PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi -...

23
PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna Narkoba di POLRES Tanjungpinang) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Oleh : HADRIYANSYAH NIM. 090569201003 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2013

Transcript of PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi -...

Page 1: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna Narkoba

di POLRES Tanjungpinang)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Oleh :

HADRIYANSYAH

NIM. 090569201003

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2013

Page 2: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

ABSTRACT

Dimensions of the problem of drug abuse has a broad and complex, both in

terms of medical, psychiatric, mental health, and psychosocial. Drug users can be

destructive to the lives of families, communities and the environment of the school

environment, even a direct or indirect threat to the survival and future development of

the nation and the State.

The method used in this research is descriptive qualitative analysis triangulation

data obtained through observation, interviews, and literature. Population and the

sample is used as the object of study is that there are inmates at the police station and

all Tanjungpinang used as a sample population of the study so called total sampling.

The results showed that the factors that affect the inmate's involvement in drug

cases is the availability of drugs, the environment (family, school, friends, and

community), the individual factors, and the factor of mass media. However, the most

dominant influence on the involvement of prisoners in police Tanjungpinang drug

case is the environmental factor family and friends. Problems of drug abuse and

dependence will not occur in the absence of his drug itself. The influence of friends

due to unhealthy social environment, where many friends sepergaulan who consume

the drug in order not exiled from her social environment, he began to be affected for

drugs, for example: fellow playmates, friends who had met, school friends, college

friends, work friends friend or business. For family factors, where a lot of parents

who do not care about their children, parents who let their children orag, parents who

are too busy with their jobs, parents who work abroad so rarely get together with

family at home, and parents who are always angry-angry with the child. This causes

children to feel uncomfortable at home, feel less attention, feel let down, and feels not

mean that they are looking for what is not in the house, such as looking for a new

family, looking for fun to relieve her grief, and find people who are more matter with

him.

Keywords: Drug Abuse, Deviant Behavior

Page 3: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

(Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna Narkoba

di POLRES Tanjungpinang)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sosiologis, penyalahgunaan narkoba merupakan perbuatan yang

disadari berdasarkan pengetahuan/pengalaman sebagai pengaruh langsung maupun

tidak langsung dari proses interaksi sosial. Dalam aspek ilmu sosiologi, penggunaan

narkoba melanggar norma dan nilai yang berlaku di masyarakat. Selain itu, dampak

dari adanya penyalahgunaan narkoba ini adalah adanya pemberian sanksi bagi

penggunanya dan penyebaran narkoba tersebut terutama terjadi karena sosialisasi

yang kurang tepat.

Penyalahgunaan narkoba menyebabkan dampak sosial selain dari dampak

ekonomi. Dampak yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba dari aspek sosial dan

pendidikan pada umumnya adalah penurunan prestasi sekolah, memburuknya

hubungan keluarga, terjadinya tindak kejahatan dan tindak kekerasan, dan terjadinya

kecelakaan lalu lintas.

Menurut data yang diperoleh dari SAT RESERSE POLRES Tanjungpinang

yang menunjukkan bahwa kelompok usia yang mendominasi jumlah tersangka kasus

penyalahgunaan narkoba berusia 20-25 tahun yang jumlah tersangkanya mengalami

Page 4: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

peningkatan dari tahun sebelumnya. Meskipun peningkatannya kecil. Data tersebut

ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Jumlah Tersangka Penyalah Guna Narkoba Berdasarkan Kelompok

Usia Tahun 2007 – 2011 Di SAT RESERSE Narkoba Tanjungpinang

No. Umur

Tahun Persentase

Perbandingan

Tahun 2011 :

2012

2008 2009 2010 2011 2012

1 <16 - - - - - -

2 16-19 1 5 1 - - -100%

3 20-29 30 55 27 15 20 +14,28

4 >30 3 7 2 20 17 -8,10

Jumlah 34 67 30 35 37 +2,78

Sumber : Polres Tanjungpinang, 2013

Sedangkan jumlah tersangka yang paling mendominasi yang berhasil

ditangkap di Polres Tanjungpinang dari kalangan laki-laki. Data tersebut dapat dilihat

dalam tabel berikut ini :

Tabel 1.3 Jumlah Tersangka Kasus Penyalah Guna Narkoba Berdasarkan Jenis

Kelamin

No. Tahun Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1 2008 30 4 34

2 2009 57 10 67

3 2010 27 3 30

4 2011 28 7 35

5 2012 32 5 37

Sumber : Polres Tanjungpinang, 2013

Dalam rangka mencegah lebih banyak lagi yang menyalahgunaan NAPZA,

maka dipandang perlu untuk mengetahui keterlibatan narapidana kasus

penyalahgunaan narkoba, khususnya bagi pelaku/tersangka kasus penyalah guna

Page 5: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

narkoba/NAPZA yang berhasil dijaring (narapidana) di POLRES Tanjungpinang,

sehingga dengan demikian dapat memberikan kemudahan dalam membuat rencana

intervensi yang tepat untuk melakukan pencegahan terhadap penyalahgunaan

penggunaan narkoba dan mengurangi jumlah penyalah guna narkoba di kalangan

masyarakat. Untuk itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Penyalahgunaan Narkoba (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna Narkoba

di POLRES Tanjungpinang)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan dibahas

dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana para narapidana kasus narkoba terlibat dalam penyalahgunaan narkoba

di Tanjungpinang ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

“Untuk mengetahui penyebab para narapidana kasus narkoba terlibat dalam

penyalahgunaan narkoba di Tanjungpinang”.

Page 6: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan

penelitian yang memberikan gambaran atau penjabaran dari data-data yang diperoleh

berdasarkan wawancara baik secara tertulis atau secara lisan dari narasumber dan

pengamatan perilaku seseorang yang dijadikan objek penelitian.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Polres Tanjungpinang di bagian Satuan Reserse

Narkoba Polres Tanjungpinang yang beralamat di Jl. Jendral Ahmad Yani, bt. 5 atas

Tanjungpinang – Kepulauan Riau.

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan penyalah guna narkoba yang ada di sel

tahanan Polres Tanjungpinang dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan April

2013. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai

narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel

dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis

karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori (Moleong, 2005 :

298).

Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling atau Sampling Jenuh

karena semua populasi tersebut dijadikan sebagai sampel penelitian selama penelitian

ini dilakukan (Sugiyono, 2010 : 124). Sampel penelitian disebut sebagai informan.

Page 7: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

4. Sumber dan Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui penelitian laporan dengan interview

dan kuesioner (pembagian angket) yaitu daftar pertanyaan mengenai pengetahuan

narapidana kasus penyalahgunaan narkoba.

b. Data Sekunder yaitu merupakan data penunjang dalam penelitian ini yang

diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari berbagai literatur seperti buku-

buku, kamus, surat kabar, majalah, internet, dan jurnal-jurnal penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara peneliti dalam mengumpulkan

data-data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara :

a. Observasi, dimana metode ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan

menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar

pengamatan atau lainnya (Husain Umar, 2007 : 87). Teknik ini dilakukan guna

pengumpulan data yang bersumber dari data sekunder berupa dokumentasi data

laporan jumlah tersangka kasus penyalahgunaan narkoba periode 2008 - 2012.

Data yang didapatkan berupa jumlah penyalah guna narkoba baik dari tingkat usia

dan jenis kelamin yang dijadikan sebagai studi pendahuluan.

b. Wawancara/Interview, yang digunakan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010 : 194). Wawancara dilakukan saat penyalah

Page 8: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

guna narkoba berhasil ditangkap dan masih ada di sel tahanan Polres

Tanjungpinang.

c. Studi Literatur (Kepustakaan)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan, membaca dan

mengkaji dokumen, jurnal-jurnal, internet, dan buku-buku yang relevan baik yang

dibeli maupun yang ada diperpustakaan Provinsi Kepulauan Riau. Instrumen

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data

agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah ( Suharsimi Arikunto, 2006

:160 ).

6. Teknik Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dengan teknik triangulasi yaitu teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam dan dilakukan secara terus menerus,

kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara (Sugiyono, 2010 : 335):

1. Mengkategorikan data.

2. Mengamati kembali hasil wawancara, untuk memahami keseluruhan data.

3. Menyusun data dan memilih mana yang penting dan akan dipelajari.

4. Melakukan sintesis terhadap pernyataan dari transkrip (wawancara).

5. Membuat kesimpulan.

Page 9: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

E. Kerangka Teori

1. Penyimpangan Perilaku Dalam Kajian Sosiologi

Menurut kajian sosiologi, perilaku menyimpang diartikan apabila ada salah satu

aggota masyarakat yang tidak mampu berinteraksi sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh sebagian besar anggota masyarakat yang lain, maka orang tersebut

cenderung akan dikucilkan dan diabaikan oleh kelompoknya, karena dianggap tidak

dapat bekerja sama untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan atau perilaku yang telah

menjadi kaidah umum dalam kehidupan sehari-hari kelompoknya (Budirahayu, 2013

: 5).

Penyimpangan atau disebut juga deviasi diartikan sebagai tingkah laku yang

menyimpang dari tendensi sentral atau ciri-ciri karakteristik rata-rata dari rakyat

kebanyakan/populasi. Seperti tindak kejahatan yang bertentangan dengan hukum atau

melawan peraturan yang legal (Kartono, 2011 : 11).

Perilaku menyimpang dapat didefinisikan menjadi empat berdasarkan sudut

pandang perspektif masing-masing sebagai berikut :

1. Definisi penyimpangan secara statistikal adalah segala perilaku atau tindakan yang

bertolak dari rata-rata atau perilaku yang bukan rata-rata, perilaku yang jarang atau

tidak sering dilakukan.

2. Definisi penyimpangan secara absolutis (mutlak) adalah aturan-aturan dasar dari

suatu masyarakat, adalah jelas, mutlak, dan nyata dan anggota-anggotanya secara

umum setuju tentang apa yang disebut sebagai menyimpang, karena secara umum

Page 10: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

skala atau ukuran untuk perilaku yang diterima (konform) telah dipersiapkan atau

direncanakan terlebih dahulu.

3. Definisi penyimpangan menurut kaum reaktivis adalah perilaku atau kondisi-

kondisi yang dikatakan menyimpang oleh orang lain terhadap tindakan seseorang.

Artinya, apabila ada reaksi dari maasyarakat atau agen kontrol sosial dan

kemudian mereka memberi cap (labeling) terhadap si pelaku, maka perilaku itu

telah dicap menyimpang demikian pula si pelaku juga dikatakan menyimpang.

4. Definisi penyimpangan secara normatif adalah suatu pelanggaran dari suatu

norma. Diamna norma itu sendiri diartikan sebagai suatu standar tentang apa yang

seharusnya atau tidak seharusnya dipikirkan, dikatakan atau dilakukan oleh

manusia pada suatu keadaan tertentu (Budirahayu, 2013 : 29-32).

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seseorang tidak terjadi begitu saja

tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang

melalui suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan

interaksi sosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang (Budirahayu,

2013 : 22). Terdapat beberapa teori-teori tentang sebab-sebab terjadinya

penyimpangan sebagai berikut :

1. Teori Anomie berasumsi bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai

ketegangan dalam suatu struktur sosial tertentu sehingga ada individu-individu

yang mengalami tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang.

Page 11: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

2. Teori Belajar atau Teori Sosialisasi bahwa penyimpangan terjadi karena telah

dipelajari oleh seseorang atau sekelompok orang. Teori belajar atau teori sosiologi

menurut Edwin H. Sutherland menyebut teori tersebut dengan Asosiasi

Diferensial.

3. Teori Kontrol bahwa penyimpangan merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau

pengendalian sosial.

4. Teori Labeling, menurut teori labeling bahwa teori ini tidak berusaha untuk

mejelaskan mengapa individu-individu tertentu tertarik atau terlibat dalam perilaku

menyimpang tetapi lebih menekankan pada pentingnya definisi-definisi sosial dan

sanksi-sanksi sosial negatif yang dihubungkan dengan tekanan-tekanan individu

untuk masuk atau terlibat ke dalam tindakan yang lebih menyimpang (Budirahayu,

2013 : 85-93).

2. Diferensiasi Assosiatif

Diferensiasi merupakan istilah sosiologis yang berkenaan dengan berbagai

perbedaan yang ada di dalam kehidupan masyarakat, seperti : usia, jenis kelamin, ras,

tingkat pendidikan dan pencapaian status. Menurut Budirahayu (2013 : 21) bahwa

secara umum, penyimpangan berhubungan dengan perbedaan (diferensiasi), tetapi

tidak selalu adanya diferensiasi memunculkan adanya penyimpangan.

Teori belajar/sosiologi menurut Edwin H. Sutherland (dalam Budirahayu, 2013

: 90-92) yang menamakan teorinya dengan Asosiasi Diferensial menyatakan bahwa

penyimpangan adalah konsekuensi dari kemahiran atau penguasaan atas suatu sikap

atau tindakan yang dipelajari dari norma-norma yang menyimpang, terutama dari

Page 12: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

subkultural atau diantara teman-teman sebaya yang menyimpang. Dalam teori

asosiasi diferensial Sutherland terdapat beberapa proposisi guna mencari akar

permasalahan dan memahami dinamika perkembangan perilaku sebagai berikut :

1. Perilaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari;

2. Perilaku menyimpang akibat dari interaksi sosial yang melibatkan proses

komunikasi;

3. Penyimpangan seseorang akibat dari pergaulan yang akrab, sedangkan media

massa (TV, majalah, dan koran) hanya memainkan peran sekunder;

4. Mempelajari teknis-teknis penyimpangan dan petunjuk husus seperti motif,

dorongan, rasionalisasi, dan sikap-sikap berperilaku menyimpang;

5. Terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma yang sudah ada;

6. Menganggap lebih menguntungkan untuk melanggar norma dari pada tidak

melanggar;

7. Terbentuknya asosiasi diferensial tergantung dari frekuensi, durasi, prioritas dan

intensitas;

8. Proses mempelajari perilaku menyimpang melalui kelompok atau asosiasi yang

juga menyimpang atau sebaliknya.

3. Tinjauan Umum Tentang Sosialisasi

a. Pengertian Sosialisasi

Menurut Vander Zanden (dalam Ihromi, 2004 : 30), sosialisasi adalah proses

interaksi sosial melalui mana kita mengenal cara-cara berpikir, berperasaan,

berperilaku, sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat. Berger

Page 13: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

(dalam Kamanto, 2004 : 23) mendefinisikan sosialisasi sebagai “ a process by which

a child learns to be a participant member of society” proses melalui mana seorang

anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

b. Agen Sosialisasi

Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain,

media massa, dan lembaga pendidikan sekolah. Sebagaimana menurut Fuller dan

Jacobs (Kamanto, 2004 : 24-26), agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok

bermain, media massa, dan sistem pendidikan‟ sebagai berikut :

1) Keluarga

2) Teman Bermain

3) Sekolah (Sistem Pendidikan)

4) Media Massa

4. Jaringan Sosial

Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan

bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita kenal. Secara lebih

luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai dinding pembatas bagi

struktur-struktur sosial yang lebih luas. Ide sentral dari modal sosial adalah bahwa

jaringan-jaringan sosial merupakan suatu aset yang bernilai (Field, 2005:16).

Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan (connectedness) antara

individu dan komunitas. Keterkaitan mewujud di dalam beragam tipe kelompok pada

tingkat lokal maupun di tingkat lebih tinggi. Jaringan sosial yang kuat antara sesama

Page 14: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

anggota dalam kelompok mutlak diperlukan dalam menjaga sinergi dan kekompakan.

Apalagi jika kelompok sosial kapital itu bentuknya kelompok formal.

F. Pembahasan

Keterlibatan para narapidana dalam kasus penyalahgunaan narkobap ada

umumnya disebabkan oleh empat faktor, yaitu : teman sebaya, keluarga, sekolah, dan

media massa. Berikut dapat dijelaskan keterlibatan para narapidana kasus

penyalahgunaan narkoba yang ada di Polres Kota Tanjungpinang sebagai berikut :

1. ZZ

Keterlibatan ZZ dalam menyalahgunakan narkoba diawali narkoba dari teman

kuliahnya dan pertama kali mengkonsumsi ganja, karena seseorang dapat melakukan

tindakan yang dapat merusak tatanan kehidupan sosial/bermasyarakat karena adanya

faktor lingkungan yaitu dari teman sebaya. Hal yang utama adalah ketersediaan

narkoba, jika narkoba tidak tersedia maka pelaku juga tidak ada. Namun demikian

faktor yang lain yang menyebabkan keterlibatan ZZ adalah diri sendiri (individu),

karena penasaran dan ingin merasa percaya diri dan selalu ingin tampil prima saat

bekerja sehingga ZZ menggunakan narkoba.

Perasaan ingin tahu biasanya dimiliki oleh generasi muda pada usia remaja.

Bila di hadapan sekelompok anak muda ada seseorang yang memperagakan,

”nikmatnya” mengkonsumsi narkoba, maka didorong oleh naluri alami anak muda,

yaitu keingintahuan, maka salah seorang dari kelompok itu akan maju mencobanya.

Page 15: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

Selain didorong oleh keingintahuan, keberaniannya juga karena didesak oleh gejolak

dalam jiwanya yang ingin dianggap hebat, pemberani, dan rayuan teman-teman

sebayanya.

2. DB

Faktor teman sebayalah yang menyebabkan DB terlibat dalam

menyalahgunakan narkoba. Namun hal pemiculah adalah faktor keluarga. Karena

terjadinya disharmonisasi keluarga dimana kegagalan komunikasi dengan ayahnya

yang menimbulkan rasa kekecewaan terhadap perilaku ayahnya sehingga DB merasa

stress dan seringnya berkomunikasi dengan temannya yang juga pemakai narkoba

sehingga mereka mencari solusi untuk menghilangkan rasa stress dan kekecewaan

dengan ayahnya.

Keluarga seharusnya menjadi wadah untuk menikmati kebahagiaan dan curahan

kasih sayang, wahana silih asih, silih asah, dan silih asuh. Namun pada kenyataannya,

keluarga sering sekali justru menjadi pemicu sang anak menjadi pemakai, hal tersebut

disebabkan karena keluarga tersebut kacau balau. Hubungan antara anggota keluarga

dingin, bahkan tegang atau bermusuhan.

3. BI

BI mendapatkan narkoba pertama kali dari sahabatnya yang juga pemakai

narkoba. Perasaan setia kawan sangat kuat dimiliki oleh generasi muda. Jika tidak

mendapatkan penyaluran yang positif, sifat positif tersebut dapat berbahaya dan

menjadi negatif. Bila temannya memakai narkoba, maka individu tersebut ikut juga

Page 16: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

memakai. Bila temannya dimarahi orang tuanya atau dimusuhi masyarakat, maka

pemakai membela dan ikut bersimpatik.

Selain untuk bersenang-senang, ternyata keterlibatan BI dipicu karena

terjadinya ketidakharmonisan dalam keluarganya. Orang tua yang kurang perhatian

dengan anaknya yang menyebabkan keterlibatan BI dalam menyalahgunakan

narkoba. Apalagi jika didukungan dengan lingkungan yang kurang baik.

Komunikasi antara ayah, ibu, dan anak-anak sering sekali menciptakan suasana

konflik yang tidak berkesudahan, dimana bahwa penyebab konflik tersebut sangat

beragam. Solusi semua konflik adalah komunikasi yang baik, penuh pengertian,

saling menghargai dan menyayangi, serta ingin selalu membahagiakan. Interaksi

antara orang tua dengan anak tidak cukup hanya berdasarkan niat baik. Cara

berkomunikasi juga harus baik. Masing-masing pihak harus memiliki kesabaran

untuk menjelaskan isi hatinya dengan cara yang tepat. Banyak sekali konflik di dalam

rumah tangga yang terjadi hanya karena salah paham atau kekeliruan berkomunikasi.

Kekeliruan kecil itu, dapat berakibat fatal, yaitu masuknya narkoba ke dalam

keluarga.

Ketidak harmonisan keluarga akan berimbas pada tingkah laku anak terhadap

lingkungannya apalagi jika didukungan dengan lingkungan yang kurang baik seperti

sekolah misalnya. Lingkungan sekolah BI berpengaruh karena kurangnya perhatian

guru. Apalagi kalau anak-anak yang memang sudah tidak mendapatkan perhatian dari

kedua orang tuanya ditambah lagi perhatian guru yang kurang, pasti anak tersebut

Page 17: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

akan mencari kesenangan di tempat lain dan dengan orang lain yang merasa lebih

memperhatikan dia.

4. SS

Awal keterlibatan SS saat itu karena rasa ingin tahu dan desakan dari sang

pacarnya sehingga SS terlibat dalam menyalahgunakan narkoba. Adanya perasaan

keterikatan antar SS dengan pacarnya sehingga dia berani untuk mencoba

menggunakan narkoba. Dan jika dilihat dari segi keluarga, SS masih tergolong

keluarga yang harmonis, terlihat dari seringnya mereka berkomunikasi dan masih ada

perhatian dari orang tua. Jadi faktor pemicunya adalah terjadinya hubungan

sosialisasi yang menyimpang karena berteman dengan orang-orang yang berperilaku

menyimpang. Selain faktor pergaulan, ternyata keterlibatan media massa juga

memegang peranan walaupun pengaruhnya hanya dianggap sebagai penyebab yang

bersifat sekunder, seperti yang dikatakan Sutherland (dalam Budirahayu, 2013 : 90-

92) bahwa Penyimpangan seseorang akibat dari pergaulan yang akrab, sedangkan

media massa (TV, majalah, dan koran) hanya memainkan peran sekunder.

5. CA

CA pertama kali dia mengenal dan mendapatkan narkoba saat ia pindah dan

sekolah di salah satu SMP Negeri di Batam. Pertama kali dia ditawarkan oleh

temannya yang baru ia kenal lewat jejaring sosial (MIRC). CA yang mengalami

ketergantungan karena pengaruh dari teman, terjadi akibat lingkungan pergaulannya

yang kurang sehat, dimana banyak teman sepergaulan yang mengkonsumsi narkoba

agar tidak diasingkan dari lingkungan pergaulannya, ia mulai terpengaruh untuk

Page 18: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

mengkonsumsi narkoba tersebut. Hal ini dipicu karena adanya keinginan CA untuk

mencari kesenangan dan mencari ketenangan bersama teman-temannya yang ternyata

memiliki perilaku yang menyimpang. Semua ini dikarenakan hubungannya dengan

orang tua tidak begitu baik. Demikian halnya dengan pamannya yang kurang

memperhatikan aktivitasnya. CA sangat bebas untuk keluar masuk rumah dan bebas

berteman dengan siapa saja.

Efek negatif yang ditimbulkan oleh media massa terutama dalam hal

delinkuensi dan kejahatan bersumber dari besarnya kemungkinan atau potensi pada

tiap anggota masyarakat untuk meniru apa yang disaksikan ataupun diperoleh dari

media massa. Pengenaan (exposure) terhadap isi media massa memungkinkan

khalayak untuk mengetahui sesuatu isi media massa, kemudian dipengaruhi oleh isi

media tersebut. Bersamaan dengan itu memang terbentang pula harapan agar

khalayak meniru hal-hal yang baik dari apa yang ditampilkan media massa. Seperti

yang dialami oleh CA yang sering membuat pertemanan di media internet seperti

MIRC sehingga melalui jejaring social tersebut CA mendapatkan banyak teman yang

ternyata pengguna narkoba.

Demikian halnya dengan lingkungan sekolahnya, dimana sekolah yang ia

tempati tidak begitu ketat peraturannya, perhatian gurupun sangat kurang sehingga

siswa dapat melakukan sesuai dengan yang mereka inginkan.

Page 19: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

6. HD

Dia mengenal dan mendapatkan narkoba dari temannya. Dia terlibat dalam

penyalahgunaan narkoba karena ingin mendapatkan uang (penghasilan). Artinya

faktor ekonomi HD yang tergolong tidak mampu menyebabkan keterlibatannya

dalam menyalahgunakan narkoba. Lingkungan pergaulan teman sebaya menjadi salah

satu faktor keterlibatan HD dalam menyalahgunakan narkoba. Sosialisasi dalam

kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-

orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak

dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang

kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan. Antara HD dan

teman-temannya memiliki jaringan sosial yang kuat sehingga apa yang ditawarkan

oleh temannya tidak dapat ditolaknya. Dan untuk menghargai rasa pertemanan dan

solidaritas maka HD ikut terlibat dalam menyalahgunakan narkoba.

Hubungannya dengan keluarganya dalam kondisi yang kurang baik. Orang

tuanya yang tidak perhatian dan tidak mau peduli dengan HD menyebabkan dia

mencari perhatian diluar dengan menjalin pertemanan. Hubungan pertemanan yang

salah menjadi faktor keterlibatan HD, karena salah satu faktor penyebab terjadinya

perilaku yang menyimpang adalah adanya hubungan sosialisasi yang menyimpang.

7. FN

Faktor keterlibatan FN adalah teman sebaya dan individu sendiri, karena

bujukan teman dan perasaan segan dengan sahabat serta adanya rasa ingin tahu dan

penasaran akan rasa narkoba. Dikatakan Kamanto (2004 : 24-26) bahwa kelompok

Page 20: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

Adanya rasa keterikatan dan soldaritas dengan teman-temannya. Hal inilah yang

disebut sebagai jaringan sosial karena jaringan sosial terjadi berkat adanya

keterkaitan (connectedness) antara individu dan komunitas. Hubungan keterikatan ini

akan mengarah kepada terjadinya proses diferensiasi assosiatif yaitu adalah

tindakan/interaksi yang berbeda dari yang lainnya yang terjadi saat adanya saling

pengertian dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.

8. J

Pertama kali J mengenal narkoba dari temannya. J tidak memiliki pengetahuan

tentang narkoba, dia hanya menerima apa yang temannya berikan sampai lama-

kelamaan dia merasa nyaman dengan narkoba. Jelas disini bahwa faktor pergaulan

dan sosialisasi yang salah atau menyimpang dan pergaulan dengan teman-teman yang

juga pemakai dapat memicu seseorang untuk menyalahgunakan narkoba.

“J” selalu merasa ada keterikatan antara temannya sehingga rasa keterikatan

itulah yang menyebabkan J terlibat dalam menyalahgunakan narkoba. J tidak dapat

menolak ajakan temannya untuk memakai narkoba karena J sudah merasa akrab dan

sudah seperti keluarga. Jadi disini dijelaskan bahwa lingkungan teman sebaya sangat

berpengaruh terhadap keterlibatan J dalam menyalahgunakan narkoba.

Page 21: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

G. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil wawancara dan sesuai dengan rumusan masalah

yang telah diajukan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keterlibatan narapidana kasus narkoba adalah faktor ketersediaan

narkoba, lingkungan (keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat), faktor individu itu

sendiri, dan faktor media massa. Namun yang paling dominan berpengaruh terhadap

keterlibatan narapidana kasus narkoba di Polres Tanjungpinang adalah faktor

ketersediaan narkoba dan faktor lingkungan yaitu keluarga dan teman.

2. Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian ini, maka peneliti memberikan saran

kepada :

1. Pihak Berwenang

Sebaiknya pihak berwenang lebih memperketat pengawasan terhadap peredaran

narkoba di Indonesia khususnya di Kepulauan Riau dengan melakukan koordinasi

dengan berbagai pihak yang terkait dalam mengawasi jalur-jalur (akses) masuknya

pengedar narkoba, misalnya daerah-daerah perbatasan Singapura dan Malaysia.

2. Keluarga

Sebaiknya pihak keluarga selalu memperhatikan kegiatan dan aktifitas anak-anak

mereka dan sebisa mungkin untuk berinteraksi secara harmonis dengan anggota

keluarganya.

Page 22: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

3. Masyarakat

Sebaiknya masyarakat lebih berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang

dalam melakukan tindakan preventif terhadap penyalahgunaan narkoba.

4. Individu

Disarankan bagi setiap individu agar selalu membentengi diri melalui kegiatan

keagamaan dan selalu menambah wawasan dalam mencegah tindakan

penyalahgunaan narkoba.

5. Sekolah

Disarankan kepada pihak sekolah agar sebaiknya memberikan pengawasan yang

lebih terhadap anak didiknya dalam beraktivitas dan berkreatifitas, memberikan

ruang untuk berkreasi, memberikan bimbingan konseling, dan merencanakan

program-program atas tindakan preventif terhadap pencegahan penyalahgunaan

narkoba.

6. Peneliti Lainnya

Bagi peneliti yang lain, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut tentang

pengaruh faktor keluarga dan teman sebaya terhadap penyalahgunaan narkoba.

Page 23: PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi - jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-HADRIANSYA… · PENYALAHGUNAAN NARKOBA (Studi : Narapidana Kasus Penyalah guna

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI,

Jakarta : Rineka Cipta.

Budirahayu, Tuti, 2013, Sosiologi Perilaku Menyimpang, Surabaya : PT.Revka Petra

Media.

Field, John, 2005, Modal Sosial, Medan : Bina Media Perintis.

Husein Umar, 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Ihromi, T.O., 2004, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.

Kartono, Kartini, 2011, Patologi Sosial, Jakarta : Rajawali Pers.

Moleong, Lexy J., 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D”. Bandung : Alfabeta.

Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi. Jakarta : Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.