PENGARUH APLIKASI LITERASI GIZI TERHADAP PERILAKU GIZI ...
Transcript of PENGARUH APLIKASI LITERASI GIZI TERHADAP PERILAKU GIZI ...
PENGARUH APLIKASI LITERASI GIZI TERHADAP PERILAKU GIZI
SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA AMANAH LUBUK PAKAM
SKRIPSI
MELY MARIOZENI ZEBUA
P01031214083
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2018
PENGARUH APLIKASI LITERASI GIZI TERHADAP PERILAKU GIZI
SISWA SEKOLAH DASAR SWASTA AMANAH LUBUK PAKAM
Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Studi
Diploma IV di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
MELY MARIOZENI ZEBUA
P01031214083
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI
2018
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul :Pengaruh Aplikasi Literasi Gizi Terhadap Perilaku
Anak Sekolah Dasar Swasta Amanah Lubuk
Pakam
Nama Mahasiswa : Mely Mariozeni Zebua
NIM : P01031214083
Program Studi : Diploma IV
Menyetujui :
Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM.
Pembimbing Utama
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi Poltkes Medan
Dr. Oslida Marthony, SST, M.Kes
NIP : 196812261989032002
Tanggal lulus: Agustus 2018
Dr.Haripin Togap Sinaga, MCN
Anggota Penguji
Novriani Tarigan, DCN, M.Kes
Anggota Penguji
iv
ABTRAK
MELY MARIOZENI ZEBUA “PENGARUH LITERASI GIZI TERHADAP PERILAKU SISWA SD SWASTA AMANAH LUBUK PAKAM” (DI BAWAH BIMBINGAN TETTY HERTA DOLOKSARIBU)
Literasi merupakan sarana peserta didik dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya. Gerakan Literasi Sekolah merupakan kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Literasi gizi merupakan kemampuan setiap orang untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam proses memahami informasi gizi dan sebagai alat untuk mengubah perilaku.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi gizi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) siswa SD Swasta Lubuk Pakam.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan rancangan One Grup Pre-Post Test. Sampel penelitian ini adalah semua siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Swasta Amanah Lubuk Pakam. Sampel berjumlah 67 orang siswa. Intervensi yang diberikan kepada siswa berupa kegiatan literasi gizi. Literasi gizi dilakukan 8 kali per kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dan berlangsung setiap hari selama 8 hari. Kegiatan tersebut dilakukan selama 15 menit untuk setiap pertemuan yang terdiri dari kegiatan membaca sendiri media booklet selama 8 menit dan mendengarkan penjelasan booklet selama 7 menit. Pengumpulan data perilaku dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebelum dan sesudah kegiatan literasi gizi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji T- dependent.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi literasi gizi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan). Rerata peningkatan skor pengetahuan 1.95, skor sikap 3.48, dan skor tindakan 4.06. Terdapat pengaruh yang signifikan (p < 0,05) terhadap perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) siswa SD Swasta Amanah Lubuk Pakam. Kata Kunci : Literasi Gizi, Perilaku Siswa SD
v
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmatNya Penulis dapat menyelesaikan Skripsi
dengan judul “Pengaruh Aplikasi Literasi Gizi Terhadap Perilaku Gizi
Siswa Sekolah Dasar Swasta Amanah Lubuk Pakam”.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak dengan penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan banyak terima
kasih kepada :
1. Dr. Tetty Herta Doloksaribu, STP, MKM selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, nasehat, masukan dan motivasi dalam penulisan skripsi.
2. Dr. Haripin Togap Sinaga, MCN dan Novriani Tarigan, DCN, M.Kes
selaku anggota penguji yang telah memberikan masukan serta saran.
3. Ketua Jurusan gizi, bapak/ibu dosen dan seluruh civitas akademik di
lingkungan Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Medan yang sudah
memberikan bekal ilmu dan dukungan selama penulis mengikuti
pendiddikan di Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Medan.
4. Pemerintah Daerah Nias Selatan yang sudah memberikan keringanan
biaya selama mengikuti pendidikan di Poltekes Kemenkes Medan.
5. Kedua orang tua tercinta yang telah berjuang dan selalu memberikan
doa yang tulus serta dukungan baik berupa moral ataupun moril..
6. Mitra, Melva dan Agnes yang telah membantu kegiatan penelitian
mulai dari awal hingga selesai. Sahabat seperjuangan dan teman-
teman satu bimbingan mahasiswa semester VII Jurusan Gizi T.A
2017/2018 yang tak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
kerjasama, motivasi dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun penulis mengharapkan skripsi ini daat memberi manfaat bagi
pembaca.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN PERSUTUJUAN........................................................ iii
KATA PENGANTAR............................................................................ iv
DAFTAR ISI........................................................................................ V
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................
1. Tujuan Umum......................................................................
2. Tujuan Khusus....................................................................
D. Manfaat Penelitian....................................................................
1
1
3
3
3
3
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................
A. Anak Sekolah Dasar...............................................................
B. Literasi Gizi..............................................................................
C. Penyuluhan Gizi ......................................................................
D. Perilaku....................................................................................
E. Booklet Gizi Seimbang..........................................................
F. Kerangka Teori........................................................................
G. Kerangka Konsep....................................................................
H. Defenisi Operasional...............................................................
5
5
5
7
10
14
23
26
27
I. Hipotesis................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................
A. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................
B. Jenis dan Rancangan Peneitian...............................................
C. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................
D. Jenis dan Cara pengumpulan Data..........................................
E. Tahapan Penelitian ................................................................
F. Intervenasi yang di Berikan......................................................
G. Pengolahan dan Analisis Data.................................................
28
28
28
28
29
30
31
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 34
vii
A. Hasil.......................................................................................... 34
B. Pembahasan.......................................................................... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 43
A. Kesimpulan............................................................................. 43
B. Saran...................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 44
LAMPIRAN........................................................................................ 46
viii
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Hubungan Status Kesehatan, Perilaku, dan Promosi
Kesehatan............................................................................. 16
2. Skema Penelitian.................................................................. 30
ix
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Frekuensi pelaksanaan literasi gizi...................................... 21
2. Distribusi Frekuensi Usia Sampel........................................ 33
3 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin...................................... 34
4 Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Literasi Gizi...... 35
5 Nilai Sikap Sebelum dan Sesudah Literasi Gizi................. 35
6 Nilai Tindakan Sebelum dan Sesudah Literasi Gizi........... 35
7 Analisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
kegiatan literasi gizi.......................................................... 36
8 Analisis perbedaan sikap sebelum dan sesudah kegiatan
literasi gizi......................................................................... 37
9 Analisis perbedaan tindakan sebelum dan sesudah kegiatan
literasi gizi.......................................................... 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Informed Consent................................................................ 46
2. Materi Penyuluhan............................................................... 47
3. Satuan Acara Literasi Gizi I................................................. 48
4. Satuan Acara Literasi Gizi II............................................... 51
5. Satuan Acara Literasi Gizi III............................................... 54
6. Satuan Acara Literasi Gizi IV............................................... 57
7. Kuesioner............................................................................ 60
8. Master Tabel....................................................................... 66
9. Frekuensi Variabel.............................................................. 69
11. Uji Normalitas...................................................................... 70
12. Hasil Uji Statistik.................................................................. 71
13. Dokumentasi......................................................................... 74
14. Pernyataan........................................................................... 76
15. Daftar Riwayat Hidup......................................................... 77
16. Bukti Bimbingan.................................................................. 78
17. Surat Penelitian................................................................. 81
19. Surat Balasan Penelitian................................................... 82
20. Booklet.............................................................................. 83
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak sekolah merupakan sasaran strategis dalam perbaikan
masalah gizi masyarakat (Depkes RI. 2005).Berdasarkan Data Riskesdas
tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi status gizi kurang dan status
gizi lebih anak usia sekolah dasar (5-12 tahun) di Sumatera Utara yaitu
pendek 35%, sangat pendek 20%. Status gizi tersebut lebih tinggi
dibandingkan keadaan secara nasional yaitu kategori pendek 12,3%,
sangat pendek 18,4%, kurus 7,2%, sangat kurus 4,0%, gemuk 10,8% dan
sangat gemuk 8,8%.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2013 tentang gerakan nasional percepatan perbaikan gizi untuk
mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan
produktif dilakukan melalui lintas sektor, diantaranya melalui sektor
Pendidikan dan Kebudayaan.
Upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui lintas sektor
Pendidikan dan Kebudayaan antaranya pemberian bantuan
pengembangan sekolah sehat dan pembinaan pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan pokok UKS diantaranya pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah.
Pelayanan kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan dan konseling,
pengawasan dan pelayanan kantin sehat serta informasi gizi
(Permendikbud, 2014).
Pendidikan atau penyuluhan gizi merupakan pendekatan edukatif
untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan
dalam meningkatkan perbaikan pangan dan status gizi. Harapan dari
upaya ini yaitu masyarakat bisa memahami pentingnya makanan dan gizi,
sehingga mau bersikap dan bertindak mengikuti norma-norma gizi
(Suhardjo, 1996 dalam Zulaeka, 2012).
Disisi lain pemerintah mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) agar kemampuan membaca peserta didik dapat meningkat dengan
2
mengintegrasikan progam sekolah dalam keluarga dan masyarakat untuk
mengembangkan sekolah. Gerakan Literasi Sekolah yang merupakan
kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar
dimulai.Kegiatan ini melibatkan semua warga sekolah dan masyarakat
sebagai bagian ekosistem pendidikan.
Literasi merupakan sarana peserta didik dalam mengenal,
memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku
sekolah.Literasi juga terkait dengan kehidupan peserta didik, baik dirumah
maupun di lingkungan sekitarnya (Wiedarti, dkk. 2016).
Kemampuan literasi pada awalnya adalah kemampuan membaca
dan menulis.Saat ini maknanya sudah berkembang dan lebih kompleks
(Subandiyah, 2016) untuk meningkatkan pengetahuan dan menguasai
materi – materi bacaan yang disediakan (Widya, 2017).
Menurut Endah (2017) dalam penelitian nya terdapat pengaruh
literasi ekonomi terhadap perilaku konsumsi siswa SMP Negeri di
Surabaya Wilayah Barat.Hal ini berarti literasi ekonomi siswa secara
parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumsi
siswa.
Selain itu hasil penelitian Widya (2017) terdapat pengaruh yang
signifikan pada Program Gerakan Literasi terhadap Minat Baca Siswa di
SD Islam TerpaduMuhammadiyah An-najah Jatinom Klaten sebesar
30,2% sisanya 69,8% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti
dalam penelitian ini. Namun, program yang ada di SD Islam Terpadu
Muhammadiyah An-najah Jatinom Klaten tersebut untuk menumbuhkan
budaya literasi dan meningkatkan minat baca siswa.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di SD
Swasta yang melaksanankan kegiatan literasi pada bulan November
2017, peneliti mengambil satu sekolah yaitu SD Swasta Amanah. Peneliti
melakukan pengamatan bahan bacaan yang disediakan pihak sekolah
sebagai media literasi dan bahan bacaan yang berisi pendidikan gizi.
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah SD
Amanah terkait seberapa sering adanya penyuluhan gizi selama satu
tahun terakhir.Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan
3
peneliti, untuk meningkatkan perilaku gizi pada anak dilakukan
penyampaian informasi gizi dengan mengintergrasikan program sekolah
yaitu aplikasi literasi gizi di SD Amanah Lubuk Pakam.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap perilaku gizi siswa SD
Swasta Amanah Lubuk Pakam?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap perilaku
gizi siswa SD Swasta Amanah.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai pengetahuan siswa sekolah dasar sebelum dan sesudah
dilaksanakan aplikasi literasi gizi di Sekolah Dasar Swasta
Amanah Lubuk Pakam.
b. Menilai sikap siswa sekolah dasar sebelum dan sesudah
dilaksanakan aplikasi literasi gizi di Sekolah Dasar Swasta
Amanah Lubuk Pakam.
c. Menilai tindakan siswa sekolahdasar sebelum dan sesudah
dilaksanakan aplikasi literasi gizi di Sekolah Dasar Swasta
Amanah Lubuk Pakam.
d. Menganalisis peningkatan perillaku (pengetahuan, sikap, dan
tindakan) siswa Sekolah Dasar Swasta Amanah Lubuk Pakam
setelah apliksi literasi gizi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi responden yaitu siswa SD
Memberikan pengetahuan mengenai gizi seimbang pada anak
sekolah dasar.
2. Bagi orangtua siswa
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan perilaku gizi anak
sekolah.
4
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi tentang aplikasi kegiatan literasi gizi pada
anak sekolah dasar.
4. Bagi peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti
dalam menulis karya ilmiah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Sekolah Dasar
Anak usia sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun.
Seorang anak dikatakan memasuki tahap middle chilhood ketika berada
pada usia 5-10 tahun. Anak usia sekolah dapat dikategorikan pada fase
pra-remaja, yaitu anak yang berada pada usia 9-11 tahun untuk
perempuan dan 10-12 tahun untuk laki-laki (Brown, 2005 dalam Arimurti,
2012).
Menurut Notoatmodjo, 1983 dalam Arimurti, 2012 anak sekolah
dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu masa kelas rendah sekolah
dasar, masa kelas tiga sekolah dasar, dan masa pueral. Masa kelas
rendah sekolah dasar umumnya memiliki sifat kecenderungan untuk
memuji diri sendiri, tunduk terhadap peraturan, senang membandingkan
dirinya dengan anak lain, dan jika tidak mampu menyelesaikan suatu
masalah maka hal tersebut akan dianggap menjadi tidak penting. Masa
kelas tiga sekolah dasar memiliki ciri – ciri mulai menyukai mata pelajaran
tertentu, sangat realistik, ingin tahu dan belajar, mulai gemar membentuk
teman sebaya dan bermain bersama.Masa pueral memilki sifat yang
menonjol seperti sifat untuk berkuasa.Anak mulai mengakui otoritas
orang tua dan guru sebagai sesuatu yang wajar. Ciri – ciri yang dimilki
oleh setiap anak akan mengalami perubahan seiring dengan
bertambahnya usia mereka.
B. Literasi gizi
Literasi lebih dari sekedar membaca dan menulis, namun
mencakup keterampilan berfikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk media cetak, visual,digital, dan auditori.
Gerakan literasi sekolahmerupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifatpartisipatif dengan melibatkan warga sekolah, akademisi, penerbit,
media massa, masyarakat.Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial
dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.Upaya yang ditempuh
6
untuk mewujudkannya pembiasaan membaca peserta didik.Literasi
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk meningkatan pengetahuan dan keterampilan anak
sekolah.Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit sebelum
pelajaran dimulai.
Gerakan literasi sekolah dikembangkan berdasarkan sembilan
agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi
Kemendikbud khususnya pada butir (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktifitas rakyat
dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan
revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia (Wiedarti, dkk, 2016).
Beberapa kegiatan literasi yang sudah dilakukan seperti literasi
kesehatan, literasi makanan, dan literasi media gizi.kegiatan literasi
tersebut dapat di definisikan sebagai berikut :
a. Literasi kesehatan pada umum nya didefenisikan sebagai kemampuan
untuk mengakses, memahami, dan menggunakan informasi kesehatan
(Veldro, 2015).
b. Literasi makanan merupakan upaya dalam membentuk pengetahuan,
keterampilan dan kapasitas untuk mencari, menyiapkan, dan memasak
berbagai makanan secara berkelanjutan untuk mempromosikan gaya
hidup sehat dan seimbang (Ronto, 2017).
c. Literasi media merupakan upaya dalam mempromosikan iklan
kesehatan dan makanan bagi kaum anak-anak pada umumnya
sehingga mempengaruhi perilaku gizi anak (Kaiser, 2011).
d. Literasi gizimerupakan kemampuan setiap orang untuk memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam proses memahami informasigizi
dan sebagai alat untuk mengubah perilaku (USDHHS, 2000 dalam
Aihara dan Junko , 2011).
Literasi gizi bisa menjadi proses berbasis keterampilan yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengubah pesan tentang makanan
menjadi pengetahuan. Umumnya, orang-orang yang memiliki
7
pengetahuan yang memadai tentang gizi dan akanmembuat pilihan
makanan yang sehat (Parmenter et al., 2000). Dengan demikian, literasi
gizi merupakan bagian integral dalam meningkatkan pengetahuan gizi dan
penyampaian kebiasaan makan yang sehat (Aihara dan Junko, 2011).
Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam rangka menyadarkan
mayarakat di bidang gizi salah satunya meningkatkan pendidikan gizi
masyarakat melalui penyediaan media materi komunikasi informasi dan
edukasi serta kampenya gizi. Beberapa kegiatan yang terkait untuk
menyadarkan masyarakat di bidang gizi salah satunya promosi gizi.
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2007) perilaku merupakan
faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu kelompok atau masyarakat.Oleh sebab itu intervensi
atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku sangat
strategis.Perubahan perilaku masyarakat dapat dilakukan melalui promosi
kesehatan yang salah satunya dengan pendidikan atau penyuluhan gizi.
C. Penyuluhan Gizi
Penyuluhan adalah adalah salah satu bentuk menurut kamus besar
bahasa indonesia penyuluhan berasal dari kata suluh dan obor sekaligus
sebagai terjemahan dari kata “voorlichting” yang dapat diartikan sebagai
kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi yang dalam
kegelapan. Sebagai proses penerangan kegiatan penyuluhan tidak saja
terbatas pada memberikan penerangan tetapi menjelaskan mengenai
segala informasi yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran yang
akan menerima manfaat penyuluhan sehingga mereka benar-benar
memahami seperti yang dimaksud oleh penyuluh. Penyuluhan dalam arti
umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan
pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih
baik sesuai dengan yang diharapkan.
Penyuluhan dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan untuk
orang dewasa. Penyuluhan merupakan proses belajar untuk
mengembangkan pengertian dan sikap yang positif agar yang
bersangkutan dapat memiliki dan membentuk kebiasaan yang baik dalam
8
kehidupan sehari-hari. Pendekatan penyuluhan merupakan upaya
pendekatan kelompok yaitu kelompok kecil maupun kelompok besar
(Depkes dalam Supariasa 2014).
a. Tujuan penyuluhan
Menurut supariasa (2014) tujuan penyuluhan gizi merupakan bagian dari
tujuan penyuluhan kesehatan, namun khusus di bidang usaha perbaikan
gizi. Secara umum tujuan penyuluhan gizi adalah untuk meningkatkan
status gizi masyarakat, khususnya pada golongan rawan gizi ibu hamil ibu
menyusui dan anak balita dengan cara mengubah perilaku masyarakat ke
arah yang baik sesuai dengan prinsip gizi. Adapun tujuan yang lebih
khusus yaitu :
1) Meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan
pengetahuan gizi
2) Menyebarkan konsep-konsep baru tentang informasi gizi
3) Membantu individu keluarga masyarakat secara secara
keseluruhan berperilaku positif sehubungan dengan gizi
4) Mengubah perilaku masyarakat sehubungan dengan pola konsumsi
b. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
Ceramah adalah menyampaikan atau menjelaskan suatu
pengertian atau pesan secara lisan yang sudah dipersiapkan
terlebih dahulu oleh seseorang pembicara (ahli) kepada
sekelompok pendengar dengan dibantu beberapa alat peraga atau
media (Supariasa, 2012). Ceramah bertujuan menyampaikan
pendapat tentang suatu masalah, atau menyampaikan suatu
pengalama yang dapat merangsang pemikiran peserta .pengunaan
metode ceramah adalah menyampaikan ide/pesan, sasaran belajar
mempunyai perhatian yang selektif, mempunyai ruang lingkup yang
terbatas, memerlukan informasi yang kategoris dan sasaran belajar
perlu menggunakan informasi yang diterima.
2. Media Penyuluhan
Media penyuluhan berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran
pesan pesan gizi media ini dibagi menjadi tiga yaitu :
9
1) Media cetak media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan
pesan gizi sangat bervariasi antara lain satu
a) Booklet ialah suatu media dalam bentuk buku baik tulisan
maupun gambar
b) Leafleat adalah bentuk penyampaian informasi melalui
lembaran yang dilipat
c) Player seperti liflet tetapi tidak berbentuk lipatan
d) Flipchart media penyampaian pesan dalam bentuk lembar
balik berisi gambaran dan kalimat yang berkaitan dengan
gambar tersebut
e) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah
f) Poster bentuk media cetak yang biasanya ditempel di tempat-
tempat umum seperti pesan atau informasi gizi
2) Media elektronik media elektronik sebagai sasaran untuk
menyampaikan pesan pesan gizi jenisnya berbeda antara lain :
a) televisi penyampaian pesan atau informasi gizi melalui televisi
dalam bentuk sandiwara sinetron
b) Forum diskusi atau tanya jawab pidato cerdas cermat dan
sebagainya
c) Radio penyampaian pesan atau informasi gizi melalui radio
dapat dalam bentuk sandiwara radio ceramah radio spot
obrolan atau sebagainya
d) Video
e) Slide
f) Filmstrip
Penelitian di bidang bidang pendidikan menunjukkan bahwa
penggunaan alat peraga sangat membantu efektivitas dan keberhasilan
penyuluhan. Seseorang umumnya hanya mampu mengingat 20% dari apa
yang dipelajari melalui indera pendengaran sedangkan melalui indera
penglihatan dan pendengaran dapat mencapai 50% (khomsan, 2000
dalam nainggolan 2016).
Fungsi alat peraga dalam memperagakan sesuatu untuk
memudahkan dalam menyampaikan materi. Jadi alat peraga itu
10
sebenarnya tidak dapat menyampaikan materi penyuluhan melainkan
membantu memperjelas isi materi dari uraian atau keterangan yang telah
disampaikan alat peraga dari uraian dan keterangan yang telah
disampaikan alat peraga dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:
a) Audio aids yaitu alat peraga yang didengar
b) Visual aids yaitu alat peraga yang dilihat berupa gambar foto dan
benda.
c) Audio visual aids itu alat peraga yang bisa dilihat sekaligus bisa
didengar kombinasi antara gambar dan suara.
D. Perilaku
Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan.Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia berperilaku karena mereka mempunyai aktivitas masing-
masing.Seorang ahli psikologi Skinner (1938) merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar.
Perilaku kesehatan menurut skinner merupakan suatu respon
seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman serta lingkungan dari batasan ini. Perilaku kesehatan terdapat
klasifikasi menjadi tiga kelompok yaitu (Notoatmodjo, 2012) :
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan yang merupakan usaha seseorang
untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan
usaha untuk menyembuhkan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga aspek yaitu perilaku
pencegahan penyakit, perilaku peningkatan kesehatan, dan perilaku
gizi atau perilaku makan dan minum.
2) Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan.
11
3) perilaku kesehatan lingkungan. Perilaku kesehatan lingkungan terdiri
dari klasifikasi yaitu perilaku hidup sehat, perilaku sakit dan perilaku
peranan sakit
1. Domain perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar organisme, namun dalam memberi
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari
orang yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi
beberapa orang namun respon tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang
membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu
(Notoatmodjo, 2012) :
a. Determinan internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat bawaan misalnya tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin dan sebagainya.
b. Determinan eksternal yakni lingkungan baik lingkungan fisik, sosial
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering merupakan faktor dominan yang mewarnai perilaku
seseorang. (Benyamin Bloom 1908)
Seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia ke
dalam tiga domain sesuai dengan tujuan pendidikanini yakni kognitif,
afektif, psikomotor. Dalam perkembangan teori bloom ini dimodifikasi
untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yaitu :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang(Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan (Notoatmodjo, 2012) yaitu :
12
1. Tahu (know).
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysis).
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-
penilaian itu di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingakatan
diatas (Notoatmodjo, 2012).
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata
13
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap terhadap
stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap simulus sosial (Notoatmodjo,
2012).sikap terdiri dari berbagai tigkatan (Notoatmodjo, 2012) yaitu :
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat
dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah
tentang gizi.
2. Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau
salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adlah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang
mengajak ibu yang lain (tetangganya, saudaranya dan sebagainya) untuk
pergi menimbangkan anaknya ke posyandu atau mendiskusikan tentang
gizi, adalah suatu bukti bahwa si ibu tersebut telah mempunyai telah
mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segal risiko merupakan sikap yang pailing tinggi. Misalnya
seorang ibu mau menjadi akseptor kb, meskipun mendapat tantangan dari
mertua atau orangtuanya sendiri.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dengan kriteria seperti
sangat setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju (Notoatmodjo, 2012).
14
c. Praktik
Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah
fasilitas praktik. Hal ini mempunyai beberapa tingkatan (Notoatmodjo,
2012):
1. Respon terpimpin. Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan
yang benar dan sesuai dengan contoh merupakan indikator praktik
tingkat pertama.
2. Mekanisme apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis atau suatu itu sudah melakukan kebiasaan.
Maka ia sudah mencapai praktik tingkat ke-2
3. Adopsi. Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan kegiatan yang telah dilakukan beberapa
jam, hari, atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara
langsung yaitu dengan observasi tindakan atau kegiatan responden
pengukuran praktik dapat juga diukur melalui hasil perilaku tersebut.
E. Booklet Gizi Seimbang
1. Pengertian Booklet Gizi Seimbang
Booklet merupakan suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun
gambarBooklet biasanya disimpan orang lebih lama dibandingkan brosur
dan yang lainnya. Bahkan kadang – kadang booklet dapat disimpan agar
nanti di kemudian hari bisa membaca ulang apabila membutuhkan
informasi dari booklet tersebut(Notoatmodjo, 2003).
15
2. Gizi Seimbang Anak Usia Sekolah Dasar
a) Pedoman Gizi Seimbang
Gambar 1. Tumpeng Gizi Seimbang Sumber :Pedoman Gizi Seimbang, 2014
Menurut (Kementerian Kesehatan, 2014) pedomangizi seimbang
yang telah di implementasikan di Indonesia sejak 1955 merupakan salah
satu realisasi dari rekomendasi komperensi pangan sedunia di Roma
tahun 1992. Pedoman tersebut menggantikan slogan “4 sehat 5
sempurna” yang telah di perkenalkan sejak tahun 1952 yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang di hadapi. Dengan
mengimplementasikan pedoman tersebut di yakini bahwa masalah gizi
beban ganda dapat teratasi.Prinsip gizi seimbang terdiri dari 4 pilar yang
pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk menyeimbangkan
antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan memonitor
berat badan secara teratur.
Giziseimbang pada anak usia 6-9 tahun ini merupakan anak yang
telah memasuki masa sekolah dan banyak bermain di luar sehingga
pengaruh dari teman, tawaran makanan jajanan, aktifitas yang tinggi dan
keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi sebagai
anak usia 6-9 tahun sudah mulai.
Pada kelompok anak usia 10-19 tahun merupakan suatu kelompok
usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda sampai dewasa.
Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok
16
ini adalah petumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan,
menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik“body image”pada
remaja putri .
1) Membiasakan Sarapan
Sarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan
antarabangun pagi sampai jam 9 untuk memenuhi sebagian kebutuhan
gizi harian (15-30% kebutuhan gizi) dalam rangka mewujudkan hidup
sehat, aktif, dan produktif. Masyarakat Indonesia masih banyak yang
belum membiasakan sarapan. Padahal dengan tidak sarapan akan
berdampak buruk terhadap proses belajar di sekolah bagi anak sekolah,
menurunkan aktifitas fisik, menyebabkan kegemukan pada remaja, orang
dewasa, dan meningkatkan risiko jajan yang tidak sehat. Sebaliknya,
sarapan membekali tubuh dengan zat gizi yang diperlukan untuk berpikir,
bekerja, dan melakukan aktivitas fisik secara optimal setelah bangun
pagi.Bagi anak sekolah, sarapan yang cukup terbukti dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan stamina.Bagi remaja dan orang dewasa sarapan
yang cukup terbukti dapat mencegah kegemukan.
Membiasakan sarapan berarti membiasakan disiplin bangun pagi dan
beraktifitas pagi dan tercegah dari makan berlebihan dikala makan
kudapan atau makan siang. Karena itu sarapan merupakan salah satu
perilaku penting dalam mewujudkan gizi seimbang.Pekan Sarapan
nasional (PESAN) yang diperingati setiap tanggal 14-20 Februari
diharapkan dapat dijadikan sebagai momentum berkala setiap tahun untuk
selalu mengingatkan dan mendorong masyarakat agar melakukan
sarapan yang sehat sebagai bagian dari upaya mewujudkan Gizi
Seimbang.
Makan Teratur 3 kali sehari (pagi, siang dan malam)
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari di anjurkan agar
anak makan secara teratur dalam 3 kali sehari di mulai dengan sarapan
pagi, makan siang dan makan malam.Untuk menghindarkan atau
mengurangi anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak
bergizi. Sarapan setiap hari penting terutama bagi anak-anak oleh karena
mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak yang sangat
17
tergantung pada asupan makanan secara teratur. Dalam satu hari
kebutuhan tubuh untuk energi, protein, vitamin, mineral dan juga serat di
sediakan dari makanan yang di konsumsi.Dalam system pencernaan
tubuh makanan yang di butuhkan tidak bias sekaligus di sediakan tetapi di
bagi dalam tiga tahap yaitu tahap sarapan pagi, tahap makan siang dan
tahap makanan malam. Hasil penelitian menunjukan bahwa sekitar 40%
anak sekolah tidak makan pagi akibatnya jumlah energi yang di perlukan
untuk belajar menjadi berkurang dan hasil belajar kurang bagus. Pada
tubuh seorang anak yang normal, setelah tidur 8-10 jam dan tidak
melakukan kegiatan makan dan minum (puasa) kadar gula darah berada
pada kisaran yang normal yaitu 80 g/dl. Apabila tidak melakukan kegiatan
makan terutama makanan yang mengandung karbohidrat kadar gula
darah akan menurun karena gula dipakai sebagai sumber energi. Oleh
karena itu makan pagi sangat penting untuk menambah gula darah
sebagai sumber energi.
Biasakan membawa bekal makanan dan air putih dari rumah
Apabila jam sekolah sampai sore atau setelah sekolah ada kegiatan
yang berlangsung sampai sore, maka makan siang tidak dapat dilakukan
dirumah. Makan siang disekolah harus memenuhi syarat dari segi jumlah
dan keragaman makanan.Oleh karena itu bekal untuk makan siang sanga
diperlukan.Dengan membawa bekal dari rumah, anak tidak perlu makan
jajanan yang kadang kualitasnya tidak bisa dijamin.Disamping itu perlu
membawa air putih karena minum air putih dalam jumlah yang cukup
sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan.Bekal yang dibawa anak
sekolah tidak hanya penting untuk pemenuhan zat gizi tetapi juga
diperlukan sebagai alat pendidikan gizi terutama bagi orang tua anak-anak
tersebut. Guru secara berkala melakukan penilaian terhadap unsur gizi
seimbang yang disiapkan orangtua untuk bekal anak sekolah dan
ditindaklanjuti dengan komunikasi terhadap orangtua.
2) Pentingnya Makan Sayur Dan Buah
Masyarakat Indonesia bukanlah menjadi hal baru.Saat, ini Indoesia
sedang menghadapi beban ganda masalah gizi dalam konsumsi buah dan
sayur.Secara nasional konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia
18
masih berada di bawah konsumsi yang di anjurkan. Menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar 2013 telah menunjukkan bahwa penduduk berumur >10
tahun yang kurang mengonsumsi buah dan sayur terendah di Sumatera
Utara perilaku konsumsi kurang sayur dan atau buah 93,5% (Riskesdas
2013). Padahal sayur dan buah di Indonesia banyak sekali macam dan
jumlahnya.Sayuran hijau maupun berwarna selain sebagai sumber
vitamin, mineral juga sebagai sumber serat dan senyawa bioakif yang
tergolong sebagai antioksidan. Sedangkan buah selain dari sumber
vitamin, mineral, sert ini juga mengandung antioksidan terutama pada
buah yang berwarna merah, hitam, ungu.
Konsumsi sayuran lebih banyak dari pada buah karena buah juga
mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa buah sangat
manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Dalam konsumsi buah yang
terlalu manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena buah yang
terlalu manis mengandung fruktosa dan juga glukosa yang tinggi. Asupan
fruktosa dan glukosa yang amat tinggi dapat berisiko meningkatkan kadar
gula darah.
3) Jajanan Aman Dan Bergizi
Makanan jajanan sekolah yang perlu menjadi perhatian
masyarakat, khususnya orang tua, pendidikan, dan pengelola sekolah.
Makanan dan jajanan sekolah sangat beresiko terhadap cemaran biologis
atau kimiawi yang banyak menganggu kesehatan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang (Februhartanty dkk, 2004 ). Survei oleh BPOM
tahun 2004 di sekolah dasar (seluruh Indonesia) dan sekitar 550 jenis
makanan yang diambil untuk sampel pengujian menunjukkan bahwa 60%
jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan.
Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamin dan 33%
mengandung boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4.500 sekolah
di Indonesia, membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya
(Suci, 2009). Selama ini masih banyak jajanan sekolah yang kurang
terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan keracunan.Dengan
banyaknya makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya di
pasaran, kantin-kantin sekolah, dan penjaja makanan di sekitar sekolah
19
merupakan agen penting yang bisa membuat siswa mengkonsumsi
makanan tidak sehat.
Sebuah survei di 220 Kabupaten dan kota di Indonesia menemukan
hanya 16% sekolah yang memenuhi syarat pengelolaan kantin sehat
(Suci, 2009). Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima
menurut FAO didefinisikan sebagai makanan atau minuman yang
dipersiapkan dan atau dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan
ditempat keramaian umum lain yang langsung dimakan tanpa pengolahan
atau persiapan lebih lanjut. Makanan jajanan anak sekolah yang
diproduksi secara tradisional dalam bentuk industri rumah tangga
memang diragukan keamanannya.Meskipun jajanan yang diproduksi
industri makanantersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin
keamanannya.Oleh karena itu, kemanan pangan jajanan merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan
perhatian serius, konsisten dan disikapi bersama (Februhartanty dkk,
2004).
Perilaku konsumsi makan seperti halnya perilaku pada diri
seseorang, satu keluarga atau masyarakat dipengaruhi oleh wawasan dan
cara pandang dan faktor lain yang berkaitan dengan tindakan yang tepat.
Di sisi lain, perilaku konsumsi makan dipengaruhi pula oleh wawasan atau
cara pandang seseorang terhadap masalah gizi. Perilaku makan pada
dasarnya merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan (Khomsan,
2003).Kebiasaan makan adalah cara-cara individu atau kelompok
masyarakat dalam memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan
yang tersedia, yang didasari pada latar belakang sosial budaya tempat
mereka hidup. Anak usia sekolah mempunyai kebiasaan makan makanan
jajanan. Kebiasaan jajan cenderung menjadi bagian budaya dalam suatu
keluarga. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan
gizi akan mengancam kesehatan anak. Nafsu makan anak berkurang dan
jika berlangsung lama akan berpengaruh pada status gizi .
Penyebab yang mempengaruhi pemilihan makanan jajanan meliputi
faktor interndan faktor ekstern faktor internmencakup pengetahuan
khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi
20
dari luar.Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan
yangmerupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih
makanan jajanan yang sehat.Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh
terhadap pemilihan makanan jajanan (Notoatmodjo, 2003).
Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar.
Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-
anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai banyak
berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan
dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat
mempengaruhi kebiasaan makan mereka.Kegembiraan di sekolah
menyebabkan anak-anak sering menyimpang dari kebiasaan waktu
makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2003).
Kebersihan makanan dan sangatlah penting karena ini berkaitan
dengan kondisi tubuh seseorang.Apabila suatu makanan dan minuman
yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya maka dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit mulai dari penyakit yang ringan tidak
membahayakan sampai penyakit berat, membahayakan jiwa.Oleh sebab
itu, kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting untuk dijaga,
terutama makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak, di
karenakan mereka memiliki imunitas yang lebih rentan terjadi penyakit.
Namun, hal ini kebanyakan dari anak usia sekolah mempunyai kebiasaan
untuk jajan sehabis waktu sekolah telah selesai.Sering kali jajanan
tersebut di beli pinggir jalan atau di pinggir saluran pembuangan air dan
ditempatkan pada area yang terbuka sehingga, memudahkan terjadinya
kontak antara pangan yang dijajakan dengan mikroba. Padahal mikroba
merupakan salah satu penyakit diare yang dapat membahayakan jiwa.
Anak usia sekolah terserang penyakit tersebut, karena jajanan yang
mereka konsumsi mudah tercemar oleh mikroba tersebut (Puspitasari,
2013). Beberapa sumber pangan tidak aman salah satunya yaitu :
a. Mikroba penyebab penyakit (patogen).
b. Bahan kimia yang berbahaya, seperti logam berat dan pestasida
(merkuri, arsenik dan timbal).
c. Cemaran fisik, seperti halnya rambut, paku, karet, stapler dan lainnya.
21
d. Penggunaan bahan yang dilarang, seperti boraks dan formalin serta
pewarna tekstil.
e. Penggunaan bahan pemanis dan pengawet yang melebihi batas.
Penyebab pangan tidak aman yaitu:
a. Perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip keamanan pangan.
b. Bahan yang tidak aman serta alat yang tidak bersih.
c. Lingkungan yang tidak bersih.
Ciri dan tanda pangan yang tidak aman untuk dikonsumsi anak
dapat diketahui seorang guru dan menyampaikannya kepada peserta
didik agardapat tercegahnya keracunan pangan.
a. Bahan kimia yang selalu salah digunakan untuk pengawet dan
pengenyal makanan seperti halnya formalin dan boraks. Sering
dilakukan terhadap makanan mie basah dan bakso. Tanda mie basah
yang mengandung formalin dan boraks mie tersebut terlihat tampak
lebih mengkilat, tidak lengket dan tidak mudah basi. Begitu juga
dengan bakso yang mengandung boraks terlihat lebih putih dan sangat
kenyal.
b. Bahan pewarna tekstil yang selalu salah digunakan untuk makanan
yaitu rhodamin b dan methanyl yellow. Tanda pangan yang
mengandung pewarna tidak aman berwarna mencolok dan terasa
sedikit pahit ketika di makan dan gatal ditenggorokan setelah
mencicipinya.
c. Dampak buruk dari mengonsumsi pangan yang tidak aman bukan
hanya menjadikan anak sakit, tetapi akan merepotkan guru, orangtua
dari pihak anak, serta kerugian bagi produsen dan lainnya
Untuk tindakkan pencegahan ketidak amanan pangan menghindari
dari keracunan pangan.Dapat dilakukan melalui setiap awal dari
pengolahannya, penyajian dan konsumsi pangan.Bebarapa tindakkan
pencegahan pada saat pengolahan dan penyajiannya yaitu:
a. Kebersihan dan kesehatan terhadap penjamah.
b. Pemilihan bahan yang aman.
c. Penyimpanan bahan yang baik.
d. Cara pengolahan yang baik.
22
e. Peralatan yang bersih.
f. Air dan lingkungan yang bersih.
g. Pengemasan dan penyajian yang aman.
4).Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Menurut dari (BPOM, 2017) perilaku hidup bersih dan sehat
(Phbs) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan
kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan sehat Perilaku hidup sehat dan bersih di
sekolah adalah kebiasaan positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru,
penjaga sekolah, petugas kantin, orangtua, dan lain-lain yang dengan
kesadarannya berusaha untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah
secara mandiri. Pencegahan ketidak amanan pangan dapat dilakukan
ketika memilih pangan yang akan dikonsumsi dan mengonsumsi pangan.
Menjaga kebersihan diri dan memilih pangan yang aman merupakan
tindakan pencegahan ketidak amanan pangan yang dapat dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan adalah:
a) Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir memakai sabun
b) Selalu memotong kuku secara teratur
c) Menjaga kebersihan gigi dan mulut
d) Menjaga kebersihan diri
e) Membuang sampah pada tempatnya
f) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
g) Membuang sampah pada tempatnya
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan saat memilih pangan yang
aman adalah
a) Memilih pangan dalam keadaan tertutup dan kondisi baik
b) Mengamati warna makanan dan label makanan
c) Memperhatikan kualitas makanan
Selain menerapkan perilaku jajanan sehat, perilaku hidup bersih
dan sehat pun juga harus di terapkan agar dapat mewujudkan siswa
sekolah yang sehat dan cerdas. Manfaat Phbs diantaranya adalah:
a) Meningkatkan kesehatan dan tidak mudah sakit
23
b) Meningkatkan semangat belajar
c) Meningkatkan produktivitas belajar
d) Menurunkan angka absensi karena sakit
Sedangkan dari dampak apabila anak tidak prilaku hidup bersih dan
sehat (phbs)akan berdampak dengan.
F. Kerangka teori
Menurut Bloom dalam Notoadmojo (2007) perilaku merupakan
faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Oleh sebab itu intervensi
atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku sangat
strategis.Perubahan perilaku masyarakat dapat dilakukan melalui promosi
kesehatan yang salah satunya dengan metode edukasi atau komunikasi
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan
masyarakat, tampaknya pendekatan edukasi (Pendidikan kesehatan) lebih
tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi.Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau
upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku tersebut kondusif
untuk kesehatan.
Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, maka sebelum dilakukan
intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah
perilaku tersebut.Konsep umum yang digunakan untuk mendiagnosis
perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980).
Faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,
tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya.
Faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasaran atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat
pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan
yang bergizi, dan sebagainya.Termasuk juga fasilitas pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes,
pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya.Untuk
24
berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana
pendukung.
Faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan.Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang
bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas
saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, dan para petugas terutama petugas
kesehatan.
25
Gambar 1.
Hubungan Status Kesehatan, Prilaku dan Promosi Kesehatan Sumber : Notoadmojo, 2012.
Keturunan
Faktor Pemungkin
(Enabling Factor)
Ketersediaan sumber-
sumber/fasilitas
Faktor Penguat
(Reinforcing Factor)
Sikap dan perilaku
petugas kesehatan,
peraturan, UUD, dll
Lingkungan Pelayanan Kesehatan Status Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Faktor Predisposisi
(Predisposition
Factor)
Pengetahuan, sikap,
kepercayaa, tradisis,
dll
Promosi Kesehatan : Komunikasi
(Penyuluhan), Edukasi
26
G. Kerangka konsep
Gambar 1.2 Kerangka Konsep
Literasi Gizi
Perilaku Gizi :
Pengetahuan, sikap, dan
tindakan tentang gizi
Perilaku Gizi :
Pengetahuan, sikap, dan
tindakan tentang gizi
27
H. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi operasional Skala
1. Literasi Gizi kegiatan membaca bahan bacaan gizi selama 15
menit yang dilakukan sebelum jam pelajaran
pertama dimulai.
2. Perilaku gizi Respon dalam bentuk kegiatan atau aktivitas
sampel terhadap intervensi yang terdiri dari tiga
komponen yaitu pengetahuan, sikap dan praktik.
Rasio
Pengetahuan Hasil dari tahu tentang pangan aman dan bergizi
seimbang,melalui penglihatan dan pendengaran
para siswa. Pengetahuan diperoleh dengan
mengisi kuesioner (15 pertanyaan) sebelum dan
setelah kegiatan literasi gizi(Lampiran 8).
Sikap Respon yang melibatkan pikiran, perasaan, dan
perhatian siswa SD tetang pangan aman dan
bergizi seimbang. Sikap diperoleh dengan
mengisi kuesioner (10 pertanyaan) sebelum dan
setelah kegiatan literasi gizi (Lampiran 8).
Rasio
Praktik Tindakan yang melibat sikap dan pengetahuan
yang terwujud dalam aksi nyata tetang pangan
aman dan bergizi seimbang sebelum dan setelah
literasi gizi. Praktik diperoleh dengan mengisi
kuesioner (17 pertanyaan) (Lampiran 8).
Rasio
I. Hipotesis
Ha1 : Ada pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap pengetahuan gizi
siswa SD Swasta Amanah Lubuk Pakam.
Ha2 : Ada pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap sikap gizi siswa SD
Swasta Amanah Lubuk Pakam.
Ha3 : Ada pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap tindakan gizi siswa
SD Swasta Amanah Lubuk Pakam.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Swasta Amanah Lubuk
Pakam.Pengumpulan data dilakukan pada tanggl 08 sampai 16 Agustus
2018.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi
Eksperiment) denganrancangan One Grup pre-post test (Notoatmodjo,
2012).
Keterangan :
01 :Pre test, pengukuran perilakugizi sebelum perlakuan X : Perlakuan, yaitu kegiatan Literasi Gizi 02 : Post test, pengukuran perilaku gizi setelah perlakuan
C. Populasi dan Sampel Penelitan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Swasta Amanah
Lubuk Pakam kelas 4,5 dan 6. Sampel ditentukan secara purposive
sampling. Total sampel yang digunakan adalah 67 orang siswa.
.
D. Tahapan Penelitian
Sebelum pelaksanaan intervensi, terlebih dahulu dilakukan
penjajakan lokasi ke SD Swasta Amanah Lubuk Pakam Kemudian
peneliti melakukan pengembangan bahan bacaan untuk literasi gizi
bentuk booklet . Materi pada booklet terdiri dari:
1. Gizi Seimbang
2. Pentingnya makan sayur dan buah
Pre Test Perlakuan Post Test
01 ( X) 02
29
3. Jajanan aman dan bergizi
4. Perilaku hidup bersih dan sehat
Selanjutnya dilakukan pengembangan kuesioner tentang perilaku
gizi (pengetahuan, sikap, dan praktik) siswa sekolah dasar terkait materi
literasi gizi. Kuesioner disusun berdasarkan materi booklet yang diberikan
kepada siswa sekolah dasar. Kuesioner yang diberikanmeliputi kuesioner
tentang pengetahuan(15pertanyaan pilhan berganda), kuesioner tentang
sikap (10 pertanyaan), dan kuesioner tentang tindakan(17 pertanyaan).
Selanjutnya pengembangan kuesioner dan penyusunan satuan
acara literasi gizi sebagai pedoman peneliti untuk melaksanakan kegiatan
literasi gizi (lampiran 2).Tahapan penelitian yang dilakukan disajikan pada
gambar 2.
30
Pertemuan 1 tanggal 08-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 2 tanggal 09-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 3 tanggal 10-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 4 tanggal 11-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 5 tanggal 13-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 6 tanggal 14-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 7 tanggal 15-08-18, berdurasi ± 15 menit
Pertemuan 8 tanggal 16-08-18, berdurasi ± 15 menit
Gambar 2. Tahapan Penelitian
Penjajakan lokasi Pengumpulan data skunder Pengisian informed consent
Simulasi literasi gizi (Dilakukan pada yang bukan
sampel penelitian)
Pre test
Literasi gizi ke-1 “Gizi Seimbang”
Literasi gizi ke-2 “Gizi Seimbang”
Literasi gizi ke-5 “Jajanan bergizi aman dan sehat”
Literasi gizi ke-4 “Pentingnya makan sayur dan
buah”
Literasi gizi ke-3 “Pentingnya makan sayur dan
buah”
Literasi gizi ke-7 “Perilaku hidup bersih dan sehat”
Literasi gizi ke-6 “Jajanan bergizi aman dan sehat”
Literasi gizi ke-8 “Perilaku hidup bersih dan sehat”
Post test
Pembuatan media
Pengembangan Kuesioner
31
E. Intervensi Literasi Gizi
Intervensi yang diberikan kepada siswa berupa kegiatan literasi
gizi. Literasi gizi dilakukan 8 kali per kelas sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai dan berlangsung setiap hari selama 8 hari. Kegiatan
tersebut dilakukan selama 15 menit untuk setiap pertemuan yang terdiri
dari kegiatan membaca sendiri media booklet selama 8 menit dan selama
7 menit mendengarkan penjelasan booklet.
Literasi gizi dilakukan pada tanggal 08 s/d 16 agustus 2018.
Kegiatan intervensi pertama dilakukan pada tanggal 08 Agustus 2018.
Intervensi kedua dilakukan pada tanggal 09 Agustus 2018. Literasi kedua
dibantu oleh enumerator terlatih sebanyak 3 orang. Intervensi ketiga
sampai intervensi ke delapan dilakukan pada tanggal 10 – 16 Agustus
2018 kecuali hari Minggu.
Tabel 1. Frekuensi pelaksanaan Literasi Gizi
Materi Pertemuan ke- Ket
Gizi Seimbang
1 2 3 4 5 6 7 8
Pentingnya Makan
Sayur dan Buah
Jajanan Sehat
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
32
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Sebelum pengumpulan data, sampel diminta kesediaannya untuk
ikut dalam penelitian dengan mengisi lembar persetujuan (Informed
Consent).
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer merupakan data yang di kumpulkan secara langsung
oleh peneliti yaitu data dentitas sampel dan data perilaku gizi.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan informasi
yang telah dikumpulkan dari pihak sekolah meliputi gambaran
umum lokasi penelitian dan data identitas siswa.
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi berdasarakan
jenis data yaitu :
a. Data prilaku gizi :
1. Data pengetahuan diperoleh sebelum dan setelah kegiatan literasi
gizi dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15
pertanyaan dan 4 pilihan jawaban pertanyaan.
2. Data sikap diperoleh sebelum dan setelah kegiatan literasi gizi
dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan
dan 3 pilihan jawaban pertanyaan.
3. Data tindakan diperoleh sebelum dan setelah kegiatan literasi gizi
dengan menggunakan kuesioner yang teridiri dari 17 pertanyaan
dan 3 pilihan jawaban pertanyaan.
Masing-masing kuesioner dilakukan dengan metode yang
berbeda.Untuk kuesioner sikap dan tindakan dilakukan dengan metode
wawancara dan dibantu oleh enumerator.Sedangkan untuk kuesioner
pengetahuan diisi sendiri oleh siswa. Pengisian kuesioner pre post test
dibantu oleh 5 orang enumerator yang sudah dilatih sebelumnya. Pre test
diisi saat pertemuan pertama, sedangkan untuk post test diisi saat
pertemuan ke delapan.
b. Data Gambaran sekolah dan identitas siswa diperoleh dari pihak
sekolah.
33
G. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Data identitas sampel dan identitas responden yang dikumpulkan diolah
secara manual menggunakan komputer dengan tahapan sebagai
berikut :
1) Memeriksa kelengkapan data
2) Memberikan kode sesuai dengan karakteristik data identitas
3) Mengenteri data ke dalam program komputer
4) Data seperti nama sampel,jenis kelamin,umur,kelas.
b. Data pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
yang berisi 15 pertanyaan. Setiap pertanyaan diberikan skor 1 untuk
satu jawaban benar dan 0 skor untuk jawaban yang salah.Pada data
pengetahuan skor minimum 0 dan skor maximum 15. Selanjutnya,
dihitung perubahan skor pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan
nya kegiatan literasi gizi.
c. Data sikap dikumpulkan dengan menggunakan 10 pertanyaan, yang
terbagi menjadi 8 pertanyaan positif (favorable), yaitu pertanyaan
nomor 1,3,4,5,6,7,8, dan 9.Sedangkan pertanyaan negatif
(Unfavorable), yakni nomor 2dan 10. Pada pertanyaan positif diberikan
skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban ragu-ragu dan skor
1 untuk jawaban tidak setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif
diberikan skor 3 untuk jawaban tidak setuju, skor 2 untuk jawaban ragu-
ragu dan skor 1 untuk jawaban setuju. Pada data sikap skor minimum
10 dan skor maximum 30. Selanjutnya, dihitung rata-rata perubahan
sikap sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan literasi.
d. Data tindakan dikumpulkan dengan menggunakan 17 pertanyaan yang
terdiri dari 3 pilihan jawaban. Jawaban “sering” diberi skor 2, jawaban
“jarang” diberiskor 1 dan untuk jawaban “tidak pernah” diberi skor 0.
Pada data tindakan skor minimum 0 dan skor maximum 34.
Selanjutnya, maka dihitung rata-rata peningkatan tindakan sebelum dan
sesudah dilaksanakan kegiatan literasi
34
2. Analisis Data
a. Analisis univariat, untuk melihat gambaran karakteristik setiap variabel.
Variabel perilaku gizi dinyatakan dengan rata-rata ± standar deviasi.
b. Analisis bivariat, dilakukan dengan uji T-dependen jika distribusi data
normal. Namun jika distribusi data tidak normal maka uji yang
digunakan adalah uji peringkat. Analisis bivariat dilakukan untuk
menguji hipotesis. Bila nilai p< 0,05 maka Ha diterima, artinya adanya
perbedaan rata-rata skor pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum
dan sesudah kegiatan literasi gizi. Dengan kata lain, adanya pengaruh
kegiatan literasi gizi terhadap perilaku gizi Siswa Sekolah Dasar Swasta
Amanah di Kecamatan Lubuk Pakam.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah SD Swastas Amanah Lubuk Pakam merupakan salah satu
sekolah yang terletak di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara dengan luas Area 907 m2. Alamat
lengkap SD Swasta Amanah Lubuk Pakam di Jalan T.Raja Muda
Kecamatan Lubuk Pakam. SD Amanah Lubuk Pakam berdiri pada tahun
2007. SD Swasta Amanah Lubuk Pakam memiliki 8 ruang belajar, 1
kantor guru, 1 musholah, dan 1 kantin. Jumlah tahun ajaran 2018/2019
tercatat 142 siswa dan tenaga pengajar 9 orang guru dan 1 tata usaha.
2. Karakteristik Sampel
a. Usia
Pada penelitian ini, siswa SD Swasta Amanah Lubuk Pakam yang
menjadi sampel merupakan siswa kelas 4,5 dan 6 yang berusia 7-14
tahun. Distribusi frekuensi sampel berdasarkan umur disajikan pada
tabel 2.
Tabel.2 Distribusi Frekuensi Usia Sampel
Usia N %
7 tahun 2 3.0 8 tahun 8 11.9 9 tahun 6 9.0 10 tahun 21 31.3 11tahun 20 29.9 12 tahun 6 9.0 13 tahun 3 4.5 14 tahun 1 1.5
Total 67 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa sampel dengan usia 10 tahun paling
banyak yaitu 21 orang (31.3%), kemudian sampel dengan usia 11 tahun
sebanyak 20 orang (29.9%), sampel dengan usia 8 tahun sebanyak 8
orang (11.9%), sampel dengan usia 9 tahun sebanyak 6 orang (9%),
36
sampel dengan usia 12 tahun sebanyak 6 orang (9%), sampel dengan
usia 13 tahun sebanyak 3 orang (4.5%) , sampel dengan usia 7 tahun
sebanyak 2 orang (3%) dan sampel dengan usia 14 tahun sebanyak 1
orang (1.5%).
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaan antar laki-laki dan
perempuan. Distribus frekuensi sampel menurut jenis kelamin disajikan
dalam tabel 3.
Tabel 3.Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 36 52.8 Perempuan 31 46.2
Total 67 100
Tabel 3 menunjukkan distribusi frekuensi jenis kelamin laki-laki
lebih dominan sebanyak 36 orang (52.8%) dari pada perempuan
sebanyak 31 orang (47.2%).
3. Perilaku Gizi Seimbang
a. Pengetahuan
Nilai pengetahuan sampel tentang gizi seimbang sebelum kegiatan
literasi gizi dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 4.Nilai pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan literasi gizi
No Waktu
Pengukuran n Minimun Maximum Std.Deviasi
1 Sebelum literasi
gizi 67 3 14 3.830
2 Sesudah literasi
gizi 67 6 15 1.869
Dari tabel 4 dapat dilihat skor minimum pengetahuan sampel
sebelum kegiatan literasi yaitu 3 dan skor maximum 14. Sedang sesudah
kegiatan literasi skor minimum 6 dan skor maksimum 15.
37
b. Sikap
Sikap merupakan respon yang melibatkan pikiran, perasaan dan
perhatian siswa. Nilai sikap sampel tentang gizi seimbang dapat dilihat
dari tabel dibawah ini:
Tabel 5. Nilai sikap sebelum dan sesudah kegiatan literasi gizi
No Waktu
pengukuran n Minimun Maximum Std.Deviasi
1 Sebelum literasi
gizi 67 16 30 3.156
2 Sesudah literasi
gizi 67 17 30 2.854
Dari tabel 5 dapat dilihat skor minimum pengetahuan sampel
sebelum kegiatan literasi yaitu 16 dan skor maximum 30. Sedangkan
sesudah kegiatan literasi skor minimum 17 dan skor minimum 30.
c. Tindakan
Suatu cara yang melibatkan sikap dan pengetahuan yang terwujud
dalam aksi nyata. Nilai tindakan sampel tentang gizi seimbang dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 6. Nilai tindakan sebelum dan sesudah kegiatan literasi gizi
No Waktu
Pengukuran N Minimun Maximum Std.Deviasi
1 Sebelum literasi
gizi 67 9 32 4.727
2 Sesudah literasi
gizi 67 12 36 4.878
Dari tabel 6 dapat dilihat skor minimum pengetahuan sampel
sebelum kegiatan literasi yaitu 9 dan skor maximum 32. Sedangkan
sesudah kegiatan literasi skor minimum 12 dan skor maximum 36.
38
d. Analisis perbedaan sebelum dan sesudah kegiatan literasi
terhadap pengetahuan siswa SD Swasta Amanah
Kegitan literasi gizi telah dilakukan dan didapatkan hasil antara
pengetahuan siswa sebelum dan sesudah literasi gizi tidak memiliki
perbedaan. Gambaran pengetahuan siswa sebelum dan sesudah
kegiatan literasi dapat lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 7. Analisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
kegiatan literasi gizi
No Waktu Pengukuran n Rerata (Mean)
P Value
1 Sebelum literasi gizi 67 10.60 0.001
2 Sesudah literasi gizi 67 12.55
Dari tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan siswa dari
67 sampel sebelum kegiatan literasi adalah 10.60. Sedangkan sesudah
kegiatan literasi adalah 12.55 sehingga terlihat adanya peningkatan dari
variabel pengetahuan sebesar 1.95 dengan nilai P < 0,05. Hasil uji statistik
di peroleh adanya perbedaan rerata skor pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan literasi.
e. Analisis perbedaan sikap sebelum dan sesudah kegiatan literasi
terhadap sikap siswa SD Swasta Amanah.
Kegitan literasi gizi telah dilakukan dan didapatkan hasil antara
sikap siswa sebelum dan sesudah literasi gizi yang memiliki perbedaan.
Gambaran sikap siswa sebelum dan sesudah kegiatan literasi dapat lihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 8. Analisis perbedaan sikap sebelum dan sesudah
kegiatan literasi
No Waktu Pengukuran n Rerata (Mean)
P Value
1 Sebelum literasi gizi 67 23.16 0.001
2 Sesudah literasi gizi 67 26.64
Dari tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata sikap siswa dari 67
sampel sebelum kegiatan literasi adalah 23.16. Sedangkan sesudah
39
kegiatan literasi adalah 26.64 sehingga terlihat adanya perubahan dari
variabel pengetahuan sebesar 3.48 dengan nilai P < 0,05. Hasil uji statistik
di peroleh adanya perbedaan rata-rata skor sikap sebelum dan sesudah
kegiatan literasi.
f. Analisis perbedaan tindakan sebelum dan sesudah kegaiatan
literasi terhadap tindakan siswa SD Swasta Amanah
Kegitan literasi gizi telah dilakukan dan didapatkan hasil antara
tindakan siswa sebelum dan sesudah literasi gizi yang memiliki
perbedaan. Gambaran tindakan siswa sebelum dan sesudah kegiatan
literasi dapat lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 9. Analisis perbedaan tindakan sebelum dan
sesudahkegaiatan literasi
No Waktu Pengukuran n Rerata (Mean)
P Value
1 Sebelum literasi gizi 67 21.01 0.001 2 Sesudah literasi gizi 67 25.07
Dari tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata tindakan siswa dari 67
sampel sebelum kegiatan literasi adalah 21.01. Sedangkan sesudah
kegiatan literasi adalah 25.07 sehingga terlihat adanya perubahan dari
variabel pengetahuan sebesar 4.06 dengan nilai p <0.05. Hasil uji statistik
di peroleh adanya perbedaan rata-rata skor tindakan sebelum dan
sesudah kegiatan literasi.
B. Pembahasan
1. Pengetahuan
Pengetahuan sebagai salah satu dari tiga komponen yang
mempengaruhi perilaku manusia. Pengetahuan merupakan faktor
predisposisi untuk membentuk atau merubah perilaku seseorang.
Notoatmodjo (2012) menuliskan bahwa pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang karena dari pengalaman dan dari hasil penelitian ternyata
40
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Adanya perubahan rata-rata skor pengetahuan pada siswa
terjadi sesuai dengan predisposing factor yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya proses perubahan perilaku terkait
pengetahuan, yakni melalui komunikasi yang dalam hal ini dilakukan
komunikasi kepada siswa SD mengenai Gizi Seimbang, Pentingnya
konsumi sayur dan buah, jajanan aman bergizi dan sehat serta perilaku
hidup bersih dan sehat.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Bargaray et
al (2016) di SDN 126 Manado bahwa melalui media bacaan berupa
booklet efektif meningkat pengetahuan anak.
2. Sikap
Sikap dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap sesuatu hal,
kemungkinan adanya faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal
(Merdhika, dkk. 2014). Hasil uji statistik menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan (p = 0,000 < 0,05) antara nilai sikap pre test
dengan post testsiswa sebelum dan sesudah kegiatan literasi.
Hal ini sejalan dengan peneitian Nuryanto et al (2014) tentang
pengaruh pendidikan gizi kepada anak sekolah dasar mendapatkan
hasil yang signifikan terhadap peningkatan sikap anak sekolah dasar
mengenai gizi. Penelitian Hikmawati et al, (2016) mengenai penyuluhan
dengan media puzzle gizi juga dapat meningkatkan sikap siswa kelas V
terhadap gizi seimbang. Peningkatan sikap yang terjadi pada
responden disebabkan oleh pengetahuan yang diperoleh mampu
memunculkan pemahaman responden untuk memiliki perilaku
(pengetahuan, sikap, dan tindakan) gizi seimbang.
3. Tindakan
Tindakan merupakan hasil akhir dari berfikir, sesuatu yang
berlangsung dalam kepala manusia dan tidak dapat dilihat. Seseorang
41
yang menggunakan model pemikiran yang mereka pelajari akan
membuat tindakan mereka menjadi lebih baik (Rubenfeld, 2007).
Tindakan siswa dinilai pada saat sebelum dan sesudah kegiatan
literasi gizi dengan menggunakan kuesioner. Dilihat pada saat sebelum
kegiatan literasi, bahwa tindakan siswa masih rendah dalam
memperhatikan gizi seimbang. Dibuktikan dengan adanya siswa yang
tidak sarapan pagi sebelum kesekolah dan tidak menggosok gigi pada
malam hari. kegiatan literasi terdapat peningkatan tindakan menjadi
lebih baik dari sebelumnya. Namun, perubahan tindakan siswa dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Hal ini sejalan dengan penelitian
Nindrea (2016) yang membuktikan bahwa perubahan tindakan dapat
dipengaruhi oleh kebiasaan siswa.
4. Pengaruh Literasi gizi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap
dan tindakan)
Pada penelitian ini menunjukkan ada perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap, dan tindakan) siswa sebelum dan setelah
kegiatan literasi. Sebelum literasi skor pengetahuan siswa yang paling
rendah 8 dan tertinggi adalah29. Skor sikap siswa yang paling rendah
16 dan paling tinggi 30. Sedangkan skor tindakan paling rendah 9 dan
paling tinggi 32.Sebelum literasi gizi rata-rata skor pengetahuan 24.28
±3.907, rata-rata skor sikap 23.16±3.156, dan rata-rata skor tindakan
21.01±4.272.
Setelah kegaiatan literasi diperoleh hasil bahwa pengetahuan,
sikap dan tindakan siswa mengalami perubahan peningkatan. Hasil
sesudah literasi gizi skor pengetahuan paling rendah 20 dan paling
tinggi 30, skor sikap paling rendah 17 dan paling tinggi 30, sedangkan
skor tindakan paling rendah 12 dan paling tinggi 36. Rata-rata skor
pengetahuan setelah kegiatan literasi 27.46±1.995, rata-rata skor sikap
26.64±2.854, dan rata-rata skor tindakan 25.07±4.878.
Sejalan dengan hal tersebut, hasil analisis data menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan rata-rata pengetahuan, sikap dan tindakan
siswa sebelum dan sesudah kegiatan literasi. Nilai signifikan juga
42
diperoleh p= 0,000< 0,05 yang artinya adanya pengaruh literasi gizi
terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) siswa.Studi yang
dilakukan oleh Aihara (2011) bahwa literasi gizi dapat meningkatkan
pengetahuan dan sikap seseorang tentang gizi.Penelitian Zulaekha
(2012) juga menjelaskan bahwa metode memberikan pendidikan gizi
dengan media bacaan booklet dapat meningkatkan perilaku anak
Sekolah Dasar mengenai gizi.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Skor pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan naik dari 24.28 ± 3.907 menjadi 27.46 ± 1.995 atau
terjadi peningkatan skor sebesar 1,95.
2. Skor sikap siswa sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan naik
dari 23.16 ± 3.156 menjadi 26.64 ± 2.854 atau terjadi peningkatan
skor sebesar 3.48.
3. Skor tindakan siswa sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
naik dari 21.01 ± 4.727 menjadi 25.07±4.878 atau terjadi
peningkatan skor sebesar 4,06.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan (p < 0,05) terhadap perilaku
(pengetahun, sikap dan tindakan) siswa SD Swasta Amanah
Lubuk Pakam.
B. Saran
1. Dinas Kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan agar setiap sekolah yang melaksanakan kegiatan
Literasi Sekolah dapat menyediakan bahan bacaan yang berkaitan
dengan gizi dna kesehatan sebagai upaya dalam promosi gizi dan
kesehatan untuk mencegah masalah gizi dan kesehatan mulai dari
usia sekolah dasar.
2. Booklet yang gunakan pada penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu bahan bacaan untuk kegaiatan literasi gizi di
sekolah.
44
DAFTAR PUSTAKA
Aihara Yoko, Junko Minai. 2011. Barriest and Catalyst of Nutrion Literacy Among Elderly Japanese People.Health Promotion International. Vol 26, no.4
Arimurti, Ditta Irma, 2012. Pengaruh Pemberian Komik Pendidikan Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Gizi Siswa kelas V SDN Sukasari 4 Kota Tanggerang.Skripsi. Depok: Universitas Indonesia.
Badan POM RI. 2017. 5 Kunci Keamanan Pangan Untuk Anak Sekolah. Direktorat Survailan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Briawan Dodik. 2016. Perubahan Pengentauan, Sikap dan Praktik Jajanananak Sekolah Dasar Peserta Program Edukasi Pangan Jajajnan. Jurnal Gizi Pangan. Vol.11 No.3.http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan, diakses pada tanggal 20 November 2017.
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Bina Gizi dan KIA
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penlitian dan Pengembangan
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.Jakarta : Direktur Bina Gizi dan KIA
Mulyani Erry Yudhya, Intan Silviana Mustikawati, Putri Handayani, Nanda A Rumana. 2014. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Seimbang Anak Sekolah Dasar di SDN GU 12 Pagi. Jurnal Abdimas Vol.1 No.1.http://www.ejournal.esaunggul.co.id/index.php/ABD/article/view/1196, diakses pada tanggal 20 November 2017.
Noordia anna, 2013 . Upaya Peningkatan Prestasi Atlet Melalui Literasi Gizi .Jurnal mahasiswa teknologi pendidikan . Universitas Negri Surabaya
Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
45
Nuryanto, Adrian Pramono, Niken Puruhita, Siti Fatimah Muis . 2012. Pengaruh Pendidikan Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Gizi Anak Sekolah Dasar .Jurnal Gizi Indonesia
Peraturan Bersama Antara Menteri Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah
Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 25 Tahun 2015
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013
Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2012 , Laporan Nasional 2013 : Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Ronto Rimante, Lauren Ball, Donna Pendergast and Neil Harris.2017. Enviromental Factors of Food Literacy in Australian High Schools.Internastional Journal of Consumers Studies.
Velardo Stefania, 2015. Nuances of Health Litracy, Nutrion Literacy, adn Food Literacy. Journal Of Nutrition Education and Behavior. (Online) (http://www.jneb.org/article/SI499-4046(15)00465-0/fulltext) Vol 49 no. 9 diakses pada tanggal 14 November 2017
Wiedarti Pangesti, dkk .2016 .Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah.Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud
Wijayandti Hartanti, dkk .2016 .Modul Untuk Sekolah dan Guru Gizi Pada Anak Sekolah Dasar.Jakarta : Ajinomoto
Zulaekah Siti. 2012 . Efektifitas Pendidikan Gizi Dengan Media Booklet Terhadap Pengetahuan Gizi Anak SD .Jurnal Kesehatan Masyarakat . Fakultas Kesehatan Masyarakat . Universitas Muhamadiyah Surakarta
46
Lampiran 1. Informed Consent
PERYATAAN KESEDIAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Infomasi untuk Responden
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tentang literasi
gizi terhadap perilaku gizi sekolah dasar swasta.Manfaat penelitian ini
bagi responden adalah diperoleh informasi tentang pangan aman dan
bergizi seimbang untuk generasi anak sekolah. Sampel penelitian ini
adalah siswa kekolah dasar swasta kelas 4 dan 5. Responden akan
diberikan kegiatan bahan bacaan yang sudah di kembangkan untuk
menjadi media literasi gizi terhadap perilaku gizi anak sekolah dasar.
Penelitian akan berlangsung selama 4 minggu. Setiap pertemuan
berdurasi15 menit perhari. Sebelum dan sesudah kegiatan literasi
responden akan diberi kuesioner perilaku gizi.
Keikutsertaan responden pada penelitian ini bersifat sukarela, dan
tidak ada konsekuensi apapun bagi responden yang mengundurkan diri.
Informasi yang diberikan responden bersifat rahasia, dan hanya akan
digunakan pada penelitian ini. Di akhir kegiatan, responden akan
mendapatkan bahan kontak berupa barang dari peneliti.
Setelah mendengar/membaca penjelasan tersebut, saya yang
bertanda tangan di bawah ini menyatakan persetujuan untuk menjadi
responden penelitian ini.
Nama :
Nomor HP :
Alamat :
Tanda tangan :
47
Lampiran 2. Materi Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
Pertemuan
Minggu ke-
Topik
Materi
Sumber
Ket
1. a. Gizi
Seimbang
Gizi Seimbang
Manfaat gizi
seimbang
Kerugian bila tidak
makan dengan gizi
seimbang
Kemenkes
2014
Pedoman
Gizi
seimbang
2. b. Pentingnya
makan
sayur dan
buah
Buah dan sayur
Manfaat sayur dan
buah
Kerugian tidak
mengonsumsi
sayur dan buah
Kemenkes
2014
Pedoman
gizi
seimbang
3. c. Jajanan
aman
bergizi
dan sehat
Jajanan aman
bergizi dan sehat
Manfaat jajanan
aman bergizi
sehat
Kerugian jajanan
sembarangan
Syarat makanan
jajanan anak
Kunci makanan
yang aman jenis
bahaya pada
makanan
Jenis bahaya
pada makanan
BPOM
2017
Lima kunci
keeamana
n pangan
anak
sekolah
4. d. Perilaku
hidup
bersih
dan sehat
(PHBS)
Perilaku hidup
bersih dan sehat
Contoh perilaku
hidup bersih dan
sehat
Manfaat perilaku
hidup sehat dan
bersih
BPOM 2017 Lima kunci
keamanan
pangan
untuk anak
sekolah
48
Lampiran 3. Satuan Acara Literasi Gizi I
SATUAN ACARALITERASI GIZI
Pertemuan Ke : I
Materi : Gizi Seimbang
Waktu : 15 menit
Sasaran : Anak Sekolah Dasar kelas 4 dan 5
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta memahami tentang pentingnya
makanan gizi seimbang kepada anak sekolah dasar
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan peserta dapat
1. Menyebutkan tentang gizi seimbang
2. Menyebutkan manfaat gizi seimbang
3. Menyebutkan kerugianbila tidak makan dengan gizi seimbang
Metode : membaca dan mendengarkan ceramah
Media : Booklet
Kegiatan Penyuluhan :3 menit membaca materi yang diberikan
: 2 menit mendengarkan penjelasan dan diskusi
tentang materi
: 10 menit melakukan Post test
49
Pengembangan materi literasi gizi ke -1
Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat
badan normal untuk mencegah masalah gizi.Makanan seimbang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi selama sehari
dianjurkan agar makan secara teratur 3 kali sehari dimulai dengan
sarapan atau makan pagi, makan siang dan makan malam.Sarapan setiap
hari penting terutama bagi anak-anak.Karena anak tersebut sedang
tumbuh dan mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada
asupan makanan secara teratur.Dalam satu hari kebutuhan tubuh untuk
energi, protein, vitamin, mineral dan juga serat disediakan dari makanan
yang dikonsumsi. Dalam sistem pencernaan tubuh, makanan yang
dibutuhkan tidak bisa sekaligus disediakan tetapi dibagi dalam 3 tahap
yaitu tahap
1. Tahap makan pagi
2. Tahap makan siang
3. Tahap makan malam
Pada proses belajar otak merupakan organ yang sangat penting
untuk menerima informasi, mengolah informasi, menyimpan informasi dan
mengeluarkan informasi. Dalam melakukan makan pagi sebaiknya
dipenuhi kebutuhan zat gizi bukan hanya karbohidrat saja tetapi juga
protein, vitamin dan mineral. Dengan membiasakan diri melakukan makan
pagi, dapat dihindari makan yang tidak terkontrol yang akan meningkatkan
berat badan. Makan pagi dengan cukup serat akan membantu
menurunkan kandungan kolesterol darah sehingga dapat terhindar dari
penyakit jantung akibat timbunan lemak yang teroksidasi dalam pembuluh
darah.
Makan pagi pada anak sekolah sebaiknya dilakukan pada jam
06.00 atau sebelum jam 07.00. Menu yang disediakan sangat bervariasi
50
selain sumber karbohidrat yang berupa nasi, mie, roti, umbi juga sumber
protein seperti telur, tempe, olahan daging atau ikan, sayuran dan buah.
Susu dan hasil olahannya (yoghurt, keju, dll) merupakan minuman atau
makanan dengan kandungan zat gizi yang cukup lengkap yang setara
dengan telur. Konsumsi ikan, telur dan susu sangat membantu
pertumbuhan dan perkembangan. Persiapan makanan untuk makan pagi
yang waktunya sangat singkat perlu dipikirkan dan dipertimbangkan menu
yang cocok, dan cukup efektif dipergunakan sebagai menu makan pagi
dan telah memenuhi kebutuhan zat gizi.
Pola konsumsi makanan pokok yang beragam adalah
mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok dalam sehari atau
sekali makan. Salah satu cara mengangkat citra pangan karbohidrat lokal
adalah dengan mencampur makanan karbohidrat lokal dengan terigu,
seperti pengembangan produk yang beragam misalnya, roti atau mie
campuran tepung singkong dengan tepung terigu, pembuatan roti gulung
pisang, singkong goreng keju dan lain-lainLauk pauk terdiri dari pangan
sumber protein hewani dan pangan sumber protein nabati.
Masalah apabila tidak melakukan kegiatan makan teratur terutama
makanan yang mengandung karbohidrat kadar gula darah akan menurun
karena gula dipakai sebagai sumber energi. Oleh karena itu makan pagi
sangat penting untuk menambah gula darah sebagai sumber energi dapat
dipakai sebagai sumber energi otak.Otak mendapat energi terutama dari
glukosa. Dampak dari tidak makanan seimbang adalah:
Prestasi belajar menurun
Kurang konsen terasi
Rentan diserang penyakit
Anemia gizi besi
51
Lampiran 4. Satuan Acara Literasi Gizi II
SATUAN ACARA LITERASI GIZI
Pertemuan Ke : II
Judul Penyuluhan : Pentingnya Makan Sayur dan Buah
Waktu : 15 menit
Sasaran : Anak Sekolah Dasar kelas 4 dan 5
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta memahami tentang pentingnya
sayur dan buah kepada Anak Sekolah Dasar
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan peserta dapat
1. Menyebutkan Sayur dan buah
2. Menyebutkan manfaat Sayur dan buah
3. Menyebutkan kerugian tidak mengkonsumsi sayur dan buah
4. Menyebutkan jenis- jenis sayur dan buah untuk kecerdasan otak
Metode : Membaca dan mendengarkan ceramah
Media : Booklet
Kegiatan Penyuluhan : 3 menit membaca materi yang berikan
: 3 menit mendengarkan penjelasan dan diskusi
tentang materi
: 9 menit melakukan Post test
52
Pengembangan materi literasi ke – 2
Pentingnya Makanan Sayur dan Buah
Pengertian sayur dan buah adalah Sumber vitamin dan mineral
Bagian penting dalam pola makan sehat yang ideal, yang kandungan
nutrisi didalamnya adalah faktor penting untuk menjaga kesehatan tubuh
anak-anak.Bagi anak-anak sekolah, nutrisi dari buah dan sayuran bahkan
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangannya.Secara
umum sayuran dan buah ini juga merupakan sumber berbagai dari
vitamin, mineral, dan serat pangan.Sebagian vitamin, mineral yang
terkandung dalam sayuran dan buah-buahan berperan sebagai
antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh.Buah-buahan
juga menyediakan karbohidrat terutama berupa fruktosa dan glukosa.
Sayur tertentu juga menyediakan karbohidrat , seperti wortel dan kentang
sayur. Sementara buah tertentu juga menyediakan lemak tidak jenuh
seperti buah alpokat dan buah merah.Oleh karena itu konsumsi sayuran
dan buah-buahan merupakan salah satu bagian penting dalam
mewujudkan gizi seimbang anak.
Manfaat konsumsi sayur dan buah yang cukup juga menurunkan
risiko sulit buang air besar (BAB/sembelit) dan kegemukan dan tumbuh
kembang anak, Kekebalan tubuh anak , kinerja akademik membaik
,menjaga tulang ,mencegah anemia dan meningkatkan daya serap anak
dalam belajar . Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-
buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak
menular kronik.Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup
merupakan salah satu indikator sederhana gizi seimbang.
Sayuran hijau maupun berwarna selain sebagai sumber vitamin,
mineral juga sebagai sumber serat dan senyawa bioaktif yang tergolong
sebagai antioksidan.Buah selain sebagai sumber vitamin, mineral, serat
juga antioksidan terutama buah yang berwarna hitam, ungu, merah.
Anjuran konsumsi sayuran lebih banyak dari pada buah karena buah juga
mengandung gula, ada yang sangat tinggi sehingga rasa buah sangat
manis dan juga ada yang jumlahnya cukup. Konsumsi buah yang sangat
53
manis dan rendah serat agar dibatasi. Hal ini karena buah yang sangat
manis mengandung fruktosa dan glukosa yang tinggi berisiko
meningkatkan kadar gula darah.
Beberapa dampak jika anak tidak konsumsi sayur dan buah dapat
menyebabkan penyakit tidak menular sepertihalnya:
Kurang konsenterasi saat belajar
menyebabkan keropos pada tulang
Anemia zat besi
Jenis-jenis sayuran yang berwana cerah seperti wortel, tomat dan
bayaam merupaka makanan yang kaya akan segudang nutrisi,salah
satunya kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Semakin cerah dan
segar. Sayuran berwarna dapat mendorong sel-sel otak untuk
berkembang menjadi lebih kuat dan sehat, yang akhirnya juga dapat
menunjang kecerdasan otak anak.dan buah untuk anak sekolah dasr
Bayam
Wortel
Tomat
Kangkung dan lainnya
54
Lampiran 5. Satuan Acara Literasi Gizi III
SATUAN ACARA LITERASI GIZI
Pertemuan Ke : III
Judul Penyuluhan : Jajanan Aman bergizi dan sehat
Waktu : 15 menit
Sasaran : Anak Sekolah Dasar kelas 4 dan 5
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta memahami tentang pentingnya
Jajanan Sehat kepada Anak Sekolah Dasar
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan peserta dapat
1. Menyebutkan Jajanan Aman bergizi dan sehat
2. Menyebutkan manfaatJajanan Aman bergizi dan sehat
3. Menyebutkan kerugianjajanan sembarangan
4. Menyebutkan syarat makanan jajajan anak
5. Menyebutkan Kunci makanan yang aman
6. Menyebutkan Jenis bahaya pada makanan
Metode : Membaca dan mendengarkan ceramah
Media : Booklet
Kegiatan Penyuluhan :4 menit membaca materi yang berikan
: 3 menit mendengarkan penjelasan dan diskusi
tentang materi
: 8 menit melakukan Post test
55
Pengembangan materi literasi gizi ke – 3
Jajanan Aman dan Bergizi
Pengertian Jajanan sehat adalah jajanan yang bergizi dan tidak
mengandung zat-zat berbahaya.Begitu banyak jenis jajanan yang di
perjual belikan kepada anak sekolah dasar.Sehingga perhatian untuk
memilih dan memilah pangan yang layak di konsumsi oleh anak semakin
berkurang.Sumber ketidakamanan pangan dapat berasal dari berbagai
cemaran, baik yang merupakan cemaran biologis, cemaran kimia,
maupun cemaran fisik. Selain berbagai cemaran tersebut, pangan juga
dapat menjadi tidak aman karena kondisi bahan baku, bahan tambahan,
dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan.
Sementara itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam proses
pengelolaan pangan juga dapat turut berperan serta dalam menentukan
kondisi keamanan pangan tersebut. Sumber pangan tidak aman adalah :
a. Mikroba penyebab penyakit (patogen)
b. Bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat (merkuri,
arsenik dan timbal)
c. Cemaran fisik, seperti paku, stapler, rambut, karet, dan lainnya
d. Penggunaan bahan yang dilarang, seperti boraks (pijer/bleng) dan
formalin serta pewarna tekstil
e. Penggunaan bahan yang aman namun melampaui batas maksimum
penggunaan, seperti pemanis dan pengawet
Penyebab pangan tidak aman adalah :
a. Perilaku yang tidak sesuai prinsip keamanan pangan
b. Bahan yang tidak aman serta peralatan yang tidak bersih
c. Lingkungan yang tidak bersih
Tanda atau ciri pangan yang tidak aman perlu diketahui oleh
gurudan disampaikan kepada peserta didik agar dapat tercegah dari
keracunan pangan.
b. Dua bahan kimia berbahaya yang sering disalahgunakan untuk
pengawet dan pengenyal makanan yaitu formalin dan boraks. Tanda
mi basah mengandung formalin dan boraks tampak lebih mengkilap,
56
tidak lengket, tidak mudah basi. Tanda bakso mengandung boraks
tampak lebih putih dan sangat kenyal.
c. Dua pewarna tekstil yang sering disalahgunakan pada makanan
yaitu rhodamin b dan methanyl yellow. Tanda pangan mengandung
pewarna tidak aman berwarna mencolok, terasa sedikit pahit dan
gatal ditenggorokan setelah mencicipinya.
d. Minuman kemasan dan buah yang sudah rusak atau “penyok”
(berubah bentuk); roti dan kue yang berjamur serta makanan dan
minuman yang telah berubah warna, aroma dan rasa pertanda
berisiko tidak aman.
e. Dampak buruk mengonsumsi pangan tidak aman tidak hanya
menjadikan anak sakit, tetapi akan merepotkan guru, orangtua dan
berbagai pihak, serta kerugian bagi produsen dan pemerintah.
Tindakan pencegahan ketidakamanan pangan penting untuk
menghindari keracunan pangan.Tindakan pencegahan ini dilakukan
pada setiap rantai perjalanan pangan (pengolahan, penyajian dan
konsumsi pangan). Tindakan pencegahan pada pengolahan dan
penyajian pangan meliputi:
1. Kebersihan dan kesehatan diri penjamah
2. Pemilihan bahan yang aman
3. Penyimpan bahan yang baik
4. Kebersihan peralatan
5. Air dan lingkungan yang bersih
6. Pengemasan dan penyajian yang aman
Manfaat jajanan sehat ada beberapa yaitu:
1. Imunitas tubuh
2. Pengatur dan sumber pembangunan tubuh
3. Sumber energi
57
Lampiran 6. Satuan Acara Literasi Gizi IV
SATUAN ACARA LITERASI GIZI
Pertemuan Ke : IV
Judul Penyuluhan : Perilaku hidup bersih dan sehat
Waktu : 15 menit
Sasaran : Anak Sekolah Dasar kelas 4 dan 5
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta memahami tentang pentingnya
Jajanan Sehat kepada Anak Sekolah Dasar
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan peserta dapat
1. Menyebutkan Perilaku hidup bersih dan sehat
2. Menyebutkan contoh Perilaku hidup bersih dan sehat
3. Menyebutkan manfaat Perilaku hidup bersih dan sehat
Metode : Membaca dan mendengarkan ceramah
Media : Booklet
Kegiatan Penyuluhan :3 menit membaca materi yang berikan
: 3 menit mendengarkan penjelasan dan diskusi
tentang materi
: 9 menit melakukan Post test
58
Pengembangan materi literasi gizi ke – 4
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Pengertian perilaku hidup bersih dan sehat (Phbs) merupakan
prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri
untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam
mewujudkan lingkungan sehat Perilaku hidup sehat dan bersih di
sekolah adalah kebiasaan positif yang dilakukan oleh setiap siswa, guru,
penjaga sekolah, petugas kantin, orangtua, dan lain-lain yang dengan
kesadarannya berusaha untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta aktif dalam menjaga lingkungan sehat di sekolah
secara mandiri. Pencegahan ketidak amanan pangan dapat dilakukan
ketika memilih pangan yang akan dikonsumsi dan mengonsumsi pangan.
Menjaga kebersihan diri dan memilih pangan yang aman merupakan
tindakan pencegahan ketidak amanan pangan yang dapat dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga kebersihan adalah:
h) Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir memakai sabun
i) Selalu memotong kuku secara teratur
j) Menjaga kebersihan gigi dan mulut
k) Menjaga kebersihan diri
l) Membuang sampah pada tempatnya
m) Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
n) Membuang sampah pada tempatnya
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan saat memilih pangan yang
aman adalah
d) Memilih pangan dalam keadaan tertutup dan kondisi baik
e) Mengamati warna makanan dan label makanan
f) Memperhatikan kualitas makanan
Selain menerapkan perilaku jajanan sehat, perilaku hidup bersih
dan sehat pun juga harus di terapkan agar dapat mewujudkan siswa
sekolah yang sehat dan cerdas. Manfaat Phbs diantaranya adalah:
e) Meningkatkan kesehatan dan tidak mudah sakit
f) Meningkatkan semangat belajar
59
g) Meningkatkan produktivitas belajar
h) Menurunkan angka absensi karena sakit
Sedangkan dari dampak apabila anak tidak prilaku hidup bersih dan
sehat (phbs)akan berdampak dengan.
60
Lampiran 7. Kuesioner
KUESIONER (PRE/POSTTEST)
I. Identitas Sampel
Nama :
Tanggal Lahir :
Jenis kelamin :
Kelas :
A. Pengetahuan
1. Gizi seimbang terdiri dari :
a. Nasi, lauk
b. Nasi,sayur
c. Nasi, lauk, sayur
d. Nasi ,lauk,sayuran,buah
2. Manfaat gizi seimbang agar :
a. Kekenyangan
b. Mudah sakit
c. Tubuh menjadi sehat
d. Pertumbuhan menurun
3. KERUGIAN bila TIDAK makan dengan gizi seimbang :
a. Sulit konsentrasi
b. Prestasi belajar menurun
c. Semangat belajar meningkat
d. Tidak mudah sakit
4. Manfaat sarapan pagi agar:
a. Meningkatkan konsenterasi belajar
b. Mudah terkenan penyakit
c. Pertumbuhan menurun
d. Daya ingat menurun
61
5. Buah dan sayur merupakan sumber utama dari :
a. Karbohidrat
b. Lemak
c. Vitamin dan mineral
d. Protein
6. Manfaat sayur dan buah adalah :
a. Melancarkan buang air besar
b. Menurunkan daya ingat
c. Menghambat pertumbuhan
d. Tubuh menjadi tidak segar
7. KERUGIAN bila TIDAK mengonsumsi sayur dan buah ?
a. Kosentrasi belajar meningkat
b. Mata lebih sehat
c. Sariawan
d. Tubuh lebih segar
8. Jajanan aman adalah :
a. Mengandung boraks
b. Mengandung formalin
c. Tidak kenyal
d. Tidak mengandung zat berbahaya
9. Manfaat jajan sehat dan bergizi adalah :
a. Daya tahan tubuh kuat
b. Daya ingat menurun
c. Mudah mengantuk
d. Tubuh tidak segar
10. KERUGIAN jajan sembarangan :
a. Mudah terkena diare
b. Mudah konsenterasi
62
c. Melancarkan buang air besar
d. Prestasi anak meningkat
11. Bagaimana cara mengenal jajanan yang aman :
a. Ada rambut
b. Bersih, tidak berdebu
c. Di bungkus plastic hitam
d. Kotor, terlindung matahari
12. Contoh jenis bahaya fisik pada makanan adalah :
a. Bakteri, serangga
b. Karet,plastik
c. Plastik, boraks
d. Penyedap rasa, broraks
13. Contoh jenis bahaya kimia pada makanan adalah :
a. Bakteri, semut
b. Boraks,formalin
c. Karet, plastic,
d. Rambut, plastic
14. Contoh jenis bahaya biologis pada makanan adalah:
a. Bakteri, serangga
b. Formalin, boraks
c. Karet, semut
d. Plastic,rambut
15. Contoh perilaku hidup bersih dan sehat adalah :
a. Jarang sikat gigi
b. Membuang sampah sembarangan
c. Mandi bersih
d. Tidak mencuci tangan sebelum makan
63
B. Kuesioner sikap
Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di
bawah ini dengan memilih (Setuju), (Ragu-ragu)atau(Tidak setuju)
Sesuai dengan pendapat Adik.
NO
Pertanyaan
Tidak
setuju
Ragu-
ragu
Setuju
1 Gizi seimbang terdiri dari nasi,lauk,sayuran
dan buah.
2 Gizi seimbang bermanfaat untuk
menurunkan daya ingat.
3 Tidak mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang maka prestasi belajar akan
menurun.
4 Buah dan sayur merupakan sumber dari
vitamin dan mineral.
5 Sayur dan buah bermanfaat untuk
melancarkan buang air besar:
6 Sarapan pagi bermanfaat untuk
meningkatkan daya ingat dan pertumbuhan
tubuh.
7 Membeli jajan di tempat yang bersih, tertutup
dan tidak terkena sinar matahariss.
8 Manfaat jajan sehat dan bergizi untuk daya
tahan tubuh agar kuat.
9 Bila jajan sembarang akan mudah terkena
diare.
10 Jarang sikat gigi merupakan contoh perilaku
hidup bersih dan sehat .
64
C. Kuesioner tindakan
Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist (√) pada pernyataan di
bawah ini dengan memilih (Tidak Pernah) ,
(Jarang)atau(Sering)sesuai dengan pendapat Adik.
NO
Pertanyaan
Tidak
pernah
Jarang
Sering
1 Dalam tiga hari terakhir :
Adik sarapan pagi
2 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan siang adik mengonsumsi
nasi dan lauk saja
3 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan pagi adik mengonsumsi
nasi, lauk dan sayur
4 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan pagi adik hanya
mengonsumsi nasi, lauk, sayur dan
buah.
5 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan siang adik hanya
mengonsumsi nasi dan lauk saja.
6 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan siang adik mengonsumsi
nasi, lauk, dan sayur.
7 Dalam tiga hari terakhir : Pada makan siang adik mengonsumsi makanan yang terdiri dari nasi, lauk, sayur dan buah.
8 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan malam adik mengonsumsi nasi, lauk, dan sayur.
9 Dalam tiga hari terakhir :
Pada makan malam adik mengonsumsi nasi, lauk, sayur dan buah.
10 Dalam tiga hari terakhir :
Adik membaca tulisan yang ada pada
65
bungkus jajanan sebelum memakan
nya.
11 Dalam tiga hari terakhir :
Adik membeli jajanan di tempat yang
terbuka dan terkena sinar matahari.
12 Dalam tiga hari terakhir :
Adik membeli jajanan yang di bungkus
koran, plastik hitam atau kertas bekas.
13 Dalam tiga hari terakhir :
Setelah jajan, sampah jajanan nya
dibuang pada tempat sampah.
14 Dalam tiga hari terakhir :
Adik memncuci tangan dengan sabun
sebelum makan siang
15 Dalam tiga hari terakhir :
Adik memncuci tangan dengan sabun
sebelum makan malam
16 Dalam tiga hari terakhir adik
menggosok gigi pada pagi hari
17 Dalam tiga hari terakhir adik
menggosok gigi pada malam hari
66
Lampiran 9. Master Tabel
NO NAMA UMUR Jenis
kelamin KELAS
PENGETAHUAN SIKAP TNDAKAN
SEBELUM SESUDAH SEBELUM SESUDAH SEBELUM SESUDAH
1 Nurul zannah 11.0 Perempuan 4 12.0 13.0 23.0 28.0 22.0 36.0
2 Jelita 8.0 Perempuan 4 8.0 13.0 23.0 25.0 16.0 21.0
3 Jihan tasya 11.0 Perempuan 4 13.0 13.0 19.0 23.0 22.0 24.0
4 Tengku alif ananda 10.0 Laki-Laki 4 13.0 12.0 24.0 28.0 24.0 29.0
5 Kasmira shahbibi rafia 8.0 Perempuan 4 11.0 12.0 22.0 28.0 32.0 36.0
6 Denis putra utama 7.0 Laki-Laki 4 5.0 12.0 16.0 17.0 20.0 25.0
7 Fahmi 7.0 Perempuan 4 6.0 13.0 22.0 27.0 26.0 30.0
8 Putra 8.0 Laki-Laki 4 6.0 6.0 22.0 2.0 26.0 31.0
9 Kahirul bahri 9.0 Laki-Laki 4 10.0 6.0 17.0 22.0 18.0 25.0
10 Azzaratul 8.0 Perempuan 4 11.0 11.0 19.0 22.0 15.0 23.0
11 Innayah nazwari 8.0 Perempuan 4 13.0 14.0 22.0 28.0 19.0 25.0
12 Willy 10.0 Laki-Laki 4 10.0 12.0 22.0 25.0 18.0 20.0
13 Faisal zega 11.0 Laki-Laki 4 12.0 13.0 24.0 29.0 26.0 30.0
14 M. iqbal 9.0 Laki-Laki 4 11.0 13.0 24.0 28.0 28.0 31.0
15 Zihan 8.0 Perempuan 4 3.0 13.0 24.0 28.0 26.0 29.0
16 Khairuul A. nasution 8.0 Perempuan 4 8.0 12.0 22.0 24.0 25.0 28.0
17 Ihsan 10.0 Laki-Laki 4 8.0 11.0 22.0 24.0 22.0 28.0
18 Thitin aryanti hulu 8.0 Perempuan 4 6.0 12.0 21.0 26.0 26.0 28.0
19 Emic 9.0 Laki-Laki 4 13.0 12.0 22.0 28.0 28.0 31.0
20 forgius ndruru 11.0 Laki-Laki 4 10.0 12.0 21.0 25.0 19.0 23.0
21 Yoga pratama 10.0 Laki-Laki 4 8.0 12.0 26.0 24.0 27.0 27.0
22 Mirijuan 10.0 Laki-Laki 4 14.0 15.0 26.0 28.0 27.0 30.0
67
23 Abas 9.0 Laki-Laki 4 6.0 9.0 22.0 25.0 27.0 28.0
24 Bintang maulana 10.0 Laki-Laki 4 11.0 14.0 21.0 25.0 20.0 21.0
25 Yudha pratama lubis 11.0 Laki-Laki 4 12.0 13.0 26.0 28.0 26.0 30.0
26 Bona rizki putra 10.0 Laki-Laki 4 13.0 15.0 20.0 28.0 27.0 28.0
27 Anhar 10.0 Laki-Laki 4 6.0 6.0 18.0 24.0 19.0 24.0
28 Aulia zahra utari 9.0 Perempuan 5 10.0 14.0 24.0 29.0 23.0 25.0
29 Nurul aulia putri 10.0 Perempuan 5 12.0 15.0 22.0 30.0 26.0 26.0
30 Syabila ikhwani 10.0 Perempuan 5 13.0 15.0 27.0 28.0 22.0 24.0
31 Nurul hasanah 10.0 Perempuan 5 10.0 15.0 28.0 28.0 21.0 21.0
32 Salsabillah aur 10.0 Perempuan 5 3.0 12.0 19.0 21.0 17.0 27.0
33 Siti zahru 10.0 Perempuan 5 7.0 13.0 28.0 29.0 17.0 28.0
34 Revan 10.0 Laki-Laki 5 11.0 14.0 28.0 29.0 26.0 32.0
35 Saskia putri 9.0 Perempuan 5 6.0 12.0 19.0 26.0 19.0 26.0
36 M. al rais 10.0 Laki-Laki 5 3.0 11.0 18.0 28.0 22.0 32.0
37 Indra zulmi 14.0 Laki-Laki 5 5.0 13.0 19.0 20.0 14.0 19.0
38 M. rizki akbar 10.0 Laki-Laki 5 10.0 13.0 26.0 28.0 19.0 22.0
39 Rindu meilani 11.0 Perempuan 5 11.0 12.0 22.0 23.0 22.0 28.0
40 Azrul fyan pranata 10.0 Laki-Laki 5 9.0 11.0 23.0 29.0 25.0 26.0
41 Radja handis 13.0 Laki-Laki 5 13.0 14.0 22.0 28.0 21.0 24.0
42 M. arsyabin 10.0 Laki-Laki 5 11.0 12.0 23.0 30.0 21.0 27.0
43 Surya 11.0 Laki-Laki 5 13.0 13.0 26.0 29.0 13.0 18.0
44 M. ikhsan nasution 11.0 Laki-Laki 6 13.0 14.0 30.0 30.0 13.0 13.0
45 M. ikhsan fadili 12.0 Laki-Laki 6 13.0 12.0 24.0 30.0 13.0 16.0
46 Fahri ramadhan 12.0 Laki-Laki 6 12.0 14.0 27.0 29.0 24.0 26.0
47 Siti A. br.panjaitan 13.0 Perempuan 6 13.0 14.0 24.0 29.0 24.0 28.0
48 Fikri 12.0 Laki-Laki 6 9.0 11.0 21.0 21.0 19.0 23.0
68
49 Ramadan ray 12.0 Laki-Laki 6 12.0 14.0 19.0 25.0 22.0 24.0
50 M. raffi R. harahap 11.0 Laki-Laki 6 13.0 13.0 21.0 24.0 19.0 19.0
51 Fahmi fawas 12.0 Laki-Laki 6 12.0 13.0 21.0 24.0 13.0 16.0
52 M.Arsyarin 10.0 Laki-Laki 6 11.0 13.0 24.0 26.0 26.0 30.0
53 Ade irmayani 12.0 Perempuan 6 12.0 14.0 22.0 28.0 24.0 24.0
54 Rezeki 11.0 Laki-Laki 6 11.0 13.0 26.0 27.0 9.0 21.0
55 Feby yanti 10.0 Perempuan 6 8.0 13.0 23.0 25.0 21.0 28.0
56 Nur hasanah 11.0 Perempuan 6 12.0 14.0 26.0 28.0 14.0 21.0
57 Aisyah salsa bila zahara 11.0 Perempuan 6 12.0 12.0 24.0 30.0 22.0 26.0
58 Zuyhfyah zahra 11.0 Perempuan 6 14.0 12.0 29.0 29.0 22.0 23.0
59 Aji 13.0 Laki-Laki 6 7.0 12.0 22.0 24.0 16.0 20.0
60 Nurul umayah 11.0 Perempuan 6 13.0 14.0 30.0 30.0 17.0 20.0
61 Hizratul naila 10.0 Perempuan 6 12.0 15.0 27.0 30.0 18.0 21.0
62 Khairunnisa 11.0 Perempuan 6 13.0 14.0 28.0 30.0 21.0 23.0
63 Zia diyana 11.0 Perempuan 6 13.0 13.0 23.0 26.0 21.0 23.0
64 Maimunah 11.0 Perempuan 6 11.0 12.0 24.0 28.0 17.0 22.0
65 Askia 11.0 Perempuan 6 10.0 11.0 22.0 24.0 21.0 23.0
66 Satria 11.0 Laki-Laki 6 12.0 14.0 28.0 30.0 11.0 12.0
67 Windi manik 11.0 Perempuan 6 12.0 13.0 23.0 29.0 22.0 32.0
69
Lampiran 10. Frekuensi Variabel
1. Jenis kelamin
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki - laki 36 53.8 53.8 53.8
perempuan 31 46.2 46.2 46.2
Total 67 100.0 100.0
2. Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 7 2 3.0 3.0 3.0
8 8 11.9 11.9 14.9
9 6 9.0 9.0 23.9
10 21 31.3 31.3 55.2
11 20 29.9 29.9 85.1
12 6 9.0 9.0 94.0
13 3 4.5 4.5 98.5
14 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
3. Kelas
Kelas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 4 27 40.3 40.3 40.3
5 16 23.9 23.9 64.2
6 24 35.8 35.8 100.0
Total 67 100.0 100.0
70
Lampiran 11. Uji Normalitas Data
1. Uji normalitas data pengetahuan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pre.skor_pengetahuan .235 67 .000 .825 67 .000
post.skor.pengetahuan .281 67 .000 .790 67 .000
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Normalitas data sikap
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pre.skor_sikap .127 67 .009 .971 67 .112
post.skor.sikap .235 67 .000 .896 67 .000
a. Lilliefors Significance Correction
3. Uji Normalitas data tindakan
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pre.skor_tindakan .096 67 .200* .975 67 .196
post.skor.tindakan .084 67 .200* .983 67 .512
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
71
Lampiran 12. Hasil Uji Statistik
1. Pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap pengetahuan siswa
sekolah dasar
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post.skor.pengetahuan -
pre.skor_pengetahuan
Negative Ranks 6a 31.58 189.50
Positive Ranks 53b 29.82 1580.50
Ties 8c
Total 67
a. post.skor.pengetahuan < pre.skor_pengetahuan
b. post.skor.pengetahuan > pre.skor_pengetahuan
c. post.skor.pengetahuan = pre.skor_pengetahuan
Test Statisticsb
post.skor.penget
ahuan -
pre.skor_penget
ahuan
Z -5.281a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
72
2. Pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap sikap siswa sekolah
dasar
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
post.skor.sikap -
pre.skor_sikap
Negative Ranks 1a 15.50 15.50
Positive Ranks 61b 31.76 1937.50
Ties 5c
Total 67
a. post.skor.sikap < pre.skor_sikap
b. post.skor.sikap > pre.skor_sikap
c. post.skor.sikap = pre.skor_sikap
Test Statisticsb
post.skor.sikap -
pre.skor_sikap
Z -6.762a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
73
3. Pengaruh aplikasi literasi gizi terhadap tindakan siswa
sekolah dasar
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 post.skor.tindakan 25.07 67 4.878 .596
pre.skor_tindakan 21.01 67 4.727 .578
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 post.skor.tindakan &
pre.skor_tindakan 67 .803 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 post.skor.
tindakan -
pre.skor_t
indakan
4.060 3.020 .369 3.323 4.796 11.005 66 .000
74
Lampiran 13. Dokumentasi
1. Pre test
2. Literasi Gizi
75
76
3. Post Test
77
Lampiran 14. Pernyataan
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mely Mariozeni Zebua
NIM : p01031214083
Menyatakan bahwa data penelitian saya yang terdapat di skripsi saya
adalah benar saya ambil dan bila tidak, saya bersedia mengikuti ujian
ulang (ujian utama saya dibatalkan)
Yang memuat pernyataan
(Mely Mariozeni Zebua)
78
Lampiran 15. Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Mely Mariozeni Zebua
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 14 Juni 1996
Jumlah Anggota Keluarga : 6 orang, 4 orang bersaudara
Alamat Rumah : Asrama Koramil 12, Jl.Saonigeho. Kel. Pasar
telukdalam, Kecamatan Telukdalam,
Kabupaten Nias Selartan.
No. HP/Tlp :0812 6400 0174
Riwayat Pendidikan : SD N 01 Mungo
SMPS Bintang Laut
SMAS Bintang Laut
Hobi :Traveling
Motto : Tidak ada yang kebetulan, hari esok
tergantung apa yang dilakukan pada hari ini
79
Lampiran 16. Bukti Bimbingan
BUKTI BIMBINGAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Melly Mariozeni Zebua
NIM : P01031214083
Judul : Pengaruh Aplikasi Literasi Gizi Terhadap
Perilaku Gizi Siswa SekolahDasar Swasta
Amanah Lubuk Pakam
No Hari/
Tanggal
Topik Bimbingan
T. Tangan
Mahasiswa
T. Tangan
Pembimbing
1 04 Oktober
2017
Diskusi pembuatan rancangan
judul penelitian
2 11 Oktober
2017
Diskusi topik perancangan judul
penelitian
3 13 Oktober
2017
Diskusi topik penelitian literasi
gizi
4 16 Oktober
2017
Diskusi dan arahan pembuatan
Bab I
5
18 Oktober
2017
Diskusi dan arahan pembuatan
latar belakang
6
19 Oktober
2017
Arahan dan tips untuk
memperoleh sumber referensi
7
30 Oktober
2017
Revisi Bab I
80
8
31 Oktober
2017
Revisi Bab I
9
01
November
2017
Diskusi pembuatan Tinjauan
Pustaka
10 03
November
2017
Diskusi pembuatan Metodologi
penelitian
11 08
November
2017
Revisi Bab I
12 13
November
2017
Perbaikan Bab II dan Bab III
13 15
November
2017
Diskusi perbaikan proposal
penelitian
14 18
November
2017
Revisi dan penandatangan
persetujuan proposal penelitian.
15 20
November
2017
Seminar Proposal
16 22
November
2017
Revisi perbaikan dengan
Pembimbing
17 27
November
2017
Perancangan Media
18 9 April 2018 Revisi Media
81
19 11 April
2018
Perbaikan dan revisi media
20 21 Juni
2018
Perbaikan dengan Penguji I
21 13 Juli 2018 Perbaikan dengan penguji II
22 30 juli 2018 Perbaikan Media
23 02 Agustus
2018
Perbaikan Kuesioner dan Media
24 09 Agustus
2018
Pengumpulan data
25 16 Agustus
2018
Data selesai dikumpulkan
26 17 Agustus
2018
Pengolahan data dan
pembuatan bab IV – V
27 18 Agustus
2018
Skripsi Selesai