237590024 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba Unit Kegiatan...

download 237590024 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Penyalahgunaan Napza Universitas Airlangga Suraba

If you can't read please download the document

description

makalah penanggulangan narkoba

Transcript of 237590024 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba Unit Kegiatan...

Paper Title (use style: paper title)

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI

Kader Penyuluh Anti Narkoba

SMK Negeri 1 Kamal

Abstrak

Karya tulis ini disusun bertujuan untuk mendeskripsikan Strategi yang dilakukan oleh kader penyuluh anti narkoba Unit Kegiatan Siswa Peduli Penyalahgunaan NAPZA SMK Negeri 1 Kamal dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba, disamping itu skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan kendala yang dihadapi kader penyuluh anti narkoba beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba. Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan, dan kendala yang dihadapi beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui kader penyuluh anti narkoba strategi yang dilakukan (a) Advokasi, (b) mengadakan kegiatan anti narkoba, (c) pendekatan dengan siswa, (d) sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kendala yang dihadapi Kader Penyuluh dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba adalah lemahnya semangat kader penyuluh anti narkoba. Sementara solusi yang digunakan untuk menanggulangi kendala semangat kader penyuluh anti Narkoba, yaitu memotivasi kader penyuluh anti narkoba supaya tetap semangat dalam menjalankan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Abstract

This thesis aims to describe the strategy drawn from the volunteer anti-drug counselor Care Unit Student Activity Drug Abuse SMK Negeri 1 Kamal in order to prevent drug abuse, besides that this thesis aims to describe the obstacles faced by a cadre of anti-drug counselor and its solution order to prevent drug abuse. Drug abuse prevention strategies conducted by the Anti-Drug Instructor Cadre, and constraints faced by UK Anti-Drug Instructor Cadre and solutions in order to prevent drug abuse. Data was collected using observation, interviews, and documentation. The results of research on drug abuse prevention through anti-drug counselor cadre strategy undertaken (a) advocacy, (b) conduct anti-drug activities, (c) approach with students, (d) socialization of the dangers of drug abuse. Constraints faced by in order to prevent drug abuse is a weak anti-drug extension cadre morale difficulties. While the solutions used to overcome obstacles passion instructor cadre, as well as anti-drug counselor motivate cadres in order to keep the spirit in the course of drug abuse prevention.

Bab I

PENDAHULUAN

Keberadaan narkoba di dunia mempunyai sisi yang bertolak belakang, Di satu sisi, narkoba sangat bermanfaat khususnya dalam dunia medis, apotek, obat-obatan dan seterasnya, disisi lain narkoba sangat berbahaya bagi bagsa indonesia, karena hal ini tidak hanya berdampak pada perusakan fisik (saraf) tetapi juga pada mentalitas generasi bangsa Indonesia, oleh sebab itu perlu segera ditanggulanginya. Berdasarkan beberapa kajian yang dirilis oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2011, dapat dikemukakan bahwa angka penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Masyarakat (LPM) dengan Universitas Indonesia (UI) Menyatakan bahwa korban penyalahgunaan narkoba di Indonesia mengalami peningkatan dari 3,6 juta pada tahun 2008 menjadi 4,7 juta pada tahun 2011.

Menurut Suyadi (2013:3) khusus tahun 2011 terjadi peningkatan jumlah prevelansi dari 1,9% menjadi 2,2% penyalahgunaan narkoba yang berusia 10-49 tahun. Dari sekian banyaknya penyalahgunaan narkoba tersebut, terdistribusi atas coba pakai 27%, teratur pakai 45%, pecandu suntik 2%, dan pecandu mencapai 27%. Menurut sasaran populasi, kebanyakan penyalahgunaan narkoba berasal dari kalangan pekerja 70% dan pelajar 22%. Dengan demikian dari penyalahgunaan narkoba kerugian negara semakin besar, yakni dari 32,4 triliun pada tahun 2008 menjadi 48,2 triliun pada tahun 2011. Hal ini diprediksi akan terus meningkat sehingga masa depan bangsa yang berada di pundak mereka benar-benar menghawatirkan.

Adapun Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya) Pada dasarnya Narkotika juga bermanfaat bagi manusia baik dalam pengetahuan, pelayanan kesehatan maupun pengobatan bagi orang yang membutuhkan, sesuai dengan UU No. 35 Tahun 2009 pasal 7 yang berbunyi:

Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Penggunaan narkotika akan menjadi sangat berbahaya jika terjadi penyalahgunaan. Oleh karena itu, sudah semestinya jika pemerintah melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia, karena bagaimanapun juga apabila narkoba disalahgunakan akan menjadi salahsatu penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia.

Menurut hasil penelitian BNN dengan Universitas Indonesia pada tahun 2011, ada beberapa factor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba antara lain, pertama; Faktor individu, seperti Ingin coba-coba memakai narkoba, menghilangkan rasa stres/ masalah, ikut trend/ mode, tidak percaya diri dan Untuk senang-senang. Kedua; Faktor Lingkungan, seperti Tinggal didaerah peredaran gelap Narkoba, Sekolah di lingkungan rawan Narkoba, Bergaul dengan Pemakai narkoba, Dorongan kelompok sebaya dan Keluarga kurang harmonis. Ketiga; Faktor pendukung lain, mudahnya diperdaya oleh Bandar narkoba (pertama gratis kedua menjadi kurir dngan imbalan), Mitos menggunakan Narkoba Meningkatkan tenaga (yang pasti Narkoba merusak kesehatan & menimbulkan ketergantungan yang menyebabkan kematian) dan Kurang mendapat bekal pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. (Suyadi, 2013:3)

Jadi diterbitkannya Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (Jakstranas P4GN) 2011-2015, yang diintruksikan kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Sekretaris Kabinet, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Para Gubernur, dan Para Bupati/Wali Kota, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015, yang meliputi: Pencegahan, Pemberdayaan Masyarakat, Rehabilitasi, dan Pemberantasan. Dapat dijadikan landasan bangsa Indonesia terbebas dari narkoba.

Lembaga Non-kementerian yang sampai saat ini aktif dan fokus dalam mengimplementasikan Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) 2011-2015, adalah Badan Narkotika Nasional (BNN) yang pada awalnya adalah Badan Koordinasi Narkotika Nasiaonal (BKNN), akan tetapi sejak keluarnya keputusan Presiden nomor 17 tahun 2002 Tentang Badan Narkotika Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Badan Narkotikas Nasional yang bertugas berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait dengan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penanggulangan bahaya Narkoba, pada tahun 2013 baru mendapatkan alokasi anggaran dari APBN. Dengan adanya alokasi anggaran tersebut BNN terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dan terus berkoordinasi dengan BNNP dan BNK yang ada di daerah-daerah. Tetapi BNN hanya bersifat koordinatif dengan BNNP dan BNK menyebabkan kinerjanya tidak optimal, sehingga dianggap belum mampu menanggulangi permasalahan narkoba yang semakin menggrogoti bangsa Indonesia. Oleh karena itu maka keluarlah peraturan presiden Nomor 83 Tahun 2007 Tentang Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Narkotika Propinsi (BNNP), Badan Narkotika Kabupaten/Kota merupakan mitra kerja tingkat nasional, propinsi dan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab langsung pada Presiden, Gubernur dan Bupati/Wali kota.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang semakin meningkat dan menggrogoti bangsa Indonesia, maka MPR-RI membuat ketetapan Nomor VI/MPR/2002 melalui sidang Umum Majlis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) telah merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena itu Pemerintah dan DPR RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 tahun 2009 pasal 27 dan pasal 64 ayat 2 tersebut BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan precursor narkotika serta langsung bertanggung jawab pada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Menurut UU nomor 35 Tahun 2009 pasal 65 ayat 1, BNN berkedudukan di ibukota negara indonesia dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah negara Republic Indonesia. Dan ayat 2 BNN sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mempunyai perwakilan di daerah provinsi dan kabupaten/kota. Dan ayat 3, BNN provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi dan BNN kabupaten/kota berkedudukan di kabupaten/kota. Jadi keberadaan BNNP yang ada di jawa timur merupakan realisasi dan implementasi dari UU Nomor 35 Tahun 2009 pasal 65 ayat 2 dan 3.

Menurut Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 70 BNN mempunyai tugas: a) menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; b) mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; c) berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.

Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan badan narkotika nasional provinsi Jawa Timur yang berjudul peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur dalam Pencegahan dan pemberantasan Penyalahugunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dilakukan oleh BNNP Jatim (2011), dapat dikatakan Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh,l. ketersediaan SDM yang tidak memadai, 2.anggaran atau dana yang tidak mencukupi terhadap kebutuhan program, 3. fasilitas yang yang tidak memadai yang berakibat pada belum terlaksananya program yang sesuai dengan bunyi SOP dalam melaksanakan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Belum efektifnya Upaya Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur dalam rangka mengimplementasikan Inpres Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) 2011-2015. Maka Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur melakukan upaya dengan Membentuk Kader Penyuluh Anti Narkoba dalam rangka mempermudah dan mensukseskan program yang sudah diintruksikan presiden mengenai pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

Pembentukan kader penyuluh anti narkoba yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional yang berada di Provinsi Jawa Timur (BNNP Jatim. Adapun membentukan kader penyuluh anti narkoba ini diharapkan dapat membantu BNNP Jatim dalam melaksanakan Inpres Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (Jakstranas P4GN) 2011-2015.

Pembentukan kader penyuluh anti narkoba yang dilakukan oleh BNNP Jatim ini bertujuan sebagai kepanjangan tangan BNNP Jatim untuk memberikan informasi atau penyuluhan tentang bahaya narkoba. Dengan demikian dalam melakukan penelitian terkait dengan pembentukan kader penyuluh anti narkoba yang dibentuk oleh BNNP Jatim ini lebih memfokuskan penelitiannya pada "Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal." Adapun alasan dalam melakukan penelitian di Kader Penyuluh anti narkoba SMK Negeri 1 Kamal adalah kader penyuluh anti narkoba yang dibentuk oleh SMK Negeri 1 Kamal, hingga dengan demikian kader penyuluh anti narkoba yang dibentuk di SMK Negeri 1 Kamal sudah ada wadah, yakni Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal untuk mengimplementasikan pengatahuannya tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dalam rangka Indonesia bebas narkoba. Berdasarkan hal diatas Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal mempunyai strategi dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan, dan kendala yang dihadapi, beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba. Adapun rumusan masalah yang perlu diteliti adalah bagaimana strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal? dan Apa kendala yang dihadapi Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif melalui pengumpulan fakta-fakta dari kondisi alami sebagai sumber langsung dengan instramen dari peneliti sendiri. Alasan pilihan pendekatan kualitatif deskriptif adalah untuk mendeskripsikan dengan cara menggali data mengenai pelaksanaan progam lima S. Selain itu, penelitian kualitatif deskriptif dianggap mampu menggali informasi melalui gambaran-gambaran dari sumber-sumber yang luas dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya pada objek yang belum begitu banyak diketahui. Penelitian ini juga berguna memberikan informasi secara garis besar, atau juga sebagai langkah awal untuk penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang memusatkan perhatian pada hubungan antar individu dan organisasi UK Mapanza Unair Surabaya dengan lingkungannya.

Sumber Penelitian dalam penelitian ini yaitu Informan dan dokumen. Informan adalah orang yang memberikan informasi mengenai obyek atau situasi yang sedang diteliti. Informan yang dijadikan narasumber diatas adalah orang yang mempunyai pengalaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan bidang yang diteliti. Dalam hal ini informan berbicara mengenai pencegahan penyalahgunaan narkoba uk mapanza unair Surabaya. Dalam data yang diperoleh dari informan ini menggunakan wawancara yaitu pengambilan data yang pada awalnya sedikit belum mampu memberikan data yang lengkap, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan sebagai sumber data. Hal yang pertama kali dilakukan adalah mendatangi seseorang dengan alasan pengetahuannya dapat dipakai sebagai key informan, tetapi setelah berbicara secara cukup maka informan tersebut menunjukkan subyek lain yang dipandang mengetahui lebih banyak tentang masalahnya. Sehingga peneliti menunjuknya sebagai informan baru. Demikian selanjutnya sehingga data yang diperoleh semakin banyak, lengkap dan mendalam.

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah: (a) Bersedia menjadi informan, (b) Mengetahui later belakang dibentuknya Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal (d) Mengetahui struktur organisasi Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, (e) Mengetahui program kerja Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal (f) Adapun informan dalam penelitian ini adalah kader anti narkoba yang dibentuk SMK Negeri 1 Kamal . Informan dalam penelitian ini adalah Kepala SMK Negeri 1 Kamal, Ketua Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, Pembina Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, Pengurus harian Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, dan semua panggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal serta korban penyalahgunaan narkoba.

Sumber Penelitian selanjutnya yaitu dokumen. Dokumen adalah sumber date yang dapat dilihat secara nyata biasanya berupa date tertulis ataupun rekaman film atau video. Untuk memperoleh sumber data yang berupa dokumen tersebut dapat diperoleh dari buku-buku dan literature yang relevan dengan pokok pembahasan penulis. Catatan-catatan penunjang, literature, buku-buku perpustekaan, dokumentasi, arsip-arsip, dan keterangan-keterangan lain yang berhubungan dengan masalah penelitian yang digunakan sebagai pelengkap dan pendukung. Dokumen yang diperoleh merupakan hasil wawancara dan observasi dengan informan, date tersebut berupa daftar ekstrakurikuler, prestasi ekstrakurikuler, absensi kader anti narkoba yang dibentuk SMK Negeri 1 Kamal.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi. Teknik wawancara dilakukan secara langsung dengan informan untuk memperoleh informasi lebih lanjut terkait dengan penelitian di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal

Observasi dalam penelitian ini untuk memperoleh data awal tentang subyek penelitian, serte mengamati secara langsung tentang kondisi dan situasi yang ada di lapangan terkait kegiatan-kegiatan Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal. Data lain yang diperoleh dapat berupa foto misalnya kegiaten yang dilakukan oleh UK Mapanza Unair Surabaya baik penyuluhan, advokasi, kegiaten anti narkoba dan komunikasi dengan siswa.

Dokumentasi yang diperoleh dalam hal ini antara lain arsip-arsip tentang visi dan misi Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal sebagai bahan dalam pengumpulan data penulisan penelitian ini. Dokumentasi tersebut didapatkan dengan cara meminta kepada pengurus Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal.

Menurut Miles dan Huberman ( dalam Sugiyono 2010:246), analisis data terdiri atas alur kegiaten sesuai pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan date dengan menggunakan teknik tersebut diatas, kemudian dilakukan tenik analisis date. Analisis date ini dimaksudkan agar date yang diperoleh dari lapangan dapat dengan mudah dibaca dan dipahami sebagai upaya menemukan jawaban atas permasalahan penelitian.

Proses analisis data dilakukan dengan menelaah dan mengkategorikan seluruh data yang tersedia baik yang diperoleh melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Langkah selanjutnya adalah dengan mereduksi data dengan menyusun abstraksi-abstraksi yang merapakan rangkuman proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga agar tetap ada didalamnya. Data kemudian disajikan setelah disederhanakan dalam bentuk yang mudah dipahami, dibaca, dan diinterprestasikan, yang pada intinya adalah upaya mencari jawaban atas permasalahan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal merupakan salah satu organisasi intra siswa yang mewadahi bakat dan minat siswa yang mempunyai kepedulian terhadap penyalahgunaan Napza di lingkungan kamal.

Organisasi ini tercetus untuk dibentuk ketika beberapa guru dan siswa berkumpul dengan visi yang sama. Mereka mencoba merumuskan suatu komunitas yang peduli terhadap penyalahgunaan NAPZA. Akhirnya pada tanggal 31 Desember 2013, terbentuklah suatu komunitas informal yang terdiri atas siswa yang berasal dari berbagai jurusan dengan nama Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal.

Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mengadakan wawancara terhadap informan dan observasi secara langsung dihasilkan data berapa kata-kata lisan maupun dalam bentuk dokumen yang sangat berharga. Pengamatan dan wawancara tersebut dapat dilakukan pada saat kegiatan Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal berlangsung. Hasil wawancara maupun observasi akan disusun berdasarkan pokok permasalahan yang ada pada rumusan masalah.

Banyaknya Kegiatan Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Kamal menyebabkan siswa baru kebingungan pada waktu memilih UKM, ketika peneliti menanyakan alasan kenapa mengikuti Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, beralasan sebagai berikut:

saya sebagai pengurus dan anggota di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal sebenarnya mengalami kebingungan memilih kegiatan ekstrakurikuler, karena pada awalnya saya sebagai siwa baru tidak mengetahui tentang Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, namun setelah ada selebaran dan menanyakan pada pengurus, saya mendapatkan penjelasan tentang kepedulian terhadap penyalah gunaan napza, maka saya mulai tertarik untuk mengikuti Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal. Adapun tujuan saya mengikuti Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal karena saya mempunyai tujuan untuk ikut andil mencegah penyalahgunaan narkoba melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal .

Ketika wawancara dengan sekretaris Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal terkait keikut sertaannya aktif di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dia menjawab sebagai berikut:

Semua pengurus yang ikut Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal karena ingin mengabdikan diri terhadap bangsa indonesia melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, karena keberadaan Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal bisa menjadi wadah untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba. Adapun cara kami mencegah penyalahgunaan Narkoba, salahsatunya ikut serta dalam kegiatan. Itu terbukti ketika kami mengadakan open rekrutmen anggota, pada waktu wawancara pasti jawabannya hampir sama demikian".

Upaya mencegah penyalahgunaan narkoba tentunya haras mempunyai konsep dan tujuan yang jelas di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, sehingga program Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal bisa efektif. Hasil wawancara peneliti dengan sekretaris Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal Terkait dengan rekrutment kepengurusan yang ada di unair sebagai berikut:

Adapun cara supaya program Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal bisa efektif kami merekrut anggota dengan cara wancara, dan minta rekomendasi terhadap kepala sekolah, Wakasek kesiswaan dan Pembina Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, kerena dengan demikian diharapkan siswa yang aktif dapat menjadi representatif dari perwakilan siswa yang ada dijurusan masing-masing sehingga dengan demikian Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal mempunyai wakil yang ada di kelas masing-masing dan mempermudah komunikasi dan sosialisasi untuk melakukan koordinasi terkait dengan kegiatan pencegahanpenyalahgunaan narkoba. Adapun pertanyaan yang kami tanyakan pada waktu wawancara yaitu berkaitan dengan tujuan mengikuti Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal ketika ada kegiatan, keaktifan calon anggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal di organisasi, dan pengalaman berorganisasi, karena biasanya ketika mengadakan kegiatan sering kekurangan personil yang dikarenakan para anggota mempunyai kesibukan masing-masing, oleh karena itu untuk menaggulanginya kami menyakan langsung terhadap calon anggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, setelah itu kami juga mengadakan Pelatihan Kepemimpinan Manejemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMMTD) terhadap anngota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal yang bertujuan untuk melatih manajemen kepemimpinan para anggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam melaksanakan kegiatan.

Jumlah anggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal menurut Pembina Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal ibu Olivia febriyanti ketika diwawancarai menyatakan bahwa:

Jumlah anggota keseluruhan pengurus dan anggota Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal ada 46 yang terdiri dari, 1. Ketua, yang bertujuan untuk memimpin Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam menjalankan visi misi mencegah penyalahgunaan narkoba 2.Sekretaris, yang berfungsiuntuk mencatat dan medokumentasikan kegiatan serta menyimpan data-data yang ada di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal 3. Bendahara, serta terdiri dari divisi-divisi sebagai berikut: Divisi Hubungan Luar Organisasi, divisi Kewirausahaan, divisi Disiplin dan Advokasi, divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM), divisi Penyuluhan.

Di Indonesia saat ini, masalah penyalahgunaan narkoba pada umumnya masih menjadi masalah yang dihadapi kalangan remaja di sekolah-sekolah baik pada tingkatan Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas dan perguruan Tinggi. Keberadaan kader penyuluh anti narkoba memiliki peran untuk setidaknya dapat mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungan pendidikan. Sehingga permaslahan yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar dapat diminimalisir.

Koordinator Divisi Hubungan Luar Organisasi, menyatakan bahwa :

kegiatan yang kami lakukan ada di dua tempat yaitu di SMK yang ada di wilayah Bangkalan dan lingkungan Kamal. kegiatan di SMK Negeri 1 kamal yang dekatdengan Surabaya, karena di Surabaya merupakan kota metropolitan yang memungkinkan sangat mudah terpengaruh menyalahgunakan narkoba, selain itu komunikasi dengan SMK yang ada di Bangkalan mudah serta dekat dengan sekretariat Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, sedangkan kegiatan yang adadilingkungan sekolah merupakan kegiatan yang menjadi kewajiban kami untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di sekolah, karena dengan demikian Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal selain berjuang dilingkungan sekolah, juga melakukan kegiatan diluar sekolah yaitu Lingkungan Kecamatan Kamal juga dapat mengabdikan diri dan berjasa terhadap lingkungan luar Sekolah.

Langkah-langkah kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal memerlukan perencanaan yang matang, sehingga ketika mengadakan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Olivia Febriyanti selaku Pembina Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal:

ketika mau mengadakan kegiatan, tentunya haras ada langkah-langhkah yang haras kami lakukan, adapun langkah-langkah tersebut adalah melakukan rapat persiapan, dalam hal ini kami menginformasikan kepada semua pengurus bahwa Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal akan melaksankan kegiatan, karena dengan demikian semua pengurus Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal akan mengetahui bahwa akan ada rapat persiapan untuk melaksanakan kegiatan, kemudian kita melakukan rapat koordinasi untuk menetukan siapa yang menjadi ketua pelaksana kegiatan, setelah ketua pelaksana sudah terbentuk kemudian membentuk kepanitiaan yang terdiri koordinator Humas, dokumentasi, transportasi dan dekorasi, kemudian setelah itu sekretaris membuat proposal untuk diajukan ke sekolah dalam hal ini adalah Wakasek Kesiswaan untuk di ajukan kepada Kepala SMK Negeri 1 Kamal.

Strategi kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh kader penyuluh anti narkoba unit kegiatan mahasiswa peduli penyalahgunaan napza Universitas Airlangga Surabaya dilakukan dengan teknik pengambilan data berapa wawancara mendalam, observasi lapangan dan dokumentasi. Adapun yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah Ketua Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, sekretaris, bendahara dan para koordinator dari masing-masing divisi. Itu semua dilakukan untuk memperoleh data tentang strategi yang digunakan dalam mencegah penyalahgunaan Napza di lingkungan SMK Negeri 1 Kamal secara lengkap.

Sesuai dengan data hasil wawancara yang diperoleh oleh peneliti saat melakukan penelitian di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, memperoleh data tentang strategi pencegahan penyalahgunaan Napza sebagai berikut: Upaya yang dilakukan oleh kader penyuluh anti narkoba yang tergabung di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba dilakukan dengan strategi advokasi. Advokasi merapakan aktivitas pengerahan segenap sumber daya untuk membela, memajukan bahkan meningkatkan dan merabah tatanan sebuah kebijakan BNNP JATIM '(2013:48). Strategi advokasi yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dengan cara sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi serta mendesak terjadinya perabahan kebijakan publik secara bertahap dan semakin baik. Sehingga pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran dan efektif

Pembina Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal yang mengatakan bahwa: cara advokasi adalah salahsatu strategi yang digunakan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba, adapun kegiatan advokasi ini biasanya kami laksankan dilingkungan Sekolah karena sekolah merupakan sasaran empuk dan mudah dipengaruhi untuk melakukan penyalahgunaan narkoba. Bahaya narkoba tersebut, siswa takut dan tidak mau mencoba atau menyalahgunakan narkoba.

Mengadakan kegiatan Anti Narkoba dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal menggunakan strategi program anti narkoba. Program anti narkoba merupakan program yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba. Program ini memberikan pemahaman terhadap siswa atau masyarakat umum melalui seminar, dialog dan fokus group diskusi (FGD). Kegiatan tersebut tempatnya tidak harus formal digedung yang besar, akan tetapi bisadihalaman sekolah, rumah atau di pinggiran jalan yang sangat strategis untuk mensosialisasikan penyalahgunaan narkoba dilingkungan kampus, karena apabila terlalu formal biasanya peserta atau panitia juga merasakan kejenuhan

Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba melalui strategi, yaitu melaksanakan kegiatan anti narkoba, kegiatan anti narkoba menuratnya dapat memberikan pemahan terhadap mahasiswa terkait dengan penyalahgunaan narkoba. Adapun kegiatan anti narkoba ini meliputi kegiatan semacam fokus group diskusi, seminar tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan dialog tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Pendekatan dengan mahasiswa

Pendekatan dengan siswa yang dilakukan oleh kader penyuluh anti narkoba yang tergabung dalam Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal merupakan strategi yang digunakan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan para siswa atau orang lain, dengan demikian akan timbul kedekatan secara emosional yang akan mempermudah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap orang lain.

Untuk menjalin komunikasi yang baik dibutuhkan proses, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meyakin siswa, karena dengan demikian akan terjadi kedekatan emosional antara Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dengan siswa yang lainnya.

Sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba adalah salah satu upaya yang dilaksanakan secara sistematik dan terorganisir oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dengan melancarkan suatu aksi dengan tujuan untuk mengenalkan bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat meragikan diri sendiri dan berbagai pihak yang ada di sekitarnya. Kegiatan sosialisasi ini diadakan secara terus menerus oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dan telah menjadi agenda program kerja rutin. situasi dan perkembangan permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia berada pada titik yang mengkhawatirkan. Apalagi peredarannya kini telah merambah pada dunia pendidikan di lingkungan sekolah. Obyek yang dituju oleh para pengedar siapa lagi kalau bukan kita para siswa. Nah disinilah maksud serta tujuan dibentuknya Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal. Selain mengoptimalkan peran Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal di sekolah, kami juga melakukan aksi nyata dengan rutin mengadakan sosialisasi terkait bahaya penyalahgunaan narkoba, karena dengan adanya kegiatan ratin seperti sosialisasi mahasiswa menjadi tahu bahwa narkoba itu sangat berbahaya apabila disalahgunakan.

2. Kendala yang dihadapi Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba

Sesuai dengan data hasil wawancara yang diperoleh saat melakukan penelitian di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, memperoleh data tentang kendala yang menghambat kegiatan kader penyuluh anti narkoba dalam rangka pencegah penyalahgunaan Napza sebagai berikut:

Banyaknya aktivitas siswa dalam menjalankan kewajibannya terkadang membuat siswa jenuh menjalankan aktifitasnya, sehingga menjadi malas untuk beraktifitas, seperti yang dialami kader penyuluh anti narkoba, banyaknya tugas dalam proses pembelajaran dan monotonnya program Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal menyebabkan kejenuhan yang luar biasa dialami kader penyuluh anti narkoba. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Anthony Giddens tentang teori strukturasinya. Menurut Giddens, peran struktur sangat berpengaruh terhadap agen untuk memobilisasi dalam menjalankan program-program yang sudah direncanakan. Begitu juga keberadaan struktur yang ada di Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal yang sangat berpengaruh terhadap kader penyuluh anti narkoba, jadi termobilisasi atau tidaknya tergantung dari keberadaan strukturnya. Kejenuhan yang di alami kader penyuluh anti nakoba yang tergabung dalam Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal juga akibat pengaruh dari program yang terlalu monoton. Dengan demikian pengaruh struktur sangat signifikan terhadap agen untuk memobilisasi terhadap sukses tidaknya program yang ingin dilaksankan, maka dari itu diperlukan perencanaan yang matang dalam penyusunan program, supaya kegiatan yang bersifat monoton perlu di imbangi dengan kegiatan yang bisa mencegah kejenuhan.

Pembahasan

Berdasarkan fokus penelitian berkenaan dengan strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dan kendala yang dihadapi oleh para kader penyuluh anti narkoba Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal telah didapat temuan hasil wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa strategi kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

1. Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal

advokasi, Advokasi merupakan aktivitas mempengaruhi dan mencarri sumber daya untuk membela, memajukan bahkan meningkatkan dan merubah tatanan sebuah kebijakan. Strategi advokasi yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dengan cara sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi serta mendesak terjadinya perabahan kebijakan publik secara bertahap dan semakin baik. Sehingga pencegahan bahaya penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan secara lebih tepat sasaran dan efektif. Bentuk kegiatan advokasi merapakan upaya mengadvokasi mahasiswa dengan pengetahuan tentang undang-undang yang berkaitan dengan larangan menggunakan napza. Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal juga berperan aktif mengadvokasi siswa pecandu narkoba, yakni dengan cara membawa siswa yang menjadi korban narkoba.kegiatan anti narkoba, program kegiatan anti narkoba merapakan program yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba. Program ini memberikan pemahaman terhadap masyarakat umum melalui seminar, dialog dan fokus group diskusi (FGD). Adapun materi-materi yang diberikan adalah tentang bahaya narkoba, dan siswa diberikan kesempatan untuk melakukan simulasi terhadap sesama siswa yang mengikuti kegiatan tersebut.Pendekatandengan siswa, kegiatan pendekatan dengan siswa yang dilakukan paling banyak dilakukan dalam bentuk bincang-bincang (pendekatan internal). Aspek penting untuk melaksanakan pendekatan dengan para siswa ini adalah dengan mempersiapkan argumen yang kuat agar dapat meyakinkan sasaran. Dengan demikian akan timbul kedekatan secara emosional yang akan mempermudah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terhadap orang lain.Sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, Kegiatan rutin yang diselenggarakanoleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal adalah. Kegiatan sosialisasi inidiselenggarakan rutin pada setiap akhir bulan untuk mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba. Sosialisasi yang diselenggarakan diharapkan mampu berjalan optimal dan maksimal sehingga tepat sasaran. Pihak kepolisian juga kadangkala turut serta diundang oleh para kader untuk membantu mensosialisasikan bahava penvalahsunaan narkoba tersebut.

Disamping upaya yang terus dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, terdapat kendala yang dapat menghambat upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba yang di lakukan kader penyuluh anti narkoba unit kegiatan mahasiswa Mapanza Unair Surabaya.

2. Kendala yang dihadapi Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal beserta solusinya dalam rangka mencegah penyalahgunaan Narkoba

(a) Lemahnya semangat kader penyuluh anti narkoba, lemahnya semangat kader penyuluh anti narkoba yang memang berstatus sebagai seorang siswa yang mempunyai kegiatan pembelajaran di sekolah dan monotonnya program Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal menyebabkan kejenuhan yang luar biasa dialami kader penyuluh anti narkoba. Namun hal ini menjadi tidak masalah karena Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal berupaya menanggulangi dengan cara mencari hiburan, mengajak jalan-jalan kader, berkumpul bersama kader diluar kegiatan, serta memotivasi kader penyuluh anti narkoba supaya tetap semangat dalam menjalankan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Sekolah yang dikenal sebagai civitas akademika seharusnya mampu menciptakan lingkungan akademis yang tentunya hal ini tidah mudah. Oleh karena itu diperlukan peran semua Stakeholder yang ada di sekolah. Pentingnya optimalisasi kegiatan siswa melalui wadah ekstrakurikuler yang berupa Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal khususnya yang menangani tentang bahaya narkoba. Anthony Giddens (2010:40) yang menyebutkan bahwa dalam teori strukturasi terdapat struktur dan agen. Struktur dan agen mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Menurut Giddens, agen adalah seseorang yang melakukan tindakan berulang-ulang secara berkelanjutan yang menjalin interaksi sosial pada suatu struktur tertentu. Sedangkan struktur menurut Giddens adalah suatu hasil atau outcome dari tindakan individu. Struktur dengan aturan-aturannya telah membentuk individu-individu, sehingga dalam hal ini agen atau individu dapat mengubah struktur. Hal ini sesuai dengan yang teori strukturasi Anthony Giddens (2010:40) bahwa dalam teori strukturasi terdapat struktur dan agen. Struktur dan agen mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Menurut Giddens, agen adalah seseorang yang melakukan tindakan berulang-ulang secara berkelanjutan yang menjalin interaksi sosial pada suatu struktur tertentu. Sedangkan struktur menurut Giddens adalah suatu hasil atau outcome dari tindakan individu. Struktur dengan aturan-aturannya telah membentuk individu-individu, sehingga dalam hal ini agen atau individu dapat mengubah struktur.

Selama ini keberadaan ekstrakurikuler disetiap sekolah, memeberi kesan siswa terkotak-kotak sesuai dengan minatnya masing - masing. Namun sebenarnya kegiatan eksrakurikuller justru dapat meningkatkan kerja sama antar mahasiswa dengan minat yang berbeda. Para mahasiswa dapat menjadikan kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana untuk menuangkan kreatvitas dan keterampilannya dalam menciptakan lingkungan yang sehat, baik fisik atau mental.

Ekstrakurikuler yang menangani tentang bahaya narkoba misalnya, haras mempunyai program-program yang mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas narkoba. Menurut Sugeng (2014 : 53) untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari narkoba, siswa haras ditanamkan nilai-nilai yang dapat membangun pengertian pada siswa bahwa masalah bukanlah beban yang haras ditakuti. Jadi seharusnya mahasiswa tidak boleh memandang rendah kemampuan dirinya sendiri. Seburuk atau sesulit apapun kondisi yang dihadapi. Setiap masalah pasti memiliki cara peneyelesaian atau jalan keluarnya.

Kegiatan ini harus mampu menanamkan keyakinan bahwa mereka mampu menyelasaikan segala bentuk hambatan, mengembangkan kreativitas berpikir dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu diperlukan latihan tekhnik pemecahan masalah atau problem solving siswa dengan mempergunakan keterampilan teknis. Dengan demikian, akan terjadi suatu perubahan sosial bagi penyalahguna narkoba dan memberikan pengetahuan dan pemahaman baru terhadap siswa supaya tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah yang di hadapi. Karena menurut Suyadi (2013:44) penyalahgunaan narkoba salahsatu faktor utamanya adalah banyaknya masalah dan beban yang dihadapi. Oleh karena itu perlu pelatihan dan pengkaderan terhadap siswa untuk menghadapi masalah tanpa masalah.

Masa muda merupakan suatu fase perabahan dari masa remaja menuju masa dewasa. Pertumbuhan seseorang dalam masa remaja menjadi dewasa akan membentuk karakter dan perilaku. Karena itulah bila masa remaja sudah rusak karena narkoba, maka suram atau hancurlah masa depannya. Oleh karena itu untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang ada dilingkungan sekolah, SMK Negeri 1 Kamal melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal membentuk kader penyuluh anti narkoba.

Upaya yang dilakukan oleh Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal dalam menciptakan sekolah yang bebas narkoba haras dibantu oleh selurah civitas akademika yang ada disekolah. Seluruh civitas akademika harus bahu membahu dan secara terus-menerus membentengi lingkungannya dari ancaman penyalahgunaan narkoba, seperti yang di ungkapkan tim dari BNNP Jatim dalam buku yang berjudul Pedoman Kader anti narkoba (2013: 51-58). Untuk menciptakan lingkungan kampus yang bebas narkoba, mulai dari tataran Rektorat, Dekanat, Kajur dan Kepala Prodi wajib bahu-membahu dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap dilingkungan sekolah, karena hal demikian dapat mempermudah peran badan narkotika nasional Provinsi Jawa Timur mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba serta peredaran gelap narkoba.

Anthony Giddens (2010:40) menyebutkan bahwa dalam teori strukturasi terdapat struktur dan agen. Struktur dan agen mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Menurut Giddens, agen adalah seseorang yang melakukan tindakan berulang-ulang secara berkelanjutan yang menjalin interaksi sosial pada suatu struktur tertentu. Sedangkan struktur menurut Giddens adalah suatu hasil atau outcome dari tindakan individu. Struktur dengan aturan-aturannya telah membentuk individu-individu, sehingga dalam hal ini agen atau individu dapat mengubah struktur.

Berdasarkan pada teori strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens, teori tersebut menjelaskan tentang peran struktur untuk memobilisasi agen dengan melalui program-program. Hal ini seperti empat strategi kegiatan pencegahan yang dilakukan Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal. Kader penyuluh anti narkoba merupakan agen yang termobilisasi oleh struktur. Struktur tersebut adalah Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal yang memobilisasi agen melalui program-program yang sudah dilaksanakan dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba dilingkungan kampus Universitas Airlangga Surabaya.

Para kader adalah agen yang dianggap mampu untuk melakukan perubahan yang lebih baik namun perubahan itu akan tercapai apabila adanya kesamaan visi misi semua warga SMK Negeri 1 Kamal dalam mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Anthony Giddens, teori tersebut menjelaskan tentang peran struktur untuk memobilisasi agen dengan melalui program-program, dimana agen ini adalah siswa yang menjadi kader penyuluh anti narkoba.

Upaya menciptakan kampus yang bebas dari narkoba dibutuhkan kerja keras dari warga kampus dan haras bahu membahu serta teras meneras membentengi lingkungan kampus dari ancaman penyalahgunaan narkoba. Dukungan terhadap kader penyuluh anti narkoba dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba dari pihak kampus sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk mensosialisasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan serta bekerja sama dengan lembaga kesehatan, keagamaan, penegakan hukum dan Badan Narkotika Nasional, propinsi, kabupaten maupun kota dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba dilingkungan kampus. Begitu juga dukungan dari dekan maupun dekanat untuk menghubungkan pendidikan karakter dengan perilaku menyimpang dengan menyalahgunakan narkoba, dengan harapan mahasiswa sadar akan bahaya penyalahgunaan narkoba. Penyelenggaraan tes urin ketika penerimaan siswa baru merupakan persyaratan penerimaan siswa baru di sekolah, kebijakan ini adalah upaya yang dilakukan sekolah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Seperti yang dikemukakan Anthony Giddens (2010:40) yang menyebutkan bahwa dalam teori strukturasi terdapat struktur dan agen. Struktur dan agen mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Menurat Giddens, agen adalah seseorang yang melakukan tindakan beralang-ulang secara berkelanjutan yang menjalin interaksi sosial pada suatu struktur tertentu. Sedangkan struktur menurat Giddens berperan untuk memobilisasi agen dengan melalui program-program, sehingga mengahsilkan outcome untuk merabah tindakan individu-invidu. Karena struktur dengan aturan-aturannya telah membentuk individu-individu.

Siswa yang menjadi sasaran penyalahgunaan narkoba perlu diberi pengetahuan, pemahaman dan aktifitas sebagai berikut dalam mencegah penyalahgunaan narkoba: Mempelajari bahaya penyalahgunaan bahaya narkoba dan mengembangkan potensi diri dalam upaya menghindarkan diri atas penyalahgunaan narkoba, Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus, Melaporkan segala bentuk pemilikan dan penyalahgunaan narkoba terhadap pihak yang berwajib, Aktif dalam mengikuti kegiatan pelatihan, seminar, workshop tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilaksanakan sekolah maupun diluar sekolah, Menjalin komunikasi yang baik dengan teman sebaya dan warga sekolah serta birokrat yang ada disekolah

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal. Kader penyuluh anti narkoba mencegah penyalahgunaan narkoba dilingkungan sekolah melalui Para kader penyuluh anti narkoba menerapkan beberapa strategi diantaranya (a)Advokasi, advokasi merupakan upaya yang dilakukan kader penyuluh anti narkoba melalui advokat, seperti pemberian materi tentang aturan perundang-undangan yang berkaitan dengan narkoba dan pemberdayaan masyarakat atau korban penyalahgunaan narkoba, seperti mengantarkan korban penyalahgunaan narkoba ke Badan Narkotika Nasional Provinsi atau Kota Surabaya untuk mendapatkan bimbingan dan arahan dari badan narkotika nasional (b) mengadakan kegiatan anti narkoba, kegiatan anti narkoba adalah bentuk kegiatan yang terkonsep untuk menanamkan pola pikir anti terhadap narkoba, adapun bentuk kegiatannya Fokus grap diskusi yang terdiri dari kader penyuluh anti narkoba dan mahasiswa, jadi fokus dalam diskusi ini adalah tentang bahaya penyalahgunaan narkoba narkoba, (c) pendekatan dengan mahasiswa, hal ini dilakukan untuk mendekatkan diri pada mahasiswa untuk mempermudah dalam melakukan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba (d) sosialisasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, hal ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang narkoba, bahaya narkoba, manfaat narkoba, dampak penyalahgunaan narkoba dan proses hukum bagi penyalahgunaan narkoba.

Adapun dalam melaksanakan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal tentunya mengalami beberapa kendala dianataranya adalah

lemahnya semangat kader penyuluh anti narkoba dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan narkoba, lemahnya semngat kader penyuluh anti narkoba dalam melaksanakan pencegahan penyalahgunaan narkoba akan berakibat pada program Kader Penyuluh Anti Narkoba SMK Negeri 1 Kamal, sehingga diperlukan solusi untuk menanamkan semangat untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh kader penyuluh anti narkoba, adapun solusinya adalah dengan cara mencari hiburan mengajak jalan-jalan kader, berkumpul bersama kader diluar kegiatan, serta memotivasi kader penyuluh anti narkoba supaya tetap Kajian Moral dan Kewarganegaraan. semangat dalam menjalankan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba. kesulitan keuangan., Apabila dalam sebuah organisasi keuangannya tidak berjalan sesuai dengan anggaran tentu akan mengalami kesulitan dalam menjalankan roda organisasi, oleh karena itu perlu solusi yang tepat untuk menanggulangi masalah keuangan,adapun solusi yang digunakan adalah dengan membuat kooperasi, sehingga kendala keuangan dapat di tambah dari kooperasi walaupun tidak banyak. Upaya lain yang dilakukan untuk menanggulangi minimnya keuangan yakni mencari dana dengan cara bekerjasama dengan badan narkotika nasional propinsi jawa timur dan badan narkotika nasional kota Surabaya ketika melaksanakan kegiatan.

Saran

Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi sekolah lain dalam rangka mencegah penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus, karena upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba telah menjadi kewajiban semua pihak. Sesuai dengan Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional pencegahan dan pemberantasa penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba ( Jakstranas P4GN) 2011-2015, yang diintruksikan Presiden kepada para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Sekretaris Kabinet, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jaksa Agung, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Para Gubernur, dan Para Bupati/Wali Kota, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing, dalam rangka pelaksanaan Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015, yang meliputi: pencegahan, pemberdayaan masyarakat, rehabilitasi, dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba. dengan demikian dibutuh kerjasama semua stockholder yang ada di lingkungan kampus dalam kegiatan sivitas akademika di lingkungan kampus untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Badan Narkotika Nasional. 2011. Pedoman Prosedur Kerja Bidang Advokasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (PGA.Jakarta: BNN

Badan Narkotika Nasional. 2013. Model Advokasi Program P4GN Bidang Pencegahan. Jakarta: BNN

Badan Narkotika Nasional Jawa Timur. 2011. Pedoman Kader Penyuluh Anti Narkoba Jawa Timur. Surabaya: BNN

Badan Narkotika Nasional. 2012. Buku P4GN bidang pemberdayaan masyarakat. Jakarta. BNN

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Sugeng 2014. Pedoman Kader Anti Narkoba. Surabaya: Badan Narkotika Nasonal Provinsi Jatim

Suyadi. 2013. Mencegah Bahaya Penyalahguna Narkoba Melalui Pendidikan Budava dan Karakter Bangsa. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Sumber Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 05 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

Sumber Penelitian:

BNNP Jawa Timur. Peranan Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur dalam Pencegahan dan pemberantasan Penyalahugunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Surabaya: BNNP Jawa Timur