219773829 Makalah Kimia Organik

21
MAKALAH KIMIA ORGANIK ETER” DISUSUN OLEH : WIDYANA FITRIYANI (114130016) YOGA PRIHARTONO (114130036) DYNO KAFAERLI. C. (114130042) ROUHAN HADIWARNA (114130058) SANDRA DEWI (114130060) WISNU JATIKUSUMO (114130068)

description

kimia

Transcript of 219773829 Makalah Kimia Organik

Page 1: 219773829 Makalah Kimia Organik

MAKALAH KIMIA ORGANIK

“ETER”

DISUSUN OLEH :

WIDYANA FITRIYANI (114130016) YOGA PRIHARTONO (114130036) DYNO KAFAERLI. C. (114130042) ROUHAN HADIWARNA (114130058) SANDRA DEWI (114130060) WISNU JATIKUSUMO (114130068)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG2014

Page 2: 219773829 Makalah Kimia Organik

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa karna dengan rahmat dan karunia-

Nya, penyusunan makalah ini dapat kami selesaikan. Makalah ini berjudul “ ETER ”.

Penyusunan dari makalah ini merupakan salah satu dari tugas kami sebagai mahasiswa

untuk menyelesaikan tugas kimia organik.

Seperti ada pepatah yang mengatakan “tak ada gading yang tak retak”, maka kami ingin

mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata dan adanya

pernyataan-pernyataan yang kami tulis didalam makalah ini tidak berkenan dihati saudara.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca kepada kami mengenai makalah yang

kami buat sehingga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan kami dan

kedepannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Tangerang Selatan, 03 Ocktober 2014

Penulis

Page 3: 219773829 Makalah Kimia Organik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eter adalah salah satu zat yang digunakan sebagai anestesi( obat bius). Eter

ditemukan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun

1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis oleh Valerius Cordus,

ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G.

Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan eter ?

2. Bagaimana tata nama eter?

3. Bagaimana sifat kimia dan sifat fisik eter ?

4. Apa saja kegunaan dan dampak eter dalam kehidupan ?

5. Bagaimana reaksi-reaksi pembuatan eter ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan tata nama eter

2. Untuk memahami sifat-sifat eter

3. Untuk mengetahui kegunaan eter

4. Untuk mengetahui reaksi-reaksi eter

Page 4: 219773829 Makalah Kimia Organik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Eter

Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang diikat

2 substituen (alkil/aril). Senyawa eter biasanya dipakai sebagai pelarut dan obat bius.

Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga titik didihnya rendah. Eter

sedikit polar (lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis dan

dapat membentuk polieter. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu

atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R – H R – OR'

alkana eter

* Struktur

Eter tersusun dari unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R’ atau Ar-O-Ar’ atau

R-O-Ar. Dimana :

-O- : gugus fungsi eter

R,R’ : Alkil

Ar,Ar’ : Aril

Rumus umum struktur : R – O -R'

Rumus umum molekul : CnH2n+2

Jika R=R’ atau Ar=Ar’ maka dinamakan eter simitrik (eter sederhana) Jika R≠R’ atau

Ar≠Ar’ maka dinamakan eter asimitrik (eter campuran) .Sudut yang dibentuk oleh gugus

eter C-O-C sebesar 1100 dan panjang ikatan C-O-,140 pm.

Page 5: 219773829 Makalah Kimia Organik

2.2 Tata Nama Eter

Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara

Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan

nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama

rantai utamanya.

1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)

Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu , kemudian di tambahkan eter. Jika

kedua gugus alkil sama, diawalan di.

a) Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus eter (-O-).

Contoh :

b)Tambahkan akhiran “eter” setelah nama-nama

subtituen. Contoh :

c) Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad.

2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)

penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama

rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.

a) Nama sistematik eter adalah alkoksi alkana. Alkil terkecil dianggap sebagai alkoksi,

dan yang terbesar dianggap alkana.

Contoh :

b) Tentukan nomor terikatnya gugus alkoksi.

Page 6: 219773829 Makalah Kimia Organik

Contoh :

c) Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen , sehingga penulisan namanya harus

berdasarkan urutan abjad huruf pertama nomor substituen.

Contoh:

d) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad

sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan

neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.

Contoh:

Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur Eter Nama TrivialNama IUPAC

(alkoksialkana)

CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana

CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana

CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Dietil eter Etoksi etena

Isopentil etil eter 2-etoksi pentana

Fenil propil eter Fenoksi propana

Page 7: 219773829 Makalah Kimia Organik

2.3 Sifat-Sifat Eter

Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair, kecuali dimetil eter

(gas). Eter memiliki titik didih rendah karena sangat sulit membentuk ikatan hidrogen. Eter

memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan isomeri alkoholnya. Kelarutan eter

dalam air sangat kecil (+-1,5%), sehingga merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik

yang tidak larut dalam air. Selain itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap

alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran, Eter jauh lebih mantap (lebih

reaktif) dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat

digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter.

Sifat fisik

Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.

Eter tidak larut dalam air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.

Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter

membentuk campuran yang eksplosif dengan udara.

Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, brom, dan iod.

Sifat kimia

a. OksidasiOksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan aldehida.Contoh :

b. Reaksi dengan asam sulfatEter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alcohol dan asamalkana sulfonat. Contoh :

c. Reaksi dengan asam iodidaEter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol denganalkil halida.

Page 8: 219773829 Makalah Kimia Organik

Contoh :

d. HidrolisisHidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.Contoh :

e. HalogenasiEter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen. Substitusi terjadi pada atomHα.Contoh :

2.4 Pembuatan Eter

Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui

pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi dehidrasi

sempurna.

Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–O–

CH2CH3

+ H2O

a. Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida

Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan natrium

alkoksida. Hasil samping diperoleh garam natrium halida.

Contoh :

Page 9: 219773829 Makalah Kimia Organik

b. Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksida

Alkil halida bereaksi dengan perak(I) oksida menghasilkan eter. Hasil

samping diperoleh garam perak halida.

Contoh :

c. Dehidrasi alkohol primer

Eter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol primer dengan asam sulfat dan katalis

alumina.

Contoh :

2.5 Reaksi Eter

Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-R'. Beberapa

reaksi dari eter diantaranya adalah:

a. Pembakaran

Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Contoh:

b. Reaksi dengan Logam Aktif

Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam aktif).

Page 10: 219773829 Makalah Kimia Organik

c. Reaksi dengan PCl5

Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.

d. Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)

Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:

Jika asam halida berlebihan:

e. Membedakan Alkohol dengan Eter

Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium

dan fosforus pentaklorida.

Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter

tidak bereaksi.

Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi

tidak menghasilkan HCl.

2.6 KEISOMERAN PADA ETER

Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

1) Isomer Struktur

Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus

strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil

propil eter dan metil isopropil eter.

2) Isomer Fungsional

Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya

memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki

rumus

Page 11: 219773829 Makalah Kimia Organik

umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki

keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

2.7 Kegunaan dan dampak Eter dalam Kehidupan

Kegunaan

1) Eter digunakan sebagai pelarut.

2) Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.

3) Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.

Dampak

Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada

konsentrasi tinggi menyebabkan tidak sadarkan diri.

Page 12: 219773829 Makalah Kimia Organik

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1) Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana

diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R – H R – OR'

alkana eter

Rumus umum struktur ; R – O -R'

Rumus umum molekul ; CnH2n+2

2) Sifat senyawanya berwujud cair kecuali dimetil eter berwujud gas, titik didih dan titik

lelehnya lebih kecil dibandingkan alkohol, bersifat non polar, sehingga kelarutannya

dalam air sangat kecil. Dan sifat kimianya yaitu mudah terbakar,eter kurang reaktif

dibandingkan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium.

3) Reaksi pembuatan eter dengan dehidrasi alkohol primer, mereaksikan alkil halida

dengan alkoksida, mereaksikan alkil halide dengan perak(I)oksida.

4) Tata nama pada eter berdasarkan cara Trivial dan IUPAC, serta eter memiliki dua

keisomeran yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

Page 13: 219773829 Makalah Kimia Organik

Daftar Pustaka

Fessenden. 1997. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

h tt p: / / i d . w i k i p e d i a . o r g/ e t e r / h t m l . Diakses pada hari Jumat, 16 November 2012 pukul 10.19

WIB

h tt p: / /d a n i - a d r. b l og s p o t . c o m /2012/07/d e f i n i s i - e t e r . h t m l . Diakses pada hari Jumat, 16

November 2012 pukul 23.23 WIB.

h tt p : // k i m i adahs y a t . b l o g sp o t . c o m/ 2009 / 06 / e t era l k o k s i -a l kana- 1 . h t m l . Diakses pada hari

Jumat, 16 November 2012 pukul 23.35 WIB.

h tt p: / / r o l i f h a r t i k a . w o r dp r e ss . c o m / s e n y a w a- k a r b o n / b - e t e r /p e m b u a t a n - d a n -

k e gun a a n - e t e r / h t m l . Diakses pada hari Kamis 15 November 2012 pukul 13.27 WIB.

http:// satri asv c. bl og spot. com/ 2010/ 12/ sejarah-penem uan-eter-anestesi. html . Diakses padahari Kamis 15 November 2012 pukul 13.30 WIB.