2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

21
BAHAN AJAR PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15 Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman (Kode: TAN. KS02.004.01)

description

REMAJAAN

Transcript of 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Page 1: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

BAHAN AJARPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT

KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15

Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman(Kode: TAN. KS02.004.01)

I. Judul : MENGELOLA PEKERJAAN PEREMAJAAN TANAMAN

KEMENTERIAN PERTANIAN RIBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIANJl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan

2015

Page 2: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

II. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengelola

pekerjaan peremajaan tanaman pada tanaman kelapa sawit.

III. Indikator Kompetensi

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:

1. Mengidentifikasi lokasi peremajaan tanaman;

2. Menyiapkan peremajaan tanaman;

3. Membongkar tanaman yang tidak produktif;

4. Menata ulang penanaman.

IV. Langkah Kerja (KUK)

1. Melakukan inventarisasi data blok tanaman tidak produktif berdasarkan

laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku;

2. Melakukan verifikasi data tanaman tidak produktif dengan memeriksa

langsung ke lapangan sesuai dengan prosedur yang berlaku;

3. Melakukan penetapan lokasi peremajaan tanaman berdasar pada data

tanaman tidak produktif yang otentik dan pertimbangan teknis penanaman

serta prosedur yang berlaku;

4. Mengidentifikasi dan menghitung kebutuhan tenaga kerja, bahan tanam dan

peralatan sesuai dengan kebutuhan;

5. Membuat jadwal kegiatan peremajaan tanaman sesuai dengan kebutuhan;

6. Melakukan penjelasan pekerjaan pembongkaran tanaman kepada tenaga

kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku;

7. Mengawasi dan mengarahkan proses pembongkaran tanaman sesuai

dengan standar teknis dan prosedur yang berlaku;

8. Menempatkan bongkaran tanaman pada lokasi yang ditentukan sesuai

dengan perencanaan kerja yang berlaku;

9. Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan SOP yang

berlaku;

10. Melakukan pengolahan lahan untuk penanaman kembali sesuai dengan

teknis dan prosedur pengolahan lahan yang berlaku;

11. Melakukan penyiapan lahan untuk pemancangan dan pembuatan lubang

tanam sesuai dengan standar yang ditetapkan;

Page 3: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

12. Melakukan penanaman bibit tanaman untuk peremajaan sesuai dengan

standar teknis dan prosedur penanaman yang berlaku;

13. Membuat catatan dan rekaman pekerjaan pengelolaan peremajaan tanaman

sesuai dengan prosedur dengan menggunakan format yang ditetapkan.

V. Teori Fungsional

5.1 Pertimbangan Rencana Peremajaan

Untuk  melaksanakan peremajaan tanaman kelapa sawit tentu melalui

berbagai pertimbangan dan berdasarkan berbagai faktor .

Adapun faktor yang mempengaruhi :

a. Produksi per ha sudah menurun karena buah kelapa sawit yang

dihasilkan oleh pokok tanaman berkurang (kurang lebih umur 25 th).

b. Pokok tanaman terserang hama atau penyakit yang membuat pokok

tanaman tidak produktif.

c. Pemanen mengalami kesulitan untuk memanen pokok tanaman karena

ketinggian.

Produksi/ha/tahun dalam suatu kebun secara merata sepanjang satu siklus

biasanya 25-30 tahun, harus betul-betul optimal. Untuk mencapai produksi

optimal tersebut perlu dicapai keadaan rata-rata umur tanaman 15 tahun.

Acuanpenentuanbatasanumur 15 tahun didasarkan karena pada umur 15

tahun akan tercapai produksi puncak. Pada keadaan produksi yang

maksimal sepanjang siklus tanaman, semua fixed cost yang harus

ditanggung perusahaan akan berfungsi dengan optimal. Harus disadari

bahwa besarnya fixed cost relatif tetap dan tidak tergantukng pada volume

output yang dihasilkan (produksi/Ha/tahun).

Rata-rata umur tanaman (RUT) yang paling optimal tersebut harus diimbangi

dengan program peremajaan yang berkesinambungan. Peremajaan

merupakan salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-

rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan. Sebagai ilustrasi, sebuah

kebun dengan komposisi tanamn disajikan pada tabel di bawah ini.

Page 4: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Tabel 1. Komposisi Umur Tanaman Dalam Kebun PT X

Umur Tanaman (Tahun)

Luas (Ha) Umur x Luas (Ha Tahun)

Produksi /Th (Ton)

Produksi/Ha (Ton)

7 200 1.400 3.600 18,0

14 500 7.000 12.500 25,0

15 300 4.500 8.100 27,0

16 500 8.000 12.500 25,0

20 200 4.000 4.600 23,0

24 300 7.200 5.400 18,0

Jumlah 2.000 32.100 46.700 -

Rata-Rata - - 23,35 23,35

Secara teoritik, tanaman tertua di dalam kebun tersebut harus segera

diremajakan karena rata-rata umur tanaman sudah mencapai 16,05 tahun.

Rumus untuk menentukan luas areal harus diremajakan sebagai berikut:

∓=∑i=1

n ( ti x Ai )Ai

+∑i=0

n

❑(taxa)Ai

+∑i=0

n

❑(tbxb)Ai

Ket:

∓ = Umur rata-rata, standar = 15 tahun (produksi maksimal dalam 1 siklusti = Umur ke – i (i= 1 sampai n)Ai = Luas areal pada umur ke-i (i= 1 sampai n)ta = Umur tanaman hasil peremajaan (diasumsikan = 1 tahun)a = Luas tanamatertua yang tidak diremajakanb = Luas tanaman yang harus diremajakan

Penentuan luas tanaman yang harus diremajakan untuk komposisi tanaman

di atas sebagai berikut:

∓=(7 x 200 )+(14 x 500 )+(15 x300 )+(16 x 500 )+(20 x200 )

2000+ 24 xa

2000+ 1 xb

2000=15

¿ (24.900 :2000 )+ {(24 a+b ):2000¿}=15

¿24 a+b={(15−12.45 ) x 2000 }=5.100

Page 5: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Berdasarkan persamaan di atas:

(1) 24a + b = 5.100

(2) a + b = 300 – (luas areal tanaman tertua)

23a = 4.800

a = 4.800 : 23 = 208,7 = 210 ha

210 + b = 300

b = 300 – 210 = 90 ha

Jadi luas tanaman yang harus diremajakan yaitu 90 Ha pada areal tanaman

tertua. Pertimbangan untuk melakukan peremajaan tidak hanya semata-

mata didasarkan pada rata-rata umur tanaman dalam kebun. Hal-hal lain

yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:

Rata-rata produksi/Ha tanaman yang akan diremajakan.

Cost price per Ha dan cost price per kg TBS tanaman yang akan

diremajakan.

Letak arel/blok tanaman yang akan diremajakan.

Pertimbangan harga jual produk olahan kelapa sawit (MKS, IKS, dan

lainnya) di pasaran.

Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan.

Produksi/Ha merupakan pertimbangan kritikal bagi suatu keputusan untuk

melakukan peremajaan, seperti angka-angka ilustrasi berikut ini:

Produksi umur 24 tahun : ± 18 ton/Ha

Rata-rata produksi umur 25-27 tahun : ± 14 ton/Ha

Rata-rata produksi umur 28-31 tahun : ± 8 ton/Ha

Tanaman hasil peremajaan mulai menghasilkan pada umur 4 tahun

dengan rata-rata umur produksi 4-7 tahun : ± 18 ton/Ha

Kehilangan produksi karena tanaman diremajakan setara dengan (3 x

14 ton) + (4 x 8 ton) = 74 ton (selam 7 tahun).

Produksi yang didapat dari tanaman hasil peremajaan = 4 x 18 = 72

ton.

Atas pertimbangan di atas, keputusan untuk melakukan peremajaan

dapat dilaksanakan walaupun ada kerugian 2 ton. Dalam kasus ini,

keuntungan “waktu” harus menjadi bahan pertimbangan utama. Cost

price/Ha dan cost price/kg TBS merupakan tinjauan ekonomi untuk

Page 6: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

melengkapi pertimbangan produksi/Ha di atas. Hal ini dapat diilustrasikan

dengan angka-angka pada tabel berikut.

Tabel 2. Ilustrasi Cost price/Ha dan cost price/kg TBS untuk pertimbangan produksi/Ha

Keterangan Produksi kumulatif 7

Tahun (Ton)

Biaya Eksploitatif 7 Tahun (Rp/ha)

Biaya Eksploitasi Komulatif 7 Tahun

(Rp/Kg TBS)Tanaman tua yang tidak diremajakan

74,0 17.500.000@ 2,5 juta/tahun

236,49

Tanaman muda hasil peremajaan

72,0 18.000.000TBM @ 2 juta/tahunTM @ 3 juta/tahun

250,00

Demi pertimbangan murahnya cost price/kg TBS juga maka pekerjaan

peremajaan harus dilakukan secara berurutan, blok per blok. Blok-blok

peremajaan yang berdekatan ini penting karena daerah peremajaan

yang terpencar-pencar akan menyebabkan kesulitan dalam organisasi

panen. Tanaman tua dan tanaman muda memerlukan teknik panen dan

alat panen yang berbeda dan sangat sukar (hampir mustahil) untuk

saling bersubtitusi. Dengan demikian, dalam areal yang blok-blok

peremajaannya tidak berurutan maka output potong buah per panen

akan rendah karena panen harus membawa dodos dan egrek.

5.2 Teknik Peremajaan

Teknik peremajaan yang diungkapkan di sini bertujuan untuk memberikan

(mutu) yang terbaik dengan biaya yang rendah. Dimensi biaya ditinjau

secara proporsional terhadap mutu yang diinginkan. Dalam konteks ini, mutu

peremajaan merupakan fungsi dari output/produksi yang akan dicapai kelak.

Unsur yang dominan mempengaruhi mutu peremajaan yaitu urutan

pekerjaan dan jenis pekerjaan.

a. Urutan pekerjaan

Pekerjaan peremajaan kelapa sawit mutlak harus dilakukan dengan

urutan:

1) Perencanaan penanaman

Page 7: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Membuat rencana dan desain kebun yang akan dikelola dengan

mempertimbangkan: lingkup pekerjaan, ketersediaan mesin-mesin

dan peralatan yang memadai, waktu pelaksanaan dan biaya.

2) Membersihkan Tanaman/ Bagian Tanaman  TerserangGanoderma

Pada areal yang terserang Ganoderma, perlu dilakukan sensus

batang-batang pohon yang terserang untuk kemudian ditebang dan

dibersihkan dari areal tanaman baru atau di eradikasi. Lubang bekas

tanaman terserang diberikan Trichoderma.

3) Membuat Pancang Jalur

Pancang jalur dibuat untuk menentukan jalur tanaman baru, jaringan

jalan, jalur pemanenan dan saluran drainase.  Untuk meminimalkan

resiko infeksi serangan Ganoderma, jalur tanaman baru diletakkan di

antara jalur tanaman lama.

4) Pembuatan  jalan  dan  saluran   drainase

Pembuatan jalan (saluran) pengumpulan/ pengawasan

atausaluran drainase sekunder dapat dilakukan sebelum atau segera

setelah penumbangan pohon sawit lama.  Apabila saluran lama tidak

sesuai dengan letak saluran yang baru, maka saluran lama perlu

ditutup dengan tanah dan saluran baru dibuat sesuai dengan letak

pancang jalur.  Apabila saluran lama masih sesuai dengan letak

saluran baru, maka saluran tersebut digali kembali sedalam saluran

baru.  Di areal datar, saluran lapangan dibuat di antara 4 atau 8 jalur

tanaman, sedangkan saluran koleksi ditempatkan di tengah 2 saluran

lapangan.

5) Inventarisasi Pohon

Inventarisasi pohon yang akan ditumbang dilakukan dengan cara

menandai tanaman yang akan ditumbang. Inventarisasi pohon

yang akan di tebang pada tahun pertama sebanyak 50% dari populasi

awal, dengan teknik penumbangan kelang 1 (satu) baris. Artinya satu

barisan tanaman ditumbang, satu barisan tanaman dibiarkan dan

seterusnya. 25% dari populasi yang tersisa di tandai untuk dilakukan

peracunan pada tahun pertama dan 25% sisanya dilakukan

peracunan pada tahun kedua.

6) Menebang dan merencek

Page 8: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Tanaman kelapa sawit yang sudah ditandai (50%) ditebang kemudian

dicincang (direncek) dengan menggunakan kapak atau

chainsaw. Penebangan juga dapat dilakuan dengan cara mekanis

menggunakan traktor/tree dozer atau stumper

7) Membersihkan Jalur Tanam

Hasil rencekan ditempatkan (dirumpuk) di antara jalur tanaman,

dengan jarak 1 meter di kiri – kanan pancang. Dengan demikian

diperoleh 2 meter jalur yang bersih dari potongan kayu-kayuan.

8) Membajak dan menggaru

Setelah menebang dan merumpuk, membajak dan menggaru tanah

perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan memudahkan

penanaman.

9) Pembuatan teras dan teknik  konservasi

Pada areal yang bertopografi bergelombang/ berbukit, perlu dilakukan

terasering dengan mengikuti teknik konservasi tanah dan air.  Pada

lahan dengan tingkat kelerengan lebih dari 10o, perlu dibuat teras

tanaman dengan lebar 4 m, kecuali pada tanah yang memiliki lapisan

tanah dangkal dihindari pemotongan sampai ke bahan batuan

induk.  Teras harus mengikuti garis kontur.  Pada lahan dengan

tingkat kelerengan antara 5 – 10o, teras harus dibuat dengan lebar

antar teras sekitar 30 m.

10)Menanam kacang-kacangan penutup tanah

11)Menanam kelapa sawit

12)Melakukan perawatan tanaman

Pekerjaan di atas harus dilakukan secara urut karena hal-hal sebagai

berikut:

Selama melakukan pekerjaan pada poin 1-4 yang memerlukan

kurang lebih 3 bulan, tanaman masih dapat dipanen hasilnya.

Pekerjaan memancang, membuat parit dan jalan, serta membuat

lubang tanam akan lebih cepat karena kondisi areal yang masih teduh

(belum tumbang). Produktivitas karyawan pada poin 1-4 juga

meningkat karena karyawan tidak perlu meloncati batang-batang

Page 9: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

sawit. pekerjaan memancang akan lebih cepat karena mengikuti

barisan tanaman yang ada.

Menyemprot gawangan dengan herbisida dilakukan pada seluruh

areal setelah membongkar pokok.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang penting dalam hubungannya dengan produksi/Ha

yang akan dicapai sebagai berikut:

Kualitas bibit

Lubang tanam

Jaringan jalan

Pembuatan saluran air

Pemupukan yang tepat

Teknis peremajaan kelapa sawit yang lainnya telah banyak yang ditawarkan

dan diuji coba seperti:

a. Teknik underplanting.

b. Teknis konvensional biasa dan bertahap,

c. Teknis konvensional dengan pola tumpang sari.

Masing-masing teknis peremajaan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Beberapa pelaku perkebunan yang menggunakan teknik underplanting

melaporkan bahwa beberapa tahun terakhir mencoba teknis underplanting,

namun sampai saat ini tidak berkembang dan kurang diminati pekebun.

Pada teknis ini, penanaman dilakukan diantara tanaman kelapa sawit tua.

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari teknis ini adalah selama 6 bulan -

1 tahun, pekebun masih dapat memetik hasil sehingga dapat menjaga

keberlangsungan pasokan TBS. Kekurangan teknis ini adalah:

Terhambatnya pertumbuhan tanaman baru.

Menyebabkan terjadinya endemi Ganoderma.

Meningkatnya serangan Oryctes

Kultur teknis yang tidak sesuai standar.

Teknis underplanting tidak dianjurkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan

karena kurang didukung oleh perilaku pekebun yang disiplin sehingga lebih

banyak kekurangannya dibanding kelebihannya. Teknis lain adalah

konvensional baik penumbangan bertahap maupun penumbangan habis.

Pada pelaksanaannya teknis ini menyebabkan hilangnya penghasilan

Page 10: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

pekebun selama masa tanaman belum menghasilkan, sehingga pekebun

enggan untuk mengaplikasikan di lapangan.

Pada demplot pengembangan model peremajaan kelapa sawit yang

dilaksanakan pada tahun 2011 dan 2012, teknis yang dianut adalah

konvensional dengan pola tumpangsari. Tanaman tua ditumbang habis

kemudian dengan steking 1:1 (sesuai kemampuan operator alat berat)

terdapat lahan kosong (lorong) 50 % dari luas lahan tanaman tua yang

ditumbang. Lahan bekas pertanaman kelapa sawit tidaklah tandus, tetapi

dengan sentuhan teknologi sederhana seperti penggunaan pupuk

kandang/kompos maupun pupuk buatan, lahan tersebut subur dan dapat

diusahakan tanaman sela.

Peremajaan secara bertahap merupakan alternative untuk menghindari

kehilangan pendapatan dari penebangan tanaman tua sebelum tanaman

muda menghasilkan. Peremajaan cara bertahap, membagi areal menjadi

tahapan-tahapan peremajaan. Apabila peremajaan akan di dilakukan

selama 3 tahap, maka areal yang akan diremajakan dibagi 3. Umumnya

petani mempunyai lahan pertanaman sawit seluas 2 ha atau 21 lajur

tanaman x 14 baris tanaman, lahan dapat dibagi menjadi 7 lajur tanaman x

14 baris tanaman setiap tahunnya, lamanya peremajaan menjadi 3 tahun.

Peremajaan dilakukan pada tanaman tua sebanyak 7 lajur x 14 baris,

tanaman ditumbang sehingga lahannya terbuka, lahan terbuka ini ditanami

dengan benih sawit muda. Penanaman sawit muda ini dapat ditumpang

sarikan dengan tanaman palawija seperti kacang tanah, kedele atau jagung.

Dengan demikian dari tanaman tua yang belum diremajakan yaitu 14 lajur x

14 baris tanaman, petani masih memperoleh penghasilan, bila dilakukan

pemupukan berat, malah produksi dapat tetap sama dengan sebelumnya.

Selain itu petani juga dapat memperoleh tambahan pendapatan dari

penanaman tanaman sela.

VI. Gambar

Page 11: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Gambar 1. Penebang pohon kelapa sawit menggunakan alat berat

Gambar 2. Perencahan dan penghancuran pohon kelapa sawit yang ditebang

Gambar 3. Pembersihan tanaman kelapa sawit terserang penyakit Ganoderma

Page 12: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

Gambar 4. Tanaman yang sudah diracun pada system underplanting

Gambar 5. Lahan yang sudah diremajakan

VII. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini sebaga berikut:

Alat Komputasi

Alat dan Mesin Pertanian

Sarana Produksi

VIII.Keamanan Kerja

Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan mengelola pekerjaan

peremajaan tanaman pada kebun kelapa sawit sebagai berikut:

Menggunakan pakaian kerja (Sepatu boot, helm proyek, baju kerja);

Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan);

Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP;

Membaca petunjuk penggunaan alat.

Page 13: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

IX. Kriteria Yang Dinilai

Kriteria yang dinilai untuk unit kompetensi ini sebagai berikut:

Menjelaskan Kriteria Peremajaan;

Menjelaskan Prosedur Peremajaan;

Metode yang digunakan dalam menentukan titik tanam;

Cara Perumpukan.

X. Evaluasi

Page 14: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

1. Sebutkan faktor yang mempengaruhi pertimbangan peremajaan tanaman

kelapa sawit!

2. Sebutkan hal lain yang perlu diperhatikan dalam mempertimbangkan

peremajaan tanaman Kelapa sawit!

3. Sebutkan tujuan peremajaan tanaman!

4. Sebutkan urutan pekerjaan peremajaan tanaman!

5. Sebutkan 3 teknis peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah banyak

diuji!

6. Sebutkan kekurangan peneapan teknis peremajaan underplanting!

XI. Kunci Jawaban

Page 15: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

1. Untuk melaksanakan peremajaan tanaman kelapa sawit tentu melalui

berbagai pertimbangan dan berdasarkan berbagai faktor .

Adapun faktor yang mempengaruhi :

a) Produksi per ha sudah menurun karena buah kelapa sawit yang

dihasilkan oleh pokok tanaman berkurang (kurang lebih umur 25 th).

b) Pokok tanaman terserang hama atau penyakit yang membuat pokok

tanaman tidak produktif.

c) Pemanen mengalami kesulitan untuk memanen pokok tanaman karena ketinggian.

2. Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan peremajaan

sebagai berikut:

Rata-rata produksi/Ha tanaman yang akan diremajakan.

Cost price per Ha dan cost price per kg TBS tanaman yang akan

diremajakan.

Letak arel/blok tanaman yang akan diremajakan.

Pertimbangan harga jual produk olahan kelapa sawit (MKS, IKS, dan

lainnya) di pasaran.

Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan.

3. Teknik peremajaan bertujuan untuk memberikan (mutu) yang terbaik dengan

biaya yang rendah. Dalam konteks ini, mutu peremajaan merupakan fungsi

dari output/produksi yang akan dicapai kelak.

4. Pekerjaan peremajaan kelapa sawit mutlak harus dilakukan dengan urutan:

1) Perencanaan penanaman

2) Membersihkan Tanaman/ Bagian Tanaman  TerserangGanoderma

3) Membuat Pancang Jalur

4) Pembuatan  jalan  dan  saluran   drainase

5) Inventarisasi Pohon

6) Menebang dan merencek

7) Membersihkan Jalur Tanam

8) Membajak dan menggaru

9) Pembuatan teras dan teknik  konservasi

10)Menanam kacang-kacangan penutup tanah

11)Menanam kelapa sawit

Page 16: 2.4. Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman OK2

12)Melakukan perawatan tanaman

5. Teknis peremajaan kelapa sawit yang telah banyak yang ditawarkan dan diuji

coba sebagai berikut:

a. Teknik underplanting.

b. Teknis konvensional biasa dan bertahap,

c. Teknis konvensional dengan pola tumpang sari

6. Kekurangan teknis peremajaan underplanting adalah:

Terhambatnya pertumbuhan tanaman baru.

Menyebabkan terjadinya endemi Ganoderma.

Meningkatnya serangan Oryctes

Kultur teknis yang tidak sesuai standar.