23 nissa

5
TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Bentuk Kearifan Lokal ‘Sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten’ Dosen : Sarka Ade Susana, S.Kep., SIP., MA Disusun oleh : Nissa Kurniasih ( P07120214023 ) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

description

MHGFH

Transcript of 23 nissa

Page 1: 23 nissa

TUGAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Bentuk Kearifan Lokal

‘Sebaran Apem Yaa Qowiyyu di Jatinom, Klaten’

Dosen : Sarka Ade Susana, S.Kep., SIP., MA

Disusun oleh :

Nissa Kurniasih ( P07120214023 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

D-IV KEPERAWATAN

2015

Page 2: 23 nissa

Bentuk Kearifan Lokal : Sebaran Apem Yaa

Qowiyyu di Jatinom, Klaten

Kearifan Lokal merupakan suatu gagasan konseptual dalam masyarakat

dan tumbuh dalam masyarakat itu sendiri yang memiliki ciri spesifik terkait

dengan pengelolaan lingkungan sebagai kearifan lingkungan serta berfungsi

dalam mengatur kehidupan masyarakat. Untuk kasus ini, saya akan mengambil

salah satu Kearifan Lokal di kota saya yaitu Sebaran Apem Yaa Qowiyyu yang

ada di Kecamatan Jatinom, Klaten. Saya mengambil contoh ini karena saya cukup

memahami tentang bentuk kearifan local Sebaran Apem. Saya mendapat banyak

informasi tentang Sebaran Apem Yaa Qowiyyu dari cerita masyarakat Klaten

sendiri tentunya dan saya juga mencoba untuk lebih menggali informasi tentang

Sebaran Apem dan bagaimana asal usulnya melalui browsing internet.

Sebaran Apem Yaa Qowiyyu merupakan upacara tradisi penyebaran kue

apem di Jatinom, Klaten. Yaa Qowiyyu sendiri sebenarnya memiliki arti Tuhan

Mohon Kekuatan. Masyarakat Jatinom memperingati Sebaran Apem saat

pertengahan bulan Safar di penanggalan Jawa. Acara ini biasanya berlangsung

selama satu minggu tetapi puncak penyebaran kue apem dilaksanakan hari Jumat

setelah sholat Jumat di lapangan dekat Masjid Agung Jatinom. Upacara tradisi

Sebaran Apem ini telah dilakukan secara tutun temurun sejak puluhan tahun lalu.

Mereka mendapatkan beberapa ton kue apem dari warga Jatinom sendiri dan

warga sekitar, mereka secara sukarela membuat kue apem lalu mengumpulkannya

dan menempatkan di dua gunungan apem, yang kira-kira beratnya mencapai 5 ton.

Di hari-hari sebelum tiba acara puncak penyebaran apem, di wilayah Jatinom juga

dimeriahkan dengan berbagai festival diantaranya marching band, pertunjukkan

wayang kulit, Mas Mbak klaten terpilih, pertunjukkan wayang kulit, serta

penampilan dari dalang-dalang cilik. Upacara tradisi Sebaran Apem Yaa Qawiyyu

juga dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi di Klaten termasuk Bupati Klaten.

Masyarakat Klaten maupun luar Klaten sangat antusias dalam mengikuti upacara

Page 3: 23 nissa

tradisi ini dan berlomba dalam merebut Apem yang disebar. Beberapa masyarakat

beranggapan bahwa apem-apem tersebut memiliki berkah tersendiri, barangsiapa

mendapat banyak apem maka rezekinya juga akan banyak konon katanya.

Dilihat dari segi kesehatan, menurut saya bahwa upacara tradisi Sebaran

Apem Yaa Qawiyyu ini sangatlah tidak memperhatikan kebersihan makanan dan

kesehatan. Bagaimanapun juga, sebelum dibawa ke lapangan untuk disebar, apem

itu telah dibawa dan diletakkan di dalam Masjid Agung Jatinom selama satu

malam dalam kondisi tidak tertutup, tentunya telah banyak kuman dan kotoran

yang melekat pada kue apem-apem itu, belum lagi saat akan disebar dan

dilemparkan dan mungkin banyak juga yang berjatuhan di tanah dan kemudian

oleh masyarakat sekedar diambil dan ada pula yang dimakan. Kalau dilihat dari

segi kesehatan, kegiatan itu sangatlah tidak higienis. Serta untuk mendapat kue-

kue apem tentunya masyarakat harus rela berdesak-desakan dengan yang lainnya.

Tentu hal itu juga sangat mengganggu dari pola nafas mereka, serta berdiri

ditengah panas matahari dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan orang

kehilangan cairan tubuh dan dapat mengganggu konsentrasi serta bisa

menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran.

Page 4: 23 nissa