ANALISIS DATA PDB/PDRB menjelaskan kaitan PDB/PDRB dengan variabel makro lainnya
jabarprov.go.idjabarprov.go.id/assets/data/doc/upload_1595252854.pdf · 2020. 7. 20. · DAFTAR ISI...
Transcript of jabarprov.go.idjabarprov.go.id/assets/data/doc/upload_1595252854.pdf · 2020. 7. 20. · DAFTAR ISI...
iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN GUBERNUR ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... v
I. KEADAAN TERKINI ............................................................................................................ 1
1.1 Identifikasi Peluang/Kendala & Inventarisasi Urgensi ................................................................ 1
1.2 Pemetaan Sektor Andalan ............................................................................................................ 2
II. ARAH KEBIJAKAN & PENELITIAN EKONOMI .......................................................... 3
2.1 Formulasi Kebijakan Pembangunan. ........................................................................................... 3
2.2 Extraordinary Strategy Melalui Research-Based Planning (RBP) & Planning-Based
Development (PBD) ................................................................................................................................. 3
2.3 Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian ............................................................................... 4
III. SOLUSI MENYELURUH................................................................................................... 6
3.1 Agenda Kerjasama dan Kolaborasi .............................................................................................. 6
3.2 Resolusi Tahunan ......................................................................................................................... 7
3.3 Konektivitas Antar kelembagaan & Kewenangan Pemerintahan ................................................ 7
IV. TATA KELOLA DAN DUKUNGAN ................................................................................ 9
4.1 Agenda Kerja Tim Daya Saing Daerah Melalui Innovation Hub (I-hub) ....................................... 9
4.2 Anggaran, Human Capital dan Inovasi ....................................................................................... 10
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pemetaan Sektor Andalan ................................................................................................2
Tabel 2 Extraordinary Strategy Melalui Research-Based Planning (RBP) & Planning-Based
Development (PBD) ..........................................................................................................3
Tabel 3 Rekomendasi Untuk Perencanaan Pembangunan Daerah Berdasarkan Kondisi
Pengukuran IDSD ..............................................................................................................6
Tabel 4 Langkah Percepatan Peningkatan Daya Saing Daerah .....................................................7
Tabel 5 Strategi Pembangunan Dalam Peningkatan Daya Saing Daerah .....................................8
Tabel 6 Agenda Kerja Tahunan Dalam Rangka Mendorong Percepatan Peningkatan..................9
Tabel 7 Program Optmalisasi Anggaran, Human Capital dan Inovassi dalam Peningkatan Daya
Saing Daerah Jawa Barat .................................................................................................10
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian ............................................................................. 5
1
I. KEADAAN TERKINI
1.1 Identifikasi Peluang/Kendala & Inventarisasi Urgensi
Provinsi Jawa Barat secara geografis berbatasan dengan Daerah Khusus Ibukota (Jakarta)
sehingga berfungsi sebagai penyangga Ibukota Republik Indonesia. Jawa Barat mempunyai luas
wilayah 35.377,76 Km², jumlah penduduk pada Tahun 2018 sebanyak 48.037.600 jiwa, dengan
jumlah usia produktif sebanyak 18,97 juta jiwa, serta kepadatan penduduk 1.358 orang/km2.
Provinsi Jawa barat terdiri atas 18 Kabupaten dan 9 Kota; 627 Kecamatan, 645 kelurahan, dan
5.312 desa.
Kondisi Jawa Barat ditinjau dari sisi Territorial Capital & Human Capital, berpeluang dalam
meningkatkan daya saing secara nasional dengan provinsi lain. Namun sebagai penyangga
ibukota, Jawa Barat terkendala dengan tingginya migrasi dari provinsi lain sehingga tingkat
pengagguran, pendidikan merupakan masalah dalam pembangunan Jawa Barat.
Jawa Barat mempunyai basis produksi sektor primer pada usaha pertanian (peternakan, perikanan,
peternakan, perkebunan, kehutanan), sektor skunder industri jasa dan manufaktur, dan sektor
tersier pada industri pengolahan. Basis produksi tersebut berkontribusi tinggi terhadap
pembangunan nasional yang ditunjukkan oleh: kontribusi investasi Jawa barat terhadap nasional
sebesar 31 persen, kontribusi terhadap eksport nasional 18,04 persen, pertumbuhan ekonomi Jawa
Barat Tahun 2018 sebesar 5,65 persen, atau lebih tinggi dari nasional yang mencapai 5,27 persen,
serta jumlah penduduk miskin sebesar 7,32 persen atau lebih rendah dibanding nasional sebesar
13,20 persen.
Ditinjau dari Resources & Positioning Jawa Barat dalam konstelasi ekonomi tersebut berpeluang
untuk berdaya saing tinggi, namun dengan penduduk yang besar selain menjadi aset bagi
pembangunan, tetapi menjadi tantangan dalam menjalankan pembangunan terutama untuk
peningkatan IPM, dan pengangguran. Kondisi ini ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) pada tahun 2017 sebesar 70,69 poin atau berada di bawah nasional yaitu 70,81 poin,
tingginya migrasi menyebabkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berada di bawah nasional
yaitu 8,16 persen sedangkan nasional 5,13 persen pada Februari 2018.
Infrastruktur fisik yang tersedia di Jawa Barat diantaranya: Bandar Udara BIJB Kertajati, Bandara
Husen Sarta negara, Nusawiru, dan Cirebon. Infrastruktur pelabuhan: Pelabuhan Perikanan
Nasional (PPN) di Sukabumi, Cirebon, dan Pelabuhan Laut Patimban. Jalan Utama sepanjang
25.365 Km dalam kondisi mantap sebesar 95%, jalan tersebut di luar jalan tol Purbaleunyi, Cipali,
dan tol yang sedang dibangun saat ini Tol Bocimi, Tol Cisemdawu, dan Cikampek elevated.
Infrastruktur ekonomi yang telah disiapkan adalah: KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) di giga
wilayah Jawa Barat (Wilayah Bogor, Purwakarta dan Cirebon).
Ketersediaan infrastruktur tersebut dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah dan antar
provinsi serta internasional baik secara fisik maupun ekonomi, sehingga Jawa Barat berpeluang
untuk meningkatkan daya saing. Masih tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor terhadap
pertumbuhan panjang jalan, menyebabkan masih tingginya tingkat kemacetan sehingga menjadi
kendala dalam distribusi produk Jawa Barat.
Regulasi. Dalam meningkatkan investasi terdapat regulasi diantaranya: Peraturan Daerah Nomor
22 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Jawa Barat; Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 48 tahun 2014 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2011 tentang Penanaman
Modal; Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2018 tentang Peraturan Pelaksanaan
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Inovasi aplikasi “simpatik” dapat
2
meneyelesaikan perijinan dalam satu hari. Kinerja Pemerintah Daerah Provinsi Jawa barat
ditunjukkan oleh nilai SAKIP dengan predikat A: Opini BPK : WTP. Semuanya mendukung tata
kelola pemerintahan yang smart dan akuntable.
Regulasi dan inovasi, kelembagaan dan kinerja kepemimpinan tersebut berpeluang untuk
meningkatkan investasi di Jawa Barat. Kendala dalam kepemerintahan diantaranya adalah: Belum
optimalnya integrasi teknologi dan informasi Provinsi dengan Kabupaten/Kota; Belum seluruh
Kabupaten/Kota mendapat nilai SAKIP Kategori A dan opini BPK Kategori WTP; Belum
meratanya kompetensi serta meningkatnya kesejahteraan ASN.
1.2 Pemetaan Sektor Andalan
Sektor unggulan adalah sektor yang paling dominan kontribusinya terhadap perekonomian daerah,
suatu sektor dikategorikan ke dalam sektor unggulan apabila sektor tersebut pertumbuhannya
tinggi dan kontribusinya terhadap PDRB besar (Mahmudi, 2010). Berdasarkan kontribusi
lapangan usaha terhadap PDRB Jawa Barat, sektor pertanian, industri pengolahan, perdagangan,
kontuksi merupakan sektor andalan bagi Jawa Barat. Pengembangan sektor andalan tersebut
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Pemetaan Sektor Andalan
Sektor Sub Sektor Pengembangan Sektor Andalan
Kedaulatan Pangan
Tanaman Pangan san hortikultura:
Pengembangan Klaster Tani
Bantuan bibit dan Sarana/Prasarana
Revitalisasi lahan dan Infrastruktur (luas lahan pertanian : 1.093.000 Ha)
Peternakan Pengembangan Sumber Daya Genetik
Pengendalian penyakit hama
Perkebunan
Pengembangan Komoditas Unggulan : Kopi dan Teh
Kelautan
Restrukturisasi Kapal Perikanan
Revitalisasi Pelabuhan Perikanan
Bantuan Alat Tangkap Yang Ramah Lingkungan Dan Alat Bantu Penangkapan Ikan
Perindustrian
- Pengembangan Klaster Industri Kecil Lokal
Penguatan Mata Rantai Produksi Industri Kecil Menengah dan Besar
Perdagangan - Pengembanagan dan revitalisasi pasar rakyat
Modernisasi Koperasi Pasar Rakyat
Pariwisata Membangun akses ke destinasi yang sudah ada
Peningkatan Akses Infrastruktur
Pembinaan, Off Taker, dan Promosi Usaha Kreatif
Pengembangan MICE di 5 Pusat destinasi pariwisata
Pengembangan Ekonomi Kreatif
Pengembangan Geopark di Jawa Barat
Membangun destinasi baru
Pembangunan dan Revitalisasi Tujuan Wisata
Pengembangan Desa Wisata
Membuat kawasan ekonomi khusus berbasis pariwisata
Pengembangan SDM Pariwisata (Sekolah Vokasi)
Promosi Pariwisata Jawa Barat
Pengembangan KEK Pariwisata
Pengembangan 5 Pusat Destinasi Pariwisata Provinsi
3
II. ARAH KEBIJAKAN & PENELITIAN EKONOMI
2.1 Formulasi Kebijakan Pembangunan.
Misi Ke-Empat RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023 yaitu : Meningkatkan
produktivitas dan daya saing usaha ekonomi umat yang sejahtera dan adil melalui pemanfaatan
teknologi digital dan kolaborasi dengan pusat-pusat inovasi serta pelaku pembangunan. Tujuan
dari arah misi tersebut adalah terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdaya
saing serta mengurangi disparitas ekonomi. Berdasarkan tujuan tersebut maka fokus pembangunan
ekonomi Jawa Barat diformulasikan sebagai berikut:
1) Fokus pembangunan ekonomi pertanian dilakukan dengan strategi : (1) Meningkatkan
ketersediaan, akses, distribusi, keamanan, dan penguatan cadangan, serta konsumsi pangan
yang beragam; (2) Revitalisasi lahan, dukungan infrastruktur, pemanfaatan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia; (3) Pengembangan kawasan klaster
pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan; (4) Mengembangkan unit Pengelolaan hutan
rakyat lestari dan meningkatkan akses pemanfaatan hutan melalui perhutanan sosial;
2) Fokus pengembangan pariwisata, dilaksanakan dengan strategi mengembangkan destinasi
pariwisata dan produk wisata serta meningkatkan kualitas ekonomi kreatif peningkatan
promosi pariwisata berbasis digital;
3) Fokus pengembangan Industri kecil, menengah dan besar serta perdagangan, dilakukan
dengan strategi: (1) mengembangkan klaster industri, kemitraan dan pemanfaatan teknologi,
(2) Meningkatkan sistem dan barang, pengembangan pasar dalam dan luar negeri, serta
perlindungan konsumen dan pasar tradisional, (3) Menciptakan iklim usaha yang berdaya
saing;
4) Fokus pengembangan Investasi, dilakukan melalui strategi meningkatkan kualitas
kelembagaan, dukungan pembiayaan usaha dan peningkatan akses pasar (Off Taker &
Promosi).
Untuk mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi Jawa Barat dilakukan penelitian di empat
fokus pembangunan ekonomi terhadap indikator-indikator pembangunan yang tidak tercapai
melalui Program Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK.
2.2 Extraordinary Strategy Melalui Research-Based Planning (RBP) & Planning-Based
Development (PBD)
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen pada akhir pelaksanaan RPJMD 2018-
2023 dengan Produk Domestik Regional Bruto (ADHB) sebesar Rp. 2.680,44Trilyun, dan untuk
keberhasilan fokus pelaksanaan pembangunan di atas maka diperlukan Extraordinary Strategy
seperti pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Extraordinary Strategy Melalui Research-Based Planning (RBP) & Planning-Based
Development (PBD)
Fokus Pembangunan
Planning-Based Development (Pbd)
Research-Based Planning (Rbp)
Extraordinary Strategy
Pembangunan Ekonomi Pertanian
Peningkatan Kemandirian Jawa Barat Dalam Sektor Pertanian, Kelautan dan Perikanan Untuk Mencapai Kedaulatan Pangan
1. Usaha tani , usaha ternak, usaha perikanan memerlukan proteksi terhadap kegagalan usaha tani akibat faktor luar petani dan peternak(iklim, pasar, bencana)
2. Benih/bibit berkualitas merupakan faktor utama
1. Asuransi usaha tani dan nelayan. • Kelebihan: Mengurangi resiko
kegagalan usaha tani akibat iklim ekstrim, puso, bencana alam, harga yang drop.
• Kekurangan: Kepemilikan lahan yang tidak jelas bagi penggarap.
2. Benih Gratis bagi petani.
4
Fokus Pembangunan
Planning-Based Development (Pbd)
Research-Based Planning (Rbp)
Extraordinary Strategy
dalam produksi usaha tani
• Kelebihan: Membantu pembiayaan; Menjamin kualitas dan ketersediaan benih.
• Kekurangan: Peraturan tidak membolehkan hibah kepada perorangan dan non badan hukum
Pengembangan Pariwisata dan ekonomi kreatif
1) Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Pengembangan MICE di 5 Pusat destinasi pariwisata
2) Pengembangan Ekonomi Kreatif
1) Daya saing wisata saat ini perlu di bangun dengan melibatkan berbagai sector, atau wisata MICE (Meeting, Incentive, Confference and Exhibition) dapat digambarkan sebagai industri multi aset.
2) Memerlukan perusahaan yang bertindak sebagai offtaker
1. Pengembangan fasilitasi meeting, incentives, conferences and exhibition (MICE) • Kelebihan: Efektivitas dan Efisiensi
komunikasi birokrasi • Kekurangan: Diperlukan digitalisasi
yang lebih mumpuni 2. Pembiayaan, off taker, dan promosi
usaha kreatif • Kelebihan: Meningkatkan daya tarik
wisatawan • Kekurangan: Perlunya dukungan
masyarakat luas
Pengembangan Industi Dan Perdagangan
Membangun Klaster Industri Kecil , menengah dan besar di Wilayah Utara Jawa Barat
1. Pelaku industri kecil memerlukan kemudahan akses ke lembaga pembiayaan. Disamping itu memerlukan perusahaan besar yang menghela produk produk UKM
2. Manajemen koperasi masih konvensional sehingga informasi untk pengguna sangat rendah, disamping itu akuntabilitas rendah.
1. Mempermudah aksesibilitas UMK ke lembaga keuangan melaui program Kredit Melati dan Inkubator Bisnis Kecamatan. • Kelebihan: menjamin pendanaan
IKM • Kekurangan: memerlukan regulasi
yang mempermudah proses kredit; keterbasan APBD untuk dana kredit
2. Digitalisasi Koperasi. • Kelebihan: Memperpendek
Birokrasi; Akuntabilitas operasi • Kekurangan: Masih lemahnya
kemampuan sitasi digital masyarakat
Pengembangan Investasi
Pengembangan Iklim Investasi
Berdasarkan pelaksanaan pembangunan sebelumnya yang berpengaruh terhadap investasi adalah:
1. Penegakan dan kepastian hukum masih dirasakan kurang.
2. Belum adanya kejelasan kewenangan penanganan penanaman modal dalam era otonomi daerah.
1. Regulasi untuk kepastian Investasi bagi investor
• Kelebihan : Meningkatkan daya tarik investasi di Jawa Barat
• Kekurangan: Perlu dukungan budaya masyarakat
2. Perijiinan “Simpatik” selesai dalam satu hari
• Kelebihan: Meningkatkan daya Tarik investasi di Jawa Barat
• Kekurangan: -,-
2.3 Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian
Berdasarkan hasil analisis internal daya saing Jawa Barat Tahun 2019 mencapai 0,093, dari
empat aspek daya saing yaitu Faktor Penguat/Enabling Environment memperoleh indeks 0,014,
Sumber Daya Manusia/Human Capital sebesar 0,026 , faktor pasar 0,019 dan ekosistem inovasi
memperoleh indeks 0,034. Dari empat aspek tersebut terdapat dua faktor yang melebihi rata-rata
keseluruhan indeks yaitu aspek sumber daya manusia dan aspek ekosistem inovasi.
Berdasarkan nilai indikator dari masing-masing aspek pada Indek Daya Saing Daerah yang
dicapai maka kondisi capaian margin laju pertumbuhan yang tidak signifikan diperlukan
penelitian untuk mendukung penguatan aspek tersebut, yaitu: (1) Penguatan Sistem Pemerintahan
5
Berbasis Elektronik (SPBE), (2) Peningkatan rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan
bermotor yang ideal, (3) Meningkatkan perekonomian daerah khususnya UKM nilai investasi
berskala nasional (PMDN/PMA), (4) Meningkatkan persentase UMKM terhadap UKM, (5)
Menurunkan Persentase balita gizi buruk, (6) Meningkatkan APK khusunya APK Sekolah
Menengah, (7) Menurunkan Indeks Gini, Meningkatkan indeks Pembangunan Gender (IPG), (8)
Meningkatkan Kontribusi Retribusi Daerah Dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD), (9)
Pertumbuhan Kredit Lembaga Keuangan Mikro (LKM) kepada Petani dan/atau Nelayan,
persentase ekspor terhadap impor, (10) Pertumbuhan usaha industri besar, (11) Persentase
anggaran penelitian dan pengembangan terhadap total APBD. (seperti Pada Gambar 1)
Gambar 1
Kerangka Kebijakan Terintegrasi Penelitian
KONDISI
Tinggi Daya Saing Jawa Barat Dibanding Rata-Rata Seluruh Aspek (4 Aspek): 1. Tingginya Indeks Daya Saing Daerah Aspek
Ekosistem Inovasi (Faktor: Dinamika Bisnis, Kapasitas Inovasi, Dan Kesiapan Teknologi)
2. Tingginya Indeks Daya Saing Daerah Aspek Sumberdaya Manusia (Faktor Kesehatan, Pendidikan, Dan Keterampilan)
KEBUTUHAN PENELITIAN
PENELITIAN YANG DIPERLUKAN: NILAI INDIKATOR DARI ASPEK YANG TURUN DAN MARGIN
PERTUMBUHANNYA KURANG
Rendah Daya Saing Jawa Barat Dibanding Rata-Rata Seluruh Aspek (4 Aspek): 1. Masih Rendahnya Aspek
Penguat/Enabling Environment (Faktor Kelembagaan, Infrastruktur, Perekonomian Daerah
2. Masih Lemahnya Aspek Pasar (Efisiensi Pasar Produk, Ketenagakerjaan, Akses Keuangan, Ukuran PASAR)
Sumber: Pengukuran Indeks Daya Saing Daerah
6
III. SOLUSI MENYELURUH
3.1 Agenda Kerjasama dan Kolaborasi
Berdasarkan hasil analisis pengukuran IDSD dari aspek utama dan pilar dari masing-masing
aspek diperoleh hal sebagai berikut: Aspek Penguat/ Enabling Enveriotment , terdiri atas pilar
yang margin pertumbuhannya signifikan yaitu: kelembagaan, dan infrastruktur, sedangkan pilar
perekonomian daerah pertumbuhannya tidak signifikan. Aspek Sumber Daya Manusia, terdiri
atas pilar yang margin pertumbuhannya signifikan yaitu: keterampilan, sedangkan pilar
pendidikan dan kesehatan margin pertumbuhannya kurang signifikan. Aspek Pasar, terdiri atas
pilar yang margin pertumbuhannya signifikan yaitu: ketenaga kerjaan dan ukuran pasar,
sedangkan Efisiensi Pasar Produk dan Akses Keuangan margin pertumbuhannya kurang
signifikan. Aspek Ekosistem Inovasi, terdiri atas pilar yang margin pertumbuhannya signifikan
yaitu: Dinamika Bisnis dan Kesiapan Teknologi, sedangkan Kapasitas Inovasi margin
pertumbuhannya kurang signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka rekomendasi untuk
perencanaan pembangunan daerah Jawa Barat seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekomendasi Untuk Perencanaan Pembangunan Daerah Berdasarkan Kondisi
Pengukuran IDSD
ASPEK PILAR NILAI IDSD
REKOMENDASI UNTUK PERNCANAAN PEMBANGUNAN (PROGRAM)
Faktor Penguat/ Enabling Environment
Kelembagaan 0.149
1. Penguatan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
2. Peningkatan tingkat partisipasi masyarakat, pelaku usaha dalam pengelolaan pembangunan daerah
3. Program penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)
Infrastruktur 0.085
Peningkatan konektivitas antar wilayah
Perekonomian Daerah
0.046 1. Peningkatan akses keuangan dan pasar bagi UKM 2. Peningkatan nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) 3. Meningkatkan persentase UMKM terhadap UKM
Sumberdaya Manusia
Kesehatan 0.080
Menurunkan Persentase balita gizi buruk
Pendidikan 0.052 Meningkatkan APK khusunya APK Sekolah Menengah
Keterampilan 0.111 Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan calon tenaga kerja
Faktor Pasar/ Market
Efisiensi Pasar Produk
0.067 Peningkatan konektivitas antar sentra produksi dan pasar
Ketenagakerjaan
0.128 Menurunkan tingkat pengangguran terbuka
Akses Keuangan
0.067 1. Meningkatkan PAD 2. Meningkatkan Kontribusi Retribusi Daerah Dalam
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3. Meningkatkan Pertumbuhan Kredit Lembaga Keuangan
Mikro (LKM) kepada Petani dan/atau Nelayan
Ukuran Pasar 0.148 1. Meningkatkan persentase ekspor terhadap impor 2. Meningkatkan Pertumbuhan usaha industri besar
Ekosistem Inovasi
Dinamika Bisnis 0.184 1. Meningkatkan iklim usaha 2. Meningkatkan Stabilitas keamanan 3. Perbaikan produk hasil industri kecil dan menengah
Kapasitas Inovasi
0.080
Peningkatan peran penelitian dan pengembangan
Kesiapan Teknologi
0.149 Peningkatan intermediasi teknologi
7
3.2 Resolusi Tahunan
Dalam kerangka mewujudkan daya saing daerah Provinsi Jawa Barat melalui upaya intensifikasi
dan ekstensifikasi sumber-sumber keuangan daerah, langkah langkah yang dilakukan Pemerintah
Provinsi Jawa Barat seperti pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4 Langkah Percepatan Peningkatan Daya Saing Daerah
3.3 Konektivitas Antar kelembagaan & Kewenangan Pemerintahan
Dalam meningkatkan daya saing derah memerlukan sinkronisasi kewenangan antar tingkatan
pemerintahan, dan kerjasama secara regional, nasional, dan internasional terkait, serta akses
Tahapan/Langkah Program Kegiatan
1. Menentukan arahan investasi dunia usaha
Program penguatan iklim investasi
1. Penetapan regulasi yang berhubungan dengan kepastian, kejelasan arahan investasi bagi dunia usaha.
2. Peningkatan profesionalisme birokrasi berkenaan dengan perijinan, pelayanan dan penyelesaian hambatan investasi
2. Pemantapan dan penyempurnaan manajemen Pemerintahan
Program penguatan sumber daya investasi
1. Peningkatan promosi investasi
2. Penyempurnaan manajemen pelayanan perijinan dan promosi
3. Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
4. Pelayanan Penanaman Modal
1. Pemberdayaan ekonomi rakyat
Program pemberdayaan ekonomi umat
1. Pengembangan Klaster Industri Kecil Lokal
2. Penguatan Mata Rantai Produksi Industri Kecil Menengah dan Besar
2. Memacu percepatan aktivitas ekonomi rakyat
Program pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif
1. Penguatan kelompok industri kreatif
2.Pengembangan lokal wisdom dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ekonomi lokal
3. Memacu Percepatan Kawasan Ekonomi Jawa Barat
Program Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
1. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) pariwisata melalui pembangunan atau revitalisasi sekolah vokasi pariwisata;
2. Penguatan promosi pariwisata Jawa Barat,
3. Penyusunan rencana strategis pengembangan KEK,
4. Penguatan sinergi pembangunan KEK dengan pemerintahan kabupaten/kota terkait
8
terhadap sumberdaya, sains, teknologi dan inovasi,yang diwujudkan oleh koordinasi yang lebih
baik antara pemerintah dan swasta serta organisasi masyarakat sipil. Kemitraan yang telah dijalin
dengan Provinsi Jawa Barat dalam berbagai bidang pembangunan yaitu dengan: UPT Kementrian/
Lembaga , Pemerintah Kabupaten/Kota, Filantropi, CSR, dan Perguruan Tinggi di Jawa Barat.
Penguatan kerjasama ini di bentuk melalui Keputusan Gubernur dengan strategi pembangunan
sebagai berikut:
Tabel 5 Strategi Pembangunan Dalam Peningkatan Daya Saing Daerah
Pilar IDSD Sasaran RPJMD 2018-2023
Strategi Perencanaan Pembangunan RPJMD
Stakeholders Terkait
Kelembagaan/ Birokrasi
Terwujudnya kolaborasi antara tingkatan pemerintah
Meningkatkan kerjasama pembangunan
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi
Infrastruktur
Meningkatnnya pemerataan pembangunan dan mendorong pusat perekonomian baru
Mengembangkan sistem jaringan transportasi masal yang handal dan modern
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Kadin, Swasta
Perekonomian Daerah
Terwujudnya pertumbuhan ekonomi
Meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri Meningkatkan investasi daerah
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Kadin, eksportir, Importir
Kesehatan
Meningkatnya Kualitas Kesehatan Masyarakat
Meningkatkan Jangkauan Pelayanan Kesehatan
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Philantropi, CSR
Pendidikan dan Keterampilan
Meningkatnya Aksesibiltas dan Mutu Pendidikan
Menyelenggarakan Pendidikan yang Berkualitas, Merata dan Terjangkau
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi
Efisiensi Pasar Produk
Terwujudnya pola kemitraan diantara perusahaan (industri kecil, menengah dan besar)
Penguatan kemitraan antara Industri Besar (IB) dengan Industri Kecil Menengah (IKM);
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, filantropi, CSR
Ketenagakerjaan
Menurunnya Tingkat pengagguran terbuka
Penyediaan lapangan kerja Penciptaan wirausahawan baru
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, CSR, Perusahaan
Akses Keuangan
Peningkatan Pertumbuhan Kredit Perbankan kepada UMKM
Terfasilitasinya pembiayaan UMK oleh lembaga keuangan
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Industri, Kadin, CSR
Ukuran Pasar Peningkatan persentase ekspor terhadap impor
Meningkatkan daya saing industri Meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi
Dinamika Bisnis
Meningkatkan kodusifitas Iklim uasaha
Menurunkan durasi waktu pengurusan administrasi perijinan usaha Meningkatkan Pertumbuhan usaha industri kecil dan menengah
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Importir, eksportir
Kapasitas Inovasi
Pengembangan klaster inovasi berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD)
Peningkatan interaksi dan kolaborasi antara Pemerintah, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan atau Lembaga Litbang dan Masyarakat
Pemerintah Pusat, Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Lembaga LITBANG kementrian/ Lemabaga
Kesiapan Teknologi
Peningkatan ketersediaan jumlah inovasi teknologi didaerah
Peningkatan SIDa di kab/kota Provinsi, Kab/Kota, dan Perguruan tinggi, Lembaga LITBANG kementrian/ Lemabaga
9
IV. TATA KELOLA DAN DUKUNGAN
4.1 Agenda Kerja Tim Daya Saing Daerah Melalui Innovation Hub (I-hub)
Upaya meningkatkan kinerja tim peningkatan daya saing daerah lintas sektoral saat ini merujuk
kepada Surat Keputusan Gubernur nomor 120.05/Kep.695-bp3iptek/2015 tentang Tim Sistem
Inovasi Daerah/SIDa). Dalam surat keputusan tersebut mencakup unsur pemerintah, akademisi,
swasta/pengusaha, dan organisasi massyarakat sipil. Dalam mempercepat peningkatan daya saing
daerah Jawa Barat langkahnya adalah:
1. Menciptakan interaksi produktif multipihak yang saling menguntungkan bagi perkembangan
inovasi dan difusinya, penyebarluasan praktik inovasi terbaik, dan hasil-hasil kelitbangan
yang sesuai dengan tantangan dan potensi unggulan di lingkup Jawa Barat.
2. Tim penguatan daya saing daerah Provinsi Jawa Barat perlu senantiasa meningkatkan
komunikasi intensif antar Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota,
Akademisi, Filantropi, CSR, Organisasi Masyarakat Sipil, Investor, Pelaku UKM, agar
terwujud sinergi dan koordinasi Penguatan Daya Saing Daerah Provinsi Jawa Barat.
3. Tim Penguatan Inovasi Daerah bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik; pemberdayaan dan peran serta masyarakat;
dan peningkatan daya saing daerah.
Agenda kerja tahunan dalam rangka mendorong percepatan peningkatan daya saing daerah seperti
disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Agenda Kerja Tahunan Dalam Rangka Mendorong Percepatan Peningkatan
Unsur SIDa Kinerja SIDa Hasil Kinerja Saat Ini (tahun 2018)
Kinerja yang akan dicapai tahun 2023
Tahun Pelaksanaan
Kelembagaan SIDa (Institusi Pemerintah, Pemda, L Kelitbangan, L pendidikan, L penunjang Inovasi, DU, Organisasi Masyarakat)
1. Peraturan: membuat peraturan baru, merubah peraturan, dan mencabut peraturan terkait SIDa
1. SK Tim Koordinasi SIDa Provinsi Jawa Barat 2. Merubah Perda Jabar Nomor 5 tahun 2012 Perda Nomor 10 tahun 2018 tentang pengelolaan Kekayaan Intelektual
1. Perubahan tim koordinasi SIDa untuk menyempurnakan KepGub No. 120
2020
2. Norma/ etika/budaya: mengembangkan profesionalisme dan menginternalisasikan nilai-nilai sosial bagi penguatan SIDa
1. Program Inovasi menuju Jawa Barat Juara 2. Anugerah Inovasi dan Anugerah Prakarsa
1. Jawa Barat Juara berbasis Inovasi 2. Anugerah Inovasi dan Anugerah Prakarsa
2020-2023
3.Lembaga/organisasi
1. Intermediasi Teknologi SIDa
2. Mengembangkan SIDa di Kabupaten/Kota
3. Membentuk Pusat Science Techno Park (STP)
1. Intermediasi teknologi hasil penelitian
2. Penguatan Kelembagaan SIDa di Kabupaten/Kota
3. Pengembangan Science Techno Park (STP)
2019-2023 2019-2023 2019-2023
Jaringan SIDa (Interaksi antar Lembaga/Organisasi dalam SIDa)
1. Komunikasi intensif antara lembaga SIDa
Sosialisasi SIDa dan Forum Koordinasi SIDa
Intensifikasi kinerja forum koordinasi SIDa
2019-2023
2. Mobilisasi sumber daya manusia
Memenuhi kebutuhan peneliti.
Memenuhi kebutuhan peneliti melalui rekrutmen baru, hire dari lembaga penelitian /Perguruan tinggi, dan in passing.
2019-2023
10
Unsur SIDa Kinerja SIDa Hasil Kinerja Saat Ini (tahun 2018)
Kinerja yang akan dicapai tahun 2023
Tahun Pelaksanaan
3. Optimalisasi pendayagunaan HKI, informasi, sarana, dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi
Kekayaan Intelektual Hasil Penelitian yang menjadi bahan kebijakan Pembangunan
Melindungi hasil teknologi, inovasi, dan kearifan lokal melalui Kekayaan Intelektual Hasil Penelitian yang menjadi bahan kebijakan Pembangunan
2019-2023
Sumber daya SIDa (Kepakaran,, keahlian, kompetensi, keterampilan manusia & pengorganisasiannya)
1. Pemanfaatan keahlian dan kepakaran yang sesuai dengan tematik dan /atau spesifik sumber daya SIDa
Membuat tim Dewan Riset Daerah (DRD) ; Tim Advisori; Tim Majelis Litbang Daerah; Jarlit (Jaringan Penelitian)
Membuat tim Dewan Riset Daerah (DRD) ; Tim Advisori; Tim Majelis Litbang Daerah; Jarlit (Jaringan Penelitian)
2019-2023
4.2 Anggaran, Human Capital dan Inovasi
Dalam rangka peningkatan daya saing daerah Jawa barat diperlukan optimalisasi anggaran
pembangunan daerah untuk melaksanakan berbagai program/kegiatan peningkatan kualitas
sumber daya manusia serta upaya mendorong implementasi inovasi di berbagai sektor
pembangunan seperti disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Program Optmalisasi Anggaran, Human Capital dan Inovassi dalam Peningkatan Daya
Saing Daerah Jawa Barat
Aspek Program
Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Lelang Jabatan Remunerasi berbasis kinerja Beasiswa ASN
Anggaran Optimalisasi BUMD untuk Meningkatkan PAD Pemanfaatan Aset Pemprov untuk Mendorong Ekonomi Kemitraan BUMD dengan Badan Usaha Swasta KPBU; 1 BUM Desa, 1 Desa Dana Pembangunan untuk Kota/Kab APBD Pro-Infastruktur dan Pro-Pembangunan Manusia E-Budgeting
Inovasi Smart & E-Province Command Center (Jabar quickrespon One OPD One Innovation
LAMPIRAN
1. https://drive.google.com/file/d/19vvyXND4bIIYVz9aB6G1_5YrCGM6rhrj/view?usp=sharing
2. https://drive.google.com/file/d/19VpOYtBP2LTJuGCVbTo0ipIBUem8fRoc/view?usp=sharing
3. https://drive.google.com/file/d/1k8KRTsHHX3OYDBM9tCauLQEKSN_EpNWk/view?usp=sharing
4. https://drive.google.com/file/d/11-WrHlySHYGiX8Cw_tqWMkC97nUuJVT7/view?usp=sharing
5. https://drive.google.com/file/d/1rVQicEUvra1QuWP8PB1IBVt3z04D6nqJ/view?usp=sharing
6. https://drive.google.com/file/d/10KB7y0oXC5KBECFkRheoRZsNqMQVi9_K/view?usp=sharing
7. https://drive.google.com/file/d/1dQH83DFFNS6_b0GKjyArwQLB2jxFwWIG/view?usp=sharing
8. https://drive.google.com/file/d/12MPo3CrCheGtGeS0R_USSHAMFnMf3dDh/view?usp=sharing
9. https://drive.google.com/file/d/1OoxibOJqCkx1FIHedAzpNs9RnVPRjp4E/view?usp=sharing
10. https://drive.google.com/file/d/1iUtdqwFa8UHuQCsR9b9hs6X488XQKrsJ/view?usp=sharing