2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP...

125

Transcript of 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP...

Page 1: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat
Page 2: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

i Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

KATA PENGANTAR

Sebagai bahan bentuk pertanggungjawaban kinerja

dan anggaran yang telah dilaksanakan selama tahun

2016, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, telah

disusun Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tahun 2016.

Penyusunan laporan kinerja ini merupakan bagian dari implementasi

transparansi dan akuntabilitas kinerja dalam kerangka good

governance di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kementerian Pertanian.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja ini menggambarkan sejumlah capaian kinerja

berdasarkan target kinerja yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016. Namun

demikian, juga terdapat beberapa catatan ketidakberhasilan dan

permasalahan yang ditemui dalam pencapaian target kinerja

tersebut.

Kami berharap melalui laporan kinerja ini, dapat dilihat sasaran yang

telah dicapai maupun yang belum berhasil, sehingga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi

dan solusi yang dapat diimpelementasikan, agar kinerja Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan dapat meningkat pada masa yang akan

datang.

Page 3: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

ii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus disampaikan

kepada semua pihak atas tenaga, waktu, dan pikirannya, sehingga

Laporan Kinerja ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.

Jakarta, Januari 2017

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc NIP. 196002101988031001

Page 4: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

iii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sepanjang tahun 2016, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah

melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian

peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai. Kegiatan yang

dilaksanakan antara lain: penerapan budidaya padi, penerapan

budidaya jagung, penerapan budidaya kedelai, perbanyakan benih

sumber, penguatan dan pengembangan desa mandiri benih,

bantuan benih melalui pengadaan pusat, penerapan pengendalian

hama terpadu (PPHT), penerapan penanganan dampak perubahan

iklim (PPDPI), gerakan pengendalian OPT, bantuan sarana

pascapanen dan pengolahan hasil tanaman pangan. Pelaksanaan

berbagai kegiatan tersebut mengacu pada Rencana Strategis

(RENSTRA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-

2019 yang beroritensi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun

waktu lima tahun sesuai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran yang telah

ditetapkan. Semua kegiatan merupakan penjabaran dari satu

program yang dilaksanakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

yaitu Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil

Produksi Tanaman Pangan.

Pelaksanaan dan capaian kegiatan tersebut, semua ditujukan pada

pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam Perjanjian Kinerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 sebagaimana

yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian. Perjanjian Kinerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 tersebut berisikan

10 indikator kinerja utama. Dari sepuluh indikator kinerja utama

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016, menghasilkan

kinerja tujuh indikator dengan capaian kategori Sangat Berhasil

(capaian diatas 100%) meliputi produktivitas padi, jagung, ubi kayu,

penggunaan benih unggul bersertifikat jagung, kedelai, dan

pengamanan tanaman padi dan jagung. Sedangkan tiga indikator

Page 5: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

iv Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dengan kategori Berhasil (capaian 80-100%) yaitu produktivitas

kedelai, penggunaan benih unggul bersertifikat padi, dan

pengamanan tanaman kedelai.

Realisasi total serapan anggaran tahun 2016 (posisi sampai dengan

31 Desember 2016) mencapai Rp4,73 triliun (62,18% dari pagu

Rp7,61 triliun), dengan adanya self blocking sebesar Rp2,76 triliun,

realisasi anggaran menjadi 97,67%. Masih terdapat sisa anggaran

merupakan bentuk upaya efisiensi/penghematan belanja

pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,

penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan

belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual.

Permasalahan yang ditemui dalam pencapaian sasaran produksi

terutama komoditas kedelai antara lain: kesulitan lahan untuk

perluasan areal tanam, belum optimalnya penerapan teknologi

budidaya sesuai rekomendasi dan spesifik lokasi, belum optimalnya

system perbenihan, belum adanya penetapan HPP, dan jaminan

pemasaran serta harga.

Untuk itu telah dilakukan beberapa upaya antara lain: inventarisasi

lahan untuk perluasan areal tanam kedelai, mendorong

pemberdayaan penangkar benih terutama kedelai, dan

mengusulkan HPP serta memperluas peran Bulog untuk membeli

produksi kedelai ditingkat petani.

Page 6: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

v Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ i

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK .................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................. 1

1.2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ..................................... 4

1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ........................... 6

1.4. Sumber Daya Manusia .................................................. 13

1.5. Dukungan Anggaran ..................................................... 14

BAB II PERENCANAAN KINERJA ....................................... 17

2.1. Rencana Strategis 2015-2019 ....................................... 17

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 .............................. 22

2.3. Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun 2016 ............ 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...................................... 25

3.1. Capaian Kinerja ............................................................. 25

3.2. Realisasi Anggaran ....................................................... 66

BAB IV PENUTUP ................................................................. 73

4.1. Kesimpulan ................................................................... 73

4.2. Permasalahan ............................................................... 74

4.3. Upaya Tindak Lanjut Yang Telah Dilakukan ................. 75

4.4. Saran Tindak Lanjut ...................................................... 76

LAMPIRAN ............................................................................... 77

Page 7: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

vi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 8: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

vii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 ......... 19

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ................................................ 24

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 .............................................................. 27

Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi 2011-2016 ................................................................ 28

Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016 .............................. 30

Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun 2011-2016 .............................. 31

Tabel 7. Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2016 32

Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016 .............................................................. 34

Tabel 9. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Jagung 2011-2016 ................................................... 37

Tabel 10. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun 2011-2016 ......................... 38

Tabel 11. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun 2011-2016 ......................... 38

Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2016 .............................................................. 39

Tabel 13. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Kedelai 2011-2016 ................................................... 43

Tabel 14. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun 2010-2015 ......................... 44

Tabel 15. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun 2011-2016 ......................... 45

Page 9: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

viii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 16. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2016 .............................................................. 46

Tabel 17. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Ubi Kayu 2011-2016 ................................................. 51

Tabel 18. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016 ........................ 51

Tabel 19. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016 ....................... 52

Tabel 20. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 .......................... 54

Tabel 21. Perkembangan Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Tahun 2011-2016 Padi, Jagung, Kedelai ........................................................ 55

Tabel 22. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Padi Tahun 2016 .............................................................. 56

Tabel 23. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Jagung Tahun 2016 .............................................................. 57

Tabel 24. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Kedelai Tahun 2016 .............................................................. 57

Tabel 25. Luas Areal Tanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016 ..... 59

Tabel 26. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 dan Tahun 2015 .............................................................. 59

Tabel 27. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun 2016 dan 2015 ........ 60

Tabel 28. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 dan 2015 ........ 60

Tabel 29. Capaian Luas Pertanaman yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2011-2016 ............. 61

Tabel 30. Capaian Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Ubi Jalar Tahun 2016 .............................................................. 64

Page 10: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

ix Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 31. Capaian Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015 .............................................................. 66

Tabel 32. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011-2016 ........ 67

Tabel 33. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun 2016 .............................................................. 68

Tabel 34. Realisasi Serapan APBN Menurut Jenis Belanja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 . 68

Tabel 35. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan 2016 .......................................................... 70

Tabel 36. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih Tahun 2016 .............................................................. 71

Page 11: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

x Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 12: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

xi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016 .............................. 31

Grafik 2. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun 2011-2016 .......................... 39

Grafik 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun 2011-2016 .......................... 45

Grafik 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016 ....................... 52

Page 13: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

xii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 14: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

xiii Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pernyataan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 ............ 79

Lampiran 2. Jumlah Pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016 .......................... 81

Lampiran 3. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Tercapainya Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu Tahun 2016 ....................................................... 82

Lampiran 4. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat PAdi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 ....................................................... 83

Lampiran 5. Pemantauan Triwulanan Rencana Aksi Pencapaian Indikator Luas Areal yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016 .......................................... 84

Lampiran 6. Capaian Produktivitas Padi Tahun 2016 ........... 85

Lampiran 7. Capaian Produktivitas Jagung Tahun 2016 ....... 86

Lampiran 8. Capaian Produktivitas Kedelai Tahun 2016 ...... 87

Lampiran 9. Capaian Produktivitas Ubi Kayu Tahun 2016 .... 88

Lampiran 10. Capaian Luas Panen Padi Tahun 2016 ............. 89

Lampiran 11. Capaian Luas Panen Jagung Tahun 2016 ........ 90

Lampiran 12. Capaian Luas Panen Kedelai Tahun 2016 ........ 91

Lampiran 13. Capaian Luas Panen Ubi Kayu Tahun 2016 ..... 92

Lampiran 14. Capaian Produksi Padi Tahun 2016 .................. 93

Lampiran 15. Capaian Produksi Jagung Tahun 2016 ............. 94

Lampiran 16. Capaian Produksi Kedelai Tahun 2016 ............. 95

Lampiran 17. Capaian Produksi Ubi Kayu Tahun 2016 .......... 96

Lampiran 18. Penggunaan Benih Padi Bersertifikat Tahun 2016 ....................................................... 97

Page 15: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

xiv Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 19. Penggunaan Benih Jagung Bersertifikat Tahun 2016 ....................................................... 98

Lampiran 20. Penggunaan Benih Kedelai Bersertifikat Tahun 2016 ....................................................... 99

Lampiran 21. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Padi Tahun 2016 ............................................... 100

Lampiran 22. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun 2016 ........................................... 101

Lampiran 23. Luas Serangan OPT dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 .......................................... 102

Lampiran 24. Realisasi Kegiatan APBN Tahun 2016 .............. 103

Lampiran 25. Realisasi Penjualan Benih Bersubsidi Tahun 2016 ....................................................... 109

Lampiran 26. Realisasi Serapan Anggaran Tahun 2016 ......... 110

Page 16: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

1 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan

perekonomian Indonesia dikarenakan hampir seluruh kegiatan

perekonomian Indonesia berpusat pada sektor tersebut. Sektor

pertanian mempunyai peran strategis dalam menjaga stabilitas

negara melalui ketersediaan dan ketahanan pangan. Ketahanan

pangan merupakan prasyarat bagi suatu bangsa termasuk

Indonesia.

Oleh karena itu, pembangunan pangan merupakan prioritas

pembangunan nasional dalam masa Kabinet Kerja 2015-2019. Hal

ini ditindaklanjuti Kementerian Pertanian dengan menetapkan tujuh

komoditas pangan utama yang diprioritaskan untuk dikembangkan

lima tahun kedepan, tiga diantaranya merupakan komoditas

tanaman pangan yaitu padi, jagung, kedelai. Khusus komoditas padi

dan jagung diproyeksikan dapat mencapai swasembada dan surplus

berkelanjutan, sehingga tidak ada impor.

Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menetapkan prioritas pada

upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, serta empat

komoditas tanaman pangan lainnya: kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu dan ubi jalar dalam rangka mendukung diversifikasi pangan.

Pada periode pembangunan 2015-2019, telah ditetapkan sasaran

produksi komoditas unggulan nasional secara tahunan yang

dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan. Untuk tahun 2016, sasaran produksi padi

diproyeksikan 76,22 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung

21,35 juta ton pipilan kering (PK), dan kedelai 1,5 juta ton biji kering

Page 17: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

2 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

(BK), kacang tanah 756 ribu ton BK, kacang hijau 296 ton BK, ubi

kayu 27,07 juta ton umbi basah, dan ubi jalar 2,70 juta ton umbi

basah. Namun, dalam perkembangannya sesuai arahan Menteri

Pertanian bahwa kegiatan difokuskan pada peningkatan produksi

jagung, sasaran produksi seluruh komoditas utama tanaman pangan

tahun 2016 mengalami perubahan sebagaimana yang dituangkan

dalam revisi Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Perubahan sasaran produksi tersebut yaitu: padi sebesar 76,23 juta

ton GKG, jagung 24 juta ton PK, kedelai 1,2 juta ton BK, kacang

tanah 675 ribu ton BK, kacang hijau 267 ton BK, ubi kayu 24,05 juta

ton umbi basah, dan ubi jalar 2,44 juta ton umbi basah.

Tahun 2016, Kementerian Pertanian kembali melanjutkan program

Upaya Khusus (Upsus) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan

Kedelai yang telah dicanangkan tahun 2015 untuk mendorong dan

mempercepat pencapaian sasaran pembangunan yang telah

ditetapkan. Program Upsus dimaksudkan untuk meningkatkan

integrasi, sinkronisasi, dan keterpaduan program dan kegiatan mulai

dari pusat sampai tingkat lapangan.

Dalam mendukung pencapaian sasaran pembangunan tanaman

pangan tahun 2016 dialokasikan kegiatan APBN Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dalam Program Peningkatan Produksi,

Produktivitas dan Mutu Hasil Produk Tanaman Pangan. Beberapa

kegiatan yang dialokasikan tahun 2016 semua diarahkan pada

peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, yaitu kegiatan utama

pengelolaan produksi tanaman serealia, pengelolaan produksi

tanaman aneka kacang dan umbi. Disamping itu ditambah dengan

kegiatan pendukung yaitu: pengelolaan sistem penyediaan benih

tanaman pangan, penguatan perlindungan tanaman pangan dari

gangguan OPT dan DPI, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman

pangan, pengembangan pengujian mutu benih, dan pengembangan

peramalan serangan OPT, serta dukungan manajemen dan teknis

Page 18: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

3 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

lainnya.

Dalam melaksanaan program dan kegiatan pembangunan tersebut,

tentunya menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang

tidak mudah dan tidak sedikit. Tantangan tersebut antara lain:

kondisi perubahan iklim ekstrim, bencana alam, peningkatan jumlah

penduduk, laju urbanisasi yang tinggi, serta pasokan dan distribusi

pangan yang belum merata. Sementara itu, berbagai permasalahan

mendasar yang dihadapi sub sektor tanaman pangan antara lain

mencakup aspek: lahan (skala penguasaan lahan oleh petani yang

sangat kecil, status kepemilikan sebagian besar belum memiliki

sertifikat, alih fungsi, persaingan antar komoditas), infrastruktur

(sebagian jaringan irigasi dalam keadaan rusak, terbatasnya jalan

usaha tani/jalan produksi), sarana produksi (belum tersedianya

benih, pupuk, dan alsintan sesuai dengan kriteria 6 tepat), regulasi,

kelembagaan, sumber daya manusia, akses permodalan, dan

pemasaran hasil.

Untuk menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, upaya-

upaya yang telah dilakukan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

pada tahun 2016, antara lain: melanjutkan program Upaya Khusus

(Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai; refocusing

anggaran dari kegiatan yang kurang produktif (rapat, pertemuan,

konsinyering, perjalanan dinas) menjadi lebih produktif dan

berdayaguna di lapangan (diantaranya: memperluas fasilitasi

penerapan budidaya, tambahan bantuan benih, bantuan alsintan

pascapanen), pengembangan dan penguatan desa mandiri benih,

penanganan dan antisipasi dini OPT/DPI), meningkatkan koordinasi

dan sinergisme antar instansi, serta melakukan perampingan jumlah

Satker pengelola anggaran tahun 2016 menjadi 210 Satker dari

semula 261 Satker pada tahun 2015.

Page 19: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

4 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Berbagai upaya yang telah dilakukan tersebut tentunya belum

sepenuhnya dapat menjawab seluruh tantangan dan permasalahan

pembangunan yang ada, mengingat kinerja sub sektor tanaman

pangan tidak sepenuhnya tergantung pada lingkup Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan semata, tetapi juga pihak/instansi lain

yang memiliki peran untuk berkontribusi baik secara langsung

maupun tidak langsung. Untuk itu, dukungan seluruh pihak pelaku

pembangunan pertanian seperti: Kementerian PU dan Perumahan

Rakyat, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,

Kemenko, Bulog, Eselon I lain lingkup Kementerian Pertanian,

Pemerintah Daerah (provinsi/kabupaten/kota), dunia usaha,

perbankan, lembaga pembiayaan bukan bank, serta peran aktif

petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian sangatlah

diharapkan bagi keberlangsungan dan keberhasilan pembangunan

sub sektor tanaman pangan dan sektor pertanian Indonesia.

1.2 Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian, dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan merupakan salah satu unit Eselon I

pada Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Direktur Jenderal

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri

Pertanian.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan bertugas menyelenggarakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya, serta

menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

Page 20: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

5 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan perbenihan,

penyelenggaraan budidaya, peningkatan pascapanen,

pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta pengendalian hama

penyakit dan perlindungan tanaman pangan;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyediaan perbenihan, penyelenggaraan budidaya,

peningkatan pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil

produksi padi, jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya,

serta pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

5) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan

perbenihan, penyelenggaraan budidaya, peningkatan

pascapanen, pengolahan, dan pemasaran hasil produksi padi,

jagung, kedelai, dan tanaman pangan lainnya, serta

pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman

pangan;

6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan;

7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Page 21: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

6 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1.3 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015, tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Pertanian, susunan organisasi Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan, meliputi: (1) Sekretariat Direktorat Jenderal, (2)

Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, (3) Direktorat Serealia, (4)

Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, (5) Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan, dan (6) Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan.

Selain enam unit kerja Eselon II tersebut, juga dilengkapi tiga Unit

Pelaksana Teknis, yaitu: (1) Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor

392/Kpts/OT.130/6/2004,(2) Balai Besar Pengembangan dan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/OT.140/9/2006,

dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman sesuai Keputusan

Menteri Pertanian Nomor 393/Kpts/OT.130/6/2004.

Masing-masing unit kerja Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tersebut di atas

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas memberikan

pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit

organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,

serta menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi, penyusunan rencana dan program, anggaran,

serta kerjasama di bidang tanaman pangan;

b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;

c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tata laksana,

pengelolaan urusan kepegawaian, penyusunan rancangan

Page 22: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

7 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

peraturan perundang-undangan, dan pelaksanaan hubungan

masyarakat serta informasi publik;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan, serta

pemberian layanan rekomendasi di bidang tanaman pangan;

e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan.

2. Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih padi, jagung,

kedelai, dan tanaman pangan lain, serta menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih

tanaman pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan

varietas, pengawasan mutu, dan produksi benih tanaman

pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan penyediaan varietas, pengawasan mutu, dan

produksi benih tanaman pangan;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan

Tanaman Pangan.

Page 23: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

8 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3. Direktorat Serealia, bertugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi, jagung dan serealia lain, serta menyelenggarakan

fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan

kering serta jagung dan serealia lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi padi

irigasi dan rawa, padi tadah hujan dan lahan kering serta

jagung dan serealia lain;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi padi irigasi dan rawa, padi tadah hujan

dan lahan kering serta jagung dan serealia lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Serealia.

4. Direktorat Aneka Kacang dan Umbi, bertugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan

aneka umbi lain, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka

umbi lain;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi

kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka umbi lain;

Page 24: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

9 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu dan aneka

umbi lain;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain,ubi kayu

dan aneka umbi lain;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan produksi kedelai, aneka kacang lain, ubi kayu

dan aneka umbi lain;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Aneka Kacang dan

Umbi.

5. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, bertugas

melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan

perlindungan tanaman pangan, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu

tumbuhan;

b. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan;

c. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang

dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

d. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme

pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi,

serta penanggulangan dampak perubahan iklim;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

Page 25: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

10 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia,

aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

h. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan.

6. Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan, bertugas melaksanakan penyiapan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, serta

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan

pascapanen, pengolahan, standardisasi dan penerapan

standar mutu serta pemasaran dan investasi tanaman

pangan;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pascapanen,

pengolahan, standardisasi dan penerapan standar mutu serta

pemasaran dan investasi tanaman pangan;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang

peningkatan pascapanen, pengolahan, standardisasi dan

Page 26: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

11 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

penerapan standar mutu serta pemasaran dan investasi

tanaman pangan;

f. Koordinasi perumusan dan harmonisasi standar, serta

penerapan standar mutu di bidang tanaman pangan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan dan

Pemasaran Hasil Tanaman Pangan.

7. Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman

Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH), bertugas

melaksanakan pengembangan pengujian mutu benih dan

pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen

mutu laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan

hortikultura, serta menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program dan evaluasi pengembangan pengujian

mutu benih dan bimbingan teknis penerapan sistem

manajemen mutu laboratorium pengujian benih;

b. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian

laboratorium, sertifikasi dan pengawasan peredaran benih

tanaman pangan dan hortikultura;

c. Pelaksanaan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode,

uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih

tanaman pangan dan hortikultura;

d. Pelaksanaan uji petik mutu benih tanaman pangan dan

hortikultura yang beredar;

e. Pelaksanaan sertifikasi benih untuk tujuan ekspor (orange,

green, and blue certificate);

f. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis penerapan sistem

manajemen mutu laboratorium pengujian benih tanaman

pangan dan hortikultura;

g. Pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan pemberian hak

penandaan SNI pada pelaku usaha perbenihan tanaman

pangan dan hortikultura;

Page 27: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

12 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

h. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil pengembangan

pengujian mutu benih dan pelaksanaan kerjasama

laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan

hortikultura;

i. Pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah

tangga Balai Besar.

8. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT), bertugas melaksanakan dan mengembangkan

peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan

rujukan proteksi tanaman pangan dan hortikultura, serta

menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/

program;

b. Pelaksanaan analisis data dan informasi serangan OPT dan

faktor penentu perkembangan OPT;

c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT berdasarkan

sistem Pengendalian Hama Terpadu;

d. Pelaksanaan perumusan peramalan, pengamatan dan

pengendalian OPT;

e. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi penerapan teknologi

peramalan, pengamatan dan pengendalian OPT;

f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pengembangan

sistem mutu dan standar laboratorium Pengamatan Hama

dan Penyakit;

g. Pemberian pelayanan kegiatan peramalan, pengembangan

peramalan OPT, dan rujukan proteksi tanaman pangan dan

hortikultura;

h. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga BBPOPT.

Page 28: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

13 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

9. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), bertugas

melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk

tanaman pangan, hortikultura, serta menyelenggarakanfungsi:

a. Pelaksanaan pengelolaan sampel pestisida, pupuk, dan

produk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan;

b. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian mutu pestisida,

pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

c. Pelaksanaan perumusan hasil pemeriksaan dan pengujian

mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan,

hortikultura, dan perkebunan;

d. Pelaksanaan pengembangan teknik dan metode pemeriksaan

dan pengujian mutu pestisida, pupuk, dan produk tanaman

pangan, hortikultura, dan perkebunan;

e. Pelaksanaan pemantauan mutu pestisida dan pupuk yang

beredar, serta produk tanaman pangan, hortikultura, dan

perkebunan;

f. Pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu

pestisida, pupuk, dan produk tanaman pangan, hortikultura,

dan perkebunan;

g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMPT.

1.4 Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016

pada 6 unit kerja Eselon II dan 3 Unit Pelaksana Teknis (UPT)

sebanyak 764 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 4 orang,

golongan II 195 orang, golongan III 499 orang, dan golongan IV 66

orang. Jika dilihat dari jenjang pendidikannya, terdiri dari: S3

sebanyak 7 orang, S2 118 orang, S1/D4 316 orang, SM/D3 51

orang, SLTA 244 orang, SLTP 15 orang, dan SD 13 orang.

Page 29: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

14 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pegawai tersebut tersebar di Sekretariat Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan sebanyak 168 orang, Direktorat Perbenihan

Tanaman Pangan 56 orang, Direktorat Serealia 61 orang, Direktorat

Aneka Kacang dan Umbi 54 orang, Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan 66 orang, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran

Hasil Tanaman Pangan 72 orang, Balai Besar Pengujian dan

Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortukultura

(BBPPMBTPH) 62 orang, Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) 93 orang, dan Balai Pengujian

Mutu Produk Tanaman (BPMPT) 38 orang, dan 93 orang yang

ditugaskan di provinsi. Secara rinci jumlah pegawai Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 disajikan pada lampiran.

1.5 Dukungan Anggaran

Pagu awal APBN Sektoral (BA.018) Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016 sebesar Rp7,731 triliun. Dalam

pelaksanaannya, terjadi realokasi, penambahan dan penghematan

anggaran TA. 2016, yaitu: (1) pada bulan April 2016, terdapat revisi

realokasi anggaran antar program lingkup Kementerian Pertanian,

dimana pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan bertambah menjadi

Rp8,014 triliun dengan penambahan anggaran sebesar Rp283,64

miliar untuk fasilitasi penanganan pascapanen berupa pengadaan

Combine Harvester kecil 2.208 unit beserta pembinaannya, (2) pada

bulan Juli 2016, sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2016 mengenai

Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja

Kementerian/ Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016,

terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran lingkup

Kementerian Pertanian, dimana pagu APBN Ditjen Tanaman

Pangan berkurang sebesar Rp407,71 miliar menjadi Rp7,607 triliun,

dan (3) pada bulan September 2016, sesuai Inpres Nomor 8 Tahun

2016 mengenai Langkah-Langkah Penghematan Belanja

Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN-P

Page 30: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

15 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

TA.2016, terdapat revisi penghematan/pemotongan anggaran

lingkup Kementerian Pertanian tahap 2, dimana terdapat

penghematan anggaran melalui mekanisme blokir mandiri (self

bloking) dan penundaan pencairan dana kegiatan Rp2,764 triliun

dari pagu APBN Ditjen Tanaman Pangan TA. 2016 sebesar

Rp7,607 triliun.

Sebagian besar (91,08%) anggaran APBN Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan dialokasikan di daerah dalam bentuk dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, sisanya (8,92%) merupakan

kegiatan koordinasi dan pembinaan di Pusat. Pada tahun 2016,

jumlah Satuan Kerja (Satker) APBN lingkup Ditjen Tanaman Pangan

sebanyak 210 Satker, yakni: 3 Satker Pusat, 34 Satker Dana

Dekonsentrasi Dinas Pertanian Provinsi, 32 Satker Dana Tugas

Pembantuan Dinas Pertanian Provinsi, dan 141 Satker Dana Tugas

Pembantuan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Sementara itu, jika

dilihat alokasi anggaran menurut kelompok kegiatan,meliputi: (1)

Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia Rp3,832 triliun (50,37%),

(2) Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Rp978,966 miliar (12,87%), (3) Pengelolaan Sistem Penyediaan

Benih Tanaman Pangan Rp455,452 miliar (5,99%), (4) Penguatan

Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan Organisme

Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim Rp166,953

miliar (2,19%), (5) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman

Pangan Rp1,936 triliun (25,45%), (6) Pengembangan Metode

Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu Laboratorium

Pengujian Benih Rp10 miliar (0,13%), (7) Pengembangan

Peramalan Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan Rp18,362

miliar (0,24%), dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya

Rp209,281 miliar (2,75%).

Page 31: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

16 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Selain anggaran sektoral (BA.018), Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan juga mengelola anggaran subsidi harga benih padi, jagung,

dan kedelai (BA.999.07) dengan pagu Rp1,014 triliun yang

pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk Public Service Obligation

(PSO) oleh BUMN (PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani).

Page 32: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

17 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. Rencana Strategis 2015-2019

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Eselon I Kementerian Pertanian bertindak sebagai penyelenggara

kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan

tanaman pangan lainnya memiliki peran penting dalam mendukung

pembangunan pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan

nasional sesuai kewenangan, tugas dan fungsi yang diembannya.

Untuk melanjutkan kontribusinya dalam pembangunan sektor

pertanian tahun 2015-2019, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019 yang

menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, program

dan kegiatan pembangunan tanaman pangan tahun 2015-2019

sebagai acuan dan arahan bagi seluruh jajaran unit kerja di lingkup

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam merencanakan dan

melaksanakan pembangunan 2015-2019 secara menyeluruh,

terintegrasi dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub

sektor terkait.

Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019 tersebut

disusun mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019

yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 Bidang Pangan dan Pertanian,

yang mengamanatkan fokus pembangunan untuk lebih

memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang

dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan

sumber daya manusia berkualitas, serta kemampuan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Page 33: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

18 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan akuntabilitas kinerja,

berlandaskan pada pencapaian, permasalahan dan tantangan yang

dihadapi dalam pembangunan pertanian yang telah dilaksanakan,

serta memperhatikan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja tahun 2015

dan mengacu pada Revisi Renstra Kementerian Pertanian 2015-

2019, maka pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

telah melakukan Revisi Renstra 2015-2019, sebagaimana telah

ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni 2016. Dalam konteks ini

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyempurnakan kembali

visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Renstra 2015-2019 dengan

tetap berpedoman pada pencapaian kinerja yang berorientasi

outcome.

Visi dan Misi

Sesuai revisi Renstra 2015-2019, visi Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan adalah “Terwujudnya pemenuhan kebutuhan pangan yang

cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat kedaulatan pangan”.

Visi tersebut memiliki makna yang luas dan penting dalam upaya

melaksanakan pembangunan pangan nasional. Dalam rangka

pencapaian visi tersebut, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan juga

telah memperbarui misinya agar mencerminkan mandatnya dengan

lebih baik, yaitu: (1) mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup

dan berkelanjutan, (2) mengembangkan komoditas tanaman pangan

yang memiliki nilai tambah dan daya saing, dan (3)

mengembangkan komoditas tanaman pangan yang mendukung

bioindustri.

Visi dan misi tersebut menjadi kerangka utama arah pengembangan

komoditas tanaman pangan selama periode 2015-2019. Pada tahun

2015-2019, terdapat empat komoditas utama tanaman pangan yang

menjadi prioritas dan harus ditingkatkan produksinya, yaitu: padi

Page 34: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

19 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dalam rangka swasembada, jagung untuk memenuhi kebutuhan

keragaman pangan dan pakan lokal, kedelai diutamakan untuk

mengamankan pasokan dan kebutuhan konsumsi pengrajin tahu

dan tempe, dan ubi kayu sebagai penyedia bahan baku bioindustri.

Tujuan dan Sasaran Strategis

Untuk memfokuskan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan

dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan menetapkan tujuan dan sasaran

strategis yang ingin dicapai pada periode 2015-2019. Tujuan

tersebut adalah: (1) terwujudnya swasembada padi, jagung dan

meningkatnya produksi kedelai, (2) berkembangnya komoditas

tanaman pangan bernilai ekonomi, dan (3) mendukung penyediaan

bahan baku bioindustri. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan

tersebut adalah: (1) terwujudnya peningkatan produksi dan daya

saing tanaman pangan, dan (2) terwujudnya peningkatan produksi

tanaman pangan mendukung penyediaan bahan baku bioindustri

dan bioenergi berkelanjutan

Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019

VISI MISI TUJUAN SASARAN

Terwujudnya

pemenuhan

kebutuhan pangan

yang cukup secara

berkelanjutan

untuk memperkuat

kedaulatan pangan

1. Mewujudkan

ketersediaan pangan

yang cukup dan

berkelanjutan.

1. Terwujudnya

swasembada padi,

jagung dan

meningkatnya

produksi kedelai.

1. Terwujudnya

peningkatan

produksi dan daya

saing tanaman

pangan.

2. Mengembangkan

komoditas tanaman

pangan yang memiliki

nilai tambah dan daya

saing.

2. Berkembangnya

komoditas tanaman

pangan bernilai

ekonomi.

2. Terwujudnya

peningkatan

produksi tanaman

pangan mendukung

penyediaan bahan

baku bioindustri dan

bioenergi

berkelanjutan.

3. Mengembangkan

komoditas tanaman

pangan yang

mendukung

bioindustri.

3. Mendukung

penyediaan bahan

baku bioindustri.

Page 35: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

20 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Untuk menjabarkan tujuan dan sasaran strategis agar terukur dan

dapat dicapai secara nyata, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

juga telah menetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang akan

dicapai dalam periode 2015-2019. Secara rinci indikator kinerja dan

target kinerja tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan tahun 2015-2019 disajikan pada lampiran.

Arah Kebijakan dan Strategi

Untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan menetapkan kebijakan:

1) Pengembangan gerakan penerapan teknologi;

2) Penguatan sentra penangkaran benih dengan memantapkan

hubungan penyediaan benih berdasarkan kelas benih dan tata

kelembagaan yang baik;

3) Penguatan gerakan pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim dengan dukungan

sarana pengendalian;

4) Pengembangan penanganan pascapanen sesuai kebutuhan

lapangan;

5) Penguatan dukungan program tematik dan tata kelola

kepemerintahan yang baik dan reformasi birokrasi.

Strategi operasional peningkatan produksi tanaman pangan

ditempuh melalui dua strategi utama:

1) Perluasan Areal Tanam

Peluasan areal tanam dilakukan melalui upaya: peningkatan indeks

pertanaman (IP) pada lahan eksisting melalui optimalisasi lahan,

perbaikan jaringan irigasi JITUT, JIDES, TAM dan pompanisasi,

pencetakan lahan baru/cetak sawah, pemanfaatan lahan terlantar,

dan konservasi lahan yang berkelanjutan, serta penanaman

tumpang sari di lahan perkebunan dan kehutanan.

Page 36: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

21 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2) Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui upaya: peningkatan

penggunaan benih unggul bermutu, perbaikan pengelolaan tanaman

terpadu (PTT), pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan DPI

(banjir dan kekeringan), serta penguatan penanganan panen dan

pascapanen.

Program dan Kegiatan

Sesuai pedoman Reformasi Perencanaan dan Penganggaran

(RPP), dan mengacu pada Renstra Kementerian Pertanian 2015-

2019, maka dalam Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2015-2019 telah ditetapkan Program Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan yakni “Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan

Mutu Hasil Produksi Tanaman Pangan”. Program ini menjadi acuan

dalam menterjemahkan tujuan, sasaran strategis dan target kinerja

yang telah dirumuskan ke dalam kegiatan-kegiatan dan rencana

aksi yang bersifat operasional.

Melalui program ini ditetapkan empat sasaran strategissebagai

berikut: (1) tercapainya produktivitas tanaman pangan, (2)

meningkatnya penggunaan benih varietas unggul bersertifikat, (3)

terkendalinyaluas areal tanaman pangan dari gangguan OPT dan

DPI, dan (4) menurunnya susut hasil/losses tanaman pangan.

Kegiatan program yang dilaksanakan meliputi: (1) Pengelolaan

Produksi Tanaman Serealia, (2) Pengelolaan Produksi Tanaman

Aneka Kacang dan Umbi, (3) Pengembangan Sistem Penyediaan

Benih Tanaman Pangan, (4) Penguatan Perlindungan Tanaman

Pangan dari Gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan

Dampak Perubahan Iklim, (5) Penanganan Pascapanen Tanaman

Pangan, (6) Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan

Penerapan Sistem Mutu Laboratorium Pengujian Benih, (7)

Page 37: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

22 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pengembangan Peramalan Serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan, dan (8) Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya.

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.Dokumen perjanjian kinerja

merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih

rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan

indikator kinerja.Melalui perjanjian kinerja terwujudlah komitmen

penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi

amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan

wewenang serta sumberdaya yang tersedia.

Sesuai dengan kedua peraturan tersebut diatas (Perpres No.

29/2014 dan Permen PAN & RB No. 53/2014), pada tahun 2016

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah menetapkan perjanjian

kinerja sebagai komitmen dalam mewujudkan pencapaian sasaran

strategis pembangunan tanaman pangan tahun 2016.Perjanjian

Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016 tersebut

berisikan 10 indikator kinerja utama beserta targetnya dengan

mempertimbangkan kriteria: spesifik, dapat diukur (measureable),

dapat dicapai (attainable), berjangka waktu tertentu (time bound),

serta dapat dipantau dan dikumpulkan. Di samping itu, dalam

rangka keterpaduan dan sinergitas pencapaian strategi organisasi

dan meningkatkan kinerja, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

juga telah melaksanakan penetapan/penandatanganan perjanjian

Page 38: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

23 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kinerja mulai dari level pejabat Eselon II hingga pejabat Eselon IV

lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2016

ditetapkan pertama kali pada bulan Januari 2016. Dalam perjalanan

waktu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan revisi

perjanjian kinerja tahun 2016 sebanyak tiga kali, dikarenakan

adanya revisi DIPA TA. 2016 dan revisi Renstra 2015-2019, yaitu:

(1) pada bulan Maret 2016, terdapat realokasi anggaran antar

kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam

rangka refocusing kegiatan mendukung pencapaian produksi padi

tahun 2016, dan perubahan nomenklatur kegiatan penanganan

pascapanen tanaman pangan (1765) menjadi pengolahan dan

pemasaran hasil tanaman pangan (5885) sesuai perubahan

nomenklatur unit kerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor43/Permentan/

OT.010/8/2015tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pertanian, (2) pada bulan Mei2016, terdapat realokasi anggaran

antar kegiatan lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangandan

penambahan anggaran untuk fasilitasi penanganan pascapanen,dan

(3) pada bulan Agustus 2016, terdapat penghematan/pemotongan

anggaran, sesuai Inpres No. 4 Tahun 2016 mengenai Langkah-

Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/

Lembaga dalam rangka Pelaksanaan APBN TA.2016, dan

perubahan indikator kinerja sesuai revisi Renstra 2015-2019 yang

telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman

Pangan Nomor 59a/HK.310/C/6/2016 tanggal 6 Juni 2016.

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

berdasarkan perubahan/revisi pada bulan Agustus 2016 disajikan

pada Tabel 2.

Page 39: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

24 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

Satuan Target

1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35

2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63

3. Tercapaianya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76

4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00

5. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Padi (%) 50,00

6. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Jagung (%) 50,00

7. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Untuk Kedelai (%) 35,00

8. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Padi (%) 93,00

9. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Jagung (%) 98,00

10. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Kedelai (%) 97,00

Sasaran Strategis:

Terwujudnya Peningkatan Produksi dan Daya Saing Tanaman Pangan

Indikator Kinerja

2.3. Rencana Aksi Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Dalam pencapaian sasaran kinerja tahun 2016, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan telah merumuskan rencana aksi pencapaian

kinerja selama setahun yang dilaksanakan dalam rangkain waktu

periodik triwulanan. Rencana aksi pencapaian indikator kinerja per

triwulanan selama tahun 2016 secara rinci disajikan pada lampiran.

Page 40: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

25 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Capaian Kinerja

3.1.1. Capaian Sasaran Program dan Indikator Utama

Pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2016, Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan telah menetapkan target kinerja pencapaian

sasaran program pembangunan tanaman pangan, yaitu:

“Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan”, dengan 10 indikator

kinerja utama.

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan

realisasi terhadap target masing-masing indikator kinerja. Tingkat

capaian kinerja dikelompokkan berdasarkan metode scoring dengan

kategori sebagai berikut: skala 1: sangat berhasil, dengan capaian >

100%; skala 2:berhasil, dengan capaian 80-100%; skala 3:cukup

berhasil, dengan capaian 60-79%; dan skala 4:kurang berhasil

dengan capaian < 60%.

Pengukuran realisasi indikator kinerja diperoleh dengan cara

sebagai berikut:

1) Indikator kinerja tercapainya produktivitas padi, jagung, kedelai

dan komoditas pangan lainnya diperoleh melalui hasil

pengukuran/survey ubinan dilapangan oleh petugas BPS

(Koordinator Statistik Kecamatan) dan Petugas Pertanian

(Mantri tani/KCD) di wilayah kerja kecamatan masing-masing.

Hasil pengukuran produktivitas dari lapangan selanjutnya

dikumpulkan dan dilaporkan secara berjenjang dari tingkat

kecamatan ke kabupaten/kota, dari kabupaten/kota ke provinsi

dan dari provinsi ke pusat (BPS dan Kementan/Ditjen Tanaman

Page 41: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

26 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Pangan) melalui Sistem Informasi Manajemen Tanaman

Pangan (SIMTP).

Luas tanam dan panen dihitung dan dikumpulkan oleh petugas

pertanian (Mantri Tani/KCD) di masing-masing wilayah kerja

kecamatan. Hasil penghitungan luas panen dilaporkan bulanan

secara berjenjang dari tingkat kecamatan ke kabupaten/kota,

dari kabupaten/kota ke provinsi dan dari provinsi ke pusat (BPS

dan Kementan/Ditjen Tanaman Pangan) melalui Sistem

Informasi Manajemen Tanaman Pangan (SIMTP). Penghitungan

angka produksi dilakukan dengan cara mengalikan data

produktivitas dan luas panen.

Status angka produktivitas, luas panen dan produksi tahun 2016

yang digunakan dalam Laporan Kinerja ini adalah Angka

Prakiraan yang telah dibahas antara Kementan (Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan) dengan BPS tanggal 5-7 Oktober

2016 dan dirilis secara resmi oleh Direktur Jenderal Tanaman

Pangan tanggal 1 November 2016.

2) Indikator kinerja terlaksananya penggunaan benih unggul

bersertifikat dihitung berdasarkan jumlah benih bersertifikat yang

digunakan oleh petani dibandingkan terhadap total penggunaan

benih dari seluruh pertanaman masing-masing komoditas pada

tahun yang bersangkutan.

Komponen yang digunakan dalam menghitung penggunaan

benih varietas unggul bersertifikat, meliputi penggunaan benih

dari pasar bebas (swadaya petani), bantuan benih, Cadangan

Benih Nasional dan Subsidi Benih. Data dikumpulkan oleh

Petugas Pengawas Benih di lapangan dilaporkan ke provinsi

(BPSBTPH) dan dari provinsi dilaporkan ke pusat (Direktorat

Perbenihan) setiap bulan melalui website, e-mail dan pos.

Page 42: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

27 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3) Indikator kinerja pengamanan tanaman dari gangguan OPT dan

DPI diperoleh melalui hasil perhitungan perbandingan luas

pertanaman yang terkena serangan OPT Utama dan DPI (banjir

dan kekeringan) menurut jenis komoditas dengan total luas

pertanaman selama tahun bersangkutan.

Data luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil

pengamatan Petugas POPT tingkat kecamatan dan dilaporkan

ke Koordinator POPT Kabupaten/kota, dari Koordinator ke

LPHP selanjutnya disampaikan ke provinsi (BPTPH Provinsi),

dan dari provinsi disampaikan ke pusat/Direktorat Perlindungan

Tanaman Ditjen Tanaman Pangan setiap dua mingguan melalui

Si_Lintan, e-mail dan pos.

Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

Satuan Target RealisasiCapaian

(%)

Kategori

Capaian

1. Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52,35 52,64 100,55 Sangat Berhasil

2. Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52,63 52,83 100,38 Sangat Berhasil

3. Tercapainya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15,76 15,06 95,56 Berhasil

4. Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240,00 241,98 100,83 Sangat Berhasil

5. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Padi(%) 50,00 43,52 87,04 Berhasil

6. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Jagung(%) 50,00 52,28 104,56 Sangat Berhasil

7. Terlaksananya Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat

Untuk Kedelai(%) 35,00 46,94 134,11 Sangat Berhasil

8. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Padi(%) 93,00 98,20 105,59 Sangat Berhasil

9. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Jagung(%) 98,00 98,62 100,63 Sangat Berhasil

10. Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI Kedelai(%) 97,00 96,79 99,78 Berhasil

Indikator Kinerja Sasaran Strategis

Sasaran Program:

Meningkatnya Produksi Tanaman Pangan

Keterangan: Realisasi produktivitas tahun 2016 = berdasarkan Angka Prakiraan

Page 43: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

28 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3.1.2. Evaluasi dan Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2016

Dari sepuluh indikator kinerja utama Direktorat Jenderal Tanaman

Pangan tahun 2016, menghasilkan kinerja tujuh indikator dengan

capaian kategori Sangat Berhasil (capaian diatas 100%) meliputi

produktivitas padi, jagung, ubi kayu, penggunaan benih unggul

bersertifikat jagung, kedelai, dan pengamanan tanaman padi dan

jagung. Sedangkan tiga indikator dengan kategori Berhasil (capaian

80-100%) yaitu produktivitas kedelai, penggunaan benih unggul

bersertifikat padi, dan pengamanan tanaman kedelai.

3.1.2.1. Produktivitas Padi

Berdasarkan Angka Prakiraan 2016, produktivitas padi 52,64 ku/ha,

luas panen 15,036 juta ha dan produksi 79,141 juta ton GKG.

Capaian produktivitas padi 2016 lebih tinggi 0,29 ku/ha atau

mencapai 100,55% terhadap target (Sangat Berhasil). Namun bila

dibandingkan terhadap tahun 2015, menurun 0,78 ku/ha (1,45%),

tetapi meningkat 1,15 ku/ha (2,23%) terhadap rerata produktivitas

periode 2011-2015. Apabila dibandingkan terhadap target

produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 53,14

ku/ha, capaian 2016 telah hampir mencapai target 2019 (99,06%).

Tabel 4. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Padi 2011-2016

2011 2012 2013 2014 2015Rerata

2011-20152016*)

1 Target (Ku/Ha) 55,93 50,10 52,00 51,83 51,40 52,25 52,35

2 Realisasi (Ku/Ha) 49,80 51,36 51,52 51,35 53,41 51,49 52,64

3 Capaian (%) 89,04 102,51 99,08 99,07 103,91 98,72 100,55

4 Kategori Capaian BerhasilSangat

BerhasilBerhasil Berhasil

Sangat

BerhasilBerhasil

Sangat

Berhasil

Tahun

No. Uraian

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Page 44: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

29 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Kinerja capaian produktivitas tahun 2011-2015 yang fluktuatif

berkisar antara 89,04% sampai 103,91% dan rerata 98,72%,

meskipun capaian tahun 2016 bukan merupakan yang tertinggi,

namun lebih tinggi dibanding rerata. Kondisi tersebut menunjukkan

bahwa upaya yang dilakukan pada tahun 2016 cukup berhasil

mendorong peningkatan produktivitas hingga mampu mencapai

produktivitas yang lebih tinggi dan melampaui target yang

ditetapkan.

Luas panen padi tahun 2016 mencapai 15,04 juta ha meningkat 920

ribu ha (6,52%) dibanding tahun 2015. Apabila dibandingkan

dengan target tahun 2016 mencapai 103,26%, dan telah mencapai

97,34% terhadap target 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar

15,45 juta ha. Sedangkan bila dibandingkan terhadap rerata luas

panen periode 2011-2015, meningkat cukup signifikan seluas 1,36

juta ha (9,91%).

Sementara itu, produksi padi tahun 2016 menunjukkan keberhasilan

yang cukup memuaskan mencapai 79,14 juta ton GKG atau

103,82% dari target 76,23 juta ton GKG. Selain mencapai target,

juga meningkat cukup tinggi 3,744 juta ton GKG (4,97%)

dibandingkan tahun 2015. Begitu juga terhadap rerata produksi

tahun 2011-2015 meningkat 8,674 juta ton GKG (12,31%). Apabila

dibandingkan dengan target tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019)

produksi padi 2016 mencapai 96,42% terhadap target 2019 (80,078

juta ton GKG). Produksi padi tahun 2016 mencapai 103,83% jika

dibandingkan dengan target produksi padi pada Indikator Kinerja

Utama (IKU) Kementerian Pertanian yang berdasarkan Renstra

edisi revisi sebesar 76,22 juta ton GKG.

Peningkatan produksi padi tahun 2016 dibandingkan dengan tahun

2015 yang cukup besar terjadi karena adanya peningkatan luas

panen sebesar 0,92 juta ha (6,54%). Peningkatan luas panen pada

Page 45: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

30 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tahun 2016 ini dikarenakan adanya pertanaman pada periode

Oktober-Desember 2015 yang memberikan peningkatan yang

signifikan pada luas panen periode Januari-Maret 2016. Selain itu,

pengaruh dari adanya La Nina yang terjadi pada tahun 2016 yang

cenderung “kemarau basah” dan terjadi hujan diatas normal selama

tahun 2016 telah menciptakan peluang untuk tanam musim ketiga

pada area yang biasanya hanya mempunyai dua musim tanam.

Musim tanam ketiga menyumbang sekitar 21% terhadap produksi

padi tahunan yang biasanya tergantung pada air irigasi. Estimasi

didasarkan pada potensi panen pada bulan Agustus dan perkiraan

curah hujan bulan Agutus 2016 di bagian tengah dan barat Jawa

dan daerah-daerah selatan Sumatera.

Tabel 5. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

No. Uraian

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih

1 Produktvitas (Ku/Ha) 51.49 53.41 52.35 52.64 102.24 1.15 98.56 (0.77) 100.55 0.29

2 Luas Panen (000 Ha) 13,679 14,115 14,561 15,036 109.91 1,356 106.52 920 103.26 475

3 Produksi (000 Ton) 70,467 75,398 76,226 79,141 112.31 8,674 104.97 3,744 103.82 2,915

Realisasi

2016 *)Rerata 2011-2015

Perbandingan Realisasi 2016 Thd.

Realisasi 2015 Target 2016Target

2016

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Dalam periode tahun 2011-2015, produktivitas padi meningkat rata-

rata 1,78% per tahun, dari 49,49 ku/ha pada tahun 2011 menjadi

53,41ku/ha pada tahun 2015, sementara pada tahun 2016

meningkat 0,55%. Luas panen padi meningkat rerata 1,69% per

tahun, dari 13,20 juta ha pada tahun 2011 menjadi 14,12 juta ha

pada tahun 2015, pada tahun 2016 meningkat 6,52%. Sementara itu

produksi padi rerata tumbuh 3,51% per tahun, dari 65,76 juta ton

GKG tahun 2011 menjadi 75,39 juta ton GKG pada tahun 2015,

tahun 2016 meningkat signifikan 4,97%.

Page 46: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

31 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 6. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

Rerata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Produktvitas (Ku/Ha) 49.80 51.36 51.52 51.35 53.41 51.49 52.64 1.78 (1.44)

2 Luas Panen (000 Ha) 13,204 13,446 13,835 13,797 14,115 13,679 15,036 1.69 6.52

3 Produksi (000 Ton) 65,757 69,056 71,280 70,846 75,398 70,467 79,141 3.51 4.97

No. UraianRealisasi Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Grafik 1. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Padi Tahun 2011-2016

Produksi padi tahun 2016 berdampak terhadap pencapaian

swasembada dan surplus beras yang cukup besar 12,19 juta ton

atau mencapai indeks swasembada 136,01%. Perhitungan tersebut

dilakukan dengan cara membandingkan antara produksi beras

dengan kebutuhan. Produksi padi tahun 2016 (Angka Prakiraan)

setara dengan 46,03 juta ton beras tersedia untuk konsumsi.

Sementara itu kebutuhan beras tahun 2016 sebesar 33,84 juta ton

meliputi: konsumsi langsung penduduk (tingkat konsumsi 124,89

kg/kapita/tahun, jumlah penduduk 258,71 juta jiwa), pakan

ternak/unggas, industri bukan makanan dan kehilangan

hasil/susut/tercecer.

47,00

48,00

49,00

50,00

51,00

52,00

53,00

54,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produktvitas (Ku/Ha)

12.000

12.500

13.000

13.500

14.000

14.500

15.000

15.500

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Luas Panen (000 Ha)

50.000

55.000

60.000

65.000

70.000

75.000

80.000

85.000

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produksi (000 Ton)

Page 47: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

32 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 7.Neraca Produksi dan Kebutuhan Beras Tahun 2016

No. Uraian Volume Satuan

1 Produksi Padi/Gabah (GKG) 79.141.352 Ton

2 Kebutuhan/Konsumsi Gabah 5.777.319 Ton

3 Gabah Tersedia (Produksi Gabah (1) - Konsumsi Gabah (2)) 73.364.033 Ton

4 Beras tersedia (62,74% x Gabah Tersedia (3)) 46.028.594 Ton

5 Kebutuhan/Konsumsi Beras 33.842.420 Ton

6 Neraca Surplus/Defisit (Beras Tersedia (4) - Konsumsi Beras (5)) 12.186.174 Ton

7 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS 2010-2035) 258.704.986 Jiwa

8 Konsumsi Beras Perkapita 124,89 Kg/Kapita/Thn

9 Indeks Swasembada (Beras Tersedia (3) / Konsumsi Beras (5)) 136,01 % Keterangan:

• Produksi merupakan angka prakiraan

• Penghitungan (konsumsi gabah, gabah tersedia, beras tersedia, konsumsi beras) berdasarkan formula BPS dan BKP

• Konsumsi beras perkapita berdasarkan angka Bappenas

Peningkatan luas panen dan produksi padi tahun 2016 didukung

oleh kegiatan utama padi yaitu: kegiatan padi inbrida peningkatan

produktivitas, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan

indeks pertanaman, padi perluasan areal, padi hibrida,

pengembangan desa pertanian organik untuk padi, dan

pengembangan padi dengan teknologi budidaya hazton,

peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat melalui

pemberian bantuan benih, perbaikan jaringan irigasi tersier, optimasi

lahan, peningkatan perlindungan tanaman dari gangguan OPT dan

DPI, perbaikan penanganan pascapanen, peningkatan penyuluhan,

pengawalan dan pendampingan yang dilakukan oleh petugas

pertanian bekerjasama dengan TNI/Babinsa dan mahasiswa dalam

program UPSUS.

Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan

produktivitas, luas panen dan produksi padi tahun 2016 antara lain:

Page 48: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

33 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

1) Penerapan Budidaya Padi

Target kegiatan penerapan budidaya padi tahun 2016 seluas

2.202.054 ha, terdiri dari: padi inbrida peningkatan produktivitas

1.512.598 ha, padi perluasan areal tanam melalui peningkatan

indeks pertanaman 301.657 ha, padi hibrida 38.000 ha, padi

perluasan areal tanam (PAT) 306.864 ha, pengembangan desa

pertanian organik untuk padi 2.440 ha,dan budidaya padi

dengan teknologi hazton 40.495 ha.

Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya padi produktivitas

perluasan areal peningkatan indeks pertanaman, dan padi

hibrida yang diberikan berupa benih dan alat tanam jajar

legowo. Sementara untuk pengembangan desa pertanian

organik, selain bantuan benih dan alat tanam, juga diberikan

bantuan berupa pupuk organik, pestisida nabati, MOL, dan

fasilitasi pendukung pertanian organik. Demikian juga budidaya

padi dengan teknologi budidaya Hazton selain bantuan benih

dan alat tanam, juga diberikan bantuan berupa pupuk organik,

pupuk organik cair (POC) lengkap, decomposer, dan agensia

hayati.

Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padi mencapai

2.154.673 ha (97,85%), terdiri dari: padi inbrida peningkatan

produktivitas 1.482.329 ha (98,00%), padi perluasan areal

tanam melalui peningkatan indeks pertanaman 288.166 ha

(95,53%), padi hibrida 37.471 ha (98,61%), padi perluasan areal

tanam (PAT) 304.346 ha (99,18%), pengembangan desa

pertanian organik untuk padi 2.286 ha (93,69%), budidaya padi

dengan teknologi hazton 40.074 ha (98,96%). Sisa kegiatan

seluas 47.381 ha sampai akhir Desember 2016 sedang dalam

persemaian.

Page 49: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

34 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Luas panen kegiatan penerapan budidaya padi mencapai

596.193 ha, produksi 3.828.193 ton dan produktivitas 64,21

ku/ha, atau 122,66% terhadap target (52,35 ku/ha), dengan

rincian padi inbrida peningkatan produktivitas 67,95 ku/ha, padi

perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman

57,22 ku/ha, padi hibrida 74,66 ku/ha, padi perluasan areal

tanam 51,75 ku/ha, pengembangan desa pertanian organik

untuk padi 54,25 ku/ha, dan budidaya padi dengan teknologi

hazton 43,69 ku/ha.

Tabel 8. Realisasi Kegiatan Penerapan Budidaya Padi Tahun 2016

Rencana Realisasi Panen Produktvitas Produksi

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton)

1 Padi Inbrida Peningkatan Produktivitas 1,512,598 1,482,329 98.00 420,543 67.95 2,857,511

2 Padi Inbrida PAT PIP 301,657 288,166 95.53 70,860 57.22 405,490

3 Padi Hibrida 38,000 37,471 98.61 11,107 74.66 82,929

4 Padi Inbrida PAT 306,864 304,346 99.18 89,913 51.75 465,325

5 Pengembangan desa pertanian organik padi 2,440 2,286 93.69 534 54.25 2,897

6 Pengembangan padi teknologi hazton 40,495 40,074 98.96 3,236 43.69 14,138

2,202,054 2,154,673 97.85 596,193 64.21 3,828,193

No. Uraian

Jumlah

Realisasi

2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Padi

Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih padi telah

mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan

sehingga meningkatkan penggunaan benih unggul bersertifikat

padi pada tahun 2016 yang mencapai 180.928 ton setara luas

7,24 juta ha atau 43,52% dari total luas tanam 16,63 juta ha.

Capaian tersebut didukung oleh kegiatan: pemberdayaan

penangkar, bantuan benih, subsidi benih, penguatan dan

pengembangan desa mandiri benih, serta ketersediaan benih di

pasar bebas yang cukup. Peningkatan penggunaan benih

Page 50: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

35 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

unggul bersertifikat berpengaruh langsung terhadap

peningkatan produktivitas dan kualitas hasil.

3) Penguatan Perlindungan Tanaman Padi dari Gangguan OPT

dan DPI

Dalam rangka mengamankan areal tanaman dari gangguan

OPT, telah dilaksanakan kegiatan Penerapan Pengendalian

Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak

Perubahan Iklim (PPDPI), gerakan pengendalian OPT,

penguatan Brigade Proteksi Tanaman, dan penguatan

pengamatan peramalan.

Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan

pertanaman padi dari gangguan OPT dan DPI mencapai

98,20% dari total pertanaman padi tahun 2016 seluas 16,63 juta

ha. Hal ini berarti sepanjang tahun 2016 pertanaman padi yang

tidak terkena gangguan OPT dan DPI mencapai 16,33 juta ha,

dan hanya 299 ribu ha (1,80% pertanaman yang terserang OPT

dan terkena DPI), jauh lebih rendah dari tahun 2015 yang

mencapai 4,08%.

4) Penanganan Pascapanen Padi

Dalam rangka mendukung penurunan susut hasil dialokasikan

bantuan sarana pascapanen padi sebanyak 12.893 unit terdiri

dari: power thresher 3.208 unit, combine harvester kecil 6.283

unit, combine harvester sedang 2.884 unit, combine harvester

besar 446 unit, vertical dryer 5 unit, penggilingan 23 unit, dan

polisher 22 unit.

Berdasarkan realisasi bantuan sarana pascapanen padi

tersebut, diprediksi dapat menurunkan susut hasil padi sebesar

0,146% atau mengamankan produksi padi pada tahun 2016

sebesar 115.544 ton GKG.

Page 51: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

36 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

5) Dukungan Kegiatan Eselon-I Lain Lingkup Kementan

Peningkatan produktivitas dan produksi padi juga didukung oleh

kegiatan Eselon-I lain dalam rangka pelaksanaan UPSUS 2016.

Kegiatan dari Ditjen PSP antara lain rehabilitasi jaringan irigasi

seluas 454 ribu ha, irigasi perpompaan 1.691 ha, dan irigasi

rawa 80.000 ha, cetak sawah 132 ribu ha, serta kegiatan

pengawalan dan pendampingan oleh TNI/Babinsa dan

Perguruan Tinggi/Mahasiswa. Kegiatan Badan PPSDMP antara

lain peningkatan penyuluhan dan pendampingan oleh penyuluh

pertanian lapangan. Melalui kegiatan tersebut selain berdampak

pada peningkatan IP, juga dapat meningkatkan produktivitas.

3.1.2.2. Produktivitas Jagung

Berdasarkan Angka Prakiraan 2016, produktivitas jagung 52,83

ku/ha, luas panen 4,385 juta ha dan produksi 23,165 juta ton pipilan

kering. Capaian produktivitas jagung 2016 lebih tinggi 0,20 ku/ha

atau mencapai 100,38% dibanding target (Sangat Berhasil). Begitu

juga bila dibandingkan terhadap tahun 2015, meningkat 1,04 ku/ha

(2,01%), dan meningkat 3,95 ku/ha (8,08%) terhadap rerata

produktivitas periode 2011-2015. Sementara itu apabila

dibandingkan terhadap target produktivitas tahun 2019 (akhir

RPJMN 2015-2019) sebesar 55,84ku/ha, produktivitas jagung tahun

2016 telah mencapai 94,61%.

Skala kinerja capaian indikator produktivitas jagung tahun 2016

menunjukkan keberhasilan yang sedikit lebih tinggi dibanding rerata

capaian periode 2011-2015.

Page 52: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

37 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 9. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Jagung 2011-2016

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Luas panen jagung tahun 2016 mencapai seluas 4,39 juta ha, masih

kurang 175 ribu ha dibandingkan target, namun jika dibandingkan

dengan target awal Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

seluas 4,15 juta ha, telah melebih target. Apabila dibandingkan

dengan tahun 2015, meningkat 597 ribu ha (15,77%), demikian juga

dibandingkan dengan rerata periode 2011-2015 meningkat 531 ribu

ha (13,78%).

Produksi jagung tahun 2016 mencapai 23,16 juta ton pipilan kering.

Capaian produksi tersebut mencapai 96,52% dari target, namun

demikian meningkat cukup signifikan 3,55 juta ton pipilan kering

(18,11% terhadap produksi tahun 2015) dan meningkat lebih tinggi

4,33 juta ton pipilan kering (23,00% terhadap rerata produksi tahun

2011-2015). Produksi jagung tahun 2016 mencapai 108,48% jika

dibandingkan dengan target produksi jagung pada IKU Kementerian

Pertanian yang berdasarkan Renstra edisi revisi sebesar 21,35 juta

ton pipilan kering.

Peningkatan produksi jagung tahun 2016 sebesar 3,55 juta ton

pipilan kering sebagian besar berasal dari kontribusi peningkatan

luas panen sebesar 3,09 juta ton pipilan kering atau 87,04% dan

kontribusi dari peningkatan produktivitas 460 ribu ton pipilan kering

atau 12,96%.

No. Uraian Rerata

2011-2015

1 Target (Ku/Ha) 48,10 48,73 48,34 47,95 50,54 48,73 52,63

2 Realisasi (Ku/Ha) 45,65 48,99 48,44 49,54 51,79 48,88 52,83

3 Capaian (%) 94,91 100,53 100,21 103,32 102,47 100,31 100,38

4 Kategori Capaian BerhasilSangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Page 53: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

38 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 10. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Jagung Tahun 2011-2016

No. Uraian

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih

1 Produktivitas (Ku/Ha) 48.88 51.79 52.63 52.83 108.08 3.95 102.01 1.04 100.38 0.20

2 Luas Panen (000 Ha) 3,854 3,787 4,560 4,385 113.78 531 115.77 597 96.15 (175)

3 Produksi (000 Ton) 18,833 19,612 24,000 23,165 123.00 4,332 118.11 3,552 96.52 (835)

Perbandingan Realisasi 2016 Thd.Realisasi

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016 *)Rerata 2011-2015 Realisasi 2015 Target 2016

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Produktivitas jagung periode tahun 2011-2015 meningkat rata-rata

12,99% per tahun, dari 45,65 ku/ha pada tahun 2011 menjadi 51,78

ku/ha pada tahun 2015, sementara produktivitas tahun 2016

sebesar 52,83 ku/ha naik 1,05 ku/ha (2,03%). Sementara luas

panen cenderung menurun pada periode tahun 2011-2015 rata-rata

1,92% per tahun, dari 3,86 juta ha tahun 2011 menjadi 3,79 juta ha

tahun 2015, sedangkan tahun 2016 meningkat 15,77%.Pada

periode yang sama, produksi jagung rerata meningkat 11,23% per

tahun, dari 17,64 juta ton pipilan kering tahun 2011 menjadi 19,61

juta ton pipilan pada tahun 2015, dan tahun 2016 meningkat menjadi

19,83 juta ton (naik 4,34%).

Tabel 11. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung Tahun 2011-2016

Rerata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Produktivitas (Ku/Ha) 45.65 48.99 48.44 49.54 51.78 48.88 52.83 12.99 2.03

2 Luas Panen (000 Ha) 3,865 3,958 3,822 3,837 3,787 3,854 4,385 (1.92) 15.77

3 Produksi (000 Ton) 17,643 19,387 18,512 19,008 19,612 18,833 23,165 11.23 18.11

No. UraianRealisasi/Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Page 54: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

39 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Grafik 2. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Jagung

Tahun 2011-2016

Produksi jagung tahun 2016 (Angka Prakiraan) sebesar 23,16 juta

ton pipilan kering apabila dibandingkan dengan kebutuhan tahun

2016 sebesar 20,244 juta ton, mengalami defisit sebesar 411 ribu

ton, atau dengan indeks swasembada mencapai 97,97%.

Kebutuhan jagung tahun 2015 meliputi: kebutuhan benih, konsumsi

langsung, pakan (industri pakan dan peternak lokal), industri

(pangan, non pangan dan non pakan) dan kehilangan

hasil/susut/tercecer.

Tabel 12. Neraca Produksi dan Kebutuhan Jagung Tahun 2016

No. Uraian Volume Satuan

1 Produksi Jagaung (Pipilan Kering) 23,164,915 Ton

2 Kebutuhan 22,589,831 Ton

3 Neraca Surplus/Defisit (produksi Jagung (1) - Kebutuhan (2)) 575,084 Ton

4 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS 2010-2035) 258,704,986 Jiwa

5 Konsumsi Jagung Perkapita 1.56 Kg/Kapita/Tahun

6 Indeks Swasembada (Produksi Jagung (1) / Kebutuhan (2) 102.55 %

Keterangan: • Produksi berdasarkan Angka Praakiraan • Kebutuhan berdasarkan proyeksi dari Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Asosiasi Peternak

Lokal, Kompartemen Industri Makanan dan Minuman KADIN, dan BKP (Neraca Bahan Makanan/NBM) • Konsumsi jagung perkapita berdasarkan angka Susenas BPS

Keberhasilan capaian produktivitas tahun 2016 disebabkan karena

meningkatnya penggunaan benih berkualitas melalui program

bantuan benih, sehingga petani dapat memperoleh produksi yang

lebih baik dari pertanaman sebelumnya. Selain itu juga bantuan

42,00

44,00

46,00

48,00

50,00

52,00

54,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produktivitas (Ku/Ha)

3.400

3.600

3.800

4.000

4.200

4.400

4.600

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Luas Panen (000 Ha)

15.000

17.000

19.000

21.000

23.000

25.000

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produksi (000 Ton)

Page 55: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

40 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

pupuk pada program pengembangan jagung pada lahan khusus

juga turut memberikan sumbangan meningkatnya angka

produktivitas tersebut.

Faktor lain yang mendukung meningkatnya produksi jagung

nasional adalah adanya kebijakan pemerintah untuk tidak

melakukan impor jagung serta adanya harga minimum jagung

pipilan kering sebesar Rp3.150,- per kg (kadar air 15%).

Kebijakan penolakan impor berdampak pada keyakinan petani untuk

memberikan input yang cukup bagi tanaman sehingga mampu

mencapai produksi optimal. Penetapan harga minimum juga

berdampak pada petani bahwa usaha budidaya jagung yang mereka

laksanakan dapat memberikan pendapatan yang lebih baik bagi

keluarga mereka.

Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan

produktivitas, luas panen dan produksi jagung tahun 2016 antara

lain:

1) Penerapan Budidaya Jagung

Sasaran kegiatan penerapan budidaya jagung tahun 2016

seluas 1.655.885 ha, terdiri dari: pengembangan jagung hibrida

1.102.349 ha dan pengembangan jagung di lahan khusus

553.536 ha.

Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya jagung yang diberikan

berupa benih jagung hibrida dan alat tanam yang

jumlah/rasionya disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi.

Sementara jika penanaman dilakukan di lahan hutan atau

tumpang sari dengan tanaman lainnya, maka jumlah bantuan

disesuaikan dengan tanaman jagung terhadap tanaman lainnya.

Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya jagung mencapai

1.529.674 ha (92,38%), terdiri dari: pengembangan jagung

Page 56: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

41 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

hibrida 1.102.349 ha (100%) dan pengembangan jagung di

lahan khusus 427.325 ha (77,20%). Sisa pertanaman

pendukung kegiatan utama jagung pada lahan khusus seluas

126.211 ha akan ditanam pada bulan Januari-Maret tahun 2017

karena terlambatnya penyaluran benih. Hal ini masih

diperkenankan sebagaimana kebijakan yang tertuang pada

Petunjuk Teknis Pengembangan Jagung di Lahan Khusus tahun

2016.

Produktivitas kegiatan pengembangan jagung hibrida 61,70

ku/ha, atau 117,23% terhadap target (52,63 ku/ha). Sementara

pengembangan jagung di lahan khusus yang mana

anggarannya berasal dari APBN-P dan DIPA baru terbit pada

akhir bulan Juli 2016, daerah sebagian besar baru dapat

melaksanakan proses administrasi keuangan untuk kontrak

kegiatan pada bulan Agustus-September 2016, sehingga

kegiatan ini sebagian besar baru bisa ditanam pada periode

Oktober 2016-Maret 2017. Oleh sebab itu, sampai dengan

Desember 2016 belum ada kegiatan yang telah memasuki

panen. Dengan demikian, capaian produktivitas kegiatan belum

dapat disajikan.

2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Jagung

Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih jagung telah

mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan.

Penggunaan benih unggul bersertifikat jagung pada tahun 2016

mencapai 46.113 ton setara luas 3,07 juta ha atau 52,28% dari

total luas tanam 4,90 juta ha. Tingkat penggunaan benih unggul

bersertifikat tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya

mencapai 50,40%.

Peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu tahun

2016 disebabkan oleh bantuan benih pada kegiatan penerapan

Page 57: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

42 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

budidaya jagung, bantuan benih DIPA Pusat, perbanyakan

benih sumber, dan ketersediaan benih yang cukup di pasar

bebas terutama jagung hibrida.

3) Penguatan Perlindungan Tanaman Jagung Dari Gangguan OPT

dan DPI

Dalam rangka mengamankan produksi dari gangguan OPT,

telah dilaksanakan kegiatan PPPHT, gerakan pengendalian

OPT, pengadaan bantuan sarana pengendalian, penguatan

Brigade Proteksi Tanaman, dan penguatan pengamatan

peramalan.

Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan

pertanaman jagung dari gangguan OPT dan DPI mencapai

98,62% dari total pertanaman jagung tahun 2016 seluas 4,90

juta ha.

4) Penanganan Pascapanen Jagung

Dalam rangka meningkatkan penangananpascapanen untuk

meningkatkan kualitas hasil dan penurunan susut, pada tahun

2016 disalurkan bantuan sarana pascapanen jagung sebanyak

6.468 unit (95,12% dari target 6.800 unit). Alsin yang disalurkan

terdiri dari: corn combine harvester 177 unit, corn sheller 6.276

unit, dan vertical dryer 15 unit.

Dampak dari bantuan sarana pascapanen jagung tersebut,

diprediksi mampu menurunkan susut hasil jagung sebesar

0,517% atau dapat mengamankan produksi jagung pada tahun

2016 sebesar 119.691 ton pipilan kering.

3.1.2.3. Produktivitas Kedelai

Berdasarkan Angka Prakiraan tahun 2016, produktivitas kedelai

mencapai 15,06ku/ha, luas panen 588 ribu ha dan produksi 886 ribu

Page 58: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

43 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ton biji kering. Capaian produktivitas kedelai 2016 lebih rendah 0,70

ku/ha atau mencapai 95,56% dibanding target (Berhasil).

Produktivitas kedelai tahun 2016, apabila dibandingkan terhadap

tahun 2015, menurun 0,62 ku/ha (3,95%), namun meningkat

0,28ku/ha (1,92%) terhadap rerata produktivitas periode 2011-

2015.Apabila dibandingkan terhadap target produktivitas tahun 2019

(akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 17,00 ku/ha, maka capaian 2016

telah mencapai 88,59%.

Kategori skala kinerja capaian indikator produktivitas kedelai tahun

2016 menunjukkan keberhasilan yang lebih rendah dibanding rerata

capaian periode 2011-2015, namun apabila dibandingkan terhadap

tahun 2011 dan 2013 berada pada kategori sama (Berhasil) namun

angkanya lebih tinggi.

Tabel 13. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Kedelai 2011-2016

No. Uraian Rerata

2011-2015

1 Target (Ku/Ha) 15.06 13.92 15.46 14.19 15.50 14.83 15.76

2 Realisasi (Ku/Ha) 13.68 14.85 14.16 15.51 15.68 14.78 15.06

3 Capaian (%) 90.84 106.68 91.59 109.30 101.16 99.66 95.56

4 Kategori Capaian BerhasilSangat

BerhasilBerhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

BerhasilBerhasil Berhasil

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Luas panen kedelai tahun 2016 apabila dibandingkan dengan target

mencapai 84,24%. Sedangkan bila dibandingkan terhadap tahun

2015, menurun 26 ribu ha (4,25%), dan dibandingkan dengan rerata

periode 2011-2015 menurun 6 ribu ha (1,03%).

Produksi kedelai tahun 2016 mencapai 886 ribu ton biji kering,

menurun 78 ribu ribu ton biji kering (8,06%) dibandingkan terhadap

produksi tahun 2015. Apabila dibandingkan terhadap target

Page 59: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

44 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

mencapai 80,51%, sedangkan apabila dibandingkan terhadap rata-

rata 2011-2015 meningkat 7 ribu ton biji kering (0,80%). Sementara

itu apabila dibandingkan terhadap target 2019 (akhir RPJMN) 2015-

2019 baru mencapai 59,04% dari target 1,50 juta ton, yang sama

dengan target produksi kedelai tahun 2016 pada IKU Kementan.

Tabel 14. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Kedelai Tahun 2010-2015

No. Uraian

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih

1 Produktivitas (Ku/Ha) 14.78 15.68 15.76 15.06 101.92 0.28 96.05 (0.62) 95.56 (0.70)

2 Luas Panen (000 Ha) 594 614 698 588 98.97 (6) 95.75 (26) 84.24 (110)

3 Produksi (000 Ton) 879 963 1,100 886 100.80 7 91.94 (78) 80.51 (214)

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016 *)

Perbandingan Realisasi 2016 Thd.

Rerata 2011-2015 Realisasi 2015 Target 2016

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Dalam periode tahun 2011-2015, perkembangan produktivitas

kedelai meningkat rata-rata 3,63% per tahun, dari 13,68ku/ha pada

tahun 2011 menjadi 15,68 ku/ha pada tahun 2015, namun tahun

2016 menurun menjadi 15,06 ku/ha. Sementara itu luas panen turun

rerata 0,06% per tahun, dari 622 ribu ha pada tahun 2011 menjadi

614 ribu ha pada tahun 2015, dan tahun 2016 kembali turun menjadi

588 ribu ha.

Produksi kedelai menunjukkan fluktuasi setiap tahun, sedikit

menurun dari 851 ribu ton biji kering tahun 2011 menjadi 843 ribu

ton biji kering dan kembali turun tahun 2013 menjadi 780 ribu ton.

Selanjutnya meningkat signifikan tahun 2014 dan tahun 2015

masing-masing menjadi 955 ribu ton biji kering dan 983 ribu ton biji

kering. Fluktuasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan luas panen

karena:faktor iklim basah (La-Nina) yang kurang kondusif untuk

pertanaman kedelai; di beberapa lokasi terjadi puso akibat terkena

banjir dan serangan OPT; harga kedelai ditingkat petani relatif

rendah, sehingga petani kurang tertarik untuk menanam kedelai;

Page 60: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

45 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

harga kedelai lokal tidak kompetitif dengan kedelai impor; dan terjadi

persaingan antar komoditas terutama dengan jagung.

Tabel 15. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun 2011-2016

Rata-rata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Produktivitas (Ku/Ha) 13.68 14.85 14.16 15.51 15.68 14.78 15.06 3.63 (3.95)

2 Luas Panen (000 Ha) 622 568 551 616 614 594 588 (0.06) (4.25)

3 Produksi (000 Ton) 851 843 780 955 963 879 886 3.71 (8.06)

No. UraianRealisasi/Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Telah berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk meningkatkan

produksi kedelai, antara lain: 1) dukungan anggaran untuk sarana

produksi benih pupuk dan pestisida; 2) jaminan harga pembelian

oleh pemerintah melalui Permendag; dan 3) kerjasama

pendampingan dan pengawalan kegiatan Budidaya Jenuh Air (BJA)

kedelai dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menempatkan

tenaga pendamping dan koordinator pendamping. Namun upaya

tersebut ternyata belum mampu untuk meningkatkan produksi

kedelai tahun 2016.

Grafik 3. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Kedelai Tahun 2011-2016

Produksi kedelai tahun 2016 (Angka Prakiraan) sebesar 886 juta ton

biji kering apabila dibandingkan dengan kebutuhan tahun 2016

sebesar 2,768 juta ton (termasuk konsumsi langsung, kebutuhan

12,50

13,00

13,50

14,00

14,50

15,00

15,50

16,00

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produktivitas (Ku/Ha)

400

500

600

700

800

900

1.000

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Produksi (000 Ton)

Page 61: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

46 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

benih, industri, dan kehilangan) mengalami defisit sebesar 1,883

juta ton, atau dengan indeks swasembada mencapai 31,99%.

Kondisi demikian menggambarkan bahwa produksi dalam negeri

belum mampu mengimbangi kebutuhan, sehingga untuk

mencukupinya masih sangat bergantung impor.

Tabel 16. Neraca Produksi dan Kebutuhan Kedelai Tahun 2016

No. Uraian Volume Satuan

1 Produksi Kedelai (Biji Kering) 885,575 Ton

2 Kebutuhan 2,768,320 Ton

3 Neraca Surplus/Defisit (Produksi Kedelai (1) - Kebutuhan (2)) (1,882,745) Ton

4 Jumlah Penduduk (Proyeksi BPS 2010-2035) 258,704,986 Jiwa

5 Konsumsi Kedelai Perkapita 8.67 Kg/Kapita/Tahun

6 Indeks Swasembada (Produksi Kedelai (1) / Kebutuhan (2)) 31.99 %

Keterangan: • Produksi berdasarkan Angka Prakiraan • Kebutuhan berdasarkan proyeksi dari Kompartemen Industri Makanan dan Minuman KADIN, dan BKP (NBM) • Konsumsi kedelai perkapita berdasarkan angka Susenas BPS

Peningkatan produktivitas kedelai 2015 didukung oleh beberapa

faktor antara lain: perbaikan penerapan pengelolaan teknologi

budidaya akibat bantuan saprodi (bantuan benih, rhizobium, bahan

organik atau kapur pertanian), peningkatan penggunaan benih

unggul bersertifikat, peningkatan perlindugan tanaman dari

gangguan OPT dan DPI, serta perbaikan penanganan pascapanen.

Beberapa kegiatan APBN yang mendukung terjadinya peningkatan

produktivitas, luas panen dan produksi kedelai tahun 2016 antara

lain:

1) Penerapan Budidaya Kedelai

Sasaran kegiatan penerapan budidaya kedelai tahun 2016

seluas 393.016 ha, terdiri dari: intensifikasi kedelai 209.245 ha,

Page 62: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

47 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

ekstensifikasi kedelai 175.373 ha, dan budidaya jenuh air (BJA)

8.398 ha.

Fasilitasi bantuan kegiatan budidaya kedelai yang diberikan

berupa benih kedelai bersertifikat dan rhizobium. Untuk areal

pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga sarana produksi

berupa bahan organik atau kapur pertanian. Sementara

kegiatan teknologi BJA sarana produksi yang diberikan berupa

benih kedelai, pupuk an organik bersubsidi (NPK, SP-36, Urea,

KCl), rhizobium, pestisida organik/an organik, herbisida, dan

kapur pertanian.

Realisasi tanam kegiatan penerapan budidaya padimencapai

355.419 ha (90,43%), terdiri dari: 194.222 ha (92,82%),

ekstensifikasi 152.799 ha (87,13%), dan BJA 8.398 ha

(100,00%).

Produktivitas kegiatan intensifikasi kedelai mencapai 15,06

ku/ha, atau 88,59% terhadap target (17,00 ku/ha). Sementara

capaian produktivitas ekstensifikasi kedelai sebesar 13,86 ku/ha

(92,40% terhadap target (15,00 ku/ha), dan produktivitas BJA

18,07 ku/ha (83,85% terhadap target 21,55 ku/ha). Masih

rendahnya capaian produktivitas kegiatan penerapan budidaya

kedelai disebabkan karena masih rendahnya realisasi panen.

2) Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Kedelai

Kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih kedelai telah

mampu menyediakan benih yang berkualitas di lapangan.

Penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai pada tahun 2016

mencapai 12.841 ton setara luas 257 ribu ha atau 46,94% dari

total luas tanam 536 ribu ha. Tingkat penggunaan benih unggul

bersertifikat tersebut lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya

mencapai 40,73%.

Page 63: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

48 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Peningkatan penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai

tahun 2016 karena adanya dukungan bantuan benih pada

kegiatan penerapan budidaya kedelai, perbanyakan benih

sumber, subsidi benih, dan sebagian dari benih pasar bebas.

3) Penguatan Perlindungan Tanaman Kedelai dari Gangguan OPT dan DPI

Dalam rangka mengamankan produksi dari gangguan OPT,

telah dilaksanakan kegiatan PPPHT, PPDPI, gerakan

pengendalian OPT, penguatan Brigade Proteksi Tanaman.

Melalui kegiatan tersebut, telah berhasil mengamankan

pertanaman kedelai dari gangguan OPT dan DPI mencapai

96,79% dari total pertanaman kedelai tahun 2016 seluas 536

ribu ha.

4) Penanganan Pascapanen Kedelai

Fasilitasi bantuan sarana pascapanen kedelai pada tahun 2016

dialokasikan sebanyak 6.500 unit berupa power thresher

multiguna yang terealisasi 100%. Berdasarkan realisasi

penyaluran bantuan sarana pascapanen kedelai tersebut

diprediksi dapat menurunkan susut hasil kedelai sebesar

0,998% atau diperkirakan dapat mengamankan produksi kedelai

pada tahun 2016 sebesar 8.838 ton.

Akar permasalahan tidak tercapainya target produksi kedelai tahun

2016 antara lain:

1) Resiko gagal panen pada kondisi iklim lalina sangat tinggi

sehingga petani mengalihkan penanamannya dari kedelai ke

komoditas lain

2) 48% bantuan pemerintah dalam fasilitasi kedelai di tahun 2016

tidak terealisasi karena ketersediaan lahan yang bersaing

dengan komoditas lain

Page 64: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

49 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3) Harga kedelai di tingkat petani rendah karena tidak bisa bersaing

dengan harga kedelai impor

4) Ketersediaan benih kedelai terbatas

5) Risiko tinggi terhadap hama dan penyakit tanaman

Rekomendasi solusi atas akar persamalahan tersebut, antara lain:

1) Melakukan percepatan waktu tanam kedelai

2) Pengembangan budidaya kedelai hemat lahan, air, tenaga kerja

dan input kimia

3) Pompanisasi untuk mengairi pertanaman kedelai

4) Penggunaan varietas unggul

5) Mendorong BUMN Perhutani, Perkebunan dan Perkebunan

swasta untuk membuka peluang kemitraan pemanfaatan lahan

untuk pengembangan kedelai. Ditjen TP bekerjasama dengan

Ditjen Perkebunan dalam memperluas areal lahan kedelai

6) Penetapan Harga Pokok Penjualan kedelai petani

7) Penugasan Perum Bulog untuk membeli kedelai dengan harga

acuan dan HPP jika harga pasar dibawah harga acuan atau HPP

8) Fasilitasi bantuan pemerintah di tahun 2017 melalui PTT dan

BJA diarahkan untuk produksi benih kedelai sebagai stok di

tahun 2018

9) Memperkuat perlindungan tanaman kedelai dengan kegiatan

PPHT Kedelai, gerakan pengendalian OPT Kedelai dan

penguatan agroekosistem

Rencana aksi tindak lanjut perbaikan kinerja dalam peningkatan

produksi kedelai pada tahun 2017, antara lain:

1) Peningkatan produksi melalui PTT (Pengelolaan Tanaman

Terpadu) kedelai seluas 200 ribu ha yang akan dilaksanakan

pada bulan Februari-Oktober 2017

2) Peningkatan produksi melalui BJA kedelai seluas 10 ribu ha

pada bulan Maret-April 2017

Page 65: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

50 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

3) Peningkatan produksi melalui Perluasan Areal Tanam/PAT

(pemanfaatan lahan PAT Jagung) untuk APBNP seluas 1 juta ha

pada bulan Oktober-Desember 2017

4) Peningkatan perlindungan dari serangan OPT melalui

Percepatan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) seluas 270 ha

pada bulan Maret-Oktober 2017

5) Gerakan Pengendalian OPT 60 kali pada bulan Maret-Oktober

2017

6) Penguatan Agroekosistem Kedelai seluas 110 ha pada bulan

Maret-Oktober 2017

Fasilitasi bantuan pemerintah di tahun 2017 melalui PTT dan BJA.

50% hasil produksi kegiatan PTT dan BJA diarahkan untuk produksi

benih kedelai sebagai stok di tahun 2018. Peningkatan produksi

melalui PTT dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Ditjen

Tanaman Pangan bekerjasama dengan Ditjen Perkebunan untuk

memperluas areal lahan kedelai. Kedelai dapat ditanam di bawah

tanaman kelapa sawit muda, minyak kayu putih, karet, dan lain-lain.

3.1.2.4. Produktivitas Ubi Kayu

Berdasarkan Angka Prakiraan produktivitas ubi kayu sebesar 241,98

ku/ha, luas panen 853 ribu ha dan produksi 20,637 juta ton umbi

basah. Capaian produktivitas ubi kayu 2016 lebih tinggi 1,98 ku/ha

atau mencapai 100,83% dibanding target (Sangat Berhasil), dan

meningkat 12,47 ku/ha (5,43%) dibanding tahun 2015, dan

meningkat 21,05 ku/ha (9,53%) terhadap rerata produktivitas

periode 2011-2015. Apabila dibandingkan terhadap target

produktivitas tahun 2019 (akhir RPJMN 2015-2019) sebesar 255,00

ku/ha, maka capaian 2016 telah mencapai 94,89%.

Page 66: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

51 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Skala kinerja capaian indikator produktivitas ubi kayu tahun 2016

lebih rendah dibanding rerata capaian periode 2011-2015, namun

kategori capaian setiap tahun sangat berhasil.

Tabel 17. Skala Kinerja Capaian Indikator Produktivitas Ubi Kayu 2011-2016

No. Uraian Rerata

2011-2015

1 Target (Ku/Ha) 184.99 190.00 195.00 227.70 234.00 206.34 240.00

2 Realisasi (Ku/Ha) 202.96 214.02 224.60 233.55 229.51 220.93 241.98

3 Capaian (%) 109.71 112.64 115.18 102.57 98.08 107.07 100.83

4 Kategori CapaianSangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Sangat

Berhasil

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016*)

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Luas panen ubi kayu tahun 2016 apabila dibandingkan dengan

target masih terdapat kekurangan 149 ribu ha atau mencapai

85,10%. Demikian juga dibandingkan terhadap tahun 2015,

menurun 97 ribu ha (10,22%), dan juga menurun 220 ribu ha

(20,49%) dibandingkan dengan rerata periode 2011-2015.

Produksi ubikayu tahun 2016, bila dibandingkan terhadap target

mencapai 85,80%, terhadap produksi tahun 2015 menurun 1,164

juta ton umbi basah (5,34%), dan terhadap rerata produksi tahun

2011-2015 menurun 2,842 juta ton umbi basah (22,10%).

Tabel 18. Perbandingan Produktivitas, Luas Panen, dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016

No. Uraian

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih

1 Produktivitas (Ku/Ha) 220.93 229.51 240.00 241.98 109.53 21.05 105.43 12.47 100.83 1.98

2 Luas Panen (000 Ha) 1,073 950 1,002 853 79.51 (220) 89.78 (97) 85.10 (149)

3 Produksi (000 Ton) 23,479 21,801 24,052 20,637 87.90 (2,842) 94.66 (1,164) 85.80 (3,415)

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016 *)

Perbandingan Realisasi 2016 Thd.

Rerata 2011-2015 Realisasi 2015 Target 2016

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Page 67: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

52 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Dalam periode tahun 2011-2015, perkembangan produktivitas ubi

kayu meningkat rata-rata 3,16% per tahun, dari 202,96 ku/ha pada

tahun 2011 menjadi 229,51 ku/ha pada tahun 2015, demikian juga

tahun 2016 kembali meningkat menjadi 241,98 ku/ha.

Sementara capaian produksi ubi kayu cenderung mengalami

penurunan setiap tahunnya, yang disebabkan pengaruh penurunan

luas tanam/panen yang cukup signifikan, dari 1,18 juta ha tahun

2011 menjadi 950 ribu ha pada tahun 2015 (rata-rata turun 5,35%

per tahun), dan kembali turun sebesar 10,22% tahun 2016.

Penurunan produksi ubi kayu tahun 2011-2015 rata-rata mencapai

sebesar 2,38% per tahun, dari 24,04 juta ton umbi basah tahun

2011 menjadi 21,80 juta ton umbi basah pada tahun 2015. Demikian

pula halnya pada tahun 2016, produksi ubi kayu kembali turun

sebesar 2,38% dari tahun 2015.

Tabel 19. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2011-2016

Rerata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Produktivitas (Ku/Ha) 202.96 214.02 224.60 233.55 229.51 220.93 241.98 3.16 5.43

2 Luas Panen (000 Ha) 1,185 1,130 1,066 1,033 950 1,073 853 (5.35) (10.22)

3 Produksi (000 Ton) 24,044 24,177 23,937 23,436 21,801 23,479 20,637 (2.38) (5.34)

No. UraianRealisasi/Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi tahun 2016 merupakan angka prakiraan

Grafik 4. Perkembangan Produktivitas, Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu Tahun 2010-2015

Faktor pendukung peningkatan produktivitas ubi kayu tahun 2016

antara lain karena meningkatnya kesadaran petani dalam

900,00

950,00

1.000,00

1.050,00

1.100,00

1.150,00

1.200,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 *)

Luas Panen Ubi kayu (000 Ha)

22.000,00

22.500,00

23.000,00

23.500,00

24.000,00

24.500,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 *)

Produksi Ubikayu (000 Ton UB)

180,00

190,00

200,00

210,00

220,00

230,00

240,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015 *)

Produktivitas Ubikayu (Ku/Ha)

Page 68: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

53 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

menerapkan teknologi budidaya ubi kayu, penggunaan pupuk

organik dalam budidaya ubi kayu, dan harga yang cukup tinggi,

sehingga petani bersemangat untuk meningkatkan produktivitas dan

produksinya.

Kegiatan APBN yang mendukung pencapaian produktivitas, luas

panen dan produksi ubi kayu tahun 2016 yang diharapkan menjadi

stimulan bagi petani/kelompok tani yaitu pengelolaan produksi

ubikayu seluas 17.423 ha, terdiri dari intensifikasi 5.957 ha dan

ekstensifikasi 11.466 ha, serta kegiatan perbanyakan benih sumber

seluas 2 ha.

Fasilitasi yang diberikan pemerintah kepada kelompok tani dalam

bahan organik untuk intensifikasi, sedangkan untuk ekstensifikasi

dalam bentuk bibit/stek varietas unggul bersertifikat dan bahan

organik.

Realisasi tanam kegiatan pengelolaan produksi ubi kayu mencapai

seluas 15.341 ha atau mencapai 88,05% dari target, dengan rincian

intensifikasi 5.262 ha dan ekstensifikasi 10.079 ha. Sementara

kegiatan perbanyakan benih sumber ubi kayu telah terealisasi

100%.

3.1.2.5. Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung,

Kedelai

Penggunaan benih varietas unggul bersertifikat merupakan salah

satu faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas dan

mutu hasil tanaman pangan. Semakin tinggi persentase

penggunaan benih unggul bersertifikat menunjukkan semakin luas

para petani dalam menggunakan sarana produksi benih yang

bermutu. Pada tahun 2016 tingkat penggunaan benih varietas

unggul bersertifikat jagung dan kedelai semuanya mencapai diatas

target yang ditetapkan dalam sasaran indikator kinerja (Sangat

Berhasil), yakni jagung 104,56% dan kedelai 134,11%. Sementara

Page 69: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

54 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat padi mencapai

43,52% dari kebutuhan benih atau 87,04% dari target 50%

(Berhasil). Target tingkat penggunaan benih padi, jagung, dan

kedelai selama periode Renstra 2015-2019 tetap, yaitu masing-

masing sebesar 50%, 50%, dan 35%.

Tabel 20. Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi, Jagung, Kedelai Tahun 2016

(%) Capaian 2016

No. Komoditas Thd Target Rerata Realisasi Target

(%) 2011-2015 2015 2016

1 Padi 52.25 47.94 50.00 43.52 87.04 (8.73) (4.42) (6.48)

2 Jagung 55.41 50.40 50.00 52.28 104.56 (3.13) 1.88 2.28

3 Kedelai 47.13 40.73 35.00 46.94 134.11 (0.19) 6.21 11.94

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016 *)

Selisih Realisasi 2016 Thd.

Keterangan: Realisasi 2016 data sementara s.d 31 Desember 2016 Tingkat penggunaan benih unggul bersertifikat padi tahun 2016

mencapai 180.928 ton seluas 7,24 juta ha atau mencapai 43,52%

dari total luas pertanaman padi tahun 2016 seluas 16,63 juta ha,

sisanya seluas 9,39 juta ha (56,48% menggunakan benih non

sertifikat). Capaian tersebut menurun 4,42% dari tahun 2015

(47,94%), sementara apabila dibandingkan dengan rata-rata

capaian tahun 2011-2015 (52,25%), lebih rendah 8,73%. Tingginya

penggunaan benih unggul bersertifikat pada periode 2011-2015

karena dukungan program bantuan benih dari pemerintah termasuk

Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sampai dengan tahun

2012.

Penggunaan benih unggul bersertifikat jagung tahun 2016 mencapai

46.113 ton seluas 3,07 juta ha atau mencapai 52,28% dari total luas

pertanaman jagung tahun 2016 seluas 4,90 juta ha, sisanya seluas

1,83 juta ha (47,72% menggunakan benih non sertifikat). Capaian

tersebut meningkat 1,88% dari tahun 2015 (50,40%), sementara itu

apabila dibandingkan dengan rata-rata capaian tahun 2011-2015

(55,41%), mengalami penurunan sebesar 3,13%. Tingginya

Page 70: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

55 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

penggunaan benih unggul bersertifikat jagung pada periode 2011-

2015 karena dukungan program bantuan benih dari pemerintah

termasuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) sampai dengan

tahun 2012.

Penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai tahun 2016

mencapai 12.841 ton seluas 257 ribu ha atau mencapai 46,94% dari

total luas pertanaman kedelai tahun 2016 seluas 536 ribu ha,

sisanya seluas 279 ribu ha (53,06% menggunakan benih non

sertifikat). Capaian tersebut meningkat 6,21%dari tahun 2015

(40,73%). Sementara itu apabila dibandingkan dengan rata-rata

capaian tahun 2011-2015 (47,13%), mengalami penurunan sebesar

0,19%. Tingginya penggunaan benih unggul bersertifikat kedelai

pada periode 2011-2015 karena dukungan program bantuan benih

dari pemerintah termasuk Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU)

sampai dengan tahun 2012.

Tabel 21. Perkembangan Tingkat Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Tahun 2011-2016 Padi, Jagung, Kedelai

(%) Rerata Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2011-2015 2016 *) 2011-2015 2015-2016

1 Padi 64.86 55.93 46.63 45.90 47.94 52.25 43.52 (6.88) (9.22)

2 Jagung 69.36 61.20 47.29 48.82 50.40 55.41 52.28 (7.01) 3.73

3 Kedelai 63.22 64.15 39.59 27.94 40.73 47.13 46.94 (5.12) 15.25

No. KomoditasRealisasi/Tahun % Pertumbuhan

Keterangan: *) Realisasi 2016 data sementara s.d 31 Desember 2016

Penggunaan benih unggul bersertifikat tahun 2016 didukung antara

lain perbanyakan benih sumber, penguatan dan pengembangan

desa mandiri benih, bantuan benih (penerapan budidaya dan

pengadaan pusat), penguatan pengawasan dan sertifikasi benih,

CBN dan subsidi benih.

Pelaksanaan kegiatan perbanyakan benih sumber padi tahun 2016

seluas 196 Ha (84,84% dari target 231 ha), jagung 36 ha (78,26%

Page 71: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

56 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

dari target 46 ha, kedelai 126 Ha (71,71% dari target 175 ha). Selain

itu pada tahun 2016 dilaksanakan penguatan desa mandiri benih

yang merupakan kelanjutan dari kegiatan tahun 2015 dengan

realisasi 6.488 ha (87,27% dari target 7.434 ha) dan pengembangan

desa mandiri benih 922 ha (77,48% dari target 1.190 ha). Melalui

kegiatan desa mandiri benih dapat memenuhi kebutuhan benih yang

berkualitas dan tepat waktu di lokasi.

Bantuan benih padi tahun 2016 berasal dari kegiatan penerapan

budidaya padi 48.140 ton, pengadaan pusat 1.323 ton, subsidi benih

43.438 ton, dan CBN 310 ton. Bantuan benih jagung 2016 berasal

dari kegiatan penerapan budidaya jagung 22.336 ton dan bantuan

benih pengadaan pusat 2.049 ton. Bantuan benih kedelai berasal

dari penerapan budidaya kedelai 9.997 ton dan subsidi 612 ton.

Sementara itu, penggunaan benih unggul bersertifikat tahun 2016

yang berasal dari pasar bebas padi 88.200 ton, jagung 21.880 ton,

dan kedelai 2.232 ton.

Berdasarkan hasil inventarisasi, sebaran varietas unggul padi yang

dominan digunakan petani tahun 2016 meliputi lima varietas unggul,

yaitu: Ciherang 31,92%, Mekongga 15,24%, IR 64 6,93%,

Situbagendit 4,23% dan Cigeulis seluas 3,41%, sisanya varietas

lain.

Tabel 22. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Padi Tahun 2016

No VarietasLuas Penyebaran

(ha)*)%

1 Ciherang 4.702.214 31,92

2 Mekongga 2.244.400 15,24

3 IR 64 1.020.467 6,93

4 Situbagendit 622.697 4,23

5 Cigeulis 503.017 3,41

6 Varietas Unggul Lainnya 3.612.654 24,52

7 Varietas Lokal 2.025.803 13,75

14.731.252 100,00 Jumlah

Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember 2016

Page 72: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

57 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Sementara itu, sebaran varietas unggul jagung yang dominan

digunakan petani meliputi lima varietas unggul, yaitu: Bisi-2 15,00%,

P-21 13,69%, Bisi-18 11,46%, P-23 10,73%, dan NK-22 8,64%,

sisanya varietas lain.

Tabel 23. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Jagung Tahun 2016

No Varietas Luas Penyebaran (Ha) %

1 Bisi-2 661,692 15.00

2 P-21 603,803 13.69

3 Bisi-18 505,319 11.46

4 P-23 473,312 10.73

5 NK-22 381,201 8.64

6 Varietas Unggul Lainnya 1,324,507 30.03

7 Varietas Lokal 460,609 10.44

4,410,443 100.00 Total

Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember 2016

Sebaran penggunaan varietas unggul kedelai sebanyak lima

varietas unggul dominan, yaitu: Anjasmoro 34,08%, Wilis 19,24%,

Grobogan 16,29%, Baluran 5,80%, dan Burangrang 3,49%, sisanya

varietas lain.

Tabel 24. Penyebaran Penggunaan Varietas Unggul Kedelai Tahun 2016

No Komoditas/Varietas Luas Penyebaran (Ha) %

1 Anjasmoro 182,746 34.08

2 Wilis 103,162 19.24

3 Grobogan 87,350 16.29

4 Baluran 31,076 5.80

5 Bungrangrang 18,716 3.49

6 Varietas Unggul Lainnya 60,413 11.27

7 Varietas Lokal 52,714 9.83

Total 536,177 100.00

Keterangan: *)Data sementara s.d 31 Desember 2016

3.1.2.6. Luas Pertanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI

Pengamanan pertanaman pangan dari gangguan serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan terkena Dampak

Page 73: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

58 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Perubahan Iklim (DPI) banjir dan kekeringan merupakan bagian

penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman pangan baik

kuantitas maupun kualitas. Upaya pengamanan areal tanaman

pangan dari gangguan OPT dan DPI dilakukan dengan

meningkatkan: 1) Pengamatan dan sistem peringatan dini OPT/DPI;

2) Gerakan pengendalian OPT dan adaptasi DPI; 3) Kualitas dan

kuantitas sumber daya manusia perlindungan tanaman; 4) Peran

dan fungsi kelembagaan serta sumberdaya manusia perlindungan

tanaman; dan 5) Penyediaan sarana penanggulangan OPT/DPI.

Dalam Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

tahun 2016, pencapaian sasaran strategis peningkatan produksi

tanaman pangan (terutama padi, jagung dan kedelai), diantaranya

ditentukan melalui pencapaian indikator kinerja utama

‘Terlaksananya Luas Areal Tanaman Pangan yang Aman Dari

Gangguan OPT dan DPI’, dengan target padi sebesar 93%, jagung

98%, dan kedelai 97%, dan target ini sama setiap tahun selama

periode Renstra 2015-2019.

Pada tahun 2016 capaian pengamanan pertanaman dari gangguan

OPT dan DPI padi mencapai 98,20% (105,59% dari target atau

Sangat Berhasil), jagung 98,62% (100,63% dari target atau Sangat

Berhasil), dan kedelai 96,79% (99,78% dari target atau Berhasil).

Dari hasil pengukuran dan pengumpulan data lapangan, luas areal

pertanaman padi yang terkena serangan OPT, banjir dan

kekeringan seluas 299 ribu ha atau 1,80% dari total luas tanam

16,63 juta ha. Dengan demikian, maka luas pertanaman padi yang

aman dari serangan OPT dan DPI seluas 16,33 juta ha atau

mencapai 98,20% dari total luas tanam.

Page 74: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

59 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 25. Luas Areal Tanaman Padi, Jagung, Kedelai yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2016

(%) Capaian 2016

No. Komoditas Thd Target Rerata Realisasi Target

(%) 2011-2015 2015 2016

1 Padi 92.97 95.92 93.00 98.20 105.59 5.23 2.28 5.20

2 Jagung 98.38 98.45 98.00 98.62 100.63 0.24 0.17 0.62

3 Kedelai 96.72 97.51 97.00 96.79 99.78 0.07 (0.72) (0.21)

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016

Selisih Realisasi 2016 Thd

Luas serangan OPT dan DPI padi tahun 2016 lebih rendah 271.043

ha dari tahun 2015, disebabkan penurunan luas serangan OPT

seluas 33.392 ha dan kekeringan yang menurun cukup signifikan

310.524 ha, meskipun luas banjir meningkat 72.873 ha. Luas

pertanaman padi yang terkena serangan OPT dan DPI tahun 2016

sebenarnya jauh luas, namun karena ada upaya-upaya yang

dilakukan, sehingga luas terkena bisa berkurang.

Tabel 26. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI Pada Tanaman Padi Tahun 2016 dan Tahun 2015

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Total Luas Tanam (Ha)

2 Luas OPT Utama (Ha) 182,782 6,869 149,390 4,539 (33,392) (2,330)

3 Luas Terkena DPI (Ha) 387,861 243,427 150,210 80,752 (237,651) (162,675)

- Luas Banjir (Ha) 48,330 25,496 121,203 71,900 72,873 46,404

- Luas Kekeringan (Ha) 339,531 217,931 29,007 8,852 (310,524) (209,079)

4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 570,643 250,296 299,600 85,291 (271,043) (165,005)

- % Thd. Total Luas Tanam (%) 4.08 1.79 1.80 0.51 (2.28) (1.28)

2.28

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha)

- % Thd. Total Luas Tanam

13,981,580 16,628,432 2,646,852

13,410,937

95.92

16,328,832

98.20

2,917,895

Tahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015No. Uraian

Page 75: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

60 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 27. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Jagung Tahun 2016 dan 2015

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Total Luas Tanam (Ha)

2 Luas OPT Utama (Ha) 12,705 68 10,842 291 (1,863) 223

3 Luas Terkena DPI (Ha) 50,011 23,497 57,024 37,448 7,013 13,951

- Luas Banjir (Ha) 2,535 1,568 23,174 15,577 20,639 14,009

- Luas Kekeringan (Ha) 47,476 21,929 33,850 21,871 (13,626) (58)

4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 62,716 23,565 67,866 37,739 5,150 14,174

- % Thd. Total Luas Tanam (%) 1.55 0.58 1.38 0.77 (0.17) 0.19

No. UraianTahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015

4,035,257 4,900,492 865,235

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha) 3,972,541 4,832,626 860,085

- % Thd. Total Luas Tanam 98.45 98.62 0.17

Luas serangan OPT dan DPI jagung tahun 2016 lebih tinggi 5.150

ha dari tahun 2015, namun luas serangan OPT dan kekeringan

menurun masing-masing seluas 1.863 ha dan 13.626 ha, sementara

banjir meningkat 20.639 ha.

Luas serangan OPT dan DPI kedelai tahun 2016 lebih tinggi 24 ha

dari tahun 2015, dengan penurunan luas serangan OPT dan

kekeringan masing-masing seluas 3.674 ha dan 9.037 ha,

sementara banjir meningkat 12.735 ha.

Tabel 28. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman Kedelai Tahun 2016 dan 2015

Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

1 Total Luas Tanam (Ha)

2 Luas OPT Utama (Ha) 5,193 7 1,519 5 (3,674) (2)

3 Luas Terkena DPI (Ha) 11,985 6,385 15,683 10,853 3,698 4,467

- Luas Banjir (Ha) 1,751 1,384 14,486 10,403 12,735 9,019

- Luas Kekeringan (Ha) 10,234 5,002 1,197 450 (9,037) (4,552)

4 Total Luas OPT Utama + Terkena DPI (Ha) 17,178 6,392 17,202 10,858 24 4,465

- % Thd. Total Luas Tanam (%) 2.49 0.93 3.21 2.03 0.72 1.10

No. UraianTahun 2015 Tahun 2016 Selisih 2016 Thd 2015

- % Thd. Total Luas Tanam 97.51 96.79 (0.72)

689,141 536,176 (152,965)

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI (Ha) 671,963 518,974 (152,989)

Page 76: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

61 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Capaian tingkat pertanaman yang aman dari gangguan OPT dan

DPI tahun 2016 padi lebih tinggi 5,23% dari rerata 2011-2015,

demikian jagungdan kedelai masing-masing 0,24% dan 0,07%.

Tabel 29. Capaian Luas Pertanaman yang Aman Dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2011-2016

(%)

Capaian 2016

No. Komoditas Thd Target Rerata Realisasi Target

(%) 2011-2015 2015 2016

1 Padi 92.97 95.92 93.00 98.20 105.59 5.23 2.28 5.20

2 Jagung 98.38 98.45 98.00 98.62 100.63 0.24 0.17 0.62

3 Kedelai 96.72 97.51 97.00 96.79 99.78 0.07 (0.72) (0.21)

Rerata

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016

Selisih Realisasi 2016 Thd

Beberapa faktor pendukung kegiatan APBN dalam mengendalikan

luas serangan OPT dan penanganan DPI antara lain: Pemantapan

Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan

Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), dan Gerakan

Pengendalian OPT selain dilaksanakan oleh petugas POPT

bersama petani juga didukung oleh TNI/Babinsa, penguatan Brigade

Proteksi Tanaman, penguatan Laboratorium Pengamatan Hama

Penyakit (LPHP), dan Teknologi Pengamatan, Peramalan, dan

Pengendalian OPT (P3OPT), yaitu sebagai berikut:

1. Pada tahun 2016 kegiatan PPHT padi dialokasikan seluas

13.900 ha, jagung seluas 465 ha dan kedelai seluas 210 ha yang

tersebar di 33 provinsi, dengan realisasi PPHT padi mencapai

13.475 ha (96,94%), PPHT jagung 420 ha (90,32%), dan PPHT

kedelai 190 ha (90,48%).

2. Kegiatan PPDPI tahun 2016 dilaksanakan seluas 290 ha atau

90,63% dari target 320 ha di 16 provinsi, terdapat 30 ha yang

tidak dapat dilaksanakan karena terjadi pemotongan anggaran

(self blocking) yaitu di Provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan

Maluku. Diharapkan 29 kelompok tani pelaksana dapat

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan antisipasi dan

Page 77: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

62 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

adaptasi DPI danditerapkannya budidaya tanaman sehat sesuai

iklim setempat.

3. Kegiatan gerakan pengendalian OPT pada tanaman padi

direncanakan sebanyak 562 kali, jagung 104 kali, kedelai 50 kali,

dan TNI 19 kali yang tersebar di 33 provinsi. Realisasi

pelaksanaan gerakan pengendalian padi sebanyak 424 kali atau

75,44%, jagung 62 kali atau 59,62%, kedelai 29 kali atau

58,00%, dan gerakan pengendalian bersama TNI 9 kali atau

47.37%.

4. Penguatan perlindungan tanaman pangan yang dilaksanakan di

BPTPH/Dinas Pertanian, LPHP, Laboratorium Pestisida dan

Brigade Proteksi Tanaman (BPT). Sebagai institusi terdepan,

LPHP/LAH yang terdapat di seluruh provinsi telah melaksanakan

fungsinya sebagai pusat pengembangan teknologi perlindungan

tanaman, pengamatan, peramalan, dan pengendalian

OPT/penanganan DPI serta pemasyarakatan agens

hayati/pestisida nabati.

Selain itu, dalam meningkatkan akurasi pengamatan dan peramalan

OPT, pada tahun 2016 telah berhasil dikembangkan model teknologi

Pengamatan Peramalan Pengendalian Organisme Pengganggu

Tumbuhan (P3OPT) sebanyak 15 model yang terdiri dari: teknologi

padi 10 model, jagung 2 model, kedelai 3 model. Model peramalan

tersebut merupakan pelengkap dari model yang selama ini telah

dikembangkan dan diaplikasikan di lapangan.

3.1.3. Pencapaian Kinerja Lainnya

3.1.3.1. Capaian Produksi Komoditas Tanaman Pangan Lainnya

Berdasarkan data Angka Prakiraan tahun 2016 yang dirilis Direktur

Jenderal Tanaman Pangan tanggal 1 November 2016, capaian

produksi komoditas utama tanaman pangan lainnya pada tahun

Page 78: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

63 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

2016 untuk kacang tanah sebesar 561 ribu ton biji kering, kacang

hijau 279 ribu ton biji kering, dan ubijalar 2,08 juta ton umbi basah.

Capaian tersebut bila dibandingkan dengan produksi tahun 2015

(ATAP), produksi kacang tanah turun 45 ribu ton biji kering (7,35%),

kacang hijau naik 8 ribu ton biji kering (2,83%), dan ubi jalar turun

214 ribu ton umbi basah (9,31%). Bila dibandingkan dengan rata-

rata capaian produksi tahun 2011-2015, produksi kacang tanah

turun 109 ribu ton (16,28%), kacang hijau naik 10 ribu ton (3,66%),

dan ubi jalar turun 266 ribu ton (11,31%). Sementara itu, bila

dibandingkan dengan target produksi tahun 2016, kacang tanah

mencapai 83,10%, kacang hijau 95,74%, dan ubi jalar 85,26%.

Berdasarkan Angka Prakiraan tahun 2016, produktivitas kacang

tanah sebesar 13,23 ku/ha, kacang hijau 12,22 ku/ha, dan ubi jalar

169,44 ku/ha. Capaian tersebut bila dibandingkan dengan

produktivitas tahun 2015 (ATAP), kacang hijau naik 0,39 ku/ha

(3,30%), dan ubi jalar naik 8,91 ku/ha (5,55%), kecuali kacang tanah

sedikit menurun 0,10 ku/ha (0,74%). Bila dibandingkan dengan rata-

rata capaian produktivitas tahun 2011-2015, produktivitas kacang

tanah naik 0,19 ku/ha (1,48%), kacang hijau naik 0,64 ku/ha

(5,51%), dan ubi jalar naik 24,92 ku/ha (17,25%). Sedangkan bila

dibandingkan dengan target produktivitas tahun 2016, produktivitas

kacang tanah mencapai 95,05%, kacang hijau 104,45% dan ubi jalar

mencapai 97,46% dari target.

Page 79: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

64 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 30. Capaian Luas Areal, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah, Kacang Hijau dan Ubi Jalar Tahun 2016

% Capaian Selisih % Capaian Selisih % Capaian Selisih

1. Kacang Tanah

a. Luas Panen (000 Ha) 514 454 485 424 82.43 (90) 93.31 (30) 87.42 (61)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 13.04 13.33 13.92 13.23 101.48 0.19 99.26 (0.10) 95.05 (0.69)

c. Produksi (000 Ton) 670 605 675 561 83.72 (109) 92.65 (45) 83.10 (114)

2. Kacang Hijau

a. Luas Panen (000 Ha) 232 229 249 228 98.30 (4) 99.54 (1) 91.66 (21)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 11.58 11.83 11.70 12.22 105.51 0.64 103.30 0.39 104.45 0.52

c. Produksi (000 Ton) 269 271 292 279 103.66 10 102.83 8 95.74 (12)

3. Ubijalar

a. Luas Panen (000 Ha) 164 143 141 123 75.15 (41) 85.92 (20) 87.48 (18)

b. Produktivitas (Ku/Ha) 144.52 160.53 173.85 169.44 117.25 24.92 105.55 8.91 97.46 (4.41)

c. Produksi (000 Ton) 2,349 2,298 2,444 2,084 88.69 (266) 90.69 (214) 85.26 (360)

Perbandingan Realisasi 2016 Thd.

Realisasi 2011-2015 Realisasi 2015 Target 2016UraianRealisasi

2011-2015

Realisasi

2015

Target

2016

Realisasi

2016 *)

*) Realisasi tahun 2016 berdasarkan Angka Prakiraan

Capaian luas panen tahun 2015 (Angka Prakiraan) kacang tanah

seluas 424 ribu ha, kacang hijau 228 ribu ha, dan ubijalar 123 ribu

ha. Capaian luas panen tersebut bila dibandingkan dengan tahun

2015 (ATAP), kacang tanah turun 30 ribu ha (6,69%), kacang hijau

turun seribu ha (0,46%), dan ubi jalar juga turun 20 ribu ha

(14,08%). Bila dibandingkan dengan rata-rata capaian luas panen

tahun 2011-2015, luas panen kacang tanah turun 90 ribu ha

(7,57%), kacang hijau turun 4 ribu ha (1,70%), dan ubi jalar turun 41

ribu ha (24,85%). Sedangkan jika dibandingkan dengan target luas

panen tahun 2016, kacang tanah mencapai 87,42%, kacang hijau

91,66% dan ubi jalar mencapai 87,48% dari target.

3.1.3.2. Meningkatnya Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Nilai penerapan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP)

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 yang evaluasinya

telah dilakukan tahun 2016 oleh Inspektorat Jenderal Kementerian

Pertanain memperoleh nilai 75,13 dengan kategori capaian BB

Page 80: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

65 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

(sangat baik), lebih tinggi dari hasil penilaian SAKIP tahun 2014

yang memperoleh nilai 74,55 dengan kategori yang sama.

Walaupun kategori nilai sama, namun tahun 2015 terjadi

peningkatan sebesar 0,58 point. Peningkatan terjadi pada

komponen pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan capaian

kinerja.

3.1.3.3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan didukung oleh tiga Unit Pelaksana

Teknis (UPT) yang berperan sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik

(UKPP) yang secara langsung maupun tidak langsung melayani

masyarakat,baik individu maupun dunia usaha (instansi/lembaga).

Ketiga UPT tersebut adalah: (1) Balai Besar Peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT); (2) Balai Besar Pengembangan

Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BBPPMBTPH);dan (3) Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman

(BPMPT).

Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja

pelayanan publik di bidang pertanian pada UPT lingkup Ditjen

Tanaman Pangan, maka dilakukan pengukuran Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) secara berkala setiap tahun. Pengukuran IKM

dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

78/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman Pengukuran Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) di Lingkungan Kementerian Pertanian.

Aspek pengukuran meliputi 14 unsur pelayanan, lima diantaranya

yaitu: (1) Prosedur pelayanan, (2) Kemampuan petugas pelayanan,

(3) Kecepatan pelayanan, (4) Kewajaran biaya pelayanan, dan (5)

Keamanan pelayanan.

Pada tahun 2015, berdasarkan hasil pengukuran IKM pada tiga UPT

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, secara keseluruhan Ditjen

Page 81: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

66 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tanaman Pangan memperoleh kategori kinerja sangat baik,

dengan nilai IKM rata-rata sebesar 3,35 atau mencapai 83,64 (nilai

konversi IKM) dan nilai mutu pelayanan memperoleh nilai A. Nilai

pengukuran IKM pada UPTBBPPMBTPH sebesar 3,23 (82,82)dan

nilai mutu pelayanan kategori A (sangat baik), BBPOPT mendapat

nilai IKM 3,49 (87,30) dan nilai mutu pelayanan kategori A (sangat

baik), serta BPMPT mendapatkan nilai IKM 3,32 (82,93) dan nilai

mutu pelayanan kategori A (sangat baik).

Tabel 31. Capaian Nilai IKM Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2015

Konversi Nilai Mutu Kinerja

Nilai IKM Pelayanan UKPP

1 BBPMBTPH Cimanggis 3.23 82.82 A Sangat Baik

2 BBPOPT Jatisari 3.49 87.30 A Sangat Baik

3 BPMPT 3.32 82.93 A Sangat Baik

3.35 83.64 A Sangat BaikDitjen Tanaman Pangan

No Unit Kerja (UPT) Nilai IKM

3.2. Realisasi Anggaran

3.2.1. APBN Sektoral Ditjen Tanaman Pangan

Realisasi total serapan anggaran tahun 2016 (posisi sampai dengan

31 Desember 2016) mencapai Rp4,73 triliun (62,18% dari pagu

Rp7,61 triliun), dengan adanya self blocking sebesar Rp2,76 triliun,

realisasi anggaran menjadi 97,67%. Realisasi tersebut lebih tinggi

dibanding realisasi serapan anggaran tahun 2015 yang hanya

91,46% dan rerata serapan tahun 2011-2015 sebesar 89,09%, serta

lebih tinggi dari rerata serapan Eselon I lingkup Kementan tahun

2016 yang hanya 96,93%.

Prestasi tersebut menggambarkan bahwa pada tahun 2016 telah

terjadi perbaikan dalam pengelolaan dan percepatan serapan

anggaran, sehingga anggaran yang disediakan dalam DIPA dapat

terealisasi lebih tinggi. Serapan anggaran tersebut secara tidak

langsung mencerminkan keberhasilan pencapaian pelaksanaan

Page 82: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

67 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

kegiatan yang telah direncanakan. Disamping itu juga terdapat

beberapa kegiatan tahun 2017 yang dilakukan pembayarannya

pada tahun 2017, yang termasuk dalam anggaran dalam self

blocking.

Tabel 32. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2011-2016

Pagu Anggaran

(Rp.Juta) (Rp. Juta) Capaian (%)

1 2011 2,838,939 2,664,464 93.85

2 2012 *) 4,522,601 4,060,890 89.79

3 2013 *) 2,887,230 2,337,314 80.95

4 2014 2,273,832 2,024,837 89.05

5 2015 2,882,204 2,636,189 91.46

3,080,961 2,744,739 89.09

6 2016 **) 7,607,186 4,730,167 97.67

Keterangan:

*) Pagu anggaran termasuk anggaran Bantuan Langsung Benih Unggul

(BLBU) yang pada tahun sebelumnya masuk anggaran subsidi benih

**) Terdapat self block ing sebesar Rp2,76 triliun

Rerata 2011-2015

RealisasiNo. Tahun

Realisasi serapan anggaran berdasarkan kegiatan menunjukkan

semua kegiatan memiliki serapan diatas 95%, kecuali kegiatan

dukungan manajemen dan teknis lainnya mencapai 94,10%,

sementara yang tertinggi dicapai oleh kegiatan pengolahan dan

pemasaran hasil tanaman pangan sebesar 99,57%.

Rendahnya realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan

Teknis Lainnya, disebabkan oleh upaya efisiensi/penghematan

belanja pemerintah, seperti penghematan perjalanan dinas,

penyelenggaraan rapat/koordinasi di luar kantor, penghematan

belanja barang dan modal melalui lelang/kontraktual.

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Capaian (%) 90,17 93,85 89,79 80,95 89,05 91,46

70,00

75,00

80,00

85,00

90,00

95,00

% C

ap

aia

n

Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2010-2015

Page 83: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

68 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 33. Realisasi Serapan APBN Sektoral Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Menurut Kegiatan Tahun 2016

Pagu DIPA Self Block ing

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia 3,832,021,577 1,852,968,332 1,915,711,366 96.80

2 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 978,965,634 309,375,491 642,861,207 96.01

3 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan 455,451,923 335,195,621 117,055,744 97.34

4 Penguatan Perlindungan TP Dari Gangguan OPT dan DPI 166,952,791 38,826,484 127,147,793 99.24

5 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan 1,936,150,288 195,515,848 1,733,075,747 99.57

6 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya 209,281,300 28,661,590 169,969,255 94.10

7 Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih 10,000,000 1,025,819 8,861,420 98.74

8 Pengembangan Peramalan Serangan OPT 18,362,343 2,576,862 15,484,260 98.09

7,607,185,856 2,764,146,047 4,730,166,792 97.67

No Kegiatan UtamaRealisasi

Jumlah

Serapan anggaran per jenis belanja menunjukkan jenis belanja

barang dengan capai tertinggi dengan realisasi mencapai 97,70%.

Capaian tersebut menunjukkan bahwa APBN Ditjen Tanaman

Pangan tahun 2016 hampir seluruh bantuan telah tersalurkan

kepada kelompok tani dan penerima manfaat. Sedangkan belanja

pegawai dan modal sedikit lebih rendah yaitu masing-masing

94,60% dan 95,46%.

Tabel 34. Realisasi Serapan APBN Menurut Jenis Belanja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2016

Pagu Anggaran Self Blocking

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Pegawai 49,896,022 293,322 46,923,209 94.60

2 Barang 7,548,644,226 2,762,749,448 4,676,043,641 97.70

3 Modal 8,645,608 1,103,277 7,199,943 95.46

7,607,185,856 2,764,146,047 4,730,166,792 97.67

No. Jenis BelanjaRealisasi

Jumlah

Analisis Efektivitas Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Tahun

2015

Untuk mengukur efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran

dapat dilakukan dengan pendekatan atas capaian fisik/output

kegiatan. Semakin tinggi capaian output kegiatan menunjukkan

Page 84: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

69 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

penggunaan anggaran semakin efektif, dan sebaliknya apabila

capaian output kegiatan lebih rendah dari serapan anggaran

menunjukkan bahwa penggunaan anggaran tidak efisien.

Penilaian tingkat efisiensi dan efektivitas pemanfaatan anggaran

tahun 2016 belum dapat diukur secara memadai, karena beberapa

kegiatan pelaksanaannya pada akhir tahun dan belum dilaporkan

secara lengkap dari seluruh kabupaten/kota khususnya kegiatan

penerapan budidaya jagung, kedelai, PPPHT, PPDPI, dan gerakan

pengendalian OPT/DPI.

Namun untuk kegiatan penyaluran bantuan sarana pascapanen dan

laporannya sudah masuk seluruhnya menunjukkan efisiensi dan

efektivitas yang tinggi. Selain itu juga untuk kegiatan penerapan

budidaya padi dan penyediaan benih menunjukkan efisiensi yang

tinggi. Pemberian bantuan benih melalui DIPA Pusat sebagian besar

akan dibayar pada tahun 2017.

Gambaran capaian efisiensi dari kegiatan yang laporan fisiknya

lengkap, dan diperkirakan bagi kegiatan lain yang laporan capaian

fisiknya belum lengkap, diyakini bahwa penggunaan dan

pemanfaatan anggaran pembangunan tanaman pangan tahun 2016

telah terlaksana secara efektif dan efisien. Selain persentase

capaian masing-masing kegiatan, pemanfaatan anggaran juga

sebagian besar dipergunakan untuk pelaksanaan output fisik yang

berpengaruh langsung terhadap peningkatan produktivitas, luas

panen dan produksi tanaman pangan.

Tercapainya efisiensi dan efektifitas pelaksanaan anggaran tersebut

antara lain didukung adanya upaya perbaikan manajemen

pengelolaan anggaran, penerapan sistem pengadaan melalui

mekanisme e-catalouge, serta beberapa kegiatan seperti penerapan

budidaya padi, jagung, kedelai, dilaksanakan dalam bentuk bantuan

pemerintah transfer barang (saprodi) atau transfer uang.

Page 85: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

70 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 35. Analisis Efektifitas Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan 2016

Target Realisasi (%) Pagu Self Blocking Realisasi (%)

1 Penerapan budidaya padi (Ha) 2.202.054 2.154.673 97,85 1.633.663.155 728.297.137 876.101.316 96,77

2 Penerapan budidaya jagung (Ha) 1.655.885 1.529.674 92,38 2.028.781.332 1.002.695.379 993.691.707 96,84

3 Penerapan budidaya kedelai (Ha) 393.016 364.474 92,74 777.024.721 231.754.855 524.301.493 96,15

4 Bantuan benih padi inbrida DIPA Pusat (Ton) 1.881 1.324 70,39 137.500.000 118.545.553 612.001 3,23

5 Bantuan benih jagung hibrida DIPA Pusat (Ton) 2.150 2.003 93,17 247.500.000 102.346.969 5.081.251 3,50

6 Perbanyakan benih sumber (Ha) 468 369 78,74 16.247.218 1.310.573 11.274.594 75,48

7 Desa mandiri benih (Ha) 8.624 7.410 85,92 49.393.806 13.162.185 30.166.448 83,26

8 PPHT (Ha) 14.575 14.085,00 96,64 26.382.804 3.333.952 22.810.627 98,97

9 PPDPI (Ha) 320 290 90,63 1.402.602 353.868 1.023.090 97,55

10 Gerakan pengendalian (Kali) 735 524 71,29 19.074.225 6.825.253 12.214.770 99,72

11 Sarana pascapanen (Unit) 26.193 25.714 98,17 1.819.049.119 22.200.000 1.654.244.079 92,06

12 Unit pengolahan hasil (Unit) 78 78 100,00 11.586.103 1.799.750 9.835.073 100,50

13 Sarana angkut (Unit) 719 737 102,50 26.623.379 - 25.177.771 94,57

No. UraianFisik Keuangan (Rp.000)

Keterangan: Realisasi fisik kegiatan belum seluruhnya masuk dari daerah

3.2.2. APBN Subsidi Benih (BA.999.07)

Selain mengelola APBN Sektoral, pada tahun 2016 Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan juga mengelola anggaran Subsidi Benih

(BA.999.07) dengan total pagu DIPA sebesar Rp 1,01 triliun. Dari

jumlah pagu DIPA tersebut pagu kontrak sebesar Rp 808,90 miliar,

dengan pelaksana PSO subsidi benih PT Sang Hyang Seri dan PT

Pertani. Total realisasi serapan anggaran subsidi benihtahun

2016mencapai sebesar Rp 419,17 miliar atau 41,34% dari pagu

DIPA dan 51,82% dari pagu kontrak.

Rendahnya serapan anggaran subsidi benih disebabkan oleh

rendahnya minat petani karena banyaknya bantuan benih gratis

yang diberikan melalui paket kegiatan penerapan budidaya dan

bantuan benih melalui DIPA Pusat, disamping itu kurangnya

kemampuan BUMN pelaksana PSO subsidi benih dalam

menyediakan dan menyalurkan benih tepat waktu dan varietas yang

sesuai dengan kebutuhan petani.

Page 86: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

71 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Tabel 36. Realisasi Serapan Anggaran Subsidi Benih Tahun 2016

TahunPagu DIPA

(Rp.000)

% dari

DIPA

% dari

Kontrak

(1) (2) (3) (4) (4)=(3)/(2) (5)=(4)/(3)

2016 1,013,975,000 808,904,600 419,174,424 41.34% 51.82%

Kontrak

(Rp.000)

Realisasi

(Rp.000)

Page 87: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

72 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 88: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

73 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Program pembangunan tanaman pangan yang dilaksanakan pada

tahun 2016 telah mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan.

Dari sebelas sasaran indikator kinerja strategis yang digunakan

untuk mengukur kinerja program pembangunan tanaman pangan

delapan diantaranya dapat tercapai dengan kategori sangat

berhasil (capaian >100%) dan satu indikator dengan kategori

berhasil (capaian 80-100%).

Keberhasilan capaian indikator sasaran strategis program

pembangunan tanaman pangan berdampak terhadap peningkatan

produksi komoditas strategis padi, jagung, dan kedelai. Produksi

padi dan jagung tahun 2016 berdasarkan Angka Prakiraan

meningkat cukup tinggi dibanding tahun 2015 dan terutama jagung

merupakan pencapaian tertinggi selama periode 2011-2016,

sehingga target stop impor dapat dicapai.

Efektivitas dan efisiensi serapan anggaran dan realisasi kegiatan

secara umum cukup efisien dan efektif. Walaupun masih terdapat

beberapa output fisik kegiatan yang capaiannya lebih rendah

dibandingkan serapan anggaran disebabkan beberapa

permasalahan, terutama karena kegiatan tersebut pelaksanaannya

pada akhir tahun dan belum dilaporkan secara lengkap dari seluruh

daerah.

Keberhasilan pencapaian kinerja tersebut merupakan hasil

kerjasama semua pelaku pembangunan di bidang tanaman pangan

mulai dari pusat hingga ke tingkat lapangan, termasuk stakeholder

terkait.

Page 89: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

74 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

4.2 Permasalahan

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program

dan kegiatan tahun 2016, diantaranya:

1) Beberapa daerah mengalami revisi CPCL akibat penghematan

anggaran, pergantian pejabat, pengurangan jumlah Satker,

beberapa daerah lebih mengutamakan pelaksanaan APBD, dan

revisi anggaran, sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi

mundur.

2) Untuk kegiatan budidaya padi organik dan padi hazton sebagian

besar jadwal tanam jatuh pada periode Oktober-Desember

2016, begitu juga untuk kegiatan jagung di lahan khusus

sebagian besar jadwal tanam pada periode Oktober 2016-Maret

2017 sehingga produksinya belum dapat berkontribusi nyata

pada tahun 2016.

3) Kesulitan mencari lahan yang siap digunakan untuk perluasan

areal tanam, dan persaingan antar komoditas pertanian,

sehingga perluasan areal tanam yang sudah dialokasikan tidak

dapat dilaksanakan seluruhnya, terutama untuk perluasan

tanam kedelai.

4) Belum optimalnya penerapan teknologi budidaya sesuai

rekomendasi dan spesifik lokasi, sehingga produktivitas

menjadirendah dibandingkan dengan potensi produksi.

5) Belum optimalnya sistem perbenihan khususnya dalam

penyediaan benih kedelai, yang mengakibatkan sulitnya petani

memperoleh benih bersertifikat, dengan tepat waktu, tempat,

jenis, dan varietas.

6) Terbatasnya akses petani terhadap sumber permodalan dan

pemasaran terutama untuk pengembangan penerapan teknologi

budidaya dan pemasaran hasil.

7) Belum adanya penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP)

di tahun 2016 dan jaminan pemasaran yang memadai

khususnya untuk kedelai dan jagung.

Page 90: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

75 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8) Rendahnya minat petani untuk memproduksi kedelai karena

belum adanya jaminan harga,pasar, dan HPP.

9) Terbatasnya jumlah petugas lapangan terutama Pengendali

Organisme Pangganggu Tumbuhan (POPT), Pengawas Benih

Tanaman (PBT), Mantri Tani/KCD, dan Penyuluh Pertanian,

sehingga pelaksanaan pembangunan pertanian belum terwujud

secara optimal.

10) Masih minimnya dukungan APBD, baik dari Pemerintah Daerah

Provinsi maupun Kabupaten terhadap bantuan dari Pemerintah

Pusat.

4.3.Upaya Tindak Lanjut Yang Telah Dilakukan.

Upaya dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mengatasi kendala

diatas diantaranya adalah:

1) Melakukan realokasi kegiatan pada daerah (kecamatan,

kabupaten) yang dimungkinkan tidak dapat melaksanakan

kegiatan sehingga mempercepat proses revisi CPCL.

2) Memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal

tanam.

3) Melakukan inventarisasi potensi lahan yang dapat dan siap

digunakan untuk perluasan areal tanam.

4) Meningkatkan penyuluhan, pengawalan dan pendampingan

serta bantuan sarana produksi (benih, pupuk dan pestisida) agar

petani dapat menerapkan teknologi budidaya sesuai dengan

anjuran.

5) Mendorong seoptimal mungkin penangkar benih melalui

kegiatan desa mandiri benih.

6) Penyediaan modal usaha tani melalui kredit (KUR dan skim

kredit lainnya) dan asuransi pertanian bagi petani padi yang

mengalami kerugian akibat puso/gagal panen.

7) Mengusulkan HPP kedelai dan jagung, serta memperluas peran

Bulog untuk membeli produksi kedelai ditingkat petani.

Page 91: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

76 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

8) Mendorong pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota)

untuk menambah petugas lapangan (Penyuluh Pertanian,

Pengendali OPT, Pengawas Benih Tanaman.

9) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antara Ditjen

Tanaman Pangandengan.

10) Melakukan penjadwalan ulang dan realokasi kegiatan lapangan

dengan mempertimbangkan jadwal tanam, kondisi iklim dan

mengintensifkan pengawalan/pendampingan untuk

meminimalisir resiko kegagalan.

4.4 Saran Tindak Lanjut

Untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja Direktorat Jenderal

Tanaman Pangan kedepan perlu dan akan terus dilakukan upaya

perbaikan mulai dari penyempurnaan perencanaan, pemilihan

kegiatan prioritas, alokasi kegiatan sesuai dengan potensi dan

kesiapan daerah, peningkatan pengawalan, pemantauan evaluasi

dan pengendalian, peningkatan sinkronisasi dan koordinasi dengan

instansi dan lembaga terkait.

Upaya peningkatan produksi difokuskan pada peningkatan

produktivitas, perluasan areal tanam, dan peningkatan mutu dan

efisiensi usaha tani, agar selain produksi meningkat, juga dapat

meningkatkan daya saing dan pendapatan petani. Khusus untuk

produksi kedelai perlu dikaji ulang tentang penetapan sasaran

produksi tahunan sampai akhir tahun 2019 mengingat selama ini

target yang ditetapkan belum pernah tercapai, dengan

mempertimbangkan potensi lahan dan potensi peningkatan

produktivitas, capaian produksi selama 5 tahun terakhir, pemilihan

kegiatan prioritas, penyediaan benih bermutu, ketersediaan

dukungan anggaran, serta dukungan kebijakan dan regulasi.

Page 92: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

77 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

LAMPIRAN

Page 93: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

78 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Page 94: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

79 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 1

Page 95: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

80 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 1 (lanjutan)

Page 96: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

81 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 2

JUMLAH PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

Posisi s.d Desember 2016

S3 S2 S1 D4 SM D3 SLTA SLTP SD I II III IV L P

1 Direktorat Jenderal TP 1 - - - - - - - - 1 - - - 1 1 1 - 1

2 Sekretariat Direktorat Jenderal TP 2 30 91 - - 11 110 10 7 261 4 96 150 11 261 171 90 261

3 Direktorat Perbenihan TP 1 13 26 - - 2 12 - 2 56 - 7 37 12 56 29 27 56

4 Direktorat Serealia 1 15 24 - - 3 14 2 2 61 - 13 38 10 61 40 21 61

5 Direktorat Aneka Kacang dan Umbi 1 11 25 - 2 1 12 1 1 54 - 7 40 7 54 29 25 54

6 Direktorat Perlindungan TP 1 13 34 - - 3 14 1 - 66 - 12 47 7 66 29 37 66

7 Direktorat PPHTP - 18 33 - - 7 13 - 1 72 - 12 52 8 72 37 35 72

8 BBPPMBTPH Cimanggis - 12 27 - - 5 18 - - 62 - 30 59 4 93 65 28 93

9 BBPOPT Jatisari - 2 34 1 - 10 45 1 - 93 - 13 44 5 62 25 37 62

10 Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman - 4 21 - - 7 6 - - 38 - 5 32 1 38 11 27 38

7 118 315 1 2 49 244 15 13 764 4 195 499 66 764 437 327 764Jumlah

Jenis KelaminJumlah

Golongan/Ruang GajiJumlahNo. Unit Kerja

PendidikanJumlah

Page 97: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

82 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 3

PEMANTAUAN TRIWULANAN RENCANA AKSI PENCAPAIAN INDIKATOR

TERCAPAINYA PRODUKTIVITAS PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU

TAHUN 2016

Target

2016 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

Tercapainya Produktivitas Padi (Ku/Ha) 52.35 52.35 52.35 52.35 52.35 52.35 51.77 54.04 52.64

1 Penerapan Budidaya Padi (Ha) 2,202,054 - 738,599 1,772,638 2,202,054 - 296,585 1,017,381 2,154,673

2 Perbanyakan Benih Sumber Padi (Ha) 231 24 72 169 231 56 80 114 196

3 Penguatan Desa Mandiri Benih (Ha) 7,434 - 990 4,970 7,434 - 120 573 6,488

4 Pengembangan Desa Mandiri Benih (Ha) 1,190 - 130 690 1,190 - 10 40 922

5 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 13,900 2,780 10,425 13,900 13,900 2,450 6,600 13,250 13,475

6 Pemantapan Penanganan DPI (Ha) 320 - 224 320 320 - 190 270 290

7 Gerakan Pengendalian (Kali) 581 12 247 483 581 50 143 330 433

8 Sarana Pascapanen Padi (Unit) 12,893 - 5,754 10,275 12,893 - 2,529 9,150 12,746

Tercapainya Produktivitas Jagung (Ku/Ha) 52.63 52.63 52.63 52.63 52.63 50.24 53.11 58.04 52.83

1 Penerapan Budidaya Jagung (Ha) 1,868,474 - 533,427 1,280,224 1,868,474 - 216,350 745,505 1,538,103

2 Perbanyakan Benih Sumber Jagung (Ha) 46 6 19 44 46 9 11 14 36

3 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 465 93 349 465 465 30 105 390 420

4 Gerakan Pengendalian (Kali) 104 2 46 89 104 - 12 42 62

5 Sarana Pascapanen Jagung (Unit) 6,800 - 2,819 5,034 6,800 - 1,902 4,951 6,468

Tercapainya Produktivitas Kedelai (Ku/Ha) 15.76 15.76 15.76 15.76 15.76 15.76 13.87 15.43 15.06

1 Penerapan Budidaya Kedelai (Ha) 393,016 50,285 150,856 202,282 393,016 22,262 201,742 302,616 364,474

2 Perbanyakan Benih Sumber Kedelai (Ha) 76 21 50 65 76 17 48 50 57

3 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 210 42 158 210 210 10 60 60 190

4 Gerakan Pengendalian (Kali) 55 1 23 45 55 2 4 4 29

5 Sarana Pascapanen Kedelai (Unit) 6,500 - 2,730 4,875 6,500 - 901 4,751 6,500

Tercapainya Produktivitas Ubi Kayu (Ku/Ha) 240.00 240.00 240.00 240.00 240.00 251.90 237.55 242.18 241.98

1 Penerapan Budidaya Kedelai (Ha) 17,423 - - 7,500 17,423 - 65 861 11,471

2 Perbanyakan Benih Sumber Kedelai (Ha) 2 - 1 2 3 - 1 2 2

No. KegiatanTarget Triwulan Realisasi Triwulan

Page 98: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

83 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 4

PEMANTAUAN TRIWULANAN RENCANA AKSI PENCAPAIAN INDIKATOR

PENGGUNAAN BENIH UNGGUL BERSERTIFIKAT PADI, JAGUNG, KEDELAI

TAHUN 2016

Target

2016 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Padi (%) 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 8.79 12.65 40.08 43.52

1 Bantuan Benih untuk Penerapan Budidaya Padi (Ha) 2,202,054 - 738,599 1,772,638 2,202,054 - 296,585 1,017,381 2,154,673

2 Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 231 24 72 169 231 56 80 114 196

3 Penguatan Desa Mandiri Benih (Unit) 7,434 - 990 4,970 7,434 - 120 573 6,488

4 Pengembangan Desa Mandiri Benih 1,190 - 130 690 1,190 - 1 4 922

Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Jagung (%) 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 9.10 18.25 46.14 52.28

1 Bantuan Benih untuk Penerapan Budidaya Jagung (Ha) 1,868,474 - 533,427 1,280,224 1,868,474 - 216,350 745,508 1,538,103

2 Perbanyakan Benih Sumber Jagung (Ha) 46 6 19 44 46 9 11 14 36

Penggunaan Benih Unggul Bersertifikat Kedelai (%) 35.00 35.00 35.00 35.00 35.00 11.33 17.59 24.88 46.94

1 Bantuan Benih untuk Penerapan Budidaya Kedelai (Ha) 393,016 50,285 150,856 202,282 393,016 22,262 201,742 302,616 364,474

2 Perbanyakan Benih Sumber Jagung (Ha) 76 21 50 65 76 17 48 50 57

No. KegiatanTarget Triwulan Realisasi Triwulan

Page 99: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

84 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 5

PEMANTAUAN TRIWULANAN RENCANA AKSI PENCAPAIAN INDIKATOR

LUAS AREAL YANG AMAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI PADI, JAGUNG, KEDELAI

TAHUN 2016

Target

2016 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI 93.00 93.00 93.00 93.00 93.00 94.00 95.20 94.30 98.20

1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 13,900 2,780 10,425 13,900 13,900 2,450 6,600 13,250 13,475

2 Pemantapan Penanganan DPI (Ha) 320 - 224 320 320 - 190 270 290

3 Gerakan Pengendalian (Kali) 581 12 247 483 581 50 143 330 433

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI 98.00 98.00 98.00 98.00 98.00 95.43 96.20 96.50 98.62

1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 465 2,780 10,425 13,900 465 2,450 6,600 13,250 420

2 Gerakan Pengendalian (Kali) 104 12 247 483 104 50 143 330 62

Luas Areal yang Aman dari Gangguan OPT dan DPI 97.00 97.00 97.00 97.00 97.00 95.38 96.11 95.78 96.79

1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 210 2,780 10,425 13,900 210 2,450 6,600 13,250 190

2 Gerakan Pengendalian (Kali) 50 12 247 483 50 50 143 330 29

Kedelai (%)

Padi (%)

No. KegiatanTarget Triwulan Realisasi Triwulan

Jagung (%)

Page 100: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

85 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 6

CAPAIAN PRODUKTIVITAS PADI TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 50.56 50.27 52.17 1.61 3.19 1.90 3.78

2 Sumut 51.74 52.14 52.57 0.83 1.61 0.43 0.82

3 Sumbar 50.25 50.41 50.21 (0.04) (0.09) (0.20) (0.40)

4 Riau 36.63 39.04 37.44 0.81 2.22 (1.60) (4.10)

5 Jambi 44.31 46.46 46.45 2.14 4.84 (0.01) (0.02)

6 Sumsel 48.67 46.04 50.30 1.63 3.34 4.26 9.25

7 Bengkulu 44.92 42.62 44.60 (0.32) (0.70) 1.98 4.65

8 Lampung 51.49 51.48 49.93 (1.56) (3.03) (1.55) (3.01)

9 Kep. Babel 22.85 32.27 24.54 1.69 7.41 (7.73) (23.95)

10 Kep. Riau 36.46 35.70 33.69 (2.77) (7.61) (2.01) (5.63)

11 DKI Jakarta 55.95 66.84 55.11 (0.84) (1.49) (11.73) (17.55)

12 Jabar 61.22 59.54 60.54 (0.68) (1.12) 1.00 1.68

13 Jateng 60.25 56.33 58.76 (1.49) (2.47) 2.43 4.31

14 DIY 60.65 58.23 56.81 (3.84) (6.33) (1.42) (2.44)

15 Jatim 61.13 60.20 60.10 (1.03) (1.68) (0.10) (0.17)

16 Banten 56.61 53.53 56.54 (0.07) (0.12) 3.01 5.62

17 Bali 62.14 60.66 61.33 (0.81) (1.30) 0.67 1.10

18 NTB 51.71 50.67 47.26 (4.45) (8.60) (3.41) (6.73)

19 NTT 35.61 33.81 35.58 (0.03) (0.08) 1.77 5.24

20 Kalbar 29.40 32.05 28.59 (0.81) (2.75) (3.46) (10.80)

21 Kalteng 35.07 34.88 31.43 (3.64) (10.39) (3.45) (9.89)

22 Kalsel 41.87 43.14 42.30 0.43 1.04 (0.84) (1.95)

23 Kaltim 41.20 45.61 38.41 (2.79) (6.78) (7.20) (15.79)

24 Kaltara 27.27 37.13 27.94 0.67 2.47 (9.19) (24.75)

25 Sulut 49.05 49.27 49.05 (0.00) (0.01) (0.22) (0.45)

26 Sulteng 48.57 48.78 49.26 0.69 1.42 0.48 0.98

27 Sulsel 52.41 52.70 52.26 (0.15) (0.29) (0.44) (0.83)

28 Sultra 47.07 48.13 40.66 (6.41) (13.61) (7.47) (15.52)

29 Gorontalo 55.51 49.26 52.80 (2.71) (4.88) 3.54 7.19

30 Sulbar 49.41 50.93 46.28 (3.13) (6.34) (4.65) (9.13)

31 Maluku 55.72 43.58 48.22 (7.50) (13.46) 4.64 10.65

32 Malut 35.11 38.48 32.52 (2.59) (7.37) (5.96) (15.49)

33 Pabar 42.12 42.64 44.67 2.55 6.05 2.03 4.76

34 Papua 43.95 44.68 46.26 2.31 5.25 1.58 3.54

53.41 52.35 52.64 (0.77) (1.44) 0.29 0.55

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Jumlah

Page 101: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

86 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 7

CAPAIAN PRODUKTIVITAS JAGUNG TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 42.76 43.86 43.06 0.30 0.69 (0.80) (1.82)

2 Sumut 62.33 62.70 63.07 0.74 1.19 0.37 0.58

3 Sumbar 68.61 69.80 66.38 (2.23) (3.25) (3.42) (4.89)

4 Riau 24.85 24.44 25.10 0.25 1.03 0.66 2.70

5 Jambi 60.94 61.15 61.63 0.69 1.14 0.48 0.79

6 Sumsel 62.40 61.70 69.16 6.76 10.83 7.46 12.10

7 Bengkulu 52.07 46.92 66.30 14.23 27.32 19.38 41.30

8 Lampung 51.20 54.17 50.01 (1.19) (2.32) (4.16) (7.68)

9 Kep. Babel 36.80 41.14 37.58 0.78 2.13 (3.56) (8.65)

10 Kep. Riau 23.30 34.14 169.13 145.83 625.86 134.99 395.40

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 75.69 77.46 81.76 6.07 8.02 4.30 5.55

13 Jateng 59.18 57.13 59.58 0.40 0.67 2.45 4.30

14 DIY 45.67 45.06 47.28 1.61 3.52 2.22 4.94

15 Jatim 50.52 52.55 50.82 0.30 0.60 (1.73) (3.29)

16 Banten 33.74 38.95 39.49 5.75 17.04 0.54 1.39

17 Bali 26.46 26.78 32.22 5.76 21.78 5.44 20.32

18 NTB 67.08 66.37 61.55 (5.53) (8.24) (4.82) (7.27)

19 NTT 25.08 26.37 25.37 0.29 1.17 (1.00) (3.77)

20 Kalbar 32.57 40.28 34.38 1.81 5.55 (5.90) (14.65)

21 Kalteng 32.66 33.44 36.37 3.71 11.34 2.93 8.76

22 Kalsel 58.61 59.73 58.38 (0.23) (0.39) (1.35) (2.26)

23 Kaltim 36.32 39.06 44.28 7.96 21.92 5.22 13.36

24 Kaltara 21.77 26.17 28.15 6.38 29.29 1.98 7.57

25 Sulut 37.15 34.64 37.72 0.57 1.53 3.08 8.88

26 Sulteng 40.34 46.84 49.34 9.00 22.30 2.50 5.34

27 Sulsel 51.79 54.71 54.59 2.80 5.41 (0.12) (0.21)

28 Sultra 28.46 26.49 28.37 (0.09) (0.31) 1.88 7.09

29 Gorontalo 49.83 52.01 46.09 (3.74) (7.51) (5.92) (11.38)

30 Sulbar 48.58 45.71 51.65 3.07 6.32 5.94 12.99

31 Maluku 42.78 37.16 36.45 (6.33) (14.80) (0.71) (1.92)

32 Malut 30.13 33.51 29.04 (1.09) (3.63) (4.47) (13.34)

33 Pabar 17.32 20.46 17.55 0.23 1.32 (2.91) (14.22)

34 Papua 24.36 24.44 23.91 (0.45) (1.86) (0.53) (2.17)

51.78 52.63 52.83 1.05 2.03 0.20 0.38Jumlah

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Page 102: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

87 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 8

CAPAIAN PRODUKTIVITAS KEDELAI TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 14.61 15.17 14.82 0.21 1.45 (0.35) (2.31)

2 Sumut 12.35 11.64 12.68 0.33 2.68 1.04 8.95

3 Sumbar 11.93 10.32 12.22 0.29 2.47 1.90 18.41

4 Riau 14.15 11.89 12.18 (1.97) (13.92) 0.29 2.44

5 Jambi 13.72 13.60 12.45 (1.27) (9.27) (1.15) (8.46)

6 Sumsel 15.09 16.79 14.64 (0.45) (2.98) (2.15) (12.81)

7 Bengkulu 12.72 11.02 11.23 (1.49) (11.73) 0.21 1.91

8 Lampung 11.67 12.36 11.97 0.30 2.53 (0.39) (3.16)

9 Kep. Babel 10.00 - 10.29 0.29 2.90 10.29 0.00

10 Kep. Riau 10.71 10.85 2.00 (8.71) (81.33) (8.85) (81.57)

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 16.44 13.42 16.81 0.37 2.23 3.39 25.26

13 Jateng 18.38 18.67 17.90 (0.48) (2.59) (0.77) (4.12)

14 DIY 13.55 12.03 12.86 (0.69) (5.12) 0.83 6.90

15 Jatim 16.58 16.65 15.79 (0.79) (4.77) (0.86) (5.17)

16 Banten 13.72 13.28 14.26 0.54 3.97 0.98 7.38

17 Bali 14.11 14.52 13.23 (0.88) (6.21) (1.29) (8.88)

18 NTB 13.17 19.21 13.11 (0.06) (0.45) (6.10) (31.75)

19 NTT 10.15 11.53 9.01 (1.14) (11.20) (2.52) (21.86)

20 Kalbar 16.01 15.62 14.13 (1.88) (11.75) (1.49) (9.54)

21 Kalteng 12.01 12.12 13.24 1.23 10.26 1.12 9.24

22 Kalsel 13.65 14.45 14.31 0.66 4.87 (0.14) (0.97)

23 Kaltim 16.04 14.71 15.08 (0.96) (5.99) 0.37 2.52

24 Kaltara 9.24 10.07 7.21 (2.03) (21.97) (2.86) (28.40)

25 Sulut 13.06 13.20 13.24 0.18 1.34 0.04 0.30

26 Sulteng 18.71 17.14 17.71 (1.00) (5.32) 0.57 3.33

27 Sulsel 17.67 17.94 13.79 (3.88) (21.94) (4.15) (23.13)

28 Sultra 16.23 14.02 18.82 2.59 15.99 4.80 34.24

29 Gorontalo 13.49 15.06 13.87 0.38 2.84 (1.19) (7.90)

30 Sulbar 10.27 14.84 14.59 4.32 42.03 (0.25) (1.68)

31 Maluku 9.23 12.05 9.84 0.61 6.61 (2.21) (18.34)

32 Malut 10.49 12.58 9.03 (1.46) (13.88) (3.55) (28.22)

33 Pabar 10.57 12.97 10.56 (0.01) (0.05) (2.41) (18.58)

34 Papua 12.76 12.90 12.92 0.16 1.28 0.02 0.16

15.68 15.76 15.06 (0.62) (3.98) (0.70) (4.44)Jumlah

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Page 103: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

88 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 9

CAPAIAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (Ku/Ha) (%) (Ku/Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 130.87 136.72 129.46 (1.41) (1.08) (7.26) (5.31)

2 Sumut 338.54 353.99 344.88 6.34 1.87 (9.11) (2.57)

3 Sumbar 391.85 409.73 390.26 (1.59) (0.41) (19.47) (4.75)

4 Riau 289.54 302.76 298.63 9.09 3.14 (4.13) (1.36)

5 Jambi 215.23 225.05 227.24 12.01 5.58 2.19 0.97

6 Sumsel 247.48 258.77 283.27 35.79 14.46 24.50 9.47

7 Bengkulu 224.77 235.02 214.43 (10.34) (4.60) (20.59) (8.76)

8 Lampung 264.45 276.52 261.75 (2.70) (1.02) (14.77) (5.34)

9 Kep. Babel 246.13 257.36 253.24 7.11 2.89 (4.12) (1.60)

10 Kep. Riau 129.34 135.24 341.09 211.75 163.72 205.85 152.21

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 234.53 245.23 248.45 13.92 5.94 3.22 1.31

13 Jateng 236.73 247.53 261.52 24.79 10.47 13.99 5.65

14 DIY 157.01 164.17 172.65 15.64 9.96 8.48 5.17

15 Jatim 215.39 225.21 257.87 42.48 19.73 32.66 14.50

16 Banten 177.59 185.70 180.72 3.13 1.76 (4.98) (2.68)

17 Bali 107.47 112.37 173.34 65.87 61.30 60.97 54.26

18 NTB 213.23 222.96 207.86 (5.37) (2.52) (15.10) (6.77)

19 NTT 105.24 110.04 100.57 (4.67) (4.44) (9.47) (8.61)

20 Kalbar 163.49 170.95 159.98 (3.51) (2.15) (10.97) (6.42)

21 Kalteng 150.81 157.70 203.17 52.36 34.71 45.47 28.83

22 Kalsel 206.30 215.71 225.36 19.06 9.24 9.65 4.47

23 Kaltim 226.37 236.70 234.25 7.88 3.48 (2.45) (1.04)

24 Kaltara 225.19 220.24 235.52 10.33 4.59 15.28 6.94

25 Sulut 122.77 128.37 123.18 0.41 0.34 (5.19) (4.04)

26 Sulteng 211.99 221.66 242.43 30.44 14.36 20.77 9.37

27 Sulsel 211.31 220.94 218.60 7.29 3.45 (2.34) (1.06)

28 Sultra 208.50 218.01 199.64 (8.86) (4.25) (18.37) (8.43)

29 Gorontalo 134.67 140.82 137.01 2.34 1.74 (3.81) (2.71)

30 Sulbar 225.28 235.56 223.32 (1.96) (0.87) (12.24) (5.20)

31 Maluku 278.11 290.80 289.11 11.00 3.96 (1.69) (0.58)

32 Malut 216.49 226.37 207.41 (9.08) (4.20) (18.96) (8.38)

33 Pabar 113.28 118.45 112.51 (0.77) (0.68) (5.94) (5.01)

34 Papua 121.37 128.33 121.40 0.03 0.02 (6.93) (5.40)

229.51 240.00 241.98 12.47 5.43 1.98 0.82Jumlah

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2015

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Page 104: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

89 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 10

CAPAIAN LUAS PANEN PADI TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 461,060 419,297 444,931 (16,129) (3.50) 25,634 6.11

2 Sumut 781,769 755,826 837,553 55,784 7.14 81,727 10.81

3 Sumbar 507,545 533,147 519,196 11,651 2.30 (13,951) (2.62)

4 Riau 107,546 115,014 100,408 (7,138) (6.64) (14,606) (12.70)

5 Jambi 122,214 170,241 172,658 50,444 41.27 2,417 1.42

6 Sumsel 872,737 867,644 1,028,777 156,040 17.88 161,133 18.57

7 Bengkulu 128,833 167,691 154,662 25,829 20.05 (13,029) (7.77)

8 Lampung 707,266 677,188 810,588 103,322 14.61 133,400 19.70

9 Kep. Babel 11,848 11,293 15,448 3,600 30.38 4,155 36.79

10 Kep. Riau 263 411 203 (60) (22.70) (208) (50.54)

11 DKI Jakarta 1,137 1,439 1,041 (97) (8.49) (399) (27.69)

12 Jabar 1,857,612 2,085,674 2,006,956 149,344 8.04 (78,718) (3.77)

13 Jateng 1,875,793 1,902,126 1,913,390 37,597 2.00 11,264 0.59

14 DIY 155,838 161,749 158,151 2,313 1.48 (3,598) (2.22)

15 Jatim 2,152,070 2,108,519 2,253,204 101,134 4.70 144,685 6.86

16 Banten 386,676 404,883 416,382 29,706 7.68 11,499 2.84

17 Bali 137,385 150,992 140,185 2,800 2.04 (10,807) (7.16)

18 NTB 467,503 470,738 444,734 (22,769) (4.87) (26,004) (5.52)

19 NTT 266,242 255,657 239,891 (26,351) (9.90) (15,766) (6.17)

20 Kalbar 433,944 507,061 514,071 80,127 18.46 7,010 1.38

21 Kalteng 254,670 258,319 268,912 14,242 5.59 10,593 4.10

22 Kalsel 511,213 525,993 544,737 33,524 6.56 18,744 3.56

23 Kaltim 99,209 108,700 85,638 (13,571) (13.68) (23,062) (21.22)

24 Kaltara 41,115 36,109 31,423 (9,692) (23.57) (4,686) (12.98)

25 Sulut 137,438 137,251 137,710 272 0.20 459 0.33

26 Sulteng 209,057 246,266 216,452 7,395 3.54 (29,814) (12.11)

27 Sulsel 1,044,030 1,072,400 1,127,293 83,263 7.98 54,893 5.12

28 Sultra 140,380 140,311 163,398 23,018 16.40 23,087 16.45

29 Gorontalo 59,668 67,166 62,939 3,271 5.48 (4,227) (6.29)

30 Sulbar 93,470 98,701 119,549 26,079 27.90 20,848 21.12

31 Maluku 21,141 28,203 24,397 3,256 15.40 (3,806) (13.49)

32 Malut 21,438 20,835 24,233 2,795 13.04 3,398 16.31

33 Pabar 7,174 7,222 5,889 (1,285) (17.91) (1,333) (18.45)

34 Papua 41,354 46,887 50,740 9,386 22.70 3,853 8.22

14,116,638 14,560,952 15,035,736 919,098 6.51 474,784 3.26Jumlah

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Page 105: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

90 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 11

CAPAIAN LUAS PANEN JAGUNG TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 47,967 57,000 66,591 18,624 38.83 9,591 16.83

2 Sumut 243,770 270,689 247,055 3,285 1.35 (23,634) (8.73)

3 Sumbar 87,825 111,441 107,683 19,858 22.61 (3,758) (3.37)

4 Riau 12,425 17,488 13,046 621 5.00 (4,442) (25.40)

5 Jambi 8,486 10,819 13,246 4,760 56.09 2,427 22.43

6 Sumsel 46,315 51,057 90,356 44,041 95.09 39,299 76.97

7 Bengkulu 10,137 20,247 21,327 11,190 110.39 1,080 5.34

8 Lampung 293,521 417,788 341,560 48,039 16.37 (76,228) (18.25)

9 Kep. Babel 181 271 223 42 23.04 (48) (17.82)

10 Kep. Riau 203 290 60 (143) (70.64) (230) (79.45)

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 126,828 167,140 187,701 60,873 48.00 20,561 12.30

13 Jateng 542,804 664,348 597,507 54,703 10.08 (66,841) (10.06)

14 DIY 65,485 69,411 65,513 28 0.04 (3,897) (5.62)

15 Jatim 1,213,654 1,267,023 1,233,090 19,436 1.60 (33,933) (2.68)

16 Banten 3,518 4,850 5,203 1,685 47.91 353 7.29

17 Bali 15,346 19,179 16,220 874 5.70 (2,959) (15.43)

18 NTB 143,117 165,918 203,010 59,893 41.85 37,092 22.36

19 NTT 273,194 328,105 261,749 (11,445) (4.19) (66,356) (20.22)

20 Kalbar 31,851 49,641 31,845 (6) (0.02) (17,796) (35.85)

21 Kalteng 2,507 3,000 4,272 1,765 70.39 1,272 42.39

22 Kalsel 21,926 25,035 33,321 11,395 51.97 8,286 33.10

23 Kaltim 2,307 3,047 3,524 1,217 52.75 477 15.65

24 Kaltara 474 651 368 (106) (22.36) (283) (43.47)

25 Sulut 80,885 155,133 149,137 68,252 84.38 (5,996) (3.87)

26 Sulteng 32,503 69,431 59,517 27,014 83.11 (9,914) (14.28)

27 Sulsel 295,115 365,587 357,305 62,190 21.07 (8,282) (2.27)

28 Sultra 23,945 25,568 31,347 7,402 30.91 5,779 22.60

29 Gorontalo 129,131 169,901 185,379 56,248 43.56 15,478 9.11

30 Sulbar 20,752 34,185 45,710 24,958 120.27 11,525 33.71

31 Maluku 3,260 5,683 4,938 1,678 51.47 (745) (13.11)

32 Malut 3,892 5,521 2,950 (943) (24.22) (2,572) (46.58)

33 Pabar 1,307 1,222 1,501 194 14.80 279 22.79

34 Papua 2,736 3,332 2,258 (478) (17.47) (1,074) (32.23)

3,787,367 4,560,000 4,384,510 597,143 15.77 (175,490) (3.85)

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Jumlah

Page 106: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

91 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 12

CAPAIAN LUAS PANEN KEDELAI TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 32,796 48,236 15,866 (16,930) (51.62) (32,370) (67.11)

2 Sumut 5,303 17,693 4,136 (1,167) (22.01) (13,557) (76.62)

3 Sumbar 296 660 70 (226) (76.22) (590) (89.33)

4 Riau 1,516 5,391 2,239 723 47.66 (3,152) (58.48)

5 Jambi 4,906 9,827 7,517 2,611 53.23 (2,310) (23.50)

6 Sumsel 11,145 27,356 17,296 6,151 55.19 (10,060) (36.78)

7 Bengkulu 4,235 12,015 3,742 (493) (11.65) (8,273) (68.86)

8 Lampung 8,407 13,349 8,568 161 1.92 (4,781) (35.82)

9 Kep. Babel 1 - 5 4 390.00 5 -

10 Kep. Riau 14 18 5 (9) (64.29) (13) (72.22)

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 60,172 65,954 54,679 (5,493) (9.13) (11,275) (17.10)

13 Jateng 70,629 55,138 61,824 (8,805) (12.47) 6,686 12.13

14 DIY 13,886 12,638 13,258 (628) (4.52) 620 4.91

15 Jatim 208,067 169,026 188,756 (19,311) (9.28) 19,730 11.67

16 Banten 5,316 8,162 4,768 (548) (10.31) (3,394) (41.59)

17 Bali 5,146 5,418 5,093 (53) (1.03) (325) (6.00)

18 NTB 94,948 60,317 84,642 (10,306) (10.85) 24,325 40.33

19 NTT 3,563 7,576 6,559 2,996 84.08 (1,017) (13.43)

20 Kalbar 1,647 2,782 1,519 (128) (7.76) (1,263) (45.39)

21 Kalteng 1,051 2,502 2,068 1,017 96.76 (434) (17.35)

22 Kalsel 7,722 29,677 15,730 8,008 103.71 (13,947) (46.99)

23 Kaltim 947 3,846 1,324 377 39.81 (2,522) (65.57)

24 Kaltara 2,423 4,596 929 (1,494) (61.66) (3,667) (79.79)

25 Sulut 5,117 17,156 13,130 8,013 156.59 (4,026) (23.47)

26 Sulteng 7,094 10,584 9,025 1,931 27.22 (1,559) (14.73)

27 Sulsel 38,036 67,489 44,184 6,148 16.16 (23,305) (34.53)

28 Sultra 7,888 18,095 8,689 801 10.16 (9,406) (51.98)

29 Gorontalo 2,375 2,900 2,639 264 11.12 (261) (9.00)

30 Sulbar 4,106 7,452 4,238 132 3.21 (3,214) (43.13)

31 Maluku 766 2,349 1,277 511 66.72 (1,072) (45.63)

32 Malut 453 2,506 716 263 57.99 (1,790) (71.44)

33 Pabar 1,362 2,812 1,050 (312) (22.93) (1,762) (62.67)

34 Papua 2,761 4,431 2,439 (322) (11.65) (1,992) (44.95)

614,094 697,950 587,978 (26,116) (4.25) (109,972) (15.76)

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Jumlah

Page 107: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

92 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 13

CAPAIAN LUAS PANEN UBI KAYU TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 2,226 2,349 1,778 (448) (20.11) (571) (24.29)

2 Sumut 47,837 50,486 36,829 (11,008) (23.01) (13,657) (27.05)

3 Sumbar 5,318 5,613 4,613 (705) (13.26) (1,000) (17.82)

4 Riau 3,578 3,776 3,821 243 6.79 45 1.19

5 Jambi 2,018 2,130 2,522 504 24.99 392 18.41

6 Sumsel 8,801 9,288 11,313 2,512 28.54 2,025 21.80

7 Bengkulu 3,573 3,771 2,889 (685) (19.16) (883) (23.40)

8 Lampung 279,337 294,808 251,079 (28,258) (10.12) (43,729) (14.83)

9 Kep. Babel 1,423 1,502 2,167 744 52.26 665 44.25

10 Kep. Riau 708 747 710 2 0.21 (38) (5.02)

11 DKI Jakarta - - - - - 0 -

12 Jabar 85,288 90,012 79,831 (5,457) (6.40) (10,181) (11.31)

13 Jateng 150,874 159,230 135,593 (15,281) (10.13) (23,637) (14.84)

14 DIY 55,626 58,707 53,177 (2,449) (4.40) (5,530) (9.42)

15 Jatim 146,787 154,917 127,420 (19,367) (13.19) (27,497) (17.75)

16 Banten 4,176 4,407 5,456 1,280 30.64 1,049 23.79

17 Bali 8,009 8,453 6,357 (1,652) (20.63) (2,096) (24.80)

18 NTB 5,030 5,309 2,274 (2,756) (54.80) (3,035) (57.17)

19 NTT 60,557 63,911 55,701 (4,856) (8.02) (8,210) (12.85)

20 Kalbar 10,609 11,197 10,058 (551) (5.20) (1,139) (10.17)

21 Kalteng 3,031 3,199 2,762 (269) (8.87) (437) (13.65)

22 Kalsel 3,478 3,671 3,289 (189) (5.43) (382) (10.40)

23 Kaltim 2,384 2,516 2,569 185 7.75 53 2.09

24 Kaltara 1,729 1,825 1,746 17 0.98 (79) -

25 Sulut 3,594 3,793 3,395 (199) (5.54) (398) (10.50)

26 Sulteng 2,231 2,355 1,623 (608) (27.24) (732) (31.07)

27 Sulsel 26,783 28,269 23,236 (3,547) (13.24) (5,033) (17.81)

28 Sultra 8,398 8,863 5,897 (2,501) (29.78) (2,966) (33.46)

29 Gorontalo 197 208 184 (13) (6.60) (24) (11.54)

30 Sulbar 1,109 1,170 1,190 81 7.30 20 1.71

31 Maluku 4,842 5,110 4,703 (140) (2.88) (408) (7.97)

32 Malut 5,556 5,864 4,749 (807) (14.52) (1,115) (19.01)

33 Pabar 987 1,042 903 (84) (8.49) (139) (13.32)

34 Papua 3,822 3,671 3,036 (786) (20.56) (635) (17.29)

949,916 1,002,167 852,868 (97,048) (10.22) (149,299) (14.90)Jumlah

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Page 108: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

93 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 14

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2016 PER PROVINSI

ATAP Sasaran Prakiraan

2015 2016 2016

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 2,331,046 2,107,642 2,321,328 (9,718) (0.42) 213,686 10.14

2 Sumut 4,044,829 3,941,097 4,403,157 358,328 8.86 462,060 11.72

3 Sumbar 2,550,609 2,687,655 2,606,640 56,031 2.20 (81,015) (3.01)

4 Riau 393,917 448,965 375,880 (18,037) (4.58) (73,085) (16.28)

5 Jambi 541,486 790,991 802,080 260,594 48.13 11,089 1.40

6 Sumsel 4,247,922 3,994,574 5,174,460 926,538 21.81 1,179,886 29.54

7 Bengkulu 578,654 714,634 689,767 111,113 19.20 (24,867) (3.48)

8 Lampung 3,641,895 3,486,015 4,047,057 405,162 11.13 561,042 16.09

9 Kep. Babel 27,068 36,441 37,909 10,841 40.05 1,468 4.03

10 Kep. Riau 959 1,466 685 (274) (28.57) (781) (53.27)

11 DKI Jakarta 6,361 9,619 5,734 (627) (9.86) (3,885) (40.39)

12 Jabar 11,373,144 12,418,727 12,149,513 776,369 6.83 (269,214) (2.17)

13 Jateng 11,301,422 10,714,169 11,242,464 (58,958) (0.52) 528,295 4.93

14 DIY 945,136 941,904 898,505 (46,631) (4.93) (43,399) (4.61)

15 Jatim 13,154,967 12,692,802 13,540,950 385,983 2.93 848,148 6.68

16 Banten 2,188,996 2,167,260 2,354,400 165,404 7.56 187,140 8.63

17 Bali 853,710 915,958 859,775 6,065 0.71 (56,183) (6.13)

18 NTB 2,417,392 2,385,129 2,101,820 (315,572) (13.05) (283,309) (11.88)

19 NTT 948,088 864,270 853,498 (94,590) (9.98) (10,772) (1.25)

20 Kalbar 1,275,707 1,625,220 1,469,619 193,912 15.20 (155,601) (9.57)

21 Kalteng 893,202 900,943 845,095 (48,107) (5.39) (55,848) (6.20)

22 Kalsel 2,140,276 2,269,093 2,304,406 164,130 7.67 35,313 1.56

23 Kaltim 408,782 495,787 328,893 (79,889) (19.54) (166,894) (33.66)

24 Kaltara 112,102 134,071 87,795 (24,307) (21.68) (46,276) (34.52)

25 Sulut 674,169 676,276 675,417 1,248 0.19 (859) (0.13)

26 Sulteng 1,015,368 1,201,239 1,066,279 50,911 5.01 (134,960) (11.24)

27 Sulsel 5,471,806 5,651,864 5,890,871 419,065 7.66 239,007 4.23

28 Sultra 660,720 675,317 664,300 3,580 0.54 (11,017) (1.63)

29 Gorontalo 331220 330,881 332,315 1,095 0.33 1,434 0.43

30 Sulbar 461,844 502,635 553,252 91,408 19.79 50,617 10.07

31 Maluku 117,791 122,901 117,636 (155) (0.13) (5,265) (4.28)

32 Malut 75,265 80,171 78,800 3,535 4.70 (1,371) (1.71)

33 Pabar 30,219 30,789 26,308 (3,911) (12.94) (4,481) (14.55)

34 Papua 181,769 209,495 234,744 52,975 29.14 25,249 12.05

75,397,841 76,226,000 79,141,352 3,743,511 4.97 2,915,352 3.82

No. Provinsi Target 2016ATAP 2015

Capaian Prakiraan 2016 Thd

Jumlah

Page 109: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

94 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 15

CAPAIAN PRODUKSI JAGUNG TAHUN 2016 PER PROVINSI

ATAP Sasaran Prakiraan

2015 2016 2016

(Ton) (Ton) (Ton) Ton % Ton %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 205,125 250,000 286,730 81,605 39.78 36,730 14.69

2 Sumut 1,519,407 1,697,315 1,558,141 38,734 2.55 (139,174) (8.20)

3 Sumbar 602,549 777,819 714,820 112,271 18.63 (62,999) (8.10)

4 Riau 30,870 42,741 32,746 1,876 6.08 (9,995) (23.39)

5 Jambi 51,712 66,157 81,639 29,927 57.87 15,482 23.40

6 Sumsel 289,007 315,000 624,887 335,880 116.22 309,887 98.38

7 Bengkulu 52,785 95,000 141,391 88,606 167.86 46,391 48.83

8 Lampung 1,502,800 2,263,284 1,708,097 205,297 13.66 (555,187) (24.53)

9 Kep. Babel 666 1,114 837 171 25.68 (277) (24.87)

10 Kep. Riau 473 990 1,008 535 113.11 18 1.82

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 959,933 1,294,699 1,534,612 574,679 59.87 239,913 18.53

13 Jateng 3,212,391 3,795,163 3,560,108 347,717 10.82 (235,055) (6.19)

14 DIY 299,084 312,738 309,752 10,668 3.57 (2,986) (0.95)

15 Jatim 6,131,163 6,657,806 6,266,878 135,715 2.21 (390,928) (5.87)

16 Banten 11,870 18,890 20,550 8,680 73.13 1,660 8.79

17 Bali 40,603 51,360 52,267 11,664 28.73 907 1.77

18 NTB 959,973 1,101,243 1,249,612 289,639 30.17 148,369 13.47

19 NTT 685,081 865,053 664,035 (21,046) (3.07) (201,018) (23.24)

20 Kalbar 103,742 199,930 109,473 5,731 5.52 (90,457) (45.24)

21 Kalteng 8,189 10,030 15,537 7,348 89.73 5,507 54.91

22 Kalsel 128,505 149,533 194,541 66,036 51.39 45,008 30.10

23 Kaltim 8,379 11,902 15,605 7,226 86.24 3,703 31.11

24 Kaltara 1,032 1,700 1,036 4 0.39 (664) (39.06)

25 Sulut 300,490 537,427 562,556 262,066 87.21 25,129 4.68

26 Sulteng 131,123 325,198 293,679 162,556 123.97 (31,519) (9.69)

27 Sulsel 1,528,414 2,000,000 1,950,384 421,970 27.61 (49,616) (2.48)

28 Sultra 68,141 67,733 88,931 20,790 30.51 21,198 31.30

29 Gorontalo 643,512 883,643 854,393 210,881 32.77 (29,250) (3.31)

30 Sulbar 100,811 156,270 236,073 135,262 134.17 79,803 51.07

31 Maluku 13,947 21,120 17,999 4,052 29.05 (3,121) (14.78)

32 Malut 11,728 18,500 8,564 (3,164) (26.98) (9,936) (53.71)

33 Pabar 2,264 2,500 2,634 370 16.34 134 5.36

34 Papua 6,666 8,143 5,400 (1,266) (18.99) (2,743) (33.69)

19,612,435 24,000,000 23,164,915 3,552,480 18.11 (835,085) (3.48)

No. Provinsi

Perbandingan Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Target 2016

Jumlah

Page 110: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

95 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 16

CAPAIAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2016 PER PROVINSI

ATAP Sasaran Prakiraan

2015 2016 2016

(Ton) (Ton) (Ton) Ton % Ton %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5-3) (7)=(6):(3) (8)=(5-4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 47,910 73,188 23,506 (24,404) (50.94) (49,682) (67.88)

2 Sumut 6,549 20,622 5,243 (1,306) (19.94) (15,379) (74.58)

3 Sumbar 353 681 86 (267) (75.64) (595) (87.37)

4 Riau 2,145 6,409 2,726 581 27.09 (3,683) (57.47)

5 Jambi 6,732 13,366 9,361 2,629 39.05 (4,005) (29.96)

6 Sumsel 16,818 45,919 25,316 8,498 50.53 (20,603) (44.87)

7 Bengkulu 5,388 13,237 4,202 (1,186) (22.01) (9,035) (68.26)

8 Lampung 9,815 16,500 10,253 438 4.46 (6,247) (37.86)

9 Kep. Babel 1 - 5 4 400.00 5 -

10 Kep. Riau 15 19 1 (14) (93.33) (18) (94.74)

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 98,938 88,542 91,908 (7,030) (7.11) 3,366 3.80

13 Jateng 129,794 102,934 110,691 (19,103) (14.72) 7,757 7.54

14 DIY 18,822 15,201 17,050 (1,772) (9.41) 1,849 12.16

15 Jatim 344,998 281,503 298,121 (46,877) (13.59) 16,618 5.90

16 Banten 7,291 10,838 6,800 (491) (6.73) (4,038) (37.26)

17 Bali 7,259 7,865 6,738 (521) (7.18) (1,127) (14.33)

18 NTB 125,036 115,898 110,937 (14,099) (11.28) (4,961) (4.28)

19 NTT 3,615 8,733 5,907 2,292 63.40 (2,826) (32.36)

20 Kalbar 2,637 4,346 2,146 (491) (18.62) (2,200) (50.62)

21 Kalteng 1,262 3,032 2,738 1,476 116.96 (294) (9.70)

22 Kalsel 10,537 42,889 22,512 11,975 113.65 (20,377) (47.51)

23 Kaltim 1,519 5,658 1,996 477 31.40 (3,662) (64.72)

24 Kaltara 2,239 4,630 670 (1,569) (70.08) (3,960) (85.53)

25 Sulut 6,685 22,648 17,383 10,698 160.03 (5,265) (23.25)

26 Sulteng 13,270 18,137 15,982 2,712 20.44 (2,155) (11.88)

27 Sulsel 67,192 121,056 60,934 (6,258) (9.31) (60,122) (49.66)

28 Sultra 12,799 25,372 16,356 3,557 27.79 (9,016) (35.54)

29 Gorontalo 3203 4,368 3,660 457 14.27 (708) (16.21)

30 Sulbar 4,218 11,060 6,183 1,965 46.59 (4,877) (44.10)

31 Maluku 707 2,831 1,257 550 77.79 (1,574) (55.60)

32 Malut 475 3,152 646 171 36.00 (2,506) (79.51)

33 Pabar 1,439 3,648 1,109 (330) (22.93) (2,539) (69.60)

34 Papua 3,522 5,719 3,152 (370) (10.51) (2,567) (44.89)

963,183 1,100,000 885,575 (77,608) (8.06) (214,425) (19.49)

Target 2016

Jumlah

No. Provinsi

Perbandingan Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015

Page 111: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

96 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 17

CAPAIAN PRODUKSI UBI KAYU TAHUN 2016 PER PROVINSI

(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)=(5)-(3) (7)=(6):(3) (8)=(5)-(4) (9)=(8):(4)

1 Aceh 29,131 32,120 23,024 (6,107) (20.96) (9,096) (28.32)

2 Sumut 1,619,495 1,787,189 1,270,148 (349,347) (21.57) (517,041) (28.93)

3 Sumbar 208,386 229,964 180,013 (28,373) (13.62) (49,951) (21.72)

4 Riau 103,599 114,326 114,107 10,508 10.14 (219) (0.19)

5 Jambi 43,433 47,930 57,313 13,880 31.96 9,383 19.58

6 Sumsel 217,807 240,360 320,462 102,655 47.13 80,102 33.33

7 Bengkulu 80,309 88,625 61,939 (18,370) (22.87) (26,686) (30.11)

8 Lampung 7,387,084 8,151,997 6,572,090 (814,994) (11.03) (1,579,907) (19.38)

9 Kep. Babel 35,024 38,651 54,869 19,845 56.66 16,218 41.96

10 Kep. Riau 9,157 10,105 24,200 15,043 164.28 14,095 139.49

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 2,000,224 2,207,342 1,983,418 (16,806) (0.84) (223,924) (10.14)

13 Jateng 3,571,594 3,941,423 3,546,013 (25,581) (0.72) (395,410) (10.03)

14 DIY 873,362 963,796 918,103 44,741 5.12 (45,693) (4.74)

15 Jatim 3,161,573 3,488,946 3,285,742 124,169 3.93 (203,204) (5.82)

16 Banten 74,163 81,842 98,594 24,431 32.94 16,752 20.47

17 Bali 86,070 94,982 110,187 24,117 28.02 15,205 16.01

18 NTB 107,254 118,360 47,263 (59,991) (55.93) (71,097) (60.07)

19 NTT 637,315 703,307 560,164 (77,151) (12.11) (143,143) (20.35)

20 Kalbar 173,449 191,409 160,904 (12,545) (7.23) (30,505) (15.94)

21 Kalteng 45,712 50,445 56,122 10,410 22.77 5,677 11.25

22 Kalsel 71,751 79,181 74,124 2,373 3.31 (5,057) (6.39)

23 Kaltim 53,966 59,554 60,173 6,207 11.50 619 1.04

24 Kaltara 38,936 40,189 41,121 2,185 5.61 932 2.32

25 Sulut 44,123 48,692 41,817 (2,306) (5.23) (6,875) (14.12)

26 Sulteng 47,295 52,192 39,352 (7,943) (16.79) (12,840) (24.60)

27 Sulsel 565,958 624,561 507,937 (58,021) (10.25) (116,624) (18.67)

28 Sultra 175,095 193,226 117,727 (57,368) (32.76) (75,499) (39.07)

29 Gorontalo 2,653 2,928 2,521 (132) (4.98) (407) (13.90)

30 Sulbar 24,984 27,571 26,575 1,591 6.37 (996) (3.61)

31 Maluku 134,661 148,605 135,952 1,291 0.96 (12,653) (8.51)

32 Malut 120,283 132,738 98,499 (21,784) (18.11) (34,239) (25.79)

33 Pabar 11,181 12,339 10,162 (1,019) (9.11) (2,177) (17.64)

34 Papua 46,388 47,104 36,860 (9,528) (20.54) (10,244) (21.75)

21,801,415 24,052,000 20,637,495 (1,163,920) (5.34) (3,414,505) (14.20)

No. Provinsi

ATAP

2015

Sasaran

2016

Prakiraan

2016

Capaian Prakiraan 2016 Thd

ATAP 2015 Sasaran 2016

Jumlah

Page 112: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

97 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 18

PENGGUNAAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT TAHUN 2016

Luas Kebutuhan Penggunaan Benih Tingkat Penggunaan

No. Provinsi Tanam Benih Bersertifikat Benih Bersertifikat

(Ha) (Ton) (Ton) (%)

1 Aceh 447,630 11,191 5,971 53.35

2 Sumut 922,803 23,070 8,568 37.14

3 Sumbar 493,630 12,341 1,712 13.88

4 Riau 94,104 2,353 658 27.97

5 Jambi 181,305 4,533 1,152 25.42

6 Sumsel 1,035,900 25,898 5,553 21.44

7 Bengkulu 162,247 4,056 257 6.33

8 Lampung 916,611 22,915 6,306 27.52

9 Kep. Babel 16,512 413 49 11.77

10 Kep. Riau 269 7 - -

11 DKI Jakarta 966 24 4 16.89

12 Jabar 2,269,120 56,728 29,421 51.86

13 Jateng 2,160,584 54,015 32,505 60.18

14 DIY 166,825 4,171 918 22.00

15 Jatim 2,544,329 63,608 44,390 69.79

16 Banten 468,221 11,706 5,538 47.31

17 Bali 150,960 3,774 2,132 56.49

18 NTB 559,329 13,983 7,897 56.48

19 NTT 311,627 7,791 291 3.74

20 Kalbar 536,740 13,419 3,430 25.56

21 Kalteng 245,640 6,141 1,378 22.44

22 Kalsel 578,302 14,458 3,699 25.58

23 Kaltim 101,801 2,545 467 18.36

24 Kaltara 17,254 431 63 14.49

25 Sulut 140,949 3,524 1,405 39.88

26 Sulteng 243,694 6,092 1,491 24.48

27 Sulsel 1,341,648 33,541 10,256 30.58

28 Sultra 183,345 4,584 2,099 45.79

29 Gorontalo 69,671 1,742 929 53.32

30 Sulbar 150,818 3,770 830 22.00

31 Maluku 29,397 735 702 95.50

32 Malut 24,916 623 133 21.33

33 Pabar 6,333 158 143 90.57

34 Papua 54,955 1,374 581 42.30

16,628,435 415,711 180,928 43.52 Jumlah

Page 113: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

98 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 19

PENGGUNAAN BENIH JAGUNG BERSERTIFIKAT TAHUN 2016

Luas Kebutuhan Penggunaan Benih Tingkat Penggunaan

No. Provinsi Tanam Benih Bersertifikat Benih Bersertifikat

(Ha) (Ton) (Ton) (%)

1 Aceh 73,851 1,329 749 56.32

2 Sumut 274,474 4,941 2,237 45.28

3 Sumbar 119,225 2,146 778 36.26

4 Riau 15,666 282 133 47.16

5 Jambi 13,349 240 137 57.07

6 Sumsel 107,046 1,927 973 50.50

7 Bengkulu 23,460 422 161 38.11

8 Lampung 361,994 6,516 2,410 36.99

9 Kep. Babel 661 12 - -

10 Kep. Riau 687 12 - -

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jabar 215,092 3,872 2,041 52.70

13 Jateng 565,761 10,184 5,627 55.26

14 DIY 63,782 1,148 13 1.12

15 Jatim 1,269,665 22,854 16,036 70.17

16 Banten 10,510 189 113 59.94

17 Bali 19,729 355 171 48.25

18 NTB 283,838 5,109 1,924 37.65

19 NTT 364,876 6,568 1,576 24.00

20 Kalbar 35,622 641 116 18.11

21 Kalteng 7,590 137 101 74.18

22 Kalsel 37,041 667 303 45.37

23 Kaltim 10,793 194 140 72.00

24 Kaltara 456 8 8 97.47

25 Sulut 198,616 3,575 2,731 76.40

26 Sulteng 70,953 1,277 617 48.30

27 Sulsel 403,993 7,272 3,951 54.34

28 Sultra 33,467 602 325 53.97

29 Gorontalo 232,421 4,184 1,454 34.74

30 Sulbar 64,455 1,160 1,160 99.98

31 Maluku 6,620 119 51 42.42

32 Malut 7,955 143 40 27.61

33 Pabar 2,483 45 15 33.56

34 Papua 4,422 80 23 28.27

4,900,553 88,210 46,113 52.28 Jumlah

Page 114: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

99 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 20

PENGGUNAAN BENIH KEDELAI BERSERTIFIKAT TAHUN 2016

Luas Kebutuhan Penggunaan Benih Tingkat Penggunaan

No. Provinsi Tanam Benih Bersertifikat Benih Bersertifikat

(Ha) (Ton) (Ton) (%)

1 Aceh 16,919 846 293 34.62

2 Sumut 7,398 370 313 84.48

3 Sumbar 101 5 1 23.76

4 Riau 3,281 164 41 25.14

5 Jambi 8,279 414 135 32.54

6 Sumsel 16,570 829 316 38.10

7 Bengkulu 1,996 100 18 18.24

8 Lampung 6,191 310 87 28.18

9 Kep. Babel 3 0.15 - -

10 Kep. Riau 10 1 - -

11 DKI Jakarta - - - -

12 Jabar 54,888 2,744 1,491 54.34

13 Jateng 54,276 2,714 1,611 59.37

14 DIY 12,982 649 147 22.63

15 Jatim 165,840 8,292 4,937 59.54

16 Banten 9,538 477 298 62.53

17 Bali 5,693 285 86 30.21

18 NTB 78,540 3,927 1,307 33.28

19 NTT 8,597 430 187 43.51

20 Kalbar 1,739 87 9 10.72

21 Kalteng 4,419 221 73 33.13

22 Kalsel 15,826 791 363 45.90

23 Kaltim 2,005 100 29 29.33

24 Kaltara 843 42 21 50.95

25 Sulut 15,501 775 240 31.01

26 Sulteng 6,690 335 70 20.82

27 Sulsel 17,316 866 513 59.25

28 Sultra 8,661 433 98 22.63

29 Gorontalo 2,281 114 46 40.51

30 Sulbar 3,591 180 23 13.01

31 Maluku 1,735 87 22 24.90

32 Malut 1,004 50 13 24.90

33 Pabar 1,016 51 27 52.38

34 Papua 2,448 122 25 20.42

536,177 27,358 12,841 46.94 Jumlah

Page 115: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

100 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 21

LUAS SERANGAN OPT DAN DPI PADA TANAMAN PADI TAHUN 2016

Luas

No. Provinsi Tanam Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (%)

1 Aceh 447,630 1,229 6 6,045 5,912 1,582 548 8,856 6,466 1.98 1.44

2 Sumut 922,803 1,266 18 2,911 2,108 2,787 346 6,963 2,472 0.75 0.27

3 Sumbar 493,630 2,353 349 3,202 1,044 2,368 933 7,923 2,325 1.61 0.47

4 Riau 94,104 2,047 3 4,718 4,689 368 108 7,133 4,800 7.58 5.10

5 Jambi 181,305 395 137 7,677 6,809 26 23 8,098 6,969 4.47 3.84

6 Sumsel 1,035,900 15,858 2,124 13,026 11,502 25 6 28,909 13,632 2.79 1.32

7 Bengkulu 162,247 2,057 2 12 11 14 - 2,083 13 1.28 0.01

8 Lampung 916,611 5,032 30 1,541 1,055 198 - 6,772 1,084 0.74 0.12

9 Kep. Babel 16,512 357 5 890 462 24 24 1,271 491 7.70 2.98

10 Kep. Riau 269 - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta 966 106 - 3 - - - 109 - 11.26 -

12 Jabar 2,269,120 35,328 15 16,691 5,766 3 - 52,022 5,781 2.29 0.25

13 Jateng 2,160,584 22,441 219 23,552 7,994 7,019 3,032 53,012 11,245 2.45 0.52

14 DIY 166,825 1,345 49 348 155 561 36 2,253 240 1.35 0.14

15 Jatim 2,544,329 22,965 83 20,575 10,960 2,724 11 46,263 11,053 1.82 0.43

16 Banten 468,221 3,850 23 1,426 1,056 93 18 5,369 1,097 1.15 0.23

17 Bali 150,960 2,860 233 9 6 16 - 2,885 239 1.91 0.16

18 NTB 559,329 1,947 - 1,851 453 3,043 1,562 6,840 2,015 1.22 0.36

19 NTT 311,627 1,193 - 918 - 959 532 3,069 532 0.98 0.17

20 Kalbar 536,740 1,586 11 521 490 2 - 2,109 501 0.39 0.09

21 Kalteng 245,640 1,366 - 2,956 515 182 106 4,504 621 1.83 0.25

22 Kalsel 578,302 967 57 5,750 5,393 117 2 6,834 5,451 1.18 0.94

23 Kaltim *) 101,801 2,885 - 390 58 1,660 386 4,935 444 4.85 0.44

24 Kaltara 17,254 - - - - - - - - - -

25 Sulut 140,949 299 - - - 38 2 336 2 0.24 0.00

26 Sulteng 243,694 6,063 448 64 61 171 124 6,297 633 2.58 0.26

27 Sulsel 1,341,648 6,713 353 4,904 4,521 3,504 234 15,121 5,109 1.13 0.38

28 Sultra 183,345 3,344 145 258 114 338 202 3,940 461 2.15 0.25

29 Gorontalo 69,671 1,064 17 772 758 1,148 605 2,985 1,380 4.28 1.98

30 Sulbar 150,818 848 214 5 - 17 4 869 218 0.58 0.14

31 Maluku 29,397 470 - 190 10 22 9 682 19 2.32 0.06

32 Malut 24,916 95 - - - - - 95 - 0.38 -

33 Pabar 6,333 51 - 1 - - - 52 - 0.81 -

34 Papua 54,955 1,010 - - - - 0 1,010 - 1.84 -

16,628,435 149,390 4,539 121,203 71,900 29,007 8,852 299,600 85,291 1.80 0.51

OPT Banjir Kekeringan Jumlah % Thd Luas Tanam

Jumlah

Keterangan: *) Termasuk luas serangan OPT dan DPI Provinsi Kalimantan Utara

Page 116: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

101 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 22

LUAS SERANGAN OPT DAN DPI PADA TANAMAN JAGUNG TAHUN 2016

Luas

No. Provinsi Tanam Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (%)

1 Aceh 73,851 282 1 932 691 411 22 1,625 714 2.20 0.97

2 Sumut 274,474 336 - 679 580 7,248 2,696 8,263 3,276 3.01 1.19

3 Sumbar 119,225 84 1 504 391 91 2 679 393 0.57 0.33

4 Riau 15,666 209 2 145 139 82 28 436 169 2.78 1.08

5 Jambi 13,349 33 0 644 352 11 8 689 360 5.16 2.70

6 Sumsel 107,046 915 - 553 274 - - 1,468 274 1.37 0.26

7 Bengkulu 23,460 67 - - - - - 67 - 0.28 -

8 Lampung 361,994 244 21 505 478 - - 748 499 0.21 0.14

9 Kep. Babel 661 1 - - - - - 1 - 0.09 -

10 Kep. Riau 687 - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - -

12 Jabar 215,092 878 - 33 32 - - 911 32 0.42 0.01

13 Jateng 565,761 1,287 - 4,387 1,199 6 5 5,680 1,204 1.00 0.21

14 DIY 63,782 83 - 649 495 - - 731 495 1.15 0.78

15 Jatim 1,269,665 2,585 - 11,941 9,261 169 - 14,694 9,261 1.16 0.73

16 Banten 10,510 1 - - - - - 1 - 0.01 -

17 Bali 19,729 9 - 36 25 769 - 813 25 4.12 0.13

18 NTB 283,838 268 - 150 64 2,364 - 2,781 64 0.98 0.02

19 NTT 364,876 999 5 - - 4,132 1,736 5,131 1,740 1.41 0.48

20 Kalbar 35,622 48 - 4 6 - - 52 6 0.15 0.02

21 Kalteng 7,590 2 - 16 3 - - 17 3 0.23 0.04

22 Kalsel 37,041 - - 138 102 10 - 148 102 0.40 0.27

23 Kaltim *) 10,793 207 4 - - 5 - 211 4 1.96 0.04

24 Kaltara 456 - - - - - - - - - -

25 Sulut 198,616 572 43 - - 50 5 622 48 0.31 0.02

26 Sulteng 70,953 113 - 129 115 51 43 292 158 0.41 0.22

27 Sulsel 403,993 662 160 675 642 - - 1,336 802 0.33 0.20

28 Sultra 33,467 135 - 25 12 - - 160 12 0.48 0.04

29 Gorontalo 232,421 460 23 640 592 18,454 17,326 19,554 17,942 8.41 7.72

30 Sulbar 64,455 99 12 390 125 - - 489 137 0.76 0.21

31 Maluku 6,620 58 - 4 - - - 62 - 0.93 -

32 Malut 7,955 1 20 - - - - 1 20 0.01 0.25

33 Pabar 2,483 5 - - - - - 5 - 0.21 -

34 Papua 4,422 202 - - - - - 202 - 4.56 -

4,900,553 10,842 291 23,174 15,577 33,850 21,871 67,866 37,739 1.38 0.77

OPT Banjir Kekeringan Jumlah % Thd Luas Tanam

Jumlah

Keterangan: *) Termasuk luas serangan OPT dan DPI Provinsi Kalimantan Utara

Page 117: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

102 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 23

LUAS SERANGAN OPT DAN DPI PADA TANAMAN KEDELAI TAHUN 2016

Luas

No. Provinsi Tanam Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (%) (%)

1 Aceh 16,919 3 - 412 393 315 232 729 625 4.31 3.69

2 Sumut 7,398 20 - 2,284 2,065 - - 2,304 2,065 31.14 27.92

3 Sumbar 101 - - 9 3 - - 9 3 8.42 2.97

4 Riau 3,281 75 5 5 5 211 126 291 136 8.86 4.15

5 Jambi 8,279 16 - 473 445 - - 489 445 5.91 5.38

6 Sumsel 16,570 279 - 404 219 - - 683 219 4.12 1.32

7 Bengkulu 1,996 7 - - - - - 7 - 0.35 -

8 Lampung 6,191 7 - 37 37 - - 44 37 0.70 0.59

9 Kep. Babel 3 0 - 1 1 - - 1 1 45.83 16.67

10 Kep. Riau 10 - - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - - - -

12 Jabar 54,888 189 - 1,698 1,254 - - 1,887 1,254 3.44 2.28

13 Jateng 54,276 331 - 3,599 2,216 - - 3,930 2,216 7.24 4.08

14 DIY 12,982 47 - 274 251 - - 322 251 2.48 1.93

15 Jatim 165,840 17 - 3,513 1,846 6 - 3,535 1,846 2.13 1.11

16 Banten 9,538 - - - - - - - - - -

17 Bali 5,693 4 - - - - - 4 - 0.07 -

18 NTB 78,540 148 - 11 11 360 - 519 11 0.66 0.01

19 NTT 8,597 33 - - - 7 - 39 - 0.45 -

20 Kalbar 1,739 3 - 1 - - - 4 - 0.20 -

21 Kalteng 4,419 - - 1,237 1,236 - - 1,237 1,236 27.98 27.96

22 Kalsel 15,826 - - 317 248 25 - 342 248 2.16 1.57

23 Kaltim *) 2,005 14 - - - - - 14 - 0.69 -

24 Kaltara 843 - - - - - - - - - -

25 Sulut 15,501 - - - - - - - - - -

26 Sulteng 6,690 8 - 27 27 92 12 127 39 1.90 0.58

27 Sulsel 17,316 309 - 72 69 60 - 440 69 2.54 0.40

28 Sultra 8,661 5 - 84 49 123 80 211 129 2.44 1.49

29 Gorontalo 2,281 - - - - - - - - - -

30 Sulbar 3,591 - - 30 30 - - 30 30 0.84 0.84

31 Maluku 1,735 - - - - - - - - - -

32 Malut 1,004 2 - - - - - 2 - 0.18 -

33 Pabar 1,016 2 - - - - - 2 - 0.15 -

34 Papua 2,448 3 - - - - 0 3 - 0.12 -

536,177 1,519 5 14,486 10,403 1,197 450 17,202 10,858 3.21 2.03 Jumlah

OPT Banjir Kekeringan Jumlah % Thd Luas Tanam

Keterangan: *) Termasuk luas serangan OPT dan DPI Provinsi Kalimantan Utara

Page 118: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

103 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

No. Provinsi Rencana Rencana

(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 150,735 149,014 98.86 65,000 60,131 92.51

2 Sumut 91,548 86,302 94.27 100,000 88,440 88.44

3 Sumbar 45,100 45,100 100.00 51,700 46,067 89.10

4 Riau 26,571 26,058 98.07 9,339 7,890 84.48

5 Jambi 42,250 39,539 93.58 18,000 8,726 48.48

6 Sumsel 134,170 134,170 100.00 66,985 62,606 93.46

7 Bengkulu 39,115 21,097 53.94 27,738 12,697 45.77

8 Lampung 135,708 135,708 100.00 98,335 93,871 95.46

9 Kep. Babel 1,651 1,651 100.00 - - -

10 Kep. Riau - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jabar 375,983 372,886 99.18 86,084 89,891 104.42

13 Jateng 107,220 107,220 100.00 50,277 53,312 106.04

14 DIY - - - - - -

15 Jatim 92,691 92,691 100.00 129,159 89,271 69.12

16 Banten 95,491 95,491 100.00 17,112 8,973 -

17 Bali 22,160 22,160 100.00 7,831 6,775 86.52

18 NTB 47,675 47,675 100.00 112,420 111,426 99.12

19 NTT 82,712 78,981 95.49 106,500 98,500 92.49

20 Kalbar 82,975 81,975 98.79 13,390 7,750 57.88

21 Kalteng 72,740 68,907 94.73 6,822 6,790 99.53

22 Kalsel 50,326 50,326 100.00 23,770 14,965 62.96

23 Kaltim 12,000 12,000 100.00 11,215 8,657 77.19

24 Kaltara 2,800 2,500 89.29 3,000 1,552 51.73

25 Sulut 52,310 52,291 99.96 175,000 172,928 98.82

26 Sulteng 66,582 66,577 99.99 48,422 41,598 85.91

27 Sulsel 209,310 209,078 99.89 250,000 243,026 97.21

28 Sultra 52,672 51,986 98.70 30,000 13,318 44.39

29 Gorontalo 24,460 24,430 99.88 86,561 86,561 100.00

30 Sulbar 34,470 34,390 99.77 84,000 84,000 100.00

31 Maluku 14,500 14,500 100.00 8,650 4,817 55.69

32 Malut 11,200 5,090 45.45 8,000 2,636 32.95

33 Pabar 5,790 5,740 99.14 1,000 1,000 100.00

34 Papua 19,140 19,140 100.00 1,700 1,500 88.24

2,202,054 2,154,673 97.85 1,698,010 1,529,674 90.09

Penerapan Budidaya Padi Penerapan Budidaya Jagung

Realisasi Realisasi

Jumlah

Page 119: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

104 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24 (lanjutan)

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

No. Provinsi Rencana Rencana

(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 15,008 13,878 92.47 - - -

2 Sumut 7,315 2,418 33.05 1,917 1,328 69.27

3 Sumbar - - - - - -

4 Riau 2,945 2,760 93.72 - - -

5 Jambi 9,267 8,797 94.93 - - -

6 Sumsel 17,616 14,585 82.79 3,188 1,170 36.70

7 Bengkulu 1,519 909 59.84 411 250 60.83

8 Lampung 4,557 4,251 93.29 3,100 3,100 100.00

9 Kep. Babel - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jabar 37,109 36,435 98.18 2,475 2,349 94.91

13 Jateng 36,772 35,621 96.87 3,832 1,394 36.38

14 DIY 3,348 3,348 100.00 - - -

15 Jatim 93,566 93,566 100.00 2,000 1,380 69.00

16 Banten 7,655 7,541 98.51 - - -

17 Bali 4,050 3,890 96.05 - - -

18 NTB 47,580 46,585 97.91 - - -

19 NTT 8,925 6,400 71.71 - - -

20 Kalbar 800 324 40.50 - - -

21 Kalteng 4,450 3,660 82.24 - - -

22 Kalsel 19,115 17,501 91.56 - - -

23 Kaltim 2,560 2,238 87.42 - - -

24 Kaltara 1,050 1,044 - 500 500 100.00

25 Sulut 15,700 15,321 97.59 - - -

26 Sulteng 7,772 4,006 51.54 - - -

27 Sulsel 24,011 15,949 66.42 - - -

28 Sultra 8,046 5,042 62.66 - - -

29 Gorontalo 2,393 2,309 96.49 - - -

30 Sulbar 1,397 768 54.97 - - -

31 Maluku 2,045 1,080 52.82 - - -

32 Malut 1,050 645 61.43 - - -

33 Pabar 2,950 2,862 97.02 - - -

34 Papua 2,445 1,686 68.96 - - -

393,016 355,419 90.43 17,423 11,471 65.84

Penerapan Budidaya Kedelai Pengelolaan Produksi Ubi Kayu

Realisasi Realisasi

Jumlah

Page 120: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

105 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24 (lanjutan)

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

Rencana Rencana Rencana

(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 16 14 87.50 540 295 54.63 80 60 75.00

2 Sumut 20 14 70.00 460 460 100.00 - - -

3 Sumbar 19 19 100.00 600 432 72.00 50 28 56.00

4 Riau 13 12 92.31 250 216 86.40 50 24 48.00

5 Jambi 22 11 47.73 250 250 100.00 20 20 100.00

6 Sumsel 9 9 100.00 320 320 100.00 100 10 10.00

7 Bengkulu 6 4 66.67 250 200 80.00 20 20 100.00

8 Lampung 22 21 95.45 540 490 90.74 30 30 100.00

9 Kep. Babel 5 - - - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta 10 - - - - - - - -

12 Jabar 38 32 84.21 495 495 100.00 40 40 100.00

13 Jateng 13 10 76.92 467 467 100.00 - - -

14 DIY 8 7 87.50 24 24 100.00 - - -

15 Jatim 36 28 77.78 510 510 100.00 50 50 100.00

16 Banten 14 2 14.29 170 170 100.00 20 20 100.00

17 Bali 8 8 100.00 32 32 100.00 - - -

18 NTB 40 25 62.50 - - - 30 30 100.00

19 NTT 14 12 85.71 339 339 99.90 20 20 100.00

20 Kalbar 19 16 84.21 - - - - - -

21 Kalteng 6 3 50.00 291 153 52.58 90 60 66.67

22 Kalsel 18 6 33.33 139 139 100.00 110 80 72.73

23 Kaltim 7 7 100.00 260 260 100.00 10 10 100.00

24 Kaltara - - - - - - - - -

25 Sulut 14 - - 280 280 100.00 100 100 100.00

26 Sulteng 18 15 83.33 300 300 100.00 30 30 100.00

27 Sulsel 43 34 79.07 - - - 70 70 100.00

28 Sultra 23 18 78.26 167 20 12.00 20 10 50.00

29 Gorontalo 17 17 100.00 200 186 93.00 100 100 100.00

30 Sulbar 2 2 100.00 220 220 100.00 20 20 100.00

31 Maluku 11 8 72.73 - - - - - -

32 Malut 14 2 14.29 - - - 90 50 55.56

33 Pabar 6 2 33.33 150 50 33.33 20 20 -

34 Papua 13 11 84.62 180 180 100.00 20 20 100.00

524 369 70.32 7,434 6,488 87.28 1,190 922 77.48

Perbanyakan Benih Sumber Penguatan Desa Mandiri BenihPengembangan Desa

Mandiri BenihNo. Provinsi

Realisasi Realisasi Realisasi

Jumlah

Page 121: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

106 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24 (lanjutan)

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

Kontrak Kontrak

(Unit) (Unit) (%) (Unit) (Unit) (%)

1 Aceh - - - - - -

2 Sumut - - - - - -

3 Sumbar - - - - - -

4 Riau - - - - - -

5 Jambi - - - - - -

6 Sumsel - - - 18 18 100.00

7 Bengkulu - - - - - -

8 Lampung - - - 93 11 11.87

9 Kep. Babel - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - -

12 Jabar - - - 223 207 92.92

13 Jateng 500 500 100.00 376 361 96.02

14 DIY - - - - - -

15 Jatim - - - 744 739 99.31

16 Banten - - - - - -

17 Bali - - - 1 1 100.00

18 NTB - - - 29 29 100.00

19 NTT - - - 109 94 86.28

20 Kalbar - - - - - -

21 Kalteng - - - - - -

22 Kalsel - - - 69 69 100.00

23 Kaltim - - - - - -

24 Kaltara - - - - - -

25 Sulut - - - - - -

26 Sulteng - - - - - -

27 Sulsel 1,361 804 59.06 264 251 94.89

28 Sultra - - - 68 68 99.73

29 Gorontalo - - - 155 155 100.00

30 Sulbar 20 20 100.00 - - -

31 Maluku - - - - - -

32 Malut - - - - - -

33 Pabar - - - - - -

34 Papua - - - - - -

1,881 1,324 70.38 2,150 2,003 93.19

Bantuan Benih Padi Inbrida

DIPA PusatNo. Provinsi

Bantuan Benih Jagung Hibrida

DIPA Pusat

RealisasiRealisasi

Jumlah

Page 122: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

107 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24 (lanjutan)

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

No. Provinsi Rencana Rencana Rencana

(Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%) (Ha) (Ha) (%)

1 Aceh 675 675 100.00 15 - - 30 20 66.67

2 Sumut 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -

3 Sumbar 750 725 96.67 30 30 100.00 - - -

4 Riau 125 75 60.00 - - - - - -

5 Jambi 250 250 100.00 - - - - - -

6 Sumsel 500 500 100.00 - - - - - -

7 Bengkulu 125 125 100.00 - - - - - -

8 Lampung 450 450 100.00 - - - - - -

9 Kep. Babel 50 50 100.00 - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - -

12 Jabar 1,125 1,125 100.00 45 45 100.00 30 30 100.00

13 Jateng 1,250 1,250 100.00 45 45 100.00 20 20 100.00

14 DIY 250 250 100.00 - - - 10 10 100.00

15 Jatim 1,250 1,250 100.00 60 60 100.00 50 50 100.00

16 Banten 475 475 100.00 30 30 100.00 - - -

17 Bali 375 375 100.00 - - - - - -

18 NTB 250 250 100.00 30 30 100.00 30 30 100.00

19 NTT 250 225 90.00 15 15 100.00 - - -

20 Kalbar 500 500 100.00 - - - - - -

21 Kalteng 200 175 87.50 - - - - - -

22 Kalsel 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -

23 Kaltim 375 275 73.33 - - - - - -

24 Kaltara - - - - - - - - -

25 Sulut 375 375 100.00 30 30 100.00 - - -

26 Sulteng 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -

27 Sulsel 1,250 1,200 96.00 30 30 100.00 20 20 100.00

28 Sultra 450 375 83.33 45 15 33.33 20 10 50.00

29 Gorontalo 125 125 100.00 30 30 100.00 - - -

30 Sulbar 500 500 100.00 15 15 100.00 - - -

31 Maluku 125 75 60.00 - - - - - -

32 Malut 100 100 100.00 - - - - - -

33 Pabar 125 125 100.00 - - - - - -

34 Papua 125 100 80.00 - - - - - -

13,900 13,475 96.94 465 420 90.32 210 190 90.48

PPPHT Padi PPPHT Jagung PPPHT Kedelai

Realisasi Realisasi Realisasi

Jumlah

Page 123: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

108 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 24 (lanjutan)

REALISASI KEGIATAN APBN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

No. Provinsi Rencana Rencana Rencana

(Ha) (Ha) (%) (Kali) (Kali) (%) (Unit) (Unit) (%)

1 Aceh 10 10 100.00 50 33 66.00 1,101 1,086 98.64

2 Sumut 10 10 100.00 44 22 50.00 1,489 1,479 99.33

3 Sumbar 30 30 100.00 22 22 100.00 220 180 -

4 Riau - - - 10 7 70.00 403 388 96.28

5 Jambi 10 10 100.00 10 4 40.00 443 431 97.29

6 Sumsel 20 20 100.00 20 13 65.00 1,543 1,523 98.70

7 Bengkulu - - - 20 12 60.00 355 358 100.85

8 Lampung 20 20 100.00 16 16 100.00 1,464 1,463 99.93

9 Kep. Babel - - - 8 5 62.50 86 76 -

10 Kep. Riau - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - -

12 Jabar 30 20 66.67 54 22 40.74 1,597 1,571 98.37

13 Jateng 30 30 100.00 40 40 100.00 1,678 1,653 98.51

14 DIY 20 20 100.00 20 12 60.00 107 107 100.00

15 Jatim 30 30 100.00 26 24 92.31 3,483 3,472 99.68

16 Banten 20 20 100.00 34 24 70.59 447 432 96.64

17 Bali - - - 5 5 100.00 220 210 95.45

18 NTB 20 20 100.00 21 13 61.90 1,565 1,555 99.36

19 NTT - - - 19 9 47.37 722 712 98.61

20 Kalbar - - - 12 12 100.00 390 380 97.44

21 Kalteng - - - 5 5 100.00 317 307 96.85

22 Kalsel - - - 33 12 36.36 1,300 1,300 100.00

23 Kaltim - - - 12 12 100.00 346 336 97.11

24 Kaltara - - - - - - 60 50 -

25 Sulut - - - 9 9 100.00 1,156 1,151 99.57

26 Sulteng 10 10 100.00 45 29 64.44 635 619 97.48

27 Sulsel 30 20 66.67 36 34 94.44 2,295 2,279 99.30

28 Sultra 20 20 100.00 50 34 68.00 543 533 98.16

29 Gorontalo - - - 24 17 70.83 617 597 96.76

30 Sulbar - - - 16 13 81.25 600 580 96.67

31 Maluku 10 - - 32 26 81.25 344 334 97.09

32 Malut - - - 23 21 91.30 367 356 97.00

33 Pabar - - - 7 7 100.00 203 203 100.00

34 Papua - - - 12 10 83.33 248 244 98.39

35 Pusat - - - - - - 646 564 87.31

320 290 90.63 735 524 71.29 26,990 26,529 98.29 Jumlah

PPDPI Gerakan Pengendalian OPT Sarana Pascapanen dan Pengolahan

Realisasi Realisasi Realisasi

Page 124: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

109 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 25

REALISASI PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI TAHUN 2016

No. Provinsi Rencana Rencana Rencana

(Ton) (Ton) (%) (Ton) (Ton) (%) (Ton) (Ton) (%)

1 Aceh 5,000 2,000 40.00 75 - - 100 - -

2 Sumut 7,500 1,970 26.26 225 30 13.25 15 - -

3 Sumbar 1,875 360 19.22 - - - 5 - -

4 Riau 375 148 39.44 - - - 5 - -

5 Jambi 1,000 103 10.26 - - - 17 - -

6 Sumsel 5,000 1,034 20.67 23 11 46.93 2 - -

7 Bengkulu 375 103 27.57 30 - - 8 - -

8 Lampung 5,000 1,930 38.59 225 77 34.32 5 - -

9 Kep. Babel - - - - - - - - -

10 Kep. Riau - - - - - - - - -

11 DKI Jakarta - - - - - - - - -

12 Jabar 7,500 5,376 71.68 263 28 10.83 100 - -

13 Jateng 13,750 9,860 71.71 300 110 36.66 400 30 7.50

14 DIY 313 306 97.97 38 19 49.48 130 12 9.42

15 Jatim 17,500 9,166 52.37 375 278 74.21 850 184 21.69

16 Banten 5,375 2,271 42.25 - - - 43 - -

17 Bali 463 345 74.67 15 1 4.00 25 8 32.72

18 NTB 2,750 2,375 86.35 263 164 62.34 450 376 83.61

19 NTT 2,375 - - 15 - - 8 - -

20 Kalbar 3,750 50 1.32 - - - 9 - -

21 Kalteng 1,875 108 5.75 - - - 5 - -

22 Kalsel 3,750 1,157 30.86 15 1 4.47 14 1 9.26

23 Kaltim 213 195 91.93 - - - 5 - -

24 Kaltara 138 - - - - - - - -

25 Sulut - - - - - - - - -

26 Sulteng 563 227 40.32 - - - 30 - -

27 Sulsel 7,000 2,976 42.52 375 2 0.53 225 - -

28 Sultra 1,500 - - - - - 13 - -

29 Gorontalo 875 318 36.34 - - - 9 - -

30 Sulbar 1,000 175 17.46 - - - 9 - -

31 Maluku 288 71 24.56 15 - - 1 - -

32 Malut 25 - - - - - 5 - -

33 Pabar 125 - - - - - 2 - -

34 Papua 250 96 38.28 - - - 15 - -

97,500 42,718 43.81 2,250 720 31.99 2,500 612 24.49

Benih Padi Inbrida

Realisasi

Jumlah

Benih Padi Hibrida

Realisasi

Benih Kedelai

Realisasi

Page 125: 2016 - :: SAKIP Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN DITJEN TP 2016ok.pdf · 2017-09-15 · Untuk mendukung pencapaian sasaran swasembada pangan, maka Direktorat

Laporan Kinerja 2016

110 Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Lampiran 26

REALISASI SERAPAN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

TAHUN 2016

Pagu Self Block ing

(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (%)

1 Aceh 261,957,030 59,555,092 199,307,914 98.47

2 Sumut 390,111,021 147,794,476 232,343,552 95.88

3 Sumbar 131,958,877 62,959,597 66,090,420 95.78

4 Riau 79,089,751 41,515,944 34,816,404 92.66

5 Jambi 106,824,617 26,707,428 78,657,593 98.18

6 Sumsel 470,741,571 168,626,030 297,994,824 98.64

7 Bengkulu 96,127,618 54,979,503 37,638,567 91.47

8 Lampung 365,524,775 62,058,742 301,887,354 99.48

9 Kep. Babel 14,964,435 4,712,309 8,409,439 82.03

10 Kep. Riau 832,404 353,380 438,328 91.50

11 DKI Jakarta 980,180 121,930 784,158 91.37

12 Jabar 486,007,867 139,342,870 343,623,263 99.12

13 Jateng 327,614,138 83,349,491 238,597,665 97.68

14 DIY 20,745,347 7,721,916 12,952,893 99.46

15 Jatim 838,866,410 378,159,212 444,655,294 96.52

16 Banten 117,669,193 31,059,468 86,030,785 99.33

17 Bali 51,808,044 21,521,112 29,728,450 98.16

18 NTB 322,233,855 91,500,373 227,677,467 98.68

19 NTT 230,977,581 82,317,471 142,866,577 96.10

20 Kalbar 300,940,040 96,494,298 195,046,207 95.40

21 Kalteng 112,633,123 26,368,718 84,789,122 98.29

22 Kalsel 203,936,592 89,693,008 113,889,373 99.69

23 Kaltim 65,600,887 37,778,822 24,439,554 87.84

24 Kaltara 25,486,173 12,915,024 12,012,309 95.55

25 Sulut 321,594,784 101,803,074 216,232,445 98.38

26 Sulteng 204,721,716 58,112,384 134,012,602 91.41

27 Sulsel 590,041,811 179,488,832 405,781,527 98.84

28 Sultra 152,156,272 66,733,552 85,126,671 99.65

29 Gorontalo 166,333,695 43,084,902 121,364,369 98.47

30 Sulbar 190,611,681 71,029,078 115,814,796 96.85

31 Maluku 76,499,302 16,850,489 59,058,016 99.01

32 Malut 79,713,801 19,600,609 59,029,606 98.20

33 Pabar 53,634,345 7,073,026 45,951,565 98.69

34 Papua 69,905,484 14,486,280 54,014,945 97.47

6,928,844,420 2,305,868,439 4,519,836,794 97.77

35 Pusat (Ditjen TP) 649,979,093 454,674,927 185,984,318 95.23

36 UPT Pusat 28,362,343 3,602,681 24,345,680 98.33

- BBPPMBTPH Cimanggis 10,000,000 1,025,819 8,861,420 98.74

- BBPOPT Jatisari 18,362,343 2,576,862 15,484,260 98.09

678,341,436 458,277,608 210,329,998 95.58

7,607,185,856 2,764,146,047 4,730,166,792 97.67

Jumlah Daerah (I)

Jumlah Daerah (II)

Jumlah

No. ProvinsiRealisasi