22

21
MADYA, S.Pd X PERBANKAN

Transcript of 22

Page 1: 22

MADYA, S.Pd

X PERBANKAN

Page 2: 22

Memahami Kredit PerbankanA. PENGERTIAN, FUNGSI, TUJUAN, DAN JENIS – JENIS KREDIT.

1. Pengertian

Kredit berasal dari kata Italia, Credere yang artinya kepercayaan, Yaitu kepercayaan

dari kreditor bahwa deditornya akan mengembalikan pinjaman berserta bunganya

sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor percaya bahwa kredit

itu tidak akan macet.

Prinsip penyaluran kredit adalah prinsip kepercayaan dan kehati – hatian.

Indikatror kepercayaan ini adalah kepercyaan moral, komersial, finansial dan

anggunan. Kepercayaan di bedakan atas kepercayaan murni dan kepercayaan reserve.

Kepercayaan murni Adalah jika kreditor memberikan kredit kepada debitornya

hanya atas kepercayaan saja, tanpa ada jaminan lainnya. Misalnya : Masyarakat

menabungkan uangnya pada suatu bank hanya atas kepercayaan saja, karena bank

hanya memberikan tanda bukti berupa bilyet deposito, blangko buku cek atau bilyet

giro kepada penabungnya. Jika banknya dilikkuidasi, penabung memiliki bilyet

deposito atau blangko bilyet giro saja.

Page 3: 22

Kepercayaan reserve diartikan kreditor menyalurkan kredit/pinjaman kepadadebitor atas kepercayaan, tetapi kurang yakin sehingga bank selalu minta anggunanberupa meteri ( Seperti BPKB dan lain-lain ). Bahkan suatu bank dalam menyalurkankredit mengutamakan anggunan atas pinjaman tersebut.

Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan ituberdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam antara bank denganpihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangkawaktu tertentu. Dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keutungan ( UURI No.7 Tahun 1992 tentang perbankan Bab I, Pasal 1, ayat (12).

Kredit Adalah semua jenis pinjaman yang harus di bayar kembali bersamabunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati ( Drs. H.Malayu S.P. Hasibuan – 1996 ).

Manajemen perkreditan bank adalah kegiatan mengatur pemanfaatan dana – danabank supaya produktif, aman dan giro wajib minimalnya tetap sehat (penulis).Manajemen perkreditan akan dapat dilakukan dengan baik jika didasarkanperhitungan yang matang dan terpadu dari perdapatan, keamanan, dan giro wajibminimalnya. Oleh karena itu pimpnan bank dituntut agar melaksanakan perencanaan,alokasi, dan kebijakan penyaluran kreditnya.

Manajemen Perkreditan Bank pada dasarnya merupakan suatu proses yangterintegrasi antara sumber-sumber dana kredit, alokasi dana yang dapat dijadikankredit dengan perencanaan, pengorganisasian, pemberian administrasi danpengamanan kredit (Drs. M. Sinunungan, 199:210).

Page 4: 22

2. Fungsi dan Tujuan Kredit

Fungsi Kredit bagi masyarakat, antara lain dapat :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan

perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain – lain).

5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada.

6. Meningkatkan daya guna ( Utility ) barang.

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja perusahaan.

9. Meningkatkan income per capita ( IPC ) masyarakat.

10. Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis.

Page 5: 22

3. Tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memprodukfikan dana – dana yang ada.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Page 6: 22

4. Jenis – jenis kredit

Jenis kredit dibedakan berdasarkan sudut pendekatan yang kita lakukan, yang

berdasarkan tujuan kegunaannya, jangka waktu, macam, sektor perekonomian,

agunan, golongan ekonomi, serta penarikan, dan pelunasan.

a. Berdasarkan tujuan/ kegunaannya

1. kredit Konsumtif yaitu : kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri

bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan

sendiri bersama kelurganya. Kredit ini tidak produktif.

2. Kredit Modal Kerja ( Kredit Perdagangan ) Yaitu : Kredit yang akan di

pergunakan untuk menambah modal usaha debitur. Kredit ini produktif.

3. Kredit Investasi Yaitu : Kredit yang dipergunakan untuk investasi produktif.

Tetapi baru akan menghasilkan dalam jangka waktu yang relatif lama. Biasanya

kredit ini diberikan grace period, Misalnya : Kredit untuk perkebunan kelapa

sawit dan lain – lain.

Page 7: 22

d. Berdasarkan Sektor Perekonomian

1. Kredit Pertaniaan

Ialah kredit yang di salurkan kepada perkebunan, perternakan, perikanan.

2. Kredit Perindustrian

Ialah kredit yang disalurkan kepada beraneka macam industri kecil, menengah,

dan besar.

3. Kredit Pertambangan

Ialah kredit yang disalurankan kepada beraneka macam pertambangan.

4. Kredit Ekspor-Impor

Ialah kredit yang diberikan kepada eksportir dan atau importir beraneka barang.

5. Kredit Koperasi

Ialah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.

6. Kredit Profesi

Ialah kredit yang di berikan kepada beraneka macam profesi. Seperti dokter

dan guru.

Page 8: 22

b. Berdasarkan Jangka Waktu

1. Kredir jangka pendek yaitu kredit yang jangka waktunya paling

lama satu tahun saja.

2. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang jangka waktunya

antara satu sampai tiga tahun.

3. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang jangka waktunya lebih

dari tiga tahun.

c. Berdasarkan Macamnya

1. Kredit Akset yaitu kredit yang diberikan bank yang pada hakikatnya hanya

merupakan pinjaman uang biasa sebanyak plafond kredit ( L 3/BMPK )-nya.

2. Kredit penjual yaitu kredit yang diberikan penjual kepada pembeli, artinya

barang telah diterima pembayaran kemudian. Misalnya Usance L/C.

3. Kredit pembeli adalah pembayaran telah dilakukan kepada penjual tetapi

barangnya di terima belakangan atau pembelian dengan uang muka, Misalnya

Red Clause L/C.

Page 9: 22

e. Berdasarkan Agunan/jaminan

1. Kredit Agunan Orang

Ialah kredit yang diberikan dengan jaminan seseorang terhadap debitur

bersangkutan.

2. Kredit Agunan Epek

Adalah kredit yang diberikan dengan agunan epek-epek atau surat berharga.

3. Kredit Agunan Barang

Adalah kredit yang diberikan dengan agunan barang tetap, barang bergerak, dan

logam mulia. Kredit barang ini harus memperhatikan Hukum Perdata Pasal

1132 sampai dengan Pasal 1139.

4. Kredit Agunan Dokumen

Adalah kredit yang diberikan dengan agunan dokumen transaksi seperti Letter

Of Credit.

Page 10: 22

f. Berdasarkan Golongan Ekonomi

1. Golongan ekonomi lemah ialah kredit yang disalurkan kepada pengusaha golongan

ekonomi lemah, seperti KUK, KUT, dan lain-lainnya. Golongan ekonomi lemah

adalah pengusaha yang kekayaan maksimumnya sebesar Rp. 600 juta, tidak

termasuk tanah dan bangunannya.

2. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit yang diberikan

kepada pengusaha menengah dan besar.

g. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan

1. Kredit rekening koran (Kredit Perdagangan) adalah kredit yang dapat ditarik dan

dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan : penarikan dengan cek,

bilyet giro, atau Pemindahbukuan : pelunasannya dengan setoran-setoran. Bungan

dihitung dari saldo harian pinjaman saja bukan dari besarnya plafond kredit. Kredit

rekening koran baru dapat ditarik setelah plafond kredit disetujui.

2. Kredit berjangka adalah kredit yang penarikannya sekaligus sebesar plafondnya.

Pelunasan dilakukan setelah jangka waktunya habis. Pelunasan bisa dilakukan

secara cicilan atau sekaligus, tergantung kepada perjanjian.

Page 11: 22

Contoh : M. Raja Akbar F. Hasibuan mendapat kredit sebesar Rp. 120 juta untuk jangka

waktu 12 bulan. Cicilan setiap bulan Rp. 10 juta ditambah bungan saldo pinjaman.

Kredit ini tidak dapat dilunasi Raja Akbar sebelum habis jangka waktunya atau 12

bulan, walaupun ia mempunyai uang untuk melunasinya.

B. Penyaluran Kredit.

1. Perencanaan Penyaluran Kredit

Perencanaan penyaluran kredit harus dilakukan secara realistis dan objektif. Agar

pengendalian dapat berfungsi dan tujuan tercapai. Perencanaan penyaluran kredit

harus didasarkan pada keseimbangan antara jumlah, sumber, dan jangka waktu dana

agar tidak menimbulkan masalah terhadap tingkat kesehatan dan likuiditas bank.

Jelasnya, rencana ini harus diperhitungkan secara terpadu oleh perencana secara baik

dan benar. Dalam rencana penyaluran kredit ini harus ada pedoman tentang

prosedur, alokasi, dan kebijaksanaannya.

2. Syarat – Syarat Karyawan Bagian Kredit

Dalam penyaluran kredit, profesionalitas karyawan sangat dibutuhkan. Untuk itu

diperlukan karyawan bagian kredit dengan syarat :

1. Jujur dan bermoral baik, serta ahli di bidang perkreditan.

2. Adil dalam memberikan pelayanan terhadap semua nasabah bank.

3. Mengetahui hukum – hukum perjanjian da perikatan agunan kredit.

4. Objektif syarat – syarat agunan yang boleh diterima.

Page 12: 22

5. Objektif dalam penilaian agunan kredit yang diberikan

nasabah.

6. Berpengetahuan luas tentang nilai ekonomis agunan kredit.

7. Mengetahuan ketetapan dan surat edaran Bank Indonesia

tentang perkreditan bank.

8. Menaati peraturan dan prosedur penyaluran kredit.

Page 13: 22

3. Prosedur Penyaluran kredit

Prosedur yang harus dipenuh dalam penyaluran kredit, antara lain :

1. Calon debitor menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang

diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitor mengajukan jenis kredit yang diinginkan.

3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari

permohonan kredit tersebut.

4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal

Lending Limit ( L3 ) atau BMPK-nya.

5. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit ( perjanjian kredit ) ditandatangan oleh

kedua belah pihak.

Page 14: 22

4. Alokasi Penyaluran Kredit

Alokasi penyaluran kredit harus berpedoman pada ketetapan dan surat

edaran otoritas moneter dan Bank Indonesia, Yaitu sebagai berikut :

1. Pemilik bank ( pemegang saham ) mendapatkan maksimal 20% dari

jumlah kredit yang disalurkan bank bersangkutan.

2. KUK/KUT mendapatkan minimal 20% dari jumlah kredit yang

disalurkan bank.

3. Masyarakat luas ( di Luar 1 dan 2 ) sebanyak 60% dari jumlah kredit

yang diberikan, disalurkan kepada sektor-sektor perekonomian seperti

sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan.

4. Kredit rekening koran kredit berjangka

Page 15: 22

C. KEBIJAKANSANAAN PERKREDITAN BANK

Kebijaksanaan perkreditan bank harus di program dengan baik danbenar. Program perkreditan harus didasarkan pada asas yuridis, ekonomis,dan kehati-hatian.

Yuridis Artinya program perkreditan harus sesuai dengan undang-

undang perbankan dan ketetapan Bank Indonesia.

Ekonomis Artinya menetapkan rentabilitas yang ingin dicapai dan

tingkat bunga kredit yang disalurkan.

Kehati-hatian Artinya besar plafond kredit ( legal lending limit =

BMPK ) harus ditetapkan atas hasil analisis yang baik objektif

berdasarkan asas 5C, 7P, dan 3R dari setiap calon peminjam.

Kebijaksanaan ( Policy ) Adalah suatu pedoman yang menyeluruh,

baik lisan maupun tulisan yang memberikan suatu batas umum dan arah tempat management action akan dilakukan ( GR Terry ).

Page 16: 22

Kebijakan Perkreditan antara lain :

1. Bankabel, artinya kredit yang akan dibiayai hendaknya memenuhi kriteria:

a. Safety, yaitu dapat diyakini kepastian pembayaran kembali kredit

sesuai jabwal dan jangka waktu kredit.

b. Effectiveness, artinya kredit yang diberikan benar-benar digunakan

untuk pembiayaan, sebagaimana dicantumkan dalam proposal

kreditnya.

2. Kebijaksanaan investasi merupakan penanaman dana yang selalu

dikaitkan dengan sumber dana yang bersangkutan. Investasi dana ini

disalurkan dalam bentuk investasi primer dan skunder, kebijaksanaan

risiko, kebijaksanaan penyebaran kredit, serta kebijaksanaan tingkat

bunga.

a. Investasi primer, yaitu investasi yang dilakukan untuk pembelian

sarana dan prasarana bank seperti pembelian kantor, mesin dan

ATK. Dana investasi primer harus dari dana sendiri karena sifatnya

tidak produktif dan jangka waktunya panjang. Investasi primer ini

mutlak harus dilakukan karena merupakan motor kegiatan

opersional bank.

Page 17: 22

b. Investasi Sekunder, yaitu investasi yang dilakukan dengan menyalurkan kredit

kepada masyarakat (debitur). Investesi ini sifatnya produktif (menghasilkan).

Jangka waktu penyaluran kredit harus disesuaikan dengan lamanya tabungan

agar likwiditas bank tetap terjamin.

3. Kebijaksanaan Risiko

Kebijaksanaan risiko maksudnya dalam penyaluran kredit harus memperhitungkan

secara cermat indikator yang menyebabkan risiko macetnya kredit dan menetapkan

cara-cara penyelesaiannya.

4. Kebijaksanaan Penyebaran Kredit

Kebijaksanaan penyebaran kredit maksudnya kredit harus disalurkan kepada

beraneka ragam sektor ekonomi, semua golongan ekonomi dan dengan jumlah

pinjaman yang banyak.

5. Kebijaksanaan Tingkat Bunga

Kebijaksanaan tingkat bunga maksudnya dalam pemberian kredit harus

memperhitungkan situasi moneter, kondisi perekonomian, persaingan antarbank,

dan tingkat inflasi untuk menetapkan tingkat suku bunga kredit.

Page 18: 22

D. Teknik Penyelesaian Kredit Macet

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa pemberian suatu fasilitas kredit

mengandung suatu resiko kemaceten. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih

sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Sepandai apa

pun analisis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan

kredit tersebut macet pasti ada. Hanya saja dalam hal ini, bagaimana

meminimalkan resiko tersebut seminimal munghkin. Dalam praktiknya

kemacetan suatu kredit disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut :

1. Dari Pihak Perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga

apa yang terjadi, tidak diprediksi sebelumnya atau mungkin salah dalam

melakukan perhitungan. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis

kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara

subjektif dan akal-akalan.

2. Dari Pihak Nasabah

Dari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat 2 hal yaitu:

Page 19: 22

- Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud

membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat

dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenarnya

nasabah mampu.

- Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak

mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti

kebakaran, hama, kebanjirandan sebagainya, sehingga kemampuan untuk

membayar kredit tidak ada.

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga

tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dilakukan apakah dengan

memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit

karena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk

membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan

penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.

Page 20: 22

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain :

1. Rescbeduling

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit

atau janglka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan

dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan

jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur

mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktui kredit. Dalam hal

ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannyapun misalnya

36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran menjadi mengecil

seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

2. Reconditioning

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai pernyaratan yang

ada seperti:

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok.

b. Penundaan pembayaran bunga

Page 21: 22

Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya

hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan p[okopk

pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 %per tahun

diturunkan menjadi 18 % per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan

Bank yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah

angsuran yang semangkin kecil, sehingga diharapkan dapat membantu

meringankan nasabah.

d. Pembebanan bunga

Dalam pembebanan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan

pertimbangan nasabah tyidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut.

Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok

pinjamannya sampai lunas.