220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

7
TERAPI KOGNITIF PADA LANSIA A. PENGERTIAN TERAPI Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur, berorientasi, terhadap masalah saat ini, dan bersifat terapi individu. Terapi kognitif akan lebih bermanfaat jika digabung dengan pendekatan perilaku. Kemudian terapi ini disatukan dan di kenal dengan terapi perilaku kognitif. Terapi ini memerlukan individu sebagai agen yang berfikir aktif dan berinteraksi dengan dunianya. Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien mempertimbangkan kembali stressor dan mengidentifikasi pola pemikiran atau keyakinan yang tidak akurat untuk mengatasi masalah klien dari perspektif kognitif. B. TUJUAN TERAPI 1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentang keakuratan kognisi negative klien. 2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas

Transcript of 220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

Page 1: 220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

TERAPI KOGNITIF PADA LANSIA

A. PENGERTIAN TERAPI

Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur, berorientasi,

terhadap masalah saat ini, dan bersifat terapi individu. Terapi kognitif akan lebih

bermanfaat jika digabung dengan pendekatan perilaku. Kemudian terapi ini disatukan

dan di kenal dengan terapi perilaku kognitif. Terapi ini memerlukan individu sebagai

agen yang berfikir aktif dan berinteraksi dengan dunianya.

Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien

mempertimbangkan kembali stressor dan mengidentifikasi pola pemikiran atau

keyakinan yang tidak akurat untuk mengatasi masalah klien dari perspektif kognitif.

B. TUJUAN TERAPI

1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentang

keakuratan kognisi negative klien.

2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap realitas

3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien

mengubah cara berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional

4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang

maladaptive, pikiran yang mengganggu secara otomatis, serta proses

pikiran tidak logis yang dibesar-besarkan. Berfokus pada ikiran individu

yang menentukan sifat fungsionalnya (Videbeck, 2008)

5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan dengan

mengubah cara berfikir maladaptive dan otomatis. Klien harus menyadari

kesalahan cara berfikirnya. Kemudian klien harus belajar cara merespon

kesalahan tersebut dengan cara yang lebih adaptif. Dengan presfektif

kognitif, klien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran

dan harapan-harapan negative. Cara lain adalah dengan membantu klien

mengidentifikasi kondisi negative, mencarikan alternative, membuat

Page 2: 220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

skema, yang sudah ada menjadi fleksibel, dan mencari kognisi perilaku

yang baru dan lebih adaptif

6. Membantu menargetkan proses berfikir serta perilaku yang menyebabkan

dan mempertahankan panic dan kecemasan. Dilakukan dengan cara

penyuluhan klien, restrukturisasi kognitif, pernafasan relaksasi terkendali,

umpan balik biologi, mempertanyakan bukti, memeriksa alternative, dan

reframing

7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku

gangguan obsessive kompulsif dan selanjutnya mencegah responnya.

Misalnya dengan cara pelimpahan atau pencegahan respon,

mengidentifikasi, dan merestrukturisasi distorsi kognitif melalui

psikoedukasi

8. Membantu individu mempelajari respon relaksasi, membentuk hierarki

situasi fobia, dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada situasinya

sambil tetap mempertahankan respon relaksasi misalnya dengan cara

desensitisasi sistematis. Restrukturisasi kognitif bertujuan untuk mengubah

presepsi klien terhadap situasi yang ditakutinya

9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil

bertahan hidup dan bukan sebagai korban, misalnya dengan cara

restrukturisasi kognitif

10. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system

keyakinan yang salah

11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik

untuk meningkatkan aktifitas sosialnya

12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal

Page 3: 220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

C. INDIKASI TERAPI

Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi psikiatri yang lazim, terutama:

1. Depresi (ringan sampai sedang)

2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan

3. Individu yang mengalami stress emosional

4. Gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder) yang sering

terjadi pada orang dewasa dan memiliki respon terhadap terapi perilaku dan

antidepresan jarang terjadi pada awal masa anak-anak, meskipun kompulsi

terisolasi sering terjadi

5. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik)

6. Gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder)

7. Gangguan makan

8. Gangguan mood

9. Gangguan psikoseksual

10. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya

D. TEKNIK PELAKSANAAN TERAPI

1. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kognisi atau area berpikir dan

keyakinan yang menyebabkannnya khawatir

2. Mengguanakan teknik pertanyaan Socratic yaitu meminta klien untuk

menggambarkan, menjelaskan, dan menegaskan pikiran negative yang

merendahkan dirinya. Dengan demikian klien mulai melihat bahwa asumsi

tersebut tidak logis dan tidak rasional

3. Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri sendiri,

nilai diri dan dunia. Dengan demikian klien membentuk nilai dan

keyakinan baru dan distress emosional menjadi hilang.

Page 4: 220914777-Terapi-Kognitif-Pada-Lansia.docx

Terapi kognitif dipraktekkan diluar sesi terapi dan menjadi modal utama dalam

mengubah gejala. Terapi berlangsung lebih kurang 12-16 sesi yang terdiri atas 3

fase:

1. Fase awal (sesi 1-4)

a. Membentuk hubungan terapeutik dengan klien

b. Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah serta pengaruhnya

terhadap emosi dan fisik

c. Menentukan tujuan terapi

d. Mengajarkan klien untuk mengevaluasi pikiran-pikiran yang otomatis

2. Fase pertengahan (sesi 5-12)

a. Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah

b. Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien diminta

mempraktekkan keterampilan berespon terhadap hal-hal yang

menimbulkan depresi dan memodifikasinya.

3. Fase akhir (sesi 13-16)

a. Menyiapkan klien untuk terminasi dan memprediksi situasi beresiko tinggi

yang relevan untuk terjadinya kekambuhan.

b. Mengonsolidasikan pembelajaran melalui tugas-tugas terapi sendiri

Strategi pendekatan terapi kognitif, antara lain:

a. Menghilangkan pikiran otomatis

b. Menguji pikiran otomatis

c. Mengidentifikasi asumsi maladaktif

d. Menguji validitas asumsi maladaktif