repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner...

13

Transcript of repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner...

Page 1: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang
Page 2: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang
Page 3: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang
Page 4: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

80

ECOTROPHIC • VOLUME 9 NOMOR 1 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626

STRATEGI PENENTUAN LOKASI DAN KEBUTUHAN LAHAN TPS

(TEMPAT PENAMPUNGAN SEMENTARA SAMPAH)

BERDASARKAN FUNGSI KAWASAN DI KOTA DENPASAR

Ismid Achmad1*, I Made Sudarma1, Syamsul Alam Paturusi1

1 Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universtias Udayana Bali, Jl. PB Sudirman Denpasar Bali*Email : [email protected]

ABSTRACT

The percentage of solid waste services Denpasar City in 2013 reached 51,8 percent, the limited numberand capacity TPS in Denpasar not meet the needs of waste management services in denpasar. The study wasto examine the relevant strategies appropriate to the criteria and requirements related to the determinationof the location of TPS and the land need. The position of the study is Part Of The City (BWK) Central inDenpasar. Analysis of technical aspects will evaluation garbage production in order to know the ideal needsof TPS, the evaluation of TPS placement based on the function of the area and the land needed. Environmentalaspect will analyze the environmental risk due to the presence of a TPS. Analysis of public opinion and thebehavior of people will use a questionnaire in the collection of data to be analyzed with qualitative methods asa consideration in determining the location and design of a TPS. Institutional aspect will be evaluated aboutthe understanding DKP (Office of Cleaning and Gardening Services) employees of the City of Denpasar in themanagement of garbage, especially in the TPS. As for determining the direction and strategy of the managementof garbage SWOT analysis was used.Based on the analysis, the need for the addition of TPS to improve thecapacity of TPS, the shape of TPS had comply standard of SNI and environmental safety factor. Additionsand changes in the shape of TPS also effect land requirement, the total area of land that must be reserved forTPS is 0,40 hectares. Determining the location of TPS is based on the need of the type of TPS over the spatialpattern. Analysis of public opinion on the determination of the location of TPS, it is obtained that the distanceof a TPS with the source must be relatively close and the land use is a vacant land. It is also suggestedoptimizing the role of the DKP of Denpasar by increasing socialization and community development programsin waste management.

Keywords : Garbage, TPS, Zone Function, Denpasar

1. PENDAHULUAN

Aktivitas manusia tidak terlepas dari kegiatanyang menghasilkan limbah atau sampah baik itulimbah organik maupun non organik. Kota Denpasaradalah salah satu kota yang mengalamipertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukuptinggi sehingga memicu meningkatnya kegiatan dibidang jasa, industri, bisnis dan sebagainya. Salahsatu dampak yang dihasilkan adalah meningkatnyaproduksi limbah buangan atau sampah. Berdasarkanhasil studi Penyusunan Standar Pelayanan MinimalKota Denpasar tahun 2013 persentase pelayananpersampahan Kota Denpasar tahun 2013 barumencapai 51,8 persen. Sistem pengumpulan sampahdi Kota Denpasar pada umunya menggunakantempat penampungan sementara (TPS), dimanasampah yang dihasilkan dari setiap rumahdikumpulkan di TPS dan dari TPS selanjutnyadiangkut ke TPA.

Jumlah dan kapasitas TPS di Kota Denpasarmasih belum memenuhi akan kebutuhan pelayanansampah di Kota Denpasar. Jumlah dan kapasitasTPS yang terbatas ini dipengaruhi juga olehketerbatasan lahan untuk penempatan TPS di

Kawasan Pusat Perkotaan. Belum adanya arahandan strategi yang jelas dalam penentuan lokasi dansebaran TPS dengan kondisi keterbatasan lahan diwilayah perkotaan dan sulitnya lahan untukpembangunan TPS yang layak sesuai denganstandar, ini menimbulkan permasalahan yang seriusseperti bercecerannya sampah pada TPS yangmengakibatkan menurunnya estetika lingkungan.Kondisi lingkungan perkotaan yang sangat kompleksakan beban pencemaran yang ditimbulkan oleh setiapaktivitas manusia menuntut adanya penataan danpengelolaan yang baik untuk meminimalkandampak pencemaran lingkungan.

Perencanaan tata ruang kota yangmengklaisifikasikan fungsi kawasan yang berbeda-beda akan mempengaruhi sistem penanganansampah yang harus dilakukan, hal ini dipengaruhioleh karakteristik dan volume sampah yangdihasilkan serta ketersediaan lahan pada setiapfungsi kawasan dalam RTRW.Dengan perencanaansistem pewadahan atau tempat penampungansampah sementara yang bersinergi dengan RTRWdiharapkan dapat memanfaatkan keterbatasanruang kota dengan maksimal.Pengaturan lokasi TPSmenjadi tujuan utama dalam penelitian ini, karena

ECOTROPHIC • 9 (1) : 80-89 ISSN : 1907-5626

Page 5: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

81

saat ini kebutuhan dan sebaran TPS yang tidakseimbang dengan timbulan sampah yang dihasilkanserta lokasi TPS yang diletakan pada tempat yangtidak semestinya, seperti diatas trotoar atau di badanjalan karena keterbatasan lahan di perkotaan.Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitianini dilakukan untuk menganalisis lokasi dankebutuhan lahan TPS yang ada di Kota Denpasardengan syarat dan kriteria teknis serta pertimbanganfungsi kawasan Perkotaan. Diharapkan padanantinya keberadaan TPS tidak mencemarilingkungan dan memberikan kenyamanan bagipenduduk yang tinggal di sekitar TPS.

2. METODE

2.1. Analisis Aspek Teknis Sebaran dan

Kebutuhan Lokasi TPS

Analisis aspek teknis bertujuan untukmengevaluasi dan menganalisa pengelolaan sampahdi Kota Denpasar khususnya pada lokasi TPS,analisis dilakukan dengan cara membandingkanantara kondisi eksisting dengan standar pada SNIdan rencana tata ruang kota Denpasar. Langkah –Langkah dalam analisis teknis ini meliputi :1. Mengevaluasi timbulan sampah di wilayah studi,

hal ini dilakukan untuk membandingkan antarakapasitas TPS dengan sampah yang dihasilkanoleh penduduk.

2. Mengevaluasi lokasi TPS, hal ini bertujuanuntuk mengetahui radius pelayanan TPS disuatu kawasan.

3. Menganalisis dan mengevaluasi penempatanTPS berdasarkan fungsi kawasan perkotaan.

4. Mengevaluasi kebutuhan lahan untuk masing-masing jenis TPS, hal ini terkait dengankebutuhan lahan yang dibutuhkan untukmenyediakan TPS di suatu kawasan.

5. Mengevaluasi kebutuhan TPS di suatukawasan, dilakukan berdasarkan radiuspelayanannya.

2.2. Analisis Aspek Lingkungan Terkait Lokasi

TPS

Analisis aspek lingkungan ini dilakukan agarmengetahui resiko yang mungkin terjadi akibatadanya kegiatan penampungan sampah di TPS.Metoda yang digunakan adalah analisis kualitatif,analisis kualitatif ini menampilkan matriks antarasuatu kegiatan dengan resiko kerusakan lingkunganyang mungkin akan terjadi. Matriks dalam analisiskualitatif ini terdiri dari matriks analisis peluangdan matriks analisis besarnya resiko. Proses akhiranalisis ini adalah dengan cara mengkombinasikanbobot yang ada pada matriks peluang dan matriksbesaran resiko, jika hasil dari kombinasi tersebutmenunjukkan resiko rendah dan tidak merusak

estetika kota maka TPS ini dinyatakan aman bagikelestarian lingkungan. Penentuan nilai peluang dannilai resiko dihitung berdasarkan menggunakankuesioner yang disebarkan kepada masyarakat,instansi pengelola persampahan, pakar dibidangpersampahan dan praktisi bidang lingkungan.

Tabel 1. Contoh Penilaian Resiko Metoda Analisis Kualitatif Penentuan

Lokasi TPS

No Resiko Nilai Nilai Nilai

Peluang Besaran Resiko

1 Pencemaran Air Lindi B 1 T

2 Bau Tidak Sedap C 2 S

3 Meningkatnya penyakit D 3 R

di warga sekitar TPS

4 Penurunan Jumlah flora D 3 R

5 Penurunan jumlah fauna D 3 R

6 Perubahan tata guna lahan B 2 S

7 penurunan estetika kota A 1 T

Keterangan :

A. Paling berpeluang mencemari 1. Resiko Tinggi T = Tinggi

B. Berpeluang mencemari 2. Resiko Sedang S = Sedang

C. Sedang 3. Resiko Rendah R = Rendah

D. Tidak berpeluang mencemari

E. Aman bagi lingkungan

Evaluasi aspek lingkungan juga memperhatikankeberadaan TPS terhadap estetika kota, hal yangtidak kalah pentingnya adalah kenyamanan huniandi permukiman tersebut, oleh karena itu TPS yangdibangun hendaknya memenuhi ketentuanperancangan kota yang baik. Evaluasi TPSberdasarkan konsep perancangan kota menggunakananalisis tapak, analisis ini merupakan salah satucara untuk melihat keterkaitan antara fisik buatandengan fisik alamiah.

Tabel 2.2. Kondisi Ideal TPS Terhadap Faktor – faktor Analisis Tapak

Faktor Kejelasan Sirkulasi Sirkulasi Angin Zona

Analisis Lokasi Kendaraan Pejalan Kebisingan

Tapak Kaki

Jenis

TPS

TPS Tipe Terbuka √ √ √ √ √TPS Tipa Tertutup √ √ √ √ √TPS Kontainer √ √ √ √ √

Seluruh jenis TPS harus memiliki kejelasanlokasi yang dipetakan di setiap kecamatan, kejelasanlokasi TPS ini harus sejalan dengan pola ruang yangada dalam RTRW. Seluruh jenis TPS harusmemenuhi syarat tidak mengganggu sirkulasikendaraan dan pejalan kaki, serta harusmempertimbangkan arah hembusan angin danmemiliki zona penyangga kebisingan.

Strategi Penentuan Lokasi dan Kebutuhan Lahan TPS (Tempat Penampungan Sementara Sampah) Berdasarkan Fungsi ..... [Ismid Achmad, dkk.]

Page 6: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

82

ECOTROPHIC • VOLUME 9 NOMOR 1 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626

2.3. Analisis Pendapat Masyarakat Tentang

Kriteria Penentuan Lokasi TPS di Kota

Denpasar

Analisis pendapat masyarakat tentang kriteriapenentuan lokasi TPS ini terdiri dari tiga kriteriapenentuan lokasi TPS yaitu :1. Pendapat masyarakat tentang kriteria jarak

TPS terhadap timbulan sampah. Kriteria yangdisampaikan kepada responden untuk dipilihadalah:a. 0 s/d 250 m b. 251 m s/d 500 mc. 501 m s/d 750 m d. 751 m s/d 1 kme. > 1 km

2. Pendapat masyarakat tentang kriteria jarakTPS terhadap rute pengangkutan sampah.Kriteria yang disampaikan kepada respondenuntuk dipilih adalah:a. 0 s/d 50 m b. 51 m s/d 100 mc. 101 m s/d 150 m

3. Kriteria masyarakat tentang kriteriapenggunaan lahan lokasi TPS.a. Tanah kosong b. Sawah, kebun, tegalanc. Pemukiman, perumahand. Perkantoran, perdagangan dan jasae. Hutan, belukar

2.4. Analisis Pendapat Masyarakat Tentang

Kriteria Penentuan Lokasi TPS di Kota

Denpasar

Proses Analisis Pola Perilaku masyarakat akandiawali dengan penggalian informasi – informasi,dalam proses observasi peneliti melakukanwawancara yang bersifat mendalam untukmemperoleh makna yang utuh dari sebuah informasidan mengambil dokumentasi terhadap kondisi yangterkait dengan informasi yang diberikan olehinforman atau narasumber. Metode yang digunakandalam analisis pola perilaku masyarakat ini adalahmetode deskriptif. analisis perilaku masyarakat iniuntuk memberikan gambaran tentang:• Deskripsi bentuk perilaku masyarakat dalam

mengelola sampah khusnya pada TPS.• Deskripsi faktor pembentuk perilaku

masyarakat dalam mengelola sampahkhususnya pada TPS.Setelah mengetahui bentuk dan faktor

pembentuk perilaku masyarakat dalam mengelolasampah akan dianalisis interakasi hubungan bentukdan faktor pembentuk perilaku masyarakat dalammengelola sampah khususnya pada TPS.

2.5. Analisis Aspek Kelembagaan Pengelola

Persampahan

Analisis kelembagaan ini adalah untukmengevaluasi kinerja dari institusi yang mengelolapersampahan dalam hal ini adalah DinasPersampahan, Pertamanan dan Kota Denpasar.Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi faktoryang menghambat institusi dalam melakukan

penanganan sampah di Kota Denpasar, faktorpenghambat tersebut dapat berasal dari internal daneksternal, antara lain:a. Faktor penghambat internal meliputi:

• Kurangnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pada institusi pengelolapersampahan.

• Kurangnya pengawasan terhadap pekerja dilapangan.

• Kurangnya pemahaman terhadap tugaspokok dan fungsi institusi.

b. Faktor penghambat eksternal meliputi:• Aturan atau kebijakan yang tidak

mendukung program penanganan sampah diKota Denpasar.

• Terbatasnya aset yang dimiliki oleh institusi.Data yang digunakan untuk analisis

kelembagaan ini menggunakan data primer yangdiperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner padainstansi terkait, wawancara dan pengamatanlangsung di lapangan. Informasi yang diperoleh darikuisioner akan diberi skor sesuai dengan banyaknyajawaban yang diperoleh untuk satu jawaban.Jawaban terbanyak akan diolah menjadi variabel-variabel yang akan menentukan permasalahanutama di dalam institusi yang menanganipersampahan.

2.6. Analisis SWOT

Analisis SWOT ini secara sederhana dapatdiartikan sebagai upaya untuk mengetahui kekuatandan kelemahan sendiri atau memahami setiap potensidan permasalahan yang ada di suatu wilayah. Faktorkekuatan dan kelemahan merupakan faktor internalsedangkan peluang dan ancaman merupakan faktoreskternal yang dihadapi oleh organisasi/instansi,hasil dari analisis SWOT ini pada akhirnya dapatdijadikan bahan pertimbangan para pemangkukepentingan di daerah untuk mengambil keputusanyang tepat agar daerahnya berkembang sesuaidengan yang direncanakan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Wilayah Studi

Wilayah Studi pada penelitian ini berdasarkanpembagian pola ruang pada RTRW Kota Denpasaryaitu BWK Tengah, dimana wilayah administrasidan fungsi kawasan pada wilayah penelitianberdasarkan RTRW Kota Denpasar adalah sebagaiberikut :a. Sub BWK Tengah I mencakup Desa Dauh Puri

Kangin, Kelurahan Dangin Puri, sebagian DesaDangin Puri Kauh dan sebagian Desa Dauh PuriKaja yang berfungsi sebagaiCathus Patha Agung

Kota, pusat perdagangan kota, pusatpemerintahan kota dan pusat pelayanan sosialbudaya kota;

Page 7: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

83

b. Sub BWK Tengah II mencakup Sebagian DesaDauh Puri Kaja, sebagian Desa Pemecutan Kaja,sebagian Kelurahan Pemecutan dan sebagianDesa Pemecutan Klod yang berfungsi sebagaipusat kegiatan pemerintahan kota, pusatpermukiman dan pusat perdagangan dan jasa;

c. Sub BWK Tengah III mencakup Desa DanginPuri Kaja, sebagian Desa Dangin Puri Kauh,Desa Dangin Puri Kangin dan Desa SumertaKauh yang berfungsi sebagai pusat permukimandan pusat perdagangan dan jasa, pendidikan, dankegiatan olah raga;

d. Sub BWK Tengah IV mencakup sebagian DesaDangin Puri Klod dan Desa Sumerta Klod yangberfungsi sebagai Pusat Permukiman,Pendidikan, pusat perdagangan dan jasa danpusat pemerintahan Provinsi Bali; dan

e. Sub BWK Tengah V mencakup KelurahanDauh Puri, Desa Dauh Puri Kelod dan DesaDauh Puri Kauh yang berfungsi sebagai pusatpermukiman, perdagangan dan jasa, pelayanankesehatan dan penidikan.

3.2. Pengelolaan Sampah di Wilayah Studi

Sistem pengumpulan sampah di Kota Denpasarpada umunya menggunkan TPS yang tersebar ditujuh kecamatan dengan sistem pengumpulan polaindivual (door to door) menggunakan gerobak, polaindividual (door ro door) menggunakan colt pick-upatau truk dan pola komunal yang diterapkan padapermukiman tidak teratur dan pasar. Jumlah saranaTPS yang di wilayah penelitian BWK Tengahberjumlah 38 unit, dengan rincian jenis TPS BINberjumlah 14 unit, TPS container 16 unit dan TPSTransferdepo 6 unit.

3.3. Analisis Aspek Teknis Sebaran dan

Kebutuhan Lokasi TPS

3.3.1. Evaluasi Timbulan Sampah Wilayah

Studi

Evaluasi timbulan sampah dilakukan untukmengetahui jumlah timbulan sampah diwilayahstudi. Jumlah timbulan sampah diwilayah studibergantung dengan banyaknya jumlah pendudukdiwilayah studi. Analisis timbulan sampah dilakukandengan menghitung jumlah dan proyeksi pendudukdiwilayah studi. Jumlah penduduk di wilayah studiBWK Tengah pada tahun 2013 adalah 288.970 danhasil proyeksi 5 tahun mendatang (2019) denganmenggunakan metode Geometrik adalah sebanyak470.103.

Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk, makadapat dihitung timbulan sampah yang dihasilkanpada wilayah studi Bagian Wilayah Tengah KotaDenpasar pada tahun 2014 mencapai 939,15 m3/haridan pada tahun 2019 mencapai 1.527, 83 m3/hari.

3.3.2. Analsis dan Evaluasi Penempatan TPS

dengan Rencana Tata Ruang (RTRW)

Kota Denpasar

Pola ruang Kota Denpasar khususnya pada BWKTengah memiliki berbagai macam fungsi kawasanyang berbeda – beda, dominasi fungsi kawasan diBWK Tengah adalah pemukiman, perdagangan danjasa, perkantoran atau pemerintahan, dan ruangterbuka hijau. Berdasarkan hasil survei lokasi TPSyang paling banyak terdapat pada kawasanperdagangan dan jasa yaitu 60%, kawasanpermukiman sebanyak 20%, kawasan RTH sebanyak17 % dan kawasan pemerintahan sebanyak 3%.TPSdi wilayah studi tersebar di setiap fungsi kawasanatau pola ruang kota denpasar, namun berdasarkanhasil survei pelatakan lokasi TPS di wilayah studibelum terlihat jelas arahan atau kesesuaian denganpola ruang Kota Denpasar khususnya BWK Tengah.

3.3.3. Analsis Kapasitas TPS Dengan Volume

Timbulan Sampah

Analisis kapasitas TPS dengan volume timbulansampah di wilayah studi dilakukan untukmengetahui kebutuhan TPS di wilayah studi.Kebutuhan TPS di wilayah studi didapatkan dariselisih daya tampung TPS eksiting dengan volumesampah yang dihasilkan di wilayah studi. Dayatampung didapatkan dari TPS BIN adalah 1m3

(Volume TPS = 1 m3x Sampah diangkat = 1 kali),TPS Kontainer daya tampung 6 m3 dan TPSTransferdepo 60 m3. Berdasarkan hasil perhitunganmaka didapatkan kapaitas atau daya tampung TPSdi wilayah studi pada tahun 2014 sebesar 488 m3,sementara timbulan sampah yang dihasilkan diwilayah studi pada tahun 2014 sebesar 984,64 m3.

Berdasarkan hasil perhitungan, selisihkurangnya daya tampung TPS terhadap timbulansampah yang paling besar berada pada wilayah BWKTengah II khususnya pada Desa Sumerta Kelod yaitu70,72 m3. Sedangkan pada wilayah yang TPS masihmemiliki daya tampung terhadap timbulan sampahyang dihasilkan oleh penduduk berada pada wilayahBWK Tengah II pada Desa Pemecutan Kelod, BWKTengah III pada Desa Dangin Puri Kangin dan DesaDauh Puri Kaja, BWK Tengah IV pada Desa DanginPuri Kelod dan BWK Tengah V pada Desa Dauh PuriKelod. Berdasarkan perhitungantersebut, dapatdiketahui pada tahun keberapa masing – masingwilayah harus menambah jumlah TPS. Uraianpenambahan jumlah dan kapasitas TPS akandiuraikan pada desa yang tidak memiliki kapasitaspenampungan sampah paling tinggi dan rendah.

A. Analisis Penambahan Jumlah dan

Kapasitas di Desa Sumerta Kelod

Volume sampah yang masuk ke TPS pada tahun2014 di Desa Dauh Puri Kangin sebesar 65,21 m3,

Strategi Penentuan Lokasi dan Kebutuhan Lahan TPS (Tempat Penampungan Sementara Sampah) Berdasarkan Fungsi ..... [Ismid Achmad, dkk.]

Page 8: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

84

ECOTROPHIC • VOLUME 9 NOMOR 1 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626

sedangkan kapasitas tampungan TPS sebesar 6 m3

(1 unit kontainer dengan kapasitas 6 m3). Sesuaidengan hal tersebut, di Desa Sumerta Kelod (BWKTengah IV) pada tahun 2014 sudah tidak mampumenampung sampah yang dihasilkan olehpenduduk. Dimensi TPS BIN Non Permukiman yangdiusulkan adalah panjang x lebar x tinggi (1,5 x 0,5x 1 m). Lebar TPS yang hanya 0,5 m tidak akanmenghabiskan ruang untuk pejalan kaki, dari segiestetika pun tidak terlihat kotor karena bentuk TPSyang tertutup rapat (Gambar 1). Dimensi TPS BINPermukiman diusulkan yang sesuai adalah Panjangx Lebar x Tinggi (1 x 1,5 x 1 m). TPS tipe BINpermukiman yang diusulkan akan menambahkapasitas TPS menjadi 1,5 m3. Sesuai dengan hasilanalisis usulan kebutuhan dan kapasitas TPS di DesaSumerta Kelod (BWK Tengah IV) pada tahun 2019dibutuhkan TPS sebanyak 27 unit sedangkan jumlaheksisting sebanyak 1 unit. Maka pada tahun 2019 diDesa Sumerta Kelod (BWK Tengah IV) harusmenambah TPS sebanyak 27 unit dengan rinciansebagai berikut :• TPS tipe BIN (non permukiman) berkapasitas 1

m3 sebanyak 10 unit• TPS tipe BIN (permukiman) berkapasitas 1,5

m3 sebanyak 12 unit• TPS tipe Kontainer berkapasitas 6 m3 sebanyak

4 unitTPS tipe Transferdepo berkapasitas 60 m3

sebanyak 1 unit.

B. Analisis Penambahan Jumlah dan

Kapasitas di Desa Pemecutan

Volume sampah yang masuk ke TPS pada tahun2019 di Desa Pemecutan sebesar 48,51m3, sedangkankapasitas tampungan TPS sebesar 31 m3 ( 1 UnitTPS BIN kapasitas 1 m3 dan 5 unit Kontainerkapasitas 6 m3). sesuai dengan hal tersebut maka diDesa Pemecutan (BWK Tengah II) pada tahun 2019

sudah tidak mampu menampung sampah yangdihasilkan oleh penduduk. Dimensi TPS BIN NonPermukiman yang diusulkan adalah panjang x lebarx tinggi (1,5 x 0,5 x 1 m). Lebar TPS yang hanya 0,5m tidak akan menghabiskan ruang untuk pejalankaki, dari segi estetika pun tidak terlihat kotorkarena bentuk TPS yang tertutup rapat (Gambar1). Dimensi TPS BIN Permukiman yang diusulkanyang sesuai adalah Panjang x Lebar x Tinggi (1 x1,5 x 1 m). TPS tipe BIN permukiman yangdiusulkan akan menambah kapasitas TPS menjadi1,5 m3. Sesuai dengan hasil analisis usulankebutuhan dan kapasitas TPS di Desa Pemecutan(BWK Tengah II) pada tahun 2019 dibutuhkan TPSsebanyak 27 unit sedangkan jumlah eksistingsebanyak 6 unit. Maka pada tahun 2019 di Desa

(a) (b)

Gambar 1. (a) Usulan TPS BIN Perkmukiman dan (b)Usulan TPS Non Permukiman

Tabel 2. Kebutuhan Unit TPS di BWK Tengah Kota Denpasar

Jumlah Kebutuhan Kebutuhan

No Desa / Kelurahan TPS TPS TPS

Eksisiting Ideal 2014 Ideal 2019

1 Desa Dauh Puri Kangin 7 9 17

2 Kelurahan Dangin Puri 1 14 23

3 Desa Dauh Puri Kaja 1 4 15

4 Desa Pemecutan Kaja 3 20 36

5 Desa Pemecutan 4 8 27

6 Desa Pemecutan Kelod 5 17 17

7 Desa Dangin Puri Kaja 3 22 37

8 Desa Dangin Puri Kauh 1 11 19

9 Desa Dangin Puri Kangin 1 7 16

10 Desa Sumerta Kauh - 13 26

11 Desa Dangin Purih Kelod 2 11 31

12 Desa Sumerta Kelod 2 4 27

13 Desa Dauh Puri Kauh - 17 31

14 Desa Dauh Puri Kelod 5 17 41

15 Desa Dauh Puri 1 17 31

Jumlah 36 191 394

Page 9: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

85

Pemecutan harus menambah TPS sebanyak 21 unitdengan rincian sebagai berikut :• TPS tipe BIN (non permukiman) berkapasitas 1

m3 sebanyak 13 unit• TPS tipe BIN (permukiman) berkapasitas 1,5

m3 sebanyak 10 unit• TPS tipe Kontainer berkapasitas 6 m3 sebanyak

4 unit

3.3.4. Analsis Kebutuhan Ruang TPS

Kebutuhan ruang TPS dihitung berdasarkanhasil analisis dimana adanya perubahan tipikal TPSserta memperhatikan ketentuan SNI yaitumemeperhitungkan dimensi truk pengangkutan,Hasil analisis kebutuhan lahan TPS tanpamemperhitungkan dimensi truk sebesar 946 m2

sedangkan jika memperhitungkan dimensi trukkebutuhan lahan menjadi 7416 m2, selisih luas lahanantara eksisting dengan rencana sebesar 6452 m2

atau setara dengan 0,645 hektar.

3.3.5. Analsis Penentuan Lokasi TPS

A. Analisis Kesesuain Lahan TPS

Hal pertama yang harus diketahui dalampenentuan lokasi TPS adalah menganalisis kesesuainlahan di lokasi penelitian, hal ini dilakukan untukmelihat daya dukung alam untuk menampungkegiatan perkotaan, yakni penggabungan beberapapeta seperti peta topografi dan kemiringan wilayah.

Berdasarkan hasil analisis diketahui seluruhwilayah studi Kota Denpasar BWK Tengah memiliki

ketinggian antara 12,5 – 35 meter diatas permukaanlaut, rentang ketinggian tersebut masuk kedalamkategori aman untuk pembangunan kota.

B. Evaluasi Radius Pelayanan TPS

Radius pelayanan TPS sangat dipengaruhi olehdaya tampung TPS. Semakin besar daya tampungTPS semakin jauh pula pelayananya. Syarat utamadalam penentuan lokasi TPS ini dalah mudahdijangkau oleh masyarakat dan sedekat mungkindengan sumber sampah. Radius Pelayanan TPS diwilayah studi dapat dilihat pada Gambar 3.

C. Analisis Aspek Lingkungan Terkait Lokasi

TPS

1. Analisis Lingkungan Siktar Lokasi TPS

Berdasarkan Tapak Kota

Analisis tapak terdiri dari empat komponen yangsaling terkait, komponen – komponen tersebutmemperhitungkan keseimbangan antara kelestaranalam dan kehidupan manusia. Komponen –komponen tersebut meleputi kejelasan lokasi,sirkulasi, zona kebisingan dan arah angin. KondisiTPS yang ada di lapangan sangat beragam, ada yangsudah memenuhi standard dan ada yang belum(Tabel 3).Kondisi TPS sangat mempengaruhi tapakwilayah studi karena jika TPS tersebut kondisinyaburuk, maka pada lokasi tapak perludipertimbangkan bentuk TPS yang baik agar tidakmenganggu kenyamanan penduduk yang menghunidi kawasan permukiman.

Gambar 2. Overlay Peta Ketinggian dan Kemiringan Wilayah

Strategi Penentuan Lokasi dan Kebutuhan Lahan TPS (Tempat Penampungan Sementara Sampah) Berdasarkan Fungsi ..... [Ismid Achmad, dkk.]

Page 10: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

86

ECOTROPHIC • VOLUME 9 NOMOR 1 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626

2. Analisis Penilaian Resiko Kerusakan

Lingkungan Pada Lokasi TPS

Analisis penilaian resiko dilakukan atas dasaridentifikasi dan perkiraan resiko diperoleh dari hasilkuisioner yang diberikan kepada pada pakar,akademisi dan masyarakat.

• Matriks Peluang Resiko Berdasarkan

Penilaian Masyarakat

Berdasarkan hasil penilaian masyarakattentang peluang resiko dan besaran resiko yangmungkin terjadi dari kegiatan TPS didapatkansebagai berikut :

1. TPS bersiko tinggi untuk mencemari airtanah

2. TPS bersiko tinggi untuk mencemarisumber air bersih (air permukaan)

3. TPS bersiko tinggi untuk mencemari udaradan bau

4. TPS bersiko tinggi untuk merusakkeindahan kota, dan

5. TPS berisko tinggi untuk meningkatkanpenyakit di masyarakat

• Matriks Peluang Resiko Berdasarkan

Penilaian Pakar/Praktisi

Berdasarkan hasil penilaian pakar/praktisitentang peluang resiko dan besaran resiko yangmungkin terjadi dari kegiatan TPS didapatkansebagai berikut :1. TPS bersiko tinggi untuk mencemari udara

dan bau2. TPS bersiko tinggi untuk merubah tata

guna lahan.

3.3.6. Keterkaitan Aspek Teknis dan

Lingkungan Dalam Penentuan Lokasi

TPS

Hasil analisis dari kedua aspek ini menunjukankesamaan terkait penentuan lokasi dan kriteriabangunan TPS, dalam SNI dan perencanaan Tapakdisebutkan bahwa TPS harus dekat dengan sumbersampah dan mudah dijangkau. Hal lain yang perludiperhatikan adalah akses yang mudah dicapai agarmempersingkat waktu pengangkutan, selain itumemberikan rasa aman bagi pejalan kai untukmencapai TPS.

Struktur bangunan yang disebutkan dalam SNIadalah harus kedap air, sedangkan dalamperencanaan tapak disebutkan bahwa bangunanharus kedap udara. Keduanya memiliki kesamaan,yakni memberikan perlindungan dan kenyamananbagi penduduk yang tinggal disekitar TPS.

3.4. Analisis Aspek Teknis Sebaran dan

Kebutuhan Lokasi TPS

3.4.1. Strategi Pengembangan TPS Melalui

Analisis SWOT

Berdasarkan pemetaan analisis SWOT diatas,maka alternative strategi yang dihasilkan adalahstrategi SO (Strength. Opportunity) lebih jelassebagai berikut :Strategi SO

1. Tupoksi yang sudah dimiliki Dinas Kebersihandan Pertamanan Kota Denpasar, hendaknyadimanfaatkan dan dilaksanakan oleh parapegawainya sebagai acuan untuk melaksanakantugas.

Gambar 3. Peta Radius Pelayanan TPS di Wilayah Studi (BWK

Tengah)

Tabel 3. Kondisi Eksisting TPS Terhadap Faktor – Faktor Analisis

Tapak

Faktor Kejelasan Sirkulasi Sirkulasi Angin Zona

Analisis Lokasi Kendaraan Pejalan Kebisingan

Tapak Kaki

Jenis

TPS

TPS Tipe BIN √ √ − − −TPS Tipa Kontainer √ − − − −TPS Tpe Transferdepo √ √ √ √ −

Page 11: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

87

2. Berdasarkan Renstra pada Dinas Kebersihandan Pertamanan Kota Denpasar, jumlah pegawaiyang ada di bidang persampahan masih dirasamencukupi hal ini dapat dilihat dariterangkutnya sampah di TPS setiap hari.

3. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan sampahtelah mengatur ketentuan terkait lokasi TPS,salah satunya adalah dekat dengan kawasanpermukiman agar mudah dijangkau olehmasyarakat.

4. Mengoptimalkan peran Dinas Kebersihan danPertamanan Kota Denpasar dalam pengelolaanpersampahan. Termasuk mengatur jumlah TPSdan penentuan lokasi TPS yang ideal untukditerapkan di Kota Denpasar sesuai denganPeraturan Daerah No. 27 tahun 2011 tentangRTRW.

3.5. Rekomendasi Penentuan KebutuhanLahan dan Lokasi TPS di Kota Denpasar(BWK Tengah)

A. Rekomendasi Aspek TeknisRekomendasi yang diberikan untuk tempat

penampungan sampah dilihat dari bentuknya antaralain :- TPS jenis BIN dirubah bentuknya dengan dua

macam TPS BIN yaitu TPS BIN permukimandan TPS BIN perdagangan, ruang terbuka hijaudan ruang publik lainya.

- TPS jenis kontainer harus memiliki areamanuver truk dan memiliki landasan.

- TPS Transferdepo di wilayah penelitian banyakdalam keadaan rusak tidak dilengkapi dengansistem penampungan lindi, perlunya perbaikandan penyempurnaan sarana penunjang untukTPS transferdepo.

(a) (b)

Gambar 4. (a) Usulan Perubahan Bentuk TPS BIN Non Permukiman

(b) Rekomendasi TPS BIN Permukiman Dengan Model Desain Trotoar

Gambar 5. Alternatif pada Pemenuhan Kebutuhan Ruang Untuk

TPS Bin Permukiman

Gambar 6. Rekomendasi Pemenuhan Kebutuhan Ruang Untuk

TPS Kontainer

Strategi Penentuan Lokasi dan Kebutuhan Lahan TPS (Tempat Penampungan Sementara Sampah) Berdasarkan Fungsi ..... [Ismid Achmad, dkk.]

Page 12: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

88

ECOTROPHIC • VOLUME 9 NOMOR 1 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626

4. SIMPLUAN DAN SARAN

4.1.Simpulan

1. Kondisi TPS di wilayah studi banyak dalamkeadaan rusak dan daya tampung untuk TPSBIN, Kontainer dan Transferdepo sudah tidakmencukupi untuk menampung sampah yangdihasilkan oleh masyarakat, serta berdasarkanevaluasi pada setiap jenis TPS yang ada di lokasistudi belum memenuhi standar dalam SNI.Kebututuhan TPS ideal pada tahun 2014 adalah191 unit (TPS BIN Non Permukiman 85 unit,TPS BIN Permukiman 69 unit, TPS Kontainer32 unit dan Transferdepo 5 unit) dan pada tahun2019 adalah 394 unit (TPS BIN NonPermukiman 182 unit, TPS BIN Permukiman162 unit, TPS Kontainer 45 unit danTransferdepo 5 unit). Kebutuhan lahan TPSpada tahun 2014 dengan memperhitungkandimensi truk kebutuhan lahan 1049 m2 atausetara dengan 0,1049 hektar, sedangkan padatahun 2019 sebesar 6452 m2 atau setara dengan0,645 hektar.

2. Pendapat masyarakat terhadap kriteriapenentuan lokasi TPS relatif selaras denganaspek teknis berdasarkan kajian literaturepenelitian ini, yaitu keinginan masyarakattentang lokasi TPS yang berjarak 251 – 500 mdari timbulan sampah, 0 – 50 m dari rute

pengangkutan sampah dan lokasinya beradapada lahan kosong. Pola perilaku masyarakatyang membuang sampah sembarangan padalahan kosong akibat tidak tersedianya TPS ataujangkaun pelayanan TPS yang jauh disebabkankarena, kondisi fisik lingkungan khususnyapermukiman padat dan tidak tertata denganbaik sehingga dalam penyediaan saranapewadahan dan pengangkutan sampah menjadisulit karena membutuhkan lahan yang tidaktersedia pada kawasan pemukiman padat. Selainitu mekanisme kontrol dalam pelaksanaanPERDA No 3 tahun 2000 tentang kebersihan danketertiban umum.

3. Berdasarakan hasil analisis strategi dalamterkait dalam penentuan lokasi dan kebutuhanlahan TPS didapatkan rekomendasi sebagaiberikut :- Penentuan lokasi TPS didasarkan pada

kebutuhan jenis TPS terhadap pola ruangkawasan. Pertimbangan lain yang dijadikandasar penentuan lokasi TPS adalahketersedian lahan yang ada di kawasantersebut.

- Bentuk TPS harus sesuai standar yang adapada SNI dimana pada ketentuan SNI danfaktor keamanan lingkungan menyebutkanbahwa harus mudah dijangkau, kedap airdan tidak menimbulkan bau.Rekomendasiyang diberikan untuk tempat penampungansampah dilihat dari bentuknya antara lain:a. TPS jenis BIN dirubah bentuknya

dengan dua macam yaitu TPS BINpermukiman dan TPS BINperdagangan, ruang terbuka hijau danruang publik lainya (non permukiman).

b. TPS jenis kontainer harus memiliki areamanuver truk dan memiliki landasan.

c. TPS Transferdepo diwilayah penelitianbanyak dalam keadaan rusak tidakdilengkapi dengan sistem penampunganlindi, perlunya perbaikan danpenyempurnaan sarana penunjanguntuk TPS transferdepo

4.2.Saran

1. Penentuan lokasi TPS perlu mempertimbangkankriteria aspek lingkungan yaitu analisis tapakdi sekitar lokasi rencana peletakan TPS.

2. Rekomendasi untuk mengurangi dampak yangakan timbul dari adanya kegiatan di TPS:· Rekomendasi yang diberikan untuk

mengurangi dampak pada pencemaran airtanah dan sumber air, salah satunya adalahdengan membuat penampungan lindi diTPS.

· Rekomendasi yang diberikan untukmengurangi dampak pencemaran udara,rusaknya keindahan kota dan

Gambar 7. Peta Rekomendasi Sebaran TPS Terhadap Pola Ruang

di BWK Tengah

Page 13: repositori.unud.ac.id · 2017. 6. 6. · nilai resiko dihitung berdasarkan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat, instansi pengelola persampahan, pakar dibidang

89

meningkatnya penyakit di masyarakatsalah satu upayanya adalah denganmemberikan penutup pada TPS, cara laindengan menambahkan tanaman/vegetasi disekeliling TPS.

· Rekomendasi yang diberikan untukmencegah adanya perubahan tata gunalahan di sekitar TPS, salah satu cara adalahdengan menerapkan peratuarn zonasi atauzoning regulation yang ketat.

3. Optimalisasi peran DKP Kota Denpasar dalampengelolaan persampahan khususnya pada TPSdengan meningkatkan program sosialisasi danpembinaan masyarakat dalam pengelolaankhususnya pemanfaatan kembali sampah dilingkungannya.

4. Perlu adanya mekanisme kontrol masyarakatdalam penerapan PERDA No 3 tahun 2000tentang kebersihan dan ketertiban umum.dengan pemanfaatan lembaga formal atau nonformal dalam melakukan kontrol sosial dimasyarakat tentang pengelolaan sampahkhususnya sebagai pengawasan atau pelaksanaPERDA No 3 tentang kebersihan dan ketertibanumum yang mengatur dalam pembuangansampah.

DAFAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Rencana Tata Ruang Kota Denpasar.

Anonim. 2002. SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara

Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Perkotaan. Badan Standarisasi Nasional.

Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Ilmu Lingkungan.

Jakarta : Mutiara Sumber Widya

Darmasetiawan M. 2004. Sampah dan Sistem

Pengelolaanya. Ekamitra Engineering. Jakarta.

Destanto, Kukuh. 2004. “Studi Persepsi Masyarakat

terhadap Tingkat Kepentingan Penyediaan

Ruang Terbuka Publik (RTP) yang Aksessibel

bagi Masyarakat Difabel (Studi Kasus : Alun-

Alun Utara Solo)”(skripsi). Program StudiPembangunan Wilayah dan Kota, FakultasTeknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

George Tchobanoglous, Hillary Thiesen and RolfEliassen. 1997. Solid Waste. McGRAW-Hill.Kogahusha.

George Tchobanoglous, Hillary Thiesen and SamuelA. Vigil. 1993. Integrated Solid Waste.McGRAW-Hill. Kogahusha.

Kodoatie, R. J. dan Sjarief, R. 2005. Pengelolaan

Sumber Daya Air Terpadu. ANDI. Yogyakarta

Koppleman, Lee dan de Chiara, Joseph. 1978. Standar

Perencanaan Tapak. Erlangga. Jakarta.

Sub Direktorat Pengelolaan dan Pengusahaan.Direktorat Pengembangan PenyehatanLingkungan Pemukiman. Direktorat JendralCipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum.2006. Pengelolaan Sampah dan Air Limbah

Berbasis Masyarakat. Bekasi.

Sub Direktorat Pengelolaan dan Pengusahaan.Direktorat Pengembangan PenyehatanLingkungan Pemukiman. Direktorat JendralCipta Karya. Departemen Pekerjaan Umum.2006. Perencanaan Prasarana dan Sarana

Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah.Bekasi.

Zula’aiddin, Muhammad dan Warmadewanti, I D AA. 2010. Kajian Peningkatan Umum Pakai TPAdan Pemanfaatan sampah di Kecamatan TanahGrogot Kabupaten Paser Propinis KalimantanTimur. Prosiding Seminar Nasional Manajamen

Teknologi XI. Surabaya 6 Pebruari.

Strategi Penentuan Lokasi dan Kebutuhan Lahan TPS (Tempat Penampungan Sementara Sampah) Berdasarkan Fungsi ..... [Ismid Achmad, dkk.]