251220164-jenis-korosi

28
BAB II KOROSI SERAGAM II.1 Pengertian Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi dengan oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang memiliki ukuran butir yang halus dan homogenitasyang tinggi. Korosi seragam adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan berlangsung dengan laju yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam menampakkan terjadinya proses korosi. Korosi ini terjadi pada seluruh permukaan logam yang kontak dengan air dengan intensitas yang sama. Akibat korosi ini biasanya logam akan mengalami kehilangan berat paling besar dibandingkan dengan korosi lain.Korosi ini biasa terjadi pada baja karbon yang berada dalam lingkungan atmosfer maupun korosif, sedangkan pada tembaga terjadi laju korosi yang rendah karena adanya lapisan film pelindung pada permukaannya sehingga tembaga memiliki ketahanan korosi yang tinggi Jenis korosi ini adalah yang paling umum dimana korosi terjadi secara menyeluruh pada permukaan logam yang terekspos pada lingkungan korosif. Korosi ini sering pula disebut sebagai penipisan (thinning) atau general corrosion. Contoh paling umum adalah korosi pada logam yang terekspos di udara. Contoh lain adalah serangan oleh asam seperti HCl,H 2 SO 4 ,HF,senyawa sulfu, dan sebagainya. II.2 Penyebab Korosi seragam mengacu pada pengurangan ketebalan di atas permukaan bahan yang terkorosi yang relatif

description

dfs

Transcript of 251220164-jenis-korosi

Page 1: 251220164-jenis-korosi

BAB II

KOROSI SERAGAM

II.1 Pengertian

Korosi seragam adalah korosi yang terjadi pada permukaan material akibat bereaksi dengan oksigen Biasanya korosi seragam ini terjadi pada material yang memiliki ukuran butir yang halus dan homogenitasyang tinggi.

Korosi seragam adalah jenis korosi dimana pada korosi tipe ini laju korosi yang terjadi pada seluruh permukaan logam atau paduan yang terpapar atau terbuka ke lingkungan berlangsung dengan laju  yang hampir sama. Hampir seluruh permukaan logam menampakkan terjadinya proses korosi.

Korosi ini  terjadi pada seluruh permukaan logam yang kontak dengan air dengan intensitas yang sama. Akibat korosi ini biasanya logam akan mengalami kehilangan berat paling besar dibandingkan dengan korosi lain.Korosi ini biasa terjadi pada baja karbon yang berada dalam lingkungan atmosfer maupun korosif, sedangkan pada tembaga terjadi laju korosi yang rendah karena adanya lapisan film pelindung pada permukaannya sehingga tembaga memiliki ketahanan korosi yang tinggi

Jenis korosi ini adalah yang paling umum dimana korosi terjadi secara menyeluruh pada permukaan logam yang terekspos pada lingkungan korosif. Korosi ini sering pula disebut sebagai penipisan (thinning) atau general corrosion. Contoh paling umum adalah korosi pada logam yang terekspos di udara. Contoh lain adalah serangan oleh asam seperti HCl,H2SO4,HF,senyawa sulfu, dan sebagainya.

II.2 Penyebab

Korosi seragam mengacu pada pengurangan ketebalan di atas permukaan bahan yang terkorosi yang relatif seragam Relatif mudah untuk mengukur, memprediksi dan mendesain kerusakan pada korosi tipe ini. Korosi seragam terjadi karena poses anodik dan katodik yang berlangsung pada permukaan logam terdistribusi secara merata. Ini terjadi karena adanya pengaruh dari lingkungan sehingga kontak yang berlangsung mengakibatkan seluruh permukaan logam terkorosi. Korosi seperti ini umumnya dapat kita  temukan pada baja di atmosfer dan pada logam atau paduan yang aktif terkorosi (potensial korosinya berada pada daerah kestabilan ionnya dalam diagram potensial-pH).

Daerah anodik dan katodik pada prinsipnya dapat terbentuk bila pada permukaan logam atau paduan terdapat perbedaan potensial atau energi bebas dari titik yang satu terhadap yang lain disekitarnya. Perbedaan potensial ini dapat dihasilkan misalnya oleh dua jenis logam yang berhubungan secara listrik, perbedaan rasa,perbedaan suhu, perbedaan tegangan, perbedaan besar butiran,daerah pinggir dan tengah butiran dan juga pengaruh konsentrasi dari lingkungan (Fontana & Green, 1986).

Page 2: 251220164-jenis-korosi

Kerusakan material yang diakibatkan oleh korosi seragam umumnya dinyatakan dengan laju penetrasi yang ditunjukkan sebagai berikut  :

Ketahanan Relatif Korosi mpy mm/yr mm/yr nm/h

Sempurna < 1 < 0.02 < 25 < 2

Baik sekali 1-5 0.02-0.1 25-100 2-10

Baik 5-20 0.1-0.5 100-500 10-150

Sedang 20-50 0.5-1 500-1000 50-150

Rendah 50-200 1-5 1000-5000 150-500

Sangat rendah 200+ 5+ 5000+ 500+

Secara teknik korosi seragam tidak berbahaya karena laju korosinya dapat diketahui dan diukur dengan ketelitian yang tinggi. Kegagalan materi akibat serangan korosi ini dapat dihindari dengan pemeriksaan dan monitoring secara teratur.

Korosi seragam merupakan bentuk yang paling klasik dari korosi, tetapi tidak selalu yang paling penting dalam hal biaya atau keselamatan. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa spesi pada  proses elektrokimia yang terjadi secara merata di seluruh permukaan dipertimbangkan.

            Konsekuensi dari seragam korosi adalah logam penurunan ketebalan per satuan waktu (atau menurunkan berat badan per satuan luas per satuan waktu) jika produk korosi larut, atau yang lebih atau kurang seragam deposit produk ini jika mereka tidak larut.

II.3 Mekanisme

Korosi seragam ditandai oleh serangan korosif yang berjalan secara merata di atas seluruh luas permukaan, atau sebagian besar dari luas daerah. Umumnya penipisan lapisan bahan terkorosi berlangsung sampai terjadi kegagalan material.

                        

Korosi pada logam terjadi karena adanya reaksi redoks antara logam dengan lingkungannya. Korosi merata berlangsung secara lambat dan korosi ini dipicu oleh korosi yang mula-mula terjadi pada sebagian permukaan logam sehingga dengan bertambahnya waktu  akan menyebar ke seluruh permukaan logam. Korosi merata yang terjadi pada logam besi prosesnya bisa digambarkan sebagai berikut :

  Reaksi yang terjadi adalah :

Page 3: 251220164-jenis-korosi

  Fe                  Fe2+ + 2e                                                                            

            Ketika media berkontak/berinteraksi dengan atmosfer, maka akan mengandung oksigen terlarut. Air dan air laut relatif bersifat netral, maka reaksi katodiknya adalah:

     O2 + 2H2O + 4e            4OH-                                                                    

            Di sini ion natrium dan klorida tidak terlibat dalam reaksi, sehingga reaksi keseluruhan dapat dilihat dengan menggabungkan reaksi (2.1) dengan reaksi (2.2), yaitu:

     2Fe + 2H2O + O2               2Fe2+ + 4OH-        2Fe(OH)2             

            Endapan besi hidroksida yang dihasilkan bersifat tidak stabil dalam larutan beroksigen, sehingga senyawa tersebut teroksidasi membentuk garam besi:

2Fe(OH)2 + H2O + O2                                   2Fe(OH)3                                                       

Karena korosi merata relatif mudah diukur dan diprediksi, bencana kegagalan relatif jarang ditemukan. Dalam banyak kasus, hanya tampak parah dari sudut pandang penampilan. Seperti terjadi korosi merata ke seluruh permukaan komponen logam, praktis dapat dikendalikan oleh perlindungan katodik, penggunaan pelapis atau cat, atau hanya dengan uang saku yang menetapkan korosi. Dua klasik dalam hal ini adalah patina secara alami menodai diciptakan oleh tembaga atap dan warna-warna yang dihasilkan karat pada baja pelapukan.

           Dengan rincian sistem lapisan pelindung pada struktur sering mengarah pada bentuk korosi.Menumpulkan dari terang atau dipoles permukaan, etsa oleh asam pembersih, atau oksidasi (perubahan warna) dari baja adalah contoh dari korosi permukaan. Tahan korosi baja paduan dan stainless dapat menjadi noda atau teroksidasi di lingkungan korosif. Korosi permukaan dapat menunjukkan kerusakan pada lapisan pelindung sistem, bagaimanapun, dan harus diperiksa dengan cermat untuk lebih maju menyerang. Jika korosi permukaan diperbolehkan untuk melanjutkan, permukaan dapat menjadi kasar dan korosi permukaan dapat menyebabkan lebih serius jenis korosi. 

II.4 Cara Pengendalian

Cara pengendalian korosi seragam adalah :

Ø  Dengan melakukan pelapisan dengan cat atau dengan material yang    lebih anodik.

Ø  Melakukan inhibitas dan cathodic protection.

BAB III

KOROSI GALVANIK

III.1 Pengertian

Page 4: 251220164-jenis-korosi

Korosi galvanik adalah korosi yang terjadi pada dua logam yang berbeda jenis jika di hubungkan. Korosi ini juga terjadi karena pasangan elektrikal pada dua logam atau paduan logam yang memiliki perbedaan komposisi. Logam yang lebih anodik akan terkorosi sementara logam lainnya yang lebih katodik akan terlindungi. Posisi logam pada deret volta akan menentukan apakan suatu logam lebih anodik atau katodik

Korosi galvanik disebut juga sebagai korosi logam tak sejenis atau korosi dwilogam. Korosi ini terjadi jika 2 buah logam atau logam paduan yang berbeda dalam suatu lingkungan yang sama dan saling berhubungan. Hal ini terjadi karena dihasilkan suatu beda potensial diantara logam tesebut.

Prinsip korosi galvanik sama dengan prinsip elektrokimia yaitu terdapat elektroda (katoda dan anoda), elektrolit dan arus listrik. Logam yang berfungsi sebagai anoda adalah logam yang sebelum dihubungkan bersifat lebih aktif atau mempunyai potensial korosi lebih negatif. Pada anoda akan terjadi reaksi oksidasi atau reaksi pelarutan sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi logam atau tidak terjadi reaksi apa-apa dengan cara proteksi katodik. Deret galvanik adalah suatu daftar harga-harga potensial korosi untuk berbagai logam paduan yang berguna dalam kehidupan. Selain itu deret galvanik juga mencantumkan harga-harga potensial korosi untuk logam-logam murni.

III.2  Penyebab

Jenis korosi ini dapat diketahui dengan baik karena adanya dua logam yang kontak secara elektrik dan tercelup dalam larutan air membentuk sel elektrokimia. Dimana salah satu logam yang relatip kurang mulia akan mengalami korosi dan logam yang lebih mulia tidak akan terjadi korosi. Dasar timbulnya mekanisme reaksi korosi jenis ini karena adanya perbedaan potensial sistem logam dimedia larutan berair yang lebih dikenal dengan deret tegangan logam Sebagai contoh atap seng gelombang yang mengalami korosi pada lapisan sengnya terlebih dahulu, logam baja tidak akan terkorosi selama masih ada lapisan seng dan secara elektrik masih terinteraksi.

III.3 Mekanisme

Mekanisme korosi galvanik, yaitu :

a.            Reaksi anodik pada korosi logam :

M  Mn+ + ne

b.           Reaksi katodik, yang ada beberapa kemungkinan :

1.                       Evolusi hidrogen

        2H+ + 2e  H2 dalam lingkungan asam

        2H2O + 2e  H2 + 2OH- dalam lingkungan basa

Page 5: 251220164-jenis-korosi

2.                       Reduksi oksigen terlarut

        O2 + 4H+ + 4e +2H2O dalam lingkungan asam

        O2 + 4H+ + 4e +4OH- dalam lingkungan basa/netral

3.                       Reduksi oksidator terlarut

Fe3+ + e  Fe2+

III.4  Pengendalian

Cara pengendalian korosi galvanic adalah :

Ø  Hindari pemakaian 2 jenis logam yang berbeda

Ø  pergunakan logam yang lebih anodik dengan rasio yang lebih besar   dibanding logam katodik

Ø  Lapisi pada pertemuan dua logam yang berbeda jenis

Ø  Gunakan logam ketiga yang lebih anodic

Metoda-metoda yang di lakukan dalam pengendalian korosi adalah :

Ø  Menekan terjadinya reaksi kimia atau elektrokimianya seperti reaksi anoda dan katoda

Ø  Mengisolasi logam dari lingkungannya

Ø  Mengurangi ion hydrogen di dalam lingkungan yang di kenal dengan mineralisasi

Ø  Mengurangi oksigen yang larut dalam air

Ø  Mencegah kontak dari dua material yang tidak sejenis

Ø  Memilih logam-logam yang memiliki unsure-unsur yang berdekatan

Ø  Mencegah celah atau menutup celah

Ø  Mengadakan proteksi katodik,dengan menempelkan anoda umpan.

BAB IV

KOROSI EROSI

IV.1 Pengertian

Korosi erosi adalah korosi yang di sebabkan oleh erosi yang mengikis lapisan pelindung material , zat erosi itu dapat berupa fluida yang mengandung material abrasive. Korosi tipe ini sering di temui pada pipa-pipa minyak. Atau pengertian lainnya.

Page 6: 251220164-jenis-korosi

Korosi erosi adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam yang disebabkan aliran fluida yang sangat cepat sehingga merusak permukaan logam dan lapisan film pelindung. Korosi erosi juga dapat terjadi karena efek-efek mekanik yang terjadi pada permukaan logam, misalnya : pengausan, abrasi dan gesekan. Logam yang mengalami korosi erosi akan menimbulkan bagian-bagian yang kasar dan tajam. 

IV.2 Penyebab

Ada beberapa penyebab korosi erosi antara lain :

1.               Turbulensi aliran

Di dalam aliran yang turbulen, gelembung udara akan semakin banyak dan bertekanan, sehingga serangan yang berupa benturan dan gesekan semakin kuat menyerang permukaan logam.  

Korosi erosi akibat turbulensi aliran ini terutama disebabkan oleh efek olakan dan peronggaan. Olakan atau turbulensi disebabkan oleh paking pemasangan yang tidak tepat, tonjolan akibat pengelasan, solder pada bagian dalam pipa atau sambungan, tikungan yang jari – jarinya terlalu kecil, dan sebagainya.

Pada olakan atau turbulensi ini molekul–molekul fluida akan memberikan tekanan langsung pada logam sehingga terjadi keausan mekanik yang akan menyebabkan terjadinya korosi.

Turbulensi aliran disebabkan oleh :

Ø Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa

§ 

Ø  Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya

§ 

Ø  Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama

2.               Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran

3.               Peronggaan/Kavitasi

Kerusakan kavitasi merupakan bentuk khusus dari korosi erosi yang disebabkan oleh terbentuknya gelembung–gelembung uap dan pecah pada permukaan logam. Biasanya terjadi pada propeller kapal laut, dimana fluida denga kecepatan tinggi mengalir dibarengi terjadinya perubahan tekanan.

Kavitasi disebabkan oleh pecahnya gelembung uap pada pernukaan logam.  Mekanismenya :

Page 7: 251220164-jenis-korosi

Ø  Fluida menerjang permukaan logam

Ø  Tekanan hidrodinamika lokal turun

Ø  Timbul gelembung di permukaan logam

Ø  Aksi mekanik, misalnya adanya putaran, menyebabkan tekanan   hidrodinamik lokal naik

Ø  Gelembung pecah, timbul gaya tekan yang besar pada permukaan logam

Ø  Terjadi deformasi plastic pada logam

IV. 3 Mekanisme

Proses terjadinya korosi secara umum adalh melalui beberapa tahap berikut :

1.      Pada tahap pertama terjadi serangan oleh gelembung udara yang menempel di permukaan lapisan pelindung logam, karena adanya aliran turbulen yang melintas di atas permukaan logam tersebut.

2.      Pada tahap kedua gelembung udara tersebut mengikis dan merusak lapisan peindung.

3.      Pada tahap ketiga, laju korosi semakin meningkat, karena lapisan pelindung telah hilang. Logam yang berada di bawah lapisan pelindung mulai terkorosi, sehingga membentuk cekungan, kemudian terjadi pembentukan kembali lapisan pelindung dan logam, menjadi tidak rata.

Bila aliran terus mengalir, maka akan terjadi serangan kembali oleh gelembung udara yang terbawa aliran. Serangan ini akan mengikis dan merusak lapisan pelindung yang baru saja terbentuk, rusaknya lapisan pelindung tersebut akan mengakibatkan serangan lebih lanjut pada logam yang lebih dalam sampai membentuk cekungan. 

IV.4 Pengendalian

Pengendalian korosi erosi dapat dilakukan dengan cara :

Ø   Mengurangi kecepatan aliran fluida untuk mengurangi turbulensi dan tumbukan yang berlebihan.

Ø   Menggunakan kompenen yang halus dan rapi pengerjaannya, sehingga tempat pembentukan gelembung menjadi sesedikit mungkin

Ø   Penambahan inhibitor atau passivator

Ø   Menggunakan paduan logam yang lebih tahan korosi dan tahan erosi

Ø   Proteksi katodik

Page 8: 251220164-jenis-korosi

A. KOROSI INTERGRANULAR

1. Pengertian Umum

Korosi Intergranular kadang-kadang juga disebut "intercrystalline

korosi" atau "korosi interdendritik". Dengan adanya tegangan tarik, retak

dapat terjadi sepanjang batas butir dan jenis korosi ini sering disebut

"intergranular retak korosi tegangan (IGSCC)" atau hanya "intergranular

stress corrosion cracking".

Mekanisme intergranular corrosion : jenis serangan ini diawali dari

beda potensial dalam komposisi, seperti sampel inti “coring” biasa ditemui

dalam paduan casting. Pengendapan pada batas butir, terutama kromium

karbida dalam baja tahan karat, merupakan mekanisme yang diakui dan

diterima dalam korosi intergranular.

Korosi intergranular terjadi pada daerah tertentu dengan

penyebab grain boundary. Hal ini disebabkan oleh adanya kekosongan

unsur/elemen pada kristal ataupun impurities dari proses casting. Korosi ini

terjadi pada casting and welding.

Gambar Korosi Intergranular pada Pipa

2. Pengendalian

Cara pengendalian korosi batas butir adalah:

a) Turunkan kadar karbon dibawah 0,03%.

b) Tambahkan paduan yang dapat mengikat karbon.

c) Pendinginan cepat dari temperatur tinggi.

d) Pelarutan karbida melalui pemanasan.

Page 9: 251220164-jenis-korosi

e) Hindari pengelasan.

B. KOROSI EROSI

1. Pengertian Umum

Korosi erosi merupakan kerusakan pada permukaan logam yang

disebabkan aliran fluida yang sangat cepat, merusak permukaan metal dan

lapisan film pelindung. Korosi dapat pula terjadi pada permukaan yang

bergerak cepat sementara fluida disekitarnya mengandung partikel-partikel

padat. Korosi erosi terbentuk ketika logam terserang akibat gerak relative

antara elektroit dan permukaan logam. Korosi ini terutama di akibatkan oleh

efek-efek mekanik seperti pengausan, abrasi dan gesekan. Logam-logam

lunak sangat mudah terkena korosi jenis ini, misalnya, tembaga, kuningan,

aluminium murni dan timbal. Pada stainless steel, paduan nikel dan titanium

biasanya lebih tahan akan korosi, karena mereka ulet dan tahan lama pasif

film.

Jenis korosi ini yang perlu diperhatikan keretakan korosi erosi (stress

corrosion cracking) dan penggetasan zat air. Dalam hal ini perusakan karena

erosi dan korosi saling mendukung. Logam yang telah kena erosi akibat

terjadi keausan dan menimbulkan bagian-bagian yang tajam dan kasar.

Bagian-bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila ada gesekan akan

menimbulkan abrasi lebih barat lagi.

Pada dasarnya korosi erosi dapat dibedakan menjadi tiga jenis yakni:

a. Kondisi aliran laminar

b. Kondisi aliran turbulensi

c. Kondisi peronggaan

Aliran laminer adalah aliran ideal dan disukai dalam aliran pipa.

Aliran turbulen merupakan aliran bergolak/berputar, hal ini biasanya terjadi

pada blower. Aliran turbulen adalah aliran yang tidak disukai pada pipa,

karena dapat menyebebkan korosi erosi yang sangat cepat pada pipa.

Secara umum korosi erosi dipengaruhi oleh:

a. Sifat Logam Paduan Ketahanan

Page 10: 251220164-jenis-korosi

Kerentanan terhadap korosi erosi lebih tergantung lunak pada

bahan logam. Dimana setiap bahan mempunyai ketahanan yang berbeda

akan abrasi. Jadi secara tidak langsung akan mempengaruhi ketahanan

korosi erosi. Untuk itu kekerasan bahan sangat mempengaruhi ketahanan

akan korosi erosi.

b. Alam dan Sifat Film Pelindung

Keras padat, kepatuhan, film terus dan mudah untuk pasivasi-ulang

memberikan perlindungan yang lebih baik. Baja Stainless lebih pasif dan

tahan terhadap korosi, akibatnya bahan ini rentan terhadap erosi-

korosi. Bahan ini tidak menunjukkan penurunan berat badan dan benar-

benar pasif dalam kondisi stagnan, tetapi serangan yang cepat dari material

oleh-ferrous sulfat bubur asam sulfat terjadi di kecepatan tinggi.

c. Galvanic Efek

Efek galvanik mungkin tidak ada, bahkan kondisi statis. Namun hal

ini dapat terjadi ketika gerakan hadir.

d. Suhu/Temperatur

Pada lingkungan berait (aqueous), temperatur mempengaruhi laju

korosi, temperatur permukaan, hear flux, dan konsentrasi permukaan yang

terkaitdan gradien trasnfer kimia. pada kebanyakan reaksi kimia,

peningkatan temperatur diikuti dengan peningkatan laju korosi. Aturan

kasar (rule of thumb) menyatakan laju reaksi korosi meningkat dua kali

lipat pada tiap kenaikan temperatur 10o. Jadi dapat disimpulkan bahwa

peningkatan suhu akan menyebabkan serangan meningkat (korosi) pada

suatu bahan (logam dan non logam).

e. pH

Tergantung pada sifat dan komposisi produk korosi padat terbentuk

pada permukaan logam, pH larutan bervariasi-korosi laju erosi. Laju

korosi akan meningkat seiring menurunnya pH. Situasi ini terutama ketika

pH lingkungan menurun menjadi di bawah 7. Pasivitas dari beberapa

paduan tergantung dari pH. Pada daerah yang lokal, korosi akan meningkat

Page 11: 251220164-jenis-korosi

dengan pecahnya dan tergerusnya lapisan pasif sehingga menyenyebabkan

korosi erosi.

f. Kecepatan

Kecepatan lingkungan memainkan peran penting dalam erosi

korosi. Ini efek penggunaan mekanis pada nilai tertinggi dan terutama

ketika solusi berisi padat dalam suspensi. Ini sering mempengaruhi

mekanisme reaksi korosi. Meningkatkan kecepatan umumnya hasil dalam

serangan meningkat, terutama jika tingkat aliran aliran besar yang terlibat.

Efek ini mungkin tidak ada, namun hal ini bida terjadi bahkan meningkat

perlahan sampai kecepatan kritis tercapai, dan kemudian dapat

meningkatkan serangan dengan kecepatan tinggi.

2. Contoh Korosi Erosi

a. Korosi Erosi pada Pipa Besi

Ini merupakan jenis korosi yang kerusakannya karena aliran fluida

(kerusakan karena mekanis) dan reaksi electromechemical. Erosi juga

didefinisikan sebagai degradasi yang dipercepat karena adanya aliran

fluida. Groves, gullies, sudut tajam, permukaan gelombang adalah karakter

kerusakan dari erosi korosi. Kerusakan berupa peronggaan juga sering

dijumpai pada bagian dalam pipa dimana zat cair seolah-olah diam,

vibrasi-vibrasi pada dinding pipa yang dihasilkan oleh mesin pompa yang

menimbulkan obilasi tekanan transversal pada lapisan zat cair dinding-

dindingnya. Perubahan tekanan ini menimbulkan serangan peronggaan dan

sumuran.

Gambar Korosi Erosi pada Pipa Besi

b. Korosi Erosi pada Busi

Page 12: 251220164-jenis-korosi

Karat yang terjadi pada busi ini disebabkan oleh suhu yang tinggi

dalam ruang pembakaran. Busi yang telah kena erosi akibat terjadi

keausan dan menimbulkan bagian – bagian yang tajam dan kasar. Bagian –

bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila ada gesekan akan

menimbulkan abrasi lebih barat lagi.

Gambar Korosi Erosi pada Busi

c. Korosi Erosi pada Kran Mesin Cuci

Korosi yang terjadi pada kran pembuangan mesin cuci ini

disebabkan karena adanya laju aliran fluida dengan disertai pola aliran

turbulen sehingga terjadi gesekan yang mengakibatkan sebagian material

pada permukaan rusak, maka sedikit demi sedikit kran akan terkorosi

Gambar Korosi Erosi Pada Kran Mesin Cuci

3. Pengendalian

a. Desain atau pemilihan material.

b. Redesain peralatan untuk mengurangi kecepatan permukaan dan turbulensi

dari aliran proses menimpa. Perancangan, penambahan diameter pipa

membantu dari segi mekanika dalam hal pengurangan kecepatan dan

membuat agar aliran yang terjadi adalah aliran laminar yaitu aliran fluida

tanpa turbulensi (pusaran air)

Page 13: 251220164-jenis-korosi

Gambar Perancangan Diameter Pipa

c. Mengganti materian dengan bahan yang lebih tahan korosi. Material

dengan ketahanan korosi yang baik, misalnya stailess steel. Stainless Steel

adalah istilah generik untuk keluarga paduan baja tahan korosi yang

mengandung kromium 10,5% atau lebih.

d. Mengurangi pH larutan, yaitu dengan penyesuaian pH, kandungan oksigen

terlarut menghilangkan, dan penurunan suhu.

e. Penambahan inhibitor atau passivator.

Perubahan pada lingkungan, deareation dan penambahan inhibitor,

inhibitor kimia adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau

memperlambat suatu reaksi kimia.

Secara khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang

bila ditambahkan kedalam suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan

laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam.

Pada prakteknya, jumlah yang di tambahkan adalah sedikit, baik

secara kontinu maupun periodik menurut suatu selang waktu tertentu.

Adapun mekanisme kerjanya dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu

lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini

tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat

penyerangan lingkungan terhadap logamnya.

2) Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat

mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta

melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,

sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.

3) Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu

zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk

Page 14: 251220164-jenis-korosi

korosi tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan

logam. Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari

lingkungannya.

f. Menggunakan ketebalan bagian yang lebih besar atau penggantian bagian-

bagian yang mudah rentan

g. Coatings Protection

Coating (Pelapisan), dimana prosedur pengaplikasiannya adalah

1) Pembersihan permukaan pipa

2) Primming, lapisan primer betul-betul kering

3) Coating dengan bahan yang tepat, mengikuti Rekomendasi

manufacturer

h. Perlindungan katodik

i. Kurangi flow rate dan turbulen,

j. Hindari perubahan arah secara tiba - tiba, perkuat lapisan

osi

Gambar Korosi Erosi

C. KOROSI SERANGAN SELEKTIF

1. Pengertian Umum

Korosi Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena

pelarutan komponen tertentu dari paduan logam (alloynya). Pelarutan ini

terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam yang

lebih aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut hilang

dari paduannya. Material yang tertinggal telah kehilangan sebagian besar

kekuatan fisiknya (karena berpori-pori). Selektif leaching –nama lain dari

Korosi Selektif- bisa terjadi dari sepasang panduan logam satu fasa dan juga

Page 15: 251220164-jenis-korosi

dua fasa. Dalam paduan dua fasa, fasa yang kurang mulia akan meluruh

terlebih dahulu.

Bentuk korosi ini juga disebut pemisahan atau dealloying. Pemadu

yang biasaanya terlarut dari paduan logamnya adalah seng (Zn) , alumunium

(Al) , kobalt (Co) , nikel (Ni) , dan crom (Cr). Beberapa contoh korosi

selektif dari paduan logam dengan logam Cu dapat dilihat pada table

dibawah ini :

Bentuk Korosi Selektif Paduan Logam Yang Terlarut

Dezincfikasi Cu – Zn Zn

Dealuminasi Cu – Al Al

Demanganisasi Cu – Mn Mn

Denikelisasi Cu – Ni Ni

Desilikonisasi Cu – Si Si

Decuprifikasi Cu - Ag Cu

Tembaga secara khusus jika dikombiasikan dengan unsur-unsur ini.

Membentuk suatu bagian dari paduan logam yang sensitif terhadap

leaching. Bentuk korosi ini biasanya dinamai sesuai dengan element-

element yang meluruh, seperti ditulis pada tabel diatas. Pada paduan logam

tembaga-perak fenomena dealloying yang terjadi adalah peluruhan selektif

tembaga yang disebut decuprifikasi. Pada paduan logam perak-emas,

peluruhan selektif terjadi pada perak, meninggalkan emas.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek

galfanik antara unsur-unsur berlainan yang membentuk paduan (Walaupun

faktor-faktor lain seperti kandungan udara dan temperatur yang berbeda

juga sangat penting).Dimana terlihat dari contoh logam paduan yang

memiliki Esel lebih rendah akan mengalami korosi karena berperan sebagai

anoda dan yang lebih murni sebagai katoda.

2. Mekanisme Umum

Pada dasarnya logam yang lebih mulia bertindak sebagai katoda dan

paduan logam sebagai anoda. Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua logam

Page 16: 251220164-jenis-korosi

larut (misal Tembaga-seng), baik seng dan tembaga kedua-duanya larut,

tetapi diikuti oleh pengendapan kembali tembaga. Atau logam yang paduan

yang lebih aktif akan terlarut. Kita dapat memperkirakan logam mana yang

akan terlarut berdasarkan E sel (logam mana yang lebih mulia akan menjadi

katodik dan lawannya anodik akan mengalami korosi).

3. Contoh Bentuk Korosi Selektif

Dezincfikasi merupakan bentuk korosi selektif yang menyerang

paduan logam yang terdiri Cu dan Zn (kuningan). Dezincfikasi terutama

terjadi pada kuningan dengan kadar seng diatas 15 – 20 % , pada lingkungan

air yang mengandung ion Cl- seperti air payau & air laut dan air yang

mengandung O2. Sedangkan untuk kuningan dengan kadar seng kurang dari 5

% biasaanya tahan terhadap korosi ini. Produk dari proses dezincfikasi

menghasilkan kuningan yang berlubang , rapuh , memiliki kekuatan mekanis

yang rendah dan warna kuningan berubah dari kuning ke merah.

Tipe atau bentuk serangan pada proses desincfikasi dibagi menjadi 2

bagian :

a. Tipe setempat (plug)

Tipe korosi ini menyerang secara lokal sampai ke dalam kuningan

membentuk lubang. Korosi tersebut terjadi pada kuningan yang

mempunyai kadar seng rendah, kondisi lingkungan basa, netral atau sedikit

asam. Air dapat merambas melalui lubang ini. Lubang ini bisa muncul jika

diberi perlakuan mekaniks seperti ditekuk.

Gambar Korosi Setempat

b. Tipe lapisan (merata)

Page 17: 251220164-jenis-korosi

Tipe korosi ini menyerang secara merata pada permukaan

kuningan dan melarutkan seng pada seluruh permukaan kuningan dengan

laju yang hampir sama. Korosi tersebut terjadi pada kuningan dengan

kadar seng tinggi dan kondisi lingkungan yang asam.

Gambar Korosi Merata

Reaksi yang terjadi :

Di katoda :

Cu2+ + 2e- Cu

½ O2 + H2O + 2e- 2 OH- Terdapat oksigen terlarut (dalam air)

Di anoda :

Cu Cu2+ + 2e-

Zn Zn2+ + 2e-

Atau Air yang mengandung Cl-, Ada 2 kemungkinan yang terjadi :

a. Unsur paduan yang yang lebih aktif (seng) terlarutkan secara selektif

meninggalkan struktur tembaga yang berpori dan lemah.

b. Seng dan tembaga larut, diikuti pengendapan kembali tembaga.

Reaksi :

Di anoda

Zn Zn2+ + 2e-

Cu +2Cl - CuCl2- + 2e-

Di katoda

CuCl2- Cu2+ + 2 Cl - + e –

Page 18: 251220164-jenis-korosi

Cu Cu2+ + 2e –

4. Pengendalian

Proses dezincification dapat dikurangi dengan meminimalkan

keganasan lingkungan (mis. oksigen) atau dengan katodic protection, namun

dalam banyak hal, metode ini sangat tidak ekonomis. Namun jika dengan

komposisi ekonomis. Namun jika dengan komposisi yang baik akan dapat

mencegah krorsi jenis ini. Misal: Brass dengan kadar Zn 15%. Hal lain yang

bisa dilakukan adalah penambahan 1% tin pada 70 – 30 brass, atau dengan

penambahan arsenic, antimony atau phosphorus sebagai inhibitor. Sebagai

contoh pada logam arsenic admirality (70 % Cu, 29% Zn, 1% Sn dan 0.04 %

As). Graphitic Corrosion Graphitic corrosion adalah kerusakan gray cast iron

di mana unsur metalik habis atau diubah ke produk korosi meninggalkan

grafit. Disebut juga sebagai grafitisasi. Dalam beberapa lingkungan (terutama

pada lingkungan tanah yang berair, yang mempengaruhi pipa dalam tanah) Fe

terlepas perlahan dan graphitic muncul hingg mengakibatkan material dapat

dipotong dengan pisau.

a. Mengurangi keagresifan lingkungan misalnya dengan mengurangi

kandungan oksigen terlarut (deaerasi).

b. Menggunakan paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15%

Zn).

c. Penambahan 1 % Sn pada Brass 70-30.

d. Penambahan inhibitor.

e. Proteksi katodik.

D. KOROSI RETAK TEGANG

1. Pengertian Umum

Korosi retak tegangan (SCC) adalah proses retak yang memerlukan

aksi secara bersamaan dari bahan perusak (karat) dan berkelanjutan dengan

tegangan tarik. Ini tidak termasuk pengurangan bagian yang terkorosi akibat

gagal oleh patahan cepat. Hal ini juga termasuk intercrystalline atau

transkristalin korosi, yang dapat menghancurkan paduan tanpa tegangan yang

Page 19: 251220164-jenis-korosi

diberkan atau tegangan sisa. Retak korosi tegangan dapat terjadi dalam

kombinasi dengan penggetasan hidrogen.

Mekanisme SCC : terjadi akibat adanya hubungan dari 3 faktor

komponen, yaitu (1) Bahan rentan terhadap korosi, (2) adanya larutan

elektrolit (lingkungan) dan (3) adanya tegangan. Sebagai contoh, tembaga dan

paduan rentan terhadap senyawa amonia, baja ringan rentan terhadap larutan

alkali dan baja tahan karat rentan terhadap klorida

Gambar Korosi Retak Tegang pada Sebuah Logam

2. Pengendalian

Cara pengendalian korosi tegangan adalah:

a) Turunkan besarnya tegangan

b) Turunkan tegangan sisa termal

c) Kurangi beban luar atau perbesar area potongan

d) Penggunaan inhibitor.

E. KOROSI PERAPUHAN HIDROGEN

Hydrogen attack mengakibatkan logam menjadi rapuh akibat penetrasi

hidrogen ke kedalaman logam. Peristiwa perapuhan ini biasa disebut dengan

“Hydrogen Embrittlement”. Logam juga bisa retak oleh invasi hidrogen.

Belum diketahui bagaimana hidrogen bisa merusak logam secara

kimiawi ataupun secara elektrokimia, tetapi efek pengrusakannya terhadap logam

sebagai bahan konstruksi sudah jelas. Boleh jadi hidrogen hanya mendifusio

secara fisika saja ke dalam logam akibat kecilnya ukuran atom hidrogen.