intergranular korosi

18
INTERGRANULAR CORROSION DISUSUN OLEH : SASZA CHYNTARA N 2710100089 AKBAR RAKANDA P 2710100093 M.SYAFRUDIN YAFIE 2710100095 ENDAH LUTFIANA 2710100099

description

korosi intergranular merupakan korosi batas butir yang disebabkan salah satunya terjadi presipitasi karbida saat pemanasan

Transcript of intergranular korosi

Page 1: intergranular korosi

INTERGRANULAR CORROSION

DISUSUN OLEH :

SASZA CHYNTARA N 2710100089AKBAR RAKANDA P 2710100093

M.SYAFRUDIN YAFIE2710100095ENDAH LUTFIANA 2710100099

Page 2: intergranular korosi

INTRODUCTION

DEFINISI INTERGRANULAR CORROSION

MEKANISME INTERGRANULAR CORROSION

CONTOH INTERGRANULAR CORROSION

CARA PENANGGULANGAN

Page 3: intergranular korosi

INTRODUCTION Korosi merupakan suatu sifat berupa perusakan atau

penurunan suatu material akibat adanya reaksi dengan lingkungan. Berdasarkan bentuknya, korosi dapat dibedakan menjadi : Galvanic Corrosion Uniform Corrosion Crevice Corrosion Pitting Corrosion Intergranular Corrosion Errosion Corrosion Stress Corrosion

Page 4: intergranular korosi

Optical micrograph in cross section, showing a typical morphology of intergranular corrosion of an Al-4.5 wt % Mg alloy. This is similar to the process that occurs in Al-Cu alloy

Intergranular Corrosion of Stainless Alloys

Page 5: intergranular korosi

DEFINISI INTERGRANULAR

CORROSION

• Bentuk penyerangan terhadap batas butir atau daerah sekitarnya pada material dalam lingkungan korosif.

• Disebut juga intergranular attack atau end-grain attack.

Page 6: intergranular korosi

• Pada beberapa material, proses korosi berjalan menyimpang (lateral) sepanjang bidang-bidang pararel sampai permukaaan yang dikenal sebagai exfoliation (pengelupasan) dan pada umumnya terjadi sepanjang batas butir oleh sebab itu disebut korosi batas butir. Lapisan yang terkelupas merupakan hasil dari proses pengelupasan (yang disebut juga sebagai lapisan korosi).

• Sebagian besar paduan rentan terserang IGC ketika dihadapkan pada lingkungan agresif. Hal ini disebabkan karena batas butir merupakan tempat pengendapan (precipitation) dan pemisahan (segregation), dimana membuat mereka secara fisik dan kimia berbeda dengan butirnya

Page 7: intergranular korosi

MEKANISME INTERGRANULAR CORROSION

* Intergranular Corrosion of stainless steels and nickel based alloys

Exposed temperature : 425 oC to 815 oC

• Sensitization

This results from the preferential attack of Cr- depleted zone due to precipitation of Cr23C6 at

grain boundary.

Page 8: intergranular korosi

• Korosi ini termasuk korosi yang disebabkan oleh perubahan sifat metalurgi, dimana ketika austenic SS berada pada temperature 425-850 oC (temperatur sensitasi) atau ketika dipanaskan dan dibiarkan mendingin secara perlahan (seperti halnya sesudah welding atau pendinginan setelah annealing) maka karbon akan menarik krom untuk membentuk partikel kromium karbida (chromium carbide) di daerah batas butir (grain boundary) struktur SS. Formasi kromium karbida yang terkonsentrasi pada batas butir akan menghilangkan/ mengurangi sifat perlindungan kromium pada daerah tengah butir. Sehingga daerah ini akan dengan mudah terserang oleh korosi.

Page 9: intergranular korosi

MEKANISME INTERGRANULAR CORROSION

Page 10: intergranular korosi

• Reaksi :• C4+ + 4 e C (Katodik)• Ni Ni2+ + 2e (Anodik)

Page 11: intergranular korosi

* Intergranular Corrosion of alumunium alloy

Pemanasan diatas atau dibawah temperatur sensitasi

• Segregasi batas butir

Batas butir membentuk presipitat CuAl2 (katodik) yang mengikat Cu sehingga

terjadi pengurangan Cu (anodik)

Page 12: intergranular korosi

Korosi Batas Butir Alumunium

Page 13: intergranular korosi

CONTOH INTERGRANULAR CORROSION

Austenitic Stainless Steel (tipe 304) dan Nickel Based Alloy

Terbentuknya presipitat karbon-cromium (Cr23C6) di batas butir membuat daerah disekitarnya menjadi miskin kromium, Sebagai hasilnya area kekurangan (anodik) lebih rentan terserang korosi dalam lingkungan agresif dibandingkan daerah yang jauh dari batas butir (katodik).

Page 14: intergranular korosi

Skema Dechromisasi Pada Batas Butir

Page 15: intergranular korosi

Paduan Aluminium seri 2000 (2xxx)Terbentuknya presipitat Al2Cu di daerah batas butir yang mengikat tembaga akan membuat daerah disekitarnya menjadi kekurangan tembaga (anodik) sementara daerah butir yang melarutkan tembaga merupakan katodik.

Page 16: intergranular korosi

Paduan alumunium seri 5000 (5xxx)Presipitat metalik seperti Mg2Al3 (anodik) akan mengalami serangan ketika membentuk fasa yang kontinu pada batas butir. Ketika terkena latutan klorida, pasangan galvanik akan terbentuk antara presipitat dan matriks paduan yang akan menyebabkan serangan korosi pada batas butir

Page 17: intergranular korosi

UPAYA PENGENDALIANINTERGRANULAR CORROSION

1.Tindakan Metalurgi • Annealing : Memanaskan sampai temperatur

10500C sehingga carbida Cr semuanya ikut larut, dan diikuti oleh pendinginan cepat.

• Modifikasi Paduan denga kadar karbon rendah : Menurunkan kandungan karbon hingga 0,03% untuk austenitic stainless steel tipe 304L dan 316L atau hingga 50 ppm untuk ferritic stainless steel.

Page 18: intergranular korosi

• Stabilization treatment : Menambahkan unsur pembentuk karbida (Ti/Nb) dalam lelehan 347 & 321 austenitic stainless steel • Menambahkan unsur pembentuk fasa α

2. Tindakan Lingkungan : Tingkat keasaaman yang rendah dan kondisi oksidasi yang rendah akan mengurangi kerentanan terhadap Intergranular Corrosion.