230210090051_1_8707.pdf

download 230210090051_1_8707.pdf

of 5

Transcript of 230210090051_1_8707.pdf

  • 7/24/2019 230210090051_1_8707.pdf

    1/5

  • 7/24/2019 230210090051_1_8707.pdf

    2/5

    2

    Upwellingmerupakan pergerakan massa air lapisan bawah yang bersuhu

    lebih rendah ke permukaan dan membawa serta nutrien-nutrien yang dibutuhkan

    oleh fitoplankton, sehingga saat terjadi upwelling kandungan klorofil-a di

    permukaan akan lebih tinggi dari perairan sekitarnya (Stewart 2008). Sebaliknya,

    downwelling merupakan pergerakan massa air lapisan atas yang bersuhu lebih

    tinggi ke bawah dan dapat menurunkan kandungan klorofil-a di permukaan

    (Tilstone et al. 1994).

    Proses upwelling dan downwelling dapat disebabkan antara lain karena

    perbedaan densitas air laut (Wibisono 2005), tiupan angin di permukaan laut

    (Stewart 2008) dan arus eddy(Martono 2008b). Menurut Wyrtki (1961), di selatan

    Jawa Timur-Bali terutama musim timur sering terbentuk arus melingkar (arus

    eddy), arus ini akibat pertemuan Arus Pantai Jawa (APJ) dengan Arus

    Khatulistiwa Selatan (AKS). Adanya arus melingkar di lokasi tersebut tampak

    jelas dari hasil penelitian pendahuluan dari riset yang dilakukan Prayitno (2008)

    dalamKunarso et al. (2011). Arus eddydi selatan provinsi Bali tampak lebih kuat,

    hal ini bisa terjadi karena adanya ARLINDO yang keluar melalui Selat Lombok.

    Arus eddy bisa mencapai kedalaman 500-1000 m yang disertai pengangkatan

    nutrien dari lapisan dalam ke permukaan (Oey 2007 dalamKunarso dkk.2011).

    Eddy merupakan salah satu fenomena oseanografi yang belakangan

    banyak menarik perhatian para ahli oseanografi. Hal ini disebabkan eddy

    mempunyai peranan besar terhadap aspek biologis, fisik laut dan dinamika

    atmosfer antara lain dapat mempengaruhi kelimpahan fitoplankton (Ortner 1978

    dalam Robinson 1983) dan mentransfer panas dalam interaksinya dengan

    atmosfer (Robinson 1983).

    Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian mengenai arus eddyyang

    terjadi di perairan selatan Jawa-Bali perlu dilakukan untuk mendukung

    pemanfaatan potensi sumber daya perikanan laut yang tersimpan di dalamnya.

    Pemanfaatan data-data yang diperoleh dari satelit merupakan salah satu alternatif

    yang dapat dilakukan karena penelitian mengenai arus eddydengan pengambilan

    data secara langsung di lapangan sulit dilakukan karena membutuhkan waktu

    yang lama.

  • 7/24/2019 230210090051_1_8707.pdf

    3/5

    3

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahansebagai berikut :

    (1) Bagaimana distribusi spasial dan temporal arus eddydi serairan selatan Jawa-

    Bali dari tahun 2007-2011,

    (2) Bagaimana hubungan arus eddy dengan fenomena upwelling/downwelling

    serta konsentrasi klorofil-a.

    1.3 Tujuan

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

    (1)

    Mengetahui pola distribusi temporal dan spasial arus eddydi perairan selatan

    Jawa-Bali dari tahun 2007-2011,

    (2) Mengetahui hubungan arus eddy dengan fenomena upwelling/downwelling

    serta konsentrasi klorofil-a.

    1.4 Kegunaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

    (1)

    Memperkaya pengetahuan mengenai variabilitas arus eddy khususnya yang

    terbentuk di perairan selatan Jawa-Bali,

    (2) Memberikan informasi mengenai daerah-daerah dan waktu-waktu yang

    berpotensi memliki kesuburan yang tinggi di perairan selatan Jawa-Bali,

    (3) Memberikan informasi bagi pemerintah daerah mengenai wilayah

    penangkapan ikan.

    1.5 Kerangka Pemikiran

    Penelitian pertama kali mengenai arus eddydi selatan Jawa dilakukan pada

    bulan Januari sampai Maret 1977 oleh Creswell dan Golding dalam Robinson

    (1983) dengan menggunakan trayektori drifter. Berdasarkan hasil analisis data

    trayektori drifter diperoleh kesimpulan bahwa di perairan tersebut terbentuk arus

    eddy yang bergerak searah jarum jam dengan diameter mencapai 100 km dan

    periode selama 20 hari.

  • 7/24/2019 230210090051_1_8707.pdf

    4/5

    4

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kunarso dkk. (2011),

    nilai Suhu Permukaan Laut (SPL) terendah ditemukan berkembang dari timur

    (Bali) pada bulan Juni bergerak ke barat hingga Jawa Barat di bulan Oktober.

    Nilai klorofil-a tinggi berkembang sesuai dengan perkembangan suhu terendah,

    namun nilai klorofil-a tertinggi umumnya bergerak tidak sesuai dengan

    perkembangan SPL terendah. Munculnya fenomena ini mengindikasikan adanya

    peran faktor lain disamping upwellingmonsunal yang mensuplai nutrien. Faktor

    inilah yang membuat kadar klorofil-a khususnya di selatan Provinsi Bali dan Jawa

    Timur umumnya mempunyai nilai tertinggi.

    Arus melingkar (EddyCurrent) di selatan Jawa Timur-Bali yang terekam

    citra MODIS (Gambar 1), ditunjukkan berupa putaran massa air yang

    mengandung kadar klorofil-a tinggi, terjadi pada tanggal 9 Juli 2007 (Prayitno

    2008 dalamKunarso dkk.2011).

    Gambar 1. Arus melingkar (Eddy Current) di selatan Jawa Timur-Bali yang

    terekam citra MODIS (Sumber : Prayitno 2008 dalam Kunarso dkk.

    2011)

  • 7/24/2019 230210090051_1_8707.pdf

    5/5

    5

    Penelitian mengenaiEddyMindanao danEddyHalmahera yang dilakukan

    oleh Martono dkk.(2008b) menunjukkan bahwa EddyMindanao yang terletak di

    belahan bumi utara sekitar 7 LU dan 128 BT bergerak berlawanan arah jarum

    jam dan menyebabkan upwelling. Sebaliknya,EddyHalmahera yang juga terletak

    di belahan bumi utara sekitar 4 LU dan 130 BT dan bergerak searah jarum jam

    menyebabkan downwelling.

    Godfrey pada tahun 2001 menemukan bahwa ARLINDO yang keluar ke

    Samudera Hindia melalui Selat Lombok akan bergabung dengan arus kuat yang

    mengalir ke arah barat. Beberapa arus eddy kemudian terbentuk sepanjang arus

    ini. Arus eddy tersebut tidak terlihat melalui visualisasi SPL, tetapi jelas tampak

    dari data tinggi paras laut satelit altimetri (Gambar 2).

    Gambar 2. Peta tinggi paras laut menunjukkan arus eddy di selatan Indonesia

    (Wijffells dalam Godfrey 2001)

    1.6 Hipotesis

    Berdasarkan kerangka penelitian diatas, maka dapat ditarik hipotesis

    bahwa arus eddydengan arah putaran searah jarum jam (clockwise) terbentuk di

    perairan selatan Jawa-Bali sekitar bulan Januari-Juli. Arus eddy yang bergerak

    searah jarum jam menyebabkan fenomena upwellingditandai dengan tinggi paras

    laut pusatnya lebih rendah, kandungan klorofil-a yang tinggi dan SPL rendah.

    Longitude