2017 01-20 gross split by wamen esdm
-
Upload
alois-wisnuhardana -
Category
Government & Nonprofit
-
view
253 -
download
6
Transcript of 2017 01-20 gross split by wamen esdm
11
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Pemerintah
(45%)
Cost
Recovery1
(40%)
Kontraktor
(15%)
Pemerintah
(51%)
Kontraktor
(9%)
Pajak2
(6%)
Hasil Minyak
(100%)
PSC cost recovery
Kontraktor mendapatkan “tambahan % split” dari base split diatas, tergantung komponen, sebagai berikut:1. Block status 2. Field location (onshore atau offshore, remote)3. Reservoir depth4. Supported Infrastructure5. Reservoir condition6. CO2 content 7. H2S content8. Specific Gravity (API)9. Local Content (TKDN)10. Production phase 11. Harga minyak12. Kumulatif Produksi
PSC gross split
10 VariableSplit
2 ProgressiveSplit
Pemerintah
(57%)
Kontraktor(termasuk cost)
(43%)
Hasil Minyak
(100%)
Equity to be Split
(60%)
Total
Kontraktor
(49%)
Gro
ssN
et“Bagian Negara Lebih Baik & Kontraktor Akan Lebih Efisien”
Split belum termasuk pajak
Pemerintah akanmendapat tambahan
dari pajak
1rata-rata 3 tahun terakhir (pembulatan)2pajak sebesar 40% (perhitungan 40% x 15% = 6%)
Split net minyak85%:15%
Split gross minyak 75%:25%
22
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Background: Reserve Replacement
0% 50% 100% 150% 200%
Vietnam
Malaysia
Australia
India
Indonesia
Thailand ReserveReplacement(2011-2015)
33
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Time to Production in Indonesia
0 5 10 15 20
1970s
1980s
1990s
2000s
Years
TimeBetweenDiscoveryandFirstOil
44
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Paradigma Baru Pengelolaan Hulu MIGAS
1. Harga Migas ditentukan oleh mekanisme pasar dunia,
2. Kontraktor Migas (K3S) harus mengelola biaya denganbaik dengan memperhatikan:• Cost dan Risk Management.• The best Cost and the best Technology.• Biaya operasi dan sunk cost (investasi) harus makin
lama makin efisien dan efektif sehingga industrihulu Migas akan selalu dapat menghadapikonjungtur harga Migas yang makin sulit di prediksi.
55
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Tujuan Gross Split
1. Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi yang lebihefektif dan cepat.
2. Mendorong para kontraktor Migas dan Industri PenunjangMigas untuk lebih efisien sehingga lebih mampu menghadapigejolak harga minyak dari waktu ke waktu.
3. Mendorong Bisnis Proses Kontraktor Hulu Migas (K3S) danSKK Migas menjadi lebih sederhana dan akuntabel. Dengandemikian Sistem Pengadaan (procurement) yang birokratisdan debate yang terjadi saat ini menjadi berkurang.
4. Mendorong K3S untuk mengelola biaya operasi daninvestasinya dengan berpijak kepada sistim keuangankorporasi bukan sistim keuangan negara.
66
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Kedaulatan Negara
Gross Split TIDAK akan menghilangkan kendali negara karena:
1. Penentuan wilayah kerja ditangan negara.
2. Penentuan kapasitas produksi dan lifting ditentukannegara serta aspek komersil Migas.
3. Pembagian hasil ditentukan negara.
4. Penerimaan Negara menjadi lebih pasti.
5. Produksi dibagi di titik serah.
77
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Manfaat dari Sistem Gross Split
1. Share Pain – Share Gain
2. Resiko Bisnis dimitigasi melalui incentive split
3. Penguatan Fungsi SKK Migas dan lebih fokus menjalankan fungsinyasebagai badan pengawas dan pelaksana.
4. Mempersingkat Bisnis Proses. Paling tidak akan menghemat waktu 2-3 tahun dalam hal procurement proses sehingga Early Production akanterjadi.
5. TKDN dipersyaratkan sebagai bagian dari incentive.
6. Menjamin pendapatan negara melalui PNBP.
88
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Contractor Split
Contractor Split Base SplitVariable
SplitProgressive
Split= ++
1010
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Pemerintah
(37%)
Cost
Recovery1
(40%)
Kontraktor
(23%)
Pemerintah
(46%)
Kontraktor
(14%)
Pajak2
(9%)
Hasil Migas
(100%)
PSC cost recovery
Kontraktor mendapatkan “tambahan % split” dari base split diatas, tergantung komponen, sebagai berikut:1. Block status 2. Field location (onshore atau offshore, remote)3. Reservoir depth4. Supported Infrastructure5. Reservoir condition6. CO2 content 7. H2S content8. Specific Gravity (API)9. Local Content (TKDN)10. Production phase 11. Harga minyak12. Kumulatif Produksi
PSC gross split
10 VariableSplit
2 ProgressiveSplit
Pemerintah
(57%)
Kontraktor(termasuk cost)
(43%)
Hasil Minyak
(100%)
Equity to be Split
(60%)
Total
Kontraktor
(54%)
Gro
ssN
et“Bagian Negara Lebih Baik & Kontraktor Akan Lebih Efisien”
Split belum termasuk pajak
Pemerintah akanmendapat tambahan
dari pajak
1rata-rata 3 tahun terakhir (pembulatan)2pajak sebesar 40% (perhitungan 40% x 15% = 6%)
Split net Minyak dan Gas 77%:23%(Minyak: 85%:15%, dan gas: 70%:30%)
Split gross Minyak dan Gas 62%:38%(Minyak: 75%:25%, dan gas: 50%:50%)