nya dengan setengah hati maka kecelakaan dapat menimpa kita. Mari kita belajar untuk senantiasa taat dan cinta kepada Tuhan dalam setiap aspek kehidupan!

STUDI PRIBADI: Pelajari kesimpulan yang disampaikan oleh narator khususnya pada ayat ke-37-41 dan aplikasinya dalam kehidupan kita.

Mari berdoa agar jemaat Tuhan diberikan kekuatan untuk dengar-dengaran dan taat kepada kehendak Tuhan. Kepekaan hati untuk melakukan perintah Tuhan dalam kehidupannya.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 17:1-41Bacaan setahun: 1 Tawarikh 25-26, Galatia 3

JUNI 2018

KETIDAKTAATAN YANG BERAKIBAT CELAKA

Page 18: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

JUMAT

15

KETAATAN YANG BERAKIBAT BERKAT

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN,tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.”

(2 Raja-Raja 18:3)

ecara natur, manusia telah jatuh ke dalam dosa. Maka tidak heran

Sjika manusia lebih mencintai dirinya sendiri ketimbang Allah. Tidak heran pula jika manusia lebih mencintai kejahatan, kesenangan

duniawi, dan kekayaan dunia. Tanpa sadar, apa yang dia cintai itu akan mendatangkan kecelakaan. Namun seorang yang telah ditebus dosanya menyadari hal ini dan menghindari hal ini. Ia lebih memilih taat kepada Allah ketimbang mencintai dunia ini. Dan ketika ia melakukannya, kehidupannya akan dipenuhi berkat-berkat rohani. Hizkia adalah seorang raja Israel yang merupakan anak dari raja Ahas- seorang yang memberontak kepada Tuhan (16:3)-tapi dia tidak melakukan kesalahan yang sama seperti ayahnya, hidup dalam ketidaktaatan kepada Allah. Ia hidup melakukan apa yang benar di mata Tuhan, belajar untuk taat kepada Tuhan. Ini dibuktikan dengan kiprahnya menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan meremukkan tugu-tugu berhala serta menghancurkan ular tembaga Musa. Tidak gampang melakukan semuanya ini karena pasti ada perlawanan dari dalam kerajaan sendiri, apalagi menghancurkan ular tembaga sejak zaman Musa. Tetapi dengan penuh keberanian, Hizkia taat kepada Allah dan mau melakukan semuanya itu walaupun sulit. Cerita ini tidak berhenti sampai di sini, selanjutnya menceritakan bagaimana raja Asyur melalui utusannya (13-37), juru minuman raja Asyur, mencemooh Hizkia dan mengancam menghancurkan seluruh kerajaannya kecuali dia dan seluruh bangsa Israel menyembah kepada raja Asyur. Hizkia tetap pada pendiriannya. Walau penuh dalam pergumulan, ia taat dengan tidak menyembah kepada Asyur maupun meminta tolong kepada bangsa kafir. Ia belajar taat kepada Allah dan mendapatkan berkat yang luar biasa. Cerita ini memberikan satu kekuatan bagi setiap kita. Seorang yang taat kepada Tuhan mungkin akan mendapatkan banyak kesulitan, tetapi di dalam kesulitan tersebut, ia akan menerima berkat-berkat rohani dari Allah yang ajaib itu. Maukah kita taat dan mengalami berkat-Nya?

STUDI PRIBADI: Melihat ketaatan Hizkia dan bagaimana Hizkia menjalani kehidupannya dengan ketaatan tersebut walau sulit, dapat kita teladani.

Berdoalah agar di tengah-tengah kondisi yang mungkin sulit dan tidak ideal, orang-orang Kristen diberikan kekuatan untuk tetap taat sampai akhir, setia hanya kepada Kristus.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 18:1-37Bacaan setahun: 1 Tawarikh 27-29, Galatia 4

JUNI 2018

Page 19: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SABTU

16

TUHAN SUNGGUH MENDENGAR DOA

“Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:

Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar...” (2 Raja-Raja 19:20)

agian ini menceritakan, bagaimana pertolongan TUHAN nyata yang

Bmeluputkan Yerusalem dari kepungan Sanherib. Apa rahasianya? Jawabnya: dengan doa. Dengan doa yang sungguh-sungguh, maka

Yerusalem terluput dari kepungan Sanherib. Dalam 2 Raja-Raja 18:13-37, banyak daerah di wilayah Yehuda telah direbut Sanherib, raja Asyur. Hizkia sebagai raja Yehuda, sudah menyerah kalah dengan Asyur. Sanherib, raja Asyur, membebankan 300 talenta perak dan 30 talenta emas kepada Hizkia. Hizkia menyerahkan semua perak dan emas itu dari rumah TUHAN dan perbendaharaan istana raja. Secara diam-diam, ternyata Hizkia meminta bantuan Mesir berperang melawan Asyur. Ini diketahui Sanherib, raja Asyur. Kemudian Sanherib mengutus panglima perangnya, kepala istananya, dan juru minumnya dengan pasukan yang besar untuk mengepung kota Yerusalem. Apakah yang terjadi kemudian? Juru minum raja Asyur yang menjadi juru bicara mulai mengolok-olok Hizkia dan seluruh Israel. Dengan perkataan-perkataan yang tajam mereka menghina seluruh Israel dan TUHAN Allah Israel (bdk. 2 Raja. 18:30-35). Di sini, juru minum raja Asyur membanggakan kekuatan yang mereka miliki dan merendahkan TUHAN Allah Israel. Elyakim bin Hilkia yang mewakili raja Hizkia bertemu utusan raja Asyur, kembali kepada raja Hizkia dan melaporkan apa yang didengar. Mendengar hal itu, Hizkia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain kabung dan masuk ke dalam rumah TUHAN. Bersama dengan seluruh seluruh panitera Istana dan tua-tua Israel serta para imam, mereka berdoa sungguh-sungguh di hadapan TUHAN Allah Israel (2 Raja. 19:15-19). TUHAN Allah Israel mendengar dan menjawab doa dari Hizkia melalui Yesaya bin Amos. Melalui kisah ini kita menemukan, bagaimana TUHAN mendengar dan menjawab dengan sungguh-sungguh pergumulan Hizkia dan orang Israel pada zaman itu. Adakah hari ini kita mengalami hal yang sama, saat kita berdoa sungguh-sungguh, TUHAN mendengar dan melepaskan kita dari pergumulan dan bahaya yang kita hadapi.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa Hizkia berdoa kepada TUHAN menyerahkan semua pergumu-lannya? Apa yang TUHAN lakukan? (2) Bagaimanakah tindakan Allah terhadap Sanherib?

Berdoalah untuk setiap kehidupan doa setiap jemaat Tuhan, agar mereka senantiasa berdoa dan mengandalkan Tuhan di dalam hidupnya, sehingga kita berjalan dengan-Nya dalam hidup ini.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 19:1-37Bacaan setahun: 2 Tawarikh 1-3, Galatia 5

JUNI 2018

Page 20: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

MINGGU

17 “...lalu diperlihatkannyalah kepada mereka segenap gedung harta bendanya, emas dan perak, rempah-rempah dan minyak

yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang terdapat dalam perbendaharaannya...” (2 Raja-Raja 20:13)

KESOMBONGAN: AWAL KEJATUHAN PEMIMPIN

Berdoa bagi setiap umat TUHAN agar hidup rendah hati, mensyukuri berkat Tuhan serta menggunakan semua yang dimilikinya untuk melayani dan memuliakan TUHAN, Amin.

“Kesombongan menandai kejatuhan seorang pemimpin.” Penilaian ini terkesan subyektif, namun jika ditelaah sungguh-sungguh, seharusnya ini tidak boleh ada di dalam diri seorang pemimpin. Namun inilah yang tercatat di dalam Alkitab tentang Hizkia, raja Yehuda pada waktu itu. Paska gagalnya serangan Sanherib ke Yerusalem, Hizkia jatuh sakit. Alkitab menuliskan kondisi Hizkia yang hampir mati (bdk. ayat 1). Hizkia memohon pertolongan TUHAN dan sungguh-sungguh berdoa di hadapan TUHAN. Dan melalui nabi Yesaya, TUHAN menjawab doa Hizkia, TUHAN memperpanjang usia Hizkia hingga 15 tahun lagi. Terkait dengan hal ini, seorang penafsir Alkitab menyatakan: “bahwa hanya anugerah TUHANlah, hingga Hizkia beroleh tambahan umur, dari kondisi sekarat yang dialaminya.” Setelah sembuh dari sakitnya, Hizkia menerima utusan Merodakh-Baladan bin Baladan, raja Babel. Bukannya menceritakan pertolongan TUHAN yang menyembuhkan dan memperpanjang usianya, Hizkia malah memperlihatkan harta kekayaan yang dimilikinya (bdk. ayat 13). Inilah yang menjadi kejatuhan Hizkia, raja Yehuda saat itu. Hizkia membanggakan harta kekayaannya dan kekuasaannya. Bukannya dipuji oleh nabi Yesaya, malahan melalui Firman TUHAN kepada nabi Yesaya, ia menyampaikan nubuatan kejatuhan Yehuda di kemudian hari. Sekali lagi, bukannya Hizkia menyesal, tetapi sebaliknya ia berpikir, “...Asal ada damai dan keamanan seumur hidupku”–ini menunjukkan bahwa Hizkia tidak menerima dan menghormati Firman TUHAN yang disampaikan oleh nabi Yesaya. Belajar dari kisah Hizkia ini, seharusnya kita para pemimpin yang melayani belajar untuk rendah hati. Segala yang kita miliki adalah anugerah TUHAN, tidak perlu kita banggakan (= sombongkan) kepada sesama. Mengapa demikian? Karena kesombongan adalah awal dari kejatuhan kita. Justru sebaliknya kita harus mensyukurinya dan menggunakan semua yang kita miliki untuk melayani dan memuliakan TUHAN, Amin.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 20:1-21Bacaan setahun: 2 Tawarikh 4-6, Galatia 6

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Apakah bentuk kesombongan dari Hizkia sebagai raja Yehuda pada waktu itu? (2) Bagaimana TUHAN berbicara kepada Hizkia melalui nabi Yesaya? Apakah respons daripada Hizkia?

Page 21: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SENIN

18

MANASYE DAN AMON, RAJA YEHUDAalam kehidupan yang kita alami selama ini, tentu ada masa dimana

Dkita mengalami kedekatan dengan Allah, tetapi juga ada masa dimana kita mengalami kehidupan yang jauh dari Allah. Apabila kita

dekat dengan Tuhan, Tuhan akan menyatakan berkat dan penggenapan dari janji-janji-Nya. Namun apabila kita menyakiti hati Allah, maka Tuhan Allah akan menghukum kehidupan kita. Manasye menjadi raja, lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sesuai perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau oleh Tuhan dari depan orang Israel. Perbuatan ini merupakan hal yang sangat serius di mata Tuhan. Manasye menyesatkan bangsa Israel, bahkan kehidupan Israel lebih jahat dibanding dengan bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari hadapan mereka (ay. 9). Oleh sebab itu, Allah akan membuangkan sisa milik pusaka-Ku dan menyerahkan mereka ke dalam tangan musuh mereka, karena bangsa umat pilihan telah melakukan apa yang jahat di mata-Ku dan menimbulkan sakit hati-Ku. Keadilan dan kebenaran Tuhan Allah selalu menjadi dasar pertimbangan keputusan Tuhan Allah bagi kehidupan umat-Nya. Amon berumur dua puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja. Dan hanya dua tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Hal yang sama juga dilakukan Amon sebagai raja, ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, seperti Manasye, ayahnya. Raja Amon meninggalkan Tuhan Allah, tidak hidup seturut kehendak Tuhan. Para pegawainya telah bersepakat untuk melawan dan membunuh raja di istananya. Namun, para rakyat negeri itu membunuh semua orang yang mengadakan persepakatan melawan raja, dan rakyat negeri itu mengangkat Yosia, anaknya, menjadi raja untuk menggantikan dia. Di sini sebenarnya telah terjadi pembaharuan, yaitu ketika seluruh “akar rumput” telah dibersihkan pada zaman Raja Amon. Pada zaman yang penuh dengan persaingan dan tantangan zaman yang serba cepat berubah, kiranya kita tetap setia mengikut dan mengiringi Tuhan Yesus Kristus, Amin.

“Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.”

(2 Raja-Raja 21:2)

Berdoalah: Tuhan, berikanlah kepada kami, hati yang selalu mau setia dan taat hanya kepada-Mu. Kiranya Roh Kudus Tuhan memimpin dan menyertai iman dan ketaatan kami kepada-Mu, Amin.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 21:1-26Bacaan setahun: 2 Tawarikh 7-9, Efesus 1

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Hal apa yang dilakukan Manasye dan Amon yang menjadi kekejian bagi TUHAN? (2) Bagaimana sikap dalam mengikut TUHAN? Berikan contoh-contoh praktisnya!

Page 22: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SELASA

osia menjadi raja dan memerintah di Yerusalem selama tiga puluh

Ysatu tahun lamanya. Meskipun Yosia adalah anak dari Raja Amon yang melakukan segala sesuatu yang jahat di mata TUHAN, Yosia

tidak melakukan hal yang sama seperti dilakukan Raja Amon. Raja Yosia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya. Ditemukannya kitab Taurat telah mendorong diadakannya pembaharuan (perubahan), meskipun perubahan itu tidak sampai kepada akar persoalan kehidupan bangsa Israel. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Raja Yosia saat memimpin di Yerusalem. Pertama, dirinya memperbaiki segala kerusakan rumah Allah. Memperhatikan keberadaan rumah Tuhan merupakan langkah awal yang baik dari perubahan dalam kehidupan bangsa Israel, karena rumah Allah merupakan lambang kehadiran Allah di tengah-tengah kehidupan umat pilihan Allah. Kedua, Raja Yosia menyadari akan kehangatan murka Allah yang menyala-nyala atas bangsa Israel, maka ia meminta petunjuk untuk mengerti akan perkataan-perkataan Firman Tuhan. Kesadaran akan penghukuman Allah yang akan menimpa bangsa Israel dapat menjadi pemicu sementara bagi terjadinya sebuah perubahan. Ketiga, Raja Yosia menyesal sehingga mengoyakkan pakaiannya serta merendahkan diri di hadapan Allah pada waktu mendengarkan Firman-Nya, maka Tuhan Allah akan meluputkan dirinya dari melihat segala malapetaka yang akan didatangkan Allah atas kehidupan bangsa Israel. Sebagai orang Kristen, kita juga tidak terlepas dari dosa dan hukuman Allah. Namun apabila kita ingin berubah, kita perlu menyadari bahwa Allah adalah Allah yang mengasihi kita, maka Ia berhak menghajar anak-anak yang dikasihi-Nya (Ibr. 12:5, 6). Oleh sebab itu, kita perlu terus mengasah kepekaan terhadap pribadi Allah sehingga kita dapat dengan cepat berbalik kembali kepada Allah ketika Firman-Nya mulai menegor kehidupan kita. Kehidupan inilah yang diperkenan oleh Allah.

“Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, Bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri.”

(2 Raja-Raja 22:2)

Berdoalah: TUHAN, teguhkanlah hati kami, untuk tetap setia dan berpegang kepada perintah-Mu, ketika kami diperhadapkan dengan berbagai kesulitan dan pergumulan hidup yang dapat membawa kami jauh dari pada-Mu.

19

YOSIA, RAJA YEHUDA

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 22:1-20Bacaan setahun: 2 Tawarikh 10-12, Efesus 2

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: (1) Bagaimanakah raja Yosia melakukan perubahan di Israel pada zaman itu? (2) Belajar dari hidup raja Yosia, hal apakah yang dapat kita lakukan pada masa kini untuk menunjukkan kesetiaan kita kepada TUHAN?

Page 23: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

RABU

20“Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada

TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa;

dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia.” (2 Raja-Raja 23:25)

Berdoalah agar setiap anak Tuhan terus dimampukan Tuhan untuk dapat mempertahankan perubahan-perubahan baik yang sedang maupun akan diupayakan.

mumnya sebuah kebiasaan yang begitu lama dijalani seseorang

Uakan menjadi sebuah hal yang sulit dirubah. Namun jika kita jujur melihat realita kehidupan sekitar, yang kita temukan sungguh ironis.

Mengapa demikian? Nyatanya, kebiasaan yang buruk sulit untuk diubah menjadi kebiasaan yang baik. Sedangkan kebiasaan yang baik cenderung lebih mudah untuk diubah menjadi kebiasaan yang buruk. Yosia telah dinubuatkan sejak zaman Yerobeam dan tercatat dalam 1Raj. 13:1-2. Akan tetapi, penggenapan nubuat ini baru terjadi 300 tahun kemudian dan tercatat dalam bagian yang telah kita baca hari ini. Setelah sekian waktu lamanya barulah muncul Yosia yang melakukan perubahan secara radikal. Perubahan yang dilakukan yaitu mengeluarkan perkakas yang dibuat untuk Baal (ay. 4), memberhentikan imam dewa asing (ay. 5), mengeluarkan tiang berhala (ay. 6), merobohkan pelacuran bakti (ay. 7), menghancurkan bukit-bukit pengorbanan (ay. 9-20). Serangkaian catatan perubahan yang dilakukan Yosia ini tidak terus berkelanjutan. Sebaliknya, rangkaian perubahan radikal ini diikuti dengan catatan yang mengatakan bahwa perubahan ini hanya terjadi di zaman Yosia; sebelum dan sesudah pemerintahan Yosia, tidak ada yang melakukan hal serupa. Alkitab menulis: “Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia” (ay. 25). Kisah Yosia ini sekali lagi menunjukkan kepada kita bahwa untuk mengubah hal yang buruk tapi telah sekian lama dipegang dan diterapkan dalam keseharian, bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, marilah kita menilik kehidupan kita pada saat ini, adakah kebiasaan-kebiasaan buruk yang Tuhan singkapan untuk kita rubah? Jika ada, berubahlah. Pasti Tuhan akan memampukan kita melakukannya, Amin.

AKANKAH PEMBAHARUAN BERTAHAN?

STUDI PRIBADI: (1) Berapa tahun lamanya penggenapan nubuatan dari 1Raj. 13:1-2 ini digenapi? (2) Perubahan apakah yang dilakukan Yosia?

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 23:1-30Bacaan setahun: 2 Tawarikh 13-14, Efesus 3

JUNI 2018

Page 24: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

KAMIS

21

IMAN TIDAKLAH OTOMATISngkapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya ataupun like father like

Uson mungkin bukanlah ungkapan yang asing bagi kita. Bahkan mungkin ungkapan ini secara tidak sadar telah melekat dalam

kehidupan kita. Sehingga, ketika dalam keseharian kita menjumpai seorang anak yang perkataan maupun tingkah lakunya sangat berbeda dengan orang tuanya, secara otomatis muncul tanda tanya besar dalam diri kita dan kita bertanya, “kok bisa ya anaknya seperti itu? Harusnya kan nggak seperti itu.” Bacaan kemarin menunjukkan bagaimana Tuhan mengutus Yosia yang sungguh takut akan Allah dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Hanya saja ternyata apa yang dilakukan oleh Yosia ini tidak secara otomatis menurun kepada anaknya, Yoahas. Ini tercatat dalam ayat 31-32, bahwa Yoahas justru melakukan seperti yang dilakukan nenek moyangnya, bukan seperti yang dilakuan ayahnya. Ketika membaca bagian ini pun mungkin muncul pertanyaan yang sama, kok bisa? Bukankah jika Yosia sungguh hidup takut akan Allah, maka ia pun juga mengajarkan anaknya untuk hidup takut akan Allah dan akhirnya anaknya pun hidup sebagaimana ayahnya hidup? Idealnya memang demikian, akan tetapi bukankah kita pun sering menjumpai anak-anak yang tidak seperti orang tuanya? Apakah salah orang tua yang tidak mendidik anaknya? Apakah anaknya yang tidak mau dididik? Atau karena apa? Satu hal yang perlu kita sadari adalah bahwa iman yang dimiliki orang tua tidak dapat menurun secara otomatis kepada anaknya. Iman itu perlu diperkenalkan, perlu dibangun melalui pembahasan di mana saja dan kapan saja, seperti tertulis dalam Ul. 6:7. Perlu tindakan aktif dari orang tua mendidik anak mereka dalam takut akan Tuhan, serta doa terus-menerus supaya anak kita sungguh mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan. Tujuannya adalah supaya pada akhirnya: iman mereka bukanlah iman warisan, tetapi iman yang sungguh dialami secara pribadi dalam diri anak-anak tersebut.

STUDI PRIBADI: (1) Apakah Yoahas melakukan seperti yang dilakukan Yosia ayahnya? (2) Apakah yang dilakukan Yoahas pada masa pemerintahannya?

“Ia (Yoahas) melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya.”

(2 Raja-Raja 23:32)

Berdoalah agar setiap anak Tuhan dimampukan untuk mendidik anak-anak dalam takut akan Tuhan serta tanpa lelah mendoakan mereka untuk boleh mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 23:31-35Bacaan setahun: 2 Tawarikh 15-16, Efesus 4

JUNI 2018

Page 25: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

JUMAT

22 “TUHAN menyuruh... mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN

yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi.” (2 Raja-Raja 24:2)

HUKUMAN ALLAH ATAS YEHUDA

STUDI PRIBADI: (1) Apakah yang menyebabkan kita bisa jatuh ke dalam dosa yang sama? (2) Bagaimanakah caranya agar kita dapat lepas dari jerat dosa?

Berdoalah agar setiap jemaat TUHAN kuat dalam iman, tidak terpengaruh dengan godaan dan hawa nafsu duniawi yang dapat menyebabkan mereka jatuh ke dalam dosa.

enerima hukuman bukanlah hal yang menyenangkan. Hukuman

Mseringkali dibutuhkan untuk mendidik seseorang agar menyadari kesalahan dan kembali bertobat. Allah menghukum Yehuda atas

kesalahan yang berungkali dilakukannya. Hukuman ini diberikan pada saat Yoyakim dipilih menjadi raja Israel. Yoyakim melakukan hal yang tidak menyukakan hati Tuhan. Rupanya dosa-dosa yang dilakukan ini meniru sejak Manasye menjadi raja. Di zaman Manasye umat Yehuda mendirikan mezbah-mezbah penyembahan untuk menyembah allah-allah lain bahkan memberikan korban manusia kepada dewa-dewa tersebut. Padahal oleh Raja Yosia, ayah Yoyakim, semua mezbah-mezbah persembahan sudah dihancurkan. Ternyata hal ini tidak menghentikan tindakan Yoyakim untuk kembali mengulang dosa yang sudah dilakukan oleh raja Manasye. Dari bacaan tersebut kita belajar betapa besarnya pengaruh seorang pemimpin. Pengaruh Manasye sangat besar, sehingga demikian melekat dalam kehidupan umat Israel. Pertobatan yang dilakukan oleh Manasye di akhir masa hidupnya memang membuat Tuhan mengampuninya, namun tidak menghilangkan dampak kesalahannya terhadap orang-orang Yehuda (bdk. 2 Taw. 33:10-16). Bahkan, ketika Yosia, cucu Manasye, memimpin umat Israel untuk berbalik kepada Tuhan, hal ini ternyata tidak membuat anak- anak Yosia berhenti melakukan kejahatan yang besar. Yang dapat kita pelajari adalah: Pertama, kekudusan Allah. Allah tidak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan. Allah mengasihi Yehuda namun tidak membebaskan mereka dari hukuman akibat ketidaktaatan mereka. Oleh karena itu, hal ini hendaknya membuat kita menghormati Allah dalam setiap pikiran, perkataan, maupun perbuatan kita. Kedua, pengaruh kita. Apabila kita adalah seorang pemimpin (di rumah, di tempat pekerjaan, di gereja, ataupun tempat lain), tindakan dan perbuatan kita memiliki dampak yang besar terhadap orang lain. Mari kita mengevaluasi diri kita, apakah kita orang yang menghormati Tuhan dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan kita?

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 23:36-24:17Bacaan setahun: 2 Tawarikh 17-18, Efesus 5

JUNI 2018

Page 26: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SABTU

23

etika mengalami kesulitan, reaksi kita biasanya adalah berusaha

K untuk membebaskan diri dari penderitaan tersebut. Namun Tuhan seringkali bekerja melalui kesulitan untuk membentuk setiap orang

yang Dia kasihi, “...janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak” (Ibrani 12:5b-6). Di tengah kesulitan yang dihadapi raja-raja Israel sewaktu berhadapan dengan raja-raja yang Tuhan ijinkan untuk menyerang Israel, raja-raja Yehuda sesudah Yosia berusaha mencari jalan keluar sesuai pikiran mereka sendiri. Tanpa berkonsultasi dengan Tuhan dan hal ini menuntun mereka kepada kesulitan yang lebih besar. Yoyakim memberontak kepada Raja Babel, sehingga Tuhan mengizinkan beberapa gerombolan untuk menyerang Yerusalem. Kemudian Zedekia (Matanya), paman Yoyakhin, menjadi raja Yehuda. Namun Zedekia memberontak kepada raja Babel, Nebukadnezar, sehingga Yerusalem dikepung; sesudah 2 tahun, keluarga raja dibunuh di depan matanya dan dia mengalami penyiksanaan. Namun berbeda dengan yang dialami oleh Yoyakhin, anak Yoyakim, ketika ia dikepung, ia menyerahkan dirinya. Kemudian Yoyakhin bersama dengan keluarga dibawa menjadi tawanan di Babel. Sesudah beberapa tahun lamanya, Allah mengizinkan ia mendapatkan kemurahan Raja Babel, Ewil-Merodakh, yang sedang berkuasa pada saat itu. Ia dibebaskan dan bahkan mendapatkan jabatan yang cukup tinggi, ia makan semeja dengan raja, dan bahkan mendapatkan tunjangan untuk keperluannya sehari-hari. Cara Allah mendidik seringkali berbeda dari apa yang seringkali kita pikirkan. Allah Tuhan kita, Mahakuasa dan Mahatahu, Allah menghendaki penyerahan dan ketaatan kita kepada-Nya. Dalam kondisi nyaman ataupun tidak nyaman, ingatlah bahwa kemurahan Allah memampukan kita menjalani setiap kesulitan yang Tuhan izinkan untuk kita alami. Mari kita belajar untuk tidak mencari jalan keluar sendiri, yang justru melawan kehendak Tuhan.

STUDI PRIBADI: Dari kisah ini, apakah pelajaran rohani yang dapat kita terapkan di dalam kehidupan kita?

“.. Raja Babel menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin... Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberi

kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel.” (2 Raja-Raja 25:27-28)

SETITIK KEMURAHAN DI TENGAH PENDERITAAN

TUHAN, buatlah kami mengingat akan kemurahan dan kasih setia-Mu, agar kami tetap bersandar dan percaya kepada-Mu di dalam segala situasi dan keadaan sulit yang kami hadapi, Amin.

Bacaan hari ini: 2 Raja-Raja 24:18-25:30Bacaan setahun: 2 Tawarikh 19-20, Efesus 6

JUNI 2018

Page 27: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

MINGGU

24

KETURUNAN ABRAHAMitab Tawarikh dalam Ibrani disebut “Dibh’re Hayyamim” yaitu sebuah

Kkitab yang menceritakan hari-hari kehidupan raja Israel atau Yehuda. Meskipun kitab ini terasa sebagai sebuah pengulangan dari

Kitab Samuel atau Raja-Raja, kitab ini memiliki nilai pengajaran atau didaktik tertentu bagi pembacanya. Yang menarik, kitab ini diawali dengan berbagai silsilah atau keturunan. Bagi pembaca masa kini, tentu terasa membosankan. Namun jangan salah sangka, bahwa semuanya itu ditulis dengan maksud dan tujuan tertentu agar kita mengerti bagaimana tokoh sejarah itu muncul, dari manakah mereka berasal dan lebih dari itu, mengingatkan pembaca tentang kesetiaan TUHAN terhadap umat-Nya sekalipun mereka sering tidak berlaku setia kepada-Nya. Pasal 1:1-27 menceritakan garis keturunan Adam sampai Abraham. Dari bagian ini kita diajak penulis mengenal asal-usul Abraham. Pasal 1:28-33, kita diajak untuk mengenal keturunan Abraham, dari Saara, yaitu Ishak; dari Hagar, yaitu Ismael, dan anak-anak Abraham dari Ketura, gundiknya. Dari silsilah ini kita mengenal tentang asal-usul orang Nebayot (keturunan Ismael) atau Midian (anak Ketura). Pasal 1:34-54 menceritakan keturunan Ishak, yaitu Esau dan Israel (Yakub). Dalam pasal ini kita mengenal keturunan Esau, yang disebut Edom; sehingga ketika kita membaca nama Edom, kita dapat mengerti darimana asalnya. Kemudian pada pasal 2:1-55 menceritakan keturunan Yakub, yang disebut Israel. Dari pasal ini kita mengenal suku-suku Israel dan keturunan mereka. Apabila kita mencoba menghitung keturnan Abraham ini, maka jumlahnya sangat banyak. Sekali lagi, catatan silsilah ini untuk mengantarkan kita tentang suku-suku yang akan kita baca sepanjang kitab Tawarikh. Apabila kita menghayatinya, sesungguhnya persoalan utama adalah apakah mereka mengikuti jejak iman Abraham atau tidak; setia kepada TUHAN atau mencari illah lain? Karena itu, kitab Tawarikh ini mengajarkan kepada kita, bagaimana kondisi iman generasi setelah kita? Apakah mereka tetap setia kepada TUHAN?

“Abraham memperanakkan Ishak. Anak-anak Ishak ialah Esau dan Israel.”

(1 Tawarikh 1:34)

Berdoalah bagi generasi sesudah Anda, agar mereka tetap berlaku setia kepada TUHAN, mengingat tantangan hidup masa kini yang tidak mudah bagi keimanan mereka.

STUDI PRIBADI: (1) Apa tujuan dari penulis Kitab Tawarikh mencatatkan beragam silsilah? (2) Pernahkah Anda mencoba mencatat silsilah Anda dan mempelajarinya?

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 1:1-2:55Bacaan setahun: 2 Tawarikh 21-22, Filipi 1

JUNI 2018

Page 28: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SENIN

25

KETURUNAN ISRAL & KASIH KARUNIA TUHAN

“Mereka membinasakan sisa orang Amalek yang telah meluputkan diri. Lalu mereka

diam di sana sampai hari ini.” (1 Tawarikh 4:43)

etika membaca pasal 3:1-24, kita menemukan bahwa inilah garis

K keturunan Daud dari sejumlah anak yang telah dilahirkannya, baik di Hebron maupun di Yerusalem. Jika kita kembali kepada pasal 2, kita

akan menemukan bahwa Daud berasal dari keturunan Yehuda, anak Yakub. Jika kita lebih teliti melihat garis keturunan Daud sebelumnya, maka kita akan menemukan Peres, nenek moyang Daud. Siapakah Peres itu? Peres adalah anak dari Tamar menantu Yehuda, yang melahirkan anak baginya (ps. 2:4). Dengan kata lain, Peres anak Yehuda. Di sini kita melihat, ada berbagai persoalan menghiasi garis keturunan orang yang dipilih TUHAN, entah itu Abraham, Ishak maupun Yakub. Namun kasih karunia TUHAN tidak beranjak dalam hidup keturunan mereka. Misalnya, Daud menjadi raja Israel yang luar biasa, yang diingat sepanjang masa oleh orang Israel. Itulah kasih karunia TUHAN. Demikian pula TUHAN memberkati keturunan Yehuda dari cabang lain (ps. 4:1-23). Bagaimanapun sulitnya hidup mereka, TUHAN tetap memberkati mereka, seperti Yabes, misalnya. TUHAN mendengar doanya, sehingga ia menjadi orang yang terberkati dan berhasil dalam hidupnya. Bukan hanya Yehuda, kasih karunia TUHAN juga diberikan kepada Simeon, anak Yakub. TUHAN memberi mereka tanah dan ladang. Mereka menemukan padang rumput yang gemuk dan baik (ps. 4:40). Demikian pula TUHAN juga membuat mereka mampu membinasakan orang Amalek yang telah melarikan diri; dan diam di pegunungan Seir. Merenungkan perjalanan yang panjang dari garis keturunan Yakub, kita hanya dapat berkata, bahwa semua itu karena kasih karunia TUHAN. Bagaimanapun mereka selalu tidak setia, TUHAN tetap setia memelihara mereka, karena perjanjian-Nya dengan nenek moyak mereka; Abraham, Ishak, dan Yakub. Bagaimana dengan kita? Sebagai umat TUHAN, marilah kita percaya akan kasih setia dan kemurahan TUHAN atas hidup kita. Bersyukurlah kepada TUHAN sebab Ia baik dan bahwasanya kasih setia-Nya kekal selamanya.

STUDI PRIBADI: (1) Sebutkan beberapa orang dari keturuan Yakub yang dipakai TUHAN pada zamannya! (2) Pelajaran rohani apa yang kita peroleh dari silsilah tersebut?

Berdoalah bagi generasi muda masa kini, agar mereka mengenal TUHAN dengan benar dan hidup dalam kebenaran, sehingga tidak terjerat dengan kehidupan dalam dosa.

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 3:1-4:43Bacaan setahun: 2 Tawarikh 23-24, Filipi 2

JUNI 2018

Page 29: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SELASA

26

embacaan Alkitab hari ini menjelaskan silsilah suku-suku yang ada

Pdi seberang sungai Yordan, yaitu suku Ruben, Gad, dan setengah suku Manasye. Ketika membaca 1 Tawarikh 5:26, kita menemukan

bahwa mereka ada di sana karena hukuman Tuhan. Mereka berubah setia terhadap Allah nenek moyang mereka dan berzinah dengan mengikuti segala allah bangsa-bangsa negeri yang telah dimusnahkan dari depan mereka. Karena itulah mereka dibuang Tuhan ke seberang sungai Yordan sampai hari ini. Yang menarik dari bagian ini adalah sebelum pembuangan terjadi, sebenarnya suku-suku ini adalah suku-suku yang setia dan hidup sangat bergantung kepada Allah. Dalam 1Tawarikh 5:20 ditulis, mereka mengalami kemenangan karena mereka berseru kepada Allah dalam pertempuran itu, maka Allah mengabulkan doa mereka, sebab mereka percaya kepada-Nya. Maka dapat kita simpulkan: kemenangan mereka bukan karena kehebatan mereka, tetapi karena pertolongan Tuhan. Tuhanlah yang menjadi sumber dari kemenangan mereka. Namun sangat disayangkan, suku-suku yang telah mengalami kuasa Tuhan ini berubah setia dengan menyembah allah lain. Mereka tidak setia lagi menyembah Allah yang telah menolong mereka berperang. Malahan, mereka berbalik menyembah allah dari bangsa-bangsa lain yang Tuhan hancurkan. Hal ini membuat Tuhan menjadi murka, dan akhirnya Tuhan membuang mereka ke seberang sungai Yordan. Dari sini kita bisa belajar satu hal, bahwa kesetiaan kepada Allah itu bukan sebuah hal yang mudah. Hari ini kita bisa setia, tetapi besok kita bisa berubah tidak setia kepada Allah. Hal ini harus kita waspadai, karena Allah tidak suka dan membenci umat-Nya melakukan penyembahan berhala, padahal mereka telah mengalami segala kebaikan Tuhan dalam hidup mereka. Biarlah kita berdoa, memohon agar Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai akhir hidup kita, menyembah satu-satunya Allah di hidup kita yaitu Kristus Tuhan.

“Maka Allah Israel menggerakkan hati Pul, yakni Tilgat-Pilneser, raja Asyur, lalu raja itu mengangkut mereka

ke dalam pembuangan... demikianlah mereka ada di sana sampai hari ini.” (1 Tawarikh 5:26)

Berdoalah: Tuhan, jadikanlah kami umat-Mu yang setia hanya kepada-Mu, meskipun ada berbagai kesulitan dan tantangan yang akan kami hadapi setiap hari. Kiranya Roh Kudus-Mu memimpin hidup kami, Amin.

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 5:1-6:81Bacaan setahun: 2 Tawarikh 25-26, Filipi 3

JUNI 2018

STUDI PRIBADI: Hal rohani apakah yang dapat kita petik dari kisah ini, untuk kita terapkan di dalam kehidupan kita masa kini?

JANGAN BERUBAH SETIA

Page 30: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

RABU

27

ALLAH MENGINGATMUalah satu tujuan utama dari penulisan kitab Tawarikh adalah untuk

Smenunjukkan bahwa dinasti kerajaan Daud berasal dari keturunan Yehuda. Menariknya, walaupun kitab ini ditulis untuk menekankan

silsilah dinasti kerajaan Daud, kitab ini tidak membuang silsilah suku-suku lain, yang tidak termasuk dalam dinasti Daud. Apabila seorang penulis menekankan satu bagian, misalnya dinasti kerajaan Daud, maka penulis akan mengabaikan dinasti lainnya karena hal itu bukan menjadi tujuan penulisannya. Namun kita melihat sebuah hal yang unik di sini. Walaupun penekanan penulisan Tawarikh adalah pada Daud yang berasal dari suku Yehuda, suku-suku yang lainnya tidak diabaikan. Mereka tetap diingat dan disebutkan dalam silsilah orang-orang Israel. Bagian Alkitab yang kita baca hari ini menjelaskan mengenai 6 suku yang tinggal di bagian Utara. Apabila kita perhatikan dengan saksama, pembagiannya adalah suku Isakhar (7: 1-5); Benyamin (7:6-12); Naftali (7:13); Manasye (7:14-19); Efraim (7:20-29); dan Asyer (7:30-40). Suku-suku ini bukanlah suku-suku yang mempunyai sesuatu yang menonjol dalam bangsa Israel, kecuali suku Benyamin, karena dari suku Benyamin lahir raja Israel yang pertama yaitu Saul. Hal inipun menarik, karena dalam silsilah ini nama Saul disebutkan, padahal Saul dapat dikatakan adalah rival dari Daud. Apa yang bisa kita pelajari dari sini, yaitu Allah tidak pernah melupakan siapapun yang menjadi umat-Nya. Baik berprestasi atau tidak berprestasi, menonjol atau tidak menonjol dalam kumpulan umat Allah. Manusia bisa saja melupakan kita. Namun dari kitab Tawarikh ini kita melihat bahwa Allah senantiasa mengingat setiap umat-Nya. Suku-suku yang “tidak penting” tetap disebutkan namanya satu-persatu. Apabila Tuhan tidak melupakan mereka, Tuhan juga tidak akan pernah melupakan umat-Nya yang hidup di masa sekarang ini, siapapun anda. Oleh karena itu, kita patut bersyukur memiliki Allah yang demikian mengasihi kita, bahkan mengingat setiap kita dalam hati dan pikiran-Nya.

Berdoalah: TUHAN tolong kami untuk selalu mengingat segala anugerah dan kebaikan yang sudah Engkau nyatakan kepada kami, agar kami tetap mengasihi-Mu di dalam hidup kami, Amin.

“Anak-anak Isakhar ialah Tola dan Pua, Yasub dan Simron, empat orang...”

(1 Tawarikh 7:1)

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 7:1-8:40Bacaan setahun: 2 Tawarikh 27-28, Filipi 4

STUDI PRIBADI: (1) Apakah maksud penulisan silsilah yang dicatat pasal ini? (2) Pelajaran rohani apakah yang dapat kita petik dari kisah-kisah yang ditulis dalam pasal-pasal ini?

JUNI 2018

Page 31: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

KAMIS

28

PELAYANAN APA YANG PALING BESAR?anyak orang seringkali membeda-bedakan pelayanan dalam

Bgereja, seakan-akan pelayanan yang paling besar adalah pelayanan yang dikerjakan di atas mimbar dikarenakan mimbar

adalah pusat ibadah. Benarkah demikian? Siapakah yang mengatakannya? Banyak orang salah paham dan menyebut-nyebut Lukas 10:40-42 sebagai dasar pemikiran keliru ini, padahal Lukas 10:40-42 ini bukan tentang pelayanan yang besar atau kecil, tetapi mengenai memilih prioritas dalam hidup. Sebenarnya tidak ada golongan pelayanan berdasarkan besar kecil di hadapan Tuhan. Semua pelayanan sama nilainya di hadapan Tuhan. Yang dapat membedakan kualitas pelayanan adalah hati orang yang melakukannya. Pelayanan seorang pengerja gereja yang membersihkan tempat ibadah dengan penuh tanggung jawab karena rasa syukur, lebih mulia dari pelayanan mimbar seorang pendeta yang tidak persiapan dengan baik dan tidak berdoa dengan sungguh-sungguh sebelum berkhotbah. 1 Tawarikh 9 mencatat tentang para pelayan Tuhan dalam ibadah, salah satunya adalah para penunggu ambang pintu. Dicatatkan bahwa mereka diangkat sendiri oleh raja Daud dan nabi Samuel untuk jabatan itu. Hal ini menunjukkan bahwa jabatan mereka sangat penting. Tanpa mereka, segala pelayanan ibadah tidak dapat berjalan dengan maksimal. Raja Daud dan nabi Samuel menyadari hal itu sehingga mereka sendirilah yang mengangkat para penunggu pintu tersebut. Kesuksesan sebuah ibadah/pelayanan tidak hanya terletak pada satu orang saja, tetapi pada semua komponen pelayanan yang bekerja secara bersama-sama dengan segenap hati dan sukacita karena rasa syukur atas anugerah Tuhan. Semua pelayanan penting dan sama nilainya di hadapan Tuhan, yang penting adalah ketulusan hati untuk melakukannya.

“Mereka semuanya yang terpilih menjadi penunggu ambang pintu ada dua ratus dua belas orang. Mereka telah terdaftar dalam

silsilah di desa-desa mereka. Daud dan Samuel, pelihat itu, mengangkat mereka dalam jabatan itu.” (1 Tawarikh 9:22)

STUDI PRIBADI: Mengapa banyak orang menganggap pelayanan “yang terlihat” sebagai pelayanan yang paling besar?

Doakan agar jemaat Tuhan tidak membeda-bedakan pelayanan berdasar apa yang dapat dilihat manusia tetapi melakukan pelayanannya dengan hati yang tulus, bertanggung-jawab dan disertai rasa syukur kepada Tuhan.

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 9Bacaan setahun: 2 Tawarikh 29-30, Kolose 1

JUNI 2018

Page 32: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

JUMAT

29

PEMIMPIN YANG GAGALrang bijak berkata “kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.”

OKalimat ini sering dikutip banyak orang untuk memotivasi diri sendiri ataupun orang lain saat mengalami keterpurukan atau kegagalan.

Thomas Alva Edison, penemu lampu pijar telah membuktikan bahwa kalimat ini bukanlah sekadar kalimat hampa. Ketika dia mengalami banyak kegagalan dalam proses penemuannya, dia tidak menyerah. Katanya, “saya bukan gagal 10.000 kali. Saya tidak gagal satu kali pun. Saya berhasil membuktikan 10.000 cara yang keliru. Ketika saya telah menemukan cara-cara yang keliru, akhirnya saya menemukan sebuah cara yang benar.” Saul adalah raja pertama orang Israel yang diurapi oleh Tuhan melalui Samuel. Hal itu sebenarnya merupakan tanda penyertaan dan pimpinan Tuhan atas Saul. Tuhan memberikan karunia pada Saul untuk menunaikan tugas yang telah Tuhan percayakan kepadanya. Pada awalnya, Saul adalah orang yang kerja keras, rendah hati, namun taat. Namun segalanya berubah ketika dia menjadi seorang raja. Saul tidak berhati-hati, dia terlalu ceroboh. Dia tidak belajar dari kegagalan-kegagalan yang sebelumnya dia lakukan berkaitan dengan ketaatanya kepada perintah Tuhan. Dia membiarkan kegagalan menguasainya dan dia tidak melakukan apa-apa untuk memperbaikinya sebelum semuanya terlambat. Tugas utama yang Tuhan percayakan kepadanya semakin hari semakin luntur dan ia semakin fokus kepada tujuan pribadinya. Kegagalan demi kegagalan yang terjadi dalam hidupnya tidak sedikit pun membuat dia semakin lebih baik, justru membuat dia semakin jatuh dan melupakan Tuhan. Pada akhirnya, orang yang mengikuti Saul tercerai berai di tangan musuh, ketiga anaknya mati dan pada akhirnya Saul mati dengan cara mengenaskan. Sangat ironis, pemimpin yang dipilih oleh Tuhan, hidupnya berakhir dengan sangat memalukan. Ketika Tuhan memilih kita untuk melayani Dia, sangat mungkin kita gagal, karena kita manusia berdosa. Namun Tuhan akan memampukan kita untuk tetap bisa melayani-Nya.

STUDI PRIBADI: (1) Kegagalan-kegagalan apa saja yang dilakukan oleh Saul? (2) Apa yang perlu dipelajari dari setiap kegagalan yang kita alami?

“Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman

Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan.” (1 Tawarikh 10:13-14)

Doakan agar jemaat Tuhan memiliki hati yang bijaksana dalam menyikapi kegagalan, sehingga kegagalan tidak membuat jemaat Tuhan menyerah dan tidak bersemangat.

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 10Bacaan setahun: 2 Tawarikh 31-32, Kolose 2

JUNI 2018

Page 33: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

SABTU

30JUNI 2018

TUHAN PALING BERHAK ATAS KEMULIAANaud adalah salah seorang raja yang sangat sukses di antara raja-

D raja Israel lain. Daud menjadi seorang pahlawan yang membawa banyak kemenangan atas musuh-musuh bangsa Israel. Semuanya

itu terjadi bukan karena kehebatan Daud, tetapi karena tangan Tuhan yang selalu menopangnya. Di dalam ayat 9, penulis 1 Tawarikh memberikan ringkasan yang tepat dari segala usaha yang Daud lakukan, “Lalu makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab TUHAN semesta alam menyertainya.” Tuhan memakai orang-orang di sekeliling Daud untuk turut menjadi pahlawan yang terlibat dalam penggenapan rencana Tuhan atas Daud. Kemenangan demi kemenangan mereka raih, bahkan mereka berlomba-lomba untuk itu. Kesuksesan tersebut tidak membutakan mata Daud. Daud selalu ingat bahwa Tuhanlah yang membuatnya menjadi pemenang dan Tuhanlah yang paling berhak menerima kemuliaan. Itulah yang dilakukan Daud ketika para pahlawannya membawakan air dari perigi Betlehem untuk diminum oleh Daud sebagai lambang keberhasilan mereka merebut kota itu. Daud tidak mau meminumnya, tetapi air itu dia persembahkan sebagai korban curahan kepada Tuhan. Daud sadar, bahwa Tuhanlah yang paling berhak atas kehormatan itu, sehingga dikatakan dalam ayat 18b, “tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN.” Soli Deo Gloria, segala kemuliaan hanya bagi Allah, inilah yang seharusnya selalu diingat oleh setiap orang percaya. Segala pencapaian yang dapat kita raih tidak pernah terlepas dari anugerah Allah, oleh sebab itu, Allahlah yang paling berhak atas segala kehormatan dan kemuliaan. Kita harus berani menyangkal diri dalam setiap kesuksesan yang kita raih dan menyatakan bahwa semuanya adalah karena Tuhan.

STUDI PRIBADI: (1) Mengapa pasukan Daud selalu menang sekalipun secara jumlah mereka kalah? (2) Siapakah pahlawan utama dalam kesuksesan Daud?

“Jauhlah dari padaku, ya Allah, untuk berbuat demikian! Patutkah aku meminum darah taruhan nyawa orang-orang ini?

Sebab dengan mempertaruhkan nyawanya mereka membawanya...” (1 Tawarikh 11:19)

Doakan agar setiap anak Tuhan selalu mengingat bahwa yang paling berhak atas segala kemuliaan hanyalah Tuhan semata, Tuhanlah yang layak dipuja dan disembah.

Bacaan hari ini: 1 Tawarikh 11Bacaan setahun: 2 Tawarikh 33-34, Kolose 3

Page 34: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam

PROYEK KETAATANSaya berjanji akan lebih...

Berikan tanda apabila sudah terlaksana.

Pengertian-pengertian kebenaran yang saya peroleh bulan ini:

Page 35: 266 二零 BAHAN SAAT TEDUH | EDISI NO. 266gkagloria.or.id/perspektif_pdf/2018/Perspektif266_Juni2018.pdf · 0JUMA1T JUNI 2018 Dua orang raja Yehuda disebut secara bersamaan dalam