Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan...

87

Transcript of Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan...

Page 1: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 2: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 3: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 4: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

BAB I. PENDAHULUAN

Balitbangtan merupakan leading institution dalam penelitian dan pengembangan

pertanian menuju modern agriculture di Indonesia, yang menuntut perlunya inovasi responsif terhadap dinamika iklim dan lingkungan strategis berbasis

biosains, bioenjinering dan aplikasi IT dengan memanfaatkan advanced techonology (nanoteknologi, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan

bioprosesing). Sementara, perkembangan organisasi Balitbangtan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan

perubahan lingkungan strategis, litbang pertanian berperan penting dalam

mendukung pencapaian visi dan misi Balitbangtan.

Struktur Organisasi Balitbangtan tahun 2018 yang mengacu pada Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, terdiri atas 12 jajaran Eselon II yang meliputi:

(1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan,

(3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,

(6) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, (7) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, (8) Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, (9) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, (10) Balai Besar Penelitian

Tanaman Padi, (11) Balai Besar Penelitian Veteriner, dan (12) Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bagan organisasi dapat dilihat pada lampiran 1.

Berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis, Balitbangtan juga mengalami peningkatan status eselonisasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian

(LPTP) menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) pada dua provinsi

yaitu Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Kepulauan Riau sehingga jumlah BPTP Balitbangtan menjadi 33 BPTP. Hal ini ditetapkan dengan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Hingga tahun 2018, Balitbangtan memiliki

64 satker yang tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia.

Balitbangtan saat ini didukung oleh sumber daya manusia sejumlah 6.161 orang (per 31 Desember 2018). Jumlah SDM tersebut mengalami penurunan cukup

besar, dari jumlah SDM sebesar 6.548 pada tahun 2017. Data statistik mendiskripsikan bahwa dari total jumlah pegawai, sekitar 3.318 orang (53,85%)

merupakan tenaga fungsional umum dan struktural, 2.843 orang (46,15%) adalah tenaga fungsional tertentu yang terdiri dari Peneliti (26,19%), Teknisi Litkayasa

(9,45%), Penyuluh (6,40%), dan tenaga fungsional lainnya seperti Pustakawan,

Page 5: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

Perekayasa, Pranata Komputer, Arsiparis, Statistisi, Analis Kepegawaian, Perencana, Pranata Humas, dan Perancang Peraturan Perundang-undangan.

Keberadaan Kebun Percobaan pada Unit Kerja lingkup Balitbangtan bernilai sangat

strategis khususnya dalam mendukung mandat di bidang penelitian dan pengembangan pertanian. Upaya pendayagunaan Kebun Percobaan telah

dilakukan sejak tahun 2007 dengan memberikan pendanaan khusus untuk pengembangan sarana dan prasarana Kebun Percobaan.

Secara fungsi, Kebun Percobaan digunakan untuk kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji), konservasi ex-situ sumber daya genetik (SDG), produksi benih

sumber, show window inovasi teknologi. Selebihnya, Kebun Percobaan dapat

dimanfaatkan untuk kebun produksi, pendukung ketahanan pangan, media pendidikan, dan sebagai wahana agrowidyawisata. Dengan demikian, Kebun

Percobaan berperan sangat strategis sebagai sarana pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Teknis (UPT) dan sebagai wahana untuk menghasilkan Pendapatan

Negara Bukan Pajak (PNBP).

Pada tahun 2013 Balitbangtan memiliki 68 Kebun Percobaan dengan luas total sebesar 2.451,70 ha yang tersebar di 20 UPT. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.010/4/2016 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017 terjadi penambahan jumlah Kebun

Percobaan menjadi 128 Kebun Percobaan di 49 UPT (lampiran 2). Hingga tahun 2018, masih terdapat Kebun Percobaan yang penetapannya masih dalam proses

di Biro Keuangan dan Perlengkapan, Kementerian Pertanian.

Secara umum kondisi dari masing–masing Kebun Percobaan sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan pemanfaatan, maupun keragaannya.

Kebun-kebun tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai dengan dataran

tinggi.

Dalam mendukung tugas dan fungsi Balitbangtan sebagai lembaga penelitian, laboratorium merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting untuk

menunjang hasil kegiatan penelitian. Keberhasilan dan mutu penelitian yang dihasilkan ditunjang oleh kelengkapan laboratorium yang berstandar, baik

peralatan, SDM maupun sistem pengendalian mutu yang memenuhi persyaratan

standar baku nasional dan internasional, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI ISO/IEC 17025:2005).

Balitbangtan memiliki 158 laboratorium yang tersebar pada Satuan Kerja (Satker) yang berlokasi di seluruh Propinsi. Jenis dan kemampuan laboratorium di masing-

masing Satker beragam. Kemampuan dan kapasitasnya pun selalu diupayakan untuk meningkat secara bertahap. Sebanyak 49 laboratorium sudah mendapatkan

sertifikat SNI ISO/IEC 17025:2005 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang

berarti telah mendapatkan pengakuan formal, baik nasional, regional maupun

Page 6: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

internasional serta 11 laboratorium dalam proses akreditasi, dan 98 laboratorium belum terakreditasi (lampiran 3). Dengan demikian data analisis yang digunakan

untuk menunjang penelitian telah terjamin mutunya dan hasil penelitian

terpercaya karena berasal dari data pengujian yang akurat, handal dan bermutu serta pengelolaan yang sesuai dengan standar baku, sehingga mutu layanannya

dapat dipertahankan secara berkelanjutan.

Pada sisi lain, tantangan dan permasalahan yang masih terjadi dan perlu diatasi

dengan penciptaan teknologi dan inovasi antara lain: (1) perubahan iklim global, yang dapat menganggu ketahanan sistem pertanian baik nasional maupun global,

(2) keterbatasan dan degradasi sumberdaya lahan, karena kebutuhan di berbagai

sektor seperti sektor industri dan jasa, luasan lahan pertanian yang semakin menurun setiap tahun tidak dapat dibatasi. Oleh sebab itu, diupayakan untuk

memanfaatkan dan mengoptimalkan lahan-lahan tidur, seperti lahan kering, lahan rawa dan lahan lebak, yang selama ini belum tersentuh inovasi teknologi agar

dapat menjadi lahan pertanian. (3) Ketersediaan dan tata kelola air, dimana tata

kelola air yang terlaksana secara optimal diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). (4) Belum optimalnya pemanfaatan teknologi dan inovasi pertanian, sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan sinergi antara sub sektor, dimana Balitbangtan

sebagai penghasil teknologi selayaknya harus menyediakan output sesuai kebutuhan stakeholder, begitupula sebaliknya, perlu ada mekanisme komunikasi

dari stakeholder dalam menyampaikan kebutuhannya kepada Balitbangtan. (5)

Penggunaan bioenergi sebagai energi alternatif untuk mengurangi emisi GRK, yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut, seperti standar penggunaan

bioenergi di Indoensia untuk menjaga kelestarian kualitas lingkungan, pengaruh penggunaan bioenergi terhadap komoditas pertanian maupun potensi pertanian

dalam menghasilkan bioenergi generasi kedua. (6) Ketahanan, mutu dan keamanan pangan, yang sampai saat ini belum cukup aman, meskipun swasembada pangan utama seperti padi dan jagung telah tercapai, disamping itu

mutu dan keamanan pangan harus terus ditingkatkan untuk menjawab ketatnya persaingan dalam memperoleh pangsa pasar serta perubahan pasar global,

dimana membanjirnya produk pertanian impor sehingga berdampak pada

perekenomian nasional. (7) Penurunan jumlah tenaga kerja pertanian, yang berimbas pada penurunan jumlah bahan pangan yang akan dihasilkan, serta (8)

kelancaran sistem agribisnis, yang meliputi sarana dan prasarana (infrastruktur) dalam memasok bahan pangan agar dapat didistribusikan ke pasar dengan harga

yang sesuai.

Keseluruhan potensi sumberdaya litbang (SDM, sarana dan prasarana) dikerahkan

untuk “menjawab” permasalahan di atas. Terutama bagaimana mengoptimalkan

pemanfaatan teknologi dan inovasi hasil Balitbangtan, yang saat ini merupakan strategic issue. Oleh karena itu, pada tahun 2018 Balitbangtan tetap fokus untuk

mengoperasionalkan program Balitbangtan, yaitu penciptaan teknologi dan

Page 7: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan, dengan mengupayakan pencapaian sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan di dalam Renstra. Selain

dengan teknologi dan inovasi yang diciptakan Balitbangtan, juga perlu diupayakan

untuk meningkatkan penderasan dan hilirisasi teknologi dan inovasi yang selama ini sudah dihasilkan.

Page 8: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

Rencana Strategis (Renstra) merupakan acuan dan arahan bagi unit kerja di

lingkup Balitbangtan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian pertanian periode 2015 – 2019 secara menyeluruh

terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar sub-sektor terkait. Penyusunan renstra Balitbangtan mengacu kepada: (1) Undang-undang nasional,

(2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) 2005 – 2025, (3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019,

dan (4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019.

Secara umum, Renstra Balitbangtan berisikan uraian tentang kondisi umum (struktur organisasi, sumberdaya penelitian, dan kinerja 2015-2019), potensi,

permasalahan, dan tantangan, visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja dan

kerangka pendanaan yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan selama lima tahun

ke depan (2015-2019).

Rencana kerja Balitbangtan selama lima tahun dituangkan dalam Renstra

Balitbangtan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan

Pertanian Jangka Panjang 2005-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019. Sebagai bentuk implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019) bidang penelitian dan pengembangan pertanian perencanaan kinerja diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan

arahan bagi unit kerja di lingkup Balitbangtan dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara

menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/sub-

sektor terkait. Pada tahap berikutnya, rencana kinerja yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian

dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Balitbangtan ini dituangkan dalam sebuah perjanjian kinerja antara Kepala

Balitbangtan dengan Menteri Pertanian dalam bentuk dokumen Perjanjian Kinerja

(PK) sebagai acuan penilaian terhadap akuntabilitas pelaksana kegiatan lingkup Balitbangtan.

Dengan mempertimbangkan permasalahan dan tantangan yang semakin berat, maka Balitbangtan melalui surat keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian Nomor

385.1/Kpts/Rc.020/H/01/2018 merevisi Rentsra Balitbangtan 2015-2019 dengan merestrukturisasi program dan keiatan dalam kerangka Pengganggaran Berbasis

Kinerja (performance-based budgeting) yang dilengkapi dengan arsitektur dan

informasi kinerja (ADIK) sehingga akuntabilitas pelaksanaan kegiatan beserta

Page 9: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

organisasinya dapat dievaluasi secara berkala. Perubahan Renstra ditujukan untuk meningkatkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program

dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan,

dengan menganalisis potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini.

2.1 Visi

Visi Balitbangtan adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Terkemuka Penghasil Teknologi dan Inovasi Pertanian Modern untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan

dan Kesejahteraan Petani”.

2.2. Misi

Misi Balitbangtan adalah: (1) menghasilkan dan mengembangkan teknologi pertanian modern yang memiliki scientific and impact recognition dengan

produktivitas dan efisiensi tinggi, dan (2) mewujudkan Badan Litbang Pertanian

sebagai Institusi yang mengedepankan transparansi, profesionalisme dan akuntabilitas.

2.3. Tujuan

Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Balitbangtan, maka tujuan yang ingin dicapai selama tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: (1) menyediakan teknologi

inovasi pertanian yang produktif dan efisien serta ramah lingkungan yang siap

dimanfaatkan oleh stakeholder (pengguna), (2) mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan jasa dan informasi teknologi kepada pengguna, dan (3)

mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

2.4. Sasaran Program

Sasaran Program Balitbangtan adalah: (1) dimanfaatkannya hasil inovasi teknologi

pertanian, (2) meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, (3) terwujudnya akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Keterkaitan visi, misi dan sasaran program disajikan pada Tabel 1, sedangkan keterkaitan sasaran program dan indikator kinerja program Balitbangtan 2015-

2019 disajikan pada Tabel 2.

Page 10: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

Tabel 1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Indikator Tujuan dan Sasaran Program

Visi Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Program

Menjadi lembaga penelitian terkemuka penghasil teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani

Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pertanian modern yang memiliki scientific and impact recognition dengan produktifitas dan efisiensi tinggi

Menyediakan teknologi inovasi pertanian yang produktif dan efisien serta ramah lingkungan yang siap dimanfaatkan oleh stakeholder (pengguna)

Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (%)

Dimanfaatkannya hasil inovasi teknologi pertanian

Mewujudkan Badan Litbang Pertanian sebagai institusi yang mengedepankan transparansi, profesionalisme dan akuntabilitas

Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan jasa dan informasi teknologi kepada pengguna

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

2. Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai)

Meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Mewujudkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

1. Nilai AKIP Badan Penenlitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian (Nilai)

2. Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011) (Nilai)

Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Page 11: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

Tabel 2. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Balitbangtan 2015-2019

No Sasaran Program Indikator Kinerja Program

1 Dimanfaatkannya inovasi teknologi pertanian

Rasio hasil penenlitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir)

2 Meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

2.5. Program Balitbangtan

Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan

teknologi dan inovasi pertanian bio-industri berkelanjutan. Oleh karena itu,

Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri 8 kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian

Pertanian, yakni: (1) bahan makanan pokok nasional: padi, jagung, kedelai, gula, daging, telur dan susu, (2) bahan makanan pokok lokal: sagu, jagung, umbi-

umbian (ubi kayu, ubi jalar), (3) produk pertanian penting pengendali inflasi: cabai, bawang merah, bawang putih, (4) bahan baku industri (konvensional):

sawit, karet, kakao, kopi, lada, pala, teh, susu, ubi kayu, (5) bahan baku industri:

sorgum, gandum, tanaman obat, minyak atsiri, (6) produk industri pertanian (prospektif): aneka tepung dan jamu, (7) produk energi pertanian (prospektif):

biodiesel, bioetanol, biogas, dan (8) produk pertanian berorientasi ekspor dan subtitusi impor: buah-buahan (nanas, manggis, salak, mangga, jeruk),

kambing/domba, unggas lokal, babi, dan florikultura.

Dalam 8 kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau,

cabai merah, dan bawang merah, kemudian Kementerian Pertanian menambahkan 4 komoditas lainnya yaitu kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet.

Page 12: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

2.6. Kegiatan Balitbangtan

2.6.1. Kegiatan Litbang Tanaman Pangan

Sasaran kegiatan litbang tanaman pangan dalam upaya mempertahankan

swasembada padi dan jagung, mencapai swasembada kedelai serta peningkatan produksi tanaman pangan lainnya untuk pangan, pakan dan energi adalah: (1)

tersedianya varietas/galur/klon unggul baru tanaman pangan, (2) tersedianya teknologi dan inovasi tanaman pangan, (3) tersedianya model pengembangan

inovasi tanaman pangan, (4) tersedianya rekomendasi kebijakan tanaman pangan, dan (5) tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi tanaman pangan.

Adapun kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan untuk mendukung: (1)

swasembada padi, (2) swasembada jagung, (3) swasembada kedelai dan (4) peningkatan produksi tanaman pangan lainnya.

2.6.2. Kegiatan Strategis Litbang Tanaman Hortikultura

Kegiatan litbang tanaman hortikultura mempunyai sasaran utama yaitu: (1)

tersedianya varietas/galur/klon unggul baru hortikultura, (2) tersedianya teknologi dan inovasi hortikultura, baik yang bersifat high technology maupun tepat guna,

(3) terlaksananya kerja sama penelitian dan pengembangan hortikultura, (4) tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura, dan (5) tersedia dan

terdistribusikannya produk inovasi hortikultura.

Kegiatan litbang tanaman hortikultura difokuskan untuk mendukung stabilisasi

harga dan ketersediaan produksi terutama untuk komoditas prioritas, yaitu cabai

dan bawang merah. Sementara itu, bagi komoditas hortikultura lainnya diarahkan untuk mendukung peningkatan daya saing terutama di era Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA).

2.6.3. Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan

Sasaran kegiatan litbang tanaman perkebunan diarahkan pada: (1) tersedianya varietas/galur/klon unggul baru perkebunan, (2) tersedianya teknologi dan inovasi

perkebunan, (3) tersedianya model pengembangan inovasi perkebunan, (4) tersedianya rekomendasi kebijakan perkebunan dan (5) tersedia dan

terdistribusinya produk inovasi perkebunan.

Fokus kegiatan litbang tanaman perkebunan terletak pada penciptaan: (1) teknologi benih, (2) teknologi budidaya, (3) teknologi diversifikasi dan (4)

pengolahan untuk peningkatan nilai tambah yang berdaya saing. Analisis kebijakan tetap diperlukan baik dalam rangka evaluasi kebijakan maupun sebagai usulan

rekomendasi kebijakan pembangunan perkebunan yang bersifat responsif dan antisipatif. Rekomendasi kebijakan mencakup aspek teknologi, ekonomi, sosial

Page 13: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

(kelembagaan) dan lingkungan serta fokus pada upaya untuk mendukung terwujudnya sistem usaha perkebunan berkelanjutan yang berbasis inovasi.

2.6.4. Kegiatan Litbang Peternakan

Kegiatan litbang peternakan ditujukan untuk mendukung peningkatan produksi

daging sapi dan protein hewani lainnya sesuai dengan visi, misi, tujuan dan sasaran program Balitbangtan. Untuk pencapaian sasaran program Balitbangtan

terhadap 7 komoditas utama Kementan (padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, gula dan daging sapi) pada periode 2015 – 2019, maka dukungan kegiatan

strategis Litbang Peternakan adalah: (1) tersedianya galur unggul ternak baru dan

tanaman pakan ternak, (2) tersedianya teknologi dan inovasi peternakan dan veteriner, (3) tersedianya model pengembangan inovasi peternakan, (4)

tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan peternakan dan veteriner, dan (5) tersedianya dan terdistribusinya produk inovasi peternakan dan veteriner.

2.6.5. Corporate Program

Corporate Program merupakan kegiatan litbang yang bersifat lintas kepakaran

(keahlian) yang melibatkan berbagai institusi, baik di dalam maupun luar lingkup Balitbangtan yang disusun secara tematik, comprehensive, scientific base, dan

cross cutting issues yang dikendalikan dalam kesatuan manajemen yang tidak dibatasi oleh klasterisasi unit kerja. Kegiatan ini dicirikan dengan pelaksanaannya

yang lintas institusi dan atau lintas kepakaran. Pelaksanaan Corporate Program dikoordinasikan oleh suatu unit kerja yang mampu mengkoordinasikan penyelesaian suatu kasus tersebut sebagai leading institution.

Kegiatan dalam Corporate Program dilaksanakan terutama untuk: (1) mendukung secara langsung pencapaian target-target pembangunan pertanian yang sudah

ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, dan (2) pengembangan iptek pertanian.

Untuk menjawab isu strategis dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan pertanian, kegiatan yang menjadi prioritas dalam Corporate Program adalah kegiatan yang aplikatif, praktis dan teknologi yang cenderung sudah matang, namun secara ilmiah tetap dapat dipertanggungjawabkan.

2.7. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Tahun 2018 merupakan tahun keempat dalam periode Pembangunan Jangka

Menengah 2015 – 2019, sehingga merupakan tahun keempat penetapan sasaran-sasaran yang akan dicapai dalam kurun 5 tahun ke depan beserta program dan

kegiatan yang mendukung pembangunan sektor pertanian. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP)

Page 14: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

2015 – 2045 maka disusunlah sasaran program dan indikator kinerja Balitbangtan 2018 – 2019 yang terdapat pada lampiran 4.

Untuk mempertajam rencana pencapaian target kinerja yang tertuang dalam

renstra 2015–2019, per tahunnya Badan Litbang menetapkan perjanjian kinerja yang merupakan dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian

kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen perjanjian

kinerja memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang akan dicapai serta alokasi anggaran per tahun. Untuk tahun 2018,

Balitbangtan telah merencanakan untuk merealisasikan 5 indikator kinerja sebagai

penjabaran atas sasaran program meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian dan ditandatangani oleh Kepala Balitbangtan bersama dengan Menteri

Pertanian (pada bulan Januari 2018).

Namun demikian, dinamisnya perubahan kebijakan yang mempengaruhi

perubahan pagu anggaran maupun target per indikator menyebabkan berubahnya

standar kinerja lingkup Kementerian Pertanian, termasuk Balitbangtan. Pengukuran keberhasilan Balitbangtan selama ini dihitung dari keluaran kegiatan

hasil penelitian dan pengembangan misalnya VUB, teknologi, model pengembangan, benih/bibit sumber tanaman dan ternak, maupun jumlah

rekomendasi kebijakan. Pengukuran kinerja tersebut belum dapat menilai sejauh mana difungsikannya atau dimanfaatkannya keluaran tersebut, meskipun telah

banyak digunakan oleh pengguna utamanya (petani) dalam mendukung

pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian. Oleh Karena itu berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43 tahun 2017, Kementerian Pertanian

merevisi Indikator Kinerja Utama masing-masing Eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Dengan demikian, standar kinerja yang baru diharapkan dapat melihat

gambaran kinerja Balitbangtan sampai ke tingkat outcome. Standar kinerja yang

baru telah didelegasikan secara berjenjang dari Kepala Badan (Eselon I) sampai ke tingkat Eselon V melalui penandatangan Kontrak Kinerja, sehingga dapat

terlihat keselarasan ukuran kinerja antara kinerja atasannya dengan pejabat di bawahnya. Draft revisi PK Balitbangtan TA. 2018 dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 15: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan,

yaitu (1) sangat berhasil: > 100%, (2) berhasil: 80 – 100%, (3) cukup berhasil: 60 – 79%, dan tidak berhasil: 0 – 59%. Pada tahun 2018, Balitbangtan telah

menetapkan 5 (lima) Indikator Kinerja Utama (IKU), dimana realisasi sampai akhir tahun 2018 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata

capaian sebesar 117,15% (sangat berhasil). Uraian rincian dari hasil pengukuran capaian kinerja dilaporkan pada sub bab 3.1.1.

Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan

melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Kegiatan pengawalan ini dilegalkan dalam

Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tentang pembentukan Tim Pelaksana Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah lingkup

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian seperti terlihat pada lampiran 6.

Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data,

perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

Monitoring dan evaluasi realisasi capaian PK secara online telah difasilitasi oleh

Setjen Kementan dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2015. Sedangkan sejak tiga

tahun yang lalu, Balitbangtan juga telah melakukan monev rutin terhadap perkembangan capaian PK dengan nama Rencana Aksi AKIP yang diakomodir juga

melalui aplikasi e-SAKIP. Pelaksanaan monev dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap IKU yang tercantum di dalam PK dan target kegiatan per

komponen. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan

dilakukannya pemantauan secara periodik diharapkan bila tidak tercapainya target

suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. Contoh matrik renaksi AKIP triwulanan dapat dilihat pada lampiran 7.

3.1. Capaian Kinerja Balitbangtan

3.1.1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2018

Pengukuran tingkat capaian kinerja Balitbangtan tahun 2018 dilakukan dengan membandingkan antara target dengan capaiannya. Berdasarkan perjanjian kinerja

Balitbangtan mempunyai 3 (tiga) sasaran dan 5 (lima) indikator kinerja utama (IKU) dengan target dan capaian untuk tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Page 16: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Balitbangtan Tahun 2018

No Sasaran Indikator Kinerja Program

Uraian Target Capaian %

1 Dimanfaatkannya inovasi teknologi pertanian

Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir)

60 113,01 188,35

2 Meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

3 3,26 108,67

Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

90 82,41 91,57

3. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pememrintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

82,75 82,29 99,44

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

93 90,86 97,70

Nilai Rata-rata 117,15

IKU berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Balitbangtan, adalah sebagai

berikut:

1. Indikator kinerja rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

memiliki target sebesar 60 persen yang berasal dari hasil litbang tanaman pangan, hasil litbang tanaman perkebunan, hasil litbang tanaman

hortikultura, hasil litbang peternakan, hasil litbang sumberdaya lahan, hasil litbang mekanisasi pertanian, hasil litbang biogenetik penelitian, hasil litbang

pasca panen pertanian, hasil penelitian dan pengkajian pertanian.

2. Indikator kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbangtan (Nilai) memiliki target nilai sebesar 3 berasal dari 64 satker

lingkup Balitbangtan.

3. Indikator kinerja Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Nilai) memiliki target sebesar 90 yang berasal dari

berita acara serah terima Tim Penilai Visitasi Kegiatan Pemeringkatan

Page 17: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

Keterbukaan Informasi Publik lingkup Kementerian Pertanian tahun 2018 dan Penilaian Komitmen Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.

4. Indikator kinerja Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian memiliki target sebesar 82,75 yang berasal dari hasil evaluasi AKIP oleh Itjen pada

tahun 2018.

5. Indikator kinerja Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

memiliki target sebesar 93, yang berasal dari nilai kinerja aplikasi SMART (berdasarkan PMK 214 tahun 2017).

Analisis Capaian Kinerja

Pengukuran tingkat capaian kinerja Balitbangtan tahun 2018 dilakukan dengan

cara membandingkan antara target IKU dengan realisasi pada tahun berjalan. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2018 Balitbangtan dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Pencapaian IKU pertama telah berhasil dilaksanakan melalui kompilasi data

hasil penelitian dan pengembangan yang telah didiseminasikan lingkup Badan Litbang Pertanian mulai dari tahun 2013-2017 serta kompilasi hasil penelitian dan

pengembangan yang dimanfaatkan lingkup Badan Litbang Pertanian dari tahun

2014-2018. Diseminasi dapat berupa: karya ilmiah, gelar teknologi, penyuluhan, dan temu bisnis. Hasil kompilasi ini kemudian dibandingkan sehingga

menghasilkan IKU “Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)”

dengan rumus sebagai berikut:

(∑ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 (𝑡−5 h𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑡)

∑ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑙𝑎h 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑠𝑒𝑚𝑖𝑛𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 (𝑡−6 h𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑡−1)) x 100%

Capaian IKU pertama berupa rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi

5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen) sebesar 113,01%, atau sebesar 188,35% dari target yang ditetapkan

(sangat berhasil). Dengan demikian capaian IKU pertama sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama (IKU) 1 :

Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

Page 18: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

Tabel 4. Capaian IKU ke-1

IKU Target Realisasi %

1. Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

60 113,01 188,35

Capaian IKU kesatu berasal dari jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dan dideseminasikan selama 5 tahun lingkup Badan Litbang

Pertanian seperti terinci dalam tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Jumlah Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Dimanfaatkan dan

didesiminasikan selama 5 tahun (2013-2018)

No Unit Kerja IKU Realisasi

IKU

1 PUSLITBANGTAN Jumlah hasil penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

16

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan Tanaman Pangan yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

22

2 PUSLITBANGBUN Jumlah hasil penelitian dan pengembangan Tanaman Perkebunan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

68

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan Tanaman Perkebunan yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

251

3 PUSLITBANGHORTI Jumlah hasil penelitian dan pengembangan hortikultura yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

197

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan hortikultura yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

192

4 PUSLITBANGNAK Jumlah hasil penelitian dan pengembangan peternakan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

142

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan peternakan yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

148

5 BBSDLP Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BBSDLP yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

983

Page 19: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BBSDLP yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

254

No Unit Kerja IKU Realisasi

IKU

6 BBP MEKTAN Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BBP Mektan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

20

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan Mektan yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

44

7 BBIOGEN Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BB Biogen yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

12

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BB Biogen yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

13

8 BB PASCAPANEN Jumlah hasil penelitian dan pengembangan paspa yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

44

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan paspa yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

68

9 BBP2TP Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BBP2TP yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

1.246

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan BBP2TP yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

1.422

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

2.728

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan yang didesiminasikan (t-6 sampai dengan t-1)

2.414

Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

113,01

Pencapaian IKU kedua telah berhasil dilaksanakan melalui survei untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) lingkup Badan Litbang Pertanian

Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 :

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

Page 20: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada responden dengan kriteria penilaian 9 unsur pelayanan sebagai berikut:

1. Persyaratan, yaitu syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis

pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif;

2. Sistem, Meknisme, dan Prosedur, yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan

bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan;

3. Waktu Penyelesaian, yaitu jangka waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan;

4. Biaya/Tarif, yaitu ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam

mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang

bearnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat;

5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk

pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan;

6. Kompetensi Pelaksana, yaitu kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan pengalaman;

7. Perilaku Pelaksana, yaitu sikap petugas dalam memberikan pelayanan;

8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan, yaitu tata cara pelaksanaan

penanganan pengaduan dan tindak lanjut;

9. Sarana dan Prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala

sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang

bergerak (komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak (gedung).

IKM merupakan salah satu instrumen untuk mengukur tingkat kinerja masing-

masing unit pelayanan, dan juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menilai secara objektif dan periodik terhadap perkembangan kinerja unit

pelayanan Balitbangtan. Dengan adanya pengukuran IKM akan diperoleh data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil

pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif atas pendapat masyarakat dalam

memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhan publik.

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) untuk mengukur IKM berpedoman kepada Permenpan RB Nomor : 14 Tahun 2017 tentang Pedoman

Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada responden

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui faxsimile dan e-mail serta

Page 21: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

pada saat acara pameran yang dilaksanakan oleh Balitbangtan dengan jumlah responden sebanyak 75 persen dari jumlah pengguna layanan. Responden

merupakan masyarakat pengguna jasa layanan yang dipilih secara Simple Random

dari semua pengunjung pada unit pelayanan dan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan yang diberikan. Responden tersebut

berasal dari lembaga pemerintah, swasta, perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat petani.

Obyek penilaian IKM Balitbangtan tahun 2018 adalah 64 (enam puluh empat) Unit Kerja dan Unit Pelayanan Teknis di lingkup Balitbangtan. Unit Kerja dan Unit

Pelayanan Teknis yang melaksanakan penilaian IKM tersebut terdiri dari : 1 (satu)

Sekretariat Kantor Pusat, 4 (empat) Puslitbang, 7 (tujuh) Balai Besar, 1 (satu) Balai PATP, 15 (lima belas) Balai Penelitian, 33 (tiga puluh tiga) Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) dan 3 (tiga) Loka Penelitian (Lolit).

Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang” masing-

masing unsur pelayanan. Dalam perhitungan IKM terhadap 9 (sembilan) unsur

pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah bobot = 1/9 = 0,11 Jumlah unsur

Untuk memperoleh nilai IKM digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

IKM = Total dari nilai Persepsi Per Unsur x Nilai Penimbang Total Unsur yang Terisi

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25 – 100

maka hasil penilaian tersebut diatas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan

rumus sebagai berikut :

IKM unit pelayanan x 25 =Nilai IKM/4 x 100

Untuk memudahkan interpretasi terhadap hasil pengolahan data IKM maka

digunakan tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi dan Mutu Pelayanan

NILAI PERSEPSI

NILAI INTERVAL

NILAI INTERVAL KONVERSI

MUTU PELAYANAN

KINERJA UNIT PELAYANAN

1 1.00 – 2.5996 25.00 – 64.99 D Tidak Baik

2 2.60 – 3.064 65.00 – 76.60 C Kurang Baik

3 3.0644 – 3.532 76.61 – 88.30 B Baik

4 3.5324 - 4.00 88.31 – 100.00 A Sangat Baik

Page 22: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Capaian IKU pertama berupa nilai IKM atau nilai rata-rata tertimbang sebesar 3,26,

atau sebesar 108,67% dari target yang ditetapkan (sangat berhasil). Nilai IKM

sebesar 3,26 jika dikonversi menghasilkan nilai 81,63. Nilai tersebut masuk kategori mutu dan kinerja pelayanan baik. Dengan demikian capaian IKU kedua

sebagai berikut:

Tabel 7. Capaian IKU ke-2

IKK Target Realisasi %

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

3 3,26 108,67

Sementara itu untuk nilai rata-rata unsur pelayanan Unit Pelayanan Publik Badan

Litbang Pertanian seperti tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Nilai Rata-Rata Unsur Pelayanan Unit Pelayanan Publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2018

NO UNSUR PELAYANAN NILAI RATA-RATA

NILAI INTERVAL KONVERSI

U1 Persyaratan 3,22 80,51

U2 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 3,17 79,20

U3 Waktu Penyelesaian 3,15 78,71

U4 Biaya/Tarif 3,38 84,39

U5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan 3,20 79,88

U6 Kompetensi Pelaksana 3,27 81,80

U7 Perilaku Pelaksana 3,32 83,11

U8 Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

3,26 81,43

U9 Sarana dan Prasarana 3,42 85,62

NILAI IKM 3,26 81,63

Catatan : hijau merupakan unsur pelayanan tertinggi dan merah merupakan unsur pelayanan terendah

Berdasarkan tabel di atas, kesembilan unsur pelayanan memiliki nilai rata-rata 3.0644 – 3.532 dengan nilai interval konversi 76.61 – 88.30 dalam kategori

pelayanan dengan mutu Baik (B). Unsur pelayanan yang dinilai responden dengan

kualitas tertinggi yaitu Sarana dan Prasarana (U9) merupakan unsur yang harus ditindaklanjuti. Sedangkan unsur pelayanan yang dinilai responden dengan

Page 23: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

kualitas masih rendah dengan kategori baik adalah waktu penyelesaian (U3). Umumnya salah satu penyebab rendahnya unsur U3 ini terjadi pada unit pelayanan

uji laboratorium. Hal ini disebabkan karena kurangnya petugas pelayanan yang

ada pada unit pelayanan tersebut, dimana petugas memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai analis laboratorium dan fungsional peneliti sehingga uji yang

dilakukan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih pendek.

Nilai rata-rata IKM dari 64 (enam puluh empat) Unit Kerja dan Unit Pelayanan

Teknis Balitbangtan pada tahun 2018 sebesar 81,63 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai IKM pada tahun 2017 yaitu nilai IKM 81,11 yang artinya ada

peningkatan kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan Balitbangtan.

Pencapaian IKU ketiga telah berhasil dilaksanakan melalui pengukuran Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang diadakan oleh Sekretariat

Jenderal, Kementerian Pertanian. Pemeringkatan merupakan pelaksanaan dari Undang-undang No. 14 tahun 2008 yang merupakan area dari Reformasi Birokrasi

dan mendukung Good Governance.

Makin membaiknya pemeringkatan diharapkan memperbaiki layanan pelanggan di lingkup Kementerian Pertanian dapat meningkat sehingga indeks kepuasan

masyarakat dalam hal pelayanan dan akses informasi mengenai pertanian akan meningkat. Adapun kriteria dari seleksi awal Penetapan Pemeringkatan

Keterbukaan Informasi publik Lingkup Kementerian Pertanian meliputi:

1. Tampilan dan Identitas Situs Web

a. Mempunyai daftar link situs web institusi lain/UK/UPT Badan Litbang

Pertanian;

b. Kemudahan dan konsistensi navigasi (user-friendly), pencarian dan

kontak pengunjung;

c. Ketersediaan Layanan Publik/Informasi Publik yang dapat di-download;

d. Terdapat Peta Situs Web (Sitemap);

e. Keterkinian data dan informasi;

f. Ketersediaan berita dan sumbernya;

g. Informasi/berita yang ada mudah dimengerti pengunjung;

Indikator Kinerja Utama (IKU) 3 :

Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai)

Page 24: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

h. Kesesuaian data dan informasi dengan visi dan misi UK/UPT.

2. Analisis Web

a. Banyaknya jumlah halaman pada situs web UK/UPT;

b. Tidak terdapat error pada situs web;

3. Site Performance : a. Desktop b. Smartphone Sosial Media

a. Facebook;

b. Twitter;

c. Instagram;

d. Youtube.

4. Pemanfaatan TIK

a. Pemanfaatan aplikasi Kementerian Pertanian;

b. Pengembangan aplikasi yang dibuat sendiri;

c. Pemanfaatan jaringan dan infrastruktur;

d. Inovasi teknologi lainnya.

5. Kebijakan UK/UPT

a. Anggaran Pengelolaan TIK;

b. Melakukan Pertemuan Internal TIK;

c. Pelatihan terkait pengelolaan TIK.

6. Perencanaan dan pengelolaan TIK.

Berdasarkan kriteria tersebut, dan merujuk pada Berita Acara Penetapan Peringkat

lima Besar Pemeringkatan Informasi Publik melalui Website dan Formulir Self Assement Questionaire (SAQ) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2018 No. B-

63/BA/HM.130/A.7/07/2018, serah terima Tim Penilai Visitasi kegiatan Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik lingkup Kementerian Pertanian

tahun 2018 dan Penilaian Komitmen Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi, maka capaian IKU ke-3 Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai) telah

terlaksana dengan Nilai 82,41, atau sebesar 91,57% (berhasil) dari target yang ditetapkan dengan kategori “ Menuju informatif”.

Berdasarkan Peraturan Komisi Informasi Nomor 5 Tahun 2016 tentang Metode

dan Teknik Evaluasi Keterbukaan Informasi Badan Publik, kualifikasi pemeringkatan meliputi: Kategori “Informatif” dengan nilai 97-100; Kategori

Page 25: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

“Menuju Informatif” dengan nilai 80-96; Kategori “Cukup Informatif” dengan nilai 60-79; Kategori “Kurang Informatif” dengan nilai 40-59; dan Kategori “Tidak

Informatif” dengan nilai <39. Balitbangtan memperoleh peringkat ke-3 untuk

kategori Eselon I setelah Badan Karantina Pertanian (peringkat ke-1 dengan nilai 90,49) dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (peringkat ke-2 dengan nilai

83,27). Dengan demikian capaian IKU ke-3 dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini.

Tabel 9. Capaian IKU ke-3

IKK Target Realisasi %

1. Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai)

90 82,41 91,57

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan evaluasi atas

implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Nilai AKIP terdiri dari 5 komponen yaitu:

Perencanaan kinerja (bobot 30%), Pengukuran kinerja (25%), Pelaporan kinerja

(15%), Evaluasi internal (10%), dan Capaian kinerja (20%).

Target IKU keempat dicapai dengan nilai 82,29 dari target nilai 82,75, sebesar

99,44% dari target yang ditetapkan (berhasil) dan masuk kategori “A” atau berpredikat Memuaskan. Capaian IKU ke-4 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Capaian IKU ke-4

IKK Target Realisasi %

1. Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

82,75 82,29 99,44

Nilai AKIP merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja yang dievaluasi di Unit Kerja Balitbangtan. Berdasarkan

Laporan Hasil Reviu Itjen Nomor: R.261/PW.160/G.4/07/2018 tanggal 18 Juli 2018

Indikator Kinerja Utama (IKU) 4:

Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian

Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 26: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

terkait Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja pada Badan Litbang Pertanian Tahun Anggaran 2017, rincian hasil penilaian AKIP sebagai

berikut:

1. Perencanaan kinerja terdiri dari sub komponen strategis dan perencanaan kinerja tahunan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari target sebesar 30%

tercapai 25,48%. Belum tercapainya target disebabkan :

a. Tujuan atau hasil program belum sepenuhnya berorientasi hasil;

b. Tujuan dalam Renstra dan target kinerja belum sepenuhnya memenuhi kriteria SMART;

c. Dokumen Renstra yang ditetapkan belum seluruhnya selaras dengan

Renstra instansi/atasannya;

d. Monitoring pencapaian Rencana Aksi belum seluruhnya memenuhi kriteria

dan dimanfaatkan dalam pengarahan serta pengorganisasian kegiatan;

e. Perjanjian kinerja belum seluruhnya selaras antara perjanjian kinerja

atasan dengan bawahannya.

2. Pengukuran kinerja terdiri dari sub komponen pemenuhan pengukuran; kualitas pengukuran; dan implementasi pengukuran. Hasil evaluasi

menunjukkan bahwa dari target sebesar 25% tercapai 21,56%. Belum tercapainya target disebabkan:

a. Mekanisme pengumpulan data kinerja yang belum memadai;

b. Ukuran (Indikator) kinerja individu belum seluruhnya mengacu pada IKU

unit kerja organisasi atau atasannya;

c. Pengumpulan data kinerja belum seluruhnya dapat diandalkan;

d. Pengukuran kinerja atas Rencana Aksi secara berkala belum seluruhnya

menjadi dasar untuk mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang ditetapkan maupun untuk menyesuaikan startegi untuk

mencapai tujuan dan sasaran.

3. Pelaporan kinerja terdiri dari sub komponen pemenuhan pelaporan; penyajian informasi kinerja; dan pemanfaatan informasi kinerja. Hasil evaluasi

menunjukan bahwa dari target sebesar 15% tercapai 13,08%. Belum tercapainya target disebabkan:

a. Laporan kinerja yang disajikan masih ada yang berorientasi output;

b. Sasaran yang dievaluasi dan dianalisis capaiannya ada yang bersifat proses bukan kinerja (outcome);

c. Informasi kinerja belum valid dan konsisten antara LAKIN Eselon I dengan Eselon II ataupun Eselon III;

d. Informasi yang disajikan belum seluruhnya diguankan sebagai perbaikan

Page 27: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

baik dalam perencanaan maupun pengelolaan program dan kegiatan.

4. Evaluasi internal hanya terhadap Eselon I terdiri sub komponen pemenuhan

evaluasi; kualitas evaluasi; dan pemanfaatan evaluasi. Hasil evaluasi

menunnjukkan bahwa dari target sebesar 10% tercapai sebesar 6.75%. Belum tercapainya target disebabkan :

a. Pemantauan rencana aksi belum dapat diketahui setiap saat dibutuhkan tetapi hasil evaluasi telah disampaikan atau dibahas dengan pihak yang

dievaluasi;

b. Rekomendasi perbaikan serta hasil evaluasi program belum seluruhnya

disetujui dan ditindaklanjuti sebagai perencanan untuk peningkatan kinerja

di masa yang akan datang.

5. Pencapaian sasaran/kinerja organisasi terdiri atas sub komponen kinerja yang

dilaporkan output dan outcome. Hasil evaluasi menunnjukkan bahwa dari tagrget sebesar 20% tercapai 15,42%. Belum tercapaian target disebabkan

capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya yang memiliki rata-rata kinerja

sebesar 83,27% yang melebihi tahun sebelumnya dan informasi mengenai kinerja yang belum dapat diandalkan.

6. Rekomendasi evaluasi tahun 2016 telah ditindaklanjuti.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, Itjen memberikan rekomendasi sebagai

berikut :

a. Memperbaiki tujuan atau hasil program, laporan kinerja, serta sasaran

yang dievaluasi dan analisis capaiannya dengan berorientasi pada hasil

(outcome);

b. Memperbaiki tujuan dalam Renstra dan target kinerja dengan kriteria

SMART;

c. Menyelaraskan dokumen Renstra dan perjanjian kinerja yang ditetapkan

dengan Renstra Instansi dan atasannnya;

d. Membuat SOP Rencana Aksi dalam hal monitoring pencapaian dan pengukuran kinerja serta SOP pengumpulan data kinerja sehingga

informasi kinerja dapat diandalkan dan konsisten antara LAKIN Eselon I dengan Eselon II dan III;

e. Menyelaraskan target kinerja dalam perjanjian kinerja antara Eselon II

dengan Eselon III dan IV;

f. Melengkapi pengumpulan data kinerja dengan bukti yang memadai dan

dapat dipertanggungjawabkan serta melaksanakan pengumpulan data kinerja denga mekanisme memadai atau terstruktur;

g. Memperbaiki indikator kinerja individu yang mengacu pada IKU unit kerja organisasi atau atasannya;

Page 28: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

h. Melakukan pengukuran kinerja atas Rencana Aksi sebagai dasar untuk mengambil tindakan dalam rangka mencapai target kinerja yang

ditetapkan maupun untuk menyesuaikan strategi untuk mencapai tujuan

dan sasaran;

i. Menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi program sebagai bahan

perencanaan maupun peningkatan kinerja;

j. Melengkapi hasil evaluasi Renacan Aksi yang telah ditindaklanjuti dengan

langkah nyata berupa perbaikan yang dapat diidentifiaksi pada setiap periode baik bulanan, triwulanan maupun semester.

Sebelum melakukan evaluasi, pada tanggal 14 Februari 2018 Itjen telah melakukan reviu terhadap SAKIP Balitbangtan. Hasil reviu tersebut telah

ditanggapi oleh Balitbangtan dengan merumuskan tindak lanjut terhadap rekomendasi Itjen tersebut seperti terlihat dalam lampiran 8.

Indikator Kinerja Utama (IKU) 5:

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

Pada tahun 2018 telah diimplementasikan pengukuran dan evaluasi kinerja

anggaran atas pelaksanaan RKAKL mengacu pada aturan PMK Nomor 214 tahun 2017 yang sebelumnya diatur oleh PMK Nomor 249 tahun 2011. Kinerja adalah

prestasi kerja berupa keluaran dari kegiatan atau program, dan hasil dari program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur. Evaluasi kinerja anggaran atas aspek

implementasi dilakukan dengan mengukur empat variabel, yaitu: 1) capaian

keluaran, 2) penyerapan anggaran, 3) efisiensi, dan 4) konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan. Nilai kinerja anggaran atas aspek implementasi

dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian setiap variabel; aspek implementasi dengan bobot masing-masing variabel pada tingkat Eselon I/Program atau satuan

kerja/kegiatan. Bobot masing-masing variabel pada aspek implementasi terdiri

atas: 1) Capaian keluaran sebesar 43,5%; 2) Efisiensi sebesar 28,6%; 3) Konsistensi penyerapan anggaran terhadap perencanaan sebesar 18,2%; dan 4)

Penyerapan anggaran sebesar 9,7%.

Nilai kinerja diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 29: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Hasil perhitungan sesuai PMK 214 Tahun 2017 seperti di bawah ini:

1. 90% > NK ≤ 100% dikategorikan Sangat Baik

2. 80% > NK ≤ 90% dikategorikan Baik

3. 60% > NK ≤ 80% dikategorikan Cukup atau Normal

4. 50% > NK ≤ 60% dikategorikan Kurang

5. NK ≤ 50% dikategorikan Sangat Kurang

Target IKU kelima dicapai dengan nilai 90,86 (data per tanggal 31 Januari 2019)

dari target nilai 93, atau sebesar 97,70% dari target yang ditetapkan (berhasil dan

berkategori baik). Capaian IKU ke-5 dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini:

Tabel 11. Capaian IKU ke-5

IKK Target Realisasi %

1. Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

93 90,86 97,70

Pencapaian target IKU kelima tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Hal tersebut

dikarenakan perhitungan bobot kinerja pada PMK 249 tahun 2011 yang digunakan berubah sehingga kriteria penilaiannya pun berbeda, dimana pada PMK Nomor

214 tahun 2017 mempunyai perhitungan yang lebih kompleks.

3.1.2. Perbandingan Capaian antar Tahun

IKU pertama Balitbangtan yaitu rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan

(akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun

terakhir) (dihitung dalam persen), didukung oleh tujuh output utama Balitbangtan yang merupakan IKU Balitbangtan di tahun-tahun sebelumnya, yaitu

varietas/galur/klon unggul baru, teknologi dan inovasi peningkatan produksi pertanian, model sistem kelembagaan dan inovasi spesifik lokasi, rekomendasi

kebijakan pembangunan pertanian, benih sumber tanaman, bibit sumber ternak

dan teknologi yang didiseminasikan ke pengguna. Capaian target ketujuh output utama tersebut di tahun 2018 terinci pada tabel 12 di bawah ini.

Page 30: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

Tabel 12. Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kegiatan Balitbangtan Tahun 2018

No. Sasaran Indikator Kinerja Kegiatan

Uraian Target Capaian %

1 Tersedianya varietas/galur/klon unggul baru

Jumlah varietas/galur/klon unggul baru (varietas/galur/klon)

78 117 150,00

2 Tersedianya teknologi dan inovasi pertanian

Jumlah teknologi dan inovasi peningkatan produksi pertanian (teknologi)

234 264 112,82

3 Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian

Jumlah model sistem kelembagaan dan inovasi spesifik lokasi (model)

69 69 100,00

4 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian

Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian (rekomendasi)

62 65 104,84

5 Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian

Jumlah benih sumber tanaman (ton)

469 483 102,94

Jumlah bibit sumber ternak (ekor)

65.181 65.181 100,00

Jumlah teknologi yang didiseminasikan ke pengguna (teknologi)

100 154 154,00

IKU berdasarkan RPJMN tersusun dari indikator kinerja yang tersebar pada

kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Balitbangtan, adalah sebagai berikut:

1. Indikator kinerja jumlah varietas memiliki target sebesar 78 varietas/galur/klon yang terdiri dari atas 12 VUB tanaman pangan, 10 VUB

tanaman perkebunan, 19 VUB tanaman hortikultura, 15

rumpun/galur/varietas unggul/harapan ternak dan TPT spesifik agro-ekosistem peternakan dan 22 galur harapan unggul bioteknologi pertanian.

2. Indikator kinerja jumlah teknologi dan inovasi peningkatan produksi pertanian memiliki target sebesar 234 teknologi yang terdiri atas 5 teknologi

bioteknologi, 20 teknologi pasca panen, 15 teknologi sumberdaya lahan

pertanian, 105 teknologi spesifik lokasi, 8 teknologi mekanisasi pertanian, 11 teknologi hortikultura, 16 teknologi perkebunan, 42 teknologi peternakan dan

12 teknologi tanaman pangan.

3. Indikator kinerja jumlah model pengembangan kelembagaan dan inovasi

pertanian memiliki target sebesar 69 model yang terdiri atas 66 model

pengembangan inovasi teknologi spesifik lokasi, 3 model pengembangan inovasi teknologi Perkebunan.

Page 31: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

4. Indikator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian memiliki target sebesar 62 rekomendasi yang terdiri atas 2 rekomendasi

bioteknologi pertanian, 3 rekomendasi pasca panen, 5 rekomendasi

sumberdaya lahan pertanian, 34 rekomendasi diseminasi inovasi teknologi pertanian, 2 rekomendasi mekanisasi pertanian, 2 rekomendasi hortikultura,

4 rekomendasi perkebunan, 5 rekomendasi peternakan dan 5 rekomendasi tanaman pangan.

5. Indikator kinerja jumlah benih sumber tanaman memiliki target sebesar 469 ton, yang terdiri dari 162 ton dari kegiatan litbang tanaman pangan, dan 307

ton dari pengkajian teknologi pertanian.

6. Indikator kinerja jumlah bibit sumber ternak memiliki target sebesar 65.181 ekor dari kegiatan litbang peternakan.

7. Indikator kinerja jumlah teknologi yang diseminasikan ke pengguna memiliki target sebesar 100 teknologi merupakan output dari kegiatan pengkajian

teknologi pertanian.

Tahun 2018 merupakan tahun keempat Renstra, namun demikian IKU yang digunakan pada tahun 2018 ini berbasis outcome (bukan output) sehingga tidak

bisa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian untuk menjaga konsistensi pengumpulan data, dapat dilaporkan bahwa realisasi capaian

kinerja 5 IKU Balitbangtan selama 4 tahun terakhir (tabel 13).

Tabel 13. Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Lima IKU Balitbangtan selama

Empat tahun terakhir (2015-2018)

No Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian per Tahun

2015 2016 2017 2018

1 Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

Persen - - 90,44 113,01

2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

Nilai 3,19 3,51 3,28 3,26

3 Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai)

Nilai 47,43 73,33 53,05 82,41

4 Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai 78,13 78,98 82,24 82,29

Page 32: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

5 Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

Nilai 92,34 92,58 98,89 90,86

Dari tabel 13 terlihat bahwa IKU 1 hanya dilakukan untuk tahun berjalan dan tahun

lalu. Sementara IKU 2, 3, 4 dan 5 walaupun tidak ditargetkan sebagai IKU di tahun-tahun sebelumnya namun telah dilakukan pengukuran setiap tahunnya. Untuk

target IKU dan alokasi anggaran di tahun 2018 dan 2019 dapat di lihat pada

lampiran 4.

3.1.3. Capaian Kinerja Balitbangtan dengan Target Renstra 2015-2019

Capaian Balitbangtan untuk 5 IKU yang dimasukkan ke dalam Perjanjian Kinerja

(PK) Balitbangtan hanya dapat disandingkan dengan target Renstra 2018-2019. Hal ini dikarenakan kelima IKU tersebut merupakan IKU yang berbeda dengan

tahun-tahun sebelumnya dimana dalam kelima IKU tersebut sudah bermuatan outcome (tidak output utama). Jika membandingkan dengan target tahun 2018

yang terdapat pada Renstra Revisi tahun 2015 – 2019, secara umum capaian kinerja Balitbangtan tahun 2018 telah mencapai target (Tabel 13). Indikator yang

mencapai target sesuai dengan sasaran yang ditetapkan dengan capaian lebih dari

100% yaitu 1) Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) dan 2) Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sedangkan untuk IKU yang tidak mencapai target (di

bawah 100%) yaitu 1) Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian, 2) Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, dan

3) Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK Nomor 249 tahun 2011). Ketidakcapaian IKU 3 yaitu nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian disebabkan terlalu tinggi dalam menentukan target IKU 3 di tahun 2018 (nilai 90). Sementara capaian di tahun-tahun sebelumnya nilai

tertinggi hanya mencapai 73,33. Ketidakcapaian IKU 4 yaitu nilai AKIP Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian disebabkan terlalu tinggi dalam menentukan

target IKU 4 di tahun 2018 (nilai 82,75). Sementara di capaian tahun-tahun sebelumnya nilai tertinggi hanya mencapai 82,24. Ketidakcapaian IKU 5 yaitu nilai

Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011) disebabkan adanya

pengembangan aplikasi PMK online yang semula mengacu PMK Nomor 249 tahun 2011 menjadi PMK Nomor 214 tahun 2017 yang lebih rumit dan belum

terkoordinasi dengan baik dengan aplikasi perencanaan lainnya seperti aplikasi KRISNA. Kondisi tersebut menyebabkan data yang di-entry-kan menjadi tidak

valid. Sementara nilai tertinggi untuk capaian kinerja berdasarkan PMK Nomor 249

tahun 2011 selama lima tahun mencapai nilai 98,89 (di tahun 2017).

Dengan adanya penyempurnaan IKU, Renstra Balitbangtan direvisi pada tahun

Page 33: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

2018. Hal ini menyebabkan perbandingan nilai capaian selama tahun 2015 – 2018 dengan target Renstra Revisi tahun 2015 – 2019, tidak dapat dilakukan pada tahun

2018 dan tahun 2019.

3.1.4. Capaian Kinerja Balitbangtan TA. 2018 dengan Standar Nasional

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian pada tahun 2018 sudah terdaftar sebagai afiliasi pada portal SINTA (Science and Technology Index) dengan alamat http://SINTA2.ristekdikti.go.id/. SINTA adalah portal yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti) yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu lembaga

penelitian maupun individu peneliti dalam pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia.

Sampai dengan akhir tahun 2018 posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian adalah urutan 21 secara umum dan urutan 24 untuk 3 tahun terakhir

dari 4.577 lembaga penelitian maupun universitas negeri dan swasta di seluruh

Indonesia yang sudah berafiliasi dengan portal SINTA. Sedangkan posisi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian diantara lembaga penelitian kementerian

maupun non kementerian adalah urutan kedua dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Posisi ini menunjukkan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan lembaga penelitian yang patut diperhitungkan dalam skala nasional

dan dapat dikategorikan sebagai lembaga yang mempunyai kinerja sangat baik

dilihat dari hasil karya tulis ilmiah maupun paten yang sudah dihasilkan oleh para peneliti lingkup Balitbangtan.

Gambar 1. Screenshoot Website: http://SINTA2.ristekdikti.go.id/.

Page 34: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

3.1.5. Keberhasilan, Kendala dan Langkah Antisipasi

Keberhasilan

Capaian Balitbangtan tahun 2018 menunjukkan bahwa secara umum indikator

sasaran hampir seluruhnya dapat tercapai dengan berhasil (lebih dari 91,57%). Tercapainya kinerja sasaran Balitbangtan dipengaruhi oleh beberapa faktor

internal maupun ekternal. Faktor internal yang mempengaruhi antara lain:

a. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik, mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan pada setiap

tahapan kegiatan berjalan dengan baik.

b. Sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran cukup memadai

untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan,

pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain.

c. Tata kelola yang selaras dengan standar manajemen ISO 9001:2008 sebagai

acuan pelaksanaan manajemen, SNI ISO/IEC 17025:2008 untuk laboratorium, dan manajemen penelitian Komite Nasional Akreditasi Pranata

Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan mutu hasil litbang.

d. Ketersediaan sumberdaya manusia, baik tenaga fungsional peneliti, teknisi

litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai;

Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian diantaranya

adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun dengan kementerian lain serta Pemerintah

Daerah. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian.

Kendala

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja adalah

sebagai berikut :

1. Keterbatasan SDM terampil (profesional) dalam pengoperasian peralatan Laboratorium dan pelayanan masyarakat. Adanya dampak dari PP 11/2015

dimana SDM peneliti berkurang masa kerjanya. Selain itu, SDM banyak terlibat dengan kegiatan seperti TSP, TTP, UPSUS, dan kegiatan on-top yang

bersifat insidentil.

Page 35: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

2. Sarana dan prasarana baik di laboratorium maupun di lapangan yang berupa bahan baku dan alat laboratorium yang kurang memadai sehingga disaat

dibutuhkan/panen memerlukan waktu yang panjang karena menunggu

bahan baku atau alatnya siap dipakai.

3. Penumpukan kegiatan pengolahan data penelitian pada waktu bersamaan, baik

penelitian yang sumber dananya dari APBN/DIPA dan penelitian kerjasama lainnya, sementara SDM entri data dan pengolahan data relatif terbatas.

4. Adanya revisi anggaran yang berulang-ulang menyebabkan kegiatan penelitian menjadi terhambat dan perlu penyesuaian terhadap perubahan anggaran

tersebut.

5. Pada tingkat organisasi, permasalahan yang masih ditemui dalam pelaksanaan kegiatan perumusan rekomendasi kebijakan adalah masih adanya kesenjangan

kapasitas peneliti junior dengan senior karena jenjang pendidikan formal maupun pengalaman dalam kegiatan penelitian. Kesenjangan terutama

mencakup kapasitas dalam membuat proposal penelitian yang baik,

penguasaan metodologi penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta analisis hasil pengolahan data terutama dalam merumuskan rekomendasi

kebijakan pertanian. Pada tingkat penelusuran data di lapang, permasalahan yang kerapkali ditemui dalam pelaksanaan di lapang antara lain adalah

sebagian responden (misalnya produsen benih, pengusaha di bidang pertanian) tidak bersedia untuk mengisi kuesioner yang disiapkan, data sekunder tingkat

kecamatan yang dibutuhkan sulit diperoleh, dokumen dan informasi serta data

pendukung yang dibutuhkan di lapang tidak lengkap atau bahkan tidak tersedia di lapang. Di sisi lain, beberapa tim juga membutuhkan waktu yang relatif lama

untuk memperoleh database yang valid dan akurat. Tingkat validasi data kuesioner yang bervariasi, baik kurang akurat dalam pengisian kuesionernya

atau kesalahan entri data (human error).

6. Sebagian kegiatan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian, tergantung dari kebijakan sub sektor lain terutama dalam hal penentuan lokasi dan calon

petani koperator, sehingga diperlukan penyesuaian waktu pelaksanaan kegiatan di lapangan. Hal ini tercermin dalam kegiatan-kegiatan

pendampingan seperti kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera

(BEKERJA), Pengembangan Pembangunan di Wilayah Perbatasan dan lainnya.

7. Beberapa kegiatan pengadaan bangunan gedung kantor dan sarana prasarana lainnya terkendala oleh keterbatasan waktu pelaksanaan akibat

adanya kendala dalam proses pengadaan dan adanya kurangnya komitmen sebagian dari pihak ketiga pelaksana kegiatan pembangunan gedung dan

sarana prasarana lainnya sehingga tidak dapat maksimal menuntaskan

pelaksanaan kegiatannya.

8. Kurang konsistennya dalam pengumpulan evidence kegiatan perencanaan

sampai dengan pelaporan sehingga adanya perubahan kebijakan tidak diikuti

Page 36: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

dengan perekaman evidence yang baik menyebabkan nilai AKIP tidak sesuai dengan target yang diharapkan. Pemahaman dan ketrampilan yang kurang

dari operator dalam pengentryan data ke dalam aplikasi PMK Nomor 214

tahun 2017 menyebabkan pencapaian nilai kinerja rendah.

9. Pelaksanaan keterbukaan informasi publik membutuhkan komitmen kuat dari

pimpinan pada badan publik dan juga dukungan fasilitas. Banyak hal dari unsur komitmen pimpinan yang menjadi dasar/ukuran dalam menetapkan

penilaian Pemeringkatan Informasi Publik, antara lain:

a. jumlah kehadiran pimpinan instansi atau minimal Pengelola Informasi

dan Dokumentasi (PPID) Pelaksana Eselon 1 pada pertemuan koordinasi

terkait (PPID);

b. kesempatan pimpinan instansi untuk menerima visitasi dari tim

Pemeringkatan Informasi Publik.

10. Belum adanya anggaran yang jelas untuk mendukung kegiatan layanan

informasi, sebagaimana dikehendaki anggaran pengelolaan Pelayanan Publik

masih melekat pada kegiatan Pengelolaan Komunikasi dan belum terpisah.

Langkah Antisipasi

Beberapa permasalahan tersebut dapat dicarikan solusinya antara lain dengan :

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat.

2. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada

kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir

tahun anggaran).

3. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian

sasaran mutu yang diharapkan.

4. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi

kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan.

5. Melakukan padu padan pola kerjasama Balit Komoditas dengan BPTP agar terjadi transfer pengetahuan dari tenaga peneliti Balit ke peneliti yang ada di

BPTP dan secara bertahap mengatasi permasalahan SDM yang belum memadai.

6. Perlunya inventarisasi teknologi atau komponen teknologi yang telah

dihasilkan Balit Komoditas secara berkala untuk mendapatkan inovasi baru dan merakit teknologi yang mengikuti berkembangnya usahatani yang

berwawasan agribisnis, bernilai tambah, serta berwawasan lingkungan.

7. Mengalokasikan anggaran yang memadai untuk pengadaan alat laboratorium

dan kegiatan layanan informasi.

Page 37: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

8. Perlu disusun strategi baru untuk mengantisipasi perubahan tuntutan masyarakat sesuai dengan perkembangan global untuk memberikan layanan

informasi yang lebih baik bagi pengguna.

9. Perlunya komitmen, sosialisasi dan konsolidasi diantara para pimpinan/pejabat pembina maupun penyelenggara pelayanan publik di

bidang pertanian bahwa kepuasan masyarakat perlu dicapai sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pencapaian visi dan misi Badan Litbang

Pertanian. Idealnya seluruh UK dan UPT mempunyai kepekaan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat pengguna.

10. Perlunya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya bagi unit pelayanan

publik, baik sumberdaya manusia pelayanan, sarana kerja pelayanan yang termasuk didalamnya teknologi pendukung pelayanan publik dan anggaran

serta pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tepat.

11. Peningkatan disiplin kerja para pelaksana pelayanan mutlak dilakukan agar

masyarakat pengguna dapat memperoleh layanan yang pasti dan cepat serta

memberikan rasa keadilan bagi setiap pengguna.

3.1.6. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Kinerja anggaran Balitbangtan yang dialokasikan untuk mencapai sasaran strategis

dan indikator kinerja telah tercapai dengan baik. Pagu anggaran yang secara khusus dialokasikan untuk memfasilitasi kegiatan mendukung ketercapaian 5

sasaran program yang diuraikan menjadi 5 IKU Balitbangtan tahun 2018 sebesar

Rp. 1,497 milyar, dengan realisasi sebesar Rp. 1,314 milyar atau sebesar 87,75%. Rincian dapat di lihat pada tabel 14, dimana realisasi anggaran masing-masing

indikator kinerja melebihi 85%, dengan kisaran capaian antara 85,35% sampai 92,36%.

Berdasarkan perhitungan efisiensi yang tercantum di dalam PMK 214/2017 tentang

Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, maka Balitbangtan dapat dikategorikan berhasil

dalam menjalankan efisisensi anggaran. Efisiensi mempunyai skala -20% sampai dengan 20%, sehingga perlu ditransformasi skala efisiensi agar diperloleh skala

nilai yang disebut dengan nilai efisiensi yang berkisar antara 0 sampai dengan

100%. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan membandingkan selisih antara pengeluaran seharusnya dan pengeluaran sebenarnya dengan pengeluaran

seharusnya (PMK 214/2017, pasal 8 ayat 9).

Transformasi skala efisiensi menjadi kisaran antara 0 sampai dengan 100 %

digunakan rumus di bawah ini :

NE = 50 % + [𝐸

20 𝑥 50]

Keterangan :

Page 38: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

NE = Nilai Efisiensi

E = Efisiensi

Untuk mencapai sasarannya, Balitbangtan menggunakan rumus tersebut dan

dihasilkan efisiensi sebesar 37,46% atau jika ditransformasi sama dengan nilai efisiensi sebesar 143,66%. Karena nilai efisiensi memiliki selang antara -20 sampai

dengan 20 maka nilai efisiensi disetarakan menjadi 100%. Hasil menyimpulkan bahwa Balitbangtan telah melakukan efisiensi sebesar 100% dari pagu anggaran

yang dialokasikan untuk mencapai 100% target kinerja.

Page 39: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Page 40: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Tabel 14. Realisasi Anggaran dan Capaian Fisik masing-masing IKU

Indikator Kinerja Satuan Anggaran (Rp Juta) IKU Harga

satuan (Rp Juta)

Harga total seharusnya (Rp Juta)

Efisiensi (%)

Nilai efisiensi (NE) (%)

Pagu Realisasi % Target Realisasi %

Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir) (persen)

Persen 824.370,5 697.157,8 84,57 60 113,01 188,35 13.739,5 1.552.701,9 55,10 ≈20,00

187,75 ≈100,00

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balitbang Pertanian (Nilai)

Nilai 1.015.240,4 962.477,7 94,80 3 3,26 108,67 338.413,5 1.103.227,9 12,76 81,90

Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Nilai)

Nilai 985 840,7 85,35 90 82,41 91,57 10,9 901,9 6,78 66,96

Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Nilai 3.055,6 2.834,4 92,76 82,75 82,29 99,44 36,9 3.038,6 6,72 66,80

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

Nilai 156,7 144,7 92,36 93 90,86 97,70 1,6 153,1 5,47 63,67

Total 1.843.808,2 1.663.455,4 90,22 117,15 2.660.023,4 37,46 ≈20,00

143,66 ≈100,00

Page 41: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

3.1.7. Evaluasi Program dan Kegiatan

Selain kegiatan-kegiatan yang mendukung 5 IKU Balitbangtan, Keberhasilan

pencapaian kinerja Balitbangtan juga ditunjang oleh kegiatan-kegiatan yang mendukung sasaran strategis Kementerian Pertanian diantaranya yaitu program

Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Pertanian (BEKERJA) dan kegiatan Perkembangan Pembangunan di Wilayah Perbatasan.

Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Pertanian

(BEKERJA)

Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia, di

mana hal ini mencapai 26,58 juta jiwa pada September 2017 (BPS 2018). Dibandingkan dengan tahun 2016, terjadi pengurangan sekitar 1,18 juta jiwa

penduduk miskin pada tahun 2017, padahal sebelumnya rata-rata penurunan

kemiskinan hanya kurang dari 500 ribu orang per tahun. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam Rencana Kerja Pemerintah

menargetkan tingkat kemiskinan di bawah 10 persen. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah meluncurkan sebuah program guna mengentaskan

kemiskinan yang disebut Program BEKERJA atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera. Program ini menjangkau 1.000 desa di 100 kabupaten dan 10 provinsi.

Program BEKERJA merupakan bagian program padat karya tunai, berbasis usaha

pertanian. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi permanen pengentasan kemiskinan dengan 3 jenis bantuan dalam jangka pendek, jangka menengah, dan

jangka panjang. Jangka pendek, Rumah Tangga Miskin (RTM) diberikan tanaman sayuran sehingga dalam tiga bulan sudah dapat panen, sedangkan untuk jangka

menengah diberikan ayam/itik lokal, kambing/domba atau kelinci, di mana

ayam/itik lokal sudah dapat bertelur pada umur enam bulan. Dalam jangka panjang, RTM diberikan tanaman tahunan hortikultura (mangga, manggis, dll.)

dan tanaman perkebunan (kopi, kelapa dalam, dll.).

Program BEKERJA dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 20/PERMENTAN/RC.120/5/2018 tentang Pedoman Program Bedah

Kemiskinan Rakyat Sejahtera Berbasis Pertanian Tahun Anggaran 2018 tanggal 2 Mei 2018 dengan pelaksana yang tertuang pada Keputusan Menteri Pertanian RI

Nomor 480/Kpts/OT.050/ 7/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan

Menteri Pertanian RI Nomor 316/Kpts/OT.050/5/2018 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA) Kementerian

Pertanian tanggal 3 Juli 2018.

Program Bekerja memiliki indikator keberhasilan tersebar luasnya Ayam KUB atau Itik Master hasil teknologi Balitbangtan di tiga Propinsi (Jawa Barat, Nusa Tenggara

Barat dan Lampung). Penyebarluasan Ayam KUB atau Itik Master tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan RTM melalui hasil ternak

yang diperjualbelikan. Tambahan pendapatan dari hasil Ayam KUB atau Itik Master

Page 42: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

diiharapkan dapat meningkatkan pendapatan RTM. Hingga akhir tahun 2018 realisasi fisik untuk Ayam KUB dan Itik Master disajikan dalam tabel 15.

Tabel 15. Realisasi Distribusi Ayam (DOC) dan Itik (DOD) per 30 Desember 2018

di Propinsi Jawa Barat, Lampung, dan NTB

INDRAMAYU DOC 10.414 520.700 10,157 (97,77%) 507,850 (97,53%)

DOD 1.000 50.000 1,003 (100.3%) 50,150 (100,3%)

Sub Jumlah 11.414 570.700 11.160 558.000

TASIKMALAYA DOC 11.802 590.100 11.802 590.100

GARUT DOC 11.381 569.050 10.622 531.100

CIANJUR DOC 445 22.250 445 22.250

NTB DOC 12.208 610.400 12,180 (99,77%) 609,000 (99,77%)

LAMPUNG DOC 7.173 358.650 7.173 358.650

DOD 1.000 50.000 1.000 50.000

Sub Jumlah 8.173 408.650 8.173 408.650

JUMLAH 55.423 2.771.150 54.382 2.719.100 (98,12%)

KABUPATEN TERNAK

TARGET

RTM

(Org)

REALISASI

RTM s/d

DESEMBER

(Org)

REALISASI

DOC/DOD s/d

DESEMBER (EKOR)

TARGET

DOC/DOD

(Ekor)

Dari tabel diatas 1,88 % RTM yang telah terverifikasi akan tetapi dinyatakan tidak

memenuhi syarat untuk menerima bantuan karena memiliki bangunan rumah permanen, telah meningkat taraf kesejahteraannya, pindah tempat tinggal, telah

meninggal dunia dan tidak ada anggota keluarga lainnya yang menggantikan, serta tidak bersedia menerima bantuan Program Bekerja, sehingga realisasi fisik

sampai dengan akhir tahun 2018 mencapai 98,12 %.

Kegiatan Perkembangan Pembangunan di Wilayah Perbatasan

Wilayah perbatasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang pada hakikatnya adalah "beranda terdepan dari NKRI serta memiliki arti sangat penting dan strategis, baik dari perspektif pertahanan‐keamanan, maupun perspektif ekonomi, sosial, dan

budaya, di mana masing‐masing wilayah memiliki karakteristik yang berbeda

antara satu dengan lainnya. Secara kondisional, wilayah perbatasan Indonesia

umumnya masih terisolir dan tertinggal, selain disebabkan oleh faktor geografis serta terbatasnya fasilitas pendukung pemenuhan kebutuhan dasar, khususnya

kebutuhan sosial ekonomi, juga secara demografis jumlah penduduk di wilayah perbatasan sangat minim. Oleh karena itu, arah kebijakan utama pembangunan

yang tertuang dalam Nawacita ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat wilayah perbatasan dalam kerangka NKRI. Di daerah perbatasan sering terjadi ancaman kekurangan pangan karena distribusi ke daerah

tersebut terkendala oleh masalah transportasi dan cuaca. Sejalan dengan itu,

Page 43: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

Kementerian Pertanian membentuk Program Pengembangan Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Wilayah Perbatasan (LPBE-WP) dengan membentuk Tim

Khusus Pengembangan LPBE-WP.

Sebagai langkah strategis mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus mengurangi kesenjangan kesejahteraan antar wilayah, pengembangan pertanian

di wilayah perbatasan menjadi lumbung pangan berorientasi ekspor membutuhkan dukungan inovasi pertanian dan kebijakan khusus mengingat

keunikan wilayahnya dan berbagai masalah dan kendala yang cukup kompleks. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta diversifikasi produksi pangan

di wilayah perbatasan perlu didukung oleh pengembangan model atau sistem

usaha pertanian yang bersifat spesifik wilayah mengingat adanya keragaman kondisi wilayah, baik bio-fisik lahan maupun sosial budaya dan ekonomi

masyarakatnya. Melalui pengembangan model atau sistem usaha pertanian spesifik wilayah perbatasan tersebut diharapkan dapat meningkatkan

produktivitas, efisiensi produksi dan daya saing hasil pangan di wilayah

perbatasan. Kegiatan yang sudah dilaksanakan meliputi: (i) Konsolidasi dan koordinasi Tim pelaksana, (ii) Penyempurnaan dan Sosialisasi Pedoman Umum

DIP-WP, (iii) Workshop Koordinasi dan Seminar KTI Kegiatan DIP-WP, dan (iv) Advokasi dan monitoring kegiatan DIP-WP di BPTP.

Kegiatan DIP-WP yang dilakukan oleh BPTP sudah cukup sesuai dengan Pedoman Umum Kegiatan DIP-WP yang disempurnakan. Kegiatan DIP-WP yang dilakukan

oleh BPTP untuk propinsi prioritas, berupa (a) Pelatihan calon pelatih (TOT) inovasi

pertanian, (b) Diseminasi melalui pembuatan percontohan implementasi inovasi pertanian, dan (c) Advokasi dan fasilitasi penerapan inovasi pertanian pada

pengembangan LPBE-WP. Sedangkan kegiatan DIP-WP di propinsi non prioritas berupa Analisis potensi dan permasalahan wilayah perbatasan untuk penyusunan

kegiatan LPBE-WP dan DIP-WP.

Materi pelatihan calon pelatih beragam antar kabupaten prioritas, umumnya sejalan dengan komoditas yang dikembangkan pada Demfarm, yaitu berupa

teknologi budidaya termasuk komponen teknologinya untuk tanaman pangan, sayuran dan ternak (Tabel 16). Khusus materi teknologi peternakan termasuk

perkandangan dan pakan berbasis sumberdaya lokal hanya dilakukan di

Kalimantan Utara untuk kerbau dan di Nusa Tenggara Timur untuk ayam kampung. Terlihat pula ada materi pelatihan budidaya komoditas yang prospektif

dan potensial dikembangkan di wilayah perbatasan, seperti: perbanyakan benih pisang di Kalimantan Utara dan Kepri, budidaya kedelai di Kalimantan Barat dan

Papua, budidaya Tomat dan ayam KUB di Nusa Tenggara Timur.

Realisasi pelaksanaan Demfarm di tiap Propinsi dan Kabupaten Prioritas disajikan

pada Tabel 17, yang memperlihatkan adanya keragaman komoditas dan luasnya

Demfarmnya antar Kabupaten, tetapi umumnya masih sejalan dengan komoditas prioritas yang ada didalam Grand Design LPBE-WP. Luasan Demfarm untuk padi

berkisar antara 2-10 ha, sedangkan untuk jagung 2-10 ha dan kedelai 2,5 ha yang sudah cukup luas untuk dilakukan analisis usahatani dan diseminasi teknologi

budidaya tanaman melalui Demfarm. Luasan Demfarm untuk komoditas

Page 44: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

hortikultura adalah 0,2-8 ha untuk cabai, sedangkan untuk bawang merah 0,2-5 ha, tomat 1-6 ha dan terong 1-4 ha. Untuk demfarm tomat, terong dan ayam

kampung hanya dilakukan di Nusa Tenggara Timur karena potensi pasarnya

cukup besar. Fase perkembangan dan keragaan komoditas pada Demfarm juga beragam, tetapi umumnya cukup baik untuk diperlihatkan kepada petani,

penyuluh dan aparat Dinas Pertanian, bahkan produktivitas tanaman yang sudah dipanen meningkat secara signifikan dari yang sebelumnya atau yang diluar

Demfarm. Pada berbagai acara panen bersama dan temu lapang, respon Pemda dan petani positif terhadap inovasi yang diperkenalkan serta mengupayakan

pengembangannya lebih lanjut.

Tabel 16. Pelaksanaan Calon Pelatih (TOT) di Kabupaten Prioritas tahun 2018

Propinsi Kabupaten Materi

Kepulauan Riau Karimun Budidaya jarwo dan perbenihan padi sawah Natuna Budidaya jarwo padi sawah Lingga Budidaya jarwo dan perbenihan padi sawah Bintan Budidaya cabai, sayuran, mangga, buah naga

dan perbanyakan benih pisang Anambas Budidaya padi sawah dan pembuatan pupuk

organik Kalimantan Barat Sambas Pengendalian penyakit Blast dan

Teknologi pasca panen padi Bengkayang Budidaya tumpangsari Padi gogo-Jagung

hibrida, Budidaya padi gogo dan jagung Sanggau Budidaya padi dengan jarwo 2:1, budidaya

tumpangsari padi gogo, jagung dan kedele Kalimantan Utara Nunukan, Malinau Budidaya padi jarwo 2:1, bawang merah dan

cabai, pembuatan pupuk organik, pestisida nabati, hijauan pakan ternak, perbanyakan benih pisang

Papua Merauke, Jayapura Budidaya jarwo padi dan jagung Pegunungan Bintan Budidaya jarwo padi Kerom Budidaya tumpangsari jagung dan kedelai Boven Digul Budidaya kedelai dan sayuran Nusa Tenggara Timur Malaka Budidaya jagung, bawang merah, tomat

Belu Budidaya padi, cabai, tomat dan ayam KUB

Page 45: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

Tabel 17. Pelaksanaan Demfarm di Kabupaten Prioritas tahun 2018

Propinsi, Kabupaten Komoditas Volume (ha, unit)

Kecamatan

Kepulauan Riau Bintan Padi

Cabai Bawang merah

2 0,5 0,25

T. Sebung, T. Bintan Bintan Timur Gunung Kijang

Karimun Padi Jagung

4 2

Teluk Radang Tanjung Batu Kota

Lingga Padi 6 Lingga Timur, Pangga Darat Daik

Anambas Padi 2 Jemaja Timur Kalimantan Barat Sambas Padi 11 Paloh Cabai 0,25 Teluk Keramat Bengkayang Padi-Jagung 2 Sanggau Ledo Padi gogo 5 Seluas Padi unggul lokal 5 Jagoi Babang Sanggau Padi tadah hujan

Padi sawah irigasi Padi gogo - jagung Padi gogo - kedelai Jagung - kedelai

5 5 2

2,5 2,5

Kembayan Sekayam Sekayam Sekayam Sekayam

Kalimantan Utara Nunukan Padi Adan

Bawang merah, cabai 25

0,25; 0,20 Krayan Krayan, Sebatik

Malinau Padi gogo Padi sawah Bawang merah, cabai Kakao

4 10

0,2; 0,2 2

Kayan Selatan Malinau Kayan Selatan Kayan Selatan

Papua Merauke Padi, jagung 10; 10 Tanah Miring Jayapura Padi, jagung 5; 1 Muara Tani Boven Digoel Jagung, Kedelai 1; 1,5 Jair Kerom Jagung, bawang

merah 1; 0,2 Arso Timur, Mareem

Pengunungan Bintan Padi, kedelai 1; 1 Oksibil, Serambokan NusaTenggaraTimur Malaka Jagung

Bawang merah, cabai, tomat, terong

10 5; 8; 1; 1

Wewiku Malaka Barat

Belu Tomat, cabai, terong Ayam KUB

6; 5; 4 1 unit

Raihat, Kakuluk Mesak Raihat

Pembelajaran dan Pengembangan Kedepan

Dari pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan LPBE-WP dan DIP-WP

dapat ditarik beberapa pelajaran untuk perbaikan program dan kegiatan kedepan,

antara lain : (1) Banyak komoditas pangan yang potensial dan prospektif bisa dikembangkan di Wilayah Perbatasan selain komoditas yang tertera dalam Grand

Design Pengembangan LPBE-WP, untuk mendukung ekspor dan pengembangan ekonomi di Wilayah Perbatasan, (2) Pemilihan komoditas dan produk yang

dikembangkan di Wilayah Perbatasan harus benar-benar disesuaikan dengan

permintaan dan kebutuhan pasar negara sasaran ekspor, (3) Untuk keberlanjutan

Page 46: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

pengembangan inovasi pertanian oleh petani di Wilayah Perbatasan perlu didukung kajian ekonomi dan rekayasa sosial kelembagaan pertanian terutama

(termasuk pertanian korporasi) yang mengakar sosial budaya masyarakat

setempat, (4) Harga produk pertanian yang dikembangkan perlu diupayakan sesuai dengan negara sasaran ekspor melalui sistem produksi dengan efisiensi

tinggi melalui dukungan inovasi pertanian, (5) Kualitas dan harga produk pertanian perlu diupayakan sesuai dengan negara sasaran ekspor melalui

penerapan GAP dan GHP serta sistem produksi efisiensi tinggi, (6) Peran dan partisipasi aktif jajaran Pemda serta pelaksana program LPBE-WP baik dari sisi

produksi maupun pemasaran termasuk penjaringan eksportir dan importer.

Peran dan partisipasi aktif jajaran Pemda yang diperlukan terutama dalam hal : (a) Menggerakkan partisipasi stakeholders termasuk masyarakat pertanian di

daerah dalam peningkatan dan pemasaran termasuk ekspor produksi pangan di Wilayah Perbatasan, (b) Mendorong serta memfasilitasi investasi swasta dan

eksportir dalam pengembangan LPBE-WP, (d) Memfasilitasi dan mempercepat

pengembangan infrastruktur dan kelembagaan pertanian di Wilayah Perbatasan, (d) Menindak-lanjuti peluncuran ekspor yang sudah dilakukan dan mendorong

inisiasi ekspor komoditas pertanian lainnya, dan (e) Mengkoordinasikan institusi terkait di daerah (terutama Dinas Pertanian, PUPR, Perdagangan, Perhubungan,

Perbankan) terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan pengembangan LPBE-WP.

3.2. Akuntabilitas Keuangan (Unaudited)

1. Alokasi Anggaran

Untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2018, Balitbangtan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.2.092.710.111.000,-

yang terdiri dari belanja pegawai Rp.501.269.866.000,-belanja barang

Rp.1.286.544.813.000,- dan belanja modal sebesar Rp.304.895.432.000,-.

Gambar 2. Grafik Persentase Pagu Anggaran

23,95

61,48

14,57

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Page 47: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

Memperhatikan komposisi penyediaan anggaran diatas memperlihatkan belanja barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi. Hal tersebut dapat

digunakan sebagai indikator bahwa operasional pelaksanaan kegiatan di

Balitbangtan, lebih membutuhkan belanja barang, termasuk untuk pendanaan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian. Sedangkan belanja modal

dibutuhkan untuk melengkapi kegiatan penelitian maupun operasional berupa peralatan dan atau bangunan.

2. Realisasi Anggaran (Unaudited)

Realisasi belanja Balitbangtan sampai 31 Desember 2018 (data dari SPAN yang

diambil pada 27 Januari 2019) adalah senilai Rp. 1.884.401.372.999,- atau sebesar 90,05%. Selengkapnya persentase realisasi per belanja dapat dilihat pada grafik

berikut.

Gambar 3. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran

Balitbangtan TA 2018 Per Belanja

Sedangkan anggaran dan realisasi belanja per kegiatan sampai dengan 31

Desember 2018 sebagai berikut :

-

200.000.000.000

400.000.000.000

600.000.000.000

800.000.000.000

1.000.000.000.000

1.200.000.000.000

1.400.000.000.000

Pegawai Barang Modal

Pagu 501.269.866.0 1.286.544.813 304.895.432.0

Realisasi 475.648.882.4 1.122.723.547 286.028.943.5

Persentase 94,89 87,27 93,81

Rp

(Ju

ta)

Pagu Realisasi Persentase

Page 48: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

Gambar 4. Perbandingan (Persentase) Realisasi Terhadap Pagu Anggaran

Balitbangtan TA 2018 Per Eselon II

Dari gambar realiasasi anggaran per kegiatan di atas, dapat dilihat bahwa

kesepuluh kegiatan Balitbangtan telah mencapai realisasi anggaran berkisar antara 82,49-99,58 %. Beberapa kendala satker masih memiliki penyerapan di bawah 90

% yaitu Litbang Peternakan (82,49%), Dukungan Manajemen dan Fasilitas (87,28%) dan Litbang Inovasi (87,96%) disebabkan adanya kurang optimalnya

penyerapan anggaran dari pengadaan pakan ternak dan vaksin untuk mendukung

kegiatan BEKERJA (realisasi pada triwulan 1 tahun 2019) dan adanya standing contractual sebesar Rp. 1,6 Milyar dan sudah diblokir sebesar Rp. 1,5 Milyar

sampai dengan akhir Desember 2018.

Belanja Pegawai

Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2018 adalah senilai Rp.475.648.882.471,- atau sebesar 94,89% dari pagu anggaran setelah dikurangi pengembalian senilai

Rp.25.620.983.529,-.

Belanja Barang

Realisasi belanja barang sampai dengan 31 Desember 2018 adalah senilai

Rp.1.122.723.547.000,- atau sebesar 87,27% dari pagu anggaran setelah dikurangi pengembalian senilai Rp.163.821.266.000,-.

Belanja Modal

Realisasi belanja modal sampai dengan 31 Desember 2018 adalah senilai Rp.286.028.943.528,- atau sebesar 93,81% dari pagu anggaran setelah dikurangi

pengembalian senilai Rp.18.866.488.472,-.

95,99 99,58 96,2087,96 94,16 98,20 97,84

82,4996,90

87,28

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Kegiatan

Page 49: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

3. Pengelolaan PNBP

Target PNBP lingkup Badan Litbang Pertanian TA 2018 yang tercantum dalam

DIPA AWAL total sebesar Rp. 20.850.311.000,-. Terdapat 20 satker yang

melakukan revisi penambahan target PNBP sehingga total Target PNBP 2018 setelah revisi menjadi Rp. 36.693.246.000,-. Dari target tersebut sampai dengan

tanggal 31 Desember 2018 realisasi PNBP sebesar Rp. 52.438.918.388,- atau 142,91%.

Sebagian besar realisasi pendapatan satker berasal dari penerimaan :

1. Setoran pendapatan penjualan hasil pertanian dan perkebunan.

2. Pendapatan penjualan hasil peternakan.

3. Pendapatan jasa analisa laboratorium.

4. Pendapatan sewa tanah, gedung dan bangunan.

5. Setoran pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu.

Sesuai Surat Sekretaris Jenderal Kementan nomor B-2008/KU.030/A/05/2017

tanggal 26 Mei 2017 hal Jadual Revisi Target dan Pagu PNBP Kementan, pada

tahun 2018 telah dilakukan revisi penambahan Target dan Pagu PNBP yang dilakukan dalam 3 Tahap (Bulan April, Juli dan Oktober 2018). Satker yang

melakukan revisi penambahan target dan pagu PNBP 2018 dikarenakan realisasi penerimaan fungsionalnya sudah melebihi 100%.

Namun demikian ada beberapa satker yang sampai 31 Desember 2018 realisasinya belum mencapai 100%, yaitu BPTP Kepulauan Riau sebesar 40,67% dan Balai

Penelitian Tanaman Hias sebesar 97,35%.

4. Pengelolaan Hibah

Untuk membiayai kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2018, Balitbangtan mendapat alokasi yang bersumber dari Pendapatan Hibah

Langsung sebesar Rp. 11.057.767.730,-. Dari pendapatan tersebut sebesar

Rp. 8.581.564.853,- (77,61%) dibelanjakan sampai dengan bulan Desember 2018.

Proyek Hibah Langsung di Badan Litbang Pertanian terdiri atas 19 judul/register

yang dikelola oleh 14 satker dan berasal dari 11 pendonor, yaitu : ACIAR/Australia, Research Council of Norway, FAO, Arcadia Bioscience, Inc, OCP Maroko,

CIAT/IFPRI, Michigan University, AFACI, University of Queensland, APAARI,

NZAGRC.

Page 50: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

BAB IV. PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan Balitbangtan adalah mendukung program Eselon I lainnya

dan pencapaian visi dan misi Kementan. Bentuk dukungan utamanya adalah penyediaan teknologi, benih sumber dan rekomendasi kebijakan.

Secara umum sasaran strategis Balitbangtan yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019 telah berhasil dicapai dalam mendukung program Kementan untuk

menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Capaian sasaran Balitbangtan tahun 2018 diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2018 sebagian besar telah tercapai (bahkan melebihi target yang ditetapkan). Secara keseluruhan rata-

rata kriteria capaian sangat berhasil (117,15%). Adapun capaian fisik masing – masing IKU berkisar antara 91,57% - 188,35%. Secara rinci, capaian kinerja

Balitbangtan dengan kriteria capaian “Sangat Berhasil” terdapat pada 2 (dua)

indikator, sedangkan 3 (tiga) indikator lainnya dengan kriteria capaian “Berhasil”.

Pagu anggaran untuk memfasilitasi kegiatan mendukung ketercapaian 3 sasaran

program yang diuraikan menjadi 5 indikator kinerja Balitbangtan tahun 2018 sebesar Rp. 1.843,81 milyar, dengan realisasi sebesar Rp. 1.663,46 milyar atau

sebesar 90,22%. Secara umum capaian keuangan masing-masing indikator kinerja melebihi 84,57%, dengan kisaran capaian antara 84,57% sampai 94,80%. Dengan

mensinkronkan ketercapaian realisasi keuangan dan fisik di atas, diperoleh nilai

efisiensi sebesar 100%. Hal ini berarti Balitbangtan telah melakukan efisiensi sebesar 100% dari pagu anggaran yang dialokasikan untuk mencapai 100% target

kinerja.

Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum didukung oleh sumberdaya yang

ada, terutama SDM peneliti, litkayasa dan tenaga administrasi yang memadai.

Namun demikian, masih terdapat kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran. Kendala teknis maupun non teknis seperti kendala musim,

pencairan dana dan proses pengadaan yang terlambat masih dialami pada pelaksanaan kegiatan di beberapa UK/UPT lingkup Balitbangtan.

Upaya perbaikan tetap dilakukan oleh seluruh jajaran Balitbangtan dalam rangka

tercapainya sasaran kegiatan, dengan meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan memperbaiki fungsi

manajemen, terutama pada tahap perencanaan dengan penekanan pada upaya antisipasi faktor-faktor resiko.

Page 51: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Laporan Kinerja Tahun 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

LAMPIRAN

Page 52: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 1. Struktur Organisasi Balitbangtan

SETBALITBANGTAN

BALITBANGTAN

BB PADI

BALITKAB

I

BALIT SEREAL

LOLIT TUNGRO

BALAI PATP

PUSLITBAN

G TAN

BBP MEKTAN

BB

BIOGEN BB

PASCAPANEN

PUSLITBANG HORTI

BALITSA

BALITBU TROPIKA

BALITHI

BALIT JESTRO

PUSLITBANG BUN

BALITTRO

BALITTAS

BALIT

PALMA

BALITTRI

PUSLITBANG NAK

BALITNAK

LOLITSAPI

LOLIT KAMBING

BB LITVET BBSDLP

BALITRA

BALIT TANAH

BALIT KLIMAT

BALINGTAN

33 BPTP

BB P2TP

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

PERTANIAN

TAHUN 2017

Page 53: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 2. Data Kebun Percobaan Lingkup Balitbangtan

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

1 Sukamandi 3.956.960 Sawah Irigasi, lahan kering, dan lahan rawa

Gedung kantor, perumahan negara, jalan, lahan penelitian/percobaan, dan rumah kaca

2 Kuningan 293.080 Sawah Irigasi, tadah hujan, dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, lahan penelitian/percobaan, dan lantai jemur

3 Pusakanagara 476.800 Sawah irigasi Gedung kantor, lahan penelitian/percobaan, dan lantai jemur

4 Muara 399.237 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, perumahan negara, jalan, lahan penelitian/percobaan, rumah kaca, dan lantai jemur

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

5 Kendal Payak 282.429 Sawah irigasi dan tadah hujan

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

6 Jambegede 111.345 Sawah irigasi Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

7 Muneng 286.500 Tadah hujan dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

8 Genteng 313.540 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

9 Ngale 481.200 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanaman Serealia

10 Maros 1.360.169 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, perumahan negara, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

11 Bajeng 500.000 Lahan kering Lahan penelitian/percobaan

12 Bontobili 209.301 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Page 54: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Loka Penelitian Penyakit Tungro

13 Lanrang 416.862 Tadah hujan dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanaman Sayuran

14 Margahayu/ Cikole 405.382 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

15 Berastagi 259.738 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika

16 Aripan 968.000 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

17 Sumani 250.000 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

18 Wera 1.008.800 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

19 Cukur Gondang 130.290 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

20 Kraton 76.800 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

21 Pandean 34.170 Lahan kering dataran rendah

Gedung kantor, gudang benih dan alat, dan kebun produksi mangga

Balai Penelitian Tanaman Hias

22 Segunung 106.000 Lahan Kering Bangunan kantor, aula, emplasemen, laboratorium, musholla, guest house, mess, rumah dinas, rumah kaca, rumah sere rumah plastik, lahan penelitian/percobaan, koleksi plasma nutfah, agro widya wisata dan lahan tanaman produksi.

Page 55: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

23 Cipanas 75.000 Lahan Kering Bangunan kantor, laboratorium, gudang, guest house, aula, mushola, mess, rumah dinas, emplasemen, bangunan rumah kaca/sere/plastik permanen, bangunan rumah plastik tidak permanen, lahan penelitian lapangan, dan lahan tanaman produksi.

24 Pasar Minggu 3.800 Lahan Kering Bangunan dan emplasemen kantor, laboratorium, rumah sere, rumah kaca, dan lahan penelitian lapangan.

Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik

25 Tlekung 129.600 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

26 Punten 27.030 Lahan basah dataran tinggi

Gedung kantor, dan lahan penelitian/ percobaan

27 Banjarsari 47.600 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

28 Banaran 12.195 Lahan basah dataran tinggi

Gedung kantor, gudang benih dan alat, sebagai koleksi pohon induk apel

29 Kliran 6.005 Lahan kering dataran tinggi

Gedung kantor, gudang benih dan alat, sebagai koleksi pohon induk apel

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

30 Cimanggu 446.360 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

31 Manoko 207.000 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

32 Cicurug 9.515 Tadah hujan dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

33 Laing 750.000 Lahan kering Gedung kantor, dan lahan penelitian/percobaan

Page 56: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

34 Sukamulya 485.600 Tadah hujan dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

35 Cikampek 149.430 Lahan kering Gedung kantor, dan lahan penelitian/percobaan

36 Cibinong 51.200 Lahan kering Gedung kantor, rumah, dan lahan penelitian

Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

37 Karangploso 178.975 Sawah irigasi, tadah hujan, dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

38 Pasirian 43.865 Tadah hujan dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

39 Asembagus 400.644 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

40 Sumberrejo 265.040 Sawah irigasi, tadah hujan, dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

41 Muktiharjo 952.102 Lahan kering Gedung kantor dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanaman Palma

42 Paniki 400.800 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

43 Mapanget 475.900 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

44 Kayuwatu 392.375 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

45 Kima Atas 609.900 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar

46 Pakuwon 1.596.043 Lahan kering Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

47 Cahaya Negeri 300.000 Lahan kering Gedung kantor, perumahan, jalan, lahan penelitian

Page 57: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

48 Gunung Putri 67.400 Lahan kering Gedung kantor, mess, rumah kaca, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

Balai Besar Penelitian Veteriner

49 Cimanglid 200.000

Balai Penelitian Ternak

50 Ciawi 50.000 Lahan kering Jalan dan lahan penelitian/percobaan

51 Paseh Subang 380.300 Lahan kering Gedung kantor, perumahan negara, dan lahan penelitian/percobaan

52 Cilember 11.128 Lahan sawah Lahan penelitian pakan

53 Pasir Jambu Kaum Pandak 104.825 Lahan tadah hujan

Gedung kantor, gudang, alat-alat pertanian, dan lahan penelitian/percobaan

54 Cicadas 58.810 Lahan kering Lahan penelitian dan kandang percobaan

Loka Penelitian Kambing Potong

55 Sungei Putih 488.000 Lahan kering, tadah hujan, dan lahan rawa

Gedung kantor, dan lahan penelitian/percobaan

Loka Penelitian Sapi Potong

56 Ranuklindungan 86.700 Lahan kering, dataran rendah

Lahan penelitian dan percobaan

57 Gratitunon 100.475 Lahan kering, dataran rendah

Gudang dan lahan penelitian dan percobaan

58 Sumberagung 48.380 Lahan kering, dataran rendah

Gudang dan lahan penelitian dan percobaan

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

59 Banjarbaru 441.794 Tadah hujan, lahan kering, dan lahan rawa

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Page 58: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

60 Binuang 215.781 Tadah hujan, lahan kering, dan lahan rawa

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

61 Tanggul 490.000 Lahan rawa Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

62 Belandean 231.831 Lahan pasang surut

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

63 Handil Manarap 216.145 Lahan pasang surut

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/percobaan

Balai Penelitian Tanah

64 Taman Bogo 201.400 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

65 Jakenan 309.050 Tadah hujan Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

66 Pacet 28.893 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

67 Cikeumeuh 116.600 Lahan kering Gedung kantor, jalan, lahan penelitian/percobaan, dan rumah kaca

68 Citayam 22.800 Sawah irigasi dan lahan kering

Gedung kantor, jalan, dan lahan penelitian/ percobaan

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

69 Serpong 304.140 Lahan kering Bangunan kantor, lahan untuk penelitian dan percobaan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

Page 59: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

70 Paya Gajah 1.411.200 Lahan kering · Kantor, Gudang (UPBS) dan Rumah Dinas · Kebun kelapa dan kakao.

71 Gayo 198.830 Lahan kering · Kantor, Gudang/bengkel, Rumah Dinas Tanaman kopi: kebun plasma nutfah dan kebun produksi.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

72 Gurgur 400.000 Lahan kering Kantor, rumah dinas, mess, lahan kering untuk pertanaman

73 Pasar Miring 200.000 Lahan sawah Kantor, rumah dinas, mess, gudang alat, gudang hasil, lantai jemur, lahan sawah untuk pertanaman padi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

74 Sukarami 1.260.300 Lahan kering/tadah hujan

Kantor, Auditorium, Laboratorium, dan Perumahan Karyawan

75 Sitiung 1.020.000 Lahan kering Perkantoran, laboratorium, perpus-takaan, rumah kaca, rumah kawat, bengkel, gudang peralatan, gudang hasil, ruang pertemuan, Guest House, stasiun Klimatologi, waduk, lantai jemur, traktor

76 Bandar Buat 12.000 Dataran rendah Kantor, Mess dan Gudang

77 Rambatan 69.477 Lahan kring Gedung kantor, stasiun klimatologi, gudang, bengkel dan lahan penelitian dan pengkajian

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau

78 Siak Hulu 122.000

79 Kubang Jaya 40.000

Page 60: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

80 Sungai Tiga 34.000

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

81 Kayu Agung 260.600 Dataran rendah Kantor, bengkel, rumah genset, lantai jemur, rumah jabatan, rumah dinas, mess.

82 Karang Agung 200.000 Pasang Surut/ Dataran rendah

Kantor, Rumah dinas, Aula, Dormitory, Lantai jemur, gudang alat/bahan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung

83 Tegineneng 109.500 Dataran rendah Gedung Kantor, gudang, Perumahan, embung dan lahan pertanian

84 Natar 600.000 Dataran rendah Gedung kantor, Mess, lab., show room, green house, bengkel, musholla

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Bangka Belitung

85 Petaling 240.000 Lahan Kering Dataran Rendah

Gedung kantor, penampungan air, gudang, traktor, handtraktor, greenhouse, kandang sapi, kandang ayam, dan kandang kambing.

Visitor plot dengan jenis tanaman kebun induk durian, kebun kelapa, kebun karet, koleksi lada, tanaman rempah dan obat.

86 Koba 100.000

87 Batu Betumpang 400.000

88 Gantung 150.000

Page 61: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

89 Singamerta 69.882 Dataran rendah Kantor BPTP, kantor KP, Mess, Tempat /lantai jemur, gudang benih, rumah dinas, gudang saprodi, pagar pengaman beton berkawat, lab paengolahan hasil, saung meeting/gazebo,tower instalasi air bersih.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

90 Cipaku 35.720 Lahan kering Gedung kantor, gudang, traktor, greenhouse dan screenhouse

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

91 Batang 50.000

92 Magelang 20.000

93 Ungaran 23.000

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

94 Banyakan 41.800 Lahan Kering

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

95 Karangploso 80.300 Lahan kering · Kantor , rumah dinas, garasi, green house, rumah mesin pompa air, infrastruktur

· Koleksi buah-buahan dan tanaman semusim

96 Mojosari 299.400 Lahan sawah irigasi

· Gudang dan lantai jemur, kandang, bengkel dan peralatan

· Koleksi plasma nutfah

Page 62: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat

97 Sandubaya 71.000 Dataran rendah iklim kering

· Perkantoran, rumah dinas, green house, aula, lab hama, ruang prosesing, rumah kaca, sumur pompa, rumah genset, lantai jemur, kandang ternak.

· Koleksi plasma nutfah

· Koleksi hijauan makanan ternak (HMT)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur

98 Naibonat 400.000 Dataran rendah iklim kering

Gedung perkantoran dan bangunan tempat tinggal

99 Maumere 59.900 Lahan kering Gedung kantor, bangunan tempat tinggal, hand tractor, dan peralatan klimatologi

100 Lili 410.000 Lahan kering Gedung kantor, bangunan tempat tinggal, alat besar/traktor dan truk roda 4

101 Waingapu 1.001.300 Lahan kering Gedung kantor, hand tractor, kandang sapi, timbangan sapi dan truk roda 4

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat

102 Simpang Monterado 1.599.000 Lahan kering Gedung kantor, gudang benih, gudang pupuk, gudang bengkel, bangunan rumah dinas, rumah dinas tipe 50 sebanyak 2 unit, pagar kayu dan kawat, rumah kaca, rumah dinas tipe 70 sebanyak 1 unit, rumah dinas tipe 28 kopel sebanyak 6 unit, stasiun klimatologi

Page 63: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

103 Selakau 493.000 Lahan pasang surut

Kantor dan laboratorium, gudang saprodi, bengkel, rumah kaca, jembatan, jalan kebun, bangunan clean drying sistem pembakaran, bangunan clean drying sistem blower, gedung serbaguna/aula, garasi mobil, reservoir/sarana air bersih, pagar kawat dan kayu, rumah jabatan

104 Sungai Kakap 125.440 Lahan pasang surut

Garasi dan gudang benih, green house, kandang sapi, kandang kambing, kandang itik, rumah pemijahan ikan dan kolam, pagar keliling kebun, rumah dinas

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah

105 Unit Tatas 250.000 Lahan pasang surut

Gedung kantor, rumah dinas (terbakar oktober 2004), genset, traktor mini

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan

106 Barabai 98.866 Lahan Kering Gedung Kantor, Rumah Dinas, Lantai Jemur (rusak), Gudang, Hand Tracktor, Threser, Sepeda Motor roda 2 dan roda 3 (Kaisar)

Page 64: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

107 Pelaihari 125.600 Lahan Sawah Tadah Hujan dan Lahan Kering

Gedung Kantor, Rumah Dinas, Lantai Jemur, Gudang Peralatan, Gudang (UPBS), , Hand Tracktor, Threser, Sepeda Motor roda 2 dan roda 3 (Kaisar), Drier

108 Alabio 69.700 Lahan Lebak Gedung Kantor, Rumah Dinas, Lantai Jemur, Kandang Itik, Sepeda Motor roda 2

109 Banjarbaru 60.000 Lahan Kering

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

110 Lempake 100.437 Lahan sawah irigasi

Bangunan kantor, perpustakaan, gudang/bengkel, bangunan penunjang, genset, rumah jabatan, lantai jemur

111 Samboja 99.996 Lahan kering Bangunan kantor, gudang, lantai jemur, kandang, rumah negara tipe C, mess

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara

112 Kalasey 500.000 Lahan kering Bangunan kantor dan rumah tinggal

113 Pandu 925.000 Dataran rendah Ditetapkan sebagai pusat plasma nutfah kelapa Internasional Asia Tenggara dan Timur

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah

114 Sidondo 300.000 Lahan kering Kantor/laboratorium, green house, lantai jemur, bengkel/garasi, gudang pupuk, gudang benih

Page 65: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan

115 Luwu 340.086 Lahan kering Tanah sawah, tanah tegalan, kantor, rumah type 70, gudang, lantai jemur, sepeda motor, traktor besar, traktor mini, traktor tangan, hand sprayer, pemipil jagung, perontok padi

116 Jeneponto 276.031 Lahan kering Kantor, mess, rumah tipe 70, rumah tipe 45, rumah tipe 36, rumah kaca, bangunan peneliti, rumah sere, garasi/bengkel, lantai jemur, rumah genset, mini traktor.

117 Bone - Bone 362.000 Lahan kering Tanah kebun, tanah konservasi, mess, rumah tipe 70, gardu listrik, spd motor, traktor besar, generator, power sprayer, mesin potong rumput, pompa air

118 Gowa 962.002 Lahan kering · Rencana kerjasama dengan KepMenristek untuk membangun pusat informasi dan transfer teknologi pertanian (center of excellencet)

· Gudang alat, gudang hasil, gudang sortasi, rumah tipe 70, rumah tipe 50, rumah tipe 36, mess, oven tembakau, rumah kaca, head house, rumah genset, jaringan listrik, water thank, lantai jemur, bengkel, laboratorium, kandang domba/sapi, traktor

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara

119 Wawotobi 197.000 Lahan sawah irigasi

Gedung kantor, rumah dinas, gudang

120 Onembute 200.000 Lahan kering Tidak ada bangunan, tanaman jambu mete (terpelihara-plasma nutfah)

Page 66: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satuan Kerja Luas KP (m²) Agroekosistem Fasilitas Yang Tersedia

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Gorontalo

121 Tilong Kabila 35.000 Lahan kering Lahan penelitian/percobaan

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku

122 Makariki 3.069.000 Lahan kering Gedung kantor, mess, rumah dinas (rusak), alat pertanian (rusak)

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku Utara

123 Bacan 2.790.000 Lahan kering Gedung kantor, aula/rapat, gudang bahan, gedung teknisi, ruang genset, gedung bengkel dan bahan, gedung mess, instalasi air bersih dan bak penampung.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

124 Jayawijaya 1.900 Lahan kering dataran tinggi

Rumah dinas

125 Merauke 7.420 Lahan kering dataran rendah

Kantor, rumah dinas, rumah jabatab, guest house

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat

126 Manokwari 20.000 Lahan kering dataran rendah

Pagar, instalasi air, gedung kantor, rumah negara, guest house, bak air, mesin potong rumput

127 Sorong 12.000 Lahan kering dataran rendah dan rawa

Tanah bangunan kantor, menara/bak air, gedung kantor, gudang alat, rumah dinas, hand tractor, mesin sanyo

128 Andai 200.000

Total 47.126.721

Page 67: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 3. Daftar Laboratorium lingkup Balitbangtan yang Sudah Berstatus Akreditasi

No. Satker Nama Laboratorium Status Akreditasi Tahun

Akreditasi

1 BB Padi Sukamandi Laboratorium Mutu Beras

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

2 BB Padi Sukamandi Laboratorium Plasma Nutfah/Mutu Benih

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

3 BB Padi Sukamandi Laboratorium Proximat SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

4 Balitkabi Laboratorium Pemuliaan / Benih

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

5 Balitkabi Laboratorium Servis / Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

6 Balitkabi Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

7 Balitsereal Laboratorium Pengujian Benih

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

8 Balitsa Laboratorium Ekofisiologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

9 Balitsa Laboratorium Fisiologi Hasil

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

10 Balitsa Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

11 Balitbu Laboratorium Uji Mutu Benih

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

12 Balithi Laboratorium Virologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

13 Balitjestro Laboratorium Fitopatologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

14 Balitjestro Laboratorium Pemuliaan SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

15 Balittro Laboratorium Servis/Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

16 Balittas Laboratorium Ekofisiologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

17 Balitpalma Laboratorium Fisiologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

18 Balitnak Laboratorium Fisiologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2005

19 Balitnak Laboratorium Servis/Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2005

Page 68: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satker Nama Laboratorium Status Akreditasi Tahun

Akreditasi

20 BB Litvet Laboratorium Bakteriologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

21 BB Litvet Laboratorium BSL3.(Biosafety Level 3 ) (Zoonosis)

SNI ISO/IEC 17025:2005 2016

22 BB Litvet Laboratorium Mikologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

23 BB Litvet Laboratorium Parasitologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

24 BB Litvet Laboratorium Patologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

25 BB Litvet Laboratorium Toksikologi

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

26 BB Litvet Laboratorium Virologi SNI ISO/IEC 17025:2005 2013

27 Lolitsapot Laboratorium Nutrisi Ternak

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

28 Balittra Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

29 Balittanah Laboratorium Biologi dan Kesehatan Tanah

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

30 Balittanah Laboratorium Fisika Tanah

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

31 Balittanah Laboratorium Servis/Kimia Tanah

SNI ISO/IEC 17025:2005 2013

32 Balingtan Laboratorium Residu Bahan Agrokimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

33 Balingtan Laboratorium Terpadu SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

34 BB Biogen Laboratorium Bank Gen SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

35 BB Biogen Laboratorium Biologi Molekuler

SNI ISO/IEC 17025:2005 2005

36 BB Pascapanen Laboratorium Fisik SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

37 BB Pascapanen Laboratorium Kimia/Biokimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

38 BB Mektan Laboratorium Pengujian SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

Page 69: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

No. Satker Nama Laboratorium Status Akreditasi Tahun

Akreditasi

39 BPTP Sumut Laboratorium Servis/Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2014

40 BPTP Sumbar Laboratorium Servis/Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2013

41 BPTP Riau Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2016

42 BPTP Jabar Laboratorium

Pemuliaan/Benih

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

43 BPTP Jateng Laboratorium Kimia SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

44 BPTP Yogyakarta Laboratorium Kimia Tanah

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

45 BPTP Jatim Laboratorium Perbenihan

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

46 BPTP NTB Laboratorium Servis/Kimia

SNI ISO/IEC 17025:2005 2013

47 BPTP NTT Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

48 BPTP Sulsel Laboratorium BPTP Sulsel

SNI ISO/IEC 17025:2005 2015

49 BPTP Kaltim Laboratorium Tanah SNI ISO/IEC 17025:2005 2012

Page 70: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 4. Target dan Alokasi Anggaran dari Sasaran Program dan Indikator Kinerja Balitbangtan 2018-2019

Sasaran Program Indikator Kinerja Target Alokasi (Milyar Rupiah)

Total 2018 2019 2018 2019

Dimanfaatkannya inovasi teknologi pertanian

Rasio hasil penenlitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir)

60 70 2.757,48 2.702,36 11.776,8

Meningkatnya kualitas layanan dan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

3 3

Nilai pemeringkatan informasi publik Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

90 90

Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Nilai AKIP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian berdasarkan penilaian Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

82.75 83

Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011)

93 93.5

Page 71: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 5. Revisi Perjanjian Kinerja (PK) Balitbangtan 2018 (Bulan Desember)

Page 72: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 73: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 74: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 6. Surat Keputusan Kepala Balitbangtan tentang Pembentukan Tim Pelaksana Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah lingkup

Balitbangtan

Page 75: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 76: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 77: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 78: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 79: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 7. Contoh Matriks Renaksi AKIP Triwulanan

NO Sasaran Program IKSP Satuan target IKSK Target IKA Target Penanggung

jawab

Ukuran Keberhasilan

B03,B06,B09,B12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 11

1 SP1 Dimanfaatkannya inovasi teknologi pertanian

1 Rasio hasil penelitian yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) terhadap hasil penelitian yang dihasilkan (5 tahun terakhir)

% 60 Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

16 Jumlah Hasil Litbang Tanaman Pangan yang telah didiseminasikan

3 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

B03 B06 B09 B12

.

Page 80: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

IKSK Target IKA Target Penanggung

jawab

Ukuran Keberhasilan

B03,B06,B09,B12

% Capaian

Permasalahan

Tindak Lanjut

Evaluasi Tindak Lanjut

Keterangan

8 9 10 11 12 11 12 13 14 15 16

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan tanaman pangan yang dimanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

16

Jumlah Hasil Litbang Tanaman Pangan yang telah didiseminasikan

3

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

B03 .

B06

B09

B12

Page 81: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,

Lampiran 8. Tindak Lanjut Laporan Hasil Reviu Laporan Kinerja (LAKIN) Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Page 82: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 83: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 84: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 85: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 86: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,
Page 87: Kementerian Pertaniansakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN BALITBANGTAN 2018...dan kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian yang akan dilaksanakan, dengan menganalisis potensi,