220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan...

150
SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI SISWA SD INPRES 2 PANNAMPU KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR TAHUN 2012 MUHAMMAD FAISAL K 211 08 306 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

description

ytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkjytkjkj

Transcript of 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan...

Page 1: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

SKRIPSI

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN

STATUS GIZI SISWA SD INPRES 2 PANNAMPU

KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

TAHUN 2012

MUHAMMAD FAISAL

K 211 08 306

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Gizi

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Faisal

NIM : K211 08 306

Program Studi : Ilmu Gizi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya susun ini

benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Agustus 2012

Yang Menyatakan,

MUHAMMAD FAISAL

Page 3: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

RINGKASAN

Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Program Studi Ilmu Gizi

MUHAMMAD FAISAL

“ HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI

ANAK SEKOLAH KELAS IV DAN V SD INPRES 2 PANNAMPU

KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR TAHUN2012 “

(xv + 94 Halaman + 10 Tabel + 2 Gambar + 7 Lampiran)

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak usia tersebut adalah

generasi penerus bangsa. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal tergantung

pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar. Dalam masa

pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan

dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang ditimbulkan dalam pemberian

makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan

gangguan pada banyak organ dan sistem tubuh anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

asupan gizi mikro dengan status gizi pada anak kelas IV & V di SD Inpres 2

Pannampu Makassar. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik

observasional dengan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan

menggunakan teknik Proporsional Random Sampling dengan jumlah sampel 82

orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dan data

primer. Pengolahan dan analisis data dengan menggunakan beberapa program

komputer yaitu SPSS versi 16, Nutrisurvey, dan WHO Antro plus 2007.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan vitamin

A (p=0,013) dan Zink (p=0,015) dengan status gizi menurut indikator IMT/U

serta tidak ada hubungan antara asupan vitamin C (0,820), vitamin D (0,340), Fe

(0,382), yodium (0,511) dan Ca (p=0,306) dengan status gizi menurut indikator

IMT/U. Ada hubungan antara vitamin D (p=0,047), yodium (p=0.019) dan Ca

(p=0,047) dengan status gizi menurut indikator TB/U serta tidak ada hubungan

antara asupan vitaminA (p=0,622), vitamin C (p=0,412), Fe (p=0,388) dan Zink

(p=0,416) dengan status gizi menurut indikator TB/U.

Dari hasil penelitian disarankan kepada anak sekolah dasar agar

mengkonsumsi makanan yang bervariasi, kepada pihak sekolah agar memantau

status gizi siswa melalui pengukuran antropometri secara rutin dan kepada

petugas kesehatan, disarankan agar lebih meningkatkan program penyuluhan

tentang gizi seimbang kepada anak sekolah dasar.

Daftar Pustaka : 59 (1985-2012)

Kata Kunci : Zat Gizi Mikro, Status Gizi anak Sekolah

Page 4: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Illahi Rabbi atas izin-Nya hingga penulis dapat

merampungkan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah menanamkan kesabaran dan semangat perjuangan

bagi semua umatnya.

Selesainya penulisan ini tidak terlepas dari aral dan hambatan, tetapi

berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

mengatasi semua itu. Oleh karenanya, dengan segala keikhlasan dan kerendahan

hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada Bapak Dr. Saifuddin Sirajuddin, MS dan ibu Ulfah Najamuddin, S.Si,

M.Kes selaku Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan pikiran untuk memberikan petunjuk dan arahan kepada penulis. Perkenankan

pula penulis dengan segala rasa hormat menghaturkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada

1. Bapak Dr. Djunaedi M Dachlan, MS selaku penasehat akademik yang telah

dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dan nasehat selama penulis

menempuh pendidikan di FKM Unhas.

2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof.Dr. HM. Alimin Maidin, MPH

dan Pembantu Dekan, Staf Pengajar serta seluruh karyawan atas bantuan dan

kerjasamanya.

3. Ibu Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi

Ilmu Gizi, dan selaku penguji atas saran, bimbingan dan masukan serta

Page 5: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

motivasinya dalam penyusunan skripsi maupun kegiatan pendidikan yang

selama ini dijalani penulis.

4. Bapak Abdul Salam, SKM, M.Kes selaku penguji atas saran, bimbingan dan

masukan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Suriah, SKM, M.Kes selaku penguji atas saran, bimbingan dan

masukan serta motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, bapak Walikota Makassar, dan Kepala

Dinas Pendidikan Kota Makassar beserta stafnya atas bantuan memberikan

izin dan rekomendasi penelitiannya.

7. Ibu Kepala Sekolah SD Inpres 2 Pannampu besrta stafnya atas segala

bantuan dan kerjasamanya selama melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

atas segala jerih payah dan pengorbanan dalam memberikan pengetahuan ilmu

gizi dan kesehatan selama ini.

9. Para staf dan pegawai di Program Studi Ilmu gizi dan Akademik Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin yang telah membantu segala

proses hingga selesainya skripsi ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2008, terkhusus sahabat-sahabat rantau

Aldhy Gilar Permana, Putra Perdana K, Muhammad Fadli, Muhammad

Ikhsan A, La Ode Ahmad Mardin, Irfan, dan La Ode Abd Malik yang

telah memberikan pelajaran kepada peneliti tentang arti sebuah pertemanan,

persahabatan, dan kebersamaan, Thanks for this beautiful friendship,terima

Page 6: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

kasih atas perhatian dan dukunganta selama ini kawan. Hidup MAHASISWA,

Hidup MAHAGIPALA.

11. Kanda-kanda senior dan adik-adik Angk. 2009, 2010, dan 2011 yang selama

ini menjadi teman berbagi pemikiran dan pendapat di saat berlangsungnya

proses-proses kemahasiswaan di kampus ungu tercinta ini.

12. Kepada Om Rajab, Om Said dan Alm. Tante Oci yang telah memberikan

bantuan moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

hinggan kejenjang S1.

13. Dan juga kepada seluruh pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu

persatu yang telah memberikan bantuan moril dan materil, sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya.

Akhirnya, sembah sujud penulis haturkan kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda Alm. H. Marsuki dan Ibunda Hj. Sitti Rohani yang telah memberikan

doa restu, cinta dan pengorbanan yang tulus sedari kecil hingga penulis bisa

menjadi seperti sekarang ini. Untuk Kakakku yang tersayang, Masriadi, SKM

terima kasih atas dukungan moral dan materilnya selama penulis menjalani proses

perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

karena itu sangat diharapkan tegur sapa yang sehat dan kritikan yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Semoga amal dan bantuan dari semua pihak mendapat pahala dari Allah

SWT, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Amin

Page 7: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Makassar, Juli 2012

Penulis

Page 8: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR ISI

HAL

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................ iv

RINGKASAN ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Anak Sekolah Dasar ......................... 12

B. Tinjauan Umum tenang Status Gizi .......................................... 15

C. Tinjauan Umum tentang Gizi Mikro ........................................ 30

D. Kerangka Teori ......................................................................... 43

E. Kerangka Konsep ...................................................................... 44

Page 9: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

F. Definisi Operasional ................................................................. 45

G. Hipotesis Penelitian .................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 48

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 48

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 48

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 50

E. Pengolahan Data ....................................................................... 51

F. Analisis Data............................................................................. 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 54

B. Pembahasan .............................................................................. 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 88

B. Saran ........................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90

LAMPIRAN

Page 10: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi 2005 ...................................................... 42

Tabel 2.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 45

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden SD Inpres 2 Pannampu

Makassar Tahun 2012 .................................................................. 55

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Keluarga responden SD Inpres 2

Pannampu Makassar Tahun 2012 ................................................ 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Yang Pernah

Diderita Selama Sebulan Terakhir SD Inpres 2 Pannampu

Makassar Tahun 2012 .................................................................. 57

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi (TB/U) SD

Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun 2012 .................................. 58

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi (IMT/U) SD

Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun 2012 .................................. 58

Tabel 4.6 Distribusi Asupan Gizi Mikro Responden Siswa SD Inpres

2 Pannampu Makassar Tahun 2012 ............................................. 59

Page 11: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Tabel 4.7 Hubungan Antara Asupan Gizi Mikro dengan Status Gizi

Berdasarkan IMT/U SD Inpres 2 Pannampu Makassar

Tahun 2012 .................................................................................. 60

Tabel 4.8 Hubungan Antara Asupan Gizi Mikro dengan Status Gizi

Berdasarkan TB/U SD Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun

2012 .............................................................................................. 67

Page 12: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Kerangka Teori................................................................................... 43

2. Kerangka Konsep ............................................................................... 44

Page 13: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Formulir Kuesioner Penelitian

2. Food Models

3. Surat Ijin Penelitian

4. Surat Telah Melakukan Penelitian

5. Master Tabel Penelitian

6. HasilAnalisis Data

7. Foto-foto kegiatan

8. Daftar Riwayat Hidup

Page 14: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh sumber

daya manusia yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang

tangguh, mental yang kuat, dan kesehatan yang prima serta cerdas. Bukti

empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat terkait hubungannya dengan

status gizi yang dalam hal ini adalah status gizi baik. Status gizi yang baik

ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi dan penyakit infeksi.

Secara tidak langsung keadaan ini dipengaruhi oleh pola asuh dalam

keluarga, ketersediaan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik.

Apabila kasus gizi kurang dan gizi buruk terus terjadi dapat menjadi salah

satu faktor pengambat dalam pembangunan nasional (Djaroh, 2010).

Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak usia tersebut

adalah generasi penerus bangsa. Pertumbuhan anak usia sekolah yang optimal

tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang benar.

Dalam masa pertumbuhan tersebut pemberian nutrisi pada anak tidak selalu

dapat dilaksanakan dengan sempurna. Banyak sekali masalah yang

ditimbulkan dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang.

Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ dan sistem

tubuh anak (Judarwanto, 2006).

Anak sehat menunjukkan gejala dan tanda pertumbuhan dan

perkembangan yang memuaskan, yaitu dapat mencapai potensi genetik secara

Page 15: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

optimal. Salah satu faktor lingkungan fisik yang amat penting agar tumbuh

kembang anak berlangsung secara optimal adalah zat gizi harus dicukupi oleh

makanan sehari-hari (Sayogo, 2006). Pertumbuhan berkaitan dengan masalah

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ

maupun individu. (Soetjiningsih, 1998).

Indonesia pada saat ini mengalami permasalahan beban ganda

masalah gizi, di mana ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan,

muncul permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan

penyakit infeksi, maka gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal,

dan munculnya kelompok penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang

sekarang ini banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering

dikenal dengan sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru.

Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi, dislipidemi dan beberapa

penyakit degeneratife lainnya, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan

mortalitas di Indonesia (Hamam, 2005).

Berdasarkan data SUSENAS yang diolah oleh Jahari (2000)

menunjukkan bahwa upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki

pertumbuhan anak-anak Indonesia belum dapat dikatakan optimal. Angka gizi

buruk ternyata masih fluktuatif dan keadaan terbaik, yakni prevalensinya

paling rendah justru dicapai pada tahun 1989 yaitu 6,04%. Pada tahun 1999

jumlah anak dengan status gizi buruk adalah 7,76% (Khomsan Ali, 2004).

Lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong

pendek ketika memasuki sekolah, hal ini mengindikasikan adanya kurang gizi

Page 16: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

kronis. Prevalensi anak pendek dari tahun ke tahun menunjukkan tidak

adanya perubahan yang berarti. Perubahan yang terjadi hanya sedikit sekali

yaitu 39,8% pada tahun 1994 menjadi 36,1% pada tahun 1999. Data secara

nasional tentang tinggi badan anak di 5 propinsi ditemukan prevalensi anak

pendek di kota besar 43,9% dan di desa 51,3% dan secara total ditemukan

prevalensi anak pendek 49,3% (Jamaluddin, 2008)

Penelitian yang dilakukan terhadap 600.000 anak sekolah dasar di 27

Provinsi menunjukkan bahwa pada umumnya anak sekolah dasar hanya

mengkonsumsi 70% dari kebutuhan energy setiap harinya, oleh karena itu

sangat diperlukan penambahan dalam bentuk makanan jajanan (Agresta,

2005).

Masalah kekurangan zat gizi khususnya KEP menjadi perhatian

karena berbagai penelitian menunjukkan adanya efek jangka panjang yaitu

terhadap pertumbuhan manusia. Kenaikan akan jumlah zat gizi diperlukan

untuk pertumbuhan kegiatan fisik tambahan, lagi pula anak umur ini sangat

peka terhadap penyakit infeksi dan penyakit menular yang dapat

menghabiskan simpanan zat gizi tubuh. Jadi apabila penyediaan makanan

keluarga tersebut kurang atau hanya makan 2 kali sehari, maka seringkali

anak dari kelompok usia sekolah ini akan peka terhadap gizi kurang.

Terpenuhinya pangan yang berkualitas dan berkuantitas pada usia sekolah

akan meningkatkan kesehatan dan kualitas sumber daya manusia (Nursiah,

2003).

Page 17: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Whatever was the father of a disease, an ill diet was the mother

(George Herbert pada tahun 1660 seperti dikutip Jellife et al) dua hal yang

dianggap paling umum menjadi penyebab masalah gizi di masyarakat,

penyakit infeksi dan asupan gizi rendah hingga menyebabkan defisiensi

secara nisbi (Suryani,2007).

Beberapa penelitian menggambarkan masalah gizi anak sekolah yaitu

penelitian yang menemukan 54% anak sekolah mengalami obesitas, 26,8%

gizi kurang, dan 24,9% stunting. Hasil penelitian di Makassar ( 2000 )

menggambarkan, status gizi normal 45,28%, gizi kurang 36,79%, gizi buruk

17,92%. Perkembangan anak yang normal 75,5% dan meragukan 5,6%,

abnormal 18,9%. Di Jepang melaporkan peningkatan prevalensi obesitas dari

5% ke 11% pada anak Jepang pada umur 6 – 14 tahun (Hamam, 2005).

Dari hasil Survei Kesehatan Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2006,

menurut indeks BB/U diperoleh status gizi usia anak sekolah di Kecamatan

Pangururan terdapat gizi buruk sebanyak 12,5%, gizi kurang sebanyak 31%,

gizi baik sebanyak 55,4% dan gizi lebih sebanyak 1,1 %. Menurut indeks

TB/U diperoleh status gizi anak usia sekolah sangat pendek sebanyak 27,2%,

pendek sebanyak 28,3% dan normal sebanyak 44,6%. Menurut indeks BB/TB

diperoleh status gizi anak usia sekolah dasar sangat kurus sebanyak 8,7%,

kurus sebanyak7,6%, normal sebanyak 76,1% dan gemuk sebanyak 7,6 %.

Berdasarkan hasil penelitian Hidayati, dkk (2007) di sekolah dasar di wilayah

Kartasura, terdapat 28,17 % siswa yang berstatus gizi kurang, 64,79% siswa

berstatus gizi normal, dan 7,04% siswa berstatus gizi lebih.

Page 18: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Menurut data riskesdas 2007 prevalensi kurus pada anak umur 6-14

tahun menurut jenis kelamin dan provinsi di Indonesia yaitu pada laki-laki

sebesar 13,3% dan perempuan 10,9%. Sedangkan prevalensi BB lebih pada

laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Sedangkan di Sulawesi Selatan

prevalensi kurus pada laki-laki sebesar 15,5% dan perempuan 13,4%.

Sedangkan prevalensi BB lebih pada laki-laki 7,4% dan perempuan 4,8%.

Menurut data riskesdas 2010, status gizi umur 6-12 tahun (IMT/U) di

Indonesia, yaitu prevalensi sangat kurus sebesar 4,6 %, kurus sebesar 7,6%,

gemuk sebesar 9,2% dan normal sebesar 78,6%. Sedangkan di Sulawesi

Selatan, prevalensi sangat kurus sebesar 4,2%, kurus sebesar 8,4%, gemuk

sebesar 3,9% dan normal sebesar 83,5%. Sedangkan prevalensi (TB/U) di

Indonesia yaitu, sangat pendek sebesar 15,1 %, pendek sebesar 20,5% dan

normal sebesar 64,5%. Di Sulawesi Selatan, prevalensi sangat pendek sebesar

13,2 %, pendek sebesar 26,9% dan normal sebesar 59,9%. Sulawesi Selatan

termasuk 20 provinsi dengan prevalensi kependekan di atas prevalensi

kependekan nasional.

Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah

kelompok umur usia sekolah. Hasil penelitian Husaini yang dikutip oleh

Hamam (2005), mengemukakan bahwa, dari 50 anak laki-laki yang

mengalami gizi lebih, 86% akan tetap obesitas hingga dewasa dan dari 50

anak perempuan yang obesitas akan tetap obesitas sebanyak 80% hingga

dewasa. Obesitas permanen, cenderung akan terjadi bila kemunculannya pada

saat anak berusia 5 – 7 tahun dan anak berusia 4 – 11 tahun, maka perlu

Page 19: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

upaya pencegahan terhadap gizi lebih dan obesitas sejak dini (usia sekolah)

(Aritonang, 2003).

Secara umum dampak yang ditimbulkan akibat gizi lebih, adalah

gangguan psiko-sosial, yang berakibat pada rasa rendah diri, depresi dan

menarik diri dari lingkungan, dan gangguan pertumbuhan fisik, gangguan

pernafasan, gangguan endokrin, obesitas yang menetap hingga dewasa dan

penyakit degeneratif, yang berakibat pada timbulnya hipertensi, penyakit

jantung koroner, diabetes mellitus dan lain sebagainya (Imam, 2005).

Selain itu, anak usia SD juga cenderung kurus. Jika pada usia SD

sudah kurus, maka cenderung tidak ada perubahan sampai Sekolah Menengah

Atas (SMA). Tubuh yang lebih kurus mengindikasikan asupan gizi yang

kurang. Akibatnya, anak menjadi tidak aktif bergerak. Asupan gizi yang

kurang mengakibatkan penyerapan ilmu selama sekolah tidak maksimal.

Anak menjadi susah konsentrasi, cenderung malas, sering menguap, dan tidak

kreatif mencari pemecahan masalah. "Kondisi ini tentu harus segera

diperbaiki. Jika tidak, masa depan cerah yang ingin dicapai Indonesia masih

harus dipertanyakan (Saptawati, 2011).

Meskipun hubungan antara stunting (tinggi terhadap umur) dan kurus

(berat terhadap tinggi) berbeda secara demografi untuk setiap Negara, namun

WHO menginterpretasikan tingginya prevalensi stunting di negara-negara

berkembang menunjukkan kekurangan asupan makanan bergizi, tingginya

angka kesakitan akibat penyakit infeksi, atau kombinasi dari dua keadaan

tersebut (Faharuddin, 2012).

Page 20: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Sebagai akibat lebih lanjut dari tingginya angka stunting pada masa

balita dan tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan (catch-up growth)

yang sempurna pada masa berikutnya, maka banyak ditemukan anak-anak

bertumbuh pendek pada usia sekolah. Diperkirakan setengah dari jumlah anak

sekolah di wilayah Asia menderita stunting, yang terutama diakibatkan oleh

kurangnya asupan energi protein dan defisiensi mikronutrien pada masa

pertumbuhannya (Faharuddin, 2012).

Kondisi stunting menunjukkan pertumbuhan linear buruk yang

terakumulasi akibat gizi dan kesehatan yang buruk. Stunting usia dini

berhubungan dengan kejadian kemunduran mental pada tingkat intelegensi

anak, perkembangan psikomotorik, kemampuan motorik yang baik, dan

integrasi saraf-saraf neuron. Stunting juga berhubungan dengan kapasitas

mental dan kondisi pembelajaran anak yang akan berpengaruh terhadap

kapasitas kerjanya pada saat dewasa (Faharuddin, 2012).

Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa anak yang

kekurangan gizi memiliki tingkat kecerdasan (IQ) lebih rendah. Pada tahap

awal, konsekuensi defisiensi mikronutrien akibat kekurangan gizi selama

masa anak-anak hanya mengakibatkan anoreksia, namun hal ini akan

berbahaya jika berlangsung kronis. Anak yang mengalami kurang energi

protein (KEP) mempunyai mempunyai IQ lebih rendah 10-13 poin

dibandingkan anak yang tidak KEP. Anak yang mengalami anemia

mempunyai IQ lebih rendah 5-10 poin dibandingkan yang tidak anemia. Anak

yang mengalami gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) mempunyai IQ

Page 21: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

lebih rendah 50 poin dibandingkan anak yang tidak mengalami GAKI. Anak

yang menderita kurang gizi (stunted) berat mempunyai rata-rata IQ lebih

rendah 11 poin dibandingkan rata-rata anak-anak yang tidak stunted

(Faharuddin, 2012).

Anak sekolah adalah anak yang berusia 7-12 tahun, dengan kebutuhan

gizi sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan

jaringan (Moehji, 2003). Kelompok anak sekolah ini umumnya mempunyai

kondisi gizi yang kurang memuaskan karena asupan zat gizi yang dikonsumsi

seringkali hanya memperhatikan kuantitas, sedangkan kebutuhan

mikronutriennya belum mencukupi. Oleh karena itu, pemberian makanan

tambahan yang mengandung makro- dan mikronutrien yang penting bagi

pertumbuhan diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap

pertumbuhan tinggi badan anak usia sekolah, terutama anak-anak yang

menderita kurang gizi pada daerah yang tergolong rawan gizi (Faharuddin,

2012).

Berdasarkan penelitian Selly Wijayanti di SD kartasura pada tahun

2009 menunjukkan rata-rata sumbangan zat zat gizi mikro yaitu vitamin C 2,4

mg (4,8%), Yodium 10mg (68,9%), Calcium 55,8mg (3,5%), Fosfor 135,2mg

(11,6%), Besi 1,29mg (6,09%), dan Zinc 1,29mg (9,5%). Pada penelitian

yang dilakukan oleh Pramesti Inggrid di SD di kelurahan trangsan pada tahun

2011 bahwa rata-rata kontribusi gizi mikro pada sarapan pagi yaitu vitamin A

(34,50%), zat besi (14,85%), dan zinc (13,54%).

Page 22: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Widya dkk menunjukkan

asupan gizi mikro yaitu nilai kalsium dalam asupan harian anak secara

keseluruhan berada di bawah nilai RDA. Nilai asupan harian Kalsium

tertinggi adalah 592,58 mg/hr dan terendah adalah 80,86 mg/hr. Pada asupan

harian tembaga sebanyak 71,43% dari responden sudah memenuhi nilai

RDA. Sedangkan 28,57% dari responden berada di bawah nilai EAR dan

berarti bahwa setengah dari populasi ini yaitu 14,29% atau sekitar 3 orang

mengalami gejala defisiensi. Pada asupan harian magnesium pada anak

nilainya sangat rendah dan secara keseluruhan berada di bawah EAR. Nilai

asupan harian magnesium yang tertinggi adalah 175,81 mg/hari dan terendah

44,09 mg/hari. Pada asupan harian besi pada anak sebesar 56,25% berada di

batas aman RDA. 43,75% responden berada di bawah nilai EAR berarti

separuh dari populasi ini yaitu sekitar 3 orang akan mengalami gejala

defisiensi. Sedangkan pada asupan harian seng pada anak cukup rendah. Sebesar

85,71% data berada di bawah nilai EAR dan menunjukkan bahwa setengah dari

populasi ini yaitu 42,85% atau 9 orang mengalami gejala defisiensi. Nilai asupan

harian seng yang tertinggi adalah 8,74 mg/hari dan terendah adalah 2,04 mg/hari

(Widya, Dkk. 2010).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun

2010, ditemukan gizi buruk 3,07% balita. Sementara balita yang gizi kurang

sebanyak 14,54% balita. Kasus gizi buruk tertinggi di kota Makassar terdapat

di Puskesmas Kalukubodoa Kecamatan Tallo dimana gizi buruk mencapai

8,5% dan gizi kurang 19,17%. Sedangkan kasus gizi buruk terendah di Kota

Page 23: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Makassar terdapat di Puskesmas Tarakan Kecamatan Wajo dimana gizi buruk

mencapai 1,71% dan gizi kurang 7,91%.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang

hubungan asupan gizi mikro dengan status gizi anak sekolah kelas IV dan V

SD Inpres 2 Pannampu Kec. Tallo Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka disusun rumusan masalah

pada penelitian ini yakni “Apakah ada hubungan antara asupan gizi mikro

dengan status gizi siswa SD Inpres 2 Pannampu Kec. Tallo Makassar ?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi mikro dengan

status gizi siswa SD Inpres 2 Pannampu Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dengan status gizi

siwa SD Inpres 2 Pannampu Makassar

b. Untuk mengetahui hubungan asupan vitamin C dengan status gizi

siswa SD Inpres 2 Pannampu Makassar

c. Untuk mengetahui hubungan asupan vitamin D dengan status gizi

siswa SD Inpres 2 Pannampu Makassar

d. Untuk mengetahui hubungan asupan Ca dengan status gizi siswa SD

Inpres 2 Pannampu Makassar

Page 24: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

e. Untuk mengetahui hubungan asupan Zn dengan status gizi siswa SD

Inpres 2 Pannampu Makassar

f. Untuk mengetahui hubungan asupan Fe dengan status gizi siswa SD

Inpres 2 Pannampu Makassar

g. Untuk mengetahui hubungan asupan yodium dengan status gizi siswa

SD Inpres 2 Pannampu Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan mampu untuk memberi masukan bagi institusi pendidikan

yang bersangkutan, serta institusi-institusi pemerintah yang terkait dalam

rangka penentuan kebijakan gizi bagi anak sekolah.

2. Penelitian ini diharapkan dapat member motivasi bagi orang tua dan

keluarga untuk lebih memperhatikan keadaan kesehatan anaknya terutama

gizinya.

3. Sebagai peneliti, dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan

pengalaman ilmiah di lapangan.

4. Dapat menjadi acuan dan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya.

Page 25: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Anak Sekolah Dasar

1. Karakteristik Anak Sekolah

Yang dimaksud dengan anak sekolah menurut definisi WHO yaitu

golongan yang berusia antara 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia

lazimnya anak berusia antara 7-12 tahun.

Golongan ini mempunyai karakteristik mulai mencoba

mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-batasan atau

norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti pada

pertumbuhan dan perkembangan, pola aktivitas, kebutuhan zat gizi,

perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Judiono, 2003).

2. Pola tumbuh kembang anak usia sekolah dasar

Pertumbuhan merupakan parameter kesehatan dan gizi yang cukup

peka untuk menilai kesehatan anak. Para ahli membedakan antara

pertumbuhan dengan perkembangan dimana pertumbuhan adalah

bartambahnya ukuran organ tubuh. Parameter yang digunakan untuk

mengukur kemajuan pertumbuhan yang paling sering digunakan adalah

berat badan dan tinggi badan.

Sedang perkembangan adalah suatu proses pematangan (maturity)

yang ditandai dengan penambahan fungsi. Pertumbuhan tidak bisa lepas

dari perkembangan, demikian pula sebaliknya. Pertumbuhan dan

Page 26: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

perkembangan dipengaruhi oleh keturunan (gen), system hormone, zat gizi

dan lingkungan (Soediatama, 1991).

Usia sekolah dasar (7-12 tahun) merupakan puncak pertumbuhan

tertinggi kedua setelah usia 0-3 tahun atau disebut dengan “adolescent

growth spourt”. Hal ini merupakan masa terpenting dalam pembentukan

kualitas fisik orang dewasa. Seiring dengan itu jika dilihat dari kebutuhan

zat-zat gizi akan meningkat dengan pesat sehingga suatu kondisi

deficiency/kekurangan gizi pada usia ini akan berpengaruh terhadap

pertumbuhan anak tersebut. Pada dasarnya tidak ada suatu bahan makanan

yang lengkap mengadung semua zat makanan dalam jumlah yang

mencukupi untuk tubuh, oleh Karena itu perlu berbagai bahan makanan

untuk menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat dipenuhi

dalam jumlah yang mencukupi (Sayogo Savitri, 1995).

3. Kebiasaan makan anak sekolah dasar

Anak sekolah mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik

(Maryati Sri, 2000), seperti:

a. Suka jajan di sekolah sedangkan di rumah tidak mau makan.

Kebiasaan banyak jajan adalah tidak baik, karena selain diragukan

kebersihannya belum tentu makanan yang dibeli itu bergizi baik.

Disamping kurang bergizi baik yang menyebabkan badan tidak sehat

dan lemah, jajanan itu mungkin pula mengandung kuman penyakit.

b. Hanya menyukai makanan tertentu tanpa menghiraukan apakah

makanan yang disenaginya itu bergizi atau tidak. hal ini sangat

Page 27: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

merugikan, bila kebetulan makanan yang disenanginya itu kurang atau

tidak bergizi.

c. Makan tidak teratur, misalnya karena asyik sibuk bermain, sehingga

waktu makan dilewatkan begitu saja, hal ini dapat menyebabkan

penyakit pada alat-alat pencernaan terutama pada lambung.

d. Makan yang berlebihan. Kebiasaan ini menyebabkan badan menjadi

gemuk dan bila terlalu gemuk, kesehatanpun akan terganggu.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi intake makanan pada anak sekolah

a. Peran keluarga

Peran keluarga amat penting bagi anak sekolah, bukan dalam

pemilihan makanan sekalipun. Makan bersama keluarga dengan

suasana yang akrab akan dapat meningkatkan nafsu mereka.

b. Teman Sebaya

Tidak heran jika asupan makan akan banyak dipengaruhi oleh

kebiasaan makan teman-teman atau sekelompoknya. Apa yang

diterima oleh kelompok (berupa figure idola, makan, minuman) juga

dengan mudah akan diterimanya. Demikian pula halnya dengan

pemilihan bahan makanan. Untuk itu perlu diciptakan dalam kelompok

ini suatu kondisi dimana mereka mendapatkan informasi yang baik dan

benar mengenai kebutuhan dan kecukupan gizinya. Sehingga mereka

tidak perlu membenci makanan bergizi.

Page 28: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

c. Media Massa

Media massa lebih banyak berperan di sini adalah media televisi,

Koran dan majalah. Disatu sisi banyak sekali iklan makanan yang

kurang memperhatikan perilaku yang baik terhadap pola makan. Oleh

sebab itu informasi tersebut harus pula ditunjang dengan informasi

ilmiah yang benar mengenai kesehatan dan gizi (Judiono, 2003).

d. Sosial ekonomi dan Uang jajan anak

Kemampuan keluarga untuk membeli makanan antara lain tergantung

pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga bahan makanan itu

sendiri serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan

(Agresta, 2005).

Kegemaran jajan pada anak-anak sekolah tidak terlepas dari

kehidupan ekonomi dan kebiasaan makan keluarga karena pada

hakekatnya kebiasaan makan juga tidak lepas kaitannya dengan

kehidupan ekonomi keluarga pada umumnya. Walaupun tidak berlaku

secara umum, kebiasaan jajan anak salah satunya dikarenakan anak

mendapat uang saku dari orang tua (Agresta, 2005).

B. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Sebelum membahas status gizi, pertama sekali kita perlu mengetahui

pengertian dari gizi itu sendiri. Gizi adalah suatu proses menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak

Page 29: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal

dari organ-organ, serta menghasilkan energy (Supariasa, 2002).

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi

dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi

akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh (Supariasa, 2002).

Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi

kurang, gizi baik, dan gizi lebih (Almatsier, 2006 yang dikutip oleh

Simarmata, 2009).

Status gizi merupakan faktor yang terdapat dalam level individu (level

yang paling mikro). Faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah

asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga

faktor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak, dan

lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan

kesehatan (Riyadi, 2001).

Hal yang sama diutarakan oleh Daly, et al. (1979) bahwa konsep

terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan

tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan,

dan tersedianya bahan makanan (Supariasa, 2002).

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari

ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional

Page 30: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping

kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap (Arisman, 2009).

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan

keadaan gizi seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang

bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku

yang telah tersedia. Data objektif dapat diperoleh dari data pemeriksaan

laboratorium perorangan, serta sumber lain yang dapat diukur oleh anggota

tim penilai.

Pada prinsipnya, penilaian status gizi anak serupa dengan penilaian pada

periode kehidupan lain. Komponen penilaian status gizi meliputi (1) survei

asupan makanan, (2) pemeriksaan biokimia, (3) pemeriksaan klinis, serta (4)

pemeriksaan antropometris (Arisman, 2009).

Survei asupan makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak

langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang

konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini

dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi (supariasa,

2002).

Anamnesis tentang asupan pangan harus mencantumkan pula (selain

wawancara asupan pangan) pertanyaan yang terkait dengan baik status gizi

maupun kesehatan gigi. Anamnesis juga wajib mencantumkan pola konsumsi

obat karena kemungkinan interaksi antara makanan dan obat.

Page 31: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Anamnesis tentang asupan pangan merupakan satu tahap penilaian status

gizi yang paling sulit dan tidak jarang membuat penilai frustasi karena

berbagai sebab. Pertama, manusia memiliki sifat lupa sehingga orang sering

tidak mampu mengingat dengan pasti jenis (apalagi jumlah) makanan yang

telah disantap. Kedua, manusia sering mengedepankan gengsi jika diberi tahu

bahwa makanan mereka akan dinilai, pola “pangan” pun dipaksakan berubah.

Ketiga, sejauh ini, belumlah mungkin penghitungan komposisi makanan

secara akurat, kecuali kegiatan pangan dapat terawasi dengan ketat. Di

samping itu, masih banyak kendala lain yang berpotensi menyendatkan

langkah penilaian ini.

Pada prinsipnya, kedekatan antara keduanya perlu ditumbuhkan agar

responden menaruh kepercayaan pada pewawancara. Bahasa yang digunakan

oleh pewawancara harus dimengerti secara benar oleh responden. Selain itu,

wawasan pangan pewawancara harus luas, ia harus mengetahui jenis makanan

yang beredar, baik legal maupun ilegal, di daerah tempat ia ditugaskan

(Arisman, 2009).

Pemeriksaan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara

laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan

tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa

jaringan tubuh seperti hati dan otot (supariasa, 2002).

Uji biokimiawi yang penting ialah pemeriksaan kadar hemoglobin,

pemeriksaan apusan darah untuk malaria, pemeriksaan protein. Ada dua jenis

protein, viseral dan somatik, yang layak dijadikan parameter penentu status

Page 32: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

gizi. Pemeriksaan tinja cukup hanya pemeriksaan occult blood dan telur

cacing saja (Arisman, 2009).

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan

terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang

kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong

untuk menentukan kekurangan zat gizi yang spesifik.

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat

pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut,

dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh

seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid

clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-

tanda dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan

untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan

pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) (supariasa, 2002).

Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh,

termasuk riwayat kesehatan. Riwayat kesehatan yang perlu ditanyakan adalah

kemampuan mengunyah dan menelan, keadaan nafsu makan, makanan yang

digemari dan yang dihindari, serta masalah saluran pencernaan (Arisman,

2009).

Page 33: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pemeriksaan antropometris secara umum artinya penilaian ukuran tubuh

manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat gizi.

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola

pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah

air dalam tubuh (supariasa, 2002).

Penilaian antropometris yang penting dilakukan ialah penimbangan berat

dan pengukuran tinggi badan, lingkar lengan, dan lipatan kulit triseps.

Pemeriksaan ini penting, terutama pada anak yang berkelas ekonomi dan

sosial rendah. Pengamatan anak dipusatkan terutama pada percepatan tumbuh

(Arisman, 2009).

3. Pemeriksaan Antropometri

Pertumbuhan dipengaruhi oleh determinan biologis yang meliputi jenis

kelamin, lingkungan dalam rahim, jumlah kelahiran, berat lahir pada

kehamilan tunggal atau majemuk, ukuran orang tua dan konstitusi genetis,

serta faktor lingkungan (termasuk iklim, musim, dan keadaan sosial-ekonomi).

Pengaruh lingkungan, terutama gizi, lebih penting daripada latar belakang

genetis atau faktor biologis lain, terutama pada masa pertumbuhan. Ukuran

tubuh tertentu dapat memberikan keterangan mengenai jenis malnutrisi

(Arisman, 2009).

Page 34: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pengukuran status gizi anak berdasarkan antropometri adalah jenis

pengukuran paling sederhana dan praktis karena lebih mudah dilakukan,

murah, cepat, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar, serta

hasil pengukurannya lebih akurat. Secara umum antropometri adalah ukuran

tubuh manusia. Antropometri merupakan pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat gizi yang dapat

dilakukan terhadap berat badan, tinggi badan, dan lingkaran-lingkaran bagian

tubuh serta tebal lemak di bawah kulit (supariasa, 2002).

Ukuran antropometris bergantung pada kesederhanaan, ketepatan,

kepekaan, serta ketersediaan alat ukur; di samping keberadaan nilai baku

acuan yang akan digunakan sebagai pembanding. Jika nilai baku suatu negara

(Indonesia) belum tersedia, boleh digunakan baku Internasional. Pembolehan

ini didasarkan atas asumsi bahwa potensi tumbuh-kembang anak pada

umumnya serupa. Hubungan berbagai ukuran antropometris (terutama berat

dan tinggi badan) pada anak normal yang sehat secara relatif mantap. Baku

acuan ditujukan sebagai perbandingan semata, bukan menggambarkan

keidealan. Interpretasi perbandingan ini digunakan sebagai bahan

pertimbangan saat seseorang dipaksa untuk memutuskan apakah nilai yang

diharapkan itu harus 100% atau 90%, atau dengan proporsi lain lagi. Sekedar

pembakuan, WHO menganjurkan penggunaan data dari NCHS sebagai acuan

(Arisman, 2009).

Page 35: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Menurut Supariasa (2006), indeks antropometri dibagi 3 yaitu:

a. Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran

massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan

yang mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya

nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Berat

badan adalah parameter antropometri yang sangat labil.

Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka

berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam

keadaan abnormal terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat badan,

yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal.

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka indeks berat badan

menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi

mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

b. Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan

keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh

seiring dengan pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi

dalam waktu yang pendek, pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi

badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.

Page 36: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

c. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan

pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indeks BB/TB

adalah merupakan indeks yang independent terhadap umur.

Pertambahan berat badan merupakan parameter yang paling sesuai

karena cukup sensitif, erat hubungannya dengan konsumsi energi dan protein

yang merupakan dua jenis zat gizi yang paling sering menimbulkan masalah

kesehatan gizi pada skala nasional atau daerah luas regional di Indonesia.

Parameter ini juga cukup sensitif terhadap perubahan-perubahan akut

mengenai konsumsi bahan makanan pokok dan mudah pelaksanaannya.

Pemantauannya dapat dilakukan berkesinambungan oleh masyarakat itu

sendiri dengan biaya murah tanpa memerlukan peralatan rumit dan keahlian

khusus (Sediaoetama, 2006).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting. Berat

badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada

tulang. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar

perhitungan dosis obat dan makanan.

Pada anak, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju

pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti

dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Pada remaja, lemak tubuh

cenderung meningkat, dan protein otot menurun. Pada orang yang edema dan

asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat

Page 37: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang

kekurangan gizi.

Berat badan merupakan pilhan utama karena berbagai pertimbangan,

antara lain:

1) Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu

singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

2) Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara

periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan

luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal baru yang memerlukan

penjelasan secara meluas.

4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan

pengukur.

5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

didikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan

sebagai dasar pengisiannya.

6) Karena masalah usia merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi,

berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai

indeks yang tidak tergantung pada umur.

7) Alat pengukur dapat diperoleh di daerah pedesaan dengan ketelitian yang

tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh

masyarakat.

Page 38: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang

digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:

a) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain.

b) Mudah diperoleh dan relatif mudah harganya.

c) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.

d) Skalanya mudah dibaca.

e) Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Jenis timbangan yang digunakan adalah digital yang terdapat di

Puskesmas. Timbangan kamar mandi (bath room scale) tidak dapat dipakai

menimbang anak, karena menggunakan per, sehingga hasilnya dapat berubah-

ubah menurut kepekaan per-nya. Menimbang anak harus selalu diingat bahwa

sebelum anak ditimbang, jarum menunjukkan skala 0 (nol).

Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh

manusia, antara lain: usia, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit.

Faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan

usia akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil

pengukuran tinggi badan dan berat badan yang akurat, menjadi tidak berarti

bila tidak disertai dengan penentuan usia yang tepat.

Page 39: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Untuk melengkapi data usia dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

1) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh

orang tuanya. Apabila tidak ada, jika memungkinkan cobalah minta

catatan kelahiran pada pamong desa.

2) Jika diketahui kalender lokal seperti bulan Arab atau bulan lokal (Jawa,

Sunda, dll), cocokan dengan kalender nasional.

3) Jika tetap tidak diketahui, catatan kelahiran anak berdasarkan daya ingat

orang tua atau berdasarkan kejadian-kejadian penting, seperti lebaran,

tahun baru, puasa, pemilihan kepala desa atau peristiwa nasional, seperti

Pemilu, banjir, gunung meletus, dll. Sebelum pengumpulan data, buatlah

daftar tentang tanggal, bulan dan tahun kejadian dari peristiwa peristiwa

penting di daerah dimana kita ingin mengumpulkan data.

4) Cara lain jika memungkinkan dapat dilakukan dengan membandingkan

anak yang diketahui usianya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui

pasti tanggal lahirnya, misalnya: beberapa bulan lebih tua atau lebih muda.

5) Jika tanggal lahirnya tidak diketahui dengan tepat, sedangkan bulan dan

tahunnya diketahui, maka tanggal lahir anak tersebut ditentukan tanggal 15

bulan yang bersangkutan.

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang

telah lain dari keadaan sekarang, jika umur diketahui dengan tepat. Di

samping itu tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena

dengan menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan (quac stick),

faktor umur dapat dikesampingkan.

Page 40: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pengukuran tinggi badan untuk anak balita yang sudah dapat berdiri

dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang

mempunyai ketelitian 0,1 cm. Cara mengukur:

a) Tempelkan dengan paku mikrotoice tersebut pada dinding yang lurus dasar

setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.

b) Lepaskan sepatu atau sandal.

c) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam baris berbaris,

kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus

menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan pandangan ke

depan.

d) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus

lurus menempel pada dinding.

e) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan

mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai

dengan standar prosedur pengumpulan data antropometri. Tujuan dari

prosedur standarisasi adalah memberikan informasi yang cepat dan

menunjukkan kesalahan secara tepat sehingga perubahan dapat dilakukan

sebelum sumber kesalahan dapat dipastikan. Penyelia mempelajari hal-hal apa

yang perlu diperhatikan untuk menjamin presisi dan akurasi pengukuran dan

ketrampilan apa yang perlu diberikan.

Page 41: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak,

karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhannya berbeda dengan orang

dewasa. Hal yang paling utama dalam pemberian makanan anak adalah

makanan apa yang seharusnya diberikan, kapan waktu pemberian dan dalam

bentuk yang bagaimana makanan tersebut diberikan (Helvetia, 2007).

Status gizi adalah ekspresi tentang keadaan keseimbangan dalam bentuk

variable tertentu atau dapat dikatakan, bahwa status gizi merupakan indikator

baik buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Status gizi yang baik

diperlukan untuk mempertahankan derajat kebugaran dan kesehatan serta

membantu anak (Irianto, 2007).

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi

makanan dengan kesehatan tubuh dengan pengetahuan gizi yang baik maka

diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik dan

seimbang bagi dirinya sendiri janin dan keluarga. Pengetahuan gizi yang baik

dapat membantu seseorang belajar bagaiman menyimpan, mengelolah serta

menggunakan bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi (Wahyuni,

2008).

Menurut Unicef, faktor yang mempengaruhi status gizi digolongkan atas

penyebab langsung, penyebab tidak langsung, penyebab pokok dan akar

masalah (Thaha, 1995).

Penyebab langsung adalah asupan gizi dan penyakit infeksi. Timbulnya

KEP tidak hanya karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit.

Page 42: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Anak yang mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering menderita diare

atau demam, akhirnya akan menderita kurang gizi.

Demikian juga pada anak yang makanannya tidak cukup (jumlah dan

mutunya) maka daya tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaan

demikian akan mudah diserang infeksi yang dapat mengurangi nafsu makan,

dan akhirnya dapat menderita kurang gizi/gizi buruk. Banyak pendapat

mengenai faktor determinan yang dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi

pada bayi di antaranya menurut Schroeder (2001), menyatakan bahwa

kekurangan gizi dipengaruhi oleh konsumsi makan makanan yang kurang dan

adanya penyakit infeksi sedangkan penyebab mendasar adalah makanan,

perawatan (pola asuh) dan pelayanan kesehatan (Ayu, 2008).

Interaksi dari berbagai faktor sosial ekonomi dapat menyebabkan

jatuhnya seorang anak pada keadaan kekurangan gizi perlu dipertimbangkan.

Menurut Martorell dan Habicht (1986), status ekonomi mempengaruhi

pertumbuhan bayi, melalui konsumsi makan dan kejadian infeksi. Status sosial

ekonomi terhadap konsumsi makan mempengaruhi kemampuan rumah tangga

untuk memproduksi dan/atau membeli pangan, menentukan praktek

pemberian makanan bayi, kesehatan serta sanitasi lingkungan. Model

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak antara lain:

karakteristik keluarga, karakteristik anak, status kesehatan dan ketersediaan

bahan makanan (Ayu, 2008).

Page 43: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

C. Tinjauan Umum Tentang Gizi Mikro

a. Vitamin

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat

penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk

membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin mempunyai peran

sangat penting dalam metabolisme tubuh), karena vitamin tidak dapat

dihasilkan oleh tubuh. Jika manusia, hewan dan ataupun makhluk hidup lain

tanpa asupan vitamin tidak akan dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik,

kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena penyakit

(Anonim, 2010).

Nama Vitamin sendiri berasal dari gabungan kata bahasa Latin yaitu

vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus

organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin

dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali

tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),

vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada

dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan

berkembang secara normal (Anonim, 2010).

Jenis vitamin berdasarkan kelarutannya ada dua macam, yaitu vitamin

yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut

dalam air hanya ada dua yaitu Vitamin B dan C. Sedangkan vitamin A, D, E,

dan K, mereka larut dalam lemak (Anonim, 2010).

Page 44: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

1. Vitamin A

Vitamin A berperan penting dalam sintesa protein. Sedangkan

protein berperan penting dalam pertumbuhan, sehingga vitamin A dapat

berakibat lebih lanjut terhadap pertumbuhan. Vitamin A berperan juga

dalam sintesa glikoprotein khusus yang mengontrol deferensiasi sel. Di

samping itu vitamin A juga terikat pada protein pengikat retinol seluler

(PPRS) yang secara langsung ikut serta dalam mengontrol ekspresi gen

(Minarno dkk, 2008).

Sumber vitamin A adalah hati, susu dan produk susu, wortel, ubi,

rambat, brokoli dan bayam (wilkes, 2000).

Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian

terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan

tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi.

Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk

tulang tidak normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak

mengandung vitamin A, maka pertumbuhan akan terganggu setelah

simpanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak kekurangan vitamin A,

terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan

sebagai asam retinoat (Linder MC, 2006).

Kekurangan vitamin A terutama terdapat pada anak-anak balita.

Tanda-tanda kekurangan terlihat bila simpanan tubuh habis terpakai.

Kekurangan vitamin A dapat merupakan kekurangan primer akibat kurang

konsumsi atau kekurangan sekunder karena gangguan penyerapan dan

Page 45: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

penggunaannya dalam tubuh, kebutuhan yang meningkat, ataupun karena

gangguan pada konversi karoten menjadi vitamin A. kekurangan vitamin a

sekunder dapat terjadi pada penderita Kurang Energi Protein (KEP),

penyakit hati, alfa, beta lipoproteinemia, atau gangguan absorpsi karena

kekurangan asam empedu (Almatsier, 2004).

Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A

sebagai suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan. Gejalanya antara

lain sakit kepala, pusing, rasa nek, rambut rontok, kulit mongering, tidak

ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita

menstruasi berhenti (Almatsier, 2004).

2. Vitamin C

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa vitamin C berkhasiat

untuk penyembuhan maupun pencegahan influenza, walaupun hasil

penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, tetapi sebagian besar

hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian vitamin C

ternyata dapat meringankan dan memperpendek lamanya penyakit, dan

juga memperkecil infeksi sampingan yang biasanya menyertai penyakit

yang menunjukkan resistensi. Peran vitamin C pada infeksi diantaranya

memperkuat sel-sel imun dalam melawan dan menetralkan radikal bebas.

Sel-sel imun mengeluarkan bahan toksik untuk membunuh jamur, kuman

atau virus yang masuk ke dalam tubuh (Nursalam, 2008).

Vitamin C merupakan antioksidan yang sangat kuat. Beberapa sel

dalam system imun mengandung sampai lima puluh kali vitamin C

Page 46: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

dibandingkan di dalam darah. Hal ini mungkin untuk melindungi sel-sel

tersebut dari kerusakan yang ditimbulkan akibat senyawa yang dihsilkan

saat melawan infeksi (Nursalam, 2008).

Vitamin C dalam tubuh berfungsi sebagai koenzim dan kofaktor.

Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin

C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisn menjadi hidroksiprolin,

bahan penting dalam pembentuk kolagen. Kolagen merupakan senyawa

protein yang mempengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat,

seperti pada tulang rawan, matriks tulang, dentin gigi, membrane kapiler,

kulit dan tendon (urat otot). Dengan demikian vitamin C berperan dalam

penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan bawah kulit, dan pendarahan

gusi (Winarno, 1985).

Kekurangan vitamin C ditandai antara lain lelah, lemah, napas

pendek, kejang otot tulang, otot dan persendian sakit serta kurang nafsu

makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan di

bawah kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan

mata kering, rambut rontok,luka sukar sembuh, terjadi anemia, depresi dan

timbul gangguan saraf (Almatsier, 2004).

Kelebihan vitamin C berasal dari makanan tidak menimbulkan

gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan tiap

hari dapat menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap

batu ginjal (Almatsier, 2004).

Page 47: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati

yaitu sayur dan buah terutama asam, seperti jeruk, nanas, rambutan,

pepaya, gandaria, dan tomat. Selain itu vitamin C juga terdapat dalam

sayuran daun-daunan dan jenis kol (Almatsier, 2004).

3. Vitamin D

Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di

mana tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat

dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat

cakupan sinar matahari konsumsi vitamin D melalui makanan tidak

dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat

dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat

cukup sinar matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan

(Almatsier, 2004).

Fungsi vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan

tulang bersama vitamin A dan vitamin C, hormone-hormon paratiroid dan

kalsitonin, protein kolagen, serta mineral-mineral kalsium, fosfor,

magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah

membantu pergeseran tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan

fosfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada pergeseran tulang.

Hal ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut (Linder MC, 2006) :

a. Di dalam saluran cerna, kalsitoril, meningkatkan absorpsi aktif vitamin

D dengan cara merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan

protein pengikat fosfor pada mukosa usus halus.

Page 48: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

b. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormone paratiroid merangsang

pelepasan kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah.

c. Di dalam ginjal, kalsitirol merangsang reabsorpsi kalsium dan fosfor.

Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan.

Penduduk daerah tropic tidak perlu menghiraukan kemungkinan vitamin

D. bayi dan anak-anak dianjurkan berada di bawah sinar matahari

beberapa waktu tiap hari. Sumber utama vitamin D di daerah nontropik

adalah dari makanan. Makanan hewani merupakan sumber utama vitamin

D dalam bentuk kolakelsiferol yaitu kuning telur, hati, krim mentega dan

minyak hati ikan. Susu sapi dan ASI bukan merupakan sumber vitamin D

yang baik (Almatsier, 2004).

Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang

dinamakan riketsia pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa.

Kekurangan pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis.

Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga

menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang

membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok,

pembesaran kepala karena penutupan fontanel terhambat, gigi terlambat

keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak. Kelebihan vitamin D

akan menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan absorpsi

vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan klaisfikasi berlebihan pada

tulang dan jaringan tubuh seperti ginjal, paru-paru, dan organ tubuh lain

(Almatsier, 2004).

Page 49: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

b. Mineral

Mineral merupakan unsure anorganik dan mempunyai peranan

penting dalam pengaturan banyak proses tubuh (yaitu transmisi sel saraf,

pembentukan darah, kontraaksi otot, keseimbangan asam basa) dan dalam

pembentukan struktur seperti tulang, gigi, kulit, serta jaringan lunak.

Tubuh memiliki umpan balik yang sangat rumit untuk mengatur

keseimbangan mineral, seperti dalam metabolisme kalsium, pembentukan

dan perombakan tulang (Wilkes, 2000)

Menurut Bender (1990) dalam Mutiara (2006), mineral diperlukan

tubuh dalam jumlah bervariasi, mulai dari satuan gram per hari untuk

unsure-unsur mineral makro (besi, zinc, tembaga) microgram (selenium,

kromium) per hari untuk unsure-unsur mineral mikro yang disebut juga

trace elements.

1. Ca (Kalsium)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh, yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa atau kurang lebih

sebanyak 1 kg. dari jumlah ini 99% berada di dalam jaringan keras, yaitu

tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit. Densitas tulang

berbeda menurut umur, meningkat pada bagian pertama kehidupan dan

menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya kalsium tersebar

luas di dalam tubuh. Di dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler kalsium

memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti untuk

transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga

Page 50: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

permeabilitas membrane sel. Kalsium mengatur pekerjaan hormone-

hormon dan faktor pertumbuhan. Fungsi kalsium yaitu pembentukan

tulang dan gigi (Almatsier, 2004).

Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Ikan

dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium

yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan

tempe, dan sayuran hijau merupakan sumberkalsium yang baik juga, tetapi

bahan makanan ini mengandung banyak zat yag menghambat penyerapan

kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2004).

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan

gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.

Semua orang dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium

dan tulangnya. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini dinamakan

osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress sehari-hari.kadar

kalsium darah yang sangat rendah dapat menyebabkan tetani atau kejang.

Kepekaan serabut saraf dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat,

sehingga terjadi kejang otot misalnya pada kaki (Almatsier, 2004).

Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan

ginjal. Di samping itu dapat menyebabkan konstipasi (susah BAB).

Kelebihan kalsium bisa terjadi bila menggunakan suplemen kalsium

berupa tablet atau bentuk lain (Almatsier, 2004).

Page 51: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

2. Fe (Zat Besi)

Zat besi adalah suatu zat dalam tubuh manusia yang berkaitan

dengan ketersediaan jumlah darah yang diperlukan. Dalam tubuh manusia

zat besi memiliki fungsi yang sangat penting yaitu untuk mengankut

oksigen dari paru-paru ke jaringan dan mengankut electron di dalam

proses pembentukan enerhi di dalam sel. Untuk mengakut oksigen, zat

besi harus bergabung dengan protein membentuk hemoglobin di dalam sel

darah merah dan myoglobin di dalam serabut otot. Bila bergabung dengan

protein di dalam sel zat besi membentuk enzim yang berperan dalam

pembentukan energy di dalam sel (Garrow, 1993).

Menurut Parakkasi, besi dibutuhkan untuk produksi hemoghlobin

sehingga anemia gizi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah

merah yang lebih kecil dan kandungan hemoglobin yang rendah (Zarianis,

2006).

Defisiensi besi yang terjadi pada masa kritis dalam perkembangan

otak akan mengakibatkan kerusakan yang menetap dan mengakibatkan

gejala sisa seperti perkembangan yang terlambat. Anemia defisiensi besi

sampai saat ini merupakan masalah nutrisi di seluruh dunia terutama di

Negara berkembang dan diperkirakan 30% penduduk dunia menderita

anemia defisiensi besi (Ramakrishnan U, 2001).

Lozoff dkk, (1991) dalam penelitian kohortnya, menyatakan bahwa

defisiensi besi yang berat dan lama pada masa bayi dapat menyebabkan

perkembangan kognitif dan motorik yang lambat pada usia 5 tahun.

Page 52: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Selanjutnya mendapatkan bahwa defisiensi besi yang berat dan kronis

pada masa bayi yang merupakan masa kritis, masa pertumbuhan, dan

diferensiasi otak biasanya akan menetap. Dalam pemantauan selanjutnya

pada masa anak ditemukan fungsi kognitif yang buruk dan rendahnya

prestasi sekolah, anak cenderung merasa cemas, memiliki gangguan

perhatian.

Studi jangka panjang efek anemia kekurangan zat besi di Costa Rica

dan Chile menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami anemia

memiliki skor tes yang lebih rendah dari anak-anak yang tidak anemia

(Walter, 1993); Lozof B, et. Al., 2006). Hal yang sama ditemukan pada

penelitian di Amerika Serikat, dimana nilai rata-rata matematika pada anak

yang menderita anemia defisiensi lebih rendah disbanding anak tanpa

anemia defisiensi besi. Penelitian di daerah perkebunan Aek Nabara

bekerjasama dengan fakultas Psikologi USU, pada anak usia 7-14 tahun

yang menderita anemia defisiensi besi diperoleh hasil bahwa full IQ tidak

melebihi rata-rata dengan gangguan pemusatan perhatian dan fungsi

kognitif terurama dalam bidang aritmatika (Bidasari, 2008).

Agar terhindar dari situasi kekuranga zat besi, perbanyaklah

konsumsi makanan yang kaya kandungan besi seperti daging tanpa lemak,

kerang, hati, telur, tiram, unggas, dan ikan-ikanan. Sementara sumber

nabati bisa diperoleh dari kacang-kacangan, kentang, nasi, gandum, dan

sayur-sayuran, khususnya bayam. Untuk mempermudah penyerapan zat

Page 53: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

besi dalam tubuh, konsumsilah protein hewani dengan makanan yang

mengandung vitamin C dalam suatu hidangan (Garrow, 1993).

3. Zn (Zink)

Zink merupakan mikronutrien yang erat kaitannya dengan system

endokrin. Zink dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan reproduksi.

Kekurangan zink menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan

keterlambatan perkembangan seksual terutama pada anak (Fraker PJ dan

King LE, 2004; marjoilene. Et.al., 2008). Bukti-bukti penelitian juga

menunjukkan bahwa kekurangan zink akan menyebabkan menurunnya

kekebalan tubuh, meningkatnya angka morbiditas akibat penyakit infeksi,

gangguan pertumbuhan dan perkembangan motorik maupun kognitif

semakin banyak (Caufield dkk, 1998). Kekurangan zink dapat

mnyebabkan terjadinya keterlambatan perkembangan, pertumbuhan

tersendat-sendat dan meningkatkan resiko penyakit menular pada bayi dan

anak-anak. Beberapa bukti juga mempengaruhi perkembangan kognitif,

motorik dan perilaku anak.

Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan

absorpsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi

metabolisme kolesterol. Megubah nilai lipoprotein dan tampaknya dapat

mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih

dapat menyebabkan muntah atau diare, anemia dan gangguan reproduksi

(Almatsier, 2006).

Page 54: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Sumber paling baik adalah sumber protein hewani terutama daging,

hati, kerang, dan telur. Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga

merupakan sumber yang baik, namun mempunyai ketersediaan biologic

yang rendah (Almatsier, 2004).

4. Yodium

Iodium ada dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak

kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. sekitar 75% dari

iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang digunakan untuk mensintesis

hormone tiroksin, tetraiodotironin (T4), dan triiodotironin (T3). Hormone-

hormon ini diperlukan unutk pertumbuhan normal, perkembangan fisik

dan mental hewan dan manusia. Sisa iodium ada di dalam jaringan lain,

terutama di dalam kelenjar ludah, payudara dan lambung serta di dalam

ginjal. Di dalam darah yodium terdapat dalam bentuk iodium bebas atau

terikat dengan protein (Almatsier, 2004).

Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut

berupa ikan, udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber

iodium terbaik. Di daerah pantai, air dan tanah mengandung banyak

iodium sehingga tanaman yang tumbu di daerah pantai mengandung cukup

banyak iodium. Semakin jauh tanah itu dari pantai semakin sedikit pula

kandungan iodiumnya, sehingga tanaman yang tumbuh di daerah tersebut

termasuk rumput yang dimakan hewan sedikit sekali atau tidak

mengadung iodium (Almatsier, 2004).

Page 55: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pada kekurangan iodium, konsentrasi hormone tiroid menurun dan

hormone perangsang tiroid/ TSH meningkat agar kelenjar tiroid mampu

menyerap lebih banyak iodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar

tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan iodium oleh

kelenjar tersebut. Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok

sederhana. Bila terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok

endemic. Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk gejala yang luas,

yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar

tiroid pada sisi lain. Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban.

Sorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh

abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak menyebabkan

kemampuan belajar yang rendah (Almatsier, 2004).

Tabel 2.1. Angka Kecukupan Gizi 2005

N

o

Kelompok

Umur

Vitamin

A

Vitamin

C

Vitamin

D Fe Zn Ca Yodium

1 Pria

10-12 tahun 600 50 5 13 14 1000 120

2 Wanita

10-12 tahun 600 50 5 20 12,6 1000 120

Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1593/MENKES/SK/XI/2005.

Page 56: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

D. Kerangka Teori

Gambar 1. Modifikasi UNICEF 1998 dalam Supariasa 2001

PENYEBAB

TIDAK

LANGSUNG

PENYEBAB

LANGSUNG

POKOK

MASALAH DI

MASYARAKAT

DAMPAK

AKAR

MASALAH

STATUS GIZI

ASUPAN Penyakit Infeksi

Ketersediaan

Pangan di Tingkat

Rumah Tangga

Pola Asuh Sanitasi dan

Pelayanan

Kesehatan

Kurang Pemberdayaan Wanita dan keluarga/

Kurang Pemanfaatan Sumberdaya Masyarakat

KRISIS EKONOMI,

POLITIK, SOSIAL

Kurang Pendidikan,

Pengetahuan, dan

Keterampilan

Pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Page 57: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

E. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Variable independent

: Variabel dependent

Status Gizi

Asupan Zat

Gizi

Penyakit

Infeksi

Gizi Mikro

Vitamin A

Vitamin C

Vitamin D

Ca

Fe

Zn

Yodium

Gizi Makro

Pengetahuan

Sikap

Tindakan

Page 58: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

F. Definisi Operasional Dan Kriteria Obejektif

1. Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan knsumsi,

penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh yang diukur dengan

IMT/U dan TB/U. Status gizi diukur dengan metode antropometri

dengan menggunakan alat ukur seperti timbangan digital dan

microtoice.

Kriteria Objektif Indikator IMT/U

a. Sangat Kurus : < -3 SD

b. Kurus : -3SD s/d <-2SD

c. Normal : -2 SD s/d 1 SD

d. Gemuk : > 1SD s/d 2 SD

e. Sangat Gemuk :> 2 SD

Kriteria Objektif Indikator TB/U

a. Sangat Pendek : < -3 SD

b. Pendek : -3SD s/d <-2SD

c. Normal : -2 s/d 2 SD

d. Tinggi : > 2 SD

(SK MENKES, 2010)

2. Asupan zat gizi adalah jumlah zat gizi mikro (Vitamin A, C, D, Ca,

Zn, Fe, dan Yodium) yang dikonsumsi anak SD dalam satu hari recall

24 jam.

Kriteria Objektif Vitamin A

a. Lebih : >110% AKG

Page 59: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Kriteria Objektif Vitamin C

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Kriteria Objektif Vitamin D

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Kriteria Objektif Fe

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Kriteria Objektif Zink

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Kriteria Objektif Yodium

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

Page 60: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Kriteria Objektif Kalsium

a. Lebih : >110% AKG

b. Cukup : 90-110% AKG

c. Kurang : <90% AKG

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian, maka peneliti memiliki hipotesis

awal yaitu :

a. Ada hubungan antara asupan vitamin A dengan status gizi siswa SD Inpres

2 Pannampu Makassar

b. Ada hubungan antara asupan vitamin C dengan status gizi siswa SD Inpres

2 Pannampu Makassar

c. Ada hubungan antara asupan vitamin D dengan status gizi siswa SD Inpres

2 Pannampu Makassar

d. Ada hubungan antara asupan Ca dengan status gizi siswa SD Inpres 2

Pannampu Makassar

e. Ada hubungan antara asupan Zn dengan status gizi siswa SD Inpres 2

Pannampu Makassar

f. Ada hubungan antara asupan Fe dengan status gizi siswa SD Inpres 2

Pannampu Makassar

g. Ada hubungan antara asupan yodium dengan status gizi siswa SD Inpres 2

Pannampu Makassar

Page 61: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

desain Cross Sectional.

B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SD Inpres 2 Pannampu

Kecamatan Tallo Kota Makassar. Alasannya karena sekolah ini berada di

daerah dengan kasus gizi buruk terbanyak di Kota Makassar.

2. aktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2012.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas 4 dan 5 SD

Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo yang berjumlah 104 siswa. Alasan

pemilihan kelas 4 dan 5 karena siswa di kelas ini sudah mampu mengingat

dan berkomunikasi dengan baik, sedangkan untuk kelas 6 tidak dapat

diganggu karena akan melaksanakan ujian nasional.

Page 62: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa SD Inpres 2 Pannampu

kelas 4 dan 5. Pengambilan sampel dilakukan dengan proporsional

random sampling.

3. Besar Sampel

Data yang diperoleh dari SD Inpres 2 Pannampu tahun 2012 ,

jumlah siswa kelas 4 dan 5 yaitu sebanyak 104 siswa. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan sampel minimal size (untuk menentukan batas

minimal dari besarnya sampel) sampel dapat ditentukan dengan rumus

sebagai berikut (Lemeshow, 1997):

𝑛 =𝑍2

1−𝛼 2 𝑃 𝑄 𝑁

𝑑2 𝑁 − 1 + 𝑍21−𝛼 2 𝑃 𝑄

𝑛 = 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝛼 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 / 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 (95%)

𝑑 = 𝑑𝑒𝑟𝑎𝑗𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 (0.05)

Perhitungan :

𝑛 =𝑍2

1−𝛼 2 𝑃 𝑄 𝑁

𝑑2 𝑁 − 1 + 𝑍21−𝛼 2 𝑃 𝑄

𝑛 =1.962 𝑥 0.5 𝑥 0.5 𝑥 104

0.052 104 − 1 + 1.962 𝑥 0.5 𝑥 0.5

𝑛 =99.88

1.2179

𝑛 = 82.01

𝑛 = 82

Page 63: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Jadi, sampel penelitian ini berjumlah 82 responden yang harus memenuhi

syarat yang telah disebutkan dalam unit analisis.

Proporsi sampel tiap kelas adalah :

a. Kelas 4

𝑛1 =𝑛𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 4

𝑁𝑥𝑛

𝑛1 =49

104𝑥82

𝑛1 = 39

b. Kelas 5

𝑛2 =𝑛𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 5

𝑁𝑥𝑛

𝑛2 =55

104𝑥82

𝑛2 = 43

Cara pengambilan sampel dalam kelas yaitu dengan cara sistematik.

Sistematik ini dilakukan dengan melihat absen dan menentukan interval siswa

yang akan dijadikan sampel. Interval ini didapat dari jumlah siswa per jumlah

sampel dalam satu kelas. Setelah dihitung, hasil yang didapat dari kedua kelas

yaitu dengan interval 1.

D. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri atas dua yaiu data primer dan data

sekunder:

Page 64: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

a. Data Primer

1. Data identitas dan karakteristik responden diperoleh dengan

melakukan wawancara.

2. Data pola konsumsi dan asupan zat gizi diperoleh dengan

melakukan wawancara menggunakan kuisioner food re-call 24 jam

3. Data pengukuran status gizi diperoleh dengan melakukan

pengukuran antropometri.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder diambil dari SD Inpres 2 Pannampu Kec.

Tallo Kota Makassar yang dapat mendukung jalannya penelitian ini.

2. Instument Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah:

a. Form Food Recall 24 jam

b. Food Models untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi

c. Komputer dengan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS), sebagai alat bantu dalam mengumpul data serta mengolah data

hasil penelitian dan menu Analisis program dan Daftar Komposisi

Bahan Makanan (DKBM) untuk menganalisis asupan (jumlah vitamin

A, C, D, Kalsium, Zinc, Fe, dan Yodium) yang dikonsumsi dalam 1

hari (24 jam)

d. Microtoice untuk mengukur tinggi badan anak, timbangan digital

untuk mengukur berat badan anak, WHO Anthro untuk menganalisis

status gizi.

Page 65: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

E. PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data menggunakan komputer dengan menggunakan

program Menu A, WHO Anthro 2007 dan SPSS yang meliputi editing,

koding, tabulasi data, cleaning dan analisis data. Pengolahan dan penyajian

data dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Proses editing dilakukan setelah kuesioner terkumpul. Editing data

dilakukan dengan pemeriksaan kelengkapan, kesinambungan dan

keseragaman data.

2. Koding

Proses koding dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan

data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu dengan simbol-

simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean).

3. Tabulasi Data

Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data dalam suatu

tabel. Pengolahan dilakukan secara elektronik dengan menggunakan

software SPSS.

4. Cleaning

Memeriksa kembali data yang telah dientri kelengkapan dan

kebenarannya.

Page 66: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

F. ANALISIS DATA

Data diolah dengan menggunakan perangkat lunak (software) pada

Computer yaitu SPSS 16. Analisis data menggunakan analisis bivariat. Data

hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel disertai narasi.

Page 67: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

SD inpres 2 pannampu terletak di Kec. Tallo kelurahan Pannampu. SD

ini memiliki 4 ruang kelas, 1 ruang guru dan 1 kantin sekolah. Jumlah siswa di

SD ini berjumlah 326 siswa dan jumlah guru sebanyak 11 guru. Adapun batas-

batas sekolah ini yaitu :

Sebelah utara : Pemukiman warga

Sebelah timur : Jalan tol

Sebelah selatan : Pemukiman warga

Sebelah barat : Pasar Pannampu

Pengumpulan data baik primer maupun sekunder dilaksanakan selama

4 pekan terhitung mulai tanggal 1 Juni 2012 terhadap siswa SD Inpres 2

Pannampu Kecamatan Tallo, dimana penelitian dilakukan di 2 kelas yaitu

kelas 4 dan kelas 5.

Proses yang dilakukan selama penelitian berlangsung yakni wawancara

langsung kepada siswa SD dan melakukan pengukuran antropometri untuk

memperoleh tujuan dari penelitian ini dan pengambilan data sekunder di SD

Inpres 2 Pannampu.

Pada penelitian ini jumlah sampel yaitu 82 siswa SD dari kelas 4 dan

kelas 5. Penarikan sampel dilakukan proporsional random sampling. Hasil

penelitian berupa data telah diolah menjadi informasi sesuai dengan tujuan

Page 68: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

penelitian yang akan dideskripsikan dalam bentuk tabel dan penjelasan. Data

yang diperoleh kemudian diolah menggunakan SPSS for windows versi 16,0

yang dibedakan atas analisis univariat dan bivariat. Adapun hasil penelitian

yang diperoleh adalah sebagai berikut :

2. Hasil Penelitian

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 82 siswa. Distribusinya

menurut variabel yang diteliti disajikan dalam tabel seperti di bawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi Karakteristik Responden SD Inpres 2 Pannampu

MakassarTahun 2012

Karakteristik Responden n (82) % (100)

Jenis Kelamin

Laki-laki

Perempuan

Umur

8 tahun

9 tahun

10 tahun

11 tahun

12 tahun

36

46

1

21

27

26

7

43,9

56,1

1,2

25,6

32,9

31,7

8,5

Sumber : Data Primer, 2012

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 82 responden proporsi jenis

kelamin terbesar adalah perempuan (56,1%). Dari Tabel 1 dapat diketahui

bahwa dari 82 responden proporsi umur terbesar adalah pada kelompok

umur 10 tahun (32,9%)

Page 69: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Tabel 4.2

Distribusi Karakteristik Keluarga RespondenSD Inpres 2 Pannampu

Makassar Tahun 2012

Karakteristik Keluarga n (82) % (100)

Pendidikan Ayah

Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD/MI

Tamat SD/MI

SMP/MTs/Sederajat

SMA/MA/Sederajat

Universitas

Pendidikan Ibu

Tidak pernah sekolah

Tidak tamat SD/MI

Tamat SD/MI

SMP/MTs/Sederajat

SMA/MA/Sederajat

Universitas

Pekerjaan Ayah

Petani

Buruh harian

PNS

Pegawai Swasta

Tukang becak/gerobak

Supir

Tukang Kayu

Nelayan

Pengrajin

Wiraswasta

Pekerjaan Ibu

Buruh harian

Pegawai Swasta

Pengrajin

Wiraswasta

Ibu Rumah Tangga

1

3

15

34

27

2

3

2

24

25

27

1

1

20

2

4

6

9

3

7

6

24

5

1

4

28

44

1,2

3,7

18,3

41,5

32,9

2,4

3,7

2,4

29,3

30,5

32,9

1,2

1,2

24,4

2,4

4,9

7,3

11,0

3,7

8,5

7,3

29,3

6,1

1,2

4,9

34,2

53,7

Sumber : Data Primer, 2012

Dilihat dari Tabel 4.2 tingkat pendidikan ayah siswa yang

terbanyak adalah SMP (41,5%) sedangkan proporsi terendah adalah yang

tidak pernah sekolah (1,2%). Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu

proporsi tertinggi adalah SMA (32,9%) sedangkan proporsi terendah

adalah Universitas (1,2%). Pekerjaan ayah responden yang terbanyak

Page 70: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

adalah buruh harian sebanyak 20 orang (24,4%). Sedangkan yang terkecil

adalah petani sebanyak 1 orang (1,2%). Dan dari Tabel 2 ini juga dapat

diketahui bahwa pekerjaan ibu yang terbanyak adalah ibu rumah tangga

yaitu sebanyak 44 responden (53,7%) sedangkan yang terendah adalah

pegawai swasta (1,2%).

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit yang Pernah Diderita

Selama sebulan terakhir SD Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun 2012

Penyakit yang Pernah

Diderita

Ya Tidak Total

n % n % N %

Batuk

Demam

Flu

Dingin

Masuk Angin

Demam Menggigil

Sakit Kepala

Sakit Perut

Sembelit

Diare

52

49

29

18

20

18

46

38

10

15

63,4

59,8

35,4

22,0

24,4

22,0

56,1

46,3

12,2

18,3

30

33

53

64

62

64

36

44

72

67

36,6

40,2

64,6

78,0

75,6

78,0

43,9

53,7

87,8

81,7

82

82

82

82

82

82

82

82

82

82

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

100.0

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa penyakit batuk yang

paling sering diderita oleh para siswa yaitu sebanyak 52 responden

(63,4%) sedangkan yang penyakit yang paling tidak sering diderita adalah

sembelit yaitu sebanya 10 responden (12,2%).

Page 71: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

b. Status Gizi

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi (TB/U)

SD Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun 2012

Status Gizi Berdasarkan Indikator

TB/U n %

Sangat Pendek

Pendek

Normal

Tinggi

7

26

49

0

8,5

31,7

59,8

0,0

Jumlah 82 100.0

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa status gizi siswa

berdasarkan indikator TB/U yang paling banyak adalah tinggi badan

normal yaiu sebanyak 49 siswa (59,8%). Sedangkan proporsi rendah

adalah yang sangat pendek yaitu sebanyak 7 responden (8,5%) dan tidak

ditemukannya anak yang tinggi.

Tabel 4.5

Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi (IMT/U)

SD Inpres 2 Pannampu Makassar Tahun 2012

Status Gizi Berdasarkan Indikator

IMT/U n %

Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Sangat Gemuk

12

12

54

0

4

14,6

14,6

65,9

0,0

4,9

Jumlah 82 100.0

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa status gizi siswa

berdasarkan indikator IMT/U yang paling banyak adalah status gizi normal

yaitu sebanyak 54 siswa (65,9%). Sedangkan proporsi rendah adalah yang

sangat gemuk yaitu sebanyak 4 responden (4,9%).

Page 72: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

c. Asupan

Tabel 4.6

Distribusi asupan gizi mikro responden siswa SD Inpres 2 Pannampu

Makassar Tahun 2012

Asupan Zat

Gizi Mikro

Kecukupan Asupan Total

Kurang Cukup Lebih

n % n % n % n %

Vitamin A

Vitamin C

Vitamin D

Zat Besi

Zink

Yodium

Kalsium

42

71

38

55

36

34

55

51,2

86,6

46,3

67,1

43,9

41,5

67,1

19

5

7

15

18

29

7

23,2

6,1

8,5

18,3

22,0

35,4

8,5

21

6

37

12

28

19

20

25,6

7,3

45,2

14,6

34,1

23,2

24,4

82

82

82

82

82

82

82

100

100

100

100

100

100

100

Sumber : Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden asupannya kurang terutama pada vitamin A, vitamin C, kalsium

dan Zat besi di mana persentase kekurangannya di atas 50%.

d. Analisis Bivariat

Setelah dilakukan pengumpulan data, diedit dan diolah dengan

menggunakan peranti lunak komputer diperoleh gambaran responden.

Untuk melihat kemaknaan hubungan antara gizi mikro dengan status gizi

dilakukan analisis uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95%.

Apabila hasil perhitungan statistic dengan p < 0.05 artinya terdapat

hubungan yang signifikan antara variabel independent dengan variabel

dependent.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 82 yang terdiri dari

siswa kelas 4 dan 5 SD Inpres 2 Pannampu, disajikan dalam Tabel 6

seperti di bawah ini.

Page 73: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Tabel 4.7

Hubungan antara Asupan Gizi Mikro dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

SD Inpres 2 Pannampu Makassar

Tahun 2012

Gizi Mikro

Status Gizi Berdasarkan Indikator IMT/U

Total p

r

Sangat

Kurus Kurus Normal Gemuk

Sangat

Gemuk

n % n % n % N % n % n %

Vitamin A Kurang

Cukup

Lebih

7

2

3

16,7

10,5

14,3

6

1

5

14,3

5,3

23,8

29

12

13

69,0

63,2

61,9

0

0

0

0,0

0,0

0,0

0

4

0

0,0

21,1

0,0

42

19

21

100

100

100

0,013

0,313

Vitamin C

Kurang

Cukup

Lebih

11

1

0

15,5

20,0

0,0

11

0

1

15,5

0,0

16,7

45

4

5

63,4

80,0

83,3

0

0

0

0,0

0,0

0,0

4

0

0

5,6

0,0

0,0

71

5

6

100

100

100

0,820

-

Vitamin D

Kurang

Cukup

Lebih

2

2

8

5,3

28,6

21,6

6

0

6

15,8

0,0

16,2

28

5

21

73,7

71,4

56,8

0

0

0

0,0

0,0

0,0

2

0

2

5,3

0,0

5,4

38

7

37

100

100

100

0,340

-

Zat Besi

Kurang

Cukup

Lebih

10

2

0

18,2

13,3

0,0

6

2

4

10,9

13,3

33,3

36

10

8

65,5

66,7

66,7

0

0

0

0,0

0,0

0,0

3

1

0

5,5

6,7

0,0

55

15

12

100

100

100

0,382

-

Zink

Kurang

Cukup

Lebih

7

5

0

19,4

27,8

0

6

1

5

16,7

5,6

17,9

23

12

19

63,9

66,7

67,9

0

0

0

0,0

0,0

0,0

0

0

4

0,0

0,0

14,3

36

18

28

100

100

100

0,015

0,311

Yodium

Kurang

Cukup

Lebih

6

5

1

17,6

17,2

5,3

6

3

3

17,6

10,3

15,8

19

20

15

55,9

69,0

78,9

0

0

0

0,0

0,0

0,0

3

1

0

8,8

3,4

0,0

34

29

19

100

100

100

0,511

-

Kalsium

Kurang

Cukup

Lebih

10

0

2

18,2

0,0

10,0

7

0

5

12,7

0,0

25,0

35

6

13

63,6

85,7

65,0

0

0

0

0,0

0,0

0,0

3

1

0

5,5

14,3

0,0

55

7

20

100

100

100

0,306

-

Total 12 14,6 12 14,6 54 65,9 0 0,0 4 4,9 82 100

Sumber : Data Primer, 2012

Page 74: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

1) Vitamin A dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan vitamin A yang kurang

sebanyak 42 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 7 siswa

(16,7%), kurus sebanyak 6 siswa (14,3%), normal sebanyak 29 siswa

(69,0%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk dan sangat

gemuk. Asupan vitamin A yang cukup sebanyak 19 siswa dengan status

gizi sangat kurus sebanyak 2 siswa (10,5%), kurus sebanyak 1 siswa

(5,3%), normal sebanyak 12 siswa (63,2%) dan tidak ada siswa yang

status gizinya gemuk sedangkan yang sangat gemuk sebanyak 4 siswa

(21,1%). Asupan vitamin A yang lebih sebanyak 21 siswa dengan status

gizi sangat kurus sebanyak 3 siswa (14,3%), kurus sebanyak 5 siswa

(23,8%), normal sebanyak 13 siswa (61,9%) dan tidak ada siswa yang

status gizinya gemuk dan sangat gemuk.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,013 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,013) < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara vitamin A dengan status gizi berdasarkan

indikator IMT/U dengan nilai korelasi sebesar 0,313 yang berarti bahwa

kekuatan hubungannya sedang dan arahnya positif yang berarti bahwa

semakin tinggi asupan vitamin A maka semakin baik pula status gizinya.

2) Vitamin C dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan vitamin C yang kurang

sebanyak 71 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 11 siswa

(15,5%), kurus sebanyak 11 siswa (15,5%), normal sebanyak 45 siswa

Page 75: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(63,4%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 4 siswa (5,6%). Asupan vitamin C yang cukup

sebanyak 5 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 1 siswa

(20,0%), normal sebanyak 4 siswa (20,0%) dan tidak ada siswa yang

status gizinya gemuk dan sangat gemuk. Asupan vitamin C yang lebih

sebanyak 6 siswa dengan status gizi kurus sebanyak 1 siswa (16,7%),

normal sebanyak 5 siswa (83,3%) dan tidak ada siswa yang status

gizinya gemuk dan sangat gemuk.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,820 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,820) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara vitamin C dengan status gizi

berdasarkan indikator IMT/U.

3) Vitamin D dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan vitamin D yang kurang

sebanyak 38 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 2 siswa

(5,3%), kurus sebanyak 6 siswa (15,8%), normal sebanyak 28 siswa

(73,7%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 2 siswa (5,3%). Asupan vitamin D yang cukup

sebanyak 7 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 2 siswa

(28,6%), normal sebanyak 5 siswa (71,4%) dan tidak ada siswa yang

status gizinya gemuk dan sangat gemuk. Asupan vitamin D yang lebih

sebanyak 37 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 8 siswa

(21,6%), kurus sebanyak 6 siswa (16,2%), normal sebanyak 21 siswa

Page 76: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(56,8%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 2 siswa (5,4%).

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,340 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,340) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara vitamin D dengan status gizi

berdasarkan indikator IMT/U.

4) Zat Besi dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Zat besi yang kurang

sebanyak 55 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 10 siswa

(18,2%), kurus sebanyak 6 siswa (10,9%), normal sebanyak 36 siswa

(65,5%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 3 siswa (5,5%). Asupan Zat besi yang cukup

sebanyak 15 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 2 siswa

(13,3%), kurus sebanyak 2 siswa (13,3%), normal sebanyak 10 siswa

(66,7%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 1 siswa (6,7%). Asupan Zat besi yang lebih

sebanyak 12 siswa dengan status gizi kurus sebanyak 4 siswa (33,3%),

normal sebanyak 8 siswa (66,7%) dan tidak ada siswa yang status

gizinya gemuk, sangat gemuk, dan sangat kurus.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,382 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,382) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Zat besi dengan status gizi berdasarkan

indikator IMT/U.

Page 77: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

5) Zink dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Zink yang kurang

sebanyak 36 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 7 siswa

(19,4%), kurus sebanyak 6 siswa (10,9%), normal sebanyak 36 siswa

(65,5%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk dan sangat

gemuk. Asupan Zink yang cukup sebanyak 18 siswa dengan status gizi

sangat kurus sebanyak 5 siswa (27,8%), kurus sebanyak 1 siswa (5,6%),

normal sebanyak 12 siswa (66,7%) dan tidak ada siswa yang status

gizinya gemuk dan sangat gemuk. Asupan Zink yang lebih sebanyak 28

siswa dengan status gizi kurus sebanyak 5 siswa (17,9%), normal

sebanyak 19 siswa (67,9%) dan tidak ada siswa yang status gizinya,

sangat kurus, gemuk dan sangat gemuk.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,015 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,015) < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara Zink dengan status gizi berdasarkan indikator

IMT/U dengan nilai korelasi sebesar 0,311 yang berarti bahwa kekuatan

hubungannya sedang dan arahnya positif yang berarti bahwa semakin

tinggi asupan Zink maka semakin baik pula status gizinya.

6) Yodium dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Yodium yang kurang

sebanyak 34 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 6 siswa

(17,6%), kurus sebanyak 6 siswa (17,6%), normal sebanyak 19 siswa

Page 78: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(55,9%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 3 siswa (8,8%). Asupan Yodium yang cukup

sebanyak 29 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 5 siswa

(17,2%), kurus sebanyak 3 siswa (10,3%), normal sebanyak 20 siswa

(69,0%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 1 siswa (3,4%). Asupan Yodium yang lebih

sebanyak 19 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 1 siswa

(5,3%), kurus sebanyak 3 siswa (15,8%), normal sebanyak 15 siswa

(78,9%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk dan sangat

gemuk.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,511 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,511) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Yodium dengan status gizi berdasarkan

indikator IMT/U.

7) Kalsium dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Kalsium yang kurang

sebanyak 55 siswa dengan status gizi sangat kurus sebanyak 10 siswa

(18,2%), kurus sebanyak 7 siswa (12,7%), normal sebanyak 35 siswa

(63,6%) dan tidak ada siswa yang status gizinya gemuk sedangkan yang

sangat gemuk sebanyak 3 siswa (5,5%). Asupan Kalsium yang cukup

sebanyak 7 siswa dengan status gizi normal sebanyak 6 siswa (85,7%)

dan tidak ada siswa yang status gizinya sangat kurus, kurus, dan gemuk

sedangkan yang sangat gemuk sebanyak 1 siswa (14,3%). Asupan

Page 79: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Kalsium yang lebih sebanyak 20 siswa dengan status gizi sangat kurus

sebanyak 2 siswa (10,0%), kurus sebanyak 5 siswa (25,0%), normal

sebanyak 13 siswa (65,0%) dan tidak ada siswa yang status gizinya

gemuk dan sangat gemuk.

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai p = 0,306 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,306) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Kalsium dengan status gizi berdasarkan

indikator IMT/U.

Page 80: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Tabel 4.8

Hubungan antara Asupan Gizi Mikro dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

SD Inpres 2 Pannampu Makassar

Tahun 2012

Gizi Mikro

Status Gizi Berdasarkan Indikator TB/U

Total p

r

Sangat

Pendek Pendek Normal Tinggi

n % n % n % n % n %

Vitamin A Kurang

Cukup

Lebih

3

3

1

7,1

15,8

4,8

15

4

7

35,7

21,1

33,3

24

12

13

57,1

63,2

61,9

0

0

0

0,0

0,0

0,0

42

19

21

100

100

100

0,622

-

Vitamin C

Kurang

Cukup

Lebih

6

1

0

8,5

20,0

0,0

23

0

3

32,4

0,0

50,0

42

4

3

59,2

80,0

50,0

0

0

0

0,0

0,0

0,0

71

5

6

100

100

100

0,412

-

Vitamin D

Kurang

Cukup

Lebih

5

1

1

13,2

14,3

2,7

9

5

12

23,7

71,4

32,4

24

1

24

63,2

14,3

64,9

0

0

0

0,0

0,0

0,0

38

7

37

100

100

100

0,047

0,242

Zat Besi

Kurang

Cukup

Lebih

4

1

2

7,3

6,7

16,7

21

3

2

38,2

20,0

16,7

30

11

8

54,5

73,3

66,7

0

0

0

0,0

0,0

0,0

55

15

12

100

100

100

0,388

-

Zink

Kurang

Cukup

Lebih

2

1

4

5,6

5,6

14,3

12

8

6

33,3

44,4

21,4

22

9

18

61,1

50,0

64,3

0

0

0

0,0

0,0

0,0

36

18

28

100

100

100

0,416

-

Yodium

Kurang

Cukup

Lebih

3

3

1

8,8

10,3

5,3

4

14

8

11,8

48,3

42,1

27

12

10

79,4

41,4

52,6

0

0

0

0,0

0,0

0,0

34

29

19

100

100

100

0,019

0,268

Kalsium

Kurang

Cukup

Lebih

5

2

0

9,1

28,6

0,0

21

0

5

38,2

0,0

25,0

29

5

15

52,7

71,4

75,0

0

0

0

0,0

0,0

0,0

55

7

20

100

100

100

0,047

0,242

Jumlah 7 8,5 26 31,7 49 59,8 0 0,0 82 100

Sumber : Data Primer, 2012

Page 81: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

1) Vitamin A dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan vitamin A yang kurang

sebanyak 42 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 3 siswa

(7,1%), pendek sebanyak 15 siswa (35,7%), normal sebanyak 24 siswa

(57,1%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan vitamin A yang cukup

sebanyak 19 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 3 siswa

(15,8%), pendek sebanyak 4 siswa (21,1%), normal sebanyak 12 siswa

(63,2%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan vitamin A yang lebih

sebanyak 21 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(4,8%), pendek sebanyak 7 siswa (33,3%), normal sebanyak 13 siswa

(61,9%) dan tidak ada siswa yang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,622 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,622) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara vitamin A dengan status gizi berdasarkan indikator

TB/U.

2) Vitamin C dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Vitamin C yang kurang

sebanyak 71 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 6 siswa

(8,5%), pendek sebanyak 23 siswa (32,4%), normal sebanyak 42 siswa

(59,2%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Vitamin C yang cukup

sebanyak 5 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(20,0%), normal sebanyak 4 siswa (80,0%) dan tidak ada siswa yang

pendek dan tinggi. Asupan Vitamin C yang lebih sebanyak 6 siswa

Page 82: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

dengan tinggi badan pendek sebanyak 3 siswa (50,0%), normal sebanyak

3 siswa (50,0%) dan tidak ada siswa yang sangat pendek dan tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,412 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,412) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara Vitamin C dengan status gizi berdasarkan indikator

TB/U.

3) Vitamin D dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Vitamin D yang kurang

sebanyak 38 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 5 siswa

(13,2%), pendek sebanyak 9 siswa (23,7%), normal sebanyak 24 siswa

(63,2%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Vitamin D yang cukup

sebanyak 7 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(14,3%), pendek sebanyak 5 siswa (71,4%), normal sebanyak 1 siswa

(14,3%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Vitamin D yang lebih

sebanyak 37 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(2,7%), pendek sebanyak 12 siswa (32,4%), normal sebanyak 24 siswa

(64,9%) dan tidak ada siswa yang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,047 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,047) < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara Vitamin D dengan status gizi berdasarkan

indikator TB/U dengan nilai korelasi sebesar 0,242 yang berarti bahwa

kekuatan hubungannya lemah dan arahnya positif yang berarti bahwa

Page 83: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

semakin tinggi asupan Vitamin D maka semakin baik pula status

gizinya.

4) Zat Besi dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Zat Besi yang kurang

sebanyak 55 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 4 siswa

(7,3%), pendek sebanyak 21 siswa (38,2%), normal sebanyak 30 siswa

(54,5%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Zat Besi yang cukup

sebanyak 15 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(6,7%), pendek sebanyak 3 siswa (20,0%), normal sebanyak 11 siswa

(73,3%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Zat Besi yang lebih

sebanyak 12 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 2 siswa

(16,7%), pendek sebanyak 2 siswa (16,7%), normal sebanyak 8 siswa

(66,7%) dan tidak ada siswa yang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,388 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,388) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Zat Besi dengan status gizi berdasarkan

indikator TB/U.

5) Zink dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Zink yang kurang

sebanyak 36 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 2 siswa

(5,6%), pendek sebanyak 12 siswa (33,3%), normal sebanyak 22 siswa

(61,1%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Zink yang cukup

sebanyak 18 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

Page 84: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(5,6%), pendek sebanyak 8 (44,4%), normal sebanyak 9 siswa (50,0%)

dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Zink yang lebih sebanyak 28

siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 4 siswa (14,3%),

pendek sebanyak 6 siswa (21,4%), normal sebanyak 18 siswa (64,3%)

dan tidak ada siswa yang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,416 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,416) > 0,05 yang berarti bahwa tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara Zink dengan status gizi berdasarkan

indikator TB/U.

6) Yodium dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Yodium yang kurang

sebanyak 34 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 3 siswa

(8,8%), pendek sebanyak 4 siswa (11,8%), normal sebanyak 27 siswa

(79,4%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Yodium yang cukup

sebanyak 29 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 3 siswa

(10,3%), pendek sebanyak 14 siswa (48,3%), normal sebanyak 12 siswa

(41,4%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Yodium yang lebih

sebanyak 19 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 1 siswa

(5,3%), pendek sebanyak 8 siswa (42,1%), normal sebanyak 10 siswa

(52,6%) dan tidak ada siswa yang tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,019 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,019) < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara Yodium dengan status gizi berdasarkan indikator

Page 85: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

TB/U dengan nilai korelasi sebesar 0,268 yang berarti bahwa kekuatan

hubungannya sedang dan arahnya positif yang berarti bahwa semakin

tinggi asupan Yodium maka semakin baik pula status gizinya.

7) Kalsium dengan Status Gizi Berdasarkan TB/U

Dari hasil tabulasi silang diperoleh asupan Kalsium yang kurang

sebanyak 55 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 5 siswa

(9,1%), pendek sebanyak 21 siswa (38,2%), normal sebanyak 29 siswa

(52,7%) dan tidak ada siswa yang tinggi. Asupan Kalsium yang cukup

sebanyak 7 siswa dengan tinggi badan sangat pendek sebanyak 2 siswa

(28,6%), normal sebanyak 5 siswa (71,4%) dan tidak ada siswa yang

pendek dan tinggi. Asupan Kalsium yang lebih sebanyak 20 siswa

dengan tinggi badan pendek sebanyak 5 siswa (25,0%), normal sebanyak

15 siswa (75,0%) dan tidak ada siswa yang sangat pendek dan tinggi.

Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai p = 0,047 pada α = 0,05.

Karena nilai p (0,047) < 0,05 yang berarti bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara Kalsium dengan status gizi berdasarkan indikator

TB/U dengan nilai korelasi sebesar 0,242 yang berarti bahwa kekuatan

hubungannya lemah dan arahnya positif yang berarti bahwa semakin

tinggi asupan Kalsium maka semakin baik pula status gizinya.

B. Pembahasan

1. Karakteristik

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tingkat pendidikan ibu

responden lebih tinggi dibandingkan tingkat pendidikan ayah

Page 86: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

responden. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas yang menunjukkan

kebanyakan pendidikan ayah responden yaitu SMP (41,5%) sedangkan

pendidikan ibu responden kebanyakan SMA (32,9%).

Pekerjaan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar ayah responden

bekerja sebagai buruh harian. Hal ini sangat tidak mengherankan

karena sebagian besar tingkat pendidikan ayah responden hanya tamat

SMP. Sedangkan ibu responden bekerja sebagai penjual

(22,0%)sedangkan sebagian besar lainnya adalah ibu rumah tangga/

tidak bekerja (53,7$%).

2. Status Gizi

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.

Status gizi yang baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh

memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,

sehingga memungkinkan seseorang mengalami pertumbuhan fisik,

perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum

pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh

mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial dan

sebaliknya status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi

dalam jumlah berlebihan sehingga dapat menimbulkan efek toksik atau

membahayakan.

Dari hasil penelitian ini, didapatkan status gizi berdasarkan

indikator TB/U yaitu sangat pendek (8,5%), pendek (31,7%) dan

Page 87: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

normal (59,8%). Hasil ini sejalan dengan hasil Riskesdas 2010 yang

menunjukkan anak usia sekolah di Indonesia secara berturut-turut

adalah tinggi badan normal (64,5%), pendek (20,5%) dan sangat

pendek (15,1%).

Sedangkan status gizi berdasarkan IMT/U yaitu sangat kurus

(14,6%), kurus (14,6%), normal (65,9) dan sangat gemuk (4,9%). Hal

ini sejalan dengan hasil Riskesdas 2010 yang menunjukkan rata-rata

status gizi anak usia sekolah di Indonesia masih normal (78,6%)

sedangkan sangat kurus (4,6%), kurus (7,6%) dan gemuk (9,2%).

Pada dasarnya status gizi ditentukan oleh faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal yang berperan dalam penilaian status

gizi adalah asupan zat-zat makanan kedalam tubuh yaitu gizi makro

dan gizi mikro (vitamin A, vitamin C, vitamin D, Ca, Fe, Zn, dan

Yodium), penyerapan dan penggunaan zat gizi, aktivitas yang

dilakukan sehari-hari dan pola konsumsi sehari-hari. Faktor eksternal

yang mempengaruhi penilaian status gizi adalah faktor sosial budaya

seperti kebiasaan makan dan larangan mengkonsumsi bahan

makanan tertentu, faktor ekonomi seperti pendapatan keluarga,

pengetahuan tentang gizi, ketersediaan bahan makanan, pelayanan

kesehatan setempat, pemeliharaan kesehatan dan besar keluarga.

Page 88: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

3. Asupan dan Status Gizi

a. Vitamin A

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

vitamin A pada siswa SD inpres 2 Pannampu untuk kategori

kurang 51,2% (42 responden). Ini akan menyebabkan pertumbuhan

tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan

percobaan diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A,

maka pertumbuhan akan terganggu setelah simpanan vitamin A

dalam tubuh habis. Pada anak kekurangan vitamin A, terjadi

kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan

sebagai asam retinoat (Linder MC, 2006).

Bukan hanya kekurangan pada asupan vitamin A yang

harus kita perhatikan, tetapi kelebihan asupan vitamin A pun kita

perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan sakit kepala, pusing,

rasa nek, rambut rontok, kulit mongering, tidak ada nafsu makan

atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita menstruasi

berhenti (Almatsier, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa ada

hubungan antara vitamin A dengan status gizi menurut indikator

IMT/U. Salah satu peran Vitamin A adalah berperan dalam per-

tumbuhan. Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein,

demikian pula terhadap pertumbuhan sel. Dengan melihat fungsi

vitamin A maka adanya hubungan antara vitamin A dan status gizi

Page 89: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

menurut IMT/U disebabkan oleh fungsi vitamin A dalam sintesis

protein. Dimana kita ketahui bahwa protein sendiri berfungsi dalam

menjaga sel-sel tubuh.

Berbeda dengan status gizi menurut indikator TB/U, dalam

penelitian ini tidak ditemukannya hubungan yang signifikan

dengan vitamin A. hal ini dikarenakan karena vitamin A berkaitan

dengan metabolisme zat gizi makro. Secara teori, fungsi vitamin A

ini tidak secara langsung berkaitan dengan pertumbuhan tulang.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

purwanti, 2005 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

asupan vitamin A dengan status gizi (BB/TB). Ini mungkin

dikarenakan kebanyakan orang tua responden bekerja sebagai

buruh harian. Ini akan berdampak pada daya beli keluarga yang

rendah.

b. Vitamin C

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Vitamin C pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori

kurang 86,6% (71 responden). Hal ini sangat berbahaya karena

dapat mengakibatkan lelah, lemah, napas pendek, kejang otot

tulang, otot dan persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit

menjadi kering, kasar dan gatal, warna merah kebiruan di bawah

kulit, perdarahan gusi, kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan

Page 90: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

mata kering, rambut rontok,luka sukar sembuh, terjadi anemia,

depresi dan timbul gangguan saraf (Almatsier, 2006).

Bukan hanya kekurangan pada asupan vitamin C yang

harus kita perhatikan, tetapi kelebihan asupan vitamin C pun kita

perlu berhati-hati karena dapat menimbulkan hiperoksaluria dan

resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal (Almatsier, 2006).

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa vitamin C

berkhasiat untuk penyembuhan maupun pencegahan influenza,

walaupun hasil penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda,

tetapi sebagian besar hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

pemberian vitamin C ternyata dapat meringankan dan

memperpendek lamanya penyakit, dan juga memperkecil infeksi

sampingan yang biasanya menyertai penyakit yang menunjukkan

resistensi. Peran vitamin C pada infeksi diantaranya memperkuat

sel-sel imun dalam melawan dan menetralkan radikal bebas. Sel-sel

imun mengeluarkan bahan toksik untuk membunuh jamur, kuman

atau virus yang masuk ke dalam tubuh.

Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi adalah

penyakit infeksi dan untuk mengatasinya, konsumsi vitamin C

yang cukup dapat mengurangi resiko penyakit infeksi. Vitamin C

dalam tubuh berfungsi sebagai koenzim dan kofaktor. Fungsi

vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin

C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisn menjadi

Page 91: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentuk kolagen. Kolagen

merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur

sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, matriks

tulang, dentin gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon (urat otot).

Dengan demikian vitamin C berperan dalam penyembuhan luka,

patah tulang, pendarahan bawah kulit, dan pendarahan gusi.

Dengan demikian menyebabkan tidak adanya hubungan asupan

vitamin C terhadap status gizi IMT/U dan TB/U.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

widyaningrum, 2005 menyatakan bahwa tidak ada hubungan

konsumsi vitamin C dengan status gizi (p=0,916).

c. Vitamin D

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Vitamin D pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori

kurang 46,3% (38 responden). Hal ini sangat berbahaya karena

dapat mengakibatkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia

pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan

pada orang dewasa juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia

terjadi bila pengerasan tulang pada anak-anak terhambat sehingga

menjadi lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang

membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok,

pembesaran kepala karena penutupan fontanel terhambat, gigi

terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan mudah rusak.

Page 92: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Tapi bukan hanya kekurangan yang perlu kita perhatikan

akan tetapi kelebihan asupanpun dapat sangat berbahaya karena

dapat menyebabkan keracunan. Gejalanya adalah kelebihan

absorpsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan klaisfikasi

berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh seperti ginjal, paru-paru,

dan organ tubuh lain (Almatsier, 2006).

Vitamin D sendiri lebih banyak berperan dalam pembentukan

tulang. Status gizi menurut IMT/U tidak hanya melibatkan tinggi

badan tetapi juga berat badan sehingga ada kemungkinan tidak

adanya hubungan yang signifikan berdasarkan statistik antara

asupan vitamin D dan status gizi menurut IMT/U.

Telah diuraikan sebelumnya bahwa vitamin D dan kalsium

berkaitan erat dengan pertumbuhan tulang dan gigi. Status gizi

berdasarkan TB/U menggunakan tinggi badan sebagai indikator

yang berkaitan dengan pertumbuhan tulang. Dengan kata lain

secara teori, kedua zat gizi mikro ini akan berhubungan dengan

status gizi berdasakan TB/U. hal ini sejalan dengan hasil yang

peneliti peroleh dari uji statistiknya.

d. Fe

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Fe pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori kurang 67,1%

Page 93: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(55 responden). Defisiensi besi yang terjadi pada masa kritis dalam

perkembangan otak akan mengakibatkan kerusakan yang menetap

dan mengakibatkan gejala sisa seperti perkembangan yang

terlambat. Anemia defisiensi besi sampai saat ini merupakan

masalah nutrisi di seluruh dunia terutama di Negara berkembang

dan diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia defisiensi

besi (Ramakrishnan U, 2001).

Lozoff dkk, (1991) dalam penelitian kohortnya,

menyatakan bahwa defisiensi besi yang berat dan lama pada masa

bayi dapat menyebabkan perkembangan kognitif dan motorik yang

lambat pada usia 5 tahun. Selanjutnya mendapatkan bahwa

defisiensi besi yang berat dan kronis pada masa bayi yang

merupakan masa kritis, masa pertumbuhan, dan diferensiasi otak

biasanya akan menetap. Dalam pemantauan selanjutnya pada masa

anak ditemukan fungsi kognitif yang buruk dan rendahnya prestasi

sekolah, anak cenderung merasa cemas, memiliki gangguan

perhatian.

Studi jangka panjang efek anemia kekurangan zat besi di

Costa Rica dan Chile menunjukkan bahwa anak-anak yang

mengalami anemia memiliki skor tes yang lebih rendah dari anak-

anak yang tidak anemia (Walter, 1993); Lozof B, et. Al., 2006).

Hal yang sama ditemukan pada penelitian di Amerika Serikat,

dimana nilai rata-rata matematika pada anak yang menderita

Page 94: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

anemia defisiensi lebih rendah disbanding anak tanpa anemia

defisiensi besi. Penelitian di daerah perkebunan Aek Nabara

bekerjasama dengan fakultas Psikologi USU, pada anak usia 7-14

tahun yang menderita anemia defisiensi besi diperoleh hasil bahwa

full IQ tidak melebihi rata-rata dengan gangguan pemusatan

perhatian dan fungsi kognitif terurama dalam bidang aritmatika

(Bidasari, 2008).

Telah dibahas sebelumnya bahwa, zat besi lebih

berpengaruh pada perkembangan dibandingkan dengan

pertumbuhan. Dengan adanya penelitian ini maka menjelaskan

bahwa zat besi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap status

gizi berdasarkan IMT/U dan TB/U.

Penelitian tentang pengaruh suplementasi mikronutrien

Zn+Fe terhadap pertumbuhan antropometri pemain sepakbola usia

12 tahun menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti. Pada

penelitian ini tidak diperoleh hubungan atau pengaruh langsung

suplementasi terhadap pertumbuhan TB (p= 0.068) (Taiyeb,dkk,

2008).

Beberapa penelitian tentang pengaruh zat besi terhadap

panjang badan anak berbeda dengan dengan hasil yang diperoleh

oleh peneliti. Adapun penelitiaan tersebut yaitu:

Suplementasi Zn (20 mg) dan Fe (20 mg) satu kali seminggu

pada anak stunted usia 6-24 bulan. Penelitian ini dapat

Page 95: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

meningkatkan panjang badan anak (Height for Age Z- Score)

sebesar 0,14, pada anak stunted yang diberi Fe (20 mg) saja, 0,57

Facta anak stunted yang diberi Zn (20 mg) + Fe (20 mg), dan 0,30

untuk anak stunted yang diberi Zn (20 mg) saja (Nasution, 2000).

Perbedaan ini bisa saja disebabkan karena perbedaan usia sampel

dan kebutuhan sesuai sampel.

e. Zink

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Zink pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori kurang

43,9% (36 responden). Hal ini sangat berbahaya karena dapat

mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan

keterlambatan perkembangan seksual terutama pada anak (Fraker

PJ dan King LE, 2004; marjoilene. Et.al., 2008). Bukti-bukti

penelitian juga menunjukkan bahwa kekurangan zink akan

menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh, meningkatnya angka

morbiditas akibat penyakit infeksi, gangguan pertumbuhan dan

perkembangan motorik maupun kognitif semakin banyak (Caufield

dkk, 1998). Kekurangan zink dapat mnyebabkan terjadinya

keterlambatan perkembangan, pertumbuhan tersendat-sendat dan

meningkatkan resiko penyakit menular pada bayi dan anak-anak.

Beberapa bukti juga mempengaruhi perkembangan kognitif,

motorik dan perilaku anak.

Page 96: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Selain kekurangan, Kelebihan seng hingga dua sampai tiga

kali AKG perlu kita perhatikan karena dapat menurunkan absorpsi

tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi

metabolisme kolesterol. Megubah nilai lipoprotein dan tampaknya

dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanyak 2

gram atau lebih dapat menyebabkan muntah atau diare, anemia dan

gangguan reproduksi (Almatsier, 2006).

Zinc terlibat dalam sejumlah besar metabolisme dalam

tubuh. Sebagai contoh, Zn terlibat dalam keseimbangan asam basa,

metabolisme asam amino, sintesa protein, sintesa asam nukleat,

ketersediaan folat, penglihatan, system kekebalan tubuh,

reproduksi, perkembangan dan berfungsinya system saraf. Lebih

dari 200 enzim bergantung pada Zn, termasuk didalamnya carbonic

anhydrase, alcohol dehidrogenase, alkaline phosphatase, RNA

polymerase, DNA polymerase, nukleosida phosphorilase, protein

kinase, seperoksida dismutase dan peroylpoly glutamat hydrolase.

Dengan mengetahui fungsi zink ini maka sangat jelas pengaruh

zink terhadap status gizi menurut IMT/U.

Dengan melihat penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa Zink sendiri berkaitan dengan metabolisme zat gizi makro.

Secara teori, fungsi zink tidak secara langsung berkaitan dengan

pertumbuhan tulang. Dengan demikian penelitian ini membuktikan

Page 97: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

bahwa zink tidak berhubungan secara signifikan terhadap status

gizi berdasarkan TB/U.

Penelitian tentang pengaruh suplementasi mikronutrien

Zn+Fe terhadap pertumbuhan antropometri pemain sepakbola usia

12 tahun menunjukkan hasil yang sama dengan peneliti. Pada

penelitian ini tidak diperoleh hubungan atau pengaruh langsung

suplementasi terhadap pertumbuhan TB (p= 0.068) (Taiyeb,dkk,

2008).

Beberapa penelitian tentang pengaruh zink dan zat besi

terhadap panjang badan anak berbeda dengan dengan hasil yang

diperoleh oleh peneliti. Adapun penelitiaan tersebut yaitu:

Penelitian yang dilakukan di Vietnam. Dimana Suplementasi

Zn 10 mg setiap hari pada anak usia 4-36 bulan di Vietnam yang

mengalami gagal tumbuh. Penelitian ini dapat meningkatkan

pertumbuhan dan circulating insuline -like growth factor I (LGF-I)

(Ninh, et al. 1996).

Suplementasi Zn (20 mg) dan Fe (20 mg) satu kali seminggu

pada anak stunted usia 6-24 bulan. Penelitian ini dapat

meningkatkan panjang badan anak (Height for Age Z- Score)

sebesar 0,14, pada anak stunted yang diberi Fe (20 mg) saja, 0,57

Facta anak stunted yang diberi Zn (20 mg) + Fe (20 mg), dan 0,30

untuk anak stunted yang diberi Zn (20 mg) saja (Nasution, 2000).

Page 98: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Perbedaan ini bisa saja disebabkan karena perbedaan usia sampel

dan kebutuhan sesuai sampel.

f. Ca

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Ca pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori kurang

67,1% (55 responden). Hal ini sangat berbahaya pada masa

pertumbuhan karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan.

Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Semua orang

dewasa, terutama sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dan

tulangnya. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini

dinamakan osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress

sehari-hari.kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat

menyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut saraf dan pusat

saraf terhadap rangsangan meningkat, sehingga terjadi kejang otot

misalnya pada kaki (Almatsier, 2006).

Selain kekurangan, kita juga harus memperhatikan asupan

yang lebih karena kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu

ginjal atau gangguan ginjal. Di samping itu dapat menyebabkan

konstipasi (susah BAB). Kelebihan kalsium bisa terjadi bila

menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain

(Almatsier, 2006).

Kalsium hampir sama halnya dengan vitamin D. Mineral ini

kebanyakan berperan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Status

Page 99: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

gizi berdasarkan IMT/U sendiri tidak hanya menggunkan tinggi

badan yang dipengaruhi oleh pertumbuhan tulang tetapi melibatkan

berat badan yang berkaitan dengan massa otot, tulang, dan lemak

secara keseluruhan. Sedangkan status gizi berdasarkan TB/U

menggunakan tinggi badan sebagai indikator yang berkaitan

dengan pertumbuhan tulang. Dengan kata lain secara teori, zat gizi

mikro ini akan berhubungan dengan status gizi berdasakan TB/U.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

hidayati, 2004 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan

konsumsi kalsium dengan status gizi menurut indikator BB/U

(p>0,05).

g. Yodium

Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa asupan

Yodium pada siswa SD Inpres 2 Pannampu untuk kategori kurang

41,5% (34 responden). Hal ini sangat berbahaya karena dapat

mengakibatkan anak malas dan lamban. Sorang anak yang

menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ

sekitar 20. Kekurangan iodium pada anak menyebabkan

kemampuan belajar yang rendah (Almatsier, 2006).

Iodium ada dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu

sebanyak kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg.

sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam kelenjar tiroid, yang

digunakan untuk mensintesis hormone tiroksin, tetraiodotironin

Page 100: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

(T4), dan triiodotironin (T3). Hormone-hormon ini diperlukan unutk

pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental hewan dan

manusia. Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban.

Sorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh

abnormal dan IQ sekitar 20. Kretinisme dalam hal ini ditandai

dengan bentuk tubuh yang abnormal seperti kerdil dan bermuka

tua. Dengan secara teori, iodium berhubungan erat dengan

kekerdilan yang ditandai denga tinggi badan yang pendek. Hal ini

dapat memperkuat bahwa status gizi berdasarkan TB/U memiliki

hubungan yang signifikan dengan yodium.

Status gizi berdasarkan IMT/U sendiri merupakan

perpaduan antara status gizi sekarang dan lampau, sedangkan

kekurangan iodium akan Nampak dalam jangka waktu yang

panjang. Ada kemungkinan bahwa penilaian asupan gizi makro ini

tidak seratus persen menggambarkan asupan anak pada masa

lampau sehingga asupan iodium yang dampaknya akan terlihat

dalam waktu yang lama menjadi tidak berhubungan dengan status

gizi berdasarkan IMT/U.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purwanti, 2005 menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara asupan iodium dengan status gizi (BB/TB).

Page 101: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin A dengan status

gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,013) dan tidak ada hubungan

yang signifikan antara asupan vitamin A dengan status gizi menurut

indikator TB/U (p = 0,622).

2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan

status gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,820) dan tidak ada

hubungan yang signifikan aupan vitamin C dengan status gizi menurut

indikator TB/U (p = 0,412).

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin D dengan

status gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,340) dan ada hubungan

yang signifikan antara asupan vitamin D dengan status gizi menurut

indikator TB/U (p = 0,047).

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan Fe dengan status

gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,382) dan tidak ada hubungan

yang signifikan antara asupan Fe dengan status gizi menurut indikator

TB/U (p = 0,388).

5. Ada hubungan yang signifikan antara asupan Zink dengan status gizi

menurut indikator IMT/U (p = 0,015) dan tidak ada hubungan yang

88

Page 102: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

signifikan antara asupan Zink dengan status gizi menurut indikator

TB/U (p = 0,416).

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan Yodium dengan

status gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,511) dan ada hubungan

yang signifikan antara asupan Yodium dengan status gizi menurut

indikator TB/U (p = 0,019).

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan Ca dengan status

gizi menurut indikator IMT/U (p = 0,306) dan ada hubungan yang

signifikan antara asupan Ca dengan status gizi menurut indikator TB/U

(p = 0,047).

B. SARAN

1. Kepada anak Sekolah dasar, disarankan agar mengkonsumsi makanan

yang bervariasi sehingga tidak mengalami defisiensi zat gizi mikro dan

diharapkan kepada para guru dan orang tua siswa agar lebih

memperhatikan pola makan anak-anak di sekolah.

2. Kepada pihak sekolah diharapkan agar memantau status gizi siswa

melalui pengukuran antropometri secara rutin dan

mengkonsultasikannya kepada petugas kesehatan terdekat.

3. Kepada para petugas kesehatan, disarankan agar lebih meningkatkan

program penyuluhan tentang gizi seimbang, khususnya kepada anak

Sekolah Dasar.

Page 103: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR PUSTAKA

Agresta, 2005. Pemenuhan Kebutuhan Energi dan Protein yang Bersumber Dari

Makanan Jajan. (online). Repository.usu.ac.id. (diakses 14 April 2012).

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Anonim. 2010. http://ridwanaz.com/kesehatan/pengertian-vitamin-jenis-jenis-

vitamin-sumber-sumber-vitamin. (Diakses pada tanggal 29 April 2012).

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Encourage

Creativity (EGC).

Aritonang, E. Siagian Albiner., 2003. Hubungan Konsumsi Pangan dengan Gizi

Lebih pada Anak TK di Kotamadya Medan Tahun 2003. Lembaga Penelitian

Universitas Sumatera Utara.

Ayu, S.D., 2008. Pengaruh Program Pendampingan Gizi Terhadap Pola Asuh,

Kejadian Infeksi dan Status Gizi Balita KEP. Thesis. Pascasarjana

Universitas Diponegoro. Semarang

Bidasari. 2008. Dampak Suplementasi Besi dan Seng dalam Meningkatkan

Eritropoiesis pada Malaria Anak yang Diberi Obat Anti Malaria di Daerah

Endemis

Caufield, LE., Zavaleta N., Shankar, AH., and marialdi, M., 1998. Potencial

Contribution to Maternal and Child Survival. Am. J. Clin Nutr. 68:2(S):

499S-508S

Dinas Kesehatan Kota Makassar. Profil Status Gizi. Makassar: 2011.

Djaroh, Siti. 2010. Studi Kasus Perilaku Keluarga dalam Penanganan Kejadian

Gizi Buruk pada Balita Kota Palu. Pascasarjana Universitas Hasanuddin:

Makassar

Faharuddin, 2012. http://taharuddin.com/efek-gizi-terhadap-status-gizi-anak.html.

(Diakses pada tanggal 27 April 2012).

Fraker PJ, King LE. Reprogramming of the immune system during zinc deficiency.

Annu Rev Nutr 2004;24:277-98

Garrow, JS dan James, 1993, Human Nutrition and Dietetics, Ninth Edition.

Edinburgh: Churchill Livingstone, (online).Wikipedia.org. (diakses 14

April 2012)

Page 104: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap

Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.

Hidayati, 2007. Hubungan Konsumsi Suplemen Makanan Dengan Tingkat

Kecukupan Gizi Dan Status Gizi (Bb/U). Diponegoro University (diakses

pada tanggal 23 JUli 2012).

Imam, Sukiman, 2005. Obesitas Konsekuensi Pencegahan dan Pengobatan.

Makalah Penetapan Guru Besar Fakultas Kedokteran Bidang Bidang Ilmu

Patologi Klinik Universitas Sumatera Utara, Medan.

Irianto, Djoko Pekik. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.

Yogyakarta : Andi Offset

Jamaluddin. 2008. Efek Pemberian Makanan Tambahan dan Zink Pada Ibu Hamil

Kurang Energi Terhadap Status Pertumbuhan Tinggi Badan Anak Usia 6

Tahun Di Kabupaten Takalar. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin: Makassar.

Judarwanto. 2006. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Jajanan dengan Status

Gizi dan Fungsi Kongnitif Anak Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah: Surakarta.

Judiono, dkk, 2003. Gizi Anak Sekolah, Bina Diknakes, Edisi nomor 44 April

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1593/MENKES/SK/XI/2005. AKG 2005.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar

Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.

Khomsan, A., 2004. Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup, PT.

Gramedia : Jakarta.

Linder MC, 2006. Nutrisi dan Metabolisme Mikromineral. Dalam Biokimia

Nutrisi dan Metabolisme Terjemahan Nutritional Biochemistry and

Metabolism. Jakarta : UI-Press.

Lozoff, B., Jimenez. E., Wolf, AW. Long-term developmental outcome of infants

with iron deficiency. N Engl J Med. 1991 Sep 5;325(10) : v 687-94

Maryati Sri. 2000. Tata Laksana Makanan. Rineka Cipta. Jakarta.

Nasution, E., 2000. Efek Suplementasi Zn dan Fe pada Status Gizi Anak Usia -24

Bulan Di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah (Thesis).

Page 105: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Ninh, N.X., Thissen J.P., Collen L. 1996. Zinc Supplementation Increases Growth

and Circulating Insulin-Like Growth Factor I (LGF-I) in Growth Retarded

Vietnamese Children. Am J Clin Nutr. ;63 : 514 -9.

Nursalam. 2008. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Nursiah MA. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Jakarta: Proyek

Pengembangan Pendidikan Tenaga Gizi Pusat Bekerjasama dengan Akademi

Gizi Departemen Kesehatan RI.

Pramesti. 2011. Kontribusi Energi, Zat Gizi Makro Dan Zat Gizi Mikro Dari

Sarapan Pagi Terhadap Angka Kecukupan Gizi Anak Pada Siswa SD

Negeri Di Kelurahan Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

Thesis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Purwanti, 2005. Hubungan Tingkat Kecukupan Energi, Protein, Vitamin A Dan

Iodium Makanan Jajanan Dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar.

Diponegoro Univesity (diakses pada tanggal 23 Juli 2012).

Riskesdas 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen

Kesehatan, RI 2008.

Riskesdas 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian

Kesehatan, RI 2010.

Riyadi H. 2001. Metode Penilaian Status Gizi. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Said. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:

Kemdiknas Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat kurikulum

Saptawati, 2011. http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-

sehat/11/09/18/lrpl3l-anak-sekolah-di-indonesia-kurang-gizi. (Diakses

pada tanggal 27 April 2012).

Sastroasmoro S & Ismael S. 2011. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis.

Sagung Seto. Jakarta.

Sayogo, S., 1995. Gizi dan Pertumbuhan Remaja, Info Gizi Vol. VI No.2, Jakarta

Sayogo. 2006. Menuju Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan Kota. Gajah Mada

Universitas Press: Yogyakarta.

Selly, 2009. Sumbangan Gizi Makro Dan Gizi Mikro Dari Jajanan Sekolah

Terhadap Angka Kecukupan Gizi Anak Sekolah Di Sd Kartasura I. Thesis.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 106: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Simarmata, Marice. 2009. Hubugan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan,

Pengetahuan Gizi dan Status Kesehatan dengan kejadian KEK pada ibu

hamil di Kabupaten Simalungun Tahun 2009. Medan. Sekolah

Pascasarjana USU Medan.

Soediaoetama AD. 1991. Ilmu Gizi untuk profesi dan Mahasiswa. Dian Rakyat :

Jakarta.

Soediaoetama AD. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : PT Dian Rakyat.

Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC:

Jakarta.

Supariasa IDN, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

Supariasa IDN, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC : Jakarta

S u r yan i . 2 0 0 7 . Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehata.

Fitramaya: Yogyakarta

Taiyeb,dkk. 2008. pengaruh suplementasi mikronutrien Zn+Fe terhadap

pertumbuhan antropometri pemain sepakbola usia 12. J.sains & teknologi.

Vol.8 no.3:167-173. Desember 2008.

Thaha, A.R, 1995. Pengaruh musim terhadap pertumbuhan anak keluarga nelayan.

Disertasi Doktor pada Universitas Indonesia Jakarta: 228-229

Thaha, A.R, 1995. Pengaruh musim terhadap pertumbuhan anak keluarga nelayan.

Disertasi Doktor pada Universitas Indonesia Jakarta: 228-229

Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004. Meningkatkan Ketahanan

Pangan dan Gizi Untuk Mencapai Millenium Development Goal’s.

Lembaga Ilmu Pengetahuan. Jakarta.

Widya, Dkk. 2010. http://www.ftsl.itb.ac.id. (diakses pada tanggal 5 juni 2012).

Widyaningrum, 2005. Hubungan tingkatan konsumsi energi protein, vitamin c,fe

dengan status gizi besi pada remaja putri di kecamatan ngrambe kabupaten

ngawi. Diponegoro University (diakses pada tanggal 23 Juli 2012).

Wilkes, GM. Buku Saku : Gizi pada Kanker dan Infeksi HIV. Jakarta : penerbit

Buku Kedokteran, EGC; 2000

Page 107: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Winarno. 1985. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Zarianis, 2006. Hemoglobin. (online). Repository.usu.ac.id. (diakses 14 April

2012).

Page 108: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

No

Nama

peneliti/Tah

un

Judul

Penelitian

Lokasi/

Populasi/

sampel

Masalah Variabel Hasil Saran Ket (sumber)

1 Selly

wijayanti/20

09

sumbangan

gizi makro

dan gizi mikro

dari jajanan

sekolah

terhadap

angka

kecukupan

gizi anak

sekolah di SD

Kartasura I

SD

Kartasura 1/

semua siswa

SD

kartasura /

siswa kelas

V SD

kartasura 1

Menindak

lanjuti statregi

program gizi

peneliti

inginmengetahu

i gambaran

tentang

sumbangan gizi

makro dan gizi

mikro dari

jajanan sekolah

terhadap angka

kecukupan gizi

anak sekolah di

SD Kartasura I

Status

gizi

makro,

status

gizi

mikro,

angka

kecukupa

n gizi.

rata-rata sumbangan zat

gizi makro yang terdiri

dari karbohidrat adalah

37,6 mg (18,5%), protein

10,9 mg (77,4%), lemak

15,5 (33,8%). Rata-rata

sumbangan zat gizi

mikro yang terdiri dari

VitaminC 2,4 mg (4,8%),

Yodium 10 mg (68,9%),

Calsium 55,8 mg (3,5%),

Fosfor 135,2 mg

(11,6%), Besi 1,29 mg

(6,09%), Zinc 1,29 mg

(9,5%)

Sebaiknya siswa

membeli

makanan jajanan

yang

mengandung zat

gizi lengkap,baik

makro maupun

mikro dan dari

pihak sekolah

memperhatikan

kandungan zat

gizi maupun

kebersihan

makanan jajanan

yang dijual di

sekitar sekolah.

Publikasi

Tgas akhir

thesis

universitas

Muhammadi

yah surakarta

2 Pramesti

Inggrid/201

1

Kontribusi

Energi, Zat

Gizi Makro

Dan Zat Gizi

Mikro Dari

Sarapan Pagi

Terhadap

Angka

Kecukupan

SDN di

Kelurahan

Trangsan,

Kecamatan

Gatak,

Kabupaten

Sukoharjo/

siswa SDN

di

Defisiensi zat

besi pada anak

dapat

menyebabkan

anemia dan

menghambat

pertumbuhan.

Defisiensi

vitamin A dan

Energi,

zat gizi

makro,

zat gizi

mikro,

Angka

kecukupa

n status

gizi anak

Data asupan sarapan pagi

energi, zat gizi makro,

zat gizi mikro

menggunakan metode

recall 24 jam. Identitas

responden diperoleh

melalui wawancara

langsung dengan

responden. Hasil: Rata-

Pihak sekolah

sebaiknya

berkoordinasi

dengan orang tua

murid untuk

memberikan

pengetahuan

kepada murid

tentang

Publikasi

Skripsi

thesis,

Universitas

Muhammadi

yah

Surakarta.

Page 109: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Gizi Anak

Pada Siswa

SD Negeri Di

Kelurahan

Trangsan

Kecamatan

Gatak

Kabupaten

Sukoharjo

Kelurahan

Trangsan,

Kecamatan

Gatak,

Kabupaten

Sukoharjo/

Siswa kelas

v SDN di

Kelurahan

Trangsan,

Kecamatan

Gatak,

Kabupaten

Sukoharjo.

zinc pada anak

dapat

mengganggu

pertumbuhan.

Sarapan pagi

dapat

memberikan

kontribusi 25%

dari total

kebutuhan gizi

dalam sehari

yang diperlukan

oleh tubuh,

seperti

karbohidrat,

protein, lemak,

vitamin dan

mineral

rata kontribusi energi

dari sarapan pagi

(24,42%), karbohidrat

(21,51%), protein

(27,53%), lemak

(27,92%), vitamin A

(34,50%), zat besi

(14,85%) dan zinc

(13,54%)

pentingnya

manfaat sarapan

pagi sebagai

sumber energi,

zat gizi makro

dan zat gizi

mikro.

3 Santi

Rahayu/200

4

hubungan

asupan zat

gizi dan fitat

dengan kadar

seng serum

anak sekolah

yang

pendek di

karangawen

demak

Karangawen

demak/

sampel 113

orang kelas

1 dan 2

yang

memiliki

status gizi

pendek

Defisiensi seng

menyebabkan

beberapa

gangguan pada

tubuh

diantaranya

memperlambat

pertumbuhan

dan

perkembangan

Asupan

zat gizi

dan fitrat,

kadar

seng

serum

anak

sekolah

Diperoleh hubungan

yang bermakna secara

statistik pada semua

variabel asupan zat

gizi,antara lain; asupan

protein, asupan vitamin

A,

asupan serat, asupan

kalsium, asupan besi,

asupan tembaga dan

melakukan

survei

pendahuluan

untuk

kelengkapan

tabel frekuensi

pangan

khususnya untuk

makanan jajanan

anak sekolah,

Publikasi

skripsi undip

Page 110: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

anak.

Banyak faktor

yang

mempengaruhi

absorpsi dan

ekskresi seng

dalam tubuh

yang dapat

meningkatkan

resiko defisiensi

seng,antara lain

penyakit

infeksi,kondisi

fisiologis dan

faktor

diet.Kandungan

zat gizi dan fitat

dalam

bahan makanan

dapat

mempengaruhi

absorpsi seng

asupan

fitat dengan kadar seng

serum (p<0,05)

mengevaluasi

status seng

dengan metode

pengukuran lain,

menganalisis

kandungan fitat

dalam pangan

lokal,

menggunakan

teknik

pemupukan yang

menghasilkan

serealia dengan

kandungan seng

tinggi,

mengupayakan

fortifikasi bahan

pangan dengan

zat

gizi mikro

4 Nurjannah/2

003

Hubungan

Konsumsi Zat

Besi (Fe)

dengan

Prestasi

SD Ai

Washliyah/

sampel

kelas 4 dan

5 berjumlah

Anemia Gizi

Besi merupakan

masalah

kesehatan

masyarakat

Konsums

i Zat

Besi,

Prestasi

belajar

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

prestasi belajar 5,63%

baik, 76,06% cukup dan

18,31% kurang,

Dari hasil

penelitian,

disarankan

kepada pihak

sekolah agar

Publikasi

Skripsi

Universitas

Sumatera

Utara

Page 111: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Belajar Anak

Sekolah Dasar

Ai Washliyah

Kelurahan

Tegal Sari UI

Kecamatan

Medan Area

Tahun 2003

71 orang yang paling

umum dijumpai

terutama di

negara-negara

yang sedang

berkembang.

Rendahnya

kadar zat besi

dalam makanan

dan rendahnya

tingkat

konsumsi zat

besi merupakan

penyebab

terjadinya

anemia gizi

besi, disamping

akibat

pendarahan

yang banyak.

Anemia gizi

besi sering

ditemukan pada

anak sekolah

dan remaja.

Lebih kurang

25¬35%

diantaranya

konsumsi kalori sarapan

pagi 50,71% > 25%AKG

dan 49,29% < 25% AKG,

konsumsi zat besi

25,35% > 100% AKG

dan 74,65% < 100%

AKG, fasilitas belajar

12,68% adalah.baik,

80,28% cukup dan 7,04%

kurang. Hasil statistik

menggunakan uji Chi

Square dengan a 0,05

disimpulkan bahwa ada

hubungan konsumsi zat

besi dengan prestasi

belajar anak SD, dimana

riilai p= 0,025 (p<0,05)

mempunyai

kantin yang

menjual jenis

makanan yang

bergizi, sehingga

dapat

meningkatkan

kesehatan anak

SD, bekerjasama

dengan

puskesmas

memberikan

penyuluhan gizi

kepada anak dan

orang tua agar

diupayakan

penganekaragam

an konsumsi

makanan dan

agar anak dapat

membiasakan

sarapan pagi

sebelum

berangkat ke

sekolah atau

membawakan

bekal sehingga

anak dapat

Page 112: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

menderita

defisiensi zat

besi

mengurangi

kebiasaan jajan,

dan orang tua

juga lebih

memperhatikan

fasilitas belajar

anak dirumah

agar anak dapat

belajar dengan

teratur dan

tenang

5 Widya Dwi

Aryani,

Katharina

Oginawati

dan

Muhayatun

Santoso/

2010

Penentuan

total asupan

harian unsur

Gizi mikro

dalam

makanan

anak-anak

Sekolah dasar

di bandung

dengan

Menggunakan

metode

Spektrofotom

etri serapan

atom (ssa)

Beberapa

SD di kota

Bandung/

sampel 21

orang

Defisiensi unsur

gizi mikro dapat

menyebabkan

gangguan

kesehatan dan

penyakit-

penyakit kronik,

sebaliknya

dalam

konsentrasi

yang

berlebih, unsur

bersifat toksik

dan dapat

membahayakan

kesehatan

manusia. Nilai

Total

asupan

harian

unsur

Gizi

Mikro

Ca : nilai kalsium dalam

asupan harian anak

secara keseluruhan

berada di bawah nilai

RDA. Nilai asupan

harian Kalsium tertinggi

adalah 592,58 mg/hr dan

terendah adalah 80,86

mg/hr.

Cu : asupan harian

tembaga sebanyak 71,43%

dari responden sudah

memenuhi nilai RDA.

Sedangkan 28,57% dari

responden berada di

bawah nilai EAR dan

berarti bahwa setengah

http://www.ft

sl.itb.ac.id/kk

/teknologi_pe

ngelolaan_li

ngkungan/wp

-

content/uplo

ads/2010/10/

PI-WIDYA-

DWI-

ARYANI-

15305006.pd

f. diakses

pada tanggal

6 juni 2012

Page 113: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

asupan harian

makanan dapat

menimbulkan

risiko yang

lebih tinggi

untuk anak-

anak daripada

orang dewasa.

Anak-anak pada

umumnya lebih

rentan

dibandingkan

dengan orang

dewasa karena

memiliki

asupan

makanan per kg

berat badan

yang lebih

tinggi daripada

orang dewasa

dan sangat

mempengaruhi

pertumbuhan

tubuh

dari populasi ini yaitu

14,29% atau sekitar 3

orang mengalami gejala

defisiensi. Nilai asupan

harian tembaga tertinggi

adalah 0,91 mg/hari dan

terendah adalah 0,23

mg/hari

Mg : asupan harian

magnesium pada anak

nilainya sangat rendah dan

secara keseluruhan berada

di bawah EAR. Nilai

asupan harian magnesium

yang tertinggi adalah

175,81 mg/hari dan

terendah 44,09 mg/hari

Fe : asupan harian besi

pada anak sebesar 56,25%

berada di batas aman

RDA. 43,75% responden

berada di bawah nilai

EAR berarti separuh dari

populasi ini yaitu sekitar 3

orang akan mengalami

gejala defisiensi. Asupan

harian tertinggi adalah

23,98 mg/hari dan nilai

terendah 2,45 mg/hari

Page 114: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Zn : asupan harian seng

pada anak cukup rendah.

Sebesar 85,71% data

berada di bawah nilai

EAR dan menunjukkan

bahwa setengah dari

populasi ini yaitu 42,85%

atau 9 orang mengalami

gejala defisiensi. Nilai

asupan harian seng yang

tertinggi adalah 8,74

mg/hari dan\ terendah

adalah 2,04 mg/hari

6 Anju

Halobo/200

9

Gambaran

Konsumsi

Energi,

Protein Dan

Fe, Serta

Status Gizi,

Anak SD Plus

Tiga Balata

Kecamatan

Jorlang

Hataran

Kabupaten

Simalungun

Tahun 2006

SD Plus

Tiga Balata/

seluruh

murid 4 dan

5 yg

berjumlah

80 orang

Anak 3D adalah

salah satu

kelompok

rawan gizi yang

pada umumnya

berhubungan

dengan proses

pertumbuhan

yang relatif

cepat yang

memerlukan zat

gizi dalam

jumlah yang

relatif besar

Konsums

i Energi,

protein,

Fe, Status

Gizi

Hasil penelitian diketahui

rata-rata konsumsi energi

protein dan Fe masih

belum, sesuai dengan

kecukupan gizi yang

dianjurkan untuk anak

usia sekolah, dimana

masih ada ditemui

konsumsi energi, protein

dan Fe, dalam kategori

tidak cukup. Untuk status

gizi dengan indeks

BB/TB masih ditenui

status gizi kurus

sebanyak 5 orang (6,5

%), sedangkan dengan

Berdasarkan

hasil penelitian

disarankan agar

anak SD Negeri

Plus Tiga Balata

lebih

meningkatkan

pengetahuan gizi

terutama pada

makanan jajanan

melalui

pengadaan buku-

buku dan poster

di sekolah.

Dalam

meningkatkan

Publikasi

Skripsi

Universitas

Sumatera

Utara

Page 115: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

indeks TB/U masih

ditemui status gizi

pendek sebanyak 23

orang (28,75%)

konsumsi zat

gizi pada anak

sekolah perlunya

pihak sekolah

memberikan

makanan

tambahan dari

swadaya sekolah

secara

berkesinambung

an khususnya

makanan yang

mengandung zat

gizi energi,

protein, dan Fe

7 Evawany

aritonang

dan

Evinaria/

2004

Pola

Konsumsi

Pangan,

Hubungannya

Dengan Status

Gizi Dan

Prestasi

Belajar Pada

Pelajar Sd Di

Daerah

Endemik Gaki

Desa Kuta

Dame

Desa Kuta

Dame/

sampel :

semua siswa

kelas 6 di

salah satu

SD di desa

Kuta Dame

Pada usia

sekolah

kekurangan gizi

akan

mengakibatkan

anak menjadi

lemah, cepat

lelah dan sakit-

sakitan,

karenanya anak-

anak seringkali

absen serta

mengalami

Pola

konsumsi

pangan,

status

gizi,

prestasi

belajar

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

pelajar sering (>1 – 3)

kali/hari) mengkonsumsi

nasi dan ubi kayu sebagai

makanan pokok. Ikan asi

merupakan konsumsi

sumber protein hewani

yang sering, sedangkan

ikan laut segar sangat

jarang dikonsumsi.

Konsumsi makanan yang

mengandung goitrogenik

Berdasarkan

rendahnya

konsumsi pangan

sumber protein

prestasi belajar

dan tingginya

konsumsi

Publikasi

Skripsi

Universitas

Sumatera

Utara

Page 116: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Kecamatan

Kerajaan

Kabupaten

Dairi Propinsi

Sumatera

Utara

kesulitan untuk

mengikuti dan

memahami

pelajaran(Syarie

f, 1997).

Banyakknya

murid yang

terpaksa

mengulang

kelas atau

meninggalkan

sekolah (drop

out) sebagai

akibat kuranf

gizi dan

merupakan

hambatan yang

serius bagi

upaya

mencerdaskan

kehidupan

bangsa melalui

pendidikan

sangat sering yaitu ubi

kayu, daun singkong, kol

dan asam. Makanan

dengan kandungan

iodium tinggi jarang

dikonsumsi.

Pelajar yang mempunyai

status gizi sedang 17

orang (68%), status gizi

baik 2 orang (8%) , dan

pelajar status gizi buruk 6

orang (24%) . Prestasi

beljar pelajar SD adalah

kategori cukup dengan

rata-rata nilaio 6,5 cawu I

sampai cawu III. Pelajar

SD kebanyakan

mempunyai prestasi

belajar cukup dengan

rata- rata nilai 6,0 –6,5.

Analisa statistik antara

konsumsi pangan dengan

status gizi menunjukan

adanya hubungan nyata

(p<0,05) dengan taraf

α0,05. Analisa statistik

antara konsumsi pangan

dengan prestasi belajar

goitrogenik, maka

saran yang

diberikan antara

lain:

1. Pelajar SD

dapat menjadi

sasaran program

pendistribusian

kapsul minyak

beriodium.

2. Mengurangi

kebiasaan

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung

Page 117: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

menunjukan adanya

hubungan nyata (p<0,05)

dengan taraf α 0,05.

goitrogenik dan

meningkatkan

konsumsi

makanan tinggi

iodium.

3. Pendidikan gizi

atau penyuluhan

tentang GAKI

dan dampaknya

kepada pelajar,

guru, dan

orang,tua murid.

4. Penyampaian

informasi

tentang makanan

Page 118: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

yang memenuhi

Pedoman Umum

Gizi Seimbang

terhadap pelajar

dan orangtua

murid agar

memperoleh

status gizi yang

baik.

5. Masukan

kepada

Departemen

Pendidikan

Nasional untuk

meningkatkan

Page 119: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

kualitas dan

metode

pengajaran agar

menghasilkan

prestasi belajar

yang lebih baik

pada pelajar SD

di desa Kuta

Dame.

6. Bagi daerah

endemis berat

seperti desa

Kuta Dame

sebaiknya

kandungan

Page 120: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

iodium dalam

garam lebih

ditingkatkan lagi

( > 40 ppm di

tingkat

konsumen ) agar

tidak terjadi

defisiensi pada

masyarakat.

Page 121: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

No.

Responden :

HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DENGAN STATUS GIZI

ANAK SEKOLAH KELAS IV DAN V SD INPRES 2 PANNAMPU KEC.

TALLO KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN

I. KARAKTERISTIK KELUARGA

1 Nama : 1. Bapak

2. Ibu

___________________

___________________

2 Pendidikan orang tua: 1. Ibu

2. Bapak

01. Tidak pernah sekolah 05. SMA/MA/sederajat 02. Tidak tamat SD/MI 06. Diploma 03. Tamat SD/MI 07. Universitas

04. SMP/MTs/sederajat

1.

2.

3 Jenis pekerjaan utama orang tua:

1. Ibu

2. Bapak

01. Petani 09. Supir 02. Petani penggarap 10. Tukang kayu 03. Pedagang/penjual 11. Nelayan 04. Buruh harian 12. Pengrajin 05. Peg. Negeri 13. Wiraswasta 06. Peg. Swasta 14. Ibu rumah tangga 07. Tukang becak/gerobak 15. Lainnya, sebutkan! 08. Tukang Perahu 88. Tidak bekerja

1.

2.

II. KARAKTERISTIK SAMPEL

4 Nama Anak : ________________________

5 Jenis Kelamin Anak : 1. Laki-Laki 2. Perempuan

6 Tanggal Lahir Anak : Tgl/bln/thn / /

7 Berat Badan : _______,______ kg

8 Tinggi Badan : _______,______ cm

9 Penyakit yang diderita sebulan terakhir : 1. Batuk

2. Demam

3. Flu

4. Dingin

5. Masuk Angin

6. Demam menggigil

7. Sakit Kepala

8. Sakit Perut

9. Sembelit

10. Diare

11. Lainnya, sebutkan_______________

(0=TIDAK, 1=YA) (hari) 1. ____

2. ____

3. ____

4. ____

5. ____

6. ____

7. ____

8. ____

9. ____

10. ____

Page 122: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

FORMULIR RECALL MAKANAN 24 JAM

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Pengolahan /

Cara Masak URT Gram

Pagi

(Jam)

Snack

(pagi)

Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Pengolahan /

Cara Masak URT Gram

Siang

(jam)

Snack

(siang)

Page 123: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Malam

(Jam)

Page 124: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar
Page 125: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar
Page 126: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar
Page 127: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Pend_Bapak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah sekolah 1 1.2 1.2 1.2

tidak tamat SD/MI 3 3.7 3.7 4.9

tamat SD/MI 15 18.3 18.3 23.2

SMP/MTs/sederajat 34 41.5 41.5 64.6

SMA/MA/sederajat 27 32.9 32.9 97.6

Universitas 2 2.4 2.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Pend_Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah sekolah 3 3.7 3.7 3.7

tidak tamat SD/MI 2 2.4 2.4 6.1

tamat SD/MI 24 29.3 29.3 35.4

SMP/MTs/sederajat 25 30.5 30.5 65.9

SMA/MA/sederajat 27 32.9 32.9 98.8

Universitas 1 1.2 1.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

Pek_Bapak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid petani 1 1.2 1.2 1.2

pedagang/penjual 13 15.9 15.9 17.1

buruh harian 20 24.4 24.4 41.5

PNS 2 2.4 2.4 43.9

Page 128: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

peg.swasta 4 4.9 4.9 48.8

tukang becak/gerobak 6 7.3 7.3 56.1

supir 9 11.0 11.0 67.1

tukang kayu 3 3.7 3.7 70.7

nelayan 7 8.5 8.5 79.3

pengrajin 6 7.3 7.3 86.6

wiraswasta 11 13.4 13.4 100.0

Total 82 100.0 100.0

Pek_Ibu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pedagang/penjual 18 22.0 22.0 22.0

buruh harian 5 6.1 6.1 28.0

peg.swasta 1 1.2 1.2 29.3

pengrajin 4 4.9 4.9 34.1

wiraswasta 10 12.2 12.2 46.3

ibu rumah tangga 44 53.7 53.7 100.0

Total 82 100.0 100.0

JK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 36 43.9 43.9 43.9

Perempuan 46 56.1 56.1 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 129: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Demam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 49 59.8 59.8 59.8

Tidak 33 40.2 40.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

Batuk

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 52 63.4 63.4 63.4

Tidak 30 36.6 36.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

Flu

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 29 35.4 35.4 35.4

Tidak 53 64.6 64.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

Dingin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 18 22.0 22.0 22.0

Tidak 64 78.0 78.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 130: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Masuk_Angin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 20 24.4 24.4 24.4

Tidak 62 75.6 75.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

Demam_Gigil

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ya 18 22.0 22.0 22.0

Tidak 64 78.0 78.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

Kepala

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 46 56.1 56.1 56.1

Tidak 36 43.9 43.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

Perut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 38 46.3 46.3 46.3

Tidak 44 53.7 53.7 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 131: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Sembelit

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 10 12.2 12.2 12.2

Tidak 72 87.8 87.8 100.0

Total 82 100.0 100.0

Diare

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 15 18.3 18.3 18.3

Tidak 67 81.7 81.7 100.0

Total 82 100.0 100.0

Ket_Z_TBU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pendek 32 39.0 39.0 39.0

normal 50 61.0 61.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

Ket_Z_IMTU

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat kurus 12 14.6 14.6 14.6

kurus 12 14.6 14.6 29.3

normal 54 65.9 65.9 95.1

Page 132: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

gemuk 4 4.9 4.9 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_vit_A

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 42 51.2 51.2 51.2

cukup 19 23.2 23.2 74.4

lebih 21 25.6 25.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_vit_C

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 60 73.2 73.2 73.2

cukup 14 17.1 17.1 90.2

lebih 8 9.8 9.8 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_vit_D

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 47 57.3 57.3 57.3

cukup 3 3.7 3.7 61.0

lebih 32 39.0 39.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

Page 133: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

ket_Fe

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 53 64.6 64.6 64.6

cukup 17 20.7 20.7 85.4

lebih 12 14.6 14.6 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_Zink

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 36 43.9 43.9 43.9

cukup 18 22.0 22.0 65.9

lebih 28 34.1 34.1 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_yodium

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 27 32.9 32.9 32.9

cukup 36 43.9 43.9 76.8

lebih 19 23.2 23.2 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_Ca

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 56 68.3 68.3 68.3

Page 134: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

cukup 8 9.8 9.8 78.0

lebih 18 22.0 22.0 100.0

Total 82 100.0 100.0

ket_vit_A * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_vit_A kurang Count 7 6 29 0 42

% within ket_vit_A 16.7% 14.3% 69.0% .0% 100.0%

cukup Count 2 1 12 4 19

% within ket_vit_A 10.5% 5.3% 63.2% 21.1% 100.0%

lebih Count 3 5 13 0 21

% within ket_vit_A 14.3% 23.8% 61.9% .0% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_vit_A 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 16.090a 6 .013

Likelihood Ratio 14.725 6 .023

Linear-by-Linear Association .071 1 .790

N of Valid Cases 82

a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .93.

Symmetric Measures

Page 135: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .443 .013

Cramer's V .313 .013

N of Valid Cases 82

ket_vit_A * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_vit_A kurang Count 3 15 24 42

% within ket_vit_A 7.1% 35.7% 57.1% 100.0%

cukup Count 3 4 12 19

% within ket_vit_A 15.8% 21.1% 63.2% 100.0%

lebih Count 1 7 13 21

% within ket_vit_A 4.8% 33.3% 61.9% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_vit_A 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.628a 4 .622

Likelihood Ratio 2.548 4 .636

Linear-by-Linear Association .126 1 .723

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.62.

Page 136: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .179 .622

Cramer's V .127 .622

N of Valid Cases 82

ket_vit_C * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_vit_C kurang Count 11 11 45 4 71

% within ket_vit_C 15.5% 15.5% 63.4% 5.6% 100.0%

cukup Count 1 0 4 0 5

% within ket_vit_C 20.0% .0% 80.0% .0% 100.0%

lebih Count 0 1 5 0 6

% within ket_vit_C .0% 16.7% 83.3% .0% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_vit_C 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.913a 6 .820

Likelihood Ratio 5.012 6 .542

Linear-by-Linear Association .156 1 .693

N of Valid Cases 82

a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .24.

Page 137: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .188 .820

Cramer's V .133 .820

N of Valid Cases 82

ket_vit_C * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_vit_C kurang Count 6 23 42 71

% within ket_vit_C 8.5% 32.4% 59.2% 100.0%

cukup Count 1 0 4 5

% within ket_vit_C 20.0% .0% 80.0% 100.0%

lebih Count 0 3 3 6

% within ket_vit_C .0% 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_vit_C 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.954a 4 .412

Likelihood Ratio 5.716 4 .221

Linear-by-Linear Association .008 1 .929

N of Valid Cases 82

a. 6 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .43.

Page 138: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .220 .412

Cramer's V .155 .412

N of Valid Cases 82

ket_vit_D * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_vit_D kurang Count 2 6 28 2 38

% within ket_vit_D 5.3% 15.8% 73.7% 5.3% 100.0%

cukup Count 2 0 5 0 7

% within ket_vit_D 28.6% .0% 71.4% .0% 100.0%

lebih Count 8 6 21 2 37

% within ket_vit_D 21.6% 16.2% 56.8% 5.4% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_vit_D 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.792a 6 .340

Likelihood Ratio 8.550 6 .201

Linear-by-Linear Association 2.476 1 .116

N of Valid Cases 82

Page 139: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.792a 6 .340

Likelihood Ratio 8.550 6 .201

Linear-by-Linear Association 2.476 1 .116

a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .34.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .288 .340

Cramer's V .204 .340

N of Valid Cases 82

ket_vit_D * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_vit_D kurang Count 5 9 24 38

% within ket_vit_D 13.2% 23.7% 63.2% 100.0%

cukup Count 1 5 1 7

% within ket_vit_D 14.3% 71.4% 14.3% 100.0%

lebih Count 1 12 24 37

% within ket_vit_D 2.7% 32.4% 64.9% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_vit_D 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Page 140: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 9.615a 4 .047

Likelihood Ratio 10.202 4 .037

Linear-by-Linear Association .638 1 .425

N of Valid Cases 82

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .60.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .342 .047

Cramer's V .242 .047

N of Valid Cases 82

ket_Fe * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_Fe kurang Count 10 6 36 3 55

% within ket_Fe 18.2% 10.9% 65.5% 5.5% 100.0%

cukup Count 2 2 10 1 15

% within ket_Fe 13.3% 13.3% 66.7% 6.7% 100.0%

lebih Count 0 4 8 0 12

% within ket_Fe .0% 33.3% 66.7% .0% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_Fe 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Page 141: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 6.378a 6 .382

Likelihood Ratio 7.956 6 .241

Linear-by-Linear Association .048 1 .827

N of Valid Cases 82

a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .59.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .279 .382

Cramer's V .197 .382

N of Valid Cases 82

ket_Fe * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_Fe kurang Count 4 21 30 55

% within ket_Fe 7.3% 38.2% 54.5% 100.0%

cukup Count 1 3 11 15

% within ket_Fe 6.7% 20.0% 73.3% 100.0%

lebih Count 2 2 8 12

% within ket_Fe 16.7% 16.7% 66.7% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_Fe 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Page 142: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 4.134a 4 .388

Likelihood Ratio 4.148 4 .386

Linear-by-Linear Association .217 1 .642

N of Valid Cases 82

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.02.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .225 .388

Cramer's V .159 .388

N of Valid Cases 82

ket_Zink * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_Zink kurang Count 7 6 23 0 36

% within ket_Zink 19.4% 16.7% 63.9% .0% 100.0%

cukup Count 5 1 12 0 18

% within ket_Zink 27.8% 5.6% 66.7% .0% 100.0%

lebih Count 0 5 19 4 28

% within ket_Zink .0% 17.9% 67.9% 14.3% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

Page 143: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_Zink kurang Count 7 6 23 0 36

% within ket_Zink 19.4% 16.7% 63.9% .0% 100.0%

cukup Count 5 1 12 0 18

% within ket_Zink 27.8% 5.6% 66.7% .0% 100.0%

lebih Count 0 5 19 4 28

% within ket_Zink .0% 17.9% 67.9% 14.3% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_Zink 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 15.860a 6 .015

Likelihood Ratio 20.638 6 .002

Linear-by-Linear Association 7.922 1 .005

N of Valid Cases 82

a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .88.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .440 .015

Cramer's V .311 .015

N of Valid Cases 82

ket_Zink * Ket_Z_TBU

Page 144: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_Zink kurang Count 2 12 22 36

% within ket_Zink 5.6% 33.3% 61.1% 100.0%

cukup Count 1 8 9 18

% within ket_Zink 5.6% 44.4% 50.0% 100.0%

lebih Count 4 6 18 28

% within ket_Zink 14.3% 21.4% 64.3% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_Zink 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 3.924a 4 .416

Likelihood Ratio 3.852 4 .426

Linear-by-Linear Association .134 1 .714

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.54.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .219 .416

Cramer's V .155 .416

N of Valid Cases 82

Page 145: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

ket_yodium * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_yodium kurang Count 6 6 19 3 34

% within ket_yodium 17.6% 17.6% 55.9% 8.8% 100.0%

cukup Count 5 3 20 1 29

% within ket_yodium 17.2% 10.3% 69.0% 3.4% 100.0%

lebih Count 1 3 15 0 19

% within ket_yodium 5.3% 15.8% 78.9% .0% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_yodium 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5.263a 6 .511

Likelihood Ratio 6.373 6 .383

Linear-by-Linear Association .086 1 .770

N of Valid Cases 82

a. 9 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .93.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .253 .511

Cramer's V .179 .511

N of Valid Cases 82

Page 146: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

ket_yodium * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_yodium kurang Count 3 4 27 34

% within ket_yodium 8.8% 11.8% 79.4% 100.0%

cukup Count 3 14 12 29

% within ket_yodium 10.3% 48.3% 41.4% 100.0%

lebih Count 1 8 10 19

% within ket_yodium 5.3% 42.1% 52.6% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_yodium 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 11.775a 4 .019

Likelihood Ratio 12.758 4 .013

Linear-by-Linear Association 2.502 1 .114

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.62.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .379 .019

Cramer's V .268 .019

N of Valid Cases 82

Page 147: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

ket_Ca * Ket_Z_IMTU

Crosstab

Ket_Z_IMTU

Total sangat kurus kurus normal sangat gemuk

ket_Ca kurang Count 10 7 35 3 55

% within ket_Ca 18.2% 12.7% 63.6% 5.5% 100.0%

cukup Count 0 0 6 1 7

% within ket_Ca .0% .0% 85.7% 14.3% 100.0%

lebih Count 2 5 13 0 20

% within ket_Ca 10.0% 25.0% 65.0% .0% 100.0%

Total Count 12 12 54 4 82

% within ket_Ca 14.6% 14.6% 65.9% 4.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 7.166a 6 .306

Likelihood Ratio 9.464 6 .149

Linear-by-Linear Association .000 1 .994

N of Valid Cases 82

a. 8 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .34.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .296 .306

Cramer's V .209 .306

Page 148: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .296 .306

Cramer's V .209 .306

N of Valid Cases 82

ket_Ca * Ket_Z_TBU

Crosstab

Ket_Z_TBU

Total sangat pendek pendek normal

ket_Ca kurang Count 5 21 29 55

% within ket_Ca 9.1% 38.2% 52.7% 100.0%

cukup Count 2 0 5 7

% within ket_Ca 28.6% .0% 71.4% 100.0%

lebih Count 0 5 15 20

% within ket_Ca .0% 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 7 26 49 82

% within ket_Ca 8.5% 31.7% 59.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 9.641a 4 .047

Likelihood Ratio 12.231 4 .016

Linear-by-Linear Association 3.116 1 .078

N of Valid Cases 82

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .60.

Page 149: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Phi .343 .047

Cramer's V .242 .047

N of Valid Cases 82

Page 150: 220531792 Skripsi Hubungan Asupan Gizi Mikro Dengan Status Gizi Siswa Sd Inpres 2 Pannampu Kecamatan Tallo Kota Makassar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Faisal

Tempat/Tanggal Lahir : Sengkang / 8 Oktober 1989

Suku : Bugis

Agama : Islam

Alamat : JL. Perintis Kemerdekaan VII No.55B

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 5 Sengkang, tamat tahun 2001

2. SMPN 3 Sengkang, tamat tahun 2004

3. SMAN 3 Sengkang, tamat tahun 2007

4. Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin (2008-2012).

Riwayat Organisasi :

1. Wakil Ketua Formazi FKM UH periode 2010-2011

2. Pengurus HMI Komisariat FKM UH tahun 2010